Anda di halaman 1dari 22

ISLAM DAN AGAMA AGAMA

Oleh Supartini

MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


[COMPANY NAME]
[Company address]
1. PENDAHULUAN

1.1. Pengertian Agama

Secara sederhana, pengertian agama dapat dilihat dari sudut kebahasaan


(etimologis) dan sudut istilah (terminologis) . Mengartikan agama dari sudut
kebahasaan akan terasa lebih mudah daripada mengartikan agama dari sudut istilah
karena pengertian agama dari sudut istilah ini sudah mengandung muatan
subjektifitas dari orang yang mengartikannya. Atas dasar ini maka tidak
mengherangkan jika muncul beberapa ahli yang tidak tertarik mendefinisikan agama.
Senada dengan mukti Ali, M. Sastrapratedja mengatakan bahwa salah satu
kesulitan untuk berbicara mengenai agama secara umum ialah adanya perbedaan-
perbedaa dalam memahami arti agama, disamping adanya perbedaan juga dalam
cara memahami serta penerimaan setiap agama terhadap suatu usaha memahami
agama.
Setiap agama memiliki interpretasi diri yang berbeda dan keluasaan interpretasi diri
itu juga berbeda-beda. Pengertian agama dari segi bahasa dapat kita ikuti antara
lain melalui uraian harun nasution. Menurutnya, dalam masyarakat indonesia selain
dari kata agama, dikenal pula kata din ( ‫ ) دي ن‬dari bahasa arab, kata religi dalam
bahasa eropa. Menurut satu pendapat, demikian harun nasution mengatakan, kata
itu tersususun dari dua kata, a= tidak dan gam = pergi, jadi agama artinya tidak
pergi, tetap di tempat, diwarisi secara turun-temurun. Hal demikian menunjukkan
pada salah satu sifat agama, yaitu diwarisi secara turun temurun dari satu generasi
ke generasi lainnya.
Selanjutnya din dalam kata semit juga berarti undang-undang atau hukum. Dalam
bahasa arab kata ini mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh, utang,
balasan dan kebiasaan. Pengertian ini juga sejalan dengan kandungan agama yang
didalamnya terdapat peraturan-peraturan yang merupakan hukum yang harus
dipatuhi oleh penganut agama yang bersangkutan.
Adapun kata religi berasal dari kata latin. Menurut satu pendapat, demikian harun
nasution mengatakan, bahwa asal kata religi adalah relegere yang mengandung arti
mengumpulkan dan membaca. Pengertian demikian itu juga sejalan dengan isi
agama yang mengandung kumpulan cara-cara mengabdi kepada tuhan yang

1 |I s l a m d a n A g a m a - a g a m a
terkumpul dalam kitab suci yang harus dibaca. Tetapi menurut pendapat lain, kata
itu berasal dari kata religare yang berarti mengikat.
Elizabet K. Nottingkham dalam bukunya agama dan masyarakat berpendapat
bahwa agama adalah gejala yang begitu sering terdapat dimana-mana sehingga
sedikit membantu kita untuk membuat abstraksi ilmiah. Lebih lanjut Nottingham
mengatakan bahwa agama berkaitan dengan usaha-usaha manusia untuk
mengukur dalamnya makna dari keberadaannya sendiri dan alam semesta. Agama
telah menimbulkan khayalnya yang paling luas dan juga digunakan untuk
membenarkan kekejaman orang yang luar biasa terhadap orang lain. Agama dapat
membangkitkan kebahagiaan batin yang paling sempurna dan juga perasaan takut
dan ngeri.
Selanjutnya karena demikian banyaknya definisi tentang agama yang dikemukakan
para ahli, harun nasution mengatakan bahwa dapat diberi definisi sebagai berikut:

 Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan ghaib


yang harus dipatuhi.
 Pengakuan terhadap adanya kekuatan ghaib yang menguasai manusia
 Mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan
pada suatu sumber yang berada di luar diri manusia yang mempengaruhi
perbuatan-perbuatan manusia.
 Kepercayaan pada suatu kekuatan ghaib yang menimbulkan cara hidup
tertentu
 Suatu sistem tingkah laku (code of conduct) yang berasal dari kekuatan ghaib
 Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini bersumber
pada suatu kekuatan ghaib
 Pemujaan terhadap kekuatan ghaib yang timbul dari perasaan lemah dan
perasaan takut terhadap kekuatan misterius yang terdapat dalam alam sekitar
manusia
 Ajaran yang diwahyukan manusia melalui seorang rosul

Dari beberapa definisi tersebut di atas, kita dapat menjumpai 4 unsur yang menjadi
karakteristik agama sebagai berikut.
Pertama , unsur kepercayaan terhadap kekuatan gaib. Kekuatan gaib tersebut dapat
mengambil bentuk yang bermacam-macam. Dalam agama primitif kekuatan gaib

2 |I s l a m d a n A g a m a - a g a m a
tersebut dapat mengambil bentuk benda-benda yang memiliki kekuatan
misterius(sakti), ruh atau jiwa yang terdapat pada benda-benda yang memiliki
kekuatan misterius; dewa-dewa dan Tuhan atau Allah dalam istilah yang lebih
khusus dalam agama islam.
Kedua, unsur kepercayaan bahwa kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia ini
dan diakhirat nanti tergantung pada adanya hubungan yang baik dengan kekuatan
ghaib yang dimaksud.
Ketiga, unsur respon yang bersifat emosional dari manusia. Respon tersebut dapat
mengambil bentuk rasa takut, seperti yang terdapat pada agama primitif , atau
perasaan cinta seperti yang terdapat pada agama-agama monoteisme.
Keempat, unsur paham adanya yang kudus (sacred) dan suci, dalam bentuk
kekuatan ghaib, dalam bentuk kitab suci yang mengandung ajaran-ajaran agama
yang bersangkutan, tempat-tempat tertentu, peralatan untuk menyelenggarakan
upacara dan sebagainya.
Berdasarkan uraian tersebut kita dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa agama
adalah ajaran yang berasal dari Tuhan atau hasil renungan manusia terkandung
dalam kitab suci yang turun temurun diwariskan oleh suatu generasi ke generasi
dengan tujuan untuk member tuntunan dan pedoman hidup bagi manusia agar
mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Dari kesimpulan tersebut dapat dijumpai adanya lima aspek yang terkandung dalam
agama.

 Pertama, aspek asal-usulnya, yaitu ada yang berasal dari Tuhan seperti
agama samawi, dan ada yang berasal dari pemikiran manusia seperti agama
ardli atau agama kebudayaan.
 Kedua, aspek tujuannya. Yaitu untuk memeberikan tuntunan hidup agar
bahagia didunia dan akhirat.
 Ketiga , aspek ruang lingkupnya., yaitu keyakinan akan adanya gaib,
keyakinan manusia bahwa kesejahteraanya di dunia ini dan hidupnya di
akhirat tergantung pada adanya hubungan baik dengan kekuatan gaib,
respon yang bersifat emosional, dan adanya yang dianggap suci.
 Keempat, aspek kemasyarakatannya, yaitu disampaikan secara turun
temurun dan diwariskan dari generasi ke generasi lain.
 Kelima, aspek sumbernya, yaitu kitab suci.

3 |I s l a m d a n A g a m a - a g a m a
Berdasarkan karakteristiknya, agama-agama di dunia dapat dikategorikan menjadi 2
jenis yaitu:
a. Agama samawi (langit) : agama yang diturunkan (wahyu) oleh Allah SWT melalui
Jibril dan disampaikan oleh manusia-manusia (nabi/rasul) yang telah dipilih oleh
Allah SWT.
b. Agama ardhi (bumi) : agama yang ajaran-ajarannya diciptakan oleh manusia itu
sendiri yang tidak melampaui batas dan norma-norma. Agama ardhi disebut juga
agam budaya, karena agama ini biasanya di wariskan oleh nenek moyang yang
telah menganut paham dinamisme, poleteisme, dan animisme yang biasanya
terdapat ritual.
Ciri-ciri dan perbedaan agama samawi dan agama ardhi :

Agama Samawi :

 mempunyai kitab suci dan kitab suci tersebut keotentikannya tetap.


 mempunyai nabi/ rasul yang bertugas menyampaikan dan menjelaskan lebih
lanjut dari wahyu yang diterima
 ajarannya tetap, tetapi tafsirannya berubah sesuai dengan kecerdasan akal
 sistem nilai ditentukan oleh Allah sendiri yang diselaraskan dengan ukuran
dan hakekat kemanusiaan
 agama wahyu dapat dipastikan kelahirannya

Agama Ardhi :

 tidak memiliki kitab suci, sekalipun memiliki kitab suci keotentikannya dapat
berubah sesuai dengan perubahan dan kecerdasan akal.
 tidak memiliki nabi/ rasul sebagai penjelas dari agama ardhi
 sistem merasa dan berfikirnya inheren dengan sistem merasa dan berfikir tiap
segi kehidupan
 nilai agama ditentukan oleh manusia sesuai dengan cita-cita pengalaman dan
penghayatan masyarakat penganutnya
 agama ardhi tidak dipastikan kelahirannya
 berasal dari budaya dan kepercayaan masyarakat dan memiliki konsep
ketuhanan dinamisme, poleteisme, animisme dan paling tinggi monoteisme
nisbi

4 |I s l a m d a n A g a m a - a g a m a
1.2. Pengertian Agama Islam

`Islam (Arab: al-islām, ‫" اإل س الم‬berserah diri kepada Tuhan") adalah agama yang
mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Dengan lebih dari satu seperempat miliar orang
pengikut di seluruh dunia, menjadikan Islam sebagai agama terbesar kedua di dunia
setelah agama Kristen.[3] Islam memiliki arti "penyerahan", atau penyerahan diri
sepenuhnya kepada Tuhan (Arab: ‫ هللا‬, Allāh).[4] Pengikut ajaran Islam dikenal
dengan sebutan Muslim yang berarti "seorang yang tunduk kepada Tuhan"[5][6],
atau lebih lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat bagi perempuan.
Islam mengajarkan bahwa Allah menurunkan firman-Nya kepada manusia melalui
para nabi dan rasul utusan-Nya, dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa
Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus ke dunia oleh Allah.
Pengertian Islam menurut Al-Quran tercantum dalam sejumlah ayat.

 Islam berasal dari kata "as-silmu " yang artinya damai

“dan jika mereka condong kepada perdamaian, Maka condonglah kepadanya dan
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah yang Maha mendengar lagi
Maha mengetahui.” (QS. Al-Anfal:61).

 Islam berasal dari kata "aslama " yang artinya menyerahkan diri (pasrah).

“Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas
menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia
mengikuti agama Ibrahim yang lurus? dan Allah mengambil Ibrahim menjadi
kesayanganNya” (QS. An-Nisa:125).

5 |I s l a m d a n A g a m a - a g a m a
3. Islam berasal dari kata "istalma mustaslima " yang artinya penyerahan total
kepada Allah.

”Bahkan mereka pada hari itu menyerah diri” (QS. Ash-Shaffat:26 )

4. Islam berasal dari kata "saliimun salim " yang artinya bersih dan suci.

“Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih” (QS. Asy-Syu
' ara:89 )

5. Islam berasal dari kata "salamun " yang artinya selamat.

“Berkata Ibrahim: "Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan


memintakan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik
kepadaku” (QS. Maryam:47).
Pengertian Islam menurut Al-Quran tersebut sudah cukup mengandung pesan
bahwa kaum Muslim hendaknya cinta damai, pasrah kepada ketentuan Allah SWT,
bersih dan suci dari perbuatan nista, serta dijamin selamat dunia-akhirat jika
melaksanakan risalah Islam.
Islam memiliki arti ; selamat, kedamaian, sentausa, sedangkan dalam istilah
syar'i islam berserah diri, tunduk patuh, dengan kesadaraan yang tinggi tanpa
paksaan. Sedangkan islam secara makna, maka akan menjadi sangat luas jika
dikaitkan dengan beberapa arti di atas.
Makna dalam arti kata selamat, maka islam adalah jalan hidup (way of life) satu-
satunya yang paling selamat mengantarkan manusia sampai tujuan akhirnya..yaitu
kehidupan akhirat. Dalam konteks perjalanan, tujuan hanya dapat dicapai melalui
jalan yang ditempuh. Sedangkan sebuah jalan, ia memiliki cara dan aturan. Akhirat
adalah tujuan akhir dari perjalanan manusia, cara yang terbaik adalah cara
Rasulullah, dan aturan yang digunakan adalah berdasarkan Al Quran dan Sunnah,
dan islam adalah bentuk dari gabungan antara aturan dan cara tersebut (Al Quran &

6 |I s l a m d a n A g a m a - a g a m a
Sunnah + Cara Rasulullah) yang membetuk jalan yang paling selamat untuk
mencapai tujuan akhir dari perjalanan manusia.
Makna kedamaian, adalah dengan mengikuti jalan islam untuk mencapai tujuan,
seseorang pasti akan mendapatkan kedamaian dalam menjalani kehidupanya.
Damai dalam konteks internal (dari sisi dirinya sendiri) dan dalam konteks eksternal
(dalam hubungan bermasyarakat). Islam adalah agama yang menyukai kedamaian,
kecuali jika hak Allah, dan hak azai manusia dihina dan di dzholimi, maka Islam
dalam ajarannya menganjurkan untuk melakukan tindakan yang proporsional dan
sesuai dengan perlakuan tersebut.
Makna sentausa, hanya akan dicapai jika ada keselamatan dan kedamaian, ini
juga merupakan arti dalam islam yang berkaitan dengan 2 makna di atas. yang
berkaitan dengan pelaksanaan islam secara internal (diri sendiri) maupun external
(lingkungan, masyarakat, dll).
Makna berserah diri, adalah ketika seseorang menyerahkan seluruh jalan
hidupnya (tunduk patuh) sesuai dengan aturan-aturan (syariat) dalam islam.

7 |I s l a m d a n A g a m a - a g a m a
2. PEMBAHASAN

Sebagai sebuah agama, Islam memiliki berbagai persamaan dan perbedaan


dengan agama-agama lain yang ada di dunia ini baik dengan sesama agama
samawi maupun dengan agama ardhi. Secara garis besar, Islam lebih banyak
memiliki persamaan dengan agama samawi dibanding dengan agama ardhi, karena
sebagaimana telah dijelaskan dibagian pendahuluan islam sendiri dapat
dikategorikan sebagai agama samawi. Dalam rangka melakukan pembahasan
terhadap hal tersebut, penulis akan melihat islam dan agama-agama lain dalam
beberapa sudut pandang sebagai berikut:

2.1. Kepercayaan

Islam merupakan agama yang sangat tegas dalam memberikan arah kepercayaan
bagi pengikutnya yaitu ummat muslim. Kepercayaan seorang muslim dapat
dikatakan sebagai Iman. Iman secara bahasa berarti tashdiq (membenarkan).
Sedangkan secara istilah syar‟i, iman adalah "Keyakinan dalam hati, Perkataan di
lisan, amalan dengan anggota badan, bertambah dengan melakukan ketaatan dan
berkurang dengan maksiat". Para ulama salaf menjadikan amal termasuk unsur
keimanan. Oleh sebab itu iman bisa bertambah dan berkurang, sebagaimana amal
juga bertambah dan berkurang". Ini adalah definisi menurut Imam Malik, Imam
Syafi‟i, Imam Ahmad, Al Auza‟i, Ishaq bin Rahawaih, madzhab Zhahiriyah dan
segenap ulama selainnya.[1]
Dengan demikian definisi iman memiliki 5 karakter: keyakinan hati, perkataan lisan,
dan amal perbuatan, bisa bertambah dan bisa berkurang.

“Agar bertambah keimanan mereka di atas keimanan mereka yang sudah ada.”
—QS. Al Fath [48] : 4
Imam Syafi‟i berkata, “Iman itu meliputi perkataan dan perbuatan. Dia bisa
bertambah dan bisa berkurang. Bertambah dengan sebab ketaatan dan berkurang
dengan sebab kemaksiatan.” Imam Ahmad berkata, “Iman bisa bertambah dan bisa
berkurang. Ia bertambah dengan melakukan amal, dan ia berkurang dengan sebab

8 |I s l a m d a n A g a m a - a g a m a
meninggalkan amal.” Imam Bukhari mengatakan, “Aku telah bertemu dengan lebih
dari seribu orang ulama dari berbagai penjuru negeri, aku tidak pernah melihat
mereka berselisih bahwasanya iman adalah perkataan dan perbuatan, bisa
bertambah dan berkurang.
Dalam agama islam kita mengenal adanya Rukun Iman. Rukun iman merupakan
intrepretasi kepercayaan ummat islam yang paling nyata. Rukun Iman ada 6 yaitu.
Iman kepada Allah
Seseorang tidak dikatakan beriman kepada Allah hingga dia mengimani 4 hal:
Mengimani adanya Allah. Mengimani rububiah Allah, bahwa tidak ada yang
mencipta, menguasai, dan mengatur alam semesta kecuali Allah.
Mengimani uluhiah Allah, bahwa tidak ada sembahan yang berhak disembah selain
Allah dan mengingkari semua sembahan selain Allah Ta‟ala. Mengimani
semua nama dan sifat Allah (al-Asma'ul Husna) yang Allah telah tetapkan untuk
diri-Nya dan yang Nabi-Nya tetapkan untuk Allah, serta menjauhi sikap
menghilangkan makna, memalingkan makna, mempertanyakan, dan
menyerupakanNya.
Iman kepada Malaikat-malaikat Allah
Maksudnya kita wajib membenarkan bahwa para malaikat itu ada wujudnya dimana
Allah Ta‟ala menciptakan mereka dari cahaya. Mereka adalah makhluk dan hamba
Allah yang selalu patuh dan beribadah kepada-Nya. Allah Ta‟ala berfirman:

“Dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh


untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih. Mereka selalu bertasbih
malam dan siang tiada henti-hentinya.” (QS. Al-Anbiya`: 19-20)
Kita wajib mengimani secara rinci setiap malaikat yang kita ketahui namanya seperti
Jibril, Mikail, dan Israfil. Adapun yang kita tidak ketahui namanya maka kita
mengimani mereka secara global. Di antara bentuk beriman kepada mereka adalah
mengimani setiap tugas dan amalan mereka yang tersebut dalam Al-Qur`an dan

9 |I s l a m d a n A g a m a - a g a m a
hadits yang shahih, seperti mengantar wahyu, menurunkan hujan, mencabut nyawa,
dan seterusnya.
Iman kepada Kitab-kitab Allah
Yaitu kita mengimani bahwa seluruh kitab Allah adalah kalam-Nya, dan kalamullah
bukanlah makhluk karena kalam merupakan sifat Allah dan sifat Allah bukanlah
makhluk.Kita juga wajib mengimani secara terperinci semua kitab yang namanya
disebutkan dalam Al-Qur`an seperti taurat, injil, zabur, suhuf Ibrahim, dan suhuf
Musa. Sementara yang tidak kita ketahui namanya maka kita mengimani secara
global bahwa Allah Ta‟ala mempunyai kitab lain selain daripada yang diterangkan
kepada kita. Secara khusus tentang Al-Qur`an, kita wajib mengimani bahwa dia
merupakan penghapus hukum dari semua kitab suci yang turun sebelumnya.
Iman kepada Rasul-rasul Allah
Mengimani bahwa ada di antara laki-laki dari kalangan manusia yang Allah Ta‟ala
pilih sebagai perantara antara diri-Nya dengan para makhluknya. Akan tetapi
mereka semua tetaplah merupakan manusia biasa yang sama sekali tidak
mempunyai sifat-sifat dan hak-hak ketuhanan, karenanya menyembah para nabi dan
rasul adalah kebatilan yang nyata.
Wajib mengimani bahwa semua wahyu kepada nabi dan rasul itu adalah benar dan
bersumber dari Allah Ta‟ala. Wajib mengimani bahwa semua wahyu nabi dan rasul
itu adalah benar dan bersumber dari Allah Ta‟ala. Karenanya siapa saja yang
mendustakan kenabian salah seorang di antara mereka maka sama saja dia telah
mendustakan seluruh nabi lainnya. Karenanya Allah Ta‟ala mengkafirkan Yahudi
dan Nashrani tatkala tidak beriman kepada Muhammad shallallahu alaihi wasallam
dan Allah mendustakan keimanan mereka kepada Musa dan Isa alaihimassalam,
karena mereka tidak beriman kepada Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Juga
wajib mengimani secara terperinci setiap nabi dan rasul yang kita ketahui namanya.
Sementara yang tidak kita ketahui namanya maka kita wajib mengimaninya secara
global.
Iman kepada Hari Akhir
Mengimani semua yang terjadi di alam barzakh (di antara dunia dan akhirat) berupa
fitnah kubur (nikmat kubur atau siksa kubur). Mengimani tanda-tanda hari kiamat.
Mengimani hari kebangkitan di padang mahsyar hingga berakhir di Surga atau
Neraka.

