PESERTA HADIR
Peserta PIDI
Lain-lain
LATAR BELAKANG
merupakan penyakit yang mempunyai stigma negatif dikalangan masyarakat. Selain itu, TBC juga merupakan
penyakit yang menjadi tugas berat untuk tenaga kesehatan, karena pengobatan TBC yang tidak sebentar dan
memperlukan follow up rutin. Penyebaran penyakit yang mudah yaitu melalui udara, menyebabkan mudahnya
PERMASALAHAN
Masyarakat masih banyak yang belum mengetahui tentang TBC. Terutama para pelajar dan remaja dan masih banyak
stigma negatif tentang TBC yang beredar dikalangan masyarakat, sehingga penanganan oleh tenaga kesehatanpun
menjadi terhambat.
Metode yang dipilih adalah penyuluhan. Target peserta penyuluhan adalah para siswa dan siswi di MTSN 3 Kota Kediri.
Materi penyuluhan berupa penyebab TBC, penyebaran penyakit, tanda dan gejala penyakit, pengobatan dan cara
PELAKSANAAN
Penyuluhan ini telah dilaksanakan pada hari Selasa, 3 September 2019 pukul 08.30 - 10.00 di Aula MTSN 3 Kota Kediri.
Penyuluhan ini dihadiri oleh siswa dan siswa perwakilan dari kelas 2 di MTSN 3 Kota Kediri dan Para Guru
Monitoring dan evaluasi penyuluhan ini dilakukan dengan cara menanyakan pemahaman paserta tentang materi
penyuluhan.
Jenis Kegiatan : F1 - Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
PESERTA HADIR
Peserta PIDI
Lain-lain
LATAR BELAKANG
HIV/AIDS merupakan hal yang berbeda tetapi saling berhubungan. Human Immunodeficiency Virus atau biasa
disingkat HIV adalah virus yang menyebabkan penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome).
HIV secara drastis dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh, sehingga memungkinkan penyakit, bakteri, virus,
dan infeksi lainnya menyerang tubuh Anda. HIV menyerang dan menghancurkan sel CD4 yang seharusnya
melawan infeksi dari sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, tubuh jadi kesulitan melawan infeksi dan kanker terkait
HIV tertentu.
PERMASALAHAN
Masyarakat masih memiliki stigma yang buruk mengenai HIV/AIDS. Terutama para pelajar dan remaja dan masih
banyak stigma negatif tentang HIV/AIDS yang beredar dikalangan masyarakat, sehingga penanganan oleh tenaga
Metode yang dipilih adalah penyuluhan. Target peserta penyuluhan adalah para siswa dan siswi di MTSN 3 Kota
Kediri. Materi penyuluhan berupa penyebab HIV/AIDS, penyebaran penyakit, tanda dan gejala penyakit, pengobatan
PELAKSANAAN
Penyuluhan ini telah dilaksanakan pada hari Selasa, 3 September 2019 pukul 08.30 - 10.00 di Aula MTSN 3 Kota
Kediri. Penyuluhan ini dihadiri oleh siswa dan siswa perwakilan dari kelas 2 di MTSN 3 Kota Kediri dan Para Guru
PESERTA HADIR
Peserta PIDI
Lain-lain
LATAR BELAKANG
Diare merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia. Diare merupakan salah satu penyakit yang sering
menyerang usia rentan, yakni usia balita dan usia lansia. Diare adalah penyakit yang membuat penderitanya
menjadi sering buang air besar, dengan kondisi tinja yang encer. Pada umumnya, diare terjadi akibat makanan dan
PERMASALAHAN
Masyarakat masih banyak yang belum mengetahui tentang tatalaksana diare, cara mengenali tanda- tanda
Metode yang dipilih adalah penyuluhan. Target peserta penyuluhan adalah kader- kader balita dan lansia. Materi
penyuluhan berupa definisi diare, penyebab diare, pengenalan tanda- tanda dehidrasi, tatalaksana diare dan cara
pencegahan diare
PELAKSANAAN
Penyuluhan ini telah dilaksanakan pada hari kamis tanggal 1 Agustus 2019 di aula pertemuan Mrican. Penyuluhan
ini dihadiri oleh pemegang program Promosi Kesehatan Puskesmas Mrican dan kader- kader balita dan lansia yang
PESERTA HADIR
Peserta PIDI
Lain-lain
LATAR BELAKANG
Infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA adalah infeksi di saluran pernapasan, yang menimbulkan gejala batuk,
pilek, disertai dengan demam. ISPA sangat mudah menular dan dapat dialami oleh siapa saja, terutama anak-anak
dan lansia.
Sesuai dengan namanya, ISPA akan menimbulkan peradangan pada saluran pernapasan, mulai dari hidung hingga
paru-paru. Kebanyakan ISPA disebabkan oleh virus, sehingga dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan
PERMASALAHAN
Masyarakat masih banyak yang belum mengetahui tentang tatalaksana ISPA, cara mengenali tanda- tanda ISPA dan
Metode yang dipilih adalah penyuluhan. Target peserta penyuluhan adalah kader- kader balita dan lansia. Materi
penyuluhan berupa definisi ISPA, penyebab ISPA, pengenalan tanda- tanda ISPA, tatalaksana ISPA dan cara
pencegahan ISPA
PELAKSANAAN
Penyuluhan ini telah dilaksanakan pada hari kamis tanggal 1 Agustus 2019 di aula pertemuan Mrican. Penyuluhan
ini dihadiri oleh pemegang program Promosi Kesehatan Puskesmas Mrican dan kader- kader balita dan lansia yang
PESERTA HADIR
Peserta PIDI
Lain-lain
LATAR BELAKANG
Hepatitis A adalah peradangan organ hati yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis A. Infeksi yang akan
mengganggu kerja organ hati ini dapat menular dengan mudah, melalui makanan atau minuman yang
terkontaminasi virus.
