Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KASUS

GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR ELIMINASI PADA Tn. M

DI RUANG TERATAI RSUD AMBARAWA

DISUSUN OLEH :

INFANTRIAGO ABRIAN M.H.

P1337420117058

PRODI D III KEPERAWATAN SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2018
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan oleh Gilang Adjie Permana NIM. P1337420117058


dengan judul Gangguan Kebutuhan Dasar Eliminasi di Rumah Sakit Daerah
Ambarawa yang telah diperiksa dan disetujui oleh :

Ambarawa, 27 Oktober 2018

Pembimbing Klinik

KARSI S.Kep, Ns

NIP. 19790904 200701 2 006


GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR ELIMINASI PADA Tn. M

DI RUANG TERATAI RSUD AMBARAWA

Tanggal Pengkajian : 26 Oktober 2018 Ruang/RS : Teratai / RSUD Ambarawa

A. PENGKAJIAN
1. Biodata Pasien
a. Nama :Tn.M
b. Tanggal lahir :15 Juli 1936
c. Umur : 80 tahun
d. Jenis kelamin : Laki laki
e. Agama : Katholik
f. Alamat : Muludan 1/6 Tlompakan Tuntang Kab. Semarang
g. Pendidikan : SD
h. Pekerjaan : Swasta
i. Tanggal masuk : 21 Oktober 2018
j. Diagnosa medis : Vertigo
k. Nomor register : 1573592018

2. Biodata Penanggung jawab


a. Nama : Ny. Agustinus sugiman
b. Umur : 42 tahun
c. Alamat : Glogodan 5/3 Harjosari Bawen, Bawen Kab.
Semarang
d. Pendidikan : SMA
e. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
f. Hubungan dengan klien : Anak

B. KELUHAN UTAMA
Pusing berputar putar
C. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Keperawatan Sekarang
Pasien datang ke RSUD Ambarawa di bawa ke ruang Teratai pada
tanggal 21 Oktober 2018. Sebelum di bawa ke rumah sakit klien mengeluh
pusing berputar putar lalu berobat ke Puskesmas setempat. Karena tidak ada
hasil, pasien di rujuk ke RSUD Ambarawa
2. Riwayat Keperawatan Dahulu
Pasien mempunyai riwayat penyakit magh dan batuk menahun.
3. Riwayat Keperawatan Keluarga
Keluarga pasien ada yang mempunyai riwayat hipotensi.

D. PENGKAJIAN POLA FUNGSIONAL


1. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Pasien mengatakan apabila mengalami keluhan seperti yang dirasakan,
oleh keluarganya dibawa ke fasilitas kesehatan setempat. Jika keluhan tidak
membaik dirujuk ke RSUD Ambarawa.
2. Pola nutrisi dan metabilisme
Sebelum masuk ke rumah sakit pasien makan teratur yaitu 3 kali
sehari,dan porsinya cukup. Namun setelah sakit pasien makan teratur namun
porsinya berkurang dari porsi ketika sebelum sakit. Kondisi kulit klien
kering.
3. Pola eliminasi
Sebelum masuk rumah sakit pasien BAB sekali sehari, sedikit,
konsistensi lunak, warna normal, peristaltik usus normal. BAK 4-5
kali/sehari, warna urine kekuningan, tidak terpasang kateter. setelah masuk
rumah sakit pasien mengeluh tidak bisa BAB sama sekali selama 4 hari.
4. Pola istirahat dan tidur
Istirahat dan tidur pasien sebelum dirawat di rumah sakit jumlah jam
tidur malem 6-7 jam, kebiasaan tidur siang 1-1,½ jam, dan tidak memiliki
kebiasaan minum obat sebelum tidur. Saat di rawat di RS tidur pasien cukup,
atau bisa di katakan seperti biasanya namun sering terjaga karena kondisi
lingkungan rumah sakit yang ramai.
5. Pola aktivitas dan latihan
Sebelum pasien sakit, pasien melakukan aktivitas secara normal seperti
pergi kesawah dan merawat tanaman yang ada di sawah, Setelah di rawat di
rumah sakit aktivitas yang pasien lakukan berbaring di tempat tidur karena
terpasang infus dan tidak banyak bergerak karena merasa pusing.
6. Pola peran dan hubungan
Pasien berperan sebagai ayah dan kakek di dalam keluarganya, selama
sakit peran pasien dalam keluarga minimal. Hubungan pasien dengan
penghuni bangsal tidak terganggu.
7. Pola Presepsi Sensori
Pasien tidak mengeluhkan adanya perubahan sensori dan perseptual
seperti penglihatan, perabaan, penciuman, dan pengecapan. Dengan
demikian, secara umum tidak terlalu ada perubahan baik sebelum maupun
sesudah pasien dirawat di rumah sakit.
8. Pola persepsi diri/ Konsep diri
Selama di rawat di RS klien mempunyai persepsi yang positif dan yakin
bahwa dia kan segera membaik. Pasien saat ini mengetahui sedikit tentang
penyakitnya, pasien mengerti perawatan dan tindakan yang dilakukan. Dan
pasien sering melakukan segala hal di atas tempat tidur dengan bantuan
keluarga.
9. Pola seksual dan reproduksi.
Pasien tidak memiliki masalah pada kelaminnya.
10. Mekanisme Koping
Selama dirawat di rumah sakit, pasien mengatakan tidak stres dalam
menjalani hari harinya ataupun melihat kondisi tubunya, karena pasien
mengaku ada keluarga yang selalu memberi dukungan.