10 |I s l a m d a n A g a m a - a g a m a
Beriman kepada akhir itu mencakup 3 perkara, dimana siapa saja yang mengingkari
salah satunya maka hakikatnya dia tidak beriman kepada hari akhir. Ketiga perkara
itu adalah:
a. Mengimani semua yang terjadi di alam barzakh -yaitu alam di antara dunia dan
akhirat- berupa fitnah kubur oleh 2 malaikat, nikmat kubur bagi yang lulus dari fitnah,
dan siksa kubur bagi yang tidak selamat darinya.
b. Mengimani tanda-tanda hari kiamat, baik tanda-tanda kecil yang jumlahnya
puluhan, maupun tanda-tanda besar yang para ulama sebutkan jumlahnya ada 10.
Di antaranya: Munculnya Imam Mahdi, kluarnya Dajjal, turunnya Nabi Isa
alaihissalam, keluarnya Ya`juj dan Ma`jun, dan seterusnya hingga terbitnya matahari
dari sebelah barat.
c. Mengimani semua yang terjadi setelah kebangkitan. Dan kejadian ini kalau mau
diruntut sebagai berikut: Kebangkitan lalu berdiri di padang mahsyar, lalu telaga, lalu
hisab (tanya jawab dan pembagian kitab), mizan (penimbangan amalan), sirath,
neraka, qintharah (titian kedua setelah shirath), dan terakhir surga.
Iman kepada Qada dan Qadar, yaitu takdir yang baik dan buruk
Mengimani kejadian yang baik maupun yang buruk, semua itu berasal dari Allah
Ta‟ala. Karena seluruh makhluk tanpa terkecuali, zat dan sifat mereka begitupula
perbuatan mereka adalah ciptaan Allah. Maksudnya kita wajib mengimani bahwa
semua yang Allah takdirkan, apakah kejadian yang baik maupun yang buruk, semua
itu berasal dari Allah Ta‟ala. Beriman kepada takdir Allah tidak teranggap sempurna
hingga mengimani 4 perkara:
a. Mengimani bahwa Allah Ta‟ala mengimani segala sesuatu kejadian, yang baik
maupun yang buruk. Bahwa Allah mengetahui semua kejadian yang telah berlalu,
yang sedang terjadi, yang belum terjadi, dan semua kejadian yang tidak jadi terjadi
seandainya terjadi maka Allah tahu bagaimana terjadinya.
Allah Ta‟ala berfirman:
‫ع لما شيء ك لب أحاط ق د هللا وأن ق دي ر شيء ك ل ع لى هللا أن ل ت ع لموا‬
“Agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan
sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.” (QS. Ath-
Thalaq: 12)
b. Mengimani bahwa Allah Ta‟ala telah menuliskan semua takdir makhluk di lauh
al-mahfuzh, 50.000 tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi.
Dari „Abdullah bin „Amr bin Al-‟Ash radhiallahu anhuma dia berkata: Saya pernah
11 |I s l a m d a n A g a m a - a g a m a
mendengar Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam bersabda:
‫م ادير هللا كتب‬ ‫ال ماوا ي ل أن ق ل ال‬ ‫م ين وا ر‬ ‫أل‬
“Allah telah menuliskan takdir bagi semua makhluk 50.000 tahun sebelum Allah
menciptakan langit dan bumi.” (HR. Muslim no. 4797)
c. Mengimani bahwa tidak ada satupun gerakan dan diamnya makhluk di langit, di
bumi, dan di seluruh alam semesta kecuali semua baru terjadi setelah Allah
menghendaki. Tidaklah makhluk bergerak kecuali dengan kehendak dan izin-Nya,
sebagaimana tidaklah mereka diam dan tidak bergerak kecuali setelah ada
kehendak dan izin dari-Nya.
Allah Ta‟ala berfirman yang artinya, “Dan kamu tidak dapat menghendaki
(mengerjakan sesuatu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta
alam.” (QS. At-Takwir: 29)
d. Mengimani bahwa seluruh makhluk tanpa terkecuali, zat mereka beserta
seluruh sifat dan perbuatan mereka adalah makhluk ciptaan Allah.
Dari penjelasan diatas dapat kita ketahui bahwa dari segi kepercayaanya
islam telah memiliki suatu konsepsi yang sangat jelas tentang tuhan dan hal-hal lain
yang wajib dipercayai sebagai seorang ummat yang memeluk suatu agama. Jika
dibandingkan dengan agama lain, aada beberapa agama yang juga memiliki
konsepsi kepercayaan yang jelas tentang Tuhan dalam keyakinan mereka. Salah
satu contohnya adalah trinitas dalam agama kristen dan konsep dewa-dewa dalam
agama hindu dan buddha. Trinitas dalam agama kristen berisi tentang refleksi tuhan
yang bermanifestasi sebagai tiga wujud yaitu tuhan allah, tuhan yesus dan roh
kudus. Tentu hal tersebut sangat bertentangan dengan agama islam, dimana dalam
islam diyakini bahwa Allah SWT adalah satu-satunya Tuhan yang wajib disembah
sifatnya sangat khusus sehingga tidak dapat disamakan dengan apapun juga,
apalagi dengan ciptaanya.
Melalui rukun iman, kita sebagai muslim diwajibkan untuk mempercayai Allah
SWT sebagai Tuhan Yang Maha Esa. Adapun kita harus mempercayai adanya
rasul-rasul dan malaikat-malaikat Allah bukan bertujuan untuk memuja dan
menyembah mereka melainkan mempercayai keberadaanya dan berbagai tugas
yang Allah SWT berikan kepada mereka. Yesus dalam agama kristen apabila
disejajarkan dengan ajaran dalam Islam hanyalah seorang Rasul atau utusan Allah
SWT (Nabi Isa A.S.) sedangkan roh kudus yang dimaksud ummat kristen adalah
penggambaran wujud malaikat Jibril selaku pemberi wahyu kepada para nabi dan
12 |I s l a m d a n A g a m a - a g a m a
rasul. Tentu saja kedua sosok tersebut wajib kita percayai keberadaanya sesuai
dengan amanah dalam rukun iman tetapi bukan untuk disembah dan diagungkan
secara berlebihan karena mereka sama dengan kita yaitu sama-sama ciptaan Allah
SWT yang beribadah kepada-Nya. Lain halnya dengan konsep dewa-dewa dalam
agama ardhi seperti Hindu dan Buddha. Hampir semua agama ardhi memiliki
konsepsi dewa-dewa yaitu mempersonifikasikan Tuhan dalam berbagai sosok dewa,
sehingga praktis bisa dikatakan bahwa ummat agama ardhi mempercayai banyak
tuhan. Hal ini tentu saja sangat bertentangan dengan agama islam yang percaya
dengan KeMaha Esaan dari Allah SWT.

2.2. Kitab Suci

Kitab suci merupakan hal yang sangat penting bagi sebuah agama. Kitab suci
berfungsi untuk menjadi sumber nilai dan hukum atas ajaran agama tersebut. Kitab
suci juga dapat dijadikan sebagai media ummat agama untuk dapat mengenal
Tuhan dan agamanya lebih dalam lagi. Sebagai sebuah sumber nilai dan hukum,
pengamalan yang komprehensif terhadap kitab suci dapat menjadi indikator
ketakwaan seorang umat beragama.
Kitab suci agama islam adalah Al-Quran. Menurut ajaran Islam, al-Quran ialah
wahyu yang Allah turunkan kepada Nabi Muhammad s.a.w. melalui perantaraan
Malaikat Jibril yang sampai ke zaman sekarang secara mutawatir. Perihal diturunkan
Al-Quran mempunyai kaitan rapat dengan Lailatul Qadar. Al-Quran diturunkan
kepada Nabi Muhammad secara beransur-ansur dalam tempo 23 tahun.
Dalam salah satu ayat yang terdapat di dalam Al-Quran Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Adz-Dzikr (Al-Qur‟an), dan Kamilah yang
akan menjaganya". (Al-Hijr 15:9). Lafaz Al-Quran dari segi bahasa adalah bacaan
atau himpunan huruf dan kalimah. Ini berdasarkan firman Allah:
Sesungguhnya Kamilah Yang Berkuasa mengumpulkan Al-Quran itu (dalam
dadamu), dan menetapkan bacaannya (pada lidahmu); Oleh itu, apabila Kami telah
menyempurnakan bacaannya (kepadamu, Dengan perantaraan Jibril), maka
bacalah menurut bacaannya itu; (Surah Al-Qiyamah, 75:17-18)
Manakala dari segi istilah pula, al-Quran ialah kalam Allah yang bermukjizat
diturunkan kepada Nabi Muhammad s.a.w. melalui perantaraan Malaikat Jibril dalam

13 |I s l a m d a n A g a m a - a g a m a
bahasa Arab, diriwayatkan secara mutawatir dan membaca setiap hurufnya adalah
ibadah, bermula dari Surah Al-Fatihah dan berakhir dengan Surah An-Naas.
Kitab suci Al-Qur'an memiliki keistimewaan-keistimewaan yang dapat
dibedakan dari kitab-kitab suci yang diturunkan sebelumnya atau kitab suci agama
samawi lain, di antaranya ialah:
1. Al-Qur'an memuat ringkasan dari ajaran-ajaran ketuhanan yang pernah dimuat
kitab-kitab suci sebelumnya seperti Taurat, Zabur, Injil dan lain-lain. Juga ajaran-
ajaran dari Tuhan yang berupa wasiat. Al-Qur'an juga mengokohkan perihal
kebenaran yang pernah terkandung dalam kitab-kitab suci terdahulu yang
berhubungan dengan peribadatan kepada Allah Yang Maha Esa, beriman kepada
para rasul, membenarkan adanya balasan pada hari akhir, keharusanmenegakkan
hak dan keadilan, berakhlak luhur serta berbudi mulia dan lain-lain. Allah Taala
berfirman, “Kami menurunkan kitab Al-Qur'an kepadamu (Muhammad) dengan
sebenarnya, untuk membenarkan dan menjaga kitab yang terdahulu sebelumnya.
Maka dari itu, putuskanlah hukum di antara sesama mereka menurut apa yang
diturunkan oleh Allah. Jangan engkau ikuti nafsu mereka yang membelokkan
engkau dari kebenaran yang sudah datang padamu. Untuk masing-masing dari
kamu semua Kami tetapkan aturan dan jalan.”(QS. Al-Maidah: 48)
2. Ajaran-ajaran yang termuat dalam Al-Qur'an adalah kalam Allah yang terakhir
untuk memberikan petunjuk dan bimbingan yang benar kepada umat manusia, inilah
yang dikehendaki oleh Allah Ta'ala supaya tetap sepanjang masa, kekal untuk
selama-lamanya. Maka dari itu jagalah kitab Al-Qur'an agar tidak dikotori oleh
tangan-tangan yang hendak mengotori kesuciannya, hendak mengubah
kemurniannya, hendak mengganti isi yang sebenarnya atau punhendak
menyusupkan sesuatu dari luar atau mengurangi kelengkapannya.
Allah Ta'ala berfirman, “Sesungguhnya Al-Qur'an adalah kitab yang mulia. Tidak
akan dihinggapi oleh kebatilan (kepalsuan), baik dari hadapan atau pun dari
belakangnya. Itulah wahyu yang turun dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi
Terpuji.” (QS. Fushshilat: 41-42)
Allah Ta'ala berfirman pula, “Sesungguhnya Kami (Allah) menurunkan peringatan
(Al-Qur'an) dan sesungguhnya Kami pasti melindunginya (dari kepalsuan).” (QS. Al-
Hijr: 9)
Adapun tujuan menjaga dan melindungi Al-Qur'an dari kebatilan, kepalsuan dan
pengubahan tidak lain hanya agar supaya hujah Allah akan tetap tegak di hadapan
14 |I s l a m d a n A g a m a - a g a m a
seluruh manusia, sehingga Allah Ta'ala dapat mewarisi bumi ini dan siapa yang ada
di atas permukaannya.
3. Kitab Suci Al-Qur'an yang dikehendaki oleh Allah Ta'ala akan kekekalannya, tidak
mungkin pada suatu hari nanti akan terjadi bahwa suatu ilmu pengetahuan akan
mencapai titik hakikat yang bertentangan dengan hakikat yang tercantum di dalam
ayat Al-Qur'an. Sebabnya tidak lain karena Al-Qur'an adalah firman Allah Ta'ala,
sedang keadaan yang terjadi di dalam alam semesta ini semuanya merupakan karya
Allah Ta'ala pula. Dapat dipastikan bahwa firman dan amal perbuatan Allah tidak
mungkin bertentangan antara yang satu dengan yang lain. Bahkan yang dapat
terjadi ialah bahwa yang satu akan membenarkan yang lain. Dari sudut inilah, maka
kita menyaksikan sendiri betapa banyaknya kebenaran yang ditemukan oleh ilmu
pengetahuan modern ternyata sesuai dan cocok dengan apa yang terkandung
dalam Al-Qur'an. Jadi apa yang ditemukan adalah memperkokoh dan merealisir
kebenaran dari apa yang sudah difirmankan oleh Allah Swt. sendiri.
Dalam hal ini baiklah kita ambil firman-Nya, “Akan Kami (Allah) perlihatkan kepada
mereka kelak bukti-bukti kekuasaan Kami disegenap penjuru dunia ini dan bahkan
pada diri mereka sendiri, sampai jelas kepada mereka bahwa Al-Qur'an adalah
benar. Belum cukupkah bahwa Tuhanmu MahaMenyaksikan segala sesuatu?” (QS.
Fushshilat: 53)
4. Allah Swt. berkehendak supaya kalimat-Nya disiarkan dan disampaikan kepada
semua akal pikiran dan pendengaran, sehingga menjadi suatu kenyataan dan
perbuatan. Kehendak semacam ini tidak mungkin berhasil, kecuali jika kalimat-
kalimat itu sendiri benar-benar mudah diingat, dihafal serta dipahami. Oleh karena
itu Al-Qur'an sengaja diturunkan oleh Allah Ta'ala dengan suatu gaya bahasa yang
istimewa, mudah, tidak sukar bagi siapa pun untuk memahaminya dan tidak sukar
pula mengamalkannya, asal disertai dengan keikhlasan hati dan kemauan yang
kuat.
Allah Swt. berfirman, “Sungguh Kami (Allah) telah membuat mudah pada Al-Qur'an
untuk diingat dan dipahami. Tetapi adakah orang yang mengambil pelajaran?” (QS.
Al-Qamar:17)
Di antara bukti kemudahan bahasa yang digunakan oleh Al-Qur'an ialah banyak
sekali orang-orang yang hafal di luar kepala, baik dari kaum lelaki, wanita, anak-
anak, orang-orang tua, orang kaya atau miskin dan lain-lain sebagainya. Mereka
mengulang-ulangi bacaannya di rumah atau mesjid. Tidak henti-hentinya suara
15 |I s l a m d a n A g a m a - a g a m a
orang-orang yang mencintai Al-Qur'an berkumandang di seluruh penjuru bumi.
Sudah barang tentu tidak ada satu kitab pun yang mendapatkan keistimewaan
melebihi Al-Qur'an.
Bahkan dengan berbagai keistimewaan di atas, jelas Al-Qur'an tidak ada
bandingannya dalam hal pengaruhnya terhadap hati atau kehebatan pimpinan dan
cara memberikan petunjuknya, juga tidak dapat dicarikan persamaan dalam hal
kandungan serta kemuliaan tujuannya. Oleh sebab itu dapat diyakini bahwa Al-
Qur'an adalah mutlak sebaik-baik kitab yang ada.

