Anda di halaman 1dari 7

NAMA : YESSY SAPUTRI

NIM : 1915471028
TINGKAT 1 REGULER 1
PERKEMBANGAN PSIKOLOGI MASAPRA KONSEPSI DAN MASA KEHAMILAN

MASA KONSEPSI
Masa konsepsi ialah, suatu peristiwa penyatuan antara sel mani dengan sel telur di dalam tuba
falopi. Hanya satu sperma yang mengalami proses kapasitasi yang dapat melintasi zona pelusida
dan masuk ke vitelus ovum. Setelah itu, zona pelusida mengalami perubahan sehingga tidak
dapat dilalui oleh sperma.
Kriteria pada masa konsepsi :
Konsepsi dapat terjadi, jika beberapa kriteria berikut di penuhi :
- Senggama harus terjadi pada bagian siklus reproduksi wanita yang tepat.
- Ovarium wanita harus melepaskan ovum yang sehat pada saat ovulasi.
- Pria harus mengeluarkan sperma yang cukup normal dan sehat selama ejakulasi.
- Tidak ada barier atau hambatan yang mencegah sperma mencapai penetrasi dan akhirnya
membuahi ovum.
- Konsepsi memiliki kemungkinan paling berhasil, jika hubungan seksual berlangsung
tepat sebelum ovulasi.
- Sperma dapat hidup selama 3 – 4 hari didalam saluran genetalia wanita dan idealnya
harus berada didalam tuba falopii saat ovulasi terjadi, karena ovum hanya bisa hidup
selam 12 – 24 jam.
- Wanita dapat memprediksi ovulasi dengan memantau perubahan dalam tubuhnya.
Misalnya, sekitar waktu ovulasi, serviks memendek, melunak dan sedikit berdilatasi.
- Salah satu indicator ovulasi yang paling kuat adalah status lender serviks yang menjadi
transparan, licin, dan banyak . Lendir tersebut juga dapat direnggangkan, suatu materi
yang disebut spinnbarkeit.
 Setelah ovulasi, lender kembali menjadi kental, lengket, dan jumlahnya menurun. Tindakan
lebih jauh yang dapat dilakukan wanita adalah mengobservasi suhu tubuh basalnya, yang
meningkat sebesar 0,2 derajat celcius segera setelah ovulasi.
Waktu yang optimal untuk mulainya kehamilan adalah dalam 24 jam ovulasi. Koitus ( hubungan
seksual ) selama 24 jam sebelum ovulasi akan menyediakan spermatozoa pada tuba falopi yang
siap menerima kedatangan ovum. Dengan demikian penting bagi wanita mencoba untuk
mengerti bahwa ia mengetahui perkiraan hari ovulasinya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi wanita pada masa konsepsi
1. Infertilitas pada wanita
Untuk menjadi hamil, wanita perlu memiliki siklus ovulasi yang teratur, ovumnya harus normal
dan tidak boleh ada hambatan dalam jalur lintasan sperma atau amplantasi ovum yang sudah di
buahi. Oleh karena itu, penyebeb infertilitas pada wanita, yang dapat disebabkan oleh faktor,
psikologis, atau kombinasi keduanya, dapat dibagi menjadi masalah ovulasi atau hambatan atau
abnormalitas dalam saluran reproduksi.
2. Masalah ovulasi
Masalah ovulasi dapat disebabkan oleh difungsi hipotalamus, kelenjar hipofisis, atau kelenjar
tyroid (karena peningkatan kadar prolaktin dapat disebabkan baik oleh masalah kelenjar hipofisis
ataupun kelenjar tyroid). Dari perspektif psikologi, terdapat juga suatu kolerasi antara
hiperprolaktinemia dan tingginya tingkat stress (diantara pasangan yangn mendatangi klinik
infertilitas), walaupun efek stress pada fertilisasi memerlukan penelitian lebih lanjut. Penyakit
sistematik,yang meliputi DM, penyakit gagal ginjal yang mempengaruhi fungsi endokrin dapat
juga menggangu siklus normal.
IMPLANTASI DAN PERKEMBANGAN PLASENTA
Implantasi adalah penempelan blastosis ke dinding rahim, yaitu pada tempatnya tertanam.
Blastoss biasanya tertanam di dekat puncak rahim, pada bagian depan maupun dinding belakang.
Dinding blastosis memiliki ketebalan 1 lapis sel, kecuali pada daerah tertentu terdiri dari 3-4 sel.
Sel-sel di bagian dalam pada dinding blastosis yang tebal akan berkembang menjadi embrio,
sedangkan sel-sel di bagian luar tertanam pada dinding rahim dan membentuk plasenta (ari-ari).
Plasenta menghasilkan hormon untuk membantu memelihara kehamilan dan memungkin
perputaran oksigen, zat gizi serta limbah antara ibu dan janin. Implantasi mulai terjadi pada hari
ke 5-8 setelah pembuahan dan selesai pada hari ke 9-10. Dinding blastosis merupakan lapisan
luar dari selaput yang membungkus embrio (korion). Lapisan dalam (amnion) mulai dibuat pada
hari ke dan membentuk kantung amnion. Kantung amnion berisi cairan jernih (cairan amnion)
dan akan mengembang untuk membungkus embrio yang sedang tumbuh, yang mengapung di
dalamnya.
Tonjolan kecil (vili) dari plasenta yang sedang tumbuh, memanjang ke dalam dinding rahim dan
membentuk percabangan seperti susunan pohon. Susunan ini menyebabkan penambahan luas
daerah kontak antara ibu dan plasenta, sehingga zat gizi dari ibu lebih banyak yang sampai ke
janin dan limbah lebih banyak dibuang dari janin ke ibu. Pembentukan plasenta yang sempurna
biasanya selesai pada minggu ke 18-20, tetapi plasenta akan terus tumbuh selama kehamilan dan
pada saat persalinan beratnya mencapai 500 gram.

PERKEMBANGAN EMBRIO
Proses pembentukan janin atau bayi pada manusia diawali dengan proses senggama (koitus)
antara pria dan wanita. Pada waktu berhubungan seksual seorang pria dapat mengeluarkan juta
sel sperma. Namun dari sekian banyak sel sperma, hanya satu sel sperma yang dapat membuahi
sel telur. Sel telur yang telah dibuahi akan menjadi zigot dan menempel pada dinding rahim.
Setelah beberapa jam, zigot akan mengalami beberapa fase
Setelah beberapa jam, zigot akan mengalami beberapa fase berikut ini.
Fase morulla. Dalam fase ini zigot membelah secara mitosis berturut-turut sehingga menjadi
dan akhirnya 32 buah sel.
Fase blastulla. Pada fase blastulla ditandainya dengan terjadinya pembentukan rongga tubuh dan
jaringannya.
Fase gastrulla. Pada fase ini terjadi pembentukan 3 lapisan pada dinding rahim, yaitu ektoderm,
mesoderm, dan endoderm.
MASA NIFAS
Masa nifas (puerperium) adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta
selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil
dengan waktu kurang lebih 6 minggu.
Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari, namun
secara keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan. Waktu masa nifas yang paling lama pada
wanita umumnya adalah 40 hari, dimulai sejak melahirkan atau sebelum melahirkan (disertai
tanda-tanda kelahiran). Jika sudah selesai masa 40 hari akan tetapi darah tidak berhenti atau tetap
keluar darah, maka perhatikan bila keluarnya di saat ada (kebiasaan) haid, maka itu darah haid.
Akan tetapi jika darah keluar terus dan tidak pada masa-masa haidnya dan darah itu terus dan
tidak berhenti mengalir, perlu diperiksakan ke bidan atau dokter.
Puerperium dapat dibagi menjadi 3 :
1. Periode pasca persalinan : 24 jam pasca persalinan.
2. Periode puerperium dini : minggu pertama pasca persalinan.
3. Periode puerperium lanjut : sampai 6 minggu pasca persalinan.
secara umum keluarnya darah nifas dapat terjadi dalam 4 tahap, yakni:
Lokia lubra (merah) : Seminggu pertama masa nifas darah yang keluar biasanya berupa darah
segar berwarna merah bersamaan dengan jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi,
lanugo (rambut bayi), dan mekonium (kotoran bayi saat dalam kandungan). Lokia lubra
mengandung banyak kuman.
Lokia sanguelenta : Satu sampai dua minggu berikutnya darah yang keluar berwarna merah dan
berlendir yang disebut lokia sanguelenta.
Lokia serosa : Dua minggu berikutnya, cairan yang keluar berwarna kekuningan. Kandungannya
sekarang berupa jaringan serosa atau sisa-sisa pengaruh hormon dan lainnya.
Lokia alba : Selanjutnya cairan yang keluar sudah berwarna putih biasa dan bening. Ini normal
dan tandanya sudah memasuki tahap pemulihan. Keempat tahapan tersebut memakan waktu
berkisar 6 minggu. Kecuali bila terjadi infeksi.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan masa nifas :

1. MOBILISASI
Umumnya wanita sangat lelah setelah melahirkan, lebih-lebih bila persalinan berlangsung lama,
karena si ibu harus cukup beristirahat, dimana ia harus tidur terlentang selama 8 jam post partum
untuk memcegah perdarahan post partum. Kemudian ia boleh miring ke kiri dan ke kanan untuk
mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli. Pada hari kedua telah dapat duduk, hari
ketiga telah dapat jalan-jalan dan hari keempat atau kelima boleh pulang. Mobilisasi ini tidak
mutlak, bervariasi tergantung pada adanya komplikasi persalinan, nifas, dan sembuhnya luka.
2. DIET / MAKANAN
Makanan yang diberikan harus bermutu tinggi dan cukup kalori, yang mengandung cukup
protein, banyak cairan, serta banyak buah-buahan dan sayuran karena si ibu ini mengalami
hemokosentrasi.
3. BUANG AIR KECIL (BAK)
Harus secepatnya dilakukan sendiri. Kadang-kadang wanita sulit kencing karena pada persalinan
m.sphicter vesica et urethare mengalami tekanan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi musc.
sphincter ani. Juga oleh karena adanya oedem kandungan kemih yang terjadi selama persalinan.
Bila kandung kemih penuh dengan wanita sulit kencing sebaiknya lakukan kateterisasi, sebab hal
ini dapat mengundang terjadinya infeksi. Bila infeksi telah terjadi (urethritis, cystitis, pyelitis),
maka pemberian antibiotika sudah pada tempatnya.
4. BUANG AIR BESAR (BAB)
Buang air besar harus sudah ada dalam 3-4 hari post partum. Bila ada obstipasi dan timbul berak
yang keras, dapat kita lakukan pemberian obat pencahar (laxantia) peroral atau parenterala, atau
dilakukan klisma bila masih belum berakhir. Karena jika tidak, feses dapat tertimbun di rektum,
dan menimbulkan demam.
Perubahan endokrin yang terjadi selama kehamila
Perubahan–Perubahan yang terjadi pada masa nifas : Perubahan endokrin yang terjadi selama
kehamilan. Perubahan pada sistem kardiovaskular.
MASA KEHAMILAN
Defenisi Kehamilan adalah jika ada pertemuan dan persenyawaan antara sel telur (ovum) dan sel
mania tau spermatozoa (Hajjah, 2008).
Proses permulaan kehamilan
Dimulainya proses kehamilan dari Pembuahan (Konsepsi) adalah suatu peristiwa penyatuan
antara sel mani dengan sel telur di tuba fallopi. Pembuahan merupakan awal kehamilan dan
pembuahan bisa terjadi apabila melakukan senggama (koitus) yang dilakukan pada saat ovulasi
(keluarnya sel telur dari indung telur). Biasanya ovulasi telur terjadi kira-kira 14 hari sebelum
haid yang akan datang, kemudian dalam beberapa jam setelah pembuahan mulailah pembagian
zigot (sel telur yang sudah dibuahi) selama 3 hari sampai stadium morulla. Hasil konsepsi ini
tetap digerakkan kearah rongga rahim oleh arus dan getaran rambut getar (silia) serta kontraksi
tuba yang kemudian hasil konsepsi tiba di kavum uteri pada tingkat blastula, kemudian hasil
konsepsi/ embrio menempel pada dinding rahim yang disebut nidasi. Dimana setelah pertemuan
spermatozoa dan ovum maka terbentuklah zigot kemudian menjadi janin yan siap untuk
dilahirkan. Tahap embrio berlangsung dari hari Universitas Sumatera Utara ke 15 sampai hari
sekitar 8 minggu setelah konsepsi atau sampai ukuran embrio sekitar 3 cm, dari puncak kepala
sampai bokong (Bobak, 2004).
Menentukan Periode Kehamilan
Kehamilan dibagi menjadi tiga trimester masing-masing trimester berlangsung kira-kira tiga
bulan. Trimester pertama sebagai periode pembentuk karena spermatozoa menembus dinding
corona adiate dengan enzim hyaluronidase. Persenyawaan ini terjadi di daerah ampulla tubae.
Dengan adanya estrogen dan progesteron yang meningkat akan menyebabkan timbulnya rasa
mual-mual pada pagi hari, lemah, lelah, dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat dan
sering kali membenci kehamilanya, merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan
kesedihan. Dia selalu mencari tanda-tanda untuk meyakinkan bahwa dirinya hamil atau tidak,
setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama. Pada
trimester pertama banyak wanita berpikir bahwa janinnya tidak nyata selama awal periode masa
hamil. Pada trimester kedua biasanya ibu merasa sehat dimana tubuh ibu sudah terbiasa dengan
kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil pun sudah berkurang. Perut
ibu pun belum terlalu besar sehingga belum dirasakan sebagai beban dan pada trimester dua ini
ibu sudah menerima kehamilannya dan dapat menggunakan energi dan pikirannya secara lebih
konstruktif. Pada trimester ini banyak ibu yang merasa terlepas dari rasa Universitas Sumatera
Utara kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakan pada trimester pertama dan
merasakan meningkatnya libido. Pada trimester ini ibu sudah merasakan gerakan bayinya, dan
ibu mulai merasakan kehadiran bayinya sebagai seseorang diluar dari dirinya sendiri. Pada
kehamilan trimester ketiga sudah mencapai bulan ke 7. Pada trimester ini sering kali disebut
periode menunggu dan waspada, sebab pada saat ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran
bayinya. Pada trimester ini rasa tidak nyaman akibat kehamilan akan timbul kembali ini ditandai
dengan kadang-kadang ibu merasa khawatir anaknya akan lahir sewaktu-waktu. Ini
menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya terhadap timbulnya tanda dan gejala terjadi
persalinan pada ibu akan meningkat, seringkali ibu merasa khawatir atau takut kalau-kalau bayi
yang akan dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu akan bersikap melindungi bayinya dan
akan menghindari orang atau benda apa saja yang dianggapnya membahayakan bayinya. Pada
trimester ini seorang ibu akan mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan
timbul pada waktu persalinan atau melahirkan (Rukiyah, 2009).
Adaptasi Fisik dan Adaptasi Psikologis pada Kehamilan
1. Adaptasi Fisik
Proses kehamilan membawa perubahan fisik diantaranya pada trimester pertama akan
terjadi tidak adanya mensturasi, sembelit, nyeri pada panggul, mual dan muntah (mual
pada pagi hari), lelah dan mengantuk, sering berkemih, tidak menyukai bau atau makanan
tertentu, cairan vagina meningkat penurunan berat badan atau kenaikan sampai 2,5 kg,
dan perubahan pada payudara: penuh, nyeri tekan, gatal didaerah putting, aerola menjadi
gelap. Pada trimester kedua perubahan fisik yang terjadi adalah sudah merasa enak secara
fisik, merasakan gerakan janin, nafsu makan meningkat, mual menghilang, sembelit,
nyeri di lipat paha akibat kontraksi ligament rotundum, kenaikan berat badan rata-rata
0,4-0,5 kg per minggu, kejang kaki. Pada trimester ketiga perubahan fisik yang terjadi
adalah kontraksi BraxtonHicks yang lebih nyata, produksi kolostrom meningkat, nyeri
pinggang, pergelangan kaki bengkak, insomnia, anemia, dan kenaikan berat badan
sampai 12,5-17,5 kg (Simkin, 2007).

