Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PEMBUATAN SIMPLISIA

CURCUMAE DOMESTICAE RHIZOMA

Dosen Pembimbing :

Disusun oleh :
Dinia Rahmi
01017043

SEKOLAH TINGGI FARMASI YAYASAN PENDIDIKAN IMAM


BONJOL CIREBON
JALAN PERJUANGAN, KARYAMULYA
KEC.KESAMBI, KOTA CIREBON, JAWA BARAT 45131
(0231) 488759
2020
A. TUJUAN PRAKTIKUM

1. Mahasiswa mengetahui bagian bagian tanaman yang dapat dijadikan obat


2. Mahasiswa mengetahui metode pembuatan simplisia
3. Mahasiswa menghitung kadar penyusutan

B. DASAR TEORI

SIMPLISIA

          Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali diyatakan lain simplisia merupakan bahan
yang dikeringkan. Simplisia dapat berupa simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia
pelikan atau mineral.

1 .      Jenis Simplisia

a.       Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman
atau eksudat tanaman. Yang dimaksud dengan eksudat tanaman adalah isi sel yang
secara spontan keluar dari tanaman atau yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari
selnya, atau zat-zat nabati lainnya yang dengan cara tertent dipisahkan dari
tanamannya.

b.      Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan utuh , bagian hewan atau
zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni.

c.       Simplisia mineral atau pelikan adalah simplisia yang berupa bahan pelikan atau
mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum
berupa zat kimia murni.
Adapun tahapan – tahapan pembuatan simplisia secara garis besar adalah:

1. Pengumpulan bahan baku

Kadar senyawa aktif dalam suatu simplisia berbeda-beda antara lain tergantung pada:

a. Bagian tanaman yang digunakan


b. Umur tanaman atau bagian tanaman pada saat panen

c. Waktu panen

d. Lingkungan tempat tumbuh

2. Sortasi basah

Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan-bahan asing


lainnya dari bahan simplisia. Misalnya pada simplisia yang dibuat dari akar suatu tanaman
obat, bahan-bahan asing seperti tanah, kerikil, rumput, batang, daun, akar yang telah rusak
serta pengotor-pengotor lainnya harus dibuang

3.   Pencucian

Pencucian dilakukan untuk menghilangkan tanah dan pengotor lainnya yang melekat
pada bahan simplisia. Pencucian dilakukan dengan air bersih yang mengali

4. Perajangan

Beberapa jenis bahan simplisia tertentu ada yang memerlukan proses perajangan.
Perajangan bahan simplisia dilakukan untuk mempermudah proses pengeringan, pengepakan
dan penggilingan.

5. Pengeringan

Tujuan pengeringan adalah untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak,
sehingga dapat disimpan dalam waktu lama

6. Sortasi kering

Tujuan sortasi untuk memisahkan benda-benda asing dan pengotor-pengotor lain yang
masih ada dan tertinggal pada simplisia kering

7. Pengepakan dan penyimpanan

Simplisia dapat rusak, mundur atau berubah mutunya karena faktor luar dan dalam,
antara lain cahaya, oksigen, reaksi kimia intern, dehidrasi, penyerapan air, pengotoran,
serangga dan kapang
KUNYIT

Kunyit merupakan tanaman obat berupa semak dan bersifat tahunan (perenial) yang
tersebar di seluruh daerah tropis. Tanaman kunyit tumbuh subur dan liar disekitar
hutan/bekas kebun. Diperkirakan berasal dari Binar pada ketinggian 1300-1600 m dpl, ada
juga yang mengatakan bahwa kunyit berasal dari India. Kata Curcuma berasal dari bahasa
Arab Kurkum dan Yunani Karkom. Pada tahun 77-78 SM, Dioscorides menyebut tanaman ini
sebagai Cyperus menyerupai jahe, tetapi pahit, kelat, dan sedikit pedas, tetapi tidak beracun.
Tanaman ini banyak dibudidayakan di Asia Selatan khususnya di India, Cina Selatan,
Taiwan, Indonesia (Jawa), dan Filipina.

Klasifikasi

Nama simplisia : Curcumae Domesticae Rhizoma

Divisio         : Spermatophyta

Sub-diviso   : Angiospermae

Kelas           : Monocotyledoneae

Ordo           : Zingiberales

Famili         : Zungiberaceae

Genus         : Curcuma

Species       : Curcuma domestica Val.


Kandungan Kunyit
Kunyit indonesia mengandung senyawa yang berkhasiat obat, yang disebut
kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin, desmetoksikumin sebanyak 10% dan
bisdesmetoksikurkumin sebanyak 1-5% dan zat- zat bermanfaat lainnya seperti minyak atsiri
yang terdiri dari Keton sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%, Zingiberen 25%, felandren,
sabinen, borneol dan sineil. Kunyit juga mengandung Lemak sebanyak 1 -3%, Karbohidrat
sebanyak 3%, Protein 30%, Pati 8%, Vitamin C 45-55%, dan garam-garam mineral, yaitu zat
besi, fosfor, dan kalsium.
Manfaat Kunyit
1. Meredakan peradangan
2. Membantu mengobati sakit maag
3. Mengempiskan perut kembung
4. Meredakan gejala irritable bowel syndrome (ibs)
5. Meredakan nyeri haid
6. Menurunkan risiko penyakit jantung

C. ALAT DAN BAHAN

1. ALAT
- Pisau
- Talenan
- Lap
- Kertas
- Mangkok

2. BAHAN
- Rimpang kunyit 500 gram
- Air pencuci

D. CARA KERJA

1. MAKROSKOPIK
1. Uji Makroskopik dan Organoleptis
2. Diamati warna, bentuk, dan dilakukan pengukuran, dicatat
3. Diperiksa dengan membau (menggunakan hidung), dan merasakan (dengan lidah)
4. Dicatat

2. PEMBUATAN SIMPLISIA
1. Kumpulkan bahan baku berupa rimpang kunyit sebanyak 500 gram
2. Sortir rimpang yang berkualitas bagus dan buang bagian yang tidak diperlukan
3. Lakukan pencucian rimpang hingga bersih dari kotoran
4. Potong rimpang kunyit secara menyerong
5. Keringkan rimpang dibawah sinar matahari yang ditutupi kain hitam
6. Lakukan sotir kembali , pisahkan dari benda asing
7. Lakukan pengepakan atau pengemasan beri label
3. PERHITUNGAN KADAR PENYUSUTAN
1. Timbang berat awal rimpang basah (500gram)
2. Timbang berat akhir rimpang kering

Kadar penyusustan (%) = (berat simplisia/berat bahan awal) x 100%

E. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. HASIL MAKROSKOPIK
1. Warna : Orange kekuningan pada bagian dalam dan coklat pada bagian luar
2. Bau : Berbau khas
3. Bentuk : Irisan rimpang
4. Rasa : Hambar agak getir
5. Tekstur : Kasar berserat
6. Ukuran :

2. PERHITUNGAN KADAR
Kadar penyusustan (%) = (berat simplisia/berat bahan awal) x 100%

%=

F. KESIMPULAN

Pada praktikum kali ini kita dapat menyimpulkan bahwa mahasiswa mampu
mengetahui bagian bagian tanaman , hewan , mineral yang bisa dijadikan bahan
pembuatan simplisia .
Disini saya menggunakan rimpang kunyit sebagai bahan pembuatan simplisia.
Bagian kunyit yang digunakan untuk pembuatan simplisia adalah modifikasi batang
tumbuhan yang tumbuhnya menjalar di bawah permukaan tanah dan dapat
menghasilkan tunas dan akar baru dari ruas-ruasnya.
Metode pembuatan simplisia ang saya gunukan pada praktikum kali ini adalah
metode pembuatan simplisa secara umum yang meliputi :
1. Pengumpulan bahan baku
2. Sortir basah
3. Pencucian
4. Perajangan
5. Pengeringan
6. Sortir kering
7. Pengepakan dan pengemasan
G. DAFTAR PUSTAKA
1. Buku panduan praktikum STF YPIB Cirebon 2020
2. https://nadjeeb.wordpress.com/2009/12/15/standarisasi-simplisia-rimpang-kunyit/
3. https://shofipunya.wordpress.com/2011/12/08/pembuatan-simplisia-dan-standarisasi-
mutu-simplisia-rimpang-temulawak-curcuma-xanthorriza-rhizoma-dengan-
pengeringan-sinar-matahari-naungan-kain-hitam-dan-penyimpanan-terbuka/
4. http://simplisiafarmakognosi2.blogspot.com/2018/10/simplisia-rhizoma.html
5. https://id.wikipedia.org/wiki/Kunyit
6. https://irenneagustina.wordpress.com/2016/01/22/pemeriksaan-makroskopik-
organoleptik-dan-susut-pengeringan-simplisia/
7. https://www.slideshare.net/vaacambiar/farmakognosikel-rimpang-kunyit
8. https://www.google.com/search?client=firefox-b-d&q=rimpang+adalah

H. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai