Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Resistor adalah suatu benda yang mempunyai nilai tahanan tertentu dan menyerap energi
dalam bentuk panas. Resistor berguna sebagai Pembangkit potensi listrik, memperkecil tegangan
(potensial) listrik, memperkecil arus listrik, dan sebagai pembagi tegangan listrik.
Secara umum fungsi dari osiloskop adalah untuk menganalisa tingkah laku besaran yang
berubah-ubah terhadap waktu yang ditampilkan pada layar, untuk melihat bentuk sinyal listrik
yang sedang kita amati.Cara penggunaan osiloskop adalah pertama pengkalibrasian kemudian
menyetel fokus, intensitas, kemiringan, x position dan y position, setelah probe dikalibrasi maka
dengan menempelkan probe ke terminal tegangan acuan maka akan muncul tegangan persegi
pada layar.
Awal mula dari dioda adalah peranti kristal Cat's Whisker dan tabung hampa (juga
disebut katup termionik). Dioda adalah komponen aktif bersaluran dua (diode termionik
mungkin memiliki saluran ketiga sebagai pemanas). Dioda mempunyai dua elektrode aktif
dimana isyarat listrik dapat mengalir, dan kebanyakan diode digunakan karena karakteristik satu
arah yang dimilikinya.
Rangkaian clipper (pemotong) berfungsi untuk memotong atau menghilangkan sebagian
sinyal masukan yang berada di bawah atau di atas level tertentu. Contoh sederhana dari
rangkaian clipper adalah penyearah setengah gelombang. Rangkaian ini memotong atau
menghilangkan sebagian sinyal masukan di atas atau di bawah level nol. Rangkaian dasar dari
sebuah clipper atau pemotong sinyal dapat menggunakan sebuah dioda.
Rangkaian Clamper (penggeser) digunakan untuk menggeser suatu sinyal ke level dc
yang lain. Untuk membuat rangkain Clamper minimal harus mempunyai sebuah kapasitor, dioda,
dan resistor, disamping itu bisa pula ditambahkan sebuah baterai. Harga R dan C harus dipilih
sedemikian rupa sehingga konstanta waktu RC cukup besar agar tidak terjadi pengosongan
muatan yang cukup berarti saat dioda tidak menghantar. Dalam analisa ini dianggap didodanya
adalah ideal.

1
1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Resistor
1. Apa pengertian resistor?
2. Apa fungsi dan kegunaan resistor?
3. Apa saja jenis – jenis resistor?
4. Apa bahan – bahan yang terkandung di dalam resistor?
5. Bagaimana penandaan pada resistor?
6. Apa identifikasi empat pita pada resistor?
7. Bagaimana cara mengukur nilai resistor?
8. Apa rangkaian seri dan paralel pada resistor?
9.Bagaimana perhitungan rangkaian seri dan paralel pada resistor?

1.2.2 Osiloskop

1. Apa pengertian osiloskop?


2. Bagaimana cara kalibrasi osiloskop?
3. Apa saja macam – macam osiloskop?
4. Apa perbandingan tipe osiloskop DIGITAL ATTEN ADS1102CML
dengan osiloskop Digital Oscilloscope ATTEN AT-H201

1.2.3 Dioda

1. Apa pengertian dioda?


2. Apa kontruksi dioda?
3. Bagaimana prinsip kerja dioda?
4. Bagaimana karakteristik dioda?
5. Bagaimana rangkaian dioda dalam rangkaian penyearah?

2
1.2.4 Clipper dan Clamper
1. Apa pengertian clipper?
2. Apa saja jenis – jenis rangkaian clipper?
3. Apa pengertian rangkaian clamper?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian resistor
2. Untuk mengetahui fungsi dan kegunaan resistor
3. Untuk mengetahui jenis - jenis resistor
4. Untuk mengetahui bahan – bahan yang terkandung di dalam resistor
5. Untuk mengetahui penandaan pada resistor
6. Untuk mengetahui identifikasi empat pita pada resistor
7. Untuk mengetahui cara mengukur nilai resistor
8. Untuk mengetahui rangkaian seri dan paralel pada resistor
9. Untuk mengetahui perhitungan rangkaian seri dan paralel pada resistor
10. Untuk mengetahui pengertian osiloskop
11. Untuk mngetahui cara kalibrasi osiloskop
12. Untuk mngetahui Apa macam – macam osiloskop
13. Untuk mengetahui perbandingan tipe osiloskop DIGITAL ATTEN
ADS1102CML dengan osiloskop ATTEN AT7328
14. Untuk mengetahui pengertian dioda
15. Untuk mngetahui kontruksi dioda
16. Untuk mengetahui prinsip kerja dioda
17. Untuk mengetahui karakteristik dioda
18. Untuk mengetahui pengertian clipper
19. Untuk mengetahui saja jenis – jenis rangkaian clipper
20. Untuk mnegetahui pengertian rangkaian clamper
21. Untuk memenuhi tugas Lab PTE

1.4 Manfaat Penulisan


3
Penulisan makalah ini berguna untuk:

1. Untuk bisa mengetahui apa itu resistor, osiloskop, dioda dan rangkaian clipper
dan clamper.
2. Untuk referensi adik – adik nanti

BAB II
4
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Resistor

Resistor merupakan komponen elektronik yang memiliki dua pin dan didesain untuk
mengatur tegangan listrik dan arus listrik, dengan resistansi tertentu (tahanan) dapat
memproduksi tegangan listrik di antara kedua pin, nilai tegangan terhadap resistansi berbanding
lurus dengan arus yang mengalir, berdasarkan hukum Ohm:

Resistor digunakan sebagai bagian dari rangkaian elektronik dan sirkuit elektronik, dan
merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan. Resistor dapat dibuat dari
bermacam-maca kompon dan film, bahkan kawat resistansi (kawat yang dibuat dari paduan
resistivitas tinggi seperti nikel-kromium).

Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat dihantarkan.
Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, derau listrik (noise), dan induktansi.

Resistor dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit cetak, bahkan sirkuit
terpadu. Ukuran dan letak kaki bergantung pada desain sirkuit, kebutuhan daya resistor harus
cukup dan disesuaikan dengan kebutuhan arus rangkaian agar tidak terbakar.

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Resistor

Gambar 2.1 Resistor

5
2.2 Fungsi dan Kegunaan

Berikut adalah fungsi resistor yaitu:

1. Sebagai pembagi arus dan pembagi tegangan

2. Sebagai penurun tegangan

3. Sebagai penghambat arus listrik

4. Pengatur waktu dalam rangkaian

2.3 Jenis - jenis resistor

Jenis – jenis resistor dibagi menjadi dua yaitu:

1. Resistor Tetap, yaitu resistor yang nilai hambatannya tetap

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam resistor tetap yaitu:

 Makin besar bentuk fisik resistor, makin besar pula daya tersebut

 Semakin besar nilai daya resistor makin tinggi suhu yang bisa diterima
resistor tersebut

 Resistor bahan gulungan kawat pasti lebih besar bentuk dan nilai dayanya
dibandingkan resistor dari bahan carbon

2. Resistor Variabel, yaitu resistor yang nilai hambatannya dapat diubah – ubah.

Resistor variabel dibagi menjadi dua yaitu:

a. Resistor Trimpot, yaitu resistor variabel yang nilai hambatannya dapat


diubah dengan menggunakan obeng.

6
b. Resistor Potensio, yaitu resistor variabel yang nilai hambatannya dapat
diubah langsung menggunakan tangan (tanpa alat bantu) dengan cara
memutar poros engkol atau menggeser kenop untuk potensio geser.

2.4 Bahan – bahan yang Terkandung di dalam Resistor

Berikut adalah bahan- bahan yang terkandung di dalam resistor yaitu:

1.   Film karbon
Selapis film karbon diendapkan pada selapis substrat isolator, dan potongan memilin
dibuat untuk membentuk jalur resistif panjang dan sempit. Dengan mengubah lebar
potongan jalur, ditambah dengan resistivitas karbon (antara 9 hingga 40 µΩ-cm) dapat
memberikan resistansi yang lebar. Resistor film karbon memberikan rating daya antara
1/6 W hingga 5 W pada 70 °C.Resistansi tersedia antara 1 ohm hingga 10
MOhm.Resistor film karbon dapat bekerja pada suhu di antara -55 °C hingga 155 °C.Ini
mempunyai tegangan kerja maksimum 200 hingga 600 v.

2. Unsur resistif utama dari resistor foil adalah sebuah foil logam paduan khusus setebal
beberapa mikrometer. Resistor foil merupakan resistor dengan presisi dan stabilitas terbaik.
Salah satu parameter penting yang memengaruhi stabilitas adalah koefisien temperatur dari
resistansi (TCR). TCR dari resistor foil sangat rendah. Resistor foil ultra presisi
mempunyai TCR sebesar 0.14ppm/°C, toleransi ±0.005%, stabilitas jangka panjang
25ppm/tahun, 50ppm/3 tahun, stabilitas beban 0.03%/2000 jam, EMF kalor 0.1μvolt/°C,
desah -42dB, koefisien tegangan 0.1ppm/V, induktansi 0.08μH, kapasitansi 0.5pF.

2.5 Penandaan pada Resistor

Resistor aksial biasanya menggunakan pola pita warna untuk menunjukkan resistansi.
Resistor pasang-permukaan ditandas secara numerik jika cukup besar untuk dapat ditandai,
biasanya resistor ukuran kecil yang sekarang digunakan terlalu kecil untuk dapat ditandai.

7
Kemasan biasanya cokelat muda, cokelat, biru, atau hijau, walaupun begitu warna lain juga
mungkin, seperti merah tua atau abu-abu.

Resistor awal abad ke-20 biasanya tidak diisolasi, dan dicelupkan ke cat untuk menutupi seluruh
badan untuk pengkodean warna. Warna kedua diberikan pada salah satu ujung, dan sebuah titik
(atau pita) warna di tengah memberikan digit ketiga. Aturannya adalah "badan, ujung, titik"
memberikan urutan dua digit resistansi dan pengali desimal. Toleransi dasarnya adalah ±20%.
Resistor dengan toleransi yang lebih rapat menggunakan warna perak (±10%) atau emas (±5%)
pada ujung lainnya

2.6 Identifikasi Empat Pita

Resistor dibuat dalam nilai yang berbeda. Untuk mengetahui nilainya, sebuah kode warna
dipakai oleh resistor seperti terlihat pada gambar 2.2.

Cincin warna pada resistor menyatakan digit atau angka dari nilai resistor. Biasanya
cincin warna keempat warnanya emas atau perak yang menunjukkan toleransi resistor itu
(ketetapan nilai resistor bila dibandingkan dengan nilai yang diinginkan). Bila cincin keempat
ditempatkan disebalah kanan, maka cincin warna pertama di sebelah kiri menunjukkan digit
pertama dari nilai resistor. Nilai resistor ditentukan oleh kodenya. Pita warna kedua
menunjukkan digit kedua dari nilai resistor, nilainya juga diperoleh dari kodenya. Sedangkan
cincin warna ketiga menunjukkan banyaknya angka nol dari nilai resistor itu, banyaknya angka
nol juga ditentukan oleh kode warnanya.

