Anda di halaman 1dari 10

Critical Book

TUHAN YANG MAHA ESA

Disusun Oleh :

Nama : Citra Gemila Sari Harahap


Nim : 1161113007
Kelas : Reg A

Dosen Pengampu : Drs. Ramli,MA


Mata Kuliah : Agama Islam

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penyusun panjatkan atas kehadirat tuhan yang maha kuasa, atas berkah
dan rahmatnya sehingga penyusun berhasil menyelesaikan Critical Book ini yang berjudul
Ketuhanan yang maha esa ini dapat terselaikan dengan baik.

Critical book ini berisikan tentang bagaimana keimanan dan ketakwaan kita kepada
Allah dengan baik. Saya menyadari bahwa critical book ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan
demi kesempurnaan critical book ini.

Maka dari itu penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang telah
banyak membantu dalam penyusunan critical book ini.

Medan November 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

INDETITAS BUKU........................................................................................1

BAB I

PENDAHULUAN............................................................................................2

A. LatarBelakang.......................................................................................2

B. Tujuan...................................................................................................2

C. Manfaat.................................................................................................2

BAB II

RINGKASAN BUKU .....................................................................................3

A. Pembahasan Buku 1.............................................................................3


B. Pembahasan Buku 2.............................................................................4

BAB III

PEMBAHASAN ..............................................................................................6

A. Kelebihan.............................................................................................6

B. Kelemahan...........................................................................................6

BAB IV

PENUTUP........................................................................................................7

A. Kesimpulan...........................................................................................7

B. Saran.....................................................................................................7

C. Referensi...............................................................................................7

ii
IDENTITAS BUKU

Buku 1

Judul : Pendidikan Agama Islam


Penulis : Ali Nurdin dkk
ISBN : 978-979-011-307-7
Penerbit : Universitas Terbuka
Tahun Terbit : 2011
Urutan Cetakan : 11
Dimensi buku : 21 cm
Tebal Halaman : 505 halaman
Foto cover Buku :

Buku 2

Judul : Islam Kaffah, Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi


Penulis : Dr. H. Husnul Anwar Matondang, M.Ag.(Ed.)
ISBN : 978-602-6462-34-3
Penerbit : Perdana Publishing
Tahun Terbit : 2017
Urutan Cetakan :1
Dimensi buku :
Tebal Halaman : 233 halaman

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keimanan sering disalah pahami dengan 'percaya', keimanan dalam Islam
diawali dengan usaha-usaha memahami kejadian dan kondisi alam sehingga timbul
dari sana pengetahuan akan adanya Yang Mengatur alam semesta ini, dari
pengetahuan tersebut kemudian akal akan berusaha memahami esensi dari
pengetahuan yang didapatkan. Keimanan dalam ajaran Islam tidak sama dengan
dogma atau persangkaan tapi harus melalui ilmu dan pemahaman.
Implementasi dari sebuah keimanan seseorang adalah ia mampu berakhlak
terpuji. Allah sangat menyukai hambanya yang mempunyai akhlak terpuji. Akhlak
terpuji dalam islam disebut sebagai akhlak mahmudah. Beberapa contoh akhlak
terpuji antara lain adalah bersikap jujur, bertanggung jawab, amanah, baik hati,
tawadhu, istiqomah dll. Sebagai umat islam kita mempunyai suri tauladan yang perlu
untuk dicontoh atau diikuti yaitu nabi Muhammad SAW. Ia adalah sebaik-baik
manusia yang berakhlak sempurna. Ketika Aisyah ditanya bagaimana akhlak rosul,
maka ia menjawab bahwa akhlak rosul adalah Al-quran. Artinya rosul merupakan
manusia yang menggambarkan akhlak seperti yang tertera di dalam Al-quran.

B. Tujuan
- Untuk mememnuhi tugas critical book pada mata kuliah agama islam
- Untuk mencari informasi dan untuk mengatahui apa saja kelemahan dan kelebihan
pada kedua buku ini
C. Manfaat
- Dapat menambah wawasan kepada si pembaca

2
BAB II

RINGKASAN BUKU

Buku 1

1. TUHAN YANG MAHA ESA DAN KETUHANAN

A. Keimanan dan Ketakwaan

Iman meruang pakan asas yang menentukan ragam kepribadian manusia.


