Anda di halaman 1dari 2

1

DEFINISI PIUTANG

PIUTANG ADALAH
Hak perusahaan kepada pihak lain yang akan diterima dalam bentuk kas.

https://docs.google.com/presentation/d/1mOsByAOXdnuIYhl_M8qfQttsIbQ08rISvLb_LTVg1oA/edit?
usp=sharing

PENGGOLONGAN PIUTANG
Piutang biasanya digolongkan ke dalam kelompok :
A. Piutang usaha, dan
B. Piutang di luar usaha.

3.

Data-data yang harus ada dalam pembukuan piutang untuk keperluan fiskal:

1. Nama dan alamat lengkap debitur


2. Jumlah piutang kepada masing-masing debitur
3. Saat timbul maupun berkurangnya piutang
4. Jenis piutang. misalnya piutang usaha, piutang kepada pegawai, piutang kepada pemegang saham,
dan piutang bunga
5. Hak penerimaan bunga
6. Tanggal jatuh tempo piutang
7. Jumlah piutang yang dapat dihapuskan
8. Keterangan lainnya yang berkaitan dengan piutang.

4.

PIUTANG USAHA

A. Piutang Usaha adalah piutang yang terjadi akibat transaksi penjualan barang atau penyerahan jasa
untuk kegiatan usaha normal perusahaan ( penjualan barang atau penyerahan jasa secara kredit )

B. Dalam usaha pelayanan jasa


piutang di catat ketika pelayanan jasa dilaksanakan, umumnya tidak disertai surat surat perjanjian
formal. tetapi ada kalanya piutang disertai surat dagang seperti : wesel tagih.

C. Posisi piutang
Piutang yang dapat ditagih dalam satu tahun digolongkan dalam aset lancar, sedangkan
Piutang yang tidak dapat ditagih dalam satu periode digolongkan dalam aset lain-lain.
D. Pencatatan yang masih di perbolehkan antara akuntansi komersil dengan akuntansi perpajakan
Dalam akuntansi komersil, sering terjadi:

A. Trade Discount ( potongan perniagaan)


B. Cash Discount ( potongan tunai )

dimana dalam praktik akuntansi komersil potongan tersebut dibukukan dengan mengurangkan dari
penjualan bruto. hal ini masih diperbolehkan oleh ketentuan perpajakan

E. Pencatatan yang tidak diperbolehkan antara akuntansi komersil dengan akuntansi perpajakan

yaitu dalam pembukuan penyisihan (allowance) untuk potongan tunai dan retur penjualan tida
diperkenankan untuk tujuan perpajakan karena ketentuan perpajakan lebih menekankan pada keadaan
senyata nyata nya dan bukan bersifat antisipatif dengan penyisihan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai