PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi menjadi sangat penting dalam perekonomian suatu negara
karena menjadi salah satu tolak ukur pertumbuhan atau pencapaian perekonomian suatu
negara. Salah satu penggerak pertumbuhan ekonomi adalah perdagangan luar negri.
Menurut undang-undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2014 perdagangan Luar
Negeri adalah perdagangan yang mencakup kegiatan Ekspor dan Impor atas barang atau
perdagangan jasa yang melampaui batas wilayah negara.
Aktifitas perdagangan luar negeri adalah ekspor dan impor, maka salah satu atau
kedua dari kagiatan tersebut dapat menjadi penggerak bagi pertumbuhan. Pada awal
tahun 1980-an Indonesia menetapkan kebijakan yang berupa export promotion. Dengan
demikian, kebijakan tersebut menjadikan ekspor sebagai penggerak bagi pertumbuhan.
Perpindahan modal khususnya untuk investasi langsung, diawali dengan adanya
perdagangan luar negeri. Ketika terjadi perdagangan luar negeri yang berupa ekspor dan
impor, akan memunculkan kemungkinan untuk memindahkan tempat produksi.
Peningkatan pasar semakin besar yang ditandai dengan peningkatan impor suatu jenis
barang pada suatu negara, akan memunculkan kemungkinan untuk memproduksi barang
tersebut di negara importir. Kemungkinan itu didasarkan dengan melihat perbandingan
antara biaya produksi di negara eksportir ditambah dengan biaya transportasi dengan
biaya yang muncul jika barang tersebut diproduksi di negara importir. Jika biaya
produksi di negara eksportir ditambah biaya transportasi lebih besar dari biaya produksi
di negara importir, maka investor akan memindahkan lokasi produksinya di negara
importir.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Perdagangan Luar Negeri?
2. Apa saja faktor-faktor Perdagangan Luar Negeri?
3. Apa saja Jenis Perdagangan Luar Negeri?
4. Apa saja kebijakan dalam perdagangan luar negeri?
5. Bagaimana manfaat Perdagangan Luar Negeri bagi Indonesia?
6. Apa pengertian Neraca Pembayaran?
7. Apa saja komponen Neraca Pembayaran?
8. Apa saja fungsi Neraca Pembayaran?
9. Apa saja mekanisme Neraca Pembayaran?
10. Bagaimana dengan defisit dan surplus Neraca Pembayaran?
11. Bagaimana pengaruh Neraca Pembayaran terhadap perekonomian negara?
12. Apa saja mekanisme dasar penyeimbangan kembali neraca pembayaran?
13. Apa yang dimaksud dengan arus modal masuk?
14. Apa yang dimaksud dengan utang luar negeri?
C. Tujuan
1. Untuk memahami pengertian Perdagangan Luar Negeri.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor perdagangan luar negeri.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis perdagangan luar negeri.
4. Untuk mengetahui kebijakan dalam perdagangan luar negeri?
5. Untuk mengetahui manfaat perdagangan luar negeri bagi Indonesia.
6. Untuk mengetahui pengertian Neraca Pembayaran?
7. Untuk mengetahui komponen Neraca Pembayaran?
8. Untuk mengetahui fungsi Neraca Pembayaran?
9. Untuk mengetahui mekanisme Neraca Pembayaran?
10. Untuk mengetahui defisit dan surplus Neraca Pembayaran?
11. Untuk mengetahui pengaruh Neraca Pembayaran terhadap perekonomian negara?
12. Untuk mengetahui mekanisme dasar penyeimbangan kembali neraca pembayaran?
13. Untuk mengetahui arus modal masuk?
14. Untuk mengetahui utang luar negeri?
BAB II
PEMBAHASAN
1
Rifai Arifin,Perdagangan Internasional,Investasi Asing, Dan Efisiensi Perekonomian Negara-Negara ASEAN.2008
2
Setiawan,Heri.Perdagangan Internasional.2011.
3
Ibid
Masing-masing negara memiliki keunggulan serta kelebihan di bidangnya bisa
ditinjau dari sumber daya alam,manusia,serta teknologi. Semuanya itu akan
ketergantungan antara negara satu dengan negara lain.
c. Liberalisme ekonomi
Kebebasan dalam melakukan transaksi serta melakukan kerja sama memiliki
implikasi bahwa masing-masing negara akan mencari peluang dengan berinteraksi
melalui perdagangan anata negara.
4
Alfan,nur.Modul Ekonomi Indonesia.hal107
antara lain minyak tanah,bensin,solar dan elpiji. Adapun barang-barang yang
termasuk nonmigas sebagai berikut;
1. Hasil pertanian dan perkebunan. Contohnya; karet,kopi, dan kopra
2. Hasil laut, terutama ikan dan kerang
3. Hasil Industri. Contohnya; kayu lapis, konfeksi, minyak kelapa sawiit,meubel,
dan pupuk.