Penyebab penyakit ini adalah virus hepatitis A. Virus ini dapat menyebar dengan mudah melalui konsumsi
Sesuai dengan namanya, ISPA akan menimbulkan peradangan pada saluran pernapasan, mulai dari hidung hingga
paru-paru. Kebanyakan ISPA disebabkan oleh virus, sehingga dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan
PERMASALAHAN
Hepatitis A merupakan penyakit yang sering mengenai dikomunitas seperti pesantren, sekolah, tempat kerja dll dan
tingkat penularannya yang tinggi. Sehingga diperlukan pengenalan terhadap penyakit hepatitis A
Metode yang dipilih adalah penyuluhan. Target peserta penyuluhan adalah para siswa dan siswi di Pesantren di
Kota Kediri. Materi penyuluhan berupa definisi hepatitis A, penyebab , penyebaran penyakit, tanda dan gejala
PELAKSANAAN
Penyuluhan ini telah dilaksanakan pada hari Selasa, 10 Juli r 2019 pukul 15.00 - 17.00 di Pesantren di Kota Kediri.
Penyuluhan ini dihadiri oleh siswa dan siswa perwakilan dari Pesantren Kota Kediri dan Para Guru
PESERTA HADIR
Peserta PIDI
Lain-lain
LATAR BELAKANG
Poskestren adalah singkatan dari kalimat Pos Kesehatan Unit Pesantren yang dibangun guna memberikan fasilitas
dan prasarana kesehatan bagi seluruh keluarga besar pesantren dan khususnya adalah santri.
Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren), menjadi salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat pesantren dalam
meningkatkan status kesehatan. Kegiatan rutin Poskestren diselenggarakan dan dimotori oleh kader Poskestren
PERMASALAHAN
Pesantren sehat menjadi salah satu upaya dalam mengkampanyekan kepada masyarakat pesantren agar hidup
sehat. Tujuan dari pesantren sehat adalah untuk mewujudkan masyarakat pesantren dapat mandiri dan berperan
Dilakukan SMD --> MMPP dan dilanjutkan dengan penyuluhan yang terkait dengan hasil musyawarah dari MMPP.
PELAKSANAAN
Dilakukan penyuluhan pada tanggal 13/9/2019 yakni mengenai PHBS dan Ponkestren. Penyuluhan dihadiri oleh
PESERTA HADIR
Peserta PIDI
Lain-lain
LATAR BELAKANG
Program kesehatan lingkungan adalah salah satu program pokok puskesmas yang berupaya untuk menciptakan
kondisi lingkungan yang mampu menompang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungan
untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia. Program kesehatan lingkungan
adalah upaya untuk meningkatkan kesehatan lingkungan melalui upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu
lingkungan dan tempat umum, termasuk pengendalian pencemaran lingkungan lingkungan dengan meningkatkan
peran serta masyarakat dan keterpaduan pengelolaan lingkungan melalui analisis dampak lingkungan.
PERMASALAHAN
Cakupan angka bebas jentik di sekolah mencapai 100% namun masih terdapat wabah demam dengue
Sosialisasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan sanitasi. Meliputi pengenalan PHBS dan pemahaman
PELAKSANAAN
Melakukan penyuluhan tentang kebersihan sanitasi di SMP 3 Kediri. Penyuluhan dihadiri oleh dr, internship,
PESERTA HADIR
Peserta PIDI
Lain-lain
LATAR BELAKANG
Program kesehatan lingkungan adalah salah satu program pokok puskesmas yang berupaya untuk menciptakan
kondisi lingkungan yang mampu menompang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungan
untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia. Program kesehatan lingkungan
adalah upaya untuk meningkatkan kesehatan lingkungan melalui upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu
lingkungan dan tempat umum, termasuk pengendalian pencemaran lingkungan lingkungan dengan meningkatkan
peran serta masyarakat dan keterpaduan pengelolaan lingkungan melalui analisis dampak lingkungan.
PERMASALAHAN
Cakupan angka bebas jentik di sekolah mencapai 100% namun masih terdapat wabah demam dengue
PELAKSANAAN
PESERTA HADIR
Peserta PIDI
Lain-lain
LATAR BELAKANG
Ruang lingkup kesehatan lingkungan meliputi : 1) Lingkungan Sekolah/Madrasah yang sehat, 2) Lingkungan sehat
dan pembinaannya, 3) Air bersih, 4) Pembuangan kotoran manusia, 5) Pembuangan air limbah, 6) Pembuangan
PERMASALAHAN
Perlunya dilakukan screening mengenai kesehatan anak- anak di sekolah. Untuk mendeteksi adanya penyakit
Dilakukan screening dengan melakukan pengukuran BB, TB, Visus, Gigi dan mulut, telinga, hidung dan
tenggorokan
PELAKSANAAN
PESERTA HADIR
Peserta PIDI
Lain-lain
LATAR BELAKANG
Ruang lingkup kesehatan lingkungan meliputi : 1) Lingkungan Sekolah/Madrasah yang sehat, 2) Lingkungan sehat
dan pembinaannya, 3) Air bersih, 4) Pembuangan kotoran manusia, 5) Pembuangan air limbah, 6) Pembuangan
PERMASALAHAN
Perlunya dilakukan screening mengenai kesehatan santri di Pondok Pesantren. Untuk mendeteksi adanya penyakit
Dilakukan screening dengan melakukan pengukuran BB, TB, Visus, Gigi dan mulut, telinga, hidung dan
tenggorokan
PELAKSANAAN
PESERTA HADIR
Peserta PIDI
Lain-lain
Masyarakat
LATAR BELAKANG
Angka kematian bayi (AKB) merupakan salah satu indikator untuk menilai kualitas kesehatan disuatu daerah.
Semakin sedikit AKB akan semakin baik kualitas kesehatan. Oleh karena itu dengan adanya posyandu balita
disuatu daerah diharapkan dapan meningkatkan kualitas kesehatan. Dalam posyandu balita, orang tua dapat
mengetahui gizi balita, masalah kesehatan serta cara pencegahan dan pengobatannya, selain itu juga dapat
mengetahui perkembangan balita serta dapat mendeteksi dini jika terjadi keterlambatan dalam perkembangan.
PERMASALAHAN
Budaya dimasyarakat Indonesia, terutama di kota Kediri adalah datang ke fasilitas kesehatan ketika sudah sakit,
atau perlu tindakan kuratif, sedangkan untuk pencegahan atau preventif belum banyak masyarakat sadar. Oleh
karena itu perlunya peran aktif tenaga kesehatan melalui posyandu balita, sehingga dapat dideteksi secara dini jika
Posyandu balita diadakan setiap satu bulan sekali, di rumah salah satu kader. Kegiatan ini ditargetkan dihadiri oleh
semua balita atau usia 0 bulan hingga 72 bulan yang berada di lingkup kelurahan Mrican. Pada kegiatan ini akan
dilakukan pemeriksaan penimbnagan berat badan, tinggi badan, dan pemeriksaan SDIDTK bagi balita dengan
PELAKSANAAN
Posyandu balita dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 16 September 2019 di Rumah salah satu kader kelurahan
Mrican, pukul 08.00 hingga 11.00. Acara dimulai dengan penimbangan berat badan, kemudian dibedakan
berdasarkan usia, usia balita yang termasuk dalam kelompok usia 0, 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60,
66, dan 72 bulan dilakukan pemeriksaan SDIDTK (Stimulasi deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang). Didapatkan
5 balita dengan kelompok usia yang sesuai, setelah dilakukan SDIDTK, dan tidak ada penyimpangan perkembangan
ataupun hasil yang mengarah pada autis, ADHD ataupun pendengaran yang terganggu. Sedangkan untuk
kelompok usia yang hampir sesuai untuk pemeriksaan SDIDTK, diberikan edukasi kepada orang tua tentang
menstimulasi perkembangan balita sesuai buku KIA dan kapan bisa dilakukan pemeriksaan SDIDTK.
PESERTA HADIR
Peserta PIDI
Lain-lain
Masyarakat
LATAR BELAKANG
Posyandu merupakan salah satu bentuk UpayaKesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari,
oleh, untuk, dan bersama masyarakat, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar. Upaya peningkatan peran dan fungsi Posyandu bukan
semata-mata tanggungjawab pemerintah saja, namun semua komponen yang ada di masyarakat, termasuk kader.
Peran kader dalam penyelenggaraan Posyandu sangat besar karena selain sebagai pemberi informasi kesehatan
kepada masyarakat juga sebagai penggerak masyarakat untuk datang ke Posyandu dan melaksanakan perilaku
PERMASALAHAN
PELAKSANAAN
PESERTA HADIR
Peserta PIDI
Lain-lain
Masyarakat
LATAR BELAKANG
Posyandu merupakan salah satu bentuk UpayaKesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari,
oleh, untuk, dan bersama masyarakat, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar. Upaya peningkatan peran dan fungsi Posyandu bukan
semata-mata tanggungjawab pemerintah saja, namun semua komponen yang ada di masyarakat, termasuk kader.
Peran kader dalam penyelenggaraan Posyandu sangat besar karena selain sebagai pemberi informasi kesehatan
kepada masyarakat juga sebagai penggerak masyarakat untuk datang ke Posyandu dan melaksanakan perilaku
PERMASALAHAN
PELAKSANAAN
-Menyelenggarakan penyuluhan dan konseling kesehatan, KB dan gizi kepada pengunjung Posyandu dan
masyarakat luas
-Melakukan deteksi dini tanda bahaya umum terhadap Ibu Hamil, bayi dan anak balita serta melakukan rujukan ke
Judul Lap. Kegiatan : Sosialisasi Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
PESERTA HADIR
Peserta PIDI
Lain-lain
Masyarakat
LATAR BELAKANG
Selama kehamilan, seorang Ibu hamil akan menjalani program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K). Pada stiker tersebut tercantum nama ibu hamil, taksiran persalinan, penolong persalinan,
PERMASALAHAN
Program pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih diprioritaskan pada upaya peningkatan derajat
kesehatan Ibu dan anak. Hal ini ditandai dengan tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB). Selain itu, cakupan K1 juga masih rendah, terlihat dari ibu hamil yang tidak memeriksakan kehamilannya di
Sosialisasi program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi direncanakan dilakukan kepada seluruh
ibu hamil. Hal ini bertujuan tenaga kesehatan dapat mengetahui terlebih lokasi tempat tinggal ibu hamil, dan
taksiran persalinan, sehingga dapat dilakukan pencegahan terhadap hal yang tidak diinginkan sedini mungkin.
PELAKSANAAN
P4K merupakan program yang ditujukan kepada semua Ibu hamil, terlebih kepada ibu hamil usia kehamilan
trimester ketiga. Oleh karena itu, setiap ibu hamil datang untuk melakukan pemeriksaan ANC, harus dilakukan
pengecekan apakah ibu hamil sudah mendapatkan sosialisasi tentang P4K dan mendapatkan stikernya.
PESERTA HADIR
Peserta PIDI
Lain-lain
Masyarakat
LATAR BELAKANG
Angka kematian bayi (AKB) merupakan salah satu indikator untuk menilai kualitas kesehatan disuatu daerah.
Semakin sedikit AKB akan semakin baik kualitas kesehatan. Oleh karena itu dengan adanya posyandu balita
disuatu daerah diharapkan dapan meningkatkan kualitas kesehatan. Dalam posyandu balita, orang tua dapat
mengetahui gizi balita, masalah kesehatan serta cara pencegahan dan pengobatannya, selain itu juga dapat
mengetahui perkembangan balita serta dapat mendeteksi dini jika terjadi masalah.
PERMASALAHAN
Status gizi balita sangatlah penting, karena diperlukan dalam perkembangan dan pertumbuhan anak. Jika status
gizi baik akan berbanding lurus dengan pertumbuhan serta perkembangan balita. Oleh karena itu dilakukan
Posyandu balita diadakan setiap satu bulan sekali, di rumah salah satu kader. Kegiatan ini ditargetkan dihadiri oleh
semua balita atau usia 0 bulan hingga 72 bulan yang berada di lingkup kelurahan Gayam. Pada kegiatan ini akan
dilakukan pemeriksaan penimbnagan berat badan, tinggi badan, dan pemeriksaan SDIDTK bagi balita dengan
PELAKSANAAN
Posyandu balita dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 15 Agustus 2019 di Kantor Kelurahan Gayam, pukul 08.00
hingga 11.00. Acara dimulai dengan penimbangan berat badan, tinggi badan atau panjang badan kemudian
pemeriksaan SDIDTK untuk balita dengan usia yang sesuai. Setelah dilakukan pengukuran berat badan dan tinggi
badan atau panjang badan, hasilnya dimasukan ke dalam buku KIA pada tabel KMS ataupun Z score BB/TB untuk
melihat status gizi balita, kemudian diberikan edukasi kepada orang tua tentang status gizi balita dan pemenuhan
Judul Lap. Kegiatan : Pemberian Tablet Tambah Darah Pada Siswi Pesantren Al- Mahrusiyah
PESERTA HADIR
Peserta PIDI
Lain-lain
Masyarakat
LATAR BELAKANG
Tablet Tambah Darah (TTD) adalah suplemen makanan yang mengandung zat besi dan folat. Zat besi adalah
mineral yang banyak terkandung di dalam makanan secara alami, atau ditambahkan ke dalam beberapa produk
makanan. Zat besi berperan penting dalam pembuatan sel darah merah yang mengangkut oksigen dari paru-paru
ke jaringan. Selain itu, juga diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan fungsi normal sel.
PERMASALAHAN
Remaja putri memiliki risiko tinggi untuk anemia dan kekurangan gizi (Upadhye JV dkk, 2017). Kebutuhan zat besi
pada remaja putri meningkat karena mengalami pertumbuhan yang pesat pada masa pubertas. Anemia pada remaja
putri dapat menurunkan daya tahan tubuh, kebugaran, dan prestasi belajar. Selain itu, tidak hanya memengaruhi
kehidupannya dalam jangka pendek, namun berpengaruh pada jangka panjang yaitu kehamilan nantinya. Remaja
putri merupakan calon ibu yang dapat meningkatkan risiko Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT), prematur, BBLR,
Program pencegahan dan penanggulangan anemia pada remaja putri oleh Kementerian Kesehatan dimasukkan ke
dalam Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 dengan target pemberian TTD pada remaja putri sebesar 30%.
PELAKSANAAN
Pemberian Tablet tambah darah dilakukan secara bersamaan dengan penyuluhan. Kegiatan dilaksanakan pada hari
jumat tanggal 13 september 2019 di Pesantren Al-Mahrisyah Kota Kediri. Di kumpulkan para pengurus pesantren
menjadi kader. Kader akan diberikan penjelasan singkat mengenai pentingnya tablet tambah darah dan kemudian
Judul Lap. Kegiatan : Pemberian Tablet Tambah Darah Pada Siswi SMP
PESERTA HADIR
Peserta PIDI
Lain-lain
Masyarakat
LATAR BELAKANG
Tablet Tambah Darah (TTD) adalah suplemen makanan yang mengandung zat besi dan folat. Zat besi adalah
mineral yang banyak terkandung di dalam makanan secara alami, atau ditambahkan ke dalam beberapa produk
makanan. Zat besi berperan penting dalam pembuatan sel darah merah yang mengangkut oksigen dari paru-paru
ke jaringan. Selain itu, juga diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan fungsi normal sel.
PERMASALAHAN
Remaja putri memiliki risiko tinggi untuk anemia dan kekurangan gizi (Upadhye JV dkk, 2017). Kebutuhan zat besi
pada remaja putri meningkat karena mengalami pertumbuhan yang pesat pada masa pubertas. Anemia pada remaja
putri dapat menurunkan daya tahan tubuh, kebugaran, dan prestasi belajar. Selain itu, tidak hanya memengaruhi
kehidupannya dalam jangka pendek, namun berpengaruh pada jangka panjang yaitu kehamilan nantinya. Remaja
putri merupakan calon ibu yang dapat meningkatkan risiko Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT), prematur, BBLR,
Program pencegahan dan penanggulangan anemia pada remaja putri oleh Kementerian Kesehatan dimasukkan ke
dalam Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 dengan target pemberian TTD pada remaja putri sebesar 30%.
PELAKSANAAN
Pemberian Tablet tambah darah dilakukan secara bersamaan dengan penyuluhan. Kegiatan dilaksanakan pada hari
jumat tanggal 13 september 2019 di SMP Kota Kediri. Di kumpulkan para pengurus pesantren menjadi kader. Kader
akan diberikan penjelasan singkat mengenai pentingnya tablet tambah darah dan kemudian kader mempunyai
PESERTA HADIR
Peserta PIDI
Lain-lain
Masyarakat
LATAR BELAKANG
Penyakit cacingan yang ditularkan melalui tanah masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara beriklim
tropis dan sub tropis. Penyakit ini termasuk kedalam kelompok penyakit terabaikan.
PERMASALAHAN
Masalah kecacingan terutama terjadi pada daerah dengan kondisi higiene dan Sanitasi yang kurang baik serta
perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat yang kurang, infeksi cacing perut ini dapat mempengaruhi status Gizi,
proses tumbuh kembang dan merusak kemampuan kognitif pada anak yang terinfeksi kasus-kasus malnutrisi,
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menurunkan angka prevalensi kecacingan pada anak usia prasekolah dan
anak usia sekolah melalui pemberian obat cacing terintegrasi. Pemberian obat cacing pada anak usia 6 – 12 tahun
PELAKSANAAN
Judul Lap. Kegiatan : Pemeriksaan Status Gizi Balita pada Posyandu Balita
PESERTA HADIR
Peserta PIDI
Lain-lain
Masyarakat
LATAR BELAKANG
Angka kematian bayi (AKB) merupakan salah satu indikator untuk menilai kualitas kesehatan disuatu daerah.
Semakin sedikit AKB akan semakin baik kualitas kesehatan. Oleh karena itu dengan adanya posyandu balita
disuatu daerah diharapkan dapan meningkatkan kualitas kesehatan. Dalam posyandu balita, orang tua dapat
mengetahui gizi balita, masalah kesehatan serta cara pencegahan dan pengobatannya, selain itu juga dapat
mengetahui perkembangan balita serta dapat mendeteksi dini jika terjadi masalah.
PERMASALAHAN
Budaya dimasyarakat Indonesia, terutama di kota seperti Kediri adalah datang ke fasilitas kesehatan ketika sudah
sakit, atau perlu tindakan kuratif, sedangkan untuk pencegahan atau preventif belum banyak masyarakat sadar.
Oleh karena itu perlunya peran aktif tenaga kesehatan melalui posyandu balita, sehingga dapat dideteksi secara
Posyandu balita diadakan setiap satu bulan sekali, di rumah salah satu kader. Kegiatan ini ditargetkan dihadiri oleh
semua balita atau usia 0 bulan hingga 72 bulan yang berada di lingkup kelurahan Kepanjenkidul. Pada kegiatan ini
akan dilakukan pemeriksaan penimbnagan berat badan, tinggi badan, dan pemeriksaan SDIDTK bagi balita dengan
PELAKSANAAN
Posyandu balita dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 10 Agustus 2019 di Rumah salah satu kader kelurahan
Ngampel, pukul 08.00 hingga 11.00. Acara dimulai dengan penimbangan berat badan, tinggi badan atau panjang
badan kemudian pemeriksaan SDIDTK untuk balita dengan usia yang sesuai. Setelah dilakukan pengukuran berat
badan dan tinggi badan atau panjang badan, hasilnya dimasukan ke dalam buku KIA pada tabel KMS ataupun Z
score untuk melihat status gizi balita, kemudian diberikan edukasi kepada orang tua tentang status gizi balita dan
PESERTA HADIR
Peserta PIDI
Lain-lain
Masyarakat
LATAR BELAKANG
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup
lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau
Kondisi tubuh anak yang pendek seringkali dikatakan sebagai faktor keturunan (genetik) dari kedua orang tuanya,
sehingga masyarakat banyak yang hanya menerima tanpa berbuat apa-apa untuk mencegahnya. Padahal seperti
kita ketahui, genetika merupakan faktor determinan kesehatan yang paling kecil pengaruhnya bila dibandingkan
dengan faktor perilaku, lingkungan (sosial, ekonomi, budaya, politik), dan pelayanan kesehatan. Dengan kata lain,
PERMASALAHAN
Sebagian besar masyarakat mungkin belum memahami istilah yang disebut stunting. Stunting merupakan ancaman
utama terhadap kualitas manusia Indonesia, juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa. Hal ini
dikarenakan anak stunted, bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya (bertubuh pendek/kerdil) saja, melainkan
juga terganggu perkembangan otaknya, yang mana tentu akan sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi di
Metode yang dipilih adalah sosialisasi dan penyuluhan. Target peserta penyuluhan adalah kader- kader balita.
Dilakukan sosialisasi dan penyuluhan mengenai definisi stunting, penyebab stunting dan cara pencegahannya
PELAKSANAAN
Sosialisasi dan penyuluhan dilakukan di Aula Puskesmas Mrican dengan sasarannya yakni kader balita
PESERTA HADIR
Peserta PIDI
Lain-lain
Masyarakat
LATAR BELAKANG
Indonesia berkomitmen untuk mencapai eliminasi penyakit campak (measles) dan pengendalian penyakit Rubella
(Congenital Rubella Syndrome) pada tahun 2020. Salah satu strateginya dengan melaksanakan Imunisasi Measles
Rubella (MR). Bulan Agustus dan September adalah bulan dimana imunisasi MR dilaksanakan. Upaya ini untuk
memutuskan transmisi penularan virus campak dan rubella secara cepat, tanpa mempertimbangkan status
imunisasi sebelumnya.
Imunisasi MR masuk ke dalam jadwal imunisasi rutin. diberikan pada anak usia 9 bulan, 18 bulan dan anak kelas 1
PERMASALAHAN
Campak dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan demam, ruam, batuk, pilek, dan mata merah
serta berair. Campak juga kerap menyebabkan komplikasi serius seperti infeksi telinga, diare, pneumonia,
Sementara rubella atau campak Jerman merupakan infeksi virus yang menyebabkan demam, sakit tenggorokan,
ruam, sakit kepala, mata merah dan mata gatal. Rubella kerap terjadi pada anak-anak dan remaja. Kendati ringan,
virus ini bisa memberi dampak buruk pada ibu hamil yang tertular, yakni menyebabkan keguguran, bayi terlahir
mati, atau bahkan cacat lahir serius pada bayi seperti kebutaan dan tuli.
Tidak ada pengobatan untuk penyakit campak dan rubella, namun penyakit ini dapat dicegah. Imunisasi dengan
vaksin MR adalah pencegahan terbaik untuk kedua penyakit ini. Satu vaksin mencegah dua penyakit sekaligus.
Dilakukan imunisasi secara serentak kepada siswa SD kelas 1 dan 2 atau sederajat
PELAKSANAAN
Pelaksanaan imunisasi dilakukan pada tanggal 9 september 2019 s/d tanggal 20 september 2019 di seluruh SD di
Setiap pasien akan diberikan paracetamol sebagai salah satu tindakan kuratif untuk mengatasi KIPI
Jenis Kegiatan : F5
PESERTA HADIR
Peserta PIDI
Lain-lain
Masyarakat
LATAR BELAKANG
Indonesia berkomitmen untuk mencapai eliminasi penyakit campak (measles) dan pengendalian penyakit Rubella
(Congenital Rubella Syndrome) pada tahun 2020. Salah satu strateginya dengan melaksanakan Imunisasi Measles
Rubella (MR). Bulan Agustus dan September adalah bulan dimana imunisasi MR dilaksanakan. Upaya ini untuk
memutuskan transmisi penularan virus campak dan rubella secara cepat, tanpa mempertimbangkan status
imunisasi sebelumnya.
Imunisasi MR masuk ke dalam jadwal imunisasi rutin. diberikan pada anak usia 9 bulan, 18 bulan dan anak kelas 1
PERMASALAHAN
Campak dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan demam, ruam, batuk, pilek, dan mata merah
serta berair. Campak juga kerap menyebabkan komplikasi serius seperti infeksi telinga, diare, pneumonia,
Sementara rubella atau campak Jerman merupakan infeksi virus yang menyebabkan demam, sakit tenggorokan,
ruam, sakit kepala, mata merah dan mata gatal. Rubella kerap terjadi pada anak-anak dan remaja. Kendati ringan,
virus ini bisa memberi dampak buruk pada ibu hamil yang tertular, yakni menyebabkan keguguran, bayi terlahir
mati, atau bahkan cacat lahir serius pada bayi seperti kebutaan dan tuli.
Tidak ada pengobatan untuk penyakit campak dan rubella, namun penyakit ini dapat dicegah. Imunisasi dengan
vaksin MR adalah pencegahan terbaik untuk kedua penyakit ini. Satu vaksin mencegah dua penyakit sekaligus.
PELAKSANAAN
Pelaksanaan imunisasi dilakukan pada tanggal 9 september 2019 s/d tanggal 20 september 2019 di seluruh SD di
Setiap pasien akan diberikan paracetamol sebagai salah satu tindakan kuratif untuk mengatasi KIPI
Jenis Kegiatan : F5
PESERTA HADIR
Peserta PIDI
Lain-lain
Masyarakat
LATAR BELAKANG
Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) adalah sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang
melibatkan peserta, fasilitas kesehatan, dan BPJS Kesehatan dalam rangka memelihara kesehatan peserta BPJS
Kesehatan yang menderita penyakit kronis, sehingga dapat mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya
pelayanan kesehatan efektif dan efisien. Program yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan ini bertujuan untuk
mendorong peserta penyandang penyakit kronis mencapai kualitas hidup optimal. Penyakit kronis yang dimaksud
adalah diabetes melitus tipe 2 dan hipertensi. Prolanis ini merupakan kelanjutan dari skrining kesehatan.
