KONSEP DASAR
1. Definisi
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel – sel tubuh.
Secara normal elemen tersebut diperoleh dngan cara menghirup oksigen setiap kali
bernapas. Penympaian O2 kejaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi,
kardiovaskuler, dan keadaan hematologi. Dalam keadaan biasa, manusia
membutuhkan sekitar 300 cc oksigen perhari (24 jam) atau sekitar 0,5 cc tiap menit.
Respirasi berperan dalam mempertahankan kelangsungan metabolisme sel. Sehingga
diperlukan fungsi respirasi yang adekuat. Agar sel melakukan metabolisme untuk
menghasilkan energi, sel memerlukan suplai oksigen dan nutrisi yang cukup pada
tubuh. Nutrisi diperoleh dari asupan (intake) makanan dan cairan. Proses respirasi
adalah proses keluar masuknya udara ke paru – paru dan terjadi pertukaran gas
(Tarwoto dan Wartonah, 2006)
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem (kimia atau
fisika). Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat
dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon
dioksida, energi, dan air. Akan tetapi penambahan O2 yang melebihi batas normal
pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup berbahaya terhadap aktifitas sel
(Wahit Iqbal Mubarak, 2007).
Tujuan terapi oksigenasi :
1. Mengembalikan PO2 arterial pada batas normal.
2. Mengoreksi kondisi hipoksia dan oksigenasi dapat diberikan secara adekuat.
3. Mengembalikan frekuensi pernapasan dalam batas normal.
4. Untuk mempertahkan oksigen yang adekuat pada jaringan.
5. Untuk menurunkan kerja jantung.
6. Untuk menurunkan kerja paru-paru.
1
2. Etiologi
Faktor - faktor yang menyebabkan klien mengalami gangguan oksigenasi menurut
NANDA (2011) yaitu: hiperventilasi, hipoventilasi, deformitas tulang dan dinding
dada, nyeri, cemas, penurunan energi atau kelelahan, kerusakan neuromuscular,
kerusakan muskoloskeletal, kerusakan kognitif atau persepsi, obesitas, posisi tubuh,
imaturitas neurologis kelelahan otot pernafasan dan adanya perubahan membrane
kapiler-alveoli.
3. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi atau pencetus dari adanya gangguan oksigenasi yaitu :
1. Gangguan jantung
Ketidakseimbangan jantung meliputi ketidakseimbangan konduksi, kerusakan
fungsi vaskular, hipoksia miokard, kondisi-kondisi kardiomiopati, dan hipoksia
jaringan perifer.
2. Kapasitas darah untuk membawa oksigen.
3. Faktor perkembangan.
Pada bayi prematur berisiko terkena penyakit membran hialin karena belum matur
dalam menghasilkan surfaktan. Bayi dan toddler berisiko mengalami infeksi
saluran pernafasan akut. Pada dewasa, mudah terpapar faktor risiko
kardiopulmoner. System pernafasan dan jantung mengalami perubahan fungsi
pada usia tua / lansia.
4. Perilaku atau gaya hidup.
Nutrisi mempengaruhi fungsi kardiopilmonar. Obesitas yang berat menyebabkan
penurunan ekspansi paru. Latihan fisik meningkatkan aktivitas fisik metabolisme
tubuh dan kebutuhan oksigen. Gaya hidup perokok dikaitkan dengan sejumlah
penyakit termasuk penyakit jantung, PPOK, dan kanker paru.
4. Patofisiologi
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan transportasi. Proses
ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari dan ke
paru-paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka oksigen tidak dapat
2
tersalur dengan baik dan sumbatan tersebut akan direspon jalan nafas sebagai benda
asing yang menimbulkan pengeluaran mukus. Proses difusi (penyaluran oksigen dari
alveoli ke jaringan) yang terganggu akan menyebabkan ketidakefektifan pertukaran
gas. Selain kerusakan pada proses ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transportasi
seperti perubahan volume sekuncup, afterload, preload, dan kontraktilitas miokard
juga dapat mempengaruhi pertukaran gas (Brunner & Suddarth, 2002).
3
II. PATHWAYS
Hiperkapnea
Kelelahan
Iritabilitas
Hipoksia
Kebingungan
Sianosis
warna kulit abnormal (pucat, kehitam-hitaman)
(NANDA, 2011)
4
2. Gangguan pertukaran gas
Yaitu perubahan asam basa darah sehingga terjadi asidosis respiratori dan alkalosis
respiratori.
Kemungkinan penyebab :
a. Penumpukan cairan dalam paru.
b. Gangguan pasokan oksigen.
c. Obstruksi saluran pernapasan.
d. Bronkhospasme.
e. Edema paru.
f. Pembedahan paru
5
IV. PERENCANAAN (Nursing Care Plane)
6
setelah suction
g. Perhatikan tipe dan
jumlah sekresi yang
dikumpulkan
7
nafas bantu pernafasan tindakan keperawatan monitoring
-Pernafasan cuping 3x24 jam, status
a. Monitor rata-rata,
hidung respirasi: ventilasi irama, kedalaman dan
-Hiperventilasi dengan indikator: usaha respirasi
-AnsietasS 1. Respiratory Rate. b. Perhatikan
2. Ekspansi dinding pergerakan dada,
dada simetris. amati kesemetrisan,
3. Mampu melakukan penggunaan otot-otot
inspirasi dalam. aksesoris, dan retraksi
4. Tidak mengalami otot supraklavikuler
dispnea. dan interkostal
5. Tidak mengalami
c. Monitor pola
ortopnea. pernafasan: bradipneu,
6. Auskultasi bunyi takipneu,
nafas dalam rentang hiperventilasi,
normal. respirasiKussmaul,
respirasi Cheyne-
Stokes
d. Monitor peningkatan
ketidakmampuan
istirahat, kecemasan,
dan haus udara,
perhatikan perubahan
pada SaO2, SvO2,
CO2 akhir-tidal, dan
nilai gas darah arteri
(AGD), dengan tepat
e. Monitor kualitas
dari nadi
Monitor suhu, warna,
dan kelembaban kulit.
8
9
DAFTAR PUSTAKA
NANDA Internasional. 2011. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Jakarta. Penerbit
Buku Kedokteran. EGC
Potter, Patricia A, Anne Geryfin Perry. Fundamental Keperawatan Volume 1 dan 2. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC
10