Anda di halaman 1dari 43

Jenis Kegiatan :  F1 - Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Dokter Pendamping      :  Muhammad Fajri Mubasysyir

Judul Lap. Kegiatan      :  Hilangkan Stigma TBC

PESERTA HADIR

  Peserta PIDI

  Lain-lain

LATAR BELAKANG

merupakan penyakit yang mempunyai stigma negatif dikalangan masyarakat. Selain itu, TBC juga merupakan

penyakit yang menjadi tugas berat untuk tenaga kesehatan, karena pengobatan TBC yang tidak sebentar dan

memperlukan follow up rutin. Penyebaran penyakit yang mudah yaitu melalui udara, menyebabkan mudahnya

penularan dari individu yang terkena penyakit kepada individu disekitarnya.

PERMASALAHAN

Masyarakat masih banyak yang belum mengetahui tentang TBC. Terutama para pelajar dan remaja dan masih banyak

stigma negatif tentang TBC yang beredar dikalangan masyarakat, sehingga penanganan oleh tenaga kesehatanpun

menjadi terhambat.

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Metode yang dipilih adalah penyuluhan. Target peserta penyuluhan adalah para siswa dan siswi di MTSN 3 Kota Kediri.

Materi penyuluhan berupa penyebab TBC, penyebaran penyakit, tanda dan gejala penyakit, pengobatan dan cara

pencegahannya menggunakan PHBS.

PELAKSANAAN

Penyuluhan ini telah dilaksanakan pada hari Selasa, 3 September 2019 pukul 08.30 - 10.00 di Aula MTSN 3 Kota Kediri.

Penyuluhan ini dihadiri oleh siswa dan siswa perwakilan dari kelas 2 di MTSN 3 Kota Kediri dan Para Guru

MONITORING & EVALUASI

Monitoring dan evaluasi penyuluhan ini dilakukan dengan cara menanyakan pemahaman paserta tentang materi

penyuluhan.
  Jenis Kegiatan :  F1 - Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Dokter Pendamping      :  Muhammad Fajri Mubasysyir

Judul Lap. Kegiatan      :  Hilangkan Stigma HIV/AIDS

PESERTA HADIR

  Peserta PIDI

  Lain-lain

LATAR BELAKANG

HIV/AIDS merupakan hal yang berbeda tetapi saling berhubungan. Human Immunodeficiency Virus atau biasa

disingkat HIV adalah virus yang menyebabkan penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome).

HIV secara drastis dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh, sehingga memungkinkan penyakit, bakteri, virus,

dan infeksi lainnya menyerang tubuh Anda. HIV menyerang dan menghancurkan sel CD4 yang seharusnya

melawan infeksi dari sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, tubuh jadi kesulitan melawan infeksi dan kanker terkait

HIV tertentu.

PERMASALAHAN

Masyarakat masih memiliki stigma yang buruk mengenai HIV/AIDS. Terutama para pelajar dan remaja dan masih

banyak stigma negatif tentang HIV/AIDS yang beredar dikalangan masyarakat, sehingga penanganan oleh tenaga

kesehatanpun menjadi terhambat.

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Metode yang dipilih adalah penyuluhan. Target peserta penyuluhan adalah para siswa dan siswi di MTSN 3 Kota

Kediri. Materi penyuluhan berupa penyebab HIV/AIDS, penyebaran penyakit, tanda dan gejala penyakit, pengobatan

dan cara pencegahannya menggunakan PHBS.

PELAKSANAAN

Penyuluhan ini telah dilaksanakan pada hari Selasa, 3 September 2019 pukul 08.30 - 10.00 di Aula MTSN 3 Kota

Kediri. Penyuluhan ini dihadiri oleh siswa dan siswa perwakilan dari kelas 2 di MTSN 3 Kota Kediri dan Para Guru

MONITORING & EVALUASI


Monitoring dan evaluasi penyuluhan ini dilakukan dengan cara menanyakan pemahaman paserta
tentang materi penyuluhan.
  Jenis Kegiatan :  F1 - Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Dokter Pendamping      :  Muhammad Fajri Mubasysyir

Judul Lap. Kegiatan      :  Penyuluhan tentang diare

PESERTA HADIR

  Peserta PIDI

  Lain-lain

LATAR BELAKANG

Diare merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia. Diare merupakan salah satu penyakit yang sering

menyerang usia rentan, yakni usia balita dan usia lansia. Diare adalah penyakit yang membuat penderitanya

menjadi sering buang air besar, dengan kondisi tinja yang encer. Pada umumnya, diare terjadi akibat makanan dan

minuman yang terpapar virus, bakteri, atau parasit.

PERMASALAHAN

Masyarakat masih banyak yang belum mengetahui tentang tatalaksana diare, cara mengenali tanda- tanda

dehidrasi dan bagaimana pencegahan diare

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Metode yang dipilih adalah penyuluhan. Target peserta penyuluhan adalah kader- kader balita dan lansia. Materi

penyuluhan berupa definisi diare, penyebab diare, pengenalan tanda- tanda dehidrasi, tatalaksana diare dan cara

pencegahan diare

PELAKSANAAN

Penyuluhan ini telah dilaksanakan pada hari kamis tanggal 1 Agustus 2019 di aula pertemuan Mrican. Penyuluhan

ini dihadiri oleh pemegang program Promosi Kesehatan Puskesmas Mrican dan kader- kader balita dan lansia yang

betugas diwilayah kerja Puskesmas Mrican.

MONITORING & EVALUASI


Monitoring dan evaluasi penyuluhan ini dilakukan dengan cara menanyakan pemahaman paserta
tentang materi penyuluhan serta memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya lebih lanjut
mengenai materi yang dilakukan penyuluhan.
 Jenis Kegiatan :  F1 - Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Dokter Pendamping      :  Muhammad Fajri Mubasysyir

Judul Lap. Kegiatan      :  Penyuluhan tentang ISPA

PESERTA HADIR

  Peserta PIDI

  Lain-lain

LATAR BELAKANG

Infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA adalah infeksi di saluran pernapasan, yang menimbulkan gejala batuk,

pilek, disertai dengan demam. ISPA sangat mudah menular dan dapat dialami oleh siapa saja, terutama anak-anak

dan lansia.

Sesuai dengan namanya, ISPA akan menimbulkan peradangan pada saluran pernapasan, mulai dari hidung hingga

paru-paru. Kebanyakan ISPA disebabkan oleh virus, sehingga dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan

khusus dan antibiotik.

PERMASALAHAN

Masyarakat masih banyak yang belum mengetahui tentang tatalaksana ISPA, cara mengenali tanda- tanda ISPA dan

bagaimana pencegahan ISPA

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Metode yang dipilih adalah penyuluhan. Target peserta penyuluhan adalah kader- kader balita dan lansia. Materi

penyuluhan berupa definisi ISPA, penyebab ISPA, pengenalan tanda- tanda ISPA, tatalaksana ISPA dan cara

pencegahan ISPA

PELAKSANAAN

Penyuluhan ini telah dilaksanakan pada hari kamis tanggal 1 Agustus 2019 di aula pertemuan Mrican. Penyuluhan

ini dihadiri oleh pemegang program Promosi Kesehatan Puskesmas Mrican dan kader- kader balita dan lansia yang

betugas diwilayah kerja Puskesmas Mrican.