Selama ini orang memahami bahwa iman artinya kepercayaan atau sikap
batin, yaitu mempercai adanya Allah, Malaikat, Rasul, Kitab, Hari akhir
(kiamat), Takdir baik dan buruk. Pengertian tersebut jika digandengkan
dengan hadis nabi yaitu aqdun bil qalbi wa ikraarun bil lisani wa amalan bil
arkani maka pengertiannya akan lebih operasional. Jika didefinisikan bahwa
iman adalah kepribadian yang mencerminkan suatu keterpaduan antara kalbu,
ucapan dan perilaku menurut ketentuan Allah, yang disampaikan oleh
Malaikat keada nabi Muhammad. Ketentuan Allah tersebut dibukukan dalam
bentuk kitab dan kumpulan wahyu, yang dikongretkan dalam Al-Quran guna
mencapai tujuan yang hakiki yaitu bahagia dalam hidup, baik jangka mencapai
tujuan yang hakiki dan bahagia dalam hidup, baik jangka pendek maupun
jangka panjang. Isi kitab tersebut adalah ketentuan tentang nilai-nilai
kehidupan yang baik dan yang buruk berdasarkan paramater dari Allah.
Ada tiga aspek iman yaitu pengetahuan, kemauan dan kemampuan. Orang
yang beriman kepada Allah adalah yang memiliki pengetahuan dan
kemampuan untuk hidup dengan ajaran Al-quran seperti yang dicontohkan
oleh Rasulullah. Oleh karena itu, prasyarat untuk mencapai iman adalah
memahami kandungan Al-quran. Dengan demikian strategi untuk menumbuh
kembangkan keimanan kepada Allah adalah menumbuh kembangkan
kegiatan, belajar dan mengajar Al-quran secara akademik. Tujuan belajar dan
mengajar adalah bukan sekedar mampu menyembunyikan hurufnya.
Melainkan sampai memahami makna yang terkandung di dalamnya. Kuat
lemahnya iman seseorang sangat tergantung pada penguasaannya terhadap Al-
quran. Kekeliruan dan kedangkala dalam memahami makna Al-quran

3
merupakan faktor yang membuat dangkal atau keliru dalam beriman. Untuk
itu belajar dan mengajar Al-quran harus dilakukan dengan terjadwal dan
berkelanjutan. Belajar Al-quran tidak hanya di waktu kecil, namun harus
berkelanjutan sampai ajal tiba.
B. Filsafat Ketuhanan
Konsep tentang Ketuhanan Yang Maha Esa, menurut pemikiran manusia,
berbeda dengan Konsep Ketuhanan Yang Maha Esa menurut ajaran islam.
Konsep ketuhanan menurut pemikiran manusia baik deisme, panteisme,
maupun elektisme, tidak memeberikan tempat bagi ajaran Allah dalam
kehidupan, dalam arti ajaran Allah tidak fungsional. Paham pantaisme
meyakini tuhan berperan, namun yang berperan adalah Zat-nya bukan
ajarannya. Sedangkan konsep ketuhanan dalam islam justru intinya adalah
konsep ketuhanan secara fungsional. Maksudnya fokus dari konse ketuhanan
dalam islam adalah bagaimana memerankan ajaran Allah dalam
memanfaatkan ciptaannya.
Segala yang ada di alam semesta ini diciptakan oleh Yang Maha Pencipta
(Khalik). Manusia yang diberi akal, ketika memperhatikan gejala dan
fenomena alam akan mengambil kesimpulan bahwa alam yang menakjubkan
ini tentulah diciptakan oleh Yang Maha Agung. Akal yang logis juga
memahami bahwa yang dicipta tidak sama dengan pencipta.
Mahkluk, kecuali ada yang nyata dapat diketahui dengan panca indra, ada pula
yang immateri dan tidak dapat dijangkau oleh indera manusia. Keyakinan
akan adanya mahkluk ghaib itu, akan dapat menyampaikan kepada keimanan,
juga terhadap Yang Maha Ghaib, Yaitu Khalik Pencipta alam semesta ini.

Buku 2

1. Tuhan Yang Maha Esa


A. Mengapa harus mempercayai keberadaan pencipta alam semesta.
Di dalam islam, kepercayaan kepada pencipta alam semesta dipahami sebagai
fitrah manusia. Sejak masa azali, Allah telah mempertanyakan ruh manusia.
“Apakah aku ini tuhan kamu? Ruh-ruh itu menjawab, benar, kami bersaksi
engkaulah tuhan kami. “ karena itu pada dasarnya, manusia diciptakan seorang
yang bertauhid dan menyerahkan diri kepada Allah (Muslim). Namun ketika

