Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Puji syukur kami panjatkan kepadaTuhan Yang Maha Esa atas berkat -Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Fisiologi ini tepat waktu.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas laporan praktikum. Dalam laporan ini
kami membahas tentang hasil percobaan kami mengenai Sel dan Tonisitas. Kami menggunakan
beberapa buku panduan sebagai acuan untuk penyusunan laporan ini seperti buku dari penulis
W.F Ganong dan Guyton and Hall.
Penyusun
II. Pendahuluan
Sel merupakan unit terkecil dan merupakan dasar dalam kehidupan. Sel dibedakan
menjadi 2 yaitu sel eukariotik dan prokariotik. Sel eukariotik adalah sel yang mempunyai
membran inti sedangkan prokariotik tidak. Sel mempunyai inti dan organelnya berada di
sitoplasma. Terdapat pula membran yang berfungsi mengatur dan perantara lewatnya materi
ke dalam dan keluar sel. Membran semipermeabel dapat di tembus oleh zat zat
tertentu.Perpindahan keluar dan masuk kedalam sel bisa secara aktif maupun pasif.
Perpindahan materi keluar dan masuk sel secara pasif seperti osmosis berpindahnya
molekul air dari yang encer ke yang lebih pekat, difusi untuk menggambarkan proses
perpindahan satu zat ataupun partikel dari satu bagian wilayah ke bagian wilayah lainnya, dan
filtrasi adalah metode pemisahan fisik, yang digunakan untuk memisahkan antara cairan
(larutan) dan padatan. Cairan yang telah melalui proses filtrasi/penyaringan disebut filtrat,
sedangkan padatan yang tertumpuk di penyaring disebut residu. Sedangkan secara aktif oleh
proses fisiologis seperti proses fagositosis (partikel besar), pinositosis (partikel kecil) dan
menggunakan energi berupa ATP.
Ion dan partikel dalam sel bergabung menghasilkan suatu tekanan osmotik total. Setiap
partikel mengandung partikel osmotik aktif dengan jumblah yang sama atau seimbang.
Menghasilkan tekanan osmotik yang sama didalam sel dikatakan isotonik. Isotonik bilamana
keadaan larutan tidak mengubah ukuran sel oleh adanya pergerakan cairan ke dalam dan
keluar sel. Larutan seperti glukosa, isotonis dengan sel mamalia sama dengan larutan 0,9%.
Larutan yang tekanan osmotik lebih besar di bagian dalam sel disebut lapisan hipertonik.
Larutan hipotenik menghasilkan tekanan osmotik yang lebih rendah dibandingkan bagian dalam
sel.
V. Cara Kerja
A. Identifikasi sel
1. Kami membersihkan kaca benda dan kaca penutup menggunakan kapas alkohol dan
kertas saring, kemudian kami meneteskan larutan garam NaCl 0,9% sebanyak 1
tetes.
2. Kami membersihkan ujung jari manis orang yang mau diambil darahnya dengan
kapas yang dibasahi alkohol 70%, lalu tusuklah menggunakan lanset.
3. Kemudian kami meneteskan darah sebanyak 1 tetes secara aseptik di atas kaca
benda di samping tetesan larutan NaCl. Lalu kami mencampurkan kedua tetesan
dengan menggunakan tusuk gigi dan menutupnya dengan kaca penutup. Cairan
yang lebih, dihisap menggunakan kertas saring.
4. Kami mengatur mikroskop dengan pembesaran lensa obyektif 10X, 40X, kemudian
pembesaran 100X memakai minyak emersi.
5. Kemudian kami memperhatikan bentuk sel darah merah, sel darah putih, besar inti,
dan granula di dalam sel serta gerakkan sel darah putih.
B. Tonisitas
1. Pengamatan Makroskopis
a. Kami menyipakan 8 tabung reaksi yang telah kami beri label sesuai dengan nama
dan konsentrasi cairan yang akan kami masukkan ke dalam tabung tersebut.
b. Kemudian kami mengisi tabung tersebut dengan cairan yang sesuai dengan label
sebanyak 2 ml.
c. Kami meneteskan 2 tetes darah ke tabung reaksi secara bergantian dan
menghitung waktu perubahan pada cairan di tabung dengan stopwatch dimulai
dari meneteskan darah pertama kali.dan kami mencatat hasilnya di table
pengamatan.
d. Kami mengamati larutan dalam tabung reaksi tersebut apakah terjadi lisis atau
tidak,jika lisis larutan menjadi transparan dan jika tidak lisis menjadi keruh.
2. Pengamatan Mikroskopis
a. Kami menguji larutan NaCl 0,9% sebanyak 1 tetes diatas kaca preparat terlebih
dahulu, kami mencampurkannya dengan darah orang percobaan, lalu kami tutup
dengan kaca penutup dan meneteskan minyak emersi diatasnya.
b. Berikutnya kami menguji larutan NaCl 0,4% sebanyak 1 tetes diatas kaca preparat,
lalu kami mencampurkannya dengan darah orang percobaan, lalu kami tutup
dengan kaca penutup dan meneteskan minyak emersi diatasnya.
c. Berikutnya kami menguji larutan NaCl 5% sebanyak 1 tetes diatas kaca preparat,
kami campurkan dengan darah orang percobaan, lalu kami tutup dengan kaca
penutup dan meneteskan minyak emersi diatasnya.
d. Berikutnya kami menguji larutan aquadest sebanyak 1 tetes diatas kaca preparat,
kami campurkan dengan darah orang percobaan, lalu kami tutup dengan kaca
penutup dan meneteskan minyak emersi diatasnya.
VI. PERTANYAAN
Apa yang dimaksud dengan istilah osmosis,hemolysis,krenasi,larutan
isotonis,hipertonis,hipotonis,tekanan osmotic dan membrane semipermeable ?
- Osmosis adalah proses perpindahan pelarut dari larutan yang memiliki konsentrasi
rendah atau pelarut murni melalui membran semipermeabel menuju larutan yang
memiliki konsentrasi lebih tinggi hingga tercapai kesetimbangan laju pelarut.
- Hemolysis adalah kerusakan atau penghancuran sel darah merah karena gangguan
integritas membran sel darah merah yang menyebabkan pelepasan hemoglobin.
- Krenasi adalah peristiwa mengkerutnya sel ketika berada di lingkungan hipertonik, di
sebabkan oleh keluarnya air di dalam sel keluar sel secara terus menerus.
- Larutan Isotonis konsentrasi / kepekatan larutan baik dalam ataupun luar
sel sama.
- Hipertonis adalah konsemtrasi larutan dalam sel lebih rendah daripada didalam sel
- Hipotonis adalah konsentrasi larutan dalam sel lebih tinggi daripada luar sel
- Tekanan osmotik adalah tekanan yang diperlukan untuk mempertahankan partikel zat
pelarut agar tidak berpindah ke larutan konsentrasi tinggi.
- Membran semipermeabel adalah membran berpori yang dapat dilalui oleh zat pelarut,
tetapi tidak dapat dilalui zat terlarut.
- pada perbesaran 10x perbesaran mikroskop, sel darah merah dan sel darah putih belum terlihat
dengan jelas ,namun sudah tampak bintik-bintik merah.
- Pada perbesaran 40x perbesaran mikroskop ,sel darah merah sudah mulai terlihat dengan bentuk
bulat,sementara sel darah putih terlihat jelas juga dengan bentuk oval.
- Pada perbesaran 100x perbesaran mikroskop,Sel darah merah namapak berkumpul membentuk
gumpalan sedangkan sel darah putih terliht mengalami krenasi
B.
B. Tonisitas
1. Pengamatan Makroskopis
2. Pengamatan Mikroskopis
- Pada larutan NaCl 0,9% ,kami menemukan pada mikroskop dengan perbesaran 100x
bahwa sel darah dalam keadaan isotonis (tidak ada perubahan karena seimbang).
- Pada larutan NaCl 0,4%,kami menemukan pada mikroskop dengan perbesaran 100x
bahwa sel darah dalam keadaan hipotonik (membengkak).
- Pada larutan NaCl 5%, kami menemukan pada mikroskop dengan perbesaran 100x
bahwa sel darah mengalami hipertonik.
- Pada larutan aquades, Kami menemukan pada mikroskop dengan perbesaran 100x bahwa
sel darah dalam keadaan hipotonik juga.
- Pembahasan
Pada percobaan kali ini ,ang diujikan adalah darah dengan dicampur dengan berbagai
jenis cairan yang memiliki konsentrasi berbeda.Dari percobaan ini diperoleh bahwa
dalam tubuh kita harus menerima asupan cairan tubuh yang sesuai dengan tubuh kita
yaitu isotonis,karena cairan isotonih adalah cairanyang memiliki tekanan yang sama
dengan cairan tubuh.Dalam cairan hipertonik ,darh akan bereaksi dengan mengeluarkan
cairan di dalam selnya karena tekana di luar sel lebih tinggi daripada didalam sel
sehingga sel darah merah menjadi mengkerut,sedangkan dalam cairan
hipotonik,seldarah merah akan memasukkan cairan ke dalam sel karena tekanan di
dalam sel lebih tinggi dari tekana di luar sel sehingga sel darah merah membengkak dan
dapat pecah.Keadaan hipertonik dan hipotonis tidak baik bagi tubuh kita karena dapat
menyebabkan gangguan penghantaran oksigen di dalam tubuh kita sehingga suplai
oksigen ke otak berkurang dan dapat menyebabkan pingsan.
VIII. Kesimpulan
Kesimpulan untuk percobaan kali ini adalah sel darah merah akan normal pada cairan
isotonis karena memiliki tekana yang sama dengan cairan tubuh sehingga manusia
membutuhkan cairan isotonis,sedangkan cairan hipertonik dan cairan hipotonik dpat
menyebabkan kerusakan pada sel darah merah.
W.F Ganong. Buku Ajar FisiologI Kedokteran. Ed. 14. Jakarta: EGC, 2006