Hasdiana S*)
Dosen Universitas Muslim Maros
Email: dhi.wawan@gmail.com
Abstract : The results showed that the efficiency ratio analysis results showed that the
average level of efficiency of budget management at the Department of Trade and Industry
Sinjai during 2011 to 2015 was 41%, meaning efficient budget management implemented.
The results of the analysis of the effectiveness ratio showed an average level of efficiency of
budget management at the Department of Trade and Industry Sinjai during 2011 to 2015
was 87%, meaning effect budget management implemented.
257
Kebijakan anggaran merupakan Perindustrian dan Perdagangan
acuan umum dari rencana kerja Kabupaten Sinjai.
pembangunan dan merupakan bagian 2. Mendeskripsikan efektifitas pengelolaan
dari perencanaan operasional anggaran anggaran pada Dinas Perindustrian
dan alokasi sumber daya, sementara arah dan Perdagangan Kabupaten Sinjai
kebijakan keuangan daerah adalah
kebijakan penyusunan program dan TINJAUAN PUSTAKA
indikasi kegiatannya pada pengelolaan
anggaran secara efisien dan efektif. Keuangan Daerah
Pengelolaan anggaran harus dapat dilakukan Mamesah 2005:16) mengemukakan
secara tertib dan taat pada peraturan bahwa keuangan negara ialah semua hak
perundang-undangan yang berlaku, efisien, efektif, dan kewajiban yang dapat dinilai dengan
transparan dan bertanggungjawab dengan uang, demikian pula segala sesuatu baik
memperhatikan asas keadilan dan berupa uang maupun barang yang dapat
kepatutan dan manfaat. dijadikan kekayaan negara berhubungan
Oleh karena itu, dalam rangka dengan pelaksanaan hak dan kewajiban
pertanggungjawaban publik, maka Dinas tersebut. Kekayaan daerah ini sepanjang
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sinjai belum dimiliki atau dikuasai oleh negara
wajib melakukan optimalisasi anggaran atau daerah yang lebih tinggi, serta pihak-
yang dilakukan secara efisien dan efektif pihak lain sesuai dengan ketentuan dan
guna mencapai tujuan organisasi secara peraturan perundangan yang berlaku.
keseluruhan. Beberapa batasan tentang
Berdasarkan uraian di atas, maka Keuangan Daerah yang pada dasarnya
penelitian ini dimaksudkan sebagai kajian menetapkan bahwa keuangan daerah
terhadap pemerintah daerah Kabupaten tidak lain adalah segala hak dan
Sinjai yang menjalankan roda pemerintahan, kewajiban daerah yang dapat dinilai
pembangunan ekonomi, dan pelayanan dengan uang, termasuk di dalamnya aset
masyarakat, khususnya pada Dinas Perindustrian berupa barang yang dapat dijadikan
dan Perdagangan Kabupaten Sinjai dalam hal sebagai kekayaan daerah. Bertitik tolak
menganalisis efisiensi dan efektifitas pada batasan tersebut, maka ruang lingkup
pengelolaan anggarannya. Oleh karena itu, keuangan daerah, akan dihadapkan
penulis tertarik melakukan penelitian kepada persoalan jenis-jenis kekayaan
dengan judul “Analisis Efisiensi dan Efektifitas yang dapat dimiliki oleh pemerintah
Pengelolaan Anggaran pada Dinas Perindustrian daerah yang meliputi sebagai berikut:
dan Perdagangan Kabupaten Sinjai”. 1. Kekayaan yang dikelola langsung
Kekayaan daerah baik berupa
RUMUSAN MASALAH uang maupun berupa barang milik
1. Apakah pengelolaan anggaran pada daerah terutama digunakan untuk
Dinas Perindustrian dan Perdagangan melaksanakan tugas-tugas atau
Kabupaten Sinjai telah dilakukan kegiatan menjadi bagian dari
dengan efisien ? otonomi daerah yang bersangkutan.
