Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
2019
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KALIMAT
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau
tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan,
tuturan (atau kalimat dalam bentuk tulis) diucapkan dengan nada naik
turun, keras lembut, disela jeda, dan diakhiri intonasi akhir. Dalam wujud
tulis, kalimat diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca
titik, tanda tanya, atau tanda seru, kadang kala ditengah-tengahnya terdapat
tanda baca lain, seperti titik dua, titik koma, dan tanda pisah.
Kalimat minimal terdiri dari unsur subjek dan predikat sebagai
unsur wajib. Disamping itu, didalam kalimat terdapat kata atau unsur
kelompok kata yang dapat dihilangkan tanpa mempengaruhi unsur yang
tersisa sebagai kalimat.
B. UNSUR-UNSUR KALIMAT
Disamping subjek dan predikat, kalimat memiliki unsur
1. SUBJEK
Subjek (S) adalah bagian kalimat yang menandai apa yang
dinyatakan oleh penulis. Subjek berkategori nominal (N), frasa
nominal (FN), atau verba (V).
Contoh:
a. Tono sedang tidur.
S-N
b. Adik Toro rajin.
S-FN
c. Membaca hobi Clara.
2
S-V
Ciri-ciri Subjek:
2. PREDIKAT
3
Contoh:
a. Kemal tidur.
P-V
b. Kemal sedang tidur.
P-FV
c. Pacar Kemal dua orang.
P-FNum
d. Saya mahasiswa
P-N
e. Saya mahasiswa Atma Jaya.
P-FN
f. Manroe ke pasar.
P-FPrep
g. Manroe cantik.
P-Adj
h. Manroe cantik sekali.
P-FAdj
Ciri-ciri Predikat:
4
Contoh:
a. Lista tidak menangis saat jatuh di depan rumah.
b. Chandra bukan mahasiswa, melainkan dosen.
3. Jika subjek kalimat panjang sehingga batas antara subjek dan
predikat tidak jelas, predikat tersebut dapat didahului adalah,
ialah, atau merupakan.
Contoh:
a. Maraknya penggunaan telepon genggam Blackberry
merupakan wujud perkembangan teknologi informasi yang
semakin canggih.
b. Alasan panjang lebar yang diutarakan terdakwa
dipersidangan pada siang hari itu adalah rekayasa terdakwa
sendiri.
4. Dapat didahului akan, sudah, sedang, selalu, atau hampir
Contoh:
a. Saya akan belajar lebih giat lagi.
b. Romi selalu penasaran setiap menunggu nilai ujian keluar.
5. Dapat didahului sebaiknya, seharusnya.
a. Mahasiswa sebaiknya belajar lebih giat lagi
b. Proposal penelitian seharusnya menggambarkan cara kerja
penelitian.
3. OBJEK
Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi kata
kerja sebagai hasil perbuatan yang dikenai perbuatan yang
menerima atau yang diuntungkan oleh perbuatan yang dikenai
perbuatan. Objek terletak setelah predikat berverba aktif transitif
(ditandai dengan – kan, -i, meN-)
Contoh:
a. Rahmat sudah memasukkan buku barunya ke dalam tas itu.
O
5
b. Mahasiswa mengibarkan Sang Saka.
O
Ciri-ciri Objek:
1. Berkategori nomina (N) atau frasa nomina (FN).
Contoh:
a. Maria menulis puisi.
O-N
b. Sang kancil mengelabui Sang Buaya.
O-FN
4. PELENGKAP
Pelengkap (Pel) atau komplemen berbeda dengan objek.
Pelengkap tidak dapat menjadi subjek jika kalimat dipasifkan.
Predikat yang diikuti pelengkap adalah kata yang berimbuhan ber-,
ter-, ber-an, ber-kan, dan kata-kata khusus, seperti merupakan,
berdasarkan, dan menjadi.
Contoh:
a. Indonesia berlandas hukum.
Pel
Pel
Ciri-ciri Pelengkap:
6
1. Berkategori nomina (N), frasa nomina (FN), adjektiva (Adj),
frasa adjectival (FAdj), frasa verba (FV), frasa preposisi
(FPrep).
Contoh:
a. Ia menjadi polisi.
b. Adik tersandung batu.
2. Berada langsung di belakang predikat jika tidak ada objek dan
di
Contoh:
a. Anak-anak bernyanyi “selamat ulang tahun”.
b. Nenek membuatkan kakek kopi.
5. KETERANGAN
Keterangan (K) adalah bagian kalimat yang bukan
merupakan inti kalimat. Fungsinya meluaskan atau membatasi
makna subjek atau predikat.
Contoh:
a. Sukreni tinggal di Bali.
K
b. Setiap hari Minggu kami berwisata kuliner.
Ciri-ciri keterangan:
1. Dapat berpindah posisi di awal, tengah, atau akhir kalimat.
Contoh:
a. Dengan serius mahasiswa mendengarkan kuliah.
7
2. Dapat berupa keterangan tambahan, keterangan pewatas, atau
keterangan aposisi.
Contoh:
a. Megawati, yang menjabat Presiden RI pada tahun 2001-
2004, adalah putri Bung Karno (konstruksi yang sebagai
keterangan tambahan)
b. Megawati yang menjabat Presiden RI pada tahun 2001-
2004 adalah putri Bung Karno (konstruksi yang sebagai
keterangan pewatas)
C. INTI KALIMAT
Jika kalimat cukup panjang, untuk mencari inti atau pokok
kalimat, dapat diketahui dengan menanggalkan unsur-unsur
tambahan yang bersifat tidak wajib.
Contoh:
a. Gempuran terus-menerus pasukan TNI// yang didukung para
pejuang itu// akhirnya membuat Belanda menyerah.
D. JENIS KONJUNGSI
1. Konjungsi Antar Klausa
Konjungsi antar klausa merupakan kata penghubung antara dua buah
klausa atau lebih. Terdapat tiga macam konjungsi antar klausa, yaitu :
a) konjungsi korelatif
b) konjungsi subordinatif, dan
c) konjungsi koordinatif
8
2. Konjungsi Antar Kalimat
Suatu kalimat dapat dihubungkan dengan kalimat yang lain dengan
menggunakan konjungsi antar kalimat.
3. Konjungsi Antar Paragraf
Analog dengan dua jenis konjungsi di atas, konjungsi antar paragraf
berfungsi menghubungkan dua paragraf sehingga menjadi suatu
paragraf yang koheren dan sistematis. Konjungsi yang sering
digunakan adalah terlebih lagi…, disamping…, oleh…, karena itu…,
berdasarkan…, lagi… .
4. Konjungsi Berdasarkan Fungsi
Jika dilihat dari fungsi konjungsi, maka konjungsi dibagi lagi menjadi
beberapa kelompok. Berikut adalah jenis-jenis konjungsi berdasarkan
fungsi :
a. Aditif j. Perbandingan
b. Pertentangan k. Korelatif
c. Disjungsif l. Penegas
d. Waktu m. Penjelas
e. Final n. Pembenaran
f. Sebab o. Urutan
g. Akibat p. Pembatasan
h. Syarat q. Penanda
i. Tak bersyarat r. Situasi
9
E. JENIS KALIMAT
Jenis kalimat dalam bahasa Indonesia bermacam-macam,
antara lain :
a. Kalimat tunggal dan kalimat majemuk.
b. Kalimat aktif dan kalimat pasif.
c. Kalimat langsung dan kalimat tidak langsung.
d. Kalimat deklaratif, kalimat interogatif, kalimat
imperative, kalimat eksklamatif.
10
DAFTAR PUSTAKA
11