Anda di halaman 1dari 20

TUGAS MAKALAH BAHASA INDONESIA

“SEJARAH,FUNGSI,RAGAM, DAN BAHASA INDONESIA”

Disusun oleh :
Syahrul Diva Ardiansah
KELAS B PAGI
NIM : C.111.19.0062

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEMARANG 2020
Jl. Soekarno Hatta, Tlogosari Kulon, Kec. Pedurungan, Kota Semarang, Jawa Tengah 59160
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan inayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Sejarah, Fungsi, Ragam, dan Laras Bahasa
Indonesia” ini dengan baik. Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW yang telah berjuang membawa kita semua selaku umatnya dari alam
kebodohan kealam yang penuh dengan ilmu pengetahuan yang kita rasakan sekarang ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Andhi Nugraha, S.Pd, M.Pd selaku
dosen mata kuliah Bahasa Indonesia, kedua orangtua, dan semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini baik secara materil maupun moril.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan maupun pengkajiannya masih banyak
kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun dari
berbagai pihak sangat penulis harapkan, demi untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Akhirnya, mudah-mudahan makalah yang sederhana ini dapat menjadi bahan
bacaan yang bermanfaat dan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi penulis khususnya
dan bagi para pembaca pada umumnya. Semoga Allah Swt. senantiasa melimpahkan rahmat
dan inayah-Nya kepada kita semua. Amiin ya robbal ‘alamin.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 1
C. Tujuan .............................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Bahasa ................................................................................................. 2
1. Sejarah Bahasa............................................................................................. 2
2. Sejarah Bahasa Indonesia............................................................................. 4
B. Fungsi Bahasa .................................................................................................. 6
C. Ragam Bahasa ................................................................................................. 8
D. Laras Bahasa ................................................................................................... 11
E. Konsep Bahasa yang Baik dan Benar …......................................................... 14

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ......................................................................................................
B. Saran ................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa merupakan media untuk menyampaikan informasi baik secara lisan maupun
tulisan dari individu satu ke individu lainnya .di Indonesia sendiri kita memiliki bahasa
nasional yaitu bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa kita. meskipun
terkadang kita seringkali menggunakan bahasa Indonesia secara sembarangan, terutama di
kalangan remaja saat ini. itu semua karena berbagai pengaruh lingkungan dan  akibat dari
perkembangan zaman globalisasi yang semakin pesat.
Dengan adanya globalisasi perkembangan tekhnologi pun semakin pesat dan
pengaruh tekhnologi juga membuat penggunaan bahasa Indonesia yang kurang baik akibat
menggunakan bahasa Indonesia di gabungkan dengan bahasa gaul itu sendiri sehingga
anak-anak zaman sekarang ini lebih sering menggunakan bahasa gaul tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah bahasa dan bahasa Indonesia?
2. Apa fungsi bahasa serta fungsi dari bahasa Indonesia?
3. Apa saja ragam bahasa?
4. Apa saja laras bahasa?
5. Bagaimana konsep bahasa yang baik dan benar?

C. Tujuan
1. Mengetahui sejarah bahasa dan sejarah bahasa Indonesia
2. Menjelaskan fungsi dari bahasa serta fungsi dari bahasa Indonesia
3. Memberikan pengetahuan mengenai ragam- ragam bahasa
4. Menjelaskan konsep bahasa yang baik dan benar.
BAB II
PEMBAHASAN