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Resistor

Pita ketiga Pita keempat Pita kelima


Warna Pita pertama Pita kedua
(pengali) (toleransi) (koefisien suhu)
Hitam 0 0 × 100
Cokelat 1 1 ×101 ± 1% (F) 100 ppm
Merah 2 2 × 102 ± 2% (G) 50 ppm
Oranye 3 3 × 103 15 ppm
Kuning 4 4 × 104 25 ppm
Hijau 5 5 × 105 ± 0.5% (D)
Biru 6 6 × 106 ± 0.25% (C)
Ungu 7 7 × 107 ± 0.1% (B)
Abu-abu 8 8 × 108 ± 0.05% (A)
Putih 8 9 9 × 109
Emas × 10-1 ± 5% (J)
Perak × 10-2 ± 10% (K)
Kosong ± 20% (M)
Gambar 2.6 Identifikasi Empat Pita

2.7 Mengukur Nilai Resistor

Cara mengukur nilai resistor adalah dimulai dengan warna yang paling gelap yaitu warna
hitam hingga ke warna yang lebih terang yaitu warna putih.
Berikut adalah pedoman dalam menentukan ururan gekang warna

1. Gelang pertama tidak berwarba hitam, emas, perak atau tidak berwarna.
2. Gelang terakhir (teloransi) jarak/spasinya lebih lebar dibanding dengan jarak
gelang yang lain.
3. Gelang pertama dibuat lebih lebar dari yang lain, apabila spasi antar gelang
jaraknya sama.

Contoh: Cincin warna pertama – hijau – 5

Cincin warna kedua – biru – 6

Cincin warna ketiga – jingga – 3 buah angka nol

Maka nilai resistor itu 56.000 ohm.

Nilai resistor yang besar biasanya dinyatakan dalam kiloohm (kΩ), nilai 1.000 Ω =1 kΩ, maka
nilai resistor itu 56 kΩ.

2.8 Rangkaian Seri dan Paralel

Di dalam resistor pasti ada rangkaian seri, paralel dan gabungan seri paralel, berikut
adakah pembahasan tentang rangkaian seri, paralel dan gabungan seri paralel.

9
2.8.1 Rangkaian Seri

Rangkaian seri adalah apabila beberapa resistor dihubungkan secara berturut-turut,


yaitu ujung akhir dari resistor pertama disambung dengan ujung awal dari resistor kedua, dan
seterusnya. Jika ujung awal dari resistor pertam dan ujung akhir resistor terakhir diberika
tegangan, maka arus akan mengalir berturut-turut melalui semua resistor yang besarnya sama.

Hubungan pada rangkaian seri :


Besar tahanan totalnya adalah
RT = R1 + R2 + R3 + ……Rn
Besar arus listriknya adalah
I = IR1 = IR2 = IR3 ….= In
Besar tegangan listriknya adalah
ER1 = I . R1
ER2 = I . R2
ER3 = I . R3
ERn = I . Rn
ET = ER1 + ER2 + ER3

2.8.2 Rangkaian Paralel

Rangkaian pararel adalah jika beberapa resistor secara bersama dihubungkan


antara dua titik yang dihubungkan antara tegangan yang sama. Dalam praktek rangkaian paralel,
semua alat listrik yang ada dirumah dihubungkan secara paralel (lampu, setrika, pompa air, dll).

10
Gambar 2.7.2 Rangkaian Paralel

2.8.3 Rangkaian Seri Paralel

Rangkaian seri-paralel adalah gabungan dari rangkaian seri dan rangkaian paralel.
Oleh karena itu, rangkaian seri-paralel biasa disebut rangkaian campuran.

Rumus rangkaian seri paralel:


Rseri-paralel: Rp + Rs

Rumus arus listriknya adalah

E
IT =
RT

Rumus tegangan listriknya adalah


ER = I . R

2.9 Definisi Osiloskop

Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang dapat mematakan sinyal listrik. Ada
beberapa jenis osiloskop yaitu osiloskop analog dan osiloskop digital.Osiloskop dilengkapi
dengan tabung sinar katode. Peranti pemancar elektron memproyeksikan sorotan elektron ke

11
layar tabung sinar katode. Sorotan elektron membekas pada layar. Suatu rangkaian khusus dalam
osiloskop menyebabkan sorotan bergerak berulang-ulang dari kiri ke kanan. Pengulangan ini
menyebabkan bentuk sinyal kontinyu sehingga dapat dipelajari.

2.10 Cara Kalibrasi Osiloskop

Cara kalibrasi osiloskop adalah sebagai berikut:

1. Koneksikan osiloskop dengan jaringan listrik PLN dan menyalakannya, setelah


itu amati pada layar monitor yang tampak di layar adalah harus garis lurus
mendatar (jika tidak ada sinyal masukan).
2. Atur fokus, intensitas, kemiringan, x position, dan y position. Dengan mengatur
posisi tersebut kita nantinya bisa mengamati hasil pengukuran dengan jelas dan
akan memperoleh hasil pengukuran dengan teliti.
3. Gunakan tegangan referensi yang terdapat di osiloskop maka kita bisa
melakukan pengkalibrasian sederhana. Ada dua tegangan referensi yang bisa
dijadikan acuan yaitu tegangan persegi 2 Vpp dan 0.2 Vpp dengan frekuensi 1
KHz.
4. tempelkan probe pada terminal tegangan acuan maka pada layar monitor akan
muncul tegangan persegi.

 Apabila yang dijadikan acuan adalah tegangan 2 Vpp maka pada


posisi 1 volt/div (satu kotak vertikal mewakili tegangan 1 volt)
harus terdapat nilai tegangan dari puncak ke puncak sebanyak dua
kotak dan untuk time/div 1 ms/div (satu kotak horizontal mewakili
waktu 1 ms) harus terdapat satu gelombang untuk satu kotak.
 Apabila yang tampat pada layar belum tepat maka perlu diatur
pada potensio tengah di knob Volt/div dan time/div. Atau pada
potensio dengan label “var”.

