Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Di Susun Oleh :
Arif Ramadhan
Gina Hidayati
Rahmi Maulida
Yulia Hikmah
Kelompok : 5
PEMBAHASAN
Berdasarkan kegunaannya bagi tubuh, zat gizi dibagi ke dalam tiga kelompok besar,
yaitu:
1. Kelompok zat energi, yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah :
a. Bahan makanan yang mengandung karbohidrat seperti beras, jagung, gandum, ubi, roti,
singkong dll, selain itu dalam bentuk gula seperti gula, sirup, madu dll.
b. Bahan makanan yang mengandung lemak seperti minyak, santan, mentega, margarine,
susu dan hasil olahannya.
2. Kelompok zat pembangun Kelompok ini meliputi makanan – makanan yang banyak
mengandung protein, baik protein hewani maupun nabati, seperti daging, ikan, susu, telur,
kacang-kacangan dan olahannya.
3. Kelompok zat pengatur Kelompok ini meliputi bahan-bahan yang banyak mengandung
vitamin dan mineral, seperti buah-buahan dan sayuran.
2. Gizi kurang
Gizi kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah social ekonomi dan juga karena
gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang dibutuhkan menyebabkan berat
badan kurang dari normal. Apabila hal ini disertai dengan kekurangan protein menyebabkan
kerusakan-kerusakan sel yang tidak dapat diperbaiki, akibatnya rambut rontok, daya tahan
terhadap penyakit menurun, kemungkinan akan mudah terkena infeksi.
3. Kekurangan vitamin
Bila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan ditambah dengan
kekurangan protein dalam makanan akibatnya nafsu makan berkurang, penglihatan menurun,
kulit kering, penampilan menjadi lesu dan tidak bersemangat.
3. Kekurangan Vitamin D
Biasanya terjadi pada lansia yang kurang mendapatkan paparan sinar matahari, jarang
atau tidak pernah minum susu, dan kurang mengkonsumsi vitamin D yang banyak terkandung
pada ikan, hati, susu dan produk olahannya.
2. Menu yang disajikan untuk lansia harus mengandung gizi yang seimbang.
yakni mengandung sumber zat energi, sumber zat pembangun dan sumber zat
pengatur. Dalam hal ini kita bisa mengacu pada makanan empat sehat lima sempurna.
3. Karena lansia mengalami kemunduran dan keterbatasan maka konsistensi dan tekstur
atau bentuk makanan harus disesuaikan.
contoh : gangguan pada gigi (gigi tanggal/ompong), maka bentuk makanannya
harus lunak, misal nasi ditim, lauk pauk dicincang (ayam disuwir, daging sapi
dicincang/digiling).
4. Makanan yang kurang baik bagi lansia adalah makanan berlemak tinggi.
Contoh : seperti jerohan (usus, hati, ampela, otal dll), lemak hewan, kulit hewan
(misal kulit ayam, kulit sapi, kulit babi dll), goreng-gorengan, santan kental.
Karena seperti prinsip yang disebutkan tadi bahwa kebutuhan lemak lansia berkurang dan
pada lansia mengalami perubahan proporsi jaringan lemak. Hal ini bukan berarti lansia
tidak boleh mengkonsumsi lemak. Lansia harus mengkonsumsi lemak namun dengan
catatan sesuai dengan kebutuhannya. Sebagai contoh misalnya bila menu hari ini lauknya
sudah digoreng, maka sayurannya lebih baik sayur yang tidak bersantan seperti sayur
bening, sayur asam atau tumis. Bila hari ini sayurnya bersantan maka lauknya
dipanggang, dikukus, dibakar atau ditim.
5. Lansia harus diberi pengertian untuk mengurangi atau kalau bisa menghindari makanan
yang mengandung garam natrium yang tinggi.
Contoh : bahan makanan yang mengandung garam natrium yang tinggi adalah
garam dapur, vetsin, daging kambing, jerohan, atau makanan yang banyak
mengandung garam dapur misalnya ikan asin, telur asin, ikan pindang.
Mengapa lansia harus menghindari makanan yang mengandung garam natrium
yang tinggi ? Hal ini dikarenakan pada lansia mudah mengalami hipertensi.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Lanjut usia adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih ( UU 13 tahun 1998 ).
Umur manusia sebagai makluk hidup terbatas oleh suatu peraturan alam, maksimal sekitar enam
kali masa bayi sampai dewasa atau 6 x 20 tahun. Proses menjadi tua disebabkan oleh faktor
biologik yang terdiri dari 3 fase yaitu fase progresif, fase stabil dan fase regresif. Dalam fase
regresif mekanisme lebih ke arah kemunduran yang dimulai dalam sel atau komponen terkecil
dari tubuh manusia. Sel-sel menjadi aus karena lama berfungsi sehingga mengakibatkan
kemunduran yang dominan dibandingkan terjadinya pemulihan.
Di dalam struktur anatomik proses menjadi tua terlihat sebagai kemunduran di dalam sel.
Proses ini berlangsung secara alamiah, terus-menerus dan berkesinambungan, yang selanjutnya
akan menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis pada jaringan tubuh dan akhirnya akan
mempengaruhi fungsi dan kemampuan badan secara keseluruhan.
Pada hakekatnya menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah
melalui tiga tahap kehidupannya yaitu masa anak, masa dewasa dan masa tua ( Nugroho, 1992).
Tiga tahap ini berbeda baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki masa tua berarti
mengalami kemunduran secara fisik maupun psikis. Kemunduran fisik ditandai dengan kulit
yang mengendor, rambut memutih, penurunan pendengaran, penglihatan memburuk, gerakan
lambat, kelainan berbagai fungsi organ vital, sensitifitas emosional meningkat dan kurang gairah.
DAFTAR PUSTAKA