DISUSUN OLEH:
P1337420117060
2018
I. KONSEP DASAR
A. PENGERTIAN
Oksigen (O2) adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme. Oksigen memegang peranan penting dalam semua proses tubuh
secara fungsional serta kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang paling utama
dan sangat vital bagi tubuh (Imelda, 2009).
Proses pernapasan
Terdapat tiga langkah dalam proses pernapasan pada manusia yaitu vetilasi,
perfusi, dan difusi.
a. Ventilasi
2
b. Perfusi
c. Difusi
3
B. ETIOLOGI
a) Faktor Fisiologi
1. Menurunnya kapasitas peningkatan oksigen
2. Penurunan konsentrasi oksigen yang diinspirasi
3. Hipovolemia adalah penurunan volume darah sirkulasi yang
diakibatkan kehilangan cairan ekstraseluler yang terjadi pada kondisi
seperti syok dan dehidrasi berat.
4. Meningkatnya laju metabolism
5. Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada.
b) Faktor perkembangan
1. Bayi premature : kurangnya pembentukan surfaktan
2. Bayi dan toddler : akibat adanya infeksi saluran nafas
3. Anak usia sekolah dan remaja : infeksi saluran pernapasan dan
merokok.
4. Dewasa muda dan dewasa pertengahan : akibat diet yang tidak sehat,
kurang aktivitas dan stres
c) Faktor perilaku
1. Nutrisi : penurunan ekspansi paru pada obesitas
2. Extrase : meningkatkan kebutuhan oksigen
3. Merokok : nikotin menyebabakan vasokonstriksi pembuluh darah.
4. Substance dan nikotin : menyebabkan intake nutrisi/Fe menurun
mengakibatkan penurunan Hb, alcohol menyebabkan depresi
pernapasan.
d) Faktor lingkungan
1. Tempat kerja
2. Suhu ligkungan
3. Ketinggian tempat permukaan laut
4. Ansietas
4
C. PATOFISIOLOGIS
1. Hiperventilasi
2. Hipoventilasi
3. Hipoksia
D. KOMPLIKASI
1. Penurunan kesadaran
2. Hipoksia
5
3. Disorientasi
4. Gelisah dan cemas
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
3. Oksimetri
5. Bronkoskopi
6
a. Penatalaksanaan Medis
1) Pemantauan Hemodinamika
2) Pengobatan bronkodilator
3) Melakukan tindakan delegatif dalam pemberian medikasi oleh dokter,
misal: nebulizer, kanula nasal, masker untuk membantu pemberian
oksigen jika diperlukan.
4) Penggunaan ventilator mekanik
5) Fisoterapi dada
7
II. PATHWAY
Alergen masuk
Ditangkap magrofag
Membentuk IgE
Basofil (sirkulasi)
8
A. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian kasus
Pengkajian keperawatan tentang fungsi kardiopulmonar klien harus
mencakup :
1. Riwayat keperawatan harus berfokus pada kemampuan klien dalam
memenuhi kebutuhan oksigen. Riwayat keperawatan untuk mengkaji
fungsi keperawatan.
a. Keletihan
Keletihan merupakan sensasi subjektif, yaitu klien melaporkan bahwa
ia kehilangan daya tahan.
b. Dispnea
Merupakan tanda klinis hipoksia dan termanifestasi dengan sesak
napas.Dispnea merupakan sensasi subjektif pada pernapasan yang sulit
dan tidak nyaman.
c. Batuk
Batuk merupakan pengeluaran udara dari paru-paru yang tiba-tiba dan
dapat didengar.
d. Mengi
Mengi disebabkan oleh gerakan udara berkecepatan tinggi melalui
jalan nafas yang sempit.
e. Nyeri
Nyeri jantung tidak menyertai variasi pernapasan.Nyeri ini paling
sering terjadi di sisi kiri dada dan menyebar.Nyeri pericardium,
merupakan akibat inflamasi kantong perikardium, biasanya tidak
menyebar dan dapat terjadi saat inspirasi.
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengkaji tingkat oksigenasi
jaringan klien yang meliputi evaluasi keseluruhan sistem
kardiopulmonar.
a. Inspeksi
1) Warna membran mukosa
2) Penampilan umum
3) Tingkat kesadaran
4) Keadekuatan sirkulasi sistemik
5) Pola pernapasan
6) Gerakan dinding dada.
b. Palpasi
9
1) Dinding thorak, adakah pulsasi, rasa nyeri, tumor, cekunga.
2) Pengembangan dinding thorak, bandingkan kiri dan kanan
3) Taktil fremitus
Getaran meningkat → pneumonia, penumpukan secret, atelektasis
yang belum total, infark atau fibrosis paru. Sedangkan getaran
menurun → pleural effusion, pneumothorak, penebalan pleura,
emphysema atau sumbatan bronchus.
c. Perkusi
Macam suara ketukan :
1) Sonor
Suara yang normal terdengar diseluruh lapangan paru-paru.
2) Redup
Suara yang timbul akibat adanya konsolidasi paru (pemadatan) :
tumor, atalektasis, cairan.
3) Hipersonor
Suara yang ditimbulkan lebih keras dibandingkan dengan suara
sonor → Akibat adanya udara berlebihan di paru-paru,→
pneumothorak, emphysema paru.
4) Tympani
Akibat adanya udara dalam suatu kantong atau ruang
tertutup.
Suara yang terdengar nyaring seperti kalau kita memukul
gendang.