2. Apakah pengelolaan anggaran pada Dengan kata lain, untuk melaksanakan
Dinas Perindustrian dan Perdagangan urusan rumah tangganya, maka
Kabupaten Sinjai telah dilakukan pemerintah daerah didukung oleh
dengan efektif ? sarana berupa kekayaan yang dapat
digunakan secara langsung, sehingga
TUJUAN PENELITIAN kekayaan tersebut dikelola langsung
1. Mendeskripsikan efisiensi oleh pemerintah daerah yang bersangkutan.
pengelolaan anggaran pada Dinas
258
Adanya kekayaan yang sistem pengelolaan keuangan negara dan
dikelola langsung tersebut, tidak lain merupakan elemen pokok dalam
agar pemerintah daerah dapat dengan penyelenggaraan daerah.
mudah melakukan berbagai tugasnya Dalam otonomi daerah, masalah
dalam batas-batas wewenang yang yang dihadapi tidak hanya pelimpahan
diberikan melalui pemberian otonomi wewenang dan pembiayaan dari
daerah. Ini berarti bahwa semakin pemerintah pusat ke pemerintah daerah,
besar otonomi yang diberikan kepada akan tetapi yang lebih penting adalah
dearah, semakin luas wewenang, hak keinginan untuk meningkatkan efisiensi
dan kewajiban yang harus dilakukan dan efektivitas pengelolaan sumber daya
oleh pemerintah daerah, sehingga keuangan daerah untuk peningkatan
dengan demikian berdampak perlunya kesejahteraan pelayanan kepada masyarakat.
memiliki kekayaan yang semakin Pelaksanaan otonomi daerah tidak hanya
besar pula. dapat dilihat dari seberapa besar daerah
2. Kekayaan yang dipisahkan akan memperoleh dana perimbangan,
Kekayaan daerah yang tidak tetapi juga harus diimbangi dengan
dikelola langsung merupakan bagian sejauh mana sistem pengelolaan
dari kekayaan daerah, sehingga keuangan daerah mampu memberikan
sewaktu-waktu jika diperlukan dapat nuansa manajemen keuangan yang lebih adil,
digunakan oleh pemerintah daerah rasional, transparan, partisipatif dan
yang bersangkutan menurut tatacara bertanggungjawab.
yang ditetapkan dalam peraturan Darise (2006:25), mengemukakan
perundang-undangan yang berlaku. bahwa asas umum pengelolaan keuangan daerah
Kekayaan dimaksud juga dijelaskan sebagaimana yang tertuang dalam Pasal
oleh Mamesah (2005: 22-23) dengan 66 Undang-Undang Nomor 33 Tahun
mengemukakan bahwa kekayaan 2004, adalah :
milik daerah yang dipisahkan, yaitu 1. Efisien, merupakan pencapaian keluaran
seluruh uang dan barang yang maksimum dengan masukan tertentu
pegurusannya tidak dimaksudkan ke atau penggunaan masukan terendah
dalam Anggaran Pendapatan dan untuk mencapai keluaran tertentu.
Belanja Daerah, tetapi diselenggarakan oleh 2. Ekonomis, merupakan pemerolehan
perusahaan daerah. masukan dengan kualitas dan
kuantitas tertentu pada tingkat harga
A. Pengelolaan Keuangan Daerah terendah.
Pelaksanaan kewenangan pemerintah 3. Efektif, pencapaian dengan hasil
daerah sebagaimana ditetapkan dalam target yang telah ditetapkan, yaitu
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dengan cara membandingkan
tentang Pemerintah Daerah yang diikuti keluaran dengan hasil.
dengan perimbangan keuangan antara 4. Transaparan, merupakan prinsip
pemerintah pusat dan pemerintah daerah keterbukaan yang memungkinkan
sebagaimana diatur dalam Undang- masyarakat untuk mengetahui dan
Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang mendapatkan informasi yang seluas-
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat luasnya tentang keuangan daerah.
dan Daerah timbul hak dan kewajiban 5. Bertanggungjawab, merupakan perwujudan
daerah yang dapat dinilai dengan uang dan kewajiban seseorang atau satuan
sehingga perlu dikelola dalam suatu kerja untuk mempertanggungjawaban
sistem pengelolaan keuangan daerah pengelolaan dan pengendalian sumber
sebagaimana dimaksud menurut Yani daya dan pelaksanaan kebijakan
(2008:346) merupakan subsistem dari yang dipercayakan kepadanya dalam
259
rangka pencapaian tujuan yang telah produksi daripada sebelumnya; atau
ditetapkan. jumlah produksi yang sama dapat
6. Keadilan adalah keseimbangan distribusi dihasillkan dari pemakaian sumber
kewenangan dan pendanaannya. daya yang lebih sedikit dari pada
7. Kepatuhan adalah tindakan atau sebelumnya (Samuelson dan
sikap yang dilakukan dengan wajar Nordhaus, 2008:65).
dan proposional. Menurut Mubiyarto dan
Hamid (2006:189-190), efisiensi adalah
B. Laporan Keuangan perbandingan antara keluaran yang
Laporan keuangan menurut dihasilkan dengan masukan yang
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun dipakai untuk menghasilkan keluaran
2006 adalah bentuk pertanggungjawaban tersebut. Sedangkan menurut Siagian
pengelolaan keuangan negara/daerah (2007:149) efisiensi yaitu perbandingan
selama satu periode. Laporan keuangan yang positif antara hasil yang
merupakan laporan yang terstruktur dicapai dengan masukan yang
mengenai posisi keuangan dan transaksi- dipergunakan. Dengan demikian usaha
transaksi yang dilakukan oleh suatu untuk meningkatkan efisiensi dihubungkan
entitas pelaporan, dalam hal ini adalah dengan biaya yang relatif kecil
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). untuk memperoleh suatu hasil tertentu,
Tujuan umum laporan keuangan atau dengan biaya tertentu
adalah menyajikan informasi mengenai diperoleh hasil yang lebih banyak.
posisi keuangan, realisasi anggaran, arus Apabila hasil perhitungannya
kas, dan kinerja keuangan suatu entitas menunjukkan hasil presentase yang
pelaporan (SKPD) yang bermanfaat bagi besar, maka dapat diartikan bahwa
para pengguna dalam membuat dan biaya yang dikeluarkan untuk
mengevaluasi keputusan mengenai merealisasikan penerimaan adalah
alokasi sumber daya. Secara spesifik cukup rendah sehingga dapat
tujuan laporan keuangan pemerintah dikatakan bahwa tingkat efisiensinya
adalah untuk menyajikan informasi yang cukup tinggi atau sangat efisien.
berguna untuk pengambilan keputusan Demikian pula sebaliknya apabila
dan untuk menunjukkan akuntabilitas hasilnya menunjukkan tingkat
entitas pelaporan (SKPD) atas sumber presentasenya yang kecil, berarti
daya yang dipercayakan kepadanya. biaya yang dikeluarkan untuk
merealisasikan output relatif tinggi
C. Efisiensi dan Efektifitas Anggaran sehingga dapat dikatakan tingkat
1. Efisiensi Pengelolaan Anggaran efisiensinya rendah atau tidak efisien.
Baik atau tidaknya hasil yang 2. Efektifitas Pengelolaan Anggaran
dapat dicapai oleh kebijakan pemerintah Efektivitas pada dasarnya
tergantung pada kualitas dari pemerintah itu berhubungan dengan pencapaian
sendiri. Apabila pemerintah tidak atau tujuan atau target kebijakan (hasil
kurang efisien, maka akan terjadi guna). Menurut Ihyaul (2009: 26)
pemborosan dalam penggunaan efektivitas merupakan hubungan
faktor-faktor produksi. Efisiensi antara keluaran dengan tujuan atau
dapat diartikan sebagai pemanfaatan sasaran yang harus dicapai. Kegiatan
sumber daya ekonomi dengan cara operasional dikatakan efektif apabila
yang paling efektif (Suparmoko, 2007:46). proses kegiatan mencapai tujuan dan
Efisiensi akan terjadi jika sasaran akhir kebijakan (spending wisely).