4. Hasil tambang nonmigas. Contohnya biji tembaga dan batu bara.
Adapun manfaat dalam kegiatan mengekspor adalah Memperluas pasar bagi
produk Indonesia,menambah Devisa Negara, serta memperluas Lapangan Kerja
b. Impor
Orang atau perusahaan yang membeli barang di luar negeri dan dijual kembali di
dalam negeri. Kegiatan ini disebut dengan impor, dan orang atau perusahaan disebut
dengan importer. Kegiatan impor dilakukan jika harga barang yang bersangkutan di
luar negeri lebih murah. Harga lebih murah tersebut karena antara lain;
1. Negara penghasil mempunyai sumber daya alam yang lebih banyak.
2. Negara peghasil bisa memproduksi barang dengan biaya yang lebih murah, dan
3. Negara penghasil bisa memproduksi barang dengan jumlah yang lebih banyak.
Adapun manfaat Impor adalah memperoleh barang dan jasa yang tidak dapat
dihasilkan, memperoleh teknologi modern serta memperoleh bahan baku.
Bagan Import Indonesia pada tahun 2012-2016
c. Consigment
Penjualan dengan pengiriman barang, belum ada pembeli tertentu di luar negeri.
Penjualannya dapat dilakukan melalui pasar bebas atau bursa dagang dengan cara
memakai dagang lelang.
d. Package Deal
Perdagangan yang dilakukan untuk memperluas pemasaran hasil produksi.
e. Border Crossing
Perdagangan yang terjadi di perbatasan negara satu sama lain, dengan persetujuan
tertentu. Perdagangan ini bisa terjadi antara lintas batas laut dan lintas batas darat.
4. Kebijakan perdagangan luar negeri
Kebijakan-kebijakan perdagangan luar negeri, meliputi;
1. Tarif
Sejenis pajak yang dikenakan atas barang-barang impor. Dengan tarif ini akan
meningkatkan biaya pengiriman barang ke suatu negara.
2. Subsidi Ekspor
Pembayaran sejumlah tertentu kepada perusahaan atau perseorangan yang menjual
barang ke luar negeri, seperti tariff, subsidi ekspor dapat berbentuk spesifik (nilai
tertentu per unit barang) atau Od Valorem (presentase dari nilai yang diekspor). Jika
pemerintah memberikan subsidi ekspor, pengirim akan mengekspor, pengirim akan
mengekspor barang sampai batas dimana selisih harga domestic dan harga luar
negeri sama dengan nilai subsidi. Dampak dari subsidi ekspor adalah meningkatkan
harga dinegara pengekspor sedangkan di negara pengimpor harganya turun.
3. Pembatasan Impor
Pembatasan langsung atas jumlah barang yang boleh diimpor. Pembatasan ini
biasanya diberlakukan dengan memberikan lisensi kepada beberapa kelompok
individu atau perusahaan. Misalnya, Amerika Serikat membatasi impor keju. Hanya
perusahaan-perusahaan dagang tertentu yang diizinkan mengimpor keju, masing-
masing yang diberikan jatah untuk mengimpor sejumlah tertentu setiap tahun, tak
boleh melebihi jumlah maksimal yang telah ditetapkan. Besarnya kuota untuk setiap
perusahaan didasarkan pada jumlah keju yang diimpor tahun-tahun sebelumnya.
4. Pengekangan Ekspor Sukarela
Bentuk lain dari pembatasan impor adalah pengekangan sukarela (Voluntary Export
Restraint), yang juga dikenal dengan kesepakatan pengendalian sukarela (Voluntary
Restraint Agreement=ERA). VER adalah suatu pembatasan (Kuota atas perdagangan
yang dikenakan oleh pihak negara pengekspor dan bukan pengimpor. VER
mempunyai keuntungan-keuntungan politis dan legal yang membuatnya menjadi
perangkat kebijakan perdagangan yang lebih disukai dalam beberapa tahun
belakangan. Namun dari sudut pandang ekonomi, pengendalian ekspor sukarela
persis sama dengan kuota impor dimana lisensi diberikan kepada pemerintah asing
dan karena itu sangat mahal bagi negara pengimpor. VER selalu lebih mahal bagi
negara pengimpor dibandingan dengan tariff yang membatasi impor dengan jumlah
yang sama. Bedanya apa yang menjadi pendapatan pemerintah dalam tariff menjadi
(rent) yang diperoleh pihak asing dalam VER, sehingga VER nyata-nyata
mengakibatkan kerugian.