A.Sejarah Bahasa
1. Sejarah Bahasa
Berbicara tentang asal usul bahasa, kita berhadapan dengan suatu aspek kajian
yang paling banyak dipertentangkan. Bagaimana sesungguhnya asal-usul bahasa, belum
ada yang memuaskan. Karena itu, di antara para penyelidik tentang genealogi
keberbahasaan manusia, masih sulit untuk dicapai kesepakatan tunggal yang bersifat
final. Begitu muncul pertanyaan “Bagaimana Mulanya bahasa itu Lahir?”. Kita Akan
bersinggungan dengan banyak teori yang saling kontradiktif. Masing-masing teori
mencoba menjelaskan secara spesifik tentang asal bahasa. Beberapa teori dan pendapat
itu memilih jawaban yang beragam. Ada yang cukup ilmiah dan rasional, ada pula yang
terkesan lucu, bahkan kadang terasa aneh dan tak masuk akal.
Bahkan karena terlalu sulitnya sumber-sumber yang bisa menjelaskan secara
akurat tentang asal-usul bahasa, pada tahun 1866 masyarakat linguis Perancis sempat
melarang mendiskusikan subjek tersebut, karena hal itu dianggap hanya spekulasi yang
sama sekali tidak berarti. Membicarakan asal bahasa, menurut mereka sebuah
pertentangan yang sia-sia.
Penyelidikan Antropologi telah membuktikan bahwa kebanyakan kebudayaan
primitif menyakini tentang adanya keterlibatan Dewa atau Tuhan dalam permulaan
sejarah berbahasa mereka. Dikatakan pula bahwa manusia diciptakan secara stimulan.
Pada penciptaan ini, manusia dikaruniai kemampuan berbahasa sebagai anugerah Illahi.
Konon di Surga Tuhan berdialog dengan Nabi Adam. Sebelum abad ke-18 teori –
teori asal bahasa yang semacam ini dikategorikan sebagai divine origin (berdasarkan
kepercayaan), menurut teori ini, manusia mempunyai kemampuan insting yang
istimewa untuk mengeluarkan eksperi ujaran untuk setiap kesan yang ditemuinya
sebagai stimulus dari luar. Kesan yang diterima lewat indra, bagaikan pukulan pada bel
hingga mengeluarkan ucapan yang sesuai. Tapi teori ini menyuguhkan suatu kesangsian
ketika menemukan fakta bahwa ternyata bahasa manusia itu beragam, jika bahasa
memang terbentuk secara natural.
Selain itu ada anggapan lain mengenai asal usul bahasa menyimpulkan bahwa
bahasa primitif dulu merupakan rangkaian bekerja sama. Kita pun mengalami kerja
serupa, misalnya sewaktu mengangkat kayu kita secara spontan dan bersamaan
mengeluarkan ucapan-ucapan tertentu. Karena dorongan tekanan otot muncullah kata
tertentu yang kemudian lahir sebagai sebuah bahasa ungkap. Demikian juga yang
terjadi dengan orang-orang zaman dahulu. Sewaktu bekerja tadi, pita suara mereka
bergetar sehingga terlahirlah ucapan-ucapan khusus untuk setiap tindakan mereka.
Ucapan – ucapan tadi lalu menjadi nama untuk pekerjaan itu seperti “HEAVE”
(angkat), “REST” (diam) dan sebagainya.
Adapun anggapan lain mengatakan bahwa bahasa muncul adalah tiruan terhadap
suara alam, seperti guntur, hujan, angin, sungai, ombak samudra dan lainnya. Isyarat
mendahului ujaran. Para pendukung teori ini menunjukkan penggunaan isyarat oleh
berbagai binatang, dan juga sistem isyarat yang dipakai oleh orang-orang primitif.
Dalam perkembangan pengetahuan modern, bahasa kemudian menjadi objek kajian
yang sangat penting dan kompleks.
Bahasa tidak hanya dipahami sebagai suatu gejala fisik semata, melainkan juga
mengandung aktivitas psikologis.Manusia itu tercipta dengan perlengkapan fisik yang
sangat sempurna hingga memungkinkan terjadinya ujaran (kemampuan berbahasa).
Namun ujaran, faktor-faktor psikologis pun terlibat. Sebagai contoh, cobalah
bayangkan satu telaga yang dikelilingi pepohonan rindang yang didiami banyak burung