dengan jumlah sumberdaya yang Efektivitas adalah pemanfaatan
sama dapat dihasilkan lebih banyak sumber daya, sarana dan prasarana
260
dalam jumlah tertentu yang ditetapkan penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil
sebelumnya untukmenghasilkan perhitungan rasio efektivitas anggaran
sejumlah barang atas jasa kegiatan pendapatan pada tahun 2009 dan 2012
yang dijalankannya. Efektivitas kinerja Badan Lingkungan Hidup Provinsi
menunjukan keberhasilan dari segi Sumatera Utara (BLH-PROVSU) dinilai
tercapai tidaknya sasaran yang telah sangat efektif. Hanya saja pada tahun 2010
ditetapkannya. Jika hasil kegiatan perhitungan efektivitas anggaran pendapatan
semakin mendekati sasaran, berarti Badan Lingkungan Hidup Provinsi
makin tinggi efektivitasnya (Siagian, Sumatera Utara (BLH-PROVSU) dinilai
2001: 24). tidak efektif dalam menetapkan target
Efektivitas adalah kemampuan anggaran pendapatan karena hanya
melaksanakan tugas, fungsi (operasi mencapai 11,28%. Sedangkan berdasarkan hasil
kegiatan program atau misi) daripada perhitungan efisiensi anggaran pendapatan, pada
suatu organisasi atau sejenisnya yang tahun 2009-2012 Badan Lingkungan
tidak adanya tekanan atau ketegangan Hidup Provinsi Sumatera Utara (BLH-
diantara pelaksanaannya”. (Kurniawan, PROVSU) dinilai efisien. Berdasarkan
2005:109). Efektivitas menunjukkan perhitungan efisiensi anggaran belanja,
kemampuan suatu perusahaan dalam pada tahun 2009-2012 Badan Lingkungan
mencapai sasaran yang telah Hidup Provinsi Sumatera Utara (BLH-
ditetapkan secara tepat. PROVSU) dinilai efisien dalam pengelolaan
Pengukuran efektivitas merupakan anggaran belanja. Hal ini berdampak
salah satu kinerja bagi pelaksanaan baik bagi Instansi karena dapat
suatu kegiatan yang telah ditetapkan melakukan penghematan dalam
untuk menyajikan informasi tentang menggunakan anggaran belanja.
seberapa besar pencapaian sasaran Lukman Wahid, (2011) melakukan
atas target. Kemampuan dalam menjalankan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor
tugas dikategorikan efektif apabila yang Berpengaruh terhadap Efektifitas
suatu rasio yang dicapai mencapai Sistem dan Prosedur Pengelolaan
100%. Namun, demikian semakin tinggi ratio Keuangan Daerah pada Biro Keuangan
efektivitas, menggambarkan kemampuan Propinsi Sulawesi Selatan”. Penelitian ini
penggunaan biaya semakin baik. bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas
Menurut Jones dan Pendlebuy verifikator, insentif serta sarana dan
(2006:14), efektivitas adalah sukses prasarana terhadap efektifitas sistem dan
mencapai suatu tujuan. Oleh sebab prosedur pengelolaan keuangan daerah
itu, efektivitas hanya berhubungan untuk dapat menurunkan terjadinya
dengan output atau hasil. Suatu hal penyimpangan penggunaan anggaran
penting yang harus diperhatikan dalam pengelolaan keuangan daerah.
adalah bahwa derajat efektivitas Penelitian ini menguji faktor kualitas
tidak menyatakan apa-apa tentang verifikator, insentif serta sarana dan
berapa besar pengeluaran untuk prasarana terhadap efektifitas sistem dan
mencapainya. Jadi, yang menjadi prosedur pengelolaan keuangan daerah
ukurannya adalah hasilnya (output). Biro Keuangan untuk dapat menurunkan
terjadinya penyimpangan penggunaan
Penelitian Terdahulu anggaran dalam pengelolaan keuangan
Julita (2013) melakukan penelitian daerah Sekretariat Daerah Propinsi Sulawesi
dengan judul “Analisis Efektivitas dan Selatan. Dimana insentif merupakan
Efisiensi Anggaran Pendapatan dan faktor yang dominan berpengaruh
Belanja pada Badan Lingkungan Hidup signifikan terhadapefektifitas sistem dan
Propinsi Sumatera Utara”. Hasil
261
prosedur verifikator Biro Keuangan menganalisis efisiensi dan efektivitas
Sekretariat Daerah Propinsi Sulawesi Selatan. pengelolaan anggaran pada Dinas Perindustrian
Nur Mawati Mambulu (2010) dan Perdagangan Kabupaten Sinjai.
