Anda di halaman 1dari 11

Kata Pengantar

Puji dan Syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esakarena berkat
Rahmat dan Karunia-Nya kami dapat menyusun makalahini. Dan karena kesempatan yang
diberi-Nya, kami dapat melaksanakan tahapan-tahapan penyusunan makalah dengan baik.
Harapan kami semoga makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat sebagai bagi
para pembaca serta dapat menambah wawasan.
Kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan dalam pembuatan
makalah. Makadari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran demi sempurnanya
makalah ini.

Bengkulu, Maret 2020


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada umumnya, makanan yang beraal dari Jepang dikenal dengan sebutan
washoku. Wa secara tradisional merujuk pada arti Negara Jepang dan shoku berarti
makanan atau masakan. Washoku ini tidak murni berasal dari Jepang melainkan
makanan yang telah mengalami perpaduan dan akulturasi budaya dari Negara lain,
baik Tiongkok maupun barat seperti Negara Prancis, Italia dan Amerika yang disebut
dengan youshoku.
Hal ini tentu berkaitan erat dengan perpaduan sejarah bangsa Jepang.
Masuknya pengaruh bangsa asing memperkenalkan budaya makanan Jepang sejak
pembukaan Jepang oleh Komodor Matthew Perry pada 1853-1854. Saat itu Jepang
mendapat pengaruh asing pada beberapa aspek kehidupan, salah satunya pada
makanan. Pada zaman Meiji 1868-1912 banyak produk asing yang diimpor masuk ke
Jepang. Beberapa orang dari kalangan menengah ke atas mulai merasakan rasa baru
dan menu baru saat itu dan bias dinikmatin di rumah maupun di retoran. Pada abad
ke-19 dan pada abad ke-20 inovasi makanan seperti yang ada perlahan-lahan
berkembang dan masuk ke sejumlah kalangan konsumen Jepang. Beberapa produk
harian seperti yang terdapat dalam buku panduan memasak yang terkenal di kalangan
ibu-ibu rumah tangga, seperti merasakan memasak dan memakan yang belum sama
sekali dicoba seperti cokelat, pisang, bird an buang kaleng. Hal ini perlahan
berkembang meski yang dapat menikmati varian masakan dan masakan hanya kaum
menengah ke atas. Dengan seiringnya waktu ada pun perubahan jaman elektronik
sehingga dapat terciptanya alat teknolgi yang canggih di industri makanan banyak
berkembang yang terjadi zat perasa makanan, pelebelan makanan dan teknologi
canggih lainnya yang melahirkan buda bau dalam persainagn dalam industri makanan
di Jepang.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bahan Makanan?
2. Bumbu dan Rempah?
3. Teknik Pengolahan dan Penyajian?
4. Peralatan Pengolahan dan Penyajian?
5. Makanan khas?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Bahan Makanan
2. Mengetahui Bumbu dan Rempah
3. Mengetahui Teknik Pengolahan dan Penyajian
4. Mengetahui apa saja Peralatan Pengolahan dan Penyajian
5. Mengetahui berbagai macam jenis makanan khas.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Bahan Makanan Jepang


Pada umumnya bahan pangan masakan Jepang berupa beras, hasil pertanian
( sayuran dan kacang-kacangan) dan yang paling utama adalah makanan laut,
ikan air asin dan ikan air tawar. Ikan air asin lebih cenderum digunakan dalam
memasak sehari-hari dikarenakan kandungn nutrisi omega3 yang tinggi hanya
terdapat pada ikan dari peraiyan yang lebih dingin, ikan yang dimasak antara
lain ikan salmon, ikan tuna, ikan mackerel.