2.11 Macam – macam Osiloskop


12
2.11.1 Osiloskop Analaog
Osiloskop (Oscilloscope) adalah serangkaian alat untuk pengukuran dan analisa
bentuk gelombang serta gejala lain dalam rangkaian-rangkaian elektronik dengan memanfaatkan
masukan berupa sinyal-sinyal listrik. Osiloskop pada dasarnya bermanfaat untuk menganalisa
besaran-besaran dalam kelistrikan (frekuensi, periode, amplitudo, sudut fasa, dan tegangan) yang
berubah terhadap waktu. Layar osiloskop dibagi atas 8 kotak skala besar dalam arah vertikal dan
10 kotak dalam arah horizontal. Tiap kotak dibuat skala yang lebih kecil. Sejumlah tombol pada
osiloskop digunakan untuk mengubah nilai skala-skala tersebut. Bentuk dari osiloskop ini
menyerupai sebuah pesawat televisi dengan beberapa tombol pengatur, namun terdapat garis-
garis (grid) pada layarnya. Osiloskop terdiri dari dua bagian utama yaitu display dan panel
kontrol. Display menyerupai tampilan layar televisi hanya saja tidak berwarna warni dan
berfungsi sebagai tempat sinyal uji ditampilkan. Pada layar ini terdapat garis-garis melintang
secara vertikal dan horizontal yang membentuk kotak-kotak dan disebut div. Arah horizontal
mewakili sumbu waktu dan garis vertikal mewakili sumbu tegangan. Panel kontrol berisi
tombol-tombol yang bisa digunakan untuk menyesuaikan tampilan di layar. Pada umumnya
osiloskop terdiri dari dua kanal yang berguna untuk melihat dua sinyal yang berlainan, misalnya
kanal satu untuk melihat sinyal masukan dan kanal dua untuk melihat sinyal keluaran. Osiloskop
terdiri dari dua bagian utama yaitu display dan panel kontrol. Display menyerupai tampilan layar
televisi hanya saja tidak berwarna warni dan berfungsi sebagai tempat sinyal uji ditampilkan.
Pada layar ini terdapat garis-garis melintang secara vertikal dan horizontal yang membentuk
kotak-kotak dan disebut div. Arah horizontal mewakili sumbu waktu dan garis vertikal mewakili
sumbu tegangan. Panel kontrol berisi tombol-tombol yang bisa digunakan untuk menyesuaikan
tampilan di layar. Pada umumnya osiloskop terdiri dari dua kanal yang berguna untuk melihat
dua sinyal yang berlainan, misalnya kanal satu untuk melihat sinyal masukan dan kanal dua
untuk melihat sinyal keluaran. Selain kelebihan, osiloskop analog juga memiliki kekurangan,
yaitu:
1. Pengamatan sinyal-sinyal listrik dengan osiloskop mempunyai keterbatasan dalam
perbandingan frekuensi antar sinyal-sinyal tersebut (perbandingan maksimum 10:1) sehingga
penggunaannya cukup terbatas.

13
2. Harganya relatif mahal. Kelemahan tersebut semakin terasa sejak terciptanya penghitung
frekuensi digital dengan harga yang lebih rendah dipasarkan ke publik.

2.11.2 Osiloskop Digital


osiloskop analog gelombang yang akan ditampilkan langsung diberikan ke
rangkaian vertikal sehingga berkesan “diambil” begitu saja (real time), maka dalam osiloskop
digital, gelombang yang akan ditampilkan lebih dulu disampling (dicuplik) dan didigitalisasikan.
Osiloskop kemudian menyimpan nilai-nilai tegangan ini bersama sama dengan skala waktu
gelombangnya di memori. Pada prinsipnya, osiloskop digital hanya mencuplik dan menyimpan
demikian banyak nilai dan kemudian berhenti. Ia mengulang proses ini lagi dan lagi sampai
dihentikan.
Beberapa DSO memungkinkan untuk memilih jumlah cuplikan yang disimpan dalam
memori per akuisisi (pengambilan) gelombang yang akan diukur.Seperti ART, DSO melakukan
dalam satu event pemicuan. namun demikian ia secara rutin memperoleh, mengukur dan
menyimpan sinyal masukan, mengalirkan nilainya melalui memori dalam suatu proses kerja
dengan cara; pertama yang disimpan, yang pertama pula yang akan dikeluarkan, sambil menanti
picu terjadi. Sekali osiloskop ini mengenali event picu yang didefinisikan oleh penggunanya,
osiloskop mengambil sejumlah cuplikan yang kemudian mengirimkan informasi gelombangnya
ke peraga (layar). Karena kerja pemicuan yang demikian ini, ia dapat menyimpan dan meragakan
informasi yang diperoleh sebelum picu (pretrigger) sampai 100 persen dari lokasi memori yang
disediakan.

2.12 Perbandingan Tipe Osiloskop

2.12.1 OSCILLOSCOPE DIGITAL ATTEN ADS1102CML

14
Gambar 2.12.1 OSCILLOSCOPE DIGITAL ATTEN ADS1102CML

Keterangan
Deskripsi Produk
Bandwith 100 MHz
Contoh tingkat realtime 500MSa / s dan 1GS / s
Sampling rate Setara 60Gsa / s
Panjang gelombang Memori - upto 2Mpts
Canggih Memicu-Edge, Pulse Width, Video, Slope ( Rise Time)
7 " layar warna lebar pada semua model
32 pengukuran otomatis
Gelombang internal yang besar dan penyimpanan konfigurasi
4 fungsi matematika ditambah FFT
Host USB dan koneksi perangkat untuk printer, memory stick dan PC remote control
Multi-bahasa User Interface dan Konteks Bantuan Sensitif

2.12.2 Digital Oscilloscope ATTEN AT-H201

Digital Oscilloscope ATTEN AT-H201 adalah osiloskop digital genggam


berkualitas tinggi (10 MHz) yang ringan dan kompak serta dirancang khusus untuk pengujian
secara cepat dan mudah ditempat dan operasi diagnostik. Digital Oscilloscope ATTEN AT-H201
menggabungkan semua fungsi dari multimeter digital dan osiloskop digital.

15
Digital Oscilloscope ATTEN AT-H201 sangat ideal untuk aplikasi rumah tangga, serta tes
produksi, layanan lapangan, penelitian, desain dan semua aplikasi lain yang melibatkan tes
sirkuit dan pemecahan masalah.

Gambar 2.12.2 Digital Oscilloscope ATTEN AT-H201

Fitur:

• Bandwidth: 10 MHz.
• Sample rate: 50 M Sa/s.
• Software calibration.
• Calibrated data storage.
• Ability to save & reproduce up to 100 waveforms.
• Mesuring AC/DC voltage and current, RMS value, resistance, capacitance, frequency, diode
test.
• Display: LED back-lit, asjustable contrast.
• Auto power-off function.
• Adjustable standby time: 5 min to 6 min.
• Lithium polymer rechargeable battery.
• Battery lifetime: 8 hours.
• External AC charger.
• USB interface.
• Comfortable keypad.
• Compact design, small dimensions, light weight.

2.13 Definisi Dioda

16
Diode adalah komponen aktif dua kutub yang pada umumnya bersifat semikonduktor,
yang memperbolehkan arus listrik mengalir ke satu arah (kondisi panjar maju) dan menghambat
arus dari arah sebaliknya (kondisi panjar mundur). Diode dapat disamakan sebagai fungsi katup
di dalam bidang elektronika. Diode sebenarnya tidak menunjukkan karakteristik kesearahan yang
sempurna, melainkan mempunyai karakteristik hubungan arus dan tegangan kompleks yang
tidak linier dan seringkali tergantung pada teknologi atau material yang digunakan serta
parameter penggunaan. Beberapa jenis diode juga mempunyai fungsi yang tidak ditujukan untuk
penggunaan penyearahan.

Awal mula dari diode adalah peranti kristal Cat's Whisker dan tabung hampa (juga disebut katup
termionik). Saat ini diode yang paling umum dibuat dari bahan semikonduktor seperti silikon
atau germanium.

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Diode

Gambar 2.13 Simbol Dioda

2.14 Konstruksi Dioda

Dioda terbentuk dari bahan semikonduktor tipe P dan N yang digabungkan. Dengan
demikian dioda sering disebut PN junction. Dioda adalah gabungan bahan semikonduktor tipe N
yang merupakan bahan dengan kelebihan elektron dan tipe P adalah kekurangan satu elektron
sehingga membentuk Hole. Hole dalam hal ini berfungsi sebagai pembawa muatan. Apabila
kutub P pada dioda (anoda) dihubungkan dengan kutub positif sumber maka akan terjadi
pengaliran arus listrik dimana elektron bebas pada sisi N (katoda) akan berpindah mengisi hole
sehingga terjadi pengaliran arus. Sebaliknya apabila sisi P dihubungkan dengan negatif
baterai/sumber, maka elektron akan berpindah ke arah terminal positif sumber. Didalam dioda
tidak akan terjadi perpindahan elektron.

Sumber: http://1.bp.blogspot.com/ struktur+dioda.JPG

17
Gambar 2.14 Kontruksi Dioda

Sisi Positif (P) disebut Anoda dan sisi Negatif (N) disebut Katoda. Lambang dioda seperti anak
panah yang arahnya dari sisi P ke sisi N. Karenanya ini mengingatkan kita pada arus
konvensional dimana arus mudah mengalir dari sisi P ke sisi N.

2.15 Prinsip Kerja Dioda


Hampir semua peralatan elektronika memerlukan sumber arus searah. Penyearah
digunakan untuk mendapatkan arus searah dari suatu arus bolak-balik. Arus atau tegangan
tersebut harus benar-benar rata tidak boleh berdenyut-denyut agar tidak menimbulkan gangguan
bagi peralatan yang dicatu.
Dioda semikonduktor hanya dapat melewatkan arus pada satu arah saja, yaitu pada saat
dioda memperoleh catu arah/bias maju (forward bias). Karena di dalam dioda terdapat junction
(pertemuan) dimana daerah semikonduktor type-p dan semi konduktor type-n bertemu. Pada
kondisi ini dioda dikatakan bahwa dioda dalam keadaan konduksi atau menghantar dan
mempunyai tahanan dalam dioda relative kecil. Sedangkan bila dioda diberi catu arah/bias
mundur (Reverse bias) maka dioda tidak bekerja dan pada kondisi ini dioda mempunyai tahanan
dalam yang tinggi sehingga arus sulit mengalir. Apabila dioda silicon dialiri arus AC, maka yang
mangalir hanya satu arah saja sehingga arus output dioda berupa arus DC. Dari kondisi tersebut
maka dioda hanya digunakan pada beberapa pemakaian saja antara lain sebagai penyearah
setengah gelombang (Half Wave Rectifier), penyearah gelombang penuh (Full Wave Rectifier),
rangkaian pemotong (Clipper), rangkaian penjepit (Clamper) maupun pengganda tegangan
(Voltage Multiplier).

2.16 Karakteristik Dioda


Karakteristik dasar dioda dikenal dengan karakteristik V-I. Karakterisik ini penting untuk
dipahami agar tidak terjadi kesalahan dalam aplikasi dioda. Dalam karakteristik ini dapat

18
diketahui keadaan-keadaan yang terjadi pada dioda ketika mendapat tegangan bias maju dan
tegangan bias mundur.
Sumber: :http//3.bp.blogspot.com/karakteristik + V-I.jpg

Gambar 2.16 Karakteristik dioda ( karakteristik V-I )

Jika kedua terminal dioda disambungkan ke sumber tegangan dimana tegangan anoda lebih
positif dibandingkan dengan tegangan katoda, maka dioda dikatakan dalam keadaan bias maju.
Sebaliknya, bila tegangan anoda lebih negatif dari katoda, dioda dikatakan dalam keadaan bias
mundur.

2.16.1 Dioda Diberi Tegangan Nol


Ketika dioda diberi tegangan nol maka tidak ada medan listrik yang menarik elektron dari
katoda. Elektron yang mengalami pemanasan pada katoda hanya mampu melompat sampai pada
posisi yang tidak begitu jauh dari katoda dan membentuk muatan ruang (Space Charge). Tidak
mampunya elektron melompat menuju katoda disebabkan karena energi yang diberikan pada
elektron melalui pemanasan oleh heater belum cukup untuk menggerakkan elektron menjangkau
plate.

2.16.2 Dioda Diberi Tegangan Negative (Reverse Bias)


Sumber:http://conceptselectronics.com/diodes/reverse-bias-vi-characteristics-diode/

19
Gambar 2.16.2 Dioda diberi tegangan/bias negatif

Dioda diberi tegangan negative (reverse bias) yaitu kutub negative sumber dihubungkan dengan
P dan kutub positive dihubungkan dengan N. dalam keadaan ini dikatakan bahwa sambungan P-
N ini mendapat tegangan bias negative (reverse bias). Karena pada bagian P maupun bagian N
adalah suatu penghantar, maka tegangan luar yaitu tegangan sumber diteruskan ke daerah transisi
sehingga tegangan ini akan mempertinggi potensial kontak V0 + V. kenaikan potensial kontak
ini kalau ditinjau secara mikroskopis adalah disebabkan tertariknya lubang dan elektron kearah
luar menjauhi gandengan. Dengan ini maka daerah peralihan atau daerah peralihan atau daerah
muatan ruang akan menjadi lebih lebar.
Dengan naiknya potensial kontak, yaitu potensial penghalang bagian arus difusi dari
bagian P ke bagian N, maka arus difusi ini yaitu arus yang disebabkan oleh pengangkut
mayoritas menjadi tak ada lagi.yang ada sekarang hanya tinggal arus pengaliran lubang N ke P
dan elektron dari P ke N, yaitu arus balik (reverse bias) yang dilakukan oleh pengangkut –
pengangkut minoritas. Arus ini besarnya hanya bergantung pada kecepatan pembentukan
pasangan elektron – hole.

2.16.3 Dioda Diberi Tegangan Positive (Forward Bias)

Sumber: http://dadan.blog.ugm.ac.id/2015/05/08/p-n-characteristics/

20
Gambar 2.16.3 Dioda Diberi tegangan/bias Positif

Dioda diberi tegangan positive (forward bias) adalah sambungan P-N yang dihubungkan
dengan sumber tegangan atau sumber arus. Bagian P dihubungkan dengan kutub positive
sumber, sedangkan bagian N dihubungkan dengan kutub negative sumber. Dengan keadaan ini
dikatakan bahwa sambungan P-N mendapat tegangan bias maju (forwad bias).
Karena bagian P maupun N adalah penghantar, maka tegangan sumber diteruskan sampai
ke daerah transisi. Dengan keadaan kutub (polaritas) yang demikian, maka V akan memperkecil
potensial penghalang menjadi V0 – V. Dengan potensial penghalang yang berkurang ini maka
arus difusi dari P ke N, atau arus maju bertambah besar dan melebihi arus balik yang besarnya
tetap. Dengan ini maka arus total tidak lagi 0 dan arahnya dari bagian P ke bagian N. Adanya
arus dipertahankan oleh arus dari rangkaian luar, yaitu sumber.

2.17 Penerapan Dioda Dalam Rangkaian Penyearah


Karena sebuah dioda sambungan PN hanya dapat mengalirkan arus listrik dalam satu arah,
maka dioda dapat dimanfaatkan sebagai penyearah untuk mengubah arus bolak-balik (AC)
menjadi arus searah (DC). Ada dua jenis penyearah yang kita pelajari, yaitu penyearah setengah-
gelombang dan penyearah gelombang penuh.

2.17.1 Penyearah Setengah Gelombang


Rangkaian penyearah yang paling sederhana adalah penyearah setengah gelombang,
terdiri dari sebuah dioda yang dipasang pada sisi sekunder sebuah trafo dan diserikan dengan
sebuah beban R, seperti pada gambar penyearah setengah gelombang. Tegangan searah yang

21
dibutuhkan oleh beban, seperti lampu, relay, bateray, dll. Transformator mengubah tegangan
bolak balik tertentu menjadi tegangan sesuai untuk disearahkan.

Sumber:http//4.bp.blogspot.com/penyearah+stengah+gelombang.jpg

Gambar 2.17.1 Rangkaian Penyearah setengah gelombang

Tegangan sisi sekunder trafo, merupakan tegangan masukan untuk rangkaian penyearah setengah
gelombang. Tegangan masukan ini adalah tegangan bolak balik yang berbentuk sinusoida.
Dalam satu periode, polaritas tegangan positif dan negatif berubah secara bergantian. Kita hanya
meninjau satu periode gelombang saja, yaitu setengah periode positif dan setengah periode
negatif. Dalam setengah periode positif, dioda diberi panjar maju (anoda (A) berhubungan
dengan polaritas positif dan katoda (K) berhubungan dengan polaritas negatif), sehingga dioda
akan mengalirkan arus melalui beban R. Untuk beban yang dianggap resistif murni R, tegangan
keluaran atau ujung-ujung beban sama dengan tegangan masukan. Karena itu, bentuk teganga
keluaran sama dengan setengah gelombang tegangan.

Dalam setengah periode negatif berikutnya, dioda diberi panjar mundur (anoda (A) berhubungan
dengan polaritas negatif dan katoda (K) berhubungan dengan polaritas positif), sehingga dioda
tidak akan mengalirkan arus melalui beban R. Ini mengakibatkan tegangan keluaran antara
ujung-ujung beban sama dengan nol, dan digambarkan dengan garis lurus mendatar seperti pada
gambar bawah.