2.3. Pandangan Hidup

Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan


pegangan, pedoman, arahan. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil
pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat
hidupnya. Dengan demikian pandangan hidup itu bukanlah timbul seketika atau
dalam waktu yang singkat saja, melainkan melalui proses waktu yang lama dan
terus menerus, sehingga hasil pemikiran itu dapat diuji kenyataannya.Hasil
pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui kebenarannya. Atas dasar ini
manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai pegangan, pedoman, arahan,
atau petunjuk yang disebut pandangan hidup.
Dalam tatanan kehidupan beragama, pandangan hidup suatu ummat
beragama tidak terlepas dari ajaran-ajaran baik yang tercantum dalam kitab sucinya
maupun yang diajarkan oleh utusannya. Agama samawi lebih bisa memberikan
pandangan hidup bagi ummatnya karena semua agama samawi memiliki kitab suci
dan utusan yang jelas. Sebaliknya, agama-agama ardhi seperti buddha hindu
memang memiliki kitab suci juga tetapi karena jumlahnya yang banyak sehingga
dapat menimbulkan adanya kebingungan bagi ummatnya. Oleh karena itu Al-Quran
dalam islam tidak hanya sebagai aturan-aturan yang bersifat teoritis, namun juga
dapat dijadikan sebagai Pandangan Hidup yang sesuai dengan fitrah manusia untuk
menjawab masalah-masalah atau problematika umat saat ini. Banyak Ayat dalam Al-
Qur‟an yang membahas kehidupan manusia baik berindividu, sesama manusia,
bermasyarakat, dan bernegara. Seperti kewajiban menuntut ilmu, diperbolehkan
mengadakan transaksi jual-beli,dll. Dengan cara memahami arti dari Ayat tersebut,

16 |I s l a m d a n A g a m a - a g a m a
dan mengaplikasikan kedalam segala aspek kehidupan, maka menjadikan Islam
sebagai Pandangan Hidup.
Islam sebagai Pandangan Hidup, menyadari bahwa tiap aspek kehidupan
tidak lepas dari aturan dan nilai-nilai Islam,dengan menunjukan ketakwaannya
terhadap Allah swt. maka segala aspek yang berkaitan dengan kehidupan, seperti
perkataan, perbuatan, perasaan (hati) seseorang, akan menampakkan ciri-ciri dari
keislamannya tersebut.
Dengan menjadikan Islam sebagai Pandangan Hidup, maka segala tatanan
kehidupan seorang muslim akan sesuai berdasarkan nilai-nilai Islam dalam
kehidupannya, sehingga tidak ada lagi yang namanya Islam KTP alias seorang
muslim yang tidak menemukan keislamannya.
Islam, agama paripurna dan paling akhir yang diturunkan Allah SWT kepada
rasulullah Muhammad saw. Islam tak hanya sekedar peraturan-peraturan yang
bersifat teoritik, tapi juga sebuah pandangan hidup yang sesuai fitrah manusia dan
menjawab semua problematika umat. Jadi, islam adalah satu-satunya pandangan
hidup yang diamanatkan kepada umat manusia oleh Sang Pencipta alam semesta.
Barangsiapa mencari agama selain agama islam, maka sekali-kali tidaklah
akan diterima daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. (QS.
Ali Imran : 85)
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah (dengan) sebenar-
benar takwa kepadaNya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam
keadaan beragama islam. (QS.Ali Imran:102)
Akidah islam adalah akidah kaum muslim, yang didasarkan pada keimanan
bahwa Allah Swt adalah satu-satunya Ilah (Zat yang ditaati), dan bahwa Muhammad
saw adalah utusanNya yang paling akhir. Akidah islam memberikan penjelasan yang
memuaskan terhadap problematika pokok manusia, yaitu tentang awal mula dan
tujuan hidup, serta memandu manusia untuk memahami apa yang harus dia yakini
dan apa yang tidak boleh dia imani. Islam, sebagai solusi akhir bagi problematika
pokok manusia, telah memberikan pedoman menyeluruh bagi umat manusia dalam
menjalani kehidupannya. Aturan demi aturan yang berkaitan dengan segala perilaku
manusia telah diatur dalam hukum-hukum syari'at yang menyeluruh, lengkap, dan
sempurna.

17 |I s l a m d a n A g a m a - a g a m a
Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Ku-
cukupkan bagimu ni'mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. (QS.
Al-Maidah: 3)
Hanya dengan kembali kepada pemahaman yang shahih tentang islam, dan
menjadikannya sebagai pandangan hidup kaum muslim mempunyai harapan untuk
bangkit dari keterpurukan yang dialaminya saat ini, hingga kemudian menyadari
keluasan dan kekomprehensifan islam sebagai pandangan hidup yang akan
membentuk gaya hidup islami. Pandangan hidup islami akan terlindungi dan terjaga
jika syari'at islam diterapkan secara kaffah baik bagi individu, keluarga, masyarakat,
dan bernegara.

18 |I s l a m d a n A g a m a - a g a m a
3. KESIMPULAN

 Pengertian agama secara etimologis atau kebahasaan dapat berasal dari


beberapa kata yaitu:
o Kata Din ( ‫) دي ن‬, dalam bahasa arab mengandung arti menguasai,
menundukkan, patuh, utang, balasan dan kebiasaan.
o Kata religi berasal dari kata latin. asal kata religi adalah relegere yang
mengandung arti mengumpulkan dan membaca.
o Kata Agama berasal dari kata a= tidak dan gam = pergi, jadi agama
artinya tidak pergi, tetap di tempat, diwarisi secara turun-temurun
 Pengertian agama secara terminologis salah satunya menurut harun nasution
adalah
o Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan
ghaib yang harus dipatuhi.
o Pengakuan terhadap adanya kekuatan ghaib yang menguasai manusia
o Mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung
pengakuan pada suatu sumber yang berada di luar diri manusia yang
mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia.
o Kepercayaan pada suatu kekuatan ghaib yang menimbulkan cara
hidup tertentu
o Suatu sistem tingkah laku (code of conduct) yang berasal dari
kekuatan ghaib
o Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini
bersumber pada suatu kekuatan ghaib
o Pemujaan terhadap kekuatan ghaib yang timbul dari perasaan lemah
dan perasaan takut terhadap kekuatan misterius yang terdapat dalam
alam sekitar manusia
o Ajaran yang diwahyukan manusia melalui seorang rosul
 Agama Islam (Arab: al-islām, ‫" اإل س الم‬berserah diri kepada Tuhan") adalah
agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Islam memiliki arti
"penyerahan", atau penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan (Arab: ‫ هللا‬,
Allāh).

19 |I s l a m d a n A g a m a - a g a m a
 Berdasarkan karakteristiknya, agama-agama di dunia dapat dikategorikan
menjadi 2 jenis yaitu:
o Agama samawi (langit) : agama yang diturunkan (wahyu) oleh Allah
SWT melalui Jibril dan disampaikan oleh manusia-manusia (nabi/rasul)
yang telah dipilih oleh Allah SWT. Contoh : Islam, Kristen, Yahudi
o Agama ardhi (bumi) : agama yang ajaran-ajarannya diciptakan oleh
manusia itu sendiri yang tidak melampaui batas dan norma-norma.
Contoh : Kong Hu Chu, Hindu, Buddha.
 Islam memiliki beberapa persamaan dengan agama-agama lain khususnya
dengan agama samawi seperti dalam hal adanya kitab suci, utusan
(pembawa) agama dan wahyu yang turun pada utusannya.
 Islam memiliki keutamaan jika dibandingkan dengan agama samawi lainnya
karena Islam merupakan penyempurna dari yang lainnya dan satu-satunya
agama yang diridhoi Allah SWT.

20 |I s l a m d a n A g a m a - a g a m a
4. DAFTAR PUSTAKA

Al Quran nul Karim


http://daniyalchakim.blogspot.com/2011/09/agama-samawi-dan-agama-ardhi.html
http://ms.wikipedia.org/wiki/Al-Quran
http://filsafat.kompasiana.com/2013/06/16/jadikanlah-islam-sebagai-pandangan-
hidup--569135.html
http://myblog-rico.blogspot.com/2011/06/islam-sebagai-pandangan-hidup.html
http://abu-farras.blogspot.com/2012/03/empat-keistimewaan-al-quran-dibanding.html

21 |I s l a m d a n A g a m a - a g a m a

Anda mungkin juga menyukai