4
manusia dilahirkan kedunia dan ruh bersatu dengan jasad, maka kesadaran
ilahiyah itu bersifat potensial (fitrah). Potensi fitrah itu tumbuh bersama dengan
potensi dan pengaruh lainnya, terutama pengaruh lingkungan. Dalam kaitan ini
Nabi Saw. Bersabda “ Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (islam), tetapi
kedua orang tuanyalah yang membentuknya (merubahnya ) menjadi Yahudi dan
Nasrani, atu Majusi.
B. Keharusan memilih islam sebagai agama dan pedoman hidup
1. Agama ini memiliki kitab suci Al-Quran yang diwahyukan oleh Allah dan
telah teruji dalam sejarah tentang keautentikannya. Al-Quran telah ditulis
sejak masa Rasulullah saw. Masih hidup karena itu tidak ada pemalsuan dan
keraguan terhadap orisinalitas ayat-ayatnya dari sang penerima wahyu.
2. Sejak era diturunkannya Al-Quran , Alllah telah menantang manusia dan jin
untuk membuat satu surah saja seperti kualitas Al-Quran dari segala
dimensinya, tetapi hingga saat ini tidak ada yang mampu melakukanya.
3. Dilihat dari keterpaduan kandungan ayat-ayat Al-Quran, dan pemenuhan
terhadap kebutuhan hiidayah manusia untuk menata duniawi dan ukhrawi.
C. Keniscayaan beriman dan bertauhid
Ketika seseorang telah meyakini adanya pencipta alam semesta, lalu ia
menemukan islam sebagai agama kebenaran dan mengharuskannya secara objektif
harus ia pilih, maka konsekuensi dari semua itu adalah seyogianya ia
mewujudkannya di dalam keyakinan dan perilakunya. Secara etimologi iman
artinya percaya, oleh sebab itu, setiap ajaran islam yang berhubungan dengan
kepercayaan disebut dengan iman.
Dan di dalam islam tauhid tersebut dikenal tiga macam tauhid yaitu:
a. Tauhid Rububiyyah
Tauhid rububiyyah yaitu mengesakan Allah dalam segala perbuatannya dan
dengan meyakini bahwa dia sendiri yang menciptakan seluruh mahkluk
b. Tauhid Uluhiyyah
Tauhid uluhiyyah adalah mengesakan Allah dalam menyembah nya.
c. Tauhid al- Asma’ wa ash-shifat
Asma’wa shifat adalah beriman kepada nama-nama Allah yang baik dan sifa-
sifat nya yang sempurna sebagaimana yang dijelaskan di dalam Al-Quran dan
Sunnah.

5
BAB III

PEMBAHASAN

A. Kelebihan

a. Cover pada kedua buku ini sangat menarik sehingga pembaca tertarik untuk
membacanya.
b. Setiap penjelasan pada kedua buku ini tentang keyakinan tuhan yang maha esa
dijelaskan dengan ayat-ayat Al-Quran dan Sunah. Sehingga pembaca yakin
bahwa penjelasannya tidak dibuat-buat.
c. Kedua Buku ini menjelaskan pembahasan secara ringkas sehingga pembaca
mudah mengerti apa saja inti dari pembahasan tersebut.
d. Penulisan kalimat bahasa asing pada kedua buku ini digaris miringkan sehingga
memenuhi persyratan dalam penulisan bahasa indonesia.
e. Pada buku 1 menjelaskan keimanan dan ketakwaan seseorang melalui perbuatan
yang baik untuk mendekatkandiri kepada Allah melalui tawakal, membaca Al-
Quran dan perbuatan yang baik lainnya.
f. Pada buku 1 memiliki rangkuman sehingga pembaca mudah memahami
pembahasan tersebut.
B. Kelemahan
a. Masih banyak pengulangan kata terhadap kedua buku ini
b. Pada buku 1 penjelasan di dalam buku ini masih berbelit-belit sehingga pembaca
kurang memahami sebagian dari penjelasan buku ini.

6
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Definisi Tuhan adalah Sesuatu yang dipentingkan oleh manusia
sedemikian rupa, sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai oleh-Nya. Tuhan
adalah pencipta alam semesta beserta seluruh isinya, Tuhan itu Maha Esa, Tiada
Tuhan selain Allah SWT, Laa Ilaahaillallaah.
Implementasi ketuhanan dan tuhan yang maha esa yakni dengan keimanan dan
ketakwaan. Iman adalah membenarkan dengan hati (tashdiq bi qalb), menyatakan
dengan lisan (iqrar bi lisan), dan membuktikan dengan perbuatan (amal bi arkan)
terhadap kebenaran atau keyakinan tertentu. Pokok-pokok keyakinan islam terangkum
pada rukun iman yang 6 yaitu keyakinan pada Allah, Malaikat Allah, Kitab-kitab
Allah, Nabi dan Rasul Allah, Hari Kiamat, dan Takdir baik dan takdir buruk. Taqwa
dapat diartikan sikap memelihara keimanan yang diwujudkan dalam pengamalan
ajaran agama Islam secara utuh dan konsisten (istiqom

B. Saran
Semoga dengan adanya pemebelajaran ini diharapkan kita sebagai hamba
Allah mampu memahami dan memaknainya dan dapat menambah keyakinan mereka
akan ke-Esaan Allah SWT dengan meningkatkan keimanan dan ketakwaan nya.

C. Referensi

Matondang Husnel Anwar, dkk. 2017. Islam Kaffah, Pendidikan Agama Islam Untuk
Perguruan Tinggi. Medan : Perdana Publishing
Nurdin Ali, dkk. 2011. Pendidikan Agama Islam. Jakarta : Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai