Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Permasalahan kependudukan yang terkait dengan banyaknya jumlah


penduduk menjadi sebuah masalah yang tidak dapat dihindarkan dan menjadi
salah satu masalah yang sangat menarik perhatian pemerintah untuk segera
diatasi. Berdasarkan Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 Tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, pasal 1 ayat 2
menjelaskan bahwa kependudukan merupakan hal ikhwal yang berkaitan
dengan jumlah, struktur, pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran,
kualitas, dan kondisi kesejahteraan yang menyangkut politik, ekonomi, sosial
budaya, agama serta lingkungan penduduk setempat. Selain itu, disebutkan
juga dalam undang-undang tersebut bahwa perkembangan kependudukan dan
pembangunan keluarga adalah upaya terencana untuk mewujudkan penduduk
tumbuh seimbang dan mengembangkan kualitas penduduk pada seluruh
dimensi penduduk.

Untuk mengendalikan jumlah penduduk Indonesia yang semakin


meningkat tiap tahunnya pemerintah melakukan program Keluarga Berencana
(KB) yang dilaksanakan sejak tahun 1970 sukses berjalan. Dengan
diterbitkannya Keputusan Presiden Republik Indonesia No.8 Tahun 1970,
maka dibentuklah Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional yang
disingkat BKKBN. Penyelenggaranaan KB bukan hanya merupakan tanggung
jawab masyarakat. Gerakan KB Nasional bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia
dan Sejahtera (NKKBS) yang menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat
yang sejahtera. Dalam rangka perkembangan kependudukan dan untuk

1
2

mewujudkan keluarga sejahtera, progran KB dipandang perlu untuk


mengadakan pengeturan kelahiran (Rukanda dkk, 2003).

Untuk mensukseskan program KB, pemerintah mencanangkan


program KB Nasional. Penggarapan program Gerakan KB Nasional ditekankan
kepada lima jalur pemantapan yang terdiri dari pemerataan peserta KB dan
pemerataan presepsi tentang KB, peningkatan kualitas pelayanan KB, terus
menggalakan kemandirian dalam rangka memantapkan kesertaan KB, generasi
muda, pemantapan lini lapangan yang meliputi struktur institusi masyarakat
ingan pelayanan dan petugas (Rukanda dkk,2003).

Setelah adanya program KB tahun 1970 Angka kelahiran dan laju


pertumbuhan penduduk mulai menurun dan mencegah angka kelahiran dari 5,6
anak per wanita menjadi 2,6 di tahun 2002, namun sampai tahun 2012 angka
tersebut tidak menurun dan terus berubah. Memasuki masa orde baru
pemerintah gencar melakukan kampanye KB, dengan slogan “cukup dua anak”
atau “Keluarga Berencana” yang dicanangkan oleh Presiden Soeharto.
Dibarengi dengan merangkul jajaran kementrian, Gubernur, Bupati/Walikota,
dan Kelurahan. Berakhirnya Pemerintahan Orde Baru dan mulai berdiri Era
Reformasi banyak hal yang terjadi di Indonesia, yaitu adanya kebijakan
kebijakan baru dan berbagai perubahan. Pada tahun 1999 terbitlah Undang-
undang baru yang menjadi tolok ukur sejarah baru di Indonesia, dengan
lahirnya Undang-undang yang mengatur Otonomi Daerah yaitu Undang-
undang Nomor 22 tahun 1999. Dimana program yang dulunya diatur dan
dikelola pusat sekarang diatur dan dikelola daerah termasuk program KB.
Keberhasilan program KB tidak dapat dipertahankan. Karena angka kelahiran
semakin meningkat tahun 2002 2,6 juta perwanita sampai tahun 2012
berdasarkan data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN).
Banyak kendala dalam memajukan program KB di Indonesia karena seringkali
terbentur dengan adat istiadat, budaya, serta agama yang membuat program itu
tidak berjalan sebagaimana diharapkan.
3

Menurut BPS (2010), untuk jumlah penduduk provinsi Jawa tengah


berdasarkan hasil sensus tahun 2000 tercatat 31.228.940 jiwa, hingga pada
tahun 2010 jumlah penduduk mencapai 32.382.657 jiwa. Dengan demikian
dalam kurun waktu tersebut meningkat sebesar 1.153.717 jiwa.

Pemalang adalah sebuah kabupaten di provinsi Jawa Tengah yang


memiliki luas wilayah 1.118,03 km² dan memiliki jumlah penduduk sebesar
1.715.668 jiwa, serta terdapat wilayah administrasi 14 Kecamatan, 11
Kelurahan, 211 Desa. Ibu kotanya adalah Kota Pemalang. Kabupaten ini
berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Pekalongan di
timur, Kabupaten Purbalingga di selatan, serta Kabupaten Tegal di barat.
(Sumber http://www.pemalangkab.go.id/)

Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang, tepatnya di Desa


Asemdoyong RT 50 RW 10 ini merupakan kampung terpadat dan terdapat
sekitar 52 pasangan usia subur, yang masih belum melaksanakan KB. Maka
dari itu Bupati Pemalang mencanangkan program kampung Keluarga
Berancana Pembangunan Keluarga (KKBPK) atau sering disebut juga
“Kampung KB”. Kampung KB merupakan salah satu bentuk atau model
miniature pelaksanaan total program Kependudkan Keluarga Berencana dan
Pembangunan Keluarga (KKBPK) secara utuh yang melibatkan seluruh bidang
dan mitra kerja instansi terkait sesuai kebutuhan dan kondisi wilayah, serta
dilaksanakan di lingkungan terendah.

Pencanangan KKBPK atau kampung KB di RT 50 RW 10 Desa


Asemdoyong diharapkan memotivasi semua elemen untuk bersama-sama
mengarahkan RT 50 RW 10 Desa Asemdoyong menjadi keluarga yang lebih
sejahtera di kemudian hari melalui program KB dan program lain yang terkait
dengan peningkatan keluarga sejahtera.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis mengambil judul


penelitian “Efektivitas Program Kampung Keluarga Berencana Pembangunan
4

Keluarga Terhadap Angka Kelahiran di Desa Asemdoyong Kabupaten


Pemalang.

B. Perumusan Masalah

a. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis


merumuskan rumusan masalah, yaitu : “Bagaimana Efektivitas Program
Kampung Keluarga Berencana Pembangunan Keluarga Terhadap Angka
Kelahiran Di Desa Asemdoyong Kabupaten Pemalang.”.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum :

Untuk mengetahui Bagaimana Efektivitas Program Kampung Keluarga


Berencana Pembangunan Keluarga Terhadap Angka Kelahiran Di Desa
Asemdoyong Kabupaten Pemalang.

Tujuan Khusus :

1) Untuk mengetahui sasaran yang tepat dalam Program Kampung


Keluarga Berencana Pembangunan Keluarga Terhadap Angka
Kelahiran Di Desa Asemdoyong Kabupaten Pemalang.

2) Untuk mensosialisasikan Program Kampung Keluarga Berencana


Pembangunan Keluarga Terhadap Angka Kelahiran Di Desa
Asemdoyong Kabupaten Pemalang..

D. Penelitian Terkait

Merita Rahma (2016) dengan judul “Pengendalian Pertumbuhan


Penduduk Melalui Pelaksanaan Program KB Dinamis/Tim KB Keliling”.
Hasil penelitian menunjukan Program pelayanan KB Dinamis telah
dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan sasarannya pun sudah tepat yaitu
pasangan usia subur yang ada di tingkat kecamatan dan desa, jumlah peserta
KB yang ada pun sudah semakin meningkat setiap tahunnya tetapi angka
5

kelahiran bayi masih saja tinggi dan menyebabkan jumlah penduduk belum
terkendali. Namun, terkait standar, dalam pelaksanaan program ini belum
adanya standar yang benar-benar jelas yang menjadi tolak ukur keberhasilan
program. Hal ini dikarenakan pemerintah masih menggunakan undang-
undang serta peraturan menteri sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.

Perbedaan dengan penelitian ini adalah tujuan penelitian dan


lokasi penelitian. Peneliti meneliti tentang efektivitas program kampung KB
terhadap angka kelahiran, sedangkan peneliti terdahulu meneliti tentang
pengendalian pertumbuhan penduduk melalui pelaksanaan program KB
dinamis/tim KB keliling dan penelitian ini dilakukan di Desa Asemdoyong
Kabupaten Pemalang sedangkan pada penelitian terdahulu dilakukan di
Kabupaten Pringsewu.

E. Manfaat Penelitian

1) Bagi Pemerintah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan


dalam pengembangan Program Kampung Keluarga Berencana
Pembangunan Keluarga di Desa Asemdoyong Kabupaten Pemalang.

2) Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang


bermanfaat kepada masyarakat tentang Program Kampung Keluarga
Berencana Pembangunan Keluarga di Desa Asemdoyong Kabupaten
Pemalang.

3) Bagi Penyusun

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi dan dasar
untuk melakukan penelitian selanjutnya mengenai Program Kampung
Keluarga Berencana Pembangunan Keluarga di Desa Asemdoyong
Kabupaten Pemalan

Anda mungkin juga menyukai