Anda di halaman 1dari 4

RANGKUMAN SOSIOLOGI PENYIMPANGAN SOSIAL

NAMA : ROBIAH AL ADAWIYAH


NIM : 20190302033
KJ 01
RANGKUMAN

Penyimpangan sosial merupakan perilaku yang melanggar nilai dan norma yang berlaku dalam
masyarakat, hal tersebut meliputi nilai-nilai kesusilaan dan kepatutan.

Para ahli memiliki teori tersendiri mengenai perilaku menyimpang, berikut pengertiannya:

1) James Vander Zanden


Perilaku menyimpang menurut James Vander Zanden adalah perilaku yang dianggap sebagai hal
tercela di luar batas-batas toleransi oleh sejumlah besar orang.
2) Robert M.Z. Lawang
Robert M.Z. Lawang berpendapat, penyimpangan sosial adalah semua tindakan yang
menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha
dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku tersebut.
3) Soerjono Soekanto
Beliau berpendapat bahwa perilaku menyimpang dapat dimaknai sebagai kecenderungan untuk
menyimpang dari suatu norma atau tidak patuh terhadap norma tertentu.

Berikut ciri-ciri perilaku menyimpang menurut Paul B. Horton:

a) Penyimpangan harus dapat didefinisikan

Dikatakan menyimpang atau tidaknya semua perilaku, harus dapat dinilai berdasarkan kriteria
tertentu dan diketahui penyeba penyimpangannya.

b) Penyimpangan dapat diterima atau dapat juga ditolak

Tidak selamanya perilaku menyimpang itu negatif, ada kalanya penyimpangan dapat diterima oleh
masyarakat, misalnya wanita karir.

Adapun pembunuhan, perampokan, dan sejenisnya merupakan tindakan menyimpang yang ditolak
masyarakat.

c) Penyimpangan relatif dan penyimpangan mutlak

Semua orang pernah melakukan tindakan menyimpang, namun masih pada batas-batas tertentu
yang bersifat relatif untuk semua orang. Dikatakan relatif karena perbedaannya hanya pada
frekuensi dan kadar penyimpangan.

d) Penyimpangan terhadap budaya nyata atau budaya ideal

Budaya ideal merupakan segenap peraturan hukum yang berlaku dalam suatu kelompok
masyarakat. Akan tetapi, faktanya tidak ada seorang pun yang patuh terhadap segenap peraturan
resmi tersebut karena antara budaya ideal dengan budaya nyata selalu terjadi kesenjangan.

e) Adanya norma-norma penghindaran dalam penyimpangan

Norma penghindaran merupakan pola perbuatan yang dilakukan orang untuk memenuhi keinginan
mereka, tanpa harus menentang nilai-nilai tata kelakukan secara terbuka. Jadi, norma-norma
penghindaran merupakan bentuk penyimpangan perilaku yang bersifat setengah melembaga.
f) Penyimpangan sosial bersifat adaptif (menyesuaikan)

Penyimpangan sosial tidak selamanya menjadi ancaman. Terkadang, perilaku tersebut dapat
dianggap sebagai alat pemikiran stabilitas sosial.

Bentuk perilaku menyimpang terbagi menjadi dua, yaitu berdasarkan sifat dan pelaku. Berikut
penjelasannya:

Berdasarkan sifatnya

 Positif: Perilaku menyimpang yang memiliki dampak positif terhadap sistem sosial karena
dianggap ideal dalam masyarakat.

 Negatif: Perilaku ini berwujud dari tindakan ke arah nilai-nilai sosial yang dianggap rendah dan
tercela karena tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku.

Berikut bentuk penyimpangan yang bersifat negatif:

 Primer: Penyimpangan ini bersifat sementara (temporer). Orang yang melakukannya masih
tetap dapat diterima oleh kelompok sosialnya karena tidak secara terus menerus melanggar
aturan. Seperti contoh melanggar rambu lalu lintas atau pernah meminum minuman keras di
suatu pesta.

 Sekunder: Penyimpangan yang dilakukan oleh pelakunya secara terus menerus meskipun telah
diberikan sanksi-sanksi. Maka dari itu itu, setiap pelaku secara umum dikenal sebagai orang yang
berperilaku menyimpang. Seperti contoh siswa yang selalu mencontek pekerjaan temannya.

Berdasarkan pelakunya

 Individu: Penyimpangan yang dilakukan secara individu atau sendiri. Hanya satu individu saja
yang terlibat berlawan dengan norma-norma yang berlaku.

 Kelompok: Penyimpangan yang terjadi jika tindakannya dilakukan secara bersama-sama di suatu
kelompok tertentu.

 Campuran: Penyimpangan yang dilakukan oleh suatu golongan sosial yang memiliki organisasi
yang rapi, sehingga individu maupun kelompok didalamnya patuh dan tunduk kepada norma
golongan dan mengabaikan norma masyarakat yang berlaku.

Terdapat dua faktor perilaku penyimpangan, berikut penjelasannya:

 Faktor internal: Penyebab perilaku penyimpangan ini meliputi intelegensi atau tingkat


kecerdasan, usia, jenis kelamin, dan kedudukan seseorang dalam keluarga. Contohnya adalah
seseorang yang tidak normal dan pertambahan usia.

 Faktor eksternal: Sebab dari penyimpangan ini adalah kehidupan rumah tangga, atau keluarga,
pendidikan di sekolah, pergaulan, dan media massa. Contohnya adalah seorang yang sering
melihat orang tuanya bertengkar dan memilih obat-obatan atau narkoba sebagai pelariannya.
Terdapat 5 macam jenis kejahatan dalam perilaku menyimpang, berikut macam-macamnya:

1. Kejahatan tanpa korban (crime without victim): Kejahatan yang tidak mengakibatkan
penderitaan pada korban akibat tindak pidana orang lain. Contohnya berjudi, minum-minuman
keras, penyalahgunaan narkotika, dan sebagainya.

2. Kejahatan kerah biru (blue collar crime): Kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang golongan
rendah. Contohnya mencuri jemuran, mencuri sandal di masjid, dan sebagainya.

3. Kejahatan kerah putih (white collar crime): Kejahatan yang mengacu pada kejahatan orang-
orang terpandang atau berstatus tinggi. Contohnya korupsi, kolusi.

4. Kejahatan korporat (corporate crime): Jenis kejahatan yang dilakukan atas nama organisasi
dengan tujuan menaikkan keuntungan atau menekan kerugian. Contohnya, suatu perusahaan
membuang limbah beracun ke sungai yang mengakibatkan penduduk sekitar mengalami
berbagai jenis penyakit.

5. Kejahatan terorganisir (organized crime): Pelaku kejahatan yang merupakan komplotan secara
berkesinambungan dan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan uang atau kekuasaan
dengan jalan menghindari hukum. Contohnya komplotan korupsi, penyediaan jasa pelacur.

Pencegahan perilaku penyimpangan sosial dilakukan seseorang agar tidak berada dalam suatu kondisi
yang merugikan, dan berperan dalam pembentukan sikap dan perilaku seseorang.

Berikut faktor pencegah dalam perilaku menyimpang:

 Faktor keluarga: Keluarga merupakan awal proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian


seorang. Kepribadian seorang dapat terbentuk dengan baik apabila lahir dan tumbuh
berkembang dalam lingkungan keluarga yang baik, begitu juga sebaliknya.

 Faktor lingkungan dan teman: Lingkungan tempat tinggal juga mampu mempengaruhi


kepribadian seseorang dalam melakukan perilaku penyimpangan. Seseorang yang tinggal dalam
lingkungan tempat tinggal yang baik, warganya taat dalam melakukan ibadah agama, dan
melakukan perbuatan-perbuatan yang baik maka keadaan ini akan mempengaruhi kepribadian
seseorang menjadi baik, begitu juga sebaliknya.

 Faktor sekolah: Sekolah menjadi faktor dalam mencegah penyimpangan sosial, karena disekolah
juga dibekali pendidikan moral selain dari pendidikan umum.

 Faktor media massa: Media massa menjadi suatu wadah sosialisasi pencegahan penyimpangan
yang mempengaruhi kehidupan seseorang. Maka dari itu, pilahlah media massa yang memuat
konten-konten positif agar terhindar dari perilaku penyimpangan.

Anda mungkin juga menyukai