11. Pola nilai dan kepercayaan


Pasien beragama Katholik, pasien menjalankan ibadahya secara
teratur,selama dirawat di rumah sakit pasien melakukan ibadah di tempat
tidur karena terpasang infus
E. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda-tanda Vital
TD : 139/99 mmHg
Nadi : 78 x/menit
Suhu : 36,50C
RR : 20 x/menit
2. Pengkajian fisik
 Keadaan umum : tampak sakit ringan
 Kesadaran : compos mentis
 GCS : E4 M6 V5
 Kulit :
▪ kering, turgor baik, tidak ada edema.
▪ Warna kulit normal
 Kepala :
▪ Rambut : warna hitam ada uban

▪ Kulit kepala : tidak ada laserasi, kulit kepala normal

▪ Bentuk Kepala : mesochepal


 Mata :
 Bentuk : bulat, simetris kanan kiri.
▪ Konjungtiva : merah muda
▪ Sclera : tidak ikteric
▪ Pupil : normal berbentuk bulat, diameter
3 mm kanan kiri dan reflek cahaya ( + ) langsung
 Hidung :
▪ Septum deviasi tidak ada, concha normal, tidak ada
polip, rongga hidung bersih
▪ Tidak ada cuping hidung
▪ Tidak ada otot bantu pernafasan
 Telinga :
▪ Daun telinga : simetris antara kanan dan kiri, bersih
▪ Liang telinga : bersih
▪ Fungsi pendengaran : dalam batas normal
 Mulut :
▪ Mulut bersih, tidak berbau, bibir tidak berwarna pucat, lidah bersih,
mukosa lembab
▪ Dalam batas normal
 Leher :
 Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada nyeri tekan.
 Dalam batas normal
 Dada
I Dada simetris, tidak ada striae, dan tidak ada benjolan
P Ictus cordis teraba, ritme pernapasan simetris, tidak ada benjolan
P Bunyi jantung pekak, bunyi paru sonor
A Tidak ada bunyi kelainan jantung, wheezing, dan ronchi
 Abdomen
I Bentuk datar, tidak ada striae, dan tidak ada benjoan
A Bising usus 16x/menit
P Tidak ada benjolan
P Timpani
 Ekstremitas
Superior : Tangan dekstra terpasang infus RL 20 tpm, sekitar
pemasangan jarum infus tidak terjadi pembengkakan maupun nyeri
tekan, dan tidak terjadi edema.
Inferior : Tidak ada edema

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 26 Oktober 2018


Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Satuan Metode
Rujukan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 12,6 11,7-15,5 g/dl Sulfe Hb
Lekosit 5,5 3,6-11,0 ribu E. Impedance
Eritrosit 4,35 3,8-5,2 juta E. Impedance
Hematokrit 40 35-47 % Integration
Volume
Trombosit 250 150-400 ribu Focus
Hidrodinamik

Terapi yang Diberikan


 Infus RL IV
 Laxadine 1x15ml PO

DAFTAR PUSTAKA
NANDA Internasional. 2011. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi
2012-2014. Jakarta:EGC.

Potter, P.A & Perry, A. G. 2007. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses, dan Praktik, vol. 1, E /4. Jakarta: EGC

Potter, P.A & Perry, A.G.2007. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses, dan Praktik, vol. 2, E /4. Jakarta: EGC

Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses


Keperawatan.Edisi 4. Salemba Medika : Jakarta
Wartonah, Tarwoto. 2009. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Edisi
3. Salemba Medika: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai