Anda di halaman 1dari 6

NAMA : CHRISTINE

NIM : 181121044

I. REFERENSI
1. RSNI M-01-2003 : Metode pengujian campuran beraspal panas dengan alat Marshall
2. SNI 03-6893-2002 : Metode Pengujian Berat Jenis Maksimum Campuran Beraspal
3. Spesifikasi Umum Bina Marga 2018 Divisi 6: Pekerjaan Aspal

II. ALAT
2.1 Alat Utama
N
NAMA ALAT GAMBAR
O

1 Mesin Penumbuk

2 Timbangan dengan ketelitian 0.1 gr

3 Cetakan Benda Uji

4 Hot Plate

5 Oven
6. Extruder

7 Termometer

2.2 Alat Bantu


N
NAMA ALAT GAMBAR
O
1

Kompor minyak

Wajan

3
Sendok

Spatula

Palu
III. BAHAN
a. Agregat
b. Aspal
c. Oli
d. Kantong Pelastik
e. Oven
IV. PROSEDUR PEMBUATAN BENDA UJI
A. Benda Uji 2 × 75 Tumbukan
1. Lakukan pengayakan agregat
a. Agregat Kasar tertahan saringan No.8 (2,36 mm)
b. Agregat Halus Lolos saringan No. 8 tertahan No. 200
c. Agregat Halus Lolos saringan No. 200 (semen)
2. Tentukan proporsi agregregat/ DMF (Design Mix Formula)
3. Panaskan Agregat yang sudah ditentukan beratnya yaitu ±1150 gram untuk satu
benda uji (hasil DMF) , masukkan ke dalam oven

4. Panaskan cetakan benda uji diatas Hot Plate yang sudah diolesi oli
5. Panaskan aspal sampai mencair
6. Panaskan wajan lainya untuk memanaskan agregat
7. Timbang wajan yang sudh dipanaskan (W1)
8. Masukkan agregat yang sudah dioven ke dalam wajan aduk aggregate hingga
homogeny menggunakan sendok spesi
9. Timbang berat wajan + agregat (W2)
10. Hitung Berat agregat kering (W3) dengan cara berat wajan + agregat dikurangi
dengan berat wajan, atau
W3 = W2-W1
11. Hitung berat aspal (W4) sesuai kadar aspal yang akan dibuat dengan rumus:
A
W4 = × W3
100− A
12. Hitung berat akhir (Wakhir) nya (wajan + agregat + aspal) dengan rumus :
Wakhir = W2 + W4
13. Aduk seluruh campuran hingga homogeny dan mencapai suhu pencampuran yaitu
147oC (hasil uji viskositas)
14. Cek suhu pencampuran dengan menggunakan thermometer, pastikan benda uji
dibentuk menggunung dibagian tengahnya agar thermometer dapat terselimuti
oleh aspal.
15. Ketika termometer telah menunjukkan suhu pencampuran, angkat wajan dan ukur
kembali suhu dan pastikan telah mencapai suhu pemadatan yaitu 145oC
16. Siapkan Cetakan diatas landasan pemadat
17. Masukkan kertas yang telah dibentuk lingkaran ke dalam cetakan agar campuran
tidak lengket
18. Tuangkan campuran aspal ke dalam cetakan dengan bantuan corong
19. Tusuk bagian pinggir campuran sebanyak 15 kali dan bagian tengah sebanyak 10
kali dengan menggunakan spatula kemudian lapisi bagian atas menggunakan
kertas.
20. Letakkan cetakan benda uji pada landasan pemadat kemudian kunci agar cetakan
tidak bergeser saat dipadatkan
21. Atur mesin penumbuk dengan tumbukan sebanyak 75 tumbukan
22. Setelah benda uji ditumbuk 75 tumbukan, ubah posisi cetakan dengan cara
dibalikkan kemudian pasang kembali
23. Keluarkan cetakan dari mesin penumbuk lalu ratakan cetakan menggunakan
bantuan balok kayu dan palu
24. Jika kedua sisinya sudah dipadatkan, keluarkan cetakan dari landasan dan
letakkan di atas pan yang telah dilapisi lap basah untuk mendinginkan cetakan.
25. Jika sudah dingin, keluarkan benda uji menggunakan extruder
26. Berilah nomor dan keterangan pada benda uji

Pertanyaan :

1. Mengapa harus dilakukan menusukkan pada campuran sebanyak 15 kali


disekeliling dan 10 kali di bagian tengah ?
2. Pada RSNI M-01-2003 terdapat kalimat “pengujian kepadatan mutlak campuran
beraspal untuk lalu-lintas berat dilakukan pemadatan sebanyak 400 kali
tumbukan” bukankah untuk pemadatan lalu lintas berat digunakan 75 x
tumbukan ?

B. Benda Uji GMM


1. Lakukan pengayakan agregat
 Agregat Kasar Tertahan saringan No.8 (2,36 mm)
 Agregat Halus Lolos saringan No. 8 tertahan No. 200
 Agregat Halus Lolos saringan No. 200 (semen)
2. Tentukan proporsi agregregat/ DMF (Design Mix Formula)
3. Panaskan Agregat yang sudah ditentukan beratnya yaitu ±1150 gram untuk satu
benda uji (hasil DMF) , masukkan ke dalam oven
4. Panaskan aspal menggunakan kompor hingga aspal menjadi cair
5. Timbang Wajan (W1)
6. Panaskan wajan lainnya untuk memanaskan agregat
7. Masukkan agregat yang telah dioven ke dalam wajan lalu aduk aduk agar
agregatnya homogen kemudian timbang (W2)
8. Hitung Berat agregat kering (W3) dengan cara berat wajan + agregat dikurangi
dengan berat wajan, atau
W3 = W2-W1
9. Hitung berat aspal (W4) sesuai kadar aspal yang akan dibuat dengan rumus:
A
W4 = × W3
100− A
10. Hitung berat akhir (Wakhir) nya (wajan + agregat + aspal) dengan rumus :
Wakhir = W2 + W4

11. Aduk seluruh campuran hingga homogeny dan mencapai suhu pencampuran
yaitu 147oC (hasil uji viskositas)
12. Cek suhu pencampuran dengan menggunakan thermometer, pastikan benda uji
dibentuk menggunung dibagian tengahnya agar thermometer dapat terselimuti
oleh aspal.
13. Hamparkan campuran aspal diatas pan kemudian ratakan dengan sendok
pengaduk
14. Dinginkan benda uji menggunakan kipas angina
Pertanyaan:
1. Apa perbedaan uji GMM dengan uji BJ aspal ?
2. Mengapa ketika telah selesai dipanaskan, aspal harus dihamparkan dan
didinginkan ?

Anda mungkin juga menyukai