2. Adaptasi Psikologis
Status emosional dan psikologis ibu turut menentukan keadaan yang timbul sebagai
akibat atau diperburuk oleh kehamilan, sehingga dapat terjadi pergeseran dimana
kehamilan sebagai peristiwa fisiologis menjadi kehamilan patologis. Ada dua macam
stressor, yaitu:
a. Stressor internal, meliputi kecemasan, ketegangan, ketakutan, penyakit, cacat, tidak
percaya diri, perubahan penampilan, perubahan sebagai orang tua, sikap ibu terhadap
kehamilan, takut terhadap persalinan, kehilangan pekerjaan.

b. Stressor eksternal, meliputi maladaptasi, relation ship, kasih sayang, support mental,
broken home. Pada peristiwa kehamilan merupakan suatu rentang waktu, dimana
tidak hanya terjadi perubahan fisiologis, tetapi juga terjadi perubahan psikologis yang
merupakan penyesuaian emosi, pola berpikir, dan perilaku yang berkelanjutan hingga
bayi lahir. Latar belakang munculnya gangguan psikologis dan emosional dalam
rangka kesanggupan seseorang untuk menyesuaikan diri dengan situasi tertentu
termasuk kehamilan. Pengaruh faktor psikologis terhadap kehamilan adalah terhadap
ketidakmampuan pengasuhan kehamilan dan mempunyai potensi melakukan tindakan
yang membahayakan terhadap kehamilan (Pantikawati, 2010).

Anda mungkin juga menyukai