ABSTRAK
Metode Asuhan Keperawatan Profesional adalah sebuah sistem keperawatan yang terdiri
dari struktur, proses, dan nilai-nilai profesional yang mengatur pemberian asuhan keperawatan
termasuk lingkungan yang dapat menopang pemberian asuhan keperawatan tersebut. Penerapan
MAKP secara tepat dapat meningkatkan mutu pelayanan dan kinerja perawat. Tujuan
Penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan penerapan MAKP Dengan Kinerja Perawat Di
Ruang Kelimutu, Ruang Komodo, Dan Ruang Anggrek RSUD PROF. Dr. W. Z. Johannes
Kupang. Desain Penelitian ini adalah korelasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah
responden sebanyak 51 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling. Instrumen yang digunakan ialah kuesioner dan lembar studi dokumentasi.
Analisa data yang digunakan ialah bivariat dengan uji statistik spearman rho. Hasil Penelitian
didapatkan penerapan MAKP menurut responden berada pada kategori kurang yaitu 51,9% dan
kinerja perawat berada pada kategori kurang yaitu 53,6%. Berdasarkan uji statistik didapatkan
nilai p=0,000. Kesimpulan ada hubungan antara penerapan MAKP dengan kinerja perawat.
Oleh karena itu disarankan adanya peningkatan penerapan MAKP melalui pelatihan dan
evaluasi yang berkesinambungan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan yang profesional.
ABSTRACT
Professional nursing care method is a nursing system consisting of structure, process,
and professional values that regulates the appropriately of nursing care including the
environment that can support the appropriately of nursing care. Appropriate implementation of
professional nursing care will improve the quality of service and performance of nurses. The
purpose of this study identified the relations of professional nursing care method
implementation with the performance of nurse in Kelimutu, Komodo, and Anggrek Ward of
Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang Hospital. The research Design was correlation with cross
sectional approach. The number of respondents were 51 people. Sampling in this research used
purposive sampling technique. The instruments used are questionnaires and documentation
study sheets. Data analysis used is bivariate with spearman rho statistic test. The result of the
research obtained by the respondent about the professional nursing care method
implementation in the less category that was 51,9% and the nurse's performance in the less
category that was 53,6%. Based on statistical test obtained score p = 0,000. Conclusion there
was a relationship between the implementation of professional nursing care method with the
performance of nurse. Therefore, it’s suggested to improve the implementation of Professional
Nursing Care Method through continuous training, supervision and evaluation to enhancement
the knowledge and skill of nurse in providing professional nursing care.
126
CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL p-ISSN : 2621-4091
VOLUME 3 NOMOR 2, SEPTEMBER 2019 e-ISSN : 2580-9784
127
CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL p-ISSN : 2621-4091
VOLUME 3 NOMOR 2, SEPTEMBER 2019 e-ISSN : 2580-9784
Pada pelaksanaan MAKP berdasarkan Dari data tersebut terihat bahwa data
observasi peneliti ketika mengikuti praktik BOR RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang
kebutuhan dasar di salah satu ruangan di berada di limit terendah berdasarkan standar
RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang, yang ditetapkan oleh Depkes RI (2005)
semua perawat ikut mengambil bagian dalam sehingga perlu diwaspadai. Angka BOR yang
mendokumentasikan askep. Ketua tim rendah menunjukkan kurangnya pemanfaatan
bertugas untuk membuat perencanaaan dan fasilitas perawatan rumah sakit oleh
perawat pelaksana bertugas untuk melakukan masyarakat (4). Data AVLOS menunjukkan
tindakan keperawatan. Setiap perawat bahwa RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes
pelaksana mempunyai tugas yang telah Kupang belum efisien dalam memberikan
dibagikan oleh ketua tim pada saat timbang pelayanan kesehatan atau belum mampu
terima. Jika ada tindakan yang sulit untuk memenuhi standar yang ditetapkan Depkes
dilakukan, maka ketua tim akan mengambil RI (2005). Terjadi peningkatan pada data TOI
alih sambil menjelaskan prosedurnya kepada sehingga RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes
perawat pelaksana. Jika ada tindakan yang Kupang telah melewati standar yang
harus dikonsultasikan dengan profesi lain, ditetapkan Depkes RI (2005). Semakin besar
maka ketua tim sendiri atau dengan delegasi angka TOI menunjukkan efisiensi
ketua tim perawat akan menghubungi profesi penggunaan tempat tidur semakin buruk.