MONITORING & EVALUASI


Monitoring dan evaluasi penyuluhan ini dilakukan dengan cara menanyakan pemahaman paserta
tentang materi penyuluhan serta memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya lebih lanjut
mengenai materi yang dilakukan penyuluhan.
 Jenis Kegiatan :  F1 - Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Dokter Pendamping      :  Muhammad Fajri Mubasysyir

Judul Lap. Kegiatan      :  Penyuluhan tentang Hepatitis A

PESERTA HADIR

  Peserta PIDI

  Lain-lain

LATAR BELAKANG

Hepatitis A adalah peradangan organ hati yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis A. Infeksi yang akan

mengganggu kerja organ hati ini dapat menular dengan mudah, melalui makanan atau minuman yang

terkontaminasi virus.

Penyebab penyakit ini adalah virus hepatitis A. Virus ini dapat menyebar dengan mudah melalui konsumsi

makanan atau minuman yang telah terkontaminasi tinja penderita hepatitis A.

Sesuai dengan namanya, ISPA akan menimbulkan peradangan pada saluran pernapasan, mulai dari hidung hingga

paru-paru. Kebanyakan ISPA disebabkan oleh virus, sehingga dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan

khusus dan antibiotik.

PERMASALAHAN

Hepatitis A merupakan penyakit yang sering mengenai dikomunitas seperti pesantren, sekolah, tempat kerja dll dan

tingkat penularannya yang tinggi. Sehingga diperlukan pengenalan terhadap penyakit hepatitis A

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Metode yang dipilih adalah penyuluhan. Target peserta penyuluhan adalah para siswa dan siswi di Pesantren di

Kota Kediri. Materi penyuluhan berupa definisi hepatitis A, penyebab , penyebaran penyakit, tanda dan gejala

penyakit, pengobatan dan cara pencegahannya menggunakan PHBS.

PELAKSANAAN

Penyuluhan ini telah dilaksanakan pada hari Selasa, 10 Juli r 2019 pukul 15.00 - 17.00 di Pesantren di Kota Kediri.

Penyuluhan ini dihadiri oleh siswa dan siswa perwakilan dari Pesantren Kota Kediri dan Para Guru

MONITORING & EVALUASI


Monitoring dan evaluasi penyuluhan ini dilakukan dengan cara menanyakan pemahaman paserta
tentang materi penyuluhan.
 Jenis Kegiatan :  F2

Dokter Pendamping      :  Muhammad Fajri Mubasysyir

Judul Lap. Kegiatan      :  Penyuluhan PHBS Untuk Pelatihan Program Ponkestren

PESERTA HADIR

  Peserta PIDI

  Lain-lain

LATAR BELAKANG

Poskestren adalah singkatan dari kalimat Pos Kesehatan Unit Pesantren yang dibangun guna memberikan fasilitas

dan prasarana kesehatan bagi seluruh keluarga besar pesantren dan khususnya adalah santri.

Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren), menjadi salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat pesantren dalam

meningkatkan status kesehatan. Kegiatan rutin Poskestren diselenggarakan dan dimotori oleh kader Poskestren

dengan bimbingan teknis dari Puskesmas setempat dan sektor lain.

PERMASALAHAN

Pesantren sehat menjadi salah satu upaya dalam mengkampanyekan kepada masyarakat pesantren agar hidup

sehat. Tujuan dari pesantren sehat adalah untuk mewujudkan masyarakat pesantren dapat mandiri dan berperan

aktif dalam meningkatkan status kesehatannya

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Dilakukan SMD --> MMPP dan dilanjutkan dengan penyuluhan yang terkait dengan hasil musyawarah dari MMPP.

Penyuluhan yang dilakukan yakni PHBS

PELAKSANAAN

Dilakukan penyuluhan pada tanggal 13/9/2019 yakni mengenai PHBS dan Ponkestren. Penyuluhan dihadiri oleh

pengurus pesantren, kader ponkestren, karyawan puskesmas

MONITORING & EVALUASI


Monitoring dan evaluasi penyuluhan ini dilakukan dengan cara menanyakan pemahaman paserta
tentang materi penyuluhan.
 Jenis Kegiatan :  F2

Dokter Pendamping      :  Muhammad Fajri Mubasysyir

Judul Lap. Kegiatan      : Inspeksi Sanitasi Sekolah di SMP 3 Kediri

PESERTA HADIR

  Peserta PIDI

  Lain-lain

LATAR BELAKANG

Program kesehatan lingkungan adalah salah satu program pokok puskesmas yang berupaya untuk menciptakan

kondisi lingkungan yang mampu menompang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungan

untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia. Program kesehatan lingkungan

adalah upaya untuk meningkatkan kesehatan lingkungan melalui upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu

lingkungan dan tempat umum, termasuk pengendalian pencemaran lingkungan lingkungan dengan meningkatkan

peran serta masyarakat dan keterpaduan pengelolaan lingkungan melalui analisis dampak lingkungan.

PERMASALAHAN

Cakupan angka bebas jentik di sekolah mencapai 100% namun masih terdapat wabah demam dengue

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Sosialisasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan sanitasi. Meliputi pengenalan PHBS dan pemahaman

mendalam mengenai 3M plus

PELAKSANAAN

Melakukan penyuluhan tentang kebersihan sanitasi di SMP 3 Kediri. Penyuluhan dihadiri oleh dr, internship,

kesling, siswa, guru

MONITORING & EVALUASI


Penurunan angka demam dengue sesuai dengan angka bebas jentik
 Jenis Kegiatan :  F2

Dokter Pendamping      :  Muhammad Fajri Mubasysyir

Judul Lap. Kegiatan      : Pemantauan Jentik di SMP 3 Kediri

PESERTA HADIR

  Peserta PIDI

  Lain-lain

LATAR BELAKANG

Program kesehatan lingkungan adalah salah satu program pokok puskesmas yang berupaya untuk menciptakan

kondisi lingkungan yang mampu menompang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungan

untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia. Program kesehatan lingkungan

adalah upaya untuk meningkatkan kesehatan lingkungan melalui upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu

lingkungan dan tempat umum, termasuk pengendalian pencemaran lingkungan lingkungan dengan meningkatkan

peran serta masyarakat dan keterpaduan pengelolaan lingkungan melalui analisis dampak lingkungan.

PERMASALAHAN

Cakupan angka bebas jentik di sekolah mencapai 100% namun masih terdapat wabah demam dengue

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Melakukan pengecekan berkala pada sanitasi

PELAKSANAAN

Mengelilingi lingkungan sekolah untuk pengecekan jentik dan sanitasi

MONITORING & EVALUASI


Penurunan angka demam dengue sesuai dengan angka bebas jentik
 Jenis Kegiatan :  F2

Dokter Pendamping      :  Muhammad Fajri Mubasysyir

Judul Lap. Kegiatan      : Screening kesehatan sekolah

PESERTA HADIR

  Peserta PIDI

  Lain-lain

LATAR BELAKANG

Ruang lingkup kesehatan lingkungan meliputi : 1) Lingkungan Sekolah/Madrasah yang sehat, 2) Lingkungan sehat

dan pembinaannya, 3) Air bersih, 4) Pembuangan kotoran manusia, 5) Pembuangan air limbah, 6) Pembuangan

sampah, 7) Pencemaran lingkungan.

