Makalah Ilmu Politik
Makalah Ilmu Politik
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat tuhan yang maha esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “KONSEP-KONSEP
POLITIK” bisa selesai pada waktunya.
Dalam kesempatan ini kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah ilmu politik yakni bapak JAGAD
ADITYA DEWANTARA, M.Pd yang telah bersedia menerima makalah ini
meskipun banyak terdapat kekurangan didalamnya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik
dan rapi. Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para
pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
A. Teori Politik.................................................................................................3
B. Tujuan Politik..............................................................................................4
C. Konsep Politik.............................................................................................4
BAB III..................................................................................................................17
PENUTUP.............................................................................................................17
A. Kesimpulan................................................................................................17
B. Saran..........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Politik merupakan salah satu unsur pendukung dalam mencapai tujuan
Negara, politik sering berkaitan dengan segala urusan tentang hal ihwal
kenegaraan dalam mencapai suatu tujuan Negara serta cara-cara yang
harus dilakukan untuk tujuan tersebut. Sehingga politik merupakan suatu
hal mutlak yang harus ada dalam sebuah Negara karena dengan politik itu
lah kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan sistem ketatanegaraan
pada sebuah Negara dapat berjalan dengan baik. Mengingat kembali pada
peranan politik bagi suatu Negara maka penting juga bagi kita untuk
memahami apa itu politik dan apa itu konsep politik yang ada di Negara
kesatuan republik Indonesia ini karena, dengan begitu kita dapat
menyadari betapa pentingnya sebuah peran politik. Namun sebelum itu
kita juga harus terlebih mengetahui bagaimana sebuah Negara itu lahir,
apa yang menyebabkan kemunculannya dan bagaimana Negara itu dapat
berkembang dengan sebagaimana mestinya. Politik dan Negara adalah dua
hal yang selalu berkaitan satu sama lain, dan merupakan satu kesatuan
perangkat kerja. Politik tidak dapat berjalan tanpa kehadiran suatu Negara,
dan begitu juga sebaliknya Negara tidak bisa berjalan dengan baik tanpa
adanya politik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu politik?
2. Apa tujuan politik?
3. Apa saja konsep-konsep politik?
1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami akan konsep politik
2. Menambah wawasan mengenai politik
3. Sebagai bahan pemenuhan tugas ilmu politik
4. Untuk mengetahui lebih mendalam tentang konsep-konsep politik?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Politik
Kata politik berasal dari bahasa Yunani yakni polis yang memiliki arti kota
yang berstatus negara (city state). Politik lahir pada akhir-akhir abad ke-
19, pada saat itu ilmu politik berkembang secara pesat bersamaan dengan
cabang-cabang ilmu sosial lainya, seperti sosiologi, antropologi, ekonomi,
dan psikologi. Teori politik adalah suatu generalisasi yang bersifat abstrak
megenai beberapa peristiwa. Secara umum generalisasi merupakan
generalizations are statements of the relationship of two or more concepts.
These statements may range from very simple to very complex.
Sometimes they are referred to as principles or laws atau yang memiliki
arti generalisasi itu merupakan sebuah pernyataan hubungan antara dua
konsep ataupun lebih. Pernyataan tersebut boleh terbentang dari yang
sangat sederhana ke sangat kompleks. Dan juga kadang kala mereka
dikenal sebagai prinsip-prinsip atau hukum. Dan dalam menyusun sebuah
generalisasi.
Aristoteles dan Plato menganggap bahwa politik adalah suatu usaha untuk
mencapai masyarakat politik yang terbaik. Politik adalah proses
pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara
lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara.
Konsep poitik itu merupakan pembentukan dan pembagian kekuasaan
dalam masyarakat yang bertujuan untuk pembuatan keputusan. Ada
beberapa macam konsep-konsep politik yang mana diantaranya konsep
politik itu pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang
bertujuan untuk pembuatan keputusan. Selain itu juga dapat berfungsi
membuat pengurangan keperluan yang sering dikatakan berulang-ulang
terhadap sesuatu kajian yang serupa dan sudah diketahui.
3
B. Tujuan Politik
Adapun tujuan politik secara umum yang ada di Indonesia dapat dilihat
sebagai berikut :
C. Konsep Politik
Adapun konsep-konsep yang dimaksud seperti berikut :
1. Kekuasaan
4
kekuasaan itu. Dengan demikan konsep ‘kekuasaan’ itu sangat luas,
karena setiap manusia pada hakikatnya merupakan subyek dan
sekaligus sebagai obyek kekuasaan. Misalnya, sekalipun seorang
presiden sebagai penguasa eksekutif tertinggi (subyek kekuasaan),
tetapi ia harus tunduk kepada undang-undang (obyek kekuasaan).
2. Kedaulatan
5
Hukum Internasional mengacu kepada kemerdekaan suatu negara
terhadap negara-negara lain.
3. Kontrol Sosial
6
rakyat dan oleh rakyat melandasi semua negara yang menyatakan
dirinya demokratis.
Dalam buku buku yang berjudul Leviathan, Hobbes yang baru saja
mengalami kengerian perang saudara, membayangkan masyarakat
berada dalam sebuah lingkungan alamiah yang anarkhis, hidup dalam
kehatiran penyerangan yang mebawa kematian. Akhirnya orang-orang
membuat perjanjian untuk menjamin perdamaian, untuk melindungi
mereka sendiri. Kemudian Locke memperbaiki teori Hobbes. Teori
Locke (1924[1690]) salah satunya merespons teori Hobbes. Teori ini
bersifat damai dan teratur, rakyat hidup dalam hukum moral dan alam,
mengolah alam dan mendapat kepemilikan. Tetapi tidak adanya
hukum untuk menyelesaikan perselisihan, telah mendorong
masyarakat mendirikan sebuah sebuah pemerintahanmelalui
persetujuan. Dalam membuat sebuah kontrak, individu-individu
menyerahkan hak-hak alamiah mereka, dan sebagai imbalannya
mereka menerima hak-hak sipil dan perlindungan.
4. Negara
7
mengendalikan dan mengatur gejala-gejala kekuasaan yang asosial
ataupun bertentangan satu sama lain, supaya tidak menjadi
antagonisme yang membahayakan; (2) mengorganisir dan
mengintegrasikan kegiatan manusia dan golongan-golongan kearah
tercapainya tujuan-tujuan dari masyarakat seluruhnya. Negara
menentukan bagaimana kegiatankegiatan asosiasi kemasyarakatan
disesuaikan satu sama lain dan diarahkan kepada tujuan nasional.
5. Pemerintah
6. Legitimasi
8
terusmenerus tanpa batas terhadap kepemimpinannya itu. Hal ini
terjadi jika sang pemimpin atau pemegang kekuasaan itu nampak
mengingkari tidak memenuhi tuntutan yang dipimpinnya. Pemikiran
tentang legitimasi merupakan sebuah penemuan dalam pemikiran
modern, yang terwakili dengan baik pada janji Rousseau dalam Social
Contract, yang memperlihatkan bagaimana sebuah otoritas politik
dapat disebut ”absah”, yang juga diperdalam oleh Max Weber,
seorang ahli teoretis modern.
7. Oposisi
9
Dengan demikian oposisi tidak hanya bertugas untuk mengingatkan
pemerintah terhadap kemungkinan-kemungkinan salah kebijaksanaan
atau keputusan yang diambil oleh pemerintah yang sedang memegang
kekuasaan, melainkan juga mampu menunjukkan apa yang harus
dilakukannya, tetapi justru tidak dilakukannya. Dalam hal ini jelas
kewajiban oposisi adalah melakukan kualifikasi apakah sesuatu itu
harus dilakukan, tidak harus dilakukan, atau malah tidak harus
dilakukan sama sekali.
8. Sistem Politik
9. Demokrasi
10
negara kota, demokrasi adalah nama konstitusi (sistem pemerintahan)
di mana masyarakat yang lebih miskin bisa menggunakan kekuasaan
untuk membela kepentingan mereka yang acap kali berbeda dari
kepentingan kaum kaya dan para bangsawan.
11
suara. Kedua, sistem pluraalis (dipraktekkan di sebagaian besar negara
berbahasa Inggeris) dengan berbagai tingkatan proporsionalitas, mulai
dari representasi proporsi murni (misalnya Belanda) di mana0,67
persen dari total suara dapat memberi sebuah kursi di parlemen bagi
sebuah kelompok, hingga ke sistem yang memadukan berbagai
mekanisme seperti di Jerman (separuh kursi di parlemen diberikan
kepada pihak yang memperoleh suara terbanyak, sedangkan sisanya
dibagi-bagi untuk setiap pihak yang memperoleh 5 persen suara).
12. Desentralisasi
12
Kalau saja desentralisasi administratif merupakan suatu delegasi
wewenang pelaksanaan yang diberikan kepada pejabat pusat di tingkat
lokal. Dengan demikian pejabat tersebut bekerja dalam batas-batas
rencana dan sumber pembiayaan yang sudah ditentukan, namun
memiliki keleluasaan, kewenangan, dan tanggung-jawab tertentu
dalam pengembangan kebijaksanaan. Sedangkan dalam desentralisasi
politik, adalah wewenang pembuatan keputusan dan control tertentu
terhadap sumbersumber daya yang diberikan kepada badan-badan
pemerintah regional dan lokal.
13. Persamaan
13
persoalan yang muncul adalah nilai-nilai apa yang mengukuhkan
persamaan di antara kelompok-kelompok yang terlanjur diyakini tidak
sepenuhnya setara.
14. Demonstrasi
14
Perdebatan tentang universalitas tidaknya HAM, memang sudah
berlang lama, memang dalam pertumbuhannya HAM tidak lepas dari
budaya masyarakat setempat dan tidak isa dipukul-rata seperti yang
diinginkan oleh pengajur HAM radikal Barat. Akan tepai terdapat juga
dokumen-dokumen HAM yang diakui secara universal seperti
International Convenant on Human Rights 1966 yang didasarkan pada
Universal Declaration of Hman Rights 1948. Hal ini lebih dari 140
negara telah menandatangani dokumen International Convenant on
Civil and Political Parties, termasuk negaranegara Eropa Timur,
negara-negara Timur Tengah (Mesir, Tunisia, Iraq, Iran,, dan
sebagainya). Kemudian sejak berlakunya dokumen HAM tersebut
sejak awal tahun 1990-an, konsep universalitas HAM berkembang
secara bertahap.
15
mampu memenuhi hak-kah tersebutdalam jangka pendek, karena
prioritas program mereka bukan itu yang utamanya.
16. Voting
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aristoteles dan Plato menganggap bahwa politik adalah suatu usaha untuk
mencapai nasyarakat politik yang terbaik. Konsep politik adalah
pembentukan dan pembangian kekuasaan dalam masyarakat yang
bertujuan untuk pembuaran keputusan. Ada beberapa macam konsep-
konsep politik yang mana diantaranya konsep politik tersebut untuk
pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat. Dalam dunia
politik, memiliki konsep-konsep tersendiri diantaranya kekuasaan,
kedaulatan, negara, kontrol sosial, pemerintah, sistem politik, demokrasi,
hak asasi manusia, serta persamaan. Politik akan di awali dengan adanya
teori keilmuan, yang mana teori ini berjuan agar kesejahteraan masyarakat
dapat terwujud.
B. Saran
Sebagai rakyat Indonesia yang baik dan sekaligus sebagai mahasiswa, kita
harus turut berpartisipasi dalam mengawasi pemerintahan akan segala
aktivitas atau kebijakan-kebijakn yang pemerintak canangkan agar tidak
melenceng dan tujuan dari politik yaitu mensejahterakan seluruh rakyat
Indonesia bisa tercapai dan terwujud dengan nyata. Sekaligus membuka
mata pemerintah dalam kegiatan politiknya semakin sadar akan fungsi dan
tugasnya dalam memakmurkan rakyatnya.
17
DAFTAR PUSTAKA
Efriza.2013.ilmu politik.Bandung:Alfabeta
18