Kalau terdengar di dinding thorak artinya tidak normal.
Normalnya terdengar dibawah diafragma kiri dimana terletak
lambung dan usus besar.
Teknik perkusi
1. Jari tengah diletakkan di dinding thorak
2. Ujung jari tengah tangan yang lain mengetuk dibagian distal
jari tengah yang berada di dinding thorak
3. Gerakan mengetuk hanya dari pergrlangan tangan, setelah
mengetuk segera diangkat.
4. Bandingkan kiri dan kanan.
5. Mulai mengetuk dari bagian atas paru, kemudian menurun.
d. Auskultasi
1) Auskultasi sistem kardiovaskuler meliputi : pengkajian dalam
mendeteksi bunyi S1 dan S2 normal/tidak normal, bunyi murmur,
serta bunyi gesekan. Auskultasi juga digunakan untuk
mengidentifikasi bunyi bruit di atas arteri karotis, aorta abdomen,
dan arteri femoral.
10
2) Auskultasi bunyi paru dilakukan dengan mendengarkan gerakan
udara disepanjang lapangan paru. Suara napas tambahan
terdengar, jika suatu daerah paru mengalami kolaps, terdapat
cairan atau terjadi obstruksi.
3. Pemeriksaan Diagnostik
a. EKG, menghasilkan rekaman grafik aktivitas listrik jantung,
mendeteksi transmisi impuls dan posisi listrik jantung.
b. Pemeriksaan stres latihan, digunakan untuk mengevaluasi respond
jantung terhadap stres fisik. Pemeriksaan ini memberiakn informasi
tentang respond miokard terhadap peningkatan kebutuhan oksigen dan
menentukan keadekuatan aliran darah koroner.
c. Pemeriksaan untuk mengukur keadekuatan ventilasi dan oksigenasi ;
pemeriksaan fungsi paru, BGA.
d. Rongent
Adalah alat pendeteksi yang sudah tidak asing lagi di dunia
kedokteran. Tetapi bagi orang awam atau yang belum pernah
mengenal alat ini biasanya begitu mendengar langsung merasakan
takut dan khawatir. Padahal alat ini sangat diperlukan untuk
mendeteksi penyakit atau kelainan pada diderita pada tubuh kita.
IV. PERENCANAAN
1. Pola nafas tidak efektif b.d. kelelahan otot pernafasan, cemas, nyeri, disfungsi
neuromuskular, penurunan energi.
11
NIC: Respiratory monitoring
a. Monitor rata-rata, irama, kedalaman dan usaha respirasi
R/ Mengetahui tingkat gangguan yang terjadi.
b. Perhatikan pergerakan dada, amati kesemetrisan, penggunaan oto-otot
aksesoris, dan retraksi otot supraklavikuler dan interkostal
R/ Menunjukkan keparahan dan gangguan respirasi yang terjadi.
c. Monitor suara pernapasan tambahan, seperti mendengkur
R/ Suara napas tambahan dapat menjadi indikator gangguan kepatenan
jalan napas yang dialami dan keefektifan pola napas klien.
d. Monitor pola pernafasan : bradipneu, takipneu, hiperventilasi,
respirasi Kussmaul, respirasi Cheyne-Stokes, dan apneustik Biot dan
pola taxic
R/ Mengetahui permasalahan jalan napas yang dialami dan keefektifan
pola napas klien untuk memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh.
e. Monitor peningkatan ketidakmampuan istirahat, kecemasan, dan haus
udara, perhatikan perubahan pada SaO2, SvO2, CO2 akhir-tidal, dan nilai
gas darah arteri (AGD), dengan tepat
f. Posisikan pasien on side
R/ Memaksimalkan ventilasi
g. Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit.
R/ Mengetahui adanya kelainan seperti sianosis,dll.
12
f. Monitor status oksigen pasien (tingkat SaO 2 dan SvO2) dan status
hemodinamik (tingkat MAP [mean arterial pressure] dan irama jantung)
segera sebelum, selama dan setelah saksion
R/Mengetahui adanya perubahan nilai SaO2 dan status hemodinamik,
jika terjadi perburukakn suction bisa dihentikan.
NIC: Airway management
a. Posisikan klien untuk memaksimalkan potensi ventilasinya.
R/Memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya
pernapasan.
b. Identifikasi kebutuhan klien akan insersi jalan nafas baik aktual
maupun potensial.
c. Ajarkan batuk efektif
R/Membantu mengencerkan secret sehingga mudah dikeluarkan
d. Auskultasi suara nafas, tandai area penurunan atau hilangnya
ventilasi dan adanya bunyi tambahan
R/ Suara napas tambahan dapat menjadi indikator gangguan
kepatenan jalan napas yang dialami dan keefektifan pola napas klien.
e. Monitor status pernafasan dan oksigenasi, sesuai kebutuhan
R/ Mengetahui permasalahan jalan napas yang dialami dan
keefektifan pola napas klien untuk memenuhi kebutuhan oksigen
dalam tubuh.
13
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2007. Buku saku Diagnosis Keperawatan ed. 10. Jakarta:
EGC
Guyton & Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC
Potter, P.A & Perry, A. G. 2007. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses, dan Praktik, vol. 1, E /4. Jakarta: EGC
Potter, P.A & Perry, A.G.2007. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses, dan Praktik, vol. 2, E /4. Jakarta: EGC
Wartonah, Tarwoto. 2009. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Edisi
3. Salemba Medika: Jakarta.
14