yang dimaksud untuk berkonsultasi. Dari Sedangkan pada data BTO terlihat ada
gambaran singkat penerapan MAKP ini penurunan frekuensi pemakaian tempat tidur
penulis berpendapat bahwa RSUD Prof. Dr. pada satu satuan waktu (4).
W. Z. Johannes Kupang telah menerapkan Data tersebut jika diabaikan dapat
MAKP tim dengan baik, tetapi apakah berdampak langsung pada penurunan mutu
penerapan MAKP yang baik ini mampu pelayanan rumah sakit dan buruknya kinerja
meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit? perawat. Sehingga salah satu solusi yang
Hal ini perlu di lihat dengan membandingkan dapat dilakukan yaitu dengan menerapkan
data BOR RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes MAKP secara tepat. Sesuai dengan teori yang
Kupang. dikemukakan oleh Keliat (2005) penerapan
Berikut adalah gambaran mutu MAKP secara tepat dapat meningkatkan mutu
pelayanan RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes pelayanan rumah sakit dan kinerja perawat (3).
Kupang tahun 2014-2015. Tujuan Penelitian ini adalah
mengidentifikasi hubungan penerapan MAKP
Tabel 1.Indikator Mutu RSUD Prof. Dr. W. Z. Dengan Kinerja Perawat Di Ruang Kelimutu,
Johannes Kupang tahun 2014-2015 Ruang Komodo, Dan Ruang Anggrek RSUD
Tahun Standa PROF. Dr. W. Z. Johannes Kupang.
Indikato r
N
r Depkes METODE PENELITIAN
o 2014 2015
Mutu RI
(2005) Penelitian ini merupakan jenis
62,6 60,5 penelitian korelasional dengan pendekatan
1. BOR 60-85% cross sectional untuk mengetahui hubungan
% %
penerapan Metode Asuhan Keperawatan
2. AVLOS 5 hari 5 hari 6-9 hari Profesional (MAKP) dengan kinerja perawat
yang dilakukan dengan cara menilai
3. TOI 3 hari 4 hari 1-3 hari penerapan MAKP menggunakankuesioner
47 41 40-50 oleh Nursalam (2015) dan kinerja perawat
4. BTO dengan menggunakan lembar studi
kali kali kali
Sumber: Instalasi Rekam Medis RSUD Prof. dokumentasi oleh Depkes RI (1995).
Dr. W. Z. Johannes Kupang Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Perawat Ruang
128
CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL p-ISSN : 2621-4091
VOLUME 3 NOMOR 2, SEPTEMBER 2019 e-ISSN : 2580-9784
Kelimutu, Ruang Komodo dan Ruang yang terdiri dari struktur, proses, dan nilai-
Anggrek Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang nilai profesional yang mengatur pemberian
yang sesuai dengan kriteria inklusi Kriteria asuhan keperawatan termasuk lingkungan
inklusi yang digunakan dalam penelitian ini, yang dapat menopang pemberian asuhan
yakni: keperawatan tersebut (5).
1. Perawat Ruang Kelimutu, Ruang Menurut Hoffart & Woods (1996) dalam
Komodo dan Ruang Anggrek yang aktif Sitorus (2011) terdapat lima subsistem dari
bekerja minimal 1 tahun. penerapan MAKP yaitu pengembangan nilai-
2. Bersedia menjadi responden dan nilai profesional, hubungan profesional,
menandatangani informed consent. metode pemberian asuhan keperawatan,
3. Pendidikan minimal DIII Keperawatan. pendekatan manajemen, serta sistem
4. Pasien Yang sudah dirawat 3 hari. kompensasi dan penghargaan (5). Menurut
Kriteria ekslusi dalam penelitian ini yaitu Nursalam (2015), terdapat tiga indikator
perawat Ruang Kelimutu, Ruang Komodo dan penerapan MAKP diantaranya model asuhan
Ruang Anggrek yang sedang cuti. Dari semua keperawatan yang digunakan, efektivitas dan
perawat Perawat Ruang Kelimutu, Ruang efisiensi model asuhan keperawatan,
Komodo dan Ruang Anggrek Prof. Dr. W. Z. pelaksanaan model asuhan keperawatan.
Johannes Kupang yang masuk dalam kriteria Elemen-elemen tersebut merupakan hal
eksklusi ada 8 orang. Sehingga didapatkan penting dalam penerapan MAKP, karena bila
total sampel untuk penelitian ini adalah 51 dilakukan dengan baik hasilnya dapat
orang. dirasakan oleh klien maupun perawat itu
Teknik pengambilan sampel yang sendiri (2). Hasil penelitian M. Afandi (2008),
digunakan adalah purposive sampling dimana di ruang Dahlia RSUD Djojonegoro
dalam penentuan sampel terdapat Temanggung, disebutkan bahwa semua
pertimbangan tertentu sesuai dengan yang komponen yang diterapkan di ruang MAKP
dikehendaki peneliti. hasilnya diatas 80% (6). Hasil pemaparan
Instrumen yang digunakan dalam tersebut dapat diasumsikan bahwa seluruh staf
penelitian ini adalah Kuesioner penerapan mempunyai profesionalitas yang tinggi dalam
MAKP oleh Nursalam (2015) yeng terdiri dari memberikan layanan perawatan.
14 pernyataan dan Studi Dokumentasi kinerja Menurut peneliti terdapat
perawat oleh Depkes RI (1995) yang terdiri ketidaksesuaian antara teori dengan hasil
dari 25 pernyataan. penelitian dimana komponen MAKP telah
diterapkan yaitu adanya pengembangan nilai-
HASIL DAN PEMBAHASAN nilai profesional, hubungan profesional,
1. Penerapan MAKP metode pemberian asuhan keperawatan, dan
Tabel 2. Karakteristik responden berdasarkan pendekatan manajemen, namun hasilnya
Penerapan MAKP sebagian responden berpendapat bahwa
penerapan MAKP berada dalam kategori
kurang. Hal ini disebabkan karena dari ketiga
indikator yang ada, 1 indikator yakni
efektivitas dan efisiensi model asuhan
keperawatan hasilnya kurang dari nilai rata-
rata. Hal ini dibuktikan dengan kuesioner
penerapan MAKP yang mempunyai skor
Tabel 2menunjukkan bahwa dari 51
terendah yaitu pada pernyataan tentang model
responden didapatkan penerapan Metode
yang digunakan saat ini menyulitkan dan
Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
memberikan baban kerja berat bagi perawat
menurut responden berada dalam kategori
serta metode saat ini mendapat kritikan dari
Kurang yaitu sebanyak 27 responden (51,9%).
pasien.
Metode Asuhan Keperawatan
Profesional adalah sebuah sistem keperawatan
129
CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL p-ISSN : 2621-4091
VOLUME 3 NOMOR 2, SEPTEMBER 2019 e-ISSN : 2580-9784
130
CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL p-ISSN : 2621-4091
VOLUME 3 NOMOR 2, SEPTEMBER 2019 e-ISSN : 2580-9784
dari nilai yang diharapkan yaitu > 80%. pelatihan, kelompok kontrol menunjukan
Penulis berpendapat bahwa diperlukan adanya kinerja yang lebih baik (9).