PERMASALAHAN

Perlunya dilakukan screening mengenai kesehatan anak- anak di sekolah. Untuk mendeteksi adanya penyakit

menular dan tidak menular pada anak- anak sekolah

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Dilakukan screening dengan melakukan pengukuran BB, TB, Visus, Gigi dan mulut, telinga, hidung dan

tenggorokan

PELAKSANAAN

Dilakukan screening pada kelas 1, 2 dan 3 di SDN Ngampel 3

MONITORING & EVALUASI


Untuk siswa dan siswa yang memiliki masalah dari hasil screeningnya, akan dirujuk ke PKM untuk
tatalaksana lebih lanjut
 Jenis Kegiatan :  F2

Dokter Pendamping      :  Muhammad Fajri Mubasysyir

Judul Lap. Kegiatan      : Screening kesehatan Pondok Pesantren

PESERTA HADIR

  Peserta PIDI

  Lain-lain

LATAR BELAKANG

Ruang lingkup kesehatan lingkungan meliputi : 1) Lingkungan Sekolah/Madrasah yang sehat, 2) Lingkungan sehat

dan pembinaannya, 3) Air bersih, 4) Pembuangan kotoran manusia, 5) Pembuangan air limbah, 6) Pembuangan

sampah, 7) Pencemaran lingkungan.

PERMASALAHAN

Perlunya dilakukan screening mengenai kesehatan santri di Pondok Pesantren. Untuk mendeteksi adanya penyakit

menular dan tidak menular pada anak- anak sekolah

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Dilakukan screening dengan melakukan pengukuran BB, TB, Visus, Gigi dan mulut, telinga, hidung dan

tenggorokan

PELAKSANAAN

Dilakukan screening pada perwakilan santri di Pondok Pesantren Al- Mahrusiyah

MONITORING & EVALUASI


Untuk santri yang memiliki masalah dari hasil screeningnya, akan dirujuk ke PKM untuk tatalaksana lebih
lanjut
 Jenis Kegiatan :  F3

Dokter Pendamping      :  Muhammad Fajri Mubasysyir

Judul Lap. Kegiatan      : Deteksi Perkembangan Balita pada Posyandu Balita

PESERTA HADIR

  Peserta PIDI

  Lain-lain

Masyarakat

LATAR BELAKANG

Angka kematian bayi (AKB) merupakan salah satu indikator untuk menilai kualitas kesehatan disuatu daerah.

Semakin sedikit AKB akan semakin baik kualitas kesehatan. Oleh karena itu dengan adanya posyandu balita

disuatu daerah diharapkan dapan meningkatkan kualitas kesehatan. Dalam posyandu balita, orang tua dapat

mengetahui gizi balita, masalah kesehatan serta cara pencegahan dan pengobatannya, selain itu juga dapat

mengetahui perkembangan balita serta dapat mendeteksi dini jika terjadi keterlambatan dalam perkembangan.

PERMASALAHAN

Budaya dimasyarakat Indonesia, terutama di kota Kediri adalah datang ke fasilitas kesehatan ketika sudah sakit,

atau perlu tindakan kuratif, sedangkan untuk pencegahan atau preventif belum banyak masyarakat sadar. Oleh

karena itu perlunya peran aktif tenaga kesehatan melalui posyandu balita, sehingga dapat dideteksi secara dini jika

ada penyimpangan dalam kesehatan.

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Posyandu balita diadakan setiap satu bulan sekali, di rumah salah satu kader. Kegiatan ini ditargetkan dihadiri oleh

semua balita atau usia 0 bulan hingga 72 bulan yang berada di lingkup kelurahan Mrican. Pada kegiatan ini akan

dilakukan pemeriksaan penimbnagan berat badan, tinggi badan, dan pemeriksaan SDIDTK bagi balita dengan

kelompok usia yang sesuai.

PELAKSANAAN

Posyandu balita dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 16 September 2019 di Rumah salah satu kader kelurahan

Mrican, pukul 08.00 hingga 11.00. Acara dimulai dengan penimbangan berat badan, kemudian dibedakan

berdasarkan usia, usia balita yang termasuk dalam kelompok usia 0, 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60,

66, dan 72 bulan dilakukan pemeriksaan SDIDTK (Stimulasi deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang). Didapatkan
5 balita dengan kelompok usia yang sesuai, setelah dilakukan SDIDTK, dan tidak ada penyimpangan perkembangan

ataupun hasil yang mengarah pada autis, ADHD ataupun pendengaran yang terganggu. Sedangkan untuk

kelompok usia yang hampir sesuai untuk pemeriksaan SDIDTK, diberikan edukasi kepada orang tua tentang

menstimulasi perkembangan balita sesuai buku KIA dan kapan bisa dilakukan pemeriksaan SDIDTK.

MONITORING & EVALUASI


Monitoring dan evaluasi kegiatan ini dilakukan pada posyandu balita bulan depan, monitoring berupa
menyakan bagaimana kemajuan perkembangan balita sesuai. Sedangkan untuk monitoring SDIDTK
dilakukan 3 bulan kedepan atau 6 bulan kedepan sesuai kelompok usia
 Jenis Kegiatan :  F3

Dokter Pendamping      :  Muhammad Fajri Mubasysyir

Judul Lap. Kegiatan      : Posayndu Balita Dermo

PESERTA HADIR

  Peserta PIDI

  Lain-lain

Masyarakat

LATAR BELAKANG

Posyandu merupakan salah satu bentuk UpayaKesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari,

oleh, untuk, dan bersama masyarakat, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada

masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar. Upaya peningkatan peran dan fungsi Posyandu bukan

semata-mata tanggungjawab pemerintah saja, namun semua komponen yang ada di masyarakat, termasuk kader.

Peran kader dalam penyelenggaraan Posyandu sangat besar karena selain sebagai pemberi informasi kesehatan

kepada masyarakat juga sebagai penggerak masyarakat untuk datang ke Posyandu dan melaksanakan perilaku

hidup bersih dan sehat.

PERMASALAHAN

Ibu hamil yang datang ke posyandu masih sedikit

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Melakukan sosialisasi ke kader

PELAKSANAAN

Membimbing kader dalam penyelenggaraan Posyandu

MONITORING & EVALUASI


Meningkatnya cakupan program KIA puskesmas
 Jenis Kegiatan :  F3

Dokter Pendamping      :  Muhammad Fajri Mubasysyir

Judul Lap. Kegiatan      : Posayndu Balita Ngampel

PESERTA HADIR

  Peserta PIDI

  Lain-lain

Masyarakat

LATAR BELAKANG

Posyandu merupakan salah satu bentuk UpayaKesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari,

oleh, untuk, dan bersama masyarakat, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada

masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar. Upaya peningkatan peran dan fungsi Posyandu bukan

semata-mata tanggungjawab pemerintah saja, namun semua komponen yang ada di masyarakat, termasuk kader.

Peran kader dalam penyelenggaraan Posyandu sangat besar karena selain sebagai pemberi informasi kesehatan

kepada masyarakat juga sebagai penggerak masyarakat untuk datang ke Posyandu dan melaksanakan perilaku

hidup bersih dan sehat.

PERMASALAHAN

Ibu hamil yang datang ke posyandu masih sedikit

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Melakukan konseling dan skrining

PELAKSANAAN

-Menyelenggarakan penyuluhan dan konseling kesehatan, KB dan gizi kepada pengunjung Posyandu dan

masyarakat luas

-Melakukan deteksi dini tanda bahaya umum terhadap Ibu Hamil, bayi dan anak balita serta melakukan rujukan ke

Puskesmas apabila dibutuhkan

MONITORING & EVALUASI


Penanganan terhadap kesehatan ibu hamil, bayi, dan anak balita sejak dini
Jenis Kegiatan :  F3

Dokter Pendamping      :  Muhammad Fajri Mubasysyir

Judul Lap. Kegiatan      : Sosialisasi Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)

PESERTA HADIR

  Peserta PIDI

  Lain-lain

Masyarakat

LATAR BELAKANG

Selama kehamilan, seorang Ibu hamil akan menjalani program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan

Komplikasi (P4K). Pada stiker tersebut tercantum nama ibu hamil, taksiran persalinan, penolong persalinan,

tempat persalinan, pendamping persalinan, transportasi, dan calon pendonor darah.

PERMASALAHAN

Program pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih diprioritaskan pada upaya peningkatan derajat

kesehatan Ibu dan anak. Hal ini ditandai dengan tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi

(AKB). Selain itu, cakupan K1 juga masih rendah, terlihat dari ibu hamil yang tidak memeriksakan kehamilannya di

tenaga kesehatan, sehingga perencanaan persalinannya pun kurang matang.

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Sosialisasi program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi direncanakan dilakukan kepada seluruh

ibu hamil. Hal ini bertujuan tenaga kesehatan dapat mengetahui terlebih lokasi tempat tinggal ibu hamil, dan

taksiran persalinan, sehingga dapat dilakukan pencegahan terhadap hal yang tidak diinginkan sedini mungkin.

PELAKSANAAN

P4K merupakan program yang ditujukan kepada semua Ibu hamil, terlebih kepada ibu hamil usia kehamilan

trimester ketiga. Oleh karena itu, setiap ibu hamil datang untuk melakukan pemeriksaan ANC, harus dilakukan

pengecekan apakah ibu hamil sudah mendapatkan sosialisasi tentang P4K dan mendapatkan stikernya.

MONITORING & EVALUASI


Monitoring dan evaluasi kegiatan ini dilakukan pada program ANC selanjutnya. Monitoring dan evaluasi
berupa follow up tentang hal yang tercantum di stiker P4K, apakah ada perubahan data terbaru.
Jenis Kegiatan :  F3

Dokter Pendamping      :  Muhammad Fajri Mubasysyir

Judul Lap. Kegiatan      : Posyandu Balita Kelurahan Gayam

PESERTA HADIR

  Peserta PIDI

  Lain-lain

Masyarakat

LATAR BELAKANG

Angka kematian bayi (AKB) merupakan salah satu indikator untuk menilai kualitas kesehatan disuatu daerah.

Semakin sedikit AKB akan semakin baik kualitas kesehatan. Oleh karena itu dengan adanya posyandu balita

disuatu daerah diharapkan dapan meningkatkan kualitas kesehatan. Dalam posyandu balita, orang tua dapat

mengetahui gizi balita, masalah kesehatan serta cara pencegahan dan pengobatannya, selain itu juga dapat

mengetahui perkembangan balita serta dapat mendeteksi dini jika terjadi masalah.

PERMASALAHAN

Status gizi balita sangatlah penting, karena diperlukan dalam perkembangan dan pertumbuhan anak. Jika status

gizi baik akan berbanding lurus dengan pertumbuhan serta perkembangan balita. Oleh karena itu dilakukan

posyandu balita untuk dapat mendeteksi status gizi balita.

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Posyandu balita diadakan setiap satu bulan sekali, di rumah salah satu kader. Kegiatan ini ditargetkan dihadiri oleh

semua balita atau usia 0 bulan hingga 72 bulan yang berada di lingkup kelurahan Gayam. Pada kegiatan ini akan

dilakukan pemeriksaan penimbnagan berat badan, tinggi badan, dan pemeriksaan SDIDTK bagi balita dengan

kelompok usia yang sesuai.

PELAKSANAAN

Posyandu balita dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 15 Agustus 2019 di Kantor Kelurahan Gayam, pukul 08.00

hingga 11.00. Acara dimulai dengan penimbangan berat badan, tinggi badan atau panjang badan kemudian

pemeriksaan SDIDTK untuk balita dengan usia yang sesuai. Setelah dilakukan pengukuran berat badan dan tinggi

badan atau panjang badan, hasilnya dimasukan ke dalam buku KIA pada tabel KMS ataupun Z score BB/TB untuk
melihat status gizi balita, kemudian diberikan edukasi kepada orang tua tentang status gizi balita dan pemenuhan

kebutuhan gizi anak sesuai dengan buku KIA.

MONITORING & EVALUASI


Monitoring dan evaluasi kegiatan ini dilakukan pada posyandu balita bulan depan, Monitoring berupa
melakukan penimbangan berat badan dan tinggi badan atau panjang badan. Kemudian dimasukan
kedalam buku KIA untuk mengetahui status gizi balita.
Jenis Kegiatan :  F4

Dokter Pendamping      :  Muhammad Fajri Mubasysyir

Judul Lap. Kegiatan      : Pemberian Tablet Tambah Darah Pada Siswi Pesantren Al- Mahrusiyah

PESERTA HADIR

  Peserta PIDI

  Lain-lain

Masyarakat

LATAR BELAKANG

Tablet Tambah Darah (TTD) adalah suplemen makanan yang mengandung zat besi dan folat. Zat besi adalah

mineral yang banyak terkandung di dalam makanan secara alami, atau ditambahkan ke dalam beberapa produk

makanan. Zat besi berperan penting dalam pembuatan sel darah merah yang mengangkut oksigen dari paru-paru

ke jaringan. Selain itu, juga diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan fungsi normal sel.

PERMASALAHAN

Remaja putri memiliki risiko tinggi untuk anemia dan kekurangan gizi (Upadhye JV dkk, 2017). Kebutuhan zat besi

pada remaja putri meningkat karena mengalami pertumbuhan yang pesat pada masa pubertas. Anemia pada remaja

putri dapat menurunkan daya tahan tubuh, kebugaran, dan prestasi belajar. Selain itu, tidak hanya memengaruhi

kehidupannya dalam jangka pendek, namun berpengaruh pada jangka panjang yaitu kehamilan nantinya. Remaja

putri merupakan calon ibu yang dapat meningkatkan risiko Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT), prematur, BBLR,

stunting dan gangguan neurokognitif (Kemenkes, 2016).

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Program pencegahan dan penanggulangan anemia pada remaja putri oleh Kementerian Kesehatan dimasukkan ke

dalam Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 dengan target pemberian TTD pada remaja putri sebesar 30%.

Dilakukan pemberian tablet Fe Kepada siswi- siswi di Pesantren Al-Mahrusiyah

PELAKSANAAN

Pemberian Tablet tambah darah dilakukan secara bersamaan dengan penyuluhan. Kegiatan dilaksanakan pada hari

jumat tanggal 13 september 2019 di Pesantren Al-Mahrisyah Kota Kediri. Di kumpulkan para pengurus pesantren

menjadi kader. Kader akan diberikan penjelasan singkat mengenai pentingnya tablet tambah darah dan kemudian

kader mempunyai tugas untuk memberikan tablet fe kepada teman- temannya


MONITORING & EVALUASI

Monitoring dilakukan dari data siswi yang didapatkan dari kader.


Jenis Kegiatan :  F4

Dokter Pendamping      :  Muhammad Fajri Mubasysyir

Judul Lap. Kegiatan      : Pemberian Tablet Tambah Darah Pada Siswi SMP

PESERTA HADIR

  Peserta PIDI

  Lain-lain

Masyarakat

LATAR BELAKANG

Tablet Tambah Darah (TTD) adalah suplemen makanan yang mengandung zat besi dan folat. Zat besi adalah

mineral yang banyak terkandung di dalam makanan secara alami, atau ditambahkan ke dalam beberapa produk

makanan. Zat besi berperan penting dalam pembuatan sel darah merah yang mengangkut oksigen dari paru-paru

ke jaringan. Selain itu, juga diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan fungsi normal sel.

PERMASALAHAN

Remaja putri memiliki risiko tinggi untuk anemia dan kekurangan gizi (Upadhye JV dkk, 2017). Kebutuhan zat besi

pada remaja putri meningkat karena mengalami pertumbuhan yang pesat pada masa pubertas. Anemia pada remaja

putri dapat menurunkan daya tahan tubuh, kebugaran, dan prestasi belajar. Selain itu, tidak hanya memengaruhi

kehidupannya dalam jangka pendek, namun berpengaruh pada jangka panjang yaitu kehamilan nantinya. Remaja

putri merupakan calon ibu yang dapat meningkatkan risiko Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT), prematur, BBLR,

stunting dan gangguan neurokognitif (Kemenkes, 2016).

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Program pencegahan dan penanggulangan anemia pada remaja putri oleh Kementerian Kesehatan dimasukkan ke

dalam Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 dengan target pemberian TTD pada remaja putri sebesar 30%.

Dilakukan pemberian tablet Fe Kepada siswi- siswi di SMP

PELAKSANAAN

Pemberian Tablet tambah darah dilakukan secara bersamaan dengan penyuluhan. Kegiatan dilaksanakan pada hari

jumat tanggal 13 september 2019 di SMP Kota Kediri. Di kumpulkan para pengurus pesantren menjadi kader. Kader

akan diberikan penjelasan singkat mengenai pentingnya tablet tambah darah dan kemudian kader mempunyai

tugas untuk memberikan tablet fe kepada teman- temannya


MONITORING & EVALUASI

Monitoring dilakukan dari data siswi yang didapatkan dari kader.


Jenis Kegiatan :  F4

Dokter Pendamping      :  Muhammad Fajri Mubasysyir

Judul Lap. Kegiatan      :  Pemberian Obat Cacing di Sekolah Dasar

PESERTA HADIR

  Peserta PIDI

  Lain-lain

Masyarakat

LATAR BELAKANG

Penyakit cacingan yang ditularkan melalui tanah masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara beriklim

tropis dan sub tropis. Penyakit ini termasuk kedalam kelompok penyakit terabaikan.

PERMASALAHAN

Masalah kecacingan terutama terjadi pada daerah dengan kondisi higiene dan Sanitasi yang kurang baik serta

perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat yang kurang, infeksi cacing perut ini dapat mempengaruhi status Gizi,

proses tumbuh kembang dan merusak kemampuan kognitif pada anak yang terinfeksi kasus-kasus malnutrisi,

stunting, anemia bisa disebabkan oleh karena kecacingan.

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menurunkan angka prevalensi kecacingan pada anak usia prasekolah dan

anak usia sekolah melalui pemberian obat cacing terintegrasi. Pemberian obat cacing pada anak usia 6 – 12 tahun

dilaksanakan secara terintegrasi dengan kegiatan UKS.

PELAKSANAAN

Dilakuakan pada hari selasa tanggal 13 Agustus 2019 di SDN Ngampel 3

MONITORING & EVALUASI


Jenis Kegiatan :  F4

Dokter Pendamping      :  Muhammad Fajri Mubasysyir

Judul Lap. Kegiatan      :  Pemeriksaan Status Gizi Balita pada Posyandu Balita

PESERTA HADIR

  Peserta PIDI

  Lain-lain

Masyarakat

LATAR BELAKANG

Angka kematian bayi (AKB) merupakan salah satu indikator untuk menilai kualitas kesehatan disuatu daerah.

Semakin sedikit AKB akan semakin baik kualitas kesehatan. Oleh karena itu dengan adanya posyandu balita

disuatu daerah diharapkan dapan meningkatkan kualitas kesehatan. Dalam posyandu balita, orang tua dapat

mengetahui gizi balita, masalah kesehatan serta cara pencegahan dan pengobatannya, selain itu juga dapat

mengetahui perkembangan balita serta dapat mendeteksi dini jika terjadi masalah.

PERMASALAHAN

Budaya dimasyarakat Indonesia, terutama di kota seperti Kediri adalah datang ke fasilitas kesehatan ketika sudah

sakit, atau perlu tindakan kuratif, sedangkan untuk pencegahan atau preventif belum banyak masyarakat sadar.

Oleh karena itu perlunya peran aktif tenaga kesehatan melalui posyandu balita, sehingga dapat dideteksi secara

dini jika ada penyimpangan dalam kesehatan.

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Posyandu balita diadakan setiap satu bulan sekali, di rumah salah satu kader. Kegiatan ini ditargetkan dihadiri oleh

semua balita atau usia 0 bulan hingga 72 bulan yang berada di lingkup kelurahan Kepanjenkidul. Pada kegiatan ini

akan dilakukan pemeriksaan penimbnagan berat badan, tinggi badan, dan pemeriksaan SDIDTK bagi balita dengan

kelompok usia yang sesuai.

PELAKSANAAN

Posyandu balita dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 10 Agustus 2019 di Rumah salah satu kader kelurahan

Ngampel, pukul 08.00 hingga 11.00. Acara dimulai dengan penimbangan berat badan, tinggi badan atau panjang

badan kemudian pemeriksaan SDIDTK untuk balita dengan usia yang sesuai. Setelah dilakukan pengukuran berat

badan dan tinggi badan atau panjang badan, hasilnya dimasukan ke dalam buku KIA pada tabel KMS ataupun Z
score untuk melihat status gizi balita, kemudian diberikan edukasi kepada orang tua tentang status gizi balita dan

pemenuhan kebutuhan gizi anak sesuai dengan buku KIA.

MONITORING & EVALUASI


Monitoring dan evaluasi kegiatan ini dilakukan pada posyandu balita bulan depan, Monitoring berupa
melakukan penimbangan berat badan dan tinggi badan atau panjang badan. Kemudian dimasukan
kedalam buku KIA untuk mengetahui status gizi balita.
Jenis Kegiatan :  F4

Dokter Pendamping      :  Muhammad Fajri Mubasysyir

Judul Lap. Kegiatan      :   Penyuluhan Kader Mengenai Stunting

PESERTA HADIR

  Peserta PIDI

  Lain-lain

Masyarakat

LATAR BELAKANG

Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup

lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau

pendek (kerdil) dari standar usianya.

Kondisi tubuh anak yang pendek seringkali dikatakan sebagai faktor keturunan (genetik) dari kedua orang tuanya,

sehingga masyarakat banyak yang hanya menerima tanpa berbuat apa-apa untuk mencegahnya. Padahal seperti

kita ketahui, genetika merupakan faktor determinan kesehatan yang paling kecil pengaruhnya bila dibandingkan

dengan faktor perilaku, lingkungan (sosial, ekonomi, budaya, politik), dan pelayanan kesehatan. Dengan kata lain,

stunting merupakan masalah yang sebenarnya bisa dicegah.

