Anda di halaman 1dari 13

TUGAS TIK

Budidaya Tanaman Kakao


(Theobroma cacao L )

Oleh:
IrfanAyyash (195040100111136)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG

i
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya, saya dapat menyusun Makalah ini yang
berjudul “Budidaya Tanaman Kakao (Theobroma cacao L ) ” dengan baik.
Adapun maksud dan tujuan kami menyusun Makalah ini untuk memenuhi tugas
mata kuliah Dasar Budidaya Tanaman. Penulis juga mengucapkan terimakasih
kepada bapak Prof. Dr .Ir. Husni Thamrin Sebayang ,MS. selaku pembimbing
mata kuiah Dasar Budidaya Tanaman dalam pembuatan karya tulis ini, serta
kepada semua pihak yang telah mendukung dalam menyusun karya tulis ini.
Saya menyadari masih terdapat banyak kekurangan yang terdapat dalam karya
tulis ini. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran kepada berbagai pihak
untuk kami jadikan sebagai bahan evaluasi guna meningkatkan kinerja untuk
kedepannya.

Penulis

2 Maret 2020

ii
DAFTAR IS

KATA PENGANTAR................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................iv
DAFTAR TABEL.......................................................................................v
I. PENDAHULUAN...................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
II. PEMBAHASAN.....................................................................................3
2.1 Sejarah Tanaman Kakao......................................................................3
2.2 Morfologi Tanaman Kakao.................................................................3
2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Kakao.........................................................4
2.4 Pemanenan Buah Kakao......................................................................5
2.5 Hama dan Penyakit Tanaman Kakao...................................................5
III. KESIMPULAN....................................................................................6
3.1 Kesimpulan.........................................................................................6
3.2 Saran...................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................7

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Buah Pohon Kakao...........................................................................................1

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah Produksi Kakao.......................................................................................2

v
vi
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komoditas tanaman cokelat di Indonesia masih dianggap sebelah mata
oleh masyarakat maupun pemerintah. Padahal Indonesia merupakan salah satu
negara pembudidaya tanaman kakao paling luas di dunia dan termasuk negara
penyumbang kakao terbesar ketiga setelah Ivory-Coast dan Ghana, yang angka
produksinya mencapai 1.315.800 ton/thn. Dalam waktu 5 tahun terakhir,
perkembangan perkebunan kakao meningkat cepat dengan tingkat pertumbuhan
rata-rata 8%/thn dan saat ini mencapai 1.462.000 ha. Kurang lebih 90% dari
luasan tersebut merupakan perkebunan rakyat.

Gambar 1. Buah Pohon Kakao

Daerah penyumbang terbesar kakao adalah Provinsi Riau. Menurut data


statistik Provinsi Riau 2010, luas perkebunan kakao yang ada di Riau yaitu 7.062
ha Selanjutnya menurut data statistik Provinsi Riau (2012), pada Tahun 2012
terjadi peningkatan luas areal perkebunan kakao dari 7.175 ha sampai 7.215 ha
(Hidayat & Yetti, 2014)

Berkembang pesatnya tanaman cokelat ini diharapkan dapat menyaingi


komoditas perkebunan lainnya, seperti kelapa sawit, teh, kopi serta karet. Menurut
Amin, 2005 Sejak 1980-an, kakao di Indonesia berkembang pesat. Dengan
memiliki sumberdaya alam yang melimpah diharapkan Indonesia dapat
memaksimalkan tanaman cokelat sehingga bisa menjadi komoditas unggulan di
Indonesia. Usaha untuk mendapatkan bibit unggul tanaman cokelat melalui proses
hibrida atau proses persilangan dengan tetua-tetua yang unggul yang telah di

1
seleksi dan disesuaikan dengan berbagai habitat yang ada di Indonesia. Bukan
hanya itu saja, perlu juga usaha perlindungan terhadap hama dan penyakit yang
bisa mengganggu proses pertumbuhan dan perkembangan juga pemeliharaan
cokelat yang efisien dan tepat sasaran.

Tahun 2012 2013 2014 2015 2016


Jumla 740,510 720,900 728,400 593,331 760,429
h
Tabel 1. Jumlah Produksi Kakao

2
II. PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Tanaman Kakao
Tanaman kakao awalnya berasal dari Amerika Tengah, masyarakat
pertaman yang membudidayakan tanaman kakao adalah suku Indian Maya dan
suku Aztec. Sementara di Indonesia tanaman kakao pertama kali diperkenalkan
oleh orang Spanyol pada tahun 1650 di Minahasa dan Sulawesi. Indonesia mulai
melebarkan sayapnya dengan mengekspor kakao pada tahun 1825 sebesar 92 ton.
Namun, sekarang setiap tahun jumlah ekspor tanaman kakao semakin menurun,
tidak sebesar dahulu (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2004)

2.2 Morfologi Tanaman Kakao


Menurut(Wahyudi & Panggabean, 2009) Wahyudi & Panggabean, 2009
morfologi tanaman kakao terdiri dari sebagai berikut:

a. Akar

Kakao merupaka tanaman dengan surface root feeder, maksudnya sebagian akar
lateralnya berkembang tidak jauh dari permukaan tanah yaitu pada kedalaman
tanah 0-30 cm. 56% akar lateral tumbuh pada jeluk 0-10 cm, 26% pada
kedalaman 11-20 cm, 14% pada kedalaman 21-30 cm, dan hanya 4% tumbuh
pada kedalaman diatas 30 cm dari permukaan tanah.

b. Tunas dan batang

Tanaman kakao memiliki sifat dimorfisme, artinya memiliki dua bentuk


tunas vegetatif yaitu tunas ortotrop (tunas air) dan tunas plagiotrop. Tanaman
kakaoasal biji, setelah mencapai tinggi 0,9-1,5 m akan berhenti tumbuh dan
membentuk jorket. Jorket merupakan tempat percabangan dari pola percabangan
ortotrop ke plagiotrop dan khas hanya pada tanaman kakao. Pembentukan jorket
setelah memiliki ruas batang sebanyak 60-70 buah. Namun, batasan tersebut tidak
sesuai, karena faktanya banyak faktor lingkungan yang berpengaruh dan sukar
dikendalikan.
c. Daun

3
Sifat unik yang dimiliki tanaman kakao yaitu dengan adanya dua
persendian yang terletak dipangkal dan ujung tangkai daun. Persendian ini
dilaporkan daun mampu membuat gerakan untuk menyesuaikan dengan arah
datangnya sinar matahari. Bentuk helai daun bulat memanjang, ujung daun
meruncing dan 5 pangkal daun runcing. Susunan tulang daun yang menyirip dan
tulang daun menonjol kepermukaan bawah helai daun. Tepi daun rata, daging
daun tipis tetapi kuat seperti perkamen, warna daun dewasa hijau tua.

e. Buah

Buah kakao memiliki warna yang sangat beragam, tetapi umunya hanya
ada dua macam warna. Buah yang saat muda berwarna hijau atau hijau agak putih
jika sudah masak akan berwarna kuning. Sementara itu, buah yang ketika muda
berwarna merah, setelah masak berwarna jingga (orange).

2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Kakao


Salah satu hal yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman kakao yaitu
ikmlim. Jumlah curah hujan mempengaruhi pola pertunasan kakao (Flush).
Produksi tanaman kakao dipengaruhi oleh curah hujan yang tinggi dan tangka
flush nya. Faktor iklim yang relevan dengan pertumbuhan kakao adalah curah
hujan tahunan dan sebarannya sepanjang tahun. Jika turah hujan yang terlalu
rendah atau pun tinggi memiliki dampaka buruk bagi tanaman kakao. Bila terlalu
rendah, tidak tersedia cukup air bagi tanaman dapat menyebabkan stress dan
kematian, tergantung pada taraf kekeringannya.

Sebaliknya, curah hujan tahunan 6 terlalu tinggi dapat menyebabkan


dampak negatif berupa erosi (Prawoto & Erwiyono, 2008). Tanaman kakao dapat
dibudidayakan di lingkungan hutan tropis dengan curah hujan yang ideal adalah
pada daerah yang bercurah hujan 1.100 mm sampai dengan 3.000 mm per tahun.
Temperatur yang ideal bagi pertumbuhan kakao adalah 300C sampai 320C
(maksimum) dan 180C sampai 210C (minimum). Hal ini penting karena akar
tunggang tanaman memerlukan ruangan yang leluasa untuk pertumbuhannya agar
akar tunggang tidak kerdil dan bengkok. Tanah yang sesuai untuk kakao adalah
yang bertekstur geluh lempungan (clay loam) yang merupakan perpaduan antara
pasir 50%, debu 10-20%, dan lempung 30-40%.

4
Tanaman kakao baik jika tanah berkadar bahan organik tinggi, yaitu
diatas 3%. Dengan tingginya kadar organik akan memperbaiki struktur tanah,
biologi tanah, kemampuan penyerapan hara dan daya simpan lengas tanah

2.4 Pemanenan Buah Kakao


Ciri tanaman kakao sudah siap dipanen yaitu dengan berubahnya warna
buah apabila telah tampak perubahan warna kulit dan setelah fase pembuahan
sampai menjadi buah dan matang ± usia 5 bulan. Ciri-ciri buah yang siap dipanen
yaitu, warna kuning pada alur buah, warna kuning pada alur buah dan punggung
alur buah; warna kuning pada seluruh permukaan buah dan warna kuning tua pada
seluruh permukaan buah.

Proses pemanenan buah kakao yaitu dengan pisau tajam. Bila letak buah
tinggi, bisa menggunakan alat bantu. Cara pemetikannya, jangan sampai melukai
batang yang ditumbuhi buah. Pemetikan kakao hendaknya dilakukan hanya
dengan memotong tangkai buah tepat dibatang/cabang yang ditumbuhi buah. Hal
tersebut agar tidak menghalangi pembungaan pada periode berikutnya.

Waktu Panen dilaksanakan 7-14 hari sekali. Saat panen jangan melukai
batang/cabang yang ditumbuhi buah karena bunga tidak dapat tumbuh lagi di
tempat tersebut pada periode berbunga selanjutnya. Tanaman kakao mencapai
produksi maksimal pada umur 5-13 tahun. Produksi per hektar dalam satu tahun
adalah 1.000 kg biji kakao kering.

2.5 Hama dan Penyakit Tanaman Kakao


Hama penting yang sering menyerang tanaman kakao adalah Penggerek
buah kakao (PBK), Kepik penghisap buah kakao (Helopeltis), Penggerek
batang/cabang (Zeuzera coffeae), Tikus dan tupai/bajing. Sementara penyakit
penting kakao diantaranya yaitu Vascular streak dieback (VSD), Busuk buah,
Kanker batang, Antraknose, Jamur akar, Jamur upas

5
III. KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Budidaya tanaman kakao di Indonesia masih belum menjadi tanaman
unggulan, namun dengan memahami morfologi dan sifat-sifat tanaman kakao
peneliti petani dapat memaksimalkan produksi tanaman kakao. Didalam usaha
tani Kakao membutuhkan teknik budidaya yang baik dan benar agar memperoleh
produksi yang optimal.

3.2 Saran
Makalah ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah sehingga
dapat memaksimalkan budidaya tanaman kakao. Serta dapat menambah wawasan
dan informasi bagi pembaca.

6
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, & Yetti. (2014). Pengaruh Pemberian Beberapa Konsentrasi Urin Sapi

Terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao (Theobroma cacao L.). Jurnal

faperta.

Prawoto, & Erwiyono. (2008). Potensi Budidaya Kakao Untuk

Pembangunan Ekonomi di Aceh Barat. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao

Indonesia.

Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. (2004). Panduan Lengkap Budidaya

Kakao (13 ed.). Agromedia Pustaka.

Wahyudi, & Panggabean. (2009). Panduan Lengkap Kakao. Penebar Swadaya.

Anda mungkin juga menyukai