Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

“ PEMERIKSAAN SGPT “

OLEH

KELOMPOK II

MERLIN BERTHA KOLIBONSO 15 3145 453 019

NURHASANAH 15 3145 453 026

SILAS SAINAFAT 15 3145 453 035

AYU NIAR 15 3145 453 004

HESTY 15 3145 453 011

Program Studi DIII Analis Kesehatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mega Rezky Makassar

Tahun Akademik 2016 / 2017


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hati merupakan organ padat yang terbesar yang letaknya di rongga
perut bagian kanan atas. Organ ini mempunyai peran yang penting karena
merupakan regulator dari semua metabolisme karbohidrat, protein dan lemak.
Tempat sintesa dari berbagai komponen protein, pembekuan darah, kolesterol,
ureum dan zat-zat lain yang sangat vital. Selain itu, juga merupakan tempat
pembentukan dan penyaluran asam empedu serta pusat pendetoksifikasi racun
dan penghancuran (degradasi) hormon-hormon steroid seperti estrogen.
Pada jaringan hati, terdapat sel-sel Kupfer, yang sangat penting dalam
eliminasi organisme asing baik bakteri maupun virus. Karena itu untuk
memperlihatkan adanya gangguan faal hati, terdapat satu deretan tes yang
biasanya dibuat untuk menilai faal hati tersebut. Perlu diingat bahwa semua tes
kesehatan mempunyai sensitivitas dan spesifisitas yang berlainan, maka
interpretasi dari hasil tes sangat dipengaruhi oleh hal-hal tersebut.
Karena faal hati dalam tubuh mempunyai multifungsi maka tes faal hati
pun beraneka ragam sesuai dengan apa yang hendak dinilai. Dan ketika sel-sel
atau jaringan hati mengalami kerusakan dapat dilakukan pemeriksaan
SGOT(Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase) dan SGPT(Serum
Glutamic PiruvicTransaminase). Kedua enzim ini terdapat dalam sel-sel hati,
otot jantung, ginjal, otot rangka dan otak.
Penyakit hati adalah penurunan kadar albumin dan kenaikan kadar
globulin. Kadar albumin serum secara teratur menurun apabila penyakit hati
berlangsung lebih dari 3 minggu.
Dua transaminase yang sering digunakan dalam menilai penyakit hati
adalah serum glutamic oxaloacetic transaminase (SGOT) dan serum glutamic
pyruvic transaminase (SGPT). Serum transaminase adalah indikator yang peka
pada kerusakan sel hati.6–8 Nilai hasil pemeriksaan aktivitas SGOT dibagi
aktivitas SGPT dalam sampel serum disebut rasio de Ritis.
B. Prinsip Pemeriksaan
ALT mengkatalis transfer gugus amino dari L- Alanin ke α-ketoglutarate
menjadi pyruvate dan L- glutamate.pyruvat selanjutnya mengalami reduksi dan
terjadi oksidasi NADH menjadi NAD+ dengan bantuan enzim lactate
dehidrogenase. Penurunan serapan pada panjang gelombang 340 nm sesuai
dengan aktivitas ALT.
C. Tujuan Pratikum
Untuk menentukan kadar SGPT (Serum Glutamat Piruvat Transferase) dalam
darah (serum) yang diperiksa.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi SGPT
SGPT adalah singkatan dari Serum Glutamik Piruvat Transaminase ,
SGPT atau juga dinamakan ALT (Alanin Aminotransferase) merupakan enzim
yang banyak ditemukan pada sel hati serta efektif untuk mendiagnosis
destruksi hepatoselular. Enzim ini dalam jumlah yang kecil dijumpai pada otot
jantung, ginjal dan otot rangka. Pada umumnya nilai tes SGPT/ALT lebih
tinggi daripada SGOT/AST pada kerusakan parenkim hati akut, sedangkan
pada proses kronis didapat sebaliknya ( joyce, 2007).
Enzim-enzim AST, ALT & GLDH akan meningkat bila terjadi
kerusakan sel hati. Biasanya peningkatan ALT lebih tinggi dari pada AST
pada kerusakan hati yang akut, mengingat ALT merupakan enzim yang hanya
terdapat dalam sitoplasma sel hati (unilokuler). Sebaliknya AST yang terdapat
baik dalam sitoplasma maupun mitochondria (bilokuler) akan meningkat lebih
tinggi daripada ALT pada kerusakan hati yang lebih dalam dari sitoplasma sel.
Keadaan ini ditemukan pada kerusakan sel hati yang menahun.2,5,7 Adanya
perbedaan peningkatan enzim AST dan ALT pada penyakit hati ini
mendorong para peneliti untuk menyelidiki ratio AST & ALT ini. De Ritis et
al mendapatkan ratio AST/ALT = 0,7 sebagai batas penyakit hati akut dan
kronis. Ratio lni yang terkenal dengan nama ratio De Ritis memberikan hasil <
0,7 pada penyakit hati akut dan > 0,7 pada penyakit hati kronis. Batas 0,7 ini
dipakai apabila pemeriksaan enzim-enzim tersebut dilakukan secara
optimized,sedangkan apabila pemeriksaan dilakukan dengan cara kolorimetrik
batas ini adalah 1.7 Istilah "optimized" yang dipakai perkumpulan ahli kimia
di Jerman ini mengandung arti bahwa cara pemeriksaan ini telah
distandardisasi secara optimum baik substrat, koenzim maupun
lingkungannya. (Suryadi dan Marzuki, 1983).
ALT/SGPT suatu enzim yang ditemukan terutama pada sel-sel hepar,
efektif dalam mendiagnosa kerusakan hepatoseluler. Kadar ALT serum dapat
lebih tinggi sebelum ikretik terjadi. Pada ikretik dan ALT serum>300 unit,
penyebab yang paling mungkin karena gangguan hepar dan tidak gangguan
hemolitik (Joyce, 2007).
ALT adalah tes yang lebih spesifik untuk kerusakan hati disbanding
ASAT. ALT adalah enzim yang dibuat dalam sel hati (hepatosit), jadi lebih
spesifik untuk penyakit hati dibandingkan dengan enzim lain. Biasanya
peningkatan ALT terjadi bila ada kerusakan pada selaput sel hati. Setiap jenis
peradangan hati dapat menyebabkan peningkatan pada ALT. Peradangan pada
hati dapat disebabkan oleh hepatitis virus, beberapa obat, penggunaan alkohol,
dan penyakit pada saluran cairan empedu. AST adalah enzim mitokondria
yang juga ditemukan dalam jantung, ginjal dan otak. Jadi tes ini kurang
spesifik untuk penyakit hati, namun dalam beberapa kasus peradangan hati,
peningkatan ALT dan AST akan serupa (Hasan, 2008).
B. Prinsip kerja
SGPT, ALT, prinsipnya adalah enzim yang terdapat dalam serum
pasien akan mengkatalisasi reaksi antara oksoglutarat dengan  L alanin yang
membentuk glutamat dan piruvat. Piruvat yang terbentuk bereaksi dengan
NADH yang akan membentuk laktat dan SGPT yang dapat dilihat dari ∆A
setelah 1 menit reaksi berlangsung (Zulbadar,2007).
C. Nilai dan Rujuka SGPT 
- Dewasa        : 5-35 U/mL (Frankel), 5-25 mU/mL (Wrobleweski). 8-50
U/mL pada suhu 30 0C (Karmen), 4-35 U/L pada suhu 370S (unit S1).
- Anak              : Bayi : dapat dua kali tinggi orang dewasa; Anak: sama
dengan dewasa.
- Lansia           :    Agak lebih tinggi dari dewasa (Joyce, 2007).
D. Interpretasi Data Klinis 
Nilai normal SGPT (Serum Glutamic Piruvic Transaminase) untuk orang
dewasa adalah untuk laki-laki : 0 – 42 U/L, perempuan : 0 – 32 U/L.
E. Masalah klinis SGPT (Serum Glutamic Piruvic Transaminase):
a. Peningkatan Kadar
Peningkatan paling tinggi : Hepatitis (virus) akut, hepatoksisitas
yang menyebabkan nekrosis hepar (toksisitas obat atau kimia); agak atau
meningkat sedang : sirosis, kanker hepar, gagal jantung kongesif,
intoksisitas alkohol akut; peningkatan marginal : infrak miokard akut
(IMA). Antibiotik, narkotik, metildopa (Aldomet), guanetidin, sediaan
digitalis, indometasin (Indocin), salisilat, rifampisin, flurazepam
(Dalamane), propanolol (Inderal), kontrasepsi oral, timah, heparin (Joyce,
2007)
b. Obat-obat dan makanan
 Obat  yang berpengaruh
Mengkonsumsi obat-obatan tertentu dapat meningkatkan kadar
SGOT/SGPT.Haloten, merupakan jenis obat yang biasa digunakan
sebagai obat bius.  Isoniasid, merupakan jenis obat antibiotik untuk
penyakit TBC. Metildopa, m erupakan jenis obat anti hipertensid.
Fenitoin dan Asam Valproat, m erupakan jenis obat yang biasa
digunakan sebaga i obat anti epilepsi atau ayan. Parasetamol,
merupakan jenis obat yang biasa diberikan dalam resep dokter sebagai
pereda dan penurun demam. Parasetamol adalah jenis obat yang aman,
jika dikonsumsi dalam dosis yang tepat. Namun jika berlebihan akan
menyebabkan sirosis (kerusakan hati) yang cukup parah bahkan
sampai menyebabkan kematian. Selain jenis obat diatas adapula jenis
obat lainnya yang dapat m erusa k fungsi hati, seperti alfatoksin, arsen,
karboijn tetraklorida, tem baga dan vinil klorida.
 Makanan yang berpengaruh
Penyebab yang paling umum dari kenaikan-kenaikan yang
ringan sampai sedang dari enzim-enzim hati ini (SGOT dan SGPT)
adalah fatty liver (hati berlemak), penyalahgunaan alkohol
dan  penyebab-penyebab lain dari fatty liver termasuk diabetes
mellitus dan kegemukan (obesity).
Berbagai macam fungsi hati dijalankan oleh sel yang disebut
sebagai hepatosit, dimana 70-80% menyusun sitoplasma hati. Berikut
berbagai macam fungsi hepatosit (Ronald, 2004):
1. Sintesis protein
2. Penyimpanan protein
3. Metabolisme karbohidrat
4. Sintesis kolesterol, garam empedu dan fosfolipid
5. Detoksifikasi, modifikasi, dan ekskresi substansi endogen dan
eksogen.
F. Hepatosit
Hepatosit merupakan sel tubuh yang memproduksi albumin serum,
fibrinogen dan faktor pembekuan darah kecuali faktor III dan IV. Selain itu,
hati juga mempunyai peranan dalam sintesis lipoprotein, ceruloplasmin,
transferin, komplemen, dan glikoprotein. Hepatosit juga memproduksi protein
dan enzim intraselular termasuk transaminase. Enzim yang dihasilkan oleh
hepatosit yaitu Alanine Aminotransferase (ALT) atau Serum Glutamic
Pyruvic Transaminase (SGPT), dan Aspartate Aminotransferase (AST) atau
Serum Glutamic Oksaloasetat Transaminase (SGOT).SGPT terdapat pada sel
darah merah, otot jantung, otot skelet, ginjal dan otak. Sedangkan SGOT
ditemukan pada hati. Enzim tersebut akan keluar dari hepatosit jika terdapat
peradangan atau kerusakan pada sel tersebut. Kedua enzim ini dapat
meningkat karena adanya gangguan fungsi hati, dan penanda kerusakan sel
lainnya, yang salah satu penyebabnya adalah proses infeksi yang disebabkan
oleh virus (Ronald, 2004).
Dua macam enzim yang sering dihubungkan dengan kerusakan sel hati
termasuk dalam golongan aminotrasferase, yakni enzim yang mengkatalisis
pemindahan gugusan amino secara reversible antara asam amino dan asam
alfa-keto. Aspartat aminotransferase (AST) atau glutamat oksaloasetat
transaminase (GOT) mengerjakan reaksi antara asam aspartat dan asam alfa-
ketoglutamat. Alanin aminotransferase (AST) atau glutamat piruvat
transaminase (GPT) melakukan reaksi serupa antara alanin dan asam alfa-
ketoglutamat  (Hidayat, 2010).
SGPT (Serum Glutamik Piruvat Transaminase ) merupakan enzim
transaminase yang dalam keadaan normal berada dalam jaringan tubuh
terutama hati. Sering disebut juga ALT (Alanin Aminotransferase)    (Sutedjo,
2006).
G. Patologi
Berdasarkan interpretasi, semua sel prinsipnya mengandung enzim ini.
Namun, enzim transaminase mayoritas terdapat dalam sel hati, jantung, dan
