Anda di halaman 1dari 16

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Dalam dunia perpajakan, terdapat peraturan-peraturan yang telah

diatur dalam perundang-undangan perpajakan. Adanya peraturan tersebut

mensyaratkan wajib pajak untuk mampu memahami semua aturan pajak.

Namun, tidak semua wajib pajak mampu dan memiliki akses yang cukup

terhadap informasi perpajakan. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang

manfaat pajak dan kepemilikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

menjadi penyebab rendahnya jumlah wajib pajak yang terdaftar di

Indonesia. Masyarakat cenderung menghindari segala sesuatu yang

berkaitan dengan pajak yang dimulai dengan tidak mendaftarkan diri

sebagai wajib pajak. Muncul anggapan bahwa pengalokasian penerimaan

negara melalui perpajakan yang diwujudkan melalui pembangunan

infrastruktur dan fasilitas pelayanan yang layak dirasa tidak merata

pelaksanaannya.

Pajak adalah salah satu merupakan penyumbang dana terbesar di

Indonesia. Salah satu fungsi pajak adalah fungsi penerimaan (budgetair).

Untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah, pajak berfungsi

sebagai sumber dana yang digunakan. Indonesia memiliki sistem

pemungutan pajak yang disebut dengan self assessment system. Waluyo

(2008) mengemukakan bahwa self assessment system merupakan sistem

pemungutan pajak yang memberi kepercayaan dan tanggungjawab

1
2

kepada wajib pajak untuk menghitung hingga melaporkan sendiri

besarnya pajak yang seharusnya dibayar. Kesadaran dan kepatuhan wajib

pajak yang tinggi merupakan penggerak terwujudnya sistem ini.

Kepemilikan NPWP merupakan suatu kewajiban bagi Wajib Pajak.

NPWP merupakan identitas Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban

perpajakan, dan akan memberi kemudahan dalam mendapatkan

pelayanan administrasi dan DJP akan mampu mencatat dan mengawasi

semua aktivitas wajib pajak. Akan tetapi, realita yang terjadi adalah

walaupun masyarakat telah memperoleh NPWP, masih saja terjadi

penyimpangan dan penghindaran dalam melaksanakan kewajibannya.

Diduga, wajib pajak akan termotivasi dan patuh apabila manfaat dari

kepemilikan NPWP dirasakan oleh wajib pajak sehingga akan membayar

dan melaporkan pajak yang menjadi kewajibannya.

Pemahaman pajak adalah informasi pajak yang dapat digunakan

wajib pajak sebagai dasar untuk bertindak, mengambil keputusan, dan

untuk menempuh arah atau strategi tertentu sehubungan dengan

pelaksanaan yang hak dan kewajibannya di bidang perpajakan (Veronica

Carolina, dkk, 2009). Wajib pajak yang memiliki pengetahuan yang baik,

akan memiliki persepsi keadilan yang positif terhadap sistem pajak yang

berakibat tingkat kepatuhan pajak lebih tinggi.

Dalam SE-02/PJ/2008 Tentang Tata Cara Penetepan Wajib Pajak

Dengan Kriteria Tertentu, wajib pajak ditetapkan patuh apabila wajib

pajak dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) dalam 3 tahun

terakhir dilakukan tepat waktu. Dengan self assessment system,


3

diharapkan masyarakat termotivasi untuk mendaftarkan diri sebagai

wajib pajak dan memperoleh NPWP. Akan tetapi, peningkatan jumlah

wajib pajak tidak diiringi dengan peningkatan kepatuhan wajib pajak.

Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai hal-hal yang

menyebabkan kepatuhan wajib pajak yang masih rendah. Peneliti

menduga variabel yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dalam

penelitian ini adalah pemahaman perpajakan wajib pajak.

Oleh karena itu penulis termotivasi untuk melakukan penelitian

mengenai kepatuhan wajib pajak dengan judul “PENGARUH

PEMAHAMAN PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB

PAJAK”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas penulis merumuskan

masalah yaitu apakah pemahaman perpajakan berpengaruh terhadap

kepatuhan wajib pajak?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh

pemahaman perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diperoleh adalah hasil penelitian ini

diharapkan dapat bermanfaat bagi para akademik sebagai referensi untuk

menambah pengetahuan para akademik dan peneliti-peneliti selanjutnya

tentang pengaruh pemahaman perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak.


4

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Umum Tentang Wajib Pajak

2.1.1 Pengertian Wajib Pajak

Wajib Pajak adalah Orang Pribadi dan Badan, meliputi pembayar

pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan

kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan perpajakan (UU No.28 Tahun 2007 Tentang KUP, UU No.36

Tahun 2008 Tentang PPh dan UU No.42 Tahun 2009 Tentang PPN dan

PPnBM serta peraturan pelaksanaannya).

Di Indonesia, setiap orang wajib mendaftarkan diri dan mempunyai

NPWP yang berguna untuk sarana dalam administrasi perpajakan, tanda

pengenal diri atau identitas WP dalam melaksanakan hak dan kewajiban

perpajakannya, untuk dicantumkan dalam setiap dokumen perpajakan,

dan menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan pengawasan

administrasi perpajakan. Sehingga dalam rangka memberikan kepastian

hukum kepada wajib pajak dalam rangka melaksanakan kewajiban

perpajakannya, undang-undang mengatur secara tegas hak dan kewajiban

wajib pajak dalam satu hukum pajak formal.

Jadi dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa wajib pajak,

sering disingkat dengan sebutan WP adalah orang wajib pajak / badan

(subjek pajak) yang menurut ketentuan peraturan perundang – undangan

perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk

pemungutan pajak / pemotongan pajak tertentu.

4
5

2.1.2 Jenis Wajib Pajak

Wajib pajak (WP) terdiri atas :

1. Wajib Pajak Orang Pribadi

Wajib pajak orang pribadi adalah subjek pajak yang memiliki

penghasilan atas usaha sendiri atau memiliki pekerjaan tidak bebas

(karyawan) yang penghasilannya di atas pendapatan tidak kena pajak

(PTKP). Setiap orang Wajib Pajak mendaftarkan diri dan mempunyai

nomor pokok wajib pajak (NPWP), kecuali ditentukan lain dalam

Undang – Undang.

2. Wajib Pajak Badan

Wajib pajak badan adalah sekumpulan orang atau modal yang

merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak

melakukan usaha yang meliputi Perseroan Terbatas (PT), Badan Usaha

Milik Negara (BUMN) dengan nama dan dalam bentuk apapun firma,

koperasi, dana pension, persekutuan, yayasan, organisasi, lembaga atau

bentuk yang lainnya.

2.1.3 Kewajiban dan Hak Wajib Pajak

1. Kewajiban Wajib Pajak meliputi kewajiban mendaftarkan diri,

membayar, memotong / memungut / dan melaporan pajak, kewajiban

dalam hal diperiksa, dan kewajiban memberi data.

2. Hak Wajib Pajak meliputi hak atas kelebihan pembayaran pajak, hak

dalam hal wajib pajak dilakukan pemeriksaan, dan hak untuk

mengajukan keberatan, banding dan peninjauan kembali.


6

2.2 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

2.2.1 Pengertian dan Fungsi NPWP

Berdasarkan Undang – Undang KUP Nomor 16 Tahun 2009 Pasal

2 pengertian Nomor Pokok Wajib Pajak tersebut adalah suatu sarana

dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda

pengenal diri atau identitas Wajib Pajak. Dengan diperolehnya Nomor

Pokok Wajib Pajak, berarti Wajib Pajak telah terdaftar di Direktorat

Jenderal Pajak.

Nomor Pokok Wajib Pajak merupakan sarana administrasi

perpajakan yang berfungsi sebagai tanda pengenal diri atau identitas

Wajib Pajak serta menjaga ketaatan dalam pembayaran pajak dalam

pengawasan administrasi perpajakan karena seseorang yang telah

memiliki NPWP akan lebih mudah terakses oleh DJP. Fungsi NPWP

sendiri adalah sebagai sarana dalam administrasi perpajakan, tanda

pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam melaksanakan hak dan

kewajiban perpajakan, dicantumkan dalam setiap dokumen perpajakan.

Menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan pengawasan

administrasi perpajakan.

2.2.2 Pendaftaran Untuk Mendapatkan NPWP

1. Berdasarkan sistem penaksiran sendiri untuk setiap WP wajib

mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) yang wilayah

kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan WP, untuk

diberikan NPWP.
7

2. Kewajiban mendaftarkan diri berlaku pula terhadap wanita kawin

yang dikenakan pajak secara terpisah.

3. WPOP Pengusaha tertentu yang mempunyai tempat usaha berbeda

dengan tempat tinggal.

4. WPOP yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas, bila

sampai dengan suatu bulan memperoleh penghasilan yang jumlahnya

telah melebihi PTKP setahun, wajib mendaftarkan diri paling lambat

pada akhir bulan berikutnya.

5. WPOP lainnya yang memerlukan NPWP dapat mengajukan

permohonan untuk memperoleh NPWP.

2.3 Pemahaman Perpajakan

2.3.1 Pengertian Pajak

Pengertian pajak berdasarkan Pasal 1 UU No. 16 Tahun 2009

tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan adalah sebagai berikut;

“Pajak adalah kontribusi wajib pada negara yang terutang oleh orang

pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang – undang,

dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk

keperluan negara bagi sebesar – besarnya kemakmuran rakyat”.

Menurut Waluyo (2009:2) pengertian pajak adalah sebagai

berikut: “Pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat

dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut

peraturan-peraturan umum (Undang – Undang) dengan tidak mendapat

prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah
8

untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas

negara untuk menyelenggarakan pemerintahan”.

Jadi dapat didefinisikan, pajak adalah bantuan baik secara langsung

maupun tidak yang dipaksa oleh kekuasaan publik dari penduduk untuk

menutupi belanja pemerintah. Pajak merupakan sutu pemungutan dari

masyarakat yang berguna untuk kepentingan Negara.

2.3.2 Fungsi Pajak

Secara implisit terlihat ada dua fungsi pajak berdasarkan

Mardiasmo (2009:1), yaitu:

1. Fungsi Penerimaan (Budgetary), yaitu pajak sebagai sumber dana bagi

pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya.

2. Fungsi Mengatur (Regulatory), yaitu pajak sebagai alat untuk

mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang

sosial dan ekonomi.

2.3.3 Jenis Pajak

Menurut Merdiasmo (2009:5) terdapat berbagai jenis pajak yang

dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu penggolongan menurut

golongannya, menurut sifatnya, dan menurut lembaga pemungutannya.

1. Menurut golongannya, jenis pajak terdiri dari :

a. Pajak Langsung, adalah pajak yang harus dipikul / ditanggung

sendiri oleh Wajib Pajak .

b. Pajak Tidak Langsung, adalah pajak yang akhirnya dapat

dibebankan / dilimpahkan kepada orang lain / pihak ketiga.


9

2. Menurut sifatnya, jenis pajak terdiri dari:

a. Pajak Subjektif, adalah pajak yang penanganannya memperlihatkan

pada keadaan pribadi Wajib Pajak (subjek).

b. Pajak Objektif, adalah pajak yang pengenaannya memperhatikan

pada objeknya tanpa memperhatikan keadaan pribadi subjek pajak

(WP) maupun tempat tinggal.

3. Menurut lembaga pemungutannya, jenis pajak terdiri dari Pajak

Negara (Pajak Pusat) dan Pajak Daerah.

2.4 Kepatuhan Wajib Pajak

2.4.1 Pengertian Kepatuhan Wajib Pajak

Kepatuhan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989), berarti

tunduk atau patuh pada ajaran atau aturan. (Viqania, 2012) Kepatuhan

adalah motivasi seseorang, kelompok atau organisasi untuk berbuat atau

tidak berbuat sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Jadi, kepatuhan

pajak merupakan kepatuhan seseorang, dalam hal ini adalah wajib pajak,

terhadap peraturan atau Undang – Undang Perpajakan.

Menurut Norman D. Nowak, kepatuhan wajib pajak adalah suatu

iklim kepatuhan dan kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan,

tercemin dalam situasi dimana wajib pajak paham atau berusaha untuk

memahami semua ketentuan peraturan perundang – undangan

perpajakan, mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas,

menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar, dan membayar

pajak yang terutang tepat pada waktunya.


10

2.4.2 Pengertian Self Assessment System

Menurut Siti Resmi dalam bukunya Perpajakan, self assessment

system adalah sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang

wajib pajak untuk menentukan sendiri jumlah pajak terhutang setiap

tahunnya sesuai dengan undang – undang perpajakan yang berlaku. Jadi

dapat didefinisikan, self assessment system merupakan wewenang,

kepercayaan, tanggungjawab untuk wajib pajak menghitung,

memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak

yang harus dibayar setiap tahun sesuai dengan undang – undang

perpajakan yang berlaku.

2.4.3 Unsur-Unsur Kepatuhan dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan

Menurut (Supadmi, 2009) mengatakan bahwa kepatuhan sebagai

fondasi self assessment dapat dicapai apabila unsur-unsur kunci telah

diterapkan secara efektif. Unsur-unsur kunci tersebut adalah program

pelayanan yang baik kepada wajib pajak, prosedur yang sederhana dan

memudahkan wajib pajak, program pemantauan kepatuhan dan verifikasi

yang efektif, dan pemantauan law enforcement secara tegas dan adil.

Untuk memenuhi kewajiban perpajakan, wajib pajak berusaha untuk

memahami semua ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan

2.4.4 Tata Cara Penetapan Wajib Pajak

Direktur Jenderal Pajak telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor

SE-02/PJ/2008 Tentang Tata Cara Penetapan Wajib Pajak Dengan

Kriteria Tertentu. Dalam Surat Edaran tersebut disebutkan bahwa Wajib

Pajak Patuh adalah :


11

1. Tepat waktu penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT).

2. Penyampaian SPT Masa yang terlambat dalam tahun terakhir untuk

Masa Pajak dari Januari sampai November tidak lebih dari 3 masa pajak

untuk setiap jenis pajak dan tidak berturut-turut.

3. SPT Masa yang terlambat tidak lewat batas waktu penyampaian SPT

Masa untuk masa pajak berikutnya.

4. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak.

5. Laporan keuangan diaudit oleh akuntan publik dengan pendapat wajar

tanpa pengecualian selama tiga tahun berturut-turut.

6. Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana di

bidang perpajakan berdasar pada putusan pengadilan yang memiliki

kekuatan hukum tetap dalam jangka waktu 5 tahun terakhir.

2.4.5 Peneliti Terdahulu

Penelitian sejenis dilakukan oleh Siti Masruroh (2013) tentang

Pengaruh Kemanfaatan NPWP, Pemahaman WP, Kualitas Pelayanan,

dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan WP (Studi Empiris pada

WPOP di Kabupaten Tegal) dengan hasil penelitian pemahaman WP

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan WP Kemanfaatan

NPW, kualitas pelayanan dan sanksi perpajakan tidak berpengaruh

signifikan terhadap kepatuhan WP.

2.4.6 Kerangka Berpikir

Pemahaman Kepatuhan Wajib


Perpajakan (X) Pajak (Y)

Adanya dugaan terdapat pengaruh antar variabel X dan Y. Apabila


Variabel X meningkat maka Variabel Y juga meningkat.
12

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dan pengumpulan data dalam rangka penyusunan

penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta

Matraman yang beralamat di Jl. Matraman Raya No. 43, RT.2/RW.3,

Palmeriam, Kec. Matraman, Kota Jakarta Timur, DKI Jakarta.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah umum yang terdiri dari objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

penelitian ini untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan. Populasi

dalam penelitian ini adalah wajib pajak.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah

teknik Sampling Insidental. Sampling Insidental adalah teknik penentuan

sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan

bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang

orang yang kebetulan ditemui itu cocok dengan sumber data. Sampel

dalam penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi dan wajib pajak

badan yang sedang melakukan kewajiban di Kantor Pelayanan Pajak

(KPP) Pratama Jakarta Matraman.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner. Kuesioner

adalah sejumlah pertanyaan yang digunakan oleh peneliti untuk

12
13

mendapatkan informasi dari responden atas laporan mengenai pribadi

atau hal-hal yang ingin diketahui.

Kuesioner dibagikan oleh peneliti dengan cara mendatangi wajib

pajak yang sedang melaporkan SPT di KPP Jakarta Matraman

berdasarkan petunjuk dari staf yang bertugas dalam penanganan pajak

dan dalam hal ini staf tersebut telah mengetahui kriteria wajib pajak yang

dijadikan responden.

3.4 Metode Analisis Data

3.4.1 Statistik Deskripstif

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran

mengenai tanggapan responden terhadap variabel-variabel penelitian

yang menunjukkan angka minimum, maksimum, rata-rata serta standar

deviasi. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemahaman

perpajakan.

3.4.2 Uji Kualitas Data

Uji validitas menunjukkan kepada keputusan dan kecermatan alat

ukur dalam melaksanakan fungsi pengukurannya yang untuk mengetahui

konsistensi dan akurasi data yang dikumpulkan dari pengguna instrumen

dengan skor masing-masing item pertanyaan dengan total skor

pertanyaan.

3.4.3 Uji Asumsi Klasik

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

vaiabel terikat dan variabel bebas mempunyai distribusi normal atau

tidak, nilai residualnya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model


14

regresi yang baik adalah memiliki nilai residual normal atau mendekati

normal. Jika distribusi normal maka garis yang menggambarkan data

yang sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Uji normalitas

yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kolmogorov Smirnov yaitu

dengan kriteria jika signifikan Kolmogorov Smirnov < 5% maka data

tidak normal. Sebaliknya jika Kolmogorov Smirnov > 5% maka data

normal.

3.4.4 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data menggunakan regresi linear sederhana, yaitu

sebuah metode pendekatan untuk pemodelan hubungan antara satu

variabel dependen dengan satu variabel independen. Hubungan antara

variabel bersifat linear dimana perubahan pada variabel X akan diikuti

oleh perubahan pada variabel Y secara tetap. Secara matematis

digambarkan sebagai berikut :

Y = α0 + βx + e Keterangan :

Y = Kepatuhan Wajib Pajak

X = Pemahaman Wajib Pajak

α0 = Konstanta

β = Koefisien Regresi

e = Error

Pengujian statistik yang digunakan adalah dengan melakukan uji

model melalui Uji t (t-test). Uji t digunakan untuk menguji hipotesis

secara parsial guna menunjukkan pengaruh variabel secara individu

terhadap variabel dependen.


15

Langkah-langkah pengujiannya :

1. Merumuskan hipotesis :

H0 : βi = 0 , artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari

variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y).

H0 : βi ≠ 0 , artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari

variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y).

2. Kriteria pengambilan keputusan :

H0 diterima jika : tingkat signifikan t > α

H0 diterima jika : tingkat signifikan t > α

3.5 Defenisi Variabel Operasional

3.5.1 Variabel Independen (X)

Dalam penelitian ini, pemahaman perpajakan wajib pajak

merupakan variabel independen. Prakoso (2011) menjelaskan bahwa

salah satu penyebab berpengaruhnya pemahaman perpajakan terhadap

kepatuhan wajib pajak orang pribadi dalam memiliki NPWP adalah

dengan adanya sumber informasi yang diterima oleh masing-masing

wajib pajak.

Pengetahuan dan pemahaman akan peraturan perpajakan adalah

proses dimana wajib pajak mengetahui tentang perpajakan dan

mengaplikasikan pemahaman itu untuk membayar pajak (Resmi, 2009

dalam Nugroho, 2012)

3.5.2 Variabel Dependen (Y)

Kepatuhan wajib pajak adalah kesediaan wajib pajak untuk

memenuhi kewajiban pajaknya sesuai dengan aturan yang berlaku.


16

Kepatuhan wajib pajak memiliki peran penting dalam menerapkan self

assessment system di Indonesia. Tingginya tingkat kepatuhan wajib

pajak akan meningkatkan penerimaan negara.

Tabel skor dalam setiap pertanyaan dalam instrumen penelitian.

Bentuk pertanyaan terdiri dari pertanyaan positif dan negatif.

Jenis Pertanyaan Jenis Jawaban Skor


Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Tidak Setuju (TS) 2
Positif Netral (N) 3
Setuju (S) 4
Sangat Setuju (SS) 5
Sangat Tidak Setuju (STS) 5
Tidak Setuju (TS) 4
Negatif Netral (N) 3
Setuju (S) 2
Sangat Setuju (SS) 1
Tabel berikut ini menyajikan nomor dari setiap jenis pertanyaan

yang terdapat dalam variabel penelitian.

Variabel Indikator Alat


Ukur
Pemahaman 1. Pemahaman Wajib Pajak tentang
Perpajakan perpajakan.
(X) sebagai 2. Pemahaman untuk memberi
Variabel pelayanan yang dibekali pengetahuan
Independen pajak Interval
3. Pemahaman dalam menanggapi suatu
masalah pajak.
Kepatuhan 1. Kepatuhan wajib pajak dalam
Wajib Pajak mendaftarkan diri.
(Y) sebagai 2. Kepatuhan untuk melaporkan Surat Interval
Variabel Pemberitahuan (SPT).
Dependen 3. Kepatuhan dalam penghitungan dan
pembayaran pajak terutang.

Anda mungkin juga menyukai