dan margasatwa lainnya. Tempat yang digambarkan ini akan berbeda antara satu
dengan yang lain.
Mungkin anda akan mengatakan bahwa telaga tadi sangat berbahaya dan
menakutkan. Pusaran airnya bisa menenggelamkan siapa saja. Namun bagi yang lain,
telaga ini bisa menjadi sumber kehidupan. Mungkin anda membayangkan di sana akan
terdapat banyak ikan segar. Tentu amat menguntungkan. Bagi yang lain, sungai ini bisa
menjadi sumber ilham, tempat beristirahat, melemaskan otot-otot sambil menunggu
kejatuhan inspirasi.
Dari gambaran ini ternyata ada kesan psikologis yang berbeda. Kesan-kesan ini
mesti diucapkan oleh masing-masing dengan ujaran yang pas. Dengan kata lain, kesan-
kesan ini mesti diungkapkan dengan vokal, hingga terucapkan kata-kata. Sebagai
umpama misalnya dari gambaran sungai tadi akan muncul kata-kata sepeti: bahaya,
ngeri, dalam, dingin, menenggelamkan, hanyut, arus dan sebagainya, seperti halnya
bahasa, adalah hasil kemampuan manusia untuk melihat gejala-gejala sebagai simbol-
simbol dan keinginannya untuk mengekspresikan simbol-simbol itu. Pada masa
sekarang ini para ahli antropologi umumnya menyimpulkan bahwa manusia dan bahasa
berkembang bersama. Manusia telah jadi penghuni kurang lebih satu juta tahun
lamanya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangannya menjadi Homo Sapien juga
mempengaruhi perkembangan bahasanya, perkembangan otaknya merubah dia dari
setengah manusia menjadi manusia sesungguhnya. Mereka kini mempunyai
kemampuan untuk menemukan dan mempergunakan alat-alat dan menemukan metode
interaksi yang luar biasa, yakni BAHASA.
2. Sejarah Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan
bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai
berlakunya konstitusi.
Meskipun saat ini dipahami oleh lebih dari 90% warga Indonesia, bahasa
Indonesia tidak menduduki posisi sebagai bahasa ibu bagi mayoritas penduduknya.
Sebagian besar warga Indonesia berbahasa daerah sebagai bahasa ibu. Penutur bahasa
Indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-hari (kolokial) dan/atau
mencampuradukkan dengan dialek Melayu lainnya atau bahasa ibunya. Namun
demikian, bahasa Indonesia digunakan sangat luas di perguruan-perguruan, di surat
kabar, media elektronika, perangkat lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai forum
publik lainnya sehingga dapatlah dikatakan bahwa bahasa Indonesia digunakan oleh
semua warga Indonesia.
Pada dasarnya Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Pada zaman
Sriwijaya, bahasa Melayu di pakai sebagai bahasa penghubung antarsuku di Nusantara
dan sebagai bahasa yang di gunakan dalam perdagangan antara pedagang dari dalam
Nusantara dan dari luar Nusantara.
Perkembangan dan pertumbuhan Bahasa Melayu tampak lebih jelas dari berbagai
peninggalan-peninggalan misalnya:
a. Tulisan yang terdapat pada batu Nisan di Minye Tujoh, Aceh pada tahun 1380.
b. Prasasti Kedukan Bukit, di Palembang pada tahun 683.
c. Prasasti Talang Tuo, di Palembang pada Tahun 684.
d. Prasasti Kota Kapur, di Bangka Barat, pada Tahun 686.
e. Prasasti Karang Brahi Bangko, Merangi, Jambi, pada Tahun 688.
Dan pada saat itu Bahasa Melayu telah berfungsi sebagai:
a. Bahasa kebudayaan yaitu bahasa buku-buku yang berisi aturan-aturan hidup dan
sastra.
b. Bahasa perhubungan (Lingua Franca) antar suku di Indonesia.
c. Bahasa perdagangan baik bagi suku yang ada di Indonesia maupun pedagang yang
berasal dari luar indonesia.
d. Bahasa resmi kerajaan.

Ada empat faktor yang menyebabkan Bahasa melayu diangkat menjadi bahasa
Indonesia, yaitu:
a. Bahasa melayu adalah merupakan Lingua Franca di Indonesia, bahasa perhubungan
dan bahasa perdagangan.
b. Sistem bahasa melayu sederhana, mudah di pelajari karena dalam bahasa melayu
tidak di kenal tingkatan bahasa (bahasa kasar dan bahasa halus).
c. Suku Jawa, Suku Sunda, dan suku-suku yang lainnya dengan sukarela menerima
bahasa melayu menjadi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional.
d. Bahasa melayu mempunyai kesanggupan untuk di pakai sebagai bahasa kebudayaan
dalam arti yang luas.

Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai bahasa nasional pada saat Sumpah
Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional
merupakan usulan dari Muhammad Yamin, seorang politikus, sastrawan, dan ahli
sejarah. Dalam pidatonya pada Kongres Nasional kedua di Jakarta, M. Yamin
mengatakan bahwa : “Jika mengacu pada masa depan bahasa-bahasa yang ada di
Indonesia dan kesusastraannya, hanya ada dua bahasa yang bisa diharapkan menjadi
bahasa persatuan yaitu bahasa Jawa dan Melayu. Tapi dari dua bahasa itu, bahasa
Melayulah yang lambat laun akan menjadi bahasa pergaulan atau bahasa persatuan.
Secara Sosiologis kita bisa mengatakan bahwa Bahasa Indonesia resmi di akui
pada Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Hal ini juga sesuai dengan butir ketiga
ikrar sumpah pemuda yaitu “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa
persatuan, bahasa Indonesia.”  Namun secara Yuridis Bahasa Indonesia diakui pada
tanggal 18 Agustus 1945 atau setelah Kemerdekaan Indonesia.
B. Fungsi Bahasa
Secara umum, fungsi bahasa ada empat macam yaitu:
1. Alat untuk Menyatakan Ekspresi Diri
Sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri, bahasa menyatakan secara terbuka
segala sesuatu yang tersirat di dalam pikiran kita, sekurang- kurangnya untuk
memaklumkan keberadaan kita. Unsur- unsur yang mendorong ekspresi diri antara lain
adalah agar menarik perhatian orang lain terhadap kita dan keinginan untuk
membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi.
2. Alat Komunikasi
Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan makdsud kita,
melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan
sesama masyarakat. Bahasa juga mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan,
merencanakan dan mengarahkan masa depan kita. Bahkan juga memungkinkan
manusia menganalisis masa lampaunya untuk memetik hasil- hasil yang berguna bagi
masa sekarang dan masa yang akan datang.
Dalam pengalaman sehari- hari atahu sejak kecil hingga seseorang menjadi
dewasa, bahasa perseorangan mengalami perkembangan, sejalan dengan bertambahnya
kenyataan- kenyataan atau pengalaman sesorang. Bila kita memandingkan bahasa
sebagai suatu sistem keseluruhan dengan wujud dan fungsi bahasa yang bertahap- tahap
dalam kehidupan individual, yaitu wujud dan fungsi yang terbatas pada masa kanak-
kanak, serta wujud dan fungsi yang jauh lebih luas pada waktu seseorang telah dewasa,
maka dapatlah dibayangkan betapa wujud dan fungsi bahasa itu sejak awal mula
sejarah manusia hingga sekarang. Bahasa mengalami perkembangan dari waktu ke
waktu sesuai dengan perkembangan intelektual manusia dan kekayaan cipta karya
manusia sebagai hasil kemajuan intelektual itu sendiri.
3. Alat Mengadakan Integrasi dan Adaptasi Sosial
Bahasa di samping sebagai salah satu unsur kebudayaan, juga sebagai alat untuk
mengungkapkan pengalaman, mempelajari dan mengambil manfaat dari pengalaman
tersebut serta belajar berkenalan dengan orang lain. Anggota masyarakat hanya dapat
dipersatukan secara efisien melalui bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi, jauh
memungkinkan setiap orang untuk merasa dirinya terkait dengan kelompok sosial yang
dimasukinya, serta dapat melakukan semua kegiatan kemasyarakatan dengan
menghindari sejauh mungkin bentrokan- bentrokan untuk memperoleh efisiensi yang
setinggi- tingginya. Bahasa memungkinkan integrasi yang sempurna bagi tiap individu
dengan masyarakatnya.
Melaui bahasa seorang anggota masyarakat perlahan- lahan belajar mengenal
segala adat istiadat, tingkah laku dan tata krama masyarakatnya. Ia mencoba
menyesuaikan dirinya dengan semuanya melalui bahasa.
4. Alat Mengadakan Kontrol Sosial
Kontrol sosial adalah usaha untuk mempengaruhi tingah laku dan tindak- tanduk
orang lain. Tingkah laku itu dapat bersifat terbuka maupun tertutup. Semua kegiatan
sosial akan berjalan dengan baik karena dapat diatur dengan menggunakan bahasa.
Semua tutur pertama- tama dimaksudkan untuk mendapat tanggapan, baik tanggapan
yang berupa tutur, maupun tanggapan yang berbentuk perbuatan atau tingkah laku.

Selain fungsi bahasa secara umum di atas, bagi bangsa Indonesia ada lagi dua fungsi
bahasa Indonesia secara khusus dan sangat penting kita pahami, yaitu:
1. Sebagai Bahasa Nasional
Fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional adalah sebagai alat
perhubungan antar warga, antar daaerah, dan antar suku bangsa. Berkat adanya bahasa
nasional kita dapat berhubungan satu dengan yang lain sedemikian rupa sehingga
kesalahpahaman sebagai akibat perbedaan latar belakang sosial budaya dan bahasa
tidak perlu di khawatirkan .kita dapat bepergian dari pelosok yang satu ke pelosok yang
lain di tanah air kita dengan hanya memanfaatkan bahasa Indonesia sebagai satu
satunya alat komunikasi.
Dalam Keputusan Seminar Politik Bahasa Nasional dinyatakan bahwa sebagai
bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai:
a. lambang kebanggaan kebangsaan
b. lambang identitas nasional
c. alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda latar belakang social budayanya
alat perhubungan antar budaya dan antar daerah

2. Sebagai Bahasa Negara


Sebagai bahasa Negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat pengembangan
kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan dan teknologi. Di dalam hubungan ini,bahasa
Indonesia adalah satu – satunya alat yang memungkinkan kita, membina dan
mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian rupa sehingga ia memiliki cirri –
ciri dan identitasnya sendiri,yang membedakannya dari kebudayaan daerah . pada
waktu yang sama, bahasa Indonesia kita pergunakan sebagai alat untuk menyatakan
nilai – nilai sosial budaya nasional kita.
Dalam kedudukannya sebagai bahasa Negara, bahasa Indonesia berfungsi
sebagai:
a. bahasa resmi kenegaraan
b. bahasa pengantar resmi di lembaga- lembaga pendidikan
1. bahasa resmi dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan
dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan, dan bahasa resmi dalam
pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi.

C. Ragam Bahasa
Ragam Bahasa Berdasarkan Media
Berdasarkan media yang digunakan, ragam bahasa terbagi menjadi dua yaitu
ragam lisan dan ragam tulisan. Ragam bahasa lisan ditandai dengan penggunaan lafal
atau pengucapan, intonasi, kosakata, penggunaan tata bahasa dalam pembentukan kata,
serta penyusunan kalimat. Sedangkan ragam tulis ditandai dengan kecermatan
menggunakan ejaan dan tanda baca. Kosakata, penggunaan tatabahasa dalam
pembentukan kata, penyusunan kalimat, paragraph dan wacana.
Berikut adalah perbedaan dari ragam bahasa lisan dan bahasa tulisan.
a. Ragam lisan menghendaki adanya lawan bicara yang siap mendengar apa yang
diucapkan oleh seseorang, sedangkan ragam tulis tidak selalu memerlukan “lawan
bicara” yang siap membaca apa yang dituliskan oleh seseorang.
b. Pada ragam lisan, unsur- unsur fungsi gramatikal seperti subjek, predikat, objek dan
keterangan tidak selalu dinyatakan dengan kata- kata. Unsur- unsur itu sering dapat
dinyatakan dengan bantuan gerak tubuh dan mimik muka. Pada ragam tulis, fungsi-
fungsi gramatikal harus dinyatakan secara eksplisit agar orang yang membaca suatu
tulisan- misalnya dalam surat kabar, majalah, atau buku- dapat memahami maksud
penulisnya.
c. Ragam lisan terikat pada situasi, kondisi, ruang dan waktu. Sedangkan ragam tulis
tidak terikat pada situasi, kondisi, ruang dan waktu. Isi pembicaraan dalam suatu
rapat misalnya, baru dapat dipahami oleh seseorang secara penuh bila ia hadir dan
turut terlibat dalam situasi, kondisi, ruang dan waktu penyelenggaraan rapat yang
dimaksud. Tidak demikian halnya dengan ragam tulis. Karya tulis seseorang dapat
dibaca dan dimengerti oleh orang lain pada situasi, kondisi, ruang dan waktu yang
berbeda- beda.
d. Pada ragam lisan makna dipengaruhi oleh tinggi- rendah dan panjang- pendeknya
nada suara, sedangkan pada ragam tulis makna ditentukan terutama oleh pemakaian
tanda baca.

2. Ragam Bahasa Berdasarkan Waktu


Berdasarkan waktu terdapat ragam bahasa lama dan ragam bahasa baru. Ragam
bahasa lama lazim digunakan dalam penulisan naskah- naskah lama (kuno). Raga mini
perlu dipahami oleh orang- orang yang ingin mengkaji peristiwa- peristiwa masa lalu.
Misalnya bahasa- bahasa yang terdapat dalam kodekologi (naskah kuno). Sedangkan
ragam bahasa baru ditandai dengan penggunaan kata- kata baru, ejaan yang
disempurnakan mengepresikan ilmu pengetahuan dan teknologi modern seperti
internet, jaringan dan seluler.

3. Ragam Bahasa Berdasarkan Pesan Komunikasi


Ragam berdasarkan pesan komunikasi ini tebagi berdasarkan pada sarana
komunikasinya. Ragam- ragam tersebut adalah: ragam bahasa ilmiah, ragam bahasa
non ilmiah, ragam bahasa pidato, ragam bahasa tulis, ragam bahasa sastra, dan ragam
bahasa berita.
a. Ragam Bahasa Ilmiah
Ragam bahasa ilmiah adalah sarana verbal yang efektif, efisien, baik dan benar.
Raga mini lazim digunakan untuk mengkomunikasikan proses kegiatan dan hasil
penalaran ilmiah. Ada beberapa ciri- ciri ragam bahasa ilmiah, yakni:
1) Struktur kalimat jelas dan bermakna lugas.
2) Struktur wacana bersifat formal, mengacu pada standar konvensi naskah.
3) Singkat, berisi analisis dan pembuktian, menyajikan konsep secara lengkap.
4) Cermat dalam menggunakan unsur baku istilah/ kata, ejaan, bentuk kata, kalimat
paragraph dan wacana.
5) Cermat dan konsisten menggunakan penalaran dari penentuan topic,
pendahuluan, deskripsi teori, deskripsi data, analisis data, hasil analisis, sampai
pada simpulan dan saran.
6) Menggunakan istilah khusus yang bersifat teknis dalam bidang ilmu tertentu.
7) Objektif, dapat diukur keberadaannya secara terbuka oleh umum, menghindarkan
bentuk pesona, dan ungkapan subjektif.
8) Konsisten dalam pambahasan topic, pengendalian variabel, permasalahan, tujuan,
penalaran, istilah, sudut pandnag, pendahuluan, landasan teori, deskripsi data,
analisis data, hasil penelitian, sampai pada simpulan dan saran.
Materi ragam bahasa ilmiah digunakan dalam kajian ilmu pengetahuan dan
teknologi yang terkait dengan penulisan upaya pencarian, penemuan, pengolahan,
dokumentasi, analisis, atau publikasi dalam bentuk: proposal penelitian, reproduksi
suatu konsep, pembuktian suatu kebenaran teori, temuan teori baru, pengembangan
teori sehingga menghasilkan temuan teori baru atau konsep yang belum pernah ada.

b. Ragam Bahasa Pidato


Ragam pidato dipengaruhi oleh tujuan, situasi dan pendekatan isi pidato.
Pidato resmi menyajikan materi- materi yang bersifat mulia dan kebenaran yang
bersifat universal. Bahasa yang digunakan yakni ragam lisan baku tanpa unsur
kedaerahan, menggunakan lafal yang benar, struktur kalimat yang sesuai dengan tata
bahasa. Misalnya pidato Presiden menyambut tamu Negara. Sedangkan pidato tidak
resmi, pidato ilmiah menyajikan kebenaran fakta yang bersifat objektif, universal
dengan ragam bahasa lisan baku yang serba terukur kebenarannya. Misalnya
presentasi skripsi, tesis, laporan penelitian dan sebagainya.
Macam- macam ragam pidato:
1) Ragam Pidato Ilmiah
Pidato ilmiah terdiri atas beberapa jenis, antara lain presentasi makalah,
sripsi, tesis, disertasi dan pengukuhan guru besar. Penulisan ilmiah dilanjutkan
dengan presentasi ilmiah. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, presentasi
ilmiah harus memperhatikan etika ilmiah, ketentuan lembaga, kemampuan
personal dan kemampuan teknis, dan kemampuan keunggulan prilaku.
2) Ragam Pidato Resmi
Pidato resmi memiliki beberapa pengertian yakni resmi karena situasinya;
karena kemuliaan isi; karena informasi dan kekhidmatan situasi penyampaian
dalam suatu acara.
3) Ragam Bahasa Tulis
Ragam bahasa tulis resmi ditandai oleh penggunaan fungsi- fungsi
gramatika; menggunakan bentuk yang lengkap; menggunakan imbuhan eksplisit;
penggunaan kata ganti yang baku; penggunaan pola frase baku; menggunakan
ejaan yang baku.
4) Ragam Bahasa Sastra
Ragam sastra adalah ragam yang mengutamakan unsur- unsur keindahan
seni. Penulis cenderung menekankan gaya simbolik dengan memadukan unsur
instrinsik dan ekstrinsik. Raga mini sering juga digunakan dalam iklan produk
komersial, terutama dalam upaya menyentuh perasaan konsumen yang
menekankan kesenangan, keindahan, kenyamanan, dan lain- lain. Beda bahasa
sastra dan iklan terletak pada tujuannya. Sastra untuk menyenangkan pembaca.
Sedangkan iklan bersifat persuasive agar pembaca atau pendengar membeli
produknya.
5) Ragam Bahasa Berita
Ragam bahasa berita lazim digunakan dalam pemberitaan seperti di media
elektronik, media cetak dan jurnal. Bahasa berita menyajikan fakta secara utuh
dan objektif. Untuk menjamin objektifitas berita, penyaji tidak menambah atau
mengurangi fakta yang disajikan.
D. Laras Bahasa
A. Pengertian Laras Bahasa
Laras Bahasa adalah kesesuaian antara bahasa dan fungsi pemakaiannya di
maksudkan untuk kesesuaian antara bahasa dan fungsi pemakaiannya.
Definisi Laras Bahasa Dari Berbagai Ahli
a)      Ure dan Ellis telah menyatakan pada 1977 bahawa laras bahasa adalah sejenis pencorakan
bahasa yang kerap kali digunakan dalam sesuatu situasi komunikatif.
b)      Za’ba (1962) menerangkan laras ialah rupa susuk bahasa yang dipakai apabila bercakap atau
mengarang, iaitu tentang perkataannya, ikatan ayatnya, jalan bahasanya, cara susunannya
atau bentuk peribahasanya.

B.     Jenis-jenis Laras Bahasa


Abdullah Hassan (1997: 248) membahagikan laras bahasa kepada beberapa jenis, yaitu:
1.      Laras Bahasa Umum
2.      Laras Bahasa Teknikal
3.      Laras Bahasa Undang-undang
4.      Laras Bahasa Agama
5.      Laras Bahasa Himbauan
6.      Laras Bahasa Klasik
7.      Laras Bahasa Kreatif
8.      Laras Bahasa Kanak-kanak
9.      Laras Bahasa Iklan
C.    Ciri-ciri Laras Bahasa
1.      Laras Bahasa Umum
Ciri-cirinya:
1.      Tidak mengandungi istilah teknikal.
2.      Menggunakan ayat yang berstruktur mudah.
3.      Tidak banyak menggunakan kata pinjaman.
2.      Laras Bahasa Teknikal
Ciri-cirinya:
1.      Banyak menggunakan istilah khusus dalam bidang tertentu.
2.      Mengandungi ilustrasi (gambar rajah, jadual, graf, peta, dll.).
3.      Struktur ayat: mengandungi subjek dan predikat.
4.      Mengandungi ayat yang mendefinisikan makna istilah.
5.      Tidak mengandungi unsur bahasa perlambangan dan bunga-bunga bahasa.
6.      Tidak mengandungi ayat yang boleh ditafsirkan dengan pelbagai makna dan cara.
3.      Laras Bahasa Undang-undang
Ciri-cirinya:
1.      Tidak mengandungi gambar, gambar rajah, graf, jadual, dan sebagainya.
2.      Struktur ayatnya terdiri daripada prinsip undang-undang, diikuti oleh syarat, dan diakhiri
dengan keputusan undang-undang.
3.      Terdapat bentuk frasa sendi nama yang tidak digunakan dalam teks teknikal yang lain.
4.      Laras Bahasa Agama
Ciri-cirinya:
1.      Terdapat unsur bahasa klasik , terutama pada kosa katanya.
2.      Terdapat istilah agama yang khusus bagi sesuatu agama.
3.      Banyak mengandungi bentuk cerita, kias, dan ibarat.
5.      Laras Bahasa Himbauan
Ciri-cirinya:
1.      Banyak menggunakan perkataan yang membawa makna ajak atau tegah.
2.      Banyak menggunakan contoh, kes atau cerita yang selaras dengan tajuk.
3.      Mengemukakan faedah daripada sesuatu perbuatan.
4.      Menampilkan akibat buruk sesuatu perbuatan.
5.      Bentuk bahasa peribadi yang menggunakan ganti nama orang pertama menjadi ciri utama
laras bahasa ini.
6.      Laras Bahasa Klasik
Ciri-cirinya:
1.      Teks asal ditulis dalam tulisan Jawi.
2.      Tidak menggunakan tanda bacaan, dan tiada berperenggan
3.      Banyak menggunakan struktur ayat pasif.
4.      Terdapat penggunaan kata praklausa atau kata pembuka ayat, seperti arakian, hatta, kalakian,
dll.
5.      Mengandungi kosa kata bahasa istana.
6.      Tidak terdapat imbuhan asing seperti dalam penggubalan istilah sains dan teknikal.
7.      Laras Bahasa Kreatif
Ciri-cirinya:
1.      Menggunakan struktur ayat aktif dan ayat pasif.
2.      Menggunakan bentuk dialog atau kata bual seperti dalam skrip drama.
3.      Menggunakan bahasa perlambangan dan kiasan.
4.      Bersifat kreatif imaginatif, menggunakan bunga bahasa, dan bahasa hiasan.
5.      Tidak terdapat ciri khusus bahasa teknikal dan penggunaan ilustrasi.
6.      Terdapat unsur ambiguiti (ketaksaan) dari segi penggunaan kata dan struktur ayat.
7.      Terdapat penyimpangan (deviasi) dari segi fonologi, morfologi atau sintaksis.
8.      Menggunakan alat stilistik untuk tujuan menimbulkan kesan, misalnya menggunakan unsur
imejan.
8.      Laras Bahasa Kanak-kanak
Ciri-cirinya:
1.      Kosa katanya terdiri daripada kata akar, kata nama konkrit, kata kerja, dan kata adjektif.
2.      Bilangan atau jumlah kosa katanya kurang berbanding dengan kosa kata orang dewasa.
3.      Bilangan imbuhan yang digunakan agak terhad, malah imbuhan yang digunakan untuk
membentuk kata abstrak tidak terdapat dalam laras ini.
4.      Struktur ayat yang banyak digunakan ialah struktur ayat aktif bentuk tunggal.
5.      Bahasa perlambangan tidak digunakan, begitu juga bentuk-bentuk bunga bahasa.
9.      Laras Bahasa Iklan
Ciri-cirinya:
1.      Terdapat penggunaan unsur grafik dan ilustrasi yang sangat kertara pada iklan bercetak.
2.      Terdapat penggunaan gambar bergerak dan muzik yang jelas pada laras iklan pandang-
dengar.
3.      Terdapat penggunaan warna dan teknik kesan, khususnya pada iklan bercetak dan iklan
pandang-dengar.
4.      Struktur ayatnya pendek dan banyak menggunakan ayat tunggal.
5.      Menggunakan unsur retorik atau manipulasi bahasa secara berkesan.
6.      Menggunakan ungkapan dan istilah yang ‘stylish’.
7.      Menggunakan berbagai kaedah untuk memujuk atau menarik pengguna, seperti kaedah
umpan, gesaan, doa, dsbnya.
E. Konsep Bahasa yang Baik dan Benar
Bahasa sudah dapat dikatakan baik apabila maknanya dapat dipahami oleh orang
yang berkomunikasi dan ragamnya sudah sesuai dengan situasi saat bahasa itu digunakan.
Orang yang berhadapan dengan sejumlah lingkungan hidup harus memilih salah satu
ragam yang cocok dengan situasi itu. Pemanfaatan ragam yang tepat dan serasi menurut
golongan penutur dan jenis pemakaian bahasa itulah yang disebut bahasa yang baik atau
tepat. Bahasa yang harus mengenai sasarannya tidak selalu perlu beragam baku. Bahasa
dengan ragam nonformal yang dipakai oleh mahasiswa sewaktu mengobrol dengan
temannya di kantin, di pondokan, di lapangan olahraga adalah salah satu contoh bahasa
yang baik. Karena bahasa dikatakan tidak baik apabila maknanya sulit atau tidak dapat
dipahami oleh orang yang sedang berkomunikasi.
Sedangkan bahasa yang benar adalah bahasa yang memiliki ragam formal dan taat
pada kaidah bahasa baku. Yang dapat dijadikan contoh bahasa yang benar adalah bahasa
yang dipakai oleh dosen pada waktu memberikan pelajaran kuliah; bahasa yang dipakai
dalam rapat formal; bahasa dalam sidang pengadilan; bahasa dalam seminar ilmiah;
bahasa dalam siaran berita RRI/ TVRI dan media sejenisnya. Bahasa yang benar dengan
sendirinya tergolong baik jika sesuai dengan situasi pemakaiannya. Bahasa yang benar
pun menjadi tidak baik kalau tidak sesuai dengan situasi pemakaiannya (misalnya sesama
teman dalam suasana santai memakai ragam formal).
Jadi bahasa yang baik dan benar adalah bahasa yang maknanya dapat dipahami dan sesuai
dengan situasi pemakaiannya, serta tidak menyimpang dari kaidah bahasa baku. Yang perlu
dicatat dan dipahami oleh pemakai bahasa adalah kewajiban mempertimbangkan situasi
sebelum menetapkan pilihan ragam bahasa yang dipakai. Selanjutnya, ragam bahasa akan
mengindikasikan bahasa Anda tergolong baik saja, benar saja, atau baik dan juga benar.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Sumber dari bahasa indonesia adalah bahasa Melayu.
2. Bahasa Indonesia secara sosiologis resmi digunakan sebagai bahasa persatuan pada
tanggal 28 Oktober 1928. Namun secara Yuridis Bahasa Indonesia di akui setelah
kemerdekaan Indonesia yaitu pada tanggal 18 Agustus 1945.
3. Bahasa Melayu di angkat menjadi bahasa indonesia karena bahasa melayu telah
digunakan sebagai bahasa pergaulan (lingua franca) di nusantara dan bahasa melayu
sangat sederhana dan mudah dipelajari serta tidak memiliki tingkatan bahasa.
4. Bahasa indonesia memiliki kedudukan sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara.
5. Seiring dengan perkembangannya  bahasa indonesia memiliki banyak ragam dan
variasi namun semua menambah kekayaan bahasa Indonesia sendiri.
6. Terdapat konsep untuk bisa berbicara bahasa Indonesia yang baik dan benar.

B. Saran
Sebagaimana yang kita ketahui bahasa Indonesia sumbernya adalah bahasa melayu.
Sebagai bangsa yang besar selayaknyalah kita menghargai nilai-nilai sejarah tersebut
dengan tetap menghormati bahasa melayu. Melihat perkembangan bahasa
Indonesia saat ini yang mana masih memiliki kekurangan, kami
berharap kepada semua warga Indonesia untuk menumbuhkan rasa
cinta terhadap bahasa Indonesia serta menggunakan bahasa Indonesia
dengan baik dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

Lamudin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa Nonjurusan Bahasa Edisi
Revisi 4, Diksi, Jakarta, 2010

Nursalim, 2007. Pengantar Kemampuan Berbahasa Indonesia Berbasis Kompetensi.


Pekanbaru; Infinite.

http://tugaskuliahremaja.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai