beberapa:
1. Ramp, jalan masuk ini berbentuk spiral atau melingkar mulai dari
permukaan tanah menuju kedalaman yang dimaksud. Ramp
biasanya digunakan untuk jalan kendaraan atau alat-alat berat
menuju dan dari bawah tanah.
2. Shaft, yang berupa lubang tegak (vertikal) yang digali dari
permukaan menuju cadangan mineral. Shaft ini kemudian
dipasangi semacam lift yang dapat difungsikan mengangkut
orang, alat, atau bijih.
3. Adit, yaitu terowongan mendatar (horisontal) yang umumnya
dibuat disisi bukit atau pegunungan menuju ke lokasi bijih.
Ada dua tahap utama dalam metode tambang bawah tanah:
development (pengembangan) dan production (produksi). Pada
tahap development, semua yang digali adalah batuan tak
berharga. Tahap development termasuk pembuatan jalan masuk
dan penggalian fasilitas-fasilitas bawah tanah lain.Sedang tahap
production adalah pekerjaan menggali sumber bijih itu sendiri.
Tempat bijih digali disebut stope (lombong). Disini uang mulai
bisa dihasilkan.
Tambang bawah Air (Underwater Mine).
Penambangan bawah laut adalah proses pengambilan
mineral yang relatif baru yang dilakukan di lantai samudra. Situs
penambangan samudra biasanya berada di sekitar kawasan nodul
polimetalik atau celah hidrotermal aktif dan punah pada
kedalaman 1.400 - 3.700 meter di bawah permukaan laut. Celah
tersebut menciptakan deposit sulfida, yang berisikan logam mulia
seperti perak, emas,tembaga, mangan, kobalt, dan seng. Deposit
tersebut ditambang menggunakan pompa hidrolik atau sistem
ember yang mengangkut bijih ke permukaan untuk diproses.
Mengenai operasi penambangan, penambangan bawah laut
memunculkan pertanyaan mengenai kerusakan lingkungan
terhadap daerah sekitar.
Tahap-tahap kegiatan Penambangan.
a. Penyelidikan Umum
Kegiatan ini merupakan langkah awal usaha pertambangan
yang ditujukan untuk mencari dan menemukan endapan bahan
galian. Kegiatan penyelidikan umum dilakukan dengan tujuan
mencari komoditas bahan galian tertentu maupun di lokasi
tertentu, artinya penyelidikan hans difokuskan pada (tipe/jenis)
bahan galian yang spesifik atau pada area yang spesifik
(wilayah/Negara)dan mempelajari keadaan geologi secara umum
untuk daerah yang bersangkutan berdasarkan data permukaan.
b. Eksplorasi
Merupakan kegiatan lanjutan dari penyelidikan umum yang
bertujuan untuk mendapatkan kepastian tentang endapan bahan
galian tersebut yang meliputi bentuk, ukuran, letak kedudukan,
kualitas (kadar) endapan bahan galian serta karakteristik fisik
endapan bahan galian dan batuan samping.
c. Studi Kelayakan
Merupakan tahapan akhir dari rentetan penyelidikan awal
yang dilakukan sebelumnya sebagai penentu apakah kegiatan
penambangan endapan bahan galian tersebut layak dilakukan
atau tidak. Dasar pertimbangan yang digunakan meliputi
pertimbangan teknis dan ekonomis dengan memperhatikan
keselamatan kerja serta kelestarian lingkungan hidup.
d. Persiapan penambangan
Kegiatan ini meliputi penyiapan infrastruktur dan lahan kerja
penambangan yang antara lain meliputi pembuatan jalan,
pembabatan semak/pohon, penupasan tanah penutup,
pembangunan kantor, gedung, bengkel, dll.
e. Penambangan
Kegiatan penambangan yang dimaksud adalah kegiatan yang
ditujukan untuk membebaskan dan mengambil bahan galian dari
dalam kulit bumi, kemudian dibawa ke permukaan untuk
dimanfaatkan.
f. Pengolahan Bahan Galian
Adalah kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kadar
atau mempertinggi mutu bahan galian yang dihasilkan dari
tambang sampai memenuhi persyaratan untukdiperdagangkan
atau sebagai bahan baku untuk industri lain.Keuntungan lain dari
kegiatan ini adalah mengurangi jumlah volume dan beratnya
sehingga dapat mengurangi ongkos pengangkutan.