5. Persyaratan kandungan lokal
Persyaratan kandungan lokal (local content requirement) merupakan pengaturan
yang mensyaratkan bahwa bagian-bagian tertentu dari unit-unit fisik, seperti kuota
impor minyak AS ditahun 1960-an. Dalam kasus lain, persyaratan ditetapkan dalam
nilai, yang mensyaratkan pangsa minimum tertentu dalam harga barang berawal dari
nilali tambah domestic. Ketentuan kandungan local telah digunakan secara luas oleh
negara berkembang yang beriktiar mengalihkan basis manufakturanya dari perakitan
kepada pengolahan bahan-bahan antara (intermediate goods). Di amerika serikat
rancangan undang-undang kandungan local untuk kendaraan bermotor diajukan
tahun 1982 tetapi hingga kini berlum diberlakukan.
6. Subsidi Kredit Ekspor
Subsidi kredit ekspor ini semacam subsidi ekspor, hanya saja wujudnya dalam
pinjaman yang di subsidi kepada pembeli. Amerika Serikat seperti juga kebanyakan
negara, memilki suatu lembaga pemerintah, export-import bank (bank Ekspor-
impor) yang diarahkan untuk paling tidak memberikan pinjaman-pinjaman yang
disubsidi untuk membantu ekspor.
7. Pengendalian Pemerintah
Pembelian-pembelian oleh pemerintah atau perusahaan-perusahaan yang diatur
secara ketat dapat diarahkan pada barang-barang yang diproduksi di dalam negeri
meskipun barang-barang tersebut lebih mahal daripada yang diimpor. Contoh yang
klasik adalah industri telekomunikasi Eropa. Negara-negara mensyaratkan eropa
pada dasarnya bebas berdagang satu sama lain. Namun pembeli-pembeli utama dari
peralatan telekomunikasi adalah perusahaan-perusahaan telepon dan di Eropa
perusahaan-perusahaan ini hingga kini dimiliki pemerintah, pemasok domestic
meskipun jika para pemasok tersebut mengenakan harga yang lebih tinggi
dibandingkan dengan pemasok-pemasok lain. Akibatnya adalah hanya sedikit
perdagangan peralatan komunikasi di Eropa.
8. Hambatan-hambatan birokrasi
Terkadang pemerintah ingin membatasi impor tanpa melakukannya secara formal.
Untungnya atau sayangnya, begitu mudah untuk membelitkan standar kesehatan,
keamanan, dan prosedur pabean sedemikian rupa sehingga merupakan perintang
dalam perdagangan. Contoh klasiknya adalah Surat Keputusan Pemerintah Perancis
1982 yang mengharuskan seluruh alat perekam kaset video melalui jawatan pabean
yang kecil di Poltiers yang secara efektif membatasi realiasi sampai jumlah yang
relatif amat sedikit.
5. Manfaat perdagangan luar negeri
Potensi peningkatan konsumsi karena spesialisasi baru terwujud bila Indonesia
dan jepang mau melakukan perdagangan, di mana Indonesia menjual beras ke jepang
untuk memperoleh motor, sebaliknya jepang menjual motor ke Indonesia untuk
memperoleh beras. Terjai atau tidaknya perdagangan antara Indonesia dengan jepang
sangat ditentukan oleh nilai tukar internasional. Selama harga jual internasional
komoditas unggulan masing-masing adalah lebih mahal daripada harga domestic,maka
masing-masing negara akan melakukan perdagangan, sebab hasilnya lebih
menguntungkan.
Manfaat perdagangan luar negeri bagi perekonomian Indonesia antara lain
sebagai berikut;
1. Menjalin kerjasama antar negara lain
2. Memperoleh barang-barang yang tidak diproduksi di dalam negeri
3. Tranfer teknologi modern
4. Menambah devisa negara dari ekspor
5. Membuka lapangan kerja
6. Mempercepat pertumbuhan ekonomi
Pada dasarnya neraca pembayaran mempunyai dua komponen, yaitu neraca transaksi
1. Transaksi Berjalan
Perbedaan antara nilai ekspor dan nilai impor barang-barang disebut neraca
perdagangan. Suatu negara dikatakan mempunyai surplus jika dalam neraca
perdagangan nilai ekspor melebihi nilai impor.
2. Arus Modal
Aliran modal pemerintah. Aliran ini dapat berupa pinjaman dan bantuan dari
Negara- negara asing yang diberikan kepada pemerintah.
Aliran modal swasta. Aliran modal swasta, terdiri atas investasi langsung, investasi
portofolio, dan amortisasi. Investasi langsung adalah investasi untuk
mengembangkan perusahaan-perusahaan. Investasi portofolio adalah investasi
dalam bentuk membeli saham-saham di negara lain. Amortisasi adalahpembelian
kembali saham-saham atau kekayaan lain yang pada masa lalu telah dijual kepada
penduduk negara lain.
8. Fungsi Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran sangat penting dan perlu dibuat oleh suatu negara. Fungsi neraca
pembayaran internasional antara lain sebagai berikut.
1. Sebagai alat pembukuan agar pemerintah dapat mengambil keputusan yang tepat,
mengenai jumlah barang dan jasa yang sebaiknya keluar atau masuk dalam batas
wilayah suatu negara serta untuk mendapatkan keterangan-keterangan mengenai
anggaran alat-alat pembayaran luar negerinya.
2. Sebagai alat untuk mengukur kondisi ekonomi yang terkait dengan perdagangan
internasional dari suatu negara. Sebagai alat untuk melihat gambaran pengaruh
transaksi luar negeri terhadap pendapatan nasional negara yang bersangkutan.
3. Sebagai alat untuk memperoleh informasi rinci terkait dengan perdagangan luar
4. Sebagai alat untuk membandingkan pos-pos dalam neraca pembayaran Negara
tersebut dengan negara tertentu.
5. Sebagai alat kebijakan moneter yang akan dilaksanakan oleh suatu negara.
9. Mekanisme Neraca Pembayaran
Terdapat tiga mekanisme atau proses penting yang menyangkut neraca pembayaran
internasional, yaitu sebagai berikut.
Defisit atau surplus neraca pembayaran yang terjadi pada suatu negara dikarenakan
oleh komponen berikut:
a. Stok Nasional,
Jika terjadi penurunan stok nasional berarti defisit, dan jika terjadi kenaikan stok
nasional berarti surplus.
b. Pinjaman Akomodatif,
Pinjaman yang masuk karena berkaitan dengan adanya kelebihan impor berarti
merupakan bagian dan defisit, sedangkan pinjaman yang masuk atas
kemauannya sendiri (pinjaman otono m) tidak memengaruhi defisit.
Sebagaimana kamu ketahui, bahwa neraca pembayaran suatu negara mencatat semua
transaksi negara tersebut dengan luar negeri. Adapun dampak neraca pembayaran
terhadap perekonomian adalah sebagai berikut.
Jika neraca pembayaran defisit, maka kurs valuta asing mengalami kenaikan dan kurs
rupiah mengalami penurunan. Dan bila terjadi surplus, maka kurs valuta asing
mengalami penurunan dan kurs rupiah mengalami kenaikan.
b. Perubahan Harga
Jika ekspor lebih besar daripada impor berarti barang yang ada di dalam negeri
sangat laku terjual di luar negeri, maka harga barang dalam negeri menjadi
meningkat.
Jika investasi dari luar negeri banyak mengalir ke dalam negeri, maka tingkat bunga
yang berlaku rendah karena hubungan antara tingkat bunga dengan tingkat investasi
adalah berbanding terbalik. Sebaliknya, jika investasi yang terjadi menurun, maka
tingkat bunga yang berlaku tinggi.
Telah diketahui bersama, bahwa masalah pokok yang dihadapi oleh perekonomian
dunia adalah ketidakseimbangan (disequilibrium) neraca pembayaran. Neraca
pembayaran yang defisit akan merisaukan keadaan perekonomian suatu negara, namun
bukan berarti surplus neraca pembayaran yang cukup besar tidak menimbulkan
masalah. Keadaan neraca pembayaran yang dapat dianggap ideal bagi perekonomian
suatu Negara adalah keadaan neraca pembayaran yang ekuilibrium atau seimbang.
a. Pendapatan Nasional
Proses ini dilakukan dengan melakukan kebijakan fiskal, yaitu semua tindakan
pemerintah yang bertujuan untuk memengaruhi jalannya perekonomian melalui
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
b. Tingkat Harga
Proses ini dilakukan dengan cara mengeluarkan kebijakan moneter, yaitu segala
tindakan pemerintah yang ditujukan untuk mempengaruhi jalannya perekonomian
dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar dalam
masyarakat.
c. Kurs Valuta Asing
Proses ini dilakukan dengan cara mengeluarkan kebijakan devaluasi, yaitu
kebijakan untuk menurunkan nilai mata uang dlaam negeri terhadap mata uang
asing dengan tujuan untuk meningkatkan ekspor suatu negara dan menambah
devisa suatu negara.
d. Tingkat Bunga
Proses penyeimbangan kembali neraca pembayaran melalui perubahan tingkat
bunga pada dasarnya bekerja melalui perubahan neraca investasi atau neraca modal.
A. Karakteristik Neraca Pembayaran Indonesia
Untuk melihat secara lengkap karakteristik NPI, maka dipergunakan NPI dalam
penyajian analitis.6 Secara umum, karakteristik pokok NPI adalah sebagai berikut :
6
F.X. Sugiyono, Neraca Pembayaran Konsep, Metodologi Dan Penerapan, 4 (Jakarta: Pusat Pendidikan Dan Studi
Kebanksentralan (Ppsk), 2002).
(Laporan Neraca Pembayaran di Indonesia)