Anda di halaman 1dari 14

STEP 1 ISTILAH ASING

1. Neiter = jangan diulang, atau resep tidak boleh dilayani


berulang/kembali
2. Asthrol = obat yang mengandung salbutamol untuk melebarkan saluran
pernafasan sehingga meningkatkan aliran udara yg masuk paru-paru, obat
asma
1. Vectrin =kandungannya edostein sebagai mukolitik yaitu obat pemecah
dahak sehingga mudah dikeluarkan

2. Intifen = Intifen= mengandung ketotifen, obat untuk asma, bisa juga untuk
alergi, tidak untuk pada pasien asma yg terlanjur kambuh atau bisa dikatakan
sebagai pencegah asma

3. Kloderma Kloderma adalah obat topikal dengan kandungan Clobetasol


propionate. Obat ini masuk ke dalam golongan kortikosteroid yang
digunakan untuk mengatasi peradangan kulit (inflamasi)
4. S.U.e = signa usum externum= tandai untuk pemakaian luar

STEP 2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa landasan hukum dalam pelayanan resep di Apotek?


Jawab :
peraturan mentri kesehatan republic Indonesia no. 73 tahun 2016
tentang standar pelayanan di apotek
Standar kompetensi Apoteker Indonesia

2. Apa tujuan dilakukannya skrining resep?


Jawab :
tujuan utk menjamin keamanan dan efikasi utk pasien dan efek terapi
dr obat dan medication error

3. Apa saja bagian-bagian resep?


Jawab:
Prescriber information (informasi tentang dokter dan instutusi tempat
praktek dokter)
Patient information (informasi tentang opasien)
Date prescription (tanggal penulisan resep)
Superscription (tanda Rx atau R pada resep)
Subscription (perintah dokter. Ex: dtd)
Inscription (informasi tentang obat)
Signa (aturan pakai)
Special intruction (jika ada informasi khusus)

4. Bagaimana skrining administrasi pada resep yang ada pada skenario?


Jawab :
SKRINING ADMINISTRASI
Menurut PERMENKES No. 73 tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
1) Nama pasien, umur, jenis kelamin dan berat badan,
2) Nama dokter, nomor Surat Izin Praktik (SIP), alamat, nomor
telepon dan paraf; dan
3) Tanggal penulisan Resep.
Menurut Jurnal evaluasi Kelengkapan Administrasi Resep Dari
Dokter Spesialis Anak Pada Tiga Apotek di Kota Manado, 2012.
Tanda R/, Nama Dokter, Alamat Dokter, TTD/Paraf dokter, Nama
Pasien, Nama Obat, Dosis, Jumlah Obat, Cara pemakaian
Menurut Jurnal Gambaran manajemen Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek Permatan Kota Tegal, 2018.
1) Nama, SIP, dan alamat dokter, tanggal penulisan resep, tanda
tangan/paraf dokter penulisan resep.
2) Nama, alamat, jenis kelamin, umur, dan berat badan pasien.
3) Cara pemakaian.
4) Informasi lainnya.
Menurut buku Wekipedia Apoteker, 2017.
Nama dokter, nomor izin praktek, alamat, tanggal penulisan
resep, tanda tangan atau paraf dokter serta nama, alamat, umur, jenis
kelamin dan berat badan pasien.

TERKAIT SKENARIO :
1) Nama,umur, dan berat badan pasien = ada, tapi Jenis kelamin tidak
ada tapi dapat diliat dari Namanya AYUNDA bisa disimpulkan
perempuan
2) Nama dokter, SIP, alamat, nomor telp, dan paraf dokter = ada
3) Tanggal penulisan resep ADA
4) Tanda R/ = ada
5) Nama obat, dosis, cara/aturan pemakaian, jumlah obat= ada

5. Bagaimana skring farmaseutik pada resep yang ada scenario?


Jawab :
Pada skrining farmasetik : pada resep kedua dan ketiga tidak
dicantumkan kekuatan obat yang diminta, harusnya obat cipro tidak
diracik dengan obat-obat lain, karena antibiotic tidak boleh digerus.
Atau diracik dengan obat lain.
Pada resep 1 dan 2 tidak dicantumkan cara penggunaan (maksudnya
apakah diminum obat tersebut sebelum makan, sementara makan,
atau sesudah makan)
Resep pertama tidak dapat diracik dikarenakan terdapat antibiotik

6. Bagaimana skrining klinis pada resep yang ada scenario?


Jawab :
cipro memiliki kontraindikasi terhadap obat gol.steroid terutama
prednisone sedangkan pada resep terdapat prednisone.

7. Bagaiman syarat-syarat resep yang dapat dilakukan pengulangan ?


Jawab :
1. Copy resep yg mengandung obat bebas atau bebas terbatas dapat
diulang dengan ketentuan penderita memperoleh informasi yang
jelas, baik tertulis (dalam kemasan asli yg dilengkapi brosur)
maupun secara lisan dari apoteker
2. Copy resep yg telah diberikan seluruh obatnya dapat berlaku lagi
bila copy tersebut telah diketahui dan disetujui kembali oleh dokter
yg bersangkutan
3. Untuk resep yg terdapat narkotika tidak boleh ada iter. Obat jenis
selalu memerlukan resep baru, kecuali bila baru diambil sebagian

8. Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan dalam meracik obat?


Jawab
Hal yang harus diperhatikan dalam proses peracikan pastikan
yaitu:
Skrining resep : Nama obat, sediaan, Kekuatan obat, Jumlah
obat, umur pasien, berat badan pasien,

9. Bagaimana perhitungan racikan resep tersebut?


Jawab :
1300 mg
1. Ciprofloksasin = 65 Mg x 20 =1300mg = =2 , 6 tablet
500 mg
10 mg
2. Astharol = 0,5 x 20 mg =10 mg = =5 tablet
2 mg
1
3. Vectrin Kapsul = x 20=3,3 kapsul
6
50mg
4. Prednison =2,5 x20 = 50 mg¿ =10 tablet
5 mg

1. Kloderma Krim = 10 gram


7
2. Asam Salisilat = x 10 gram = 0.7 gram
100

10. Bagaimana interaksi obat yang terjadi dalam resep tersebut?


Jawab : Pemberian antibiotik secara bersamaan dengan antibiotik lain,
obat lain atau makanan dapat menimbulkan efek yang tidak
diharapkan. Efek dari interaksi yang dapat terjadi cukup beragam mulai
dari yang ringan seperti penurunan absorpsi obat atau penundaan
absorpsi hingga meningkatkan efek toksik obat lainnya

Ciprofloxacin ketika dikombinasikan dengan steroid seperti


predniSONE dapat menyebabkan meningkatnya tendinitis dan
ruptur tendon. Kategori mayor (Drugs.com)
b. Salbutamol(albuterol) bersama dengan ciprofloxacin dapat
meningkatkan risiko irama jantung yang tidak teratur yang
mungkin serius dan berpotensi mengancam jiwa, itu adalah efek
samping yang jarang. Anda mungkin lebih rentan jika Anda
memiliki kondisi jantung yang disebut sindrom QT bawaan
panjang, penyakit jantung lainnya, kelainan konduksi, atau
gangguan elektrolit (misalnya, kehilangan magnesium atau kalium
karena diare atau muntah yang parah atau berkepanjangan).
Termasuk kategori moderat (Drugs.com).
d. Prednisolo dan albuterol (salbutamol) kategori minor (Drugs.com)
penggunaan Bersama prednisolone dapat meningkatkan resiko tendonitis dan
pecah tendon.
meski jarang terjadi tetapi penggunaan ciproglokasin
bersamaan dengan salbutamol dapat menyebabkan peningkatan
irama jantung yang tidak teratur yang dapat berakibat fatal.

11. Bagaimana kompatibilitas obat pada resep tersebut?


12. Berapakah kadar maksimal penggunaan Asam salisilat?
Jawab : kadar maksimal asam salisilat tidak lebih dari 2%
13. Apa saja informasi yang perlu disampaikan terkait dengan skenario?
Jawab :
permenkes no 73 th 2016 ketika memberikan obat dgn cara
penyampaian yg baik, cara penggunaan obat, aturan pakai, dosis obat,
efek samping, penyimpanan. Apoteker dpt menggunakan bahasa yg
mudah dipahami. Perlu pendamping pasien dlm hal penyampaian info
obat
terkait scenario :
pada resep ke 3 :
Salepnnya dioleskan tipis-tipis 1-2 kali sehari di area radang/gatal
hanya digunakan selama 1-2 minggu lebih dari itu hentikan. Simpan
salep pada suhu ruang. Efek samping
Pada resep ke dua :
Intifen diminum sekali sehari tiap 24 jam pada malam hari, efek
sampingnya mengantuk, mulut kering, pusing; stimulasi SSP,
dilaporkan kenaikan berat badan. Simpan obat pada suhu ruangan
Peran
Apoteker

Peraturan
Tujuan
Perundang-
skrining resep
Undangan

Skrining
Resep

Skrining
Skrining Klinis
Admonistrasi

Skrining
Farmaseutik

STEP 5

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan landasan hukum


tentang pelayanan resep diapotek
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tujuan dilakukannya
skrining resep
3. Mahasaiwa mampu mengetahui dan memahami hal-hal yang harus
diperhatikan dalam meracik obat
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan skrrining Administarsi
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan skrrining Farmaseutik
6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan skrrining Klinis
7. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan peran apoteker
dalaam pelayanan resep di apotek
8. Mahasiswa mampu memahami dan mejelaskan peran apoteker dalam
PIO terkait skenario

Skrining farmasetik

4. Ciprofloksasin
Indikasi : INFEKSI, terutama pada isk, infeksi saluran nafas, kulit
dan jaringan lunak, tulang dan sendi, infeksi saluran cerna, infeksi GIT
termasuk demam tifoid. osteomilitis akut, infeksi ginjal tak terkomplikasi
Dosis : isk ringan-sedang = 250 mg = 2 x sehari
Isk berat, GIT = 500 MG = 2 X sehari
Infeksi sal.nafas & jar.lunak, tulang & sendi = 250-500
mg= 2xsehari
Sediaan : Kapsul
Kekuatan : 500 mg
Golongan : keras
Rute pemberian : Oral

Klinis
reaksi alergi (gatal-gatal, sulit bernafas, bengkak di wajah atau
tenggorokan) atau reaksi kulit yang parah (demam, sakit tenggorokan,
terbakar di mata, sakit kulit, ruam kulit merah atau ungu) menyebar dan
menyebabkan lepuh dan mengelupas). efek samping yang serius,
termasuk masalah tendon, efek samping pada saraf Anda (yang dapat
menyebabkan kerusakan saraf permanen), suasana hati yang serius atau
perubahan perilaku (setelah hanya satu dosis), atau gula darah rendah
(yang dapat menyebabkan koma).

Kontraindikasi : tidak bisa diberikan bersamaan dengan obat golongan


steroid terutama PREDNISON

Aturan pakai = 2 kali sehari


Indikasi: infeksi bakteri gram positif dan gram negatif. Profilaksis pada
bedah saluran cerna bagian atas. Lihat juga keterangan di atas
Dosis: oral: infeksi saluran napas, 250-750 mg dua kali sehari.
ANAK: tidak dianjurkan (lihat Peringatan di atas). Tapi bila pertimbangan
manfaat risiko menguntungkan, oral: 10-30mg/kg bb/hari dibagi dua dosis;
intravena: 8-16 mg/kg bb/hari dibagi dua dosis.
Antraks (pengobatan dan profilaksis setelah terpapar, lihat keterangan
diatas), oral, 500 mg sehari dua kali; ANAK 30 mg/kg bb/hari dibagi dua
dosis (maksimal 1 g per hari) Injekasi intravena, 400 mg sehari dua kali;
ANAK 20 mg/kg bb/hari dibagi 2 dosis (Maksimal 800 mg per hari).

Interaksi :
Terhadap obat salmeterol : Menggunakan salmeterol bersama dengan
ciprofloxacin dapat meningkatkan risiko irama jantung yang tidak teratur
yang mungkin serius dan berpotensi mengancam jiwa, meskipun itu
adalah efek samping yang jarang.
Cipro > fluticasone : Ciprofloxacin dapat secara signifikan meningkatkan
penyerapan fluticasone ke dalam aliran darah. Anda mungkin lebih
mungkin mengalami efek samping seperti pembengkakan, kenaikan berat
badan, tekanan darah tinggi, glukosa darah tinggi, kelemahan otot,
depresi, jerawat, penipisan kulit, stretch mark, mudah memar, kehilangan
kepadatan tulang, katarak, penyimpangan menstruasi, berlebihan
pertumbuhan rambut wajah atau tubuh, dan distribusi abnormal dari lemak
tubuh, terutama di wajah, leher, punggung, dan pinggang.
Cipro terhadap amiodarone : Penggunaan amiodarone bersamaan
dengan ciprofloxacin tidak dianjurkan. Menggabungkan obat-obatan ini
dapat meningkatkan risiko irama jantung yang tidak teratur yang mungkin
serius
Cipro terhadap Ventolin(albuterol) : Menggunakan albuterol bersama
dengan ciprofloxacin dapat meningkatkan risiko irama jantung yang tidak
teratur yang mungkin serius dan berpotensi mengancam jiwa, meskipun
itu adalah efek samping yang jarang.
Terhadap makanan : Jangan mengonsumsi ciprofloxacin dengan produk
susu seperti susu atau yogurt, atau dengan makanan yang diperkaya
kalsium (mis., Sereal, jus). Anda dapat makan atau minum produk susu
atau makanan yang diperkaya kalsium dengan makanan biasa, tetapi
jangan menggunakannya sendiri saat mengonsumsi ciprofloxacin. Mereka
bisa membuat obatnya kurang efektif. Ketika tablet ciprofloxacin diberikan
dengan makanan enteral (tabung), ciprofloxacin mungkin tidak bekerja
dengan baik. Anda dapat menghentikan pemberian makan selama 1 jam
sebelum dan 2 jam setelah dosis ciprofloxacin, atau dokter Anda mungkin
memutuskan untuk beralih ke perawatan lain. Penangguhan ciprofloxacin
oral tidak boleh diberikan melalui tabung nasogastrik atau tabung pengisi.
Penting untuk memberi tahu dokter Anda tentang semua obat lain yang
Anda gunakan, termasuk vitamin dan herbal. Jangan berhenti
menggunakan obat apa pun tanpa terlebih dahulu berbicara dengan
dokter Anda.

5. ASHTHEROL (SALBUTAMOL)
SKRINING FARMASETIK
Sediaan : tablet
Kekuatan : 4 mg
Rute pemberian : oral, iv, IM atau injeks subkutan, inhalasi
Cara penggunaan : diberikan saat perut kosong

SKRINING KLINIS
Indikasi : bronkospasme pd semua jenis asma bronkial, bronchitis
kronik, dan emfisema
Dosis : dewasa, 2-4 mg, anak 6-12 tahun 2 mg, 2-6 tahun 1-2
mg, diberikan 3-4 kali/hari

Injeksi subkutan atau intramuskular: 500 mcg diulang tiap 4 jam bila
perlu;
Infus intravena lambat: 250 mcg, diulang bila perlu.
Infus intravena: awal 5 mcg/menit, lalu disesuaikan dengan respons dan
denyut jantung, lazimnya antara 3-20 mcg/menit, atau lebih bila perlu;
Inhalasi aerosol: 100-200 mcg (1-2 hirupan). Untuk gejala yang persisten
3-4 kali sehari, anak 100 mcg (1 hirupan) dapat dinaikkan menjadi 200
mcg (2 hirupan) bila perlu. Profilaksis untuk bronkospasme akibat latihan
fisik, 200 mcg (2 hirupan), anak 100 mcg (1 hirupan);
Inhalasi nebuliser: untuk bronkospasme kronis yang tidak memberikan
respons terhadap terapi konvensional dan untuk asma akut yang berat:
Dewasa dan Anak di atas 18 bulan 2,5 mg, diberikan sampai 4 kali
sehari, atau 5 kali bila perlu, tetapi perlu segera dipantau hasilnya, karena
mungkin diperlukan alternatif terapi lain. Kemanfaatan terapi ini untuk
anak kurang dari 18 bulan masih diragukan.

6. VECTRIN (ERDOSTEINE)
Sediaan : kapsul, sirup kering
Kekuatan : 300 mg, 175mg/5 ml
Rute pemberian : oral
Cara penggunaan : dengan atau tanpa makanan

KLINIS
Indikasi : mukolitik, pengencer dahak pada saluran nafas akut
dan kronik
Dosis : dewasa, 1 kapsul 2-3 kali/hari, sirup dewasa & anak
>30kg 10 mL 2xsehari, 20-30 kg 5 mL 3xsehari, 15-19 kg 5 ml 2xsehari

Peringatan: 
hamil, menyusui, diabetes mellitus (untuk granul).

Kontraindikasi: 
hipersensitif terhadap produk, pasien sirosis hati dan kekurangan enzim
crystathionine sintetase, fenilketonuria (hanya pada granul), pasien gagal
ginjal (dengan klirens keratin < 25mL/min).

Efek Samping: 
tidak ditemukan efek terhadap saluran pencernaan dan efek sistemik.
sakit kepala; dingin dan kesulitan bernafas;
perubahan rasa, mual, muntah dan
diare; pembengkakan pembuluh darah
di bawah kulit dan jaringan mukosa karena
reaksi alergi (angioedema); kulit lainnya
reaksi alergi, seperti gatal dan
kemerahan pada kulit, edema dan eksim.
Umum (dari 1 dalam 100 hingga 1 dalam 10):
sakit perut (mulas)

7. Prednisone

KLINIS

Indikasi : menekan reaksi radang dan reaksi alergi; lihat keterangan di atas.

Kontraindikasi: 
infeksi sistemik (kecuali kalau diberikan pengobatan microbial spesifik),
hindari pemberian vaksin virus hidup pada pemberian dosis imunosupresif
(respon serum antibodi berkurang).

Dosis : Dosis: 

Oral, awal 10-20 mg/hari (penyakit berat sampai 60 mg/hari), sebaiknya


diberikan pagi setelah sarapan pagi, dosis dapat diturunkan dalam beberapa
hari tetapi dilanjutkan selama beberapa minggu atau bulan. Pemeliharaan,
2,5-15 mg/hari, tetapi dapat ditingkatkan bila diperlukan, efek samping
meningkat pada dosis di atas 7,5 mg/hari. Injeksi intramuscular, prednisolon
asetat (bagian 10.1.2), 25-100mg sekali atau dua kali seminggu

Efek samping :

pandangan kabur, sakit mata, atau melihat lingkaran cahaya di sekitar lampu;
bengkak, pertambahan berat badan yang cepat, nafas pendek;
depresi berat, perasaan bahagia atau sedih yang ekstrem, perubahan
kepribadian atau perilaku, kejang (kejang);
feses berdarah atau lembek, batuk darah;
pankreatitis (sakit parah di perut bagian atas menyebar ke punggung, mual
dan muntah, detak jantung cepat);
kalium rendah (kebingungan, detak jantung tidak merata, haus yang ekstrem,
peningkatan buang air kecil, ketidaknyamanan kaki, kelemahan otot atau
perasaan lemas); atau
tekanan darah tinggi yang berbahaya (sakit kepala parah, penglihatan kabur,
berdengung di telinga Anda, kecemasan, kebingungan, nyeri dada, sesak
napas, detak jantung tidak merata, kejang).