g. Pengangkutan
Adalah segala usaha untuk memindahkan bahan galian hasil
tambang atau pengolahan dan pemurnian dari daerah
penambangan atau tempat pengolahan dan pemurnian ke tempat
pemasaran atau pemanfaatan selanjutnya dari bahan galian
tersebut.
h. Pemasaran
Adalah kegiatan untuk memperdagangkan atau menjual
hasil-hasil penambangan dan pengolahan bahan galian.
i. Reklamasi
Merupakan kegiatan untuk merehabilitasi kembali
lingkungan yang telah rusak baik itu akibat penambangan atau
kegiatan yang lainnya. Rehabilitasi ini dilakukan dengan cara
penanaman kembali atau penghijauan suatu kawasan yang rusak
akibat kegiatan penambangan tersebut
SISTEM PENAMBANGAN
3. Sifat geomekanik
a. Sifat elastic (kekuatan, modulus elastic, koefesien poison)
b. Perilaku plastis atau viscoelastis (flow, creep)
c. Keadaan tegangan (tegangan awal, induksi)
d. Konsolidasi, kompaksi dan kompeten
e. Sifat-sifat fisik yang lain (bobot isi, voids, porositas, permeabilitas, lengas bebas, lengas bawaan)
4. Konsiderasi ekonomi
a. Cadangan (tonnage dan kadar)
b. Produksi
c. Umur tambang
d. Produktifitas
e. Perbandingan ongkos penambangan untuk metode penambangan yang cocok
5. Factor teknologi
a. Perolehan tambang
b. Dilusi (jumlah waste yang dihasilkan dengan bijih)
c. Kefleksibilitas metode dengan perubahan kondisi-kondisi
d. Selektifitas metode untuk bijih dan waste
e. Konsentrasi/penyebaran pekerjaan
Dasar dalam pemilihan metode penambangan yaitu :
1. Stripping Ratio (SR)
Yaitu berapa jumlah waste (tanah buangan baik O/B maupun batuan samping) yang harus
dibuang/disingkirkan untuk memperoleh 1 ton endapan bijih sampai pada ultimate pit limit.
SR = BCM OB / Stripping cost (ton coal)
SR = Jumlah Waste (m3/ton) / Jumlah Ore (m3/ton)
SR > 1 = Ongkos pengupasan lebih kecil (Tamka)
SR > 1 = Ongkos pengupasan lebih besar (Tamda)
SR = 1 = Bisa Tamka/Tamda
Berdasarkan cara penambangan yang dilakukan ada beberapa cara pembuangan O/B yang sesuai
untuk tambang terbuka yaitu :
a. Back Filling, yaitu menimbun kembali tempat-tempat bekas penggalian yang sudah diambil ore nya.
b. Benching System, yaitu pengupasan O/B dengan system jenjang, system ini cocok untuk tanah
penutup yang tebal dan bahan galian atau lapisan batubara yang tebal.
c. Multi Bucket Excavator System, yaitu pembuangan tanah penutup ketempat yang sudah digali
batubaranya atau ketempat pembuangan khusus. Cara pengupasan ini mirip dengan cara Bucket
Wheel Excavator (BWE), cocok untuk tanah penutup yang materialnya lunak dan tidak lengket.
d. Drag Scrapper System, cara ini biasanya langsung diikuti dengan pengambilan bahan galian setelah
tanah penutupnya dibuang, tetapi bisa juga tanah penutupnya dihabiskan terlebih dahulu kemudian
baru bahan galiannya ditambang, cocok untuk tanah penutup yang materialnya lunak/lepas (loose).
e. Cara konvensional, kombinasi alat gali (bulldozer), alat muat (track loader) dan alat angkut (dump
truck).
2. Tambang Bawah Tanah (Underground Mining)
Suatu system penambangan dimana seluruh aktifitas kerjanya tidak berhubungan langsung dengan
udara luar dan kegiatannya dilakukan dibawah tanah dengan cara terlebih dahulu membuat jalan
masuk berupa sumuran (shaft) atau terowongan bantu (adit). Berdasarkan cara penyanggaannya
maka tambang bawah tanah dibagi menjadi :
a. Untuk Batubara
Longwall Methode, dibagi 2 yaitu cara maju (advancing) dan cara maju (retreating)
Room and Pillar Methode
b. Untuk Endapan Bijih/Logam
Open Stope Methode, seperti underground gloryhole, gophering, shrinkage stoping, sublevel stoping
Supported Methode, seperti cut and fill, stull stoping, shrink and full stoping
Caving Methode, seperti top slicing, sub level caving, block caving