Anda di halaman 1dari 5

Laporan Praktikum Hari/Tanggal : Sabtu / 01 Oktober 2011

Mikrobiologi Waktu : 11.00 WIB


PJP : Rina Martini, M.Si
Asisten : 1. Harry Noviardi, M.Si
2. M. Arif, S.Si

PENGHITUNGAN SECARA LANGSUNG

Kelompok 4
Novalia Lorenta (J3L110055)

PROGRAM KEAHLIAN ANALISIS KIMIA


DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011/2012

Pendahuluan
Menurut Pelczar et al., (2005) istilah pertumbuhan umum digunakan untuk bakteri dan
mikroorganisme lain dan biasanya mengacu pada perubahan di dalam hasil panen sel
(pertambahan total masa sel) dan bukan perubahan individu organisme.
Menurut Rahmat (2010), istilah pertumbuhan pada bakteri mengacu pada perubahan dalam
populasi total dan bukan perubahan dalam satu individu. Reproduksi bakteri merupakan
pembelahan biner melintang, sehingga pertambahan populasi bekteri akan bertambah secara
geometrik. Selang waktu yang dibutuhkan bagi sel untuk membelah diri atau untuk populasi
menjadi dua kali lipat disebut waktu generasi.
Ada 3 cara perhitungan bakteri hidup, yaitu Standart Plate Count, Plate Count, Agar
sebar. Standart Plate Count, pada cara ini pengenceran dilakukan dengan menggunakan
sejumlah botol pengencer yang diisi sampel dan aqua destilata steril. Agar cair didinginkan
sampai suhu sekitar 44ºC dan baru kemudian dituangkan ke cawan petri setelah agak membeku
cawan dieramkan selama 24-48 jam (37ºC).
Plate Count, sampel dipipet lalu ditaruh dalam cawan petri kosong steril, lalu dituang
dalam media agar yang mencair, dengan suhu sekitar ± 45ºC lalu digoyangkan dengan hati hati
sehingga sampel dan media tercampur rata kemudian dibiarkan memadat.
Agar sebar, sebanyak 0.1 ml sampel ditaruh pada permukaan agar yang sudah memadat
dalam cawan petri. Kemudian sampel ditaruh pada permukaan agar yang sudah memadat dalam
cawan petri, lalu sampel diratakan di atas permukaan media tersebut dengan bantuan alat perata
(Lay 1994). Selain itu ada juga dengan pengujian secara mikroskopik. Pengujian secara
mikroskopik ditujukan untuk mengetahui struktur dan bentuk-bentuk dari bakteri (Hadioetomo
1996).
Tujuan
Praktikum ini bertujuan menghitung mikroba yang ada pada media secara tidak langsung.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini ialah cawan petri tabung inokulum, jarum oase,
pembakar spirtus, rak tabung, sprider dan botol semprot alkohol.
Bahan yang digunakan yang digunakan ialah sampel dari air selokan, air rendaman tahu,
air cucian sayur, air sungai, air selokan,dan air cucian talenan.

Prosedur kerja
Praktikum ini dilakukan dengan cara, yaitu sampel air dari berbagai lingkungan
disediakan. Tabung steril dan yang telah diisi dengan cairan fisiologis disediakan dan diberi label
10-1, 10-2 ,10-3 ,10-4 ,10-5 ,10-6 dan 10-7. Air dari sampel diencerkan dengan dipipet sebanyak 1mL
dan dipindahkan ke tabung 10-1 . Cara yang sama diulangi hingga tabung yang terakhir.
Pengerjaan ini harus tetap steril dekat dengan api bunsen. Setelah itu, sebanyak 0,1mL dipipet
dari tabung 10-7 ke cawan petri yang berisi media(agar) dan disebarkan sprider. Penyebaran ini
hanya diusahakan menempel saja spridernya pada media dan tidak merusak media itu sendiri.
Teknik penyebaran pada cawan petri ini dilakukan juga untuk tabung 10 -5 dan 10-6. Selanjutnya
diinkubasi selama 2×24 jam.
Data dan hasil pengamatan
Tabel 1 penghitungan mikroba dengan metode tidak langsung
Metode Jumlah koloni Jumlah Gambar
10 -5
10-6 10-7 koloni
(CFU/mL)
Air sungai TBUD TBUD TBUD TBUD
10-5

10-6

10-7

Air selokan TBUD TBUD TBUD


10-5

10-6

10-7

Air TBUD TBUD TBUD TBUD


rendaman 10-5
tahu

10-6

10-7

Air cucian TBUD TBUD TBUD TBUD


talenan 10-5

10-6

10-7

Air cucian TBUD TBUD 87


sayuran 109 10-5

10-6

10-7
Pembahasan
Penghitungan jumlah mikroba tidak langsung bukanlah menghitung satuan sel mikroba
namun koloni yang terberbentuk dari satuan sel. Koloni yang tumbuh di dalam suatu medium itu
tidaklah selalu berasal dari satu sel mikroorganisme, karena beberapa mikroorganisme tertentu
cenderung untuk berkelompok atau berabtai. Bila ditumbuhkan pada suatu medium dengan
lingkungan yang sesuai, maka kelompok bakteri ini hanya akan menghasilkan satu koloni saja.
Berdasarkan hal tersebut sering kali digunakan istilah Colony Forming Units (CFU) yang
digunakan untuk perhitungan jumlah mikroorganisme hidup (Dwidjoseputro 1996).
Perhitungan jumlah mikroorganisme ini seringkali digunakan pengenceran. Pengenceran
dilakukan dengan botol pengenceran seperti lazimnya pada Standart Plate Count (SPC), namun
dapat pula menggunakan tabung reaksi. Pada pengenceran dengan menggunakan tabung yang
berisi cairan fisiologis dan terlebih dahulu dikocok dengan baik sehingga kelompok sel dapat
terpisah. Pengenceran sel dapat membantu untuk memperoleh perhitungan jumlah
mikroorganisme yang benar. Namun pengenceran yang terlalu tinggi akan menghasilkan
lempengan agar dengan jumlah koloni yang umumnya relatif rendah (Hadioetomo 1996).
Pada metode perhitungan cawan dilakukan pengenceran yang bertingkat yang mana
ditujukan untuk membentuk konsentrasi dari suatu suspensi bakteri. Setelah itu, penghitungan
dengan teknik sebar. Agar sebar, sebanyak 0.1 ml sampel ditaruh pada permukaan agar yang
sudah memadat dalam cawan petri. Kemudian sampel ditaruh pada permukaan agar yang sudah
memadat dalam cawan petri, lalu sampel diratakan di atas permukaan media tersebut dengan
bantuan alat perata (Lay 1994). Alat bantu untuk meratakan suspensi mikroba pada praktikum ini
menggunakan sprider. Kemudian setelah diinkubasi selama 24- 48 jam, amati koloni yang
tumbuh dan koloni yanng diamati hanyalah koloni yang berjumlah 30- 300 koloni (Gobel 2008).
Gambar 1 perkembangan koloni

Suatu medium cair akan berubah menjadi keruh sedangkan medium yang padat paada
umumnya akan memperlihatkan pertumbuhan, baik itu pada permukaan dari medium maupun di
dalam medium tersebut (Hadioetomo 1996). Cawan petri yang berisi media yang steril
sebelumnya berubah menjadi media yang terlihat keruh. Mikroba yang telah diinkubasi
mengalami pertumbuhan sehingga memenuhi permukaan agar. Sampel yang berasal dari air
sungai pada hari penghitungan menghasilkan jumlah terlalu banyak untuk dihitung (TBUD).
Jumlah koloni yang terbentuk telah menutupi permukaan media sehingga bukan koloni yang
kecil lagi. Hal yang sama juga terjadi pada sampel yang berasal dari air talenan dan air rendaman
tahu. Hal yang sama terjadi pada air cucian sayur yang pada pengenceran 10 -7 menghasilkan

109 CFU/mL dengan jumlah koloni sebanyak 87.

Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan didapat bahwa jumlah mikroba dari air sungai, air talenan,
air selokan, dan air rendaman tahu tergolong jumlah yang terlalu banyak untuk dihitung dan pada

serta pada air cucian sayur 109 CFU/mL.

Daftar pustaka
Dwidjoseputro. 1996. DASAR-DASAR MIKROBIOLOGI. Jakarta : Penerbit Djambatan.
Gobel, Risco, B dkk. 2008.Mikrobiologi Umum Dalam Praktek, Universitas Hasanuddin,
Makassar.
Hadioetomo R. 1996. Mikrobiologi Dasar-Dasar Dalam Praktek. Jakarta: Gramedia.
Lay B. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Pelczar Michael J SJR dan ECS Chan. 2005. Microbiology. New York:Mc Grawwell Company.
Newyork.
Rahmat Dedi. 2010. Kelenturan Fenotif Bakteri Streptococcus lactis pada Berbagai Kondisi
Lingkungan (Phenotypic Elasticity of Streptococcus lactis on Various Enviromental
Condition). Fakultas Peternkan UNPAD. Semarang.

Anda mungkin juga menyukai