Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Peptida
Asam amino berikatan satu dengan yang lain, secara kovalen, melalui ikatan
amida tersubtitusi yang disebut ikatan peptida. Pada ikatan peptida, gugus a-karboksil
asam amino berikatan dengan gugus a-amino asam amino berikutnya. Ikatan peptida
bersifat sangat stabil, di dalam tubuh diuraikan oleh enzim proteol
Unit asam amino dalam peptida disebut residu. Dua asam berikatan disebut
dipeptida, tiga asam amino berikatan disebut tripeptida, dan seterusnya. Jika banyak
asam amino berikatan disebut polipeptida. Residu terminal N atau N ujung adalah
residu asam amino dalam peptide yang mempunyai gugus a-amino bebas. Residu
asam amino yang mempunyai gugus karboksil bebas disebut terminal karboksil atau
C ujung. Penamaan suat protein dimulai dari terminal N.
Polimer pendek asam amino yang disebut peptida berperan sebagai hormon,
hormone-releasing factors, neuro- modulator, dan neurotransmiter. Beberapa peptida
mempunyai nilai terapetik, seperti basitrasin dan gramisidin sebagai antibiotik serta
antitumor bleomisin.
Sejumlah hormon juga merupakan peptida atau polipeptida. Oksitoksin adalah
hormone dengan rantai peptide pendek terdiri atas sembilan residu asam amino,
dihasilkan oleh pituitari posterior yang merangsang kontraksi uterus. Bradikinin
terdiri atas sembilan residu adalah hormon yang menghambat pembengkakan
jaringan. Enkefalin, dibentuk di sistem saraf pusat, mempunyai efek analgesik.
Protein
Protein merupakan salah satu kelompok bahan makanan yang terdapat dalam
jumlah besar (makronutrien). Tidak seperti bahan makronutrien lain (karbohidrat dan
lemak), protein lebih berperan dalam pembentukan biomolekul daripada sebagai
sumber energi. Meskipun demikian, bila organisme mengalami kekurangan energi,
maka protein ini digunakan sebagai sumber energi. Kandungan energi protein rata-
rata 4 kilokalori/gram atau setara dengan kandungan energi karbohidrat.
Protein merupakan polimer dengan asam-asam amino sebagai monomer. Dua
asam amino berikatan melaluj ikatan peptida dengan melepas satu molekul air.
Protein merupakan polipeptida yang pada bagian tengah adalah rantai panjang dengan
salah satu ujungnya adalah gugus karboksilat dan ujung yang lainnya adalah gugus
amina.
Protein dapat berfungsi sebagai penyusun senyawa biomolekul seperti
nucleoprotein (terkandung dalanm inti sel, tepatnya kromosom), enzim, hormon,
antibodi, dan sarana kontraksi otot; pembentukan sel-sel baru; pengganti sel-sel pada
jaringan yang rusak; dan sebagai sumber energi.
Kelarutan Protein
Kelarutan protein adalah persen dari total protein yang terdapat di dalam bahan
pangan yang dapat diekstrak oleh atau larut dalam air pada kondisi tertentu. Jenis-
jenis protein, seperti albumin, globulin, prolamin, dan glutelin dapat larut dalam air,
larutan garam encer, 60-80% alkohol alifatik dan 0,2% NaOH.
Kelarutan protein ditentukan oleh sifat asam aminonya di dalam larutan, dimana
asam amino dapat bersifat asam atau basa. Sifat kelarutan protein bergantung pada
jenis protein, jenis pelarut, pH, konsentrasi, dan muatan ion, dan suhu.
Kelarutan protein dalam air mencapai minimum pada pH titik isoelektrik atau
dinotasikan dengan pl. Setiap jenis protem memiliki pl tertentu. Pada pH isoelektrik
ini, protein tidak bermuatan, sehingga tidak terjadi antarmolekul. Pada pH di atas atau
di bawah pH isoelektrik, protein kembali bermuatan positif atau negatif yang
menyebabkan kelarutannya meningkat. Kelarutan protein dapat larutan menurun
dengan penambahan garam. Misalnya penambahan garam kalsium sulfat (CASO4)
pada protein kedelai menyebabkan kelarutan protein menurun dan lambat laun akan
menggumpalkan protein.