kontrol secara berjenjang mulai dari kepala
ruangan yaitu dengan melakukan kontrol KESIMPULAN
terhadap penulisan dokumentasi, hingga ke
pihak manajemen keperawatan yaitu dengan 1. Penerapan metode asuhan keperawatan
melakukan evaluasi yang berkesinambungan profesional di Ruang Kelimutu, Ruang
dan bimbingan tentang standar prosedur Komodo, dan Ruang Anggrek RSUD
operasional kinerja perawat agar perawat Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang berada
memahami job description yang jelas untuk dalam kategori kurang (51,9%).
menghindari tumpang tindih dalam pekerjaan 2. Kinerja Perawat di Ruang Kelimutu,
serta dapat mewujudkan kinerja perawat yang Ruang Komodo, dan Ruang Anggrek
baik. RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang
berada dalam kategori kurang (53,6%).
3. Hubungan Penerapan MAKP dengan 3. Berdasarkan hasil uji statistik korelasi
Kinerja Perawat Spearman Rho didapatkan hasil p=0,000
Berdasarkan hasil uji statistik korelasi dengan α=0,05 dimana p<α dengan nilai
Spearman Rho didapatkan hasil p=0,000 r=0,961 berarti ada hubungan antara
dengan α=0,05 dimana p<α dengan nilai Penerapan MAKP dengan kinerja
r=0,961 yang menunjukan hubungan sangat perawat.
kuat, maka H1 diterima yang berarti ada
hubungan antara Penerapan MAKP dan DAFTAR PUSTAKA
Kinerja Perawat di ruang Kelimutu, Komodo
1. Aditama, T , Y. 2003. Manajemen
dan Anggrek RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes
Administrasi Rumah Sakit, UI Press,
Kupang.
Jakarta.
Menurut teori yang dikemukakan
2. Nursalam. 2015. Manajemen
Keliat (2005), penerapan MAKP secara tepat
Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik
dapat meningkatkan mutu pelayanan rumah
Keperawatan Profesional. Surabaya:
sakit dan kinerja perawat (3). Berdasarkan hasil
Salemba Medika.
penelitian didapatkan menurut sebagian
3. Keliat, Budi Ana. 2005. Modul MPKP
responden penerapan MAKP berada dalam
Keperawatan Jiwa. Jakarta: Fakultas
kategori kurang begitupun dengan kinerja
Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
perawat. Dengan demikian penulis
4. Departemen Kesehatan RI, 1995.
beranggapan bahwa adanya kesesuaian teori
Instrumen Evaluasi Penerapan Standar
yang dikemukakan yaitu ketika MAKP
Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit.
mampu diterapkan dengan baik, maka kinerja
Jakarta: Dirjen Pelayanan Medik,
perawat pun akan baik. Begitu juga
Direktorat Rumah Sakit Umum dan
sebaliknya, jika penerapan MAKP kurang
Pendidikan
maka kinerja perawat pun akan berkurang.
5. Sitorus Ratna, 2006. Model Praktik
Penulis berpendapat bahwa perlu
Keperawatan Profesional di Rumah
adanya sebuah pelatihan bagi perawat dalam
Sakit: Penataan Struktur & Proses
pelaksanaan MAKP untuk meningkatkan
(sistem) Pemberian Asuhan Keperawatan
kinerja perawat. Seperti penelitian yang
di Ruang Rawat. Jakarta : EGC
dilakukan oleh Suratmi (2012) tentang
pengaruh pelatihan Metode Asuhan 6. Afandi. 2008. Evaluasi Pengembangan
Keperawatan Profesional (MAKP) tim MPKP di RSUD Djodjonegoro
terhadap penerapan MAKP di RSUD Dr. Temanggung.
Soegiri Lamongan yaitu ada perbedaan http://journal.umy.ac.id/artikel/download.
penerapan MAKP tim, kinerja perawat dan Diunduh tanggal 28 Juli 2017.
kepuasan kerja perawat setelah diberikan
131
CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL p-ISSN : 2621-4091
VOLUME 3 NOMOR 2, SEPTEMBER 2019 e-ISSN : 2580-9784
132