otak. Pada keadaan adanya nekrosis sel yang hebat, perubahan permeabilitas
membran atau kapiler, enzim ini akan bocor ke sirkulasi. Sebab ini, enzim ini
akan meningkat jumlahnya pada keadaan nekrosis sel atau proses radang akut
atau kronis (Panil, 2007 ).
Tes faal hati yang terjadi pada infeksi bakterial maupun virus yang
sistemik yang bukan virus hepatitis. Penderita semacam ini, biasanya ditandai
dengan demam tinggi, myalgia, nausea, asthenia dan sebagainya. Disini faal
hati terlihat akan terjadinya peningkatan SGOT, SGPT serta ∂-GT antara 3-5X
nilai normal. Albumin dapat sedikit menurun bila infeksi sudah terjadi lama
dan bilirubin dapat meningkat sedikit terutama bila infeksi cukup berat
(Suwandhi, 2011).
Tes faal hati pada hepatitis virus akut maupun drug induce hepatitis.
Faal hati seperti Bilirubin direct/indirect dapat meningkat biasanya kurang
dari 10 mg%, kecuali pada hepatitis kolestatik, bilirubin dapat lebih dari 10
mg%. SGOT, SGPT meningkat lebih dari 5 sampai 20 kali nilai normal. ∂-GT
danalkalifosfatase meningkat 2 sampai 4 kali nilai normal, kecuali pada
hepatitis kolestatik dapat lebih tinggi. Albumin/globulin biasanya masih
normal kecuali bila terjadi hepatitis fulminanmaka rasio albumin
globulin dapat terbalik dan masa protrombindapat memanjang (Suwandhi,
2011).
ALT dan AST adalah dua penanda paling dapat diandalkan dari cedera
atau nekrosis hepatoseluler. Tingkat mereka dapat meningkat dalam berbagai
gangguan hati. Dari dua, ALT dianggap lebih spesifik untuk kerusakan hati
karena hadir terutama dalam sitosol hati dan dalam konsentrasi rendah di
tempat lain. AST memiliki bentuk sitosol dan mitokondria dan hadir di
jaringan hati, jantung, otot rangka, ginjal, otak, pankreas, dan paru-paru, dan
sel darah putih dan merah. AST kurang umum disebut sebagai oksaloasetat
transaminase serum glutamic dan ALT piruvat transaminase sebagai serum
glutamat. Meskipun tingkat ALT dan AST bisa sangat tinggi (melebihi 2.000
U per L dalam kasus cedera dan nekrosis hepatosit yang berhubungan dengan
obat-obatan, racun, iskemia, dan hepatitis), ketinggian kurang dari lima kali
batas atas normal (yaitu, sekitar 250 U per L dan bawah) jauh lebih umum
dalam kedokteran perawatan primer. Kisaran etiologi yang mungkin pada
tingkat elevasi transaminase lebih luas dan tes kurang spesifik. Hal ini juga
penting untuk mengingat bahwa pasien dengan ALT normal dan tingkat
SGOT dapat mempunyai penyakit hati yang signifikan dalam pengaturan
cedera hepatosit kronis (misalnya, sirosis, hepatitis C).( Pault, 2005)
Tingkat-  tingkat  yang  tepat dari enzim-enzim ini tidak berkorelasi
baik dengan luasnya kerusakan hati atau prognosis. Jadi, tingkat-tingkat AST
(SGOT) dan ALT (SGPT) yang tepat tidak dapat digunakan untuk
menentukan derajat kerusakan hati atau meramalkan masa depan. Contohnya,
pasien-pasien dengan virus hepatitis A akut mungkin mengembangkan
tingkat-tingat AST dan ALT yang sangat tinggi (adakalanya dalam batasan
ribuan unit/liter). Namun kebnyakan pasien-pasien dengan virus hepatitis A
akut sembuh sepenuhnya tanpa sisa penyakit hati. Untuk suatu contoh yang
berlawanan, pasien- pasien dengan infeksi hepatitis C kronis secara khas
mempunyai hanya suatu peningkatan yang kecil dari tingkat- tingkat AST dan
ALT mereka. Beberapa dari pasien- pasien ini mungkin mempunyai penyakit
hati kronis yang berkembang secara diam- diam seperti hepatitis kronis
dan sirosis (Gunawan, 2011)
BAB III

METODE KERJA

A. Pra Analitik
1. Persiapan Sampel
Pada pemeriksaan kadar SGPT dalam serum ini digunakan sampel
serum (tanpa antikoagulan) yang didapatkan dari sentrifugasi spesimen
darah untuk memisahkan antara sel-sel darah dan serum pasien. Untuk
pemeriksaan SGPT/ALT ini hanya menggunakan spesimen dari serum
(yang tidak hemolisis). ALT di dalam serum stabil selama 7 hari pada
suhu 2-8oC, 3 hari pada suhu kamar (18-30oC) atau 30 hari bila dibekukan.
2. Persiapan Alat dan Bahan
a. Alat
Alat yang digunakan adalah fotometer, mikropipet 100µL dan
1000µL, tip putih dan biru, gelas kimia, tabung reaksi, rak tabung,
sentrifus dan tourniquet.
b. Bahan
Bahan yang digunakan adalah sampel serum, reagen
pemeriksaan ALT (SGPT), aquadest dan spuit.
3. Persiapan Larutan Kerja
Dicampurkan 5 bagian (5 mL) R1 dengan 1 bagian (1 mL) R2
hingga homogen. Larutan ini stabil selama 14 hari pada suhu 2-8 oC atau
48 jam pada suhu kamar (18-30oC). Absorbans larutan kerja harus >0,800
AU terhadap aquabidest pada λ = 340 nm
B. Analitik
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dicampurkan 1 mL larutan kerja dan 100µL sampel serum hingga
homogeny
3. Diinkubasi pada incubator alat fotometer selama 60 detik pada suhu
30/37oC
4. Diukur pada panjang gelombang 340 nm pada fotometer
5. Dicatat hasil pengukuran
C. Pasca Analitik
Nilai Normal:
30oC = < 26 IU/L
37o C = < 38 IU/L
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Nilai
Sampel Metode Hasil Keterangan
Rujukan
Modifikasi
Serum IFCC, < 38 IU/L 4 IU/L Normal
Kinetic

B. Reaksi
L- Alanin +α- Ketogltarate ALT Pyruvate + L- Glutamate

Pyruvate + NADH + H+ LDH L-Lactate + NAD+ + H2O

C. Pembahasan
Pada pratikum kali ini kami melakukan pemeriksaan kadar SGPT
(Serum Glutamic Piruvic Transaminase), adapun tujuan dilakukannya
percobaan kali ini adalah untuk menentukan kadar SGPT (Serum Glutamat
Piruvat Transferase) dalam darah (serum) yang diperiksa.
SGPT adalah singkatan dari Serum Glutamic Piruvic Transaminase,
SGPT atau juga dinamakan ALT (alanin aminotransferase) merupakan enzim
yang banyak ditemukan pada sel hati serta efektif untuk mendiagnosis
destruksi hepatoseluler. Enzim ini dalam jumlah yang kecil dijumpai pada otot
jantung, ginjal dan otot rangka. Pada umumnya nilai tes SGPT/ALT lebih
tinggi dari pada SGOT/AST pada kerusakan parenkim hati akut, sedangkan
pada proses kronis didapat sebaliknya. SGPT/ALT serum umumnya diperiksa
secara fotometri atau spektrofotometri, secara semi otomatis atau otomatis.
Dalam uji SGOT dan SGPT, hati dapat dikatakan rusak bila jumlah enzim
tersebut dalam plasma lebih besar dari kadar normalnya.
Untuk pemeriksaan SGPT dilakukan dengan prinsip Glutamat
piruvattransaminase atau alanin transaminase (ALAT) mengkatalis transfer
gugus amino dari L-alanin ke 2-oxoglutarat untuk membentuk L-glutamat dan
Piruvat. Kemudian Laktat dehidrogenase (LDH) mengkonversi piruvat menjadi
D-laktat dengan mengoksidasi NADH menjadi NAD+.
Alasan penggunaan reagen SGPT karena reagen SGPT juga
merupakan reagen yang spesifik untuk pengukuran SGPT dan alasan dilakukan
inkubasi selama beberapa menit, hal ini dimaksudkan agar reagen dan sampel
dapat bercampur dengan baik.
Nilai normal SGPT (Serum Glutamic Piruvic Transaminase) untuk orang
dewasa adalah untuk laki-laki : 0-42 U/L, perempuan : 0-32 U/L. dan hasil
yang didapat pada pemeriksaan kadar SGPT adalah 4 ul sehingga pasien
tersebut dikatakan dalam kondisi normal.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan yang dapat dilihat pada hasil
pengamatan, hasil pada kadar SGPT yaitu 4 U/L. Nilai yang diperoleh
memenuhi syarat karna berada dalam range kadar yang normal maka dapat
dikatakan bahwa kadar SGPT untuk probandus normal.
B. Saran
Diharapkan pada seluruh praktikan yang mengikuti praktikum agar
dapat menggunakan APD yang lengkap karena praktikum berhubungan
dengan bahan infeksius sehingga alat pelindung diri sangat penting untuk
digunakan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim., 2015, Penuntun Praktikum Kimia Klinik, Universitas Muslim


Indonesia, Makassar.

Joyce. L, 2007. Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik. EGC : Jakarta

Panil Zulbadar, 2007, Memahami Teori dan Praktikan Kimia Dasar, EGC,


Jakarta.

Poedjiadi, 1994, Jakarta, “Dasar-Dasar Biokimia”. UI Press       

Ronald A. Sacher & Richard A. McPherson, alih bahasa : Brahm U. Pendit


dan Dewi Wulandari, editor : Huriawati Hartanto, Tinjauan Klinis Hasil
Pemeriksaan Laboratorium, Edisi 11, EGC, Jakarta, 2004.

Sutedjo, A.Y. 2006. Mengenal Penyakit Melalui Pemeriksaan


Laboratorium. Cetakan I, Amara Books, Yogjakarta
LAMPIRAN

Gambar Keterangan
Pemipetan Reagen Kerja

Pemipetan Reagen Kerja

Pengukuran Kadar SGPT/ALT


dengan Fotometer.

Anda mungkin juga menyukai