PERMASALAHAN

Sebagian besar masyarakat mungkin belum memahami istilah yang disebut stunting. Stunting merupakan ancaman

utama terhadap kualitas manusia Indonesia, juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa. Hal ini

dikarenakan anak stunted, bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya (bertubuh pendek/kerdil) saja, melainkan

juga terganggu perkembangan otaknya, yang mana tentu akan sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi di

sekolah, produktivitas dan kreativitas di usia-usia produktif.

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Metode yang dipilih adalah sosialisasi dan penyuluhan. Target peserta penyuluhan adalah kader- kader balita.

Dilakukan sosialisasi dan penyuluhan mengenai definisi stunting, penyebab stunting dan cara pencegahannya

PELAKSANAAN

Sosialisasi dan penyuluhan dilakukan di Aula Puskesmas Mrican dengan sasarannya yakni kader balita

MONITORING & EVALUASI


Monitoring dan evaluasi penyuluhan ini dilakukan dengan cara menanyakan pemahaman paserta
tentang materi penyuluhan serta memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya lebih lanjut
mengenai materi yang dilakukan penyuluhan.
Jenis Kegiatan :  F5

Dokter Pendamping      :  Muhammad Fajri Mubasysyir

Judul Lap. Kegiatan      :  Pemberian Vaksin MR di Sekolah Dasar

PESERTA HADIR

  Peserta PIDI

  Lain-lain

Masyarakat

LATAR BELAKANG

Indonesia berkomitmen untuk mencapai eliminasi penyakit campak (measles) dan pengendalian penyakit Rubella

(Congenital Rubella Syndrome) pada tahun 2020. Salah satu strateginya dengan melaksanakan Imunisasi Measles

Rubella (MR). Bulan Agustus dan September adalah bulan dimana imunisasi MR dilaksanakan. Upaya ini untuk

memutuskan transmisi penularan virus campak dan rubella secara cepat, tanpa mempertimbangkan status

imunisasi sebelumnya.

Imunisasi MR masuk ke dalam jadwal imunisasi rutin. diberikan pada anak usia 9 bulan, 18 bulan dan anak kelas 1

SD/sederajat tanpa dipungut biaya.

PERMASALAHAN

Campak dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan demam, ruam, batuk, pilek, dan mata merah

serta berair. Campak juga kerap menyebabkan komplikasi serius seperti infeksi telinga, diare, pneumonia,

kerusakan otak, dan kematian.

Sementara rubella atau campak Jerman merupakan infeksi virus yang menyebabkan demam, sakit tenggorokan,

ruam, sakit kepala, mata merah dan mata gatal. Rubella kerap terjadi pada anak-anak dan remaja. Kendati ringan,

virus ini bisa memberi dampak buruk pada ibu hamil yang tertular, yakni menyebabkan keguguran, bayi terlahir

mati, atau bahkan cacat lahir serius pada bayi seperti kebutaan dan tuli.

Tidak ada pengobatan untuk penyakit campak dan rubella, namun penyakit ini dapat dicegah. Imunisasi dengan

vaksin MR adalah pencegahan terbaik untuk kedua penyakit ini. Satu vaksin mencegah dua penyakit sekaligus.

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Dilakukan imunisasi secara serentak kepada siswa SD kelas 1 dan 2 atau sederajat
PELAKSANAAN

Pelaksanaan imunisasi dilakukan pada tanggal 9 september 2019 s/d tanggal 20 september 2019 di seluruh SD di

wilayah kerja Puskesmas Mrican

MONITORING & EVALUASI

Setiap pasien akan diberikan paracetamol sebagai salah satu tindakan kuratif untuk mengatasi KIPI
Jenis Kegiatan :  F5

Dokter Pendamping      :  Muhammad Fajri Mubasysyir

Judul Lap. Kegiatan      :  Pemberian Vaksin MR di Sekolah Dasar

PESERTA HADIR

  Peserta PIDI

  Lain-lain

Masyarakat

LATAR BELAKANG

Indonesia berkomitmen untuk mencapai eliminasi penyakit campak (measles) dan pengendalian penyakit Rubella

(Congenital Rubella Syndrome) pada tahun 2020. Salah satu strateginya dengan melaksanakan Imunisasi Measles

Rubella (MR). Bulan Agustus dan September adalah bulan dimana imunisasi MR dilaksanakan. Upaya ini untuk

memutuskan transmisi penularan virus campak dan rubella secara cepat, tanpa mempertimbangkan status

imunisasi sebelumnya.

Imunisasi MR masuk ke dalam jadwal imunisasi rutin. diberikan pada anak usia 9 bulan, 18 bulan dan anak kelas 1

SD/sederajat tanpa dipungut biaya.

PERMASALAHAN

Campak dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan demam, ruam, batuk, pilek, dan mata merah

serta berair. Campak juga kerap menyebabkan komplikasi serius seperti infeksi telinga, diare, pneumonia,

kerusakan otak, dan kematian.

Sementara rubella atau campak Jerman merupakan infeksi virus yang menyebabkan demam, sakit tenggorokan,

ruam, sakit kepala, mata merah dan mata gatal. Rubella kerap terjadi pada anak-anak dan remaja. Kendati ringan,

virus ini bisa memberi dampak buruk pada ibu hamil yang tertular, yakni menyebabkan keguguran, bayi terlahir

mati, atau bahkan cacat lahir serius pada bayi seperti kebutaan dan tuli.

Tidak ada pengobatan untuk penyakit campak dan rubella, namun penyakit ini dapat dicegah. Imunisasi dengan

vaksin MR adalah pencegahan terbaik untuk kedua penyakit ini. Satu vaksin mencegah dua penyakit sekaligus.

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI


Dilakukan imunisasi secara serentak kepada siswa SD kelas 1 dan 2 atau sederajat

PELAKSANAAN

Pelaksanaan imunisasi dilakukan pada tanggal 9 september 2019 s/d tanggal 20 september 2019 di seluruh SD di

wilayah kerja Puskesmas Mrican

MONITORING & EVALUASI

Setiap pasien akan diberikan paracetamol sebagai salah satu tindakan kuratif untuk mengatasi KIPI
Jenis Kegiatan :  F5

Dokter Pendamping      :  Muhammad Fajri Mubasysyir

Judul Lap. Kegiatan      :  Penyuluhan DM di Program Prolanis

PESERTA HADIR

  Peserta PIDI

  Lain-lain

Masyarakat

LATAR BELAKANG

Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) adalah sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang

melibatkan peserta, fasilitas kesehatan, dan BPJS Kesehatan dalam rangka memelihara kesehatan peserta BPJS

Kesehatan yang menderita penyakit kronis, sehingga dapat mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya

pelayanan kesehatan efektif dan efisien. Program yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan ini bertujuan untuk

mendorong peserta penyandang penyakit kronis mencapai kualitas hidup optimal. Penyakit kronis yang dimaksud

adalah diabetes melitus tipe 2 dan hipertensi. Prolanis ini merupakan kelanjutan dari skrining kesehatan.

PERMASALAHAN

Banyaknya peserta prolanis yang belum mengetahui secara mendetail mengenai penyakit diabetes melitus

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Dilakukan penyuluhan yang berbarengan dengan program prolanis setiap bulannya. Peserta penyuluhan yakni

seluruh peserta prolanis

PELAKSANAAN

Dilakukan pada tanggal 23 Agustus 2019 di Ruang Pertemuan Puskesmas Mrican. Materi tentang DM kali ini yakni

mengenai senam kaki DM

MONITORING & EVALUASI


Dilakukan evaluasi dengan menanyakan pemahaman para peserta prolanis
Jenis Kegiatan :  F5

Dokter Pendamping      :  Muhammad Fajri Mubasysyir

Judul Lap. Kegiatan      : Screening Penyakit Melalui Posyandu Lansia

PESERTA HADIR

  Peserta PIDI

  Lain-lain

Masyarakat

LATAR BELAKANG

Perkembangan zaman tidak hanya membawa dampak bagi teknologi yang semakin maju tetapi juga berdampak

pada kesehatan. Beberapa penelitian menyatakan bahwa terdapat pergeseran penyakit dari penyakit menular (PM)

ke penyakit tidak menular (PTM). Banyak data mengungkapkan PTM mengalami peningkatan dari waktu ke waktu,

diantaranya adalah diabetes melitus, hipertensi, stroke, dan penyakit jantung koroner.

PERMASALAHAN

PTM merupakan penyakit yang membutuhkan peran aktif masyarakat, walaupun tidak bisa menular dari satu orang

ke orang lain. Sebagian besar penyakit ini disebabkan oleh gaya hidup yang kurang baik. Oleh karena itu,

diperlukan upaya preventif agar masyarakat tidak terkena penyakit-penyakit seperti diatas, salah satunya melalu

program posyandu.

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Posyandu lansia diadakan setiap satu bulan sekali, di rumah salah satu kader. Kegiatan ini ditargetkan dihadiri oleh

semua lansia yang berada di lingkup posyandu lansia di kelurahan Mrican. Pada kegiatan ini akan dilakukan

pemeriksaan penimbanagan berat badan, tekanan darah, dan kadar gula darah, serta pemberian edukasi.

PELAKSANAAN

Posyandu lansia dilaksanakan pada hari kamis, tanggal 1 Agustus di Rumah salah satu kader kelurahan Mrican,

pukul 08.00 hingga 11.00. Acara dimulai dengan penimbangan berat badan, pemeriksaan tekanan darah dan cek

gula darah bagi peserta dengan indikasi berupa kadar gula darah bulan sebelumnya diatas normal, atau peserta

dengan kadar gula normal sebanyak 3 kali berturut pada 3 bulan yang lalu. Kemudian diberikan edukasi kepada

peserta dengan tekanan darah yang tinggi ataupun kadar gula darah yang tinggi, jika termasuk indikasi pemberian
obat makan peserta akan dirujuk ke Puskesmas. Terkhusus untuk hipertensi akan diberikan pengobatan hipertensi

selama 2 hari.

MONITORING & EVALUASI


Monitoring dan evaluasi kegiatan ini dilakukan melalui pengecekan kadar gula darah ulang pada
posyandu mendatang, jika kadar gula darah 3 bulan berturut- turut normal makan akan dilakukan
pemeriksaan ulang 3 bulan mendatang, tetapi jika kadar gula darah diatas normal maka akan dilakukan
pemeriksaan ulang 1 bulan mendatang.
Jenis Kegiatan :  F5

Dokter Pendamping      :  Muhammad Fajri Mubasysyir

Judul Lap. Kegiatan      : Langkah Cuci Tangan dengan sabun untuk mencegah penyakit menular

PESERTA HADIR

  Peserta PIDI

  Lain-lain

Masyarakat

LATAR BELAKANG

Cuci tangan merupakan salah satu cara mencegah penyakit, seperti diare, demam thypoid dan lain sebagainya.

Selain itu cuci tangan juga dapat meningkatkan personal hygine. Oleh karena manfaatnya yang penting, maka perlu

dilakukan sosialisasi tentang langkah-langkah cuci tangan yang baik dan benar.

PERMASALAHAN

Masyarakat masih banyak yang belum mengetahui tentang pentingnya cuci tangan dan juga cara cuci tangan

dengan baik dan benar..

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Metode yang dipilih adalah penyuluhan tentang cara cuci tangan yang benar

PELAKSANAAN

Penyuluhan ini telah dilaksanakan pada hari Selasa, 23 Juli 2019 pukul 12.00- 13.00 di PAUD Dermo. Penyuluhan ini

dihadiri oleh pemegang program Promosi Kesehatan Puskesmas, Dokter Internship, Dokter muda dan Kader Lansia

dan Kader Balita

MONITORING & EVALUASI


Monitoring dan evaluasi penyuluhan ini dilakukan dengan cara meminta peserta penyuluhan
memperagakan ulang 6 langkah cuci tangan.
Jenis Kegiatan :  F5

Dokter Pendamping      :  Muhammad Fajri Mubasysyir

Judul Lap. Kegiatan      : Penyuluhan HT di Program Prolanis

PESERTA HADIR

  Peserta PIDI

  Lain-lain

Masyarakat

LATAR BELAKANG

Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) adalah sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang

melibatkan peserta, fasilitas kesehatan, dan BPJS Kesehatan dalam rangka memelihara kesehatan peserta BPJS

Kesehatan yang menderita penyakit kronis, sehingga dapat mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya

pelayanan kesehatan efektif dan efisien. Program yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan ini bertujuan untuk

mendorong peserta penyandang penyakit kronis mencapai kualitas hidup optimal. Penyakit kronis yang dimaksud

adalah diabetes melitus tipe 2 dan hipertensi. Prolanis ini merupakan kelanjutan dari skrining kesehatan.

PERMASALAHAN

Banyaknya peserta prolanis yang belum mengetahui secara mendetail mengenai penyakit Hipertensi

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Dilakukan penyuluhan yang berbarengan dengan program prolanis setiap bulannya. Peserta penyuluhan yakni

seluruh peserta prolanis

PELAKSANAAN

Dilakukan pada tanggal 12 Juli 2019 di Ruang Pertemuan Puskesmas Mrican. Materi tentang diet pasien hipertensi

MONITORING & EVALUASI

Dilakukan evaluasi dengan menanyakan pemahaman para peserta prolanis


Jenis Kegiatan :  F6

Dokter Pendamping      :  Muhammad Fajri Mubasysyir

Judul Lap. Kegiatan      : Pengobatan Dasar di Puskesmas Pembantu Ngampel

PESERTA HADIR

  Lain-lain

Masyarakat

LATAR BELAKANG

Puskesmas Pembantu (Pustu) merupakan jaringan pelayanan Puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan

secara permanen di suatu lokasi dalam wilayah kerja Puskesmas. Puskesmas Pembantu merupakan bagian integral

Puskesmas, yang harus dibina secara berkala oleh Puskesmas. Tujuan Puskesmas Pembantu adalah untuk

meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat di wilayah kerjanya. Penanggungjawab

Puskesmas Pembantu adalah seorang perawat atau Bidan, yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan atas

usulan Kepala Puskesmas. Tenaga minimal di Puskesmas Pembantu terdiri dari 1 (satu) orang perawat dan 1 (satu)

orang bidan. Pendirian Puskesmas Pembantu harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, peralatan

kesehatan dan ketenagaan.

PERMASALAHAN

Terbatasnya jumlah dan jenis obat yang ada di pustu

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Penambahan jumlah dan jenis obat yang ada di pustu

PELAKSANAAN

Masih disarankan dan perlu didiskusikan

MONITORING & EVALUASI

Kepuasan masyarakat dalam pelayanan puskesmas pembantu


Jenis Kegiatan :  F6

Dokter Pendamping      :  Muhammad Fajri Mubasysyir

Judul Lap. Kegiatan      : Pengobatan Dasar di Puskesmas Pembantu Gayam

PESERTA HADIR

  Lain-lain

Masyarakat

LATAR BELAKANG

Puskesmas Pembantu (Pustu) merupakan jaringan pelayanan Puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan

secara permanen di suatu lokasi dalam wilayah kerja Puskesmas. Puskesmas Pembantu merupakan bagian integral

Puskesmas, yang harus dibina secara berkala oleh Puskesmas. Tujuan Puskesmas Pembantu adalah untuk

meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat di wilayah kerjanya. Penanggungjawab

Puskesmas Pembantu adalah seorang perawat atau Bidan, yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan atas

usulan Kepala Puskesmas. Tenaga minimal di Puskesmas Pembantu terdiri dari 1 (satu) orang perawat dan 1 (satu)

orang bidan. Pendirian Puskesmas Pembantu harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, peralatan

kesehatan dan ketenagaan.

PERMASALAHAN

Seorang pasien bernama Ny. AS datang ke Pustu gayam dengan keluhan badan semakin kurus dan merasa sering

haus dan ingin pipis setiap hari, terutama malam hari. Keluhan tersebut sudah berlangsung sejak 2 bln yang lalu.

Sehari- hari pasien bekerja sebagai buruh cuci

Riwayat HT, DM disangkal.

Pemeriksaan Fisik:

TD: 110/70

N: 90x/menit

RR: 21x/menit

Suhu: 36.6

Kepala: CA(-/-), SI (-/-)

Thorax: P/Ves (+/+), Rho (-/-), Whe (-/-)


Abd: Supel, BU (N), NT (-)

Ekt: akral hangat, nadi kuat, CRT<2"

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Dilakukan pemeriksaan pasien di Pustu. Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, keadaan pasien mengarah

kepada DM, namun di pustu tidak dapat dilakukan pemeriksaan gula darah

PELAKSANAAN

Jumlah Pasien saat pelayanan: 10

Rujukan ke induk: 1

Pada pasien Ny. AS dilakukan rujukan ke induk untuk pemeriksaan penunjang lebih lanjut

MONITORING & EVALUASI

Jika pasien tersebut memiliki kadar gula darah yang tinggi dan didiagnosis menderita DM, maka pasien

tersebut akan melakukan pengobatan rutin di Puskesmas Induk


Jenis Kegiatan :  F6

Dokter Pendamping      :  Muhammad Fajri Mubasysyir

Judul Lap. Kegiatan      :  Pengobatan pada saat posyandu lansia di Kelurahan Mrican

PESERTA HADIR

  Peserta PIDI

  Lain-lain

Masyarakat

LATAR BELAKANG

Posyandu lansia merupakan salah satu unit kesehatan masyarakat, yang digelar setiap bulan sekali. Posyandu

lansia digerakkan oleh para kader wilayah, dan dimonitoring oleh perawat wilayah. Posyandu lansia juga dapat

digunakan sebagai pengobatan dasar yang rutin, sebelum pustu ataupun puskesmas induk.

PERMASALAHAN

Peserta posyandu lansia adalah para lansia yang kebanyakan mempunyai penyakit kronis tidak menular, seperti

hipertensi ataupun diabetes. Selain itu banyak lansia juga mengeluh sakit keju keju atau pegel linu.

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Perencanaan pada kegiatan ini adalah melakukan anamnesis, melakukan pengukuran tensi rutin, kemudian cek

gula, kolesterol dan asam urat sesuai indikasi.

PELAKSANAAN

Pada peserta dengan keluhan keju linu atau kesemutan diberikan vitamin B komplek 1 dd tab 1 tiap malam untuk

mengurangi keluhan. Sedangkan untuk peserta dengan tekanan darah yang lebih dari 140/90 diberi obat

antihipertensi selama dua hari (yakni dengan satu jenis obat antihipertensi, yakni amlodipin atau captopril). Peserta

dengan gds lebih dari 200 ataupun kolesterol lebih dari 200 dirujuk ke puskesmas induk untuk mendapatkan

pengobatan lebih lanjut.

MONITORING & EVALUASI

Monitoring dan evaluasi dilakukan pada posyandu bulan depan, dengan mengevaluasi tekanan darah,

gula darah, dan kolesterol serta menanyakan apakah ada keluhan peserta atau tidak.
Jenis Kegiatan :  F6

Dokter Pendamping      :  Muhammad Fajri Mubasysyir

Judul Lap. Kegiatan      :  Non Insulin dependent diabetes mellitus

PESERTA HADIR

  Lain-lain

Masyarakat

LATAR BELAKANG

Penyakit diabetes mellitus adalah penyakit kronis yang tidak bisa disembuhkan, oleh karena itu membutuhkan

kontrol terhadap penyakit dengan baik dan rutin. Sehingga pencegahan terhadap komplikasi yang bisa terjadi

dapat dilakukan sedini mungkin.

PERMASALAHAN

Pasien datang ke BP untuk kontrol rutin penyakit gula. keluhan saat ini tidak ada.

Vital sign

T : 36 N 80 R 16 TD 130/ 80

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang

PELAKSANAAN

pasien dilakukan pengecekan GDA dengan hasil 270

kemudian diberikan terapi berupa

Glibenklamid 5 mg 1-0-0

Metformin 500 mg 0-1-0

Vit B komplek 1 dd tab 1

MONITORING & EVALUASI


Monitoring dan evaluasi dilakukan 10 hari sekali berupa keluhan yang ada, untuk cek gula darah acak
dilakukan 1 bulan sekali untuk memonitoring hasil terapi
Jenis Kegiatan :  F6

Dokter Pendamping      :  Muhammad Fajri Mubasysyir

Judul Lap. Kegiatan      :  Observasi Febris H1

PESERTA HADIR

  Lain-lain

Masyarakat

LATAR BELAKANG

Karena pasien mengalami demam baru satu hari makan belum bisa dilakukan pemeriksaan penunjang berupa cek

lab, oleh karena itu jika hari ke 3 masih panas, pasien dianjurkan datang kembali kepuskesmas untuk cek lab

PERMASALAHAN

pasien laki-laki, usia 6 tahun datang ke BP diantar orang tuanya dengan keluhan demam sejak kemarin malam.

pasien juga mengeluh mual dan bisa muntah 2x sejak kemarin, muntahan apa yang pasien makan. keluhan disertai

dengan kepala sakit hilang timbul. pasien masih mau makan dan minum.

Vital sign

RR 16 N 80

BB 21 kg

Vital sign

T : 36 N 80 R 16 TD 130/ 80

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Dilakukan anamnesis, dan pemeriksaan fisik.

PELAKSANAAN

pasien diberi terapi berupa

Parasetamol 3-4 x 250 tab

domperidon 3x5 mg prn mual

edukasi minum yang banyak, istirahat cukup


MONITORING & EVALUASI

Karena pasien mengalami demam baru satu hari makan belum bisa dilakukan pemeriksaan penunjang

berupa cek lab, oleh karena itu jika hari ke 3 masih panas, pasien dianjurkan datang kembali

kepuskesmas untuk cek lab.

Anda mungkin juga menyukai