Anda di halaman 1dari 13

PENGERTIAN METODE PENELITIAN

1. Pengertian Metode

Metode secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang berarti cara atau jalan menuju
suatu jalan. Secara terminologi, menurut Rosady Ruslan (2008: 24) metode adalah kegiatan ilmiah yang
berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu subjek atau objek penelitian,
sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan
termasuk keabsahannya. Sedangkan menurut Kuntowijoyo metodologi atau science of methods adalah
ilmu yang membicarakan jalan dan cara (Basri, 2006: 1). Sedangkan menurut Arif Subyantoro dan FX.
Suwarto (2007: 65) metode adalah cara kerja untuk dapat memahami objek penelitian dengan langkah-
langkah sistematis. Kumpulan metode disebut metodik, dan ilmu yang mempelajari metode-metode
disebut metodologi.

2. Pengertian Penelitian

Penelitian menurut Soerjono Soekanto adalah kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisis dan
konstruksi yang dilakukan secara metodologis, sistematis, dan konsisten (Rasady Ruslan, 2008: 24).
Dapat diambil kesimpulan dari pembahasan tersebut, bahwa sistem dan metode yang dipergunakan
untuk memperoleh informasi atau bahan materi suatu pengetahuan ilmiah yang disebut dengan
metodologi ilmiah. Pada sisi lain dalam kegiatan untuk menemukan hal-hal yang baru merupakan
prinsip-prinsip tertentu atau solusi (pemecahan masalah) tersebut penelitian. Jadi metode penelitian
adalah cara kerja untuk dapat memahami objek penelitian. Banyak definisi tentang penelitian
tergantung sudut pandang masing-masing. Penelitian dapat didefinisikan sebagai upaya mencari
jawaban yang benar atas suatu masalah berdasarkan logika dan didukung oleh fakta empirik. Dapat pula
dikatakan bahwa penelitian adalah kegiatan yang dilakukan secara sistematis melalui proses
pengumpulan data, pengolah data, serta menarik kesimpulan berdasarkan data menggunakan metode
dan teknik tertentu.

Pengertian tersebut di atas menyiratkan bahwa penelitian adalah langkah sistematis dalam upaya
memecahkan masalah. Penelitian merupakan penelaahan terkendali yang mengandung dua hal pokok
yaitu logika berpikir dan data atau informasi yang dikumpulkan secara empiris (Sudjana, 2001). Logika
berpikir tampak dalam langkah-langkah sistematis mulai dari pengumpulan, pengolahan, analisis,
penafsiran dan pengujian data sampai diperolehnya suatau kesimpulan. Informasi dikatakan empiris jika
sumber data mengambarkan fakta yang terjadi bukan sekedar pemikiran atau rekayasa peneliti.
Penelitian menggabungkan cara berpikir rasional yang didasari oleh logika/penalaran dan cara berpikir
empiris yang didasari oleh fakta/ realita.

METODE PENELITIAN

Metodelogi penelitian adalah cara atu strategi menyeluruh untuk menemukan atau memperleh data
yang diperlukan. Metode penelitian harus dibedakan dari teknik pengumpulan data yang merupakan
teknik yang lebih spesifik untuk memperoleh data. Metdelogi dapat dibedakan menjadi 3 yaitu: historic,
metede survey dan metode eksperimen. Metede historik digunakan jika data yang dipergunakan
terutama yang berkaiatan dengan masa lalu, sehingga teknik pengumpulan data yang digunakan
terutama adalah studi dukumenter atau mungkin juga studi artifak.

Metode survey merupan metode untuk memperoleh data yang ada pada saat penelitian dilakukan. Data
dapat dikumpulkan meelui bebrapa teknik seperti wawancara dan pengamatan atau observasi. Metode
survey ini dapat berupa survey deskriptif dan dapat juga survey analitif. Metode eksperimen digunakan
jika data yang digunakan jika data yang diinginkan sengaja ditimbulkan atau didorong munculnya.
Dorongan atau ransangan untuk pemunculan data tersebut merupan variable bebas atau disebut juga
perlakuan (reatmen) jadi dalam eksperimen akan dicari hubungan sebab akibat anatara variable bebas
dan variable terikat. Penelitian yang akan mencari hubungan sebab akibab tersebut.

KARAKTERISTIK PENELITIAN

Penelitian memiliki karakteristik yang khas dibandingkan dengan aktivitas pada umumnya. Karena itu
dalam membuat proposal maupun laporan penelitian, peneliti hendaknya memperhatikan karakteristik
yang terkandung di dalamnya.
1. Penelitian harus Sistematis

Proposal maupun laporan penelitian merupakan suatu aktivitas yang terstruktur, mengandung unsur-
unsur yang merupakan butir-butir pemikiran dan aktivitas. Unsure-unsur tersebut harus diungkapkan
secara runtun dan dilakukan secara bertahap, dipaparkan secara berurutan, sehingga terlihat dan terasa
jelas alur pikirannya dan mudah dipahami oleh pembaca (transferable).

2. Penelitian harus Logis dan Rasional

Penelitian harus logis artinya penelitian tersebut memiliki alur pikir yang benar dalam arti adanya
kesesuaian antara instrumen, prosedur penelitian yang digunakan dengan hasil penelitian yang
diperoleh, sehingga memiliki alur pikir yang benar dan bisa dinalar. Setiap pilihan dan keputusan harus
logis dan rasional. Proposal atau laporan penelitian harus mengandung penjelasan yang logis atau alas
an yang kuat dalam menetapkan pilihan, langkah, dan prosedur penelitian.

3. Penelitian harus Empirik

Proposal atau laporan penelitian harus mengungkapkan atau berkenaan dengan dunia nyata yakni dunia
yang dapat diobservasi dengan indra, sehingga setiap orang dapat mengindranya.konsep-konsep atau
istilah-istilah penelitian harus sudah secara tegas diaplikasikan ke dunia penelitian, jangan masih bersifat
umum atau mengambang.

4. Penelitian Bersifat Redukatif

Aktivitas penelitian harus dapat mereduksi (mengurangi) bahkan menghilangkan keraguan menjadi
kepastian, dari ketidaktahuan atau ketidakjelasan suatu objek pengamatan menjadi jelas. Hal ini
dikarenakan aktivitas penelitian yang sistematis untuk memperoleh data sehingga mampu memberi
pernyataan yang logis dan rasional.

5. Penelitian Bersifat Replicable dan Transmitable


Replicable maksudnya dapat diteliti ulang dan transmitable dapat dipahami untuk dapat digunakan hasil
penelitiannya. Untuk itu laporan penelitian harus dapat dan mudah dipahami oleh para pembaca.
Sehingga penelitian harus bersifat terbuka dan dibuat laporannya untuk dipublikasikan.

6. Penelitian harus Memiliki Kegunaan

Pengungkapan tentang kegunaan suatu penelitian harus secara jelas dinyatakan baik dalam proposal
maupun laporan penelitian. Minimal suatu penelitian harus memiliki kegunaan praktis dalam arti
mampu memberi rekomendasi, saran kepada komunitas, kelompok atau institusi dalam meningkatkan
kualitas hubungan atau pelayanan publiknya. Di samping itu penelitian bisa mempunyai manfaat
akademik atau teoritik untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

Selain ketentuan di atas, pihak peneliti juga harus mengacu kepada beberapa hal dalam melakukan
aktivitas penelitian yaitu sebagai berikut:

1. Objektif dalam penyajian yang deskriptif, sistematis, dan analisis

2. Serba relatif, bahwa kebenaran ilmiah yang diajukan bukanlah hal mutlak dan hasilnya dimungkinkan
dapat dibantah atau diuji kebenarannya.

3. Netral, dalam pengungkapan fakta yang sesungguhnya tidak berkaitan dengan nilai-nilai baik atau
buruk.

4. Skeptis, adanya keraguan atas pernyataan-pernyataan yang belum memiliki kekuatan dasar-dasar
pembuktian.

5. Sederhana, tidak terlalu rumit dalam kerangka berpikir, perumusan pernyataan dan pembuktiannya
tetap berdasarkan kebenaran ilmiah yang baku.
LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN

Penelitian adalah suatu prses, yaitu suatu rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara terencana
dan sistematis guna mendapatkan pemecahan masalah atau mendapatkan jawaban terhadap
pertanyan-pertanyaan tertentu. Lankah-langkah yang dilakukan ini harus sesuai dan saling mendukun
satu sama lainya, agar penelitian yang dilakukan itu mempunyai bobot yang cukup memedai dan
memberikan kesimpulan-kesimpulan yan tidak meragukan. Adapun langkah-langkah ini pada umumnya
sebagai tersebut dibawah ini

identifikasi, pemilihan, dan perumusan masalah

penelaah kepustakaan

penyusunan hipotesis

identifikasi, klasifikasi, dan pemberi devinisi operasional variable-variabel

pemilihan atau pengambengan alat pengambilan data

penyusunan rancangan penelitian

penentuan sample

pengumpulan data

pengolahan lahan dan analisis data

interpreasi hasil analisis

penyususnan laporan

RUANG LINGKUP PENELITIAN

Menurut penggunaannya
Jenis penelitian jika dilihat dari segi penggunaannya dapat digolongkan menjadi:

a. penelitian dasar atau penelitian murni ( pure research)

LIPI memberi devinisi sebagai berikut:

Penelitian dasar adalah setiap penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan pengatahuan ilmiah atau
untuk menemukan bidang penelitian baru tanpa suatu tuajuan praktis tertentu. Artinya kegunaan hasil
penelitian itu tidak dapat segera dipakai kecuali untuk jangka waktu panjang.

b. penelitian terapan(applied research)

batasan yang diberikan lipi ialah: penelitian terapan adalah setiap penelitian yan bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan ilmiah dengan suatu tujuan praktis. Berarti hasilnya diharapkan segera
dicapai untuk keperluan praktis.

menurut penggunannya

jenis penelitian dilihat dari metodenya adalah sebagai berikut:

a. penelitian histories

b. penelitian filsofis

c. penelitian observasional

d. penelitian experimental

3. menurut sifat penelitiannya


sesuai dengan tugas penelitian yaitu untuk memnerikan menerangkan meramalkan dan mengatasi
permasalahan atau persalan maka penelitian dapat digolongkan dari sudut pandang ini sehingga
penggolongan ini bias mencangkup penggolongan yang disebut terdahulu. Berdasarkan penggolongan
ini dapat dipilih rancangan penelitian yang sesuai.

Ada delapan jenis penelitian itu yaitu:

a. penelitian histories

b. penelitian deskritif

c. peneltian perkembangan

d. penelitian kasus dab penelitian lapangan

e. penelitian korelaional

f. penelitian kausal-komperatif

g. penelitian experimental

h. penelitian tindakan

HAKIKAT PENELITIAN ILMIAH


Rasa ingin tahu merupakan salah satu sifat dasar yang dimiliki manusia. Sifat tersebut akan mendorong
manusia bertanya untuk mendapatkan pengetahuan. Setiap manusia yang berakal sehat sudah pasti
memiliki pengetahuan, baik berupa fakta, konsep, prinsip, maupun prosedur tentang suatu obyek.
Pengetahuan dapat dimiliki berkat adanya pengalaman atau melalui interaksi antara manusia dengan
lingkungannya. Secara universal, terdapat tiga jenis pengetahuan yang selama ini mendasari kehidupan
manusia yaitu: (1) logika yang dapat membedakan antara benar dan salah; (2) etika yang dapat
membedakan antara baik dan buruk; serta (3) estetika yang dapat membedakan antara indah dan jelek.
Kepekaan indra yang dimiliki, merupakan modal dasar dalam memperoleh pengetahuan tersebut.

Salah satu wujud pengetahuan yang dimiliki manusia adalah pengetahuan ilmiah yang lazim dikatakan
sebagai “ilmu”. Ilmu adalah bagian pengetahuan, namun tidak semua pengetahuan dapat dikatakan
ilmu. Ilmu adalah pengetahuan yang didasari oleh dua teori kebenaran yaitu koherensi dan
korespondensi. Koherensi menyatakan bahwa sesuatu pernyataan dikatakan benar jika pernyataan
tersebut konsisten dengan pernyataan sebelumnya. Koherensi dalam pengetahuan diperoleh melalui
pendekatan logis atau berpikir secara rasional. Korespondensi menyatakan bahwa suatu pernyataan
dikatakan benar jika pernyataan tersebut didasarkan atas fakta atau realita. Koherensi dalam
pengetahuan diperoleh melalui pendekatan empirik atau bertolak dari fakta. Dengan demikian,
kebenaran ilmu harus dapat dideskripsikan secara rasional dan dibuktikan secara empirik.

Koherensi dan korespondensi mendasari bagaimana ilmu diperoleh telah melahirkan cara mendapatkan
kebenaran ilmiah. Proses untuk mendapatkan ilmu agar memiliki nilai kebenaran harus dilandasai oleh
cara berpikir yang rasional berdasarkan logika dan berpikir empiris berdasarkan fakta. Salah satu cara
untuk mendapatkan ilmu adalah melalui penelitian. Banyak definisi tentang penelitian tergantung sudut
pandang masing-masing. Penelitian dapat didefinisikan sebagai upaya mencari jawaban yang benar atas
suatu masalah berdasarkan logika dan didukung oleh fakta empirik. Dapat pula dikatakan bahwa
penelitian adalah kegiatan yang dilakukan secara sistematis melalui proses pengumpulan data, pengolah
data, serta menarik kesimpulan berdasarkan data menggunakan metode dan teknik tertentu.

Pengertian tersebut di atas menyiratkan bahwa penelitian adalah langkah sistematis dalam upaya
memecahkan masalah. Penelitian merupakan penelaahan terkendali yang mengandung dua hal pokok
yaitu logika berpikir dan data atau informasi yang dikumpulkan secara empiris (Sudjana, 2001). Logika
berpikir tampak dalam langkah-langkah sistematis mulai dari pengumpulan, pengolahan, analisis,
penafsiran dan pengujian data sampai diperolehnya suatau kesimpulan. Informasi dikatakan empiris jika
sumber data mengambarkan fakta yang terjadi bukan sekedar pemikiran atau rekayasa peneliti.
Penelitian menggabungkan cara berpikir rasional yang didasari oleh logika/penalaran dan cara berpikir
empiris yang didasari oleh fakta/ realita.
Penelitian sebagai upaya untuk memperoleh kebenaran harus didasari oleh proses berpikir ilmiah yang
dituangkan dalam metode ilmiah. Metode ilmiah adalah kerangka landasan bagi terciptanya
pengetahuan ilmiah. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode ilmiah mengandung dua unsur
penting yakni pengamatan (observation) dan penalaran (reasoning). Metode ilmiah didasari oleh
pemikiran bahwa apabila suatu pernyataan ingin diterima sebagai suatu kebenaran maka pernyataan
tersebut harus dapat diverifikasi atau diuji kebenarannya secara empirik (berdasarkan fakta).

Terdapat empat langkah pokok metode ilmiah yang akan mendasari langkah-langkah penelitian yaitu:

Merumuskan masalah; mengajukan pertanyaan untuk dicari jawabannya. Tanpa adanya masalah tidak
akan terjadi penelitian, karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah. Rumusan masalah
penelitian pada umumnya diajukan dalam bentuk pertanyaan..

Mengajukan hipotesis; mengemukakan jawaban sementara (masih bersifat dugaan) atas pertanyaan
yang diajukan sebelumnya. Hipotesis penelitian dapat diperoleh dengan mengkaji berbagai teori
berkaitan dengan bidang ilmu yang dijadikan dasar dalam perumusan masalah. Peneliti menelusuri
berbagai konsep, prinsip, generalisasi dari sejumlah literatur, jurnal dan sumber lain berkaitan dengan
masalah yang diteliti. Kajian terhadap teori merupakan dasar dalam merumuskan kerangka berpikir
sehingga dapat diajukan hipotesis sebagai alternatif jawaban atas masalah.

Verifikasi data; mengumpulkan data secara empiris kemudian mengolah dan menganalisis data untuk
menguji kebenaran hipotesis. Jenis data yang diperlukan diarahkan oleh makna yang tersirat dalam
rumusan hipotesis. Data empiris yang diperlukan adalah data yang dapat digunakan untuk menguji
hipotesis. Dalam hal ini, peneliti harus menentukan jenis data, dari mana data diperoleh, serta teknik
untuk memperoleh data. Data yang terkumpul diolah dan dianalisis dengan cara-cara tertentu yang
memenuhi kesahihan dan keterandalan sebagai bahan untuk menguji hipotesis.

Menarik kesimpulan; menentukan jawaban-jawaban definitif atas setiap pertanyaan yang diajukan
(menerima atau menolak hipotesis). Hasil uji hipotesis adalah temuan penelitian atau hasil penelitian.
Temuan penelitian dibahas dan disintesiskan kemudian disimpulkan. Kesimpulan merupakan adalah
jawaban atas rumusan masalah penelitian yang disusun dalam bentuk proposisi atau pernyataan yang
telah teruji kebenarannya.

Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, penelitian ilmiah merupakan kegiatan yang dilaksanakan
untuk mengkaji dan memecahkan suatu masalah menggunakan prosedur sistematis berlandaskan data
empirik. Berdasarkan proses tersebut di atas, mulai dari langkah kajian teori sampai pada perumusan
hipotesis termasuk berpikir rasional atau berpikir deduktif. Sedangkan dari verifikasi data sampai pada
generalisasi merupakan proses berpikir induktif. Proses tersebut adalah wujud dari proses berpikir
ilmiah. Itulah sebabnya penelitian dikatakan sebagai operasionalisasi metode ilmiah.
Untuk mendapatkan kebenaran ilmiah, penelitian harus mengandung unsur keilmuan dalam
aktivitasnya. Penelitian yang dilaksanakan secara ilmiah berarti kegiatan penelitian didasarkan pada
karakeristik keilmuan yaitu:

Rasional: penyelidikan ilmiah adalah sesuatu yang masuk akal dan terjangkau oleh penalaran manusia.

Empiris: menggunakan cara-cara tertentu yang dapat diamati orang lain dengan menggunakan panca
indera manusia.

Sistematis: menggunakan proses dengan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.

Penelitian dikatakan tidak ilmiah jika tidak menggunakan penalaran logis, tetapi menggunakan prinsip
kebetulan, coba-coba, spekulasi. Cara-cara seperti ini tidak tepat digunakan untuk pengembangan suatu
profesi ataupun keilmuan tertentu. Suatu penelitian dikatakan baik (dalam arti ilmiah) jika mengikuti
cara-cara yang telah ditentukan serta dilaksanakan dengan adanya unsur kesengajaan bukan secara
kebetulan.

Dalam keseharian sering ditemukan konsep-konsep yang kurang tepat dalam memaknai penelitian
antara lain:

Penelitian bukan sekedar kegiatan mengumpulkan data atau informasi. Misalnya, seorang kepala
sekolah bermaksud mengadakan penelitian tentang latar belakang pendidikan orang tua siswa di
sekolahnya. Kepala sekolah tersebut belum dapat dikatakan melakukan penelitian tetapi hanya sekedar
mengumpulkan data atau informasi saja. Pengumpulan data hanya merupakan salah satu bagian
kegiatan dari rangkaian proses penelitian. Langkah berikutnya yang harus dilakukan kepala sekolah agar
kegiatan tersebut menjadi penelitian adalah menganalisis data. Data yang telah diperolehnya dapat
digunakan misalnya untuk meneliti pengaruh latar belakang pendidikan orang tua terhadap prestasi
belajar siswa.

Penelitian bukan hanya sekedar memindahkan fakta dari suatu tempat ke tempat lain. Misalnya seorang
pengawas telah berhasil mengumpulkan banyak data/infromasi tentang implementasi MBS di sekolah
binaanya dan menyusunnya dalam sebuah laporan. Kegiatan yang dilakukan pengawas tersebut
bukanlah suatu penelitian. Laporan yang dihasilkannya juga bukan laporan penelitian. Kegiatan
dimaksud akan menjadi suatu penelitian ketika pengawas yang bersangkutan melakukan analisis data
lebih lanjut sehingga diperoleh suatu kesimpulan. Misalnya: (1) faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan implementasi MBS; atau (2) faktor-faktor penghambat implementasi MBS serta upaya
mengatasinya.
Penelitian >>> Pada Kalangan mahasiswa sering dibingungkan dengan definisi mengenai apa yang
dimaksud dengan penelitian. Penelitian secara umum dapat diartikan sebagai suatu cara yang sistematis
dalam menyelidiki masalah tertentu dengan tujuan mencari jawaban secara ilmiah. Secara ilmiah berarti
berlandaskan pada teori.

Penelitian juga dapat diartikan sebagai suatu analisis yang dilakukan secara metodologis, sistematis dan
konsisten dengan tujuan mencari kebenaran.

Dalam penelitian diperlukan metode dan metodologi. Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara
tertentu secara spesifik dalam memecahkan masalah, sedangkan metodologi penelitian adalah langkah-
langkah yang diambil dalam penggunaan metode.

Tujuan Penelitian

Dalam setiap penelitian selalu memiliki tujuan, secara umum tujuan dalam penelitian adalah hasil yang
dicapai atas dasar rumusan masalah. Secara kusus tujuan dari penelitian adalah menemukan ilmu yang
baru, pengembangan dari ilmu pengetahuan dan menguji ilmu pengetahuan yang ada.

Karakter Penelitian

Dalam penelitian yang baik dan benar harus memiliki karakter antara lain : Bersifat Ilmiah,
Berkesinambungan, memberikan kontribusi dan analitis.

Bersifat ilmiah berarti penelitian dilakukan dengan bukti-bukti nyata sesuai dilapangan dan bersifat
obyektif. Berkesinambungan berarti penelitian dilakukan secara terus menerus dan kelanjutan.
Memberikan kontibusi berarti penelitian itu memberikan nilai tambah dalam ilmu pengetahuan. Analitis
berarti penelitian dilakukan dengan metode ilmiah serta hubungan sebab akibat antar variabel.

Jenis-Jenis Penelitian

Jenis penelitian sangat beragam dan memiliki sudut pandang yang berbeda, tergantung dari sudut
pandang peneliti, namun demikian secara umum, jenis penelitian jika ditinjau dari sudut pandang jenis
data dan analisisnya terdiri dari penelitian Kualitatif , Penelitian kwantitatif dan penelitian gabungan
kualitatif dan kwantitatif.

Penelitian kualitatif merupakan penelitian dimana data yang ada adalah data kualitatif dan analisisnya
secara deskriptif. Sedangkan penelitian kwantitatif merupakan penelitian dengan data kwantitatif dan
analisisnya menggunakan analilis kwantitatif atau inferensi. Data kwantitatif adalah data dalam bentuk
angka. Dan penelitian gabungan merupakan penelitian dimana data adalah data kualitatif dan data
kwantitatif , sedangkan analisis menggunakan menggunakan analisis deskriptif dan inferensi.

Apa itu kajian pustaka?

Kajian pustaka punya banyak nama lain. Beberapa nama yang sering disebutkan diantaranya: studi
literatur, review literatur, dan kajian literatur. Laporan riset berbahasa Inggris biasanya menggunakan
istilah ’literature review’. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, ’kajian pustaka’ adalah istilah yang umum
dan akademis.

Peneliti Alan Bryman mendefinisikan kajian pustaka sebagai ulasan kritis terhadap hasil penelitian yang
sudah eksis sebelumnya berkaitan dengan topik yang akan diteliti dan relevan dengan ide teoritis yang
akan diaplikasikan. Dari pengertian tersebut kita bisa menarik poin penting, yaitu kajian pustaka
dilakukan pada literatur yang berkaitan dengan topik dan relevan dengan teori yang akan kita gunakan.

Contoh kajian pustaka

Beberapa contoh kajian pustaka di bawah ini semoga dapat membantu pembaca dalam menulis bab
tentang studi literatur. Contoh kajian pustaka ini merupakan potongan dari keseluruhan pembahasan
yang ditampilkan sekadar untuk membantu pemahaman saja.

Misalnya, penelitian tentang ”Konsep ‘diri’ dalam budaya pop digital: Konsekuensi menjadi terkenal di
Youtube” oleh Daniel R. Smith. Paragraf yang bisa dijadikan contoh kajian pustaka adalah sebagai
berikut:

Pendefinisian tentang ’diri’ melalui data digital telah menjadi konsen sosial dan politik baik bagi ilmuwan
sosial maupun publik secara umum (Lupton, 2016; Gerlitz dan Lury, 2014; Giroux, 2015; Pasquale, 2015).
Sosiolog telah melakukan mapping terhadap teritori kajian budaya pop digital (Beer dan Gane, 2008:
Beer dan Burrows, 2013) dan berpendapat bahwa dalam ’data kehidupan sosial yang baru’ kita perlu
memahami bagaimana ’sirkulasi data mempengaruhi performa subjektivitas dan pengalaman hidup
sehari-hari’. (Beer dan Burrows, 2013: 68)

Kajian pustaka tentunya tidak ditulis dalam satu paragraf. Tapi dari contoh di atas kita sudah bisa
ketahui bahwa topik penelitian penulis adalah tentang ’konsep ’diri’ dalam budaya pop digital’.
Beberapa literatur yang digunakan dalam kajian pustaka bisa kita temukan dari nama-nama yang
disebutkan. Sebagai contoh, Lupton, 2016. Tentu kita harus merujuk pada referensi artikel tersebut
untuk lebih jelasnya. Lupton adalah pakar sosiologi digital. Di sini kita bisa asumsikan bahwa Smith telah
membaca literatur Lupton yang topiknya memiliki signifikansi dengan topiknya tentang budaya pop
digital.

Anda mungkin juga menyukai