Efek samping prednison umum lainnya mungkin termasuk:


masalah tidur (insomnia), perubahan suasana hati;
nafsu makan meningkat, pertambahan berat badan bertahap;
jerawat, peningkatan keringat, kulit kering, kulit menipis, memar atau
perubahan warna;
penyembuhan luka lambat;
sakit kepala, pusing, sensasi berputar;
mual, sakit perut, kembung; atau
perubahan bentuk atau lokasi lemak tubuh (terutama di lengan, kaki, wajah,
leher, payudara, dan pinggang).

8. INTIFEN (Ketotifen)
Sediaan : tablet
Kekuatan : 1 mg
Indikasi: Cara kerja natrium kromoglikat dan nedokromil belum
sepenuhnya dapat dipahami. Tapi, obat ini mungkin bermanfaat pada
pasien asma dengan dasar alergi, walaupun pada prakteknya sulit untuk
menduga siapa yang akan mendapat manfaat. Natrium kromoglikat tidak
bermanfaat untuk serangan asma akut, namun dilaporkan dapat mencegah
asma akibat kerja fisik. Akan tetapi, asma akibat kerja fisik mungkin
menunjukkan kendali asma yang buruk, karenanya pasien harus dinilai.
Peringatan: terapi asma yang diberikan sebelumnya harus dilanjutkan
selama minimum 2 minggu dari awal penggunaan ketotifen; kehamilan
(Lampiran 4) dan menyusui (lihat Lampiran 5).
Interaksi:  lihat Lampiran 1 (antihistamin), dan hindari penggunaan
bersama antidiabetik oral (dilaporkan penurunan trombosit); bila
menggunakan obat ini jangan menjalankan mesin; pengaruh alkohol
diperkuat.
Efek Samping: mengantuk, mulut kering, pusing; stimulasi SSP,
dilaporkan kenaikan berat badan.
Dosis:  1 mg 2 kali sehari waktu makan, bila perlu dinaikkan menjadi 2 mg
2 kali sehari; terapi awal pada pasien yang sudah tersedasi 0,5-1 mg
malam; Anak di atas 2 tahun 1 mg 2 kali sehari.

9. Kloderma (klobetasol propionate)


Sediaan : Krim
Kekuatan : 0,05%
Rute pemberian : topical
Cara penggunaan : oleskan tipis 1-2 kali sehari hingga paling lama 4
minggu.

Indikasi: 
pengobatan jangka pendek hanya untuk kelainan kulit inflamasi hebat seperti
eksim bandel yang tidak responsif terhadap kortikosteroid yang kurang kuat,
psoriasis lihat keterangan di atas.

Peringatan: 
lihat Hidrokortison dan keterangan di atas. Tidak lebih dari 50 g sediaan
0,05% dioleskan per minggu.

Kontraindikasi: 
luka kulit akibat bakteri, jamur atau viral yang tak diobati; rosacea (jerawat
rosacea) perioral dermatitis; tidak dianjurkan untuk akne vulgaris
(kontraindikasi khususnya untuk kortikosteroid lebih kuat).

Efek samping : Efek samping lokal meliputi:


 Penyebaran dan perburukan infeksi yang tidak diobati;
 Penipisan kulit yang belum tentu pulih setelah pengobatan dihentikan
karena struktur asli mungkin tak akan kembali;
 Striae atrofis yang menetap;
 Dermatitis kontak;
 Dermatitis perioral;
 Jerawat, perburukan jerawat atau rosasea;
 Depigmentasi ringan; yang mungkin hanya sementara tetapi bisa
menetap sebagai bercak-bercak putih;
 Hipertrikosis.

Assalamualaikum wr,wb, terima kasih atas kesempatan yang diberikan

Perkenalkan nama saya Nur amalia am

Baiklah, saya disini akan menjawab istilah yaitu kloderma

Anda mungkin juga menyukai