melakukan penelitian dengan judul “Analisis
Efektifitas dan Efisiensi Pengelolaan Waktu dan Lokasi Penelitian
Keuangan Daerah pada Dinas Cipta Waktu penelitian selama 2 (dua)
Karya dan Tata Ruang Kabupaten bulan, mulai bulan Agustussampai
Banggai”. Penelitian ini bertujuan untuk September 2016. Lokasi penelitian
menganalisis pelaksanaan pengelolaan keuangan dilaksanakan di Dinas Perindustrian dan
daerah berdasarkan pada Peraturan Menteri Perdagangan Kabupaten Sinjai yang
dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006. merupakan salah satu satuan kerja
Penelitian ini dilakukan dengan metode perangkat daerah yang bertugas dalam
analisis rasio keuangan terhadap laporan bidang industri dan perdagangan.
realisasi anggaran berdasarkan prinsip
transparansi, akuntabilitas dan value for money. Teknik Pengumpulan Data
Analisis rasio keuangan yang digunakan Teknik pengumpulan data dalam
dalam penelitian ini adalah rasio penelitian ini dimaksudkan untuk
efektifitas dan efisiensi. Hasil penelitian memperoleh data yang relevan dan
menunjukkan bahwa adanya peningkatan akurat dengan masalah yang dibahas.
terhadap rasio efektifitas PAD yang Teknik pengumpulan data tersebut adalah
berarti bahwa Dinas Cipta Karya dan melalui Dokumentasi, yaitu teknik
Tata Ruang Kabupaten Banggai mampu pengumpulan data dengan menelaah
mengelola sumber-sumber PAD dengan serta memperoleh informasi melalui
baik. Hal ini ditunjukkan dengan buku-buku, publikasi, laporan, serta
tercapainya target realisasi anggaran sebesar dokumen-dokumen yang ada kaitannya
100%. Sedangkan efektivitas terhadap dengan penelitian.
belanja daerah belum tercapai meskipun
nilai resikonya cenderung mengalami Metode Analisis Data
peningkatan, hal ini dikarenakan oleh Analisis data kuantitatif, yaitu analisis
nilai rasionya yang tidak mencapai data yang menggambarkan efisiensi, efektivitas
target 100%. Pada hasil analisis efisiensi penggunaan anggaran pendapatan dan
menunjukkan adanya keberhasilan atas belanja Dinas Perindustrian dan
pemungutan PAD dengan biaya Perdagangan Kabupaten Sinjai, dengan
perolehannya yang relatif kecil sehingga menggunakan beberapa rasio seperti:
nilai rasionya kurang dari 100%. a. Rasio Efisiensi
Berdasarkan para penelitian di Rasio ini menggambarkan
atas, dijadikan sebagai acuan dan perbandingan perbandingan antara besarnya biaya
agar nantinya hasil penelitian yang dilakukan yang dikeluarkan untuk memperoleh
dapat melihat adanya perbedaan dan pendapatan dengan realisasi
persamaan dari penelitian terdahulu. pendapatan yang diterima
Tentunya, hasil penelitian ini dapat sama
dan dapat berbeda, karena adanya persamaan dan 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝐴𝐷
Rasio efisiensi= 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑃𝐴𝐷 𝑥100%
perbedaan dari variabel-variabel yang
Kriteria rasio efisiensi diambil dari
diteliti dan obyek penelitian.
Kepmendagri Nomor 690.900.327
tahun 1996 tentang Pedoman Penilaian
METODE PENELITIAN
Kinerja Keuangan. Berikut ini
Jenis Penelitian
adalah tabel yang mengambbarkan
Jenis penelitian adalah deskriptif
kriteria rasio efisiensi keuangan daerah.
kuantitatif yaitu menguraikan dan
262
Tabel 1. Tugas Pokok :
Kriteria Kinerja Efisiensi Keuangan a. Melaksanakan sebagian kewenangan urusan
Pemerintahan Daerah berdasarkan asas
Persentase Kinerja otonomi di bidang Perindustrian dan
No Kriteria
Keuangan
Perdagangan;
1 100% ke atas Tidak efisien
2 90 – 100% Kurang efisien
b. Melaksanakan Tugas Pembantuan di
3 80 – 90 % Cukup efisien
bidang Perindustrian dan
Perdagangan dan yang menjadi
4 60 – 80% Efisien
tanggung jawab dan kewenangannya
5 Kurang 60% Sangat Efisien
berdasarkan peraturan Perundang-
undangan yang berlaku;
b. Rasio Efektivitas c. Melaksanakan tugas lain yang
diberikan oleh Bupati.
Rasio ini menggambarkan
kemampuan pemerintah daerah/kota
Fungsi
dalam merealisasikan pendapatan a. Perumusan kebijakan teknis dibidang
asli daerah yang direncanakan Perindustrian dan Perdagangan;
dibandingkan target yang ditetapkan
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
berdasarkan potensi riil daerah. pelayanan umum dibidang
Kriteria rasio efektivitas keuangan Perindustrian dan Perdagangan;
diambil dari kriteria penilaian yang c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas
ditentukan oleh Departemen Dalam
dibidang Perindustrian dan Perdagangan;
Negeri melalui Kepmendagri Nomor d. Pengelolaan administrasi umum
690.900.327 Tahun 1996 tentang meliputi ketatalaksanaan, keuangan,
Pedoman penilaian kinerja keuangan kepegawaian, perlengkapan dan peralatan;
dengan ketentuan sebagai berikut :
𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 e. Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis
Rasio efektivitas= 𝑥100%
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 Dinas; dan
f. Pelaksanaan tugas lain yang
Tabel 2. Kriteria Kinerja Efektivitas diberikan oleh Bupati sesuai dengan
Keuangan tugas dan fungsinya.
Persentase Kinerja
No Kriteria
Keuangan
1 100% Sangat efektif Analisis Efisiensi Pengelolaan
2 90 – 100% Efektif Anggaran Pada Dinas Perindustrian
3 80 – 90 % Cukup efektif dan Perdagangan Kabupaten Sinjai
4 60 – 80% Kurang Efektif Menurut Mahmudi (2007), efisiensi
5 Kurang 60% Tidak efektif merupakan perbandingan antara output
dengan input. Output merupakan
HASIL DAN PEMBAHASAN realisasi belanja untuk memperoleh
Tugas Pokok dan Fungsi Dinas penerimaan daerah dan input merupakan
Perindustrian dan Perdagangan realisasi dari penerimaan daerah dalam
Kabupaten Sinjai hal ini adalah pendapatan. Kemampuan
Sesuai dengan Peraturan Daerah daerah dalam menjalankan tugas
Kabupaten Sinjai Nomor 35 Tahun 2012 dikategorikan efisien apabila rasio yang
Tentang Perubahan Atas Perda Nomor dicapai minimal 1 (satu) atau 100
18 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan (seratus) persen.
Tata Kerja Dinas Kabupaten Sinjai dan Untuk menunjang pencapaian
diberitakan dalam Lembaran Daerah target penerimaan retribusi izin gangguan, Dinas
Kabupaten Sinjai Nomor 35 Tahun 2012 perindustrian dan perdagangan melakukan
menjelaskan bahwa : kegiatan fasilitasi kemudahan perizinan
263
dan pengembangan usaha (pelayanan Kabupaten Sinjaiselama tahun 2011
perizinan). Berdasarkan hasil perhitungan rasio sampai 2015 tersebut, maka untuk lebih
efisiensi pengelolaan anggaran pada jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Dinas Perindustrian dan Perdagangan
264
Tabel 4 Rasio Efektifitas Pengelolaan Anggaran pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Sinjai Tahun 2011-2015
Anggaran Belanja
Rasio Efektifitas
Tahun Target Realisasi Kriteria
(%)
(Rp) (Rp)
2011 5.924.898.655 4.177.814.841 70,51 Kurang Efektif
2012 8.123.085.426 7.349.873.779 90,48 Efektif
2013 5.813.423.199 4.925.735.648 84,73 Cukup Efektif
2014 4.944.353.964 4.330.815.927 87,59 Cukup Efektif
2015 7.118.902.949 6.924.238.242 97,27 Efektif
Rata-rata 6.384.932.839 5.541.695.687 87
265
belanja agar perencanaan sedapat Harun, 2008. Reformasi Akuntansi dan
mungkin merasionalkan belanja Manajemen Sektor Publik di
sehingga belanja yang dikeluarkan Indonesia. Penerbit Salemba
dapat efektif sesuai dengan yang Empat. Jakarta.
diharapkan.
Herawati dan Sunarto, 2004, Budgetting,
DAFTAR PUSTAKA Penganggaran dan Perencanaan.
Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Basuki, 2007, Pengelolaan Keuangan
Daerah, Edisi I, Kreasi Wacana, Ihyaul, 2009, Prospek Otonomi Daerah
Yogyakarta. dan Perekonomian Indonesia.
BPFE, UBM Yogyakarta.
Baswir, 2007, Akuntansi Sektor Publik:
Suatu Pengantar. Edisi Ketiga, Jones, R dan M. Pendlebury. 2006.
Penerbit Erlangga. Jakarta. Public Sector Accounting. 5th
Edition. Pitman Publishing, London
Baswir, Revrisond, 2005, Akuntansi Pemerintah .
Indonesia, BPFE, Yogyakarta. Julita dan Jufrizen, 2012. Budgeting.
Penerbit Citapustaka Media
Darise, 2006, Dasar-Dasar Manajemen Perintis. Bandung.
Keuangan. Edisi Ketujuh,
Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Julita, 2013, Analisis Efektivitas dan
Efisiensi Anggaran Pendapatan
Davey, K.J., 2000. Pembiayaan Pemerintah dan Belanja pada Badan
Daerah. Terjemahan oleh Amirullah. Lingkungan Hidup Propinsi Sumatera
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Utara, Tesis, PPs UNHAS, Makassar
(Tidak Dipublikasikan).
Deddi dan Ayuningtyas, 2010. Akuntansi
Sektor Publik. Edisi Kedua, Kurniawan, 2005, Analisis Kinerja Pengelolaan
Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Pemerintah Kota
Garrison, Norren and Brewer, 2007, Medan. Universitas Sumatera
Management Leading and Utara, Medan.
Collaborating in a Competitive
world 7th ed. McGraw hill, NY. Lukman Wahid, 2011, Faktor-Faktor
yang Berpengaruh terhadap
Gasperz, 2008, Total Quality Manajemen. Efektifitas Sistem dan Prosedur
Gramedia Pustaka, Jakarta. Pengelolaan Keuangan Daerah
pada Biro Keuangan Propinsi
Halim, Abdul, 2002. Akuntansi Keuangan Sulawesi Selatan. Tesis, PPs UNHAS,
Daerah. Salemba Empat Media. Jakarta. Makassar (Tidak Dipublikasikan).
266
Munandar, 2006, Manajemen Keuangan
Modern (Analisis, Perencanaan, ______, 2001. Organisasi Kepemimpinan dan
dan Kebijaksanaan), Bumi Perilaku Organisasi, Gunung
Aksara, Jakarta. Agung, Jakarta.
Nafarin, M., 2004. Penganggaran Perusahaan. Sustry Ambarriani, 2005, Manajemen Biaya:
Edisi Ketiga, Penerbit Salemba Dengan Tekanan Stratejik. Edisi
Empat. Jakarta. dua. Salemba Empat,.Jakarta.
267