Bentuk gelombang tegangan keluaran pada rangkaian penyearah setengah gelombang


ditunjukkan pada gambar bawah. Karena menghasilkan tegangan keluaran searah hanya dalam
setengah periode positif dari gelombang tegangan masukan, maka penyearah ini disebut
penyearah setengah gelombang.

22
Sumber:http//1.bp.blogspot.com/sinusoida.jpg

(a)

sumber: :http//1.bp.blogspot.com/sinusoida+setengah.jpg

(b)

Gambar 2.17.1. (a) Bentuk sinyal input dan (b) Bentuk sinyal output penyearah setengah gelombang

2.17.2 Penyearah Gelombang Penuh


Agar dapat mengalirkan arus dalam satu gelombang penuh sehingga tegangan
keluaran lebih mudah diratakan dan dapat menghasilkan nilai konstan, kita gunakan penyearah
gelombang penuh. Penyearah gelombang-penuh dapat menggunakan empat dioda yang
dihubungkan seperti jembatan wheatstone, disebut juga penyearah jembatan, seperti pada gambar
rangkaian di bawah ini.

Sumber: :http//3.bp.blogspot.com/penyerah+full+gelombang.jpg

23
Gambar 2.17.2 Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh

Penyearah jembatan selalu hanya sepasang dioda yang mengalirkan arus melalui beban R,
sedang sepasang dioda lainnya tidak. Dalam rangkaian ini, pasangan dioda adalah D1 dengan
D4, dan D2 dengan D3. (secara sederhana pasangan dioda ditunjukkan oleh dioda-dioda yang
arah panahnya sejajar).

Dalam setengah periode positif, pasangan dioda D2 dan D3 dipanjar maju, sedangkan pasangan
dioda D1 dan D4 dipanjar mundur. Arus listrik akan mengalir dari tegangan masukan melalui
pasangan dioda D2 dan D3 dan beban R dengan arah dari a ke b. Jadi, dalam periode ini,
tegangan keluaran sama dengan tegangan masukan.

Dalam setengah periode negatif, pasangan dioda D4 dan D1 dipanjar maju sedang pasangan
dioda D2 dan D3 dipanjar mundur. Arus listrik akan mengalir dari tegangan masukan melalui
pasangan dioda D1 dan D4 dan beban R, dengan arah yang sama dari a ke b, seperti pada
gambar. Dapat kita katakan bahwa tegangan masukan yang bernilai negatif dijadikan positif pada
keluaran. Selanjutnya, bentuk gelombang tegangan masukan dan tegangan keluaran ditunjukkan
pada gambar di bawah.
Sumber: :http//1.bp.blogspot.com/sinusoida.jpg

(a)

Sumber:http//1.bp.blogspot.com/sinusoida+full.jpg

24
(b)

Gambar 2.17.2 (a) Bentuk sinyal input dan (b) Bentuk sinyal output penyearah gelombang penuh

Oleh karena itu penyearah jembatan menghasilkan tegangan keluaran searah untuk satu periode
gelombang tegangan masukan yang diberikan padanya, maka penyearah jembatan disebut juga
penyearah gelombang penuh.

2.18 Rangkaian Clipper

Rangkaian clipper (pemotong) berfungsi untuk memotong atau menghilangkan sebagian


sinyal masukan yang berada di bawah atau di atas level tertentu. Contoh sederhana dari
rangkaian clipper adalah penyearah setengah gelombang. Rangkaian ini memotong atau
menghilangkan sebagian sinyal masukan di atas atau di bawah level nol. Rangkaian dasar dari
sebuah clipper atau pemotong sinyal dapat menggunakan sebuah dioda.

2.18.1 Rangkaian Clipper Seri


Poin-poin yang perlu diperhatikan dari rangkaian clipper seri dengan dioda adalah

 Dioda dan baterai sebagai rangkaian utama clipper dipasang secara seri dengan sumber
sinyal.
 Bila output rangkaian adalah katoda dioda, maka bagian positip dari sinyal input akan
dilewatkan, dan bagian negatip akan dipotong (berarti clipper negatip).
 Bila output rangkaian adalah anoda dioda, maka bagian negatip dari sinyal input akan
dilewatkan, dan bagian positip akan dipotong (berarti clipper positip).
25
 Besarnya clipping atau pemotongan sinyal adalah tegangan batrai + tegangan dioda (0,7
untuk Si, 0,3 untuk Ge atau Vz bila menggunakan dioda zener)

Sumber://nurazizah441.files.wordpress.com/2013/04/indedx.jpeg

Gambar 2.18.1 Rangkaian Clipper Seri Positif

Sumber://nurazizah441.files.wordpress.com/2013/04/iccdex..jpeg

Gambar 2.18.1 Rangkaian Clipper Seri Negatif

2.18.2 Rangkaian Clipper Paralel


Pada clipper dengan dioda tipe parallel ada beberapa poin sebagai berikut :

 Dioda dan baterai sebagai rangkaian utama clipper dipasang secara paralel dengan jalur
output rangkaian.

26
 Bila output rangkaian parallel dengan katoda dioda, maka bagian positip dari sinyal input
akan dilewatkan, dan bagian negatip akan dipotong (berarti clipper negatip).
 Bila output rangkaian parallel dengan anoda dioda, maka bagian negatip dari sinyal input
akan dilewatkan, dan bagian positip akan dipotong (berarti clipper positip).
 Baterai dalam rangkaian cliper ini berfungsi untuk batas pemotongan atau level clipping.
 Besarnya clipping atau pemotongan sinyal adalah tegangan batrai + tegangan dioda (0,7
untuk Si, 0,3 untuk Ge atau Vz bila menggunakan dioda zener)

Sumber://nurazizah441.files.wordpress.com/2013/04/ss..jpeg

Gambar 2.18.2 Rangkaian Clipper Paralel Positif

Sumber://nurazizah441.files.wordpress.com/2013/04/u.jpeg

Gambar 2.18.2 Rangkaian Clipper Paralel Negatif

27
2.19 Rangkaian Clamper
Rangkaian Clamper (penggeser) digunakan untuk menggeser suatu sinyal ke level dc
yang lain. Untuk membuat rangkain Clamper minimal harus mempunyai sebuah kapasitor, dioda,
dan resistor, disamping itu bisa pula ditambahkan sebuah baterai. Harga R dan C harus dipilih
sedemikian rupa sehingga konstanta waktu RC cukup besar agar tidak terjadi pengosongan
muatan yang cukup berarti saat dioda tidak menghantar. Dalam analisa ini dianggap didodanya
adalah ideal.

Berikut adalah gambar rangkaian clamper sederhana :

Sumber://nurazizah441.files.wordpress.com/2013/04/n.jpeg

 Gambar (a) adalah gambar gelombang kotak yang menjadi sinyal input rangkaian
clamper.
 Gambar (b) adalah gambar rangkaian pada saat 0 – T/2 sinyal input merupakan positif
sebesar +V, sehingga dioda menghantar (ON). Kapasitor mengisi muatan dengan cepat
melalui tahanan dioda yang rendah.
 Gambar (d) adalah gambar pada saat sinyal output pada R adalah nol.
 Gambar (e) adalah saat T/2 – T sinyal input berubah ke negatif sehingga dioda tidak
menghantar (OFF).
 Gambar (c) adalah kapasitor membuang muatan sangat lambat, karena RC dibuat cukup
lama. Sehingga pengosongan tegangan ini tidak berarti dibanding dengan sinyal output.
Sinyal output merupakan penjumlahan tegangan input –V dan tegangan pada kapasitor V,

28
yaitu sebesar -2V. Pada gambar ini terlihat bahwa sinyal output merupakan bentuk
gelombang kontak yang level DC nya sudah bergeser ke arah negatif sebesar –V.

Besarnya penggeseran pada rangkaian ini bisa juga divariasi dengan cara menambahkan sebuah
baterai secara seri dengan diode. Disamping itu arah penggeseran juga bisa dibuat ke arah positif
dengan cara membalik arah diode. Berikut adalah contoh rangkaian clamper negatif dan positif :

Sumber://nurazizah441.files.wordpress.com/2013/04/y.jpeg

Gambar 2.19 Contoh Rangkaian Clamper Positif dan Negatif

BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Bedasarkan makalah yang telah disusun oleh penulis maka penulis kesimpulan sebagai
berikut :

29
1. Resistor adalah suatu benda yang mempunyai nilai tahanan tertentu dan menyerap energi
dalam bentuk panas.
2. Resistor berguna sebagai Pembangkit potensi listrik, memperkecil tegangan (potensial) listrik,
memperkecil arus listrik, dan sebagai pembagi tegangan listrik.
3. Secara umum fungsi dari osiloskop adalah untuk menganalisa tingkah laku besaran yang
berubah-ubah terhadap waktu yang ditampilkan pada layar, untuk melihat bentuk sinyal listrik
yang sedang kita amati.
4. Cara penggunaan osiloskop adalah pertama pengkalibrasian kemudian menyetel fokus,
intensitas, kemiringan, x position dan y position, setelah probe dikalibrasi maka dengan
menempelkan probe ke terminal tegangan acuan maka akan muncul tegangan persegi pada layar.
5. Awal mula dari dioda adalah peranti kristal Cat's Whisker dan tabung hampa (juga disebut
katup termionik). Dioda adalah komponen aktif bersaluran dua (diode termionik mungkin
memiliki saluran ketiga sebagai pemanas). Dioda mempunyai dua elektrode aktif dimana isyarat
listrik dapat mengalir, dan kebanyakan diode digunakan karena karakteristik satu arah yang
dimilikinya.

6. Rangkaian clipper dan clamper


 Rangkaian Clipper Seri
Rangkaian clipper seri adalah rangkaian clipper yang diodenya berhubungan
secara seri dengan beban. Rangkaian dasar dari clipper seri ini mirip dengan
rangkaian penyearah setengah gelombang.

 Rangkaian Clipper Paralel


Rangkaian cliiper paralel adalah rangkaian clipper yang dodenya dipasang paralel
dengan beban.
7. Rangkaian Clamper (penggeser) digunakan untuk menggeser suatu sinyal ke level dc yang
lain. Untuk membuat rangkain Clamper minimal harus mempunyai sebuah kapasitor, dioda, dan
resistor, disamping itu bisa pula ditambahkan sebuah baterai. Harga R dan C harus dipilih
sedemikian rupa sehingga konstanta waktu RC cukup besar agar tidak terjadi pengosongan

30
muatan yang cukup berarti saat dioda tidak menghantar. Dalam analisa ini dianggap didodanya
adalah ideal.

DAFTAR PUSTAKA

Clive Braithwaite,dkk;1988;Pengantar Ilmu Teknik Elektronika;Jakarta;PT Gramedia


Drs. H.C. Yohannes;1979;Dasar Dasar Elektronika;Jakarta;Ghalia Indonesia
https://id.wikipedia.org/wiki/Resistor (diakses pada tanggal 2 november 2015)
http://osiloskop-vivie.blogspot.co.id/ (diakses tanggal 2 november 2015)

31
http://joe-proudly-present.blogspot.co.id/2010/11/osiloskop-analog.html (diakses pada tanggal 2
november 2015)
http://elektro18.blogspot.co.id/2013/11/prinsip-kerja-osiloskop.html (diakses pada tanggal 2
november 2015)
https://id.wikipedia.org/wiki/Diode (diakses tanggal 2 november 2015)
https://nurazizah441.wordpress.com/2013/04/30/clipper-dan-clamper/ (diakses tanggal 2
november 2015)

32

Anda mungkin juga menyukai