B. Bumbu dan Rempah Jepang.


a. Miso
Miso adalah bumbu masakan khas Jepang yang terbuat dari fermentasi
kedelai, beras, atau campuran keduanya dengan garam.
b. Saus Ponzu.
Saus Ponzu adalah saus yang terbuat dari campuran mirin, cuka beras,
katsuobushi, konbu, dan air jeruk lemon. Saus ini cocok digunakan untuk
campuran salad.
c. Shoyu
Shoyu adalah kecap asin yang merupakan bumbu penting dalam masakan
Jepang. Dibuat dari bahan-bahan fermentasi kedelai, tepung, dan garam.
d. Sake
Sake adalah minuman tradisional, namamun disini sake dapat dijadikan
sebagai bumbu penting dalam masakan, yang terbuat dari arak beras.
e. Mirin
Mirin adalah sejenis dengan sake, mirin juga terbuat dari arak beras tetapi
di tambahkan gula sehingga rasanya manis.
f. Wasabi
Wasabi digunakan untuk member rasa pedas pada masakan. Berwarna
hijau muda.
g. Dashi
Dashi merupakan kaldu yang biasa digunakan di Jepang untuk makan sup
dan makan berkuah. Terbuat dari rumput laut dan ikan bonito.
h. Katsuobushi
Katsuobushi terbuat dari ikan bonito yang berbentuk serpihan. Memberi
aroma khas masakan karena terbuat dari ikan bonito asap.
i. Nori
Nori merupakan lembaran kering berwarna hijau tua yang terbuat dari
rumput laut. Biasanya digunakan untuk sushi atau taburan.
j. Saus teriyaki.
Saus teriyaki adalah saus yang berwarna cokelat dan terasa manis. Terbuat
dari shoyu, sake dan gula. Digunakan untuk perendaman.
k. Edamame
Edamame adalah kacang kedelai khas Jepang. Biji-bijinya besar berwarna
hijau segar.
l. Daun Mizuna
Daun Mizuna adalah daun lobak, bias digunakan untuk salad.

C. Teknik Pengolahan dan Penyajian


a. Teknik Pengolahan
Cara pengolahan masakan Jepang adalah mengkukus, merebus,
mentim sehingga rasa bahan masih tetap sama dan tidak
mengurangi rasa atau pun penampilan masakan tersebut.

b. Teknik Penyajian.
Biasanya orang Jepang makan dengan matanya, merupakan
bukti bahwa penyajian hidangan bagi orang Jepang merupakan hal
yang sangat diperhatikan. Makanan tradisional Jepang sangat
menonjolkan bahan dasar misalnya menumis sayuran, orang Jepang
akan menggunakan shoyu yang encer agar warna asli sayuran yang
dimasak terlihat saat disajikan. Contoh lainnya adalah saaat
menyajikan ikan utuh, posisi kepala ikan diletakan disebelah kanan dan
dibagian perut menghadap kedalam agar mudah diambil, karena orang
Jepang menggunakan tangan kanan saat makan.
Budaya dan kepercayaan orang Jepang terhadap angka baik dan
angka buruk turut menentukan penyajian makanan, orang Jepang
menghindari makanan dengan jumlah angka 4 dan 9, angka-angka
tersebut tidak disukai karena angka 4 dalam kanjinya terdapat car
abaca ‘shi’ yang sama dengan baca kanji kematian begitu pula angka 9
yang dibaca ‘ku’ memiliki car abaca dengan kanji tidak beruntung.
Orang jepang lebih menyukai angka dengan bilangan ganjil karena
bilangan ganjil dipercaya sebagai angka keberuntungan misalnya pada
saat menyajikan kacang-kacangan untuk para tamu, orang Jepang akan
menghitungnya terlebih dahulu untuk mendapatkan jumlah ganjil

D. Peralatan dan Pengolahan Penyajian


a. Peralatan Makan
 Chawan adalah mangkuk yang digunakan sebegai tempat nasi,
biasanya nasi yang disajikan adalah nasi putih biasa.
 Sumpit dapat digunakan untuk menjangkau area-area yang sempit
sehingga makanan dapat disajikan dengan bermacammacam
bentuk. Sumpit juga dapat digunakan untuk menyantap sup, dengan
cara mengambil bagian padat dari sup dan kuah sup dapat diminum
langsung dari mangkuknya.
 Hashi-oki adalah tempat meletakkan sumpit ketika akan dan selesai
digunakan. Meletakkan sumpit pada Hashi-oki menandakan bahwa
masih ingin menikmati hidangan, jika meletakkan sumpit di atas
piring atau meja, menandakan bahwa sudah selesai makan.
 Shiru-Wan adalah alat makan berupa mangkuk yang biasanya
disajikan bersama tutup. Mangkuk ini digunakan untuk menyajikan
sup.
 Yakimono-zara adalah piring datar yang digunakan untuk
menyajikan makanan panggang.
 Chuzara dan Kozara adalah satu set alat makan yang digunakan
untuk menyantap makanana seperti sashimi Chuzara memiliki
ukuran lebih besar daripada Kozara.
 Donburi-bachi adalah alat makan yang berupa mangkuk besar,
yang digunakkna untuk menyajikan soba atau udon.
 Nimono-wan adalah alat makan berupa mangkuk dengan bermulut
lebar, biasanya digunakan untuk menyantap hidangan yang
direbus.
 Yunomi-jawan adalah cangkir yang di gunakan untuk the hijau.
Cangkir ini memiliki beragam ukuran tergantung kesempatan
penggunaan cangkir, dalam acara formal atau non formal.
b. Pengolahan Penyajian

Pengolahan bahan dasar, hal yang perlu diperhatikan adalah


ukuran penyajian. Karena orang Jepang makan dengan sumpit dan
tidak memakai pisau, ukuran makanan dipotong atau dibentuk
terlebih dahulu sebelum disajikan. Makanan Jepang memiliki
ukuran mendasar, yaitu dipotong kira-kira seukuran 3cm.
Kemudian, agar mudah dikunyah di mulut, ukuran terbaik dari
makanan adalah 3 x 2 x 1cm. Untuk makanan yang dapat dipotong
dengan cara digigit, ukurannya dibentuk kira-kira seukuran 6cm.

E. Makanan Khas

 Sushi
 Sashimi

 Tempura

 Yakitori

 Miso
 Tsukemono Pickles

 Udon
BAB III

PEBUTUP

A. Kesimpulan
Orang Jepang biasanya memasak makanan dengan teknik di kukus, di
rebus atau di mentim agar tetap menjaga kualitas warna dari bahan
masakan.
Bahan makanan yang dipakai kebanyakan berasal dari alam seperti
biji-bijian sayur dan hewani seperti ikan salmon, ikan tuna dan lain-
lainnya.
Orang Jepang biasanya masih mengandalkan teknik tradisional dalam
memasak makanan, teknik penyajian dan pengolahannya pun masih
menggunakan cara tradisional atau kepercayaan leluhur dulu tentang
adanya kesialan dalam angka atau jumlah tertentu dalam penyajian suatu
makanan.
DAFTAR PUSTAKA

Rusmini Wiwi, dkk. 2016. Guru Pembelajaran Modul Paket Keahlian Jasa Boga
Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta : Kementrian Pendidikn dan Kebudayaan RI
diakses pada ( 4 september 2019 https://books.google.co.id

Lina Rosliana. 2017. Shoku Bunka: Warna Budaya dan Tradisi dalam Makanan
Jepang. Vol 6. No. 2 di akses ( 5 september 2019, https://ejournal.undip.ac.id

Reginald Hendy Cuaca Dharma. 2015. Representasi Budaya Kawaii dalam Chara-
Bentou. Vol. 9. No. 1, diakses pada ( 6 september 2019 https://research-
dashboard.binus.ac.id

Milly Indra Supit.2010.Fusion Food Pesta Pasta Ala Jepang.Jakarta.PT Gramedia


Pustaka Utama. diakses pada (5 september https://books.google.co.id

Nisa, Dedeayu.2016.Ini Alat Makan Jepang Loh. diakses pada (7 september 2019
https://sajiansedap.grid.id

Anda mungkin juga menyukai