PERMASALAHAN
Banyaknya peserta prolanis yang belum mengetahui secara mendetail mengenai penyakit diabetes melitus
Dilakukan penyuluhan yang berbarengan dengan program prolanis setiap bulannya. Peserta penyuluhan yakni
PELAKSANAAN
Dilakukan pada tanggal 23 Agustus 2019 di Ruang Pertemuan Puskesmas Mrican. Materi tentang DM kali ini yakni
PESERTA HADIR
Peserta PIDI
Lain-lain
Masyarakat
LATAR BELAKANG
Perkembangan zaman tidak hanya membawa dampak bagi teknologi yang semakin maju tetapi juga berdampak
pada kesehatan. Beberapa penelitian menyatakan bahwa terdapat pergeseran penyakit dari penyakit menular (PM)
ke penyakit tidak menular (PTM). Banyak data mengungkapkan PTM mengalami peningkatan dari waktu ke waktu,
diantaranya adalah diabetes melitus, hipertensi, stroke, dan penyakit jantung koroner.
PERMASALAHAN
PTM merupakan penyakit yang membutuhkan peran aktif masyarakat, walaupun tidak bisa menular dari satu orang
ke orang lain. Sebagian besar penyakit ini disebabkan oleh gaya hidup yang kurang baik. Oleh karena itu,
diperlukan upaya preventif agar masyarakat tidak terkena penyakit-penyakit seperti diatas, salah satunya melalu
program posyandu.
Posyandu lansia diadakan setiap satu bulan sekali, di rumah salah satu kader. Kegiatan ini ditargetkan dihadiri oleh
semua lansia yang berada di lingkup posyandu lansia di kelurahan Mrican. Pada kegiatan ini akan dilakukan
pemeriksaan penimbanagan berat badan, tekanan darah, dan kadar gula darah, serta pemberian edukasi.
PELAKSANAAN
Posyandu lansia dilaksanakan pada hari kamis, tanggal 1 Agustus di Rumah salah satu kader kelurahan Mrican,
pukul 08.00 hingga 11.00. Acara dimulai dengan penimbangan berat badan, pemeriksaan tekanan darah dan cek
gula darah bagi peserta dengan indikasi berupa kadar gula darah bulan sebelumnya diatas normal, atau peserta
dengan kadar gula normal sebanyak 3 kali berturut pada 3 bulan yang lalu. Kemudian diberikan edukasi kepada
peserta dengan tekanan darah yang tinggi ataupun kadar gula darah yang tinggi, jika termasuk indikasi pemberian
obat makan peserta akan dirujuk ke Puskesmas. Terkhusus untuk hipertensi akan diberikan pengobatan hipertensi
selama 2 hari.
Judul Lap. Kegiatan : Langkah Cuci Tangan dengan sabun untuk mencegah penyakit menular
PESERTA HADIR
Peserta PIDI
Lain-lain
Masyarakat
LATAR BELAKANG
Cuci tangan merupakan salah satu cara mencegah penyakit, seperti diare, demam thypoid dan lain sebagainya.
Selain itu cuci tangan juga dapat meningkatkan personal hygine. Oleh karena manfaatnya yang penting, maka perlu
dilakukan sosialisasi tentang langkah-langkah cuci tangan yang baik dan benar.
PERMASALAHAN
Masyarakat masih banyak yang belum mengetahui tentang pentingnya cuci tangan dan juga cara cuci tangan
Metode yang dipilih adalah penyuluhan tentang cara cuci tangan yang benar
PELAKSANAAN
Penyuluhan ini telah dilaksanakan pada hari Selasa, 23 Juli 2019 pukul 12.00- 13.00 di PAUD Dermo. Penyuluhan ini
dihadiri oleh pemegang program Promosi Kesehatan Puskesmas, Dokter Internship, Dokter muda dan Kader Lansia
PESERTA HADIR
Peserta PIDI
Lain-lain
Masyarakat
LATAR BELAKANG
Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) adalah sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang
melibatkan peserta, fasilitas kesehatan, dan BPJS Kesehatan dalam rangka memelihara kesehatan peserta BPJS
Kesehatan yang menderita penyakit kronis, sehingga dapat mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya
pelayanan kesehatan efektif dan efisien. Program yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan ini bertujuan untuk
mendorong peserta penyandang penyakit kronis mencapai kualitas hidup optimal. Penyakit kronis yang dimaksud
adalah diabetes melitus tipe 2 dan hipertensi. Prolanis ini merupakan kelanjutan dari skrining kesehatan.
PERMASALAHAN
Banyaknya peserta prolanis yang belum mengetahui secara mendetail mengenai penyakit Hipertensi
Dilakukan penyuluhan yang berbarengan dengan program prolanis setiap bulannya. Peserta penyuluhan yakni
PELAKSANAAN
Dilakukan pada tanggal 12 Juli 2019 di Ruang Pertemuan Puskesmas Mrican. Materi tentang diet pasien hipertensi
PESERTA HADIR
Lain-lain
Masyarakat
LATAR BELAKANG
Puskesmas Pembantu (Pustu) merupakan jaringan pelayanan Puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan
secara permanen di suatu lokasi dalam wilayah kerja Puskesmas. Puskesmas Pembantu merupakan bagian integral
Puskesmas, yang harus dibina secara berkala oleh Puskesmas. Tujuan Puskesmas Pembantu adalah untuk
meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat di wilayah kerjanya. Penanggungjawab
Puskesmas Pembantu adalah seorang perawat atau Bidan, yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan atas
usulan Kepala Puskesmas. Tenaga minimal di Puskesmas Pembantu terdiri dari 1 (satu) orang perawat dan 1 (satu)
orang bidan. Pendirian Puskesmas Pembantu harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, peralatan
PERMASALAHAN
PELAKSANAAN
PESERTA HADIR
Lain-lain
Masyarakat
LATAR BELAKANG
Puskesmas Pembantu (Pustu) merupakan jaringan pelayanan Puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan
secara permanen di suatu lokasi dalam wilayah kerja Puskesmas. Puskesmas Pembantu merupakan bagian integral
Puskesmas, yang harus dibina secara berkala oleh Puskesmas. Tujuan Puskesmas Pembantu adalah untuk
meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat di wilayah kerjanya. Penanggungjawab
Puskesmas Pembantu adalah seorang perawat atau Bidan, yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan atas
usulan Kepala Puskesmas. Tenaga minimal di Puskesmas Pembantu terdiri dari 1 (satu) orang perawat dan 1 (satu)
orang bidan. Pendirian Puskesmas Pembantu harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, peralatan
PERMASALAHAN
Seorang pasien bernama Ny. AS datang ke Pustu gayam dengan keluhan badan semakin kurus dan merasa sering
haus dan ingin pipis setiap hari, terutama malam hari. Keluhan tersebut sudah berlangsung sejak 2 bln yang lalu.
Pemeriksaan Fisik:
TD: 110/70
N: 90x/menit
RR: 21x/menit
Suhu: 36.6
Dilakukan pemeriksaan pasien di Pustu. Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, keadaan pasien mengarah
kepada DM, namun di pustu tidak dapat dilakukan pemeriksaan gula darah
PELAKSANAAN
Rujukan ke induk: 1
Pada pasien Ny. AS dilakukan rujukan ke induk untuk pemeriksaan penunjang lebih lanjut
Jika pasien tersebut memiliki kadar gula darah yang tinggi dan didiagnosis menderita DM, maka pasien
Judul Lap. Kegiatan : Pengobatan pada saat posyandu lansia di Kelurahan Mrican
PESERTA HADIR
Peserta PIDI
Lain-lain
Masyarakat
LATAR BELAKANG
Posyandu lansia merupakan salah satu unit kesehatan masyarakat, yang digelar setiap bulan sekali. Posyandu
lansia digerakkan oleh para kader wilayah, dan dimonitoring oleh perawat wilayah. Posyandu lansia juga dapat
digunakan sebagai pengobatan dasar yang rutin, sebelum pustu ataupun puskesmas induk.
PERMASALAHAN
Peserta posyandu lansia adalah para lansia yang kebanyakan mempunyai penyakit kronis tidak menular, seperti
hipertensi ataupun diabetes. Selain itu banyak lansia juga mengeluh sakit keju keju atau pegel linu.
Perencanaan pada kegiatan ini adalah melakukan anamnesis, melakukan pengukuran tensi rutin, kemudian cek
PELAKSANAAN
Pada peserta dengan keluhan keju linu atau kesemutan diberikan vitamin B komplek 1 dd tab 1 tiap malam untuk
mengurangi keluhan. Sedangkan untuk peserta dengan tekanan darah yang lebih dari 140/90 diberi obat
antihipertensi selama dua hari (yakni dengan satu jenis obat antihipertensi, yakni amlodipin atau captopril). Peserta
dengan gds lebih dari 200 ataupun kolesterol lebih dari 200 dirujuk ke puskesmas induk untuk mendapatkan
Monitoring dan evaluasi dilakukan pada posyandu bulan depan, dengan mengevaluasi tekanan darah,
gula darah, dan kolesterol serta menanyakan apakah ada keluhan peserta atau tidak.
Jenis Kegiatan : F6
PESERTA HADIR
Lain-lain
Masyarakat
LATAR BELAKANG
Penyakit diabetes mellitus adalah penyakit kronis yang tidak bisa disembuhkan, oleh karena itu membutuhkan
kontrol terhadap penyakit dengan baik dan rutin. Sehingga pencegahan terhadap komplikasi yang bisa terjadi
PERMASALAHAN
Pasien datang ke BP untuk kontrol rutin penyakit gula. keluhan saat ini tidak ada.
Vital sign
T : 36 N 80 R 16 TD 130/ 80
PELAKSANAAN
Glibenklamid 5 mg 1-0-0
PESERTA HADIR
Lain-lain
Masyarakat
LATAR BELAKANG
Karena pasien mengalami demam baru satu hari makan belum bisa dilakukan pemeriksaan penunjang berupa cek
lab, oleh karena itu jika hari ke 3 masih panas, pasien dianjurkan datang kembali kepuskesmas untuk cek lab
PERMASALAHAN
pasien laki-laki, usia 6 tahun datang ke BP diantar orang tuanya dengan keluhan demam sejak kemarin malam.
pasien juga mengeluh mual dan bisa muntah 2x sejak kemarin, muntahan apa yang pasien makan. keluhan disertai
dengan kepala sakit hilang timbul. pasien masih mau makan dan minum.
Vital sign
RR 16 N 80
BB 21 kg
Vital sign
T : 36 N 80 R 16 TD 130/ 80
PELAKSANAAN
Karena pasien mengalami demam baru satu hari makan belum bisa dilakukan pemeriksaan penunjang
berupa cek lab, oleh karena itu jika hari ke 3 masih panas, pasien dianjurkan datang kembali