Anda di halaman 1dari 379

BAB I

HELMINTOLOGI
PENDAHULUAN

fJelmintologi adalah ilmu yang mem- hidup di rongga usus dan nematoda jaringan
I lRelajari parasit berupa cacing. yang hidup dijaringan berbagai alat tubuh.
Berdasarkan taksonomi, helmin dibagi Cacing dewasa yang termasuk platy-
menjadi: helminthes mempunyai badan pipih, tidak
1. Nemathelminthes (cacing gilik; nema mempunyai rongga badan dan biasanya
: benang) bersifat hermafrodit.
2. Platyhelminthes (cacing pipih). Platyhekninthes dibagi menjadi Kelas
Tiematoda (cacing daun) dan Kelas Cestoda
Stadium dewasa cacing yang ter- (cacing prta). Cacing trematoda berbentuk
masuk Nemathelminthes (Kelas Nematoda)
daun, badannya tidak bersegmen, mem-
berbentuk bulat memanjang dan pada
potongan tranSversal tampak rongga badan punyai alat pencernaan. Cacing cestoda
dan alat-alat. Cacing tersebut mempunyai mempunyai badan berbentukpita dan terdiri
alat kelamin terpisah. atas skoleks, leher dan badan (strobila)
Dalam Parasitologi Kedokteran nerna- bersegmen (proglotid). Makanan diserap
toda dibagi menjadi nematoda usus yang melalui kulit (kutikulum) badan.
Paras i to I ogi Ke d o kte ran

NEMATODA

\pmatoda mempunyai j"nrlah spesies ada pula yang tertelan atau masuk melalur
I \ terbanyak di arfiara cacing-cacing gigitan vektor.
yang hidup sebagai parasit. Cacing tersebut
berbeda-beda dalam habitat, daur hidup
dan hubungan hospes-parasit (host- Nematoda Usus
paras ite relations hip).
Manusia merupakan hospes beberapa
nematoda usus. Sebagian besar nematoda
Morfologi dan Daur Hidup tersebut menyebabkan masalah kesehatan
Besar dan panjang cacing Nematoda masyarakat di Indonesia.
beragam; ada yang panj angnya beberapa Di antara nematoda usus terdapat
sejumlah spesies yang ditularkan melalui
milimeter, ada pula yang melebihi satu
tanah disebut soil transmitted helminths.
meter. Nematoda mempunyai kepala,
Cacing yang terpenting bagi manusia ada-
ekor, dinding, rongga badan dan alat-alat
Iah Ascaris lumbricoides, Necator ameri-
lain yang agak lengkap.
canus, Ancylostoma duodenale, TTichuris
Sistem pencemaan, ekskresi dan repro-
trichiura, Strongtloides stercoralis dan
duksi biasanya terpisah. Pada umumnya
beberapa spesies TTichostrongtlzs. Nema-
cacing bertelur, tetapi ada jugayangvivipar
toda usus lainnya yang penting bagi
dan yang berkembang biak secara parteno-
manusia adalah Oxyuris vermicularls dan
genesis. Cacing dewasa tidak bertambah
Trichinella spiralis.
banyak di dalam badan manusia. Seekor
cacing betina dapat mengeluarkan telur
atat lawa sebanyak 20 sampai 200.000 Ascaris lumbricoides,
butir sehari. Telur ataularva tersebut di-
keluarkan dari badan hospes dengan tinja.
Larv a biasanya mengalami pertumbuhan Hospes dan Nama Penyakit
diikuti pergantian kulit. Bentuk infektif Manusia merupakan satu-satunya
dapat memasuki badan manusia dengan hospes Ascaris lumbricoides. Penyakit
berbagai cara. Adayang masuk secara aktif, yang disebabkannya disebut askariasis.
cacino dewasa
dalam-usus halus

melalui siklus
paru

@
telur dibuahi
@
"decorticated"
@
telur infektif/ telur tidak
telur matang dibuahi

Gambar 1. Daur hidup lscaris lumbricoides (cacing getang)


8 Paras i to I ogi Ked okteran

Distribusi Geografik . Gangguan karena larva biasanya ter-


Parasit ini ditemukan kosmopolit. jadi pada saat berada di paru. Pada orang
Survei yang dilakukan di beberapa tempat yang rentan terjadi perdarahan kecil di
di Indonesia menunjukkan bahwa preva- dinding alveolus dan timbul gangguan
lensi A.lumbricoides masih cukup tittggi, pada paru yang disertai batuk, demam
sekitar 60-90%. dan eosinofilia. Pada foto toraks tampak
infiltrat yang menghilang dalam waktu 3
Morfologi dan Daur Hidup minggu. Keadaan tersebut disebut sindrom
Cacing jantan berukuran lebih kecil Loeffier. Gangguan yang disebabkan
dari cacing betina. Stadium dewasa hidup cacing dewasa biasanya ringan. Kadang-
di rongga usus kecil. Seekor cacing betina kadang penderita mengalami gangguan
dapat bertelur sebanyak 100.000-200.000 usus ringan seperti mual, nafsu makan
butir sehari; terdiri atas telur yang dibuahi berkurang, diare atau konstipasi.
dan yang tidak dibuahi (Tabel 1). Pada infeksi berat, terutama pada
Dalam lingkungan yang sesuai, telur anak dapat terjadi malabsorbsi sehingga
yang dibuahi berkembang menjadi bentuk memperberat keadaan malnutrisi dan pe-
infektif dalam waklu kurang lebih 3 minggu. mrrunan status kognitifpada anak sekolah
B entuk infektifters ebutbilatertelanmanusia,
dasar. Efek yang serius terjadi bila cacing
menetas di usus halus. Lawanyamenembus
menggumpal dalam usus sehingga terjadi
dinding usus halus menujupembuluh darah
obstruksi usus (ileus). Pada keadaan ter-
atau sahnan limfe, lalu dialirkan ke jantung;
tentu cacing dewasa mengembara ke
kemudian mengikuti aliran darah ke paru.
saluran empedu, apendiks, atau ke bronkus
Larva di paru menernbus dinding pernbuluh
dan menimbulkan keadaan gawat darurat
darah,lalu dinding alveolus, masuk rongga
sehingga kadang-kadang perlu tindakan
alveolus, kemudian naik ke trakea melalui
bronkiolus dan bronkus. Dari trakea larva operatif.
menuju faring, sehingga menimbulkanrang-
Tabel l. Karakteristik Ascaris lumbricoides I
sangan pada faring. Penderita batuk karena
rangsangan tersebut danlawa akan tertelan Karakteristik
ke dalam esofagus, lalu menuju ke usus - Ukuran cacng dewasa
Jantan - Panjang 15 - 30 cm,
halus. Di usus halus larva berubah menjadi
lebar 0,2 - 0,4 cm
cacing dewasa. Sejak telur matang tertelan Betina - Panjang 20 - 35 cm,
sampai cacing dewasa bertelur diperlukan " lebar 0,3 - 0,6 cm

waktu kurang lebth2-3 bulan (Gambar 1). - Umur cacing dewasa - 1 2 tahun
- Lokasi cacing dewasa - Usus halus

- Ukuran telur - Panjang 60 - 70 pm,


Patologi dan Gejala Klinis lebar 40 - 50 pm

Gejala yang timbul pada penderita - Jumlah telur/cacing + 200 000 telur
dapat disebabkan oleh cacing dewasa dan betina,/hari

larva.
Bab I. Helmintoloei g

Diagnosis Epidemiologi

Cara menegakkan diagnosis penyakit Di Indonesia prevalensi askariasis


adalah dengan pemeriksaan tinja secara tinggi, terutama pada anak. Frekuensinya
langsung. Adanya telur dalam tinja me- 60-90%. Kurangnya pemakaian jamban
mastikan diagnosis askariasis. Selain itu keluarga menimbulkan pencemaran tanah
diagnosis dapat dibuat bila cacing dewasa dengan tinja di sekitar halaman rumah,
kehrar sendiri baikmelalui mulut atauhidung di bawah pohon, di tempat mencuci dan
karena muntah maupun melalui tinja. di tempatpembuangan sampah. Di negara-
negara tertentu terdapat kebiasaan me-
makai tinja sebagai pupuk.
Pengobatan
Tanah liat, kelembaban tinggi dan
Pengobatan dapat dilakukan secara suhu 25'-30"C merupakan kondisi yang
perorangan atau secara masal. Untuk per- sangat baik untuk berkembangnya telur
ofttngan dapat digrnakan bermacam-micam A. I um b r i c o i d e s menjadi bentuk infektif.
obat misalnya piperasin, pirantel pamoat
10 mglkg berat badan, dosis tunggal
mebendazol 500 mg alalu albendazol 400 mg. Toxocaru canis dzn Tbxocara cati
Oksantel-pirantel pamoat adalah obat
yang dapat digunakan untuk infeksi Hospes dan Nama Penyakit
cirmpuirn A. lumbricoides dan T. trichiura, Toxocqra canis drterntkan pada anjing.
Untuk pengobatan masal perlu beberapa Toxocara cati ditemukan pada kucing.
syarat, yaitu: Belum pernah ditemukan infeksi campuran
- obat mudah diterima masyarakat pada satu macam hospes. Kadang-kadang
- aturan pemakaian sederhana cacing ini dapat hidup pada manusia sebagai
parasit yang mengemban (erratic parasite)
- mempunyai efek samping yang minim
dan menyebabkan penyakit yang disebut
- bersifat polivalen, sehingga berkhasiat
visceral larva migrans.
terhadap beberapa jenis cacing
- harganya murah.
Distribusi Geografik
Pengobatan masal dilakukan oleh peme- Cacing tersebar secara kosmopolit;
rintah pada anak sekolah dasar dengan pem- juga ditemukan di Indonesia. Di Jakarta
berian albendazol400 mg 2kali setahun. prevalensi pada anjing 38,3Yo dan pada
kucng260/o.
Prognosis
Morfologi
Pada umumnya askariasis
prognosis baik. Tianpa pengobatan, penyakit Toxocara canis jantan mempunyai
dapat sernbuh sendiri dalam waktu 1,5 ukuran panjang 3,6 - 8,5 cm sedangkan
tahun. Dengan pengobatan, angka kesem- yang betina 5,7 - 10,0 cm, Tbxocara cati
buhan 70 - 99%. jantan 2,5-7,8 cm, yang betina 2,5-14,0 cm.
10 Parxitologi Kedokteran

Bentulflrya menyerupai Ascaris lumbri- Kematian Iawa menstimulasi respons


coides muda. Pada Tbxocara canis terdapat imw immediate-type hypersensitivity yang
sayap servikal yang berbentuk seperti lanset, menimbulkan penyakit visceral larva
sedangkan pada Tbxocara cati bentuk migrans (VLM), dengan gejala demam,
sayap lebih lebar, sehingga kepalanya me- pembesaran hati dan limpa, gejala saluran
nyerupai kepala ular kobra. Bentuk ekor ke- napas bawah seperti bronkhospasme (mirip,
dua qpesies hampir sama; yang jantan ekomya hipergammaglobulinemia IgM, IgG dan
berbentuk seperti tangan dengan jari yang IgE). Kelainan pada otak menyebabkan
sedang menunjuk (digitiftrm), sedangkan kejang, gejala neuropsikiatrik atau ense-
yang betina ekomya bulat meruncing. falopati. Berat ringannya gejala klinis
dipengaruhi oleh jumlah larva dan umur
Siklus Hidup penderita.2 Umumnya penderita VLM
Telur yang keluar bersama tinja anjing adalah anak usia di bawah 5 tahun karena
atau kucing akan berkembang menjadi mereka banyak bermain di tanah atau
telur infektif di tanah yang cocok. Hospes kebiasaan memakan tanah (geofagia atau
definitif dapat tertular baik dengan menelan pica) yang terkontaminasi tinja anjing
telur infektif atau.dengan memakan hospes atau kucing.2,3 VLM dapat juga disebabkan
paratenik yang tinggal di tanah seperti oleh larva Nematoda lain.
cacing tanah, semut.l Penularan lawapada Kelainan karena mlgrasi larva pada
anak anjing atau kucing dapat terjadi secara retina mata disebut occular larva migrans
transplasental dari induk anjing yang ter- (OLM) biasanya unilateral dapat berupa
infeksit,2 atau melalui air susu dari induk penurunan penglihatan yang dapat disertai
kucing terinfeksi.2 Telur tertelan manusia strabismus pada anak, invasi retina disertai
(hospes paratenik) kemudian larva me- pembentukan granuloma yang dapat me-
nembus dinding usus dan ikut dalam per- nyebabkan terlepasnya retina, endofthal-
edaran darah menuju organ tubuh (hati, mitis dan glaukoma hingga kebutaan.2
jantung, paru, otak dan mata). Di dalam
Diagnosis
orang larva tersebut tidak mengalami
Diagnosis pasti VLM dengan mene-
perkembangan lebih lanjut.
mukan lawa atau potongan larva dalam
jaringan sukar ditegakkan. Diagnosis
Patologi dan Gejala Klinis
serologi melalui deteksi antibodi IgG ter-
Pada manusia larva cacing tidak men- hadap antigen ekskretori-sekretori larva
jadi dewasa dan mengembara di alat- T. canis disertai eosinofilia (>2000 sel/
alat dalam. Kelainan yang timbul karena mm3), atau peningkatan total IgE (>500
migrasi larva dapat berupa perdarahan, IU/ml)3 dapat membantu menegakkan
nekrosis, dan peradangan yang didominasi diagnosis. Pada penderita OLM, imuno-
oleh eosinofil. Larva dapat terbungkus diagnosis kurang sensitif walaupun titer
dalam granuloma kemudian dihancurkan IgG yang lebih tinggi ditemukan pada
atau tetap hidup selama bertahun-tahun. cairan akueus atau vitreus.3
Teknik pencitraan seperti USG, CT kucing peliharaan secara sembarangan ter-
Scan dan MRI dapat digunakan untuk men- utama di tempat bermain anak-anak, dan
deteksi lesi granulomatosa yang berisi kebun sa)ruran. Hewan yang terinfeksi
lawa Toxocara.j diobati dengan mebendazol atau iver-
mectin.rAnak anjing atau kucing secara
Pengobatan
rutin diobati mulai usia 2-3 minggu, setiap
Albendazol 400 mg dengan dosis dua minggu hingga berusia I tahun. Anjing
dua kali perhari selama 5 hari dapat atau kucing dewasa diobati setiap 6 bulan.3
menyembuhkan penderita VLM. Reaksi
Pada manusia, pencegahan dilakukan
alergi dapat diatasi dengan pemberian korti-
dengan pengawasan terhadap anak yang
kosteroid. Pada penderita OLM dilakukan
mempunyai kebiasaan makan tanah, pe-
operasi vitrektomi, pengobatan dengan
ningkatan kebersihan pribadi seperti men-
anthelmintik, dan kortikosteroid.2
cuci tangan sebelum makan, tidak makan
daging yang kurang matang dan mem-
Pengendalian
bersihkan dengan seksama sayur lalapan.
Pengendalian infeksi dilahkan dengan
mencegah pembuangan tinja anjing atau

t NttBr{sl lar. a Le brrbasri o.gr" -*l


dimana perkcmbengan lana
r ,ns u1trq
dAr,m ft*-M ?t"tt>l I
h,ru,V"*4.C-L'-__)
*€3-

J, )n-S$
t # - P8d, rtrjing hamil
lin{. mertebsbftrn:
a m€ntnlui
rsrjrdi r€akriv'si
4-**-*li;"i:lHi.fifrlrdmmrsuilrrjrdift
infekri $u! ped! indrk ilelilln
- inf€L.i pade irnio melalui plaqrla drn airsu\u

.b"tF-ffi
''ff
.

/t;tffi |
# r--"or'-

ala'"'u"-errt',i{r
===re>"
I

<_Ag \ai,ne- ininsn


t
ff.*ffi-l€lur
dikeluarkar drlrn tinie

Gambar 2. Siklus Hidup Tbxocsra


12 Paras i tol ogi Ked okteran

Cacing'tumbang pada mukosa dinding usus. Cacing betina


(hookworm) N.americanus tiap hari mengeluarkan telur
5000-10000 butir, sedangkan A.duodenale
Ada beberapa spesies cacing tambang kira-kira 10.000-25000 butir.l Cacing betina
yang penting, diantaranya: berukuran panjang + 1 cm, cacing jantan
Necator americanus - manusia + 0,8 cm. Bentuk badan N.americanus
Ancylostoma duodenale - manusia
biasanya menyerupai huruf S, sedangkan
Ancylostoma braziliense - kucing, anjing
A.duodenale menyerupai huruf C. Rongga
Ancylostoma ceylanicum - anjtng, kucing
Ancylostoma caninum - anjing, kucing mulut kedua jenis cacing ini besar. N.ame-
ricanus mempunyai benda kitin, sedangkan
Necator umericanus dan Ancylostoma A.duodenale ada dua pasang gigi. Cacing
duodenale jantan mempunyai bursa kopulatriks.
Telur dikeluarkan dengan tinja dan
Sejarah
setelah menetas dalam waktu 1-1,5 hari,
Kedua parasit ini diberi nama "cacing keluarlah larva rabditiform. Dalam waktu
tambang" karena pada zaman dahulu cacing t 3 hari larva rabditiform tumbuh menjadi
ini ditemukan di Eropa pada pekerja per- larva filariform, yang dapat menembus
tambangan yang belum mempunyai fasi- kulit dan dapat hidup selama 7-8 minggu
litas sanitasi yang memadai. di tanah.
Telur cacing tambang yang besamya
Hospes dan Nama Penyakit
+ 60 x 40 mikron, berbentuk bujur dan
Hospes parasit ini adalah manusia; mempunyai dinding tipis. Di dalamnya
cacing ini menyebabkan nekatoriasis dan terdapat beberapa sel. Larva rabditiform
ankilostomiasis.
panjangnya !250 mikron, sedangkan larva
filariform panjangnya + 600 mikron
Distribusi Geografik
(Tabel 2).
Penyebaran cacing ini di seluruh
Daur hidupnya sebagai berikut:
daerah khatulistiwa dan di tempat lain
Telur -+ larva rabditiform -_> larva filari-
dengan keadaan yang sesuai, misalnya
form + menembus kulit -+ kapiler darah
di daerah pertambangan dan perkebunan.
Prevalensi di lndonesia tinggi, terutama -+ jantung kanan -) paru -+ bronkus -+
di daerahpedesaan sekitar 40%o. trakea -+ laring -) usus halus (Gambar 3)
Infeksi terjadi bila larva filariform
Morfologi dan Daur Hidup menembus kulit. Infeksi A.duodenale
Cacing dewasa hidup di rongga usus juga dapat terjadi dengan menelan larva
halus, dengan mulut yang besar melekat filariform.
Bab l. Helnintologi 13

Tabel 2. Karakteristik Cacing Tambang a

Karakteristik Ancylostoma duodenale Necator americanus


- Ukuran cacmg dewasa
Jantan 0,8-1,1 cm 0,7-0,9 cm
Betina 1,0-1,3 cm 0,9-1,1 cm
- Umur cacing dewasa I tahun 3-5 tahun
- Lokasi cacing dewasa Usus halus Usus halus
- Masa prepaten 53 hari 49-56hari
- Jumlah telur / cacing betina / hari t0 000 - 25 000 5 000 -10 000
- Rute infeksi Oral, perkutan Perkutan

Patologi dan Gejala Klinis Diagnosis


Gejala nekatoriasis dan ankilostomiasis Diagnosis ditegakkan dengan me-
1. Stadium Iarva: nemukan telur dalam tinja segar. Dalam
Bila banyak larva filariform sekaligus tinja yang lama mungkin ditemukan larva.
menembus kulit, maka tedadi perubahan Untuk membedakan spesies N.americanus
kulit yang disebut ground itch, Per- dan A.duodenale dapat dilakukan biakan
ubahan pada paru biasanya ringan. In- misalnya dengan car a Haruda-Mori.
feksi larva filaiformA. duodenale secara
oral menyebabkan penyakit wakana Pengobatan
dengan gejala mual, muntah, iritasi
faring, batuk, sakit leher, dan serak.s Pirantel pamoat 10 mglkg berat badan
memberikan hasil cukup baik, bilamana
2. Stadium dewasa
digunakan beberapa hari berturut-turut.
Gejala tergantung pada (a) spesies
dan jumlah cacing dan (b) keadaan
gizi penderita Ge dan protein). Tiap Epidemiologi
cacing N. am eri c anu s menyebabkan ke -
Insidens tinggi ditemukan pada pen-
hilangan darah sebanyak 0,005 - 0,1
cc sehari, sedangkan A.duodenale duduk di Indonesia, terutama di daerah pe-
0,08-0,34 cc. Pada infeksi kronik atau desaan, diperkebunan. Seringkali
infeksi berat terjadi anemia hipokrom pekerja perkebunan yang langsung ber-
milrositer. Di samping itu juga terdapat hubungan dengan tanah mendapat infeksi
eosinofilia. Cacing tambang biasanya leblh dai70%o.
tidak menyebabkan kematian, tetapi Kebiasaan defekasi di tanah dan pe-
daya tahan berkurang dan prestasi makaian tinja sebagai pupuk kebun (di
kerja turun. berbagai daerah tertentu) penting dalam
14 ParasitologiKedokteran

telur keluar bersama


tinja
f

terbentuk larva filariform


@
setelah 1 minggu ditanah I

Gambar 3. Daur hidtp Necator americanus


penyebaran infeksi. Tanah yang baik untuk Patologi dan Gejala Klinis
pertumbuhan larva ialah tanah gembur
Pada manusia, larva tidak menjadi
(pasir, humus) dengan suhu optimum
dewasa dan menyebabkan kelainan kulit
untuk N.americanus 28'-32"C, sedangkan
yang disebut creeping eruption, creeping
nntuk A.duodenale lebih rendah (23,-
25"C). Pada umumny a A. duo denal e leblh disease atau cutaneous larva migrans.
kuat. Untuk menghindari infeksi, antara Creeping eruption adalah dermatitis
lain dengan memakai sandal atau sepatu. dengan gambaran khas berupa kelainan
intrakutan serpiginosa, yang antara lain
disebabkan Ancylostoma braziliense dan
A n cy tro sto ma b ranzi lie nse dan Ancylostoma caninum. Pada tempat larva
Ancylostoma caninum filariform menembus kulit terjadi papel
keras, merah dan gatal. Dalam beberapa
Hospes dan Nama Penyakit hari tflbentuk terowongan intakutan sempiq
Kucing dan anjing merupakan hospes yang tampak sebagai garis merah, sedikit
definitif. Cacing ini menyebabkan creeping menimbul, gatal sekali dan bertambah
eruption pada manusia panjang sesuai gerakan larva di dalam kulit.
Sepanjang garis yang berkelok-kelok,
terdapat vesikel kecil dan dapat terjadi
Distribusi Geografik
infeksi sekunder karena kulit digaruk.
Kedua parasit ini ditemukan di daerah Di Jakarta pernah dipelajari 46 kasus
tropik dan subtropik; juga ditemukan di creeping eruption yang terdiri atas orang
Indonesia. dewasa dan anak. Kelainan kulit terutama
Pemeriksaan di Jakarta menunjukkan ditemukan pada kaki penderita dan juga
bahwa pada sejumlah kucing ditemukan pada lengan bawah, punggung danbokong.
72o/o A.braziliense, sedangkan pada se-
jumlah anjing terdapat lSoh A.braziliense Diagnosis
dan 680/o A.caninum.
Diagnosis creeping eruption ditegak-
kan dengan gambaran klinis yang khas
Morfologi pada kulit dan biopsi.

A. brazilien^re mempunyai dua pasang


Pengobatan
gigi yang tidak sama besarnya. Panjang
cacing jantan 4,7-6,3 mm dan cacing 6,1 Pengobatan dilakukan dengan sem-
- 8,4 mm. protan kloretil dan Albendazol400 mg
A.caninum mempunyai tiga pasang selama 3 hari berturut-turut. Pada anak
gigi; panjang cacing jantan 10 mm dan di bawah 2 tahtsn albendazol diberikan
cacing betina 14 mm. dalambentuk saIep2Yo.
16 Paras i to Io gi Ke d okte ran

Ancylostoma ceylanic um melingkar dan terdapat satu spikulum.


Cacing dewasa hidup di kolon asendens
Cacing tambang anjing dan kucing
dan sekum dengan bagian anteriornya
ini dapat menjadi dewasa pada manusia. seperti cambuk masuk ke dalam mukosa
Di rongga mulut terdapat dua pasang gigi usus. Seekor cacing betina diperkirakan
yang tidak sama besarnya. Di antara 100 menghasilkan telur setiap hari antara
anjing, 37Yo mengandung A.ceylanicum. 3000 -20.000 butir (Tabel3).
Cacing ini juga ditemukan pada 50 ekor Telur berbentuk seperti tempayan
kucing sebanyak 24%o. Kelompok anjing dengan semacam penonjolan yang jernih
dan kucing ini berasal dari Jakarta dan pada kedua kutub. Kulit telur bagian luar
sekitarnya. berwarna kekuning-kuningan dan bagian
dalamnya jernih. Tehn yang dibuahi di-
keluarkan dari hospes bersama tinja. Telur
Trichuris trichiura tersebut menjadi matang dalam waktu 3
sampai 6 minggu dalam lingkungan yang
sesuai, yaitu pada tanah yang lembab dan
(Trich o c ep hal u s disp ar,
teduh. Telur matang ialah telur yang berisi
cacing cambuk) larva dan merupakan bentuk infektif. Cara
infeksi langsung bila 'secara kebetulan
Hospes dan Nama Penyakit hospes menelan telur matang. Lawa
keluar melalui dinding telur dan masuk
Manusia merupakan hospes cacing
ke dalam usus halus. Sesudah menjadi
ini. Penyakit yang disebabkannya disebut
dewasa cacing turun ke usus bagian distal
trikuriasis.
dan masuk ke daerah kolon, terutama
sekum. Jadi cacing ini tidak mempunyai
Distribusi Geografik siklus paru. Masa pertumbuhan mulai
Cacing ini bersifat kosmopolit; ter- dari telur tertelan sampai cacing dewasa
utama ditemukan di daerah panas dan betina bertelur +30 - 90 hari (Gambar 4).
lembab, seperti di Indonesia.
Tabel 3. Karakteristik Trichuris trichiuru6

Morfologi dan Daur Hidup Karakteristik Trichuris trichiura


Ukuran cacmg dewasa
Panjang cacing betina kira-kira 5 cm, Jantan 30-45 mm
sedangkan cacing jantan kira-kira 4 cm. Betina 35-50 mm
Telur panjang 50-55 pm
Bagian anterior langsing seperti cambuk,
lebar22-24 pm
panjangnya kira-kira 3/5 dari panjang
Lokasi cacing dewasa sekum dan kolon
seluruh tubuh. Bagian posterior bentuknya asenden
lebih gemuk, pada cacing betina bentuknya Jumlah telur,/hari./cacing 3.000-20,000 butir
membulat tumpul. Pada cacing jantan betina
larva masuk usus

telur infektif (telur


matang) tertelan

1
@
t
I
L.,,.'
I
menjadi infektif
setel th 3 minggu ditanah

\ -tr. u,-i

Gambar 4. Daur hidup Trichuris trichiura


18 Paras i to I ogi Ked ok te ran

Patologi dan Gejala Klinis Pengobatan

Cacing TTichuris pada manusia ter- - Albendazol400 mg (dosis tunggal)


utama hidup di sekum, akan tetapi dapat - Mebendazol 100 mg (dua kali sehari
juga ditemukan di kolon asendens selama tiga hari berhrut-turut
Pada infeksi beraf terutama pada anak,
cacing tersebar di seluruh kolon dan rektum. Epidemiologi
Kadang-kadang terlihat di mukosa rektum
Faktor penting untuk penyebaran
yang mengalami prolapsus akibat menge-
penyakit adalah kontaminasi tanah dengan
jannya penderita pada waktu defekasi.
tinja. Telur tumbuh di tanah liat, lembab
Cacing ini memasukkan kepalanya dan teduh dengan suhu optimum 30'C.
ke dalam mukosa usus, hingga terjadi Pemakaian tinja sebagai pupuk kebun
trauma yang menimbulkan iritasi dan merupakan sumber infeksi. Frekuensi di
peradangan mukosa usus. Di tempat per- Indonesia tinggi. Di beberapa daerah pe-
lekatannya dapat terjadi perdarahan. Di desaan di Indonesia frekuensinya berkisar
samping itu cacing ini juga mengisap 30-90%.
darah hospesnya, sehingga dapat menye- Di daerah yang sangat endemik
babkan anemia. infeksi dapat dicegah dengan pengobatan
Penderita terutama anak-anak dengan penderita trikuriasis, pembuatan jamban
infeksi T|ichuris yang berat dan menahun, yang baik, pendidikan tentang sanitasi
menunjukkan gejala diare yang sering dan kebersihan perorangan, terutama anak.
diselingi sindrom disentri, anemia, berat Mencuci tangan sebelum makan, dan
badan turun dan kadang-kadang disertai mencuci sayuran yang dimakan mentah
prolapsus rektum. adalah penting apalagi di negeri yang
Pada tahun 197 6, bagian Parasitologi memakai tinja sebagai pupuk.
FKUI telah melaporkan l0 anak dengan
trikuriasis berat, semuanya menderita
diareselama2-3tahun. Strongliloides stercoralis
Infeksi berat Trichuris trichiura sering
disertai dengan infeksi cacing lainnya atau Hospes dan Nama Penyakit
protozoa. Infeksi ringan biasanya tidak Manusia merupakan hospes utama
memberikan gejala klinis yang jelas atau cacing ini. Parasit ini dapat menyebabkan
sama sekali tanpa gejala. Parasit ini sering strongiloidiasis.
ditemukan pada pemeriksaan tinja secara
rutin.
Distribusi Geografik

Diagnosis Nematoda ini terutama terdapat di


daerah tropik dan subtropik sedangkan
Diagnosis dibuat dengan menemu- di daerah yang beriklim dingin jarang
kan telur di dalam tinja. ditemukan.
Bab l. Helmintolooi '1 O

Morfologi dan Daur llidup x 0,06 fiun, yang jantan berukuran


0.75 mm x 0,04 mm, mempunyai ekor
Hanya cacing dewasa betina hidup melengkung dengan 2 buah spikulum.
sebagai parasit di vilus duodenum dan Sesudah pembuahan, cacing betina
yeyunum. Cacing betina berbentuk fili- menghasilkan telur yang menetas men-
form, halus, tidak berwama dan panjang- j adi larva rabditiform . Larva rabditiform
nya2 mm. dalam waktu beberapa hari dapat men-
Cara berkembang biaknya diduga jadi lawa filariform yang infektif dan
secara partenogenesis. Telur bentuk para- masuk ke dalam hospes baru, atau
sitik diletakkan di mukosa usus, kemudian larva rabditiform tersebut mengulangi
telur tersebut menetas menjadi larva fase hidup bebas. Siklus tidak langsung
rabditiform yang masuk ke rongga usus ini terjadi bilamana keadaan lingkungan
serta dikeluarkan bersama tinja. Parasit sekitarnya optimum yaitu sesuai dengan
ini mempunyai tiga macam darn hidup keadaan yang dibutuhkan untuk ke-
(Gambar 5):
hidupan bebas parasit ini, misalnya
1. Siklus langsung di negeri tropik dengan iklim lembab.
Sesudah 2-3haf' di tanah, larva rabditi- Siklus langsung sering te{adi di negeri
formyangberukuran +225 x 16mikron, yang lebih dingin dengan keadaan yang
berubah menjadi larva filariform ber- kurang menguntungkan untuk parasit
bentuk langsing dan merupakan bentuk tersebut.
infektil panjangnya + 700 mikron. 3. Autoinfeksi
Bila larva filariform menembus kulit Lawa rabditiform kadang-kadang men-
manusia, larva fumbuh, masuk ke dalam jadi larva filariform di usus atau di
peredaran darah vena, kemudian me- daerah sekitar anus (perianal). Bila larva
lalui jantung kanan sampai ke paru. filariform menembus mukosa usus
Dari paru parasit yang mulai menjadi atau kulit perianal, maka terjadi daur
dewasa menembus alveolus, masuk ke perkembangan di dalam hospes. Auto-
trakea dan laring. Sesudah sampai di infeksi dapat menyebabkan strongiloi-
laring terjadi refleks batuk, sehingga diasis menahun pada penderita yang
parasit tertelan, kemudian sampai di hidup di daerah nonendemik.
usus halus bagian atas dan menjadi
dewasa. Cacing betina yang dapat Patologi dan Gejala Klinis
bertelur ditemukan + 28 hari sesudah
infeksi.
Bila larva filariform dalam jumlah
besar menembus kulit, timbul kelainan
2. Siklus tidak langsung kulit yang dinamakan creeping eruption
yang sering disertai rasa gatal yang hebat.
Pada siklus tidak langsung,larva rabditi- Cacing dewasa menyebabkan ke-
form di tanah berubah menjadi cacing lainan pada mukosa usus halus. Infeksi
jantan dan cacing betina bentuk bebas. ringan Strongl,,loides pada umumnya ter-
Bentuk bebas lebih gemuk dari bentuk jadi tanpa diketahui hospesnya karena
parasitik. Cacing betina berukuran 1 mm tidak menimbulkan gejala. Infeksi sedang
20 Paras i to I oei Ke d o kte ran

dapat menyebabkan rasa sakit seperti ter- sihan sekitar daerah anus dan mencegah
tusuk-tusuk di daerah epigastrium tengah konstipasi.
dan tidak menjalar. Mungkin ada mual
dan muntah; diare dan konstipasi saling Prognosis
bergantian. Pada strongiloidiasis dapat
terjadi autoinfeksi dan hiperinfeksi. Pada Infeksi berat srongiloidiasis dapat
hiperinfeksi cacing dewasa yang hidup se- menyebabkan kematian.
bagai parasit dapat ditemukan di seluruh
Epidemiologi
haktus digestivus dan larvanya dapat di-
temukan di berbagai alat dalam (paru, Daerah yang panas, kelembaban tinggt
hati, kandung empedu). dan sanitasi yang kurang, sangat meng-
Pada pemeriksaan darah mungkin di- nntungkan cacing Strongtloides sehingga
temukan eosinofi lia atau hipereosinofilia terjadi daur hidup yang tidak langsung.
meskipun pada banyak kasus jumlah sel Tanah yang baik untuk pertumbuhan
eosinofil normal. larva ialah tanah gembur, berpasir dan
humus. Frekuensi di Jakarta pada tahun
Diagnosis 1956 sekitar I}-l5yo, sekarang jarang di-
Diagnosis klinis tidak pasti karena temukan. Pencegahan strongiloidiasis ter-
strongiloidiasis tidak memberikan gejala utama terganhng pada sanitasi pembuangan
klinis yang nyata. Diagnosis pasti ialah tinja dan melindungi kulit dari tanah yang
dengan menemukan Iarva rabditiform terkontaminasi, misalnya dengan me-
dalam titrja segar, dalam biakan atau makai alas kaki.
dalam aspirasi duodenum. Biakan Penerangan kepada masyarakat me-
selama sekurang-kurangnya 2 x 24 jam ngenai cara penularan dan carapembuatan
menghasilkan larva filariform dan cacing serta pemakaian jamban juga penting
dewasa Strongyloides stercoralis yang untuk pencegahan strongiloidiasis.
hidup bebas.

Pengobatan Epidemiologi Soil


Albendazol 400 mg sahr/dua kali Transmitted Helminths
sehari selama tiga harir merupakan obat
pilihan. Mebendazol 100 mg tiga kali Dampak infeksi cacing yang di-
sehari selama dua atau empat minggu dapat tularkan melalui tanah pada masyarakat
memberikan hasil yang baik. Mengobati perlu dipelajari untuk dapat menentukan
orang yang mengandung parasit, meskipun cara pencegahan. Penyebaran infeksi
kadang-kadang tanpa gejala, adalah penting Ascaris dan Trichuris mempunyai pola yang
mengingat dapat terjadi autoinfeksi. Per- hampir sama; demikian juga epidemio-
hatian khusus ditujukan kepada pember- logi cacing tambang dan Strongyloides.
cacing dewasa betina dalam
usus (partenogenesis)

melalui siklus

+ autoinfeksi
autoinfeksi
,perianal

larva fl ariform menembus


kulit (kaki)

larva filariform (bentuk


infektif) di tanah larva rabditiform keluar
bersama tinja di tanah

telur di tanah

Gambar 5. Daur hidup Strongyloides stercoralis


22 Paras i to I o gi Ked o kte ran

A. lumbricoides da;n Ttrichiuru tanah dan iklim yang sesuai. Kedua


spesies cacing ini memerlukan tanah liat
Beberapa survei di Indonesia menun- untuk berkembang. Telur A. lumbricoides
jukkan bahwa seringkali prevalensi I s c aris yang telah dibuahi dan jaffi di tanah yang
yang tinggi disertai prevalensi Trichuris sesuai, menjadi matang dalam waktu 3
yang tinggi pula. minggu pada suhu optimum 25' - 30'C.
Prevalensi Ascaris yang lebih tinggi Tehx T.trichiura akan matang dalam 3
dart7}% ditemukan antara lain di beberapa - 6 minggu pada suhu optimum 30.C.
desa di Sumatra (78%), Kalimantan (79%), Telur matang kedua spesies ini tidak
Sulawesi (88%), Nusa Tenggara Barat menetas dalam tanah dan dapat bertahan
(92%) dan Jawa Barat (90%). Di desa hidup beberapa tahun, khususnya telur
tersebut prevalensi Trichuris juga tinggi A. lumbrico ides. Selain keadaan tanah dan
yaitu untuk masing-masing daerah 830/o, iklim yang sesuai, keadaan endemi juga
83oA,83Yq 84o/o dan 9lYo. dipengaruhi oleh jumlah telur yang dapat
Di daerah kumuh di Jakarta infeksi hidup sampai menjadi bentuk infektif dan
Ascaris dan Trichurls sudah ditemukan masuk ke dalam hospes.
pada bayi berumur kurang dari satu tahun. Jumlah telur yang dihasilkan satu ekor
Pada umur satu tahun,4.lumbricoides dapat cacing betina A.lumbricoides 200.000 se-
ditemukan 80-100% di antara kelompok hai, T.trichiura 5000 sehari dan cacing
anak ini; untuk T.trichiura angkanya lebih tambang 9000 - 10.000 sehari. Semakin
rendah sedikit, yaitu 70o/o. Usia anak banyak telur ditemukan di sumber
yang termuda mendapat infeksi Ascaris kontaminasi (tanah, debu, sayuran dan
adalah T6 minggu, sedangkan untuk lain-lain), semakin tinggi derajat endemi
Trichuris adalah 41 minggu. Ini terjadi di suatu daerah dengan infeksi yang
di lingkungan anak yang berdefekasi di semakin berat (Tabel 4).
saluran air terbuka dan di halaman sekitar Pada umumnya tidak ada perbedaan
rumah. Kebiasaan defekasi sekitar rumah, prevalensi infeksi Ascaris dan Trichuris
makan tanpa cuci tangan, bermain-main antara laki-laki dan perempuan.
di tanah di sekitar rumah, akan menyebab-
kan anak terus menerus mendapat rc-
Cacing tambang dan S.slercorslis
infeksi. Dengan demikian golongan rawan
infeksi kedua spesies cacing ini adalah Pada umufirnya prevalensi cacing
anak balita. tambang berkisar 30-50% di berbagai
Di daerah endemi dengan insidens daerah di Indonesia. Prevalensi yang lebih
Ascaris dan T|ichuris tinggi, te{adi tinggi ditemukan di daerah perkebunan
penularan secara terus menerus. Transmisi seperti di perkebunan karet di Sukabumi,
dipengaruhi oleh berbagai hal yang Jawa Barat (93,1%) dan di perkebunan
mengunfungkan parasit, seperti keadaan kopi di Jawa Timur (80,69%). Prevalensi
Tabel4. Klasifikasi Intesitas Infeksi pada Individu Menurut WHO 6

Parasit Intensitas infeksi Jumlah telur/gram tinj a


ngan
Ascaris lumbricoides Sedang
Berat > 50000
Ringan 1 -999
Trichuris trichiura Sedang 1000 - 9999
Berat > 10000
Ringan 1 - 1999
Cacing tambang Sedang
-
2000 3999
Berat > 4000

infeksi cacing tambang cenderung merring- S.stercoralis berkembang lebih cepat dari-
kat dengan meningkahya umur. Tingginya padalawa cacing tambang; dalam waktu
prevalensi juga dipengaruhi oleh sifat 34-48jam terbentuk larva filariform yang
pekerjaan karyawan atau penduduk. Se- infektif. Law a ini mempunyai kelanpufrgan
bagai contoh dapat dikemukakan sebagai hidup yang pendek di tpnah yaitu, l-2
berikut: kelompok karyawan yang meng- minggu, akan tetapi cacing ini mempunyai
olah tanah di perkebunan teh atau karet, satu siklus bentuk bebas di tanah yang
akan terus menerus terpapar kontaminasi. terus menerus menghasilkan bentuk infektif
Kedua jenis cacing ini memerlukan sehingga perkembangan bentuk bebas di
tanah pasir yang gembur, tercampur humus tanah dapat mencapai endemisitas tinggi.
dan terlindung dari sinar matahari langsung. Larvaketiga spesies ini memerlukan oksigen
Telur cacing tambang menetas menjadi untuk pertumbuharnya, oleh karena itu
larva rabditiform dalam waktu 24-36 olahan tanah dalam bentuk apapun di
jam untuk kemudian pada hari ke 5-8 lahan pertanian dan perkebunan akan
menjadi bentuk filariform yang infektif. menguntungkan pertumbuhan law a.
Suhu optimum bagi N.americanus adalah
28'-32'C dan untuk A.duodenale sedikit Pencegahan dan Pemberantasan
lebih rendah: 23' - 25.C. Ini salah satu 1. Memutuskan daur hidup dengan cara:
sebab mengapa N.americanus lebih
a. Defekasi di jamban.
banyak ditemukan di Indonesia daripada
b. Menjaga kebersihan, cukup air bersih
A.duodenale (Tabel 5).
di jamban, untuk mandi dan cuci
Lawa filariform cacing tambang tangan secara terafur.
dapat bertahan 7-8 minggu di tanah dan
c. Mernberi pengobatan masal dengan
harus menembus kulit manusia untuk obat antelmintik yang efektif, ter-
meneruskan lingkaran hidupnya. Lawa utama kepada golongan rawan.
24 Paras i to I o gi Ked o kteran

Tabel5. Perkembangan di Tanah dan Suhu Optimum untuk Bentuk Infektif Cacing yang
Ditularkan Melalui Tanah

Spesres cacing ferl(embangan di tanah Suhu Ketalranan


optimum bentuk infektif
A.lumbricoides 'l'elur matang dalam 3 mmggu dr Z5o
- 3OoC 'l'ahan sekali
tanah liat
T.trichiura Telur matang dalam 3-6 minggu 30'C
Cacing tambang Telur menetas, dalam 24-36jam N.americanus
keluar larva rabditiform yang 28" - 30"C 7-8 minggu
pada hari ke 5-8 menjadi larva A.duodenale dalam keadaan
filariform di pasir 23, _25o baik
S.stercoralis Dalam 36-48 jam terbentuk 1-2 minggu
larva filariform di tanah pasir.
Ada siklus bentuk bebas di tanah

2. Penyuluhan kepada masyarakat me- 4. pengolah tanah pertanianlperkebunan


ngenai sanitasi lingkungan yang baik dan pertambangan dengan tangan dan
dan cara menghindari infeksi cacing. kaki telanjang, tidak terlindung.

Pengalaman membuktikan, bahwa Pengobatan masal meskipun ada


ketentuan yang tertera di atas sangat sulit obat yang ampuh, sulit dilaksanakan,
diterapkan di suatu masyaxakat yang sedang karena harus dilakukan 3 - 4kali setahun
berkembang. Pengertian sanitasi lingkungan dan harga obat tidak terjangkau. Maka
yang baik sulit dikembangkan dalammasya- penyuluhan kepada masyarakat menjadi
rakat yang mempunyai keadaan sosio- penting sekali dan dititikberatkan pada
ekonomi rendah, dengan keadaan seperti perubahan kebiasaan dan mengernbangkan
berikut: sanitasi lingkungan yang baik. Dengan
l. rumah berhimpitan di daerah kumuh demikian keadaan endemi dapat dikurangi
(slum area) di kota besar yang mem- sampai angka kesakitan (morbiditas) yang
punyai sanitasi lingkungan buruk, tinggi dapat diturunkan
khususnya tempat anak balita tumbuh
2. di daerah pedesaan anak berdefekasi Daftar Pustaka
dekatrumah dan orang dewasa di pinggr
1. O'lorcain P, Holland CV. The public health
kali, di ladang dan perkebunan tempat
importance of Ascaris lumbricoides. Parasitol
bekerja.
2000; l2l: 551-S71.
3. penggunaan tinja yang mengandung 2. Despommier D. Toxocariasis: clinical aspects,
telur cacing untuk pupuk di kebun epidemiology, medical ecology, and molecular
sayuran. aspects. Clin Microbiol Rev 2003; l6Q):265-72.
Bab l. Helmintologi 25

3. Magnaval JF, Glickman LI, Dorchies P, oleh eratrya hubungan antara manusia satu
Morassin B. Highlights of human toxocariasis.
dengan yang lainnya serta lingkungan
The Korean J Parasitol 2001; 39 (1): l-1 l.
4. Crompton DWT. The public health importance
yang sesuai.
of hookworm disease. Parasitology. 2000; l2l :

s39-S50.
Morfologi dan Daur Hidup
5. Hotez PJ, Brooker S, Bethony JM, Bollazzi
ME, Loukas A, Xiao S. Hookworm infection. Cacing betina berukuran 8-13 mm
New England J Med. 2004;351 8:799-801. x 0,4 mm. Pada ujung anterior ada pele-
6. Stephenson LS, Holland CV, Cooper ES. The baran kutikulum seperti sayap yang di-
public health significance of Trichuris trichiura.
sebut alae. Bulbus esofagus jelas sekali,
Parasitol 2000; l2l: S73-S95.
ekornya panjang dan runcing. Uterus
cacing yang gravid melebar dan penuh
telur. Cacing jantan berukuran 2-5 mm,
E nterobias vermic ularis juga mempunyai sayap dan ekornya me-
(Oryuris vermicularis) lingkar sehingga bentuknya seperti tanda
tanya (?); spikulum pada ekor jarang
ditemukan. Habitat cacing dewasa biasa-
Sejarah nya di rongga sekum, usus besar dan di
Enterobius vermicularis (cacing kremr, usus halus yang berdekatan dengan rongga
pinworm, seatworm) telah diketahui sekum. Makanannya adalah isi usus.
sejak dahulu dan telah banyak dilakukan Cacing betina yang gravid mengandung
penelitian mengenai biologi, epidemiologi 11.000 - 15.000 butir telur, bermigrasi
dan gejala klinisnya. ke daerah perianal untuk bertelur dengan
cara kontraksi uterus dan vaginanya. Telur
jarang dikeluarkan di usus, sehingga
Hospes dan Nama Penyakit
jarang ditemukan di dalam tinja. Telur
Manusia adalah satu-satunya hospes berbentuk lonjong dan lebih datar pada
dan penyakibrya disebut enterobiasis atau satu sisi (asimetrik). Dinding telur bening
oksiuriasis. dan agak lebih tebal dari dinding telur
cacing tambang. Telur menjadi matang
dalam waktu 6 jam setelah dikeluarkan.
Distribusi Geografik
Telur resisten terhadap desinfektan dan
Parasit ini kosmopolit tetapi lebih udara dingin. Dalam keadaan lembab
banyak ditemukan di daerah dingin dari- telur dapat hidup sampai 13 hari.
pada di daerah panas. Hal itu mungkin Kopulasi cacing jantan dan betina
disebabkan pada umumnya orang di daerah mungkin te{adi di sekum. Cacing jantan
dingin jarang mandi dan mengganti baju mati setelah kopulasi dan cacing betina
dalam. Penyebaran cacing ini juga ditunjang mati setelah bertelur.
26 Paras i tol ogi Ked okteran

Infeksi cacing kremi terjadi bila dewasa muda dapat bergerak ke usus halus
menelan telur matang ata:u bila larva dari bagian proksimal sampai ke lambung,
telur yang menetas di daerah perianal esofagus dan hidung sehingga menyebab-
bermigrasi kembali ke usus besar. Bila kan gangguan di daerah tersebut. Cacing
telur matangyang tertelan, telur menetas betina gravid mengembara dan dapat ber-
di duodenum dan larva rabditiform ber- sarang di vagina dan di tuba Fallopii se-
ubah dua kali sebelum menjadi dewasa di hingga menyebabkan radang di saluran
yeyunum dan bagian atas ileum. telur. Cacing sering ditemukan di apendiks
Waktu yang diperlukan untuk daur tetapi j arang menyebabkan apendisitis.
hidupnya, mulai dari tertelannya telur Beberapa gejala infeksi Enterobius
matang sampai menjadi cacing dewasa
vermicularzs yaitu kurang nafsu makan,
gravid yang bermigrasi ke daerah perianal,
berat badan turun, aktivitas meninggi,
berlangsung 2 minggu sampai 2 bulan.
enuresis, cepa! marah, gigi menggeretak,
Mungkin daurnya hanya berlangsung 1
insomnia dan masturbasi, tetapi kadang-
bulan karena telur cacing dapat ditemu-
kadang sukar untuk membuktikan hubungan
kan kembali pada anus paling cepat 5
sebab dengan cacing kremi.
minggu sesudah pengobatan (Gambar 6).
Infeksi cacing kremi dapat sembuh Diagnosis
sendiri (self limited). Blla tidak ada re-
infeksi, tanpa pengobatanpun infeksi dapat Infeksi cacing dapat diduga pada
berakhir. anak yang menunjukkan rasa gatal di
sekitar anus pada waktu malam hari.
Diagnosis dibuat dengan menemukan telur
Patologi dan Gejala Klinis
dan cacing dewasa. Telur cacing dapat
Enterobiasis relatif tidak berbahaya, diambil dengan mudah dengan alat anal
jarang menimbulkan lesi yang berarti. swab yang ditempelkan di sekitar anus
Gejala klinis yang menonjol disebabkan pada waklu pagi hari sebelum anak buang
iritasi di sekitar anus, perineum dan vagina air besar dan mencuci pantat (cebok).
oleh cacing betina gravid yang bermigrasi Anal swab adalah suatu alat dari
ke daerah anus dan vagina sehingga me- batang gelas atau spatel lidah yang pada
nyebabkan pruritus lokal. Karena cacing ujungnya dilekatkan scotch adhesive tape.
bermigrasi ke daerah anus dan menyebab- Blla adhesive tape ditempelkan di daerah
kan pruritus ani, maka penderita meng- sekitar anus, telur cacing akan menempel
garuk daerah sekitar anus sehingga tirnbul pada perekatnya. Kemudian adhesive
luka garuk di sekitar anus. Keadaan ini tape diratakan pada kaca bbnda dan di-
sering terjadi pada waktu malam hari bubuhi sedikit toluol untuk pemeriksaan
hingga penderita terganggu tidurnya dan mikroskopik. Sebaiknya pemeriksaan di-
menjadi lemah. Kadang-kadang cacing lakukan tiga hai' berturut-turut.
Bab l. Helmintolosi 27

ffi
qv\
\v,/
nt I

Gambar 6. Daur hidup Enterobius vermicalaris


28 Paras i tol ogi Ke d o kte ran

Pengobatan dan Prognosis tahun yaitu pada 46 anak(54,1%) dari 85


anak yang diperiksa.
Seluruh anggota keluarga sebaiknya
diberi pengobatan bila ditemukan salah se- Penularan dapat dipengaruhi oleh:
orang anggota mengandung cacing kremi. 1. Penularan dari tangan ke mulut se-
sudah menggaruk daerah perianal (auto-
Obat piperazin sangat efektif bila diberikan
waktu pagi kemudian minum segelas air infeksi) atau tangan dapat menyebar-
sehingga obat sampai ke sekum dan kolon.
kan telur kepada orang lain maupun
Pirantel pamoat juga efektif. Efek samping
kepada diri sendiri karena memegang
mual dan muntah. Mebendazol efektif benda-benda maupun pakaian yang
terhadap semua stadium perkembangan terkontaminasi.
cacing kremi, sedangkan pirantel dan 2. Debu merupakan sumber infeksi karena
piperazin yang diberikan dalam dosis mudah diterbangkan oleh angin se-
hitrgga telur melalui debu dapat tertelan.
tunggal tidak efektif terhadap telur.
Pengobatan secara periodik memberi- 3. Retrofeksi melalui anus: larva dari telur
kan prognosis yang baik. yang menetas di sekitar anus kembali
masuk ke usus.

Epidemiologi Anjing dan kucing {idak mengandung


cacing kremi tetapi dapat menjadi sumber
Penyebaran cacing kremi lebih luas infeksi oleh karena telur dapat menempel
daripada cacing lain. Penularan dapat ter- pada bulunya.
jadi pada keluarga atau kelompok yang Frekuensi di Indonesia tinggi, ter-
hidup dalam satu lingkungan yang sama utama pada anak dan lebih banyak ditemu-
(asrama, rumah piatu). Telur cacing dapat kan pada golongan ekonomi lemah.
diisolasi dari debu di ruangan sekolah atau Frekuensi pada orang kulit putih lebih
kafetaria sekolah dan menjadi sumber tinggi daripada orang Negro.
infeksi bagi anak-anak sekolah. Di berbagai Kebersihan perorangan penting untuk
rumah tangga dengan beberapa anggota pencegahan. Kuku hendaknya selalu di-
keluarga yang mengandung cacing kremi, potong pendek, tangan dicuci bersih se-
telur cacing dapat ditemukan (92%) di belum makan. Anak yang mengandung
lantai, meja, kursi, bufet, tempat duduk cacing kremi sebaiknya memakai celana
kakus (toilet seats), bak mandi, alas kasur, panjang jika hendak tidur supaya alas
pakaian dan tilam. Hasil penelitian me- kasur tidak terkontaminasi dan tangan
nunjukkan angka prevalensi pada berbagai tidak dapat menggaruk daerah perianal.
golongan manusia 3%-80%. Penelitian Makanan hendaknya dihindarkan dari
di daerah JakartaTimur melaporkan bahwa debu dan tangan yang mengandung telur.
kelompok usia terbanyak yang menderita Pakaian dan alas kasui hendaknya dicuci
enterobiasis adalah kelompok usia 5-9 bersih dbn diganti setiap hari.
Bab l. Helmintoloei 29

TrichineUa spiralis dengan dua buah papel.


Cacing betina bersifat vivipar dan
Sinonim Trichina spiralis Owen, 1835. biasanya masuk ke mukosa vilus usus,
mulai dari duodemrm sampai ke sekurn.
Sejarah Seekor cacing betina dapat mengeluarkan
1500 larva. Larva tersebut dilepaskan di
Trichinella spiralis, pertama kali di-
jaringan mukosa, masuk ke dalarn limfe
temukan dalam bentuk larva yang terdapat
dan peredaran darah, kemudian disebarkan
dalam kista di otot pasien yang diotopsi.
ke seluruh tubuh, terutama otot diafragma,
Richard Owen (1835) adalah yang pertama
iga, lidah, laring, mata, perut, biseps dan
kali mendeskripsikan parasit ini dan
lain-lain. Pada awal minggu ke-4 larva
dinamakanny a encysted larvae.
telah tumbuh menjadi kista dalam otot
Hospes dan Nama Penyakit bergaris linlang.
Kista dapat hidup di otot selama
Selain manusia, berbagai binatang rl8 bulan, kemudian terjadi perkapuran
seperti babi, tikus, beruang, kucing, anjing,
dalam waktu 6 bulan sampai 2 tahun.
babi hutan dan lain-lain dapat merupakan Infeksi terjadi bila daging babi yang me-
hospes. Penyakit yang disebabkan parasit ngandung larva infektif yang terdapat di
ini disebut trikinosis, trikinelosis atau dalam kista dimakan.
trikiniasis. Di usus halus bagian proksimal
dinding kista dicernakan dan dalam waktu
Distribusi Geografik beberapa jam larva dilepaskan, segera
Cacing ini
kosmopolit, tetapi di masukmukosa, lalu menjadi cacing dewasa
negeri beragama Islam parasit ini jarang dalam waktu 1,5 -2 hari (Gambar 7).
ditemukan pada manusia. Di Eropa dan
Amerika Serikat parasit ini banyak di- Patologi dan Gejala Klinis
temukan karena penduduknya mempunyai Gejala trikinosis tergantung pada
kebiasaan makan daging babi yang di- beratnya infeksi yang disebabkan oleh
masak kurang matang (sosis). cacing dewasa dan stadium larva.
Pada saat cacing dewasa mengadakan
Morfologi dan Daur Hidup invasi ke mukosa usus, timbul gejala usus
Cacing dewasa bentuknya halus seperti sakit perut, diare, mual dan muntah.
seperti rambut. Cacing betina berukuran Masa tunas * l-2hari sesudah infeksi.
34 mm dan cacing jantan kira-kira 1,5 mm. Lawa tersebar di otot X7-28 hari se-
Ujutrg anterior langsing dengan mulut sudah infeksi. Pada saat itu timbul nyeri
kecil, bulat tanpa papel. Ujung posterior otot (mialgia) dan radang otot (miositis)
pada cacing betina membulat dan tumpul, yang disertai demam, eosinofilia dan
pada cacing jantan melengkung ke ventral hipereosinofilia.
30 P^rui!9!"s'K"!9!tt-n

!tl o
L
tsl
AF r(E=--C
6- -o gt! 5
or(5=
6E
e>o
e I'EP
5 g'5 -aE
9c rsG =! 6.4
-oL
H€
ott.!<
8
'EE6 ocD
oa
Etr
*E
T'tr
Gto
>'E
ES

$f
E-
EG'
.s=

'L
6Oa
: E*

gE
ct
E
G.E
#(s
U'A
5o
o.5
>cD
E8
Bab l. Helminrolosi 31

Gejala yang disebabkan larva ter- Pengobatan


gantung juga pada alat yang dihinggapi
Pengobatan trikinosis terutama dilaku-
misalnya dapat menyebabkan sembab kan secara simtomatis. Sakit kepala dan
sekitar mata, sakit persendian, gejala per-
nyeri otot dapat dihilangkan dengan obat
napasan dan kelemahan umum. Dapat
analgetik. Obat sedatif kadang-kadang
juga menyebabkan kelainan jantung dan
perlu juga terutama blla ada kelainan
susunan saraf pusat bila larva T.spiralis susunan sarafpusat.
tersebar di alat-alat tersebut. Bila masa Mebendazol 100 mg dua kali sehari
alart telah lalu, biasanya penderita sembuh selama beberapa hari mempunyai efek me-
secara perlahan-lahan bersamaan dengan matikan terhadap fase invasif dan fase
dibentuknya kista dalam otot. pembentukan kapsul Trichinella. Obat
Pada infeksi berat (t 5000 ekor larval diberikan 2xl tablet 100 mg selama
kg berat badan) penderita mungkin me- beberapa hari.
ninggal dalam waktu 2-3 minggu, tetapi
biasanya kematian terjadi dalam waktu Epidemiologi
4-8 minggu sebagai akibat kelainan paru,
Dilihat dari daur hidupnya, babi dan
otak atau kelainan jantung.
tikus rnemelihara infeksi'di alam. Infeksi
pada babi te{adi karena babi makan tikus
Diagnosis yang mengandung larva infektif dalam
Di samping diagnosis klinis yang tidak ototnya, atau karena babi makan sampah
dapat diabaikan, diagnosis pasti sering dupur dan sampah pejagalan yang berisi
tergantung pada pemeriksaan laboratorium. sisa-sisa daging babi yang mengandung
Tes kulit dengan memakai antigen yang larva infektif.
terbuat dari larva Trichinella dapat mem- Sebaliknya, tikus mendapat infeksi
berikan reaksi positif pada minggu ke-3 karena makan sisa daging babi di pejagalan
atau ke-4. Reaksi berupa benjolan me- atau di rumah dan juga karena makan
mutih pada kulit dengan diameter 5 mm bangkai tikus. Frekuensi trikinosis pada
manusia tinggi di daerah yang banyak
atau lebih yang dikelilingi daerah eritema.
makan babi yang diberi makanan dari sisa
Reaksi imunologi lainnya seperti tes
pejagalan, misalnya di Amerika Serikat
ikat komplemen dan tes presipitin dapat
daerah Timur Laut. Frekuensi di daerah
juga dilakukan.
Selatan dan Barat-Tengah rendah, karena
Mencari larva didalam darah dan babi diberi makan gandum.
cairan otak dapat dilakukan pada hari ke
Infeksi T.spiralls pada manusia ter-
8-14 sesudah infeksi. Dengan biopsi otot, gantung dari lenyapnya penyakit ini pada
lawa Trichinella dapat ditemukan pada babi, misalnya dengan memusnahkan sisa
minggu ke-3 atau ke-4 sesudah infeksi. pejagalan yang mengandung potongan
32 Paras i tol osi Kedo kteran

daging mentah. Pengolahan daging babi PEC and Bell D& 1987.

sebelum dimakan oleh manusia juga


penting. Home made sausage dapat lebih
bertahaya. Hendaknya dilalilkan pendidikan Nematoda Jaringan
pada ibu rumah tangga cara memasak
daging babi yang baik. Di arftara nematoda jaringan yang
Lawa mati pada suhu 60'C ataupada penting dalam Ilmu Kedokteran adalah:
suhu jauh di bawah titik beku. Larva tidak Wuchereria bancrcfii, Brugia malayi, Brugia
mati dalam daging yang diasin atau diasap. timori, Loa loa dan Onchocerca volvulus.

Daftar Rujukan
l. Margono SS. Cacing-cacing yang ditularkan
Wuchereria bancrffi
melalui tanah di Indonesia. Monograf, FKUI,
1989.
2. Margono SS, Koesharyono C, Kosin E. Hospes dan Nama Penyakit
Hookworm in dogs and cats in the area of
Jakarta. Trop Geog Med, 1979; 3I:257-62. W.bancrofii merupakan parasit manusia
J. Abidin SAN, Margono SS. Anthelmintics in yang menyebabkan filariasis bankrofti atau
the treatment of soil-transmitted helminthiosis
wukereriasis bankrofti. Penyakit ini ter-
in Indonesia (Experiences during the past 20
years) poster sessionin ICOPA IX, Izmir, golong dalam filariasis liinfatik, bersamaan
Turki, 1995. dengan penyakit yang disebabkan oleh
4. Noerhayati S. Beberapa segi infeksi cacing Brugio nnlayi dan Brugia timori. Wbarrcrcfii
tambang [disertasi] Yogyakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Gadjah Mada; 1978. tidak terdapat secara alami pada hewan.
5. Margono SS Beberapa kasus trichuriasis
berat. Madj Kedok Indon 1971; 9:445-9.
6. Oemijati. Infeksi Strongyloides stercoralis
Distribusi Geografik
di Djakarta [disertasi] Jakarta: Fakultas Parasit ini tersebar luas di daerah
Kedokteran Universitas Indonesia; I 956.
yang beriklim tropis di seluruh dunia.
7. Liman WD, Hadidjaja R Abidin SA, Koes-
harjono. Penelitian Tbxocara canis dan
Toxocara catis di Jakarta. Seminar Nasional
Daur Hidup dan Morfologi
Parasitologi V Bogor, 1988.
8. Craig, Faust. Clinical Parasitologi, 8ft ed. Cacing dewasa jantan dan betina hidup
Philadelphia: Lea and Febiger, I 97 1.
9. Neva FA, Brown HW. Basic clinical para-
di saluran dan kelenjar limfe; bentuknya
sitology, 6n ed. Prentice Hall International halus seperti benang dan berwarna putih
Editions; 1994. susu. Cacing betina berukuran 65-100 mm
10. Beaver PC. Clinical parasitology, 9e ed, 1984. x 0,25 mm dan yang jantan 40 mm x 0,1
11. Rachmawati A. Beberapa aspek epidemiologi
enterobiasis dalam kehrarga di RI 001/RW 01,
mm. Cacing betina mengeluarkan mikro-
Kelurahan Balekarnbang Condet, Jakarla Timur filaria yang borsarung dengan ukuran
[Tesis]. Jakartra: Universitas Indonesia; 1992 250-300 mikron x 7-8 mikron. Mikro-
12. Manson's Tropical disease. Nineteenth
. edition, London, Philadelphia: Manson-Ba}r
filaria hidup di dalam darah dan terdapat
Bab l. Helmintolosi ??

di aliran darah tepi pada waktu-waktu nembus dinding lambung dan bersarang
tertentu saja, jadi mempunyai periodisitas. di antara otot-otot toraks. Mula-mula
Pada umumnya, mikrofilaia Wbancrofii parasit ini memendek, bentuknya menye-
bersifat periodisitas nokturna, artinya rupai sosis dan disebut lawa stadium I.
mikrofilaria hanya terdapat di dalam darah Dalam waktu kurang lebih seminggu,
tepi pada waktu malam. Pada siang hari, larva ini bertukar kulit, tumbuh menjadi
mikrofilaria terdapat di kapiler alatdalam lebih gemuk dan panjang, disebut larva
(paru, jantung, ginjal dan sebagainya). stadium II. Pada hari kesepuluh dan
Di daerah Pasifik, mikrofilaria Wban- selanjutnya, larva bertukar kulit sekali
crofi i mempunyai periodisitas subperiodik lagi, tumbuh makin panjang dan lebih
diuma. Mikrofilaria terdapat di dalam darah kurus, disebut larva stadium III.
siang dan malam, tetapi jumlahnya lebih Gerak larva stadium III sangat aktif.
banyak pada waktu siang. Di Muangthai Bentuk ini bermigrasi, mula-mula ke
terdapat suatu daerah yang mikrofilarianya rongga abdomen kemudian ke kepala dan
bersifat subperiodik nokturna. Faktor- alat tusuk nyamuk. Bila nyamuk yang
faktor yang dapat mempengaruhi perio- mengandung Iawa stadium III (bentuk
disitas mikrofilaria adalahkadar zat asam infektif) menggigit manusia, maka larva
dan zat lemas di dalam darah, aktivitas tersebut secara aktif masuk melalui
hospes, "irama sirkadian", jenis hospes luka tusuk ke dalam tubuh hospes dan
danjenis parasit, tetapi secara pasti meka- bersarang di saluran limfe setempat. Di
nisme periodisitas mikrofilaria tersebut dalam tubuh hospes, larva mengalami dua
belum diketahui. kali pergantian kulit, tumbuh menjadi larva
Di daerah perkotaan, parasit ini di- stadium IV, lalu stadium V atau cacing
tularkan oleh nyamuk Culex quinque- dewasa (Gambar 8).

fasciatus. Di pedesaan, vektornya berupa


nyamuk Anopheles atau nyamuk Aedes. Patologi dan Gejala Klinis
Parasit ini tidak ditularkan oleh nyamuk
Gejala klinis filariasis limfatik di-
Mansonia.
sebabkan oleh mikrofilaria dan cacing
Daur hidup parasit ini memerlukan dewasa baik yang hidup maupun yang
waktu sangat panjang. Masa perlumbuhan
mati.r Mikrofilaria biasanya tidak menim-
parasit di dalam nyamuk kurang lebih dua
bulkan kelainan tetapi dalam keadaan
minggu.
tertentu dapat menyebabkan occult filariasis.
Pada manusia, masa pertumbuhan Gejala yang disebabkan oleh cacing
tersebut belum diketahui secara pasti, dewasa menimbulkan limfadenitis dan
tetapi diduga kurang lebih 7 bulan, sama limfangitis retrograd dalam stadium akut,
dengan masa pertumbuhan parasit ini di disusul dengan obstruktif menahun l0
dalam lresbytis cristata (lutung). Mikro- sampai 15 tahun kemudian.
filaria yang terisap oleh nyamuk, melepas- Perjalanan penyakit filariasis limfatik
kan sarungnya di dalam lambung, me- dapat dibagi dalam beberapa stadium:
Paras i to I o gi Ked o kteran

(E
E'
t
(lt
G
L
(U
E
!
s !tG tr
o o
: E
E
e\ p'
E '6.
€(E G
o I

o tr
lE g
s
;
&lE''
.E
L
o jo (E
!t
!t c
CD
c G
L gE €!)U
(!
o
G 8.,
J

o tt, ,. .
I€EE
!t
,': ..
lEs3
G
I gat-*. -
L

IEE9
I9(!=
o
:tr
I.:<G=
...."J.: s.q

ffi',
o a
fr

:
'r"-fffli'

EE'
o -g cD
o -s .= o-
CL (E^
_o OC
E'.r
=O
E! oS
G<
s5 sx
Ef
oE
Lc
oc (Ev
BE E(E +=
=v
oo,
FI O>l
ltc ol
LF
.9 -y
eil
C.E
EE
EC
16c
Bab l. Hetminiotosi ?6

stadium mikrofi laremia tanpa gejala klinis, sperma yang meradang tersebut me-
stadium akut dan stadium menahun. nyerupai hemia inkarserata. Pada stadium
Ketiga stadium tersebut tumpang tindih, menahun gejala klinis yang paling sering
tanpa ada batas yang nyata. Gejala klinis dijumpai adalah hidrokel. Dapat pula
filariasis bankrofti yang terdapat di suatu dijumpai gejala limfedema dan elefantiasis
daerah mungkin berbeda dengan yang yang mengenai seluruh tungkai, seluruh
terciapat di daerah lain. lengan, testis, payudara dan vulva. Kadang-
Pada penderita mikrofilaremia tanpa kadang terjadi kiluria, yaitu urin yang
gejala klinis, pemeriksaan dengan limfo- berwarna putih susu yang terjadi karena
sintigrafi menunjukkan adanya kerusak- dilatasi pada pembuluh limfe pada sistem
kan saluran limfe. Cacing dewasa hidup ekskretori dan urinari.3
dapat menyumbat saluran limfe dan Umumnya penduduk yang tinggal
terjadi dilatasi pada saluran limfe, di daerah endemis tidak menunjukkan
disebut lymphangiektasia.z Jika jumlah reaksi peradangan yang berat, walaupun
cacing dewasa banyak dan lymphangi- mereka mengandung banyak mikrofilaria.
ektasia terjadi secara intensif menyebab- Pada pemeriksaan dengan radionukleotida
kan disfungsi sistem limfatik. Cacing menunjukkan adanya gangguan drainase
dewasa yang mati menyebabkan reaksi limfatik.
inflamasi. Setelah infiltrasi limfositik
yang intensif, lumen tertutup dan cacing Diagnosis
mengalami kalsifikasi. Sumbatan sirkulasi
Diagnosis dipastikan dengan peme-
limfatik terus berlanjut pada individu
riksaan:
yafig terinfeksi berat sampai semua
saluran limfatik terhrtup menyebabkan 1. Diagnosis parasitologi
limfedema di daerah yang terkena. Selain 1.1. Deteksi parasit yaitu menemukan
itu juga terjadi hipertrofi otot polos di mikrofilaria di dalam darah, cairan
sekitar daerah terkena. u,3 hidrokel atau cairan kiluria pada
Stadium akut ditandai dengan pemeriksaan sediaan darah tebal
peradangan pada saluran dan kelenjar dan teknik konsentasi Knott, membran
limfe, berupa limfadenitis dan limfangitis filtrasi. Pengambilan darah harus
retrograd yang disertai demam dan malaise. dilalcukan pada malam hari (setelah
Gejala peradangan tersebut hilang timbul pukul 20.00) mengingat periodisitas
beberapa kali dalam setahun dan ber- mikrofilaria umumnya nokturna.
langsung beberapa hari sampai satu dua Pada pemeriksaan histopatologi,
minggu lamanya. Peradangan pada sistem kadang-kadang potongan cacing
limfatik alat kelamin laki-laki, seperti dewasa dapat dijumpai di saluran
funikulitis, epididimitis dan orkitis sering dan kelenjar limfe dari jaringan yang
dijumpai. Saluran sperma meradang, mem- dicurigai sebagai tumor.
bengkak menyerupai tali dan sangat nyeri 1.2. Teknik biologi molekuler dapat di-
pada perabaan. Kadang-kadang saluran gunakan untuk mendeteksi parasit
36 Paras i to I o gi Ked o kteran

melalui DNA parasit dengan meng- Deteksi antibodi tidak dapat membedakan
gunakan reaksi rantai polimerase infeksi lampau dan infeksi aktif.8
(Polymerase Chain Reactionl PCR). Pada stadium obstruktif, mikrofilaria
Teknik ini mampu memperbanyak sering tidak ditemukan lagi di dalam
DNA sehingga dapat digunakan darah. Kadang-kadang mikrofilaria tidak
untuk mendeteksi parasit pada dijumpai di dalam darah, tetapi ada di
cryptic infection.a dalam cairan hidrokel atal cairankiluria.

2. Radiodiagnosis Pengobatan dan Prognosis


2.1. Pemeriksaan dengan ultrasonografi Selama lebih dari 40 tahun, dietil-
(USG) pada skrotum dan kelenjar karbamasin sitrat (DEC) merupakan obat
getah bening inguinal pasien akan pilihan baik untuk pengobatan perorangan
memberikan gambaran cacing yang maupun masal. DEC bersifat membunuh
Ini berguna terutama
bergerak-gerak. mikrofilaria dan juga cacing dewasa pada
untuk evaluasi hasil pengobatan. pengobatan jangka panjang. Pengobatan
Pemeriksaan ini hanya dapat digunakan ditujukan untuk membunuh parasit, men-
untuk infeksi filaria oleh W bancrcfii.rs cegah kesakitan dan mencegah transmisi.
2.2. P emeriksaan limfosintigrafi dengan Hingga saat ini, DEC merupakan satu-
menggunakan dekstran atau albumin satunya obat yang efektif, aman dan
yang ditandai dengan zat radioaktif relatif murah. Dosis yang dianjurkan
menunjukk an adany a abnormalitas adalah 6 mgkg berat badan/hari selama
sistem hmfatik sekalipun pada penderita 12 hai. Dosis harian obat tersebut dapat
yang asimptomatik mikrofi laremia. diberikan dalam tiga kali pemberian
sesudah makan. Umumnya dengan dosis
3. Diagnosis imunologi ini akan menghilangkan mikrofilaria tapi
untuk benar-benar bebas dari parasitnya
Deteksi antigen dengan immuno- diperlukan beberapa kali pengobatan.
chromatographic test (ICT) yang meng- Program eliminasi filariasis melalui
gunakan antibodi monoklonal telah di- pengobatan masal di daerah endemis
kernbangkan untuk mendeteksi antigen (prevalensi
W bancrofti dalam sirkulasi darah. Hasil oleh organisasi kesehatan dunia. Obat yang
tes positif menunjukkan adanya infeksi dianjurkan adalah kombinasi DEC 6 mg/
aktif walaupun mikrofilaria tidak ditemukan kgBB dan albendazol 400 mg yang di-
dalam darah.6,7 berikan sekali setiap tahun selama 5-10
Deteksi antibodi dengan tahun padapenduduk di atas usia 2 tahun.e
anfigen rekombinan telah dikembangkan Obat lain yang juga dipakai dan saat
trntuk mendeteksi antibodi subklas IgG4 ini masih terus diuji coba adalah iver-
pada filariasis Brugia. Kadar antibodi IgG4 mektin. Ivermektin adalah antibiotik semi-
meningkat pada penderita mikrofi laremia. sintetik dari golongan makrolid yang mem-
Bab l. Helmintolopi ?7

punyai aktivitas luas terhadap nematoda dalam parasit filaria. Pemberian antibiotik
dan ektoparasit. Obat ini hanya membunuh pada fi lariasis dapat membunuh Wo lb
achia
mikrofilaria. Efek samping yang ditim- dan parasit filaria serta mengurangi efek
bulkannya lebih ringan dibanding DEC. samping pengobatan DEC.to
Diberikan sebagai dosis tunggal 400 uglkg
berat badan; dapat sebagai obat tunggal Efek Samping Obat
(setiap 6 bulan sekali) atau dikombinasi-
Efek samping DEC dibagi dalam 2
kan dengan dietil-karbamasin (diberikan jenis. Pertama bersifat farmakologis, ter-
setahun sekali). Pengobatan kombinasi gantung dosisnya. Angka kejadian sama
memberikan efek lebih baik. baik pada yang terinfeksi filariasis maupun
Pengobatan akan memberikan ke- tidak. Kedua adalah respons hospes yang
sembuhan pada penderita mikrofilaremia, terinfeksi terhadap kematian parasit;
stadium akut, limfedema stadium l-2, sehingga sifatnya tidak tergantung pada
kiluria. dan stadium dini elefantiasis. Bila dosis obat tapi pada jumlah parasit yang
sudah mencapai hidrokel dan elefantiasis mati dalam tubuh hospes.
lanjut biasanya ditanggulangi dengan cara Ada dua jenis reaksi:
pembedahan. Reaksi sistemik dengan atau tanpa
Unfuk mengurangi serangan akut demam, berupa sakit kepala, sakit pada
oleh infeksi bakteri dan jamur serta men- berbagai bagran tubuh, sendi-sendi, puSing,
cegah perkembangan lanjut limfedema anoreksia, lemah, hemafuria transien,
maka pada penderita limfedema perlu reaksi alergi, muntah, serangan asma.
diajarkan cara membersihkan kaki dengan Reaksi ini terjadi beberapa jam setelah
air dan sabun terutama didaerah lipatan pemberian DEC dan berlangsung tidak
kulit dan sela jari. Bila ditemukan luka lebih dari 3 hari. Demam dan reaksi
harus segera diobati dengan antibiotik sistemik jarang te{adi dan tidak terlalu
dan antimikotik.e hebat pada dosis kedua dan seterusnya.
Kelangsungan hidup filaria di dalam Reaksi ini akan hilang dengan sendirinya.
tubuh hospes dipengaruhi oleh adanya Reaksi lokal dengan atalutznrya dernam,
Wolbachia yang merupakan endobakteri berupa limfadenitis, abses, ulserasi, hansien
dari famili ricketsiaceae. Endobakteri ini limfedema, hidrokel, funikulitis dan epidi-
berperan pada perkembangan, reproduksi dimitis. Reaksi ini cenderung terjadi
dan kelangsungan hidup parasit filaria kemudian dan berlangsung lebih lama
dalam tubuh hospes sehingga dapat di- sampai beberapa bulan, tetapi akan meng-
jadikan target pada pengobatan filariasis. hilang dengan spontan. Reaksi lokal
Pengobatan DEC pada filariasis akan cenderung terjadi pada pasien dengan
membunuh parasit sehingga keluamya riwayat adeno-limfangitis; berhubungan
Wolbachia atau molekul lipopolisakrida dengan keberadaan cacing dewasa atau
menyebabkan efek samping pengobatan. larva stadium 4 dalam tubuh hospes.
Antibiotik golongan makrolid (tetasiklin, Efek samping pengobatan DEC pada
doksisiklin) efektif membunuh Wo lb achia penderita filariasis bankrofti lebih ringan
3B Paras i to I ogi Ke d o kte ran

daripada penderita filariasis malayi. Hal yang disebabkan oleh B.malayi disebut
ini disebabkan kemampuan DEC untuk filariasis malayi dan yang disebabkan
membunuh filaria lebih lambat pada W oleh B.timori disebut filariasis timori.
b ancrofti, Pemantauan pengobatan DEC Kedua penyakit tersebut kadang-kadang
dosis tunggal 6 mglkg pada penderita disebut sebagai filariasis brugia.
mikrofilaremi W bancrofti dan B. timori
menunjukkan penurunan yang signifikan Distribusi Geografik
jumlah rnikrofilaria hari ke-5 pada pen-
derita mikrofilaremia W bancrofii dibanding- B.malayi hanya terdapat di Asia,
kan dengan hari ke-3 pada penderita dari India sampai ke Jepang, termasuk
mikrofllaremia B. timori.rl Indonesia. B.timori hanya terdapat di
Indonesia Timur di Pulau Timor, Flores,
Rote, Alor dan beberapa pulau kecil di
Epidemiologi
Nusa Tenggara Timur.
Filariasis bancrofti dapat dijumpai di
perkotaan atau di pedesaan. Di Indonesia Daur Hidup dan Morfologi
parasit ini lebih sering dijumpai di pedesaan
daripada di perkotaan dan penyebaran- Cacing dewasa jantan dan betina
nya bersifat fokal. Kurang lebih 20 juta hidup di pembuluh limfe. Bentuknya
penduduk Indonesia bermukim di daerah halus seperti benang dah berwama putih
endemi filariasis bankrofti, malayi dan susu. Cacing betina berukuran 55 mm x
timori dan mereka sewaktu-waktu dapat 0,16mm (B.malayi),21-39 mmx0,1 mm
ditulari. Kelompok umur dewasa muda (B.timori) dan yang jantan 22- 23 mm x
merupakan kelompok penduduk yang 0,09 mm (B.malayi), 13-23 mm x 0,08
paling sering menderita, terutama mereka mm (B.timori).
yang tergolong penduduk berpenghasiian Cacing betina mengeluarkan mikro-
rendah. Obat DEC tidak mempunyai khasiat fllaria yang bersarung. tlloran mikrofilaria
pencegahan. Oleh sebab itu, penduduk B.malayi adalah 200-260 mikron x 8
perlu dididik untuk melindungi dirinya mikron dan B.timori 280 - 310 mikron x
dari gigitan nyamuk. 7 mikron.
Periodisitas mikrofilaria B.malayi
adalah periodik nokturna, subperiodik
Brugia maluyi dan Brugia timori nokturna atau non periodik, sedangkan
mikrofilaria B.timori mempunyai sifat
Hospes dan Narna Penyakit
periodik nokturna. B.malayi yang hidup
Brugiamalayi dapat dibagi dalam dua pada manusia ditularkan oleh nyamuk
varian: yang hidup pada manusia dan yang Anopheles barbirostris dan yang hidup
hidup pada manusia dan hewan, misalnya pada manusia dan hewan ditularkan oleh
kucing, kera dan lain-lain. Brugia timori nyamuk Mansonia. B.timori ditularkan
hanya terdapat pada manusia. Penyakit oleh nyamuk An.barbirostris. Daw hidup
Bab I. Helmintolosi ?q

kedua parasit ini cukup panjang, tetapi pangkal paha ini, bila sembuh meninggal-
lebih pendek daripada Wbancrofti. Masa kan bekas sebagai jaringan parut dan
perhrmbuhannya di dalam nyamuk kurang tanda ini merupakan salah satu gejala
lebih 10 hari dan pada manusia kurang obyektif filariasis limfatik. Limfadenitis
lebih 3 bulan. Di dalam tubuh nyamuk dengan gejala komplikasinya dapat ber-
kedua parasit ini juga mengalami dua langsung beberapa minggu sampai tiga
kali pergantian kulit, berkembang dari bulan lamanya. Pada filariasis brugia,
larva stadium I menjadi larva stadium II sistem limfe alat kelamin tidak pernah
dan III, menyerupai perkembangan parasit terkena, berbeda dengan filariasis bankrofti.
W.bancrofti. Di dalam tubuh manusia Limfedema biasanya hilang lagi setelah
perkembangan kedua parasit tersebut juga gejala peradangan menyembuh, tetapi
sama dengan perkemban gan W b ancfroti.
dengan serangan berulang kali, lambat
laun pembengkakan tungkai tidak meng-
hilang setelah gejala peradangan sembuh,
Patologi dan Gejala Klinis
sehingga timbullah elefantiasis. Selain
Gejala klinis filariasis malayi .sama kelenjar limfe inguinal, kelenjar limfe
dengan gejala klinis filariasis timori. lain di bagian medial tungkai, di ketiak
Gejala klinis kedua penyakit tersebut dan di bagian medial lengan juga sering
berbeda dengan gejala klinis filariasis terkena. Pada filariasis brugia, elefantiasis
bankrofti. Stadium akut ditandai dengan hanya mengenai tungkai bawah, di bawah
serangan demam dan peradangan saluran lutut, atau kadang-kadang lengan bawah
dan kelenjar limfe, yang hilang timbul di bawah siku. Alat kelamin dan payudara
berulang kali. Limfadenitis biasanya tidak pernah terkena, kecuali di daerah
mengenai kelenjar limfe inguinal di satu filariasis brugia yang bersamaan dengan
sisi dan peradangan ini sering timbul filariasis bankrofti. Kiluria bukan merupa-
setelah penderita bekerja berat di ladang
kan gejala klinis fllariasis brugia.
atau sawah. Limfadenitis biasanya berlang-
sung 2-5 hari dan dapat sembuh tanpa
Diagnosis
pengobatan. Kadang-kadang peradangan
pada kelenjar limfe ini menjalar ke bawah, Diagnosis dibuktikan dengan me-
mengenai saluran limfe dan menimbul- nemukan mikrofilaria di dalam darah
kan limfangitis retrograd, yang bersifat tepi. Diagnosis parasitologi: sama dengan
khas untuk filariasis. Peradangan pada pada fi lariasis bankrofti. Radiodiagnosis
saluran limfe ini dapat terlihat sebagai umumnya tidak dilakukan pada filariasis
garis merah yang menjalar ke bawah dan malayi. Diagnosis imunologi dengan
peradangan ini dapat pula menjalar ke
deteksi IgG4.8
jaringan sekitamya, menimbulkan infiltrasi
pada seluruh paha atas. Pada stadium ini
Pengobatan dan Prognosis
tungkai bawah biasanya ikut membengkak
dan menimbulkan gejala limfedema. Limfa- Hingga sekarang DEC masih merupa-
denitis dapat pula berkembang menjadi kan obat pilihan. Dosis yang dipakai di
bisul, pecah menjadi ulkus. Ulkus pada beberapa negara Asia berbeda-beda. Di
40 Parasitologi Ked okteran

lndonesia dosis yang dianjurkan adalah yaitu NTT dan Timor-Timur. Penderita
5 mg/kg beratbadan/hari selama 10 hari. yang terkena penyakit ini terutama adalah
Efek samping DEC pada pengobatan fila- petani dan nelayan. Kelompok umur dewasa
riasis brugia jauh lebih berat, bila diban- muda paling sering terkena penyakit ini,
dingkan dengan yang terdapat pada peng- sehingga produktivitas penduduk dapat
obatan filariasis bankrofti. Efek samping berkurang akibat serangan adenolimfangitis
pengobatan akan berkur ang pada ulangan yang berulang kali. Cara pencegahan sama
pengobatan. dengan filariasis bankrofti.
Pengobatan dengan ivermektin
sama dengan pada filariasis bankrofti.
Untuk mendapatkan hasil penyembuhan Epidemiologi Filariasis
yang sempurna, pengobatan ini di-
ulang beberapa kali. Stadium mikro- Penyakit filariasis terutama ditemukan
filaremia, peradangan, limfedema dan di daerah khatulistiwa dan merupakan
elefantiasis dini dapat disembuhkan masalah di daerah dataran rendah.
dengan pengobatan DEC. Beberapa kasus Kadang-kadang dapat juga ditemukan
elefantiasis lanjut dapat pula diobati di daerah bukit yang tidak terlalu tinggi.
dengan DEC. Di Indonesia penyakit ini lebih banyak
Untuk program pemberantasan fila- ditemukan di daerah pedesaan. Di daerah
riasis, pengobatan yang dianjurkan adalah kota hanya Wbancrofti yang telah ditemu-
kombinasi DEC 6 mglkg BB dengan kan, seperti di kota Jakarta, Tangerang,
albendazol 400 mg yang diberikan sekali Pekalongan dan Semarang dan mungkin
setahu:r secura masal pada penduduk di di beberapa kota lainnya.
daerah endemis selama minimal 5 tahun.e Di Indonesia filariasis tersebar luas;
daerah endemi terdapat di banyak pulau
Epidemiologi di seluruh Nusantara, seperti di Sumatera
dan sekitamy a, J aw 4 Kalimantan, Sulawesi,
B.malayi dan B.timori hanya terdapat NTT, Maluku dan Irian Jaya. Masih
di pedesaan, karena vektomya tidak dapat banyak daerah yang belum diselidiki.
berkembang biak di perkotaan. B.malayi Pemberantasan filariasis sudah dilaku-
yang hanya hidup pada manusia dan kan oleh Departemen Kesehatan sejak
B.timori biasanya terdapat di daerah tahun 1970 dengan pemberian DEC dosis
persawahan, sesuai dengan tempat per- rendah jangka panjang (100 mg/minggu
indukan vektomy4 An.barbirostris. B.malayi selama 40 minggu.
yang terdapat pada manusia dan hewan Survei prevalensi filariasis yang di-
biasanya terdapat di pinggir pantai atau lakukan oleh Departemen Kesehatan me-
aliran sungai, dengan rawa-rawa. Penye- nunjukkan bahwa prevalensi infeksi cukup
barun B. mal ayi bersifat fokal, dari Sumatra tinggi bervariasi dai' 0,5%o-19,460 (P2M
sampai ke kepulauan Maluku. B.timori & PLP, 1999).' Prevalensi infeksi dapat
hanya terdapat di Indonesiabagran Timur berubah-ubah dari masa ke masa dan
pada umumnya ada tendensi menurun tempat perindukannya air kotor dan
dengan adanya kemajuan dalam pem- tercemar.
bangunan yang menyebabkan perubahan Wbancrofii di daerah pedesaan- (ruraD
lingkungan. Untuk dapat memahami epi- dapat ditularkan oleh bermacam spesies
demiologi filariasis, perlu diperhatikan nyamuk. Di kian Jaya Wbancrofii dtniar-
faktor-faklor seperti hospes, hospes reser- kan terutama oleh An.farauti yang dapat
voar, vektor dan keadaan lingkungan yang menggunakan bekas jejak kaki binatang
sesuai untuk menunjang kelangsungan (footprint) untuk tempat perindukannya.
hidup masing-masing. Selain itu ditemukan juga sebagai vektor:
An.lrnliersis, An.ptnctulana, Cx.annulirostris
Hospes dan Ae.lachi, Wbancrofii di daerah lain
dapat ditularkan oleh spesies lain, seperti
Manusia yang mengandung parasit
An.subpictus di daerah pantai di NTT.
selalu dapat menjadi sumber infeksi bagi
Selain nyamuk Culex, Aedes pernah juga
orang lain yang rentan (suseptibel). Biasa-
ditemukan sebagai vektor.
nya pendatang baru ke daerah endemi
B.malayi yang hidup pada manusia
(transmigran) lebih rentan terhadap infeksi
dan hewan biasanya ditularkan oleh ber-
filariasis dan lebih menderita daripada
bagai spesie s Mqrxonia seperti Ma.unfumis,
penduduk asli. Pada umumnya laki-laki
Ma.bonneae, Ma.dives, dan lainlain,
lebih banyak yang terkena infeksi, karena
yang berkembang biak di daerah rawa di
lebih banyak kesempatan untuk mendapat
. Sumat4 Kalimantan, Maluku dan lain-
infeksi (exposure). Juga gejala penyakit
lain. B.malayi yang periodik ditularkan
lebih nyata pada laki-laki, karena pekerjaan
oleh An.barbirostris yang memakai sawah
fisik yang lebih berat.
sebagai tempat perindukannya, seperti di
daerah Sulawesi.
Hospes Reservoar
B.timori, spesies yang ditemukan di
Tipe B.malayi yang dapat hidup pada Indonesia sejak 1965 hingga sekarang
hewan merupakan sumber infeksi untuk hanya ditemukan di daerah NTT dan
manusia. Hewan yang sering ditemukan Timor Timur, ditularkan oleh An.barbiro-
mengandung infeksi adalah kucing dan stris yang berkembang biak di daerah
kera terutama jenis Presbytis, meskipun sawah, baik di dekat pantai maupun di
hewan lain mungkin juga terkena infeksi. daerah pedalaman.

Vektor Faktor Lingkungan


Banyak spesies nyamuk telah ditemu- Faktor lingkungan yang dapat me-
kan sebagai vektor filariasis, tergantung pada nunjang kelangsungan hidup hospes, hospes
jenis cacing filarianya. Wbancrofti yang reservoar dan vektor, merupakan hal yang
terdapat di daerah perkotaan (urban) di- sangat penting untuk epidemiologi filariasis.
tularkan oleh Cx.quinquefosciatus yang Jenis filariasis yang ada di suatu daerah
42 Parasitologi Kedokteran

endemi dapat diperkirakan dengan melihat rneningkat akibat jumlah


keadaanlingkungannya. Filariasis di daerah sel eosinofil dalam darah. Kelenjar yang
endemi dapat diduga jenisnya dengan paling sering terkena adalahkelenjar limfe
melihat keadaan lingkungan. Pencegahan inguinal. Kadang-kadang dapat pula terkena
filariasis, hanya dilakukan dengan meng- kelenjar limfe leher, lipat siku atau kelenjar
hindari gigitan nyamuk. Untuk mendapat limfe di tempat lain. Mungkinpula terdapat
infeksi diperlukan gigitan nyamuk yang pernbesaran kelenjar limfe di seluruh
banyak sekali. Pengobatan masal dengan tubuh, menyerupai penyakit Hodgkin.
DEC dapat menurunkan angka filariasis Bila paru terkena maka gejala klinis dapat
dengan jelas. Pencegahan dengan obat berupa batuk dan sesak napas, terutama
masih dalam taraf penelitian. pada waktu malam, dengan dahak yang
kental dan mukopurulen. Foto roentgen
paru biasanya memperlihatkan garis-garis
yang berlebihan pada kedua hilus dan
"Occult Filariasis"
(Tr op ic al P ulmon ary E o s in op h iliu) bercak-bercak halus terutama di lapangan
paru bawah. Gejala lain dapat berupa
demam subfebril, pembesaran limpa dan
Distribusi Geografik hati. Mikrofilaria tidak dijumpai di dalam
darah, tetapi mikrofilaria atau sisa-sisanya
Penyakit ini dilaporkan di Indonesi4
dapat ditemukan di jaringan kelenjar limfe,
Singapura, Vietnam, Muangthai, Afrika paru, limpa dan hati. Pada jaringan tersebut
dan Curacao. terdapat benjolan-bejolan kecil berwarna
kuning kelabu dengan penampang l-2mm,
Patologi dan Gejala Klinis terdiri dari infiltrasi sel eosinofil yang di-
kenal dengan nama benda Meyers Kou-
Occult filariasis adalah penyakit
wenaar. Di dalam benda-benda inilah
filariasis limfatik, yang disebabkan oleh
dapat ditemukan sisa-sisa mikrofi laria.
penghancuran mikrofi I aria dalam jumlah
yang berlebihan oleh sistem kekebalan
penderita. Mikrofilaria dihancurkan oleh Diagnosis
zat anti dalam tubuh hospes akibat hiper- Diagnosis dibuat berdasarkan gejala
sensitivitas terhadap antigen mikrofilaria.
klinis, hipereosinofilia, peningkatan
Gejala penyakit ini ditandai dengan hiper-
kadar IgE yang tinggi, peningkatan zat
eosinofilia, peningkatan kadar antibodi
anti terhadap mikrofilaria dan gambaran
IgE dan antifilaria IgG4,t kelainan klinis
roentgen paru.
yang menahun berupa pembengkakan
kelenjar limfe dan gejala asma bronkial. Konfirmasi diagnosis tersebut ada-
Hipereosinofilia merupakan salah lah dengan menemukan benda Meyers
satu tanda utama dan gejala ini seringkali Kouwenaar pada sediaan biopsi, atau
merupakan petrmjuk ke arah etiologi penyakit dengan melihat perbaikan gejala setelah
tersebut. Jumlah leukosit biasanya ikut pengobatan dengan DEC.
Pengobatan Kamerun dan Nigeria bagan selatan.
Obat pilihan adalah DEC dengan dosis
6 mg/kg berat badan/hari selama 21-28 Morfologi dan Daur Hidup
hari.tPada stadium dini penderita dapat Cacing dewasa hidup dalam jaringan
disembuhkan dan parameter darah dapat subkutan, yang betina berukuran 50 -
pulih kembali sampai kadar yang hampir 70 x 0,5 mm dan yang jantan berukuran
normal. Pada stadium klinik lanjut, sering- 30 - 34 x 0,35 - 0,43 mm. Cacing betina
kali terdapat fibrosis dalam paru dan dalam mengeluarkan mikrofi Iaria yang beredar
keadaan tersebut, fungsi paru mungkin dalam darah pada siang hari (diurna).
tidak dapat pulih sepenuhnya. Penderita Pada malam hari mikrofilaria berada
TPE memberikan respons yang rendah pada dalam pembuluh darah paru.
pengobatan bronkodilator dan steroid. 1
Mikrofilaria mempunyai sarung ber-
ukuran 250-300 mikron x 6-8,5 mikron,
dapat ditemukan dalam urin, dahak dan
kadang-kadang ditemukan dalam cairan
Lou-Iou
sumsum tulang belakang. Parasit ini di-
(Cacing Loa, cacing mata)
tularkan oleh lalat Chrysops. Mikrofilaria
yang beredar dalam darah diisap oleh
Sejarah lalat dan setelah kurang lebih 10 hari di
Untuk pertama kali Mongin pada dalam badan serangga, mikrofilaria tumbuh
tahun 1770 mengeluarkan cacing dewasa menjadi larva infektif dan siap ditularkan
Loa loa dari mata seorang perempuan kepada hospes lainnya. Cacing dewasa
Negro di Santo Domingo. tumbuh dalam badan manusia dalam waktu
1 sampai 4 tahttn kemudian berkopulasi
dan cacing dewasa betina mengeluarkan
Hospes dan Nama Penyakit
mikrofilaria.
Parasit ini hanya ditemukan pada
manusia. Penyakifirya disebut loaiasis atau Patologi dan Gejala Klinis
calabor swelling (fuSttive swelling). Loaiasis
Cacing dewasa yang mengembara
terutama terdapat di Afrika Barat,Afrika
dalam jaringan subkutan dan mikrofilaria
Tengah dan Sudan.
yang beredar dalam darah seringkali tidak
menimbulkan gejala. Cacing dewasa dapat
Distribusi Geografik
diteclukan di seluruh tubuh dan sering-
Parasit ini tersebar di daerah katulistiwa kali menimbulkan gangguan di konjungtiva
di hutan yang berhujan (rain forest) darr mata dan pangkal hidung dengan me-
sekitamya; ditemukan diAfrika tropik bagran nimbulkan iritasi pada mata, mata sembab,
barat dari Sierra Leone sampai Angola, sakit, pelupuk mata menjadi bengkak se-
lembah sungai Kongo, Republik Kongo, hingga mengganggu penglihatan. Secara
44 Paras i tol ogi Ke d o kteran

psikis, pasien menderita. Pada saat-saat Cacing dewasa di dalam mata harus
tertentu penderita menjadi hipersensitif dikeluarkan dengan pembedahan yang
terhadap zat sekresi yang dikeluarkan dilalnrkan oleh seorang ahli.
oleh cacing dewasa dan menyebabkan
reaksi radang bersifat temporer. Kelainan
Prognosis
yang khas ini dikenal dengan calabar
swelling atau fugitive swelling. Pembeng- Prognosis biasanya baik bila cacing
kakan jaringan yang tidak sakit dan non- dewasa dapat dikeluarkan melalui mata
pitting ini dapat menjadi sebesar telur atau bila pengobatan berhasil dengan baik.
ayam. Lebih sering terdapat di tangan atau
lengan dan sekitarnya. Timbulnya secara Epidemiologi
spontan dan menghilang setelah beberapa
hari atau seminggu sebagai manifestasi Daerah endemi adalah daerah lalat
supersensitif hospes terhadap parasit. Chrysops silacea dan Chrysops dimidiata
Masalah utama adalah bila cacing masuk yang mempunyai tempat perindukan di
ke otak dan menyebabkan ensefalitis. Cacing hutan yang berhujan dengan kelembaban
dewasa dapatpula ditemukan dalam cairan tinggi. Lalat-lalat ini menyerang manusia,
serebrospinal pada orang yang menderita yang sering masuk hutan, maka penyakit-
meningoensefalitis. nya lebih banyak ditemukan pada pria
dewasa.
Diagnosis Pencegahan dapat dilakukan dengan
Diagnosis dibuat dengan menemu- menghindari grgitan lalat ata.u dengan pem-
kan mikrofilaria dalam darah yang diambil berian obat sebulan sekali, selama 3 hari
pada waktu siang hari atau menemukan berturut-furut.
cacing dewasa dari konjungtiva mata atau-
pun dalam jaringan subkutan.
Onchocerca volvulus
Pengobatan (Filaria volvulus)
Dietilkarbamasin merupakan obat
utamauntukpengobatan loaias is.Dosisnya Sejarah
adalah 2 mgkgberat badanlhari, diberikan
O'Neill meneliti mikrofilaria parasit
3 kali sehari sesudahmakan selama 14hari. ini di dalam kulit seorang penderita di
DEC membunuh mikrofilaria dan cacing Afrika Barat pada tahun 1875. Kemudian
dewasa. Pada pemberian DEC harus seorang dokter Jerman menemukan cacing
diperhatikan efek sampingnya. Di samping dalam benjolan kulit dari orang Negro
sebagai terapi, obat ini bersifat profilaksis di Ghana, Afrika Barat,lalu dinamakan
terhadap infeksi parasit. Saat ini mulai sebagai Filaria volvulus oleh Leuckard
dicoba pengobatan dengan ivermectin. 1893. Tahun 1915 Robles menemukan
Bab l. Helmintolosi L4

cacing Onchocerca di Guatemala dan oleh punyai sarung. Bila lalat Simulium me-
Brumpt diidenffikasi sebagai cacing Oncho- nusuk kulit dan mengisap darah manusia
cerc a c ae cutiens, tetapi kemudian dinama- maka mikrofilaria akan terisap oleh lalat,
kan cacing Onchocerca volvulus. kemudian mikrofilaria menembus lambung
lalat, masuk ke dalam otot toraks. Setelah
Hospes dan Nama Penyakit 6-8 hari berganti kulit dua kali dan men-
jadi larva infektif. Lawa infektif masuk
Parasit ini ditemukan pada manusia. ke dalam probosis lalat dan dikeluarkan
Penyakitnya disebut onkoserkosis, river bila lalat mengisap darah manusia. Lawa
b I indnes s, b linding fil ari as is .
masuk lagi ke dalam jaringan ikat
menjadi dewasa dalam tubuh hospes dan
Distribusi Geografik mengeluarkan mikrofi laria.
Parasit ini banyak ditemukan pada
penduduk Afrika, dari pantai barat Sierra Patologi dan Gejala Klinis
Leone menyebar ke Republik Kongo, Ada2 tipe onkosersiasis :
Angola, Sudan sampai Afrika Timur. Di - Tipeforesr kelainan kulit lebih dominan
Amerika Tengah terbatas di dataran tinggi - Tipe swanrnkelainan mata yang dominan
sepanjang sungai tempat perindukan lalat
Simulium. Di Amerika Selatan terdapat di Manifestasi onkosersiasis tenttama
dataran tinggi Guatemala, Mexico dan berupa kelainan pada kulit, sistem limfatik
bagian timur Venezuela. dan mata.
Ada dua macam proses patologi yang
Morfologi dan Daur Hidup ditimbulkan oleh parasit ini, pertama oleh
cacing dewasa yang hidup dalam jaringan
Cacing dewasa hidup dalam jaringan ikat yang merangsang pembentukan serat-
ikat; melingkar satu dengan lainnya seperti serat yang mengelilingi cacing dalam
benang kusut dalam benjolan (tumor). jaringan. Kedua oleh mikrofilaria yang
Cacing betina berukuran 33,5-50 cm x dikeluarkan oleh cacing betina dan ketika
270-400 mikron dan cacing jantan 19- mikrofilaria beredar dalam jaringan me-
42 mm x 130 x 210 mikron. Bentuknya nuju kulit. Pada umumnya lesi mengenai
seperti kawat berwarna putih, opalesen kulit dan mata. Kelainan yang disebabkan
dan transparan. Cacing betina yang gravid oleh cacing dewasa merupakan benjolan-
mengeluarkan milaofilaria di dalam jaringan benjolan yang dikenal sebagai onkoserkoma
subkutan, kemudian milaofilaria meninggal- dalam jaringan subkutan. Ukuran benjolan
kan jaringan subkutan mencari jalan ke bermacam-macam dari yang kecil sampai
kulit. Mikrofilariamempunyai dua macam sebesar lemon. Jumlah benjolanpun ber-
ukuran yaitu 285-368 x 6-9 mikron dan macam-macam dari sedikit sampai lebih
150-287 x 5-7 mikron. Bagian kepala dan dari seratus. Letak benjolan biasanya
ujung ekor tidak ada inti dan tidak mem- di atas tonjolan-tonjolan tulang seperti
46 Paras i to I o gi Ke d o kteran

pada skapula, iga, tengkorak, siku, krista Diagnosis


iliaka, lutut dan sakrum dan menyebabkan
Klinis: adanyanodul subkutan, hanging
kelainan kosmetik. Benjolan dapat digerak-
groin, kelainan kulit seperti kulit macan
gerakkan dan tidak terasa nyeri. Kelainan
tutul (leopard skin), atrofi kulit, kelainan
yang ditimbulkan oleh mikrofilaria lebih
pada mata berupa keratitis, limbitis, uveitis
hebat daripada oleh cacing dewasa karena
dan adanya mikrofilaria dalam kornea.
mikrofilaria dapat menyerang mata dan Parasitologik: menemukan mikrofilaria
menimbulkan gangguan pada saraf optik
atau cacing dewasa dalam benjolan sub-
dan retina mata. Ada beberapa anggapan
kutan. Diagnosis dibuat dengan menemu-
tentang patologi kelainan mata, yaifu: 1) kan mikrofilaria pada biopsi kulit yakni
reaksi mekanik atau reaksi sekret yang menyayat kuJit (skin-snip) dengan pisau
dikeluarkan oleh mikrofilaria hidup, 2) tajam atau pisau silet kira-kira 2-5 mm
toksin yang dihasilkan oleh mikrofilaria bujur sangkar. Sayatan kulit diletakkan
mati, 3) toksin dari cacing dewasa dan 4) pada kaca obyek yang berisi larutan garam
penderita hipersensitif terhadap parasit. faal. Sesudah diinkubasi, mikrofilaria akan
Pertama-tama gejala yang timbul ialah keluar dari jaringan.t dijepit dengan dua
fotofobia, lalrimasi, blefarospasmus dan buah kaca obyek kemudian dipulas dengan
sensasi dari benda asing. Kelainan mata Giemsa. Untuk menemukan cacing dewasa
lebih banyak ditemukan pada penduduk dapat dilakukan dengan mengeluarkan
dengan banyak benjolan di bagian atas benjolan (tumor), mikrofilaria dapat di-
badan. Reaksi radang tidak begitu hebat temukan juga dalam benjolan. Tes serologi
bila mikrofilaria masih dalam keadaan sekarang sedang digalakkan untuk me-
hidup tetapi reaksi radang makin hebat nunj ang diagnosis onkoserkosis.
bila mikrofilaria banyak yang mati. Ultrasono grafi nodul : untukmenentu-
Hal ini perlu diperhatikan pada waktu kan beratnya infeksi (worm burden).
pengobatan. Sering ditemukan limbitis Pelacak DNA: menggunakan teknik
dengan pigmentasi coklat. Pada kasus multiplikasi DNA (Polymerase Chain
ReactionlPCR) dengan pelacak ONCHO-
menahun dapat terjadi keratitis berbintik,
150 yang spesies spesifik.
glaukoma, atrofi yang berakhir dengan
Muzotti testz dengan memberikan 50
kebutaan. Pruritic dermatitis disebabkan mg DEC, kemudian diobservasi selama
oleh gerakan mikrofilaria dan toksin yang l-24 jarnunhrk mengetahui adanya reaksi
dilepaskannya dalam kulit. Timbul rash berupa gatal, erupsi kulit, limfadenopati
berupa lingkaran papel kecil-kecil yang dan demam.
berdiameter 1-3 mm. Kemudian timbul
edema kulit, kulit menebal dan terjadi Pengobatan
likenifikasi. Kulit kehilangan elastisitasnya
Dietilkarbamasin tidak lagi dipakai
dan menimbulkan keadaan yang disebut mengingat efek sampingnya yang berat.
hanging groin, yaitu kulit menggantung Obat yang dipakai adalah ivermectin baik
dalam lipatan di bawah inguinal. untuk pengobatan masal maupun selektif.
Bab L Helminrologi 47

Ivermectin merupakan obat pilihan Prognosis


dengan dosis 150 udkg berat badan, diberi-
Prognosis baik bila tidak terjadi ke-
kan satu atau dua kali per tahun pada peng-
rusakan mata
obatan masal. Untuk pengobatan individu,
dapat diberikan dengan dosis 100-150 ug/ Epidemiologi
kgberatbadandan diulang setiap 2 minggu,
Tempat perindukan vektor (Simulium)
bulan ata.u 3 bulan hitrgga mencapai dosis
terdapat di daerah pegumrngan yang mem-
total 1,8 mglkg berat badan. Obat ini tidak
punyai air sungai yang deras. Lalat ini
diberikan kepada anak-anak dibawah 5
suka menggigit manusia di sekitar sungai
tahun atau beratnya kurang dari 15 kg,
tempat perindukannya. Penyakit ditemukan
ibu hamil, menyusui atau orang dengan baik pada orang dewasa maupun pada
sakit berat. Ivermectin (Mectizan) mem- anak. Infeksi yang menahun seringkali di-
punyai efek yang kuat dalam membunuh
akhiri dengan kebutaan. Kebutaan te{adi
mikrofilaria. Efek samping (-irip dengan
pada penduduk yang berdekatan dengan
Mazotti reaction pada pemberian DEC), sungai, makin jauh dari sungai kebutaan
jarangte{adi dan jauh lebih ringan berupa:
makin kurang oleh karena itu penyakit ini
gatal-gatal, erupsi kulit, nyeri otot tulang,
dikenal dengan river blindness.
edema tungkai dan wajah, demam, pem- Pencegahan dilakukan dengan meng-
besaran kelenjar disertai nyeri. Efek hindari gigitan lalat Simulium dan me-
samping dapat diatasi dengan analgesik makai pakaian tebal yang menutupi
dan kortikosteroid. Pada pemberian se- seluruh tubuh.
lanjutnya efek samping semakin berkurang.
Ivermectin mempunyai efek yang kuat Daftar Pustaka
dalam membunuh mikrofilaria tapi tidak l. Nutman TB. Lyrnphatic filariasis. London:
terhadap cacing dewasa. Imperial College Press; 2000.
Suramin merupakan satu-satunya obat 2. Freedmann DO, et al. Lymphoscintigraphic
analysis of lymphatic abnormalities in symp-
yang membunuh cacing dewasa O.volvulus tomatic and asimptomatic human filariasis. J Infect
tetapi jarang dipakai mengingat cara pem- Dis,1994; 170 927-33.
beriannya yang relatif sulit dan toksi- 3. Despommier DD, Gwads RW, Hotez PJ, Knirsch
CA. Parasitic Diseases (4th edition). New York:
sitasnya tinggi.
Apple Trees Producations; 2000.
Penggunaanya hanya untuk peng- 4. Williams SA, et al. A polymerase chain reaction
obatan kuratif yang selektif di daerah yang assay for the detection of Wuchereria bancrofti
in blood samples from French Polynesia. Trans R
tak ada transmisi ata:u pada orang yang Soc Trop Med Hyg 1996; 90: 387 -9.
meninggalkan daerah endemik O.volvalus. 5. Dreyer G, Amaral F, Noroes J, Medeiros Z, Addis D.
Pada kasus-kasus yang onkodermatitis A new tool to assess the adulticidal efficacy in vivo
ofanti filarial drugs forbancroftian filariasis. Trans R
hiperreaktif dan berat yang gejalanya tak
Soc Tiop Med Hyg1995;89:225-8.
dapat dikendalikan dengan ivermectin 6. Weil GJ, Lammie PJ, Weiss N. The ICT filariasis
dosis berulang. test: a rapid-format antigen test for diagnosis ofban-
croftian fi lariasis. Parasitol Today 1997 ;13 :401 -4.
48 Parasi tol ogi Ke d o kte ran

7. More SJ, Copeman DB. A highly specific and 10. HoeraufA, Adjei O, Butftrer DW. Antibiotics for the
sensitive monoclonal antibody based ELISA for teaftnent ofonchocerciasis and other filarial infec-
the detection of circulating antigen in bancroftion tions. Cun Opin Investif Drugs 2002;3(4):533-7.
filariasis. Trop Med Parasitol 1990;41:403-6.
11. Supali I Ismid IS, Ruckert P, Fischer P. Treatment
Rahmah N, Supali I Shenoy BK, Lim BH,
Kumaraswami V, Anuar Ak et al. Specificity and of Brugia timori and Wuchereria bancrofti
sensitivity of a rapid dipstick test (Brugia Rapid) infections in lndonesiausing DEC or a combination
in the detection of Brugia malayi infection. Trans of DEC and albendazole: adverse reactions and
R Soc Trop Med Hyg 2001. 95(6):601-4. short-term effects on microfilariae. Trop Med Int
9. World Health Organization. Preparing and Health 2002; 7(10): 894-901.
implementing a national plan to eliminate lym-
phatic filariasis. Geneva, Switzerland; 2000.
TREMATODA
(cacing daun)

lacing daun adalah cacing yang ter- Distribusi Geografik


\-rmasuk kelas Trematoda filum Platy-
Pada umumnya cacing trematoda di-
helminthes dan hidup sebagai parasit.
Pada umunnya cacing ini bersifat temukan di RRC, Korea, Jepang, Filipina,
hermafrodit kecuali cacing Schistosoma. Thailand, Vietnam, Taiwan, India dan
Spesies yang merupakan parasit pada Afrika. Beberapa spesies ditemukan di
manusia termasuk subkelas Digenea, yang Indonesia seperti Fasciolopsis buski di
hidup sebagai endoparasit. Kalimantan, Echinostoma di Jawa dan
Sulawesi, Heterophyidae di Jakarta dan
Hospes Schistosoma j aponicum di, Sulawesi Tengah.

Berbagai macam hewan dapat ber-


peran sebagai ho spes defi nitifcacingtrema-
Morfologi dan Daur Hidup
toda, antara lain: kucing, anjing, kambing, Pada umumnya bentuk badan cacing
sapi, babi, tikus, burung, musang, harimau dewasa pipih dorsoventral dan simetris
dan manusia. bilateral, tidak mempunyai rongga badan.
Menurut tempat hidup cacing dewasa Ukuran panjang cacing dewasa sangat
dalam tubuh hospes, maka trematodadapat beraneka ragam dari I mm sampai kurang
dibagi dalam: lebih 75 mm. Tanda khas lainnya adalah
1. Trematoda hati (liver flukes): Clo- terdapatnya 2 buah batil isap, yaitu batil
norchis sinensis, Opisthorchis felineus, isap mulut dan batil isap perut. Beberapa
Opisthorchis viverrini dan Fasciola. spesies mempunyai batil isap genital.
2. Trematoda usus (intestinal flukes): Saluran pencemaan menyerupai huruf
Fasciolopsis buski, Echinostomatidae Y terbalik yang dimulai dengan mulut
dan Heterophyidae. dan berakhir buntu pada sekum. pada
3. Trematoda paru (lung flukes): Para- umunmya Trematoda tidak mempunyai
gonimus westermani, alat pernapasan khusus, karena hidupnya
4. Tremato dadarah(b lo o dflukes) : Schis to - secara anaerob. Saluran ekskresi terdapat
s oma j aponicum, Schis tos oma mans oni
simetris bilateral dan berakhir di bagian
dan Schistosoma haematobium.
posterior. Susunan saraf dimulai dengan
50 Paras i to I o gi Ked o kteran

ganglion di bagian dorsal esofagus, kemu- M-+S-+R +SK: misalnya Clonorchis


dian terdapat saraf yang memanjang di sinensis
bagian dorsal, ventral dan lateral badan. M-+S 1-+S2-+SK : misalnya Scft istosoma
Cacing ini bersifat hermafrodit dengan M-+S-+Rl -+R2-+SK: misalnya trema-
alat reproduksi yang kompleks. toda lainnya
Cacing dewasa hidup di dalam
tubuh hospes definitif. Telur diletakkan Serkaria kemudian keluar dari keong
di saluran hati, rongga usus, paru, pem- air dan mencari hospes perantaru II yang
buluh darah atau di jaringan tempat cacing berupa ikan, tumbuh-tumbuhan air, ketam,
hidup dan telur biasanya keluar bersama udang batu dan keong air lainnya, atau
tinja, dahak atau urin. Pada umumnya dapat menginfeksi hospes definitif secara
telur berisi sel telur, hanya pada beberapa langsung seperti pada Schistos oma. Dalam
spesies telur sudah mengandung mirasi- hospes perantara II serkaria berubah men-
dium (M) yang mempunyai bulu getar. jadi metaserkaria yang berbentuk kista.
Bila sudah mengandung mirasidium telur Hospes definitif mendapat infeksi bila
menetas di dalam air (tehn matang). Pada
makan hospes perantara II yang mengan-
spesies trematoda yang mengeluarkan
dung metaserkaria yang tidak dimasak
telur berisi sel telur, telur akan menjadi
dengan baik. Infeksi cacing Schistosoma
matang dalam waktu kurang lebih 2-3
te{adi dengan cara serkaria menembus
minggu. Pada beberapa spesies Tiematoda,
kulit hospes definitif, yang kemudian
telur matang menetas bila ditelan keong
berubah menjadi skistosomula, lalu ber-
(hospes perantara) dan keluarlah mirasi-
kembang menjadi cacing dewasa dalam
dium yang masuk ke dalam jaringan
tubuh hospes.
keong; atau telur dapat langsung menetas
dan mirasidium berenang di air; dalam
waktu 24 jam mirasidium harus sudah Patologi dan Gejala Klinis
menemukan keong air agar dapat me-
Kelainan yang disebabkan cacing
lanjutkan perkembangannya. Keong air daun tergantung dari lokalisasi cacing
di sini berfungsi sebagai hospes perantara di dalam tubuh hospes; selain itu juga
pertama (HP D. Dalam keong air ter- ada pengaruh rangsangan setempat dan
sebut mirasidium berkembang menjadi zat toksin yang dikeluarkan oleh cacing.
sebuah kantung yang berisi embrio, di- Reaksi sistemik terjadi karena absorbsi zat
sebut sporokista (S). Sporokista ini dapat toksin tersebut, sehingga menghasilkan
mengandung sporokista lain atau redia gejala alergi, demam, sakit kepala dan
@); bentuknya berupa kantung yang sudah lain-lain. Cacing daun yang hidup di
mempunyai mulut, faring dan sekum. Di rongga usus biasanya tidak memberi
dalam sporokista II atau redia (R), larva gejala atau hanya gejala gastrointestinal
berkembang menjadi serkaria (SK). ringan seperti mual, muntah, sakit perut
Perkembangan lawa dalam hospes dan diare. Bila cacing hidup di jaringan
perantara I terjadi sebagai berikut: paru seperti Paragonimus, mungkin
Bab l. Helmintolosi 6'l

menimbulkan gejala batuk, sesak napas Morfologi dan Daur Hidup


dan batuk daruh (hemoptisis). Cacing
yang hidup di saluran empedu hati seperti
Cacing dewasa hidup di saluran
empedu, kadang-kadang ditemukan di
Clonorchis, Opisthorchls dan Fasciola
dapat menimbulkan rangsangan dan me- saluran pankreas. Ukuran cacing dewasa
nyebabkan peradangan saluran empedu, 10-25 mm x 3-5 mm, bentuknya pipih,
menyebabkan penyumbatan aliran lonjong, menyerupai daun. Telur ber-
empedu sehingga menimbulkan gejala ukuran kira-kira 30 x 16 mikron, bentuk-
ikterus. Akibat lainnya adalah peradangan nya seperti bola lampu pijar dan berisi
hati sehingga terjadi hepatomegali. Bila mirasidium, ditemukan dalam saluran
ini tefadi berlarut-larut, dapat meng- empedu.
akibatkan sirosis hati. Cacing Schistosoma Telur dikeluarkan dengan tinja. Telur
yang hidup di pembuluh darah, terutama menetas bila dimakan keong ai (Bulinus,
telurnya menimbulkan kelainan yang Semisulcospira). Dalam keong air, mirasi-
berupa peradangan, pseudo-abses dan dium berkernbang menjadi sporokista,
akhirnya fibrosis jaringan alat yang di- redia lalu serkaria. Serkaria keluar dari
infiltrasi oleh telur cacing ini, seperti keong air dan mencari hospes perantara
dinding usus, dinding kandung kemih, II, yaitu ikan (Famili Cyprinidae). Setelah
hati, jantung, otak dan alat lain. menembus fubuh ikan, serkaria me-
lepaskan ekornya dan membentuk kista
Trematoda Hati di dalam kulit di bawah sisik. Kista ini
disebut metaserkaria.
Clonorchis sinensis Perkembangan larva dalam keong
air sebagai berikut:
Sejarah M)S)R)SK
Cacing ini pertama kali ditemukan Infeksi terjadi dengan makan ikan
oleh Mc Connell tahun 1874 di saluran yang mengandung metaserkaria yang di-
empedu pada seorang Cina di Kalkuta. masak kurang matang. Ekskistasi terjadi
di duodenum. Kemudian larva masuk ke
Hospes dan Nama Penyakit duktus koledokus, lalu menuju ke saluran
Manusia, kucing, anjing, beruang empedu yang lebih kecil dan menjadi
dewasa dalam waktu sebulan. Seluruh daur
kutub dan babi merupakan hospes parasit
ini. Penyakit yang disebabkannya disebut hidup berlangsung selama tiga bulan.
klonorkiasis.
Patologi dan Gejala Klinis
Distribusi Geografik Sejak larva masuk di saluran empedu
Cacing ini ditemukan di Cina, Jepang, sampai menjadi dewasa, parasit ini dapat
Korea danMebram. Penyakityang ditemukan menyebabkan iritasi saluran empedu dan
di Indonesia bukan infeksi autokton. penebalan dinding saluran. Selain itu dapat
52 Paras i tol ogi Ked o kteran

terjadi perubahan jaringan hati berupa Kegiatan pemberantasan lebih dituju-


radang sel hati. Pada keadaan lebih lanjut kan untuk mencegah infeksi pada manusia.
dapat timbul sirosis hati disertai asites Misalnya penyrluhan kesehatan agar orang
dan edema. makan ikan yang sudah dimasak dengan
Luasnya organ yang mengalami ke- baik serta pemakaian jamban yang tidak
rusakan bergantung pada jumlah cacing mencemari air sungai.
yang terdapat di saluran empedu dan
lamanya infeksi.
.Gejala dapat dibagi menjadi 3 Opistorchis felineas
stadium. Pada stadium ringan tidak di-
temukan gej ala. Stadium progresif ditandai Hospes dan Nama Penyakit
dengan menurunnya napsu makan, perut
Kucing, anjing dan manusia merupa-
rasa penuh, diare, edema dan pembesaran
kan hospes penyakit ini. Penyakit yang
hati. Pada stadium lanjut didapatkan disebabkan parasit ini disebut opistorkiasis.
sindrom hipertensi portal yang terdiri atas
pembesaran hati, ikterus, asites, edema,
Penyebaran Geografik
sirosis hepatis. Kadang-kadang dapat
menimbulkan keganasan dalam hati. Parasit ini ditemukan di Eropa
Tengah, Selatan dan Timur, Asia, Vietnam
dan India.
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan me- Morfologi dan Daur Hidup
nemukan telur yang terbentuk khas dalam
tinja atau dalam cairan duodenum. Cacing dewasa hidup dalam saluran
empedu dan saluran pankreas. Cacing
dewasa berukuran 7-12 mm, mempunyai
Pengobatan
batil isap mulut dan batil isap perut.
Penyakit ini dapat diobati dengan Bentuknya seperti lanset, pipih dorso-
prazikuantel.
ventral. Telur Opistorchis mirip telur
C.sinensis, hanya bentuknya lebih langsing.
Epidemiologi Infeksi terjadi dengan makan ikan
Kebiasaan makan ikan yang diolah yang mengandung metaserkaria dan di-
kurang matang merupakan faktor penting masak kurang matang.
dalam penyebaran penyakit. Selain itu
cara pemeliharaan ikan dan cara pem- Patologi dan Gejala Klinis
buangan tinja di kolam ikan penting Kelainan yang ditimbulkan cacing ini
dalam penyebaran penyakit. sama dengan yang ditimbulkan C. s inens is.
Bab l. Helmintolosi 33

Opistorchis viverrini batil isap perut yang besarnya * 1,6 mm.


Saluran pencernaan bercabang-cabang
Daerah endemi ditemukan di sampai ke ujung distal sekum. Testis dan
Muangthai. kelenj ar vitelin juga bercabang- cabang.
Morfologi dan daur hidup cacing Telur cacing ini berukuran 140 x 90
ini mirip Opistorchis felineus. Infeksi mikron, dikeluarkan melalui saluran empedu
terjadi dengan makan ikan mentah yang ke dalam tinja dalam keadaan belum matang.
mengandung metaserkaria. Telur menjadi matang dalam air setelah
Di daerah Muangthai timur laut di- 9-15 hari dan berisi mirasidium. Telur
temukan banyak penderita kolangio- kemudian menetas dan mirasidium keluar
karsinoma dan hepatoma pada penderita mencari keong air (Lymnaea spp). Dalam
opistorkiasis. Hal ini diduga karena ada keong air terjadi perkembangan:
peradangan kronik saluran empedu. M-+S+Rl-+R2+SK
Selain itu berhubunganjuga dengan cara
Serkaria keluar dari keong air dan
pengawetan ikan yang menjadi hospes berenang mencari hospes perantara II,
perantara O.viverrini. yaitu tumbuh-tumbuhan air dan pada per-
mukaan tumbuhan air membentuk kista
berisi metaserkaria. Bila ditelan, metaser-
Fasciola hepatica karia menetas dalam usus halus binatang
yang memakan tumbuhan air tersebut,
Hospes dan Nama Penyakit menembus dinding usus dan bermigrasi
dalam ruang peritoneum hitrgga menembus
Hospes cacing ini adalah kambing hati. Lawa masuk ke saluran empedu dan
dan sapi. Kadang-kadang parasit ini dapat menjadi dewasa. Baik larva mauprm cacing
ditemukan pada manusia. Penyakit yang dewasa hidup dari jaringan parenkim hati
ditimbulkan disebut fasioliasis. dan lapisan sel epitel saluran empedu.r
Infeksi te{adi dengan makan tum-
Penyebaran Geografik buhan air yang mengandung metaserkaria.
DiAmerika Latin, Perancis dan negara-
negara sekitar Laut Tengah banyak di- Patologi dan Gejala Klinis
temukan kasus fasioliasis pada manusia.
Migrasi cacing dewasa muda ke
saluran empedu menimbulkan kerusakan
Morfologi dan Daur Hidup parenkim hati. Selama migrasi (fase akut)
Cacing dewasa mempunyai bentuk dapat tidak bergejala atau menimbulkan
pipih seperti daun, besamya + 30 x 13 mm. gejala seperti demam, nyeri pada bagian
Bagian anterior berbentuk seperti kerucut kanan atas abdomen, hepatomegali,
dan pada puncak kerucut terdapat batil malaise, urtikaria, eosinofilia. Saluran
isap mulut yang besarnya * I mm, sedang- empedu mengalami peradangan, penebalan
kan pada bagian dasar kerucut terdapat dan sumbatan, sehingga menimbulkan
54 Paras i to I o gi Ked o kteran

sirosis periportal. Sekresi prolin oleh cacing anjing, harimau, serigala dan lain-lain
dewasa diduga menjadi penyebab penebalan merupakan hospes cacing ini.
dinding saluran empedu.r,2 Migrasi cacing
dewasa muda dapat te{adi di luar hati Penyebaran Geografik
(ektopik) seperti pada mata. kulit, paru,
otak. Gejal a yangtimbul bergantung pada Cacing ini diternukan di RRC, Thiwan,
organ tempat migrasi lawa. Korea, Jepang, Filipina, Viebram, Thailand,
Di daerah Timur Tengah terdapat India, Malaysia, Afrika danAmerika Latin.
kebiasaan memakan hati kambing atau Di Indonesia ditemukan autokton pada
domba mentah yang dapat menimbulkan binatang, sedangkan pada manusia hanya
penyakit "Halzoutn", yaitu faringitis dan sebagai kasus impor saja.
edema laring karena penempelan cacing
dewasa pada mukosa faring posterior.
Morfologi dan Daur Hidup
Cacing dewasa hidup dalam kista di
Diagnosis
paru. Bentuknya bundar lonjong menye-
Diagnosis ditegakkan dengan me- rupai biji kopi, dengan ukuran 8-12 x
nemukan telur dalam tinja, cairan duo- 4-6 mm dan berwarna coklat tua. Batil
denum atau cairan empedu. Reaksi sero- isap mulut hampir sama besar dengan batil
logi (ELISA) sangat membantu untuk isap perut. Testis berlobus terletak ber-
menegakkan diagnosis. Imunodiagnosis dampingan antara batil isap perut dan
yang lebih sensitif dan spesies-spesifik telah ekor. Ovarium terletak di belakang batil
dikembangkan untuk mendeteksi antigen isap perut. Telur berbentuk lonjong ber-
ekskretori-sekretori yang dikeluarkan ukuran 80-118 mikron x 40-60 mikron
parasit.2 Ultrasonografi digunakan untuk dengan operkulum agak tertekan ke dalam.
menegakkan diagnosis fasioliasis bilier. Telur keluar bersama tinja atau sputum,
dan berisi sel telur.
Telur menjadi matang dalam waktu
Pengobatan kira-kira I 6 hai, lalu menetas. Mirasidium
Albendazol dan praziquantel me- mencari keong air dan dalam keong air
rupakan obat pilihan. terjadi perkembangan :
M)S)RI)R2)SK
Serkaria keluar dari keong air, be-
Trematoda Paru renang mencari hospes peruntara II, yaitu
ketam atau udang batu, lalu membentuk
Paragonimus westermani
metaserkaria di dalam tubuhnya.
Infeksi terjadi dengan makan ketam
atau udang batu yang tidak dimasak
Hospes dan Nama Penyakit
sampai matang.
Manusia dan binatang yang memakan Dalam hospes definitit metaserkaria
ketam/udang batu, seperti kucing, musang, menjadi cacing dewasa muda di duodenum.
Bab l. Helmintologi 55

Cacing dewasa muda bermigrasi menembus menjadi sporokista, berlanjut menjadi


dinding usus, masuk ke rongga perut, me- redia dan serkaria. Serkaria yang di-
nembus diafragma dan menuju ke paru. bentuk dari redia, kemudian melepaskan
Jaringan hospes mengadakan reaksi diri untuk keluar dari tubuh keong dan
jaringan sehingga cacing dewasa ter- berenang bebas dalam air. Tujuan akhir
bungkus dalam kista, biasanya ditemukan serkaria tersebut adalah hospes perantara
2 ekor di dalamnya. II, yang dapat berupa keong jenis lainyang
lebih besar, beberapa jenis ikan air tawen,
Diagnosis
atau tumbuh-tumbuhan air.
Diagnosis dibuat dengan menemu- Manusia mendapat penyakit cacing
kan telur dalam sputum atau cairan pleura. daun karena memakan hospes perantara
Kadang-kadang telur juga ditemukan dalam II yang tidak dimasak sampai matang.
tinja. Reaksi serologi sangat membantu
untuk menegakkan diagnosis.
Keluarga Fusciolidae
Pengobatan
Sejarah
Prazikuantel dan bitionol merupakan
Cacing trematoda Fasciolopsis buski
obat pilihan.
adalah suatu trematoda yang didapatkan
pada manusia atau hewan. Trematoda
Epidemiologi
tersebut mempunyai ukuran terbesar di
Penyakit ini berhubungan erat dengan antara trematoda lain yang ditemukan
kebiasaan makan ketam yang tidak di- pada manusia.
masak dengan baik. Penyuluhan kesehatan Cacing ini pertama kali ditemukan
yang berhubungan dengan cara masak oleh Busk (1843) pada autopsi seorang
ketam dan pemakaian jamban yang tidak pelaut yang meninggal di London.
mencemari air sungai dan sawah dapat
mengurangi transmisi paragonimiasis.
Hospes dan Nama Penyakit
Kecuali manusia dan babi yang dapat
Trematoda Usus menjadi hospes definitif cacing tersebut,
hewan lain seperti anjing dan kelinci juga
dapat dihinggapi. Penyakit yang disebab-
"Trematoda usus yang berperan dalam
kan cacing ini disebut fasiolopsiasis.
ilmu kedokteran adalah dari keluarga
Fas ciolidae, E chinostomatidae dan Hetero-
phyidae. Dalam daur hidup trematoda Distribusi Geografik
usus tersebut, seperti pada trematoda Fasciolopsis buski adalah cacing
lain, diperlukan keong sebagai hospes trematoda yang sering ditemukan pada
perantara I, tempat mirasidium tumbuh manusia dan babi di RRC. Cacing ini
56 Paras i to I oei Ked o kte ran

jugu dilaporkan dari berbagai negara untuk masuk ke dalam tubuh hospes
seperti Taiwan, Vietnam, Thailand, India perantara I yang sesuai. Biasanya hospes
dan Indonesia. perantara I tersebut adalah keong air
tawar, seperti genus Segmentina, Hippeutis
Morfologi dan Daur Hidup dan Gyraulus. DaIam keong, mirasidium
tumbuh menjadi sporokista yang kemudian
Cacing dewasa yang ditemukan pada berpindah ke daerah jantung dan hati
manusia mempunyai ukuran pat4ang 2 keong. Bila sporokista matang, menjadi
- 7 ,5 cm dan lebar 0,8 - 2,0 cm. Bentuknya koyak dan melepaskan banyak redia induk.
agak lonjong dan tebal. Biasanya kuti- Dalam redia induk dibentuk banyak redia
kulum ditutupi duri-duri kecil yang letak- anak, yang pada gilirannya membentuk
nya melintang. Duri-duri tersebut sering serkaria.
rusak karena catran usus. Batil isap kepala Serkaria, seperti mirasidium, dapat
berukuran kira-kira seperempat ukuran berenang bebas dalam air, berbentuk
batil isap perut. Saluran pencernaan ter- seperti kecebong, ekornya lurus dan me-
diri dari prefaring yang pendek, faring runcing pada ujungnya, berukuran kira-
yarrg menggelembung, esofagus yang kira 500 mikron dengan badan agak bulat
pendek, serta sepasang sekum yang tidak berukuran 195 mikron x 145 mikron.
bercabang dengan dua indentasi yang Badan serkaria ini mirip cacing dewasa
khas. Dua buah testis yang bercabang- yaitu mempunyai batil isap kepala dan
cabang letaknya agak tandem di bagian batil isap perut. Mirasidium atau serkaria
posterior cacing. Vitelaria letaknya lebih yang dalam batas waktu tertentu belum
lateral dari sekum, meliputi badan cacing menemukan hospes, akan punah sendiri.
setinggi batil isap perut sampai ke ujung Serkaria dapat berenang dengan ekornya,
badan. Ovarium bentuknya agak bulat. atau merayap dengan menggunakan batil
Uterus berpangkal pada ootip, berkelok- isap. Serkaria tidak menunjukkan kecen-
kelok ke arah anterior badan cacing, untuk derungan memilih tumbuh-tumbuhan ter-
bermuara pada atrium genital, pada sisi tentu unfuk tumbuh menjadi metaserkaria
anterior batil isap perut. yang berbentuk kista. Tumbuh-tumbuhan
Telur berbentuk agak lonjong, ber- yang banyak dihinggapi metaserkaria
dinding tipis transparan, dengan sebuah adalah Trapa, Eliocharis, Eichornia
operkulum yang nyaris terlihat pada dan Zizania. Tumbuh-tumbuhan seperti
sebuah kutubnya,.berukuran panjang 1 30 Nymphoea lotus dan lpomoea juga di-
- I40 mikron dan lebar 80 * 85 mikron. hinggapi metaserkaria. Bila seorang
Setiap ekor .cacing dapat mengeluarkan memakan tumbuh-tumbuhan air yang
15.000 - 48.000 butir telur sehari. Telur- mengandung metaserk aria tanpa dimasak
telur tersebut dalam air bersuhu 27'-32'C, sampai matang, maka dalam waktu 25
menetas setelah 3 sampai 7 minggu. Mira- sampai 30 hari metaserkaria tumbuh
sidium yang bersilia keluar dari telur menjadi cacing dewasa dan dalam waktu
yang menetas, berenang bebas dalam air 3 bulan ditemukan telurnya dalam tinja.
Patologi dan Gejala Klinis Morfologi telur Fascialopsis buski
Cacing dewasa Fasciolopsis buski, hendaknya dapat dibedakan dari telur
melekat dengan perantaraan batil isap cacing Fas ciola hepatica, Gastrodiscoides
perutnya pada mukosa usus halus seperti hominis atau, E chino chasmus perfoliatus .

duodenum dan yeyunum. Cacing ini


Pengobatan
memakan isi usus, maupun permukaan
mukosa usus. Pada tempat perlekatan Obat yang efektif untuk cacing ini,
cacing tersebut, terdapat peradangan, adalah diklorofen, niklosamid dan prazi-
tukak (ulkus), maupun abses. Apabila kuantel.
terjadi erosi kapiler pada tempat ter-
sebut, maka timbul perdarahan. Cacing Prognosis
dalam jumlah besar dapat menyebabkan Penyakit fasiolopsiasis yang berat
sumbatan yang menimbulkan gejala ileus mungkin menyebabkan kematian, akan
akut. Pada infeksi berat, gejalaintoksikasi tetapi bila dilakukan pengobatan sedini
dan sensitisasi oleh karena metabolit mungkin, masih dapat memberi harapan
cacinglebih menonj ol, seperti edema pada untuk sembuh. Masalah yang penting
muka, dinding perut dan tungkai bawah. adalah reinfeksi, yang sering terjadi pada
Kematian dapat terjadi karena keadaan penderita.
merana (exhaustion) atau intoksikasi.
Gejala klinis yang dini pada akhir Epidemiologi
masa inkubasi, adalah diare dan nyeri ulu
Infeksi pada manusia tergantung dari
hati (epigastrium). Diare yang mulanya
kebiasaan makan tumbuh-tumbuhan air
diselingi konstipasi, kemudian menjadi
yang mentah dan tidak dimasak sampai
persisten. Warna tinja menjadi hrjau
matang. Membudid ay akan tumbuh.tum-
kuning, berbau busuk dan berisi makanan
buhan air di daerah yang tercemar dengan
yang tidak dicema. Pada beberapa pasien,
kotoran manusia maupun babi, dapat
napsu makan cukup baik atau berlebihan,
menyebarluaskan penyakit tersebut. Ke-
walaupun ada yang mengalami mual,
biasaan defekasi, pembuangan kotoran
muntah, atau tidak mempunyai selera; semuil
ternak dan cara membudidayakan tumbuh-
ini tergantun g berat ringannya penyakit.
tumbuhan air unfuk konsumsi harus
diubah atau diperbaiki, untuk mencegah
Diagnosis
meluasnya penyakit fasiolopsiasis.
Sering gejala klinis seperti di atas Fasiolopsiasis endemik di desa Sei
bila didapatkan di suatu daerah endemi, Papuyu, Kalimantan Selatan. Prevalensinya
cukup untuk menunjukkan adanya pen- 27,Uyo. Prevalensi tertinggi terdapat pada
derita fasiolopsiasis; namun diagnosis kelompok umur 5-14 tahun, yaitu 56,80/0,
pasti adalah dengan menemukan telur sedangkan prevalensi pada anak sekolah
dalam tinja. adalah 79,loh. Survei 12 bulan setelah
58 Paras i to I o gi Ked o kteran

pengobatan menunjukkan prevalensi Distribusi Geografik


yang tidak banyak berbeda karena ke-
mungkinan terj adinya reinfeksi.
Ditemukan di Filipina, Cina,
Indonesia dan India.

Keluarga E c hino stomatidae Morfologi dan Daur Hidup


Cacing trematoda dari keluarga
Sejarah Echinostomatidae, dapat dibedakan dari
cacing trematoda lain, dengan adanya
Cacing genus Echinostoma yang
ciri-ciri khas berupa duri-duri leher dengan
ditemukan pada manusia kira-kira 11 jumlah
antara 37 buah sampai kira-kira
spesies atau lebih.
51 buah. Letaknya dalam dua baris berupa
Garrison (1907) adalah sa{ana yang
tapal kuda, melingkari bagian belakang
pertama kali menemukan telur Echino-
serta samping batil isap kepala. Cacing
stoma ilocanum pada narapidana pribumi
tersebut berbentuk lonjong, berukuran
di Filipina. Tubangui (1931), menemukan
panjang dari 2,5 mm hingga 13-15 mm
bahwa Rattus rattus norvegicus, merupa-
dan lebar 0,4-0,7 mm hingga 2,5-3,5 mm.
kan hospes reservoar cacing tersebut. Testis berbentuk agak bulat, berlekuk-
Chen (1934) melaporkan bahwa anjing-
lelcuk, letaknya bersustrn tandem pada
anjing setempat di Canton, RRC, di- bagian posterior
cacing. Vitelaria letaknya
hinggapi cacing tersebut. Brug dan Tesch
sebelah lateral, meliputi 213 badan cacing
(1937), melaporkan spesies Echinostoma
dan melanjut hingga bagian posterior.
lindoense pada manusia di Palu, Sulawesi
Cacing dewasa hidup dalam usus halus,
Tengah, Bonne, Bras dan Lie Kian Joe
mempunyai warna agak merah ke abu-
(1948), menemukan Echinostoma ilocanum
abuan. Telur mempunyai operkulum,
pada penderita sakit jiwa di Jawa.
besarnya berkisar antara I03 -137 x 59 -7 5
Berbagai sarjana telah melaporkan,
mikron. Tehn setelah 3 minggu dalam air,
bahwa di Indonesia ditemukan lima spesies
berisi tempayak yang disebut mirasidium.
cacing Echinostoma, yaitu: Echinostoma
Bila telur menetas, mirasidium keluar
ilocanum, Echinostoma malayanum, Echi-
dan berenang bebas untuk hinggap pada
nostoma lindoense, Echinostoma recur-
hospes perantara I yang berupa keong
vatum dan Echinostoma revolutum, jenis kecil seperti genus Anisus, Gyroulus,
Lymn ae a dan sebagainya.
Hospes dan Nama Penyakit I, mirasidium
Dalam hospes perantara
Hospes cacing keluarga Echino- tumbuh menjadi sporokista, kemudian
stomatidae sangat beraneka ragam, yaitu melanjut menjadi redia induk, redia anak
manusia, tikus, anjing, burung, ikan dan yang kemudian membentuk serkaria.
lain-lain (poliksen). Penyakitnya disebut Serkaria yang pada suatu saat berjumlah
ekinostomiasis. banyak, dilepaskan ke dalam air oleh redia
Bab 1. Helmintologi 59

yang berada dalam keong. Serkaria ini Epidemiologi


kemudian hinggap pada hospes perantara
Keong sawah yang digunakan untuk
II untuk menjadi metaserkaria yang konsumsi sebaiknya dimasak sampai
efektif. Hospes perantara II adalah jenis matang, sebab bila tidak, metaserkaria
keong yang besar, seperti genus Vivipari dapat hidup dan tumbuh menjadi cacing
Bellamya, Pila atau Corbicula. dewasa.
llkuran besar cacing, jumlah duri-duri
sirkumoral, bentuk testis, ukuran telur dan
jenis hospes perantara, digunakan untuk Keluarga Heterophyidae
mengidentifikasi spesies cacing.
Sejarah
Patologi dan Gejala Klinis Cacing keluarga Heterophyidae ada-
lah cacing trematoda kerdil, berukuran
Biasanya cacing Echinostoma.me-
sangat kecil, hanya kurang lebih beberapa
nyebabkan kerusakan ringan pada mukosa
milimeter.
usus dan tidak menimbulkan gejalayang Cacing ini pertama kali ditemukan
berarti. Infeksi berat menyebabkan timbul- oleh Bilharz (1851) pada autopsi seorang
nya rudang kataral pada dinding usus, Mesir di Kairo.
atau ulserasi. Pada anak dapat menim-
bulkan gejala diare, sakit perut, anemia Hospes dan Nama Penyakit
dan edema.
Hospes cacing ini sangat banyak,
umumnya mahluk pemakan ikan seperti
Diagnosis manusia, kucing, anjing, rubah, dan jenis
Diagnosis ditegakkan dengan me- burung-burung tertentu.
nemukan telur dalam tinja. Nama penyakitnya adalah hetero-
filiasis.
Pengobatan
Distribusi Geografik
Tetrakloroetilen adalah obat yang
Cacing ini ditemukan di Mesir, Tirki,
dianjurkan, akan tetapi penggunaan obat-
Jepang, Korea, RRC, Taiwan, Filipina
obat baru yang lebih aman, seperti prazi-
dan Indonesia.
kuantel dapat dipertimbangkan.
Cacing dari keluarga Heterophyidae
adalah: Heteroplryes heterophyes, Metago-
Prognosis nimus yokogawai dan Haplorchis yoko-
gawai.
Penderita biasanya tidak menunjuk- Di Indonesia, Lie Kian Joe (1951)
kan gejala yang berat, dapat sembuh menemukan cacing Haplorchis yolmgawai
setelah pengobatan. pada autopsi 3 orang mayat.
60 Paras i to I ogi Kedo k te ran

Morfologi dan Daur Hidup Metaserkaria yang turut


dimakan
dengan dagiog ikan mentah, tumbuh men-
Cacing dari keluarga Heterophyidae
berukuran panjang antara 1-1,7 mm dan
jadi cacing dewasa dalam 14 hari dan
lebar antara 0,3-0,75 mm, kecuali genus bertelur.
Haplorchis yang jauh lebih kecil, yaitu
panjang 0,4T - 0,51 mm danlebar 0,24 Patologi dan Gejala Klinis
- 0,3 mm. Di samping batil isap perut, Pada infeksi cacing keluarga Hetero-
ciri-ciri khas yang lain adalah, batil isap phyidae, biasanya stadium dewasa
kelamin yang terdapat di sebelah kiri
menyebabkan iritasi ringan pada usus
belakang.
halus, tetapi ada beberapa ekor cacing
Cacing ini mempunyai 2 buah testis
yang lonjong, ovarium kecil yang agak
yang mungkin dapat menembus vilus
usus. Telurnya dapat menembus masuk
bulat dan 14 buah folikel vitelin yang
aliran getah bening dan menyangkut di
letaknya sebelah lateral. Bentuk uterus
katup-katup atau otot jantung dan meng-
sangat berkelok-kelok, letaknya di antarc
akibatkan payah jantung. Kelainan ini
kedua sekum. Telur berwarna agak coklat
terutama dilaporkan pada infeksi cacing
muda, mempunyai operkulum, berukuran
Metagonimus dan Haplorchis yokogawai.
26,5-30 x15-17 mikron, berisi mirasidium.
Mirasidium yang keluar dari telur, meng-
Telur ata:u cacing dewasa dapat ber-
sarang di jaringan otak dan menyebabkan
hinggapi keong air tawarlpayau, seperti
kelainan disertai gej ala-gej alany a. Gej ala
genus Pirenella, Cerithidia, Semisulco-
klinis yang ditimbulkan oleh infeksi berat
spira, sebagai hospes perurftara I dan ikan
cacing tersebut adalah mulas atau kolik
dari genus Mugil, Tilapia, Aphanius, Acan-
dan diare berlendir, serta nyeri tekan pada
thogobius, Clarias dan lain-lain sebagai
perut.
hospes perantara II. Dalam keong, mira-
sidium tumbuh menjadi sporokista,
kemudian menjadi banyak redia induk, Diagnosis
berlanjut menjadi banyak redia anak Diagnosis ditegakkan dengan me-
untuk pada gilirannya membentuk banyak nemukan telur dalam tinja.
serkaria. Serkaria ini menghinggapi
ikan-ikan tersebut dan masuk ke dalam
Pengobatan
otot-ototnya untuk tumbuh menjadi
metaserkaria. Obat yang tepat untuk penyakit cacing
Manusia mendapatkan infeksi karena ini, adalah prazikuantel.
makan daging ikan mentah, atau yang di-
masak kurang matang. Pada ikan genus Prognosis
Plectoglossus dan sejenisnya, metaser- Penyakit heterofiasis biasanya ringatr
karia tidak masuk ke dalam otot, akan dan tidak membahayakan, dapat diobati
tetapi hinggap di sisik dan siripnya. sampai sembuh.
Bab 1. Helmintolopi A1

Epidemiologi Morfologi dan Daur Hidup


Manusia, terutama pedagang ikan Cacing dewasa jantan berwarna
dan hewan seperti kucing, anjing dapat kelabu atau putih kehitam-hitaman, ber-
merupakan sumber infeksi bila menderita ukuran 9,5-19,5 mm x 0,9 mm. Badan-
penyakit cacing tersebut. Telur cacing nya berbentuk gemuk bundar dan pada
dalam tinja dapat mencemari air serta ikan kutikulumnya terdapat tonjolan hdlus
yang hidup di dalamnya. Hospes definitif sampai kasar, tergantung spesiesnya. Di
mendapatkan infeksi karena memakan bagian ventral badan terdapat canalis
daging ikan mentah yang mengandung gltnaecophorus, tempat cacing betina, se-
metaserkaria hidup. Ikan yang diproses hitrgga tampak seolah-olah cacing betina
kurang sempuma untuk konsumsi, seperti ada di dalam pelukan cacing jantan. Cacing
fessikh, dapat juga menyebabkan infeksi. betina badannya lebih halus dan panjang,
Sebagai usaha untuk mencegah meluasnya berukuran 16,0 - 26,0 mm x 0,3 mm.
infeksi cacing Heterophyidae kebiasaart Pada umumnya uterus 50 - 300 butir telur.
makan ikan mentah harus dihindari. Cacing trematoda ini hidup di pembuluh
darah terutama dalam kapiler darah dan
vena kecil dekat permukaan selaput lendir
usus atau kandung kemih.
Trematoda Darah
Cacing betina meldtakkan telur di
pembuluh darah. Telur.tidak mempunyai
S chisto soma LtLu BiIh srzia operkulum. Telur cacing Schistosoma mem-
punyai duri dan lokalisasi duri tergantung
Pada manusia ditemukan 3 spesies pada spesiesnya. Telur berukuran 95 - 135
penting: Schistosoma japonicum, Schisto- x 50-60 mikron. Telur dapat menembus
soma mansoni dan Schistosoma ltaema- keluar dari pembuluh darah, bermigrasi
tobium. ke jaringan dan akhirnya masuk ke lumen
Selain spesies yang ditemukan pada usus atau kandung kemih untuk kemudian
manusia, masih banyak spesies yang ditemukan di dalam tinja atau urin. Telur
menetas di dalam air; lawa yang keluar
hidup pada binatang dan kadang-kadang
disebut mirasidium.
dapat mengh inggapi manusia.
Cacing ini hanya mempunyai satu
macam hospes perantara yaitu keong air,
Hospes dan Nama Penyakit tidak terdapat hospes perantara kedua.
Hospes definitif adalah manusia. Ber- Mirasidium masuk ke dalam tubuh
bagai macam binatang dapat berperan keong air dan berkembang menjadi
sebagai hospes reservoar. sporokista I dan sporokista II kemudian
Pada manusia, cacing ini menye- menghasilkan serkaria yang banyak.
babkan penyakit skistosomiasis atau Serkaria adalah bentuk infektif cacing
bilharziasis. Schistosoma. Cara infeksi pada manusia
62 Parasitologi Kedokteran

adalah serkaria menembus kulit pada asing yang disebabkan adanya cacing
waktu manusia masuk ke dalam air yang mati. Manifestasi klinisnya dapat
yang mengandung serkaria. Waktu yang berupa urtikaria atau edema angio-
diperlukan untuk infeksi adalah 5-10 neurotik dan dapat disertai demam.
menit. Setelah serkaria menembus kulit, Kira-kira 22% penderita menun-
kemudian masuk ke dalam kapiler darah, jukkan urtikaria dan l8o/o menunjuk-
mengalir dengan aliran darah masuk ke kan edema angioneurotik kira-kira 10
jantung kanan, lalu paru dan kembali ke
hari setelah timbul demam.
jantung kiri; kemudian masuk ke sistem
peredaran darah besar, ke cabang-cabang Gejala paru
vena portae dan menjadi dewasa di hati. Batuk sering ditemukan, kadang-
Setelah dewasa cacing ini kembali ke kadang disertai dengan pengeluaran
vena portae dan vena usus atau vena dahak yang produktif dan pada
kandung kemih kemudian cacing betina
beberapa kasus bercampur dengan
bertelur setelah berkopulasi.
sedikit darah. Pada kasus yang rentan
gejala dapat menjadi berat sekali
Patologi dan Gejala Klinis sehingga timbul serangan asma.
Perubahan yang terjadi disebabkan oleh 3
Gejala toksemia
stadium cacing ini, yaifu serkaria, cacing
dewasa dan telur. Perubahan yang penting Manifestasi akut atau toksik mulai
adalah yang disebabkan oleh telur. timbul antara minggu ke-2 sampai
Perubahan pada skistosomiasis dapat mingguke-8 setelah infeksi. Berat gejala
dibagi dalam 3 stadium: tergantung dari banyaknya serkaria
1. Masa tunas biologik yang masuk. Pada infeksi berat jika
Gejala kulit dan alergi terdapat banyak serkaria yang masuk,
Waktu antar a serkaria menembus kulit terutama infeksi yang berulang, maka
sampai menjadi dewasa disebut masa dapat timbul gejala toksemia yang berat
tunas biologik. Perubahan kulit yang disertai demam tirggi.
timbul berupa eritema dan papula yang Pada stadium ini dapattimbul gejala
disertai perasaan gatal dan panas. Bila lain seperti: lemah, malaise, tidak
banyak jumlah serkaria menembus nafsu makan, mual dan muntah, sakit
kulit, maka akan terjadi dermatitis. kepala dan nyeri tubuh. Diare dise-
Biasanya kelainan kulit hilang dalam babkan oleh keadaan hipersensitif ter-
waktu dua atau tiga hari. hadap cacing. Pada kasus berat gejala
Selanjutnya dapat terjadi reaksi tersebut dapat bertahan sampai 3 bulan.
alergi yang dapat timbul oleh karena Kadang-kadang terjadi sakit perut dan
adanya hasil metabolik skistosomula tenesmus. Hati dan limpa membesar
atau cacing dewasa, atau dari protein serta nyeri pada perabaan.
Bab l. Helmintolosi 63

Telur berisi embrio menembus


keluar dinding pembuluh darah, ma-
suk ke rongga usus/ kandung kemih
HEWAN
keluar dengan tinja/urin

Cacing dewasa hidup di


dalam pembuluh darah
Masuk ke dalam air
A
I I

I
lTelur menetas dalam air
I
I Y
SK]STOSOMTILA
MIRASIDITIM

I
*
Serkaria menembus Mirasidium berenang aktif
kulit manusia atau dalam air, mencari keong
hewan hospes perantara

I
I
Mirasidium
SERKARIA I menembus masuk
keluar dari keong I tubuh keong
air, berenang aktif di I
v
dalam air Dalam keong air mirasid-
ium berkembang menjadi
Sporokista I dan memben-
hrk banyak Sporokista II.
Sporokista II membentuk
banyak serkaria

Bagan 1. Daur Hidup Cacing Schistosoma

2. Stadium akut gejala klinis yang disebabkan telur


Stadium ini dimulai sejak cacing tergantung dari jumlah telur yang
betina bertelur. Telur yang diletak- dikeluarkan yang berhubungan langsung
kan di dalam pembuluh darah dapat dengan jumlah cacing betina. Dengan
keluar dari pembuluh darah, masuk demikian keluhan/gej ala y ang terj adi
ke dalam jaringan sekitarnya dan pada stadium . iniadalah demam,
akhimya dapat mencapai lumen dengan malaise, berat badan menurul. Sindrom
cara menembus mukosa, biasanya disentri biasanya ditemukan pada
mukosa usus. Efek patologis maupun infeksi berat dan pada kasus yang
64 Paras i tol ogi Ke d o k te ran

ringan hanya ditemukan diare. Hepato- menyebabkan terlepasnya pegangan


megali timbul lebih dini dan disusul cacing dewasa pada pembuluh darah dan
dengan splenomegali; ini dapat te{adi mengakibatkan tersapunya cacing tersebut
dalam waktu 6-8 bulan setelah infeksi. ke dalam hati oleh sirkulasi portal; keadaan
ini disebut hepatic shift
3. Stadium menahun
Ada beberapa obat yang mempenga-
Pada stadium ini terjadi penyem-
ruhi cacing dewasa ini menghambat
buhan jaringan dengan pembentukan
sistem enzim tertentu, seperti persenya-
jaringan ikat atau fibrosis. Hepar yang
waan antimon trivalen yang menghambat
semula membesar karena peradangan,
sist8m enzkn fosfofiuktokinase S.mans oni,
kemudian mengalami pengecilan karena
sehingga cacing tersebut tidak dapat me-
terjadi fibrosis; hal ini disebut sirosis
manfaatkan glikogen.
Pada skistosomiasis, sirosis yang ter-
jadi adalah sirosis periportal, yang Obat anti Schistosoma yangtelah dikenal
adalah sebagai berikut:
mengakibatkan hipertensi portal
karena bendungan di dalam jaringan
hati. Gejala yang timbul adalah: sple- 1. Niridazol (l-Nitro-2, tliazoyl-2 imida-
nomegali, edema yang biasanya di- zolidnone)
temukanpada tungkai bawah, bisapula Obat ini efektif secara oral dapat mem-
pada alat kelamin. Dapat ditemukan bunuh cacing dewasa dan telur-
asites dan ikterus. Pada stadium lanjut .nya. Lebih efektif untuk infeksi
sekali dapat te{adi hematemesis yang S.haematobium dan S.mansoni darr-
disebabkan pecahnya varises pada pada Sjaponicum.
esofagus. Percobaan binatang menunjukkan
bahwa obat ini menghambat bertelumya
Diagnosis cacing dewasa S.mansoni dan mem-
Diagnosis dibuat dengan menemu-
bunuh cacing dewasa jantan dan
betina pada dosis yang tepat. Parasit
kan telur dalam tinja, urin atau jaringan
dipaksa untuk meninggalkan vena
biopsi. Reaksi serologi dapat membantu
mesenterika dan menuju ke hati
menegakkan diagnosis.
(hepatic-shift) tempat parasit dimus-
nahkan oleh daya tahan hospes.
Pengobatan Niridazol agak lambat diserap dari
Pada umumnya dapat dikatakan traktus intestinalis dan diuraikan di
bahwa obat anti Schistosoma tidak ada dalam hati menjadi metabolit yang
yang aman atau agak toksik dan semua- tidak toksik. Efek anti Schistosoma
nya mempunyai risiko masing-masing. hanya disebabkan oleh obatyang belum
Cacing dewasa hidup di dalam vena diuraikan. Obat diserap cacing betina
mesenterika manusia dan binatang. S.mansoni menyebabkan degenerasi
Pengaruh obat anti Schistosoma dapat ovarium dan merusak kelenj ar vitelina.
Bab l. Helminroloei 65

Cacing jantan lebih kurang sensitif Penelitian toksisitas pada berbagai


terhadap obat ini. Walaupun demikian macam binatang percobaan menim-
spermatogenesis dihambat. Dalam bulkan toleransi cukup baik terhadap
beberapa tahun akhir ini niridazol prazlktantel dan sangat efektif ter-
dipakai untuk pengobatan masal dan hadap ketiga spesies cacing Schisto-
temyata merupakan obat yang cukup somo maril)sia, trematoda dan cestoda.
baik terhadap infeksi S.haematobium.
Obat ini tidak menunjukkan aktivitas
Beberapa peneliti memperoleh angka
mutagen pada binatang percobaan.
penyembuhan 100% pada infeksi
Pada manusia prazikuantel sangat
S.haematobium, dengan dosis 25 mgl
cepat diserap setelah diminum.
kg berat badanlhai selama 7-10 hari.
Di Indnesia praziTttantel dipakai untuk
Pengobatan infeksi Sj aponicum dengan
pertama kali sebagai pengobatan per-
Niridazol telah dilakukan di Jepang,
Filipina dan Indonesia. Dosis yang cobaan pada infeksi Sjaponicum.
Pada 82 kasus skistosomiasis dengan
dipakai adalah 25 mnkgberatbadanJ
hari selama 10 hari berhrrut-turut dan
variasi umur antara 3 tahun sampai
mendapatkan hasil 20o/o maslh positif
58 tahun yang telah diobati, 11
kasus diantaranya mempunyai gejala
2 btilan setelah pengobatan, I3o/o masih
hepatosplenomegali dan asites.
positif 6 bulan setelah pengobatan
Dosis yang dipakai adalah 35 mg/kg
2l,8yo positif 11 bulan setelah peng-
berat badan, diberikan 2 kali dalam
obatan.
satu hari sehingga dosis total adalah
Efek sampin g y ang pernah dilaporkan
adalah keluhan gastrointestinal seperti
70 mglkg berat badan per hari. Hasil
pengobatan menunjukkan angka pe-
mual, muntah, tidak nafsu makan dan
nyernbuhan sebesar 88,60/0,6 bulan se-
diare.
telah pengobatan dan angka pengurangan
Efek samping yang terpenting adalah
gangguan psikis yang dapat terjadi telur sebesar 89,5Yo. Efek samping
adalah mual (3,7o/o) muntah (7,3o ),
secara akut, berupapsikosis, halusinasi,
nyeri epigastrium (2,4oA), sakit kepala
confusion,pusing, sakit kepala, araiety
(7,5o ),pusing (6,IYo), demam (2,4%)
dan kadang-kadang serangan epilepsi.
dan disentri (1,8%).
Ternyata gangguan neuro-psikiatrik
Dari hasil pengobatan yang diuraikan
dan efek samping lainnya lebih berat
pada infeksi Sjaponicum dan paling di atas ternyata obat ini cukup baik
ringan pada infek si
dengan hasil penyembuhan cukup
S. haematobium.
besar serta efek samping dapat dikata-
2. Prazikuantel kan ringan, sehingga prospek obat
ini cukup baik untuk dipakai dalam
Rumus : (2-cyclohexylcarbonyl)-1, 2, pengobatan masal sebagai obat anti
3, 6, 7, I 1, B-hexahydro-2H pyrazino Schistosoma di daeruh Danau Lindu
(2, l.a) - iso-quinolin - 4 - one. dan Napu, Sulawesi Tengah.
66 Paras i to I ogi Ke d okte ran

Epidemiologi japonika, penyakit Katayama atau penyakit


Skistosomiasis atau bilharziasis me- demam keong.
rupakan masalah kesehatan masyarakat
di berbagai negara. Di Indonesia hanya Distribusi Geografik
skistosomiasis japonika
ditemukan
endemik di Sulawesi Tengah. Penyakit Cacing ini ditemukan di RRC, Jepang,
ini berhubungan erat dengan pertanian Filipina, Taiwan, Muangthai, Vietnam,
yang mendapat air dari irigasi. Fokus Malaysia dan Indonesia.
keong sebagai hospes perantara biasanya Di Indonesia hanya ditemukan di
ditemukan di daerah pertanian tersebut. Sulawesi Tengah yaitu daerah danau
Dengan meluasnya daerah pertanian dan Lindu dan Lembah Napu.
irigasi maka dapat te{adi penyebaran
hospes perantara dan penyakitrya. Infeksi
biasanya berlangsung pada waktu orang
Morfologi dan Daur Hidup
bekerja di sawah. Kelompok umur yang Cacing dewasa jantan berukuran
terkena pada umumnya adalah antara 5- kira-kira 1,5 cm dan yang betina kira-kira
50 tahun, dapat pula ditemukan infeksi 1,9 cm, hidupnya di vena mesenterika
pada umur lebih muda. superior. Telur ditemukan di dinding usus
Penanggulangan penyakit ini sampai halus dan juga di alat-alat dalam seperti
sekarang terutama ditekankan pada peng- hati, paru dan otak (gambar 9).
obatan masal yang diberikan 6 bulan
sekali. Bila prevalensi sudah turun di
bawah 5%o, dapat diberikan pengobatan Patologi dan Gejala Klinis
selektif. Walaupun demikian pemberan- Kelainan tergantung dari beratnya
tasan hospes perantara, perbaikan kese- infeksi. Kelainan yang ditemukan pada
hatan lingkungan dan penerangan kese- stadium I adalah gatal-gatal (urtikaria).
hatan sedapat mungkin harus diterapkan. Gejala intoksikasi disertai demam, hepato-
megali dan eosinofilia tinggi.
Pada stadium II ditemukan pula
Schistosoma japonicum sindrom disentri. Pada stadium III atau
stadium menahun ditemukan sirosis hati
dan splenomegali; biasanya penderita men-
Hospes dan Nama Penyakit jadi lemah (emasiasi). Mungkin terdapat
Hospesnya adilah manusia dan ber- gejala saraf, gejala paru dan lain-lain.
bagai macam binatang seperti anjing,
kucing, rusa, tikus sawah (Rattui),'sapi, Diagnosis
babi rusa dan lain-lain. Diagnosis ditegakkan dengan mene-
Parasit ini pada manusia menyebab- mukan telur di dalam tinja atau dalam
kan oriental s chisto s omlasls, skistosomiasis jaringan biopsi seperti biopsi rektum.
Bab l. Helmintolosi 67

5{fl-FW
@"1,."".","
menjadicacins W

cacing
dalam vena telur dikeluarkan
mesenterika bersama tinja
halus

manusia di dalam air

ffi*#
mirasidium + sprokista I

Gambar 9. Daur Hidup Schistosoma japonicum


68 Paras i to I o gi Ked o kteran

Reaksi serologi dapat dipakai untuk mem- hasil cukup baik. Prevalensi dari 37%:o
bantu menegakkan diagnosis. Reaksi sero- turun menj adr l,5o/o setelah pengobatan.
logi yang biasa dipakai adalah Circumoval
precipitin test, Indirect haemagglutination
tes t, C omp I ementfix ation t es t, F luores cent
antibody test dan Enzyme linked immuno
Schistosoma munsoni
sorbent assay.
Hospes dan Nama Penyakit
Epidemiologi
Hospes definitif adalah manusia dan
Di Indonesia penyakit ini ditemukan kera baboon di Afrika sebagai hospes
endemi di dua daerah di Sulawesi Tengah, reservoar. Pada manusia cacing ini
yaitu di daerah danau Lindu dan lembah menyebabkan skistosomiasis usus.
Napu. Di daerah danau Lindu penyakit
ini ditemukan pada tahun 1937 dan di Distribusi Geografik
lembah Napu pada tahun 197 2.
Sebagai sumber infeksi, selain Cacing ini ditemukan di Afrika,
berbagai negara Arab (Mesir), Amerika
manusia ditemukan pula hewan-hewan
Selatan dan Tengah.
lain sebagai hospes reservoar; yang ter-
penting adalah berbagai spesies tikus
sawah (Rattus). Selain itu rusa hutan, Morfologi dan Daur Hidup
babi hutan, sapi dan anjing dilaporkan Cacing dewasa jantan benrkuran kira-
juga mengandung cacing ini.
kira 1 cm dan yang betina kira-kim L,4 cm.
Hospes perantaranya. yaitu keong air
Pada badan cacing jantan S.mansoni
Oncomelania hupensis lindoensis baru
terdapat tonjolan lebih kasar bila diban-
ditemukan pada tahun lgTl.Habitzt keong
di daerah danau Lindu ada2macarn yaitu:
dingkan dengan S.haematobium dan
1. fokus di daerah yang digarap seperti Sjaponicum. Badan Sjaponicum mem-
ladang, sawah yang tidak dipakai lagi punyai tonjolan yang lebih halus. Tempat
atau di pinggir parit di antara sawah hidupnya di vena, kolon dan rektum. Telur
2. fokus di daerah hutan di perbatasan juga tersebar ke alat-alat lain seperti hati,
bukit dan dataran rendah paru dan otak (Gambar 10).
Cara penanggulangan skistosomiasis
di Sulawesi Tengah, yang sudah diterap" Patologi dan Gejala Klinis
kan sejak tahun 1982 adalah pengobatan
masal dengan prazikuantel yang dilaku- Kelainan dan gejala yang ditimbul-
kan oleh Departemen Kesehatan melalui kannya sama seperti pada Sjaponicum,
Subdirektorat Pemberantasan Penyakit akan tetapi lebih ringan.
Menular dan Penyehatan Lingkungan Pada penyakit ini splenomegali dapat
Pemukiman (Subdit, P2M & PLP) dengan menjadi berat sekali.
Bab 1. Helmintoloei 69

W
-
@"1,."..","
*f"*'"tt""".
{il
-F\1-]

cacrng
dalam vena telur dikeluarkan
mesenterika bersama tinja
halus

:-. -"t----:-J

serkaria menginfeksi
manusia di dalam air

mirasidium -+ sprokista I

-+ banyak sporokista ll
-+ banyak serkaria

Gambar 10. Daur Hidup Schistosomu mansoni


70 Pans i to I ogi Ked okte ran

Diagnosis, Pengobatan, Prognosis dan Morfologi dan Daur Hidup


Epidemiologi
Cacing dewasa jantan berukuran kira-
Sama seperti pada Sjaponicum. kira 1,3 cm dan yang betina kira-kira
2,0 cm. Hidupnya di vena panggul kecil,
terutama di vena kandung kemih.
Telur ditemukan di urin dan alat-alat
S chisto s oma haemutobium dalam lainnya, juga di alat kelamin dan
rektum (Gambar 11).
Hospes dan Nama Penyakit
Patologi dan Gejala Klinis
Hospes definitif adalah manusia.
Cacing ini menyebabkan skistosomiasis Kelainan terutama ditemukan di
kandung kemih. Babon dan kera lain dinding kandung kemih. Gejala yang di-
temukan adalah hematuria dan disuria bila
dilaporkan sebagai hospes reseryoar.
terjadi sistitis. Sindrom disentri ditemu-
kan bila te{adi kelainan di rektum.
Distribusi Geografik
Cacing ini ditemukan di Afrika, Diagnosis, Pengobatan, Prognosis dan
Spanyol dan di berbagai negaraArab (Timur Epidemiologi
Tengah, Lembah Nil); tidak ditemukan di
Sama seperti pada skistosomiasis
Indonesia.
lainnya.
menjadicacins dewasa lp
di dalam hati : l'4

f WY )
skistosomuta \ iW

m*&
telur dikeluarkan ber-

mirasidium -+ sprokista I

-+ banyak sporokista ll
+ banyak serkaria

Gambar 11. Daur hidup,Scft lSlas o ma h aemato bium


72 Paras i to I ogi Ked o kte ran

Daftar Pustaka Indonesia. Trop Biomed, 1986; 3: 113-8.


10. Handoyo I, Ismuljowono B, Darwis F, Rudi-
l. Craig, Faust. Clinical parasitology, 8'h ed. ansyah. Further survey of Fasciolopsiasis
Philadelphia; Lea and Febiger; 1971. in Babirik Subdistrict, Hulu sungai Utara
2. Neva FA, Brown HW. Basic clinical parasi- Regency, South Kalimantan Province,
tology, ed.6. Prentice Hall International Indonesia. Trop Biomed, 1987 ; 3: ll3-20.
Editions, 1994. 11. Handoyo I, Ismuljowono B, Darwis F,
3. Seung YC. Trematoda control activities in Rudiansyah. Suatu fokus dari Fasiolopsiasis
Korea. Japan Parasitologists. Seminar (Forum endemik di Kecamatan Babirik, Kabupaten
Cheju I) 1995; 33-9. Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan,
Seminar Parasitologi Nasional ke V dan
4. Han JR. Epidemiology and control of clonor-
Kongres P4l ke IV, Ciawi, Bogor, 20-22
chiasis in Korea. Collected Papers. Parasite
Agustus 1988.
Control in Korea, 1994;45-50. 12. Hadljaja P. Beberapa penelitian mengenai
5. Srivatanakul P, Viyanant V, Kurathong S,
aspek biologik dan klinik schistosomiasis di
Tiwawech D. En-4rme linked immunosorbent Sulawesi Tengah, Indonesia. [Tesis] Fakultas
assay for detection of Opistorchis vivercini Kedokteran Universitas Indonesia, I 982.
infection. Southest Asian J Trop Med Pub 13. Jordan P, Randall K. Bilharziasis in
Hlth, 1985; 16:234-9. Tanganyik, observations on its effects and the
6. Haswell Elkins MR, Sithitaworn P, Elkins effects of treatment in school children. J Trop
D. Opisthorchis viverrini and Cholangio Med Hyg, 1962;65:65-1.
carcinoma in North East Thailand. 14. Kikuth W, Gonnert R.,Experimental studies
Parasitology Today, 1992; 8:8-9. on the therapy of schistosomiasis. Ann Trop
7 . Kawashimal( Paragonirnw westetmanicomplex Med Parasitol, 1948; 42: 256.
15. Hardjawijaja L, Clark RI, Sorensen K Putrali
in Asia. Proceed, 1o Korea Japan Parasitologists'
J. Drug trial of Schistosoma japonicum
Seminar @orum Cheju I), 1995;28-32. infection in Indonesia. South East Asian. J
8. Seung YC. Epidemiologi paragonimiasis in Trop Med Public Health. 197 6; 7 : 314.
Korea. Collected Papers in Parasite Control 16. Joesoef A, Shamsuddin N, Salman K, Oman
Activities in Korea, 1994;51-7. K, Holz J. Praziquantel trial in treating
9. Handoyo I, Ismuljowono B, Darwis F, S c hi s t o s om a j ap
infection in Indonesia.
o ni cum
Rudiansyah. A survey of Fasciolopsiasis in Sei WHO Regional Steering Committee for the
Papuyu Village of Babirik Subdistrics, Hulu working group on Schistosoma japonicum,
Sungai Utara Regency, South Kalimantan, Manila, Phillipines, 1980.
Bab l. Helminrolosi 72,

GESTODA

lacing pita termasuk subkelas 2. .Lawa,untuk spesies Diphyllobothrium


lr--z Cestoda, kelas Cestoidea,fihxnPlaty- sp, T.solium, H.nana, E.granulosus,
helminthes. Cacing dewasanya menempati Multiceps.
saluran usus vertebrata dan larvanya hidup
di jaringan vertebrata dan invertebrata.
Sifat-Sifat Umum
Bentuk badan cacing dewasa me-
manjang menyerupai pita, biasanya pipih Badan cacing dewasa terdiri atas:
dorsovental, tidak mempunyai alat cema 1. Skoleks, yaitu kepala yangmerupakan
alat untuk melekat, dilengkapi dengan
atau saluran vaskular dan biasanya terbagi
batil isap atau dengan lekuk isap.
dalam segmen-segmen yang disebut
proglotid yang bila dewasa berisi alat
2. Leher, yaitu tempatpertumbuhanbadan.
reproduksi jantan dan betina.
3. Strobila, yaitu badan yang terdiri atas
segmen-segmen yang disebut proglotid.
Ujung bagian anterior berubah men- Tiap proglotid dewasa mempunyai
jadi sebuah alat pelekat, disebut skoleks,
susunan alat kelamin jantan dan betina
yang dilengkapi dengan alat isap dan yang lengkap; keadaan ini disebut
kait-kait. Spesies penting yang dapat hermafrodit.
menimbulkan kelainan pada manusia
Telur dilepaskan bersama proglotid
umnnrnya adalah: Taenia saginata dan
atau tersendiri melalui lubang uterus.
T. s o I ium, D iphy ll ob othrium I atum, Hyme-
Embrio di dalam telur disebut onkosfer
nolepis nana, Echinococcus granulosus,
berupa embrio heksakan yang tumbuh
E.multilocularis, .
menjadi bentuk infektif dalam hospes
Manusia merupakan hospes Cestoda perantara.
ini dalam bentuk: Infeksi terjadi dengan menelan larva
l. Cacing dewasa, untuk spesies D.latum, bentuk infektif atau menelan telur. Pada
T.saginata, T.solium, H.nana, H.dimi- Cestoda dikenal dua ordo: L Pseudo-
nut a, D ipy I idium c aninum. phyllidea, dan 2. Cyclophyllidea.
74 Paras i to I o gi Ked o kteran

Pseudophyllidea tahun 1858 dan selanjutnya oleh Leidy


pada tahun 1879 pada penderita yang
P s eudophy mempunyai skoleks
I I id e a mendapat infeksi di Eropa. Perkembangan
dengan 2 lekuk isap (bothrium: suctorial fokus endemik di Amerika Utara oleh
groove). Lubang genital dan lubang uterus imigran yang terinfeksi pertama kali
terletak di tengah-tengah proglotid. Telur dilaporkan pada tahun 1906. Hal tersebut
mempunyai operkulum, berisi sel telur menggambarkan transplantasi parasit dari
dan dikeluarkan bersama tinja. Dalam Old World ke lingkungan baru.
air, sel telur tumbuh menjadi onkosfer. Kasus autokton digambarkan di
Telur menetas dan keluarlah korasidium, Filipina pada tahun 1935 dan dilaporkan
yaitu embrio yang mempunyai banyak 2 kasus dat'r I4l penduduk asli di Formosa
silia. Korasidium dimakan oleh hospes pada tahun 1963. Selain itu ada keadaan
perantara I yang tergolong Copepoda
endemik di Papua Niugini.
(Cyclops, Diaptomus) dan tumbuh men-
jadi proserkoid.
Hospes dan Nama Penyakit
Cyclops yang mengandung parasit
dimakan oleh hospes perantara II (ikan, Manusia adalah hospes definitif,
kodok). Dalam hospes perantara II larva hospes reservoarnya adalah anjing, kucing
tumbuh menjadi pleloserkoid (spar- dan lebih jarang 22 mamalia lainnya,
ganum) yang merupakan bentuk infektif. antara lain walrus, singa laut, beruang,
Cacing yang termasttk Pseudophyllidae babi dan serigala. Parasit ini menyebabkan
adalah cacing Diphyllobothrium latum dan penyakit yang disebut difilobotriasis.
D. mans oni (D iphyll ab othrium binatang).
Distribusi Geografik
Parasit ini ditemukan di Amerika,
Diphyllobothrium lutum Kanada, Eropa, daerah danau di Swiss,
(Taenia lata, Dibothrio cephalas latas,
Rumania, Turkestan, Israel, Mancuria,
broad tapeworm, fish tapeworm) Jepang, Afrika, Malagasi dan Siberia.

Morfologi dan Daur Hidup


Sejarah
Cacing dewasa yang keluar dari usus
Cacing pita ikan (fish tapeworm) di- manusia berwarna gading, panjangnya
kenal sebagai spesies yang berbeda sejak dapat sampai 10 m dan terdiri atas 3000
tahun 1602 oleh Plater di Switzerland. * 4000 buah proglotid; tiap proglotid
Dengan adanya deskripsi skoleks yang mempunyai alat kelamin jantan dan betina
jelas pada tahun 1977 Bonnet dapat yang lengkap. Telur operkulum,
membedakan cacing ini dari cacing pita berukuran 70 x 45 mikron, dikeluarkan
babi T.solium. Cacing ini pertama kali melalui lubang uterus proglotid gravid
diperiksa di Amerika oleh Wemland pada dan ditemukan dalam tinja. Telur menetas
Bab 1. Helmintoloei 75

dalam afu. Lawa disebut koradisium dan dan proserkoid berubah menjadi larva
dimakan oleh hospes perantara pertama, pleroserkoid atau disebut sparganum.
yaitu binatang yang termasuk Copepoda Bila ikan tersebut dimakan hospes
seperti Cyclops dan Diaptomus. Dalam definitif, misalnya manusia, sedangkan
hospes ini lawa tumbuh menjadi ikan itu tidak dimasak dengan baik, maka
proserkoid, kemudian Cyclops dimakan sparganum di rongga usus halus tumbuh
hospes perantara kedua yaitu ikan salem menjadi cacing dewasa (Gambar 12).

Cacing dewasa Teluryangbelum '-* Korasidium,


Usus halus manusia berkembang keluar larva bersilia
A bersama tinja menetas dari
I masuk dalam air telur, berenang
I - tawar bebas dalam air
I
I

t
I
Skoleks dari plero-
serkoid melekat pada Kopepoda (Cyclops,
mukosa usus, berkem- Diaptomus) memakan
bang menjadi cacing korasidium
dewasa
l I
I
I
I KoruriXirr- menem-
Termakan oleh manusia bus alat cerna
melalui ikan air tawar kopepoda, masuk
mentah atau yang
dimasak kurang baik r
ke ronssa badan

Prosertoid
berkembang di
rongga badan
kopepoda
I

I
Y
Proserkoid berkembang menjadi Kopepoda yang
Pleroserkoid dalam otot ikan infektif dimakan
ikan air tawar

Bagan 2. Daur Hidup Diphyllobothrium latum


76 Parasi tologi Kedokteran

ikan mengandung
pleroserkoid tertelan
kr q,\

NrJriffiffi*""
-rIl

perantara ll) korasidium di dalam air

Copepoda (hospes
perantara l)

Gambar 12. Daur Hidap Diphyllobothriam latum


Bab l. Helmintolosi 77

Patologi dan Gejala Klinis Prognosis

Penyakit ini biasanya tidak menim- Prognosis difi lobotriasis baik, walaupun
bulkan gejala berat, mungkin hanya gejala dengan anemia berat, karena setelah cacing
saluran cerna seperti diare, tidak nafsu dikeluarkan anemianya akan sembuh.
makan dan tidak enak di perut.
Bila cacing hidup di permukaan usus Epidemiologi
halus, dapat timbul anemia hiperkrom- Penyakit ini di Indonesia tidak di-
makrositer, karena cacing itu banyak me- temukan tetapi banyak dijumpai di negara
nyerap vitamin B,r, sehingga timbul gejala yang banyak makan ikan salem mentah
defisiensi vitamin tersebut. Bila jumlah atau kurang matang. Banyak binatang
cacing banyak, mungkin terjadi sumbatan seperti anjing, kucing dan babi berperan
usus secara mekanik atau terjadi obstruksi sebagai hospes reservoar dan perlu
diperhatikan.
usus, karena cacing-cacing itu menjadi
Untuk mencegah terjadinya infeksi,
seperti benang kusut.
ikan air tawar yang tersangka mengandung
bibit penyakit harus terlebih dahulu di-
Diagnosis masak dengan sempuma sebelum dihidang-
kan. Anjing sebagai hospes reseryoar
Cara menegakkan diagnosis penyakit
sebaiknya diberi obat cacing.
ini adalah dengan menemukan telur atau
proglotid yang dikeluarkan dalam tinja.

Sparganosis
Pengobatan
Penderita diberikan obat Atabrin Tahun 1882 Manson mendapatkan
sparganosis jaringan dari penduduk asli
dalam keadaan perut kosong, disertai
yang diautopsi di Amoy - RRC.
pemberianNa-bikarbonas, dosis 0,5 g dua
Lawa pleroserkoid dari beberapa
jam setelah makan obat diberikan sebagai
spesies cacing pita golongan Diphyllobo-
pencahar magnesium sulfat 15 g. thrium telah ditemukan pada manusia
Obat pilihan adalah niclosamid dan diketahui sebagai sparganum dan
(Yomesan), diberikan4 tablet (2 gram) di- penyakitnya disebut sparganosis
kunyah sekaligus setelah makan hidangan Diphyllobothrium binatang misalnya
ringan. Obat lain yang juga efektif adalah D.mansoni memerlukan anjing, kucing
paromomisin, yang diberikan dengan dan binatang lainnya sebagai hospes
definitif.
dosis I gram setiap 4 jam sebanyak 4
Manusia dapat bertindak sebagai
dosis. Selain itu dapat dipakai prazikuantel
hospes perantara kedua bila mengandung
dosis tunggal l0 mglkg berat badan. sparganum (pleroserkoid).
78 Pa rasi to I o gi Ke d o k te ran

Daur Hidup Prognosis


Dalam tubuh manusia sparganum Prognosis tergantung pada lokasi
dapat mengembara di otot dan fasia, akan parasit dan pembedahan yang berhasil.
tetapi larva ini tidak dapat menjadi dewasa.
Daur hidupnya sama seperti D.latum. Epidemiologi
Dalam hospes perantara pertama, yaitu
Parasit ini ditemukan di Asia Timur
Cyclops, dibentuk proserkoid dan dalam
hospes perantara kedua yaitu hewan dan Asia Tenggara, Jepang, Indo Cina,
pengerat kecil, ular dan kodok, ditemu- Afrika, Eropa, Australia, Amerika lJtara-
kan pleroserkoid atau sparganum. Selatan dan Indonesia
Manusia menderita sparganosis karena :
Patologi dan Gejala Klinis 1. minum air yang mengandung Cyclops
Pada manusia, larva ditemukan di yang infektif
seluruh bagian badan, terutama di mata, 2. makan kodok, ular atau binatang peng-
juga di kulit, jaringan otot, toraks, perut, erat yang mengandung pleroserkoid
paha, daerah inguinal dan dada bagian 3. menggunakan daging kodok yang
dalam. Sparganum dapat menyebar ke infektif untuk obat
seluruh jaringan. Perentangan dan penge-
rutan larva menyebabkan peradangan dan Di daerah endemi, air minum perlu
edema jaringan sekitarnya yang nyeri. dimasak atau disaring dan daging hospes
Lawa yang rusak menyebabkan pera- p er antar a dimasak dengan s empurna.
dangan lokal yang dapat menjadi nekrosis Cara yang dipakai untuk pengobatan
Penderita dapat menunjukkan sakit dengan menggunakan daging kodok di
lokal, urtikaria raksasa yang timbul secara daerah mukosa-kutan yang meradang,
periodik, edema dan kemerahan yang sebaiknya dicegah.
disertai dengan menggigil, demam dan
hipereosinofilia.
Infeksi pada bola mata yang relatif
sering terjadi di Asia Tenggara, menye- Cyclophyllidea
babkan konjungtivitis disertai bengkak
dengan lakrimasi dan ptosis.
Cylophyllidea mempunyai skoleks
(kepala) dengan 4batilisap dan dilengkapi
Diagnosis
rostelum dengan atau tanpa kait-kait, lubang
Diagnosis dibuat dengan menemukan kelamin terdapat di pinggir proglotid,
larva di tempat kelainan. Untuk identi- dapat unilateral atau bilateral selang-
fikasi diperlukan binatang percobaan. seling. Rostelum adalah penonjolan di
skoleks. Lubang uterus (uterine pore)
Pengobatan
tidak ada.
Untuk pengobatan dilakukan pem- Proglotid gravid merupakan kantong
bedahan dan pengangkatan larva. telur yang keluar bersama tinja. Telur yang
Bab l. Helmintolopi 7Q

berisi onkosfer tumbuh dalam hospes Morfologi dan Daur Hidup


perantara dan menjadi bentuk infektif.
Taenia saginata adalah salah satu
Ordo Cyclopltyllidea termasuk kelas
cacing pita yang berukuran besar
Cestoidea. Cacing tersebut dikenal dengan
dan panjang; terdiri atas kepala yalg
nama umum cacing pita.
disebut skoleks, leher dan strobila
yang merupakan rangkaian ruas-ruas
proglotid, sebanyak 1000 - 2000 buah.
Taenia saginata Panjang cacing 4 - 12 meter atau lebih.
Skoleks hanya berukuran 1-2 milimeter,
Sejarah mempunyai empat batil isap dengan otot-
otot yang kuat, tanpa kait-kait. Bentuk
Cacing pita dari sapi, telah dikenal
leher sempit, ruas-ruas tidak jelas dan di
sejak dahulu; akan tetapi identifikasi cacing
dalamnya tidak terlihat struktur tertentu.
tersebut baru menjadi jelas setelah tahun
Strobila terdiri atas rangkaian proglotid
1782, karena karya Goeze dan Leuckart.
yang belum dewasa (imatur) yang dewasa
Sejak itu, diketahui adanya hubungan antara
(matur) dan yang mengandung telur
infeksi cacing Thenia saginata denganlawa
atau disebut gravid. Pada proglotid yang
sistiserkus bovis, yang ditemukan pada
belum dewasa, belum'terlihat struktur
daging sapi. Bila seekor anak sapi diberi
alat kelamin yang jelas. Pada proglotid
makan proglotid gravid cacing Thenia
yang dewasa terlihat struktur alat kelamin
saginata, maka pada dagingnya akan
seperti folikel testis yang berjumlah 300-
ditemukan sistiserkus bovk.
400 buah, tersebar di bidang dorsal. Vasa
eferensnya bergabung untuk masuk ke
Hospes dan Nama Penyakit rongga kelamin (6enital atrium), yang
Hospes definitif cacing pita Taenia berakhir di lubang kelamin @enital pore).
saginata adalah manusi4 sedangkan hewan Lubang kelamin letaknya selang-seling
memamah biak dari keluarga Bovidae, pada sisi kanan atau kiri strobila. Di
seperti sapi, kerbau dan lainnya adalah bagian posterior lubang kelamin, dekat
hospes perantaranya. vas deferens, terdapat tabung vaginayang
Nama penyakitnya teniasis saginata. berpangkal pada ootip (Gambar 13).
Ovarium terdiri atas 2 lobus, ber-
Distribusi Geografik bentuk kipas, besamya hampir sama. Letak
ovarium di sepertiga bagian posterior
Penyebaran cacing adalah kosmo- proglotid. Vitelaria letaknya di belakang
polit, didapatkan di Eropa, Timur Tengah, ovarium dan merupakan kumpulan folikel
Afrika, Asia, Amerika Utara, Amerika yang eliptik.
Latin, Rusia dan juga Indonesia, yaitu Uterus tumbuh dari bagian anterior
Bali, Jakarta dan lain-lain. ootip dan menjulur ke bagian anterior pro-
Paras i to I o ei Ke d okte ran

!t

ffir daging sapi mengan-


dung sistiserkus ter-
cacing dewasa
dalam usus halus
embrio

telan
^_^_,^,;., _-.,,,-,,,.mtffi'*'
::::l::i#n:ij;1."ff

sistiserkus
U"*"r@
r"rrl
I
- !r___ \ .-- @f
telur tertelan sapi
(hospes perantara)

Gambar 13. Daur llidup Taenia saginata


Bab l. Helmintologi 81

glotid. Setelah uterus ini penuh dengan saginata. Peristiwa ini terjadi setelah 12-
telur, maka cabang-cabanglya akan tumbuh, 15 minggu.
yang berjumlah 15-30 buah pada satu Bagian tubuh ternak yang sering
sisinya dan tidak memiliki lubang uterus dihinggapi larva tersebut adalah otot
Qtorus uterinus). Proglotid yang sudah maseter, paha belakang dan punggung.
gravid letaknya terminal dan sering ter-
Otot di bagian lain juga dapat dihinggapi.
lepas dari strobila. Proglotid ini dapat
Setelah 1 tahun cacing gelembung ini
bergerak aktif, keluar dengan tinja atau
biasanya mengalami degenerasi, walaupun
keluar sendiri dari lubang dubur (spontan).
adayang dapat hidup sampai 3 tahun.
Setiap harinya kira-kira 9 buah proglotid
dilepas. Proglotid bentuknya lebih Bila cacing gelembung yang terdapat
panjang daripada lebar. Telur dibungkus di dugg sapi yang dimasak kurang
embriofor, yang bergaris-garis radial, matang termakan oleh manusia, skoleks-
berukuran 30-40 x 20-30 mikron, berisi nya keluar dari cacing gelembung dengan
embrio heksakan atau onkosfer. Telur cara evaginasi dan melekat pada mukosa
yang baru keluar dari uterus masih usus halus, biasanya yeyunum. Cacing
diliputi selaput tipis yang disebut lapisan gelembung tersebut dalam waktu 8-10
luar telur. Sebuah proglotid gravid berisi minggu menjadi dewasa. Biasanya di
kira-kira 100.000 buah telur. Waktu pro- rongga usus hospes terdapat seekor cacing.
glotid terlepas dari rangkaiannya dan men-
jadi koyak; cairan putih susu yang me- Patologi dan Gejala Klinis
ngandung banyak telur mengalir keluar Cacing dewasa Taenia saginata, biasa-
dari sisi anterior proglotid tersebut, ter- nya menyebabkan gejala klinis yang fug*,
utama bila proglotid berkontraksi waktu seperti sakit ulu hati, perut merasa tidak
gerak. enak, mual, muntah, diare, pusing atau
Telur melekat di rumput bersama gugup. Gejala tersebut disertai dengan
tinja, bila orang berdefekasi di padang ditemukannya proglotid cacing yang ber-
rumput; atau karena tinja yang hanyut gerak-gerak lewat dubur bersama dengan
dari sungai di waktu banjir. Ternak yang
atau tanpa tinja. Gejala yang lebih berat
makan rumput yang terkontaminasi
dapat terjadi, yaitu apabila proglotid masuk
dihinggapi cacing gelembung, oleh karena
apendiks, te{adi ileus yang disebabkan
telur yang tertelan dicerna dan embrio
heksakan menetas. Embrio heksakan di obstnrksi usus oleh strobila cacing. Berat
saluran pencernaan ternak menembus badan tidak jelas menurun. Eosinofilia
dinding usus, masuk ke saluran getah dapat ditemukan di darah tepi.
bening atau darah dan ikut dengan aliran
darah ke jaringan ikat di sela-sela otot Diagnosis
unhrk tumbuh menjadi cacing gelembung, Diagnosis ditegakkan dengan ditemu-
disebut slslis erkus bovis,yaitu larva Taenia kannya proglotid yang aktif bergerak
dalam tinja, atau keluar spontan; juga dengan Theniu solium
ditemukannya telur dalam tinja atau usap
anus. Proglotid kemudian diidentifikasi Sejarah
dengan merendamnya dalam cairan
laktofenol sampai jernih. Setelah uterus Cacing pita dari daging babi, di-
dengan cabang-cabangnya terlihat jelas, ketahui sejak Hippocrates, atau mungkin
jumlah cabang-cab ang dapat dihitung. sudah sejak Nabi Musa walaupun pada
waktu itu belum dapat dibedakan antara
Pengobatan cacingpita daging sapi dengan cacingpita
daging babi, sampai pada karya Goeze
Obat yang dapat digunakan untuk
(1782).
mengobati teniasis saginata, secara singkat
dibagi dalam: Aristophane dan Aristoteles melukis-
Obat lama :kuinakrin, amodiakuin, kan stadium lawa atau sistiserkus selulose
niklosamid pada lidah babi hutan. Gessner (1558)
Obat baru :prazikuantel dan alben- dan Rumler (1588), melaporkan stadium
dazol Iawa pada manusia. Kuchenmeister ( 1 855)
dan Leuckart (1856), adalah sa{ana-sa{ana
Prognosis yang pertama kali mengadakan penelitian
Prognosis umunnya baik; kadang- daur hidup cacing tersbbut dan mem-
kadang sulit untuk menemukan skoleksnya buktikan bahwa cacing gelembung yang
dalam tinja setelah pengobatan. didapatkan pada daging babi, adalah
stadium larva cacing Taenia solium.
Epidemiologi
T. saginata sering ditemukan di Hospes dan Nama Penyakit
negara yang penduduknya banyak makan Hospes definitif Z solium adalah
daging sapi/kerbau. Cara penduduk me- manusia, sedangkan hospes perantaranya
makan daging tersebut yaitu matang adalah babi. Manusia yang dihinggapi
(well done), setengah matang (medium) cacing dewasa Taenia s olium, jugamenjadi
atau mentah (rare); dan cara memelihara
hospes perantara cacing ini. Namapenyakit
ternak memainkan peranan. Ternak yang
yang disebabkan oleh cacing dewasa
dilepas di padang rumput lebih mudah
adalah teniasis solium dan yang disebabkan
dihinggapi cacing gelembung, daripada
stadium larva adalah sistiserkosis.
ternakyang dipelihara dan dirawat dengan
baik di kandang.
Pencegahan dapat dilakukan antara Distribusi Geografik
lain dengan mendinginkan daging sampai Thenia solium adalah kosmopolit,
=lOoc, iradiasi dan memasak daging sampai akan tetapi jarang ditemukan di negara
matang. Islam. Cacing tersebut banyak ditemukan
Bab l. Helmintoloei 83

di negara yang mempunyai banyak saluran getah bening atau darah. Embrio
petemakan babi dan di tempat daging bagi heksakan kemudian ikut aliran darah
banyak disantap seperti di Eropa, (Czech, dan menyangkut di jaringan otot babi.
Slowakia, Kroatia, Serbia), Amerika Latin, Embrio heksakan cacing gelembung
Cina, India, Amerika Utara dan juga di (sistiserkus) babi, dapat dibedakan dari
beberapa daerah di Indonesiaantaralain di cacing gelembung sapi, dengan adanya
Papua, Bali dan Sumatera Utara. kait-kait di skoleks yang tunggal. Cacing
gelembung yang disebut sistiserkus
Morfologi dan Daur Hidup selulose biasanya ditemukan pada otot
Taenia s o lium, berukuran panjang 2-4 lidah, punggung dan pundak babi.
meter dan kadang-kadang sampai 8 meter. Hospes perantara lain kecuali babi, ada-
Cacing ini seperti cacing Thenia saginata, lah monyet, unta, anjing, babi hutan,
terdiri dari skoleks, leher dan strobila, domba, kucing, tikus dan manusia. Lawa
yang terdiri atas 800-1000 ruas proglotid. tersebut berukuran 0,6-1,8 cm. Bila dugitrg
Skoleks yang bulat berukuran kira-kira 1 babi yang mengandung lawa sistiserkus
milimeter, mempunyai 4 buah batil isap dimakan setengah matang atau mentah
dengan rostelum yang mempunyai 2 baris
oleh manusia, dinding kista dicem4 skoleks
kait-kait, masing-masing sebanyak 25- mengalami evaginasi untuk kemudian
30 buah. Strobila terdiri atas rangkaian
melekat pada dinding usus halus seperti
proglotid yang belum dewasa (imatur),
yeyumrm. Dalam waktu 3 bulan cacing
dewasa (matur) dan mengandung telur
tersebut menjadi dewasa dan melepaskan
(gravid). Gambaran alat kelamin pada
proglotid dengan telur.
proglotid dewasa sama dengan Taenia
saginata, kecuali jumlah folikel testisnya
lebih sedikit, yaitu 150-200 buah. Bentuk Patologi dan Gejala Klinis
proglotid gravid mempunyai ukuran Cacing dewasa, yang biasanya ber-
panjang hampir sama dengan lebarnya. jumlah seekor, tidak menyebabkan gejala
Jumlah cabang uterus pada proglotid klinis yang beiarti. Bila ada, dapatberupa
gravid adalah l-I2 buah pada satu sisi. nyeri ulu hati, mencret, mual, obstipasi dan
Lubang kelamin letaknya bergantian sakit kepala. Darah tepi dapat menunjuk-
selang-seling pada sisi kanan atau kiri an eosinofilia.
strobila secara tidak beraturan. Gejala klinis yang lebih berarti dan
Proglotid gravid berisi 30.000-50.000 sering diderita, disebabkan oleh larva yang
buah telur. Telurnya keluar melalui celah disebut sistiserkosis.
robekan pada proglotid. Telur tersebut Infeksi ringan biasanya tidak memrn-
bila termakan oleh hospes perantara jukkan gejala, kecuali bila alat yang di-
yang sesuai,. maka dindingnya dicerna hinggapi adalah alat tubuh yang penting.
dan embrio heksakan keluar dari telur, Pada manusia, sistiserkus atau larva
menembus dinding usus dan masuk ke Thenin solium sering menghinggapi jaringan
Paras i tol o gi Ke d o kte ran

cacing dewasa
dalam usus halus

s.'
daging babi mengandung
sistiserkus tertelan

sistiserkosis babi
N
(larva)

telur Taenia solium


tertelan

sistiserkosis di otot,
mata dan otak

Gambar 14. Daur llidup Taenis solium


Bab I. Helmintolosi 85

subkutis, mata, jaringan otak, otot, otot Pengobatan


jantung, hati, paru dan rongga perut.
Untuk pengobatan penyakit teniasis
Walaupun sering dijumpai, kalsifikasi
solium digunakan prazikuantel. Untuk
(perkapuran) pada sistiserkus tidak me-
sistiserkosis digunakan prazikuantel,
nimbulkan gejala, akan tetapi sewaktu-
albendazol atau dilalrukan pembedahan.
waktu terdapat pseudohipertrofi otot, di-
sertai gejala miositis, demam tinggi dan
Prognosis
eosinofilia.
Pada jaringan otak atau medula spinalis, Prognosis untuk teniasis solium
sistiserkus jarang mengalami kalsifi- cukup baik, dapat disembuhkan dengan
kasi. Keadaan ini sering menimbulkan pengobatan. Pada sistiserkosis, prognosis
reaksi jaringan dan dapat mengakibat- tergantung berat ringannya infeksi dan alat
kan serangan ayan (epilepsi), meningo- tubuh yang dihinggapi. Bila yang dihinggapi
ensefalitis, gejala yang disebabkan oleh alat penting, prognosis kurang baik.

tekanan intrakranial yang tinggi seperti


nyeri kepala dan kadang-kadang kelainan
Epidemiologi
jiwa. Hidrosefalus internus dapat terjadi, Walaupun cacing ini kosmopolit, ke-
bila timbul sumbatan aliran cairan biasaan hidup penduduk yang dipengaruhi
serebrospinal. Sebuah sistiserkus tunggal tradisi kebudayaan dan agama, memain-
yang ditemukan dalam ventrikel IV otak, kan peranan penting. Biasanya penyakit
dapat menyebabkan kematian. ini ditemukan pada orang yang bukan
beragama Islam.
Diagnosis Cara menyantap dagrrg tersebut, yaitu
matang, setengah matang, atau mentah
Diagnosis teniasis solium dilakukan
dan pengertian akan kebersihan atau
dengan menemukan telur dan proglotid.
higiene, memainkan peranan penting
Telur sukar dibedakan dengan telur dalam penularan cacing Taenia solium
Taenia saginata. maupun sistiserkus selulose. Pengobatan
perorangan maupun pengobatan masal
Diagnosis sistiserkosis dapat dilakukan harus dilaksanakan agar penderita tidak
dengan cara: menjadi sumber infeksi bagi diri sendiri
1. Ekstirpasi benjolan yang kemudian maupun babi dan hewan lain seperti anjing.
diperiksa secara histopatologi Pendidikan mengenai kesehatan harus
2. Radiologis dengan CT scan atau dirintis. Cara-cara temak babi harus
Magnetic Resonance Imaging (MRI) diperbaiki, agar tidak ada kontak dengan
3. Deteksi antibodi dengan teknik ELISA, tinja manusia. Sebaiknya untuk ternak
Western Blot @IBT), uji hemaglutinasi, babi harus digunakan kandang yang
Counter Immuno Electrophoresis (CE) bersih dan makanan ternak yang sesuai.
4. Deteksi coproantigen padatinja Pencegahan dapat dilakukan seperti
5. Deteksi DNA dengan teknik PCR. pada teniasis saginata.
Sistiserkosis Epidemiologi
Sebelum tahun l990-an, data epide-
Pendahuluan miologi tentang prevalensi neurosistiser-
Sistiserkosis adalah penyakit yang kosis yang memadai masih terbatas. Hal
disebabkan oleh kista stadium larva cacing itu disebabkan masih terbatasnya metode
prta Thenia solium. Sistiserkosis dapat diagnosis termasuk kualitas spesifisitas
mengenai otot dan sistem sarafpusat (SSP) dan keakuratannya. Tahun 1989, Tsang
sebagai neurosistiserkosis, atau berupa kista et al melaporkan penggunaan enzyme-
multipel atau keduanya.l,2 Penyakit ini linked immunotransfer blot (EITB) yang
juga dinyatakan sebagai penyakit parasit memanfaatkan glikoprotein parasit. EITB
yangpalingbanyakmenyerang S SP. Keber- adalah pemeriksaan spesifik pertama untuk
adaan siklus hidup parasit ini baru dikenal infeksi T. solium yang dapat digunakan
pada abad, ke-19 dan manifestasi klinisnya untuk penelitian lapangan yang luas.3,a,6,8
baru banyak teridentifikasi di pertengahan Berdasarkan pemeriksaan tinja saja,
abad ke-20. Sejak dua puluh tahun terakhir
diperkirakan terdapat 4 juta orang di
seluruh dunia yang menderita cacing pita
ini berbagai konsep mengenai prevalensi
babi dan dari setiap orang yang ditemukan
infeksi, morbiditas dan mortalitas, terapi
menderita cacing pita diperkirakan lebih
dan epidemiologi berkembang pesat.3-6
Hal tersebut juga termasuk kecurigaan
dari 10 orang yang teiinfeksi stadium
kista. Saat ini diperkirakan lebih dari
terhadap Asian Taenia sebagai penyebab
50 juta orang pengandung kista, namun
sistiserkosis.T jumlah inipun diyakini masih jauh dari
Perhatian terhadap sistiserkosis juga jumlah yang sebenamya.3 Diperkirakan
meningkat karena peningkatan jufirlah
hanya benua Antartika dan Australia yang
imigran dari negara berkembang, serta bebas dari sistiserkosis. I I
berkembangnya teknik diagnostik yang Distribusi geografis sistiserkosis di
dapat mendeteksi neurosistiserkosis. Per- dunia sangat luas, dengan wilayah yang
kembangan teknik diagnostik tersebut memiliki prevalensi titrggt, seperti: Meksiko,
antara lain pencitraan persarafan yang ter- Amerika tengah dan Selatan, India, dan
komputerisasi (CT dan MRI) yang lebih Afrika sub Sahara. Di Meksiko, ditemukan
sensitif dan non invasif. Semakin banyak bahwa pada orang dewasa yang menderita
variasi manifestasi klinis infeksi dan teknik kejang, setengahnya menderita neurosisti-
serologi yang spesifik dan akurat juga serkosis. Keadaan serupa ditemukan juga
mendukung pendataan epidemiologi.r-s't,r di Afrika, India dan Cina bahwa sebagian
Sistiserkosis juga menjadi perhatian besar penyakit parasit otak disebabkan
karena potensi kerugian ekonomi di negara neurosistiserkosis. 3'5,6

berkembang. Sayangnya, sampai sekarang Indonesia memiliki keragaman pen-


belum ada program eradikasi yang berhasil dudulq dengan mayoritas penduduk muslim
total.ro dan tidak mengkonsumsi daging babi.
Bab l. Helmintolosi 87

Namun, ada beberapa daerah seperti sedikit mononuklear serta jumlah eosinofil
Bali dan Papua (dahulu Irian Jaya) yang yang bervariasi. Untuk melengkapi siklus
banyak mengkonsumsi daging babi. Per- hidupnya, sistiserkus harus mampu hidup
tama kali terjadinya kejadian luar biasa di dalam otot babi selama berminggu-
kejang adalah di daerah Paniai, Papua,
minggu sampai bulanan. Oleh karena itu
pada awal I970-an dan kejang tersebut
kista telah mengembangkan mekanisme
disebabkan oleh neurosistiserkosis. Kejadian
untuk mengatasi respon imun pejamu.
serupa dilaporkan terulang dekat perbatasan
Hewan yang telah terinfeksi aktif atau
Papua New Guinea, dan sampai sekarang
telah terinfeksi sebelumnya dengan
Papua masih menjadi daerah endemik
stadium kista kebal terhadap reinfeksi
taeniasis/sistiserkosis. 12' 1 3
onkosfer. Imunitas ini dimediasi oleh
antibodi dan komplemen. Meskipun
Patogenesis dan Patofisiologi
begitu dalam infeksi alami, respons
Lawa T solium hidup dalam jaringan antibodi dibangun hanya setelah parasit
sebagai kista yang berisi cairan atau meta- berubah menjadi bentuk metacestoda
cestoda. Kista tersebut memiliki dinding yang lebih resisten.3'ra
semitransparan yang tipis. Skoleks terletak Metacestoda sudah membangun
di satu sisi kista, terinvaginasi dan terlihat mekanisme untuk menghadang destruksi
sebagai nodul opak dengan diameter yang dimediasi komplemen. Paramiosin
4-5 mm. llkuran dan bentuk kista ber- dari parasit mengikat Clq dan meng-
variasi sesuai jaringan sekitarnya. Di otak, hambat jalur klasik aktivasi komplemen.
kista berbentuk bundar dengan diameter Parasit juga mensekresi inhibitor protease
mencapai 1 cm. Dapat pula ditemukan serin yang disebut taeniestatin, meng-
kapsul dengan ketebalan bervariasi yang hambat jalur aktivasi klasik atau alter-
terdiri atas astrosit dan serat kolagen, tetapi natif, berinterferasi dengan kemotaksis
kapsul di SSP dan mata kurang tebal. leukosit, dan mengharnbat produksi sitokin.
Dinding kantong terdiri atas tiga lapis: Polisakarida sulfa, yang melapisi dinding
lapisan kutikula yang terdiri microtriches kista, mengaktivasi komplemen menjauhi
(dilapisi oleh glikokaliks karbohidrat), parasit, menurunkan deposisi komplemen,
pseudoepitel dan muskularis, jaringan peng- dan membatasi jumlah sel radang yang
hubung longgar dan jaringan kanalikuli. ke parasit. Antibodi tidak dapat mem-
Nodul mural terdiri atas skoleks terinva- bunuh metacestoda matang. Kista hidup
ginasi dan kanal spiral terasosiasi yang sebenarnya juga menstimulasi produksi
juga terdiri atas membran trilaminar. sitokin yang dibutuhkan untuk produksi
Sebuah pori ekskretori kecil dekat akhir imunoglobulin yang kemudian diambil
kanal spiral terhubung dengan kanal oleh kista, diperkirakan sebagai sumber
digestif terhadap jaringan sekitar. protein.3'6
Sistiserkus hidup menimbulkan sedikit Sebaliknya respons imun selular
peradangan jaringan sekitar dan hanya ditekan. Taeniestatin dan molekul parasit
88 Paras i to I o gi Ked o kte ran

yang lain berinterferasi dengan prolife- dengan nodul fokal limfoid serta nekrosis.
rasi limfosit dan fungsi makrofag. Gejala Akhimya, pada stadium kalsifikasi nodular,
neurosistiserkosis berhubungan dengan jaringan granulasi digantikan oleh strukhr
respons granulomatosa yang te{adi ketika kolagen dan kalsifikasi.3'14,15
kista tidak lagi dapat memodulasi respons Manifestasi utama neurosistiserkosis
pejamu.3 adalah kejang (70-90%). Gejala lain ada-
lah sakit kepala, peningkatan tekanan
Manifestasi Klinis intrakranial (mual dan muntah), dan gang-
guan status mental (termasuk psikosis).
Manifestasi klinis sistiserkosis ter- Hanya sedikit pasien yang menunjukkan
gantung lokasi dan jumlah kista, serta kelumpuhan saraf kranial maupun gejala
respons pejamu. Bila hanya terdapat se- fokal lainny a.3,6'12'1 5
dikit lesi dan terletak di lokasi yang tidak Bentuk manifestasi klinis 3,4
:

strategis misalnya di otot, atau beberapa 1. Infeksi inaktif, ditandai dengan


daerah di otak, infeksi tersebut dapat ter- penemuan residu infeksi aktif se-
jadi tanpa gejala, namun tetap bisa men- belumnya (kalsiflkasi innaparenkimal).
jadi salah satu alasan diagnosis sistiser- Gejala yang timbul: sakit kepal4 kejang,
kosis. Pada kasus penyakit neurologis, psikosis,
terdapat periode tanpa gejala sebelum 2. Infeksi aktif, terdiri atas neurosisti-
gejala pertama timbul. Masa inkubasi serkosis parenkimal aktif dan ense-
ini diperkirakan berdasarkan masa hidup falitis sistiserkal.
kista jaringan. Hal ini didukung penemuan 3. Neurosistiserkosis ekstraparenkimal
histopatologi kista yang ditemukan pada yang memiliki bentuk neurosistiser-
manusia yang tanpa gejala sistiserkosis kosis ventrikular.
dan telah meninggal akibat penyebab lain. 4. Bentuk lain: sistiserkosis spinal, sisti-
Sebaliknya, kebanyakan kista dari pasien serkosis oftalmika, penyakit serebro-
dengan gejala, berhubungan dengan vaskular, sistiserkosis, sakit kepala
respons peradangan termasuk di dalamnya migren, defek neurokognitif, sistiser-
limfosit, eosinofil, granulosit, dan sel kosis ekstraneural.
plasma. Oleh karenanya, gejala sistiserkosis
parenkimal timbul akibat peradangan
Diagnosis
ketika kista kehilangan kemampuan me-
modulasi respons pej amu. Del Brutto et al, mengusulkan kriteria
Perubahan yang te{adi berhubungan diagnostik yang dapat dilakukan berdasar-
dengan stadium peradangan. Dalam stadium kan pencitraan, tes serologi, presentasi
koloidal, kista terlihat sama dengan kista klinis, dan riwayat pajanan.6 Pencitraan
koloid dengan materi gelatin dalam cairan merupakan metode utama untuk neurosis-
kista dan degenerasi hialin dari larva. Dalam tiserkosis. Computerized Tomograplry CT
stadium granular-nodular, kista mulai adalah metode terbaik untuk mendeteksi
berkontraksi dan dindingnya digantikan kalsifikasi yang menunjukkan infeksi
Bab l. Helmintolosi RO

inaktif. CT lebih unggul daripada MRI, lesi setelah pengobatan anti parasit.
sebaliknya MRI lebih sensitif untuk me- Kombinasi dua kriteria mayor, atau safu
nemukan kista di parenkim dan ekstra- kriteria mayor dan dua kriteria minor,
parenkim otak, termasuk dalam men- ditambah riwayat pajanan, digunakan
deteksi reaksi peradangan.3, I 5
untuk menegakkan diagnosis.6, la
Tes serologi memiliki penggunaan
luas dan juga sangat bervariasi. Sayangnya
Terapi
kebanyakan tes menggunakan antigen
yang tidak terfraksi yang menyebabkan Terapi sistiserkosis berbeda pada
positif dan negatif palsu. Hal itu diper- setiap individu berdasarkan patogenesis
kirakan karena aviditas kista dengan penyakitnya. Hal yang perlu diperhatikan
imunoglobulin yang menyebabkan positif adalah lokasi kista, gejala seperti kejang
palsu, selain itu high cutffi menyebabkan atau hidrosefalus, viabilitas kista (termasuk
negatif palsu.3 Salah satu yang dikem- stadium degenerasi kista) dan derajat
bangkan adalah dengan pemeriksaan respons peradangan pejamu.3,6'14'1s Unfuk
antigen onkosfer.l6 Pemeriksaan EITB mencegah transmisi perlu dilakukan pe-
telah terbukti spesifik untuk pemeriksaan ningkatan sanitasi lingkungan, memasak
infeksi T.solium. EITB sensitif pada daging babi sampai matang, menekan
kista parenkim aktif multipel atau neuro- jumlah ekskresi telur taenia, edukasi
sistiserkosis ekstraparenkim. Meskipun terhadap masyarakat termasuk kebiasaan
demikian sensitivitasnya rendah pada mencuci tangan sebelum makan dan
pasien dengan kista parenkimal atau setelah ke kamar mandi, serta memasak air
kalsifikasi sehingga pada infeksi inaktif minum hingga matang. 6'e' ) 6 lJpay a y ang
1 2

pemeriksaan serologi seringkali negatif. juga dapat dilakukan adalah melakukan


Pemeriksaan EITB lebih baik ketika pencegahan infeksi sistiserkosis di babi
menggunakan serum dibanding liquor dengan vaksinasi.rT
serebrospinalis.3'6 Di daerah yang belum Pada infeksi inaktif, pasien dapat
memiliki fasilitas CT dan MR[, serologi diterapi untuk mengatasi gejala seperti
berperan penting untuk diagnosis. 13, I 5 kejang. Apabila terdapat hidrosefalus,
Untuk menyatakan seseorang men- maka dapat dibantu dengan prosedur
derita sistiserkosis, diperlukan beberapa tambahan, misalnya dengan operasi pem-
penemuan positif. Kriteria mayor pertama buatan shunt ventrikuloperitoneal. Peng-
adalah penemuan berdasarkan pemeriksaan obatan antiparasit tidak diperlukan
' pencitraan, dimana ditemukan sistiserkus karena tidak ada parasit hidup pada
yang berukuran0,5-2 cm. Kedua ditemu- pasien.3,la Penderita neurosistiserkosis
kannya antibodi spesifik antisistiserkal aktif, memerlukan berbagai pengobatan
menggunakan EITB. Kriteria minor tambahan untuk mengatasi kista hidup,
artara lain: kejang, peningkatan tekanan gejala, dan reaksi akibat pengobatannya
intrakranial, kalsifikasi intraserebral sendiri. Obat yang digunakan adalah
pungtata, nodul subkutan, atau hilangnya praziqtantel (50-100 mglkg dalam 3 dosis
90 Parasitologi Kedokteran

terbagi) selama 14 hari, albendazol (15 dengan deksametason (0,1 mglkglharl)


mglkg dalam 2-3 dosis terbagi) selama 8 minimal selama minggu pertama terapi.
hari, kortikosteroid (10-30 mg deksame- Pilihan lain adalah praziquantel (25 mgftg
tason per hari, atau 60 mg prednison, 3 kali sehari, oral, dengan interval 2 jam
dilanjutkan dengan tappering off saat atau dosis standar (50-100 mglkglhari
ingin menghentikan pemberian) dan juga selama 15 hari). Efikasi dosis tunggal
obat antikonvulsan seperti fenitoin atau lebih baik pada penderita dengan kista
fenobarbital. Pemberian kortikosteroid tunggal atau kista sedikit, namun kurang
adalah untuk mengatasi reaksi peradangan bermanfaat bila jumlah kistanya banyak.r5
yang terutama terjadi setelah pengobatan Neurosistiserkosis Subarakhnoid.
praziquantel. Tujuannya untuk mencegah Dosis optimal dan durasi terapi anti
peradangan yang dapat mengancam nyawa parasitik jenis ini belum ada. Penggunaan
pada ensefalitis sistiserkal, neurosistiser- albendazol pada sistiserki raksasa (15 mg/
kosis subarakhnoid, dan neurosistiserkosis kghan selama 4 minggu) menunjukkan
intramedular spinal.3'4,6,14 Prednison lebih hasil yang baik. Meskipun begitu, diperlu-
baik dibandingkan deksametason untuk kan beberapa kali pengulangan pengobatan
penggunaan jangka panjang. Selain itu (satu kali siklus tidak cukup). Dosis anti
dapat digunakan manitol (2 gkg per hari) radang yang digunakan juga belum di-
untuk hipertensi sekunder akut akibat tetapkan, dapat digunakan prednison (60)
neurosistiserkosis. 1a (mg/hari selama 10 hari) dantappering off
Pemakaian praziquantel bersama anti-
5 mgftran setiap 5 hari.t5
konvulsan dapat menyebabkan induksi
Komplikasi Serebrovaskular. Untuk
metabolisme. Oleh karena itu diperlukan
komplikasi serebrovaskular, belum di-
simetidin (400 mg tiga kali per hari) tetapkan standar penatalaksanaan. Saat
untuk menghambat metabolisme prazi- ini pengobatan diberikan bersama korti-
quantel tersebut. Interaksi obat ini relatif kosteroid untuk mengurangi peradangan
tidak terjadi pada penggunaan alben- (deksametason 16-24 mgthar' pada kondisi
dazol.6 Hal lain yang perlu diperhatikan akut, dan prednison oral 1 mg/kgftrari untuk
saat pengobatan adalah reaksi peradangan jan$a panjang) Evaluasi dilalarkan dengan
yang akan menyebabkan demam, mual, pemeriksaan doppler transkranial untuk
muntah dan sakit kepala, bahkan dapat memantau terapi kortikosteroid. Semen-
menjadi edema serebral. Selain itu, bila tara itu, penggunaan obat neuroprotektif
sistiserkosis terdapat di otot, maka dapat belum j elas manfaafirya. I 5
terjadi miositis akibat pengobatan.3,a,6'15 Pengobatan Taeniasis. Pengobatan
Neurosistiserkosis Parenkim. Peng- yang adekuat terhadap cacing pita penting
obatan yang dianjurkan adalah albendazol untuk menghentikan transmisi sistiser-
(15 mglkg/hari oral, selama 7 hari ata:u kosis. Thenia solium dapat diobati dengan
lebih). Berhrjuan untuk menghancurkan niklosamid dosis tunggal (2 gram) atau
seluruh kista dan meringankan kejang praziquantel (5 mg/kg). Niklosamid me-
sampai 45%o. Dlberikan secara simultan rupakan obat pilihan karena tidak diabsorbsi
Bab l. Helmintolosi q{

usus sehingga dapat menghindarkan dari Morfologi dan Daur Hidup


risiko gejala neurologi bila pasien juga
menderita neurosistiserkosis. Terapi kedua-
Dari golongan Cestoda yang di-
temukan pada manusia, cacing ini mem-
nya memiliki efektifitas lebih dari 95%o,
namun belum ada penelitian lebih lanjut.
punyai ukuran terkecil. Panjangnya
Identifikasi kesembuhan adalah dengan 25-40 mm dan lebarnya 1 mm. Ukuran
ditemukannya skoleks setelah pengobatan, strobila biasanya berbanding terbalik
karena skoleks yang tersisa dapat tumbuh dengan jumlah cacing yang ada dalam
kembali dalam jangka waktu 2 bulan. Hal hospes. Skoleks berbentuk bulat kecil,
ini dapat dilakukan dengan penggunaan mempunyai 4 buah batil isap dan
purgative osmotik sebelum dan sesudah rostelum yang pendek dan berkait-kait.
pengobatan.l5 Bagian leher panjang dan halus. Strobila
dimulai dengan proglotid imatur yang
sangat pendek dan sempit, lebih ke distal
Cacing Pita yang Kurang menjadi lebih lebar dan luas. Pada ujung
PenTing di Indonesia distal strobila membulat.
Telur keluar dari proglotid paling
Hymenolepis lYuna distal yang hancur. Bentuknya lonjong,
(dwarf tapeworm) ukurannya 30-47 mikron, mempunyai
lapisan yang jernih dan lapisan dalam
Sejarah yang mengelilingi sebuah onkosfer
dengan penebalan pada kedua kutub.
Spesies ini ditemukan oleh Bilharz
pada tahun 1851 dalam usus halus seorang Dari masing-masing kutub keluar 4-
anak asli di Kairo. Grasee dan Rovell 8 filamen. Dalam onkosfer terdapat 3
(1887, 1892), pertama kali memperkenal- pasang duri (kait) yang berbentuk lanset.
kan daur hidup yang tidak mempunyai Cacing dewasa hidup dalam usus halus
hospes perantara. untuk beberapa minggu. Proglotid gravid
melepaskan diri dari badan, telurnya
Hospes dan Nama Penyakit dapat ditemukan dalam tinja. Cacing
ini tidak memerlukan hospes perantara.
Hospesnya adalah manusia dan tikus.
Bila telur tertelan kembali oleh manusia
Cacing ini menyebabkan penyakit hime-
atau tikus, maka di rongga usus halus
nolepiasis.
telur menetas, larva keluar dan masuk ke
Distribusi Geografik selaput lendir usus halus dan membentuk
larva sistiserkoid, kemudian keluar ke
Penyebarannya kosmopolit, lebih rongga usus dan menjadi dewasa dalam
banyak didapat di daerah dengan iklim waktu 2 minggu atau lebih. Pada infeksi
panas daripada iklim dingin dan juga percobaan, berbagai pinjal dan kutu beras
ditemukan di Indonesia. dapat menularkan murine strain.
92 Paras i to I o gi Ke d o kteran

Orang dewasa kurang rentan diban- menyebabkan keluhan neurologi yang


dingkan dengan anak. Kadang-kadang telur gaw at, mengalami sakit perut dengan atau
dapat menetas di rongga usus halus se- tanpa diare, kejang-kejang, sukar tidur
belum dilepaskan bersama tinja. Keadaan
dan pusing. Eosinofilia sebesar 8-16%.
ini disebut autoinfeksi intema. Hal ini Sakit perut, diare, obstipasi dan anoreksia
memberi kemungkinan terjadi infeksi
merupakan gejala ringan.
berat sekali yang disebut hiperinfeksi,
sehingga cacing dewasa dapat mencapai
2000 ekor pada seorang penderita. Diagnosis

-* Diagnosis ditegakkan dengan me-


Cacing dewasa Telur berisi embrro
dalam usus halus nemukan telur dalam tinja.
t
Tetap dalam
"usus Keluar bersama
tinja
Pengobatan

Obat yang efektif adalah prazikuantel


Termakan *urr.'rriu
dan niklosamid, tetapi saat ini obat-
,/ obat tersebut sulit didapat di Indonesia.
Skoleks melekat Onkosfer menetas Obat yang efektif adalah amodiakuin.
pada mukosa usus dan menembus vilus
Hiperinfeksi sulit diobati, tidak semua
I
I
I v
I
cacing dapat dikeluarkan dan sistiserkoid
Sitiserkoid pecah <-- Sistiserkoid masih ada di mukosa usus.
rongga
nn*ke
Prognosis
Bagan 3. Daur Hidup Hymenolepis Nana Prognosis baik, tetapi diperlukan
pengobatan yang lama.

Patologi dan Gejala Klinis Epidemiologi


H. nana biasanya tidak menyebab- H. nana tidak memerlukan hospes
kan gejala. Jumlah yang besar dari cacing peruntara. Infeksi kebanyakan terjadi
yang menempel di dinding usus halus secara langsung dari tangan ke mulut. Hal
menimbulkan irilasi mukosa usus. Ke- ini sering terjadi pada anak-anak umur 15
lainan yang sering timbul adalahtoksemia tahun ke bawah.
umum karena penyerapan sisa metabolit Kontaminasi dengan tinja tikus perlu
parasit masuk ke dalam sistem peredaran mendapat perhatian.
darah penderita. Pada anak kecil dengan Infeksi pada manusia selalu disebab-
infeksi berat, cacing ini kadang-kadang kan oleh telur yang tertelan dari benda-
Bab 1. Helmintoloei 93

benda yang terkena tanah, dari tempat Patologi dan Gejala Klinis
buang air atau langsung dari anus ke
Parasit ini tidak menimbulkan gejala.
mulut. Kebersihan perorangan terutama Infeksi biasanya secara kebetulan saja.
pada keluarga besar dan di perumahan
panti asuhan harus diutamakan. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan me-
Hymenolepis diminuta nemukan telurnya dalam tinja. Sekali-
sekali cacing dapat keluar secara spontan
Hospes setelah purgasi.

Tikus dan manusia merupakan hospes Pengobatan


cacing ini.
Prazikuantel merupakan obat yang
efektif.
Distribusi Geografik
Penyebaran cacing ini kosmopolit, Epidemiologi
juga ditemukan di Indonesia
Hospes definitif mendapat infeksi
bila hospes perantara yang mengandung
Morfologi dan Daur Hidup
parasit tertelan secara kebetulan.
Cacing dewasa berukuran 20-60 cm.
Skoleks kecil bulat, mempunyai 4 batll
isap dan rostelum tanpa kait-kait. Pro- Dipylidium caninum
glotid gravid lepas dari strobila, men-
jadi hancur dan telurnya keluar bersama Hospes
tinja. Telurnya agak bulat, berukuran Anjing dan manusia adalah hospes
60-79 mikron, mempunyai lapisan luar cacing ini.
yang jernih dan lapisan dalam yang
mengelilingi onkosfer dengan penebalan Distribusi Geografik
pada 2 kutub, tetapi tanpa filamen.
Penyebaran cacing ini kosmopolit.
Onkosfer mempunyai 6 buah kait.
Cacing dewasa hidup di rongga usus
halus. Hospes pemntaranya adalah semngga
Morfologi dan Daur Hidup
berupa pinjal dan kumbang tepung. Dalam Panjang cacing ini kira-kira 25 cm.
pinjal, telur berubah menjadi larva sisti- Skoleks kecil, berbentuk j ajaran genj ang,
serkoid. Bila serangga dengan sistiser- mempnnyai 4 batil isap dan rostelum
koid tertelan oleh hospes definitif maka dengan kait-kait. Leher cacing pendek
larva menjadi cacing dewasa di rongga dan langsing. Bentuk proglotid seperti
usus halus. tempayan. Tiap proglotid mempunyai dua
94 Paras i to I o gi Ked o kteran

perangkat alat kelamin. Telur biasanya Thenia crassiceps murine cysticercosis in Qa-2
hansgenic mice. Inf &Im 1998 Feb:760-4.
berkelompok di dalam satu kapsul yang
3. White AC. Neurocysticercosis: A major cause
berisi 15-25 butir telur. Cacing dewasa of neurological disease worldwide. Clin Inf
hidup di rongga usus halus. Bila telur Dis 1997;24:l0l-5.
4. Takayanagui OM, Chimelli L. Disseminated
tertelan pinjal anjing, maka terbentuk muscular cysticercosis with myositis induced
sistiserkoid yang tumbuh menjadi dewasa by praziquantel therapy. Am J Trop Med Hyg
di usus halus hospes definitif. 1998;59(6):1 002-3.
5. Garcia MDLG, Torres M, Correa D, FlisserA,
Sosalechuga A, Velasco O, et al. Prevalence
Patologi dan Gejala Klinis and risk of cysticercosis and taeniasis in an
urban population of soldiers and their relatives.
Parasit ini tidak menimbulkan gejala.
Am J Trop Med Hyg 1999;61(3):386-9.
6, White AC. Neurocysticercosis. Cur Treat Opt
Diagnosis in Inf Dis 2000:2:78-87.
7. Galan-Puchades MT, Fuentes MV. The Asian
Diagnosis ditegakkan dengan mene-
Taenia and the possibility of cysticercosis.
mukan proglotid yang bergerak aktif atau Korean J Parasitol 2000 March;38(l): 1-7.
menemukan kapsul telur dalam tinja. 8. Wilkins PP, Allan JC, Verastegui M,
Acosta M, Eason AG, Garcia HH, et al.
Development of a serologic assay to detect
Pengobatan Taenia solium taeniasis. Am J Trop Med Hyg
1999;60(2):199-204.
Prazikuantel dan prazikuantel merupa- 9. Antoniuk S. Epidemiology of neurocys-
kan obat yang efektif. ticercosis. Rev Neurol 1999 Arrg l6-
3r;29(4);331-4.
l0 Garcia HH, Gilman RH, Gonzales AE,
Epidemiologi
Verastegui M, Rodriguez S, Gavidia C, et al.
Sebagian besar penderita adalah Hyperendemic human and porcine Taenia
solium infection in Peru. Am J Trop Med Hyg
anak. Infeksi ini kebanyakan terjadi
2000;68(3):268-5.
karena bergaul erat dengan anjing sebagai ll. Singh G, Prabhakar, editor. Taenia Solium
binatang peliharaan. Cysticercosis: From Basic to Clinical Science.
2002. Walingford: CABI Publishing.
12. Wandra I Subahar R, Simanjuntak GM,
Daftar Pustaka Margono SS, Suroso I Okamoto M, et al.
1. Ogilvie CM, Kasten P, Rovinsky D, Resurgence of cases of epileptic seizures
Workman KL, Johnston JO. Cysticercosis of and bums associated with cysticercosis
the triceps-an unusual pseudofumor: case in Assologaima, Jayawijaya, Irian Jaya,
report and review. Clin Orthop Relat Res Indonesia, l99l-95. Trans Roy Soc Trop Med
2001 Jan;382:217 -21. Hyg2000;94:46-50.
2. Fragoso G, Lamoyi E, Mellor A, Lomeli C, 13. Margono SS, Ito A, Sato MO, Okamoto M,
Hemandez M, Sciutto E. Increased resistance to Subahar R, Yamasaki H, et al. Taenia solium
taeniasis/cysticercosis in Papua, Indonesia in dan menimbulkan penyakit yang disebut
2001: detection of human worm carriers. J
Helminth 2003 ;7 7 :39 -42.
hidatidosis.
14. Garcia HH, Evans CAW, Nash TE, Taka-
yanagui OM, White AC, Botero D, et al. Distribusi Geografik
Current consensus guidelines for treatment of
neurocysticercosis. Clin Microbiol Rev 2002 Parasit ini ditemukan di Australia
October; I 5(4):7 47 -56. Selatan,Afrika, Amerika Selatan, Eropa,
15. Garcia HH, Del Brutto OH, Nash TE, Asia Tengah, RRC, Jepang, Filipina dan
White AC, Tsang VCW, Gilman RH. New ne gara-neg ara Ar ab .3'a
concepts in the diagnosis and management
ofneurocysticercosis (Taenia solium). ANI J
Trop Med Hy g 2005 ;7 2( 1 ) :3 -9. Morfologi dan Daur Hidup
16. Verastegui M, Gilman RH, Garcia HH, Cacing dewasa berukuran 3 - 6 mm,
Gonzales AE, Arana I Jeri C, et al. yang melekatpadavilus usus halus anjing
Prevalence of antibodies to unique Taenia
dan hospes definitif lainnya. Skoleksnya
solium oncosphere antigens in taeniasis and
bulat, dilengkapi 4 batll isap dan ros-
human and porcine cysticercosis. Am J trop
Med Hyg 2003 ;69 (4) 43 8 - 44.
telum dengan kait-kait dan mempunyai
:

17. Gonzalez AE, Gauci CG, Barber D, Gilman leher. Cacing ini hanya mempunyai I pro-
RH, Tsang VCW, Garcia HH, et al. Vaccination glotid imatur, 1 proglotid matur dan I pro-
of pigs to control human neurocysticercosis. glotid gavid. Proglotid ,terminal adalah
Am J Trop Med Hyg 2005;72(6):837-9. paling lebar dan paling panjang. Telur
dikeluarkan bersama tinja anjing atau
karnivora lainnya. Bila telur tertelan
E chino co ccus gran ulo s as oleh hospes perantara yang sesuai seperti
kambing, domba, babi, onta, dan manusia,
Sejarah maka telur menetas di rongga duodenum
dan embrio yang dikeluarkan menembus
Hippocrates, Aretaeus dan Golden
dinding usus, masuk ke saluran limfe dan
telah mengenal gejala klinis penyakit yang
peredaran darah kemudian dibawa ke
disebabkan oleh kista hidatid. Pada tahun
alat-alat lain dalam tubuh, terutama hati,
1766 PaIbes untuk pertama kali menyata-
paru, otak, ginjal, limpa, otot, tulang dan
kan persamaan hidatid pada manusia dan
pada binatang lain. Infeksi kista hidatid lain-lain. Di dalam alat-alat itu terbentuk
yang pertama dibuat diagnosis pada manusia kista hidatid. Ukuranny a dapatmencapai
ialah diAmerika Serikatpada tahun 1808. sebesar buah kelapa dalam jangka waktu
10-20 tahun.5'6
Bila kista termakan anjing, maka di
Hospes dan Nama Penyakit
usus halus menjadi cacing dewasa. Cara
Rubah, serigala, anjing (liar maupun infeksi adalah dengan menelan telur.
peliharaan), kucing dan kamivora lainnya Telur cacin g dapatbertahan hidup sampai
adalah hospes cacing ini.l'2 Manusia di- 7 bulan pada suhu sedang dan kondisi
hinggapi stadium lawa Echinococcus lembab. Di air dan pasir yang lembab
96 Paras i tol ogi Ke d o k te ran

dengan suhu sekitar 30oC, dapat hidup direkomendasikan. Saat ini, dengan ter-
selama 3 minggu, 225 han di suhu 6"C sedianya kemoterapi yang ampuh terhadap
32 hari di suhu l0-2I'C, namun dalain E. granul o sz.r, memungkinkan dilakukan-
kondisi kering dan terkena sinar matahari nya drainase perkutaneus kista hidatid
langsung, telur hanya mampu bertahan dipandu USG atau CT (puncture, aspirasi,
sebentar (Gambar 15).7 injeksi, reaspirasi/PAlR). Intervensi pra
dan pasca kemoterapi dengan albendazol
Patologi dan Gejala Klinis atau mebendazol memberikan manfaat
Kista E granulosus tumbuh perlahan, mengurangi risiko rekurens atau infeksi
sehingga pasien dapat mengalami masa intraperitoneal akibat kista yang pecah
terinfeksi tanpa gejala. Gejala baru akan atau tumpah spontan atau saat pem-
timbul ketika terjadi beberapa haI, antara bedahan atau drainase dengan jarum.
lain: (1) desakan kista hidatid, (2) cairan
kista yang dapat menimbulkan reaksi alergi, Prognosis
(3) pecahnya kista, sehingga cairan kista Prognosis baik pada tipe unilokuler
masuk peredaran darah dan menirnbulkan bila kista dapat dioperasi dan diangkat
syok anafilallik yang dapat mengakibatkan tanpa cairan kista atau hydatid sand
kematian. Gejala tersebut juga dipengaruhi keluar di rongga yang dioperasi.
oleh letak dan ukuran kista.
Epidemiologi
Diagnosis
Hidatidosis penting di daerah dengan
Saat ini diagnosis dilakukan dengan temak domba dan yang berhubungan erat
tes pencitraan dan uji serologi. Tes pen- dengan anjing, misalnya di Belanda dan
citraan dengan memanfaatkan pemeriksaan Selandia Baru.
radiologi, ultrasonografi, CT scan, MR[. Akibat hidatidosis terhadap sosio
Tes serologi dengan ELISA, imunofluo- ekonomi dinilai dari konsekuensi pada
resensi indirek, serta imunoelektroforesis manusia dan hewan, biaya yang dikeluar-
dan imunoblot. Pemeriksaan hemaglutinasi kan dan manfaat yang dihasilkan dari
indirek, fiksasi komplemen dan aglutinasi program kontrol.8
lateks sudah jarang dilakukan. Walaupun
biopsi kadang-kadang masih dilakukan,
risiko pecahnya kista menjadi kerugian
metode ini. E chinococc us alveoluris
Pengobatan
Sejarah
Berbagai macam terapi untuk kista
ekhinokokosis di hati terdiri atas pem- Lebih dari satu abad yang lalu banyak
bedahan dan nonbedah. Selama berpuluh ahli patologi, antara lain Virchow (1855)
tahun, pembedahan merupakan cara yang melihat kista hidatid pada autopsi dengan
ffi
cacing dewasa dalam
ususiarusanjing

$* telur keluar
bersama tinja
anjing

F-q'F

telur tertelan domba

tehx Echinococcus
granulosus tertelan
oleh manusia

hidatidosis di otak,
hati dan paru

Gambar 15. Daur Hidup Echinococcus granalosas


98 Parxi tol o gi Kedo kteran

morfologi yang berbeda dari tipe kista Patologi dan Gejala Klinis
unilokularis. Tahun 1863 Leuckart
Kista hidatid tumbuh seperti tumor
menentukan variasi ini sebagai Thenia echi-
ganas. Skoleks tersebar ke seluruh tubuh
nococcus multilocularis dan tahun 1883
sehingga gejalanya lebih berat dari-
Klemm menyebutrya sebagai E. alveolaris.
pada hidatidosis yang disebabkan oleh
E.granulosus.
Hospes

Rubah, serigala, anjing (liar maupun Diagnosis


peliharaan), kucing dan kamivora lainnya Diagnosis ditegakkan dengan tes imu-
adalah hospes cacing ini. nologi, menggunakan koproantigen ELISA
dan kopro-DNA dengan PCR. Pemeriksaan
Distribusi Geografik dapat dilaknkan pada pejamu post mortem
maupun intra vitam, dan juga dapat
Penyebaran cacing ini sampai di menggunakan sampel tinja.lr Seringkali
Balkan, Rusia, Siberia, China, Jepang, ditemukan sebagai lesi di hati, dan karena
Alaska, Australia, Selandia Baru. Di te{adi ffiltrasi ke organ-organ lain, juga
Indonesia parasit ini tidak ditemukan.a'e sering didiagnosis sebagai kanker hati.1l
WHO mendesain iistem klasifikasi
Morfologi dan Daur Hidup klinis sebagai PNM (P: massa parasit,
N: keterlibatan organ lain, M: Metastasis),
Cacing ini mempunyai bentuk sama dan terdiri dari stadium I-IV.11
dengan E. granulosus, tetapi ukurannya
lebih kecil, yaitu 1,2-4,5 mm. Jumlah Pengobatan
segmen proglotidnya bervariasi 2-6, narnwr
kebanyakan ditemukan memiliki 4-5 Pengobatan dengan albendazol atau
segmen proglotid. mebendazol dilakukan untuk membunuh
Cacing dewasa hidup di rongga usus parasit dan membiarkan absorpsi yang
halus anjing yang mendapat infeksi bila perlahan-lahan. Pada pejamu definitif,
memakan binatang pengerat. Hospes pemn- dapat diberikan prazllanntel yang masih
tararrya adalah mencit ladang dan tupai efektif untuk membunuh cacing muda
tanah yang mendapat infeksi bila menelan dan dewasa.T
telur dari tinja anjing. Dalam tubuh hospes
perantara termasuk juga manusia, tumbuh Prognosis
larva yang disebut kista hidatid. Walaupun infeksi cacing ini lebih
Kista ini berbeda dengan kista hidatid jarung, bila tidak dilalcukan pengobatan
cacing E.granulosus, karena dapat me- yang adekuat atat mencukupi akan fatal
nyebar ke alat dalam lainnya. Telur cacing pada 70-100% penderita. Prognosis buruk
dapat bertahan sampai suhu -50 oQ.7,r0 dengan keadaan yang bertingkat-tingkat
Bab l. Helmintolopi qO

Cacing pita dewasa Kista ditemukan


_>
di usus anjing di

:,4*,^"
--)>

rongga alat lain


perut

Skoleks dari kista


.....'...-................._
trr^r"rdr/
termakan anjing - broad capsule ,
- lapisan germinatif
- lapisan kutikulum
- jaringan hospes

Bagan 4. Daur Hidup Echinococcus granulosus ,

karena sifat infeksinya yang menyebar Multiceps spp.


cepat. Pada pengobatan jangka panjang
dengan antihelmintik, angka harapan Hospes dan nama penyakit
hidup 1 0 tahun pada pasien dapat menjadi
80Yo.7
Anjing dan karnivora lain adalah
hospes parasit ini. Penyakit pada manusia
Epidemiologi disebut senurosis (coenurosis).

Infeksi dapat dicegah dengan meng- Distribusi geografik


hindari kontak dengan tinja anjing, ter-
utama pada anak-anak. Upaya control Penyebaran parasit ini kosmopolit,
lingkungan juga dilakukan dengan umpan terutama di negeri yang banyakpeternakan
yang diberikan antihelmintik terhadap dombanya.
anjing liar, r.egulasi kepemilikan anjing,
serta promosi pola hidup rendah risiko Morfologi dan daur hidup
penularan untuk manusia dan anjing.r.r0 Cacing dewasa berukuran 40-60 cm,
100 ParasitologiKedokteran

mempunyai skoleks dengan rostelum yang 3. Jenkins DJ, Macpherson CN. Transmission
ecology of Echinococcus in wild life in Australia
berkait-kait. Hidupnya di rongga usus halus and Africa. Parasitology 2 003 ;127 : 563 -'7 2.
anjing. Hospes perarfiara cacing ini adalah Orgerson P\ Oguljahan B, MuminovAE, Karaeva
RR, Kuthrbaev Ol Aminjanov M, Shaikenov B.
temak (domba, kambing dan herbivora Presen situation f cystic echinococcosis in Central
Asia. Parasitol lnt 2006;55 :5207 -12.
lainnya), kadang-kadang juga manusia. Rauhofer U, Prager G, Hormann M, Auer H,
Kaserer K, Niederle B. Cystic echinococcosis of
Infeksi pada hospes perantara te{adi the thyroid gland in children and adults. Thyroid
karena menelan telur yang kehrar dengan 2003 May; 13(5):497 -502.
6. Institute for Intemational Cooperation in Animal
tinja anjing. Onkosfer menetas dalam Biologics, Centsr for Food Security and Public Healtll
usus hospes perantara dan masuk jaringan Iowa State University. Echinococcosis. Diakses dari
http://www.cfsph.iastate.edu. May 2005.
tubuh dan berkembang terutama di ota{ 7. Smego RA Jr, Sebanego P. Treatment options for
dan sumsum tulang beldkang. Di sini larva hepatic cystic echinococcosis. Int J Infect Dis Mar
2005;9(2):69-76.
berubah menjadi senurus, yaitu gelembung
Battellli G. Socio-economic impact of cystic echi-
yang memptinyai banyak skoleks. nococcosis and of its control: some data and con-
sederations. Parassitologia 2 004 Dec;tk@): 359-62.
9. NonakaN, KamiyaM, OkuY. Towardsthe conhol of
Patologi dan gejala klinis Echinococcus multilocularis in the definitive host
in Japan. Parasitol Int 2006;55:5263-6.
Parasit ini dapat menyebabkan gejala 10. Kern P, Wen H. Sato N, Vuifton DA. Gruener B,
otak seperti kesulitan dalam berbicara Shao I et al. WHO classificafion of alveolm echino-
(afasia), lumpuh anggotabadan (paraplegia), coccosis: principles and application. Parasitol Int
2006;55:S283-7.
hemiplegia dan muntah-muntah. 11. Deplazes P, DinkelA, MathisA. Moleculartools for
studies on the hansmission biology ofEchinococcus
multilocularis. Parasitology 20 03 ;127 : S53-6 1 .
Diagnosis 12. Craig, Faust. Clinical Parasitology, Eight edition,
Diagnosis pasti dibuat dengan peme- 197t.
13. Neva FA and Brown IIW. Basic clinical
riksaan mikroskopik jaringan biopsi. parasitology, ed.6. Prentice Hall International
Editions, 1994.
Prognosis 14. Margono SS. lto A, Suroso T. The problem of
taeniasis and cysticeroirds in Irian Jaya (Papua),
Prognosis adalah buruk, tidak ada Indonesia of The Sixth Asian-Pacific Congress for
Parasitic Zoonoses, 2000, Taipei Taiwan.p.55-64.
pengobatan yang spesifik. 15. Wandra I Subahar R, Simanjuntak GM, Margono
SS, Suroso I Okamoto M, Nakao M, Sako I
Daftar Rujukan Nakaya I! Schantz PM, Ito A. Resurgence of
cases of epileptic seizures and bums associa with
1. Ito A, Romig I Takahashi K. Persepective on cysticercoids in assologaima, Jayawijaya, lrian
control options for Echinococcus multilocularis Jay4 Indonesia, l99l-95. Transactions ofThe Royal
with particular reference to Japan. Parasitology Society of Tiopical Medicine and Hygiene 2000;94l.
2003;127:5159-72. 46-50.
2. Vuitton DA, Zhou A, Bresson-Hadni S, Wang Q, 16. White AC, Jr. Neurocysticercosis: A major cause
Piarroux M, Raoul F, et al. Epidemiology of alveolm of Neurological disease Worldwide. Clinical
echinococcosis with particular reference to China lnfectious Diseases 1997; 24: 101-15.
and Ewope. Parasitology 2003;127 :587 -107.
BAB II
PROTOZOLOGI
Bab II. Protozologi 103

PENDAHULUAN

f)rotozoa adalah hewan bersel satu membentuk satu massa dan pada inti tipe
I yang hidup sendiri atau dalam bentuk granular butir kromatin tersebar merata.
koloni (proto (I) : pertama; zoon: hewan). Pada inti padat terdapat lebih banyak butir
Tiap protozoa merupakan kesatuan lengkap kromatin dan hanya sedikit cairan inti.
yang sanggup melakukan semua fungsi Struktur inti, terutama susunan kromatin
kehidupan yang pada jasad lebih besar dan kariosom, penting untuk membedakan
dilakukan oleh sel khusus. Sebagian spesies. Pada protozoa usus dapat dibeda-
besar protozoa hidup bebas di alam, tetapi kan4 macam inti: a) inti entameba, b) inti
beberapajenis hidup sebagai parasit pada endolimaks, c) inti iodameba dan d) inti
manusia dan binatang. dientameba. Pada infusoria ada satu makro-
nukleus dan safu atau beberapa mikro-
Morfologi dan Lingkaran Hidup nukleus. Fungsi mikronukleus adalah
untuk reproduksi.
Pada umumnya protozoa mempunyai
Sitoplasma terdiri atas endoplasma,
dua stadium yaitu stadium vegetatif ata:u
bagian dalam yang lebih besar dan ekto-
stadium trofozoit (trophos : makan) dan plasma,
bagian luar yang tipis. Endoplasma
stadium I<rsIa (cyst: kantong) yang tidak yang berbutir-butir dan
mengandung inti
aktif. Ukurannya kecil sekali, hanya bebe- mengurus gizi sel dan reproduksi. Endo-
rapa mil<ron sampai 40 mikron. Protozoa plasma berisi pula vakuol makanan,
makanan
yang terbesar adalah Balantidium coli yang cadangan, benda asing,
vakuol kontraktil
berukuran 70 mikron. Bentuk protozoa ada dan benda kromatoid. Pada mastigophora
yang bulat, lonjong, simetris, bilateral atau mungkin ada kinetoplas, yang
terdiri atas
tidak teratur. Protozoa terdiri atas (satu dua bagian, benda parabasal
dan blefa-
atau lebih) inti dan sitoplasma. Inti me- roplas, yaitu tempat keluar
flagel.
rupakan bagian penting yang diperlukan Ektoplasma tampak jemih dan homo-
untuk mempertahankan hidup dan untuk gen. Fungsinya sebagai alat pergerakan,
reproduksi. Inti terdiri atas selaput inti mengambil makanan,
ekskresi, respirasi
(membran inti) yang meliputi retikulum dan bertahan
diri. Alat pergerakan ialah
halus (serabut intr) yang akromatk, cakan bagian ektoplasma yang
menonjol atau
inti, kariosom (karyosoma, endosoma, memanjang, berupa (a) pseudopodium
nukleolus) dan butir kromatin. Pada inti (kaki palsu), (b) flagel (bulu
cambuk),
vesikular butir kromatin berkumpul (c) bulu getar (cilium) dan (d) membran
104 Parasitologi Kedokteran

bergelombang. Alat pergerakan digrrnakan oleh aktivitas enzim dari persenyawaart


untuk memperoleh makanan dan untuk kompleks.
bereaksi terhadap rangsangan fisik dan Pada stadium trofozoit terdapat se-
kimia. Pada flngellata dm ciliata perge- laput tipis yang tidak memberi bentuk tetap
rakan tampak sangat aktif, sedangkan pada pada golongan ameba, tetapi memberi
sporozoa pergerakan hampir tidak ke- bentuk tetap pada golongan lain, misal-
lihatan, kecuali pada beberapa stadium nya pada ciliata dan mastigophora. Pada
tertentu dalam daur hidupnya. Pseudo- stadium kista terdapat selaput yang kuat,
podium pada rhizopoda membentuk per- disebut dinding kista yang dibentuk oleh
gerakan ameboid; bulu getar secara ritmis ektoplasma bila keadaan lingkungan kurang
menggerakkan ciliata; flagel yang dibantu menguntungkan. Stadium kista diperlu-
oleh membran bergelombang menggerak- kan untuk kelangsungan hidup di luar
kan mas tigophor a ke segala jurusan. badan hospes dan sebagai pertahanan
Makanan dimasukkan melalui setiap terhadap zat pencernaan di saluran pen-
tempat pada ektoplasma atau dimasukkan cernaan. Kista berperan pada transmisi
melalui tempat khusus. Beberapa spesies dari hospes ke hospes yang lain dan
memasukkan makanan melalui peristom, merupakan stadium infektif pada ameba,
langsung ke dalam sitostom (cytostom, siliata dan flagelata intestinal yang ditu-
mulut rudimenter) kemudian melalui larkan melalui makanan dan air minum.
sitofaring (cytopharynx) yang berbentuk Stadium kista, selain berfungsi untuk ber-
tabung ke dalam endoplasma. Cara rneflg: tahan (misalnya pada Balantidium coli),
ambil makanan dilakukan dengan pe- juga dapat berfungsi untuk reproduksi
nyerapan makanan cair (osmosis) atau (misalnya pada ameb a, flagelata).
pengambilan bahan padat melalui ekto- Kelangsungan hidup protozoa ber-
plasma ata:u sitostom. Dalam vakuol dasarkan kemampuan reproduksi yang
makanan diubah bentuknya oleh enzim. titrggi. Reproduksi pada protozoa berlang-
Benda yang tidak dapat dicernakan di- sung secara aseksual dan seksual.
keluarkan ke permukaan badan atau me- a) Pembiakan aseksual
lalui lubang khusus, yaitu sitopig. Ekskresi
1. Belah pasang
dilalrukan dengan tekanan osmosis dan
Pada tipe ini satu parasit membelah
difusi. Pada beberapa spesies, vakuol
menjadi dua parasit yang sama bentuk-
kontraktil beke{a sebagai alat ekskresi.
nya. Misalnyapada ameba, mastigo-
Protozoa mengeluarkan sekret, yaitu enzim
phora, ciliata.
digestif, pigmen, enzimproteolitik, hemo-
lisin, sitolisin dan dinding kista, serta ber- 2. Skizogoni
bagai zat toksik dan antigenik. Protozoa Pada tipe ini inti membelah menjadi
bernapas secara langsung dengan meng- banyak dan masing-masing inti di-
ambil oksigen dan mengeluarkan karbon- liputi oleh protoplasma sehingga ter-
dioksida, atau secara tidak langsung dengan bentuk banyak merozoit (meros (J)
mengambil oksigen yang dilepaskan : bagian).
Bab II. Protozologi 105

3. Beberapa spesies berkembangbiak melalui stadium toofozoit, seperti pada


pada stadium kista. Inti membelah, Entamoeba gingivalis. Dientamoeba
sehingga waktu ekskistasi tiap kista fragilis, Trichomonas. Pada sporozoa usus,
dapat mengeluarkan beberapa trofo- stadium infektifnya adalah ookista yang
zoitbaru. berisi sporozoit.
b) Pembiakan seksual Pada banyak parasit darah dan
Pada pembiakan seksual tampak jaringan yang hidup bergantian dalam
bersatunya 2 sel, yaitu syngami yang hospes vertebrata (manusia) dan hospes
permanen atau tidak pernanen. invertebrata (serangga), penularan parasit
Pada pembiakan seksual dibentuk terjadi melalui vektor. Misalnya Plasmo-
sel kelamin, yaitu makrogametosit dan dium dih,larkan oleh nyamuk Anopheles
mikrogametosit yang setelah belah dan vektor Trypanosoma adalah lalat
reduksi menjadi makrogamet dan mikro- Glossina. Dalam badan vektor, parasit
gamet. Setelah terJadi pembuahan ter- mengalami perkembangan sampai menj adi
bentuk zigot Qygosls:menjadi satu). stadium infektif. Meskipun daur hidup
Inti zigot membelah menjadi banyak parasit memerlukan dua hospes, penu-
dan menjadi sporozoit (sporos: benih; laran secara langsung tanpa perkembangan
zoon: hewan). Proses ini disebut spo- dalam tubuh vektor dapat terjadi dengan
rogoni. kontak atau dengan perantaraan serangga
Konjugasi atau syngami tidak per- penggigit. Parasit malaria dapat ditular-
manen adalah proses peremajaan pada kan melalui transfusi darah.
beberapa spesies dan proses repro- Suhu dan kelembaban yang mem-
duksi pada spesies lainnya. pengaruhi pertumbuhan vektor dan per-
kembangan parasit dalam tubuh vektor,
c) Pembiakan aseksual dan seksual ber-
merupakan faktor penting dalam penularan
gantian. Pembiakan dengan cara ini
penyakit parasitik oleh vektor.
dapat terjadi pada sporozoa.

Patologi dan Gejala Klinis


Penularan
Protozoa patogen dapat merugikan
Parasit berpindah dari hospes ke hospes dengan cara berkembangbiak,
hospes lain secara langsung atau melalui menyerang, merusak sel serta dengan
makanan dan air setelah berada di luar pengaruh toksin dan enzimnya. Gejala umum
badan hospes. Kista dapat bertahan ter- sistemik seperti demam, splenomegali dan
hadap keadaan lingkungan yang kurang limfadenopati sering dijumpai. Stadium
menguntungkan dan terhadap zat pen. pertamainfeksi mungkin akut dan memati-
cernaan, menjadi stadium infektifnya, kan, atau dapat berkembang menjadi
seperti pada berbagai ameba, flagelata, stadium laten yang menahun, yang kadang-
ciliata. Pada protozoa yang tidak mem- kadang diselingi dengan kambuhnya
punyai stadium kista, penularan terjadi gejala. Sebaliknya, infeksi sejak awal
106 ParasitologiKedokteran

mungkin berjalan subklinis dengan atau Pembagian dalam Kelas


tanpa serangan gejala yang terjadi se- Protozoa yang merupakan parasit
waktu-waktu. pada manusia dibagi dalam empat kelas :

1. Rhizopoda (rhiz (I) : akar; podium :


Diagnosis kaki)
2. Mastigophora: Flagellata (mastix (J)
Diagnosis harus ditetapkan dengan :
pemeriksaan laboratorium untuk menemu-
phoros: mengandung)
cambuk;

kan parasit dalam bahan saluran intestinal


3. Ciliophora: Ciliata
4. Sporozoa
(amebiasis), dari darah dan jaringan
(malaria, tripanosomiasis). Pemeriksaan
dapat dilakukan dengan cara sediaan apus Daftar Pustaka
langsung, konsentrasi, pembiakan dan
1. Neva FA, Brown HW. Basic Clinical Parasi-
inokulasi pada binatang percobaan darr tology. Sixth Edition. Prentice Hall Intemational
dengan tes serologi (toksoplasmosis). Editions, 1994.
Akhir-akhir ini diagnosis dapat dibuat 2. Guy EC, Joynson DHM. Potential of the poly-
merase chain reaction in the diagnosis of active
dengan polymerase chain reaction (PCR) toxoplasma infection by detection of parasite in
untuk deteksi DNA atau RNAparasit. blood. J Infect Dis. 1995;,112:319-22.
Bab II. Protozologi 107

RHIZOPODA

anusia merupakan hospes delapan sedangkan Schaudirur (1903) memberi nama


spesies ameba yang hidup dalam spesies Entamoeba histolytica dan mem-
rongga usus besar yaitu Entamoeba hkto- bedakannya dengan ameba yang juga hidup
lytica, Entamoeba dkpar, Entamoeba coli, dalam usus besar yaita Entamoeba coli.
Entamoeba hartmarmi, Jodamoeba bi;tschlii, Sepuluh tahun kemudian Walker dan
Dientamoeba fragilis, Endolimax . nana Sellards di Filipina membuktikan dengan
dan satu spesies ameba yang hidup eksperimen pada sukarelawan, bahwa
dalam mulut, yaittt Entamoeba gingivalis. E.histolytica merupakan penyebab kolitis
Semua ameba itu tidak patogen dan hidup amebik dan E.coli merupakan parasit
sebagai komensal pada manusia, kecuali komensal dalam usus besar.
E.histolytica.l Pada tahun 1979, Britmpt menyatakan
bahwa walaupun E. histolytica dan E. dispar
tidak dapat dibedakan secara morfologi,
hanya E. histolytica yang bersifat sebagai
Entumoeba histolyticu
patogen. Kedua spesies ini berbeda dalam
hal isoenzim, sifat antigen dan genetika-
Sejarah nya.'o Sejak tahun 1993 kedua spesies ter-
Amebiasis sebagai penyakit disentri sebut secara resmi dibedakan sebagai patogen
yang dapat menyebabkan kematian di- (E.histolytica) dan apatogen (E.dispar).s
kenal sejak 460 tahun sebelum masehi Untuk membuktikan E.histolytica sebagai
oleh Hippocrates. Parasitnya, yaitu Enta- penyebab diare, sekarang digunakan teknik
moeba histolytica pertama kali ditemu- diagnosis dengan mendeteksi antigen atau
kan oleh Ldsch (tahun 1875) dari tinja DNA/RNA parasitnya. 6-7
disentri seorang penderita di Leningrad,
Rusia. Pada autopsi, Losch menemukan E
histolytica stadium trofozoit dalam ulkus Hospes dan Nama Penyakit
usus. besar, tetapi ia tidak mengetahui Manusia merupakan satu-satunya
hubungan kausal antaraparasit dengan ke- hospes parasit ini. Penyakit yang di-
lainan ulkus tersebut. sebabkannya disebut amebiasis. Walau-
Pada tahun 1893 Quinche dan Roos pun beberapa binatang yaitu anjing,
menemukan E.histolytica stadium kista, kucing, tikus dan monyet dapat diinfeksi
108 ParasitologiKedokteran

secara percobaan dengan E. histolytica, ke jaringan hati, paru, otak, kulit dan
hubungannya dengan penularan zoonosis vagina. Hal tersebut disebabkan sifatrya
masih belum jelas.t yartg dapat merusak jaringan sesuai dengan
narrra spesiesnya E. histolytica (histo
Distribusi Geografik : jaringan, lysis : hancur). Stadium
Amebiasis terdapat di seluruh dunia trofozoit berkembangbiak secara belah
(kosmopolit) terutama di daerah tropik pasang. Secara morfologi stadium trofozoit
dan daerah beriklim sedang. E.histolytica tidak dapat dibedakan
dengan E. dispar, kecuali ditemukan sel
darah merah dalam endoplasma. Walau-
Morfologi dan Daur Hidup
pun pada entamoeba yang apatogen ekto-
Dalam daur hidupnya, E.histolytica plasma tidak nyata dan hanya tampak
mempunyai 2 stadium, yaitu: trofozoit bila membentuk pseudopodium. Pada tinja
dan kista. Bila kista matang tertelan, segar, pseudopodium terlihat dibentuk per-
kista tersebut tiba di lambung masih lahan-lahan sehinggaperg lambat
dalam keadaan utuh karena dinding Stadium kista dibentuk dari stadium
kista tahan terhadap asam lambung. trofozoit yang berada di rongga usus
Di rongga terminal usus halus, dinding besar. Di dalam rongga usus besar,
kista dicernakan, terjadi ekskistasi dan stadium trofozoit dapat berubah menjadi
keluarlah stadium trofozoit yang masuk stadium precyst yang berinti satu (enkis-
ke rongga usus besar. Dari satu kista yang tasi), kemudian membelah menjadi ber-
mengandung 4 buah inti, akan terbentuk inti dua, dan akhirnya berinti 4 yang di-
8 buah trofozoit. Stadium trofozoit keluarkan bersama tinja. Ukuran kista 10-
berukuran 10-60 mikron (sel darah merah 20 mikron, berbentuk bulat atau lonjong,
7 mikron); mempunyai inti entameba yang mempunyai dinding kista dan terdapat
terdapat di endoplasma. Ektoplasma bening inti entameba. Dalam tinja stadium ini
homogenterdapat di bagiantepi sel, dapat biasanya berinti I atau 4,kadang-kadang
dilihat dengan nyata. Pseudopodium yang terdapat yang berinti 2. Di endoplasma
dibentuk dari ektoplasma, besar dan lebar terdapat benda kromatoid yang besar,
seperti daun, dibentuk dengan mendadah menyerupai lisong dan terdapat vakuol
pergerakannya cepat dan menuju suatu glikogen. Benda kromatoid dan vakuol gli-
arah (linier). Endoplasma berbutir kogen dianggap sebagai makanan cadang-
halus, biasanya mengandung bakteri atau an, karena itu terdapat pada kista muda.
sisa makanan. Bila ditemukan sel darah Pada kista matang, benda kromatoid
merah disebut erythrophagocytosis yang dan vakuol glikogen biasanya tidak ada
merupakan tanda patognomonik infeksi lagi. Stadium kista tidak patogen, tetapi
E. histolytica.l merupakan stadium yang infektif. Dengan
Stadium trofozoit dapat bersifat adanya dinding kista, stadium kista dapat
patogen dan menginvasi jaringan usus bertahan terhadap pengaruh buruk di luar
besar. Dengan aliran darah, menyebar badan manusia. Infeksi terjadi dengan
Bab II. Protozologi 109

menelan kista matang (gambar 16).

g'
f
(U

(E
-c

Y
$
ffq
o
o G
o ()
U'

$O6
YV

OE
(E
(E

@;
t
o
cr3

()

ffi=-ffi'
o'9 o
t*l
(U
'== 6
!ft8
EFo
cn

5Fa ri
-oEf
:t
V
t l
\. \r*-@rr16tr \rz ffi\ -t'
ee
o)oD

-or *o\ A _@ EE cB

\o

c!

E II (.
L_-

€ -*--,*;-S;,
,,a.rt?i,,1
E=n
Et
G

il.ffii'g#gs
o)
c(E
(E

-G
Q6
ot
..rt a
110 Parasirologi Kedokteran

Infeksi yang disebabkan oleh E. hancurnya inti sel. Proses ini diakibatkan
histolytida dan E. dispar dapat ditetapkan oleh amoebapores, yang terdapat pada
dengan menemukan stadium kista dan/ sitoplasma trofozoit E.histolytica. Amoe-
atau trofozoit dalam tinja. Entamoeba his- bapores terdiri atas 3 rangkaian peptida
tolytica tidak selalu menyebabkan gejala rantai pendek dan dapat membuat pori-
(asimtomatik). Stadium trofozoit dapat pori pada kedua lapisan lemak (lipid
ditemukan pada tinja yang konsistensinya bilayer).3'8-10 Selanjutnya invasi ameba
lembek atau cair, sedangkan stadium kista ke dalam jaringan ekstra sel terjadi me-
biasanya ditemukan pada tinja padat. lalui sistein proteinase yang dikeluarkan
stadium trofozoit parasit. Sistein proteinase
Patologi dan Gejala Klinis E. histolytica yang terdiri atas amebapain
dan histolisin akan melisiskan matriks
Masa inkubasi bervariasie dari bebe- protein ekstra sel, sehingga mempermudah
rapa hari sampai beberapa bulan atau tahun, invasi trofozoit ke jaringan submukosa.3,s-r0
tetapi secara umum berkisar antara 1 Stadium trofozoit memasuki submukosa
sampai 4 minggu.l Sebanyak 90% individu dengan menembus lapisan muskularis
yang terinfeksi E histolytica tidak mem- mukosae, bersarang di submukosa dan
perlihatkan gejala klinis dan hospes dapat membuat kerusakan yang lebih luas dari-
mengeliminasi parasit tanpa tanda adanya pada di mukosa usus. Akibatnya teqadi
penyakit. Walaupun demikian, sebanyak luka yang disebut ulkus ameba. Lesi biasa-
I0% individu yang asimtomatik dapat nya merupakan ulkus kecil yang letaknya
berkembang menjadi simtomatik dalam tersebar di mukosa usus. Bentuk rongga
waktu lebih dari 1 tahun, sehinggakelompok ulkus seperti botol dengan lubang sempit
ini harus diobati, selain itu kelompok dan dasar yang lebar, dengan tepi yang tidak
ini akan menjadi sumber penularan bagi teratur agak meninggi dan menggaung.
sekelilingnya.6 Proses yang terjadi terutama nekrosis
Diare didahului dengan kontak antara dengan lisis sel jaringan (histolisis). Bila
stadium trofozoit E. histolytica dengan terdapat infeksi sekunder, te{adilah proses
sel epitel kolon, melalui antigen Gal/Gal peradangan. Proses ini dapat meluas
Nac-lectin yang terdapat pada permukaan di submukosa dan melebar ke lateral se-
stadium trofozoit. Antigen terdiri atas panjarrg sumbu usus, maka kerusakan dapat
dua kompleks disulfida dengan berat menjadi luas sekali sehingga ulkus saling
molekul masing-masing 170 kDa dan berhubungan dan terbenhrk sinus-sinus di
35131 kDn.a-ro Kedua rantai tersebut bawah mukosa. Stadium trofozoit E. histo-
dihubungkan dengan protein 150 kDa.a lytica ditemukan dalam jumlah besar di
Sel epitel usus yang berikatan dengan dasar dan dinding ulkus. Dengan peristaltik
stadium trofozoit E. histolytica akanmen- usus, stadium trofozoit dikeluarkan ber-
jadiimmobile dalam waktu beberapa sama isi ulkus ke rongga usus kemudian
menit, kemudian granula dan stnrktur menyerang lagi mukosa usus yang sehat
sitoplasma menghilang yang diikuti dengan atau dikeluarkan bersama tinja. Tinja itu
Bab II. Protozologi 111

disebut tinja disentri yaitu tinja yang ber- jelas. Biasanya terdapat gejala usus
campur lendir dan darah. Tempat yang yang ringan, afitara lain rasa tidak
sering dihinggapi (predileksi) adalah sekum, enak di perut, diare yang diselingi
rekhrm, sigmoid. Seluruh kolon dan rektum obstipasi (sembelit). Gej ala tersebut
dapat dihinggapi bila infeksi berat. dapat diikuti oleh reaktivasi
Bentuk klinis yang dikenal adalah: gejala akut secara periodik. Dasar
(1) amebiasis intestinal dan (2) amebiasis penyakit ialah radang usus besar
ekstra- intestinal. dengan ulkus menggaung, disebut
1. Amebiasis intestinal (amebiasis usus, juga kolitis ulserosa amebik.
amebiasis kolon) terdiri atas: Pada pemeriksaan tinja segar,
(a) Amebiasis kolon akut stadium tro fo zoit E. h i s t o ly t i c a sulit
Gejala klinis yang biasa di- ditemukan, karena sebagian besar
temukan adalah nyeri perut dan parasit sudah masuk ke jaringan
diare yang dapat berupa tinja usus. Karena itu dilakukan uji
cak, tinja berlendir atau tinja serologi untuk menemukan zat
berdarah. Frekuensi diare dapat anti ameba atau antigen E. histo-
mencapai 10 x perhari. Demam lytica. Sensitivitas uji serologi zat
dapat ditemukan pada sepertiga anti mencapai 75oA, sedangkan
penderita. Pasien terkadang deteksi antigen,mencapai 90%
tidak napsu makan sehingga untuk mendiagnosis amebiasis me-
berat badannya dapat menurun. nahun. r'5 Pemeriksaan biopsi kolon
Pada stadium akut ditinja dapat di- hasilnya sangat bervariasi, dapat
darah, dengan sedikit ditemukan penebalan mukosa yang
leukosit serta stadium trofozoit E. non-spesifik tanpa atau dengan
histolytica. ulkus, ulserasi fokal dengan atau
Diare yang disebabkan E. histo- tanpa E. histolytica, ulkus klasik
lytica secara klinis sulit dibedakan yang berbentuk seperti botol (flask-
dengan diare yang disebabkan bakteri shaped appearance), nekrosis dan
(Shigella, Salmonella, Escherichia perforasi dinding usus.
coli, Campylobacter) yang sering Predileksi terutama di daerah
ditemukan di daerah tropik. Selain
apendiks atau sekum, jarangsekali
itu juga harus dibedakan dengan
ditemukan di sigmoid. Komplikasi
non infectious diare seperti ischemic
amebiasis intestinal dapat berupa
colitis, inflammatory bowel dis eas e,
acute necrotizing colitis, toxic
diverticulitis, karena pada ame-
megacolon, ameboma, amebiasis
biasis intestinalis penderita biasanya
kutis dan ulkus perianal yang dapat
tidak demam.t,a
membentuk fistula. Penderita
(b) Amebiasis kolon menahun dengan acute necrotizing colitis
Amebiasis kolon menahun mem- sangat jarang ditemukan, tetapi
punyai gejala yang tidak begitu
angka kematian mencapai 50%o.
112 Parasitologi Kedokteran

Penderita terlihat sakit berat, 2. Amebiasis ekstra-intestinal


demam, diare dengan lendir dan Abses hati merupakan manifestasi
darah, nyeri perut dengan tanda ekstra-intestinal yang paling sering di-
iritasi peritoneum. Bila terjadi temukan. Sebagian besar penderita
perforasi usus atau pemberian memperlihatkan gejala dalam waktu yang
anti ameba tidak memperlihatkan relatif singkat (2-4 minggu). Penderita
hasil, dilakukan tindakan bedah. memperlihatkan gejala demam, batuk
Tb x i c m e g a c o I o n juga sangat jar ang dan nyeri perut kwadran kanan atas. Bila
ditemukan, biasanya berhubungan pemlukaan diafragma hati terinfeksi, maka
dengan penggunaan kortikosteroid. pada pendeita dapat terjadi nyeri pleura
Penderita memerlukan tindakan kanan atau nyeri yang menjalar sampai
bedah, karena biasanya pemberian bahu kanan. Pada 10%-35% penderita
dapat ditemukan gangguan gastointestinal
antiameba saja tidak memperlihat-
berupa mual, muntah, kejang otot perut,
kan perbaikan. Ameboma berasal
perut kembung, diare dan konstipasi.
dari pembentukan jaringan gra- Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan
nulasi kolon yang berbentuk hepatomegali. Pada fase sub-akut dapat
seperti cincin (annuler), dapat ditemukan penurunan berat badan,
tunggal atau multipel. Biasanya demam dan nyeri abdomen yang difus.
ditemukan di sekum atau kolon Abses hati lebih banyak ditemukan pada
asenden. Garnbaran histologi me- orang dewasa dibandingkan anak-anak.
nunjukkan jaringan kolagen dan Kebanyakan abses terbenhrk di lobus
fibroblas dengan tanda peradangan kanan hati, biasanya soliter. Abses berisi
menahun disertai granulasi. Ame- nanah yang berwarna coklat.
boma ini menyerupai karsinoma Pada pemeriksaan tinja, E. histolytica
kolon. Amebiasis kolon bila tidak hanya ditemukan pada sebagian kecil
diobati akan menjalar keluar dari penderita abses hati. Dapat ditemukan
usus dan menyebabkan amebiasis leukositosis dan peningkatan serum
ekstra-intestinal. Hal ini dapat alkali fosfatase pada pemeriksaan darah.
Komplikasi abses hati dapat berupa pen-
terjadi secara (a) hematogen (me-
jalarun secara langsung ke pleura danJatau
lalui aliran darah), atau (b) per
perikardium, abses otak dan amebiasis uro-
kontinuitatum (secara langsung).
genitalis. Cara per kontinuinatum te{adi
Cara hematogen terjadi bila ameba
bila abses hati tidak diobati sehingga abses
telah masuk submukosa kemudian
pecah. Ameba yang keluar dapat me-
ke kapiler darah, dibawa oleh nembus diafragma, masuk ke rongga pleura
aliran darah melalui vena porta ke
dan paru, menimbulkan abses paru. Abses
hati dan menimbulkan abses hati.
hati dapat juga pecah ke dalam rongga
Bab II. Protozologi 113

perut dan menyebabkan peritonitis atau dalam pengawet polyvinil alcohol


pecah ke dalam dinding perut, menembus (pva) atau pada suhu 40C.1 Dalam hal
dinding perut sampai ke kulit dan menim- yang terakhir, stadium trofozoit dapat
bulkan amebiasis kulit dinding perut. terlihat aktif sampai 4 jam. Selain itu
Amebiasis rektum bila tidak diobati dapat pada sediaan basah dapat ditemukan
menyebar ke kulit di sekitar anus, me- sel darah merah. Hal yang dapat mem-
nyebabkan amebiasis perianal; dapat juga pengaruhi hasil pemeriksaan mikros-
menyebar ke perineum, menyebabkan ame- kopik adalah keterlambatan waktu
biasis perineal atau ke vagina, menyebab- pemeriksaan, jumlah tinja yang tidak
kan amebiasis vagina. Di kulit dan vagina mencukupi, wadah tinja yang terkon-
ameba ini menimbulkan ulkus. taminasi urin atau air, penggunaan
Melalui aliran darah, stadium trofozoit antibiotik (tetrasiklin, sulfonamid),
dapat mencapai jaringan paru dan otak laksatif, antasid, preparat antidiare
dan menimbulkan abses paru dan otak. (kaolin, bismuth), frekwensi peme-
riksaan dan tinja tidak diberi pengawet.r

Diagnosis 2. Pemeriksaan serologi untuk mende-


teksi antibodi
Diagnosis yang akurat merupakan hal
Sebagian besar orang yang tinggal
yang sangat penting, karena 90o/opendeita
di daerah endemis E. histolytica akan
asimtomatik E.histolytica dapat menjadi terpapar parasit berulang kali. Ke-
sumber infeksi bagi sekitarnya.
lompok tersebut sebagian besar akan
1. Pemeriksaan mikroskopik asimtomatik dan pemeriksaan antibodi
Pemeriksaan mikroskopik tidak sulit membedakan antara curcent atzu
dapat membedakan E.histolytica dengan previous infections. Pemeriksaan anti-
E. dispar. Selain itu pemeriksaan ber- bodi akan sangat membantu menegak-
dasarkan satu kali pemeriksaan tinja kan diagnosis pada kelompok yang
sangat tidak sensitif. Sehingga peme- tidak tinggal di daerah endemis. Se-
riksaan mikroskopik sebaiknya dilaku- banyak 75-80% penderita dengan
kan paling sedikit 3 kali dalam waktu gejala yang disebabkan E.histolytica
1 minggu baik untuk kasus akut memperlihatkan hasil yang positif
maupun kronik.l Adanya sel darah pada uji serologi antibodi terhadap
merah dalam sitoplasma E. histolytica E.histolytica. Hal ini dapat dilalcukan
stadium trofozoit merupakan indikasi dengan berbagai macam uji serologi
terjadinya invasif amebiasis yang seperti IHA, lateks agglutinasi, counter-
hanya disebabkan oleh E histolytica. immunoelectrophoresis, gel dffision
Selain itu, motilitas stadium trofozoit test, uji komplemen dan ELISA.I2
akan menghilang dalam waktu 20-30 Biasanya yang merupakan uji standar
menit. Karena itu bila tidak segera adalah IHA, sedangkan ELISA me-
diperiksa, sebaiknya tinja disimpan rupakan alternatif karena lebih cepat,
114 Parxitologi Kedokteran

sederhana dan juga lebih sensitif. diduga menderita amebiasis intestinalis


Antibodi IgG terhadap antigen lektin adalah tinja segar ata.u disimpan
dapat dideteksi dalam waktu 1 minggu dalam lemari pendingin. Dengan meng-
setelah timbul gejala klinis baik pada gunakan E. histolytica test II
dapat
penderita kolitis maupun abses hati dibedakan infeksi yang disebabkan
ameba.l Bila hasilnya meragukan, uji oleh E histolytica atau E. dispar.tl-l3
serolo gi tersebutdapatdiulang.Walaupun Pada penderita abses hati ameba,
demikian, hasil pemeriksaan tidak deteksi antigen dapat dilakukan pada
dapat membedakan current infection pus abses atau serumnya.
dari previous infection. IgM anti-lektin
4. Polymerase chain reaction (PCR).
terutama dapat dideteksi pada minggu
Metode PCR mempunyai sensiti-
pertama sampai minggu ketiga pada
vitas dan spesifisitas yang sebanding
seorang penderita kolitis ameba. Titer
dengan deteksi antigen pada tinja
antibodi tidak berhubungan dengan
penderita amebiasis intestinal. Ke-
beratnya penyakit dan respons ter-
kurangannya adalah waktu yang di-
hadap pengobatan, sehingga walaupun
perlukan lebih lama, tekniknya lebih
pengobatan yang diberikan berhasil,
sulit dan juga lebih mahal. Untuk
titer antibodi tetap tidak berubah. penelitian polimorfisme E. histolytica,
Antibodi yang terbentuk karena infeksi
teknik PCR merupakan metode ung-
E. histolytica dapat bertahan sampai gulan. Walaupun demikian, hasilnya
6 bulan, bahkan pemah dilaporkan sangat dipengaruhi oleh berbagai konta-
sampai 4 tahun.
minan pada tinja. Selain itu kemung-
3. Deteksi antigen kinan terjadi false negatif karena ber-
Antigen ameba yaitu Gal/Gal-Nac bagai inhibitor pada tinja. Hal ini dapat
lectin dapat dideteksi dalam tinja, juga dilalrukan pada pus penderita
serum, cairan abses dan air liur pende- dengan abses hati ameba. Eksf"ksi DNA
rita. Hal ini dapat dilakukan terutama dapat dilalrukan pada tinja yang sudah
menggunakan teknik ELISA, sedangkan diberi pengawet formalin.r Dengan
dengan teknik CIEP temyata sensiti- cara ini dapat dibedakan infeksi E.
vitasnya lebih rendah.' Deteksi antigen histolytica dengan E. dispar.lr'13
pada tinja merupakan teknik yang Sampai saat ini diagnosis ame-
praktis, sensitif dan spesifik dalam biasis yang invasif biasanya ditetap-
mendiagnosis amebiasis intestinalis. kan dengan kombinasi pemeriksaan
Walaupun demikian, tinja yang tidak mikroskopik tinja dan uji serologi.
segar atau yang diberi pengawet akan Bila ada indikasi, dapat dilakukan kolo-
menyebabkan denaturasi antigen, se- noskopi dan biopsi pada lesi intestinal
hingga memberikan hasll yang false atau pada cairan abses. Parasit biasa.
negatif. Oleh karena itu, syarat melaku- nya ditemukan pada dasar dinding
kan ELISA pada tinja seseorang yang abses. Berbagai penelitian memper-
Bab II. Protozologi 115

lihatkan rendahnya sensitivitas peme- abses hati ameba dapat dilakukan drainase
riksaan mikroskopik dalam mendiag- abses selain pemberian obat anti ameba.
nosis amebiasis intestinalis ata.u Hal ini dapat dilakukan pada penderita
abses hati ameba. Metode deteksi abses hati yang setelah pengobatan 5-7
antigen atau PCR padatinja merupa- hari tidak memperlihatkan perbaikan klinis.
kan pilihan yang lebih tepat untuk Pada penderita dengan risiko titrggi ruptur
menegakkan diagnosis. Walaupun abses misdnya dengan lesi berdiameter 5
demikian, syarat untuk melakukan uji cm atau di lobus kiri. Pemberian antibiotik
ini perlu diperhatikan. Selain ihr pemerik- pada penderita abses hati dapat dilakukan
saan mikroskopik tetap diperlukan untuk bila tidak terjadi penyembuhan setelah
menyingkirkan infeksi campuan dengan pengobatan dengan anti ameba.
mikroorganisme lain baik parasit Obat amebisid dapat dikelompokkan
maupun non-parasit. menj adi 2 katagori yaitu:

A. Obat yang bekerjapada lumen usus


Pengobatan
Merupakan obat yang tidak diabsorpsi
Pengobatan yang diberikan pada
dengan baik dalam usus, sehingga dapat
penderita amebiasis yang invasif berbeda
membunuh stadium trofozoit dan kista
dengan non-invasif. Pada penderita ame-
yang berada dalam lumen usus.
biasis non-invasif dapat diberikan paromo-
misin. Pada penderita amebiasis invasif 1. Paromomisin (humatin@)
terutama diberikan golongan nitroimi- Merupakan antibiotik golongan
dazol yaitu metronidazol. Obat lain yang aminoglikosida yang tidak diabsorpsi
dapat diberikan adalah ttnidazol, sekni- dalam lumen usus. Obat tersebut hanya
dazol dan ornidazol. Lebih kurang 90%o membunuh stadium yang berada dalam
penderita dengan amebiasis koli ringan- lumen usus. Digunakan untuk mengeli-
sedang, penyakihrya sembuh dengan pem- minasi kista setelah pengobatan dengan
berian metronidazol. Pada penderita dengan metronidazol atau tinidazol. Pemberian-
nya harus hati-hati pada penderita dengan
fulminant colitis, dapat ditambahkan pem-
berian antibiotik spekhum luas untuk mem- kelainan ginjal. Dosisnya adalah25-35 m{
bunuh bakteri. Setelah pemberian nitroimi-
kgbb/hari, terbagi dalam 8 jam, selama 7
hai.a'6 Tidak dianjurkan penggunaan dalam
dazol, biasanya sebanyak 40o/o-60oh pen-
jangka panjang karena toksik.
derita masih mengandung parasit, karena
itu sebaiknya diikuti dengan pemberian 2. Diloksanid furoat (firami{ entamizol):
paromomisin atau diloksanid furoat untuk Merupakan obat pilihan untuk E. his-
mengeliminasi infeksi dalam lumen usus. tolytica yang berada dalam lumen. Efek
Pemberian metronidazol sebaiknya tidak samping yang sering ditemukan adalah
bersamaan dengan paromomisin, sebab kembung. Mual, muntah dan diare kadang-
yang terakhir dapat menyebabkan diare kadang dilaporkan. Dosisnya 3 kali 500 mg
sebagai efek samping obat. Padapenderita perhari selama 10 hari.4'6
116 Parasitologi Kedokteran

3. Iodoquinol (Iodoksin): karena efektif terhadap stadium trofozoit


Termasuk golongan hidroksikuinolin. dalam dinding usus dan jaringan. Obat
Tidak boleh diberikan pada penderita ini tidak dapat membunuh stadium kista.
dengan gangguan fungsi ginjal. Dosisnya Efek sampingnya antara lain mual, muntah
3 kali 650 mg perhari selama 20 har| dan pusing. Pada infeksi E. histolytica
Merupakan amebisid luminal yang beke{a di lumen usus, hanya 50% parasit mati
di lumen. Dapat digunakan untuk stadium dengan obat ini. Karena itu dianjurkan
kista setelah pemberian nitroimidazol.a,6 pemberian kombinasi obat mehonidazol
atau tindazol dengan diloksanid furoat
B. Obat yang bekerja pada jaringan: ditambah paromomisin atau tetrasiklin.
1. Emetin hidroklorida Sampai saat ini belum dilaporkan resistensi
Obat ini berkhasiat terhadap stadium E.histolytica terhadap metronidazol.la
trofozoit E. his tolytica. Pemberian emetin Selain metronidazol, dapat juga diberikan
ini efektif bila diberikan secara parenteral, tinidazol atau omidazol dengan dosis
karena pada pemberian oral absorpsinya yang berbeda. Dosis mefonidazol untuk
tidak sempurna. Dapat diberikan melalui orang dewasa adalah 3x750 mglhat'' 7-10
suntikan infamuskular atau subkutis setiap hari. Pada ibu hamil hindari pemakaiannya
hari selama 10 hari. Pemberian secara pada trimester 1.4-5
intravena toksisitasnya relatif tinggi, ter-
3. Klorokuin
utama terhadap otot j antung. Dosis maksi-
mum untuk orang dewasa adalah 65 mg Merupakan amebisid jaringan yang
sehari, sedangkan untuk anak di bawah efektif terhadap amebiasis hati. Efek sam-
8 tahun, l0 mg sehari. Lama pengobatan ping dan toksisitasnya ringan, antara lain
4 sampai 6 hari. Pada orang tua dan orang mual, muntah, diare, sakit kepala. Dosis
yang sakit berat, dosis harus dikurangi. untuk orang dewasa adalah I gram sehari
Pernberian emetin tidak dianjurkan pada selama 2 hari, kemudian 500 mg sehari
ibu hamil, penderita dengan gangguan selama 2 sampai 3 minggu.t5
jantung dan ginjal.
Dehidroemetin relatif kurang toksik
dibandingkan dengan emetin dan dapat Epidemiologi
diberikan secara oral. Dosis maksimum Amebiasis terdapat di seluruh dunia.
adalah 0,1 gram sehari, diberikan selama Prevalensi tertinggi terutama di daerah
4 sampai 6 hai. Emetin dan dehidro- tropik dan subtropik, khususnya di negara
emetin efektif untuk pengobatan abses yang keadaan sanitasi lingkungan dan
hati (amebiasis hati).4,6 keadaan sosio-ekonominya buruk. Di
beberapa negara tropis, prevalensi anti-
2. Metronidazol (golongan nitroim idazol) bodi terhadap E. histolytica mencapai
Metronidazol merupakan obat pilihan 50%. Di Indonesi4 amebiasis kolon banyak
untuk amebiasis koli atau abses hati ameba, ditemukan dalam keadaan endemi. Preva-
Bab II. Protozologi 117

lensi E.histolytica di berbagai daerah di merupakan sumber infeksi. Bila ia tidak


Indonesia sekitar 10%-18%. Di RRC, mencuci tangannya setelah buang air besar,
Mesir, India dan Belanda berkisar l0,Io/o- maka tangannya akan terkontaminasi
II,5oh; di Eropa lJtara 5-20oA, di Eropa dengan tinjanya sendiri yang mengandung
Selatan 20%-5I% dan diAmerika Serikat kista, kemudian kista akan disebarkan me-
4%o-2loA.t Di negara industri amebiasis lalui air minum dan makanan. Sayuran
terutama ditemukan pada kelompok homo- yang ditanam dengan menggunakan tinja
seksual, imigran, turis yang"bepergian ke 'manuSia sebagai pupuk, bila tinja ter-
daerah endemis, orang yang tinggal di sebut' mengandung kista maka sayuran
asrama dan penderita positif HIV.I akan terkontaminasi. Lalat dan lipas yang
Penelitian epidemiologi memperlihat- lringgap pada tinja manusia yang me-
kan bahwa rendahnya status sosial eko- ngandung kista, dapat memindahkan kista
nomi dan kurangnya sanitasi merupakan tersebut ke makanan atau air minum.
faktor yang mempengaruhi terjadinya
infeksi.16 Pada kelompok ini, infeksi
terjadi pada umur yang lebih muda. Di
Meksiko prevalensi ditemukan llo/o pada
kelompok umur 5-9 tahun, sedangkan di
/\
Bangladesh 30% padakelompok 2-5 tahun. I 7
Pengandung *t"\
Frekuensi infeksi E.histolytica diukur
)r^snn
dengan jumlah pengandung kista. Perban-
dingan berbagai macam amebiasis di \"**/
Indonesia adalah sebagai berikut: amebiasis Lalat
kolon banyak ditemukan, amebiasis hati
kadang-kadang ditemukan, sedangkan
amebiasis paru, kulit dan vagina jarang Kista dapat hidup lama dalam air
dan amebiasis otak lebih jarang lagi (10-14 hari). Dalam lingkungan yang
dijumpai. dingin dan lembab ftista dapat hidup
Amebiasis ditularkan oleh pengan- selanra kurang lebih 12 hari. Kista juga
dung kista. Pengandung kista biasanya tahan terhadap klor yang terdapat dalam
sehat tetapi ia memegang peranan penting air ledeng dan kista akan mati pada suhu
untuk penyebaran penyakit, karena tinja- 50oC atau dalam keadaan kering.
nya merupakan sumber infeksi. Jadi,
amebiasis tidak ditularkan oleh penderita
Pencegahan
amebiasis akut.
Stadium kista matang adalah bentuk Pencegahan amebiasis terutama di-
infektif. Seorang pengandung kista yang tujukan pada kebersihan peroran gan Qter-
menyajikan makanan (food handler) misal- sonal hygiene) dan kebersihan lingkungan
nya koki hotel atau pelayan restoran, bila (environmental s anitation). Kebersihan per-
higiene perorangan kurang baik, dapat orangan antara lain mencuci tangan dengan
118 Parasitologi Kedokteran

bersih sesudah buang air besar dan se- disease.Clin Microbiol Rev 2000; l3: 318-31.
belum makan. Kebersihan lingkungan me- 9. Stanley SLJr, Reed SL. Microbes andmicrobial
toxins: Paradigms for rnicrobial-mucosal
liputi: masak air minum sampai mendidih interactions: VI .Entamoeba histolytica: parasite-
sebelum diminum, mencuci sayuran sampai host interactions. Amer J Physiol 20011'280:
bersih atau memasaknya sebelum di- 1049-54.
10 Haque R, Ali IKM, Akther S, Petri WA Jr.
makan, buang air besar di jamban, tidak
Comparison of PCR, isoen4.'rne analysis, and
menggunakan tinja manusia untuk pupul! antigen detection for diagnosis of Entamoeba
menutup dengan baik makanan yang di- histolytica infection. J Clin Microbiol 1998;
hidangkan untuk menghindari kontaminasi 36:449-52.
11. Haque R, Mollah NU, Ali IKM, Alam I!
oleh lalat dan lipas, membuang sampah di EubanksA, Lyerly D, Petri WAJr. Diagnosis of
tempat sampah yang tertutup untuk meng- amebic liver abcess and intestinal infection with
hindari lalat. the Techlab Entamoeba histolytica tr antigen
detection and antibody tests. J Clin Microbiol
2000; 38: 3235-9.
Daftar Pustaka 12. Furrows SJ, Moody AH and Chiodini PL.
Comparison of PCR and antigen detection
1. Tanyuksel M, Petri WA Jr. Laboratory methods for diagnosis of Entamoeba histolytica
diagnosis of amebiasis. Clin Microbiol Rev infection. J Clin Pathol 2004;57: 12&-6.
2003; 16:113-24. 13. Petri WA Jr. Diagnosis of amebiasis in Bangla-
2. NesbittRA, FWMosha" lIAKatki, MAshral C desh.ArchMedResear 2006; 37:273 6.
Asseng4 CM ke. Amebiasis and comparison of 14. Bansal D, Sehgal R, Chawla I Mahajan
microscopy to ELISA technique in detection of
RC, Malla N. In vitro activity of antiamoebic
Entamoeba histolytica and Entamoeba dispar. J
drugs against clinical isolates of Entamoeba
Natl Med Assoc 2004; 96: 67 l-7.
3. Rodriiguezp RC, LunaAJ. The pathogenicity
histolytica and Entamoeba dispar. Arxl Clin
of E. histolytica is related to the capacity of MicrobiolAntimicrob 2004;3: l- 5.
evading innate immunity. Par Immunol 2005; 15. Salles JM, Moraes LA, Salles MC. Hepatic
27: l-8. amebiasis. Braz J Infect Dis: 2003; 96-110.
4. Stanley SL Jr. Amoebiasis. Lancet 2003;361: 16. Blessmann J, Linh PV, Phuong ATN, Hao Dl
t02s-36. Myhsok BM, Buss H, Tannich E. Epidemio-
5. Warhurst DC. Protozoal diseases. Amebiasis. logy of amebiasis in a region of high incidence
Editor Gilles HM. New York: Oxford University of amebic liver abscess in Central Metram. Am
Press Inc; 1999: 548-59. J Trop Med Hyg2002;66: 578-83.
6. Haque R, Huston CD, Hughes M, Houpt E, l1 Haque R, Mondal D, Kirkpatrick BD, Akther
Petri WA Jr. Current concept Amebiasis. N
S, Farr BM, Sack RB, Petri WA Jr. Epide-
Engl J Med 2006;348:1565 -73.
miologic and clinical characteristics of acute
7. Que X, Reed SL. Cysteine proteinases and the
pathogenesis of amebiasis. Clin Microbiol Rev diarrhea with emphasis on Entamoeba histo-
2000; 13: 196-206. lytica tnfections in preschool children in an
8. Cantellano ME, Palomo AM. Pathogenesis urban slum of Dhaka, Bangladesh. Am J Trop
of intestinal amebiasis: from molecules to Med Hyg 2003; 69: 398-425.
Bab II. Protozologi 119

Protozoa Apatogen Dinding kista tebal berwarna hitam.


Dalam tinja biasanya kista berinti 2
Entamoeba coli
atau 8. Kista yang berinti 2 mempunyai
vakuol glikogen yang besar dan benda
Hospes
kromatoid yang halus. Biasanya benda
Hospes Entamoeba coli adalah kromatoid dari kista Entamoeba coli
manusia, monyet dan babi. tersebut ramping dengan ujung runcing
atau tidak teratur jadi berbeda dengan
Distribusi Geografik benda kromatoid yang berbentuk cerutu
atau lisong pada Entamoeba histolytica.
Ameba ini ditemukan kosmopolit. Di
Kista matang yang berinti dan biasanya
Indonesia frekuensiny a antara 8- 1 8%.
tidak lagi mengandung vakuol glikogen
dan benda kromatoid. Kista Entamoeba
Morfologi dan Daur Hidup
coli tidak mudah mati oleh kekeringan.
Ameba ini hidup sebagai kom'ensal Resistensi terhadap kekeringan ini mungkin
di rongga usus besar. Dalam daur hidup- bertanggung jawab atas tingginya insiden
nya terdapat stadium vegetatif dan stadium infeksi. Infeksi te{adi dengan menelan
kista. Morfologinya mirip Entamoeba kista matang.r'2
histolyica. Stadium trofozoit 15-30 mikron,
berbentuk lonjong atau bulat. Stadium
ini mempunyai sebuah inti entamoeba, Patologi dan Gejala Klinik
dengan kariosom kasar dan biasanya Entamoeba coli tidakpatogen, tetapi
letaknya eksentrik.2 Butir-butir kromatin penting untuk dipelajari untuk mem-
perifer juga kasar dan letaknya tidak bedakan dengan Entamoeba histolytica
merata. Ektoplasma tidak nyata, hanya
tampak bila pseudopodium dibentuk. Diagnosis
Pseudopodium lebar, dibentuk perlahan-
lahan sehingga pergerakannya lambat. Diagnosis ditegakkan dengan me-
Endoplasma bervakuol, mengandung nemukan stadium trofozoit atau stadium
bakteri dan sisa makanan tidak mengan- kista dalam tinja.
dung sel darah merah. Stadium ini tidak
dapat dibedakan dari bentuk minuta Daftar Pustaka
Entamoeba histolytica. Cara berkembang 1. Schmidt GD, Robert's LS: Foundations of
biaknya dengan belah pasang. Stadium Parasitology, Sevent edition. McGraw Hill
trofozoit biasanya ditemukan dalam tinja Int,2000.
lembek atau cair.z Stadium kista bulat
2. Neva FA, Brown HW: Basic Clinical
Parasitology. Sixth edition, prentice Hall
atau lonjong berukuran 15-22 mikron. Intemational Inc., 1994
120 Parasitologi Kedokteran

Entumoeba hurtmuni dari E. histolytica. Hal itu menunjukkan


bahwa ameba ini merupakan spesies yang
Hospes berbeda da/' E. histolytica.2
Stadium kista matang mempunyai
Hospes Entamoeba hartmani adalah
inti 4, bentuknya bulat, berukuran t 5-10
manusia. Termasuk Protozoa dalam filum
Sarcomastigophora. Ameba ini
tidak mikron, danrata-rata kista berukuran 6-8
patogenl mikron Kista muda berinti satu atau dua
dan inti akan tampak dengan pewarnaan
jodium. Pada pewarnaan perubahan wama
Distribusi Geografik
akan tampak mempengaruhi inti sel
Kosmopolit tersebar di seluruh dunia. menjadi lebih kecil dengan ciri tersendiri,
kariosom terletak di tengah dan butiran
Morfologi dan Daur Hidup kromatin perifer yang halus.r,3 Vakuol
glikogen yang tampak berbeda pada kista
Stadium trofozoit Entamoeba hart-
matang dan kista muda. Benda kromatoid
mani s;tilit dibedakan dengan E. histolytica.
Diferensiasinya berdasarkan ukuran, per-
berbentuk bulat ata:u memanjang.r'2
Transmisi terjadi secara langsung dengan
bedaan pertumbuhan dalam biakan dan
menelan kista matang3
sifat antigenik serta struktur morfologi-
nya. Ciri khas trofozoit Entamoeba Diagnosis
hartmani kecil, sehingga sangat sulit
untuk ditemukan.r Trofozoit tidak makan Diagnosis dengan menemukan stadium
sel darah merah, pergerakan lambat. trofozoit atau kista di tinja. Masalah
mempunyai nukleus dan sitoplasma yang yang dihadapi pada diagnosis ini adalah
sangat mirip dengan E. histolytica.Karena Entamoeba hartmani merupakan jenis
bentuknya yang mirip dengan E. hist olytica ameba pertama yang dianggap paling
sehingga prevalensi yang dilaporkan kecil dibandingkan dengan E. histolytica.
tidak dapat menunjukkan keadaan yang Pada pemeriksaan langsung sangat sulit
sebenarnya.r,2 dibedakan morfologinya, oleh sebab itu
Ameba ini hidup di usus besar dan dianjurkan untuk dilakukan pemeriksaan
sekum sebagai komensal. Stadium trofo- dengan pewarnaan trikrom.
zoit berukuran 5-12 mikron dengan ukuran
rata-rata sekitar 8-10 mikron. Inti sel Daftar Pustaka
berukuran kecil, padat dengan kariosom l. Ash LR, Orihel TC. Atlas of Human Para-
terletak di tengah dan butiran kromatin sitology 4 Th Edition, Hongkong: American
perifer halus yang letaknya menyebar. Sito- Society of Clinical Pathologist 1997.
2. Schmidt GD, Roberts LS. Foundations of
plasma bergranula yang berisi bakteri dan
Parasitology, 7'h ed. New York: Mc Graw Hill,
tidak mengandung sel darah merah.l Pada 200s.
tahun 1979 dibuktikan bahwa E. harhnani 3. Neva FA, Brown IfW. Basic Clinical Parasitology,
mempunyai pola isoen4zm yang berbeda 6h, Prentice Hall lntemational Inc ,1994.
Bab II. Protozologi 121

Entumoeba gingivalis bersama. Prevalensinya lebih dari 95%


pada orang dengan kebersihan mulut yang
Hospes buruk dan ditemukan lebih dari 50o/opada
mulut yang sehatl
Entamoena gingivalis merupakan
ameba pada manusia yang pertama kali
dilaporkan. Parasit ini hidup di rongga Daftar Pustaka
mulut terutama pada permukaan gigi, gusi l. Gerld DS, Laryy SR. Foundation of
dan kadang-kadang pada tonsil manusia- Parasitology.Tft ed. New York: Mc Graw Hill
Company,2005
E. gingivalis tidak benifat invasif. 1

2. Bardak I Uner A, Tappeh KH Hacialioglu M.


Distribution of Entamoeba gingivalis and
Morfologi Trichomonas tenax ini patient with gingivitis
and periodonitis. Acta Parasitol. Turcica. I 99 g ;
Hanya ditemukan stadium trofozoit 22:251-4.
3. el Azzouni MZ, el Badry AM. Frequency of
dengan diameter 10-35p, tidak mempunyai
Entamoeba gingivalis among periodontal
stadium kista. Parasit ini hidup dengan and patiens under chemotherapy. J Egypt Soc
makan bakteri, leukosit dan eritrosit.r Parasitol. 199 4;24 (3) 649-55
:

Patologi dan Gejala Klinis


Iodumoebu bntschlii
Entamoeba gingivalis bersifat ko-
mensal. Parasit ini seringkali ditemukan
dalam jumlah banyak pada penyakit gusi Hospes
dan tonsil, tetapi belum adabukti mengenai Genus lodamoeba hanya mempunyai
penyebab kondisi ini. Keadaan ini biasa- satu spesies. Manusia merupakan hospes
nya terjadi karena E. gingivails hidup definitif 1o damo eba bilts chlii, sedangkan
bersama secirra simbiotik sinergistik dengan babi dan primata lain merupakan hospes
mikroorganisme lain seperti bakteri. 1'2 reservoir.1,2

Diagnosis Distribusi Geografik


Diagnosis dilakukan berdasarkan Kosmopolit
pemeriksaan langsung air liur, usap gusi
dan plak gigi.3 Morfologi dan Daur Hidup
Amoeba ini hidup sebagai komensal
Epidemiologi
di rongga usus besar manusia terutama
Karena tidak mempunyai stadium di sekum dan makan flora yang ter-
kista, transmisi terjadi secara langsung dapat dalam usus. Stadium vegetatif
dari satuorangke orang lainmelalui ciuman, (trofozoit) berukuran 6-25 mikron. Ekto-
droplet atau pemakaian alat makan secara plasma biasanya tidak tampak karena
122 Parasitologi Kedokteran

pergerakkannya sangat lambat dan endo- Daftar Pustaka


plasmanya terdiri atas inti Iodamoeba yang
1. Images.Graphic. Parasitology.www.broser.Ohio.
bentuknya besar dan akromatik, mengan- state.edu I -Parasite/Iodamoeba.html-5k.
dung banyak vakuola yang mengandung 2. Natadisastra D. Parasitologi Kedokteran
banyak bakteri dan ragi. Selain vegetatif ditinjau dari organ yang diserang. 2005. Edisi
1.2005: 134
dapat dijumpai kista yang bentuknya agak
3. Schmidt GD, Roberts LS. Foundation of
lonjong ukuran 6-15 mikron. Parasitology. Seventh ed. Roberts LS, Janor.y
Kista matang hanya mempunyai 1 inti. J, JR. Mc Graw-Hill Int. ed. 2005:114 -5
parasit ini dikatakan dapat salah diiden- 4. Tanyuksel M, Yilmaz M, Ulukanligil M, Araz
E,Cicek E, Koru O. Et al. Comparison of
tifikasi dengan Naegleria fowleri, karena two methods (microscopy and enzy.rne linked
bentuknya hampir sama. Infeksi dengan imunosorbent for diagnosis of amebiasis. Exp.
cara menelan kista.3 Parasitol. 2005. Jul; I 1 0(3): 322-6.
5. Park SK KimD-H, Deung Y-K Kim H-J, Yang
E-J, LimS-J. et al. Status of intestinal parasite
Patologi dan Gejala Klinis infections among children in Bat Dambang,
Cambodia. Korean J Parasitol 2004; 42(4): 201 ^3.
Umumnya tidak menirnbulkan gejala
klinis tetapi pada beberapa kasus dilapor-
kan menyebabkan abses ektopik seperti
Endolimux nana
yang terjadipada E. histolytica.3
Hospes
Epidemiologi
Ho spe s definitif E n d o I im ax n an a ada-
Hasil penelitian menunjukkan preva- lah manusia dan tidak mempunyai hospes
lensi lodamoeba butschlii tersebar Iuas reservoar. I

di beberapa negara. Di wilayah Turki


selatan dari 380 sampel tinja diare yang
diperiksa dengan menggunakan tes enzim Distribusi Geografik
immunos orbent ass ay (EIA) prevalensinya
Kosmopolit.
mencapai 3,lo/o terdapat bersama-sama
parasit patogen lainnya.a Di daerah Bat
Dambang, Kamboja prevalensi loda- Morfologi dan Daur Hidup
moeba biitschlii 1,4%o dari pemeriksaan Ameba ini hidup sebagai komensal di
623 sampel tinja anak-anak TK dan rongga usus besar manusia terutama dekat
SD juga bersamaan dengan parasit lain sekum dan memakan bakteri.23 Dalam
yang patogen. Hasil ini memperlihatkan daur hidupnya terdapat stadium vegetatif
hubungan kondisi sanitasi yang buruk.5 dan stadium kista. Stadium vegetatif
Hasil pengamatan di Indonesia (Sulawesi (trofozoit) benrkuran 6-15 milaon (umumnya
Selatan), memperlihatkan prevalensi L < 10 mikron). Mempunyai inti endolimax,
biltschlii sebanyak 5,4o/o (dai 394 sampel ektoplasma tampak dalam keadaan diam
tinja) dengan parasit intestinal lainnya baik dan pseudopodium pendek. Endoplasma
yang patogen maupun yang non patogen.6
mempunyai vakuola dan mengandung
Bab II. Prorozologi 123

bakteri. Pergerakan parasit ini sangat lamblia.TE. nana juga ditemukan pada
lambat. Stadium kista berukuran 5-14 pasien HtV 1,8% ( lZS|bersamaan dengan
mikron, sebesar sel darah merah. Dalam parasit intestinal lainnya yang patogen.8
tinja kista biasanya beinti4.2Intinya kecil Transmisiparasit ini berhubungan dengan
dan mengandung kariosom yang besar higiene perorangan, kontaminasi air dan
yang letaknya sentris atau eksentris. Kro- makanan, juga dari penyaji makanana
matin letaknya di bagian tepi, mempunyai (food handler) baik di tempat-tempat
membran tipis dan terdapat vakuola makanan maupun di rumah sakit saat
glikogen yang besar dengan vakuola menyajikan makanan untuk pasien.e Di
makanan yang mengandung bakteri, sel- Indonesia (Sulawesi Selatan) prevalensi E
sel tanaman dan debris.z Endolimax nane nana sekitar I2,5o dari 398 pasien.lO
penting dipelajari untuk membedakan
dari parasit yang patogen misalnya E Daftar Pustaka
histolytica. Parasit apatogen ini biasanya l. Images. Trofozoit and Cvst. httD://www.
bersama parasit lainnya yang patogen. biosco.Ohio.state. edr"r/pasite,6ndolffiix. Htnrl-
2. Schmidt CD, Roberis LS. Foundation of
Endolimax nana dapat dibedakan dengan Parasitology. Seventh ed. Mc Graw-Hill Inr. ed.
E. histolytica dan E. coli berdasarkan 2005:11411
J. N atadisasfa D. Parasitolosi K edokteran ditiniau
ukurannya yang lebih kecil. Infeksi terj adi "
4u4 o1g3n yang diserang.-galsi t. 2005: 134
dengan menelan kista matang. 4. Ash LR, Orihel TC. Endolimax nana in
Atlas ol human parasitoloev. Fourth edition.
Chicago. Amerlcan Socjetv of Clinical
Patologi dan Gejala Klinis Pathologists (ASCP) Press. 1997:75 -9.
5. Tanyuksel M, Yilmaz M, L,lukanlisil M. Araz
Endolimax nana dlketahui bersifat E,Cicek E, Koru O. Et al. Comnari'son of two
melhods (microscopy and enzvme linked
komensal (non patogen), tetapi parasit ini imunosorbenl assay) 6r diagrosis cif amebiasis.
penting diketahui untukmembedakan dengan Exp. Parasitol. 2005. Jul; I 15(31:322-6.
E. histolytica yang benifat patogen.a
6. Pothipak N. Srivilairit S, Pengruksa C.
Faithong S, Haohan O, Chalermru=t K. et al.
Health status: malaria, anemia and intestinal
parasitic inlections on the Thai-Mvanmar
Epidemiologi Border. J Trop Med Parasitol 2005:28:26J0.
7. Peters CS. Sable R, Janda W Chinom AI and
Studi epidemiologi menunjukkan pe- Kocka FE. Prevalence of
enteric oarasites in
nyebaran Endolimax nana cukap tersebar homosexual patients attendins an' outoatient
clinic. J Clin Microbiol t986;1q+l:eg+-5.
di dunia, seperti di wilayah Turki selatan 8. Blatt JM, Cantos CA. Evaluation of techniaues
yang merupakan wilayah endemik Ame- for the diagtosis of Strongyloides stercor'alis
biasis, ditemukan sekitar 9 (2,3%o) dari in human- immunodefici-eircv virus (HlV)
positive and HIV nesarive'individuils iri
380 pasien yang diperiksa.5 Pengamatan the city of ltajai, Brazil. Braz J Infec Dis
dari masyarakat di wilayah Thailand 2003:790;: l-8.
9. Danchaiviiitr S, Ronpruneruans Y. Kachintom
barat E. nana ditemukan l\Yo dari 398 U, Techas-athit V, Plkar.ioravritfri S. Kachin-
pasien.6 Di Chicago hasil penelitian pada tom K. Prevalence and effectiveness of an
education program on intestinal oathosens in
kaum homoseksu al yangmenderita diare, food handlers. J Med Assoc Tfiai 20b5; 88
prevalensi Z. nana ditemukanpaling banyak (suppl.l0):831-4.
yaitu 106 (39%) dari 372 sampel tinja t0. Mangali A. Salablne B Syafruddin, Abadi
K. Hasegawa H. Toma I et al. lntestinal
diarebersama sama dengan parasitpatogen parasitic infections in Campallasian district.
lainnya seperti E. histolytica dan Giardia south Sulawesi, lndonesia. Soilth Asian J
Trop Med Pub Hlth. 1993;Jun;24(2):313-20.
124 Parasitologi Kedokteran

Ameba Hidup Bebas meningoencephalitis (PAM) yang bersifat


(Free Living Ameba) akut dan lethal.

Ameba hidup bebas termasuk kelas Distribusi Geografik


Rhizopoda. Parasit ini dapat menginfeksi
N. fowleri hidup kosmopolit di alam.
manusia dan hewan. Di antara ameba hidup
Parasit ini dapat ditemukan di debu, tanah,
bebas ada yang hidup secara fakultatif,
yailnr Acanthamoeba dalrr Balamuthia man-
ak tawar yang tergenang (kolam renang,
danau, pemandian air hangat), air condi-
drillark serta yang hidup patogen, yaitu
tioner dan limbah tinja. Kasus-kasus dengan
Naegleria.
primary amebic meningoencephalitis telah
Kasus pertama ditemukan pada
dilaporkan dari Amerika Serikat, Belgia,
tahun 1965 di Australia dan Florida di
Cekoslowakia, Australia, Selandia Baru,
Amerika Serikat dan hanya dalam waktu
India, Nigeria, Ingg.ts, klandia, Venezuela,
10 tahun kemudian telah dilaporkan Panama dan Papua Nugini.
hampir 100 kasus meningitis amebik dari
seluruh dunia. Pada tahun 1978 seorang
gadis yang secara teratur berenang di
Morfologi dan Daur Hidup
pemandian Romawi kuno di Inggris, me- Seperti ameba lainnya, N. fowleri
ninggal karena meningitis amebik. Pada terdiri atas ektoplasma dan endoplasma.
tahun 1978 di Cekoslowakiapara peneliti Di dalam endoplasma terdapat satu inti
menemukan penyebab epidemi kolam vesikular dengan kariosom yang besar dan
renang, yaitu adanya kantong air yang dinding inti yang penuh dengan butir-butir
mengandung ameba di belakang lubang- kromatin; selain inti juga terdapat vakuol
lubang dinding kolam yang terhindar dari kontraktil dan vakuol makanan. Pada genus
pengaruh klorin. Naegleria ditemukan tiga stadium yaitu
stadium trofozoit, flagelata dan kista.
Stadium ameboid mempunyai bentuk
tidak teratur, lonjong atau membulat dengan
Naegleriafowleri
ukuran rata-rata 29 mikron. Pseudopodium
Naegleria fowleri adalah spesies yang tunggal yang dikeluarkan meluas ke satu
sangat patogen pada manusia dan bersifat arah yang disebut lobopodia. Trofozoit
termofilik. Spesies ini sebelumnya disebut makan detritus dan bakteri seperti E.coli
Naegleria gruberi. Di alam bebas, parasit Stadium flagelata sangat motil dan
ini makan detritus dan sisa makanan. berbentuk lonjong seperti buah pear, Inem-
punyai satu inti vesikular, satu vakuol
kontaktil yang terletak pada bagianposterior
Hospes dan Nama Penyakit
dan dua flagel yang sama panjang. Fase
N. fowleri umumnya menyerang ini hanya ditemukan beberapa jam saja,
remaja yang sehat dan mengakibatkan kemudian berubah menjadi stadium
penyakit yang disebut primary amebic ameboidkembali. Stadiumkistaberbentuk
Bab II. Protozologi 125

bulat atau lonjong dengan dinding double dengan metode kultur, Imynunofluorescent
layer danmempunyai satu inti. Stadium ini Antibody (IFA) dan PCR.
berukuran 10-14 mikron. Pada dinding-
nya terdapat beberapa lubang yang di- Pengobatan
gunakan untuk ekskistasi. Cara infeksi
Obat yang memberi harapan adalah
pada manusia diperkirakan melalui hidung
amfoterisin B. Metronidazol, klorokuin,
pada waktu penderita berenang.
dan berbagai antibiotik tidak efektif untuk
pengobatan meningitis yang disebabkan
Patologi dan Geiala Klinis Naegleria. Hanya ada 2 penderita yang
Ameba yang masuk melalui hidung pengobatannya berhasil, yaitu seorang
menernbus ke jaringan otak dan memper- dengan amfoterisin B I mg&g beratbadan/
banyak diri dalam jaringan otak. Masa hari IV dan 0,1-1,0 mg intratekal2 hari
inkubasi diperkirakan 3-7 hari. Gejala sekali; seorang lagi diberi amfoterisin B
yang timbul adalah sakit kepala.hebat dengan dosis tinggi ditambah mikonazol
pada bagian frontal, demam, sakit teng- dan rifampisin.
gorokan, hidung tersumbat bahkan dapat
terjadi perdarahan, nafsu makan me- Prognosis
nurun, napas cepat dan dalam serta foto-
sensitif. Bila parasit mengenai selaput Penderita primary qmebic meningo-
meningeal akan teq'adi kaku kuduk, encephalitis biasanya meninggal dalam
kejang dan berbagai kelainan pada sistem 4 sampai 6 hari sesudah gejalatimbul.
susunan saraf pusat. Cairan serebrospinal
menjadi purulen dan dapat mengandung
Epidemiologi
banyak sel darah merah dan ameba yang
bergerak. Bila terlambat ditangani maka Karena ameba ini hidup di air taw4r,
penderita akan koma dan meninggal. tanah dan tinj4 maka penyebaran mungkin
di seluruh dunia. Dengan ditemukannya
Diagnosis penderita di beberapa tempat pada musim
panas, timbulnya penyakit mungkin ber-
Diagnosis dibuat dengan pemeriksaan
hubungan dengan musim, karena ameba
mikroskopik, yaitu menemukan ameba
dalam cairan serebrospinal, dalam eksudat
ini bersifat termofilik. Penularan dari orang
purulen dan pada jaringan nekrotik pada ke orang tidak te{adi sehingga penderita
bedah mayat. Pada autopsi dapat di- tidak perlu diisolasi atau dikarantina.
temukan ameba dalam jumlah besar di Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
lesi jaringan otak. Spesies Naegleria dalam Naegleria banyak ditemukan pada ak
jaringan hanya ditemukan dalam stadium yang terkontaminasi dengan E.coli. Salah
trofozoit, tanpa kista. Untuk keadaan ter- satu pencegahannya adalah dengan me-
tentu dapat pula dilakukan pemeriksaan lakukan klorinasi dengan kadar l-2 ppm.
126 Parasitologi Kedokteran

Acanthamoeba culbertsoni yang diduga secara hematogen. Infeksi


Acanthamoeba pada otak biasanya terjadi
Genus Acanthamoeba sebelumnya padapenderita yang lemah karena penyakit
disebut Hartmannella. lain atau yang mengalami imunosupresi.
Infeksinya subakut dengan macam-macam
Hospes dan Nama Penyakit manifestasi di susunan saraf pusat, yaitu
rempat hidup parasit ini sama dengan
Naegleria. Pada manusia parasit ini
:]l'j *ffii";"t"i#"t|,?%;:?H#;i:1
dapat menimbulkan penyakit ensefalitis -""i-i"it"n kematian dalam beberapa
multifokal yang disebtt Granulomatot
;;il;];',io"t ditangani secara baik.
me-
Amebic Eniepiatitzs (GAE) ou,, r".utiJi :|#1,#,t"3l;r"H,lj#::":*at
amebik.

Diagnosis
Distribusi Geografik
Diagnosis dibuat dengan pemeriksaan
Sama dengan Naegleria.
mikroskopik, yaifu menemukan trofozoit
dalam cairan serebrospinal, dalam eksudat
Morfologi dan Daur Hidup
purulen dan kista yang khas, yaitu dinding
Morfologinya hampir sama dengan bagian dalam yang keriput pada jaringan
Naegleria namun pada genus ini tidak di- nekrotik. Pada autopsi dapat ditemukan
temukan stadium flagelata. Stadium trofo- ameba dalam jumlah besar di lesi jaringan
zoit mempunyai bentuk yang bervariasi, otak. Untuk keadaan tertentu dapat pula
berukuran kurang lebih 30 mikron. Beberapa dilakukan pemeriksaan dengan metode
pseudopodium dikeluarkan secara serentak kultur,IFAdan PCR.
dari permukaanbadan ke beberapa arah.
Pseudopodium lebih lebar daripada pseudo-
podium yang dikeluarkan Naegleria. Sta- Pengobatan
dium kista berukuran kira-kira 20 mikron, Infeksi pada hewan percobaan dapat
mempunyai bentuk bulat atau lonjong. diobati dengan sulfadiazin, sedangkan
Kista mempunyai dinding rangkap, yang 5-fluorositosin dan pentamidin efektif in
sebelah luar berkerut-kerut. Daur hidup vitro. Pada beberapa strain, infeksi pada
sama dengan Naegleria fowleri. manusia dapat diberika klotrimazol dan
ketokonazol.
Patologi dan Gejala Ktinis
Berbeda dengan genus Naegleria, Epidemiologi
stadium trofozoit dan kista Acantha- Kasus ensefalitis oleh Acanthamoeba
moeba dapat masuk ke tubuh melalui tidak selalu terjadi setelah kontak dengan
saluran pernapasan bawah atau kulit tanah atau air tergenang. Transmisi terjadi
yang terluka kemudian menyebar ke otak melalui saluran pernapasan atau kulit.
Bab II. Protozologi 127

Keratitis Amebik kerokan atau biopsi kornea yang dipulas


dengan Giemsa atau pulasan periodic-
Sampai tahun 1990 telah dilaporkan acid-schiff.
kira-kira 200 kasus, terutama di Amerika Pengobatannya sukar dan sering me-
Serikat. Keratitis amebik dapat disebabkan ngecewakan. Aplikasi topikal jangka
oleh berbagai spesies Acanthamoeba; ywrg panjang dengan propamidin, mikonazol
paling sering dijumpai adalah A.castel- dan neomisin hanya berhasil pada beberapa
lani, A. culbersoni dan A.polyphaga. kasus. Biasanya diperlukan pencangkok-
Penyakit ini dimulai dengan trauma an kornea, dan kadang-kadang diperlukan
pada kornea yang menyebabkan ulkus enukleasi mata.
kornea. Banyak kasus dihubungkan dengan
pemakaian lensa kontak, mungkin dise-
babkan kontaminasi cairan untuk men- Daftar Pustaka
cuci dan merendam lensa kontak dengan 1. Neva FA, Brown HW. Basic Clinical
acanthamoeba. Keratitis amebik biasanya Parasitology. Sixth edition. prentice Hall
unilateral, disertai nyeri matayang sangat, International Editions, I 994.
infiltrat pada strom a yangkhas berbentuk 2. Beaver PC, Jung RC, Cupp EW Clinical para-
sitology. gth edition, philadelphia: Lea &
cincin bulat atau parsial dan epitel ulkus Febiger, 1984.
yang berulangkali rusak dan sembuh 3. World Health Organization Expert Committee.
kembali. Penyakitnya kronis selama Amebiasis. Wld. Hlth. Org Tech Rep Ser
berbulan-bulan. 1969:421.
4. Soemardjo B. Beberapa sudut daripada
masalah amebiasis di Indonesia [Tesis]. Jakarra:

Diagnosis Penerbit Balai Pustaka ; 1956.


5. Marshall MM, Naumovitz D, Ortega t
Diagnosis dibuat dengan menemukan Sterling CR. Waterborne protozoan pathogens.
trofozoit dan kista di sediaan apus dari Clin Microb Rev 1997;10(l):70-3.
128 Parasitologi Kedokteran

CILIATA

Baluntidium Coli yang tidak diperlukan lagi. Pada seluruh


permukaan badan terdapat bulu getar
(silium) yang tersusun dalam baris-baris
Hospes dan Nama Penyakit
longitudinal. Pada sitostom terdapat bulu
Hospes parasit ini adalah babi, tikus getar yang agak panjang. Fungsi bulu
dan beberapa spesies kera yang hidup di getar adalahuntuk bergerak dan mengambil
daerah tropik. Parasit ini kadang-kadang makanan. Di sitoplasma terdapat dua buah
ditemukan pada manusia dan dapat menye- inti yang khas yaitu satu makronukleus
babkan balantidosis atau disentri balan- besar yang berbentuk seperti ginjal dan
tidium. satu mikronukleus kecil yang bulat.
Selain inti ditemukan j\ga I-2 buah vakuol
Distribusi Geografik kontraktil dan banyak vakuol makanan.
Parasit ini ditemukan di seluruh dunia Stadium vegetatifjuga merupakan stadium
yang beriklim subtropik dan tropik, tetapi yang berfungsi untuk berkembangbiak
frekuensinya rendah, juga di Indonesia. dengan cara belah pasang transversal.
Parasit ini jarang ditemukan pada manusia. Mula-mula mikronukleus yang membelah,
diikuti oleh makronukleus dan sitoplasma
sehingga menjadi dua organisme baru.
Morfologi dan Daur Hidup Kadang-kadang tampak pertukaran kro-
Balantidium coli adalah protozoa matin (konjugasi). Trofozoit akan langsung
yang terbesar pada manusia. Parasit ini membentuk kista (enkistasi) di dalam
hidup di selaput lendir usus besar terutama lumen usus atau segera setelah keluar
di daerah sekum dan mempunyai dua bersama tinja. Kista, berukuran kira-kira
stadium yaitu stadium vegetatif dan stadium 60 mikron, lonjong dan berdinding tebal.
kista. Stadium vegetatif lonjong, besar- Kista hanya mempunyai makronukleus.
nya 60-70 mikron. Pada bagian anterior Kista yang hidup, mempunyai bulu getar
yang agak menyempit, terdapat sitostom yang masih bergerak. Kista tidak untuk ber-
yang berfungsi sebagai mulut. Bagian kembangbiak: fungsinya hanya untuk ber-
posterior bentuknya agak melebar, pada tahan. Kista dalam tinj a dapat b ertahan | -2
daerah ini ditemukan sitopig (cytoW4e) hari pada suhu kamar. Kista merupakan
yang berfungsi untuk mengeluarkan zat bentuk infektif. Bila kista tertelan, terjadi
Bab II. Prorozologi 129

ekskistasi di
usus halus. Dari satu kista Patologi dan Geiala Klinis
keluar satu stadium vegetatif yang segera
Penyakit yang ditimbulkan oleh parasit
berkembangbiak dan membentuk koloni
di selaput lendir usus besar. Stadium kista
ini hampir sama dengan penyakit yang
ditimbulkan oleh Entamoeba histolyti ca.
dan stadium vegetatif keluar bersama tinja
Penderita yang imunokompeten biasanya
hospes. Infeksi terjadi bila kista tertelan
(Gambar 17).
tidak memberikan gejala (asimtomatik)
namun pada penderita dengan imuno-

\ ekskistasi di usus
;halus
I
{>...'..?

fl"; enkistasi di kolon

N_,,," dan trofozoit


lam tinja

{"

Gambar 17. Daur Hidup Balantidium coli


130 ParasitologiKedokteran

kompromais dapat menjadi berat bahkan Pengobatan


dapat menimbulkan kematian. B. coli meng-
Obat pilihan untuk balantidiasis ada-
hasilkan enzim hialuronidase yang memu-
dahkan parasit untuk menginvasi mukosa lah tetrasiklin 4 x 500 mgr/hari selama 10
usus. Infeksi ringan berlangsung tanpa hari. Obat lain adalah metronidazol 3 x
gejala, bila parasit hidup di rongga usus 750 mgrlhari. Evaluasi hasil pengobatan
besar. Di selaput lendir usus besar, stadium dilakukan sampai I bulan setelah peng-
vegetatif membentuk abses kecil yang obatan. Pengobatan pada hewan dengan
kemudian pecah, menjadi ulkus yang metronidazol atau albendazol.
menggalrng. Penyakit dapat berlangsung
akut dengan ulkus yang meratapada selaput Prognosis
lendir usus besar. Pada kasus berat, ulkus
dapat menjadi gangren yang berakibat Penderita dengan infeksi ringan dan
fatal. Biasanya disertai dengan sindrom menahun dapat sembuh dengan peng-
disentri. Penyakit dapat menjadi menahun obatan. Pada penderita yang lemah, infeksi
dengan diare yang diselingi konstipasi, B.coli dapat menjadi fatal.
sakitperut, tidaknafsu makan, muntah dan
kakeksia (cachexia). Epidemiologi
B.coli kadang-kadang dapat menimbul-
kan infeksi ekstaintestinal, misalnya peri-
Parasit ini banyak'ditemukan pada
tonitis, uretritis. Pada tahun 1983 dilapor- babi yang dipelihara (60-90%). Penularan
kan 1 kasus di Italia dengan B.coli dalam antara babi mudah terjadi, sekali-sekali
sediaan apus sekret servikovaginal, pasien dapat menular pada manusia (zoonosis).
ini setiap hari kontak dengan babi. Dari Penularan pada manusia terjadi dari tangan
Spanyol dilaporkan 2 kasus dengan diare ke mulut atau melalui makanan yang ter-
karena B.coli, sedangkan dari Venezuela kontaminasi, misalnya pada orang yang
dilaporkan 1 kasus yang fatal dan parasit memelihara babi dan yang membersihkan
ditemukan dalamusus danparu. Di Ekuador kandang babi. Bila tangan orang terkon-
B. co li ditemttr<an sebagai penyebab sindrom taminasi dengan tinj a babi yang mengandung
disentri dan abses hepar. kista dan kista tertelan, maka terjadilah
infeksi. Kista tidak mati dengan klorinasi
Diagnosis air minum. Kebersihan perorangan dan
sanitasi lingkungan dapat mempengaruhi
Diagnosis dibuat dengan menemu-
penularan.
kan trofozoit dalam tinja encer atau kista
dalam tinj a, atau tofozoit ditemukan melalui
sigmoidoskopi. Bila diperlukan dapat dilaku- Daftar Pustaka
kan colonoscopy. Pada penderita dengan
komplikasi paru dapat dilah:kan broncho- Chijide M. http://www.emedicine. com,MED/

alveolar lavage (BAL). topic203.htm


Bab IL Prorozologi 131

MASTIGOPHORA

Flagelata Traktus Disestivus


M;::','"*;#Ttri:3;i,"fi;:11 dan Traktus Urogdnital
(cambuk), terdiri atas 2 golongan:
1. Flagelata traktus digestivus yang hidup
Giardiu lumblia
di rongga usus dan mulut serta flagelata
(Giardia intes tinalis /Giardia duodenalis)
faktus urogenital yang hidup di vagin4
uretra dan prostat.
2. Flagelata darah dan jaringan yang hidup
Sejarah
dalam darah dan di jaringan tubuh
(alat dalam). Parasit ini ditemukan oleh Antoni
van Leeuwenhoek (1681), sebagai mikro-
organisme yang bergerak-gerak di dalam
Morfologi tinjanya. Flagelata ini pertama kali di-
Flagelata mempunyai 1 inti atau lebih kenal dan dibahas oleh Lambl (1959),
dan alat pergerakan (alat neuromotor) yang memberinya nama'.intestinalis,,.
yang terdiri atas kinetoplas dan flagel. Kemudian Stiles (1915) memberikan nama
baru, Giardia lamblia, untuk menghormati
Kinetoplas terdiri atas blefaroplas, kadang-
kadang ada benda parabasal. Aksonema
Prof.A.Giard dari Paris dan .Doktor
F.Lambl dari Praha.
merupakan bagian flagel yang terdapat di
dalam badan parasit. Kadang-kadang ada
struktur yang tampak sebagai satu garis Hospes dan Nama Penyakit
mulai dari anterior sampai ke posterior,
Walaupun manusia merupakan hospes
disebut aksostil. Di samping badan parasit
alami utama untuk G,lamblia, berbagai
terdapat membran bergelombang dan kosta
binatang ditemukan mengandung Giardia
merupakan dasamya. Beberapa spesies
spp yang serupa dengan G. lamblia.Binatang
flagelata mempunyai sitostoma. parasit
yang secara alami dapat terinfeksi G.
ini berkembangbiak secara belah pasang lamblia adalah beaver,srigala, sapi, kucing
longitudinal. dan anjing.l Spesies lainnya yaitu G.
132 Parasitologi Kedokteran

muris terutama menginfeksi mencit dan tengah dan melalui garis lengkung di
tikus, sedan gkan G. agilis dapat ditemukan pinggir batil isap, kemudian masing-
pada golongan ampibi.1,2 Penyakit yang masing keluar dari sisi lateral kanan dan
disebabkan parasit ini disebut giardiasis. kiri. Sepasang aksonema yang agak tebal
(disebut aksostil) berasal dari 2 blefa-
Distribusi Geografik roplas median, berjalan ke posterior dan
keduanya keluar dari ujung posterior.
G.lamblia adalah parasit yang tersebar Dari sepasang blefaroplas yang letaknya
kosmopolit dan lebih sering ditemukan dekat tengah-tengah dua batil isap, ke-
di daerah beriklim tropik dan subtropik luar sepasang aksonema pendek sebagai
daripada di daerah beriklim dingin. Ter- flagel sentral. Dua batang yang agak me-
utama ditemukan di Rusia, Asia Tenggara, lengkung dianggap sebagai benda para-
Asia Selatan, Afrika, Meksiko dan bagian basal, letaknya melintang di posterior
barat Amerika Selatan. Parasit ini juga dari batil isap.
ditemukan di Indonesia. Kista yang bentuknya oval berukuran
8-12 mikron, mempunyai dinding yang
Morfologi dan Daur Hidup tipis dan kuat. Sitoplasmanya berbutir
halus dan letaknya jelas terpisah dari
Parasit ini mempunyai 2 stadium dinding kista. Kista yang baru terbentuk
yaitu trofozoit dan kista. Stadium trofozoit mempunyai 2 inti; yang matang mem-
berbentuk simetris bilateral seperti buah punyai 4 inti,letaknya pada satu kutub.
jambu monyet yang bagian anteriornya Waktu kista dibentuk, trofozoit menarik
membulat dan bagian posteriornya me- kembali flagel ke dalam aksonema,
runcing. Permukaan dorsal cembung sehingga tampak sebagai 4 pasang benda
(konveks) dan pipih di sebelah ventral sabit yaitu sisa dari flagel.
dan terdapat batil isap berbentuk seperti G.lamblia hidup di rongga usus kecil,
cakram yang cekung dan menempati yaitu duodenum dan bagian proksimal
setengah bagian anterior badan parasit. yepnum dan kadang-kadang di saluran
Ukuran stadium parasit ini 12-15 mikron dan kandung empedu. Bila kista matang
dan mempunyai sepasang inti yang letak- tertelan oleh hospes, maka t"q'udi ekskistasi
nya di bagian anterior, bentuknya oval di duodenum, kemudian sitoplasmanya
dengan kariosom di tengah atau butir- membelah dan flagel tumbuh dari akso-
butir kromatin yang tersebar di plasma nema sehingga terbentuk 2 trofozoit.
inti. Trofozoit mempunyai empat pasang Dengan pergerakan flagel yang cepat
flagel yang berasal dari 4 pasang blefa- trofozoit yang berada di antara vili usus
roplas. Sepasang flagel anterior keluar bergerak dari satu tempat ke tempat lain.
dai2 blefaroplas anterior. Sepasang flagel Bila berada pada villi, trofozoit dengan
lateral berasal da1-2 blefaroplas lateral di batil isap akan melekatkan diri pada epitel
antara2 nti dan kedua aksonema be{alan usus. Trofozoit kemudian berkembangbiak
ke anterior, lalu saling menyilang di garis dengan cara belah pasang longitudinal.
Bab II. Prorozologi 133

Bila jumlahnya banyak sekali maka trofo- hasilkan enterotoksin dan menimbulkan
zoityangmelekat pada mukosa dapat me- gejala3 Kerusakan mukosa usus halus
nutupi permukaan mukosa usus halus.r-3 juga dilaporkan menyebabkan defisiensi
Trofozoit yang tidak melekat pada mukosa enzim pencernaan seperti laktase, silase
usus, akan mengikuti pergerakan peris- dan sukrase.5
taltik menuju ke usus bagian distal yaitu Ada juga yang melaporkan kemung-
usus besar. Enkistasi (pembentukan kista) kinan peran bakteri dan jamur sebagai
terjadi dalam pe{alanan ke kolon, bila tinja flora usus dalam infeksi dan gejala klinis
mulai menjadi padat, sehingga stadium giardiasis. Karena bakteri atau flora usus
kista dapat ditemukan dalam tinja yang akan berkompetisi dengan G. lamblia
padat. Dalam tinja cair atau lunak biasanya baik untuk ruang gerak maupun nutrisi
ditemukan fofozoit. yang diperlukan. Lebih jauh lagi, reaksi
Cara infeksi dengan menelan kista hospes terhadap bakteri dapat merangsang
matang yang dapat terjadi secara tidak timbulnya resistensi terhadap infeksi G.
langsung melalui air dan makanan yang lamblia.a
terkontaminasi, atau secara langsung me- Gejala klinis yang disebabkan giar-
laluifecal-oral diasis sangat bervariasi dan dapat berbeda
di antara penderitanya. Hal ini tergantung
Patologi dan Geiala Klinis berbagai faktor seperti j,umlah kista yang
tertelan, lamanya infeksi, faktor hospes
Pada penderita yang asimtomatik, dan parasitnya sendiri.6 Masa inkubasi
secara histologi tidak ditemukan kelainan berlangsung 9-15 hari. Gejala akut di-
mukosa duodenum dan yeyunum. pada mulai dengan rasa tidak enak di perut
penderita simtomatik, dapat ditemukan yang diikuti dengan mual dan tidak napsu
atrofi vili, hiperplasia kripta, kerusakan makan. Dapat juga disertai dengan demam
sel epitel dan infiltrasi sel plasma, limfosit ringan. Kemudian akan diikuti dengan
dan leukosit PMN pada lamina propria diare cair yang berbau busuk, perut terisa
yang ekstensif.r-3 Walaupun demikian kembung karena ada gas di dalamnya.
penderita simtomatik giardiasis dapat Dapat juga te{adi kram perut. pada tinja
juga memperlihatkan gambaran histologi biasanya jarang ditemukan lendir dan
yeyunum yang normal tanpa inflamasi. darah. Gejala akut biasanya berlangsung
Beberapa penelitian melaporkan kemung- selama 3-4 hari dan dapat sembuh secara
kinan obstruksi mekanik oleh stadium spontan. Sebaliknya dapat juga menjadi
trofozoit yang menufupi mukosa usus, fase subakut atau kronik yang berupa diare
sehingga te{adi hambatan absorpsi lemak yang hilang timbul selama 2 tahun atau
dan vitamin yang larut lemak.3 peneliti lebih. Pada fase kronis penderita merasa
lain melaporkan kemungkinan hubungan lemah, sakit kepala dan sakit otot yang
antara malabsorpsi dengan infiltrasi dapat disertai dengan penurunan berat
limfosit intra epitel.s Selain itu kemung- badan dan malabsorpsi. Infeksi Giardia
kinan beberapa strains G. Lamblia meng- dapat menyebabkan diare, disertai steatore
134 Parasitologi Kedokteran

karena gangguan absorpsi lemak. Selain Teknik konsentrasi dapat


itu juga ada gangguan absorpsi glukosa, penemuan kista.
laktosa, silosa, karoten, folat dan vitamin Pemeriksaan tinja merupakan peme-
B12. Penyerapan bilirubin oleh Giardia riksaan pendahuluan sebelum pemeriksa-
menghambat aktivitas lipase panlffeatik. Ke- an lain dilakukan. Penderita harus bebas
lainan frrngsi usus kecil ini disebut sindrom obat-obat tertentu misalnya antibiotik,
malabsorpsi, yang menimbulkan gejala antasid, kaolin, bismut subsalisilat, produk
kembung, abdomen membesar dan tegang, enema dan laksatif beberapa hari sebelum
mual, anoreksia, feses banyak dan berbau pemeriksaan. Obat tersebut dapat menye-
busuk dan mungkin penurunan berat babkan perubahan morfologi (distoni) atau
badan. Pada anak dengan infeksi kronis mengurangi jurnlah sehingga parasit sulit
dapat terjadi gangguan perlumbuhanT. ditemukan dalam tinjat.
Setelah pengobatan kelainan usus kecil Pada infeksi ringan dapat dilakukan
reversibel. Gejala lainnya berupa urtikaria, pemeriksaan cairan yang berasal dari
kolesistitis, pankreatitis dan dispepsia.t'8'e duodeno-jejunal junction untuk mencari
Walaupun sangat jarang giardiasis juga trofozoit. Hal ini dapat dilakukan dengan
dilaporkan berhubungan dengan artritis, endoskopi atau dengan enterotest.
arteritis retina dan iridosiklitis.l0,rl Penderita menelan kapsul gelatin yang
diikat dengan benang, kemudian mukus
Diagnosis usus yang menempel pada kapsul dapat
diperiksa secara mikroskopik. Cara ini
Diagnosis giardiasis tidak semuanya
merupakan pemeriksaan tambahan dan
dapat ditetapkan berdasarkan pemeriksaan
bukan pengganti pemeriksaan tinj a. 1

tinja. Dianjurkan pemeriksaan tinja selama


Bila G. lamblia tidak dapat ditemu-
3 hari berturut-turut atau setiap 2 hari kan dengan kedua cara tersebut, maka
sekali dalam kurun waktu 10 hari. Karena dapat dilakukan biopsi usus halus di
stadium kista dan trofozoit G. lamblia daerah duodeno-j ejunal junction. P arasit
dikeluarkan dalam tinja secara periodik, biasanya ditemukan pada perbatasan
maka hasil yang negatif tidak dapat dipakai mikrovili, terutama didalam crypty.t'3
sebag4i pegangan bahwa G. lamblia bukan Deteksi antigen G. lamblia dalam
penyebab penyakit. Ir, 12 Untuk menemukan tinla dapat dilakukan baik pada tinja segar
trofozoit yang masih bergerak diperlukan maupun tinja dengan pengawet formalin.t3
tinja yang segar. Pada pemeriksaan dapat Pemeriksaan ini dilaporkan mempunyai
ditemukan trofozoit dalam tinja encer dan sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi
cairan duodenum serta kista dalam tinja dibandingkan dengan pemeriksaan mikros-
padat. Dalam sediaan basah dengan larutan kopik sebagai baku emas.ra Hasilnya men-
iodin atau dalam sediaan yang dipulas dekati pemeriksaan mikroskopik bila
dengan trikrom morfologi G.lamblia dapat jumlah kista yang ditemukan dalam tinja
dibedakan denganjelas dari protozoa lain. cukup tinggi dan sebaliknya.r5
Bab II. Protozologi 135

Pengobatan buruk. Semua golongan umur dapat ter-


Obat pilihan adalah hnldazol dengan infeksi, walaupun di daerah endemis
dosis tunggal2 gram pada orang dewasa infeksi lebih sering ditemukan pada bayi.
atau 30-35 mglkg pada anak. Selain itu Prevalensi yang pemah ditemukan di
giardiasis dapat juga diobati dengan metro- Jakarta ialah 4,4o/o. Prevalensi G.lamblia
rndazol dan dosis untuk dewasa adalah di Jakarta tahun 1983-1990 adalah2,gyo
3 x 250 mg sehari selama 7 hari, dosis (194 positif dari 6810 sampel tinja yang
anak 3 x 5 mg/kg selama 7 hafl. Resistensi dikirim ke Bagian Parasitologi FKUI dari
G.lamblia terhadap metronidazol sudah penderita di Jakarta).
mulai dilaporkan. 16'17 lnfeksi dapat teqadi secara langsung
Obat lainnya adalah kuinakrin yang dari orang ke orang dengan menelan kista
efek sampingnya lebih berat dari metro- matang melalui fecal-oral atau secara
rudazol. Dosis yang diberikan pada orang tidak langsung terutama melalui ak.
dewasa adalah 3 x 100 mg/hari atau 3 x Transmisi melalui makanan hanya kadang-
2 mdkgpada anak selama 7 hai. Merupa- kadang dilaporkan.
kan obat pilihan untuk ibu hamil yang G.lamblia lebih sering ditemukan
terinfeksi G. lamblia, pemberiannya dapat pada anak daripada orang dewasa, ter-
dikombinasi dengan paromomisin. 18 utama pada anak berumur 6-10 tahun dari
keluarga besar, di rumah yatim piatu dan
Furazolidon merupakan satu-satunya
di sekolah dasar. Epidemi giardiasis telah
obat yang tersedia dalam bentuk cairan,
dilaporkan di tempat perawatan anak(day
sehingga sangat berguna bagi bayi dan
care centres).t-3
anak kecil. Angka kesembuhannya lebih
Pada orang dewasa giardiasis ditemu-
kecil dibandingkan metronidazol atau
kan pada orang yang bepergian (travelers'
kuinakrin. Pada penderita defisiensi enztrn
diarrhea), karena air minum yang ter-
G6PD dapat menyebabkan hemolisis, se-
kontaminasi. Infeksi G. lamblia terjadi
hingga urin berwama kecoklatan.l8 Dosis
orang dewasa 4 x 100 mglhai dan dosis
di hutan daerah pegunungan di Amerika
Serikat pada orang yang berkemah, maka
anak adalah 4x1,25 mglkg selama i hai.
diduga bahwa hewan liar (muskrat, beaver)
merupakan sumber G. lamblia yang dapat
Prognosis menginfeksi manusia. G. lambliajuga di-
Prognosis giardiasis baik bila peng- anggap sebagai parasit yang ditularkan
obatannya tepat disertai perbaikan ling- melalui seks pada kaum homoseksual
kungan dan sanitasi. maupnn heteroseksu al yang mempraktek-
kan seks oral-anal. Infeksi G. tamblia juga
Epidemiologi makin banyak ditemukan pada penderita
AIDS.1-3
G.lamblia ditemukan kosmopolit; Pencegahan infeksi parasit ini ter-
prevalensinya 2-25o/o dan prevalensi utama dengan memperhatikan higiene per-
makin tinggi pada keadaan sanitasi yang orangan, keluarga dan kelompolg dengan
136 ParasitologiKedokteran

menghindari air minum yang terkonta- 8. Prisco MC, Hagel I, Lynch NR, Jimenez JC,
Rojas R, Gil M. Association between giardiasis
minasi. Sanitasi air minum untuk men-
and allergy. AnnAllergyAsthma Irnmunol I 998;
cegah te{adinya epidemi giardiasis dilaku- 8l:261-5.
kan dengan metode coagulation-sedimen- 9. Yakoob J, Jafri I Abid S, Jafri N, Hamid S, Shah
tation-filtration.r Klorinasi air minum unhrk HA, Rizvi L, Islam M, Shaikh H. Giardiasis
in patients with dyspeptic symptoms. World J
mengeliminasi kista G.lamblia memerlu-
Gasfroenterol 2005; 1 I : 6667 -70.
kan konsentrasi yang lebih tinggi dan 10. R Lepidi H, Gerolami R, Drancourt
Fenollar
kontak yang lebih lama dari pada biasa- M, Raoult D. Whipple disease associated with
nya. Proteksi individu dapat dilakukan giardiasis. J Infect Dis 2003; 188: 828-34.

dengan merebus air sampai mendidih


ll. ConiA, Nucci C, Knafels, Bulgarini D, Di Dorio
L, Polito A, Dr Risi F, Ardenti Moroni F and Paone
minimal I menit. Bila air tidak dapat FM. Occular changes associated with Gardia
direbus, dapat diberikan 2-4tetes kaporit larnblia infection in children. Br J Ophthaknol,
1998;82:59-62.
untuk setiap liter air dan tunggu selama
12. Marshall MM, Naumovitz D, Ortega I
60 menit sebelum diminum. Bila airnya Sterling CR. Waterbome protozoan pathogens.
dingin dibutuhkan waktu semalam untuk Clin Microbiol Rev 1997; l0: 67- 85.
membunuh kista G. iamblia.t Memanas- 13. JanoffEN, Craft JC, Pickering LK, Novotny

kan makanan atau makanan yang matang IBlaser MJ, Knisley CY Reller LB.
of Giardia lamblia infections by
Diagnosis
dapat mencegah infeksi kista G. lamblia.
detection parasite-specific antigens. J Clin
Microbiol 1989; 27 : 431 -5.
t4 Vidal AMB and Catapani WR. En-ryme-linked
Daftar Pustaka immunosorbent assay @LISA) immunoassaying
versus microscopy: advantages and drawbacks
1. Wolfe MS. Giardiasis. Clin Microbiol Rev for diagnosing giardiasis. Sao Paula Med J
1992; 5:93-100.
2005;123:282-5.
2. Farthing MJF. Giardiasis in Protozoal
15. Hanson KL, Cartwright CP. Use of an en4rme
Diseases. 1999: 562-91.
immunoassay does not eliminate the need to
3. Hawrelak JND. Giardiasis: pathophysiology and
management. Alter Med Rev 2003 analyze multiple stool speciments for sensitive
;8: 129- 42.
4. Eckmann Land Gillin FD. Microbes and detection of Giardia lamblia. J Clin Microbiol
microbial toxins: Paradigms for microbial- 2001;39: 474-7.
mucosal interactions I. Pathophysiological 16. Nash TE, Ohi CA, Thomas E, Subramanian G,
aspects of enteric infections with the lumen- Keiser P, Moore TA. Treatment of patients
dwelling protozoan pathogen Giardia lamblia. with refractory giardiasis. Clin Infect Dis
Amer J Physiol 2001;280 Gl- G6. 2001:33:22-8.
5. Buret AG. Immunopathology of giardiasis: 17. Bansal D. Sehgal R, Chawla X Mahajan
the role of lymphocytes in intestinal epithelial
RC, Malla N. In vitro activity of antiamoebic
injury and malfunction. Mem Inst Oswaldo
drugs against clinical isolates of Entamoeba
Cru2,2005;100 (Suppl. 1): 185-90.
6. Faubert Q. Immrme response to Giardia histolytica and Entamoeba dispar. Ann Clin
duofurnlis. Clin Microbiol Rev 2000; 13:35-54. Microbiol Antimicrob 2004; 3 : I -5.
7. Fraser D, Bilenko N, Deckelbaum RI, Dagan 18. GardnerTB and Hill DRTreatment ofgiardiasis.
R, Eo-On J, Naggan L. Giardia lamblia Clin Microbiol Rev 2001; 14: ll4-28.
carriage in Israeli Bedouin infann: Risk facton and
consequences. Clin InfectDis 2000; 30: 419-8.
Bab II. Protozologr 137

Chilomastix mesnili 3 flagel berasal dari permukaan bagian


gentral tubuhnya dan flagel ini biasanya
jelas terlihat pada trofozoit yang hidup;
Chilomastix mesnili merupakan digunakan untuk bergerak secara per_
protozoa intestinal dan golongan flagelata
lahan membentuk gerakan rotasi.r,,
yang tidak patogen. parasit ini berasal
Sitostom terdapat dekat ujung anterior
dari ordo Retortamonadida, Famili Retor_
membentuk cekungan yang dikelilingi
tamonadiadae dan genus Chilomastix.l
oleh silia. Mempunyai I inti besar yang
terletak di anterior. Kista terbentuk bila
Hospes keadaan tinja padat. Kista berbentuk oval
berdinding tebal berukuran sekitar 6,5 _
Hospes Chilomastix mesniliumunnya
10,0 pm yang berbentuk seperti lemon.
manusia, tetapi dapat juga ditemukan
Di lahan kista tampak sebuah inti dengan
pada mamalia lainnya seperti simpanse,
organel lainnya termasuk fibril sitostom,
orang utan, kera, babi; serta hewan lai.nnya
aksonema.
seperti burung, reptil, amfibi, ikan, lintah
dan insekta. Infeksi terjadi bila menelan kista,
trofozoit tidak dapat hidup pada keadaan
asam di lambung.l
Distribusi Geografik
Parasit ini penyebarannya kosmopolit
Patologi dan Gejala Klinis
sehingga distribusinya dapat meluas di
dunia, meskipun lebih banyak ditemukan Parasit ini biasanya bersifat apato_
pada lingkungan yang beriklim panas. gen, tetapi dapat menyebabkan kelainan
intestinal seperti diare pada kasus
Morfologi dan Daur Hidup infeksi berat.5 Stadium trofozoit dapat
ditemukan pada tinja cair atau lembek.2
Chilomastix mesnili mempunyai Chilomastix mesnili hidupnya di sekum
stadium trofozoit dan stadium kista. dan kolon manusia. Transmisi secara
Parasit ini biasanya selalu ada bersama_ langsung terjadi melalui air minum yang
sama dengan protozoa usus lainnya ter_ terkontaminasi.
utama Giardia lamblia sehingga parasit
ini perlu diketahui untuk membedakan
Epidemiologi
dengan parasit yang patogen.r
Trofozoit berbentuk piriform seperti Data penyebaran menunjukkan bahwa
buah pir dengan ujung posterior yang ditemukan sekitar ll%o pada orang Mesir
lancip. Trofozoit ukurannya bervariasi diUS Troops. Flagelata ini juga ditemukan
sekitar 6-24 ttm x 3-10 pm. Mempunyai 4 pada anak-anak dan orang dewasa.
flagel, 1 flagel lebih panjang dari yang Di Indonesia prevalensinya mencapai
lain yang muncul dari ujung anterior, 0,8yo, sedangkan 0,52oh pada penduduk
138 ParasitologiKedokteran

Aborigin di Kimberlay dar' pasien dengan monos vaginalis. Penyakifirya pada manusia
seropositif HIV asimtomatik.2 disebut trikomoniasis.'

Daftar Pustaka
Trichomonas vaginalis
1. Schmid GD, Robert LS. Foundation of
parasitology. T'd ed. NewYork: Mc.Graw. Hill
Intemational edition. 2005: 89-90.
2. Gilles HM, editors. Chilomastix mesnili Sejarah
in Protozoal Diseases. New York: Oxford
University Press Inc. 1999:94-5. Donne pada tahun 1836 pertama
3. Meloni BP, Thompson RC, Hopkins RM, kali menemukan parasit ini dalam sekret
Reynoldson JA, Grace M. The prevalence of
Giardia and other intestinal parasites in children,
vagina seorang penderita vaginitis. Pada
dogs and cats from aboriginal communities in tahun berikutnya ia menamakan parasit ini
ttre Kimberley. Med JAust 1993;'258:251-9. Trichomonas vaginalis.
4. Margali A, Sasabone P, Syafiuddin, Abadi K
Hasegawa H, Toma ! et al. Intestinal parasitic
infections in Campallagian district, south Hospes dan Nama Penyakit
Sulawesi, Indonesia, SouthAsian J Trop Med
Pub Hlth. 1993; Jun; 24(2):313-20. Manusia merupakan hospes parasit
5. Kyu YP. Chilomastix mesnili. Atlas of ini. Parasit ini menyebabkan trikomoniasis
medical parasitol. The Korean SooPar Korea.
vagina.
Copyright,2003.

Distribusi Geogratik
Parasit ini dapat ditemukan secara
Trichomonas kosmopolit, termasuk di Indonesia.

Merupakan parasit protozoa flagelata


yang termasuk filum Sarcomastigophora, Morfologi dan Daur Hidup
sub-phylum Mastigophora, kelas Zoomas- TTichomonas vaginalis tidak mem-
tigophora, ordo Trichomonadida. I punyai stadium kista. Stadium trofozoit
Trichomonas merupakan parasit ber- berukuran 10-25 mikron x 7-8 mikron,l
bentuk piriform meskipun kadang-kadang mempunyai 4 flagel anterior dan satu
membulat, mempunyai satu inti, 4-6 flagel, flagel posterior yang melekat pada tepi
membran bergelornbang. Sitoplasma ber- membran bergelombang. Membran ini
granular, terdapat kosta dan aksostil se- pendek bentuknya dan ujungnya tidak ke
panjang sel.2 T4ichomonas tidak mem- luar badan sel. Membran bergelombang
bentuk kista, bereproduksi secara mitosis mempunyai kosta yang halus. Intinya
dan belah pasang longitudinal. Pada berbentuk lonjong dan sitoplasmanya ber-
manusia terdapat tiga spesies utama yaitu: butir halus dengan butir-butir kromatin
TTichomonas tenax, Trichomonas hominis tersebar rata sepanjang kosta dan aksostil.
(Pentatrichomonas hominis) dan Tiicho- Sitostom tidak ny ata. Aksostil halus bentuk-
Bab II. Protozologi '139

nya dan menonjol ke luar badan. pada kurang dari 4,9; inilah sebabnya parasit
perempuan tempat hidup parasit ini di tidak dapat hidup di sekret vagina yang
vagina dan uretra, sedangkan pada laki- asam (pH 3,8-4,4). parasit ini tidak tahan
laki di uretra, vesika seminalis dan prostat.2 pula terhadap desinfektans, zat pulasan
Parasit ini hidup di mukosa vagina dengan dan antibiotik. Parasit juga tidak dapat
makan bakteri dan leukosit. T.vaginalis hidup pada lingkungan yang aerob.
bergerak dengan cepat berputar-putar Infeksi terutama terjadi secara langsung
di antara sel epitel dan leukosit dengan waktu hubungan seksual melalui stadium
menggerakkan flagel anterior dan membran hofozoit. Pada keadaan lingkungan kurang
bergelombang. baik, misalnya banyak orang hidup ber-
Trichomonas berkembangbiak secara sama dalam satu rumah dapat terjadi
belah pasang longitudinal. Di luar habitat- infeksi secara tidak langsung melalui alat
nya, parasit mati pada suhu 50oC, tetapi mandi seperti lap mandi, handuk ataualat
dapat hidup selama 5 hari pada suhu 0"C. sanitasi seperti toilet seat. Neonatus rnen-
Dalam biakan, parasit ini mati pada pH dapatkan infeksi T.vaginalis dari ibu yang

r
Iafeksi didrpra onlslui
s€krurl 'rubungstr

Tnfozoii hidup di pss$te


*an r elrn

Irfeksi didapat metalui


hubungrra wksual

Gambar 18. Daur Hidup Trichomonas vaginalisl


140 Parasitologi Kedokteran

terinfeksi selama persalinan melalui jalan tidak dapat diandalkan sebagai satu-satu-
lahir. lnfeksi ini cendenrng asimtomatik nya kriteria.3 Setelah lewat stadium akut,
sampai pubertas.l gejala berkurang dan dapat reda sendiri.
Infeksi dimulai dari hubungan seksual Pada perempuan sering ada tanda-
dengan orang yang mengandung T.vagi- tmda colpitis macularis (strawberry cervLx.)
nalis. Pertama trofozoit harus menempel dan eritema pada vagina dan r,ulva.l Straw-
pada sel epitel vagina dan ini terjadi me- bercy cervzx khas pada trikomoniasis,
lalui interaksi ligand-karbohidrat. Mannose tetapi hanya ditemukan pada 2-3o/o pasien
dan N-asetil glukosamin merupakan residu sehingga jarang bermanfaat untuk
gula pada membran parasit yang diguna- diagnosis.3 Pada pemeriksaan in speculo,
kan untuk proses penempelan tersebut. tampak kelainan berupa vaginitis, dinding
Sekresi hidrolase lisosomal seperli vagina dan porsio tampak merah meradang
fosfatase asam terjadi pada host cell- dan pada infeksi berat tampak pula per-
parasite interface segera setelah proses darahan kecll Qtetechiae). Fluor tampak
penempelan. Hidrolase asam ini bersifat berkumpul di belakang porsio, encer
sitotoksik yang menyebabkan sel target atau sedikit kental. Pada infeksi campur,
lisis dan mengeluarkan isinya. Sel debris cairan sekret berwama putih kekuning-
kemudian dimakan oleh parasit. Parasit kuningan atau putih kelabu dan berbusa.
menggunakan karbohidrase seperti N- Banyaknya fluor yang dibentuk tergantung
asetilglukosaminidase dan c-mannosidase dari beratrya infeksi dan stadium penyakit.
untuk melepaskan dirinya dari membran sel Selain gqala fluor albus yang merupakan
target kemudian pindah ke sel selanjutnya.r keluhan utama penderita, pruritus vagina
atau r,'ulva, disuria dan dispareunia me-
Patologi dan Gejala Klinis rupakan keluhan tambahan. Infeksi dapat
menjalar dan menyebabkan uretritis. Semua
Masa inkubasi trikomoniasis biasa- tanda dan gejala klinis dapat mengalami
nya 4-20 hai, rata-rata 7 han.3 Bila pH dan eksaserbasi selama menstruasi.t Vaginitis
fisiologi vagina memungkinkan untuk merupakan manifestasi infeksi T.vaginalis
hidup, T. vaginalis akan berkembangbiak yang lebih umum dan kadang-kadang
dengan cepat dan menimbulkan degenerasi kelenjar Bartholini merupakan fokus
dan deskuamasi sel epitel vagina. Keadaan infeksi. Komplikasi yang dapat terjadi
ini kemudian disusul dengan serangan adalah adneksitis, piosalpingitis, endo-
leukosit. Akibatnya, sekret vagina me- metritis dan infertilitas.a Infeksi T.vaginalis
ngandung banyak leukosit dan parasit juga dapat menyebabkan ketuban pecah
bercampur dengan sel epitel yang apabila dini yang mengakibatkan bayi lahir
sekret mengalir ke luar vagina akan me- prematur dan berat badan lahir rendah.
nimbulkan gejalafluor albus atau keputihan Pasien trikomoniasis juga sering mem-
(leukorrhoea) Frotlry leucorchoea hampir punyai lesi epitel serviks berat, yang
patognomonik untuk trikomoniasis dan selanjutnya memberi kesan ada hubungan
memang lebih sering ditemukan, tetapi antara trikomoniasis dan kanker serviks.
Bab II. Protozologi 141

Walaupun demikian hubungan langsung pun demikian ada keterbatasan pada


trikomoniasis dan neoplasma belum dapat diagnosis dengan biakan. Waktu yang
dibuktikan.3 Pada infeksi kronis, gejala- diperlukan untnk deteksi T.vaginalis pada
nya ringan yaitu pruritus dan dispareunia, biakan adalah 2-7 hari. Untuk memper-
sedangkan sekresi vagina sangat sedikit baiki diagnosis dengan biakan, telah di-
dan bercampur dengan mukus.a Kira- temukan metode sampul plastik (in pouch
kira 2}o/operempuanyang terinfeks i T.vagi- system) yaitu pemeriksaan langsung dari
nalis tidak memperlihatkan gejala klinis.' biakan.a Medium cak yangdapat digunakan
Walaupun ada karier, 50% penderita untuk biakan T.vaginalis adalah medium
akan mengembangkan gelala klinis dalam thioglycolate atat medium Diamond.5
waktu 6 bulan.a Pada laki-laki, infeksi Biakan T.vaginalis juga dapat dilakukan
biasanya terjadi tanpa gejala, atau dapat pada medium padat yaitu dengan modified
pula menyebabkan uretritis, prostatitis Columbia agar.6 Kombinasi pemeriksaan
dan prostato-vesikulitis, balanoprostatitis, langsung dan biakan merupakan standar
epididimitis dan infertilitas.a Iirfeksi untuk deteksi T.vaginalis. Biakan T.vagi-
T.vaginalis akan meningkatkan transmisi nalis menggunakan usap uretra merupakan
HIV yang disebabkan oleh erosi dinding spesimen tunggal yang lebih sensitif pada
vagina.r,3 laki-laki, dibandingkan biakan dari urin.7
Pemeriksaan T.vaginalis juga dapat
Diagnosis dilalokan dengan pemeriksaan pCR
menggunakan sekret vagina atau urin.
Diagnosis berdasarkan keluhan ke-
Sensitivitas PCR menggunakan sekret
putihan atau fluor albus, rasa panas dan
vagina lebih tinggi dibandingkan dengan
gatal pada vulva/vagina dan adanya sekret
urin. Pemeriksaan PCR-ELISA meng-
encer, berbusa, berbau tidak sedap dan ber-
gunakan urin didapatkan sensitivitas yang
wama kehijauan atau kekuningan, adartya
lebih tinggi dibandingkan dengan pCR
lesi bekas garukan karena gatal dan hipere-
saja.S Pemeriksaan dengan pCR ini biasa-
mia pada vagina. Diagnosis pasti ditegak-
nya digunakan untuk skrining trikomoniasis.
kan dengan menemukan parasit T.vaginalis
dalam bahan sekret vagina, sekret uretra,
sekret prostat dan urin. Untuk kontrol Pengobatan
pasca-pengobatan, dilakukan pemeriksaan Dasar pengobatan ialah memperbaiki
langsung menggunakan mikroskop, ditun- keadaan vagina dengan membersihkan
jang dengan pembiakan sekret vagina atau mukosa vagina dan menggunakan obat
bahan lain dalam medium yang sesuai. per oral dan topikal. Walaupun ada laporan
Metode biakan air daging merupa- mengenai resistensi T. vaginalis terhadap
kan standar baku untuk diagnosis triko- metronidazol di luar negeri, namun sampai
moniasis karena mudah dan memerlukan saat ini metronidazol masih merupakan
sedikitnya 300-500 trikomonas/ml untuk obat yang efektif untuk pengobatan triko-
mulai perilmbuhan dalam biakan. Walau- moniasis, baik untuk laki-laki maupun
142 Parasitologi Kedokteran

perempuan di Indonesia. Pengobatantriko- Carapemeriksaan yang berbeda dapat pula


moniasis selain diberikan pada penderita memberikan hasil yang berlainan. Pada
juga harus diberikan pada pasangannya laki-laki umunnya angka yang ditemukan
apabila dia sudah menikah. Dosis metroni- lebih kecil, mungkin sekali karena parasit
dazol2 x 500 mg sehari selama 5-7 hari lebih sukar ditemukan dan karena infeksi
atau dosis tunggal2 g untuk suami maupun sering berlangsung tanpa gejala. Pada
istri. Kerugian menggunakan metronidazol perempuan parasit lebih sering ditemukan
dosis tunggal adalah kesulitan menelan pada kelompok usia 20-49 tahun, ber-
4 tablet sekaligus, selain itu mual dan efek kurang pada usia muda dan usia lanjut
samping lain lebih sering ditemukan. sertajarang pada anak gadis.
Risiko reinfeksi meningkat bila pasangan Untuk pencegahan, karena trikomo-
tidak diobati.3 Jika ada kontraindikasi pem- niasis merupakan penyakit hubungan seks,
berian metronidazol sistemik dapat diberi- kasus tanpa gejala pada laki-laki perlu
kan acidifuing douhes (2 sendok makan mendapat pengobatan yang tuntas. Demikian
cuka putih per liter ar) atau acidifying gels pula suami, perlu diberi pengobatan yang
atzufoams yang digunakan 2 kali seminggu sama seperti istrinya sampai parasit tidak
pada vagina sampai hasil pengobatan di-
ditemukan lagi pada pembiakan kontrol.
Selain itu kebersihan vagina juga sangat
capai. Dosis topikal untukperempuan adalah
perlu diperhatikan.
500 mg metronidazol dalam bentuk tablet
vagina sehari sekali selama 5-7 hai. Daftar Pustaka
Prognosis l. Donne. Tiichomonas vagirnlis. In: Despommier
DD, Gwadz RW' Hotez PJ, Knirsch CA
Prognosis trikomoniasis baik bila (Eds). Parasitic diseases. 4,h ed. New York:
dilakukan pengobatan secara tepat. Apple trees production; 2000.p.43 -7 .
2. Diamond L. Other flagellated protozoa In:
Schmidt GD, Roberts'LS (Eds). Foundations
Epidemiologi of parasitology.Tm ed. New York: Mc Graw
Hill;2005.p.89-105.
Trikomoniasis vagina dapat ditemu- 3. Simpson TW, Burgess DE, Zenilman JM.
kan di mana-mana. Parasit ditemukan Trichomoniasis. In: Gilles HM (Ed). Protozoal
pada semua bangsa/ras dan pada semua diseases. New York Oxford University Press
musim. Sukar untuk menenhlkan frekuensi Inc; 1999.p.667 -87 .
4. Petrin D, Delgaty K, Bhatt R, Garber G.
penyakit ini di satu daerah, karena Clinical and microbiological aspects of
kebanyakan penelitian dilalarkan pada Trichomonas vaginalis. Clin Microbiol Rev
golongan tertentu saja seperti golongan 1998; 11(2):300-17.
ibu hamil (18-25% di AS) dan dari klinik
5. Poch F, Levin D, Levin S, Dan M. Modified
thioglycolate medium: a simple and reliable
ginekologi (3040% di Eropa Timur). Angka means for detection of Tiichomonas vaginalis.
untuk Indonesia yang diambil dari hasil J Clin Microbiol 199 6;3 4(10) :263 0- I .
penelitian di RSCM Jakarta ialah 160/o 6. Stary A, Kuchinka-Koch A, Teodorowicz L
Detection of TTichomorus vaginalis on modifred
dari klinik kebidanan dan 25o/o dari 1146 Columbia agar in the routine laboratory. J
orang perempuan dari klinik ginekologi. Clin Microbi ol 2002 ;40 :327 7 -80.
Bab II. Protozologi 143

7. Lawing LF, Hedges SR, Schwebke JR. Patologi dan Gejala Klinis
Detection of trichomoniasis in vaginal and
urine specimens from women by culture and Meskipun perubahan patologinya
PCR. J Clin Microbiol 200;38(l 0):3585-8. masih diperdebatkan tetapi infeksi T. tenax
8. Kaydos-Daniels SC, Miller WC, Hoffinan I,
dihubungkan dengan penyakit periodontal
Banda I Dzinyemba W, Martinson F et ai.
validation of urine-based PCR-enzyme-linked lanjut dan juga dihubungkan dengan
Irnmunosortent assay foruse in clinical research penyakit saluran pernapasan.s T. tenax
settings to detect Tiichomonas vaginalis in men. dapat ditemukan pada penderita dengan
J Clin Microbiol 2003; 4l: 31823. bronkitis dan pneumonia kronis, juga
dilaporkan infeksi bronkus paru yang di-
sebabkan oleh Z tenax.3 Menurut Lewis5
empiema pada orang-orang dengan faktor
Trichomonas tenax
predisposisi dapat disebabkan oleh T.
tenax. Selain itu Borczuk,6 melaporkan
T.tenax pada penderita AIDS dengan
Sejarah odinofagia dan erosi esofagus. Menurut
Trichomonas tenffi merupakan spesies Mallat' infeksi saluran pernapasan yang
trichomonad yang pertamakali ditemu- disebabkan T. tenax dapat te{adi karena
kan, yaitu pada tahun 1773 oleh Miller organisme tersebut masuk ke dalam saluran
yang melakukan kultur dental kalkulus.t pemapasan melalui aspirasi dan orofaring
yang telah terkontaminasi bakteri. Pendapat
lain menyebutkan bahwa empiema tidak
Hospes
semata disebabkan oleh T.tenax sendiri,
T|ichomonas tenax ditemukan pada tetapi tergantung dari adartya bakteri yaitu
bagian mulut manusia terutama pada S tep to c o c cu s c ons t e I I atus dan
T t en axhidup
pasien dengan hygiene mulut yang buruk dari bakteri tersebut.5 Walaupun demikian
dan penderita penyakit mulut.l,2 Selain kontribusi T. tenax dan bakteri terhadzrp
itu Trichomonas tenax dilaporkan dapat penyakit paru belum diketahui.
ditemukan pada saluran pernapasan
manusia,3'a walaupun menurut Kazakov a, Diagnosis
1985 dalam Kutisova3 properti antigenik-
Spesimennya adalah sekresi atau
nya berbeda antara T. tenax yang diisolasi eksudat yang diambil dari rongga mulut
dari mulut dengan yang dari saluran napas atau saluran pernapasan. Diagnosis dapat
manusia. dilakukan secara mikroskopik melalui
pemeriksaan langsung sediaan basah, atau
Distribusi pewarnaan Giemsa dan trikrom, juga
dapat dilakukan kultur parasit.r Akhir-
Tersebar di seluruh dunia dengan pre- akhir ini teknik PCR dapat digunakan
valensi tinggi pada orang-orang dengan untuk mendeteksi T. tenax pada sputum
penyakit mulut.r,a penderita kelainan paru.7
144 Parasirologi Kedokteran

Pengobatan Clinical Pathology-Hongkong, I 997.


3. Kutisova K, Kulda J, Cepicka I, Flegre J,
Metronidazol dan nitroimidazol lain Koudela B, Teras J, et al. Tetratrichomonads
merupakan terapi yang baik untuk Tricho- from the oral cavity and respiraory tract of
monas termasuk T. Tenax.t Pemberian humans. Parasitology 2005; 13 1 :309 -19.
metronidazol pada penderita dengan ke-
4. Mallat H, Podglajen I, Laverde V, Mainardi JL,
Frappier t Comet M. Molecular characterization
lainan paru dapat menghilangkan T. tenax of Trichomonas tenax causing pulmonary
dari paru. Pada kasus empiema yang infection. J Clin MicrobioI2}}4; 42:386-8l..
disebabkan T. tenax pemberian metro- 5. Lewis KL, Doherty DE, Riber J, Seabolt Jp,
Bensadoun ES. Empyema caused by Tricho-
nidazol dan antibiotik memberikan reaksi monas. Chest 2003; 123:291-2.
yang baik terhadap hilangnya parasit ter- 6. Borczuk AC, Hagan R, Chipty F, Brandt LJ.
sebut.s Demikian juga pemberian metro- Cytologic detection of Trichomonas esopha-
gitis in a patient with AIDS patient. Diagn
nidazol pada penderita AIDS dengan
Cytopthol 1998; 19:3 13-6.
kelainan esofagus yang disebabkan T. 7. Mahmoud MS, Rahman GA. pulmonary
tenax dapat membersihkan parasit dan trichomoniasis: improved diagnosis by using
menghilangkan gejala klinis.6 polymerase chain reaction targeting Tricho-
monas tenax l8S rRNA gene in sputum
specimens. J Egypt Soc Parasitol 2004;34(l):
Epidemiologi 197-211.

Menurut Hers, 1985 dalam Mallat'


prevalensi T. tenax pada mulut bervariasi,
arfiara 4-53%. Transmisi dapat te{adi me- Trichomonus hominis
lalui ludah, droplet, ciuman atau peng-
gunan alat makan dan minum. Organisme
ini ditemukan pada 37 dari 370 pasien Sejarah
pneumonia dan bronkitis kronis. Sardis Trichomonas hominis pertamakali
1983 dalam Kutisova3menemukan 16 dari diidentifikasi oleh Davaine tahun 1854
30 pasien dengan berbagai jenis penyakit pada tnjamanusia.r T hominis ditemukan
paru disebabkan oleh Z tenax. Dengan pada usus besar dan dihubungkan dengan
teknik PCR, pemeriksaan sputum pasien masalah diare. Sekarang im Trichomonas
imunokompromais dengan keluhan paru hominis dikenal juga sebagai Pentatricho-
didapat 12% (dan 100 pasien) positif Z monas hominis oleh karena pada,kultur
tenax dan 8Yo positif pada pasien imuno- parasit sebagian besar parasit yang tumbuh
kompromais dengan penyakit paru kronis.T lebih banyak mempunyai (5 flagel) flagel
anterior dibandingkan 4 flagel.2
Daftar Pustaka
Hospes
l. Gilles HM. Protozoal diseases. London: Amold;
1999.p.67-687 Selain hidup di kolon dan sekum
2. Lawrence A, Orihel T. Atlas of human manusia. T. hominis juga ditemukan pada
parasitology. 4th edition. American Society of primata, anjing dan kucing.l
Bab IL Protozologi 145

Distribusi Daftar Pustaka


Kosmopolit, tetapi prevalensinya 1. Gilles HM. Protozoal Diseases. London:
kurang dai- 2o/o, sementara di negara Arnold. 1999.p.67-687
berkembang seperti Meksiko prevalensi 2. Lawrence A, Orihel T. Atlas of human
parasitology. 4ft edition. American Society of
dapat mencapai 32Yo. parasit ini jarang
Clinical Pathology-Hongkong, I 997.
di daerah iklim sedang, meskipun demi- 3. Mahmoud MS, Rahman GA. pulmonary
kian prevalensinya dapat meningkat bila trichomoniasis: improved diagnosis by using
sanitasi kesehatan buruk. polymerase chain reaction targeting Tricho_
monas tenax l8S rRNA gene in sputum
1q99imens. J Egypt Soc parasitol 2004;
Patologi dan Gejala Ktinis 34(t):197-211.
4. Mancilla RJ, Gonjales yR, Diarrhea
Sama seperti infeksi T. tenax, patologi asscociatedwith Trichomonas hominis in a
penyakitrya secara langsung pada manusia new bom infant. Bol Med Hosp hrfant 19g9;
a6Q):623-5
masih kontroversi. Tidak ada tanda 5. Danchavijitr S, Rongrungruang t Kachinfon
atau gejala klinis spesifik akibat infeksi U, Techasathit ! pakarorunthi S, Kachintron L.
T.hominis. Prevalence and effectiveness ofan education
program on intestinal pathogens in food handlers.
Seringkali infeksi T hominis dihubung-
J Med Assoc Thai. 2005, 88(Supll):31_5.
kan dengan protozoa usus lain di usus
seperti Entamoeba histolytica, tetapi ke_
beradaannya kemungkinan merupakan
infeksi penyerta. Flagelata Darah dan
Jaringan
Diagnosis
Golongan ini termasuk keluarga Try_
Pemeriksaan langsung tinja, kulfur panosomatidae yang terdiri atas beberapa
dan PCR.3 genus. Genus yang penting sebagai pe_
nyebab penyakit pada manusia adalah
Pengobatan Leis hmania dan Trypanos oma. Hemoflage_
lata ini mempunyai empat stadium dalarn
Selain metronidazol, pemberian daurhidupnya, yaitu: l) stadium amastigot
furazolidon pada bayi baru lahir yang me- atau stadium leismania, berbentuk bulat
ngalami diare karena infeksi T. hominis atau lonjong, mempunyai satu inti dengan
memberikan respons terapeutik yang sangat kariosom, satu kinetoplas di bagian anterior
bagus, dapat menghilangkan parasit dan yang terdiri atas benda parabasal, blefa_
berat badan bayi meningkat.a roplas dan satu aksonema. Besarnya 2-3
mikron dan hidupnya di dalam sel (intra-
Epidemiotogi selular); 2) stadium promastigot ata.u
stadium leptomonas, berbentuk,bujur me-
Di Thailand dapat ditemukan pada manjang, mempunyai satu inti; iatr4kine_
kelompok penyaji makanan.s
toplas di bagian anterior dan satu flagel.
146 Parasitologi Kedokteran

Bentuk ini besarnya t mikron; 3) stadium


15 Nicolle). Pada waktu lalat Phlebotomus
epimastigot atau stadium kritidia dengan mengisap darah penderita leismaniasis,
bentuk bujur memanjang, mempunyai satu stadium amastigot terhisap dan dalam
inti, satu kinetoplas di bagian anterior, lambung berubah menjadi stadium promas-
satu flagel dan satu membran bergelom- tigot, berkembangbiak dengan cepat secara
bang. Besamya 15-25 mikron danhidup di belah pasang longitudinal dan menjadi
luar sel; 4) stadium tripomastigot atau banyak dalam waktu 3-5 hari. Kemudian
stadium tripanosoma dengan bentuk bujur stadium promastigot bermigrasi melalui
memanjang, mempunyai safu inti, satu esofagus dan faring ke saluran hipofaring
kinetoplas di bagian posterior dan satu yang terdapat dalam probosis. Stadium
flagel yang dimulai dari bagian posterior promastigot adalah stadium infektif
dan keluar di bagian anterior. Besamya dan dapat ditularkan kepada manusia atau
20-30 mikron dan hidupnya ekstraselular. hospes reservoar, bila lalat tersebut meng-
Spesies hemoflagelata mempunyai empat isap darahnya. Dalam badan manusia
stadium atau lebih dari dua stadium stadium promastigot masuk ke dalam sel
tersebut. makrofag dan berubah menjadi stadium
amastigot. Kemudian stadium amastigot
berkembangbiak lagi secara belah pasang
Leishmsnia longitudinal dan seterusnya hidup di dalam
sel (intaselular). Transmisi dapat terjadi
Pada genus Leishmania, hanya ada secara kontak langsung melalui luka gigitan
tiga spesies yang penting bagi manusia, lalat; fansmisi secara kongenital tidak
yaitu: l) Leishmania donovani yang me- penting.
nyebabkan Leismaniasis viseral atau kala
azar,2) Leishmania tropica yang menye- Manusia dan hospes reseryoar.
babkan leismaniasis kulit atau oriental / )\
(intraselular
sore dan 3) Leishmania braziliensis yang /
menyebabkan leismaniasis mukokutis atau \
Espundia. Stadium promastigot Stadium amastigot

Morfologi dan Daur Hidup


Lalat Phlebotomus
Genus Leishmanid mempunyai dua
stadium, yaitu: a) stadium amastigot atau
stadium leismania yang terdapat pada
Bagan 5. Daur Hidup Genus Leishmania
manusia dan pada hospes reservoar dan
b) stadium promastigot atau stadium lepto-
monas yang terdapat pada hospes perantara Ketiga spesies Leishmania mem-
(lalat Phlebotomus atat lalat Luzontyia) punyai morfologi yang hampir sama, tetapi
dan dalam biakan NNN (It{ovy- Mac Neal- berbeda dalam sifat biakan, manifestasi
Bab II. Protozologi 147

klinis, penyebaran dan vektornya. Ketiga tetapi dapat menyerang orang dewasa;
spesies tersebut terdiri atas sejumlah strain 4) tipe Sudan, yang menghinggapi anak
yang berbeda dalam virulensi, tipe lesi, sifat remaja dan orang dewasa muda. Juga tidak
biologi danadaptasi pada vektor. ditemukan pada anjing, tetapi mungkin
Penyembuhan kala azar dan oriental mempunyai hospes reservoarbinatang
sore memberikan kekebalan yang lama. buas; 5) tipe Amerika Selatan, penyakit
Keadaan malnutrisi dan debilitas me- ini jarang tefadi (sporadis) dan dapat
rupakan predisposisi serangan klinis. menyerang semua umur.
Imunisasi terhadap penyakit oriental sore
berhasil dilakukan dengan menggunakan
bahan biakan atau bahan dari lesi manusia Distribusi Geografik
atau dari limpa binatang yang terinfeksi. Daerah endemi penyakit ini sangat
luas, yaitu berbagai negara di Asia (Indra),
Afrika, Eropa (sekitar Laut Tengah),
Leishmunia donovani Amerika Tengah dan Selatan. Di Indonesia
penyakit ini belum pernah ditemukan.
Hospes dan Nama penyakit
Morfologi dan Daur Hidup
Manusia merupakan hospes definitif
dan parasit ini dapat menyebabkan leisma- Pada manusia, parasit ini hidup intra-
niasis viseral, yang disebutjuga kala azar. selular dalam darah, yaitu dalam sel
atau tropical splenomegaly atau dum_dum retikulo-endotel (RE) sebagai stadium
fever. Hospes reservoarnya adalah anjing. amastigot yang disebut benda Leishman_
Di beberapa daerah, penyakit ini dapat Donovan. Parasit ini berkembangbiak
merupakan penyakit pada anjing yang secara belah pasang dan berukuran kira_
sewaktu-waktu dapat ditularkan kepada kira2 mikron. Sel RE dapatterisi penuh
manusia. Lalat Phlebotomus nt"*pukun oleh parasit, sehingga sel itu pecah.
hospes perantara atau vektornya. pada Stadium amastigot sementara berada
leismaniasis viseral atau.kala azar didapat- dalam peredaran darah tepi, kemudian
kan lima tipe kala azar yang disesuaikan masuk atau mencari sel RE yang lain,
dengan letak geografik dan strain vektor- sehingga stadium ini dapat ditemukan
nya. Kelima macam penyakit kala azar dalam sel RE hati, limpa, sulnsum,tulang
tersebut adalah: l) tipe India yang me_ dan kelenjar limfe viseral. Di lambung
nyerang orang dewasa muda. Tipe ini Phlebotoml.rs, stadium amastigot ini ber_
adalah tipe kala azar klasik dan tidak di- ubah menjadi stadium promastigot yang
temukan pada hospes reseryoar (anjing); kemudian bermigrasi ke probosis.
2) tipe Mediterania, yang menghinggapi Infeksi terjadi dengan tusukan lalat
anak balita dan mempunyai hospes reser_ P hl ebotomus yang memasukkan stadium
voar anjing atau binatang buas; 3) tipe promastigot melalui probosisnya ke dalam
Cina yang biasanya menyerang anak balita "badan manusia.
148 Parasitologi Kedokteran

Patologi dan Gejala Klinis dan pungsi sumsum tulang penderita;


Oleh karena banyak sel RE yang 2) pembiakan dalam medium NNN; 3)
inokulasi bahan pada binatang percobaan;
rusak, maka tubuh berusaha membentuk
4) reaksi imunologi, yaitu :
sel-sel baru, sehingga terjadi hiperplasi
dan hipertrofi sel RE. Akibatnya terjadi 1. Uji aglutinasi langsung (Direct Agglu-
pembesaran limpa (splenomegali), pem- tination Test)
besaran hati (hepatomegali), pembesaran 2. ELISA untuk mendeteksi zat anti.
kelenjar limfe (imfadenopati) dan anemia Untuk mengidentifikasi parasit
oleh karena pembentukan sel darah secara cepat dikembangkan zat antr
terdesak. Masa tunas penyakit ini belum monoklonal yang spesifik, yang juga
pasti, biasanya berkisar antara 2-4 bulan. dapat digunakan untuk mendeteksi
Setelah masa tunas, timbul demam yang antigen guna keperluan diagnostik.
berlangsung 2-4 mnggt: mula-mula tidak
3. unitkmendeteksi antigen
Western blot
teratur, kemudian intermiten. Kadang-
yang timbul selama infeksi.
kadang demam memrnjukkan dua puncak
sehari (double rise). Demam lalu hilang, 4. Polymerase Chain Reaction untuk
tetapi dapat kambuh lagi. Lambat laun mendiagnosis leismaniasis di lapangan
timbul splenomegali dan hepatomegali. dan leismaniasis pada penderita dengan
Kelenjar limfe di usus dapat diserang parasit infeksi HfV karena riji serologi untuk
ini; pada infeksi berat di usus dapat ter- mendeteksi zat anti tidak berguna
jadi diare dan disentri. Anemia dan leuko: banyak pada kasus ini.
penia terjadi sebagai akibat diserangnya
sumsum tulang. Kemudian timbul ano- Pengobatan
reksia (tidak napsu makan) dan te{adi Natrium antimonium glukonat, etilsti-
kakeksia (kurus kering), sehingga penderita
bamin, diamidin, pentamidin, amfoterisin
menjadi lemah sekali. Daya tahan tubuh B dan stilbamidin merupakan obat toksik
menurun, sehingga mudah te{adi infeksi tetapi sangat efektif untuk pengobatan
sekunder. Sebagai penyulit dapat terjadi
penyakit ini. Penderita memerlukan
kankrum oris dan noma. Penyakit kala
istirahat total selama menderita penyakit
azar biasanya bersifat menahun. Sesudah
akut; juga memerlukan banyak makanan
gejala kala azar surut dapat timbul Leis-
yang mengandung kadar protein tinggi
manoid dermal, yaitu kelainan kulit yang
dan vitamin. Transfusi darah diberikan
disebut juga leismaniasis pasca kala azar.
pada penderita dengan anemia berat, atau
perdarahan pada selaput mukosa.
Diagnosis Sebagai usaha penanggulangan leisma-
Diagnosis dibuat berdasarkan gejala niasis maka dilakukan pengembangan
klinis, yang kemudian ditegakkan dengan: vaksin antara lain vaksin yang terbuat
1) menemukanparasit dalam sediaan darah dari leismania mati ataupun vaksin yang
langsung, biopsi hati, limpa, kelenjar limfe terbuat dari rekayasa genetik.
Bab II. Protozologi 149

Epidemiologi Morfologi dan Daur Hidup


Di sekitar Laut Tengah, penyakit Parasit hanya hidup di dalam sel RE
ini hanya terdapat pada anak balita. dan di bawah kulit di dekat porte d'entree,
disebut kala azar infantil. Anjing merupa- sebagai stadiirm amastigot dan tidak me-
kan hospes reservoar dan penting sebagai nyebar ke bagian lain. Morfologi parasit
sumber infeksi. Pada anjittg kelainan ini tidak dqpat dibedakan dari L.donovani.
terdapat pada kulit, dinamakan Hunde
Bentuk promastigot yang merupakan
kala azar. Di Eropa dan Amerika Selatan
bentuk infektif dapat ditemukan pada
anjing sebagai binatang peliharaan juga
lalat Phlebotomus sebagai vektornya atau
merupakan hospes reservoar, sedangkan
dalam biakan. L.tropica dalam sediaan apus
di India penularan terjadi langsung antara
manusia dan manusia karena anjing tidak
dari lesi kulit terdapat infaselular dalam
leukosit, sel mononuklear, sel polinuklear
penting sebagai hospes reservoar.
dan sel epitel atau terdapat ekstraselular.
Cara infeksi sama seperti pada
L.donovani.
Leishmania tropica
Patologi dan Gejala Klinis
Hospes dan Nama Penyakit
Masa tunas penyakit ini adalah 2
Manusia merupakan hospes definitif minggu sampai 3 tahuh. pada manusia
parasit ini dan yang berperan sebagai penyakit ini terbatas pada jaringan kulit
hospes reservoar adalah anjing, gerbil dan dan kadang-kadang menyerang selaput
binatang pengerat lainnya. Hospes peran- mukosa. Pada porte d'entree te{adi hiper-
taranya adalah lalat Phlebotomus. parasit plasia sel RE yang mengandung stadium
ini menyebabkan leismaniasis kulit atau amastigot; mula-mulaterbentuk makula
oriental sore. Ada dua tipe oriental sore kemudian menjadi papul. papul lalu pecah
yang disebabkan oleh strain yang ber- dan terjadi ulkus. Ulkus dapat sembuh
lainan, yaitu: l) leismaniasis kulit tipe sendiri dalam waktu beberapa bulan,
kering atau urban yang menyebabkan kemudian meninggalkan parut yang kecil.
penyakit menahun; 2) leismaniasis kulit Bila terjadi infeksi sekunder oleh bakteri,
tipe basah atau rural yang menyebabkan mungkin timbul gejala umum seperti
penyakit akut. demam, menggigil dan bila ulkus sembuh
dapat meninggalkan parut yang besar.
Distribusi Geografik Ulkus pada leismaniasis kulit atau oriental
sore dapat sembuh sendiri dalam beberapa
Daerah endemi penyakit ini terdapat bulan, meskipun penderita tidak diobati.
di berbagai negeri sekitar Laut Tengah,
Laut Hitam, Afrika, Amerika Tengah dan
Selatan, Arab, India, Pakistan dan Ceylon. Diagnosis
Di Indonesia penyakit ini belum pernah Diagnosis ditegakkan dengan: l)
ditemukan. menemukan parasit dalam sediaan apus
150 ParasitologiKedokteran

yang diambil dari tepi ulkus atau dari se- sebagai hospes perantara. Penyakit yang
diaan biopsi; 2) pembiakan dalam medium disebabkan oleh parasit ini disebut leisma-
NNN; 3) reaksi imunologi. niasis mukokutis atau leismaniasis Amerika
atau penyakit Espundia. Penyakit ini dapat
Pengobatan dibagi menjadi tiga tipe menurut strain,
Obat yang dapat menghasilkan ke- yaitu: 1) tipe ulkus Meksiko dengan lesi
sembuhan pada leismaniasis kulit adalah yang terbatas pada telinga. Penyakitnya
salep yang mengandung paromomisin. menahun, parasitnya sedikit, ulkusnya
Alopurinol juga efektif pada pengobatan kecil-kecil dan tidak menyebar ke mukosa
leismaniasis kulit. lainnya; 2) tipe uta, lesi kulit yang me-
Pengobatan lokal dilakukan bila hanya nyerupai oriental sore, pada lesi yang
ada satu atau dua ulkus saja. Bila te{adi dini lebih banyak ditemukan parasitnya
luka multipel atau yang sudah lanjut diberi daripada lesi yang sudah lama; penyakit
neostibosan. Di daerah endemi bila ter- ini jarang menyebar ke selaput mukosa;
dapat luka di daerah wajah, dianjurkan 3) tipe Espundia, sering bersifat polipoid
untuk tidak diberi pengobatan sampai dan ulkus dapat menyebar ke lapisan
waktu tertentu supaya penderita mendapat
mukokutis dan kutis.
kekebalan. Untuk daerah non-endemik
pengobatan harus segera diberikan.
Distribusi Geografik :
Epidemiologi Penyakit ini
ditemukan di Amerika
Anjing, gerbil dan binatang pengerat Tengah dan Selatan (mulai dari Guatemala
lainnya merupakan sumber infeksi yang sampai ke ArgentinaUtaru dan Paraguay).
penting bagi manusia. Untuk mengurangi Di Indonesia penyakit ini belum pernah
kemungkinan terjadinya transmisi antara
ditemukan.
penderita dan vektor, dianjurkan untuk
menutup luka. Pemberantasan veklor (lalat
pasir) dilalnrkan dengan penyemprotan Morfologi dan Daur Hidup
insektisida di rumah-rumah. Juga dianjur-
Morfologi parasit ini tidak dapat di-
kan memakai kelambu atau repelen waktu
bedakan dari L.donovani dan L.tropica.
tidur agar terlindung dari gigitan lalat. Imu-
nisasi aktif dapat memberikan perlindung-
Stadium amastigot hidup dalam sel RE
an yang efektif, meskipun imunitas baru di bawah kulit pada porte d'entree dan
didapat setelah beberapa bulan. menyebar ke selaput lendir (mukosa) yang
berdekatan, seperti mulut, hidung dan
tulang rawan telinga. Stadium promas-
Leishmaniu brusiliensis tigot terdapat pada lalat Phlebotomus
sebagai bentuk infektif. Bentuk ini di-
Hospes dan Nama Penyakit
temukan pula dalam biakan NNN.
Manusia merupakan hospes definitif Infeksi terjadi seperti pada L.dono-
parasit ini dan lalat Phlebotomus berperan vani dan L.tropica.
Bab II. Protozologi 151

Patologi dan Gejala Klinis kutan yang destruktif. Natrium antimo-


Masa tunas penyakit ini berlangsung nium tarkat dan stibofen dapat digunakan
beberapa hari sampai beberapa bulan. dalam p@erturut-turu1.
Pada porte de'entree terjadi hiperplasi Amfoterisin B juga mempunyai nilai
sel RE yang mengandung stadium irmas- terapeutik.
tigot. Kemudian timbul makula dan papul; Antibiotik diberikan bila terdapat
setelah itu papul pecah dan terjadi ulkus. infeksi sekunder oleh bakteri.
Parasit yang keluar bersama sekret ulkus
menyebabkan ulkus baru atau granuloma. Epidemiologi
Saluran limfe tersumbat dan terjadilah
Di daerah endemi penyakit terbatas
nekrosis. Infeksi sekunder oleh bakteri
merupakan penyulit, sehingga terjadi
di daerah pinggiran hutan dan banyak
terdapat pada orang dewasa laki-laki yang
destruksi tulang rawan pada hidung atau
bekerja di hutan, sedangkan dj Brazll
telinga. Penyakit ini berlangsung ber-
sepertiga penderitanya adalah anak-anak.
tahun-tahun dan bila tidak diobati dapat
Diduga, hospes reservoar adalah binatang
sembuh sendiri. Ulkus dapat sembuh
liar. Anjing kadang-kadang mengandung
sendiri dengan meninggalkan parut.
parasit ini tetapi tidak menimbulkan ke-
Lesi yang terjadi pada tipe uta, sama
lainan pada tubuh binatang tersebut.
bentuknya dengan tipe Meksiko, hanya
predileksi pada telinga kurang dan jarang
Di Tunisia penanggulangan leisma-
niasis kulit dilakukan dengan membasmi
menghinggapi selaput lendir. Masa tunas
koloni gerbil (hospes reservoar) dan meng-
pada tipe Espundia adalah 2-3 bulan dan
hilangkan sumber makanan gerbil dengan
biasanya lesi pertama terjadi pada kulit
membuang semak-semak serta mencegah
dan mungkin juga terdapat di selaput
pertumbuhannya kembali dengan cara
lendir. Setelah * I tahun terjadi lesi
menanami pohon di tempat tersebut. Di
sekunder yang dapat menyebabkan cacat.
Peru penanggulangan leismaniasis kulit
meliputi pemakaian insektisida di daerah
Diagnosis perumahan dan sekitarnya yang merupakan
Diagnosis ditegakkan dengan: l) fokus transmisi, serta memakai pakaian,
menemukan parasit dalam sediaan apus gelang, topi yang telah dicelup dalam
atau sediaan biopsi dari tepi ulkus; 2) pem- repelen.
biakan dalam medium NNN; 3) reaksi
imunologi.
Trypanosoma
Pengobatan
Pada genus T?ypanosoma terdapat ttga
Terapi intravena dengan etilstibamin spesies, yang dapat menyebabkan penyakit
harus dilakukan dengan segera setelah pada manusia, yaitu Trypanosoma rhofu-
diagnosis dibuat, mengingat luka muko- siense, Tiypanosoma gambiense dan Trypa-
152 Parasitologi Kedokteran

nosoma cruzi. Penyakit yang disebabkan macam, yaitu bentuk panjang (32 mikron)
oleh ketiga spesies tersebut, yaitu tripano- dan bentuk pendek (16 mikron) yang tidak
somiasis, tidak ditemukan di Indonesia. mempunyai flagel. Oleh karena itu parasit
ini disebut mempunyai sifat polimorf.
Stadium tripomastigot hidup di luar sel
Trypanos oma rhodesiens e dan (eksnaselular) dalam darah, limpa, kelenjar
Trypanosoma gambiense limfe, cairan otak dan di otak. Parasit
ini berkembangbiak secara belah pasang
Hospes dan Nama Penyakit longitudinal dan dalam darah tampak bentuk
yang membelah. Dalam tubuh Glossina,
Manusia merupakan hospes dari ke-
stadium tripomastigot yang terisap dengan
dua spesies parasit ini. Hospes reservoar
darah berkembang-biak di usus tengah
T.rhodesiense adalah binatang liar seperti
dan usus belakang (nidgut dan hindgut)
antilop dan hospes reservoar T.gambiense
secara belah pasang longihrdinal. Sesudah
adalah binatang peliharaan seperti sapi,
15 hari tampak bentuk langsing (7tro-
babi, kambing dan sebagainya. LaIat
ventricular "for*) yang membelah lagi
Glossina berperan sebagai hospes perantara.
kemudian bermigrasi melalui esofagus,
Penyakitnya disebut tripanosomiasis Afrika
faring, mulut, untuk kemudian masuk ke
atau s leeping s iclmes s.
dalam kelenjar ludahnya. Dalam kelenjar
Distribusi Gepgrafik ludah, parasit ini melekat pada epitel dan
berubah menjadi stadium epimastigot.
Kedua spesies ini ditemukan di daerah Stadium epimastigot berkembangbiak ber-
Afrika tropik, yaitu antara garis lintang kali-kali kemudian berubah menjadi stadium
utara 15o dan garis lintang selatan 18". tripomastigot metasiklik yang masuk ke
T.rho des iens e terdapat di bagian timur dan
saluran kelenjar ludah, lalu ke probosis dan
T.gambiense dibagian tengah dan barat.
dari sini dapat ditularkan kepada manusia.
Untuk T.gambiense, lalat menjadi infektif
Morfologi dan Daur Hidup sesudah z}l:mit'', sedangkan untuk T.rhode-
Antara spesies T.rhodesiense dan siense sesudah 14har|
T.gambiense tidak terdapat perbedaan Infeksi terjadi dengan tusukan lalat
morfologi. Glossina yang mengandung stadium tripo-
Pada manusia, kedua spesies tersebut mastigot metasiklik, yaitu sebagai bentuk
terdapat dalam stadium tripomastigot yang infektif. Cara penularan ini disebut anterior
hidup dalam darah. Bentuk ini ada dua inoculative-
Bab II. Protozologi 153

Manusia dan
hospes reservoar
stadium tripomastigot

Stadium tripomastigot Stadium tripomastigot


metasiklik

Lalat Glossina
stadium tripomastigot

I
Stadium epimastigot

Bagan 6. Daur Hidup Tgambiense / Trhodesiensi

Patologi dan Gejala Klinis menyebabkan meningitis,'ersefalitis dengan


Padaporte d'entree, parasit berkem- gejala sakit kepala yang berat, kelainan
bangbiak di sela-sela jaringan di bawah motorik, apatis, letargi, koma dan berakhir
kulit dan dalam waktu kira-kira satu minggu dengan kematian. Perbedaan penting
timbul syanker tripanosoma. Stadium tripo- antara infeksi T.rhodesiense dan T.gam-
masfigot masuk ke pembuluh darah dan biense ialah: 1) T.rhodesiense sangat
terjadi parasitemia. Pada penduduk asli, virulen, penyakifirya akut sehingga pende-
masa ini di daerah endemi berlalu afebril, rita meninggal dalam waktu yang singkat
sedangkan penduduk pendatang mengalami sebelum gejala otak tampak; 2) T.gam-
demam. Timbulnya demam disebabkan biense, penyakitnya rnenahun dan sesudah
oleh parasit yang menyerang kelenjar satu tahun, penderita dapat meninggal
limfe. Kelenjar limfe menjadi besar dan dengan gejala otak.
nyeri. Hal ini nyata sekali pada daerah
servikal belakang yang disebut gejala Diagnosis
winterbottom. Juga te{adi pembesaran Diagnosis ditegakkan dengan menemu-
kelenjar limfe yang lain seperti di daerah kan parasit: 1) secara langsung dalam
ketiak dan inguinal. Selain itu te{adi pula sediaan darah atau cairan otak;2) dalam
hepatosplenomegali; penderita sakit berat
biopsi kelenjar dan pungsi sumsum tulang;
dan dapat meninggal. Pada stadium ber- 3) secara imunologi
ikutnya, parasit dapat masuk ke otak dan
dengan zat anti
fluoresen.
154 Parasitologi Kedokteran

Pengobatan kadang dijumpai kesulitan lain, misalnya


Pengobatan pada penyakit tidur tidak ada air untuk minum (auh dari
sumber airlsungai), sehingga kehidupan
Afrika biasanya berhasil baik bila dimulai
menjadi lebih sulit. Di Indonesia terdapat
pada permulaan penyakit (infeksi dini),
T.evansi yang dapat menyebabkan penyakit
yaitu pada stadium darah-limfe. Unhrk
surra pada binatang. Hospes perantaranya
itu dapat dipakai suramin ataupentamidin.
ialah lalat Stomoxys calcitrans atau lalat
Bila susunan saraf sudah terkena, dapat
kandang.
dipakai triparsamid oleh karena dengan
suramin atau pentamidin kurang baik
hasilnya. Trypanosoma cruzi
Obat yang tersedia umunmya toksik
untuk manusia, dan beberapa strain parasit
menjadi resisten terhadap obat tersebut. Hospes dan Nama Penyakit
Untuk itu dapat dipakai melarsopol: Mel B Manusia merupakan hospes parasit
(arsobal). ini dan hospes reseryoar adalah binatang
peliharaan (anjing dan kucing) atau bina-
Epidemiologi tang liar (tupai, armadillo, kera dan lain-
Penyakit yang disebabkan oleh T.rho- Iain). Triatoma berperan sebagai hospes
desiense sangat jarang, tetapi penting peruntara.
karena penyakit ini sangat berbahaya.. Penyakitnya disebut tripanosomiasis
Hospes perantarany a ialah lalat G I o s s ina Amerika atau penyakit Chagas.
morsitans yang hidup di daerah padang
rumput (savanah). Baik lalat jantan mau- Distribusi Geografik
pun betina dapat menularkan penyakit. Pada
Penyakit ini ditemukan di Amerika
fipanosomiasis rodesiense hospes reservoar Selatan, Amerika Tengah dan Amerika
penting karena penularan tedadi dari hospes
Serikat (Corpus Christi, Texas).
reservoar melalui lalat ke manusia.
Hospes perantara untuk T.gambiense
talahlalat Glossina palpalis yang terdapat Morfologi dan Daur Hidup
di daerah dataran rendah dengan hutan Di badan manusia, parasit ini
yang lebat dan keadaan lembab. Peran terdapat dalam dua stadium yaitu stadium
hospes reservoar T. gambiens e ndakpenting tripomastigot dan stadium amastigot.
oleh karena penyakit ditularkan dari Stadium tripomastigot hidup di luar sel
manusia ke lalat, kemudian ke manusia (ekstraselular) dalam darah dan tidak ber-
lain. Pengawasan terhadap penyakit ini kembangbiak, sehingga di dalam darah
sulit dilakukan oleh karena penduduk tidak ditemukan bentuk yang membelah.
Afrika pada umumnya sering berpindah Parasit ini panjangnya20 mikron dan me-
tempat (nomad). Bila penduduk pindah ke nyerupai huruf "C" atau huruf "S" dengan
daerah yang tidak ada vektornya, kadang- kinetoplas yang besar.
Bab II. Protozologi 155

Stadium amastigot, yang besarnya ubah menjadi stadium amastigot dan


hanya 2-3 mikron, terdapat intraselular membelah. Banyak makrofag yang di_
dalam sel RE dan berkembangbiak secara serang, sehingga terbenfuk suatu granu_
belah pasang longitudinal. Setelah penuh, loma (chagoma) yang dapat membendung
sel RE pecah dan stadium amastigot me- aliran limfe. Bila hal ini terjadi pada
lalui stadium promastigot berubah menjadi mata, timbul edema kelopak mata pada
stadium epimastigot, kemudian menjadi salah satu mata (edema unilateral) yang
stadium tripomastigot yang masuk kem- disebut gejala Romafla. Melalui stadium
bali ke dalam darah. Stadium amastigot promastigot dan epimastigot, parasit ini
ditemukan dalam sel RE limpa, hati, masuk ke aliran darah dan berubah men_
kelenjar limfe, sumsum tulang, sel otot jadi stadium tripomastigot. Kemudian
jantung dan sel otak. Bila Triatoma meng- terjadi parasitemia yang memberi gejala
isap darah seorang penderita tripanoso- toksik. Parasit masuk ke alat-alat daiam
miasis, stadium tripomastigot dan stadium yang mengandung sel RE, sehingga timbul
amastigot berubah menjadi stadium epi- gejala splenomegali, hepatomegali dan
mastigot dalam usus tengah (midgut), limfadenopati; juga terjadi kelainan
kemudian stadium epimastigot ini berkem- pada sumsum hrlang, karena penuh dengan
bangbiak secara belah pasang longitu- parasit. Penderita sakit berat, demam, dan
dinal dan bermigrasi ke bagian posterior sering ada gejala janhrng, sehingga penderita
(hindgut) untuk berubah menjadi stadium meninggal pada stadium akut. Hal ini
tripomastigot metasiklik yang merupakan. biasanya terjadi pada anak. pada orang
bentuk infektif. Siklus ini berlangsung dewasa penyakitnya dapat menahun.
selama kira-kira 10 hari.
Waktu menusuk orang lain untuk Diagnosis
mengisap darahnya, Triatoma mengeluar-
kan pula sedikit tinjanya yang mengan- Diagnosis ditegakkan dengan: l) me-
dnng bentuk infektif dan diletakkanpada nemukan parasit dalam darah pada waktu
kulit. Oleh karena tusukan terasa gatal, demam atau dalam biopsi kelenjar limfe,
maka orang menggaruk sehingga parasit limpa, hati dan sumsum tulang (stadium
masuk ke dalam luka dan te{adilah infeksi. tripomastigot dan stadium amastigot), 2)
Cara infeksi ini disebut posterior conta- menemukan parasit pada pernbiakan dalam
minative. Parasit dapat pula masuk melalui medium NNN (stadium epimastigot), 3)
kulit yang utuh, misalnya melalui selaput xenodiagnosis, dengan percobaan serangga
lendir mata ataukulit bayi yang utuh. T\iatoma ata.u Cimex,4) ada beberapa uji
imunodiagnostik yang telah dikembang-
kan untuk mendeteksi zat anti terhadap
Patologi dan Gejala Klinis
T. gamb i ens e antara lain:
Pada porte d'entree stadium tripomas- l. Uji aglutinasi kartu (Card Agglutination
tigot metasiklik dikelilingi oleh makrofag
kemudian masuk ke dalamnya dan ber-
Test for
Trypanosomlasrs atau CATT)
yang banyak digunakan di lapangan.
156 ParasitologiKedokteran

Manusia dan
Hospes reseryoar

Stadium tripomastigot Stadium amastigot


(ekstraselular) (intraselular)

Stadium tripomastigot Stadium tripomastigot


metasiklik

Triatoma
Stadium tripomastigot

I
v
Stadium epimastigot

Bagan 7. Daur Hidup Tcruzi

2. ELISA untuk mendeteksi antigen tripa- obat yang dapat menghancurkan parasit
nosoma di dalam semm dan cairan yang berada dalam sel jaringan. Primakuin
serebrospinalis. merupakan obat yang terbaik untuk
3. Card Indirect Agglutination Tixt (CIAT) membasmi tripomastigot dalam darah,
yang merupakan modifikasi ELISA dengan demikian mencegah invasi lebih
dengan uji aglutinasi lateks. lanjut ke dalam jaringan. Selain itu juga
digunakan nitrofurans dan amfoterisin B.
Reaksi rantai polimerase merupakan Pada tikus kombinasi obat antimikosis
caruyang cukup sensitif dan spesifik yang golongan azol dengan terbinafin selama
sedang dikembangkan untuk mendeteksi 14 hari memberikan kesembuhan 100%.
DNA tripanosoma di dalam otak penderita Percobaan in vitro menunjukkan hasil
yang meninggal akibat ensefalopati pasca yang baik dapat dicapai oleh pengobatan
pengobatan serta DNA di dalam kelenjar kombinasi antara lovastatin, azol dan
air liur dan lambung lalat tse-tse. terbinafin.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pengobatan radikal yang membasmi semua
Pengobatan
tripanosoma dari susunan saraf pusat
Pengobatan terhadap penyakit ini dapat mencegah ensefalopati pasca peng-
tidak memuaskan, oleh karena belum ada obatan.
Bab II. Protozologi 157

Epidemiologi Daftar Pustaka


Hospes reseryoar selalu merupakan l. Neva FA, Brown HW. Basic Clinical
sumber infeksi dan carapencegahan dapat Parasitology. Sixth Edition. prentice Hall
dilakukan dengan memberantas vektornya International Editions, I 994.
yaitu Triatoma dan melindungi manusia 2. Gandahusada S. Prevalensi protozoa usus
pada sampel tinja di Jakarta selama 6 tahun
dari gigtannya. Hospes perantaranya adalah terakhir. Medika t99l 6:431-5.
TTiatoma infestans, Rhodnius prolixus 3. Cross JH. Recent advances in human
dan Panstrongtlus megistus yang hidup di protozoan parasites of the gastrointestinal
sela-sela dinding rumah yang terbuat dari tract. Proceedings of the 6th International
Congress of Parasitology 1986: l5 l-g.
papan atau batu. Pengawasan bank darah
juga merupakan upayayang dapat men-
4. Tropical Disease Research progress l99l_
1992, eleventh programme report. WHO,
cegah timbulnya infeksi pada manusia. Geneve, 1993l' 57:91.
158 Parasitologi Kedokteran

sPoRozo[

f)arasit yang tennasuk sporozoa ber- epidemiologik yang penting unhrk transmisi
I kembangbiak secara aseksual (skizo- parasit ini. Penemuan lain pada tahun
goni) dan seksual (sporogoni) secara ber- 1980 adalah parasit yang menyebabkan
gantian. Kedua cara berkembangbiak ini penyakit pada hewan peliharaan, yaitu
dapat berlangsung dalam satu hospes: hal Cryptosporidium, juga patogen pada
ini ditemukan pada coccidia. Pada haemo- manusia dan menyebabkan infeksi opor-
sporidia (Plasmodium) diperlukan dua tunistik disertai diare pada penderita AIDS.
hospes yang berlainan jenis. Parasit hidup Coccidia lain yang patogen adalah Cyclo-
di luar maupun di dalam sel bermacam- spore, menyebabkan diare pada dewasa
macam organ vertebrata dan invertebrata..
maupun anak yang imunokompeten.
Spesies sporozoa yang dapat menghinggapi
manusia termasuk: a) coccidia: genus
Eimeria, genus Isospora dan genus Toxo- Hospes dan Nama Penyakit
p I as ma; b) haemosporidia: genus P I asmo -
Parasit ini hidup pada berbagai
dium. mamalia, burung dan ikan, termasuk
manusia. Penyakit yang disebabkannya
disebut koksidiosis.
Coccidia
Dalam dua dekade terakhir dike- Distribusi Geografik
mukakan berbagai penemuan baru, Parasit ini terdapat di seluruh dunia,
sehingga beberapa Coccidia menjadi tetapi lebih banyak ditemukan di negeri
jelas sebagai patogen pada manusia. Pe- beriklim panas.
nemuan pertama pada tahun 1970 men-
jelaskan taksonomi parasit yang sudah
Morfologi dan Lingkaran Hidup
dikenal sebagai patogen pada manusia
selama setengah abad, yaitu Tbxoplasma Coccidia digolongkan berdasarkan
gondii adalah Coccidia dan kucing adalah bentuk ookista yang khas dan ukuran
hospes definitifrrya. Juga menjadi jelas besarnya yang bervariasi, bentuk dan
bahwa dalam daur hidup T.gondii ada jumlah sporobias serta sporozoit yang
daur seksual yang implikasi berbeda.
Bab ll. Prorozologi 159

Ookista mempunyai dinding. Sito- Pada genus Isospora, ookista matang


plasmanya terdapat satu inti. Inti
ookista berisi 2 sporokista yang masing-masing me-
membelah dan membentuk sporoblas. ngandung 4 trofozoit. Pada genus Eimeria,
Pada perkembangan selanjuhrya sporoblas ookista matang berisi 4 sporokista yang
membentuk dinding dan menjadi sporokista. masing-masing mengan dung 2 sporozoit.
Di dalam sporokista dibentuk sporozoit.
Coccidia hidup dalam sel epitel usus
kecil. Dalam sel ini terjadi siklus asek- Eimeriu
sual, yaitu skizogoni. Ookista yang berisi Hospes
sporokista ditemukan dalam tinja.
Bila sporokista matang tertelan oleh Hospes parasit ini adalah binatang.
hospes, di rongga usus halus dindingnya Misalnya Eimeria clupearum hidup dalam
akan pecah dan keluarlah sporozoit yang hati ikan haring dan Eimeria sardinae
berbentuk lonjong dan kecil. Sporozoit dalam ikan sardin.
akan masuk ke sel epitel usus halus dan Pada manusia kedua parasit ini hanya
sebagai passant. Banyak spesies Eimeria
menjadi trofozoit. Trofozoit dalam sel
epitel usus halus membesar sampai hampir lain yang patogen bagi binatang peliharaan
mengisi seluruh sel, kemudian intinya seperti ayam, burung, kambing, sapi dan
membelah menjadi banyak (skizon), di- babi. E.peforans terdapat dalam epitel usus
ikuti oleh pernbagian protoplasma, sehingga kelinci.
terbentuk merozoit. Bila skizon matang
pecah, merozoit memasuki sel hospes fsosporu
lain, tumbuh menjadi trofozoit dan mulai
lagi dengan skizogoni sampai beberapa Hospes dan Nama Penyakit
kali. Sebagian merozoit setelah menjadi Hospes Isospora kebanyakan pada
trofozoit mulai dengan proses sporogoni. burung sedangkan Isospora belli adalah
Pada proses ini dibentuk gametosit dalam
manusia. I Penyakitnya disebut isosporiasis.
sel epitel usus halus. Sebagian trofozoit
membentuk makrogametosit dan sebagian
Distribusi Geografik
membentuk mikrogametosit. Satu makro-
gametosit berkembang menjadi satu makro- Parasit ini mempunyai penyebaran
gamet, sedangkan satu mikrogametosit luas, walaupun jarang ditemukan. Daerah
berkembang menjadi beberapa mikro- endemi ditemukan di Afiika Selatan,
gamet. Setelah makrogarnet dibuahi oleh Amerika Selatan, RRC, India, Jepang,
mikrogamet, terbentuk zigot yang disebut Filipina, Indonesia dan pulau-pulau di
ookista, setelah pembentukan dinding Pasifik Selatan.
ookista. Di dalam ookista dibentuk sporo-
blas, yang pada perkembangan selanjutnya Morfologi dan Daur Hidup
menjadi sporokista. Di dalam sporokista Hanya diketahui stadium ookista yang
dibentuk sporozoit. bentuknya bujur memanjang. Ookista l.belli
160 Parasitologi Kedokteran

berukuran 25-33 mikron. Dindingnya lnfeksi terjadi bila tertelan ookista atau
berlapis dua, rata dan tidak berwarna, sporokista matang.
sitoplasma bergranula dan mempunyai Sporozoit masuk ke sel usus dan ber-
satu inti. Pada tinja segar ookista l.belli
kembangbiak secara endodiogeni mem-
bentuk 2 merozort sel anak. Pembelahan
terdapat dalam semua stadium. Ookista aseksual dapat terjadi berulang-ulang.
menjadi matang dalam waktu 1-5 hari. Parasit hidup di vili usus halus dan jarang
Sporokista menghasilkan 4 sporozoit yang pada usus besaq kadang-kadang dapat
bentuknya memanjang dan mempunyai ditemukan pada kripta atau sel di lamina
satu inti. propria.

ffi-,.'^Eh
h!S: lnxrrsd#.ed * eoia a*/

E****

@ry
A* Stadium infektif
;@
A= strdio- diagnostik

*ls:g

Gambar 19. Siklus Hidup Isospora3


Bab II. Protozologi 161

Beberapa sporozoit dan atau merozoit akibatkan dehidrasi. Demam dan berat
akan ke luar dari usus dan masuk ke jaringan badan menurun juga sering ditemukan.
ekstraintestinal membentuk stadium kista
(hipnozoit) yang dormant. Diagnosis
Kelenjar limfe mesenterik adalah Diagnosis dibuat dengan menemu-
tempat yang lebih sering terkena, jaringan
kan ookista dalam tinja. Metode flotasi
lain seperti hati, limpa, kelenjar limfe lebih baik untuk sediaan tinja langsung
trakeobronkhial dan kelenjar limfe medias-
dan metode konsentrasi sedimentasi lebih
tinum dapat juga terinfeksi.2
sensitif daripada sediaan langsung. Dengan
pewarnaan modified acid-fast, ookista
Patologi dan Gejala Klinis akan berwarna merah muda dengan sporo-
Masa inkubasi kurang dari 1 minggu. blast atau sporont bewarna merah terang.
Infeksi biasanya berlangsun g tanpa gej ala Dengan pewarnaan Giemsa, ookista dan
atau dengan gejala usus ringan. Infeksi sporoblast berwarna biru pucat. Teknik
berat dapat menimbulkan diare. safranin-methylene blue menghasilkan
Infeksi Lbelli dapat menyebabkan ookista merah jingga. Pada kasus yang
penyakit yang serius dan fatal. Gejalanya dicurigai tetapi tidak ditemukan ookista
dapat berupa diare, steatore, sakit kepala, pada tinja maka dapat dilakukan aspirasi
demam, malaise, nyeri abdomen, muntah, duodenum, duodenal string test danbiopsi
dehidrasi dan berat badan menurun. Pada usus halus.
beberapa pasien dapat ditemukan eosino-
filia dan tinja biasanya tidak ditemukan Pengobatan
darah. Penyakit sering kronis dan parasit Pada kelompok imunokompeten
dapat ditemukan di tinja atau spesimen kemoterapi tidak diperlukan, karena
biopsi selama beberapa bulan sampai penyakitnya dapat sembuh sendiri.
beberapa tahun, sering terjadi rekurens. Bila diperlukan obat, pilihannya adalah
Penyakit lebih berat pada bayi dan anak kombinasi trimetoprim (TI\P) dan sulfa-
muda dari pada orang dewasa.2 Pada metoksazoVsMx, TMP (160 mg)-SMX
pasien imunokompeten diarenya akut, (800 mg) diberikan 4kali sehari selama 7-
jarang menjadi berat dan bersifat self- l0 harl'.24 Untuk anak-anak TMP (5 mg/
limiting.3,a Gambaran mikroskopik terlihat kg)-SMX (25 mglkg) 2 kali sehari selama
afofi vili dan hiperplasia kripta. Eosinofil 7 hari.3Kombinasi pirimetamin dan sulfo-
mungkin ada pada lamina propria dalam namid seperti sulfalen atau fansidar juga
jumlah besar seperti pada enteritis eosi- efektif.a Pirimetamin saja juga efektif
nofilik. Sel plasma, limfosit dan leukosit pada pasien yang alergi dengan sulfonamid
PMN mqningkat.2 dengan dosis 75 mg sekali sehari selama
I.belli pada pasien AIDS sering me- 1 0 hari.z3 Roksitromisin: 2,5 mglkgtsB se-

nyebabkan diare persisten yang sangat tiap l2jam selama 15 hari berhasil untuk
cair dan seperti sekretori yang meng- mengobati pasien AIDS dengan diare oleh
162 Parasitologi Kedokteran

infeksi l.belli yang tidak respons terhadap Toxoplasmu gondii


TMP-SI\D( atau pirimetamin. Pada bebe-
rapa kasus pengobatan berhasil dengan Sejarah
metronidazol.2 Pada pasien AIDS diberi-
kan profilaksis untuk menghindari relaps Tbxoplasma gondii pada tahun 1908
pertiama kali ditemukan pada binatang
yaitu dengan:3
mengerat, yaiAt Ctenodactylus gundi, di
- TMP (160 mg)-SMX (800 mg) sekali
suatu laboratorium di Tunisia dan pada se-
sehari diberikan 3 kali seminggu
ekor kelinci di laboratorium di Brazil (Nicolle
- Pirimetamin (25mg)-sulfadoksin (500 mg) & Splendore). Pada talltrt 1937 parasit ini
sekali sehari diberikan 3 kali seminggu ditemukan pada neonatus dengan ensefalitis.
- Pirimetamin25 mg sehari Walaupun transmisi intrauterin secnra
fansplasental sudah diketahui, baru pada
Epidemiologi tahun 1970 daw hidup parasit ini menjadi
jelas, ketika ditemukan daur seksualnya pada
Penularan terjadi melalui makanan
kucing (Hutchison). Setelah dikembangkan
dan air yang terkontaminasi dengan ookista
tes serologi yang sensitif oleh Sabin dan
atau sporokista. Infeksi Isospora leblh
Feldman (1948), zat antt T.gondii ditemukan
sering ditemukan pada pasien AIDS. Pada
kosmopolit, terutama di daerah dengan iklim
pasien imunokompeten, I.belli ditemukan
panas dan lembab.
pada kasus chronic trcreler's diarrhea.3A
Hospes dan Nama Penyakit
Daftar Pustaka Hospes definitif T.gondii adalah
l. Obata K. Phylum apicomplexa: gregarines, kucing dan binatang sejenisnya (Felidae).
coccidian, and related organisms. In: Schmidt Hospes perantaranya adalah manusia,
GD, Roberts' LS (Eds). Foundations of mamalia lainnya dan burung.
parasitology.Tm ed. NewYork: Mc Graw Hill; Parasit ini menyebabkan toksoplas-
2005.p.123-46.
2. tindsay DS, Dubey JP, Blagburn BL. Biology
mosis kongenital dan toksoplasmosis
of Isospora spp. From humans, nonhuman akuisita.
primates and domestic animals. Clinical
Microbiology Reviews 1997; l0(l): 19-34. 'Distribusi Geografik
3. www.dpd.cdc. gov/dpdx/HTML/
ImageLibrarlz/G-LlIso sporiasis/body Parasit ini ditemukan kosmopolit
Isosporiasis_il3.htm - 9k pada manusia dan binatang.
4. Silas SB, Hale D. Cryptosporidium, Cyclospora
& Isospora species & Microsporidia. In: Wilson
Morfologi dan Daur Hidup
UfR @ds). Current Diagrosis & Tieatrnent in
Infectious Diseases. New York Lange Medical T.gqndii adalah spesies da1r Coccidia
Books/tr4cGraw-Hill 200l . p. 824-35 . yang mirip dengan Isospora. Dalam sel
Bab II. Protozologi 163

epitel usus halus kucing berlangsung daur infeksi akut dan dapat memasuki tiap sel
aseksual (skizogoni) dan daur seksual yang berinti. Bentuk takizoit menyerupai
(gametogoni, sporogoni) yang menghasilkan bulan sabit dengan satu ujung yang runcing
ookista yang dikeluarkan bersama tinja. dan ujung lain yang agak membulat.
Ookista bentuknya lonjong dengan ukuran Panjangnya 4-8 mikron dan mempunyai
12,5 milron menghaslkan 2 sporokista satu inti yang letaknya di tengah. Talozoit
yang masing-masing mengandung 4 sporo- pada manusia adalah parasit obligat intra-
zoit. Bila ookista tertelan oleh mamalia selular.
lain atau burung (hospes perantara), maka Takizoit berkembangbiak dalam sel
pada berbagai jaringan hospes perantara secara endodiogeni. Bila sel penuh dengan
ini dibentuk kelompok trofozoit yang mem- takizoit, maka sel menjadi pecah dan
belah secara aktif dan disebut takizoit takizoit memasuki sel-sel di sekitarnya
(tacltyzoit: bentuk yang membelah cepat). atau difagositosis oleh sel makrofag. Kista
Kecepatan takizoit Tbxopl asma membelah jaringan dibentuk di dalam sel hospes bila
berkurang secara berangsur dan terben- takizoityang membelah telah membentuk
tuklah kista yang mengandung bradizoit dinding. Ukuran kista berbeda-beda; ada
(bentuk yang membelah perlahan); masa kista kecil yang mengandung beberapa
ini adalah masa infeksi klinis menahun organisme dan ada yang berukuran 200
yang biasanya merupakan infeksi laten. mikron berisi t 3000 organisme. Kista
Pada hospes perantara tidak dibentuk jaringan dapat ditemukan di dalam hospes
stadium seksual, tetapi dibentuk stadium seumur hidup terutama di otak, otot
istirahat, yaitu kista jaringan. jantung dan otot bergaris. Di otak kista
Bila kucing sebagai hospes definitif berbentuk lonjong atau bulat, sedangkan
makan hospes perantara yang terinfeksi, di otot kista mengikuti bentuk sel otot.
maka terbentuk lagi berbagai stadium
Cara infeksi:
seksual di dalam sel epitel usus halusnya.
Bila hospes perantara mengandung kista 1. Pada toksoplasmosis kongenital fansmisi
jaringan Tbxoplasma, maka masa prapaten Tbxoplasma kepada janin teqadi in
(sampai dikeluarkan ookista) adalah 3-5 utero melahti plasenta, bila ibunya men-
hari, sedangkan bila kucing makan tikus dapat infeksi primer waktu hamil.
yang mengandung takjzoit, masa prapaten 2. Pada toksoplasmosis akuisita infeksi
biasanya 5-10 hari. Bila ookista langsung dapat te{adi, bila makan daging mentah
tertelan kucing, maka masa prapaten atau kurang matang (misalnya sate),
adalah 20-24 hari. Kucing lebih mudah kalau daging tersebut mengandung kista
terinfeksi kista jaringan daripada oleh j aringan atau takizoit Tbxop I as ma.
ookista. Pada orang yang tidak makan daging-
Di berbagai jaringan tubuh kucing pun dapat terjadi infeksi bila ookista
juga ditemukan fofozoit dan kista jaringan. yang dikeluarkan dengan tinja kucing
Pada manusia takizoit ditemukan pada tertelan.
164 Parasitologi Kedokteran

Kucing
H.d

sporogonl
ookista

H.P.
Akut
trofozoit

mamalia lain
burung
H.P.
menahun
kista jaringan

Bagan 8. Daur Hidup Toxoplasma

a
J. Infeksi juga dapat terjadi di laborato- 5. Transfusi darah lengkap juga dapat
rium pada orang yang bekerja dengan menyebabkan infeksi.
binatang percobaan yang diinfeksi
T.gondii, melalui jarum suntik dnalat
Patologi dan Gejala Klinis
laboratorium lain yang terkontaminasi
dengan T.gondii. Ibu hamil tidak di- Setelah invasi yang biasanya terjadi
anjurkan beke{a dengan T.gondii yang di usus, maka parasit memasuki sel berinti
hidup. Infeksi dengan T.gondii juga atau difagositosis. Sebagian parasit mati
pernah terjadi waktu mengerjakan setelah difagositosis, sebagian lain ber-
autopsi. kembangbiak dalam sel, menyebabkan
4. Infeksi dapat terjadi dengan transplan- sel hospes pecah dan menyerang sel-sel
tasi organ dari donor yang menderita lain. Dengan adanya parasit di dalam
toksoplasmosis laten. makrofag dan limfosit, maka penyebaran
Bab ll. Protozologi 165

secara hematogen dan limfogen ke seluruh Toksoplasmosis akuisita. Infeksi pada


tubuh mudah terjadi. Parasitemia ber- orang dewasa biasanya tidak diketahui
langsung selama beberapa minggu. oleh karena jarang menimbulkan gejala
T.gondii dapat menyerang semua organ (asimtomatik). Bila seorang ibu hamil
dan jaringan tubuh hospes, kecuali sel mendapat infeksi primer, maka ia dapat
darah merah (tidak berinti). melahirkan anak dengan toksoplasmosis
Kista jaringan dibentuk bila sudah kongenital. Manifestasi klinis yang paling
ada kekebalan dan dapat ditemukan di ber- sering dijumpai pada toksoplasmosis
bagat alat dan jaringan, mungkin untuk akuisita akut adalah limfadenopati (servi-
seumur hidup. Kerusakan yang terjadi kal, supraklavikular, axial, inguinal dan
pada jaringan tubuh, tergantung pada: oksipital), rasa lelah, demam, nyeri otot
1) umur, padabayi kerusakan lebih berat dan rasa sakit kepala.2 Gejalanya mirip
daripada orang dewasa,2) virulensi strain mononukleosis infeksiosa. Sekali-sekali
Toxop las mq 3) jumlah parasit, dan 4) organ dapat dijumpai eksantem. Retinokoroiditis
yang diserang. jarang dijumpai pada toksoplasmosis
tesi pada susunan saraf pusat dan akuisita. Retinokoroiditis pada pubertas
mata biasanya lebih berat dan pennanen, dan dewasa sebagai kelanjutan infeksi
oleh karena jaringan ini tidak mempunyai kongenital mungkin merupakan reaktivasi
kemampuan untuk regenerasi. Kelainan infeksi laten. Tbxoplasma menyebabkan
pada susunan saraf pusat berupa nekrosis infeksi oportunistik yang disebabkan imuno-
yang disertai dengan kalsifikasi. pada supresi berhubungan dengan transplantasi
toksoplasmosis kongenital, nekrosis pada organ dan pengobatan keganasan. pada
otak lebih sering di korteks, ganglia basal tahun 1980-an ensefalitis toksoplasmik
dan daerah periventrikular.r Penyumbatan muncul sebagai penyakit parasitik yang
akuaduktus Sylvii atau foramen Monrol
paling sering dijumpai pada penderita
oleh karena ependimitis mengakibatkan AIDS dan biasanya terjadi jika CD4+
<100 sel/mm3. Kelainan susunan saraf
hidrosefalus pada bayi.
pusat karena Tbxoplasma mungkin tampak
Pada infeksi akut di retina ditemukan
sebagai manifestasi klinis pertama dan
reaksi peradangan fokal dengan edema
paling sering pada AIDS.3 Mula-mula
dan infiltrasi leukosit yang dapat menye-
timbul sakit kepala, demam, letargi,
babkan kerusakan total dan pada proses
perubahan mental dan berlanjut menjadi
penyembuhan menjadi parut (sikatriks)
kelainan neurologik dan kejang. Dengan
dengan atrofi retina dan koroid, disertai CT:scan dan MRI tampak lesi tunggal
pigmentasi. atau multipel ring-enhancing lesions yang
Di otot jantung dan otot bergaris dikelilingi edema otaka dengan predileksi
dapat ditemukan T.gondii tanpa menim- pada ganglia basal dan cortico-medullary
bulkan peradangan. Di alat tubuh latnnya, junction. Lesi dapatjuga terjadi pada sere-
seperti limpa dan hati, parasit lebih jarang belum atau talamus.3 Lesi pada ganglia
ditemukan. basal dapat mengganggu pergerakan
166 ParasitologiKedokteran

seperti hemikorea, hemiballism, parkinson dasi mental dan motorik. Kadang-kadang


atau tremor.s Pemeriksaan dengan hanya ditemukan sikatriks pada retina,
menggunakan MRI lebih sensitif dari- namun dapat kambuh pada masa anak-
pada CT scan.6 Lesi biasanya tetap di anak, remaj a atau dewasa. Retinokoroi-
susunan saraf pusat dan tidak menyebar ditis karena toksoplasmosis pada remaja
ke organ lain. Ini adalah reaktivasi infeksi dan dewasa biasanya akibat infeksi konge-
laten, sehingga tampak antibodi IgG dari nital, jarang sekali sebagai akibat infeksi
infeksi lampau. Manifestasi lainnya korio- akuisita.
retinitis dan yang agak jarangpneumonitis Pada anak yang lahir prematur gejala
dan miokarditis. Toksoplasmosis paru pada klinis lebih berat daripadu y*g lahir cukup
pasien imunodefisiensi dapat timbul se- bulan, dapat disertai hepatosplenomegali,
bagai pneumonitis interstitial, necrotising ikterus, limfadenopati, kelainan susunan
pneumonia, konsolidasi dan efusi pleura.r saraf pusat dan lesi mata.
Toksoplasmosis kongenital. Gambaran
klinis toksoplasmosis kongenital dapat
benrracam-macam antara lain prematuritas,
retardasi pertumbuhan intrauterin. post-
maturitas, retinokoroiditis, strabismus, ke-
butaan, retardasi psikomotor, mikrosefalus
atau hidrosefalus, kejang, hipotonus, ikterus,
anemia dan hepatosplenomegali.r,T,8 Berat
infeksi tergantung pada umur janin saat
terjadi infeksi: makin muda usia janin,
makin berat kerusakan organ tubuh. Gambar 20. Anak dengan Hidrosefalus
Infeksi pada kehamilan muda dapat meng-
akibatkan abortus spontan dan kematian
janin.t Sebaliknya, makin muda usia ke- Diagnosis
hamilan saat terjadi infeksi primer pada Diagnosis toksoplasmosis akut dapat
ibunya, makin kecil persentase janin yang dipastikan bila menemuk an tal<tzoit dalam
terinfeksi. Ada yang tampaknya normal biopsi otak atau sumsum tulang, cairan
pada waktu lahir dan gejala klinisnya baru serebrospinal dan ventrikel. Dengan cara
timbul setelah beberapa minggu sampai pulasan biasa, takrzort sukar ditemukan
beberapa tahun. Ada gambaran eritroblas- dalam spesimen.
tosis, hidrops fetalis dan triad klasik yang Isolasi parasit dapat dilakukan dengan
terdiri atas hidrosefalus, retinokoroiditis inokulasi pada mencit, tetapi hal ini me-
dan perkapuran (kalsifikasi) intrakranial merlukan waktu lama. Isolasi parasit dari
atau tetrade Sabin jika disertai kelainan cairan badan menunjukkan infeksi akut,
psikomotorik. tetapi isolasi dari jaringan hanya me-
Kelainan susunan saraf pusat sering nunjukkan kista dan tidak memastikan
meninggalkan gejala sisa, misalnya retar infeksi akut.
Bab II. Protozologi 167

Tes serologi dapat menunjang diagnosis yang secara pasifdidapatkan dari ibunya
toksoplasmosis. IgG terhadap Tbxoplasma melalui plasenta, berangsur-angsur ber-
biasanya muncul 1-2 minggu setelah infeksi kurang dan menghilang pada bayi yang
dan biasanya menetap seumur hidup. tidak terinfeksi T.gondii. Pada bayr yarrg
IgM pada penderita imunokomproma.is terinfeksi T.gondii, zat anti IgG mulai di-
biasanya tidak terdeteksi.s Tes yang sering bentuk sendiri pada umur 2-3
bulan dan
digunakan adalah ELISA untuk deteksi pada waktu ini titer zat anti IgG tetap ada
antibodi IgG dan IgM. atau naik.
Adanya zat anti IgM pada neonatus Tes serologik tidak selalu dapat di-
menunjukkan bahwa zat anti dibuat oleh pakai untuk mendapatkan diagnosis tokso-
janin yang terinfeksi dalam uterus, karena plasmosis akut dengan
cepat dan tepat,
zat anti IgM dari ibu yang berukuran karena IgM tidak selalu dapat ditemukan
lebih besar tidak dapat melalui plasenta, pada neonatus, atau karena IgM dapat
tidak seperti halnya zat anti IgG. Maka ditemukan selama berbulan-bulan bahkan
bila ditemukan zat anti IgM Tbxoplasma sampai lebih dari setahun, sedangkan pada
pada neonatus, diagnosis toksoplasmosis penderita imunodefisiensi tidak dibentuk
kongenital sudah dapat dipastikan. antibodi IgM dan tidak dapat ditemukan
Untuk memastikan diagnosis tokso- titer IgG yang meningkat.
plasmosis akuisita, tidak cukup bila hanya Akhir-akhir ini dikembangkan pCR
sekali menemukan titer zat anti IgG untuk deteksi DNA parasit pada cairan
Tgondii yang tinggi, karena titer zat anti tubuh dan jaringan. Dengan teknik ini
yang ditemukan dengan tes tersebut dapat dapat dibuat diagnosis dini yang cepat dan
ditemukan bertahun-tahun dalam tubuh tepat untuk toksoplasmosis kongenital
seseorang. Diagnosis toksoplasmosis akut prenatal dan postnatal serta infeksi tokso-
dapat dibuat, bila titer IgG meninggi plasmosis akutpada ibu hamil danpende-
secara bermakna pada pemeriksaan kedua rita imunokompromais.
kali dengan jangka waktu 3 minggu atau Diagnosis pasti ensefalitis tokso-
lebih, atau bila ada konversi dari negatif plasmik ditetapkan dengan menemukan
ke positif. takizoit pada jaringan, darah atau cairan
Untuk memastikan diagnosis tokso- tubuh lainnya dan PCR untuk deteksi
plasmosis kongenital pada neonatus perlu DNA Zgon dii dengan menggunakan
primer
ditemukan zat anti IgM, tetapi zat anti gen B1. Penggunaan PCR untuk deteksi
IgM tidak selalu dapat ditemukan. Zat DNA T.gondii pada cairan serebrospinal
anti IgM cepat menghilang dari darah, cukup sensitif dan sangat spesifik untuk
walaupun kadang-kadan g dapat ditemukan diagnosis ensefalitis toksoplasmik.
Cairan
selama beberapa bulan bahkan sampai se- serebrospinal pada pasien ensefalitis dapat
tahun atau lebih. Bila tidak dapat ditemukan normal atau menunjukkan pleositosis,
zat anti IgM, maka bayi yang tersangka kadar protein meningkat.l'3 Respons ter-
menderita toksoplasmosis kongenital harus hadap terapi empiris dapat juga diguna-
difollow up. Zat anti IgG pada neonatus kan untuk diagnosis. Hampir 90% pasien
168 ParasitologiKedokteran

baik secara klinis maupun radiologis Spiramisin adalah antibiotik macro-


memberikan respons terhadap terapi tokso- lide,yang tidak menembus plasenta, tetapi
plasmosis serebral pada hari ke-14 setelah ditemukan dengan konsentrasi tinggi di
pengobatan.5 plasenta. Spiramisin diberikan dengan dosis
100 mg/kg berat badan/hari selama 30-
Pengobatan 45 har| Obat ini dapat diberikan pada
ibu hamil yang mendapat infeksi primer,
Obat yang dipakai sampai saat ini sebagai obat profilaktik untuk mencegah
hanya membunuh stadium tal<tzoit T.gondii
transmisi T.gondii ke janin dalam kan-
dan tidak membasmi stadium kista, se- dungannya. Obat ini diberikan sampai
hingga obat dapat memberantas infeksi aterm atau sampai janin terbukti terinfeksi
akut, tetapi tidak dapat menghilangkan Tbxoplasma. Bila janin terbukti terinfeksi
infeksi menahun, yang dapat menjadi T.gondii maka pengobatan yang diberikan
aktif kembali. adalah pirimetamin, sulfonamid dan asam
Pirimetamin dan sulfonamid beke{a folinat dan diberikan setelah kehamilan
secara sinergistik, maka dipakai sebagai 12 minggu atau 18 minggu.
kombinasi selama 3 minggu atau sebulan. Klindamisin efektif untuk pengobatan
Pirimetamin menekan hemopoiesis dan toksoplasmosis, tetapi dapat menyebab-
dapat menyebabkan trombositopenia dan kan kolitis pseudomOmbranosa atau
leukopenia. Untuk mencegah efek sam- kolitis ulserativa, maka tidak dianjurkan
ping, dapat ditarnbahkan asam folinat atau
untuk pengobatan rutin pada bayi dan ibu
ragi. Pirimetamin bersifat teratogenik, hamil. Kortikosteroid digunakan unhrk me-
maka obat ini tidak dianjurkan untuk ibu ngurangi peradangan pada mata, tetapi
hamil. tidak dapat diberikan sebagai obat tunggal.
Pirimetamin diberikan dengan dosis Obat macrolide lain yang efektif
50 mg sampai 75 mg sehari untuk dewasa terhadap T.gondii adalah klaritromisin
selama 3 hari kemudian dikurangi menjadi dan azitromisin yang diberikan bersama
25 mg sehari (0,5-l mglkg berat badan/ pirimetamin pada penderita AIDS dengan
hari) selama beberapa minggu pada penyakit ensefalitis toksoplasmik. Obat baru adalah
berat. Karena waktu paruh adalah 4-5 hidroksinaftokuinon (atovaquone) yang bila
hari, pirimetamin dapat diberikan 2 han dikombinasi dengan sulfadiazin atau obat
sekali ata:u 3-4 hari sekali. Asam folinat lain yang aktif terhadap T.gondii, dapat
(leucovorin) diberikan 2-4 mg sehari atau membunuh kista jaring an pada mencit.
Toksoplasmosis akuisita yang asim-
dapat diberikan ragi roti 5 - 10 g sehari,2
tomatik tidak perlu diberi pengobatan.
kali seminggu. Seorang ibu hamil dengan infeksi primer
Sulfonamid dapat menyebabkan fom- harus diberikan pengobatan profilaktik.
bositopenia dan hematuria, diberikan Pada bayi dengan toksoplasmosis kongenital
dengan dosis 50-100 mdkg beratbadanl diberikan pirimetamin dengan loading
hari selama beberapa minggu atau bulan. dose 2 mg/kg berat badan per hari selama
Bab II. Protozologi 169

2hari kemudian I mglkg berat badan per terhadap pirimetamin dan sulfa-
hari selama 2-6 bulan, kemudian diberi- diazin. Pemberian steroid jika ada
kan 3 kali seminggu. Sulfonamid 2 kali edema
50 mg sehari. Asam folinat l0 mg diberikan Terapi pemeliharaan (supresif, profilaksis
3 kali seminggu. Toksoplasmosis kongenital sekunder): diberikan seumur hidup, jika
harus diberikan pengobatan selama se- rekonstitusi imun tidak terjadi.
dikitnya 1 tahun.
1. Pirimetamin 25-50 mg per oral tiap 6
Penderita imunokompromais (AIDS, jam + asam folinat 10-25 mg/oral tiap
keganasan) yang te{angkit toksoplas- 6 jam + sulfadiazin 500-1000 mg per
mosis akut harus diberi pengobatan se- oral tiap 6 jam
bagai berikut:
2. Alternatif :
Terapi awal: diberikan selama 6 minggu - klindamisin 300-450 mg tiap 6-8
1. Pirimetamin 200 mg loading dose jam + pirimetamin f asam folinat
dilanjutkan 50-75 mg setiap 6 jam (per oral)
diberikan bersama sulfadiazin 1000 - atovaquone 750 mg tiap 6-12 jam
(<60 kg)-1500 mg (>60 kg) setiap 6 jam * pirimetamin25 mgtiap 6 jam +
dan asam folinat 10-20 mg per hari asam folinat 10 mg tiap 6 jam (per

2. Alternatif: oral)
- pirimetamin*asamfolinat+klinda- 3. Terapi supresif dapat dipertimbangkan
misin 600 mg iv atau per oral tiap 6 untuk dihentikan jika: terapi diberikan
ju- sedikitnya selama 6 minggu:
- trimetoprim-sulfametoksazol
- Pasien tidak mempunyai gejala
dan tanda klinis ensefalitis tokso-
(trimetoprim 5 mg/kgBB dan sulfa-
plasmik
metoksazol 25 mglkgBB) iv atau
- CD4+ dipertahankan >200 seVmm3
per oral tiap 12 jam
selama > 6 bulan pada terapi anti-
- pirimetamin * asam folinat + salah retroviral
satu obat ini: - Profilaksis sekunder dimulai kem-
. dapson 100 mg per oral setiap 6 jam bali jika CD4+ menurun sampai
. klaritromisin 500 mg per oral tiap <200 sel/mm3
12 jam
. azitromisin 900-1200 mg per oral Profilaksis Primer
tiap 6 jam l. Profilaksis primer terhadap ensefalitis
7 . atovaquon 1500 mg per oral tiap toksoplasmik diberikan pada pasien
12 jam diberikan bersama makan yang seropositif terhadap Toxoplasma
/ atau suplemen nuffisi dan mempunyai CD4* <100 sel/mm3
- atovaquon * sulfadiazin - TMP-SMX 1 tablet forte peroral
- atovaquon saja bila ada intoleransi tiap 6 jam
170 Parasitologi Kedokteran

- Dapson 50 mg tiap 6 jam + pirr- kjsar antara 2Yo dan 630/o. Pada orang
metamin 50 mg 4 kali seminggu + Eskimo prevalensinya Io/o dan di El
asam folinat 25 mg4kali seminggu Salvador, Amerika Tengah 90%o. Preva-
(per oral) lensi zat anti T.gondii pada binatang di
- Dapson 200 mg + pirimetamin 75 Indonesia adalah sebagai berikut: pada
mg + asam folinat 25 mg 4 kali kucing 35-l3yo, babi 11-36yo, kambing
seminggu (per oral) lI-6lyo, anjing l5oh dan pada ternak
- Atovaquon 1500 mg tiap 6 jam t lain kurang dari I0o/o. Pada umumnya
pirimetamin 25 mgtrap 6 jam * asam prevalensi zat anti yang positif meningkat
folinat 10 mg tiap 6 jam (per oral) dengan umur, tidak ada perbedaan antara
2. Profilaksis primer dihentikan jika pasien laki-laki dan perempuan. Di datarantinggi
respons terhadap terapi antiretroviral prevalensi lebih rendah, sedangkan di
dengan peningkatan hitung CD4* >200 daerah hopik prevalensi lebih tinggi.
sel/mm3 selama sedikitnya 3 bulan. Prevalensi toksoplasmosis kongenital
Profilaksis diberikan kembali jika CD4* di beberapa negara diperkirakan sebagai
0
menurun sampai <I 00-200 seymrn3'4'6'r berikut: Belanda 6,5 dari 1000 kelahiran
hidup, New York l,3o/oo, Paris 3%o dan
Prognosis Vienna 6-7%o.
Keadaan toksoplasmosis di suatu
Toksoplasmosis akuisita biasanya
daerah dipengaruhi oleh banyak faktor,
tidak fatal. Gejala klinis dapat dihilangkan
seperti kebiasaan makan daging kurang
dengan pengobatan adekuat. Parasit dalam
kista jaringan tidak dapat dibasmi dan
matang, adanya kucing yang dipelihara
sebagai binatang kesayangan, tikus dan
dapat menyebabkan eksaserbasi akut bila
burung sebagai hospes perantara yang
kekebalan memrnm. Bayi yang dilahirkan
merupakan binatang buruan kucing dan
dengan toksoplasmosis kongenital yang
adanyavektor seperti lipas atau lalat yang
berat biasanya meninggal atau tetap hidup
dapat memindahkan ookista dari tinj a kucing
dengan infeksi menahun dan gejala sisa
ke makanan. Cacing tanah juga berperan
yang sewaktu-waktu dapat mengalami
untuk memindahkan ookista dari lapisan
eksaserbasi akut. Pengobatan spesiflk
dalam ke permuk aan tanah.
tidak dapat menghilangkan gejala sisa,
Walaupun makan daging kurang
hanya mencegah kerusakan lebih lanjut.
matang merupakan cara transmisi yang
Seorang ibu yang melahirkan anak dengan
penting untuk T.gondii, transmisi melalui
toksoplasmosis kongenital untuk selanjutrya
ookista tidak dapat diabaikan. Seekor
akan melahirkan anak normal, oleh karena
kucing dapat mengeluarkan 10 juta butir
ibu tersebut sudah mempunyai zat antt.
ookista sehari selama 2 minggu. Ookista
menjadi matang dalam waktu 1-5 hari
Epidemiologi dan dapat hidup lebih dari setahtrn di tanah
Di Indonesia prevalensi zat anti yang panas dan lembab. Ookista mati pada
T.gondii yang positif pada manusia ber- suhu 45"-55oC, juga mati bila dikeringkan
Bab II. Protozologi 171

atau bila bercampur formalin, amonia atau 1. Frankel JK. In: Gilles HM (Ed). protozoal
larutan iodium. Transmisi melalui ookista diseases. New York: Oxford university press
menunjukkan infeksi T.gondii pada orang Inc: 1999.p.530-47.
yang tidak suka makan daging atau
8. Nicolle, Manceaux. Toxopalsma gondii. In:
Despommier DD, Gwadz RW, Hotez pJ,
terjadi pada binatang herbivora. Kninch CA (Eds) Parasitic diseases. 4d ed. New
Untuk mencegah infeksi T.gondii York Apple trees production; 2000.p.68-76.
(terutama pada ibu hamil) harus meng- 9. Dubey JP, Beattie CP. Toxoplasmosis of
animals and man. Florida; CRC press, Baca
hindari makan daging kurang matang Raton, 1988:52.
yang mungkin mengandung kista jaringan 10. Kaplan JE, MasurH, Holmes KK. Guidelines for
dan menelan ookista matang yang ter- opportunistic infections among HIV-
dapat dalam tinja kucing. infected penons -2002. CDC 2002; 5l l-23.
Kista jaringan dalam daging tidak
infektif lagi bila sudah dipanaskan sampai
66'C ataudiasap. Setelah memegang dugg Cryptosporidium
mentah (tukang jagal. tukang masak),
sebaiknya tangan dicuci bersih dengan Cryptosporidium adalah protozoa usus
sabun. Makanan harus ditutup untuk meng- yang menyebabkan diare. Kasus pertama
hindari lalat atau lipas. Sayur-mayur kriptosporidiosis pada manusia dilapor-
sebagai lalap harus dicuci bersih atau kan pada tahun 1976. Sampai tahun 1980
dimasak. Kucing peliharaan sebaiknya di- kriptosporidiosis pada mbnusia yang di-
beri makanan matang dan dicegah berburu laporkan masih kurang dafi 10 kasus. Ter-
tikus dan burung. nyata kdptosporidiosis terutama ditemu-
kan pada penderita imunokompromais
Daftar Pustaka (AIDS) dan menyebabkan diare berat.
1. Montoya JG, Liesenfeld O. Toxoplasmosis.
Lancet 2004; 363 1965-1 6. Hospes dan Nama Penyakit
2. Obata K. Phylum apicomplexa: gregarines,
coccidian, and related organisms. In: Schmidt Parasit ini ditemukan pada mamalia
GD, Roberts' LS (Eds). Foundations of (manusia, sapi, domba, babi, mencit,
parasitology.T'h ed. New York: Mc Graw Hill; kelinci, monyet, anjing, kucing), burung
2005.p.123-46.
dan reptilia (ular). Penyakit yang disebab-
3. MamidiA, DeSimone JA, Pomerantz RI. Cenfial
neryous system infections in individuals with kannya disebut kriptosporidiosis.
HIV-I infection. Journal of Neuro Mrology
2002;8: 158-67.
4. Duval X, Leport C. Toxoplasmosis in AIDS.
Distribusi Geografik
Current treatment options in infectious Kriptosporidiosis pada manusia di-
diseases 2001; 3: ll3-28. temukan kosmopolit.
5. Nath A, Sinai A. Cerebral toxoplasmosis.
Current treatment options in infectious
diseases 2001; 3: 41 l-80. Morfologi dan Daur Hidup
6. Espinoza La. HIV/AIDS primary care guide.
Toxoplasmosis. Florida/Caribbean AIDS Cry.ptosporidium pCInam adalah spesies
education and training center, 2005 : 1 1-4. yang menyebabkan infeksi pada manusia.
172 Parasitologi Kedokteran

Parasit ini termasuk Coccidia yang mirip epitel usus pada bagian apeks di dalam
Isospora dan Tbxoplasma. membran sel hospes, tetapi tidak di dalam
Infeksi terjadi bila tertelan ookista sitoplasma, disebut meront. Parasit ber-
matang yang dikeluarkan bersama tinja kembangbiak secara aseksual (merogoni)
hospes terinfeksi. Ekskistasi terjadi di dan menghasilkan merozoit yang me-
traktus gastrointestinal atas, sporozoit masuki sel lain. Merozoit kemudian mem-
keluar dari ookista dan masuk ke sel bentuk mikro dan makrogametosit yang

I
t\

ilw *&aerd dr
J
J
rlL' & nrtrnrr hrlnl- f
frnrrdOolr|tr € 1

if," snarurrrcm
o"r*l"ika'* A A
A" tudhndrrrtgh Srt(rpontxi) df:ru*u b*rrmr thjr

-'*,. #1"
F *X /.*wrrtp,n

Gambar 21. Daur Hidup Cryptosporidium parvaml


Bab IL Protozologi 173

berkembang menjadi mikro dan makro- Cryptosporidium adalah penyebab


gamet. Setelah pembuahan terbentuk ookista diare terutamapada anak-anak di negara
yang mengandung 4 sporozoit. Ada dua berkembang dan lebih sering pada anak
macam ookista; yang berdinding tipis di bawah umur I tahun. Malnutrisi mem-
mengeluarkan sporozoit di dalam usus dan permudah anak mendapatkan kriptospori-
menyebabkan autoinfeksi, sedangkan yang diosis atau kriptosporidiosis menyebabkan
berdinding tebal dikeluarkan dengan tinja. malnutrisi masih belum jelas.a
Meront dan ookista berukuran 4-5 mikron. Pada hewan, kriptosporidiosis me-
Masa prepaten, yaitu waktu antara infeksi rupakan penyakit akut disertai diare,
dan pengeluaran ookista berkisar 5-21hai.
anoreksia dan turunnya berat badan.
Lama pengeluaran ookista sebulan atau Penyakit pada hewan merupakan penyakit
lebih pada orang yang imunokompeten,
yang sernbuh sendiri atau fatal, tidak
sedangkan pada yang imunokompromais
pemah menjadi menahun. Pada manusia
jauh lebih lama.
beratnya penyakit ditentukan oleh status
imunnya. Pada penderita imunokompeten
Patologi dan Gejala Klinis
biasanya infeksi asimtomatik atau sembuh
Pada manusia Cryptosporidium di- sendiri (s elf-limiting), sedangkan penderita
temukan di faring, esofagus,lambung, duo- imunokompromais sering menderita diare
denum, yeyunum, ileum, apendiks, kolon, menahun yang berlanjut sampai meninggal.
rekfum, kandung empedu dan saluran Kriptosporidiosis pada manusia biasa-
pankreas. Pada pasien imunokompeten nya disertai diare, tanpa adanya darah;
parasit terbatas pada usus dan apendiks
kehilangan cairan dalam jutnlah besar (3
sedangkan pada pasien imunokompromais
liter sampai 17 liter) dapat dijumpai pada
ditemukan sepanjang t"ktus gastrointestinal,
pasien imunokompromais, yang mungkin
pada sisten hepatobilier dan traktus respi-
disebabkan toksin yang minp toksin
ratorius.2 Infeksi paling berat ditemukan
kolera. Diare pada pasien imunokompeten
di yeyunum. Pada pemeriksaan histologik
dapat berlangsung sampai I bulan, sedang-
ditemukan atrofi vilus dan hiperplasia
kan pada pasien imunokompromais diare
kripta, serta infiltrasi sel mononuklear di
mungkin 4 bulan atau lebih, pernah di-
lamina propria. Cryptosporidium hanya di-
temukan pada permukaan sel epitel.
laporkan sampai 3 tahun. Gejala klinis
Traktus intestinal merupakan tempat lainnya adalah nyeri di ulu hati, mual,
utama kriptosporidiosis, tempat lain muntah, anoreksia dan demam, ringan.
yaitu paru, telinga bagian tengah, saluran Kematian tidak langsung disebabkan
empedu, pankreas dan lambung.3'a lnfeksi oleh Cryptosporidium, tetapi diare dan
ekstra-intestinal lebih sering mengenai malnutrisi merupakan faktor penting.
saluran empedu dan dapat menyebabkan Pada pasien AIDS, ada 4 manifestasi
calculous biliary dis eas e.3's klinis kriptosporidiosis yaitu:
17 4 Parasitologi Kedokteran

1. diare seperti kolera l0% atau tirya yang dibekukan akan


2. dtarekronis menurunkan sensitivitas PCR.a
3. iare intermiten
4. diaretransient Pengobatan
Berbagai antibiotik dan kemoterapi
Diagnosis telah dicoba untuk terapi kriptosporidiosis,
Diagnosis kriptosporidiosis ditetapkan tetapi tidak ada satupun yang efektif.
dengan menemukan ookista dalam tinja Pada penderita dewasa dan anak-anak
yang imunokompeten tidak ada pengobatan
segar atau yang diawetkan dengan formalin
l0%o atau dengan polivinil alkohol dengan
spesifik yang diindikasikan, karena pe-
nyakitnya self-limiting, namun demikian,
pemeriksaan langsung.t Ookista kecil
diarenya harus dimonitor. Pada penderita
sekali (4-5 mikron) dan mirip sel ragi,
dengan diare persisten, keadaan atau
sehingga pemeriksaan tinja dengan penyakit imunodefisiensi sebaiknya diper-
lugol sukar untuk membedakan ookista timbangkan. Pada penderita dengan terapi
dari sel ragi. Cara yang lebih baik untuk imunosupresif, kriptosporidiosis dapat
identifikasi ookista adalah pemeriksaan disembuhkan bila obat dihentikan. Pada
sediaan tinja yang dipulas dengan modi- penderita imunokompromais, terutama
fikasi pulasan Ziehl-Neelsen. Dengan pasien AIDS dengan sel CD4* di bawah
pulasan tersebut ookista tampak bulat 200lmtrf , kriptosporidiosis harus diobafi.
berwarna merah, sedangkan sel ragi bulat Pada pasien AIDS, pengobatan yang ideal
atau lonjong berwarna biru. Bila jumlah adalah perbaikan sistem imun dengan highly
ookista sedikit, dapat dilakukan konsentrasi active antiretroviral therapy (HAART).
dulu dengan cara flotasi dengan gula atau Jika dengan IIAART tidak memungkinkan,
cara konsenfasi dengan formalin eter atau beberapa antibiotik efektif terhadap
formalin etilasetat. Deteksi antigen dengan C rypt o sp or idium yaitu:

ELISA atau IFA telah dilaporkan pada 1 . Obat pilihan: paromomisin 4 kali 500-

infeksi akut. 750 mgperharlz'a


Biopsi jaringan dari mukosa gastro- 2. Azitromisin 900 atau 1200 mg sekali
intestinal dilakukan dengan pewarnaan sehari selama 2 minggt.2'a
hematoxylin-eosin. Biopsi pada mukosa 3. Nitazoksanid 100-200 mg 2 kali se-
duodenum adalah tempat yang baik untuk hari (hanya diperlukan untuk pasien
pasienAIDS. AIDS;z'o'r
Pemeriksaan tinj a dengan menggrrna- 4. Spiramisin 3x1 gram selama 2 minggu.
kan PCR lebih sensitif daripada pemerik-
saan tinja yang dipulas pewarnaan Ziehl Epidemiologi
Neelsen. PCR dapat mendeteksi 1 ookista Kriptosporidiosis ditemukan di seluruh
pada tinja. Tinja yang diberi formalin dunia. Survei pada248 anak sapi di Idaho
Bab II. Protozologi 175

menunjukkan bahwa 110 ekor (44,4%) Daftar Pustaka


mengandun g Cryptosporidium dalam tinja- 1. www.dpd.cdc.gov.DPDx/HTML/
nya. Di Australia ditemukan 36 (4,I%) I mageLibraryiA- F/Cryptosporidiosisibody

Crlptosporidiositil6.htm- 1 2k
dari 884 pasien yang dirawat dengan 2. Silas SB, Hale DE. Cryptosporidium, Cyclo-
gastroenteritis, mempunyai ookista Crypto- spora & Isospora species & Microsporidia
sporidium dalam tinjanya, sedangkan (Eds). Current Diagnosis & Treatment in
320 pasien tanpa gastroenteritis tidak ada Infectious Diseases. Lange Medical Books/
McGraw-Hill 2001. p.824-35.
yang mengandung ookista. Di Jakarta, J. Hart CA. Cryptosporidiosis. In: Gilles HM
Cryptosporidium ditemukan pada II (I,3%) (Ed). Protozoal diseases. New York: Oxford
dari 838 anak yang dirawat dengan diare University Press Inc; 1999.p.592-606.
di beberapa rumah sakit dan pada 4 4. Clark DP. New insight into human
cryptosporidiosis. Clinical microbiology
(0,65%) dari 617 penderita dewasa yang reviews 1999; l2(4): 554-63.
dirawat di rumah sakit. Risiko mendapat- 5. Tyzzer. Cryptosporidium parwm. In: Despom-
kan kriptosporidiosis lebih rendah pada mier DD, Gwadz RW, Hotez PJ, Knirsch CA
(Eds). Parasitic diseases. 4th ed. New York:
pengguna obat suntik daripada homo-
Apple trees production; 2000.p.62-8.
seksual, perempuan lebih rendah daripada 6. Mamula P, Sreedharan R, Brown KA.
laki-laki. Penderita HIV yang memiliki Hyperlink http.blackwell publishing.com.
anjing risiko mendapatkan infeksi Crypto- Gastrointestinal tract infections Chapter I I
7. Obata K. Phylum apicomplexa: gregarines,
sporidium meningkat. Juga pemah te{adi coccidian, and related orgbnisms. ln: Schmidt
epidemi kriptosporidiosis sebagai infeksi GD, Roberts' LS (Eds). Foundations of
parasitology.Tth ed. New York: Mc Graw
nosokomial di Kopenhagen.8
Hlll; 2005 .p.123-46.
Hewan maupun manusia dapat Hunter PR, Nichols G. Epidemiology and
menjadi sumber infeksi untuk manusia. clinical feafures of Cryptosporidrum infection
Cryptosporidium menrpakan perryebab diare
in immunocompromised patients. Clinical
microbiology. Reviews 2002; l5(L): 145 -54.
pada orang yang bepergian serta pada pusat
penjagaan harian untuk anak-anak (day
care centres) dan dapat terjadi sebagai Cy closp oru cuyetanensis
epidemi dengan transmisi melalui atr.
Sejarah
Pada tahun 1993 terjadi epidemi di seluruh
kota Melwaukee melalui air minum yang Kasus infeksi dengan parasit ini pada
diberi klor. Ternyata klorinasi air minum manusia pertama kali dilaporkan pada
tidak dapat membunuh ookista Crypto- tahun 1979. Setelah 1980 kasus infeksi
lebih sering dilaporkan dari berbagai negara.
sporidium spp, begitu pula desinfektan
yang dijual di pasaran. Ookista dapat di- Hospes
bunuh dengan pemanasan sampai 65"C
Hospesnya adalah manusia. Belum
selama 30 menit atau memasak air sampai
diketahui apakah hewan dapat terinfeksi
mendidih selama 1 menit,2 dengan 5%o dan apakah hewan dapat menjadi sumber
sodium hipoklorit atau SYo-l|o/o amonia. infeksi untuk manusia.
176 Parasirologi Kedokteran

Morfologi dan Daur Hidup Ookista matang berisi dua sporokista


yang masing-masing mengandung dua
Cyclospora adalah spesies yang ter-
sporozoit.
masuk Coccidia. Ookistanya berukuran
Pada hospes, parasit terdapat intrasito-
8-10 mikron. Ookista yang belum matang di- plasmik dan perkembangan terjadi dalam
keluarkan dengan tinja dan akan terjadi vakuol pada enterosit yeyunum. Infeksi
sporulasi dalam satu sampai beberapa terjadi dengan menelan ookista matano
minggu pada suhu yang tinggi dan lembab. (Gambar 22).

n^tat. *t:€.rtl.atoata'
0okirta mriang
n!*ln#ier.r SS.ed4 *sJdg:

mrkra*ilrir

.ft }ltrg

A
terk{'ntrminisi

gmffiff' t\
r
Clolditr mitsill dl
lEl
- unrrura* {

1 tr(ffi{lblLill \
@ *rou*"'

\ A
tt
n
A* $t*oiom irftkrif
.4,= St*dium diagnortih

Gambar 22. Daur Hidup Cyclospora cayetanensisl


Bab II. Protozologi 177

Patologi dan Gejala Klinis karena dalam larutan ini parasit akan
bersporulasi dan tinja juga dapat diguna-
Cyclospora ditemukan intraselular
dalam enterosit yeyunum. Gejala klinis kan untuk pemeriksaan molekuler. Tinja
timbul kira-kira seminggu setelah terjadi yang dibekukan dapat disimpan dalam
jangka waktu lama terutama untuk peme-
infeksi (masa inkubasi). Cyclospora me-
nyebabkan diare yang sering disertai tinja riksaan molekuler.s Teknik konsentrasi
cair, namun diare bukan merupakan keluhan
tidak dapat dilakukan pada tinja yang di-
awetkan dengan polivinil alkohol.5 Untuk
utama dan yang sering adalah konstipasi.2
meningkatkan sensitivitas diagnosis infeksi
Gejala klinis lain terdiri atas anoreksia,
berat badan turun, kembung, sering Cyclospora sebaiknya diperiksa beberapa
flatus, nyeri ulu hati, mual, muntah, nyeri sampel tinja dengan interval 2-3 hari.s
otot, demam ringan dan lelah. Sering di- Bahan lain yang dapat digunakan untuk
temukan diare yang bergantian dengan pemeriksaan adalah aspirasi duodenum
atau biopsi usus halus.2 Bila pemeriksaan
konstipasi.3 Bila tidak diobati, penyakitnya
dapat berlangsung beberapa hari sampai negatif, perlu diulang pada 3-4 spesimen
sebulan atau lebih lama dan penyakitnya tinja. Ookista lebih mudah ditemukan bila
dapat sering kambuh. Kadang-kadang tinja dikonsentrasi dengan teknik formalin-
etilasetat. Selain itu prosedur flotasi meng-
infeksi Cy cl o sp or a berj alan asimtomatik.
Pada pasien imunokompeten diare biasanya
gunakan larutan zink sulfat atau gula
juga dapat digunakan unhrk konsentrasi
bersifat selfJimiting, tetapi pada pasien
Cyclospora.5 Pemeriksaan tinja lebih mudah
AIDS diare dapat menjadi kronis.2,a Pada
pasien AIDS, kandung empedu jug a dapat berhasil dengan mikroskop fluoresen ultra-
terinfeksi.a violet. Juga dapat digunakan pulasan tahan
asam, karena ookista Cyclospora kadang-
Diagnosis kadang tahan asam (tidak berwarna atau
merah muda sampai merah tua). Ookista
Diagnosis ditegakkan dengan me- yang tidak berwarna mempunyai dinding
nemukan ookista dalam tinja segar atau yang keriput. Dengan teknik safranin
tinja yang diawetkan dengan iodium,2 yang dimodifikasi ookista tampak merah
formalin lIyo, kalium bikromat 2,5oh. sampai jittgga kemerahan.5 Baru-baru ini
Tinja yang disimpan dalam formalin dapat telah dikembangkan metode lain untuk
digunakan untuk pemeriksaan langsung, deteksi Cyclospora pada sampel klinis
diwarnai atau untuk prosedur konsen- yaitu flow cytometry sebagai alternatif
trasi. Oleh karena jumlah ookista sedikit mikroskop, tetapi flow cytometry biasanya
dianjurkan untuk dilalcukan prosedur kon- untuk skrining jurnlah spesimen tinja yang
sentrasi sebelum pemeriksaan. Tinja yang besar seperti pada situasi wabah.6 PCR
disimpan dalam kalium bikromat dapat merupakan metode yang dapat dipercaya
untuk konfirmasi infeksi Cyclospora untuk mendeteksi C.cayetanenszb dari pada
178 Parasitologi Kedokteran

pemeriksaan dengan mikroskop, walaupun infeksinya adalah strawberi yang 80o/o


demikian pemeriksimn dengan mikroskop diproduksi di Kalifornia. Belum dapat di-
fluoresen ultraviolet mempunyai sensiti- singkirkan, bahwa strawberi yang diimpor
vitas yang sama dengan PCR.7 merupakan sumber infeksi. Pada tahun
1996 parasit ini menyerang hampir 1000
Pengobatan orang di Amerika Serikat dan Kanada
karena makan rasberri yang diimpor dari
Obat yang efektif untuk dewasa adalah
Guatemala dan menyebabkan 7 epidemi
trimetoprim 160 mg * sulfametoksazol
sejak ApriI 1997 di California, Florida,
800 mg 4 x sehari selama 10 hari untuk
Nevada, New York dan Texas. Pencegahan
infeksi awal. TMP 160 mg * sulfametok-
infeksi Cyclospora adalah dengan meng-
sazol 800 mg diberikan 3 kali seminggu
hindari makanan dan minuman yarrg
untuk profilaksis.2-a Untuk anak-anak
tercemar tinja.
dosis trimetoprim 5 mg&g berat badan +
sulfametoksazol 25 mglkg berat badan 2 Daftar Pustaka
x sehari selama 7 harl
Pada penderita AIDS dapat diberi-
l. www.dpd.cdc.gov.DPDx/HTML/Frames/
A-F/Cyclosporiasis/body_Cyclosporiasis
kan dosis yang lebih tinggi dan dosis pagel.htm - l4k
pemeliharaan yang lebih lama. 2. Silas SB, Hale DE. Cryptosporidium, Cyclo-
Obat lain yang dapat digunakan spora & Isospora species & lufioosporidia @As).
adalah metronidazol, tinidazol, siproflok- Current Diagnosis & Treatnent in Infectious
Diseases. Lange Medical BooksilVlcGraw-Hill
sasin.2 Siprofloksasin 500 mg2kali sehari
2001pg.824-35.
selama I hatl dan 3 kali seminggu selama 10 3. MarshallMM,NaumovitzD, Ortegal Sterling
minggu untuk profilaksis sekunder.8 CR. Waterbome protozoan pathogens. Clin
Microbiol Rev I 997; 10(1):67-85.
Epidemiologi
4. Obata K. Phylum apicomplexa: gregarines,
coccidian, and related organisms. In: Schmidt
Cyclospora ditemukan sebagai pe- GD, Roberts' LS (Eds). Foundations of
parasitology.Tft ed. NewYork: Mc Graw Hill;
nyebab diare pada orang yang bepergian. 2005.p.t23-46.
Infeksi dapat terjadi pada semua umur, 5. Eberhard ML, Pieniazek NJ, Arrowood MJ.
pada yang imunokompeten maupun yang Laboratory diagnosis of Cyclospora infections.
Arch Pathol Lab Med 1997;l2l:792-7.
imunokompromais. Siklosporidiosis lebih
6. Dixon BR, Bussey JM, Parrington LJ,
sering ditemukan pada pasien imuno- Parenteau M. Detection of Cyclospora
kompeten.2 cayetanensis oocysts in human fecal
Parasit ini ditemukan pada llYo darr specimens by flow cltometry. J Clin Microbiol
2005;43(5):2375-9.
964 penderita diare di Amerika Serikat 7. Blans MCA, Ridwan BU, Vermeij JJ, Arska
dan Kanada dan hanya pada lo/o dari 96 MR, Verhoef J. Cyclosporiasis outbreak,
orang tanpa gejala. Infeksi terjadi setelah Indonesia. Emerging Infectious Diseases
2005;l 1(9):1 4s3-s.
minum ak yangtidak dimasak. Pada tahun
Yazar S, Yalcin S, Sahin Y. Hum4n cyclo-
199 6 Cyclospora c ayetanens is menyebab- sporiosis in Turkey. World J gastroenterol
kan diare pada 150 orang; diduga sumber 2004;10(12):1844-7
Bab II. Protozologi 179

mengandung nukleus, mitokondria dan


Blustocystis hominis badan Golgi. Inti berjumlah 1 sampai 4.
Parasit diliputi oleh lapisan permukaan
Sejarah yang mudah dilihat dengan tinta India.
Parasit ini pertama kali dilaporkan Bentuk Granular. Sel berisi granula
oleh Alexeieff pada tahun 1911 kemudian yang mudah dilihat dengan mikroskop
oleh Brumpt pada tahun 1912. Diduga fase kontras. Stadium ini dibentuk dari
parasit ini adalah sel ragi Q,teast) apatogen stadium vakuolar. Fungsinya dalam daur
yang ditemukan dalam tinja orang yang hidup parasit ini belum diketahui.
sakit maupun sehat.
Bentuk Ameboid. Stadium ini mempunyai
Pada tahun l99l Zierdt menyatakan
bahwa organisme ini adalah suatu protozoa
bentuk yang tidak teratur dan banyak
yang tergolong Sporozoa, yang menyebab-
ditemukan dalam tinja maupun biakan,
kan penyakit pada manusia.
mirip leukosit. Aktivitas ameboid sukar
dilihat.

Hospes dan Nama Penyakit Bentuk Kista. Bentuk kista polimorfik,


tetapi kebanyakan tampak oval atau sirkular,
B.hominis ditemukan pada'manusia, dengan ata:u tanpa lapisan membran di
monyet, kera, babi dan mungkin pada sebelah luarnya, yang rriudah lepas bila
marmut, reptilia, kecoa, tikus dan berbagai kaca tutup ditekan atau bila sediaan
hewan lainnya. Parasit ini menyebabkan mengering. Kista mengandung mitokondria
blastokistosis. dan inti. Benda-benda halus dan kasar
mungkin tampak di antara lapisan membran
Distribusi Geografik dan kista. Fungsinya tidak jelas, tetapi
B.hominis ditemukan di daerah tropik, mungkin berperan pada perkembangan
subtropik.l stadium selanjufirya. Diameter kista ini
6,65 mikron.
Morfologi dan Daur Hidup B.hominis berkembangbiak secara
aseksual. Ada 4 macam pembelahan: belah
B.hominis mempunyai 4
bentuk: pasang, plasmotomi, skizogoni dan endo-
vakuolar, granular, ameboid dan bentuk
diogeni. Pada manusia biasanya terjadi
kista (gambar 23).
belah pasang. Bentuk ameba berkembang-
Bentuk Vakuolar. Bentuk ini paling biak dengan plasmotomi, yaitu.terpotong-
sering ditemukan dalam tinja maupun nya satu atau lebih dari satu bagian
biakan. Di tengah ada struktur mirip (progeni) dari tonj olan-tonjolan sel. Progeni
vakuol yang tampak transparan dan mengandung satu nukleus atau lebih,
refraktil dengan mikroskop fase kontras. tetapi tidak mempunyai benda sentral.
Vakuol disebut benda sentral, yang Benda sentral adalah organel, di mana
dikelilingi oleh sitoplasma perifer yang terjadi skizogoni. Sel induk atau skizon
180 ParasitologiKedokteran

@--

Kista berdinding
teb*l

Mitosis

Gambar 23. Daur Hidup Blastocystis hominis


Bab II. Protozologi 181

berisi progeni sampai sel pecah dan ulkus ditemukan B.hominis, berukuran
progeni menyebar ke sekitarnya. Jumlah 15-25 mikron, bentuknya bulat atau oval
progeni bervariasi dari 1 sampai ratusan. dengan vakuol sentral yang bergranula
Makin besar jumlah progeninya, makin dan satu nukleus, disertai infiltrasi sel
kecil ukurannya. Endodiogeni lebih jarang radang. Dengan pengobatan metronidazol
dan menghasilkan 2 progeni yang besar di pasien sembuh.
dalam benda sentral. Dibandingkan bentuk Beberapa laporan menyatakan
lainnya, bentuk kista adalah bentuk yang B.hominis sebagai infeksi oportunistik
paling tahan terhadap pengaruh lingkungan pada penderita imunokompromais. Gejala
luarhospes dan mungkin merupakan safu- klinis berhubungan dengan beratnya infeksi
satunya bentuk yang infektif. Cara infeksi dan virulensi strain B.hominis. Gejala
melalui makanan dan air minum yang klinis biasanya berhubungan dengan bentuk
terkontaminasi parasit. ameboid B.hominis5 atau bentuk vakuolar.6
Pada penderita imunokompromais gejala
gastrointestinal biasanya ada bila ditemu-
Patologi dan Gejala Klinis
kan 5 atau lebih parasit per 400 x lapang
B.hominis merupakan parasit yang pandang besar (LPB).?
patogen atau kompnsal masih kontro-
r,3'a
versial. Gejala gastrointestinal ditemu-
Diagnosis
kan pada pasien yang menderita imuno-
supresi sehingga B.hominis dinyatakan Diagnosis infeksi B.hominis ditegak-
parasit oportunistik.t Gejala infeksi kan dengan menemukan B.hominis di dalam
B. hominis adalah diare, flatulens, kembung, tinja dengan pemeriksaan langsung, pe-
anoreksia, berat badan turun, muntah, warnaan trikrom, teknik Kinyoun acid
nausea, konstipasi dan lain-lain. Infeksi fast. Untuk meningkatkan sensitivitas
B. hominis juga dihubungkan dengan kolitis dapat dilakukan konsentrasi dengan larutan
ulserosa, ileitis terminal dan enteritis, yang formalin etil asetat.5 Biasanya ditemukan
dapat disembuhkan dengan metronidazol. bentuk vakuolar. B.hominis dianggap ber-
Infeksi B.hominis pernah dilaporkan makna jika ditemukan > 5 parasit per 400
pada anak berumur 4 tahun dengan feses X lapang pandang besar.T Pemeriksaan
yang mengandung darah, yang kemudian tinja sebaiknya dilalcukan pada 3 sampel
menderita diare cair dengan gumpalan tinja penderita dengan gejala B.hominis
darah dan demam. Kolonoskopi menun- untuk memastikan penderita terinfeksi
jukkan ulkus superfisial dengan pseudo- atau tidak.T
membran di seluruh kolon. Pada peme-
riksaan tinja ditemukan kista B.hominis.
Pengobatan
Pada pemeriksaan histologik bahan
biopsi ditemukan peradangan dengan sel Pengobatan dianjurkan, bila hanya
radang dan sel eosinofil di sekum, kolon ditemukan B.hominis dalam tinja, di-
transversum dan rektum. Pada mukosa sertai gejala gastrointestinal. Obat pilihan
182 Parasitologi Kedokteran

adalah metronidazol dengan dosis 750 tanpa infeksi HIV.I


mg 3 x sehari selama l0 hari. Bila parasit Pencegahan infeksi dengan sanitasi
masih ditemukan dalam tinja, pengobatan lingkungan dan perorangan, serta men-
diulang setelah I minggu selama 10 hari. cegah pencemaran makanan dengan tinja
obat lain adalah iodoquinol dengan dan selalu memasak air minum.
dosis 3 x 650 mg sehari selama 20 han.
Obat yang efektif adalah furazolidon 4 x Daftar Pustaka
100 mg sehari selama 7 hffil Pada pasien
imunokompromais dapat diberikan l. Stenzel DJ, Boreham PFL. Blastocystis
hominis revisited. Clinical Microbiology
metronidazol dengan dosis 1 sampai 29
Reviews 1996; 9(4): 563-84
per hari.1 Trimetoprim-sulfametoksasol, 2. www. dpd. cdc. gov/DPDX/HTML/
paromomisin tidak diabsorpsi di usus ImageLibrary/A-FiB lastocystis/body
sehingga dapat digunakan sebagai obat Blastocystis il4.htrn- 10k Life cycle B.hominis.
3. Protozoans of minor medical importance.
alternatif.l,5 In: Despommier DD, Gwadz RW, Hotez PJ,
Knirsch CA (Eds). Parasitic diseases. 4,h ed.
Epidemiologi New York: Apple trees production; 2000.
p.86-91.
B.hominis terutama ditemukan di 4. Koutsavlis AI, Valiquette L, Allard R, Soto J.
daerah tropik. Parasit ini banyak dilaporkan Blastocyctis hominis'. a new pathogen in day-
pada tentara yang pulang dari medan care center?. CCDR 2001 ;27 (09):7 6-84.
5. Moghaddam DD, Ghadirin E, Azami M.
perang, juga pada orang yang bepergian.
Blastocystis hominis and the evalution of
Di Amerika, B.hominls ditemukan pada efficacy of metronidazole and trimethoprim/
7Yo dari 35 anggota korps keamanan, di sulfamethoxazole. Parasitol Ptes 2005 ;96: 27 3 -5.
Zaire pada 2oh dari 46 penderita diare 6. Wang KX, Li CP, Wang J, Cui YB.
Epidemiological survey of Blastocystis hominis
menahun, di Nepal pada 33o/o dari 328 in Huainan city, Anhui Province, China.
penderita diare, di Karachi pada 50%:o World J Gastroenterol 2002;8(5;):928-32.
dari sampel t-ja di Aga Khan (Jniversity 7 Tasova X Sahin B, Koltas S, Paydas S.
Hospital. Di Jakarta B.hominis ditemukan Clinical significance and frequency of
Blastocystis hominis in Turkish patients
pada I5o/o atau 1019 dari 6818 sampel with hematological malignancy. Acta Med
tinja yang diperiksa di Bagian Parasito- Okayama 200; 54(3):133 -6.
logi FKUI dari September 1983 sampai
dengan Februari 1990. Prevalensi ini jauh
lebih tinggi daripada prevalensi protozoa Microsporidia
usus lainnya. Akhir-akhir ini B.hominis
telah diisolasi dari saluran pembuangan
tinja. Makanan dan air minum yang Sejarah
tercemar tinja dapat merupakan sumber ilfrcrosp oridia termastk pltylum Micro-
infeksi yang penting. spora. Phylum ini mengandung lebih
Infeksi B.hominis ditemukan lebih dari 100 genus dan 1000 spesies. Kasus
sering pada homoseksual dengan atau infeksi dengan parasit ini pada manusia
Bab II. Protozologi 183

dilaporkan pada tahun 1959, yaitu pada Distribusi Geografik


seoftulg laki-laki Jepang dengan sakit kepala
Parasit ini ditemukan di seluruh dunia.
kejang-kejang dan demam rekuren. Pada
perneriksaan caiian serebrospinal ditemukan Morfologi dan Daur Hidup
microsporidia genus Enc ephalitozoon.
AdaT genus yang dapat menginfeksi Microsporidia adalah parasit obligat
manusia yaitu Enteroqttozo on, Encephali- intraseluler yang mempunyai 2 fase
tozoon, Nosema, TTachipleistophora, Pleis- perkembangan yaitu fase skizogoni (mero-
tophora, Microsporidium dan Brachiola.t'z goni) dan fase sporogon| Microsporidia
berukuran 1-20 mikron. Spora dapat ber-
bentuk sferis, oval atau memanjang. Ente-
Hospes dan Nama Penyakit
rocytozoon merupakan Microsporidia ter-
Microsporidia ditemukan pada inver- kecil dengan ukuran spora 1,5x0,5pm.5
tebrata dan vertebrata termasuk insekta, Encephalitozoon berbentuk elips, ber-
ikan, burung dan mamalia (tabel 1). ukuran 2,5x 1, 5 pm, Nos ema berbentttk ov al,
Penyakit yang ditimbulkannya disebut berukuran 4 x 2 1tm, Pleitophoraberbentuk
mikrosporidiosis. oval dan berukuran 2,8 x3,41tm.6

Tabel I . Tempat Infeksi Microsporidia pada Hospes3,a


Dpesles Hospes lempat mleksr
Lnteroq/tozoon brcneust manusla, babl, pnmata eplter usus nalus, epltnel saluran
dan kandung empedu, hati, yang
jarang polip hidung dan epithel
bronkial
Encep halitozoon cunicu li mamalla rernasuK manusla hatr, pentoneum, g[r1al, usus, mata
Lncephaltozoon hellem manusla, burung betet eprtel kornea dan konlungtiva,
polip hidung, ginjal
Lncep ha htoz o on tntes ttnd I ts manusla eprtel usus halus sampai kolon,
makrofag pada lamina propria,
ginjal, mata dan kandung empedu
'I
iac hip I eis top hora hominis manusra otot skelet, ototJantung, eprthel
kornea, ginj al, nasofaring
Irachtple$tophora manusla otaK, glnJal, Jantung, panl(eas,
anthropophthera tiroid, paratiroid, hati, limpa,
sumsum fulang
rte$npnora spp manusla, il(an otot skelet
Ytttuforrna corneae ( N osema manusla stroma komea
corneum)
Nosema ocularum manusla stroma kornea
M i c ros pori di u m c ey I onens is manusla stroma kornea
Mi cro sp ori dium aJri c anum manusla stroma kornea
184 Parasitologi Kedokteran

Sporoblas

tt*t*ttt *-'
vertikal

Telur masuk ke saluran


pencernaan

Gambar 24.Daar Hidup Microsporidia dikutip dari Gardiner et all

Infeksi dimulai dengan masuknya pada Encephalitozoon spp.,tsqadidi dalam


spora ke dalam sel hospes.' Tempat vakuol parasitoforus. Sporoplasma yang
utama infeksi adalah sel epitel traktus masuk ke dalam sel hospes akan ber-
gastrointestinal dan traktus respfuatorius. multiplikasi dan berkembang biak dengan
Setelah terjadi penonjolan polar filamen cara kariokinesis menjadi meron berinti
dan pengeluaran isi spora ke dalam sel banyak. Meron berkembang biak dengan
hospes, parasit akan membelah diri melalui cara belah pasang. Membran sel meront
proses merogoni yang diikuti diferen- menebal yang kemudian berdiferensiasi
siasi menjadi spora (sporogoni). Merogoni membentuk sporon. Sporon membelah
dan sporogoni berbeda di antara spesies dan membentuk sporoblas. Pada akhir
Micro sp oridia yang menginfeksi manusia. sporogoni, sporoblas akan mengalami
Merogoni dan sporogoni E.bieneusi terjadi sitokinesis (pembelahan sel yang lambat)
dalam sitoplasma sel hospes, sedangkan dan menghasilkan spora matang. Sel
Bab II. Protozologi 185

hospes yang terinfeksi pecah dan menge- kemudian bereplikasi dan menyebabkan
luarkan spora. Spora yang dikeluarkan atrofi vili, hiperplasia kripta, ffiltrasi
dapat menginfeksi sel lain di sekitarnya mononuklear. Selain itu juga te{adi mal-
atau ke lingkungan melalui tinja, urin absorpsi D-xylose dan aktivitas enzim
atau sekresi saluran pernapasan. Infeksi disakaridase menurun. E.bieneusl juga
E.bieneusi terutama berlokasi pada usus dapat menginfeksi sel epitel duktus
halus, walaupun traktus bilier dapat pankreatikus.5 Gejala klinis yang sering
terkena. Tempat infeksi kedua yang ditemukan pada mikrosporidiosis yang
sering adalah ginjal, hati, sinus dan otak. disebabkan oleh E. bieneusi dan E. intesti-
Infeksi terjadi dengan menelan atau nalis adalah diare. Diare yang disebab-
inhalasi spora, transplasental atau melalui kan oleh Microsporidia pada orang yang
imunokompeten bersifat s elf-limiting.T E.
trauma.7,8
bienansi merupakan penyebab diare kronis
pada pasienAIDS dan juga sering menye-
Patologi dan Gejala Klinis babkan kolangitis atau kolesistitis.3,8
Lesi dan respons imun yang ditim- Encephalitozoon spp menginfeksi
bulkan oleh Microsporidia tergantung usus halus yang mengakibatkan peradangan
pada status imun hospes. Pada hospes dan kerusakan sel usus. Parasit ini kemu-
imunokompeten infeksi dapat menjadi dian menyebar dan menginfeksi hampir
kronis dan subklinis (asimtomatik). Pada setiap organ yang menimbulkan lesi fokal
hospes imunokompromais, infeksi dapat dan granulomatosa. Pada pasien AIDS
mengakibatkan kemattan. Microsporidia dengan jumlah CD4+ < 100 sel/pl darah
dapat menyebabkan berbagai penyakit sering menimbulkan diare kronis, mal-
pada manusia dan melibatkan berbagai absorpsi disertai demam, anoreksia, berat
sistem organ yaitu intestinal, mata, otak, badan menurun. Infeksi Encephalitozoon
jantung, hati, sinus, paru, otot dan ginjal pada saluran napas bagian atas dapat
menimbulkan gambaran patologi rhinitis,
baik pada hospes imunokompeten maupun
sinusitis dan polip hidung.5 E.intestinalis
imunokompromais.3'a Pada infeksi intes-
merupakan Micro sp oridi a kedua tersering
tinal, frekuensi tinja yang dikeluarkan yang menginfeksi manusia setel ah E. bimeusi
berkisar I-20 kali per hari dengan kon- dan juga dapat menginfeksi kolon.s Infeksi
sistensi cair, tidak berdarah dan tidak dengan Encephalitozo on dan Trachipl eis.
mengandung leukosit. Bila ada infeksi tophora spp dapat menimbulkan sinusitis,
pada kandung empedu dapat disertai nyeri keratokonjungtivitis, hepatitis, peritonitis,
abdomen, muntah dan demam.T nefritis, ensefalitis dan pneumonia. Pada
E.bieneusi adalah patogen intestinal pasien imunokompromais dengan infeksi
yang lebih sering ditemukan pada pasien Pleistophora spp dapat menimbulkan
AIDS; terutama menginfeksi enterosit miositis.3
usus halus (yeyunum dan duodenum) Infeksi Microsporidia pada mata ada
dan sel epitel saluran empedu. Parasit 2 bentuk klinis yaitu corneal stromal
186 Parasitologi Kedokreran

keratitis dan epithelial keratopathy dengan sebaiknyaurin 24 jarn.l Pemeriksaan 3 tinja


keratokonjungtivitis. Pada pasien HIV, dalam sehari selama 3 hari perlu untuk
keratokonjungtivitis dapat disebabkan oleh menetapkan diagnosis mikrosporidiosis.T'e
Encephalitozoon sW (E. hellem, E. cuniculi, Aspirasi duodenum juga dapat digunakan
E. intestinalis) yaitu peradangan konjung- untuk diagnosis infeksi intestinal.
tiva bilateral dan keratopathy epithelial Untuk diagnosis konjungtivitis atau
punctate bilateral yang menyebabkan keratitis yang disebabkan oleh Mikro-
tajam penglihatan menurun. E.hellem dart sporidia dapat dilalnrkan dengan pemerik-
E.cuniculi adalah Microsporidia yang lebih siuln apus konjungtiva atau kornea,
sering ditemukan pada pasien AIDS dengan kerokan atau biopsi spesimen.r
kelainan mata. Spora dapat ditemukan Penilaian semikuantitatifjumlah spora
pada epitel konjungtiva dan komea. Selain per sampel tinja menurut Molina:ro
itu E.intestinalis juga dapat ditemukan pada 0 : tidak ada spora
konjungtiva pasien AIDS.5 Pada orang 1 : sporajarang
dengan imunokompeten, infeks i Encepha- 2:beberapa spora
litozoon tidak meluas sampai epitel kon- 3 : banyak spora
jungtiva maupun kornea, tidak seperti
infeksi dengan Wttaforma (Nosema) comeum Mikroskop cahaya dan transmission
dan N. o cu I arum y ang dapat menimbulkan electron microscopy (TEM) adalah standar
infeksi stroma kornea yang dalam bahkan baku untuk diagnosis mikrosporidiosis,
dapat tefadi ulkus kornea. Spesies lain namun pada mikroskop cahaya tidak
yang dapat menimbulkan keratokonjung- dapat membedakan spesies. Penentuan
tivitis adalah T.hominis, M.ceylonensis spesies ini penting karena berhubungan
dan M.africanum. dengan keberhasilan pengobatan. TEM
dapat menentukan spesies berdasarkan
observasi p o I ar.fil amen.t'3
Diagnosis
Diagnosis Microsporidia pada umum-
nya berdasarkan pemeriksaan dengan Mikroskop Cahaya
mikroskop cahaya atau elekfon, metode Pada modifikasi trikrom (Weber-
molekuler dan uji serologi. Berbagai Green modfied trichrome stain, Ryan-Blue
spesimen klinis yang dapat digunakan modffied trichrome stain). Spora tampak
untuk diagnosis mikrosporidiosis adalah: berbentuk oval dan berwarna merah muda.
tinja, urin, sputum, bilasan bronkoalveolar, Spesimen klinis yang dapat digunakan
sekresi nasal, cairan serebrospinal dan dengan pewarnaan modifikasi trikrom
biopsi jaringan. Pada pasien dengan adalah tinja dan cairan tubuh lain.
Mikrosporidiosis diseminata, sebaiknya Spesimen klinis dapat segar atau yang
spesimen urin selalu diperiksa. Spora telah diawetkan dengan formalin 5Yo atau
microsporidia sering dikeluarkan secara llYo atalr dengan sodium acetate-acetic
periodik, maka untuk pemeriksaan urin acid-formalin. Dinding spora berwarna
Bab II. Protozologi 187

merah muda sampai merah. Pewarnaan tidak diketahui apakah ada reaksi silang
pada suhu 50"C selama 10 menit atau dengan spesies lain atau reaksi nonspesifik
pada suhu 37'C selama 30 menit akan tidak jelas diketahui. Uji serologi terhadap
memudahkan deteksi spora karena latar E.bieneusi belum tersedia karena ketidak
belakang kurang mengandung debris dan berhasilan untuk membiak E.bieneusi
spora akan berwarna lebih jelas.r jangka panjang dan tersedianya antigen.l

Pewarnaan Giemsa Pengobatan


Pada spesimen tinja, spora sangat Albendazol untuk Microsporidia
sulit dibedakan dengan debris sehingga invasif terutama genus Encephalitozoon.
deteksi spora akan lebih sulit. Pada Kerja albendazol menghambat polimeri-
preparat sitologi cairan tubuh atau spesimen sasi mikrotubul selama pembelahan inti
biopsi nsus, spora akan lebih mudah di- sehingga mencegah pemisahan kromosom.
dapatkan. Spora dengan pewamarm Giemsa Dengan demikian pembelahan parasit
akan berwarna biru muda.l diharnbat dan mempunyai efek parasitosid.
Pewarnaan gram Brown Brenn dan Pada infeksi E.intestinalis albendazol di-
pewarnaan perak Warthin-Starry sering berikan dengan dosis 400 mg2 kali se-
digunakan untuk mendeteksi Microspo- hari selama 2-4 mnggf atan l-2 bulan,rl
ridia pada potongan jaringan. Dengan sedangkan pada infekdi E.cunicuti dt-
pewarnaan gram Microsporidia adalah berikan 2 x 400 mg per hari selama 34
gram positif dan dengan pewarninn perak minggu.11 Dosis albendazol untuk anak 15
Microsporidia tampak abu-abu gelap sampai mglkg berat badan per hari diberikan 2
hitam dengan latar belakang kuning.3 kali sehari selama 2-4 mnggtll Relaps
Deteksi DNA menggunakan PCR dapat terjadi l-2bulart setelah pemberian
dapat mendeteksi spora Encephalitozoon albendazol selama 4 minggu.e Albendazol
sampai pengenceran 100 spora pada pada binatang bersifat teratogenik, sehingga
spesimen tinja, sedangkan dengan peme- sebaiknya dihindari pada ibu hamil dan
riksaan mikroskop memerlukan 10.000- menyusui.rl
1.000.000 spora per ml.1 Fumagillin merupakan antibiotik yang
Uji serologi (carbon immunoassay, diproduksi oleh jamur A sp ergi I lu sfumi gatu s .
indirect immunofluores cent-antibody test, Jika diberikan secara sistemik dengan
enzyme-linked immunosorbent as s ay, coun- dosis 20 mg 3 kali sehari selama 2 minggu
terimmunoelectrophoresis dan Western efektif untuk infeksi E.bieneusi dan secara
blotting) dapat mendeteksi IgM dan IgG topikal dapat mengobati keratokonjung-
terhadap Mi uo sp ori di a (terutama E cun i cu I i) tivitis yang disebabkan oleh Encephali-
pada binatang. Zat anti terhadap E.cuniculi tozoon spp.3'7 Efek samping adalah netro-
dan E.intestinalis juga telah ditemukan penia dan trombositopenia setelah 1-3
pada orang yang tidak terinfeksi HIV dan minggu pemberian dan reversibel setelah
yang terinfeksi HfV. Walaupun demikian pengobatan dihentikan.3'rO Pasien yang
1BB ParasitologiKedokteran

mendapat fumagillin sebaiknya dimonitor Microsporidia 27 ,5Yo pada pasien dengan


hitung sel darah selama terapi dan hitung diare kronis.
platelet setiap hari . Pengobatan dihentikan
bila hitung platelet turun di bawah 15.0001
Daftar Pustaka
mm3. Pemeriksaan dilakukan setiap bulan
untuk mengetahui adany a relaps. I 0 l. Garcia LS. Laboratory identification of
the Microsporidia. J Clin Microbiol 2002:
Talidomid dapat digunakan untuk 40(6):1892-901
mengobati infeksi E.bieneusi- yang tidak 2. Koestler A. Microsporidia and mryozoa:
respons terhadap albendazol dengan dosis parasites with polar filaments. In: Schmidt GD,
100 mg 4 kali sehari selama 30 hari. Roberts LS. Foundations ofParasitology. 7ft ed.
New York McGraw Hill; 2005.p. l8l-91.
Nitazoksanid diberikan 2 x I g perhari 3. Didier ES. Microsporidiosis. Clinical
selama 60 hari.rr Itrakonazol, metronidazol, Infectious Diseases l99A;27 :l -8.
isetionat propamidin topikal digunakan 4. HartCA, BeechingNj, DuerdenBI. Infections
untuk infeksi epitel kornea.6 in AIDS. J Med Microbiol 2000;49: 947 -6j .
5. Schwartz DA, Weber R, Bryan RT.
Microsporidiosis. In; Gilles HM, editor.
Epidemiologi Protozoal diseases. New York: Oxford
University Press Inc; 1999.p. 625-43.
Parasit dapat hidup di air pada suhu 6. Joseph J, Vemuganti GK, Sharma S.
4"C selama lebih dari 1 tahun.7,e Transmisi Microsporidia: emerging ocular pathogens.
Indian Journal of Medical Microbiology
Micro sp oridia terutama melalui fekal-oral 2005;23(2):80-91.
atau urino-oral. Transmisi transplasental 7. Marshall MM, Naumovitz D, Ortega t
sering pada karnivora, tetapi belum di- Sterling CR. Waterborne protozoan patho-
gens. Clin Micribiol Rev 1997; t0(t):67-85.
buktikan pada manusia. Walaupun jarang, 8. Wasson K, Peper RL. Mammalian microsp-
juga pernah dilaporkan infeksi melalui oridiosis. Vet Pathol 2000;37 :tt3 -28.
fauma. Cotte et al (dalam Didiet') pernah 9. Silas SB, Hale DeVon. Cryptosporidium,
Cyclospora & Isospora species & Micro-
mengidentifikasi transmisi Microsporidia sporidia.In: Wilson WR, editor. Diagnosis &
melalui air di Perancis. Prevalensi mikro- treatrnent in infectious diseases. New york:
sporidiosis di antara orang yang terinfeksi McGraw-Hill Companies. p.824-3 5.
10. Molina JM, Tourneur M, Sarfati C et al.
HIV dengan diare berkisar 7o/o-50o/o. Infeksi Fumagillin treatment of intestinal microspo-
Microsporidia meningkat pada orang yang ridiosis. N Engl J Med 2002;346:1963-9.
imunokompeten terutam a pada traveller's 11. GroB U. Treatment of microsporidiosis
including albendazole. Parasitol Res 2003;
diarrhoea.a Bacchi et al (dalarn Koestlef)
90: S14-8.
mendapatkan 44%o pasien AIDS dengan 12. Brasil P, de Lima DB, de Paiva DD, de
diare terinfeksi Micro sp oridi a, sedangkan Castro Lobo MS, Sodre FC, da Silva Sp et al.
pasien AIDS tanpa diare hanya 2,3o/o Clinical and diagnostic aspects of intestinal
microsporidiosis in HlV-infected patients with
yang terinfeksi Microsporidia.. Brasil chronic diaarhea in Rio De Janeiro, Brazil.
et alt2 mendapatkan prevalensi infeksi Rev Int Med trop S Paulo 2000.42(6):l-12
Bab II. Protozologi 189

Parasit Malaria dium falciparum dan Plasmodium malariae,


Plasmodium rodhaini pada simpanse di
Sejarah
Afrika darr Plasmodium brasilianum pada
kera di Amerika Selatan yang menyerupai
Penyakit malaia telah diketahui sejak Plasmodium malariae.
zaman Yunani. Gejala klinis penyakit Salah satu Plasmodium primata,
malaria khas dan mudah dikenal, karena yaitu P. lcnowlesi dilaporkan pertama kali
demam yang naik turun dan teratur disertai di Malaysia (1965) dapat menginfeksi
menggigil. Pada waktu itu sudah dikenal manusia dan menyebabkan gejala
febris tersiana dan febris kuartana. klinis, kemudian ditemukan di Muang-
Selain itu ditemukan kelainan limpa, yaitu thai.l Walaupun belum dilaporkan, hal
splenomegali: limpa membesar dan meqjadi ini kemungkinan dapat ditemukan di
keras, sehingga dahulu penyakit malaria Indonesia mengingat geografinya yang
disebut juga sebagai demam kura. serupa dengan negara tersebut.
Malaria diduga disebabkan oleh
hukuman dewa, karena pada waktu itu Distribusi Geografik
ada wabah di sekitar kota Roma. Penyakit
Malaria ditemukan 64' ltntang utara
ini banyak ditemukan di daerah rawa yang
(Archangel di Rusia) sampai 32'lintang
mengeluarkan bau busuk ke sekitarnya,
selatan (Cordoba di Argentina), dari daerah
sehingga disebut "malaria'' (mal area: udara
rendah 400 m di bawah permukaan
buruk : bad air).
laut (Laut Mati) sampai 2600 m di atas
Pada abad ke-19, Laveran menemu-
permukaan laut (Londiani di Kenya) atau
kan stadium gametosit berbentuk pisang
2800 m (Cochabamba di Bolivia). Antara
dalam darah seorang penderita malaria.
batas garis lintang dan garis bujur terdapat
Kemudian Ross ( I 897), menemukan bahwa
daerah yang bebas malaria. Di Indonesia
malana ditularkan oleh nyamuk yang
penyakit malaria ditemukan tersebar di
banyak terdapat di sekitar rawa.
seluruh kepulauan, terutama di kawasan
timur Indonesia.
Hospes
Parasit malaria termasuk getus Plas- Morfologi dan Daur Hidup
modium dan pada manusia ditemukan 4 Daur hidup keempat spesies Plasmo-
spesies: Plasmodium vivax, Plasmodium dium pada manusia umumnya sama.
falciparum, Plasmodium malariae dan Proses tersebut terdiri atas fase seksual
Plasmodium ovale. eksogen (sporogoni) dalam badan nyamuk
Pada kera ditemukan spesies parasit Anopheles dan fase aseksual (skizogoni)
malaria yang menyerupai Plasmodium dalam badan hospes vertebrata.
manusia, antara lain: Plasmodium Fase aseksual mempunyai 2 daur,
cynomolgi menyerupai Plasmodium vivax, yaitu; 1) daur'eritrosit dalam darah (ski-
P lasmodium knowlesi menyerupai Plasmo-
z6goni eritrosit) dan 2) daur dalam sel
190 ParasitologiKedokteran

parenkim hati (skizogoni eksoeritrosit) (disebut hipnozoit), sampai menjadi aktif


atau stadium jaringan dengan a) skizo- kembali dan mengalami skizogoni. Pada
goni praeritrosit (skizogoni eksoeritrosit infeksi P.falciparum dan P.malariae
primer) setelah sporozoit masuk dalam hanya terdapat satu generasi aseksual
sel hati dan b) skizogoni eksoeritrosit dalam hati sebelum daur dalam darah
sekunder yang berlangsung dalam hati. dimulai; sesudah itu daur dalam hati
Hasil penelitian pada malaria primata tidak dilanjutkan lagi. Pada infeksi
menunjukkan bahwa ada dua populasi P.vivax dan Povale daur eksoeritrosit
sporozoit yang berbeda, yaitu sporozoit berlangsung terus sampai bertahun-
yang secara langsung mengalami tahun melengkapi perjalanan penyakit
pertumbuhan dan sporozoit yang tetap yang dapat berlangsung lama (bila tidak
"tidur" (dormant) selama periode tertentu diobati) disertai banyak relaps.

Manusia Nyamuk Anopheles Q

Dalam kelenjar liur

hipnozoit l\
I
skizon z
"/
.u,t"'" I

\r/l I

\rrmerozoit
fl
I

-sporozort ookista

Dalam darah I I
Dalam lambung

Vtrorozoit\
ll\er.z. )
J:***"*etosit- makrogamet
___._
zigot: ookinet
-.,
mikrogametosit mikrogamet/
Bagan 8. Daur Hidup Parasit Malaria
Bab II. Protozologi 191

Parasit dalam Hospes Vertebrata Pada akhir fase praeritrosit, skizon


(Hospes Perantara) pecah, merozoit keluar dan masuk pere-
daran darah. Sebagian besar menyerang
Fase jaringan. Bila nyamuk Anopheles eritrosit yang berada di sinusoid hati tetapi
betina yang mengandung parasit malaria beberapa difagositosis. Pada P.vivax dan
dalam kelenjar liurnya menusuk hospes, P.ovale sebagian sporozoit yang menjadi
sporozoit yang berada dalam air liurnya hipnozoit setelah beberapa waktu (bebe-
rapa bulan sampai 5 tahun) menjadi aktif
masuk melalui probosis yang ditusukkan
kembali dan mulai dengan skizogoni ekso-
ke dalam kulit. Sporozoit segera masuk
eritrosit sekunder. Proses tersebut dianggap
dalam peredaran darah dan setelah 1/2
sebagai penyebab timbulnya relaps yaitu
jam sampai 1 jam masuk dalam sel hati.
parasit ditemukan kembali dalam darah
Banyak yang dihancurkan oleh fagosit,
setelah pemberian obat skizontisida darah
tetapi sebagian masuk dalam sel hati yang adekuat.2 P.falcipannn dan Pmalariae
(hepatosit) menjadi trofozoit hati dan
tidak mempunyai fase eksoeritrosit se-
berkembangbiak. Proses ini disebut kunder; sehingga kekambuhannya disebab-
skizogoni praeritrosit atau eksoeritrositer kan oleh proliferasi stadium eritrositik
primer. Inti parasit membelah diri ber- dan dikenal sebagai rekrudesensi. Hal ini
ulang-ulang dan skizon jaringan (skizon dapat disebabkan skizontisida darah tidak
hati) berbentuk bulat atau lonjong, men- seluruhnya mengeliminasi stadium parasit
jadi besar sampai berukuran 45 mikron. yangadadi sel darah merah, berkurangnya
Pembelahan inti disertai pembelahan imunitas alami atau adanya varian parasit
sitoplasma yang mengelilingi setiap inti baru yang tidak dikenali hospes.2 Relcu-
sehingga terbentuk beribu-ribu merozoit desensi yang panjang kadang-kadang di-
berinti safu dengan ukuran 1,0 sampai 1,8 jumpai pada Pmalariae yang disebabkan
mikron. Inti sel hati terdorong ke tepi tetapi oleh stadium eritrositik yang menetap
dalam sirkulasi mikrokapiler jaringan.
tidak ada reaksi di sekitarjaringan hati.
Kenyataan berikut ini menunjang bahwa
Fase ini berlangsung beberapa waktu,
relaps tidak ada pada infeksi Pmalariae:
tergantung dari spesies parasit malaria 1) infeksi Pmalariae dapat disembuhkan
(tabel 2). dengan obat skizontosida darah saja;2)
tidak pernah ditemukan skizon eksoeritro-
Tabel2. Skizogoni Jaringan pada Malaria sitik dalam hati manusia atau simpanse
setelah siklus praeritrositik; dan 3) parasit
Fase Besar Jumlah menetap dalam darah untuk jangka waktu
praeritrosit skizon merozoit
panjang yang dapat dibuktikan pada
P.falciparum 5%-7har' 60 mikron 40.000 beberapa kasus malaria transfusi.
P.malariae 12 * l6hari' 45 mikron 2.000
P.ovale t hari 70 mikron 15,000 Fase aseksual dalam darah. Waktu arfiara
permulaan infeksi sampai parasit malaria
192 Parasitologi Kedokteran

ditemukan dalam darah tepi disebut masa mengandung bentuk-bentuk bulat kecil,
pra-paten. Masa ini dapat dibedakan dengan terdiri atas inti dan sitoplasma yang di-
masa tunas/inkubasi yang berhubungan sebut merozoit. Setelah proses skizogoni
dengan timbulnya gejala klinis penyakit selesai, eritrosit pecah dan merozoit di-
malaria. Merozoit yang dilepaskan oleh lepaskan dalam aliran darah (sporulasi).
skizon jaringan mulai menyerang eritrosit. Kemudian merozoit memasuki eritrosit
Invasi merozoit bergantung pada inter- baru dan generasi lain dibentuk dengan
aksi reseptor pada eritrosit, glikoforin dan caru yang sama. Pada daur eritrosit,
merozoit sendiri. Sisi anterior merozoit skizogoni berlangsung secara berulang-
melekat pada membran eritrosit, kemudian ulang selama infeksi dan menimbulkan
membran merozoit menebal dan bergabung parasitemia yang meningkat dengan cepat
dengan membran plasma eritrosit, lalu me- sampai proses dihambat oleh respons imun
lakukan invaginasi, membentuk vakuol hospes.
dengan parasit berada di dalamnya. Pada Perkembangan parasit dalam eritrosit
saat merozoit masuk, selaput permukaan menyebabkan perubahan pada eritrosit,
dijepit sehingga lepas. Seluruh proses ini misalnya sitoplasma bertitik-titik pada
berlangsung selama kurang lebih 30 detik. P.vivax, Perubahan ini khas untuk spesies
Stadium termuda dalam darah berbentuk parasit. Periodisitas skizogoni berbeda-
bulat, kecil; beberapa di antaranya mengan* beda, tergantung spesieshya. Daur skizo-
dung vakuol sehingga sitoplasma terdorong goni (fase eritrosit) berlangsung 48 jam
ke tepi dan inti berada di kutubnya. Oleh pada P.vivax dan P.ovale, kurang dari
karena sitoplasma mempunyai bentuk 48 jam pada P.falciparum dan 72 jam
lingkaran, maka parasit muda disebut pada Pmalariae. Pada stadium permulaan
bentuk cincin. Selama pertumbuhan, infeksi dapat ditemukan beberapa ke-
bentuknya berubah menjadi tidak teratur. lompok (broods) parasit yang tumbuh
Stadium muda ini disebut trofozoit. pada saat yang berbeda sehingga gejala
Parasit mencernakan hemoglobin dalam
demam tidak menunjukkan periodisitas
eritrosit dan sisa metabolismenya berupa
yang khas. Kemudian periodisitasnya
pigmen malaria (hemozoin dan hematin).
menjadi lebih sinkron dan gejala demam
Pigmen yang mengandung zat besi dapat
memberi gambaran tersian atau kuartan
dilihat dalam parasit sebagai butir-butir (Gambar 25).
berwarna kuning tengguli hingga tengguli
hitam yang makin jelas pada stadium Fase seksual dalam darah. Setelah 2
lanjut. Setelah masa pertumbuhan, parasit atau 3 generasi (3-15 hari) merozoit di-
berkembangbiak secara aseksual melalui bentuk, sebagian merozoit tumbuh men-
proses pembelahan yang disebut skizo- jadi stadium seksual. Proses ini disebut
goni. Inti parasit membelah diri menjadi gametogoni (gametositogenesis). Stadium
sejumlah inti yang lebih kecil. Kemudian seksual tumbuh tetapi intinya tidak mem-
dilanjutkan dengan pembelahan sitoplasma belah. Gametosit mempunyai benhrk yang
untuk membentuk skizon. Skizon matang berbeda pada berbagai spesies: pada P.falci-
Bab II. Protozologi 193

!* r
u
d ffi"o d-@t
ffi=)#. b
e:o
d
$t
.! -= =s
at

*
E
o oJ
o
.N

.g
o
ffil {!,flii*t.S--@;
F#l
J*

.E
tnEJ ast t '..fi.r
=
rr
o
E!
P H.- rlffi Rfu E..,trj\\ +
(E
L
GI
="EE G

ffimffe P*a 9*e =


=oG

Hpr 6i; Pe;


(E
o-
o.
J
p

cbg;, @E;
{f Ei
GI
o
d
ot

ltGI
E
o
o
*iFE@ecE@
ls *lt
.Y
J
E
(g
/--\ E \.H
z tsdt=qfl,-f
\E /U
II

\NO
*-

c
:
aQ
E* SE
=oco
l?ooe
o o! o
194 Parxitologi Kedokteran

parum bentuknya seperti sabiVpisang Sporogoni. Pada permulaan, zigot me-


bila sudah matang; pada spesies lain rupakan bentuk bulat yang tidak bergerak,
bentuknya bulat. Pada semua spesies tetapi dalam waktu 18-24 jam menjadi
Plasmodium dengan pulasan khusus, game- bentuk panjang dan dapat bergerak; stadium
tosit betina (makrogametosit) mempunyai seperti cacing ini berukuran panjang 8-
sitoplasma berwarna biru dengan inti 24 m1l<ron dan disebut ookinet. Ookinet
kecil padat dan pada gametosit jantan kemudian menembus dinding lambung
(mikrogametosit) sitoplasma berwarna melalui sel epitel ke permukaan luar
biru pucat atau merah muda dengan inti lambung dan menjadi bentuk bulat, di-
besar dan difus. Kedua macam gametosit sebut ookista. Juntah ookista pada lambung
mengandung banyak butir pigmen. Anopheles berkisar antara beberapa buah
sampai beberapa ratus. Ookista makin
Parasit dalam Hospes lama makin besar sehingga merupakan
Invertebrata (Hospes Definitif) bulatan semi-transparan, berukuran 40-
80 mikron dan mengandung butir-butir
Eksflagelasi. Bila Anopheles mengisap pigmen. Letak dan besar butir pigmen
darah hospes manusia yang mengandung serta warnanya khas untuk tiap spesies
parasit malaia, parasit aseksual dicerna-
Plasmodium. Blla ookista makin mem-
kan bersama eritrosit, tetapi gametosit besar hingga berdiameter 500 mikron dan
dapat tumbuh terus. Inti pada mikro- intinya membelah, pigmen tidak tampak
gametosit membelah menjadi 4 sampai lagi. Inti yang sudah membelah dikelilingi
8 yang masing-masing menjadi bentuk protoplasma yang menrpakan bentuk
panjang seperti benang (flagel) dengan
memanjang pada bagian tepi sehingga
ukuran 20 - 25 mikron, menonjol keluar
tampak sejumlah besar bentuk-bentuk
dari sel induk, bergerak-gerak sebentar yang kedua ujungnya runcing dengan inti
kemudian melepaskan diri. Proses ini
ditengahnya (sporozoit) dan panjangnya
(eksflagelasi) hanya berlangsung beberapa
10-15 mikron. Kemudian ookista pecah,
menit pada suhu yang sesuai dan dapat
ribuan sporozoit dilepaskan dan bergerak
dilihat dengan mikroskop pada sediaan
dalam rongga badan nyamuk untuk
darah basah yang masih segar tanpa
mencapai kelenjar liur. Nyamuk sekarang
diwarnai. Flagel atau gamet jantan di-
menjadi infektif. Bila nyamuk mengisap
sebut mikrogamet; makrogametosit meng-
darah setelah menusuk kulit manusia,
alami proses pematangan (maturasi) dan
sporozoit masuk ke dalam luka tusuk dan
menjadi gamet betina atau makrogamet.
Dalam lambung nyamuk mikrogamet ter- mencapai aliran darah. Sporogoni yang
tarik oleh makrogamet yang membentuk dimulai dari pematangan gametosit sampai
tonjolan kecil tempat masuk mikrogamet menjadi sporozoit infektif, berlangsung
sehingga pembuahan dapat berlangsung. 8 sampai 35 hari, bergantung pada suhu
Hasil pembuahan disebut zigot. lingkungan dan spesies parasit.
Bab II. Protozologi 195

Cara Infeksi copic threshold). Masa tunas intrinsik


Waktu antara nyamuk menglsap darah
parasit malaria yang ditularkan oleh
yang mengandung gametosit nyamuk kepada manusia adalah 12 ha/r
sampai
mengandung sporozoit dalam kelenjar untuk malaria falsiparum, l3-I7 hari untuk
liurnya, disebut masa tunas ekstrinsik. malaria vivaks dan malaria ovale serta 28-
30 hari unhrk malaiamalariae (kuartana)
Sporozoit adalah bentuk infektif. Infeksi
dapat terjadi dengan 2 cara, yaitu: 1) secara
Pe{alanan penyakit malaria berbeda
antara orang yang tidak kebal (tinggal di
alami melalui vektor, bila sporozoit di-
daerah non-endemis) dan oftmg yang kebal
masukkan ke dalam badan manusia dengan
atau semi-imun (tinggal di daerah endemis
tusukan nyamuk dan 2) secara induksi
(induced), bila stadium aseksual dalam malaria). Kesalahan atau keterlambatan
eritrosit secara tidak sengaja masuk dalam diagnosis malana pada orang non-imun,
akan menyebabkan risiko tinggi terjadinya
badan manusia melalui darah, misalnya
melalui transfusi, suntikan atau konge- malaria berat atau malaria dengan kom-
plikasi.2
nital (bayi baru lahir mendapat infeksi
Pada orang non imun biasanya demam
dari ibu yang menderita malaria melalui
darahplasenta).
terjadi lebih kurang 2 minggu setelah
kembali dari daerah endemis malaria.
Demam atau riwayat demam dengan suhu
Patologi dan Gejala Klinis tubuh lebih dari 380C biasanya ditemukan
Masa tunas intrinsik pada malaria pada penderita malaria. Pada permulaan
adalah waktu antara sporozoit masuk penyakit, biasanya demam tidak bersifat
dalam badan hospes sampai timbul gejala periodik, sehingga tidak khas dan dapat
demam, biasanya berlangsung 8-37 hari, terjadi setiap hari. Demam dapat bersifat
tergantung pada spesies parasit (terpendek remiten (febris remitens) atau terus me-
untuk P falciparum, terpanjang untuk P nerus (febris kontinua).
malariae), beratnya infeksi dan peng- Demam dapat disertai gejala lain
obatan sebelumnya atau derajat imunitas yang tidak spesifik seperti menggigil,
hospes. Di samping itujuga tergantung pada lemas, sakit kepala, sakit otot, batuk dan
cara infeksi, yang disebabkan oleh tusukan gejala gastointestinal seperti mual, muntah
nyamuk atau secara induksi, misalnya me- dan diare.2 Demam harus dibedakan dengan
lalui transfusi darah yang mengandung demam pada penyakit lain seperti typhotd
stadium aseksual. Masa tunas intrinsik
fever, denguefeve4 infeksi saluran napas
berakhir dengan timbulnya serangan akut, hepatitis dan lain-lain. Setelah lebih
pertama (first attack). kurang 1-2 minggu serangan demam yang
Masa prapaten berlangsung sejak disertai gqala lain akan diselingi periode
saat sporozoit masuk sampai ditemukan bebas penyakit. Demam kemudian ber-
parasit malaia dalam darah untuk per- sifat periodik yang khas untuk penyakit
tama kali, karena jumlah parasit telah malaria yaitu bersifat intermiten (febris
melewati ambang mikroskoplk (micros- intermiten).
196 ParasitologiKedokteran

Sebaliknya pada kelompok semi-imun Pada infeksi malaria, periodisitas


atau imun yang tinggal di daerah endemis demam berhubungan dengan waktu pecah-
malaia, gejala klinis biasanya lebih ringan nya sejumlah skizon matang dan keluar-
dibandingkan penderita non imun. Di rrya merozoit yang masuk aliran darah
daerah ini dapat ditemukan sejumlah besar (sporulasi). Pada malaria vivaks dan ovale
penderita dengan parasitemia, tetapi tanpa skizon setiap brood (kelompok) menjadi
gejala klinis (asimtomatik).2 Walaupun matang dalam 48 jam sehingga perio-
demam bukan merupakan indikator yang disitas demamnya bersifat tersian; pada
tepat untuk malaria di daerah endemis, malaria kuartana yang disebabkan oleh
tetapi pada setiap penderita demam, malaria P.malariae hal ini terjadi dengan interval
sebagai penyebab tetap harus dipertim- 72 jam, Timbulnya demam juga ber-
bangkan.2 Sakit kepala, perasaan dingin gantung pada jumlah parasit Qryrogenic
dan nyeri sendi merupakan gejala klinis level, fever threshold). Serangan demam
yang sering ditemukan pada kelompok yang khas terdiri atas beberapa stadium:
anak. Anemia, splenomegali dan hepato- 1. Stadium menggigil dimulai dengan
megali juga seringkali berhubungan dengan perasaan dingin sekali, sehingga meng-
malaria (Tabel 3).'z gigil. Penderita menutupi badannya

Thbel 3. Sifatdan Diagnostik Empat Spesies Plasmodium pada Manusia

falciparum vivax ovale malariae


Llaur praentrosrt 5,5 harr 8 han t hari l0-15 hari
Hipnozoit + +
Jumlah merozoit 40.000 10.000 15.000 1s.000
hati
Skizon hati 60mikron 45 mikron 70 mikron 55 mikron
Daur eritrosit 48 jam 48 jam 50 jam 72 jam
Eritrosit yang Muda dan Retikulosit dan Retikulosit dan Normosit
dihinggapi normosit normosit normosit muda
Pembesaran +-
eritrosit
Titik-titik eritrosit Maurer Schuffner Schufftrer Ziemann
(James)
Pigmen Hitam Kuning tengguli tua
Tengguli Tengguli
hitam
Jumlah merozoit 8-24 t2*t8 8*10 8
eritrosit
Daur dalam nyamuk 10 hari 8-9hari 12-14hai 26-28har1
pada27'C
Bab II. Protozologi 197

dengan baju tebal dan selimut. Nadinya parasit resisten terhadap obat yang diberi-
cepat, tetapi lemall bibir dan jari tangan kan. Demam dapat timbul kembali
menjadi biru, kulitrya kering dan pucat. sewaktu-waktu dalam 4-6 minggu. Di
Kadang-kadang disertai muntah. Pada daerah endemis hal ini sulit dibedakan
anak sering disertai kejang. Stadium ini dengan terjadinya infeksi baru. Relaps
berlangsung 15 menit sampai l jam. disebabkan oleh parasit daur eksoeritrosit
2. Stadium puncak demam dimulai pada dari hati masuk ke eritrosit dan menjadi
saat rasa dingin sekali berubah menjadi banyak (infeksi P.vivax). Relaps dapat
panas sekali. Mukamenjadi merah, kulit terjadi 4
minggu atau lebih setelah
kering dan terasa panas seperti terbakar, pemberian klorokuin (lihat P vivax).
sakit kepala makin hebat, biasanya Bila infeksi malaria tidak menunjuk-
ada mual dan muntah, nadi penuh dan kan gejala di antara serangan pertama
berdenyut keras. Perasaan haus sekali dan relaps, -ata diperiode laten klinis,
pada saat suhunaik sampai 41"C (106"F) walaupun mungkin ada parasitemia dan
atau lebih. Stadium ini berlangsung gejala lain seperti splenomegali. Periode
selama2 sampai 6 jam. laten parasit terjadi bila parasit tidak
3. Stadium berkeringat dimulai dengan dapat ditemukan dalam darah tepi, tetapi
penderita berkeringat banyak sehingga stadium eksoeritrosit masih bertahan
tempat tidurnya basah. Suhu turun dalam jaringan hati.
dengan cepat, kadang-kadang sampai
di bawah ambang normal. Penderita Splenomegali
biasanya dapat tidur nyenyak dan Limpa merupakan organ retikulo-
waktu bangun, merasa lemah tetapi endotel, dimana parasit malaria dielimi-
lebih sehat. Stadium ini berlangsung nasi oleh sistem kekebalan tubuh hospes.
2 sampai 4 jam.
Pada keadaan akut limpa membesar dan
Serangan demam yang khas sering tegang, penderita merasa nyeri di perut
mulai pada siang hari dan berlangsung kwadran kiri atas. Pada perabaan konsis-
8-12 jam. Setelah itu terjadi stadium tensinya lunak. Bila sediaan limpa di-
apireksia. Serangan demam makin lama warnai terlihat stadium parasit lanjut dan
makin berkurang beratnya karena tubuh pigmen hemozoin yang tersebar bebas
menyesuaikan diri dengan adarrya parasit atau dapat juga ditemukan dalam monosit.3
dalam badan dan karena respons imun Perubahan pada limpa biasanya disebab-
hospes. kan oleh kongesti. Kemudian limpa
Gejala infeksi yang timbul kembali berubah berwarna hitam karena pigmen
setelah serangan pertama biasanya disebut yang ditimbun dalam eritrosit yang me-
rekrudesensi, yang timbul karena parasit ngandung parasit dalam kapiler dan sinu-
dalam eritrosit jumlahnya meningkat soid.3 Eritrosit yang tampaknya normal
kembali. Hal ini biasanya terjadi karena mengandung parasit dan butir hemozoin
dosis obat yang inadekuat atau karena tampak dalam histiosit di pulpa dan sel
198 ParasitologiKedokteran

epitel sinusoid. Hiperplasia, sinus melebar darah tepi selain parasit malaria, dapat
dan kadang-kadang trombus dalam kapiler ditemukan polikromasi, anisositosis, poikilo-
dan fokus nekrosis tampak dalam pulpa sitosis, sel target, basophilic stippling pada
limpa. sel darah merah.3 Pada anemia berat dapat
Dengan meningkatnya imunitas, terlihat Cabot s ring, Howel Jolly bodies
limpa yang mula-mula kehitaman karena dan sel darah merah yang berinti.3
banyaknya pigmen menjadi keabuan Dapat terjadi trombositopenia baik
karena pigmen dan parasit menghilang pada infeksi P falciparum maupun P vivm.
perlahan-lahan. Hal ini diikuti dengan Leukopenia ditemukan pada penderita
berkurangnya kongesti limpa, sehingga malaria tanpa komplikasi dan leukositosis
ukuran limpa mengecil dan dapat pada penderita malaria berat.3,5 Pigmen
menjadi fibrosis.3 Pada nralaria menahun malaria (hemozoin) dapat ditemukan dalam
konsistensi limpa menjadi keras. sel monosit atau sel PMN.3

Anemia Diagnosis
Pada malaria terjadi anemia. Derajat
Diagnosis pasti infeksi malaria di-
anemia tergantung pada spesies parasit lakukan dengan menemukan parasit dalam
yang menyebabkannya. Anemia tampak
darah yang diperiksa dengan mikroskop.
jelas pada malaria falsiparum dengan
Diagnosis laboratorium dilakukan dengan
penghancuran eritrosit yang cepat dan
berbagai cara:
hebat yaitu pada malaria akut yang berat.
Pada serangan akut kadar hemoglobin 1. Diagnosis dengan mikroskop cahaya
turun secara mendadak. Anemia disebab- Sediaan darah dengan pulasan
kan oleh beberapa faktor: 1) penghancurar; Giemsa merupakan dasar untuk peme-
eritrosit yang mengandung parasit dan riksaan dengan mikroskop dan sampai
yang tidak mengandung parasit terjadi di sekarang masih digunakan sebagai baku
dalam limpa. Dalam hal ini, faktor auto- emas untuk diagnosis rutin. Sediaan
imun memegang peranan; 2) reduced darah malaria dapat digunakan untuk
survival time (eitrosit normal yang tidak identifi kasi spesies maupun menghitung
mengandung parasit tidak dapat hidup jumlah parasit.
lama); 3) diseritropoesis (gangguan dalam
Pemeriksaan sediaan darah tebal di-
pembentukan eritrosit karena depresi eri-
latrarkan dengan memeriksa 100 lapang
tropoesis dalam sumsum tulang, retiku-
pandang mikroskop dengan pembesar-
losit tidak dilepaskan dalam peredaran
perifer.a an 500-600/1000 yang setara dengan
Jenis anemia pada malaia adalah 0,20 1.tl darah. Jumlah parasit dapat
hemolitik, normokrom dan normositik dihitung per lapang pandang mikroskop.
atau hipokrom. Dapat juga makrositik bila Metode semi-kuantitatif rxrtuk hitung
terdapat kekurangan asam folat. Pada parasit (parasite count) pada sediaan
Bab II. Protozologi 199

darah tebal adalah sebagai berikut : asam nukleat yang berada dalam
+ : l-l0parasitper 100 lapangan sel. Darah dari ujung jari penderita
# : 11-100parasitper 100 lapangan dikumpulkan dalam tabung mikro-
+++ : 1-10 parasitper 1 lapangan hematokrit yang berisi zat warna
++++ : > 10 parasit per 1 lapangan jingga akridin dan antikogaulan.
Hitung parasit secara kuantifatif dapat Kemudian tabung tsb disentrifugasi
dilakukan dengan menghitung jumlah pada 12.000 g selama 5 menit.2,6
^
Parasit yang berfluoresensi dengan
parasit per 200 leukosit dalam sediaan
darah tebal dan jumlah leukosit rata-rata pemeriksaan mikroskop fluoresen
8000/pl darab sehingga jumlah parasit merupakan salah satu hasil usaha ini,
dapat dihitung sebagai berikut: tetapi cara ini tidak dapat digunakan
secara luas seperti pemeriksaan
Parasit/ : Jumlah parasit dalam sediaan darah tebal dengan pulasan
pl darah 2Oleukosit x
40 Giemsa.
Pada sediaan darah tipis dihitung b) Teknik Kawamoto merupakan modi-
dahulu jumlah eritrosit perlapang fikasi teknik QBC yang memulas
pandang mikroskop. Selain itu perlu sediaan darah dengan jingga akridin
diketahui jumlah total erihosit, misalnya dan diperiksa dengan mikroskop
4.500.000 eritrosit/pl darah (perem- cahaya dengan lampu halogen.
puan) atau 5.000.000 eritrosiVpl darah 3. Metode lain tanpa menggunakan
pada laki-laki. Kemudian jumlah mikroskop
parasit stadium aseksual dihitung paling
Beberapa metode untuk men-
sedikit dalam 25 lapang pandang
deteksi parasit malaria tanpa meng-
mikroskop dan total parasit dihirung
gunakan mikroskop telah dikembang-
sebagai berikut:3
kan dengan maksud untuk mendeteksi
jumlah parasit yang parasit lebih mudah daripada dengan
dihitung mikroskop cahaya. Metode ini men-
Parasit/ jumlah
*
pl darah eritrosiVpl deteksi protein atau asam nukleat yang
jumlah eritrosit dalam 25 berasal dari parasit.
lapang pandang mikroskop
a) Rapid antigen detection test (kDT),
dasarnya adalah immunochomato-
2. Teknik mikroskopis lain graphy pada kertas nitrocellulose.
Berbagai upaya telah dilalarkan Dengan cara ini berbagai protein
untuk meningkatkan sensitivitas teknik parasit yang spesifik dapat dideteksi
mikroskopis yang konvensional: dalam darah dari ujung jari pen-
derita. Protein kaya histidin Il (iisti-
a) Teknik quantitative buf;y coat (QBC)
dine rich protein II) yang spesifik
berdasarkan kemampuan jingga
P. falciparum digunakan sebagai
akridin (acridine orange) memulas
marker adarrya infeksi tersebut.2
200 ParasitologiKedokteran

Enzim lactate dehydrogenase yang Hasil positif palsu (false positive)


dihasilkan berbagai spesies plasmo- yang disebabkan antigen residual
dium dapat digunakan untuk me- yang beredar dan gametosit muda
nyatakan infeksi non-falciparum dalam darah biasanya ditemukan
seperti P. vivax.2'6 Saat ini sedang pada penderita tanpa gejala. Se-
dikembangkan marker untuk P lain itu juga pada orang yang me-
malariae dari enzim yang sama. ngandung faktor rhematoid.T Se-
Enzim lainnya yang dipelajari ada- harusnya tidak mengakibatkan over
lah aldolase. Rapid test malaria ini treatment bila tes ini digunakan
telah dicoba di berbagai daerah untuk memrnjang diagnosis klinis
pada penderita dengan gejala.
endemis malaia di dunia, termasuk
di Indonesia. Tesini sederhana dan b) Metode yang berdasarkan deteksi
cepat karena hasilnya dapat dibaca asam nukleat dapat dibagi dalam
dalam waktu + 15 menit. Selain itu dua golongan, yaitu: hibridisasi DNA
tes ini dapat dilakukan oleh petugas atau RNA berlabel yang sensiti-
yang tidak terampil dan memerlukan vitasnya dapat ditingkatkan dengan
sedikit latihan. Alatnya sederhana, PCR. Beberapa pelacak @robe) DN A
kecil dan tidak memerlukan aliran dan RNA yang spesifik telah dikem-
listrik. Secara umum rapid test bangkan untuk' mengidentifikasi
mempunyai nilai sensitivitas dan keempat spesies Plasmodium, tetapi
spesifisitas lebih dari 90o/o.2'6 terutama untuk P.falciparum dan
temyata tes ini sangat spesifik (men-
Kelemahan rapid test adalah:
dekati 100%) dan sensitif (lebih
l. kurang sensitif bila junlah parasit dat''g}o ), dapatmendeteksi minimal
dalam darah rendah (kurang dari
2 parasit, bahkan I parasit/pl darah.2
100 parasiVpl darah)
Penggunaan pelacak tanpa label
2. tidak dapat mengukur densitas radioaktif (n o n-r a d io I ab e I I e d) w alau-
parasit (secara kuantitatif) pun kurang sensitif dibandingkan
3. antigen yang masih beredarbebe- dengan yang radioaktif, mempunyai
rapa hari-minggu setelah parasit self-life lebih panjang serta lebih
hilang memberikan reaksi positif mudah disimpan dan diolah.
palsu Kelemahan tes ini adalah :
4. gametosit muda (immatur),bukan 1. penyediaan primer DNAdan RNA
yang matang (mature) mungkin sangat rumit
masih dapatdideteksi 2. alat yang diperlukan untuk hibri-
disasi rumit
5. biaya tes ini masih cukup mahal
3. alat untuk amplifikasi PCR dan
6. tidak stabil pada suhu ruang di deteksi hasil amplifikasi sangat
atas 30oC canggih dan mahal
Bab II. Protozologi 201

4. membutuhkan waktu lama (24 rita akut P. falciparum, mungkin derajat


jam) kekebalan terhadap beberapa aspek malaria
berat yang membahayakan jiwa dapat
diperoleh hanya setelah satu atau dua kali
Keuntungan utama teknik PCR adalah
terinfeksi. Sebaliknya, kekebalan klinik
dapat mendeteksi dan mengidentifikasi
yang tidak berhubungan dengan risiko
infeksi ringan dengan sangat tepat dan
kematian, memerlukan infeksi berulang
dapat dipercaya.
yang lebih banyak. Kekebalan terhadap
Hal ini penting untuk studi epidemiologi
dan eksperimental, tetapi kurang penting
parasit hanya efektif setelah terjadi
infeksi berulang dalam jumlah yang jauh
untuk pemeriksaan rutin.
lebih besar. Hal ini disebabkan individu
yang terinfeksi biasanya terinokulasi
Biosafety oleh parasit yang sifat genetik dan
Pengambilan daruh untuk diagnosis antigeniknya berbeda. Sehingga setiap
malana mempunyai risiko. Virus hepatitis menghadapi suatu infeksi, hospes harus
B, virus HIV dan kuman patogen lainnya selalu mengernbangkan respons kekebalan
dapat ditularkan melalui lanset (alat tusuk spesifik yang baru terhadap plasmodium
untuk pengambilan darah), jarum semprit tersebut. Individu yang tinggal di daerah
dan alat lain yang tidak steril dengan endemi malaria memerlukan waktu yang
sempurna. Karena itu digunakan lanset sangat lama untuk memperoleh kekebalan
atau jarum yang sekali pakai (disposable). yang efektif terhadap parasit. Walaupun
Sediaan darah seyogyanya ditangani demikian, setelah kekebalan itu diperoleh,
menurut pedoman standar biosafety. bila indMdu tsb meninggalkan daerah
endemis, sehingga tidak terinfeksi dalam
waktu setengah sampai satu tahun, maka
Kekebalan pada Malaria
kekebalan tsb akan hilang, hal ini disebut
Kekebalan yang didapat (naturally sebagai premunisi. Akibatnya individu itu
acquired immunity) pada malaria dapat akan kembali dalam keadaan semula yaitu
dibedakan dalam beberapa katogori. Ke- mudah terinfeksi kembali.8-e
kebalan terhadap gejala klinis ada 2 tipe, Hubungan antara parasit malaria dan
yang pertama adalah kekebalan klinik manusia di daerah endemis dalam periode
yang dapat menurunkan risiko kematian yang sangat panjang (ribuan tahun)
dan yang kedua adalah kekebalan klinik dapat menyebabkan terjadinya evolusi
yang mengurangi' beratnya gejala klinis. pada eritrosit hospes yang pada akhirnya
Kekebalan terhadap parasit dapat me- akan melindungi hospes baik dari infeksi
ngurangi jumlah parasit bila orang tsb maupun gejala klinis malaria. Kekebalan
terinfeksi. Mekanisme kekebalan seluler jenis ini disebut sebagai kekebalan
dan humoral akan saling melengkapi bawaan atau innate immunity. Kekebalan
sampai batas tertentu diantara berbagai bawaan pada malaria berhubungan dengan
katagori kekebalan tersebut. Pada pende- sifat genetik misalnya: l) Penderita tala-
202 ParasitologiKedokteran

semia heterozigot relatif kebal terhadap 2. Stadium asekual eritrosit yang me-
infeksi malaria 2) Penderita defisiensi liputi stadium trofozoit, skizon dan
enzim G6PD heterozigot dan hemizigot merozoit. Vaksin ini dapaf meng-
akan terproteksi sampai 50o/o terhadap hambat te{adinya infeksi parasit ter-
malaia berat. 3) orang Negro di Afrika hadap eritrosit, mengeliminasi parasit
Barat relatif kebal terhadap Pvivax dalam eritrosit dan mencegah terjadi-
oleh karena tidak mempunyai reseptor nya sekuestrasi parasit di kapiler alat
D.rf& pada permukaan eritrosit yang me- dalam sehingga dapat mencegah ter-
rupakan reseptor untuk P.vivax;4) orang jadinya malaria berat. Contoh: mero-
yang mengandung Hb S heterazigotblla zoite surface protein (MSP), ring
terinfeksi P. falciparum, kemttngkinan infected erythrocyte surface antigen
90%o tidak akan menderita malariaberat. (RESA), apical membran antigen-I
5) Pend.erita Southeast Asian Ovalocytosis (AMA-1).
(SAO) cii lvialaysia, Indonesia dan Pasifik 3. Stadium seksual yang meliputi stadium
Barat (Pap::a Nugini, kepulauan Solomon gametosit di eritrosit, maupun ber-
Cen Vanuatu) relatif kebal terhadap infeksi bagai stadium yang terdapat dalam
P falciparurn dan P vivax.e Anopheles betina. Vaksin jenis ini
dapat menghambat atau mengurangi
Ferkembangan Vaksin Malaria transmisi malaria di suatu daerah.
Contoh: Pfs 28 dan Pfs 25.
Parasit malana mempunyai siklus
hidup yang sangat kompleks, karena Teknologi rekombinan DNA dengan
selain melibatkan beberapa stadium, setiap tujuan menghasilkan vaksin subunit protein
stadiurn akan mengekspresikan berbagai merupakan perkembangan lebih lanjut
antigen. Akibatnya tidak seperti penyakit untuk pembuatan vaksin. Dengan penge-
lain, vaksin malaria yang r"libuat dari satu tahuan sekuens genom P falciparum, maka
stadium mungkin ticlak akan efektif ter- analisis sekuens genom, polimorfisme
hadap stadium lainnya. Secara garis besar DNA dan mRNA serta profil protein
stadium dan antigen yang penting diper- yang diekspresikan akan memberi kita
hatikan untuk pembuatan vaksin malaria
pengertian yang lebih baik mengenai dasar
adalah:
molekular interaksi vektor-rnanusia dan
1. Stadium pra-eritositik: termasuk sporo- manusia-parasit. Pada saat ini vaksin DNA
zoit dan stadium parasit di hati, dapat malaia sedang dalam tahap uji pre-klinik
menghambat terjadinya gejala klinis dan klinik di berbagai pusat penelitian di
maupun transfnisi penyakit di daerah dunia. Vaksin DNA menggunakan plasmid
endemis. Contoh: circumsporozoite double-stranded DNA dimana sekuens
protein (CSP), Thrombospondin-related DNA untuk suatu protein atau beberapa
adhesi6n protein (TRAP), Liver stage epitop disisipkan pada promotor mamalia.
antigen (LSA). Pada percobaan binatang hasilnya cukup
Bab Il. Protozologi 203

menggembirakan. Walaupun demikian Penelitian pengembangan vaksin


pada manusia ternyata kurang bersifat malaria me;nbutuhkan biaya yang sangat
imunogenik, sehingga kemampuan proteksi- tinggi dan saat ini dilakukan oleh bebe-
nya kurang baik. Berbagai modifikasi rapa pusat penelitian di Amerika dan
telah dilakukan untuk meningkatkan Eropa dengan bantuan WHO. Walaupun
imunogenitas calon vaksin ini, misalnya banyak sekali kesulitan yang dihadapi,
dengan menambahkan plasmid yang perkembangannya banyak memberikan
mengekspresikan sitokin seperti GM- harapan bahwa vaksin ini di kemudian
CSF dan interleukin-l2 atau molekul hari dapat digunakan.
yang dapat menstimulasi sistem imun
seperti CpG.t
Pendekatan multistage (berbagai sta-
Daftar Pustaka
dium) dan multivalen (berbagai antigen l. Jongwutiwes S, Putaporntip C, Iwasaki
dari stadium yang sama) merupakan dasar I Seta T
Kanbara H. Naturally acquired
Plasmodium knowlesi Malaria in human,
kesuksesan aplikasi vaksin malaria. Pada
Thailand. Emerg Infect Dis 2004; l0:.2211- 3.
multivalen, masalahnya adalah meng- 2. Suh KN, Kain KC, Keystone JS. Malaria (review).
identifikasi antigen yang mempunyai sifat J Canad MdAssoc 2004; l1 0: 1693-7 A.
protektif terbaik untuk diformulasikan 3. Golles HM. Handbook of malaria infection in
the tropics. In: Carosig, Castelli F.Italy 1997.
dalam satuan unit vaksin. Selain itu juga
p. 73-8.
diperhitungkan agar respons hospes me- 4. Weatherall DJ, Miller LH, Baruch DI, Marsh
libatkan baik respons sel-T maupun sel-B. K, Doumbo OK, Pascual CC et al. Malaria and
Peningkatan efektivitas terlihat bila meng- the red cell. Hematol 2002;35-57.
kombinasi antigen'stadium hati (respons 5. Barsoum RS. Malarial acute renal failure. J
Am Soc Nephrol 2000; 1l: 2141 - 54.
sel T) dan sporozoit (respons sel-B). maira 6. Moody A. Rapid diagnostic tests for malaria
jumlah sel hati yang terinfeksi berkurang parasites. Clin Microbiol Rev 2002; 15:66-77.
dan terjadi hambatan pertumbuhan 7. Iqbal J, Sher A, Rab A. Plasmodium
trofozoit hati. Selain itu dengan meng- .falciparum histidine-rich protein 2-based
immunocapfure diagnostic assay for malaria:
kombinasi vaksin pra-eritrosit dan stadium
Cross-reactivity with rheumatoid factors. J
aseksual eritrosit, setiap merozoit yang ber- Clin Microbiol2000; 38: 1184-6.
hasil keluar dari sel hati akan dihadapi 8. Webster D, Hiil VS. Progress -vith new malmia
oleh vaksin eritrosit. Bila kombinasi ini vaccines. Bull WHO 2003; 8l: 902-9.

ditambah dengan vaksin stadium seksual,


9. Carter R, Mendis KM. Evolutionary and
historical aspects of the burden of malaria.
akan mencegah penyebaran parasit yang
Clin Microbiol Rev 2002; 15;564 94.
resisten obat di dalam suatu komunitas.
204 ParasitologiKedokteran

Plusmodiam vivuc eritrosit primer yang berkembangbiak


secara aseksual dan prosesnya disebut
Hospes dan Nama Penyakit skizogoni hati.
Manusia merupakan hospes perantara Hipnozoit tetap beristirahat dalam
parasit ini, sedangkan hospes definitifnya sel hati selama beberapa waktu sampai
adalah nyamuk Anopheles betina. aktif kembali dan mulai dengan daur
P.vivax menyebabkan penyakit eksoeritrosit sekunder. Merozoit dari skizon
malaria vivaks yang juga disebut malaria hati masuk ke peredaran dan menginfeksi
tersiana. eritrosit untuk mulai dengan daur eritrosit
(skizogoni darah). Merozoit hati pada
eritrosit tumbuh menjadi trofozoit muda
Distribusi Geografik yang berbentuk cincin, besarnya f 1/,
P.v iv ax ditemukan di daerah subtropik, erifosit. Dengan pulasan Giemsa sitoplasma-
seperti Korea Selatan, Cina, Mediterania nya berwama biru, inti merah, mempunyai
Timur, Turki, beberapa negara Eropa pada vakuol yang besar. Eritrosit muda atau
waktu musim panas, Amerika Selatan dan retikulosit yang dihinggapi parasit Pvivax
Utara. Di daerah tropik dapat ditemukan ukurannya lebih besar dari erifosit lainnya,
diAsia Timur (Cina, daerah Mekong) dan berwamapucat, tampak titik halus berwarna
Selatan (Srilangka dan India), Indonesia, merah, yang bentuk dan besarnya sama
Filipina serta di wilayah Pasifik seperti disebut titik Schiiftrer. Kemudian trofozoit
Papua Nuigini, kepulauan Solomon dan muda menjadi trofozoit stadium lanjut
Vanuatu. r-2 Di Afrika, terutama Afrika Barat (trofozoit tua) yang sangat aktif sehingga
dan Utara, spesies ini jarang ditemukan. sitoplasmanya tampak berbentuk ameboid.
Di Indonesia Pvivax tersebar di seluruh Pigmen parasit menjadi makin nyata dan
kepulauan dan pada musim kering, berwarna kuning tengguli. Skizon matang
umunnya di daerah endemi mempunyai dari daur eritrosit mengandung 12- l8 buah
frekuensi tertinggi di antara spesies yang merozoit dan mengisi seluruh eritrosit
lain. dengan pigmen berkumpul di bagian
tengah atau di prngglr. Daur eritrosit pada
Morfologi dan Daur Hidup Pvivax berlangsung 48 jam dan terjadi
secara sinkron. Walaupun demikian, dalam
Dengan tusukan nyamuk Anopheles darah tepi dapat ditemukan semua stadium
betina sporozoit masuk melalui kulit parasit, sehingga gambaran dalam sediaan
ke peredaran darah perifer manusia; se- darah tidak uniform.
telah + % jam sporozoit masuk dalam sel Sebagian merozoit tumbuh menjadi
hati dan tumbuh menjadi skizon hati dan trofozoit yang dapat membentuk sel
sebagian menjadi hipnozoit. Skizon hati kelamin, yaitu makrogametosit dan mikro-
berukuran 45 mikron dan membentuk * gametosit (gametogoni) yang bentuknya
10.000 merozoit, Skizon hati ini masih bulat atau lonjong, mengisi hampir seluruh
dalam daur praeritrosit atau daur ekso- eritrosit dan masih tampak titik Schtiffirer
Bab II. Protozologi 205

di sekitarnya. Makrogametosit (betina) menjadi teratur, yaitu dengan periodisitas


mempunyai sitoplasma yang berwarna 48 jam. Serangan demam te{adi pada
biru dengan inti kecil, padat dan berwarna siang atau sore hari dan mulai jelas dengan
merah. Mikrogametosit (antan) biasanya stadium menggigil, panas dan berkeringat
bulat, sitoplasma berwarna pucat, biru yang klasik. Suhu badan dapat mencapai
kelabu dengan inti yang besar, pucat dan 40,6'C (105"F) atau lebih. Mual dan
difus. Inti biasanya terletak di tengah. Butir- muntah, pusing, mengantuk atau gejala
butir pigmen, baik pada makrogametosit lain akibat iritasi serebral dapat terjadi
maupun mikrogametosit, jelas dan tersebar tetapi hanya berlangsung sementara.
pada sitoplasma.
Anemia pada serangan pertama biasanya
Dalam nyamuk terjadi daur seksual belum jelas atau tidak berat, tetapi pada
(sporogoni) yang berlangsung selama 16
malaria menahun menjadi lebih jelas.
hari pada suhu 20"C dan 8-9 hari pada
Trombositopenia sering ditemukan dan
suhu 27"C. Di bawah 15"C perkembang-
jumlah trombosit meningkat setelah
biakan secara seksual tidak mungkin
pemberian obat antim alaria.
berlangsung.
Malaria vivaks yang berat pernah di-
Ookista muda dalam nyamuk mem-
punyai 30-40 butir pigmen berwarna laporkan'di Uni Soviet, India, Pakistan,
kuning tengguli dalam bentuk granula Turki, Afganistan dan Irak. Komplikasi
halus tanpa susunan khas. dapat berupa gangguan pernapasan
sampai acute respiratory distress
syndrome, gagal ginjal, ikterus, anemia
Patologi dan Gejala Klinis
berat, ruptur limpa, kejang yang disertai
Masa tunas intrinsik biasanya ber- gangguan kesadaran.2-8 Pada penderita
langsung l2-I7 hari, tetapi pada beberapa ini, P vivax sebagai penyebab dibuktikan
strain P.vivax dapat sampai 6-9 bulan dengan teknik PCR. P falciparum tidak
atau mungkin lebih lama. Serangan peftarna
ditemukan baik dengan pemeriksaan
dimulai dengan sindrom prodromal: sakit konvensional, rapid test ataupvn PCR.
kepala, nyeri punggung, mual dan malaise
Walaupun jarang terjadi, komplikasi
umum. Pada relaps sindrom prodomal
umufirnya ditemukan pada orang non-
ringan atau tidak ada. Demam tidak teratur
irnun, sehingga pada kelompok tertentu
pada2-4 hari pertama, kemudian menjadi
malaria vivaks dapat membahayakan
intermiten dengan perbedaan yang nyata
jiwa penderitanya, selain kelemahan yang
pada pagi dan sore hari, suhu meninggi
disebabkan oleh relapsnya.
kemudian turun menjadi normal. Kurva
demam pada permulaan penyakit tidak Limpa pada serangan pertama mulai
teratur, disebabkan beberapa kelompok membesar, dengan konsistensi lembek
parasit yang masing-masing mempunyai dan mulai teraba pada minggu kedua.
saat sporulasi tersendiri, hingga demam Pada malaria menahun limpa menjadi
tidak teratur. Kemudian kurva demam sangat besar, keras dan kenyal. Trauma
206 ParasitologiKedokteran

kecil (misalnya pada suatu kecelakaan) bersamaan dengan pemeriksaan mikros-


dapat menyebabkan ruptur limpa, tetapi kopik untuk menghindari fals e negative.
hal ini jarang te{adi.
Pada permulaan serangan pertama, Pengobatan
jumlah parasit P.vivax sedikit dalam
peredaran darah tepi, tetapi bila demam Prinsip dasar pengobatan malaria
tersian telah berlangsung, jumlahnya ber- vivaks adalah pengobatan radikal yang
tambah banyak. Suatu serangan tunggal ditujukan terhadap stadium hipnozoit di
yang tidak diberi pengobatan, dapat sel hati dan stadium lain yang berada di
berlangsung beberapa minggu dengan eritrosit.
serangan demam yang berulang. Demam Sejak tahun 1989, P. vivax yang
lama kelamaan berkurang dan dapat resisten klorokuin mulai dilaporkan di
menghilang sendiri tanpa pengobatan Papua Nuigini, selanjutnya dari berbagai
karena sistem imun penderita. daerah di Indonesia, terutama Indonesia
Selanjuhrya, setelah periode terJentu Bagian Timur. Hal yang sama juga di-
(beberapa minggu-beberapa bulan), dapat temukan di Myanmar dan India.'0 Untuk
terjadi relaps yang disebabkan oleh hipno- menghadapi hal ini pengobatan klorokuin
zoit yang menjadi aktif kembali. Ber- selama 3 hari dilakukan bersamaan dengan
dasarkan periode terjadiya relaps, P vivax primakuin selama 14 hai. Dengan cara
dibagi atas tropical strain dan temperate ini, maka primakuin akan bersifat sebagai
strain. Plasmodium vivax tropical strain skizontisida darah selain membunuh
akan relaps dalam jangka waktu yang hipnozoit di sel hati. Obat lain sebagai
pendek (setelah 35 hari) dan frekuensi alternatif yang dapat diberikan
adalah
terjadinya relaps lebih sering dibandingkan artesunat-amodiakuin, dihidroartemisinin-
temperate strain.e Hal ini dapat ditemukan piperakuin,
atau non-altemisinin seperti
pada infeksi P. vivax di lndonesia yang
mefl okuin dan atovaquone-proguanil.
tidak diobati secara radikal. Sebaliknya, Plasmodium vivax yang toleran ter-
pada temperate strain yang ditemukan
hadap primakuin mula-mula dilaporkan
di Korea Selatan, Madagaskar, Eropa dan
dari Timor Leste pada tahun 1993.11 Se-
Rusia relaps terjadi 6-10 bulan setelah
jumlah tentara Australia yang bertugas di
permulaan infeksi.e
daerah tsb terinfeksi P vivax dan setelah
kembali ke negaranya diobati secara radikal.
Diagnosis Tentara Australia tsb ternyata tetap men-
Diagnosis malaria vivaks ditetapkan derita relaps walaupun sudah diberikan
dengan menemukan parasit Pvivax pada klorokuin 3 hari dan primakuin 1 x 1 tablet
sediaan darah yang dipulas dengan Giemsa. (15 mg) selama 14 hari." Penelitian yang
Dengan rapid test dapat terlihat garis dilakukan di Muangthai memperlihatkan
positif baik sebagai pan-LDH dan/atau bahwa peningkatan dosis primakuin men-
Pv- LDH. Rapid /est sebaiknya dilakukan jadi 30 mglhai selama 14 hari dapat meng-
Bab II. Protozologi 207

atasi masalah ini.r2-r3 Pemeriksaan kadar 43:978-81.


glukosa 6 fosfat dihidrogenase dalam darah 9. Cogswell FB. The hypnozoite and relapse in
primate malaria. Clin Microbiol Rev 1992;5:
penderita, perlu dilakukan untuk meng- 26-35.
hindari terjadinya anemia hemolitik. 10. Baird JK. Chloroquine resistance in Plasmo-
dium vivax. Antimicrob Agents Chemother
2004: 48:4075-83.
Prognosis 11. Kitchener SJ, Auliff AM, Rieckmann KH.
Malaria in the Australian Defence Force during
Prognosis malaria vivaks biasanya and afterparticipation in the Intemational Force
baik, tidak menyebabkan kematian. Bila in East Timor (INTERFET). Med JAust 2000;
173: 583-5.
tidak diberi pengobatan, serangan pertama
12. Wilairatana P, Silachamroon IJ, Krudsood
dapat berlangsung 2 bulan atau lebih. S, Singhasivanon P, Treeprasertsuk S,
Rata-rata infeksi malaria vivaks tanpa Bussaratid V et al. Efficacy of primaquine
pengobatan berlangsung 3 tahun, tetapi regimens for primaquine-resistant Plasmodium
vivax malaria in Thailand. Am J Trop Med
pada beberapa kasus dapat berlangsung
Hyg 1999;61:973-7 .
lebih lama, terutama karena relapsnya. 13. Pukritlayakamee S, Vanijanonta S, Chanta A,
Clemens R, White NJ. Blood stage antimalarial
efficacy of primaquine n Plasmodium vivax
Daftar Pustaka
malaria. J Infect Dis 1994; 169:932-5.
1. Mendis K, Sina BJ, Marchesini P, Carter R.
The neglected burden of Plasmodium vivax
malaria. Am J Trop Med Hyg 2001;64 (1,2)
s97- I 06.
2. Ree HI. Unstable vivax malaria in Korea. Plasmodium malariae
Korean J Parasirol 2000; 38 (3): 119 - 38.
3. Brillman I. Plasmodium vivax malaria from
Nama Penyakit
Mexico- a problem in the Unite States. West
J Med 1987; 1 47 : 469 - 73 Pmalariae adalah penyebab malaria
4. Oh MD, Shin H, Shin D, Kim U, Lee S, Kim
malariae atau malaria kuartana, karena
N et al. Clinical features of vivax malaria. Am
J Trop Med Hyg 2001; 65 (2). 143-6. serangan demam berulang pada tiap hari
5. Beg MA, Khan R, Baig SM, Gulzar Z,Hussain keempat.
R, Smego RA Jr. Cerebral involvement in
benign tertian malaria. Am J Trop Med Hyg
2002; 67: 230 - 2.
Distribusi Geografik
6. Ozsoy MF, Oncul O, Pektafali Z, Pahsa A,
Yenen OS. Splenic complications in malaria:
report oftwo cases from Turkey (case report).
Penyakit malaria kuartana dapat
J Med Microbiol 2004; 53 : I 255-8. ditemukan di daerah tropik, tetapi fre-
7. Kochar DI! Saxwna V singh N, Kochar SII kuensinya cenderung rendah. Di Afrika
Kumar SV, Das A. Plasmodium vivm malana. terutama ditemukan di bagian barat dan
Emerg Infect Dis 2005; ll:1324.
8. Spudick JM, Garcoa LS. Graham DM, utara, sedangkan di Indonesia dilaporkan
Haake DA. Diagnostifc and therapeutic di Papua Barat, Nusa Tenggara Timur
pitfalls associated with primaquine-tolerant (termasuk Timor Leste) dan Sumatra
Plasmodium vivax. J Clin Microbiol 2005; Selatanr,2
208 ParasitologiKedokteran

Morfologi dan Daur Hidup Derajat parasitemia pada malaria


kuartana lebih rendah daripada malaia
Daur praeritrosit pada manusia belum yang disebabkan oleh spesies lain dan
pernah ditemukan. Inokulasi sporozoit hitung parasitnya Qtarasite count) jarang
P.malariae manusia pada simpanse melampaui 10.000 parasit per pl darah.
dengan tusukan nyamuk Anopheles mem-
Siklus aseksual dengan periodisitas i2
buktikan stadium praeritrosit Pmalariae. jam biasanya berlangsung sinkron dengan
Parasit ini dapat hidup pada simpanse
stadium parasit di dalam darah. Gametosit
yang merupakan hospes reservoar yang
P.malariae dibentuk di darah perifer.
potensial.
Makrogametosit mempunyai sitoplasma
Skizon praeritrosit menjadi matang yang berwarna biru tua berinti kecil dan
13 hari setelah infeksi. Bila skizon matang, padat; mikrogametosit, sitoplasmanya ber-
merozoit dilepaskan ke aliran darah tepi.
warna biru pucat, berinti difus dan lebih
Plasmodium malariae hanya akan meng- besar. Pigmen tersebar pada sitoplasma
infeksi sel darah merah tua dan siklus Daur sporogoni dalam nyamrtk Ano-
eritrosit aseksual dimulai dengan perio- pheles memerlukan waktu 26-28 hari.
disitas 72 jam.3 Stadium trofozoit muda Pigmen di dalam ookista berbentuk granula
dalam darah tepi tidak berbeda banyak kasaq berwarna tengguli tua dan tersebar
dengan P.viv ax, meskipun sitoplasmanya di tepi.
lebih tebal dan pada pulasan Giemsa
tampak lebih gelap. Sel darah merah Patologi dan Gejala Klinis
yang dihinggapi P.malariae tidak mem-
besar. Dengan pulasan khusus, pada sel Masa inkubasi pada infeksi Pmalariae
darah merah dapat tampak titik-titik yang berlangsung 18 hari dan kadang-kadang
disebut titik Ziemann. Trofozoit yang sampai 30-40 hari. Gambaran klinis pada
lebih tua bila membulat besarnya kira-kira serangan pertama mirip malaria vivaks.
setengah eritrosit. Pada sediaan darah Serangan demam lebih teratur dan terjadi
tipis, stadium trofozoit dapat melintang pada sore hari. Parasit P.malariae cendenrng
sepanjang sel darah merah, merupakan menghinggapi eritrosit yang lebih tua
bentuk pita, yaitu bentuk yang khas pada yang jumlahnya hanya lYo dat'^ total
P. malariae. Butir-butir pigmen jumlahnya
eritrosit.
besar, kasar dan berwarna gelap. Skizon
Akibatnya, anemia kurang jelas di-
bandingkan malaria vivaks dan penyulit
muda membagi intinya dan akhirnya ter-
lain agak jarang. Splenomegali dapat men-
bentuk skizon matang yang mengandung
capai ukuran yang besar. Parasitemia
rata-rata 8 buah merozoit. Skizon matang
asimtomatik tidak jarang dan menjadi
mengisi hampir seluruh eritrosit dan
masalah pada donor darah untuk toansfusi.
merozoit biasanya mempunyai susunan
P. malariae merupakan salah satu
yang teratur sehingga merupakan bentuk
P plasmodium yang dapat menyebabkan
bunga daisy atau disebut juga rosette. kelainan ginjal, selain P falciparum.2
Bab II. Protozologi 209

Kelainan ginjal yang disebabkan oleh malaria malariae disebabkan oleh parasit
P.malariqe biasanya bersifat menahun dari daur eritrosit yang menjadi banyak;
dan progresif dengan gejala lebih berat stadium aseksual daur eritrosit dapat ber-
dan prognosisnya buruk. Nefrosis pada tahan di dalam badan. Parasit ini dilindungi
malaria kuartana sering terdapat pada oleh sistem pertahanan kekebalan selular
anak di Afrika dan sangat jarang terjadi dan humoral manusia. Faktor evasi
pada orang non-imun yang terinfeksi yaitu parasit dapat menghindarkan diri
P.malariae. Gejala klinis bersifat non dari pengaruh zat anti dan fagositosis,
spesifik, biasanya ditemukan pada anak di samping itu bertahannya parasit ini
berumur t 5 tahun. Proteinuria dapat di- tergantung pada variasi antigen yang
temukan pada 460/o penderita. Mikro- terus menerus berubah dan menyebabkan
hematuria hanya kadang-kadang ditemu- rekurens.
kan pada kelompok anak dengan usia
yang lebih tua. Sindrom nefrotik dapat Diagnosis
berkembang menjadi berat dengan hiper-
tensi sebagai gejala akhir. Kadar kolesterol Diagnosis Pmalariae dapat dilaku-
tidak meningkat karena penderita biasanya kan dengan menemukan parasit dalam
kurang gizi. Penyakit ini bersifat progresif, darah yang dipulas dengan Giemsa.
walaupun infeksi malaiarrya dapat diatasi. Hitung parasit pada P.malariae
Sindrom nefrotik ini setelah 3-5 tahun rendah, hingga memerlukan ketelitian
akan berakhir menjadi gagal ginjal untuk menemukan parasit ini. Seringkali
kronik.2 Pemberian steroid tidak dianjur- parasit Pmalariae ditemukan dalam
kan pada penderita sindroma nefrotik yang sediaan darah tipis secara tidak sengaja,
disebabkan P. malariae.z Pada uji imuno-
pada penderita tanpa gejala.
fluoresensi dapat ditemukan IgG (terutama Pemeriksaan dengan rapid test tidak
IgG3), IgM, C3 dan antigen malaria pada selalu memperlihatkan hubungan antara
25%-35% penderita di endotel kapiler pemeriksaan mikroskopik dengan enzim
glomerulus.2 Pemeriksaan biopsi terlihat pan-LDH, mungkin disebabkan rendahnya
lesi mula-mula bersifat fokal yang dapat P. malariae dalam darah.3
berakhir dengan sklerosis glomerulus yang
fokal atau segmental. Pada sebagian besar Pengobatan
kasus, kelainan ini dalam waktu singkat
menjadi difus dan progresif sehingga Penderita malaria malariae atau
menyebabkan sklerosis yang menyeluruh malaria kuartana dapat diobati dengan
pada glomerulus ginjal.2 pemberian klorokuin basa yang akan
Semua stadium parasit aseksual ter- mengeliminasi semua stadium di sirkulasi
dapat dalam peredaran darah tepi pada darah. Penelitian yang dilakukan Collins
waktu yang bersamaan, tetapi parasitemia dan Jeftel memperlihatkan bahwa waktu
tidak tinggi, kira-kira 1o/o sel darah merah yang diperlukan untuk mengeliminasi
yang diinfeksi. Mekanisme rekurens pada P. malariae dalan darah lebih panjang
210 Parasitologi Kedokteran

dibandingkan dengan P. falciporum dan dium malariae. J Clin Microbiol200l; 39:2035.


P. vivax yang masih sensitif klorokuin. 4. Collins W, Jeffery GM. Extended clearance time
after treatment of infections with plasmodium
Stadium aseksual P. malariae masih malariae may not be indicative or resistance
dapat ditemukan sampai hari ke-15 to chloroquine.Am J Trop Med Hyg2002;67:
setelah pemberian klorokuin, walaupun 406 - 10.
akhimya menghilang dalam darah. Hal 5. Wemsdorfer WH. Antimalarial drugs. Hand-
book of malaria infection in the tropics . l99j;
tersebut bukan berarti P malariae resisten 151-208.
terhadap klorokuin. Wernsdorfer5 meng- 6. Maguire JD, Sumawinata IW Masbar S,
anjurkan pemberian klorokuin basa selama Laksana B, Prodjodipuro P, Susanti I et al.
5 hari dengan dosis total 35 mglkg berat Chloroquine-resistant Plasmodium malariae
in south Sumatra, Indonesia. Lancet2002;360:
badan untuk penderita yang terinfeksi P 58-60.
malariae.a Walaupun demikian, MaGuire 7. Ringwald P, Bickii J, Same-Ekobo A, Basco
yang melakukan penelitian di Sumatra LK. Pyronaridine for treatm ent of plasmodium
ovale and Plasmodium mqlariae infections.
Selatan melaporkan bahwa P malariae di
Antimicrob Agent Chemo 1997 4l: 2317 - 9.
daerah tsb resisten terhadap klorokuin.6 8. Borrmann S, Szlezak N, Binder RK, Missinou
Penelitian lain memperlihatkan P malariae MA, Lell B, Kremsner PG. Evidence for
sensitif terhadap obat antimalaria baru the efficacy of artesunate in asymptomatic
Plasmodium malariae infections. J Antimicro
seperti artemisinin dan pironaridin.T-8 Chem2002;50:7514.

Prognosis
Plasmodiam ovale
Tanpa pengobatan, malaia malariae
dapat berlangsung sangat lama dan rekurens
Nama penyakit
pernah tercatat3O-50 tahun sesudah infeksi.
Penyakit yang disebabkan oleh parasit
Epidemiologi ini disebut malaia ovale.

Frekuensi malaria malaiae di Distribusi Geografik


Indonesia sangat rendah hingga tidak me-
rupakan masalah kesehatan masyarakat. P.ovale terutama terdapat di daerah
tropik Afrika bagian Barat, Pasifik Barat
dan di beberapa bagian lain di dunia. Di
Daftar Pustaka
Indonesia parasit ini terdapat di Pulau
1. Bragonier R, Nasveld P, Aulitre A. Plasmodium Owi sebelah Selatan Biak di Irian Jaya
malariae in East Timor. Southeast Asian J Trop
dan di Pulau Timor.
MED Public Health 2002;33:689-90.
2. Barsoum RS. Malarial nephropathies. Nephrol
Dial Transplant 1998; 13: 1588 - 97. Morfologi dan Daur Hidup
3. Mason DP, Wongsrichanalai C, Lin K, Miller
RS, Kawamoto F. The Panmalarial antigen Morfologi P.ovale mempunyai per-
detected by the ICT Malaria Pf/Pv Immuno- samaan dengan P.malariae tetapi peru-
chromatographic test is expressed by Plasmo- bahan pada eritrosit yang dihinggapi
Bab II. Protozologi 211

pamsit mit'lp P.vivax. Trofozoit muda ber- tetapi penyembuhannya sering secara
ukuran kira-kira 2 mikron (1/3 eritrosit). spontan dan relapsnya lebih jarang. Parasit
Titik Schiiffner (disebut juga titik James) sering tetap berada dalam darah (periode
terbentuk sangat dini dan tampak jelas. laten) danmudah ditekan oleh spesies lain
Stadium trofozoit berbentuk bulat dan yang lebih virulen. P. ovale baru tampak
kompak dengan granula pigmen yang lagi setelah spesies yang lain lenyap.
lebih kasar tetapi tidak sekasar pigmen Infeksi campur P.ovale sering terdapat
P.malariae. Pada stadium ini eritrosit pada orang yang tinggal di daerah tropik
agak membesar dan sebagian besar ber- Afrika yang endemi malaria.
bentuk lonjong (oval) dan pinggir eritrosit
bergerigi pada salah satu ujungnya dengan Diagnosis
titik Schiiffirer yang menjadi lebih banyak.
Stadium praeritrosit mempunyai Diagnosis malaria ovale dilakukan
periode prapaten t hari; skizon hati besar- dengan menemukan parasit Povale dalam
nya 70 mikron dan mengandung 15.000 sediaan darah yang dipulas dengan Giemsa.
merozoit. Perkembangan'siklus eritrosit
aseksual pada Rovale hampir sama Prognosis
dengan P.vivax dan berlangsung 50 jam.
Stadium skizon berbentuk bulat dan bila Malaria ovale penyakitnya ringan dan
matang, mengandung 8-10 merozoit yang dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan.
letaknya teratur di tepi mengelilingi granula
pigmen yang berkelompok di tengah. Epidemiologi
Stadium gametosit betina (makro-
Malaria ovale di Indonesia tidak me-
gametosit) bentuknya bulat, mempunyai
rupakan masalah kesehatan masyarakat,
inti kecil, kompak dan sitoplasma ber- karena frekuensinya sangat rendah dan
wama biru. Gametosit jantan (mikrogame- dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan.
tosit) mempunyai inti difus, sitoplasma Di Pulau Owi, Irian Jaya, Flores dan
berwarna pucat kemerah-merahan, ber- Timor, parasit ini secara kebetulan
bentuk bulat. Pigmen dalam ookista ber- ditemukan pada waktu di daerah tersebut
warna coklat/tengguli tua dan granulanya dilakukan survei malaria.
mirip dengan yang tampak padaPmalariae.
Siklus sporogoni dalam nyamuk Anopheles
memerlukan waktu 12-14 hari pada suhu Plusmodium falciparum
27"C.
Nama penyakit
Patologi dan Gejala Klinis P. falciparum menyebabkan malaria
Gejala klinis malaria ovale mirip falsiparum atau malaria tropika atau
malaia vivaks. Serangannya sama hebat malaria tersiana maligna.
212 Parasitologi Kedokteran

Distribusi Geografik setengah diameter eritrosit dan mungkin


dapat disangka P malariae. Sitoplasmanya
P falciparum ditemukan di daerah dapat mengandung satu atau dua butir
tropik, terutama di Afrika dan Asia pigmen. Stadium perkembangan daur
Tenggara. Di Indonesia parasit ini ter- aseksual berikut pada umumnya tidak ber-
sebar di seluruh kepulauan.
langsung dalam darah tepi, kecuali pada
kasus berat (pernisiosa). Adanya skizon
Morfologi dan Daur Hidup muda dan skizon matang P.falciparum
P fa I c ip arum merupakan spe s ies yang
dalam sediaan darah tepi berarti keadaan
paling berbahaya karena penyakit yang infeksi berat, sehingga merupakan indi-
ditimbulkannya dapat menjadi berat. kasi unhrk tindakan pengobatan cepat.
Perkembangan aseksual dalam hati Stadium skizon muda P.falciparum dapat
hanya menyangkut fase praeritrosit saja; dikenal dengan mudah oleh adanya satu
tidak ada fase eksoeritrosit yang dapat atau dua butir pigmen yang menggumpal.
menimbulkan relaps seperti pada infeksi Pada spesies parasit lain terdapat20 atau
P.vivax dan P.ovale yang mempunyai lebih butir pigmen pada stadium skizon
yang lebih tua.
hipnozoit dalam sel hati.
Stadium dini yang dapat dilihat dalam Bentuk cincin dan trofozoit tua meng-
hati adalah skizon yang berukuran * hilang dari darah tepi setelah 24 jam dan
30 mikron pada hari keempat setelah tertahan di kapiler alat dalam. seperti
infeksi. Jumlah merozoit pada skizon otak, jantung, plasenta, usus atau sumsum
matang (matur) kira-kira 40.000 buah. tulang, di tempat ini parasit berkembang
Dalam darah benhrk cincin stadium lebih lanjut. Dalam waktu 24 jam parasit
trofozoit muda P.falciparum sangat kecil di dalam kapiler berkembangbiak secara
dan halus dengan ukuran kira-kira seper- skizogoni. Bila skizon sudah matang, akan
enam diameter eritrosit. Pada bentuk mengisi kira-kira dua per tiga eritrosit dan
cincin dapat dilihat dua butir kromatin; membentuk 8-24 buah merozoit, dengan
bentuk pinggir (marginal) dan bentuk jumlah rata-rata 16 buah merozoit. Skizon
accold sering ditemukan. Beberapa bentuk matang P.falciparum leblh kecil daripada
cincin dapat ditemukan dalam satu eritrosit skizon matang parasit malaria yang
(infeksi multipel). Walaupun bentuk lain. Derajat infeksi pada jenis malaria
nlarginal, accold, cincin dengan kromatin ini lebih tinggi dari spesies lainnya,
ganda dan infeksi multipel dapat juga kadang-kadang melebihi 500.000/pL
ditemukan dalam eritrosit yang terinfeksi darah. Dalam badan manusia parasit
spesiesP/asmodium laintetapi sifat ini lebih tidak tersebar rata di kapiler alat dalam
sering ditemukan pada P.falciparum. Hal sehingga gejala klinis malaria falsiparum
ini penting untuk membantu diagnosis dapat berbeda-beda. Sebagian besar kasus
spesies. Bentuk cincin P.falciparum berat dan fatal disebabkan eritrosit yang
kemudian menjadi lebih besaq berukuran dihinggapi parasit menggumpal dan
seperempat dan kadang-kadang hampir menyumbat kapiler.
Bab II. Protozologi 213

Eritrosit yang mengandung trofozoit teratur, terutama pada permulinn seftmgan


tua dan skizon mempunyai titik-titik kasar malaria. Siklus seksual P.falciparum
yang tampak jelas (titik Maurer) tersebar dalam nyamuk umwnnya sama seperti
pada dua pertiga bagian eritrosit. Plasmodium yanglatn Siklus berlangsung
Pembentukan gametosit jugu ber- 22 hari pada suhu 2UC; $ sampai 17
langsung di kapiler alat-alat dalam, tetapi hari pada suhu 25"C dan 10 sampai 11 hari
kadang-kadang stadium muda dapat di- pada suhu 25'-28'C. Pigmen pada ookista
temukan di darah tepi. Gametosit muda berwama agak hitam dan butir-butirnya
mempunyai bentuk agak lonjong, kemudian relatif besar, membentuk pola pada kista
menjadi lebih panjang atau berbentuk sebagai lingkaran ganda sekitar tepinya,
elips; akhirnya mencapai bentuk khas tetapi dapat tersusun sebagai lingkaran
seperti sabit atau pisang sebagai game- kecil di pusat atau sebagai garis lurus
tosit matang. Gametosit untuk pertama ganda. Pada hari kedelapan pigmen tidak
kali tampak di darah tepi setelah beberapa tampak, kecuali beberapa butir masih
generasi mengalami skizogoni; biasanya dapat dilihat.
10 hari setelah parasit pertama kali tampak
dalam darah. Gametosit betina atau makro- Patologi dan Gejala Klinis
gametosit biasanya lebih langsing dan
Masa tunas intrinsik malaria falsi-
lebih panjang dari gametosit jantan atau parum berlangsun g 9 -I 4 hari. Penyakitnya
mikrogametosit dan sitoplasmanya lebih
mulai dengan nyeri kepala, punggung
biru dengan pulasan Romanowsky/Giemsa.
dan ekstremitas, perasaan dingin, mual,
Intinya lebih kecil dan padat, berwama muntah atau diare ringan. Demam mungkin
merah tua dan butir-butir pigmen tersebar
tidak ada atau ringan dan penderita tidak
di sekitar inti. Mikrogametosit berbentuk tampak sakit; diagnosis pada stadium
lebih lebar dan seperti sosis. Sitoplasma-
ini tergantung dari anamnesis riwayat
nya biru pucat atanagak kemerah-merahan
bepergian ke daerah endemi malaria.
dan intinya berwarna merah muda, besar Penyakit berlangsung terus, nyeri
dan tidak padat; butir-butir pigmen ter- kepala, punggung dan ekstremitas lebih
sebar di sitoplasma sekitar inti. Jumlah hebat dan keadaan umum memburuk.
gametosit pada infeksi Pfalciparum ber- Pada stadium ini penderita tampak gelisah,
beda-beda, kadang-kadang sampai 50.000- pikau mental (mental coffision). Demam
150.000/pL darah; jumlah ini tidak pemah tidak teratur dan tidak menunjukkan perio-
dicapai oleh spesie s Plasmodium lain pada disitas yang jelas. Keringat keluar banyak
manusia. walaupun demamnya tidak tinggi. Nadi
Walaupun skizogoni eritrosit pada dan napas menjadi cepat. Mual, muntah
P.falciparum selesai dalam waktu 48 jam dan diare menjadi lebih hebat, kadang-
dan periodisitasnya khas tersiana, sering- kadang batuk oleh karena kelainan paru.
kali terdapat dua atau lebih kelompok Limpa membesar dan lembek pada
parasit, dengan sporulasi yang tidak sinkron, perabaan. Hati membesar dan tampak
sehingga periodisitas gejala menj adi tidak ikterus ringan. Kadang-kadang dalam
214 Parasitologi Kedokteran

urin ditemukan albumin dan torak hialin Penyebab infeksi P.falciparum tanpa
atau torak granular. Ada anemia ringan komplikasi menjadi malaria berat seperti
dan leukopenia dengan monositosis serta malaria otak, sampai saat ini belum diketahui
fombositopenia. Bila pada stadium dini secara pasti. Kemungkinan adalah ekspresi
penyakit dapat didiagnosis dan diobati reseptor endotel hospes yang berbedapada
dengan baik, maka infeksi dapat segera sekuestrasi akan mempengaruhi terjadinya
diatasi. Sebaliknya bila tidak segera di- patogenesis tertentu. Misalnya sekuestrasi
tangani, penderita dapatjatuh ke malaria eritrosit yang terinfeksi dalam kapiler
berat. plasenta (reseptor CSA : chondroitin
Perbedaan yang penting antara P. sulphate) dapat menyebabkan kelahiran
falciparum dan lainnya adalah bahwa P prematur, bayi berat badan lahir rendah,
falcip arum dapat memodifikasi permukaan bayi lahir mati dan anemia pada ibu
eritrosit yang terinfeksi sehingga stadium hamil.T Dalam kapiler otak mungkin
aseksual dan gametosit dapat melekat ke yang berperan adalah reseptor ICAM-
endotel kapiler alat dalam dan plasenta. 1 (Intercellular adhesion molecule-L).
Akibatrya hanya bentuk cincin P falcipa- Apa dan bagaimana perlekatan antara
rum yarrg dapat ditemukan dalam sirku- antigen parasit dan reseptor endotel hospes
lasi darah tepi. Permukaan eritrosit yang menyebabkan kelainan sampai saat ini
terinfeks i trofozoit dan sktzon P. fal c ip arum belum diketahui dengari pasti. Beberapa
akan diliputi dengan tonjolan yang me- mekanisme yang diduga berperan adalah
rupakan tempat parasit melekat dengan
obstruksi aliran darah, produksi sitokin
sel hospes. Bila parasit melekat pada sel
baik sistemik maupun lokal. Salah satu
endotel, maka parasit tersebut tidak akan
antigen malana yang berasal dari stadium
dibawa aliran darah ke limpa yang me-
merozoit (MSP-I dan MSP-2) yaitu GPI
rupakan tempat eliminasi parasit. Reseptor
endotel pada hospes sangat bervariasi dan
(glycosilphosphatidyl inosito[) diduga
parasit yang berbeda dapat melekat pada dapat menginduksi sitokin TNF-c yang
berbagai kombinasi reseptor tsb. Suatu dihasilkan makrofag. Selanjutnya TNF-c,
protein yang dikenal sebagai P. fal cip arum akan meningkatkan ekspresi ICAM-I pada
erythro cy t e membrane protein-I (PffiMP 1 ) endotel kapiler otak dan diduga pening-
diekspresikan pada permukaan eritrosit katan produksi nitrit oksida secara lokal
yang terinfeksi dikode oleh famili genvar dapat menyebabkan malaria otak.
yang cukup besar dan sangat bervariasi. Secara garis besar eritrosit yang ter-
Gen ini dikatakan memegang peranan infeksi dapat menimbulkan 3 jenis gang-
penting dalam patogenesis P. falciparum.
guan yaitu: hemodinamik, imunologik dan
Pada sebagian besar kasus malaria
metabolik. Gejala klinis malaria yang
falsiparum, ikatan antara lcnob dengan
kompleks merupakan keseluruhan inter-
endotel hospes tidak selalu menyebabkan
aksi ketiga gangguan tersebut (Garrbar 26).
malaria berat.
Bab II. Prorozologi 215

ff
Merozoit

Perubahan endotel
O

ATN TIN AGN

Gambar 26. Prinsip Mekanisme Gejala Klinis Malaria


CIC, circulating immune complexes;TIll tubulointerstitial nephritis; AGN, acute glomerulonephritis;
PGN, progressive glomerulonephritis, RB : red blood

l. Perubahanhemodinamik fungsi ginjal, otak dan syok.r Tempat


Eritrosit yang terinfeksi parasit akan melekat pada permukaan eritrosit
bersifat mudah melekat. Eritrosit yang terinfeksi dikenal sebagai knob
cendemng melekat pada eritrosit di- yang terdiri atas protein yang di kode
sekitamya yang tidak terinfeksi, sel oleh genom parasit. Protein ini disebut
trombosit dan endotel kapiler.t Hal PfEMP yang sangat bervariasi.ra
tersebut akan menyebabkan pem- Reseptor pada trombosit dan endotel
bentukan roset dan gumpalan dalam adalah CRI dan glikosaminoglikan,
pembuluh darah yang dapat mem- CD36, PECAM-1/CD31, E-selectin,
perlambat mikrosirkulasi. Akibatnya P-selectin, ICAM-I dan VCAM-I.I3
secara klinis dapat terjadi gangguan Akibatnya pada penderita dapat juga
216 Parasitologi Kedokteran

terjadi disseminated intravascular langsung melalui jalur alternative


coagulation dan trombositopenia pathway yang berperan dalam pato-
(lihat Gambar 26). genesis komplikasi yang berhubungan
2. Perubahan imunologik , dengan fombosis.r
Antigen parasit lain yaitu ring infected 3. Perubahan metabolik
erythrocyte surface antigen (RESA), Kelainan metabolik yang berhubungan
protein heat shock dan lainnya akan dengan infeksi Plasmodium merupa-
mengaktifkan sel mononukleus dalam kan konsekuensi dari a) gangguan
darah yang mengakibatkan timbulnya pada membran eritrosit, b) kebutuhan
berbagai resppns imun yang berbeda. nutrisi parasit, c) peningkatan gangguan
Misalnya rangkaian glycosylphos- hemodinamik dan imunologik d) efek
phatidylinositol yang bersifat seperti pengobatan.s
endotoksin akan meningkatkan akti-
a. Membran sel yang abnormal
vitas respons Thl yang berhubungan
Perubahan yang menonjol adalah
dengan gagal ginjal akut. Sebaliknya
hambatan magnesit nn-activated AW-
antigen PR32 yang berinteraksi
as e pada eritrosit yang menyebabkan
dengan reseptor lain dari monosit
kegagalan pompa sodium, sehingga
akan meningkatkan respons Th2
yang berperan dalam pembentukan te{adi hiponatremia dalam sel.
imunitas terhadap reinfeksi.l Hal Selain itu terjadi penurunan inter-
yang paling penting dari aktivasi aksi hemoglobin dan dinding sel
eritrosit yang menyebabkan te{adi-
monosit adalah pelepasan tumor
necrosis factor-a (TNF-ct) yang nya deformitas eritrosit sehingga
umur eritrosit memendek.r Bahkan
mempunyai peran dalam patogenesis
membran eritrosit yang tidak ter-
malaia akut.a-s Aktivitas Thl juga
infeksi juga mengalami perubahan
akan meningkatkan proliferasi sel B
sehingga te{adi pembentukan
limfosit yang mensintesis IgG2. Hal rosette.
ini akan mengakibatkan pembentukan
b. Nutrisiparasit
autoantibo$t seperti anticardiolipin,
Plasmodium membutuhkan glukosa
antiphospholipid dan antisitoplama
dalam jumlah besar untuk keperluan
neutrophil yang berperan dalam kom-
energinya. Hal ini terkadang dapat
plikasi mikrovaskuler. Pada aktivasi
menyebabkan terj adinya hipoglike-
Th2 te{adi pengeluaran TL-4 yang
mia. Akibatrya terjadi peningkatan
akan menginduksi proliferasi sel
glikolisis anaerobik dan akumulasi
limfosit B unhrk menghasilkan IgE dan
asam laktat.r'5
IgG4. Hal ini terutama bermanifestasi
pada malaria serebral dimana terjadi c. Hipoksiajaringan
peningkatan IgE. P falciparum dapat Gangguan yang disebabkan pem-
juga mengaktifkan faktor C3 secara bentukan rosette, gumpalan dan
Bab IL Protozologi 217

adhesi endotel terhadap eritrosit yang - jaundice(ikterus)


terinfeksi parasit, pelepasan sitokin - haemoglobinuria
lokal dan respons imun semuanya - demam tinggi
berperan dalam menyebabkan peri- - hiperparasitemia
pheral pooling danhambatan oksi- Kelompok risiko tinggi untuk men-
genasi jaringan. Akibatnya te{adi derita malaria berat adalah:
peningkatan asam laktat yang di-
a) di daerah hiper/holoendemik
ikuti dengan peningkatan rasio - anak berumur > 6 bulan (angka
laktat/piruvat, depresi respirasi mito-
kematian tertinggi pada kelompok
kondria dan peningkatan molekul
umur 1-3 tahun)
oksigen yang bersifat reaktif.s Hal
ini menyebabkan pembentukan nitrit
- ibu hamil

oksida dan peroksida lipid yang b) di daerah hipo/mesoendemik: anak-anak


dan orang dewasa
mengakibatkan oxidative stress pada
malaria. I c) lain-lain:
- pendatang (antara lain transmigran)
Penderita malaria falsiparum berat - pelancong (travellers)
biasanya Mtartg dalam keadaan kebingung-
an atan mengantuk dan keadaannya sangat Mortalitas malaria berat masih cukup
lemah (tidak dapat duduk atau berdiri). tinggi, yaitu 20-50o/o danhal ini tergantung
Pada pemeriksaan darah ditemukan P.falci- umur penderita, stafus imun, asal infeksi,
parum stadium aseksual (trofozoit dan/ fasilitas kesehatan serta kecepatan me-
atau skizon) dan penyebab lain (infeksi negakkan diagnosis dan pengobatan.
bakteri atau virus) disingkirkan.6 Selain Prognosis penderita malaia falsiparum
itu, dapat ditemukan satu atau lebih berat akan jauh lebih baik bila penderita
keadaan di bawah ini: sudah ditangani dalam 48 j am sejak masuk
- malaria otak dengan koma (unarousable ke stadium malaria berat.
coma)
- anemia normositik berat Penyulit Malaria Berat
- gagal ginjal akut
Malaria otaHmalariu serebral
- asidosis metabolik dengan gangguan
pernapasan Malaria otak merupakan penyulit
- hipoglikemia yang menyebabkan kematian tertinggi
- edema paru akut (acute resPiratory (80%) bila dibandingkan dengan malaria
distress syndrome) berat lainnya. Gejala klinisnya dapat di-
- syok dan sepsis (malaria algida) mulai secara lambat atau mendadak se-
- perdarahanabnornial telah gejala permulaan. Sakit kepala dan
- kejang umum yang berulang rasa mengantuk disusul dengan gangguan
- gangguan keseimbangan cakan dan kesadaran, kelainan saraf dan kejang
elektrolit yang bersifat fokal atau menyeluruh.
218 Parasitologi Kedokteran

Dapat ditemukan perdarahan pada retina, sumsum tulang. Selain ifu umur eritrosit
tetapi papil edema jarang ditemukan. Gejala yang tidak terinfeksipun memendek karena
neurologi yang timbul dapat menyerupai pada permukaan eritrosit ini dapat di-
meningitis, epilepsi, delirium akut, intok- temukan imunoglobulin dan/atau kom-
sikasi, sengatan panas (heat stroke). Pada plemen. Bila nilai hematokrit kurang dari
orang dewasa koma tirnbul beberapa hari 20%o atau hemoglobin kurang dat'r 7 gl dl,
setelah demam, bahkan pada orang non- penderita dapat diberi transfusi darah segar
imun dapat timbul lebih cepat. Pada anak atau packed cells. Volume darah atau sel
koma timbul kurang dari 2 hari, setelah yang diberikan harus diperhitungkan dalam
demam yang didahului dengan kejang dan keseimbangan cairan penderita.
berlanjut dengan penumnan kesadaran.
Koma adalah bila dalam waktu t 30 Gagal ginjal
menit penderita tidak memberikan respons
motorik dan atau verbal. Derajatpemnrnan Penyulit ini terutama ditemukan pada
kesadaran pada koma dapat diukur dengan orang dewasa. Mula-mula terjadi pening-
glasgow coma scale (dewasa) atat blangne katan ureum dan kreatinin darah, yang
coma scale (anak). Gejala sisa (sequelae) diikuti oliguria (urine output < 400 ml/24
dilaporkan l0% padaanak diAfrika dan 5% jam pada orang dewasa atau 12 mVkg berat
pada orang dewasa di Muangthai.6 badanl24 jam pada anak) dan akhirnya
anuria yang disebabkan nekrosis tubulus
Anemia berat akut. Walaupun demikian pada keadaan
ini dapat juga terjadi poliuria. Kreatinin'
Komplikasi ini ditandai dengan me- serum dapat meningkat > 3 mgldl. Sering-
nurunnya Ht (hematokrit) secara men- kali penyulit ini disertai edema paru.
dadak (< l5%) atau kadar hemoglobin Angka kematian mencapai 50ol0, walaupun
< 5 gYo.Anemia merupakan komplikasi demikian gagal ginjal akut biasanya ber-
yang penting dan sering ditemukan pada sifat reversibel. Pemberian infus garam
anak. Hal ini dapat memburuk pada faal pada penderita yang mengalami
waktu penderita mulai diobati, terutama dehidrasi dapat dilakukan dengan hati-
bila jumlah parasit dalam darah sangat hati. Hemodialisis atau dialisis peritoneum
tinggi. Anemia umumnya bersifat nonno- merupakan indikasi bila oligwia menetap
sitik normokrom tetapi retikulosit biasanya setelah rehidrasi atau bila ureum dan krea-
tidak ditemukan. Walaupun demikian, tinin darah meningkat secara progresif.6
anemia mikrositik dan hipokrom dapat
ditemukan baik karena defisiensi zat besi
atau kelainan hemoglobin.T Patofisiologi Edema paru
anemia berat pada keadaan ini masih Merupakan salah satu komplikasi
belum jelas. Anemia dapat disebabkan yang sangat berbahaya dengan angka
destruksi masif eritrosit yang terinfeksi kematian mencapai 80%. Komplikasi
dan penurunan produksi eritrosit oleh ini dapat terlihat beberapa hari setelah
Bab II. Protozologi 219

pemberian obat malariaataupada saat ke- Pada penderita dapat diberi 50 cc deks-
adaan umum pasien membaik serta para- fosa 50olo yang diencerkan cairan infiis
sitemia menghilang. Pada sebagian besar dengan volume yang sama dan diberikan
kasus gambarannya menyerupai acute dalam waktu 5 menit. Kemudian diikuti
respiratory distress syndrome (ARDS), dengan in-frrs dekstrosa 5o/o atau IIYo secara
yang merupakan indikasi peningkatan inta vena Pemantauan gula darah diperlukan
permeabilitas kapiler paru.6 Edema paru unfuk mengatur iffis dekstrosa.6
dapat juga terjadi secara iatrogenik karena
pemberian cairan yang berlebihan. Kedua Sy o HG ang g uan S ir kulasi D ur sh/
hal ini sulit dibedakan dan dapat terjadi MalariaAlgida
secara bersamaan pada seorang penderita.
Penderita datang dalam keadaan kolaps
Edema paru sering diikuti dengan
komplikasi lain dan dap atjugateqadi pada dengan tekanan darah sistolik <50 mm Hg
malaria vivaks. Tandapermulaan teqadnya (pada anak) atau < 80 mm Hg (pada orang
edema paru adalah peningkatan frekuensi dewasa). Pada perabaan, kulit terasa
pernapasan yang kemudian diikuti gejala lembab, dingin dan berwarna kebiruan
paru lainnya serta penunrnan tekanan (sianosis). Dapat ditemukan konstriksi
pO, arteri. Hipoksia dapat menyebabkan vena perifer dengan nadi yang cepat
kejang dan gangguan kesadaran, sehingga dan lemah. Kegagalan'ditemukan
sirkulasi darah
pasien dapat meninggal dalam wakhr bebe- atau syok dapat juga pada
rapa jam. Sering ditemukan pada ibu penderita malariaberat dengan edema paru,
hamii yang terinfeksi malaria, terutama gangguan metabolik asidosis, perdarahan
setelah melahirkan. Pada keadaan ini masif gastrointestinal serta ruptura limpa.
pasien dapat diberikan diuretik furosemid Walaupun demikian, dehidrasi dengan
dan O, dengan konsentrasi yang tinggi. hipovolemia dapat juga menyebabkan
hipotensi. Kemtmgkinan terj adinya infeksi
Hipoglikemia p&il, traktus urinarius (pada penderita
dengan kateter), selaput otak dan tempat
Hipoglikemia merupakan manifestasi
penyuntikan secara intravena harus di-
malaria falsiparum yang penting. Dapat
pertimbangkan sebagai penyebab. Pada
ditemukan sebelum pengobatan terutama
keadaan hipovolemia penderita dapal di-
pada ibu hamil dan anak atau setelah pem-
berikan plasma expander seperti darah
berian infus kina pada pendeita malarra
segar, plasma, dextran l0 ata''t poliglikan.
berat. Manifestasi klinis berupa cemas,
berkeringat, dilatasi pupil, napas pendek, Segera berikan antibiotik berspektrum
oliguria, kedinginan, takikardi dan kepala luas misalnya penisillin atau sefalosporin
terasa ringan (melayang). Gejala klinis ini yang dikombinasi dengan gentamisin.
dapat berkembang menjadi gaduh gelisah, Lakukan kultur darah untuk mengetahui
kejang, syok dan koma. resistensi kuman, bila perlu ganti dengan
Pada pemeriksaan laboratorium kon- antibiotik yang sesuai. Aritmia jantung
sentasi gula darah turun sampai<4O mg/dl.
jarang ditemukan.6
220 ParasitologiKedokteran

Perdurahan Abnormal dan Disseminated pernah terinfeksi malaria dan diobati


Intravasc ular Coagalation dengan kina secara tidak teratur dengan
Penyulit ini menimbulkan perdarahan dosis yang tidak adekuat. penderita
abnormal dan spontan dari gusi, epistaksis,
diberi obat malaria yang sesuai bila di-
temukan parasitemia. Bila perlu diberikan
petechiae dan perdarahan subkonjungtiva.
transfusi darah segar. Bila terjadi oliguria,
Disseminated intravascular coagulation
peningkatan ureum dan kreatinin darah
disertai komplikasi perdarahan hemate-
dap at dilakukan diali sis.
mesis atau melen ahany a terjadi pada lebih
kurang 10% penderita. Trornbositopenia Demam
Tinggi
sering ditemukan pada penderita malaia
falsiparum, biasanya tanpa kelainan pem- Suhu tubuh dapat mencapai 39oC-
bekuan darah lainnya. Perdarahan tidak 400C terutamapada anak. Hal ini menye-
ditemukan pada sebagian besar penderita babkan kejang-kejang dan gangguan
trombositopenia. Jumlah trombosit normal kesadaran. Pada ibu hamil, demam
setelah pemberian obat malaria yang tinggi dapat menyebabk an fetal distress.
tepat. Berikan transfusi darah segar sebab Untuk menurunkan suhu tubuh dapat di-
berbagai faktor pembekuan atau trom- berikan parasetamol 15 mglkgbb baik
bosit diperlukan penderita. Suntikan per oral, supositoria atau nasogastric tube.
vitamin K 10 mg intravena dapat diberi- Pemberian kompres juga membantu.
kan secara perlahan-1ahan.6 pemberian
heparin merupakan kontraindikasi karena Hiperparasitemia
dapat meny ebabkan p ro I o n g e d b I e e din g.
Pada penderita non-imun kepadatan
parasit tinggi dalam darah (> 5% sel
Malaria Hemoglobinuriu
darah merah) dan ditemukannya skizon
Penderita dengan defisiensi G6pD dalam darah tepi. Dapat dihubungkan
yang diberikan primakuin atau obat dengan malaria berat. Toleransi ditemu-
oxidant lainnya, dapat menderita hemolisis kan di daerah endemis tinggi malaria,
intravaskuler yang diikuti dengan haemo- dimana penderita hiperparasitemia sering-
globinuria, walaupun tidak ada parasit kali tidak disertai gejala klinis. pemberian
malaria dalam darahnya. 6 Hemoglobinuria obat malaria harus segera dilakukan, bila
yang berhubungan dengan malaia (bl ack perlu secara parenteral. Pada penderita
water fever) biasanya ditemukan pada malaia berat dengan parasitemia > I0o/o
penderita dewasa dengan malaria berat dapat dilakukan exchange trans.fus
ion.
yang disertai anemia dan gagal ginjal.s
Gejalanya adalah warna urin kehitam-
hitaman karena hemolisis intravaskular Pemeriksaan Laboratorium Penderita
yang masif disertai demam (blackwater Malaria Berat
fever). Biasanya terjadi pada penderita Pada penderita dapat ditemukan per-
non-imun yang pernah tinggal di daerah bedaan yang cukup besar dalam jumlah
endemi untuk beberapa lama. Penderita parasit yang bersekuestrasi dan yang
Bab II. Protozologi 221

berada di darah tepi. Oleh sebab itu dapat j uga ditemukan penderita tanpa parasi-
pemeriksaan berulang setiap 4-6 jarrr temia dalam darahtepi, tetapi pada autopsi
sangat dianjurkan, terutama dalam 3 hari terbukti adanya parasit yang bersekuestrasi
pertama setelah pemberian obat. Ada dalam berbagai kapiler alat dalam. Rapid
tidaknya stadium skizon dapat dipakai test malaia dapatjuga digunakan untuk
untuk menentukan prognosis penderita. menegakkan diagnosis secara cepat, tetapi
Prognosis buruk bila ditemukan dominasi tidak dapat menggantikan pemeriksaan
parasit stadium lanjut. Bila pada peme- mikroskopik.
riksaan darah tepi ditemukan >50yo
stadium trofozoit bentuk cincin, progno- Pengobatan
sisnya relatif baik. Sebaliknya bila > 20o
Penderita malaria falsiparum tanpa
parasit mengandung pigmen (trofozoit
komplikasi sebaiknya diberikan drug of
lanjut dan skizon) prognosisnya relatif
choice kombinasi artemisinin, misalnya
buruk. Adanya pigmen malaria pada sel
artesunat-amodiakuin (masing-masing 3
leukosit PMN merupakan indikator
hari) per-orul tanpa menunggu penderita
terjadinya infeksi malaria, yang dapat di-
jahrh dalam malaia berat. Dosis artesunat
pakai pada penderita anemia dan penderita
adalah 4 mgkgbblhari selama 3 hari,
malaria berat dengan jumlah parasit yang
sedangkan amodiakuin, basa 10 mgl
sedikit. BiIa5o/o lekosit PMN mengandung
pigmen malaria, prognosis penderita kgbb/ hari selama 3 hari. Kombinasi
buruk. Selain itu terjadinya leukositosis
Artemisinin lainnya adalah artemeter-
(> 12.000/pl) juga merupakan indikator lumefantrine (Coartem@) selama 3
buruknya prognosis penderita.
hari dan dihidroartemisinin-Piperakuin
(Artekuin@, Duocotexcin@) selama 2
hari atau 3 hari. Bila terjadi kegagalan
Diagnosis
pengobatan dapat diberikan kombinasi
Diagnosis malaria falsiparum dapat kina dan doksisiklin. Dosis kina adalah
dibuat dengan menemukan parasit stadium 3xl0 mglkgbb/hari dan doksisiklin 100
trofozoit muda (bentuk cincin) tanpa atau mgfttari, masing-masing selama 7 hari.
dengan stadium gametosit dalam sediaan Pada penderita malaria falsiparum
darah tepi. Sediaan darah tebal jauh lebih berat dapat diberikan suntikan sodium
sensitif dibandingkan sediaan darah tipis artesunat (intramuskular atau intravena)
pada infeksi dengan ju"rluh parasitemia atau artemeter (intramuskular) selama 5-7
rendah. Secara urnrn, semakin tinggi hari. Dosis awal artesunat2,4mglkgbb i.m
jumlah parasit dalam darah tipis, semakin diikuti 1,2 mgkgbb setiap 24 jan, selama
tinggi pula kemungkinan terj adinya malaria 6 hari. Dosis awal artemeter 3,2 mg/kgbb
berat. Hal ini terutama ditemukan pada i;m. pada hari ke-l, diikuti 1,6 mg sampai
penderita non-imun. Malaria berat dapat hari-6. Biasanya stadium aseksual P.
juga terjadi dengan parasit yang rendah falciparum akan menghilang dalam wakhr
dalam darah tepi. Walaupun sangat jarang, 2448jam. Pengobatan lebih lanjut dengan
222 ParasitologiKedokteran

pemberian kombinasi kina dan doksisiklin 4. Angulo I, Fresno M. Cytokines in the


per oral dapat dipertimbangkan bila di- pathogenesis of and protection against
malaria. Clin Diagn Lab Immunol2002;9:
kuatirkan tedudi relcudesensi. Peningkatan I 145-50.
gametosit setelah pemberian artemisinin 5. Clark IA, Alleva LM, Mills AC, Cowden
bukan merupakan indikasi terjadinya ke- WB. Pathogenesis of malaria and clinically
gagalan pengobatan.e similar conditions. Clin Microbiol Rev 2004;
17:509-39.
Beberapa jenis obat yang dahulu 6. WHO. Severe falciparum malaria. Trans Roy
pernah digunakan untuk mengobati pen- Soc Trop Med Hyg 2000; 94 (supp 1): S1-S89.
derita malaia berat, tetapi sekarang sudah 7. Weatherall DJ, Miller LH, Baruch DI, Marsh
tidak dianjurkan karena dianggap ber- K, Doumbo OK, Pascual CC et al. Malaria
and the red cell. Hematol 2002;35-57.
bahaya adalah: 8. Bruneel F, Gachot B, Wolff M, Regnier B,
- kortikosteroid Davis M, VachonF. Resurgence ofblackwater
- anti-inflamatory agent lainnya fever in long-term European expatriates in
Africa: Report of 2l cases and review. Clin
- urea, invert sugar Infect Dis 2001'32: 1133 - 40.
- dekstran dengan berat molekul rendah 9. Targett G, Drakeley C, Jawara M, Seidlein
- epinefrin(adrenalin) L, Coleman R, Deen J et al. Artesunate
- heparin reduces but does not prevent postheatment
transmission of Plasmodium falciparum to
- epoprostenolQtrostacyclin) Anopheles gambiae. J Infect Dis 2001; 183:
- ciclosporin (cyclosporin A) t2s4 - 9.
- deferoxamine
Prognosis
Pengobatan dan Pencegahan
Penderita malaria falsiparum berat Malaria
prognosisnya buruk, sedangkan penderita
malaia falsiparum tanpa komplikasi Terapi Kombinasi
prognosisnya cukup baik bila dilalnrkan
pengobatan dengan segera dan dilakukan
observasi hasil pengobatan. Definisi
Kombinasi obat malaria adalah pem-
Daftar Pustaka berian secara bersamaan dua atau lebih
obat skizontosida darah yang mempunyai
l. Barsoum RS. Malarial acute renal failure. J cara kerja atau target biokimia yang
Am Soc Nephrol 2000; I l: 2147 - 54.
berbeda.l'2
2. Tsakonas KA, Tongren JE, Riley EM. The war
between the malaria parasite and the immune Kombinasi berbasis artemisinin ada-
system: immunoregulation and lah kombinasi yang menggunakan derivat
immunopathology. Clin Exp Immunol 2003; artemisinin sebagai salah satu komponen
133: 145 - 52.
3. obat kombinasi. Terapi kombinasi dapat
Kirchgatter K, Portillo BAD. Clinical and
molecular aspects of severe malaria. An Acac berupa faed combination dimana semua
Vras Cienc 2005:77:455 -73. komponen diformulasikan dalam satu
Bab IL Protozologi 223

tablet atau kapsul yang sama, atau setiap diberikan, maka kemungkinan terjadinya
komponen berupa tablet atau kapsul yang mutasi secara simultan terhadap kombinasi
berbeda, tetapi diberikan secara ber- itu merupakan persentase mutasi masing-
samaan (co - admini s t ereQ. masing obat dikali jumlah parasit yang
Sehubungan dengan definisi tersebut, terpapar terhadap obat tsb. Misalnya,
penggunaan klorokuin plus klorfeniramin, suatu mutasi terjadi pada setiap pembe-
klorokuin plus primakuin tidak termasuk lahan inti 1:10,10 maka kemungkinan
dalam terapi kombinasi. Obat malaia resistensi terhadap kedua obat menjadi
yang berupaprodrtkfixed dose dan bersifat l:10,20 sedangkan jumlah parasit stadium
sinergistik, tetapi setiap komponen di aseksual yang biasanya ditemukan pada
dalamnya tidak bersifat antimalaria bila di- suatu infeksi akut adalah 10e-10,14 sehingga
gunakan tersendiri, misalnya: sulfadoksin- pada pemberian obat kombinasi, proses
pirimetamin dan klorproguanil-dapson terj adinya resistensi akan diperl ambat.z
juga tidak termasuk obat kombinasi.r'2
Tujuan penggunaan terapi kombinasi Klasifikasi Biologi Obat Malaria
adalah untuk meningkatkan efikasi peng-
obatan dan memperlambat terjadinya resis- Berdasarkan suseptibilitas berbagai
tensi setiap komponen dalam obat tersebut.3 stadium parasit malaria, maka obat
Konsep yang sama juga diterapkan dalam malaia dibagi dalam 5 golongan:
pengobatan penyakit lepra, tuberkulosis, 1. Skizontosida jaringan primer: proguanil,
keganasan, dan akhir-akhir ini terhadap pirimetamin, dapat membasmi parasit
penyakit yang disebabkan virus.l praeritrosit sehingga mencegah masuk-
Resistensi terhadap berbagai obat nya parasit ke dalam eritrosit; dapat
malaria di berbagai daerah menyebab- digunakan sebagai profilaksis kausal.
kan peningkatan angka morbiditas dan 2. Skizontosida jaringan sekunder: prima-
mortalitas karena penyakit malaria. Oleh kuin, dapat membasmi parasit daur ekso-
sebab itu, penggunaan obat malaria secara erifosit atau stadium jaringan P.vivax
rasional yang masih efektif dan tersedia dan Povale dan digunakan untuk peng-
merupakan hal yang penting. Dengan obatan radikal sebagai obat anti relaps.
demikian, diharapkan obat tersebut masih 3. Skizontosida darah: membasmi parasit
dapat dipakai dalam jangka waktu yang stadium eritrosit, yang berhubungan
cukup lama, tetap aman, efektif dan ter- dengan penyakit akut disertai gejala
jangkau masyarakat. Karena itu banyak klinis. Skizontosida darahjuga meng-
penelitian dilakukan untuk meninjau ulang eliminasi stadium seksual di eritrosit
kornbinasi yang ada, atau untuk mengem- P.vivax, Povale dan Pmalariae, tetapi
bangkan kombinasi obat malaria yang baru. tidak efektif terhadap gametosit Pfalci-
Pemakaian obat kombinasi akan mem- darah
p arum y ang matang. Skizontosid a
perlambat perkembangan resistensi ber- yang ampuh adalah kina, amodiakuin,
dasarkan asumsi bahwa resistensi terjadi halofantrine, golongan artemisinin
karena mutasi parasit. Bila obat kom- sedangkan yang efeknya terbatas adalah
binasi yang mempunyai carakerja berbeda proguanil dan pirimetamin.
224 Parasitologi Kedokteran

4. Gametositosida: mengeliminasi semua tositosida untuk P.vivax, Pmalariae


stadium seksual termasuk gametosit dan Povale.
P.falciparum, juga mempengaruhi 5. Sporontosida: mencegah atau meng-
stadium perkembangan parasit malaria hambat gametosit dalam darah untuk
membentuk ookista dan sporozoit dalam
dalam nyamuk Anopheles. Beberapi
nyamuk Anopheles. Obat ini mencegah
obat gametositosida bersifat sporon- transmisi penyakit malaria dan disebut
tosida. Primakuin adalah gametositosida juga obat anti sporogonik. Obat yang
untuk keempat spesies; sedangkan kina, termasuk golongan ini ialah: primakuin
klorokuin, amodiakuin adalah game- dan proguanil.

Manusia Anopheles ?

Obat anti Obat profilaksis


relaps kausal

E
Stadium pra-
eritrosit

sporozoit

I
sporo

skizontisida

merozoit

Obat gametositosida Obat sporontosida

Diagram 1. Batasan kerja obat malaria pada beberapa stadium perkembangan parasit
Bab Il. Protozologi 225

Obat Malaria untuk Pengobatan dan nyebabkan abortus. Klorokuin jarang


Pencegahan Berdasarkan Struktur menyebabkan reaksi obat yang ber-
Kimia bahaya bila diberikan sesuai dosis
yang dianjurkan. Pruritus berat sering
1. Golongan 4-aminokuinolin
ditemukan pada orang kulit berwarna.
1.1. Klorokuin Sakit kepala, mual, muntah, gejala
Klorokuin (CQ) mempunyai gastrointestinal dan penglihatan kabur
aktivitas skizontosida darah terhadap dapat ditemukan setelah pemberian
semua infeksi yang disebabkan P klorokuin. Hal ini dapat dihindari
malariae dan P. ovale, serta terhadap dengan makan dahulu sebelum
P.falciparum danP. vivax yang masih minum obat. Walaupun sangat jarang
sensitif klorokuin. Klorokuin juga ber- dapat juga ditemukan, leukopenia,
sifat gametositosida terhadap Pvivax, P.
rambut menjadi putih, anemia aplastik
malariae dan P ovale. Penggunaan obat dan gangguan saraf seperti polineu-
ini sebagai obat pilihan pertama ter- ritis, ototoksisitas, kejang-kejang dan
hadap infeksi P. falciparum sekarang neuromiopati. Gangguan penglihatan
yang irreversible dapat disebabkan oleh
sangat terbatas.a Dibeberapa tempat,
penggrrnaan klorokuin dikombinasi akumulasi klorokuin dalam retina.
dengan sulfadoksin-pirimetamin (SP),
Hal ini disebabkan pemakaian kloro-
karena adanyaefek antipiretik dan anti
kuin dalam jangka panjang dengan
dosis tinggi. Dosis kumulatif kloro-
infl amasi klorokuin serta efektivitasnya
kuin basa 1 gram per kg berat badan
terhadap infeksi P. vivax. Kombinasi
atau 50-100 gram basa biasanya dapat
CQ-SP pernah digunakan sebagai obat
merusak retina. Kelainan retina.
pilihan utama terhadap P.falciparum Walaupun j arang, dilaporkan pada pe-
di Timor Timur, Etiopia dan Papua makaian klorokuin untuk profilaksis.
Nugini, karena efektivitasnya lebih Pemeriksaan retina secara berkala di-
baik dari pada monoterapi SP saja.5 perlukan untuk mendeteksi perubahan
Klorokuin saja masih direko- retina stadium dini pada orang yang
mendasikan sebagai obat profilaksis minumklorokuin untukpen-
di daerah dengan infeksi Pvivax, cegahan.
walaupun tidak dapat digunakan lagi Kontra indikasi: hipersensitif ter-
untuk P.falciparum. Di luar negri, hadap klorokuin, penderita dengan
kombinasi klorokuin basa 100 mg riwayat epilepsi dan penderita
dan proguanil hidroklorida 200 mg psoriasis.
yang diminum setiap hari digunakan Keracunan klorokuin akut sangat
sebagai kemoprofilaksis.6 Klorokuin berbahaya dan dapat menyebabkan
merupakan obat yang cukup aman kematian dalam waktu beberapa
untuk ibu hamil karena tidak mem- jam. Keracunan dapat terjadi pada
punyai efek teratogenik dan tidak me- orang de*asa yang minum 1,5-2 gram
226 ParasitologiKedokteran

klorokuin sekaligus. Gejalanya berupa kan pada pemakaian amodiakuin


sakit kepala, mual, diare, pusing, otot untuk profilaksis. Pada tahun 1990,
lemah dan penglihatan kabur yang amodiakuin tidak direkomendasi-
kemudian dapat menjadi buta. Walau- kan lagi untuk profilaksis. Walaupun
pun demikian, efek toksik yang paling demikian amodiakuin masih tetap di-
ditakuti adalah efek kardiovaskuler gunakan untuk pengobatan.T Kemung-
yang dapat menyebabkan hipotensi kinan terjadi resistensi silang antara
dan cardiac arrhythmia. Keadaan ini . amodiakuin dan klorokuin dilaporkan
. akhirnya dapat menyebabkan kolaps di Afrika. Amodiakuin cukup aman
kardiovaskuler, kejang-kejang, cardiac untuk digunakan pada ibu hamil yang
dan respiratory arrest yang berakhir terinfeksi malaria.5
dengan kematian. Pada pasien yang Efek samping amodiakuin secara
keracunan klorokuin harus segera umum menyerupai klorokuin seperti
dilakukan gastric lavage atau pasien mual, muntah, nyeri perut, diare dan
diinduksi supaya muntah. Dapat juga gatal-gatal. Efek bradikardi dilaporkan
diberikan terapi simtomatik terutama lebih sedikit dibandingkan klorokuin.
untuk mempertahankan fungsi kardio- Pada pemakaian jangka panjang,
vaskuler dan pernapasan. seperti pada profilaksis dapat me-
Dosis untuk pengobatan adalah nyebabkan hepatitis toksik dan agra-
25 mg klorokuin basa/kg berat badan nulositosis yang fatal. Karena itu, amo-
yang diberikan dalam 3 hari (masing- diakuin tidak boleh diberikan pada
masing 10 mg/kg bb hari I dan 2, penderita kelainan hati. Keracunan
serta 5 mg/ kg bb pada hari 3). Untuk akut amodiakuin dapat menyebabkan
profilaksis adalah 5 mg klorokuin pingsan, kaku otot, kejang dan gerakan
basa/kgbb setiap minggu. yang tidak terkontrol. Gejala kardio-
1.2. Amodiakuin vaskuler tidak dilaporkan pada ke-
racunan amodiakuin.
Merupakan obat yang mempunyai
Dosis amodiakuin basa adalah
struktur dan aktivitas yang menyerupai
10 mg/ kgbb/hari selama 3 hari.
klorokuin, termasuk efek antipiretik
dan antiinflamasi. Amodiakuin masih
cukup efektif di daerah dengan P 2. Golongan Obat Antifolat

falciparum yang resisten klorokuin Kombinasi obat antifolat beke{a


derajat rendah.s Masih belum diketahui secara spesifik pada enzim parasit yaitu
apakah peningkatan dosis amodiakin dihidrofolat reduktase dan dihidropte-
lebih dari 25 mgkg dapat mening- roat sintase. Obat ini tidak direkomen-
katkan efektivitas obat atau malah dasikan lagi untuk profilaksis. Sulfa-
menyebabkan toksisitas obat. Pada doksin-pirimetamin merupakan obat yang
pertengahan tahun 1980, reaksi efek mempunyai aktivitas skizontisida darah
samping obat yang berbahaya dilapor- hanya terhadap P. falciparum, tetapi tidak
Bab II. Protozologi 227

mempunyai efek gametositosida. Obat ini 3. Golongan 4 quinoline-methanol


tidak bereaksi silang dengan klorokuin, 3.1.. Kina
amodiakuin, meflokuin, kina, halofantrin
dan derivat artemisinin. Karena itu masih Kina merupakan obat malaria
yang efektif terhadap P falciparum
dapat digunakan di daerah yang hanya
yang resisten terhadap klorokuin dan
resisten terhadap klorokuin. Penambahan
sulfadoksin-pirimetamin. Pada penderita
asam folat pada penderita yang diobati
malaria falsiparum tanpa komplikasi,
dengan sulfadoksin-pirimetamin tidak
biasanya kina diberikan dalam kom-
dianjurkan, karena dapat menghambat
binasi dengan doksisiklin, tetrasiklin
kerja sulfadoksin. Sebaiknya pemberian
atau klindamisin. Suntikan kina secara
asam folat dilakukan I minggu setelah
intramuskular hanya diberikan pada
pengobatan dengan sulfadoksin-pirime- penderita yang tidak dapat mentole-
tamin.s ransi kina per oral (muntah terus me-
Sampai saat ini bila seorang ibu nerus). Segera setelah tidak muntah,
hamil diobati dengan sulfadoksin-piri- pengobatan dengan kina dilanjutkan
metamin, belum pemah dilaporkan pengaruh per oral. Pada penderita malaria berat
SP terhadap janin. Walaupun secara teori, atau malaria dengan komplikasi, kina
ikterus dapat tefadi pada bay prematur diberikan melalui infus dalam deksfrosa
dari ibu yang diobati dengan golongan 5o/o. Kina merupakan obat malaria
sulfa.5'8 Secara umum SP merupakan obat yang aman untuk ibu hamil karena
yang cukup aman bila diberikan sesuai tidak menyebabkan kontraksi uterus
dengan dosis yang dianjurkan. Hal yang danfo et al dis tre s s .5'8
paling ditakuti adalah hipersensitivitas Cinchonism merupakan kumpulan
gejala seperti tinitus, gangguan pen-
terhadap sulfa yang dapat menyebabkan
dengaran dan vertigo atau pusing yang
kelainan kulit dan mukosa. Sindrom
dapat ditemukan pada sebagian besar
Steven-Johns on yalg dapat menyebabkan
penderita yang diobati dengan kina.
kematian, dilaporkan I : 5000 - I : Gangguan ini bersifat reversible dan
8000 pada pemakai SP untuk profilaksis biasanya ditemukan setelah 2-3 hari
mingguan.s'8 Efek samping lainnya ada- pasca pengobatan. Gangguan kardio-
lah tombositopenia, anemia megaloblastik vaskuler, gasfointestinal dan susunan
dan leukopenia. Obat ini tidak boleh di- saraf pusat dapat timbul setelah pem-
berikan pada penderita yang hipersensitif berian kina dalam jumlah besar baik
terhadap sulfa atau pirimetamin, pende- per oral maupun per infus. Pemberian
suntikan kina secara cepat dapat me-
rita dengan gangguan fungsi hati dan
nyebabkan hipotensi berat. Pemberian
ginjal yang berat. Dosisnya adalah 1,25
secara intra vena dapat menyebabkan
mg pirimetamin dan 25 mg sulfadoksin
hipoglikemia karena sel beta pankreas
diberikan dalam dosis tunggal. menjadi dktif.5,8 Toksisitas terhadap
228 ParasitologiKedokteran

jantung dapat terjadi bila penderita dikombinasi dengan amodiakuin atau


minum meflokuin (profilaksis), sebelum sulfadoksin-pirimetamin.r2-r3 Penelitian
diberi pengobatan kina. Dosis kina pre-klinik memperlihatkan bahwa artemi-
oral3x10 mglkgbb/hari selama 7 hai5 sinin dan derivafirya tidak memperlihatkan
ditambah doksisiklin 100 mg/hari (7 efek mutagenik atau teratogenik, tetapi
hari) atau tetrasiklin 4x250 mglhai (7 obat tersebut dapat menyebabkan ke-
hari) atau klindamisin 4x30 mgl hadr guguran pada tikus dengan dosis yang
(5 hari). relatif rendah (< 10 mglkg bb).5't0 Pada
manusia laporan penggunaan artemisinin
4. Artemisinin dan Derivatnya pada ibu hamil sangat jarang. Karena itu
Artemisinin (qinghaosu) merupakan penggunaannya tidak direkomendasikan
obat malariayang diisolasi dari turnbuhan pada ibu hamil trimester pertama. Selain
Artemisia annua. Merupakan golongan itu, artemisinin tidak digunakan untuk
sesquiterpene lactone dengan ikatan profilaksis.
peroksida. Obat ini mempunyai efek Uji klinik di Cina, Myanmar, Muang-
skizontisida darah yang paling cepat thai dan Vietnam memperlihatkan bahwa
dibandingkan dengan obat malaria lain- artemisinin tidak mempunyai efek akut
nya.e-to Dapat digunakan pada penderita terhadap kardiovaskuler ataupun organ
malaria berat maupun penderita malaia vital lainnya. Walaupun demikian, pada
tanpa komplikasi. Artemisinin tidak mem- binatang percobaan neurotoksik berat
punyai efek hipnozoitisida, walaupun dilaporkan setelah pemberian artemeter
dilaporkan memperlihatkan efek game- atau arteeter dosis tinggi. Dapat ditemu-
tositosida. 1r Artemisinin biasanya diguna- kan kromatolisis dan nekrosis dari sel
kan untuk penderita P. falciparum yang neuron di vestibula, batang otak bagian
resisten berbagai obat malaria dan juga motorik dan pendengaran. Hal ini tidak
pada penderita P. falciparum dengan ditemukan pada pemberian artemisinin
komplikasi. Obat ini tidak dianjurkan di- per oral atau artesunat per infus. Pada
pakai untuk infeksi P. vivax, P. malariae 10.000 penderita malaria yang diobati
dan P ovale, selama ke-3 spesies ini dengan artemisinin, tidak ada laporan
masih dapat diobati dengan obat malaria mengenai efek neurotoksik yang mem-
lainnya.5 Sebagian besar pend eita malaia bahayakan. Walaupun demikian, pemakaian
yang diberikan artemisinin, sudah mem- artemisinin yang berkepanjangan atau ber-
perlihatkan perubahan klinis dalam ulang, terutama di daerah malaia dengan
1-3 hari setelah pemberian obat. Ke- transmisi tinggi hendaknya dengan penuh
mungkinan terj adinya rekrudesensi sangat pertimbangan.
tinggi bila artemisinin tidak dikombinasi Efek samping yang dapat ditemukan
dengan obat lainnya, terutama bila diberi- adalah sakit kepala, mual, muntah, nyeri
kan kurang dari 7 hari.5,e Penelitian perut, gatal, demam, perdarahan abnormal
pendahuluan di Afrika melaporkan hasil dan warna urin menjadi gelap. Pada ber-
yang sangat memuaskan bila artesunat bagai uji klinik ditemukan juga perubahan
Bab II. Protozologi 229

kecil padajantung (ST yang non spesifik hamil dan tidak direkomendasikan untuk
dan atrioventrikular blok derajat 1).yang kemoprofilaksis.5 Efek samping yang di-
menghilang setelah perbaikan gejala temukan adalah pusing, mudah lelah,
klinis malaria. anoreksia, mual, muntah, nyeri perut, ber-
Ada 4 derivat artemisinin di pasaran debar-debar, mialgia, sulit tidur, artralgia
yaitu: artemeter, artesunat, dihidroarte- dan sakit kepala.
misinin dan arteeter.5,e-r0 Artemeter adalah
obat yang larut dalam minyak, sebagai 5. Primakuin
preparat kombinasi diberikan bersama
dengan meflokuin. Pada malaria berat Termasuk golongan 8 aminokuinolin
artemeter dapat diberikan dalam bentuk yang mempunyai aktivitas gametosito-
suntikan intramuskular yang segera di- sida terhadap ke-4 spesies plasmodium
ganti peroral setelah penderita dapat dan hipnozoitisida terhadap P. vivax dan
minum obat. Artesunat bersifat larut P. ovale. Merupakan satu-satunya obat
dalam air. Selain dalam bentuk tablet dipasaran yang dapat digrrnakan untuk
dan suntikan, artesunat dapat diberikan mencegah relaps. Derivat lainnya yaitu
dalam bentuk supositoria. Obat ini dapat bulakuin dan tafenokuin masih dalam
dikombinasikan dengan amodiakuin atau penelitian. Sebaiknya sebelum pemberian
sulfadoksin-pirimetamin atau meflokuin. primakuin dilakukan pengukuran enzim
Dihidroartemisin merupakan metabolit G6PD pada penderita untuk menghindari
aktif artemisinin dan derivatnya. Formula- anemia hemolitik. Pemakaian primakuin
nya berupa tablet dan supositoria, mem- untuk profilaksis masih dalam penelitian.
punyai aktivitas antimalaria yang paling Primakuin tidak boleh diberikan pada ibu
poten dalam grup artemisinin, tetapi hamil, sebab risiko te{adinya hemolisis
merupakan derivat yang paling tidak pada janin yang biasanya relatif defisiensi
stabil. Kombinasi dengan meflokuin sudah G6PD.5 Fada anak yang berusia kurang
diteliti, sedangkan dengan obat lain seperti dari 1 tahun, primakuin juga tidak boleh
piperakuin sedang dievaluasi. Derivat
diberikan dengan alasan yang sama. Efek
arteeter diberikan sebagai suntikan intra-
sampingnya dapat berupa mual, muntah,
muskular selama 3 hari.
Lumefantrin merupakan obat yang nyeri dan kejang perut. Hal ini dapat
termasuk golongan aryl amino alcohol dihindari dengan menganjurkan penderita
seperti kina, meflokuin dan halofantrin. makan sebelum minum obat. Efek samping
Kombinasi artemether-lumefantrin merupa- yang lebih berat terjadi pada pemberian
kan obat ACT (artemisinin combination primakuin dengan dosis > 0,25 mgkgbbl
therapy) dalam formula faed-dose. Obat hari. Obat ini dapat menekan
ini dignnakan untuk pendeitz P falciparum elemen darah dan sumsum tulang. Pada dosis
tanpa komplikasi yang terinfeksi strain yang berlebihan dapat t€dadi, methaemo-
yang multiresisten. Walaupun demikian globinemi4 sianosis, anemia hemolitik, ikterus
obat ini tidak dapat diberikan pada ibu dan depresi sumsum tulang.
230 ParasitologiKedokteran

Dosis 0,25 mgkgbblhari, selama 14 hindari dengan minum atr yangbanyak


hari untuk relaps P. vivax atat 0,75 mg pada waktu menelan obat atau penderita
kgbb dosis tunggal untuk gametosit P makan dahulu. Tet?siklin tidakboleh di-
falciparum. berikan pada ibu hamil dan anak ber-
usia kurang dari 8 tahun. Efek samping
6. Antibiotik lainnya menyerupai doksisiklin.

6.1. Doksisiklin 6.3. Klindamisin


Seperti halnya dengan tetrasiklin, Merupakan antibiotik semi sintetik
kombinasi kina dengan doksisiklin yang berasal dari linkomisin. Mem-
dapat digunakan untuk strain P punyai aktivitas skizontisida darah
falciparum yang mulai resisten yang relatif lambat. Merupakan obat
terhadap kina. Walaupun demikian, yang dapat dikombinasi dengan
monoterapi dengan doksisiklin tidak kina untuk pengobatan malaria falsi-
dianjurkan untuk mengobati penderita parum.5'8 Walaupun demikian, klinda-
malaria, karena kerjanya yang sangat misin lebihtoksik dan lebihmahal dari
lambat.5,8 Berbeda dengan tetrasiklin,
tetrasiklin dan doksisiklin, sehingga
doksisiklin dapat digunakan untuk
hanya digunakan bila tetrasiklin atau
kemoprofilaksis. Untuk menghindari
terjadinya ulserasi esofagus, hendak- doksisiklin tidaktersedia atautidakboleh
nya penderita makan terlebih dahulu diberikan. Klindamisin tidak dapat
sebelum minum obat. Doksisiklin tidak
digunakan untuk kemoprofilaksis,
tetapi obat ini dapat diberikan pada
boleh diberikan pada ibu hamil dan
ibu hamil. Dosisnya adalahkina 3 x 10
anak berusia kurang dari 8 tahun.
mglkgbb/ hari selama 7 hariditambah
Efek samping lainnya adalah reaksi klindamisin 4 x 300 mglhari selama 5
fototoksik, depresi pembenhrkan tulang,
hari. Klindamisin sebaiknya diberikan
perubahan warna gigi dan hipoplasia dengan makanan dan sejumlah besar
gusi yang pefinanen. cairan. Efek sampingnya adalah mual,
muntah, nyeri perut atau kejang perut,
6.2. Tetrasiklin diare. P s eudomembranous colitis y ang
Merupakan antibiotik berspekfum disebabkan toksin Clostridium dfficile
luas dan mempunyai aktivitas anti- merupakan keadaan fatal yang dapat
malaria yang sangat lambat terhadap ditemukan pada sejumlah kasus.5,s
semua spesies Plasmodium. Biasa- Bila pada penderita terjadi diare atau
nya dikombinasi dengan kina untuk kolitis, pengobatan dengan klinda-
mengeliminasi P falciparum yang misin dihentikan. Reaksi hipersensitif
multi resisten. Walaupun demikian, dapat berupa skin rashes, urtikaria.
tetrasiklin tidak digunakan sebagai Netropenia dan trombositopenia
kemoprofilaksis. Ulserasi esofagus di- jarang ditemukan.
Bab II. Protozologi 231

7. Atovakuon-proguanil obat yang dapat segera membunuh


Merupakan obat kombinasi dengan sporozoit. Obat yang ada ialah obat
efek sinergistik dan sangat efektifuntuk yang dapat membasmi parasit stadium
mengeliminasi Pfalciparum yang resisten dini dalam hati, sebelum merozoit
terhadap klorokuin dan meflokuin. Efek- dilepaskan ke dalam peredaran darah
nya terhadap spesies plasmodium lainnya perifer. Obat tersebut adalah obat kausal
belum banyak dilaporkan. Atovakuon-pro- profi laksis. Obat yang mengurangi jumlah
guanil dapat digunakan untuk kemopro- parasit malaria dalam darah sedemikian
filaksis terhadap P. falciparum sebanyak rendahnya hingga tidak menimbulkan
1 tablet/hari, diminum I hari sebelum gejala klinis disebut obat supresif atau
ke daerah endemis sampai t hat'r setelah profilaksis klinis, selama obat tersebut
meninggalkan daerah endemis malaria.s diminum terus oleh penderita dalam
Keamanannya untuk ibu hamil masih belum dosis yang adekuat. Bila obat tersebut
jelas dan kontra indikasi untuk penderita berhenti diminum, maka parasit dalam
dengan gagal ginjal. Efek sampingnya darah berkembang biak lagi dan dapat
berupa nyeri perut, mual, muntah, diare, menyebabkan timbulnya serangan baru.
sakit.kepala, anoreksia dan batuk. 2. Pengobatan terapeutik (kuratif).
Obat digunakan untuk penyembuhan
Penggunaan Obat Malaria
infeksi, penanggulangan serangan akut
Suatu obat mempunyai beberapa ke- dan pengobatan radikal. Pengobatan
gunaan yang dapat dipengaruhi oleh serangan akut dapat dilakukan dengan
beberapa faktor, seperti spesies parasit skizontosida darah. Hasilnya, dapat
malaria, respons terhadap obat, adanya terjadi penyembuhan sementara atau
kekebalan parsial manusia, risiko efek penyembuhan pennanen. Pada infeksi
toksik, dan sebab lain yang sederhana spesies parasit malaria yang dapat
seperti ada tidaknya obat tersebut di menyebabkan relaps, penyembuhan
pasaran, pilihan dan harga obat. Peng- perrnanen dapat dicapai dengan
gunaan obat malaria yang utama ialah
pengobatan radikal, yang memerlukan
sebagai pengobatan pencegahan (pro-
obat yang efektifterhadap parasit daur
fi laksis), pengobatan kuratif (terapeutik)
eritrosit dan daur eksoeritrosit, yakni
dan pencegahan transmisi.
skizontosida darah dan skizontosida
1. Pengobatan pencegahan (profilaksis). hati sebagai kombinasi.
Obat diberikan dengan tujuan men-
cegah tet'adinya infeksi atau timbulnya 3. Pengobatan pencegahan transmisi. Obat
gejala. Pencegahan absolut terhadap yang efektif terhadap gametosit, se-
infeksi adalah dengan membasmi hingga dapat mencegah infeksi pada
sporozoit, segera setelah sporozoit ter- nyamuk atau mempengaruhi perkem-
sebut masuk dengan gigitan nyamuk bangan sporogonik pada nyamuk adalah
Anopheles yang infektif. Tidak ada gametositosida atau sporontosida.
232 ParasitologiKedokteran

Daftar Pustaka
l. World Health Organization. Antimalarial Drug Resistensi Parasit Malaria
combination therapy. Report of a WHO technical Terhadap Obat Malaria
consultation. WHO/ CDS/ RBM.2001.
2. Kremsner PG, Krishna S. Antimalarial Resistensi adalah kemampuan strain
combin'ations. Lancet 2004; 364: 285-94.
3. Dorsey G, Mashos J, Kamya MR, Staedke SG,
parasit untuk tetap hidup dan/atau ber-
Rosenthal PJ. Prevention of increasing rates of kembangbiak walaupun pemberian dan
treatrnent failure by combining sulfadoxine- absorpsi obat sesuai dosis standar atau
pyrimethamine with artesunate or amodiaquine
lebih tinggi dari dosis yang direkomen-
for the sequential heatment of malaria. J Infect
Dis2003; 188: l23l-8. dasikan tetapi masih dapat ditoleransi
4. ljitra E, Marwoto lIA, Renny M, Ompusunggu hospes.
S, Tuti S. Bull Penelit Kes 1991; 19: 15-23. Resistensi terhadap obat malaria
5. WHO. The use of antimalarial drugs. Report of
timbul karena mutasi spontan pada level
A WHO informal consultation. WHO/ CDS/
RBM/2001.3 molekul yang mempengaruhi struktur dan
6. Rosen JB, Breman JG. Malaria intermittent aktivitas target obat atau mempengaruhi
preventive treatrnent in infants, chemoprophy-
access obat terhadap target yaitu plasmo-
laxis, and childhood vaccinations. Larcet 2004;
363:1386-8. dium. Seleksi obat terhadap parasit ter-
1. Olliaro R Neviii C, Lebras J, Ringwald P, jadi bila konsentrasinya tidak cukup untuk
Mussano P, Gamer P et al. Systematic review menghambat parasit yang bermutasi. Hal
of amodiaquine treatment in uncomplicated
malaria. Lancet 1996; 348: 1196-201. ini dapat dipicu oleh kadar obat dalam plasma
8. Wernsdorfer WH. Antimalarial drugs. yang berada di bawah kadar terapetik dan
Handbook of malaria infection in the tropics dapat juga disebabkan oleh kurva datar
1997.p.151-208.
9. Artemisinin. Trans Roy soc Trop Med Hyg antara dosis obat dan responsnya.
1994 (Suppl l): Sl - 565. Proses evolusi P folciparum menjadi
10. WHO. The use of artemisinin & its deriva- resisten terhadap obat belum dimengerti
tives as anti-malarial drugs. Report of a joint
CTD/DMP/TDR Informal consultation, I 998. seluruhnya, walaupun dasar perubahan
WHO,MaV98.l086. molekul yang berhubungan dengan resis-
11. Bousema JT, Schneider P, Gouagna LC, tensi sekarang sudah lebih jelas. Perkem-
Drakeley CJ, Tostmann A, Houben R et al.
Moderate effect of artemisinin-based combi-
bangan P falciparum yang resisten ter-
nation therapy on transmission of Plasmodium hadap klorokuin mungkin memerlukan
falciparum. J Infec Dis 2006; 193: 1151 - 9. mutasi beberapa gen secara berurutan
12. Seidlein L, Milligan P, Pinder M, Bojang K, dan hal ini berlangsung lamban. Ada
Anyalebechi C, Gosling R et al. Efficacy of
artesunate plus pyrimethamine-sulphadoxine indikasi bahwa pada P. falciparum terjadi
for nncomplicaledmalaia in Gambian children: mutasi pada gen transporter-like pada
a double-blind, randomised, controlled trial. permukaan vakuol makanan P falciparum
Lancet 2000; 3551' 352-7.
13. Adjuik M, Agnamey P, Babiker A, Borrmann dan melibatkan gen Plasmodium falci-
S, Brasseur P, Cisse M et al. Amodiaquine- parum chroquine resistance transporter
artesunate versus amodiaquine for un- (Pfcrt), selain gen Plasmodium.falciparum
complicated Plasmodium falciparum malaria
in African children: a randomized, multi- multidrug resistance (Pfmdr).t Pada P.
centre trial. Lancet 2002;359: 1365-72. vivax yang resisten dilaporkan mutasi
Bab II. Protozologi 233

gen yang berbeda.2 Dasar molekular efek terapetik obat, bahkan mungkin
resistensi P falciparum terhadap obat dapat mengeliminasi parasit yang resisten
golongan antifolat sudah diketahui yaitu dalam darah.
melibatkan beberapa mutasi titik pada Sensitivitas parasit terhadap obat
enzim dhf, (dihydrofolate reductase) dapat dinilai baik secara in vitro maupun
dan dhps (dihydropteroate synthase) yang in vivo. Sensitivitas parasit terhadap
berperan dalam pembentukan asam folat obat secara in vitro dinilai dengan kultur
plasmodium.' Di Indonesia mutasi gen atau menggunakan teknik PCR. Secara
P. falciparum balk Pfcrt maupun dhfr in vivo, yang dievaluasi adalah gejala
dan dhps sudah dilaporkan dari berbagai klinis yang berhubungan dengan malaia,
daerah endemis malaria.3 seperti demam dan parasitemia. Penilaian
Berbagai faktor yaitu obat, parasit efektivitas suatu obat pada penderita
dan manusia sebagai hospes saling ber- malaria dilakukan dalam periode tertentu.
interaksi yang menyebabkan perkembangan Parameter yang dievaluasi dapat berupa
dan penyebaran resistensi plasmodium waktu menghilangnya demam, waktu
terhadap obat. Mekanisme molekuler cara menghilangnya parasit, coma recovery)
keq'a obat merupakan faktor yang penting maupun kesembuhan secara menyeluruh.a
dalam menentukan cepatnya suatu obat Sampai akhir 1980, sebagian besar
menjadi resisten. Sebagai contoh, obat penelitian in vivo difokuskan pada
dengan waktu panrh terminal yang panjang, respons parasit terhadap obat dan hasilnya
akan mempercepat terjadinya resistensi, diklasifikasi sebagai parasit sensitif atau
terutama di daerah hiperendemik malaria resisten dengan 3 kategori yaitu RI, zuI
dengan transmisi yang tinggi. Peningkatan dan RIII. Pada R[ mula-mula parasit
penggunaan obat juga akan mempercepat menghilang setelah pengobatan, tetapi
resistensi. Semakin sering obat diguna- terjadi rekrudesensi pada > hari 8. Pada
kan, semakin tinggi kemungkinan parasit RII walaupun terjadi penurunan jumlah
akan terpapar kadar obat yang tidak parasit setelah pengobatan, pada hari ke-7
adekuat, selanjutnya parasit akan terseleksi terjadi rekrudesensi. Pada RIII, tidak ter-
untuk bermutasi. Faktor parasit yang jadi penurunan jumlah stadium aseksual
berhubungan dengan resistensi adalah dalam darah, batrkan juml ahny a bertambah
spesies Plasmodium dan intensitas trans- setelah penderita diobati.
misi.1 Faktor hospes termasuk pemakaian Sejak tahun 1996, protokol tsb di-
obat besar-besaran dan/ atau penggunaan modifikasi dan disederhanakan sehingga
obat yang tidak rasional, selain derajat dapat dipakai untuk menilai efektivitas
imunitas hospes. Peran imunitas hospes obat di daerah dengan derajat endemi-
dalam meningkatkan resistensi masih sitas yang sangat tinggi seperti Afrika,
belum jelas. Walaupun demikian, faktor dimana sebagian besar populasi adalah
imun akanbekerja sama dengan obat secara parasitemia yang asimtomatik. WHO
sinergis, sehingga dapat meningkatkan telah memodifikasi protokol tersebut se-
234 ParasirologiKedokteran

hingga dapat digunakan di daerah dengan P. vivax dari daerah tsb saat
ini memper-
endemisitas rendah-sedang, seperLi di lihatkan penurunan efektivitas obat bila
Indonesia. Klasifikasinya adalah sebagai dilakukan uji in vivo 28 hari. Hal yang
berikut: early treatmentfailure (ETF) bila sama tetapi secara individu, dilaporkan
pasien tetap memperlihatkan gejala klinis dari Brazllia, Guatemala, Guyana, India
dan/atatparasitemia dalam 3 hari pertama dan Myanmar.T
follow up. Late treatmentfailure (IJIF)bIla Amodiakuin secara umum lebih
pasien memperlihatkan gejala klinis dan/ efektif dibandingkan klorokuin dalam
atau parasitemia antara hari ke-4 sampai hal mengeliminasi strain P. falciparum
hari ke-28 setelah pengobatan, tetapi tidak yang resisten klorokuin.T Amodiakuin
didahului oleh ETF. Adequate clinical and masih efektif bila digunakan sebagai
parasitological response (ACPR) bila monoterapi di Afrika Barat, Afrika Tengah,
penderita tidak memperlihatkan ETF dan dan pantai Pasifik di Amerika Selatan. Di
LTF selama ke-28 hari pasca pengobatan.a beberapa rregara, amodiakuin digunakan
Berbagai pengalaman membuktikan sebagai kombinasi dengan sulfadoksin-
bahwa uji sensitivitas parasit terhadap pirimetamin. Adanya resistensi silang
obat secara in vitro tidak dapat meng- antara klorokuin dan amodiakuin, serta
gantikan observasi hasil pengobatan secara laporan resistensi amodiakuin di papua
in vivo. Walaupun demikian, uji obat secara Nugini, Afrika Timur dan daerah Amazon,
in vitro dapat memberikan informasi dini merupakan tanda bahwa kita harus was-
mengenai resistensi parasit terhadap obat pada pada waktu menggunakan obat ini. &e
dan hal ini dapat digunakan untuk meng-
P. falciparum dengan derajat resis-
evaluasi kebijakan pengobatan malaria.
tensi yang tinggi terhadap sulfadoksin-
Resistensi P.falciparum terhadap pirimetamin ditemukan di Asia Tenggara
klorokuin untuk pertama kali ditemukan
dan daerahAmazon. Di Indonesia, seperti
pada tahun 1960-1961 di Kolumbia dan
halnya di Afrika Timur bervariasi antara
Brazll Kemudian secara berturut-turut l0yo-50o .t0-r2 Resistensi derajat rendah
ditemukan di Asia Tenggara yaitu di
ditemukan di Afrika Tengah dan Selatan,
Muangthai, Malaysia, Kamboja, Laos,
serta di India.
Viehram, Filipina. Di Indonesia ditemukan
Penurunan sensitivitas terhadap kina
di Kalimantan Timur (1974), Irian Jaya telah dilaporkan di Asia Tenggara, dimana
(1976), Sumatra Selatan (1978), Timor
kina pemah digunakan sebagai obat pilihan
Timur (1981), Jawa Tengah (Jepara, 1981)
pertama di daerah tsb. Di Indonesia laporan
dan Jawa Barat (1981). Pada tahun 1991,
resistensi kina baru terbatas pada uji
seluruh propinsi di Indonesia sudah me-
in vitro yang dilakukan di Kalimantan
laporkan P. falciparum yang resisten Timur.5 Obat ini dapat bereaksi silang
terhadap klorokuin.s Resistensi P. vivax
dengan meflokuin, sehingga penggunaan
terhadap klorokuin, mula-mula dilaporkan
kina secara besar-besaran di suatu daerah,
di Papua Indonesia dan Papua Nugini mungkin dapat mempengaruhi efekti-
pada tahun 1989.6 Hampir 50% strain
vitas meflokuin di kemudian hari. Bahkan
Bab II. Protozologi 235

resistensi meflokuin mungkin sudah dapat of amodiaquine treatment in uncomplicated


terdeteksi, walaupun belum dipakai se- malaria. Lancet 1996; 348: 1196-201
bagai obat standar di daerah itu. 8. Staedke SG, Kamya MR, Dorsey G, Gasasira
Golongan obat artemisinin yang A, Ndeezi G, Charlebols ED et al. Amodia-
quine, sulfadoxine/pyrimethamine, and combi-
sekarang sudah banyak dipakai sebagai
nation therapy for treatment of uncomplicated
obat pilihan utama, secara in vitro mulai falciparum malaria in Kampala, Uganda: a
terlihat penunman efektivitasnya.r3 Walau- randomised trial. Lancet 2001; 358: 368-74.
pun demikian, secara in vivo sampai saat LK,
9. Basco A, Ngane VF,
Same-Ekobo
ini hal tsb belum dilaporkan. Ndounga M, Metoh !
Ringwald P, Soula G.
Therapeutic efficacy of sulfadoxine-pyri-
Daftar Pustaka methamine, amodiaquine and the sulfado-
xine-pyrimethamine-amodiaquine combination
l. White NJ. Antimalarial drug resistance. J against uncomplicated P I as m o d ium fal c ip arum
Clin Invest 2004; ll3: 1084 - 92. malaria in young children in Cameroon. Bull
2. Nomura I Carlton JM-R, Baird JK, Portillo
WHO 2002; 80: 538 - 45.
lIA, FryauffDJ, Rathore D et al. Evidence for 10. Darlow B, Vrbova H, Gibney S, Joelly
different mechanisms of chloroquine resistance
in 2 plasmodium species that cause human
D, Stace J, Alpers M. Sulfadoxine-pyri-
methamine for the treatment of acute malaria
malaria. J Infect Dis 2001; 183: 1653 - 61.
3. Syafruddin D, Asih PBS, Casey GJ, Maguire
in children in Papua New Guinea. Am J Trop
J, Baird JK, Nagesha HS et al. Molecular Med Hyg 1982;31: I - 9.
epidemiology of Plasmodium falciparum n. Baird JK Basri E Jones,TR, Pumomq Bangs
resistance to antimalarial drugs in Indonesia. MI, Ritonga A Resishnce to antimalarials by
Am J Trop Med Hyg 2005;72: 174,81. Plasmodium falcipanrm in Arso Pia kian Jay4
4. WHO Geneva. Assessment and monitoring Indonesia Am J Trop Med Hyg l9$l; tA: ffi 4.
-
of antimalarial drug efficacv for the treatment t2 Fryauff DJ, Leksana B, Masbar S, Wiady I,
of uncomplicated lalciparum malaria. WHO/ Sismadi P, SusantiAI et al. The drug sensitivity
HTM/RBM/2003.50. and transmission dlmamics of human malaria
ljitra E, Marwoto FIA, Renny M, Ompusunggu on Nias island, North Sumatra, Indonesia. Ann
S, Tuti S. l99l; 19:15-23.
Bull PenelitKes Trop Med Parasitol2002;96: 447 - 62.
6. Murphy GS, Basri H, Pumomo, Anderson
EF, Bangs IVfI, Mount DL et al. Mvax malaria
13 Wongsrichanalai C, Wimonwafirawatee T.
Sooklo P, Laoboonchai A, Heppner DG, Kyle
resistant to treatment and prophylaxis with
chloroquine. Lancet 1993;341 96 - 100. DE et al. In vitro sensitivity of Plasmodium
7. Olliaro P, Neviii C, Lebras J, Ringwald P, falciparum to artesunate in Thailand. Bull
Mussano P, Gamer P et al. Systematic review WHO 1999;77:392-8
236 ParxitologiKedokteran

Tabel 4. Obat Antimalaria yang LazimDigunakan

(fosfavsulfat) 100 mg, 150 mg Avloclor sekali se- tunggal, hari II 600
dan 300 mg basa Resochin minggu mg, hari III
Nivaquin 300 mg,&ari (dosis
total25 mglkgbb)
Kuinin Tablet222 mg 3 kali/hari
(dihidroklorida/sulfat) 3 tablet selama 7-10
hari
Amodiakuin Tablet Camoquine Hari I-II 600 mg
(hidroklorida/ 200 mgl Flavoquine basa (dosis total 30
basa) 150 mg basa Pasoquine mg/kgbb)
Pirimetamin dan Tablet 25 mg Fansidar 3 tablet dosis tunggal
sulfadoksin + untuk malaria
500 mg falsiparum resisten
klorokuin
Primakuin Tablet 15 mg basa Primakuin Hanya sebagai
(difosfat) antirelaps 1 tablet
sehari selama 14 hari
Tetrasiklin Kapsul 4 kali sehari 250 mg
250 mg selama 7 hari
Doksisiklin Kapsul I kali 100 mg sehari
100 mg selama 7 hari
Artesunat Tablet 50 mg Artesdiakuin 2-8 tablet/hari
Amodiakuin 150 mg basa Arsuamon Selama 3 hari
Artemether Tablet Coartem 2xl - 4 tablet/hari
Lumefantrine 20 mg Artemeter selama 3 hari
120 mg lumefantrine

Dihidroartemisinin Tablet 40 mg DHA


Artekin 2xl - 2 tablet/hari
Piperakuin 320 mg piperamin Duocotecxin selama 2 hari
Bab II. Protozologi 237

Epidemiologi Malaria dari 90 juta orangl46% dat'r total popu-


lasi orang Indonesia) bertempat tinggal
Malaria dapat ditemukan di daerah di daerah endemik malaia dan diper-
mulai dari belahan bumi utara 490-640 kirakan ada 30 juta kasus malaria setiap
lintang utara (Amerika lJtna sampai Eropa tahunnya. Dari data Survei Kesehatan
danAsia) ke belahan bumi selatan pada32. Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001, pre-
lintang selatan (Amerika Selatan); mulai valensi malaria sekitar 850,2per 100.000
dari daerah dengan ketinggian 2850 m. penduduk dengan angka kematian 11 per
(Bolivia) sampai dengan daerah yang 100.000 untuk laki-laki dan 8 per 100.000
letaknya 400 m di bawah permukaan laut untuk perempuan. Di Jawa-Bali endemi-
(dead sea).1 sitas malaria tersebar di 39 daerah dan
Keadaan malaria di dunia saat ini, untuk Jawa Tengah dan Jawa Barat kasus
diperkirakan terdapat 300-500 juta kasus malarianya merupakan penyakit yang
malaria klinis/tahun dengan I,5 juta-2,1 muncul kembali (re-emerging diseases).
juta kematiarr.2'3'4 Sebanyak 90% kematian Untuk luar Jawa-B ali 7 0 juta diantaranya
terjadi pada anak-anak dengan rasio I terdapat di wilayah yang mempunyai
dari' 4 anak balita di Afrika meninggal risiko terhadap malaria dengan 30 juta
karena malaria.5 Dari 90 negara endemik terdapat di wilayah Indonesia Timur.T
malaria, 36% (2,020 juta) penduduk Malaria di suatu daerah dapat ditemu-
diperkirakan mempunyai risiko terpapar kan secara autokton, i-pot, induksi, intro-
malaria dan hampir sebagian berasal dari duksi atau reintroduksi.
Afrika sebelah Selatan Sahara.2 Di daerah yang autokton, siklus hidup
Daerah yang sejak semula bebas parasit malaria dapat berlangsung karena
malaria adalah daerah Pasifik Tengah adanya manusia yang rentan, nyamuk
dan Selatan (Hawaii dan Selandia Baru). dapat menjadi vektor dan ada parasitnya.
Di daerah tersebut, siklus hidup parasit Intoduksi malaria timbul karena adanya
malaria tidak dapat berlangsung dalam kasus kedua yang berasal dari kasus impor.
tubuh nyamuk Anopheles akibat kondisi Malaria reintroduksi bila kasus malaria
iklim/temperatur yang tidak sesuai (Ano- muncul kembali yang sebelumnya sudah
phelism without malaria).t Di Asia dilakukan eradikasi malaria. Malaria
Tenggara negara yang termasuk wilayah impor terjadi bila infeksinya berasal dari
endemi malaia adalah: Bangladesh, luar daerah (daerah endemi malaria).
Bhutan, India, Indonesia, Maldives, Malaria induksi bila kasus berasal dari
Myanmar, Nepal, Srilangka dan Thailand.6 transfusi darah, suntikan atau kongenital
Di Indonesia malaria ditemukan tersebar yang tercemar malaria.8
luas pada semua pulau dengan derajat Keadaan malaia di daerah endemi
dan berat infeksi yang bervariasi. Me- tidak sama. Derajat endemisitas dapat diukur
nurut data yang berkembang hampir dengan berbagai cara seperti angka limpa
separuh dari populasi Indonesia (lebih (spleen rate), anglaparasit Qtarasite rate)
238 ParasitologiKedokteran

dan angka sporozoit (sporozoite rate),yang sebagai index AES bertujuan untuk
disebut angka malariometri. mengukur keberhasilan program pem-
Angka limpa adalah persentase orang berantasan.e
dengan pembesaran limpa dalam suatu Daerah disebut hipo-endemik jika
masyarakat. Pemeriksaan ini dapat di- angka limpa kurang atau sama dengan
lakukan dengan berbagai cara yaitu cara l0o/o pada anak yang berumur 2-9 tahun
Hackett dan cara Schiiffirer (lihat gambar) dan angka parasitnya juga sama dengan
Pembesaran limpa pada malaria di- atau kurang dari l0%o. Di daerah hipo ini
ukur dengan cara Hackett. transmisi malaria biasanya rendah. Meso-
endemik jika angka limpa 10-50% atau
0 : bila pada angka parasitnya 15-50% dan biasanya
pernapasan terdapat di wilayah pedesaan (rural)
dalam, limpa dengan penduduk yang terbatas. Hiper-
tidak teraba endemik jika angka limpa melebihi 50%
I: bila pada dan angka parasitnya 5t-15%. Di wilayah
pernapasan hiper endemik transmisi malaria me-
dalam, limpa ningkat secara intensif tetapi terjadi secara
teraba musiman, imunitas terhadap malaria tidak
2: limpa mem terdapat pada semua kelompok umur dan
besar sampai angka limpa pada umur dewasa lebih dari
batasYz dari 25%. Wllayah holo-endemik jika angka
garis melalui limpa melebihi l5Yo atau angka parasit
arcus costae lebih dari 75oh dan angka limpa pada orang
dan pusat dewasa rendah. Di wilayah holo-endemik
(umbilikus) transmisi malaia te{adi terus menerus
limpa membesar sampai batas ll2 dari garis sepanjang tahun dengan intensitas yang
melalui arcus costae dan pusar (umbilikus) tinggi, derajat imunitas terhadap malaria juga
3: limpa > sampai garis melalui pusat titrggi dan terdapat pada semua kelompok
4 : limpa > sampai batas ll2 dari garis melalui umur terutama pada umur dewasa.r
pusat dan simfisis Dalam epidemiologi malaria dikenal
5: limpa > sampai garis melalui simfisis istilah: angka parasit (trtarasite rate) yaitu
persentase orang yang sediaan darahnya
Gambar 27. Pemeriksaan limpa dengan positif pada saat tertentu dan angka ini
cara Hackett merupakan pengukuran malariometrik.
Pada pengukuran ini kelompok umur
Average enlarge spleen (AES) adalah yang diperiksa adalah 2-9 tahw, dan 0-
rata-rata pembesaran limpa yang dapat 1 tahun disebut sebagai infant parasite
teraba. Jumlah limpa yang membesar pada rate, dan dianggap sebagai indeks tansmisi.8
tiap ukuran limpa x pembesaran limpa pada Pengukuran angka parasit dibagi atas
suatu golongan umur tersebut disebut penggolongan umur yang terdiri atas 0-
Bab II. Protozologi 239

penggolongan umur yang terdiri atas 0- itu kekebalan penduduk biasanya rendah,
11 bulan (infants, babies), 12-23 bulan sehingga lebih mudah terjadi epidemi.
(small children),2-4 tahtn (toddlers), 5-9 Sifat malaria juga dapat berbeda dari
tahun (juveniles), 10-14 tahun (adoles- satu daerah ke daerah lain, yang tergantung
cent), > 15 tahun (adult). pada beberapa faktor, yaitu: l) parasit
Berat ringannya infeksi malaria pada yang terdapat pada pengandung parasit;
masyarakat diukur dengan densitas parasit 2) manusia yang rentan; 3) nyamuk yang
(ytarasite density) yaitu jumlah rata-rata dapat menjadi vektor dan 4) lingkungan
parasit dalam sediaan darah positif. Berat yang dapat menunjang kelangsungan
ringannya infeksi malaria pada seseorang hidup masing-masing.
diukur dengan hitung parasit (trtarasite 1. Parasit
count) yaitu jumlah parasit dalam I mm3 Dari 4 Plasmodium, strain Plasmodium
darah. dapat berbeda dengan strain Plasmo-
Slide positivity rate (SPR) adalah dium lainrrya. Pola relaps dari strain P
persentase sediaan darah positif dalam vivax dapat berbeda dari satu wilayah
periode kegiatan penemuan kasus (case dengan wilayah lainnya, begitu pula
detection activities) yang dapat dilakukan lamanya inkubasi strain P. vivax
secara aktif (active case detection: ACD) pada suatu wilayah berbeda dengan
atau secara pasif (passive case detection wilayah lainnya.lo Sifat parasit dapat
: PCD). Annual parasite index (API) berbeda dari satu daerah ke daerah
menyatakan jumlah sediaan darah yang lain, terutama sensitivitas terhadap
positif dari jumlah sediaan yang diperiksa berbagai obat anti malaria. Sekarang
per tahun, dalam permil. Annual blood telah banyak ditemukan P.falciparum
examination rate (ABER) menunjukkan yang resisten terhadap klorokuin. Di
jumlah sediaan darah yang diperiksa Indonesia resistensi ini makin lama
terhadap malaria per tahun dibagi jumlah makin tersebar di banyak daerah.
penduduk dalam persen.
2. Manusia
Di suatu daerah malaria dapat terjadi
epidemi (wabah), yaitu jika pada suatu Keadaan manusia dapat menjadi pe-
waktu jumlah penderita meningkat secara ngandung gametosit yang dapat me-
tajam. Di suatu daerah keadaan malaria neruskan daur hidupnya dalam nyamuk,
disebut stabil (sfable malaria) jika di adalah penting sekali. Manusia ada
daerah itu ada transmisi yang tinggi yang rentan, yang dapat ditulari malaria,
secara terus menerus. Di daerah seperti tapi ada pula yang lebih kebal dan tidak
itu biasanya kekebalan penduduk tinggi mudah ditulari malaria. Berbagai
bangsa (ras) mempunyai kerentanan
sehingga tidak mudah terjadi epidemi. Di
yang berbeda-beda (faktor rasial). Pada
suatu daerahkeadaan malaria disebut tidak
umufirnya pendatang baru ke suatu
stabil (unstable malaria), jika transmisi
daerah endemi, lebih rentan terhadap
di daerah itu tidak tetap. Di daerah seperti malaria daripada penduduk aslinya.
240 ParasitologiKedokteran

3. Vektor Di Indonesia curah hujan dan kepadalanl


Nyamuk Anopheles di seluruh dunia populasi nyamuk vektor mempunyai
meliputi t 2000 spesies, dan sekarang pengaruh yang berbeda dari satu daerah
telah berkembang menjadi 3450,e dengan daerah lainnya. Di Jawa Barat
tetapi yang dapat menularkan malaria ditemukan pengaruh curah hujan ter-
+ 70 spesies. Di Indonesia, menurut hadap kepadatan nyamuk, sedangkan
pengamatan terakhir ditemukan kem- di Jawa Tengah ditemukan sebaliknya.
bali 80 spesies Anopheles, sedangkan Tingginya curah hujan dapat mem-
yang ditemukan sebagai vektor pengaruhi meningkatnya tempat peftrm-
penting malaria adalah 24 spesies.e,rO pungan atr yang cocok untuk tempat
Vektor tersebut tersebar di seluruh perindukan veklor malaria. Dilaporkan
Indonesia, tergantung dari tipe tempat juga siklus el nino dapat berkaitan
perindukannya (breeding s ite) y ang ber- dengan meningkatnya risiko terhadap
beda-beda seperti Anopheles sundaicus, malaria.ro
An.subpictus, An.barbirostris, An.macu- Kolam ikan bandeng merupakan man
latus, An. Aconitus dan An. Balaba- made breeding places untuk An.sun-
censis.to daicus, sedang pengolahan sawah yang
terus menerus merupakan man made
4. Lingkungan
breeding places untuk An.aconitus.
Keadaan lingkungan mempunyai pe- Aktivitas pembangunan dapat menye-
ngaruh yang besar terhadap keadaan babkan teq'adinya man made breeding
malaria di suatu daerah. Pengaruh iklim places untuk vektor, sehingga keadaan
penting sekali terhadap ada tidaknya malaria dapat memburuk dengan pem-
malaria. Di daerah yang beriklim dingin, bangunan tadi dan perlu mendapat
transmisi malaria hanya mungkin ter- perhatian.
jadi pada musim panas; juga masa
inkubasinya dapat terpengaruh iklim.
Pemberantasan
Di daerah yang kurang baik untuk
biologi vektornya, kemungkinan ada- Tujuan pemberantasan adalah untuk
nya malaria lebih kecil. Daerah pe- menurunkan angka kesakitan dan ke-
gunungan yang tinggi pada umunmya matian, sehingga tidak lagi merupakan
bebas malaria. Perubahan lingkungan masalah kesehatan masyarakat. Pembe-
yang dapat menyebabkan perubahan rantasan dilalrukan dengan mematahkan
tempat perindukan vektor, sangat ber- mata rantai daur hidup parasit, yaitu
pengaruh terhadap keadaan malaria dengan memusnahkan parasitnya dalam
dan dapat mempunyai dampak yang badan manusia dengan pengobatan atau
positif atau negatif terhadap keadaan memusnahkan nyamuk vektornya dengan
malaria di daerah itu. Suhu udara, berbagai cara. Sebaiknya pemberantasan
kelembaban dan curah hujan merupakan dilakukan dengan kedua cara secara
faklor penting untuk transmisi malaria. serentak, yaitu mengobati pengandung
Bab II. Protozologi 241

parasit dan menghilangkan tempat per- 2. Trig PI, Kondrachine AV. The current Global
indukan vektor atau membunuh vektor Malaria Situation. In: Sherman IW. Malaria:
dengan berbagai insektisida. Akhir-akhir Parasite Biology. Pathogenesis and protection.
Washington DC, ASM Press l998.p.ll-20.
ini dibuat suatu komitmen Internasional
Bioland PB. Malaria epidemiologi branch, in
tentang pencegahan malaria yang di- Drug resistance in malaria. centers for diseases,
intensifkan melalui pendekatan roll back central and prevention, Chamblee, GA, USA.
malaria (RBM dengan strategi: deteksi WHO.2001;4:2 -35.
dini dan pengobatan yang tepat; peran 4. Environmental Health poject (EHp). Malaria
serta aktif masyarakat dalam pencegahan Prevention.USAIDS office health and
malaria; perbaikan kualitas pencegahan nutrition, Burreau for global program field
support and research. May. 1999.
dan pengobatan malaria melalui per- 5. Hay SI, Omumbo JA, Craig MH and Snow
baikan kapasitas petugas kesehatan yang RW. Eart observation, Geograohic Information
terlibat. Gerakan Berantas Kembali Malaria systems and Plasmodium falciparum malaria
(GEBRAK Malaria) yang dimulai sejak in Sub-SaharanAfrica. In: Hay Sim Randolph
tahun 2000 merupakan benhrk operasional SE, Rogers DJ. Avances in parasitology.
dari RBM. Academic Press. 2000; 47:174 -6

Dalam pemberantasan malaria dapat


6, Kondrashin AV. Malaria in the WHO
Southeast Asia Region. Indian J Malariol.
dibedakan pemberantasan (control) dan 1992 Sep;29(3):129-60
pembasmian (eradication). Di Indonesia 7. Ahmadi, Fahmi U. Cornbating HIV/AIDS,
pada taraf sekarang dilakukan pembe- malaria and other diseases. www.undp.or/
rantasan saja. Program pemberantasan id/pubs/imdg 2O04/Bl/Indonesia MDG-BI-
malaria yang saat ini dilalcukan meliputi Goal6.pdf.
8. Gunawan S. Epidemiologi Malaria. Dalaml
8 kegiatan arftaralain: a. diagnosis awal dan
Hatijanto PN. Malaria; Epidemiologi,
pengobatan yang tepat, b. program kelambu Patogenesis, Manifestasi Klinis & penanganan.
dengan insektisida, c. penyemprotan, Penerbit Buku Kedokteran. EGC. 2000: l-25.
d. pengawasan deteksi aktif dan pasif, e. 9. Natadisastra D, Agoes. Penyakit oleh sporozoa
survei demam dan pengawasan migran, f. darah dan jaringan malaria. Dalam parasito_
deteksi dan konkol epidemik, g. langkah- logi Kedokteran: Ditinjau dari organ tubuh
langkah lain seperti larvaciding,h. pening-
yang diserang. 2005; l: 200-20.
10. Bruce-Chwatt LJ. Esensial malariology.
katan kemampuan (c apacity building).7 Edition. William Heinemann Medical Books
Ltd, London.1980: 128 - 35.
Daftar Pustaka il. Dale P, Sipe N, Anto S, Hutajulu B, Ndoen
E, Papayungan M. Malaria in Indonesia:
l. Beales PF. The Epidemiology of Malaria. In: a summary of recent research into its envi_
Gilles HM. Protozoal diseases. New york: ronmental Relationships. Southeast Asian J
Oxford University Press 1999.p.121 -69.
Trop Med Pub Hlth. 2005;36(t):2-13.
BAB III
ENTOMOLOGI
Bab III. Entomologi 245

PENDAHULUAN

pntomologi Kedokteran ialah ilmu Daur Hidup


t*ryang mempelajari tentang vektor,
kelainan dan penyakit yang disebabkan Pertumbuhan artropoda dipengaruhi
oleh artropoda. Delapan puluh lima hormon juvenile yang dikeluarkan oleh
persen atau kira-kira 600.000 spesies kelenjar korpora alata. Kadar hormon
hewan adalah artropoda. juvenile paling tinggi padalawa instar I,
selanjufirya kadar hormon berkurang sesuai
Morfologi Umum dengan bertambahnya umur dan paling
rendah padalawa instar IV. Berkurangnya
Artropoda mempunyai 4 tanda mor_ hormon juvenile merupakan petanda bagi
fologi yang jelas, yaitu badan beruas-ruas, kelenjar protorak untuk mengeluarkan
umbai-umbai yang juga beruas-ruas, ekso_
hormon ekdison yang berfungsi untuk me_
skelet dan bentuk badan simetris bilateral
rangsang pengelupasan kulit/eksoskelet.
Sebelah luar badan serangga dilapisi
Eksoskelet bersifat keras dan kaku se_
oleh kitin yang pada bagian tertentu me_
ngeras dan membentuk eksoskelet. Ekso_ hingga pada saat pertumbuhan eksoskelet
skelet tersebut berfungsi sebagai penguat harus dilepaskan (ekolisis : pergantian
tubuh, pelindung alat dalam, tempat kulit).
melekat otot, pengatur penguapan air dan Selama pertumbuhannya serangga
penerus rangsang yang berasal dari luar mengalami perubahan bentuk yang disebut
badan. metamorfosis. Metamorfosis sempurna
Umbai-umbai tumbuh menurut fungsi_ mempunyai stadium telur - larva _ pupa
nya: pada kepala tumbuh menjadi antena - dewasa. Antaratingkat muda dan dewasa
dan mandibula, pada toraks menjadi kaki terdapat perbedaan morfologi yang jelas,
dan sayap, dan pada abdomen menjadi kaki disertai perbedaan biologi (tempat hidup dan
pengayuh. Artropoda juga mempunyai makanan). Pada metamorfosis tidak sem_
sistem pencemaan, pemapasan (dengan puma dijumpai telur-(arva)-nimfa_dewasa.
tzkea), saraf(otak dan ganglion), peredaran Morfologi serta biologi bentuk muda dan
darah (terbuka) dan sistem reproduksi. dewasa hampir sama (Gambar 2g).
t--
\o

oo
d
$ o
o
o
b6
o
E= a
(€
rl
I
a
cd

ct r!
.-,
C-'
r- .=
-a
*6
E>
otr
H.i
aFl

-is
Ecd
!a
ru
6l cd
Ebo
to
L*

=z
ts€
0)e
-cg
OQ !
a(d
.9F
L!
oa
-9
E9
d(J
c){'

60
(rl tr
r-x
cl r:
trl!

.eE
dg
.t) 6)
-a
=
€Ftfltr-
o fi* \-n s
-v
Fo) = Gi
l-

r >ii iiF
a'E
o (uc
=ho
c Ecs
5
(5L
o 6R
JZ
.o H
J -rz ,';
(5 cf\J
L
E
f
o
F z
Bab IIL Entomologi 247

Menurut besamya peran dalam ilmu menularkan penyebab penyakit kepada


kedokteran, artropoda dikelompokkan keturunannya. Selanjutnya lawa infektif
sebagai berikut: kefurunannya itulah yang akan menular-
l. artropoda yang menularkan penyakit kan penyakit kepada manusia, misalnya
(vektor dan hospes perantara) Rickettsia tsutsugamushi dalam lawa
2. artropoda yang menyebabkan penyakit infektif (ci i gge r) Leptotrombid i u m.
(parasit) Serangga dapat bertindak sebagai
J. arhopoda yang menimbulkan kelainan parasit dan dapat dibagi berdasarkan
karena toksin yang dikeluarkan habitatrya pada manusia. Endoparasit hidup
4. artropoda yang menyebabkan alergi atau mengembara di dalam jaringan tubuh,
5. artropoda yang menimbulkan entomo- misalnya law a lalat penyebab miasis dan
fobia. p n1 a! (Tun g a p e n e tr ans) penyebab tungia-
sis. Ektoparasit hidup pada permukian
Serangga dapat menularkan penyakit fubuh hospes, misalnya tungau, tuma,
melalui beberapa cara. penularan secara pinjal, nyamuk.
mekanik berlangsung dari penderita ke Berdasarkan lamanya hidup pada
grang lain dengan perantaraan bagian ho-spe9, dibedakan parasit p"r-a.r^en yurrg
luar tubuh serangga. Misalnya tilur seluruh atau sebagian besar hidupnya
cacing, kista protozoa dan bakteri usus ada pada satu hospes, misalnya tungau
dapat dipindahkan dari tinja ke makanan kudis dan tuma pada manusia, pinjal dan
melalui kaki atau badan lalat rumah. sengkenit keras pada binatang. parasit
Penularan secara biologik dilakukan se- periodik berpindah-pindah dari situ hospes
telah parasit/agen yang diisap mengalami ke hospes lain dalam daur hidupnya,
proses biologik dalam tubuh vektor. Bila misalnya nyamuk, sengkenit lunak.
di dalam tubuh vektor, parasit (virus, Beberapa serangga dapat memasuk_
bakteri, spiroket) hanya membelah diri kan toksinnya ke dalam badan manusia
menjadi banyak, penularan disebut penu- dengan cara kontak langsung (ulat), gigit_
laran propagatif, misalnya yersinia pestis an (kelabang, laba-laba), sengatan
ltita_
{1fam pinjal tikus (Xenopsylta chiopis). jengking) atau tusukan (Triatoma). forcin
Bila di dalam tubuh vektor, parasit (pks- serangga dapat menyebabkan gejala se_
modium, Leishmania, Trypanosoma) ber- tempat atau gejala umum, seperti gatal,
ubah bentuk dan membelah diri menjadi urtikaria, lepuh (ulat, kutu buzuk), hemo-
banyak, disebut penularan sikliko-propa- lisis (kalajengking), perdarahan (lebah)
gatif, misalnya Plasmodium falcipaium dan gangguan saraf (kalajengking).
dalam nyamuk Anopheles. Bila di dalam Serangga dapat menyebabkan alergi
-
ryb"h vektor, parasif (Wuchereria, Brugia, qapa 9_rang yang rentan, misalnya tungau
Onchocerca) hanya berubah bentuk min- debu
jadi bentuk infektif, disebut penularan Q e rm a t op h a g o i d e s dan m ayfly) dapat
menimbulkan asma dan tusukan nyamuk
siHiko-developmental, misalnya Wchereria dapat menyebabkan gatal-gatal. Seiangga
bancrofti dalam badan nyamuk Culex. dapat pula menimbulkan rasa ngeri, rasa takut
Penularan transovarian terjadi se- karena bentuk serangga yang dilihatnya
bagai berikut. Vektor yang terinfeksi akan
dan gangguan pikiran akibat mengkhayal-
248 Parasitolosi Kedokteran

kan penyakit yang mungkin timbul. Bila ilmu kedokteran dan dibagi menjadi kelas
gangguan itu berlangsung lama disebut insekta, arachnida, crustacea, chilopoda
entomofobia. Gangguan akibat serangan dan kelas diplopoda.
nyamuk dapat berpengaruh terhadap Kelas dibagi lagi dalam ordo, famili,
kebiasaan hidup sehari-hari. genus dan qpesies. Pada Tabel 5 tertera daftar
serangga yang termasuk parasit manusia,
Taksonomi dan Sistematika
baik sebagai vektor, hospes perantara,
Pembagian filum artopoda didasmkan penyebab kelainan atau yang hidup
pada pentingnya peran artropoda dalam sebagai parasit.

Thbel5. FitumArhopoda
Contoh
n.
Tribus Anophelini An. sundaicus
An. maculatus
An. subpictus
An. barbirostris
An. vagus
Tribus Culicini Culex Cx. quinquefasciatus
Cx. tritamionb,nchus
Cx. bitaenionltynchus
Cx. anrlulirostris
Aedes Ae. aegtpti
Ae. albopictus
Ae. togoi
Mansonia Ma. uniformis
Ma. annulifera
Ma. indiana
Ma. annulata
Ma. dives
Ma. bonneae
Coquillettidia Cq. crassipes
?lbrzs Toxorhynchitini Tbxorhynchites Tx. amboinensis
Tx. splendens
Tx. inornatu.g
Phlebotomidae Phlebotomus P. papatasii
P. longipalpis
Simulidae Simulium S. damnosum
S. metallicum
Tabanidae Tabanus T. striatus
Chrysops C. dimidiata
Muscidae Musca M. domestica
Glossina G. morsitans
G. palpalis
Calliphoridae Chrysomyia C. bezziana
Sarcophagidae Wohlfahrtia W. magnifca
Bab III. Entomologi 249

Thbel 5.FilumArtrcpoda

Neopsylla N. sondaica
Stivalius S. cognatus
Pulex P initans
Tunga T. penetrans
Ctenocephalides C. felis
C. canis
Anoplura Pediculidae Pediculus P. humanus capitis
P. humanus corporis
Phthirus P. pubis
Hemiptera Reduviidae Triatoma T.rabrofasciata
Reduvius R. cognatus
Panstrongtlus P. megistus
Rhodnius R. prolixus
Cimicidae Cimex C. hemipterus
C. lectularius
Dyctioptera Blatella B. germanica
Blatta B. orientalis
Periplaneta P. americana
P. australasiae
Lagoa L: crispata
Lepidoptera Megalopyge M. opercularis
Anaphe A. infracta
Parasa P. hilarata
Coleoptera Staphylinidae Lytta L. yesicatoria
Tenebrio T. molitor
Paederus P sabaeus
Hymenoptera Paraponera P. clavata
Arachnida Scorpionida Centruroides C. suffussus
Aranea Latrodectus L. mactans
Loxosceles L. laeta
Acari (ixodoidea) Ixodidae Dermacentor D. andersoni
Rhipicephalus R. sanguineus
Acari Argasidae Ornithodoros O. moubata
(sarcoptoidea) Sarcoptidae Sarcoptes S. scabiei
Trombiculidae Leptotrombidium L. deliensis
Demodicidae Demodex D. folliculorum
Pyroglyphidae Dermatophagoides D. pteronyssinus
Crustacea Copepoda Cyclops S. strenuus
Diaptomus D. gracilis
Decapoda Potamon P. dehaani
Cqmbqrus C. virilis
Chilopoda Scolopendra S. subspinipes
Diplopoda Fontaria' F. virginiensis
MORFOLOGI, DAUR HIDUP DAN
PERILAKU NYAMUK

NTyamut termasuk kelas insekta, ordo Morfologi


I \ diptera dan famili culicidae. Nyamuk
Nyamuk berukuran kecil (4-13 mm)
dapat mengganggu manusia dan binatang
dan rapuh. Kepalanya mempunyai probosis
melalui gigitannya serta berperan sebagai
halus dan panjang yang melebihi panjang
vektor penyakit pada manusia dan bina- kepala. Pada nyamuk betina probosis di-
tang yang penyebabnya terdiri atas ber- pakai sebagai alat untuk mengisap darah,
bagai macam parasit. Di dalam tubuh sedangkan pada nyamuk jantan untuk
nyamuk parasit penyebab filariasis ber- mengisap bahan-bahan cair seperti cairan
ubah bentuk tanpa berkembang biak, tumbuh-tumbuhan, buah-buahan dan juga
sedangkan Plasmodiun berkembangbiak, keringat. Di kiri kanan probosis terdapat
berubah bentuk dan tumbuh menjadi palpus yang terdiri atas 5 ruas dan se-
bentuk infektif sebelum ditularkan dari pasang antena yang terdiri atas 15 ruas.
penderita kepada orang yang sehat. Virus Antena pada nyamuk jantan berambut
dengue berkembang biak dalam tubuh Iebat (plumose) dan pada nyamuk betina
nyamuk tanpa berubah bentuk sebelum jarang @ilose). Sebagian besar toraks
ditularkan ke manusia. yang tampak (mesonotum), drliputi bulu
Famili culicidae dibagi menjadi 3
halus. Bulu tersebut berwama putih/ kuning
tribus, yaitu tribus anophelini (Anopheles), dan membentuk gambaran yang khas unhrk
tribus culicini (Culex, Aedes, Mansonia) masing-masing spesies. Posterior dari
mesonotum terdapat skutelum yang pada
dan fibus toxorhynchitini (Toxorhynchites).
anophelini bentuknya melengkung (rounded)
Jumlah spesies yang telah diketahui +
dan pada culicini membentuk tiga leng-
2400.
kungan (trilobus) (Gambar 29). Sayap
Nyamuk dapat hidup sampai ke-
nyamuk panjang dan langsing, mempunyai
tinggian 4200 meter di atas permukaan
vena yang permukaannya diturnbuhi sisik-
laut (seperti di Kashmir) dan sampai 115
sisik sayap (wing scales) yang letaknya
meter di bawah permukaan laut (seperti mengikuti vena. Pada pinggir sayap ter-
di tambang emas di India Selatan). Jumlah dapat sederetan rambut yang disebut umbai
spesies di daerah tropik lebih banyak (fringe). Abdomen berbentuk silinder
dibandingkan di daerah dingin seperti di dan terdiri atas 10 ruas. Dua ruas terakhir
kutub selatan. berubah menjadi alat kelamin.
Bab lll. Entomologi 251

oI
"6 o
L
o
o 0) a
5 a.
'9 _o- ho
to $ d
0)
o- c a
J..- o
.Y
(N
i o o
fr o x
!
-o a
k
I
=(E
lz
(E f
a -);
6
G
o
oc
o o)
c(s
'aE
o(5 E
f
C)

O
= J €0)
<) -otr lz
l<
f
Io a L
f (H
E E dO
(! o OI

z '?5 q)o
il tcd
vF<
m
E c o EE
6c
o o E
'Zrii
6o-
-88
C0.A

oo
o
-=
f
E
o
E
-o
5 6(E
E.9
-:z P o (! f
-o cr>
Jr I I c) L>,
il a
I a
I -Y cg ho
Fl.o -9
a
a
t a
a
E
'6_
a
I
I o o\
61
-:6
.(B
t cgd
€o.
d!Y
r:1 .=
v€
C)

+r
o
o
(€

I
,r4
,o
k(E

b0
d
(o
t
o k
J a
I
-o
il I F

\J
E
o (',
o o
J c
(U
f
-o
Nyamuk mempunyai 3 pasang kaki Mansonia pertumbuhan memerlukan
(heksapoda) yang melekat pada toraks waktu kira-kira 3 minggu. Kemudian larva
dan tiap kaki terdiri atas 1 ruas femur, 1 berubah menjadi pupa yang tidak makan,
ruas tibia dan 5 ruas tarsus. tetapi masih memerlukan oksigen yang
diambilnya melalui tabung pernapasan
Daur Hidup (breathing trumpet). Untuk tumbuh men-
Nyamuk mengalami metamorfosis jadi dewasa diperlukan waktu l-3 hari
sempurna: telur - larva - pupa - dewasa. sampai beberapa minggu. pupa jantan
Stadium telur, larva dan pupa hidup di menetas lebih dahulu. Nyamuk jantan
dalam air sedangkan stadium dewasa hidup biasanya tidak pergi jauh dari tempat per-
di daraVudara. Nyamuk dewasa betina indukan, menrnggu nyamuk betina untuk
biasanya mengisap darah manusia dan berkopulasi. Nyamuk betina kemudian
binatang. Telur yang baru diletakkan ber- mengisap darah yang diperlukannya untuk
warna putih, tetapi sesudah l-2 jam ber- pembentukan telur, tetapi ada beberapa
ubah menjadi hitam. Pada genus Anopheles spesies yang tidak memerlukan darah
telur diletakkan satu per satu terpisah untuk pembentukan telur (autogen) misal-
di permukaan air. Pada Aedes telur juga nya Tbxorhynchites ambo inens is.
diletakkan satu per satu terpisah tetapi
telur diletakkan di dinding wadah air. Perilaku Nyamuk
Pada genus Culex dan Mansonia telur
Umur nyamuk tidak sama. pada
diletakkan saling berlekatan sehingga umumnya nyamuk betina hidup lebih
membentuk rak,tt (rafi). Telur Cul ex diletak-
lama dari nyamuk jantan. Biasanya umur
kan di atas permukaan air, sedangkan nyamuk kira-kira 2 minggu, tetapi ada
telur Mansonia dlletakkan di balik daun nyamuk yang dapat hidup sampai 2-3
tumbuh-tumbuhan air. bulan, misalnya Anopheles punctipennis
Setelah 2-4 hair telur menetas men- di Amerika. Hospes yang disukai nyamuk
jadi larva yang selalu hidup di dalam juga berbeda, ada yang hanya mengisap
air. Tempat perindukan (breeding place) darah manusia (antropofilik), ada pula
untuk masing-masing spesies berlainan, yang hanya mengisap darah binatang
misalnya rawa, kolam, sungai, sawah, (zoofilik) dan ada nyamuk yang lebih
comberan dan tempat-tempat yang dapat suka mengisap darah binatang jika diban-
digenangi air seperti got, saluran air, dingkan dengan darah manusia (antropo-
bekas jejak kaki binatang, lubang-lubang zoofilik). Setelah mengisap darah, nyamuk
di pohon dan kaleng-kaleng. Lawa terdiri tersebut mencari tempat untuk istirahat,
atas 4 substadium (instar) dan mengambil baik untuk menunggu proses perkem-
makanan dari tempat perindukannya. bangan telur, maupun istirahat sementara,
Pertumbuhan larva stadium I sampai yaitu pada waktu nyamuk masih aktif
dengan stadium IV berlangsung 6-8 hari mencari darah. Untuk tempat istirahat ada
pada Culex dan Aedes, sedangkan pada nyamuk yang memilih di dalam rumah
Bab III. Entomologi 253

(endofilik) yaitu dinding rumah, ada pula (endofagik) dan ada jugayang menggigit
yang memilih di luar rumah (eksofilik) di luar rumah (eksofagik).
yaitu tanaman, kandang binatang, tempat- Nyamuk betina mempunyai jarak
tempat dekat tanah atau di tempat-tempat terbang lebih jauh daripada nyamuk jantan.
yangagak tinggi. Daya terbang tersebut berbeda-beda me-
Aktivitas menggigit nyamuk juga nurut spesies. Aedes aegtpti jarakterbang-
berlainan. Ada yang mengisap darah pada nya pendek, 50-100 m. Jarak terbang
malam hari (night-biters), ada pula yang Aedes vexans dapat mencapai 30 km.
mengisap darah pada siang hari (day- Kebanyakan nyamuk Anopheles dapat
biters).Ada yang menggigit di dalam rumah terbang sampai 1,6 km,.
254 ParasitologiKedokteran

VEKTOR PENYAKIT PROTOZOA

Vektor Malaria Pada nyamuk dewasa palpus nyamuk


jantan dan betina mempunyai panjang
hampir sama dengan panjang probosis-
\fVamut anophelini yang berperan se-
I \ bagai vektor malaria hanyalah genus nya. Perbedaannya adalah pada nyamuk
Anopheles. Di seluruh dunia, genrts Ano- jantan ruas palpus bagian apikal ber-
pheles jmlalnya+ 2000 spesies, 60 spesies bentuk gada (club form), sedangkan pada
di antaranya sebagai vektor malaria. Junlah nyamuk betina ruas tersebut mengecil.
nyamuk anophelini di Indonesia + 80 Sayap pada bagian pinggir (kosta dan
spesies dan 16 spesies telah dibuktikan vena I) ditumbuhi sisik-sisik sayap yang
berperan sebagai vektor malaria, yang berkelompok membentuk gambaran belang-
berbeda-beda dari satu daerah ke daerah belang hitam dan putih. Selain itu, bagian
lain berganfung pada bermacam-macam ujung sisik sayap membentuk lengkung
faktor, seperti penyebaran geografik, iklim (tumpul). Bagian posterior abdomen tidak
dan tempat perindukan. seruncing nyamuk Aedes dan tidak se-
Morfologi nyamuk anophelini berbeda tumpul nyamuk Mansonia, tetapi sedikit
jika dibandingkan dengan culicini. Telur melancip.
anophelini yang diletakkan satu per satu
di atas permukaan air berbentuk seperti Daur Hidup
perahu yang bagian bawahnya konveks,
bagian atasnya konkaf dan mempunyai Nyamuk anophelini mengalami meta-
sepasang pelampung yang terletak pada morfosis sempurna. Telur menetas men-
sebelah lateral. Larva anophelini tampak jadi lawa yang kemudian melakukan
mengapung sejajar dengan permukaan pengelupasan kulit/eksoskelet sebanyak
air, mempunyai bagian-bagian badan 4 kali; lalu tumbuh menjadi pupa dan
yang bentuknya khas, yaitu spirakel pada akhirnya menjadi nyamuk dewasa jantan
bagan posterior abdomen, tergal plate pada atau betina. Waktu yang diperlukan untuk
bagan tengah sebelah dorsal abdomen dan pertumbuhan sejak telur diletakkan sampai
sepasang bulu palma pada bagian lateral menjadi dewasa bervariasi antara 2-5
abdomen. Pupa mempunyai tabung per- minggu, tergantung pada spesies, makanan
napasan (respiratory trumpet) yang bentuk- yang tersedia dan suhu udara. Tempat
nya lebar dan pendek; digunakan untuk perindukan nyamuk anophelini bermacam-
mengambil O, dari udara. macam tergantung kepada spesies dan
Bab III. Entomologi 255

dapat dibagi menurut 3 kawasan yaitu Epidemiologi


kawasan pantai, pedalaman, kaki gunung
dan kawasan gunung. Penentuan vektor malaria didasarkan
atas penemuan sporozoit malaria di kelenjar
Di kawasan pantai dengan tanaman
bakau di danau pantai atau lagun (lagoon),
liur nyamuk anophelini yang hidup di
rawa dan empang sepanjang pantai, di- alam bebas. Cara yang digunakan adalah
temukan Anopheles sundaicus. Selain pembedahan nyamuk betina. Berbagai
An.sundaicus, dapat juga ditemukan faktor yang perlu diketahui untuk
An.subpictus di tempat perindukan tersebut menentukan vektor di suatu daerah endemi
terutama danau di pantai dan empang. malaria adalah 1) pada pembedahan nyamuk
Di kawasan pedalaman yang ada sawah, alam positif mengandung sporozoit 2)
rawa, empang, saluran irigasi dan sungai kebiasaan nyamuk anophelini meng-
ditemukan An.aconitus, An.barbirostris, isap darah manusia (antropofili$; -)
An.farauti, An.bancrofii, An.subpictus, umur nyamuk betina lebih dari l0 hari;
An.nigewimus dan An. s inens is. Di kawasan 4) kepadatan yang tinggi dan mendo_
kaki gunung dengan perkebunan atau minasi spesies lain; 5) hasil infeksi per-
hutan ditemukan I n. balab acensls, sedang- cobaan di laboratorium yang menunjukkan
kan di daerah gunung ditemukan An.macu- kemampuan untuk mengembangkan p/as_
latus. Tempat perindukan secara terinci modium menjadi stadium sporozoit.
dapat dilihat pada Tabel 6. Prevalensi kasus malaria di satu daerah
endemi malaria dan di daerah endemi
malaria lainnya tidak sama, terganfung
Perilaku Anophelini pada perilaku spesies nyamuk yang men_
Aktivitas nyamuk Anophelini sangat jadi vektor. Di daerah Cilacap misalnya
dipenganrhi oleh kelembaban udara dan yang vektor malarianya An.sundaicus,
suhu. Umumnya anophelini altif mengisap kasus malaria ditemukan lebih banyak
pada musim kemarau, jika dibandingkan
darah hospes pada malam hari atau sejak
musim hujan, karena pembenfukan tempat
senja sampai dini hari. Jarak terbang
perindukan di muara sungai vrftikAn.sun_
anophelini biasanya 0,5-3 km, tetapi dapat
daicus meningkat. Sebaliknya untuk daerah
mencapai puluhan km karena dipengaruhi
Jawa Barat yang vektor malarianya An.aco_
oleh transportasi (kendaraan, kereta api,
nitus kasus malaia meningkat jumlahnya
kapal laut dan kapal terbang) dan ken-
pada musim hujan; karena di sawah ter-
cangnya angin. Umur nyamuk dewasa
benfuk tempat-tempat perindukan untuk
anophelini di alam bebas 1-2 minggu,
An.aconitus. Kedua kejadian di atas terjadi
tetapi di laboratorium dapat mencapai 3-5
akibat kurangnya perhatian terhadap peng-
minggu. Perilaku nyamuk dewasa secara
aturan air atau tidak teraturnya saluran
terinci dapat dilihat pada Tabel 7.
irigasi.
256 ParasitologiKedokteran

Tabel 6. Tempat Perindukan Larvq Tempat Istirahat dan Perilaku Anophetes


Vektor Tempat perindukan larva Perilaku nyamuk dewasa

musim kemarau, tambak ikan yang kurang malam


terpelihara, parit di sepanjang pantai Tit: di dalam dan di luar rumah
bekas galian yang terisi air payau, tempat
penggaraman (Bali) di air tawar (Kal Tim
dan Sum)
2. An. aconitus Persawahan dengan saluran irigasi, tepi Zoofilik > antropofilik
sungai pada musim kemarar.r, kolam ikan Eksofagik menggigit di waktu senja sampai dini
dengan tanaman nmput di tepinya hari
Tit: di luar rumah
3. An. subpictus Kumpulan air yang permanen/ sementara, Antropofilik > zoofilik menggigit di waktu
celah tanah bekas kaki binatang, tambak ikan malam
dan bekas galian di pantai (pantai utara pulau Tit : di dalam dan di luar rumah (di kandang)
Jawa)
4. An. barbirostris Sawah dan saluran irigasi, kolam, rawa, mata Antropofilik (Sul & NT)
air, sumur dan lainJain Zoofilik (Jawa & Sum)
Eksofagik> endofagik menggigit malam hari
Tit: di luar rumah (pada tanaman)
5. An.balabacensis Bekas roda yang tergenang air, bekas jejak Antropofilik < zoofilik
kaki binatang pada tanah berlumpur yang Endofilik menggigit malam hari
berair, tepi sungai pada musim kemaraq kolam Tit: di luar rumah (di sekitar kandang)
atau kali yang berbatu di hutan atau daerah
pedalaman
6. An. letifer Air tergenang (tahan hidup di tempat asam) Antropofilik > zoofilik
terutama dataran pinggir pantai) Tit: bagian bawah atap di luar rumah
7. An.farauti Kebun kangkung, kolam, genangan air dlm Antropofilik > zoofilik
perahu, genangan air hujan, rawa dan saluran Eksofagik menggigit malam hari
air Tit: di dalam dan di luar rumah
8. An. punctulatus Air di tempat terbuka dan terkena sinar Anfiopofilik > zoofilik menggigit malam hari
matalnri, panai (musim hujan), tepi sngai Tit: di luar rumah
9. An. koliensis Bekas jejak roda kendaraan, lubang di Antropofilik >> zoofilik menggigit malam hari
tanah yang berisi air, saluran, kolam, kebun Tit: di dalam rumah
kangkung dan rawa
10. An. ludlowi Sungai di daerah pegunungan Anhopofilik >> zoofilik
11. An. nigerrimus Sawah, kolam dan rawa yang ada tanaman Zoofilik > antropofilik menggigit senja-malam
air Tit: di luar rumah (kandang)
12. An. sinensis Sawah, kolam dan rawa yang ada tanaman Zoofilik > antropofilik menggigit senja-malam
air Tit: di luar rumah (kandang)
13. An. fiavirostris Sungai dan mata air terutama yang bagian Zoofilik > antropofilik
tepinya berumput Tit: belum ada laporan
14. An. karwari Air tawar yang jemih dan kena sinar Zoofilik > antropofilik
matahari, di daerah pegunungan Tit: di luar rumah
15. An. maculatus Mata air dan sungai dengan air jemih yang Zoofilik > antropofilik menggigit malam
mengalir lambat di daerah pegunungan, Tit: di luar rumah (sekitar kandang)
perkebunan teh (di Jawa)
16. An. bancrofti Danau dengan tumbuhan bakung, air tawar Zoofilik > antropofilik
yang tergenang, rawa dengan tumbuhan pakis Tit: belumjelas
17. An. barbumbrosus Di pinggir sungai yang terlindung dengan air Bionomiknya belum banyak dipelajari
yang mengalir lambat dekat hutan di dataran Antropofilik
tinggi
Tit : tempat istinhat tetap Tis : tempat istirahat sementtra
Bab III. Entomologi 257

Pemberantasan malaria dapat dilaku- mengadakan penyuluhan tentang sanitasi


kan melalui berbagai cara, di antaranya: lingkungan dan pendidikan kesehatan
1) mengobati penderita malaria; 2) meng-
kepada masyarakat yang berkaitan de-
usahakan agar tidak terjadi kontak antan
ngan upaya memusnahkan tempat-tempat
nyamuk anophelini dan manusi4 yaitu
dengan memasang kawat kasa di bagian- perindukan nyamuk dan penempatan
bagian terbuka di rumah (endela dan pintu) kandang ternak di antara tempat perindu-
penggunaan kelambu dan repellent; 3) kan dan rumah penduduk.

Tabel 7. Penyebaran Geografik Vektor Malaria di Indonesia


Spesies
1. An.sundaicus Sum Jawa Sul NT
2. An.sinensis Sum Jawa Sul
3. An.maculatus Sum Jawa
4. An.letifer Sum Kal
5. An.nigerrimus Sum S"f
6.
7.
An.subpictus
An.balabacensis
Jawa
Jawa Kal
t:t Y -

8. An.aconitus Jawa
9. An.barbirostris Sul NT
10. An.flavirostris Sul
11. An.barbumbrosus Sul
12. An.ludlowi Sul
13. An.farauti MI
t4. An.punctulatus MI
15. An.koliensis MI
16. An.karwari MI
t7. An. MI
(') Sum: Sumatra; Sul : Sulawesi, Kal : Kalimantan, NT: Nusa Tenggara ; MI : Maluku dan Irian Jaya
258 ParasitoloeiKedokteran

Vektor Tripanosomiasis posterior kontaminatif (melalui feses yang


Afrika terkontaminasi dengan bentuk infektif
T.cruzi). Insekta ini mempunyai bentuk
badan pipih dorsoventral, mempunyai
Vektor tripanosomiasis (penyakit sayap, probosis dilipat di bagian bawah
tidur Afrika : African sleeping sickness)
kepala dan mengalami metamorfosis tidak
adalah lalat Tse tse (Glossina) yang ter-
sempurna. Stadium telur, nimfa dan
masuk ordo diptera dari kelas insekta. Lalat
dewasa biasanya berada pada satu habitat
ini berukuran 6-13 nun, mengalami
metamorfosis sempuma, bersifat vivipar, yaitu pada celah-celah dinding rumah yang
mempunyai tipe mulut tusuk isap. Baik retak. Selain berperan sebagai vektor
jantan maupun betina, keduanya meng- penyakit, tusukan Triatoma menimbulkan
isap darah dengan aktivitas menggigit luka yang nyeri dan mengeluarkan darah,
terutama pada pagi hari. Ada dua spesies pada tempat tusukan akan timbul benjolan
yang berperan sebagai vektor biologik merah dan keras dengan diameter * 2 cm,
tripanosomiasis, antara latn Glossine mor- benjolan ini baru akan hilang sekitar 1
sitans yang menularkan Trypanosoma minggu atau lebih.
rhodesiense di Afrika bagian timur dan
Glossina palpalis sebagai vektor Trypano-
soma gambiense di Afrika bagian barat
Vektor Leismaniasis
(Gambar 30). Habitat dari kedua spesies ini
juga berbeda, Glossina morsitans menyukai
daerah yang terbuka dengan tanah yang
Phlebotomus longipalpis (lalat pasir :
keras seperti padang rumput, sedangkan
sand fly) termasuk ordo diptera dari kelas
insekta. Lalat ini benrkuran kecil * 1,5-4 mm,
Glossina palpalis lebih menyukai habitat
berwama kuning/kelabu dan seluruh badan
berpasir atau tanah di sekitar sungai atau
berbulu serta mengalami metamorfosis
danau yang banyak ditumbuhi pohon.
sempurna dengan tipe mulut tusuk isap,
baik lalat jantan maupun lalat betina ke-
Vektor Tripanosomiasis Amerika duanya mengisap darah (Gambar 30).
Habitat lalat ini terutama pada lubang
Triatoma rubrofasciata dan Rhodnius yang terdapat dionggokan tanah. peranan
prolixus merupakan vektor biologik Trypa- lalat ini adalah sebagai vektor biologik
nos oma cruzi y ang menyebabkan Tripano- Leishmania donovani, Leishmania tropica
somiasis Amerika (penyakit Chagas), dan Leishmania brqsiliense. Selain me-
termasuk dalam ordo hemiptera dari nularkan flagelata darah lalat ini juga me-
kelas insekta. Penularan penyakit dapat nularkan virus penyebab Phlebotomus
terjadi secara anterior inokulatif atau fever dan bakteri penyebab bartonelosis.
Bab III. Entomologi 259

G/ossrna palpalis G/osslna morsitans Musca domestica


(Lalat Tse-tse - Afrika Tengah) (Lalat Tse{se - Afrika Timur) (lalat rumah)

Gambar 30. Jenis-jenis lalat

Gambar ulang dari Textbook of Clinical Parasitology, David L. Belding, Edisi kedua, tahun
1952
260 ParasitologiKedokteran

VEKTOR PENYAKIT GAGING


(FTLARTASIS)

Vektor Filariasis Limfatik Uniftrmis dan beberapa spesies Mansonia


(Nyamuk) lainny4 Coquilettidia crassipes (tipe zoofilik
: subperiodik nokturna) dan An.barbiros-
tris, An.nigerrimus (tipe antropofilik :
yamuk anophelini dan non-anophe- periodik noktuma), sedangkan vektor utama
lini dapat berperan sebagai vektor filariasis timori ialah An.barbirostris.
filariasis limfatik pada manusia dan filariasis Vektor filariasis dan daerah penyebaran
binatang. Di Indonesia ditemukan 3 di Indonesia dapat dilihat pada tabel 8.
jenis parasit nematoda penyebab filariasis
limfatik pada manusia, yaitu Wuchereria
bancrofti, Brugia malayi dan Brugia Morfologi Non-Anophelinil Culicini
timori. Parasit-parasit ini tersebar di Nyamuk non-anophelini dapat dikenal
seluruh kepulauan di Indonesia oleh dari morfologinya dengan memperhatikan
berbagai spesies nyamuk yang termasuk bagian-bagian badannya. Stadium telur non-
dalam genus Aedes, Anopheles, Culex, anophelini yang diletakkan satu per satu
Mansonia, Coquilettidia dan Armigeres. atau berkelompok membentuk raktt (raft),
Beberapa spesies Anopheles, Culex dan mempunyai bermacam-macam bentuk. Ada
Aedes telah dilaporkan menjadi vektor yang berbentuk lonjong dengan kedua ujung
filariasis bancrofti di perkotaan atau sedikit lancip dan berdinding yang meng-
di pedesaan. Vektor utama filariasis di gambarkan anyaman kain kasa (Aedes),
daerah perkotaan adalah Culex quingue- ada juga yang menyerupai peluru senapan
fasciatus, sedangkan di pedesaan filariasis (Culex) dan ada pula yang mirip duri atau
bancrofti dapat ditularkan oleh berbagai sasaran untuk pelemparan bola bowling
spesies Anopheles seperti An.aconitus, (Mansonia). Stadium larva non-anophe-
An.bancrofti, An.farauti, An.punctulatus lini yang tampak tergantung pada permu-
dan An.subpictus, atau dapat pula ditular- kaan air mempunyai bagian-bagian badan
kan oleh nyamuk Aedes kochi, Cx.bitae- yang morfologinya khas: sifon yang
niorrhynchus, Cx.annulirostris dan Armi- mengandung bulu-bulu sifon (siphonal
geres obsturbans. Vektor utama Filariasis tuft) dan pekten, sisir atau comb dengan
malayi ialah berbagai spesies Anopheles, gigi-gigi sisr (comb teeth), segmen anal
Iu[msonia dan Coquilettidia, sepern Mans onia dengan pelana (saddle). Larva tiap spesies
Bab III. Entomologi 261

Tabel 7. Penyebaran Geografik Vektor Filariasis di Indonesia

Brugia malayi
periodik
An.barbirostris Sul
An.nigerrimus - Kal
Brugia malayi
subperiodik
Ma.dives Sum Kal Sul
Ma.uniformis Sum Kal Mal
Ma.annulifera Sum Kal
Ma.indiana Sum Kal
Ma.annulata Sum Kal
Ma.bonnae Sum Kal
Cq.crassipes Kal
Brugia timori
An.borbirostris
Wucheria bqncrofti
Cx.quinquefasciatus Jawa Kal
Cx.annulirostris ria
Cx.bitaeniorrhynchus Irja
Ae.kochi Irju
An.subpictus -*t- Irja
An.koliensis -NT
An.aconitus -NT
An.bancrofti
An.farauti
An.punctulatus
__Y' td"
Irja
Irja
Arobturbons Itja
cq : coquillettidia, Ar = Armigeres, Ae : Aedes, cx : culex, An : Anopheles, Ma : Mansomia
Sum: Sumatra, Kal : Kalimantan, Sul : Sulawesi, Mal: Maluku,Tia:IianJaya,
NT: Nusa Tenggara
262 Parxitologi Kedokteran

nyamuk mempunyai jumlah dan bentuk Perilaku Non-Anophelini


bulu sifon, pekten dan gigi sisir yang tidak Berbeda dari nyamuk anophelini,
sama. Pelana dapat digunakan untuk me- nyamuk non-anophelini ada yang mem-
nentukan genus, misalnya Culex mem- punyai kebiasaan mengisap darah hospes
punyai pelana tertutup, Aedes terbuka. pada malam hari saja (Culex), ada yang
Stadium pupa culicini mempunyai tabung
pengisapan darahnya dilakukan pada siang
pernapasan yang bentuknya sempit dan
dan malam harr (Mansonia) dan ada juga
panjang, digunakan untuk pengambilan
yang hanya pada siang hari (Aedes).
oksigen. Pada stadium dewasa nyamuk
Jarak terbang culicini biasanya pendek
culicini betina, palpinya lebih pendek
mencapai jarak rata-rata beberapa puluh
daripada probosisnya, sedangkan pada
nyamuk culicini jantan, palpinya me- meter saja, walaupun ada yang jarak ter-
lebihi panjang probosisnya. Sisik sayapnya bangnya jauh kira-kira 30 ktrt (Aedes
ada yang lebar dan asimetris (Mansonia), vexans).
ada pula yang sempit dan panjang Q4edes, Umur nyamuk dewasa non-anophe-
Culex). Kadang-kadang sisik sayap ini mem- lini baik di alam maupun di laboratorium
benflrk kelompok sisik yang sewarna sama seperti anophelini, biasanya kira-
sehingga tampak sisik sayap membentuk krra 2 minggu. Perilaku nyamuk dewasa
bercak-bercak pada sayap berwama putih secara rinci dapat dilihat,pada tabel 9.
dan kuning atau putih dan coklat, jrrga
putih dan hitam (speckled). Ujung abdomen Epidemiologi Filariasis
Aedes lancip (pointed), sedangkan ujung
abdomen Mansonia seperti tumpul dan
Perilaku nyamuk sebagai vektor
terpancung (trunc ated).
filariasis turut menentukan penyebar-
luasan penyakit filaria dan timbulnya
Daur Hidup daerah-daerah endemi filariasis. Di
Seperti juga pada nyamuk anophe- arftaraperilaku vektor tersebut adalah: 1)
lini, nyamuk non-anophelini mengalami derajat infeksi alami hasil pembedahan
metamorfosis sempum a, tetapi waktu yang nyamuk alam/har yang tinggi; 2) sifat
diperlukan untuk pertumbuhan dari telur antropofilik dan zoofilik yang meningkat-
sampai menjadi dewasa lebih pendek (1- kan jumlah sumber infeksi; 3) umur
2 minggu). Tempat perindukan nyamuk nyamuk yang panjang sehingga mampu
non-anophelini berbeda dari tempat per- mengernbangkan pertumbuhan larva men-
indukan anophelini. non-anophelini dapat capai stadium infektif untuk disebarkan/
bertelur di tempat-tempat perindukan ber- ditularkan; 4) dominasi terhadap spesies
air jemih, maupun berair keruh (polluted). nyamuk lainnya yang ditunjukkan dengan
Permukaan air dapat ditumbuhi oleh ber- kepadatan yang tinggi di suatu daerah
bagai macam tanaman at (Graminea, endemi; 5) mudahnya menggunakan tempat-
Ipomoea, Pistia, Salvinia dan Eichornia). tempat pengandung air sebagai tempat
Tempat perindukan vektor filariasis secara perindukan yang sesuai untuk pertum-
rinci terdap at pada tabel 8. buhan dari telur sampai menjadi dewasa.
Bab III. Entomologi 263

Seperti juga pada upaya pemberan- perlindungan/pencegahan terhadap gigitan


tasan penyakit malaria, pemberantasan vektor; 4) meningkatkan pengetahuan
penyakit filariasis dapat dilakukan me- masyarakat mengenai penyakit filariasis
lalui berbagai cara: 1) pengobatan semua
penderita filariasis; 2) upaya pengen-
dan penularannya, sehingga masyarakat
dalian vektor dengan cara yang mudah dapat berpartisipasi dalam pemberantasan
penyakit ini.
dan tidak memerlukan biaya mahal; 3)
Tabel S. Tempat Perindukan Larva, Tempat Istirahat dan Kebiasaan Nyamuk Dewasa
Vektor Filariasis

An.nigerrimus Lihat tabel 6


Ma.uniformis Pada akar tanaman air (-) di rawa Antropofilik < zoofilik menggigit
atau empang malam > siang
Tit: di luar rumah (kandang)
Ma.annulifera s.d.a
Ma.indiaia s.d.a
Ma.annulata s.d.a
Ma.dives s.d.a
Ma.bonnae s.d.a
Cq.crassipes s.d.a
Cx.quinquefasciatus Kecomberan- dengan air keruh Antropofilik, zoofilik menggigit
dan kotor dekat rumah malam
Tit: di dalam rumah atau di luar rumah
(pada benda yang tergantung dan
berwarna gelap)
Cx.annulirostris Sawah, daerah pantai dan rawa Menggigit malam hari
yang berair payau Tit: di dalam dan di luar rumah
Cx.bitaeniorrhynchus yang mengandung Antropofilik, zoofilik menggigit
I"-pul
lumut dalam air tawar ata.o air malam hari di dalam dan dliu"ar rumah
Payau Tit: di luar rumah
Ae.kochi Kumpulan air hujan di sekitar Menggigit siang hari kadang-kadang
rumah masuk kl dalam rumah
Tit: di luar rumah
An.bancrofti Lihat tabel 6
An.subpictus Lihat tabel 6
An.koliensis Lihat tabel 6
An.farauti Lihat tabel 6
An.punctulatus Lihat tabel 6
An.aconitus Lihat tabel 6
c) salvinia natans, Eichornia crassipes, Ipomoea aquatica danpistia stratiotes
264 ParasitologiKedokteran

Vektor Filariasis Non Daftar Pustaka


Limfatik (Lalat) l. Despomminer DD, Gwadz RW Hotez PJ,
Knirsch CA. Parasitic Disease. 4th ed. New
York Apple Tiees Productions LLC,2000.
Neva FA, Brown HW. Basic Clinical Para-
Vektor filariasis non-limfatik ialah lalat sitology. 6'h ed. Prentice Hall International
yang termasuk dalam ordo diptera dari Editions; 1994.
kelas insekta. lalat yang berperan dalam 3. Smith KGV. Insects and Other Arthropoda
menularkan filariasis ialah: genus Simu- of Medical Importance. London: British
Museum (national history), 1973.
lium dan Chrysops. Simulium (Black fly) Mattingly PF. The Science of Biology, Series
mempunyai badan berukuran 2-3 mm. l. The Biology of Mosquitoe-Bome Disease.
Lalat yang mengisap darah biasanya hany a London: George Allen & Unwin, 1969.
lalat betina yang aktif p ada pagi hari dan 5. Herms WB, James MT. Medical Entomology.
kl5. NewYork: The MacMillan Company, 1960
sore hari. Simulium damnosum berperan Horsfall WR. Mosquitoes. Their Bionomic
6.
sebagai vektor biologik onkosersiasis (river and Relation to Disease. New York: The
blindness) yang disebabkan oleh nematoda Ronald Press Company, 1955.
Onchocerca volvulus di Afrika. Parasit 7. O'Connor CT, Tine Sopa. (eds). A Checklist
of the Mosquitoes of Indonesia. A special
ini menyebabkan kebutaan dan menjadi publication of the U.S. Naval Medical
masalah kesehatan masyarakat di Afrika. Research Unit No.2 Jakarta, Indonesia, 1981.
Simulium metallicum, S.ochraceum dan 8. Ramalingam S. A Brief ,Mosquito Survey of
Java,1973. WHO - WHOA/BC/74, 504.Raid
S.callidum berperan sebagai vektor Oncho- JA. Anopheline Mosquitoes of Malaya and
cerca volvulus diAmerika. Bomeo. Govemment of Malaysia, 1968.
Chrysops (horsefiy: deerfly) badan- 9. Ford J. The Role of the trypanosomiasis in
African Ecololgy. The Study of Tsetse Fly
nya sebesar lalat rumah,lalat jantanumum- problem. Oxford: Clarendon Press, 1971.
nya mengisap sari tumbuh-tumbuhan se- 10 Lewis DJ. The Biology of Phlebotomidae in
bagar makanan, sedangkan lalat betina relation to leishmaniasis. Annu Rev Entomol.
1974; 19:363-84.
mempunyai tipe mulut piercing, sucking
11. DalmatHT. The blackflies (Diptera, Simuliidae)
dan mengisap darah. Lalat ini aktif me- of Guatemala and their role as vectors of
nyerang manusia pada pagi dan sore onchocerciasis. Washington DC: Smithsonian
Institution, 1955.
hari. Loaiasis di Afrika ditularkan oleh 12. Usinger RL. The triatominae of North and
Chrysops silacea dart C.dimidiafa. Selain Central America and West Indies and their
kedua spesies tersebut juga dilaporkan Public health significance. Public Health
BrlJl.1944;288: 1-88.
bahwa mikrofilaria Loa loa dapat berkem-
13. Buxton PA. Biology of blood sucking bug
bang normal dalam Chrysops centurionis, Rhodnius prolixus. Trans Entomol Soc Lond.
C. longicorms dan C. dis tinctipennis. 1930; 78: 227-76.
Bab III. Entomologi 265

VEKTOR PENYAKIT VIRUS,


RIKETSIA, SPIROKETA DAN BAKTERI

Vektor Penyakit Virus Morfologi dan Daur Hidup


Aedes aegtpti dewasa berukuran lebih
Demam Berdarah Dengue kecil jika dibandingkan dengan ukuran
nyamuk rumah (Culex quinquefasciatus),
Demam berdarah dengue atau Dengue mempunyai warna dasar hitam dengan
Hemorrhagic Fever (DIf) adalah bintik-bintik putih terutam a pada kakinya.
penyakit virus yang berbahaya karena
Morfologinya khas yaitu mempunyai
gambaran fua (lyre-form) yang putih pada
dapat menyebabkan penderita meninggal
punggungnya (mesonotum) . Telw Ae. ae gtpti
dalam waktu yang sangat pendek mempunyai dinding yang bergaris-garis
(beberapa hari). Penyakit ini masuk ke
dan menyerupai gambaran kain kasa.
Indonesia tahun 1968 melalui pelabuhan Larva Ae. aeg,tpti mempunyai pelana yang
Surabaya dan pada tahun 1980 DFIF telah terbuka dan gigi sisir yang berduri lateral.
dilaporkan tersebar luas di seluruh propinsi Nyamuk betina meletakkan telurnya
di Indonesia. Gejala klinis DHF berupa di dinding tempat perindukannya I-2 cm
demam tinggi yang berlangsung terus di atas permukaan air. Seekor nyamuk
menerus selama 2-7 harj' dan manifestasi betina dapat meletakkan rala-rata 100
perdarahan yang biasanya didahului dengan butir telur tiap kali bertelur. Setelah kira-
terlihatnya tanda khas berupa bintik- kjra 2 hari telur menetas menjadi larva
bintik merah (trtetechia) pada badan pen- lalu mengadakan pengelupasan kulit se-
derita. Penderita dapat mengalami syok banyak 4kal| tumbuh menjadi pupa dan
dan meninggal. Sampai sekarang penyakit akhirnya menjadi dewasa. Pertumbuhan
ini masih merupakan masalah kesehatan dari telur sampai menjadi dewasa me-
merlukan waktu kira-kira t hari.
masyarakat. Vektor utama DIIF adalah
Tempat perindukan utama Ae.aegl,tpti
nyamuk kebun yang disebut Aedes aegtpti,
adalah tempat-tempat berisi air bersih
sedangkan vektor potensialnya adalah
yang berdekatan letaknya dengan rumah
Aedes albopictus.
penduduk, biasanya tidak melebihi jarak
266 ParasitologiKedokteran

500 meter dari rumah. Tempatperindukan nya padat, nyamuk ini juga ditemukan
tersebut berupa tempat perindukan buatan di pedesaan. Penyebaran Ae.aegtpti
manusia; seperti tempayanl gentong tempat dari pelabuhan ke desa disebabkan larva
penyimpanan air minum, bak mandi, pot Ae. aegypti terbawa melalui transportasi.
bunga, kaleng, botol, drum, ban mobil yang Walaupun umurnya pendek yaitu
terdapat di halaman rumah atau di kebun kira-kira sepuluh hari , Ae.aegtpti dapat me-
yang berisi air hujan, juga berupa tempat nularkan virus dengue yang masa inkubasi-
perindukan alamiah; seperti kelopak daun nyaantara3-10hari.
tanaman (keladi, pisang), tempurung
kelapa, tonggak bambu dan lubang pohon
Pemberantasan Ae. aegypti
yang berisi airhujan. Di tempatperindukan
Pada saat ini pernberantasan Ae.aeg,pti
Ae.aegypti seringkali ditemukan lawa
Ae. alb opictus y ang hidup bersama-sama.
merupakan cara utama yang dilakukan
unfuk memberantas demam berdarah
Perilaku Nyamuk Betina dengue, karena vaksin untuk mencegah
dan obat untuk membasmi virusnya belum
Nyamuk betina mengisap darah tersedia. Pemberant asan A e. ae gtpti dapat
manusia pada siang hari yang dilakukan
dilakukan terhadap nyamuk dewasa atau
baik di dalam rumah ataupun di luar jentiknya.
rumah. Pengisapan darah dilakukan
dari pagi sampai petang dengan dua A. Pemberantasan Nyamuk Dewasa
puncak waktu yaitu setelah matahari
Pemberantasannyamuk dewasa, dilaku-
terbit (3.00-10.00) dan sebelum matahari
kan dengan cara penyemprotan (pengasapan
terbenam ( 1 5.00- I 7.00). Tempat istirahat : fo S4ind dengan inseltisida yaitu:
Ae.aegypti berupa semak-semak atau
tanaman rendah termasuk rerumputan
- Organofosfat misalnya malation, feni-
trotion
yang terdapat di halaman/kebun/ pekarangan
rumah. Juga berupa benda-benda yang
- Piretroid sintetik, misalnya lamda siha-
tergantung di dalam rumah seperti pakaian,
lotrin, permetrin.
srillrlg, kopiah dan lain sebagainya. Umur - Karbamat
nyamuk dewasa betina di alam bebas
kira-kira 10 hari, sedangkan di laboratorium B. Pemberantasan Jentik
mencapai dua bulan. Ae.aegtpti mampu entikl e. a e gyp t i y ang
Pemberantasanj
terbang sejauh 2 kilometer, walaupun dikenal dengan istilah pemberantasan
umumnya j arak terbangnya adalah pendek sarang nyamuk (PSN), dilakukan dengan
yaitu kurang lebih 40 meter. cata:
1. Kimia: pemberantasan larva dilalnrkan
Epidemiologi dengan larvasida yang dikenal dengan
Ae.aegl,tpti tersebar luas di seluruh istilah abatisasi. Larvasida yang biasa
Indonesia. Walaupun spesies ini ditemu- digrrnakan adalah temefos. Formulasi
kan dikota-kotapelabuhanyangpenduduk- temefos yang digunakan ialah granules
Bab III. Entomologi 267

(sandgranules). Dosis yang digunakan I yang dapat menarnpung air hujan seperti
ppm atau 10 gram (1 1 sendokmakan kaleng, botol, ban mobil dan tempat-tempat
rata) unhrk tiap 100 liter air. Abatisasi lain yang menjadi tempat perindukan
dengan temefos tersebut mempunyai Ae.aegypti (man made breeding places);
efek residu 3 bulan. 3. mengganti ak ataumembersihkan tempat-
2. Biologi: misalnya memelihara ikan tempat air secara teratur tiap minggu sekali,
pemakan jentik (ikan kepala timah, pot bunga, tempayan dan bak mandi; 4.
ikan guppy) pemberian temefos ke dalam tempat penam-
3. Fisik pungan airlpenyimpanan air bersih (abati-
cara ini dikenal dengan kegiatan
sasi); 5. melakukan -foSSinS dengan mala-
3M (Menguras, Menutup, Mengubur)
yaitu menguras bak mandi, bak WC, tion setidak-tidaknya 2 kali dengan jarak
menutup tempat penampungan air waktu 10 hari di daerah yang terkena wabah
rumah tangga (tempayan, drum dan di daerah endemi DHF; 6. pendidikan ke-
lain-lain), serta mengubur atau me- sehatan masyarakat melalui ceramah agar
musnahkan barang bekas (seperti: masyarakat dapat memelihara kebersihan
kaleng, ban, dan lain-lain). Pengurasan
lingkungan dan turut secara perseorangan
memusnahkan tempat-tempat perindukkan
TPA perlu dilakukan secara teratur
Ae. aegtpti di sekitar rumah.
sekurang-kur angnya seminggu sekali
agar nyamuk tidak dapat berkembang Pemantauan kepadatan populasi
biak ditempat itu. Ae.aeg,'pti merupakan hal yang penting
sekali untuk meningkatkan kewaspadaan
Apabila PSN dilaksanakan seluruh wabah DHF.
masyarakat maka diharapkan nyamuk Pengukurankepadatanpopulasi dilaku-
Ae.aegpti dapat terbasmi. Untuk itu diperlu- kan dengan cara survei lawa. Pada survei
kan usaha penyuluhan dan motivasi larva semua tempat atau bejana yang
kepada masyarakat secara terus menerus dapat menjadi tempat berkembangbiak
dalam jangka waktu lama, karena keber-
Ae.aegypti diperiksa untuk mengetahui
adaltidalnya lawa. Untuk memeriksa
adaan jentik nyamuk tersebut berkaitan
tempat penampungan atr (TPA) yang
erat dengan perilaku masyarakat.
berukuran besar seperti bak mandi,
Pengendalian Ae.aegtpti dilakukan
tempayan, drum dan bak penampungan
dengan berbagai cara: 1. perlindungan
air lainnya, jika pada pandangan (peng-
perseorangan untuk mencegah gigitan
lihatan) pertama tidak ditemukan lawa,
Ae.aegtpti yaitu dengan memasang tunggu kira-kira % - I menit untuk me-
kawat kasa di lubang-lubang angin di atas mastikan bahwa larva benar tidak ada.
jendela atau pintu, tidur dengan kelambu,
Untuk memeriksa tempat berkembang-
penyemprotan dinding rumah dengan insek- biak yang kecil seperti vas bunga dan
tisida dan penggunaan repellent pada saat botol maka air didalamnya perlu dipindah-
berkebun; 2. pembuangan atau mengubur kan ke tempat lain, sedangkan untuk me-
benda-benda di pekarangan atau di kebun meriksa larva di tempat yang agak gel'ap
atau aimya keruh digunakan lampu senter. Japonese B. encephalitis
Survei lawa dapat dilakukan dengan
single larval method atau cara visual. Pada Penyakit ini ditemukan di Asia
single larval method survei dilakukan Tenggara yaitu di Filipina, Kamboja,
dengan mengambil satu larva di setiap Muangthai, Malaysia dan Singapura.
TPA lalu diidentifikasi. Bila hasil identi- Di Indonesia Japanese B.encepha-
fikasi menunjukkan Ae.aegl,tpti maka litis belum banyak dipelajari, tetapi ada
seluruh larva yang ada dinyatakan sebagai kemungkinan besar, bahwa penyakit ini
lawa Ae.aegypti. Pada cara visual, survei juga ada di Indonesia karena: 1) banyak
cukup dilakukan dengan melihat ada kasus meninggal dengan gejalaklinis yang
atau tidaknya Iarva di setiap TPA tanpa sama dengan Jap. B.encephalitis,2) ke-
mengambil lawanya. Dalam program padatan nyarnuk yang menjadi vektor,
pemberantasan DBD survei lawa yang tinggi dan telah dapat diisolasi virus Jap.
biasa digunakan adalah cara visual. B.encephalitis dari nyamuk yang ditangkap
Ukuran yang dipakai unhrk mengetahui di sekitar Jakarta.
kepadatan law a Ae. ae g,,pti ialah: Gejala klinis penyakit ini berupa
Angka bebas jentik dan house index demam, sakit kepala, mual, muntah, lemas,
lebih menggambarkan luasnya penyebaran malaise dan mental disorientation. Ke-
nyamuk di suatu wilayah sedangkan matian terjadi 2-4 hat'' setelah terinfeksi
Breteau Index menunjukkan kepadatan dan virus Jap. B.encephalitis.
penyebaran larva Ae.aegtpti. Container Vektor penyakit ini adalah nyamuk
index menggarnbarkan kepadatan nyamuk. Culex tritaeniorhlmchus dan Culu gelidus.
Vektor potensial DFIF adalah Ae.albo- Tempat perindukan Cx. tritaeniorhynchus
pictus. Spesies ini tersebar luas di seluruh adalah rawa dan sawah, sedangkan untuk
kepulauan di Indonesia. Spesies ini sepintas Cx.gelidus comberan atau empang dekat
tampak seperti nyamuk Ae.aeg1,tpti, sawah. Kedua spesies nyamuk di atas
yaitu mempunyai warna dasar hitam tempat perindukannya dekat kandang
dengan bintik-bintik putih, tetapi pada ternak seperti kandang kerbau, sapi atau
mesonotumnya terdapat garis tebal putih babi; kecuali mengisap darah manusia,
vertikal. Walaupun kadang-kadang larva juga mengisap darah binatang (kerbau,
Ae.albopicrzs ditemukan hidup bersama sapi, babi, burung, bebek) dan pengisapan
dalam satu tempat perindukan dengan larva darah dilakukan pada malam hari baik di
Ae.aegtpti namun larva nyamuk ini lebih dalam atau di luar rumah.
menyukai tempat-tempat perindukan
alamiah (trtlant containers); seperti kelopak
daun, tonggak bambu dan tempurung Chikungunyu
kelapa yang mengandung air hujan.
Perilaku nyamuk dewasa Ae.albopictus Virus Chikungunya telah dapat di-
boleh dikatakan sama dengan perilaku isolasi dari nyamuk Ae.aeg,,pti di Jakorrtn.
Ae.aegypti meskipun nyamuk ini lebih Gejala klinis penyakit ini mirip gej ala klinis
suka beristirahat di luar rumah. Jap. B.encephalitis yang ditandai dengan
Bab III. Entomologi 269

1. Angka Bebas Jentik (ABJ):


Jumlah rumah / tidak ditemukan entik
rumah/bangunanyang
x 100%o

2. House index (HI):


Jumlah ryma_h / bangqlan yang ditemukan jentik
x fi1vo
Jumlah rumah I yangdiperiksa
3. Container index (Cl):
Jumlah containerberisi ientlk x I00%o
Jumlah container yang diperiksa
4. Breteau index (BI): Jumlah container berisi jentik dalam 100 rumah/ bangunan

demam, sakit kepala seperti influensa dan Colorado Tick Fever


penderita mengalami kelumpuhan motorik
yang tidak pennanen. Vektor penyakit Penyakit ini ditemukan di daerah
C h ikun guny a adalah A e. ae g,tp t i. pegunungan di Amerika,Serikat dan di-
sebabkan oleh virus. Vektornya adalah
Dermocentor andersoni. Di dalam seng-
Demam Kuning kenit virus berkembangbiak secara pro-
pagatif. Infeksi terjadi karena gigitan
Penyakit ini belum pemah dilaporkan
sengkenit.
di Indonesia, walaupun Ae.aegtpti yang
menjadi veklornya tersebar di seluruh Indo-
nesia. Di Amerika Selatan dan di Afrika
Selatan penyakit ini telah berpuluh-puluh
Fur-Eastern Spring S ummer
tahun yang lalu dilaporkan, yaitu sejak
Encqhalitis
WalterReedpadatahun 1 900 diKubamem- Penyakit ini ditemukan di daerah hutan
buktikan Ae.aeg,pti sebagai vektor penyakit di Rusia, Siberia, Korea, Cina, Malaysia
demam kuning. Gejala klinis penyakit ini dan India. Penyebabnya adalah virus.
berupa pusing, nyeri punggung, demam Vektor yang diketahui adalah sengkenit
dan muntah. Kematian terjadi 5-8 hari Dermacentor pictus, D.marginatus dan
setelah terinfeksi oleh virus demam kuning. Ixodes persulcatus. Virus dalam sengkenit
Vektor utama demam kuning adalah berkembangbiak secara propagatif. Cara
Ae.aegtpti. infeksi dengan gigitan sengkenit.
270 Parasitologi Kedokteran

Phlebotomus Fever Qtredator) artropoda lain dan biasanya


(Papatasifever) pemakan tanaman (vegetable feeder).
Hanya stadium larva yang mengisap darah
Penyakit yang disebabkan oleh virus
mamalia dan manusia. Telur tungau ini
diletakkan di tanah atau di tangkai daun
ini ditemukan di daerah tropik dan sub-
tanaman rendah seperti rerumputan dan
tropik dengan musim panas yang lama
semak. Setelah telur menetas, keluarlah
dan kering (daerah sekitar Laut Tengah,
lawa Leptotrombidium yang berkaki 3
negeri-negeri Arab sampai Birma, China pasang. Lawa ini lalu mencari mangsanya
dan Asia Tengah). Vektor terpenting adalah untuk mengisap darah yaitu burung, tikus,
P hleb otomus pap at as ii dan P. longip alpis, mamalia dan manusia yang berada di
dekatnya. Setelah kenyang makan, larva
menjatuhkan diri ke tanah dan berubah
Vektor Penyakit Riketsia menjadi stadium nimfa dan menjadi
dewasa, kemudian kawin lalu yang betina
Demam Semak bertelur. Sejak larva Leptotrombidium
mendapatkan infeksi Rickettsia sampai
menjadi larva generasi berikutrya masih
Contoh penyakit riketsia yang vektor- tetap infektif. Inilah penrilaran yang terjadi
nya arhopoda dan terdapat di Indonesia secara transovarian. Pertumbuhan dari
adalah demam semak (scrub typhus, tsutsu-.
telur sampai menjadi dewasa memerlukan
gamushi disease, Deli kaorts). Penyakit
waktu1-2bulan.
ini ditemukan di daerah Sumatra, Jawa,
Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya; penye-
babnya ialah Rickettsia tsutsugamushi. Epidemiologi
Gejala klinis penyakit ini berupa R.tsutsugamushi biasanya hidup se-
kepala pusing (1tost orbital), apati, malaise, bagai parasit tikus ladang, bukan tikus
limfadenitis dan escar. Penyakit ini dapat rumah; larva tungau mendapat infeksi
menyebabkan kematian penderita dan Rickettsia ketika mengisap darah selama
dilaporkan angka kematian berkisar 1- 2-4 hari pada daun telinga, hidung atau
60%. Vektor penyakit ini adalah tungau pangkal ekor hospes. Pencegahan penularan
Leptotrombidium akamus i, L. deliens is dan dapat dilalrukan dengan cara menjaga
jangan sampai kontak dengan tungau jika
L.fletscheri.
sedang bekerja di ladang atau di hutan di
daerah endemi scrub typhus yaitu dengan
Morfologi dan I)aur Hidup menggunakan repelen. Pencegahan
Leptotrombidium dewasa berukuran juga dapat dilalnrkan dengan minum klo-
kira-kira I mm, berkaki 4 pasang, badan- ramfenikol 500 mg sehari selama 10 hari
nya berbulu, hidup sebagai pemangsa selama bertugas di ladang atau di hutan.
Bab III. Entomologi 271

Roclcy Mountain Spotted Fever daerah Siberia ini adalah genus Derma-
centor.
Rickettsia rickettsii masuk tubuh
sengkenit ketika sengkenit mengisap darah,
kemudian organisme ini menyebarke seluruh
Q-Fever
jaringan sengkenit. Riketsia ditularkan Penyakit ini menyerupai pneumonia
secara transovarian ke sengkenit generasi
atipik. Penyebabnya adalah Coxiella burnetti.
berikutrya. Manusia, kelinci, tikus ladang
Infeksi riketsia ditemukan pada hewan
dan anjing mendapat infeksi karena
gigitan sengkenit yang infektif (anterior mengerat (bandicoot), temak, kambing,
inoculative) atau karena kontaminasi kulit domba dan manusia. Cara infeksi terutama
dengan jaringan sengkenit yang infektif dengan inhalasi debu, juga dengan minum
(crus hing). Infeksi oleh tinja sengkenit (pos- susu yang mengandung bentuk infektif.
terior contaminative) jarang sekali terjadi. Selain itu organisme ini juga dapat ditular-
Spesies sengkenit yang meqiadi vektor kan dengan gigitan sengkenit A.ameri-
ialah Dermacentor andersoni, D.variabilis canum, D.andersoni dan lain-lain. Riketsia
dan Amb ly omma americanum di Amerika
berkembangbiak dalam saluran pencernuuln
Serikat; A.cajmnense di Amerika Selatan
sengkenit. Penyebarannya kosmopolit, di
dan Rhipicephalus sanguineus di Mexico.
California ditemukan secara endemi

Boutonneuse teyer
Manusia dan anjing mendapat infeksi Epidemic Typhus
Rickettsia conorii karena glgltan sengkenit.
Vektor di sekitar Laut Tengah adalah Rhipi- Penyebabnya adalah Rickettsia prowo
cephalus sanguineus, sedangkan vektor di zecki. Penyakit ini ditemukan di daerah
Amerika adalah spesies atau genus lain. pegunungan Mexico, Amerika Selatan,
negeri-negeri Balkan, Eropa Timur, Afrika
dan beberapa negeri di Asia. Vektornya
Queensland Tick Typhus
adalah Pediculus humanus corporis.
Penyakit ini ditemukan di Australia.
Penyebabnya adalah Ricketts ia australis.
Infeksi terjadi karena gigitan Ixodes Trench Fever
holocyclus atau karena kontaminasi kulit
dengan tinja sengkenit ini. Penyakit ini ditemukan di Ukraina dan
Jugoslavia. Penyebabnya adalah R.quin-
Siberian Tick Typhus nrn. Yektornya adalah Phumrmus corporis.
Riketsia masuk ke dalam lambung tuma
Penyebab penyakit ini adalah R.sibe- dengan darah yang diisapnya dan ber-
ricus. Yel<tor penyakit yang ditemukan di kembangbiak dalam sel epitel, yang
272 Parasitologi Kedokteran

kemudian pecah. Riketsia dapat ditemu- daerah terbatas di Eropa, Asia dan Amerika
kan dalam tinja tuma pada hari ke dua Selatan. Vektomya adalah Pediculw hwnarns
dan dalam kelenjar liur pada hari ke corporis. Spiroketa berkembangbiak di
enam. Infeksi pada manusia terjadi me- dalam hemoselom tuma dan sesudah 6
lalui: 1. kontaminasi kulit dengan tinja hari ditemukan di seluruh tuma. Infeksi
frxna (ytos terior contaminative), 2. konta- terjadi dengan kontaminasi kulit dengan
minasi kulit dengan badan tuma yang tubuh tuma yang hancur (crushing).
hancur (crushing);3. inokulasi dengan air
liur pada waktu tuma menggigit (anterior
inoculative).
Vektor Penyakit Bakteri
Vektor Penyakit Spiroketa Vektor Penyakit Sampar
Relapsing Fever
Penyakit ini pernah ditemukan
Penyakit ini disebabkan Borrelia secara endemi di daerah Jawa Tengah
duttoni, yang ditularkan olehvektor Orni- dan pada tahun 1968 dilaporkan epidemi
thodoros moubata di Afrika, O.turiceta yang melanda Boyolali dengan banyak
dan O.hermsl diAmerika Serikat, O.thola- kematian.
zani di Asia. Kebiasaan vektor mengisap Pes disebabkan oleh bakteri yang
darah secara intermiten, memperbesar
disebut Yersinia pestis. Vektor penyakit
kemungkinan untuk menularkan penyakit
pes adalah Xenopsylla cheopis, Stivalius
ini dari satu hospes ke hospes lainnya.
cognatus dan Neopsylla sondaica.
Spiroketa terisap dengan darah dan masuk
ke hemoselom, kelenjar ovarium dan
Gejala Klinis
tuba Malpighi. Sengkenit tetap infektif
selama hidupnya dan dapat menularkan Pinj al menginfeksi manusia melalui
spiroketa kepada keturunannya secara gigitannya dan juga melalui tinja yang
transovarian. Infeksi pada manusia ter- mengandun g Y.pes tis yang masuk melalui
jadi dengan cara (1) gigitan sengkenit luka gigitannya (anterior inokulatif dan
yang infektif, (2) kontaminasi kulit utuh posteriorkontaminatif). Bakteri yang masuk
atau luka dengan sekret kelenjar sengkenit mula-mula menyebabkan peradangan
(toxalfluid) karena sengkenit terbunuh di dan pembesaran kelenjar limfe kemudian
kuJit (crushing). terbentuk benjolan atau bubo. Bubo dapat
mencapai diameter 2-I0 cm yang biasanya
Louse Borne Relapsing Fever terdapat dekat glandula femoralis dan
glandula aksilaris. Kelainan ini disebut
Penyakit ini disebabkan oleh Bonelia pes bubo (bubonic plague). Jrka Y.pestis
recurrentis dan ditemukan di beberapa yang telah berkembangbiak masuk ke
Bab III. Entomologi 273

dalam peredaran darah, baik berasal kehilangan hospesnya (tikus) dia akan
dari bubo atau gigitan pinjal, disebut pes berusaha mencari hospes baru, termasuk
septikemia (septichemic plague). Jika manusia, sehingga pes akan menyebar
Y.pestis masuk ke dalam paru, baik berasal di antara manusia. Untuk menjaga penye-
dari bubo maupun dari peredaran darah baran pes ini pada manusia atau binatang
atau karena gigitan pinjal, kelainan pada lain, tikus yang tertangkap setelah dibersih-
paru disebut pes paru (pulmonic plague). kan pinjalnya, dilepaskan kembali ke
Penderita pes dapat meninggal dalam alam bebas dan ditangkap kembali pada
waktu 2 - 3 hari setelah infeksi jika tidak penangkapan berikutnya. Untuk menjaga
cepat diobati. Cara penularan penyakit agar tikus tidak menjadi banyak dan dapat
pes adalah propagatif. menyebarkan penyakit melalui pinjal
yang terinfeksi, maka populasi tikus di
Morfologi dan Daur Hidup daerah endemi dipertahankan pada jumlah
minimal tertentu dan dipantau dengan
X. cheopis, S. cognatus dan N.sondaica indeks pinjal.
termasuk ordo Siphonaptera, berbadan
pipih laterolateral dan berukuran kecil
1,5-4 mm. Pinjal ini hidup sebagai parasit
Talaremia
tikus ladang dan bersarang di antara bulu Penyakit ini ditemukan di Amerika
tikus. Metamorfosis yang dialami ialah Utara, Eropa dan Asia. Penyebabnya
metamorfosis sempurna. Telur yang di- adalah bakteri P asteurella tularens is. Seng-
letakkan di atas tanah, setelah 2-12 hari kenit yang menjadi vektornya adalah
menetas menjadi lawa yang bentuknya D. andersoni, D.variabilis dan A.america-
seperti ulat bulu; larva setelah 1-2 minggu num di Amerika Serikat dan D.silvarum
tumbuh menjadi pupa dan akhirnya di Rusia. Manusia mendapat infeksi dengan
menjadi dewasa. Pertumbuhan dari telur gigitan sengkenit atau dengan gerusan
sampai menjadi dewasa memerlukan sengkenit di atas luka kulit. Bakteri di-
waktu secepat-cepatnya 18 hari. temukan dalam lambung atau hemoselom
sengkenit dan penularun dapat terjadi
Epidemiologi secara transovarian.

Penyakit pes sebenamya adalah


penyakit tikus (zoonosis), oleh karena itu Bartonelosis (Oray u fever,
dalam upaya pemberantasan pinjal yang Currion's disease)
merupakan parasit tikus, dapat dilakukan
pemberantasan sebagai berikut: (1) me- Penyakit yang disebabkan oleh bakteri
nangkap tikus dengan perangkap dan Bartonella bacilliftrmls ini ditemukan di
membunuhnya, (2) memberantas tikus daerah peguilngan Andes (Peru, Equador
dengan rodentisida. Usaha pemberantasan dan Columbia). Vektor yang terpenting ialah
tikus ini ada bahayanya, yaitu bila pinjal Phlebotomus velrucatam dan P longipalpis.
274 Parasitologi Kedokteran

VEKTOR MEKANIK

Musca neta americana (lipas Amerika) yang


banyak ditemukan di rumah-rumah
usca (lalat) termasuk dalam ordo dapat menjadi vektor mekanik amebiasis,
diptera dari kelas insekta. Mtnca lambliasis, toksoplasmosis, askariasis
domestica (alat rumah) dapat berperan dan isosporiasis.
sebagai vektor mekanik amebiasis, disentri,
toksoplasmosis dan penyakit cacing usus.
M.domestica mudah berkembangbiak, Daftar Pustaka
tempat perindukannya di timbunan sampah,
I . Faust ER, Beaver PC, Jung RC. Animal agents
tinja manusia dan binatang. Setiap 3-4 and vectors of human disease. Philadelphia.
hari seekor lalat betina bertelur dalam Lea & Febriger. 1973.
5-6 kelompok yang masing-masing berisi 2. Despomminer DD, Gwadz RW, Hotez PJ,
75-150 butir telur. Jarak terbangnya dapat Knirsch CA. Parasitic Disease. 4ft ed. New
sampai 10 km; umur lalat dewasa 2-4 York. Apple Trees Productions LLC, 2000.
minggu. Karena mudah membiak ini, 3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam
maka untuk mengurangi populasinya perlu
Berdarah Dengue di perkotaan. Jakarta: Dep
dilakukan pemberantasan dengan cara Kes RI;2004
membersihkan rumah dan pekarangan 4. Parry J. Experts predict big rise in dengue
dari tumpukan sampah, memasang kawat fever in South East asia. BMJ 2003;327:
kasa untuk mencegah lalat masuk rumah, I 368.
menutup makanan dengan tudung saji dan 5. Durman PJ. The Balikpapan dengue
mengadakan samijaga. control project. Journal of rural and remote
environmental health 2002:l(2):3 5 -9 :
6. Winch PJ, Leontsini E, Rigau-Perez JG, Ruiz-
Perez M, Clark GG, Gubler DJ. Community-
Periplaneta based dengue prevention programs in Puerto
Rico: impact on knowledge, behaviour, and
Periplaneta (lipas) termasuk ordo residential mosquito infestation. Am J Trop
Med Hyg 2002;67 :363 -7 0.
dyctioptera dari kelas insekta. Peripla-
Bab IIL Entomologi 275

PENGENDALIAN VEKTOR

T)engendalian vektor bertujuan : 1) b. Iklim yang panas, udara kering


mengurangi atau menekan populasi
Lf vektorserendah-rendahnyasehingga
dan tanah tandus tidak memungkin-
kan perkembangbiakan sebagian
tidak berarti lagi sebagai penular penyakit, besar serangga. Iklim yang panas
2) menghindarkan kontak antara vektor atau yang dingin untuk beberapa
dan manusia. Pengendalian vektor dapat spesies tertentu tidak sesuai dengan
digolongkan dalam pengendalian alami kelestarian hidupnya
(natural control) dan pengendalian c. Angin besar dan curah hujan yang
buatan (artificial : applied control). Ter- tinggi dapat mengurangi jumlah
masuk pengendalian alami adalah faktor- populasi serangga di suatu daerah
faktor ekologi yang bukan merupakan 4. Adanya burung, katak, cicak, binatang
tindakan manusia. Faktor-faktor tersebut lain yang merupakan pemangsa seftmgga
di antaranya adalah topografi, ketinggian 5. Penyakit serangga
(altitude), iklim dan musuh alami.

II. Pengendalian Secara Buatan


I. Pengendalian Secara Alami
Pengendalian yang dilakukan atas
Berbagai contoh yang berhubungan usaha manusia dan dapat dibagi menjadi:
dengan faktor ekologi yang sangat penting
artinya bagi perkembangan serangga adalah: l. Pengendalian Lingkungan (Environ-
mental Control)
1. Adanya gunung, lautan, danau dan sungai
Pengendalian dilakukan dengan cara
yang luas yang merupakan rintangan
mengelola lingkungan (environmental
bagi penyebaran serangga
management), yaitu memodifikasi
2. Ketidakmampuan mempertahankan atau memanipulasi lingkungan, sehingga
hidup beberapa spesies serangga di terbentuk lingkungan yang tidak cocok
daerah yang terletak di ketinggian (kurang baik) yang dapat mencegah
tertentu dari permukaan laut atau membatasi perkembangan vektor.
3. a. Perubahan musim yang dapat me- Cara ini paling aman terhadap lingkung-
nimbulkan gangguan pada beberapa an, karena tidak merusak keseimbangan
spesies serangga alam dan tidak mencemari lingkungan
276 Parasitolosi Kedokteran

Modifikasi Lingkungan (Environ- tidak menjadi tempat perindukan


mental Modification) Culex.
Cara ini berkaitan dengan mengubah
silftma fisik yang ada dan hasilnya 2. Pengendalian Kimiawi
bersifat perrnanen. Sebagai contoh: Untuk pengendalian ini digunakan
1) pengaturan sistem irigasi, 2) bahan kimia yang berkhasiat mem-
penimbunan tempat-tempat yang bunuh serangga (insektisida) atau
dapat menampung air dan tempat- hanya untuk menghalau serangga saja
tempat pembuangan sampah, 3) (repellent). Kebaikan cara pengendalian
penimbunan tempat pengaliran air ini ialah dapat dilalmkan dengan segera,
yang menggenang menjadi kering, meliputi daerah yang luas, sehingga
4) pengubahan rawa menjadi sawah dapat menekan populasi serangga
dan 5) pengubahan hutan menjadi dalam waktu singkat. Keburukannya
tempat pemukiman. karena cara pengendalian ini hanya
bersifat sementara, dapat menimbulkan
b. Manipulasi Lingkungan (Environ-
pencemaran lingkungan, kemungkinan
mental Manipulation)
timbulnya resistensi serangga terhadap
Cara ini berkaitan dengan pem-
insektisida dan mengakibatkan matinya
bersihan atau pemeliharaan sarana
beberapa pemangsa , dan organisme
fisik yang telah ada supaya tidak
yang bukan termasuk target. Juga
terbenfirk tempat-tempat perindukan
banyak penduduk yang menolak rumah
atau tempat istirahat serangga, dan
mereka disemprot, karena khawatir
hasilnya bersifat tidak permanen,
terjadinya kematian binatang yang di-
sehingga harus dilakukan secara
pelihara. Contoh cara ini ialah: 1) me-
terus menerus. Sebagai contoh misal-
nuangkan solar atau minyak tanah di
nya: 1. membersihkan tanaman air
permukaan tempat perindukan sehingga
yang mengapung di danau seperti
larva serangga tidak dapat mengambil
ganggang dan lumut yang dapat me-
oksigen dari udara, 2) pemakaian paris-
nyulitkan perkembangan An.sun-
greeL temefos dntfention untuk mem-
daicus, 2, mengattx kadar garam di
bunuh larva nyamuk, 3) penggunaan
lagoon yang dapat menekan popu-
herbisida dan zat kimia yang memati-
lasi An.subpictus dan An.sundaians,
kan tumbuhan air tempat berlindung
3. melestarikan kehidupan tanaman
larva nyamuk di tempat perindukan
bakau yang membatasi tempat per-
dan 4) penggunaan insektisida berupa
indukan An.sundaiczs, 4. membuang
residual spray untuk nyamuk dewasa,
atau mencabut tumbuh-tumbuhan
5) penggunaan gel silika dan lesitin cair.
air yang tumbuh di kolam atau
a
rawa yang dapat menekan populasi J. Pengendalian Mekanik
Mansonia spp. dan 5. melancarkan Pengendalian ini dilakukan dengan
air dalam got yang tersumbat agar menggunakan alat yang langsung dapat
Bab III. Entomolosi 277

membunuh, menangkap atau meng- Contoh parasit dari golongan nematoda


halau, menyisir, mengeluarkan serangga ialah: Romanomermis iyengari dan
dari jaringan tubuh. Menggunakan baju Romanomermis culicifurax, merupa-
pelindung, memasang kawat kasa di kan cacing yang dapat digunakan
jendela merupakan cara untuk meng- untuk pengendalian biologik. Nema-
hindarkan hubungan (kontak) antara toda ini dapat menembus badan larva
manusia dan vektor. nyamuk, hidup sebagai parasit sampai
4. Pengendalian Fisik larva mati, kemudian mencari hospes
baru. Bakteri Bacillus thuringiensis
Pada caru pengendalian ini digunakan
(serotipe H-14) telah banyak dicoba
alat fisika unfuk pemanasan, peffi-
untuk pengendalian Iawa Anopheles,
bekuan dan penggunaan alat lisfik untuk
juga Bacillus sphaericus sangat baik
pengadaan angin, penyinaran yang
digunakan untuk pengendalian larva
dapat membunuh atau mengganggu
Culex quinquefas ciatus. SeIain itu jenis
kehidupan serangga. Suhu 60" C dan
bakteri Iatn y ang diharapkan dapat pula
suhu beku, akan membunuh serangga,
digunakan sebagai pengendali biologik
sedangkan suhu dingin menyebabkan
larva nyamuk ialah: Bacillus pumilus
serangga tidak mungkin melakukan
aktivitasnya. Di Indonesia cara ini dan Clostridium bifermentans. Dua
spesies protozoa yang, dapat menjadi
dapat dilihat di hotel, restoran dan pasar
parasit larva nyamuk ialah: pleisto-
swalayan yang memasang hembusan
angin keras di pintu masuk. Memasang
phora culicis dan Nosema algerae.
lampu kuning dapat menghalau
Dari hasil penelitian ternyata jamur
nyamuk. Langenidium giganticum dan Coelo-
myces stegomyiae baik untuk pengen-
5. Pengendalian Biologik
dalian larva nyamuk, sedangkan 2 jenis
Dengan memperbanyak pemangsa jamur lainnya yang juga potersial sebagai
dan parasit sebagai musuh alami bagi pengendali larva ialah: Tolryocladium
serangga, dapat dilakukan pengendalian cylindrosporum dan Culicinomyces
serangga yang menjadi vektor atau clavisporus. Kedua jenis jamur ini
hospes perarrtara. Beberapa parasit dari termasuk kelas Deuteromycetes dan
gplongan nematoda, bakteri, protozoa, efektif untuk pengendalian law a An o -
jamur dan virus dapat dipakai sebagai pheles, Aedes, Culex, Simulium dan
pengendali larva nyamuk. Artropoda Culicoides. Virus Cytoplasmic poly-
juga dapat dipakai sebagai pengendali
hydrosis digunakan untuk pengen-
nyamuk dewasa. Predator atau pemangsa dalian larva kupu, sedangkan golongan
yang baik untuk pengendalian larva artropoda yang bersifat parasit dan
nyamuk terdiri atas beberapa jenis dapat membunuh nyamuk dewasa
ikan, larva nyamuk yang benrkuran lebih adalah Arrenurus madarazzi. Contoh
besar, larva capung dan Crustaceae. beberapa jenis ikan sebagai pemangsa
278 Parasitologi Kedokteran

yang cocok untuk pengendalian larva dapat mengubah letak susunan dalam
ialah: Panchax panchax (ikan kepala kromosom disebut chromosome trans-
timah), Lebistus reticularis (Guppy Iocation. Mengawinkan antar strain
water ceto), Gambusia ffinis nyamuk dapat menyebabkan sitoplasma
(ikan gabus), Poecilia reticulata, telur tidak dapat ditembus oleh sperma
Trichogoster trichopterus, Cyprinus sehingga tidak terjadi pembuahan,
carpio, Tilapia nilotica, Puntious disebut cytoplasmic incompatibility.
binotatus dan Rasbora lateristriata. Mengawinkan serangg a antar spesies
Pemangsa lainnya adalah larva terdekat akan mendapatkan keturunan
Tbxorrhynchites amboinensis, lawa jantan yang steril disebut ltybrid sterility.
Culex fus canus, lawa capung dan satu Adanya sifat rentan terhadap insekti-
jenis dari golongan Crustaceae yaitu sida dapat dipakai pula untuk pengen-
Mesocyclops. dalian cara genetik ini. Semua cara
pengendalian dengan genetika di atas
6. Pengendalian Genetika
Pengendalian bertujuan mengganti baru dalam taraf penyelidikan, belum
pernah berhasil baik di lapangan.
populasi serangga yang berbahaya
dengan populasi baru yang tidak me- 7. Pengendalian Legislatif
rugikan. Beberapa cara berdasarkan Untuk mencegah tersebamya serangga
mengubah kemampuan reproduksi berbahaya dari situ daerah ke
dengan jalan memandulkan serangga daerah lain atau dari luar negeri ke
jantan. Pemandulan ini dapat dilalcukan Indonesia, diadakan peraturan dengan
dengan menggunakan bahan kimia sanksi pelanggaran oleh pemerintah.
seperti preparat TEPA atau dengan Karantina di pelabuhan laut dan
radiasi Cobalt 60, antimitotik, anti- pelabuhan udara bermaksud mencegah
metabolit dan bazarone (ekstrak dari masuknya hama tanaman dan vektor
tanaman Aeorus calamus). Kemudian penyakit. Demikian pula penyemprotan
serangga yang telah mandul diper- insektisida di kapal yang berlabuh
banyak lalu dilepaskan di alam bebas, atau kapal terbang yang mendarat di
tempat populasi serangga berbahaya pelabuhan udara. Keteledoran oleh
tadi. Zat kimia atau radiasi itu merusak karena tidak melaksanakan peraturan
DNAdi dalam kromosom sperma tanpa karantina yang menyebabkan
mengganggu proses pematangan, ini perkembangbiakan vektor nyamuk dan
disebut sterile male technic release. lalat, dapat dihukum menurut undang-
Ada lagi cara dengan radiasi yang undang.
Bab III. Entomologi 279

Daftar Pustaka 4. Jonoski ST. Oomycete fungi for vector control:


current status and prospect. Abstr 5th ICIp and
l. Brown MD, Kay BH, Greenwood JG. The
MC,1990:94-6.
predation efficiency of
North-Eastem Australian
5. Lee HL, Seleena P. Isolation and Evaluation of
mesocyclops (Copepoda & Cyclopoida) on
Larvicidal Clostridium bifermentans agamts
mosquito larvae. Bull Plankton Soc Japan Spec,
mosquitoes of public health importance. Trop
l99l:329-38. Biomed, 1990;7:103-6. .

2. Chan YC, Chan KL, Ho BC. Vector control in 6. Wongsin S,Ande. Biological Confol of Mosquitoes
SoutheastAsia. Proceedings ofthe first SEAMEO in Thailand. J Sci Soc Thai 1984; 10(2):73-88.-
Workshop, 1972. 7. WHO report of the 7'h meeting of scientific
3. Frances SP. Status of the Deuteromycetes fungr, working group on biological confrol of vectors
Tolypocladium and Culicinomyces as control agents (unpublished). Doc TDR TBCY I Sw 6-7 I 1984.
for medically important Dipera. Abstr 5th ICIp and 8. WHO, 1972. Yector Control in Intemational
MC,1990;102-5. Health. Genev
280 ParasirologiKedokteran

INSEKTISIDA DAN RESISTENSI

Jnsektisida adalah bahan yang me- adalah spesies serangga yang akan
Ingandung senyawa kimia yaflg di- diberantas, ukuran, susunan badan,
gunakan untuk membunuh serangga. stadium, sistem pernapasan, dan bentuk
Insektisida yang baik (ideal) mempunyai mulut. Juga penting mengetahui habitat
sifat sebagai berikut: 1) mempunyai dan perilaku serangga dewasa termasuk
daya bunuh yang besar dan cepat serta kebiasaan makannya.
tidak berbah aya bagr binatang vertebrata
termasuk manusia dan ternak;2) murah Pembagian Insektisida
harganyadan mudah didapat dalam jumlah
besar; 3) mempunyai susunan kimia Menurut bentuknya, insektisida dapat
yang stabil dan tidak mudah terbakar;4) berupa bahan padat,lanitan dan gas.
mudah digunakan dan dapat dicampur - Bahan padat: 1) serbuk (dust), ber-
dengan berbagai macam bahan pelarut' ukuran 35-200 mikron dan tembus
dan 5) tidak berwarna dan tidak berbau 20 mesh screen,2) grarnla (granules),
yang tidak menyenangkan. berukuran sebesar butir pasir dan tidak
Beberapa istilah yang berhubungan tembus 20 mesh screen, 3) pellets,
dengan insektisida adalah: 1) ovisida berukuran + 1 cm3.
: insektisida untuk membunuh stadium - Larutan: 1) aerosol danfog, berukuran
telur;2) larvisida: insektisida untuk mem- 0, 1 -50 mikron; 2) kabut (mist), berukuran
bnnuh stadium lawalnimfa; 3) adultisida 50-100 mikron; 3) semprotan (spray),
: insektisida untuk membunuh stadium berukuran 100 - 500 mikron.
dewasa; 4) akarisida (mitisida) : insekti- - Gas: 1) asap (fumes dan smokes),
sida untuk membunuh tungau; 5) pedikuli- berukuran 0,001-0,1 mikron; 2) mp
sida (lousisida) : insektisida untuk mem- (vapours), berukuran kurang dari
bunuh tuma. 0,001 mikron.
Khasiat insektisida untuk membunuh Menurut cara masuknya ke dalam
serangga sangat bergantung pada bentuk, badan serangga, insektisida dibagi dalam:
cara masuk ke dalam badan serangga,
1. Racun Kontak (Contact Poisons)
macam bahan kimia, konsentrasi dan
jumlah (dosis) insektisida. Selain itu Insekiisida masuk melalui eksoskelet
faktor-faktor yarrg harus diperhatikan ke dalam badan serangga melalui tarsus
Bab III. Enromologi 281

pada waktu istirahat di permukaan Insektisida organik dari alam terdiri


yang mengandung residu insektisida. atas golongan insektisida berasal dari
Racun kontak pada umumnya dipakai tumbuh-tumbuhan (trtiretrum, rotenon,
untuk memberantas serangga yang nikotin, sabadila) dan golongan insekti-
mempunyai benhrk mulut tusuk isap. sida berasal dari bumi (minyak tanah,
2. Racun
minyak solar, minyak pelumas).
P erut (Stomach P o is ons)
Insektisida organik sintetik terdiri
Insektisida masuk ke dalam badan se- atas golongan organik klorin (klorden,
raflggamelalui mulu! jadi hanrs dimakan. BHC, lindane), golongan organik fosfor
Biasanya serangga yang diberantas (malation, paration, diazinon, fenitrotion,
dengan insektisida ini mempunyai temefos, DDVP, diptereks), golongan
bentuk mulut untuk menggigit, lekat organik nitrogen (dinitrofenol), golongan
isap, kerat isap dan bentuk mengisap. sulfur (karbamat) dan golongan tiosianat
J. Racun Pernapasan (Fumigants) (letena, tanit).

Insektisida masuk melalui sistem per-


napasan Gpirakel) dan melalui permukaan Insektisida untuk
badan serangga. Insektisida ini dapat Pengendalian Artropoda
digunakan untuk memberantas semua
jenis serangga tanpa harus memper-
1. Fenitrotion 40 WP
hatikan bentuk mulutnya. Penggunaan
Insektisida ini termasuk golongan organo-
insektisida ini harus hati-hati sekali fosfat, disebut juga sumitron atau
terutama bila digunakan untuk mem-
folition. Bersifat sedikit menguap, oleh
berantas serangga di ruang tertutup.
karena itu penggunaannya dengan
Menurut macam bahan kimia, insek- menyemprotkan residu pada dinding
tisida dibagi dalam: 1) insektisida an- rumah. Mempunyai daya residu kurang
organik (inorganic insecticides), 2) insek- lebih 2 bulan. Aplikasi di lapangan untuk
tisida organik berasal dari alam (natural penyemprotan residu pada dinding
organic insecticides) dan 3) insektisida rumah. Di Indonesia insektisida ini
organik sintetik (synthetic organic insec- digunakan untuk pengendalian vektor
ticides). Pembagian insektisida ini dapat malaria (Anopheles ,qp.), terutama di
dilihat pada bagan pembagian insektisida. Pulau Sumatra, Jawa dan Bali, kecuali
Insektisida anorganik terdiri atas go- sebagian kabupaten Purworejo (Jawa
longan sulfur dan merkuri (SO' CuSOo, Tengah), Pangandaran (Jawa Barat)
HgClr), golongan arsenikum (trtaris green: dan sebagian Pantai Selatan Malang
(Jawa Timur).
Cu (CrHrOr. 3-Cu(AsrOr)r, lead arsenate
: PbHAsO a, Ca arsenate - Car(AsO), 2. Temefos (Abate 1% SG)
dan golongan fluor (Cryolite: NarA,F' Insektisida ini tergolong
organofosfat,
NaF). terutama digunakan untuk pengendalian
282 ParxitologiKedokteran

lawa Aedes aeg)lpti di tempat penam- 5. Piretrum


pungan air, dengan konsenfiasi 1 ppm (1 Insektisida ini berasal dari kepala bunga
g temefos 1% SG dalam 10 liter air). seruni (Chrys anthemum spp.). Piretrum
Larvisida ini tidak toksik terhadap mempunyai daya bunuh yang besar,
mamalia termasuk manusia, tetapi mem- bersifat neurotoksik dan menyebabkan
punyai toksisitas tinggi terhadap larva paralisis pada serangga. Larut dalam
nyamuk. Temefos bentuk granula mem- minyak dan mudah dicampur dalam
punyai daya residu lebih kurang 1 bentuk serbuk. Tidak toksik untuk
bulan, bila digunakan dalam tempat mamalia tetapi dapat menyebabkan
penampungan air. iritasi pada bronkus yang berakibat
3.Malation960/o sesak napas. Dipakai dalam obat
Malation termasuk golongan organo- nyamuk dengan konsentrasi rendah
fosfat. Bentuknya berupa larutan ber- sehingga bekerja sebagai repellent.
warna tengguli, baunya sangat tidak 6. Klorpirifos
menyenangkan, lambat larut dalam air, Klorpirifos termasuk golongan organo-
mudah larut dalampelarut lainnya. Me- fosfat. Mempunyai toksisitas rendah bagi
rupakan salah satu insektisida golongan mamalia dan serangga yang bukan
organofosfat yang banyak digunakan target, tetapi potensi4l bila digunakan
untuk memberantas nyamuk dewasa. untuk pengendalian beberapa serangga
Insektisida ini sangat toksik untuk lainnya terutama Aedes aegtpti dan
nyamuk, lalat, lipas, pinjal dan lain- Aedes albopictus. Aplikasi di lapangan
lafur, tetapi tidak mernbahayakan manusia dilakukan dengan cara fogging dalam
dan binatang. Malation biasanya digu- konsentrasi l%. Juga digunakan untuk
nakan untuk memberantas Ae.aegypti memberantas larva nyamuk yang mem-
dewasa dengan caxa pengasap n (fo4ging) punyai habitat di air yang sangat ter-
4. Propoksur polusi. Selain itu dapat digunakan
Propoksur termasuk golongan karbamat, untuk pengendalian lipas.
bersifat sedikit berbau, sangat efektif 7. Bendiokarb
sebagai insektisida yang digunakan Bendiokarb termasuk insektisida golong-
untuk residual spray, karena mempunyai an karbamat.Mempunyai daya bunuh
daya residu sampai 5 bulan. yang cepat terhadap serangga, daya
Dapat digunakan untuk memberantas residunya baik, digunakan terutama
lipas, lalat, nyamuk, laba-laba dan sand untuk pengendalian nyamuk Anopheles.
flies. Propoksur banyak dijual dalam Aplikasinya dengan penyemprotan
bentuk spray atau aerosol yang di- dinding rumah. Selain itu digunakan
campur dengan diklorvos. Sebagai re- untuk pengendalian seftmgga lain seperti
pellent.sangat peka untuk pengendalian vektor penyakit chagas, lalat, pinjal,
nyamuk rumah (Cx. quinquefas ciatus). ' sengkenit, lipas dan kutu busuk.
Bab III. Entomologi 283

Racun kontak

Anorganik
Sulfur
Merkirri
Racun perut
- Pb arsenat
- Paris Green
- Na fluorida
- Boraks
+r
Bahan padat
Racun pernapasan

- Paradiklorobenzen
- Naftalen
Cairan & Gas
- Hidrogen sianida
- Karbon disulfida
Arsenikum - Sulfir dioksida
Fluor - Metil bromida

Bahan alam Bahan buatan

Bahan tu h-tumbuhan
- minyak tanah - nikotin
- minyak solar - rotenon
- piretrum
- sabadila

Klorin Fosfor Nitrogen Sulfur Tiosianat Lain-Lain


Organik Organik Organik Organik Organik
(Karbamat)
Metoksiklor Malation Prolan Propoksur Letena Formaldehida
Klorden Paration Tanit Benzil benzoat
Heptaklor Temefos Dinitrofenol Bendiokarb
Toksafen Diazinon
Diptereks
Dursban
Fenitrotion
Fention
DDVP
Klorpirifos
Seri BHC:
BHC Repellent Bahan Auxiliary
Lindane - minyak sereh - inert carrier (talk)
- dimetilftalat - wetting agent (alkil sulfat)
- dietiltoluamida - solvent (kerosen)
- Rutgers 612 - emulsifier (milk)
- indalon - sinergis (piperonil butoksida)
- benzil benzoat

Bagan Pembagian Insektisida


Permetrin pada permukaan kayu bertahan sampai
Merupakan insektisida golongan pire- I2bulan, sedangkan pada permukaan
troid sintetik. Bersifat fotostabil dan kaca dapat bertahan sampai 3 bulan.
neuropoison terhadap serangg4 tidak Lamda sihalotrin bentuk tepung efektif
toksik bagi organisme lain termasuk untuk pengendalian nyamuk Ano-
mamalia tetapi dapat menyebabkan pheles yang digunakan sebagai pe-
iritasi ringan pada kulit. Permetrin nyemprotan residu pada dinding rumah.
larut dalam air dan bersifat sebagai Untuk pengendalian Ae.aeg,,pti dan
racun perut atau racun kontak; daya Aedes albopictus digunakan lambda
residu insektisida + 6 bulan. Diguna- sihalotrin bentuk emulsi dengan cara
kan untuk pengendalian nyamuk -foqginq dengan konsenbasi 5Yo. Larda
terutama Anopheles sebagai bahan sihalotrin juga dapat digunakan untuk
pencelup kelambu. Selain itu juga pengendalian lalat, lipas dan Tiiatoma.
digunakan untuk memberantas Aedes
sp, Cul ex sp. lalat (M. domes tica) dan
10. Sipermetrin
lipas (Periplaneta americana dan Insektisida initergolong piretroid
Blatla orientalis). sintetik, mempunyai sifat fisik berupa
cairan berwarna kuning pucat, di-
9. Lamda Sihalotrin
gunakan untuk pengendalian Aedes
Insektisida ini termasuk golongan
piretroid sintetik, mempunyai sifat aegtpti.
hampir sama dengan permetrin yaitu 11. Alfametrin
fotostabil. Lamda sihalotrin mempe- Atfametin termasuk golongan pirefoid
ngaruhi sistim saraf pusat; efektivitas sintetik. Alfametrin dalam bentuk
terhadap serangga target (vektor) tepung berwama putih, disuspensikan
cukup tinggi yaitu 70 - 80 kali lebih dalam air. lnsektisida ini mempunyai
aktif daripada malation, tetapi toksi- spektrum luas, toksisitas terhadap
sitas terhadap manusia dan binatang mamalia rendah, tidak berbau atau
peliharaan sangat rendah. Insektisida meninggalkan bekas. Daya residu
ini cukup toksik terhadap ikan dan dapat mencapai 5 bulan, baik diguna-
invertebrata tetapi di alam cepat di- kan di permukaan semen, kayu mau-
absorbsi oleh bahan-bahan yang pun bambu. Bekerja sebagai racun
terdapat pada bagian dasar habitat kontak dan racun perut. Digunakan
sehingga toksisitasnya terhadap untuk pengendalian nyamttk Ano-
organisme yang tidak ditargetkan pheles baik untuk stadium telur, larva
tersebut berkurang. Kelebihan lain maupun dewasa. Alfametrin sangat
dari insektisida ini adalah tidak mem- efektif untuk pengendalian nyamuk
punyai bau yang kurang menyenang- Aedes aeg,tpti dengan cara fogging.
kan dan pengaruh terhadap lingkungan Alfametrin berbentuk cairan berwarna
minimal. Daya residu insektisida ini kuning pucat.
Bab III. Entomologi 285

t2. Bifentrin Cara kerjanya menghambat penge-


Bifenfin termasuk golongan piretroid rasan kulit sesudah pengelupasan
sintetik generasi terakhir (non-cyano kulit larva dan menyebabkan larva
group). Struktur molekul bahan aktif- menjadi mati. Hormon ini dapat
nya lebih unggul dan tidak menyebab- digunakan untuk memberantas ber-
kan iritasi pada kulit. Efek residu bagai stadium larva.
mencapai 5-6 bulan. Bifentrin di- 13. Diquat dan MCPA
gunakan untuk pengendalian nyamuk Diquat merupakan herbisida yang di-
Anopheles. Selain untuk Anopheles gunakan untuk membunuh tumbuh-
juga dapat digunakan untuk pengen- tumbuhan air tempat berlindung nyamuk
dalian nyamuk Culex danAedes. Mansonia sp. seperti Eichornia sp.
11. Metopren dan Pistia sp.. Herbisida ini bersifat
Metopren merupakan hormon sebagai racun kontak.
tiruan analog hormon juvenil yang 14. Fenoksilen
berfungsi sebagai pengatur pertum- Fenoksilen adalah herbisida yang dapat
buhan dan pergantian kulit serangga digunakan untuk membunuh tumbuh-
(insect growth hormone) pada lawa tumbuhan air seperti Pistia,sp. dan
nyamuk atau serangga lain. Larvisida Salvinia sp.
ini bersifat kurang stabil, oleh karena
itu untuk penggunaan di lapangan Daftar Pustaka
dibuat suatu formula yang bersifat 1. Shepard HH. The chemisty and action of insec-
slow release (tenxai lambat). Meto- ticides. Mc Graw-hill Book Company, krc; 1951.
pren menekan kerja hormon ekdison 2. Luo D, Lu D, Yao R, Li P. Alphamethrin
yang penting untuk pergantian kulit impregnated bed nets for malaria and
mosquito control in China. Tran R Soc Trop
sehingga perkembangan dan pema- Med Hyg 1994; 88(6):625-8.
tangan larva terhambat. Akibatnya 3. Helsen BV, Surgeoner GA. Efficacy of cyperme-
pembentukan pupa dan nyamuk thrin for the contol ofmosquito lawae and pupae
dewasa terhambat dan jika terbentuk and impact on non target organisms, including
fish JAm Mosq ContolAssoc 1986;2Q):269-7 l.
nyamuk dewasa maka nyamuk dewasa
itu cacat sehingga tidak dapat hidup
4. Batra CP, Raghavendra K Adak T, Singh OP.
Evaluation of bifenthrintreatedmosquitonets
lama. Metopren diproduksi dalam against Anopheline and Culicine mosquitoes.
bentuk granula, pelet dan briket. Indian J Med Res 2005;l2l(l):55-62.
Metopren digunakan untuk pengen- 5. Campos J, Andrade CF. Larval susceptibility
dalian larva Anopheles, Culex dan to chemical insecticides of two Aedes aegtpti
population. Rev Saude Publica 2ffi1;35Q):2324.
Aedes. Keunfungan pengguman meto-
6. Dorta DM, Vasuki V, Rajavel A. Evaluation
pren adalah tidak toksik terhadap of organophosphorus and synthetic pyrethroid
organisme bukan sasaran. insecticides against six vector of mosquito
species. Rev Saude Publica 1993;27(6):391-7.
t2. Diflubenzuron 7. Baruah I, Das SC.. Evaluation of methoprene
Analog dengan hormon ekdison, (altosid) and diflubenzuron (dimilin) for the
yaitu suatu hormon tiruan yang ber- control ofmosquito breeding in Tezpur (Assam).
fungsi dalam perkembangan larva. Indian J Malariol 19961.33Q):61-6.
Resistensi Serangga insektisida oleh enzim sehingga serangga
tidak mati.
terhadap Insektisida Resistensi kelakukan bawaan dise-
babkan oleh: 1) perubahan habitat seftrngga,
p esistensi serangga terhadap insek- sehingga terhindar dari pengaruh insek-
I\tisida diartikan sebagai kemampuan tisida. Keturunannya mempertahankan
populasi serangga untuk bertahan ter- habitat baru; 2) avoidance, sifat meng-
hadap pengaruh insektisida yang biasanya hindarkan diri dari pengaruh insektisida
mematikan. Resistensi serangga dibagi sehingga tidak terbunuh tanpa mengubah
dalam resistensi bawaan dan resistensi habitat.
yang didapat.
Resistensi yang Didapat
Resistensi Bawaan Dari populasi serangga, anggota yang
rentan menyesuaikan diri terhadap pengaruh
Dari populasi serangga ada anggota
insektisida sehingga tidak mati dan mem-
yang pada dasarnya sudah resisten
bentuk populasi baru yang resisten.
terhadap suatu insektisida. Sifat itu turun
Resistensi fisiologik yang didapat
temurun sehingga selanjutnya terjadi
terjadi karena toleransi terhadap insekti-
populasi yang resisten seluruhnya. Resis-
sida, karena sebelumnya telah mendapat
tensi bawaan juga terjadi karena perubahan
dosis subletal. Resistensi kelakuan yang
gen yang menyebabkan mutasi. Mutan
didapat terjadi karena serangga dapat
tersebut dan keturunannya resisten semua-
menghindarkan diri sebagai akibat dosis
nya. Menurut mekanismenya resistensi subletal insektisida. Resistensi silang
bawaan dibagi dalam resistensi fisiologik (cross resistance) terjadi jika serangga
bawaan dan resistensi kelakuan bawaan. resisten terhadap dua insektisida baik
Resistensi fisiologik bawaan disebab- kedua insektisida termasuk dalam satu
kan oleh: 1) daya absorbsi insektisida yang golongan (malation dan paration) ataupun
sangat lambat, sehingga serangga tidak dalam satu seri (heptaklor dan klorden).
mati; 2) daya penyimpanan insektisida Jika spesies serangga resisten terhadap
dalam jaringan yang tidak vital, seperti dua insektisida (kedua insektisida tersebut
jaringan lemak, sehingga organ vital ter- termasuk dalam dua golongan atau
hindar dan serangga tidak mati; 3) daya dua seri), serangga tersebut dinyatakan
ekskresi insektisida yang cepat sehingga mengalami resistensi ganda (double
tidak membunuh seran gga; 4) detoksikasi resistance).
Bab III. Entomologi 287

HOSPES PERANTARA

fasad tempat hidup parasit disebut dapat menjadi hospes perantara cacing
rl hospes. Hospes perantara adalah jasad Paragonimus westermani di Jepang.
tempat parasit tumbuh menjadi bentuk
4. Ctenocephalides
infektif yang dapat ditularkan kepada
hospesnya (misalnya manusia). Ctenocephalides (pinjal) termasuk
ordo siphonaptera dari kelas insekta. Cteno-
l. Cyclops cephalides canis (pnjal anj ing) dan Cteno-
cephalides felis (pinjal kucing) dapat men-
Cydops termasuk ordo copepoda dari
jadi hospes perantara cacing Dipylidium
kelas crustacea. Cyclops hidup di air tawar
caninum di Filipina.
dan di air asin. Cyclops strenuus yang
hidup di air tawar dapat menjadi hospes 5. Tenebrio
perantara cacing Diphyllobothrium latum
knebrio (kumbang) termasuk ordo
di Eropa, sedangkan Cyclops spp. dapat coleoptera dari kelas insekta. knebrio
menjadi hospes perantara Gnathostoma molitor (kumbang tepung) dapat menjadi
spinigerum di Indonesia dan Dracunculus hospes perantara cacing Hymenolepis
medinensis di India. diminuta di Jepang.

2. Diaptomus 6, Xenopsylla cheopis dan Neopsylla


Diaptomus termasuk ordo copepoda sondaica
dari kelas crustacea. Habitat Diaptomus Merupakan hospes perantara Hyme-
sama dengan habitat Cyclops. Diaptomus nolepis diminuta.
gracilis dapat menjadi hospes perantara
7. Fontariq
cacing Diphyllobothrium latum di Eropa.
Fontaria (lengkibang, luing) termasuk
3. Potamon dan Cambarus kelas diplopoda. Fontaria virginiensis yang
Potamon (ketam) dan Cambarus ditemukan di kebun-kebun sebagai pe-
(udang) termasuk ordo decapoda dari makan tumbuhan dapat menjadi hospes
kelas crustacea. Potamon dehaani dan perantara cacing Hymenolepis diminuta
Cambarus virilis yang hidup di air tawar di India.
288 ParasitologiKedokteran

ARTROPODA PENYEBAB ALERGI


DAN REAKSI TOKSIK

1. Kontak dapat juga menyebabkan kelainan bila


manusia kontak dengan bulu yang ter-
a) Alergi yang Disebabkan Kupu-kupu dapat di bagian ventral abdomennya.
Kelainan karena kupu-kupu dewasa
upu-kupu adalah serangga yang ter- disebut lepidopterisme. Gejala klinis lepi
asuk ordo lepidoptera. Stadium dopterisme berupa urtikaria.
dewasa mempunyai 2 pasang sayap yang Beberapa spesies kupu-kupu yang
bersisik tebal dan mempunyai bentuk law any a mengandung bulu beracun adalah
mulut untuk mengisap (siphoning), Megalopyge opercularrs (di Amerika),
sedangkan larva mempunyai bentuk mulut Anaphe infracta (di Eropa) dan Parasa
untuk menggigit. Kupu-kupu mengalami hilarata (di Asia). Contbh kupu-kupu pe-
metamorfosis lengkap dan dibagi dalam2 nyebab lepidopterisme adalah Hylesia spp.
golongan yaitu kupu-kupu siang (butterfu)
dan kupu-kupu malam (moth). Diagnosis
Diagnosis ditetapkan bila terdapat
Patologi dan Gejala Klinis gejala klinis disertai riwayat kontak
Larva kupu-kupu yang biasa disebut dengan ulat bulu atau kupu-kupu.
ulat bulu mempunyai bulu yang mengan-
dung toksin yang dapat menyebabkan Pengobatan
kelainan disebut erusisme. Gejala erusisme Lesi yang timbul jangan digaruk
atau dermatitis ulat (caterpillar derma- karena dapat mempercepat penyebaran
titis) adalah urtikaria, nyeri, gatal dan rasa toksin. Seluruh tubuh yang mengalami
panas. Hal itu disebabkan oleh toksin yang reaksi segera direndam dalam air dingin
merusak sel-sel tubuh sehingga tubuh untuk melarutkan toksin dan bulu-
mengeluarkan histamin, serotonin dan bulu yang melekat pada kulit. Untuk
heparin sebagai reaksi terhadap toksin pengobatan lokal dapat diberikan larutan
larva kupu-kupu. Jika bulu ulat me- yodium, kortikosteroid dan antihistamin.
ngenai mata dapat terjadi konjungtivitis Pada keadaan berat, obat tersebut dapat
atau ulkus kornea. Kupu-kupu dewasa diberikan secara oral atau parenteral.
Bab III. Entomolosi 289

Epidemiologi penetrasi kulit, sedangkan yang berasal


Terdapatnya kasus erusisme dan lepi-
dari feses masuk ke tubuh manusia
melalui inhalasi.
dopterisme di suatu daerah dipengaruhi
oleh spesies kupu-kupu, keadaan daerah
Diagnosis
dan kebiasaan masyarakat sebagai petani
atau pekerja kebun. Pencegahan erusisme Diagnosis asma yang disebabkan oleh
dan lepidopterisme dilakukan dengan D. p t erony s s inus dapat ditegakkan dengan
menghindari kontak dengan ulat bulu tes kulit yang menggunakan ekstrak
atau kupu-kupu. Pemberantasan kupu-kupu tungau debu.
dilalarkan dengan menggunakan insektisida.
Pengobatan
b) Alergi yang Disebabkan Tirngau
Untuk mengatasi serangan asma dapat
D ermatop h ag oides ptero ny ssin us
diberikan bronkodilator dan kortikosteroid.
D.pteronyssinus (tungau debu rumah/
TDR) adalah tungau debu yang berukuran Epidemiologi
0,2-1,2 mm, badannya berbulu dan ber- Populasi tungau debu di dalam
kaki 4 pasang (dewasa). TDR termasuk rumah bergantung pada faktor-faktor: 1)
ordo acari, mengalami metamorfosis tidak tinggi rendahnya rumah,dari permukaan
sempurna dan ditemukan pada debu laut;2) daerah dengan musim panas yang
rumah terutama di tempat tidur (sprei, " lebih panjang dari musim hujan, 3) adanya
kasur, bantal), karpet, lantai dan juga berbagai macam binatang di dalam rumah,
ditemukan di luar rumah, misalnya pada 4) rumah yang kotor dan banyak debu 5)
sarang burung, permukaan kulit mamalia suhu dan kelembaban optimum optimal
dan binatang lainnya. Makanannya adalah bagi perkembangan populasi TDR adalah
serpihan kulit (skuama) manusia/ binatang. 25"-30"C dan kelembaban relatif 70-80%
dengan kelembaban kritis 60-650/o. Per-
Patologi dan Gejala Klinis kembangbiakan TDR terganggu pada suhu
di atas 32"C danjika tungau dipanaskan
Tungau debu merupakan alergen
selama 6 jam pada suhu 51oC dengan
hirup sebagai faktor pencetus timbulnya
kelembaban udara 60% maka tungau
penyakit alergi seperti dermatitis atopik,
akan mati.
asma bronkial dan rinitis. Tungau merupa-
kan komponen alergenik utama dari debu
Pemberantasan TDR
rumah. Bagian TDR yang mengandung
alergen adalah kutikula, organ seks dan Untuk mencegah penyakit alergi cara
saluran cerna. Selain bagian badan, feses terbaik adalah menghindarkan alergen
TDR juga mempunyai sifat antigenik. dengan mengurang i pajanan debu rumah.
Antigen yang berasal dari tubuh TDR Penghindaran TDR dapat mengurangi gejala
masuk ke dalam tubuh manusia melalui asma dan obat yang dipakai penderita
290 ParasitologiKedokteran

dengan syarat penghindaran TDR dilaku- dan serangan asma berkurang. Ter-
kan secara agresif. Menghindari pajanan dapat hubungan antara ketinggian
dan pemberantasan TDR dapat dilakukan suatu daerah dengan populasi TDR.
dengan cara: Makin tinggi suatu daerah, jumlah
TDR makin sedikit.
1. Menjaga Kebersihan
Untuk menghindari TDR, rumah di- 3. Mengatur Kelembaban
bersihkan dari debu dengan cara di- Untuk mengurangi kelembaban rumah,
sapu dan dipel setiap hari dan perabot ventilasi harus diperbaiki. Upayakan
rumah dibersihkan dengan lap basah agar sinar matahari dapat masuk ke
atau disedot dengan penyedot debu. dalam rumah dengan membuka jendel4
Jangan membersihkan rumah dengan memasang genteng kaca atau fiber-
kemoceng/dikebut karena debu tidak glass. Pengurangan populasi TDR juga
hilang tetapi justu beterbangan. Perabot dapat dilakukan dengan mengguna-
kamar tidur harus sesederhana mungkin. kan air conditioner untuk mengurangi
Manusia menggunakan waktunya kelembaban udara. Mempertahankan
paling banyak di dalam kamar tidur kelembaban di bawah 35o/o selama
(biasanya manusia tidur 6-8 jam sedikibrya 2 jarn perhari sampai 8 jam
sehari), sehingga kebersihan kamar dapat memperlambat pertumbuhan
tidur harus diperhatikan.TDR mudah populasi TDR.
hidup dan berkembang biak di dalam
kasur dan bantal yang berisi kapuk,
4. PenggunaanZatKimia
Akarisida seperti benzil benzoat, piri-
oleh karena itu sebaiknya kasur dan
mifos metil, permetrin, fenil salisilat
bantal diganti dengan yang terbuat
adalah zat kimia yang dapat mem-
dari karet busa atau poliester. Jika hal
bunuh tungau. Benzil berzoat terdapat
itu tidak dapat dilaksanakan, maka dalam dua bentuk yaitu bentuk serbuk
kasur dan bantal yang berisi kapuk
dan bentuk busa. Benzllbemoat (5o/o)
dibungkus dengan plastik atau karet
serbuk dengan ukuran 200 mikron di-
sebelum dibungkus seprei dan sarung
gunakan pada karpet dan bahan tekstil
bantal. Seprei dan sarung bantal diganti
yang dipakai sebagai alas lantai,
sekurang-kurangnya seminggu sekali
sedangkan bentuk busa (2.6oh) diguna-
sedangkan kasur, bantal, dan guling
kan untuk kasur, bahan tekstil yang
dijemur seminggu sekali.
halus, perabot rumah tangga, dan
2. Memindahkan Penderita ke Daerah mainan anak. Mortalitas tungau setelah
yang Lebih Tinggi. Upaya mengurangi dua bulan penggunaan benzil benzoat
pajanan alergen dengan memindahkan adalah 100% tetapi setelah tiga bulan
penderita ke daerah yang lebih tinggi menurun menjadi 60%. Fenil salisilat
dan kelembaban rendah telah dilalnrkan yang strukturnya sama dengan benzil
di Davos, Swiss. Dengan upaya tersebut benzoat temyata lebih efektif. Zat
penderita asma mengalami perbaikan kimia lain adalah asam tanat yang
Bab IIl. Entomologi 291

dapat mengubah alergen dari feses enzim dan substansi serupa protein. Zat-
tungau menjadi lebih hidrofobik dan zat ittt bersifat anafilaktogenik, hemolitik,
berkurang sifat alergeniknya. neurotoksik, antigenik dan sitolitik. Pada
kasus yang ringan sengatan lebah hanya
c) Lytta dan Paederus
menimbulkan rasa nyeri, gatal, kemerahan
Lytta vesicatoria adalah kumbang dan edema pada tempat yang disengat,
yang termasuk ordo coleoptera dari kelas
sedangkan pada kasus yang berat misal-
insekta. Kumbang tersebut mengandung
nya pada multiple stinging dapat terjadi
kantaridin yang bersifat diuretik. Jika mual, muntah, demam, sesak napas, hipo-
kontak dengan kulit manusia, kumbang tensi dan kolaps. Kematian biasanya
mengeluarkan sekretnya yang dapat me-
terjadi karena syok anafilaktik.
nimbulkan lepuh (blister) sehingga disebut
kumbang lepuh (blister beetle). Kumbang
lepuh banyak ditemukan di Meksiko. Pengobatan
Di Indonesia ada kumbang lepuh yang Sengat lebah yang tertinggal harus
disebut Paederus sabaeus. segera dibuang. Daerah yang disengat
dibersihkan tetapi tidak boleh ditekan
2. Sengatan karena toksin akan menyebar lebih cepat.
Kompres es, meninggikan ekstremitas dan
Lebah penggunaan antihistamin lokal mungkin
Lebah termasuk ordo hymenoptera, berguna. Analgesik dapat diberikan
mempunyar 2 pasang sayap yang tipis secara oral dan anestetikum lokal dapat
(membranosa) dan mempunyai pinggang diberikan secara infiltrasi di sekitar
yang disebut pedisel sebagai penyam- lesi. Bila terjadi syok, dapat diberikan
bung toraks dan abdomen. Mulut lebah obat untuk menanggulangi syok secara
digunakan untuk menggigit dan menjilat. umum, yaitu adrenalin, kortikosteroid dan
Pada ujung abdomen lebah betina dan antihistamin.
pekerja terdapat alat penyengat yang
mengeluarkan toksin. Pemberantasan
Pemberantasan lebah dilakukan
Patologi dan Gejala Klinis dengan insektisida.
Pada umumnya gejala klinis yang
berat disebabkan oleh sengatan lebah Kalajengking
yang termasuk famili apidae, vespidae
dan bombidae. Gejala yang timbul akibat Kalajengking termasuk ordo scorpio-
sengatan lebah adalah akibat toksin yang nida. Dua genus kalajengking yang
dikeluarkan pada waktu menyengat. mempunyai peranan penting dalam ilmu
Toksin lebah mengandung apamin, melitin, kedokteran adalah Centruroides dan
histamin, asetilkolin, 5-hidroksitriptamin, Buthus yang termasuk famili Buthidae.
292 ParasitologiKedokteran

Morfologi dan Daur Hidup 3. Gigitan


Kalajengking aktif pada malam hari, Kelabang
berdiam di bawah batu, potongan kayu
atau tempat persembunyian lain. Kala- Kelabang atau, centipede termasuk
jengking vivipar dan anaknya dibawa kelas chilopoda. Tubuhnya memanjang
untuk beberapa saat di atas punggung dan pipih dorsoventral, terdiri atas kepala
induknya. Tubuh kalajengking terdiri atas dan badan yang beruas-ruas. Tiap ruas
sefalotoraks dan abdomen serta mem- badan mempunyai satu pasang kaki. Di
punyai 4 pasang kaki. Pada ruas terakhir kepala terdapat satu pasang antena. Pada
abdomen terdapat alat penyengat yang di- ruas pertama badan terdapat sepasang
sebut telson yang mengandung kelenjar kuku beracun (trtoison claw) yang berhu-
bungan dengan kelenjar racun. Tempat hidup-
racun. Pedipalpnya besar, ujungnya kuat
dan merupakan sapit. nya di bawah batu dan kayu. Makanannya
berupa insekta dan binatang kecil lainnya.
Patologi dan Gejala Klinis Metamorfosisnya tidak sempuma.

Sengatan kalajengking yang besar Patologi dan Gejala Klinis


sepertu Buthus dan Centruroides ber-
bahaya. Racun kalajengking berupa toksal- Gigitan kelabang d,apat menimbul-
kan nyeri dan eritema karena toksin yang
bumin yang mengandung neurotoksin dan
keluar melalui htku beracun. Toksin
hemotoksin. Pada tempat sengatan terasa.
kelabang mengandung antikoagulan dan
sangat nyeri dan pedih yang menjalar
5 hidroksi triptamin. Gigitan Scolopendra
ke sekitarnya. Dapat timbul keracunan yang terdapat di daerah tropik dan subtopik
sistemik yang berakhir dengan kematian dapat menyebabkan rasa nyeri, perdarahan
karena syok dan paralisis pernapasan. dan nekrosis. Kematian akibat gigitan
Hemotoksin dapat menimbulkan per- kelabang belum pernah dilaporkan.
darahan dan nekrosis.
Pengobatan
Pengobatan
Sama seperti pengobatan terhadap
Daerah yang disengat di kompres sengatan kalaj engking.
es. Dapat diberikan kortikosteroid dan
antihistamin. Pemberian anti-racun sangat Laba-laba
bermanfaat.
Laba-laba termasuk ordo aranea.
Pemberantasan Tubuhnya terdiri atas sefalotoraks dan
abdomen. Di sefalotoraks terdapat kelenjar
Dapat dipakai insektisida seperti toksin. Toksin dikeluarkan melalui mulut.
karbamat, klorden, piretrum dan benzen Laba-laba bertelur dalam jumlah besar
heksaklorida. yang dibungkus dalam kokon. Metamorfosis
Bab III. Enromologi 293

tidak sempurna. Laba-laba jantan pada terjadi gangguan kejiwaan. L.mactans


umumnya mati setelah kopulasi. Makan- menyebabkan araknidisme sistemik.
annya insekta dan binatang kecil lainnya
yang ditangkap dengan sarangnya dan Loxosceles lueta
dibunuh dengan toksinnya. Meskipun
pada umumnya laba-laba mengandung L. laeta ditemukan di benua Amerika.
Bentuknya kecil, berukuran 8-15 mm,
racun untuk membunuh mangsanya, hanya
berwama kuning sampai tengguli tua.
beberapa spesies yang berbahaya untuk
Pada umumnya menyebabkan arak-
manusia. Gigitan laba-laba menyebabkan
nidisme nekrotik. Pada tempat gigitan
kelainan yang disebut araknidisme (arach-
timbul edema dan rasa nyeri. Bila edema
nidisme). Menurut sifat toksinnya dapat
menghilang, timbul nekrosis yang dimulai
terjadi araknidisme nekrotik dan arak- dari bagian tengah. Kulit mengelupas
nidisme sistemik. Di Indonesia arakni- dan terjadi ulkus yang besar dan dalam.
disme belum pernah dilaporkan. Pada keadaan berat mungkin timbul gejala
sistemik, terutama pada anak. Kematian
Latrodectus
terjadi karena gagal jantung.
Eieberapa spesies Latrodectus ditemu-
kan di Eropa, Australia, Selandia Baru, Thrantulu
Afrika, Amerika Serikat, Timur Tengah,
Filipina dan Vietnam. Nama Thrantula dipakai untuk me-
Latrodectus mactans (laba-laba janda
nyebut setiap jenis laba-laba yang besar.
hitam : black widow spider) yang betina Salah satu spesies yang dikenal adalah
Lycosa tarantula. meskipun mempunyai
berukuran 13 mm, berwarna hitam dan
rupa yang menyeramkan, grgitarny a hany a
mempunyai gambaran hour glass merah
pada bagian ventral abdomen. Laba-laba menyebabkan rasa nyeri setempat dan
jantan berukuran 6 nun, mempunyai tidak berbahaya.
garis median merah dan 3 garis trans-
Pengobatan
versal putih pada bagian dorsal abdomen.
Biasanya laba-laba jantan dibunuh oleh Pengobatan gigitan laba-laba sama
laba-laba betina setelah kopulasi. Racun seperti pengobatan sengatan kalajengking.
L.mactans bersifat neurotoksik terhadap
saraf perifer. Pada tempat gigitan timbul Solenopsis geminuta (Semut Api)
benjolan merah biru, dikelilingi lingkaran
putih. Gigitan laba-laba menimbulkan rasa Semut api termasuk ordo hymenop-
nyeri yang hebat. Rasa nyeri menjalar ke tera dari kelas insekta. Semut tersebut
dada dan perut dan timbul gejala seperti banyak ditemukan di Amerika Serikat
akut abdomen. Dapat terladi syok dan bagian selatan. Jika menyengat manusia
paralisis pernapasan yang menyebabkan dapat menimbulkan vesikel dan pustul di
kematian dalamwaktu 1 8-36jam. Dapatjuga bagian badan yang disengat.
294 ParasitologiKedokteran

Cimex (Kutu Busuk) kopulasi. Sengkenit betina bertelur di tanah


kemudian mati. Telur menetas menjadi
Kufu busuk termasuk ordo hemip-
larva berkaki 3 pasang, yang kemudian
tera dari kelas insekta. Cimex hemipterus
tumbuh menjadi nimfa berkaki 4 pasang
(Indonesia) dan Cimex lectularius (Eropa)
kemudian menjadi dewasa. Untuk tiap per-
dapat digunakan sebagai serangga per-
cobaan untuk xenodiagnosis penyakit gantian stadium diperlukan pengisapan
Chagas. Gigitan Cimex dapat menimbul- darah hospes dan setelah kenyang melepas-
kan dermatitis. kan diri dari hospes. Pertumbuhan dari
stadium larva sampai dewasa dapat ber-
Sengkenit langsung pada satu hospes atau lebih.
Sengkenit (ttcks) termasuk ordo
acaina, superfamili ixodoidea. Tirbuhnya Patologi dan Gejala Klinis
terdiri atas kapitulum dan abdomen berupa
Beberapa spesies sengkenit mengan-
kantong yang sebenamya terbentuk dari
dung toksin yang dapat menyebabkan
bagian kepala, toraks dan abdomen. Meta-
paralisis. Pada waktu mengisap darah,
morfosis tidak sempurna. Stadium dewasa
toksin dikeluarkan bersama ludah yang
mempunyai 4 pasang kaki, sedangkan
mengandung antikoagulan. Paralisisnya
larva dan nimfa muda mempunyai 3
berupa paralisis motorik yang dapat me-
pasang kaki. Besar sengkenit kira-kira I cm,
nimbulkan kematian bila mengenai otot
kulitnya kuat dan berbulu pendek. Bagian
pemapasan. Jika sengkenit menggigit bahu
mulut dilengkapi dengan hipostoma dan
atau sepanjang tulang punggung gejala
kelisera (chelicera) yang bergigi (Gambar
menjadi lebih berat. Ternak juga dapat
31). Sengkenit hidup sebagai ektoparasit
terkena penyakit ini. Paralisis dapat di-
mamalia, burung dan reptilia. Sengkenit
dibagi dalam dua famili yaitu ixodidae kurangi dengan melepaskan sengkenit
(sengkenit keras) dan argasidae (sengkenit yang menggigit. Spesies sengkenit yang
lunak). dapat menyebabkan tick paralisis adalah
Dermacentor andersoni, Dermacentor
variabilis dan Amblyomma maculatum di
Sengkenit Keras
Amerika Serikat, sefta Ixodes holocyclus
Pada sengkenit keras kapitulum di Australia.
tampak dari dorsal. Di punggung ter- Gigitan sengkenit juga menyebabkan
dapat lapisan kitin yang tebal dan keras trauma mekanis. Pada tempat gigitan ter-
disebut skutum. Sengkenit hidup sebagai jadi luka yang mudah meradang terutama
ektoparasit dan mengisap darah berbagai jika kapitulumnya tertinggal pada waktu
binatang. Sengkenit jantan mati setelah sengkenit dilepaskan.
Bab III. Entomologi 295

Daftar Pustaka and other invertebrate venoums. New York:


l. Bettini S. Arthropod venoms. Heidelberg, Marcell Dekker; 1984.
New York: Sorinser Verlas 1978. Cuthbert OD, BrostoffJ, Wraith DG, Brightons
2. Faust, Beav'er, Jung. Aiimal agents and WD. Bam allergy asthma and rhinitis due to
vectors ofhunian diSease. PhiladeTphia: Lea
storage mites. Clin Aller 197 9;9:229.
and Febiger; 1973.
3. Gordon, Lavopierre. Entomology for students 7. Voorhorst R, Spieksma FTHM, Varekamp H.
of medicine. Oxford and Edinburgh: Blackwell House{ust atopy and the house{ustmite. I-eiden:
Scientific Publications; 1972. Stafleu's scientific publishing company; 1969.
4. Winu RAA[ergic and toxic reactions to stingng Sujudi Y. Prevalensi dermatitis atopik anak
arthropods. Annu Rev Entomol l9M;29:47-69. dan populasi tungau debu rumah di Kelurahan
5. Ori M. Biology and poisonings by spiders in Ceger, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur
insect poison. In: Tu AI ed. Poison, allergens (tesis). Jakarta: Universitas Indonesia; 2003.
296 ParasitologiKedokteran

A = Sengkenit (Iicks)
hypostom
o:o'P"'lt.i- capiuum
capitulii
koksa ll
koksa ll
lubang genital
koksa I
alurgenital
koksa lV
tochanter
prcfemur
-
femur spirakel

tibia anus

protarsus
tarsus

B = Pinjal (F/eas)

-@i_toraKs_-l__ - - _*_qEoJF! __ __ -
f
sisir protoraks
l
antena
mata pigidium
sisik pipi

palpus maksila spermateka

Gambar 31. Sengkenit (ticl6) dan Pinjal (fieas'S


Bab lll. Entomologi 297

PENYAKIT YANG DISEBABKAN


ARTROPODA

1. Skabies Patogenesis
Lesi primer skabies berupa terowong-
Qkabies atau penyakit kudis adalah
an yang berisi tungau, telur dan hasil
LJpenyakit kulit yang disebabkan oleh
infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes metabolisme. Pada saat menggali tero-
scabiei varietas hominis. wongan tungau mengeluarkan sekret yang
dapat melisiskan stratum komeum. Sekret
Morfologi dan Daur Hidup dan ekskret menyebabkan sensitisasi se-
hingga menimbulkan pruritus dan lesi
Sarcoptes scabiei adalah tungau yang sekunder. Lesi sekunder berupa papul,
termasuk famili sarcoptidae, ordo acarL, vesikel, pustul, dan kadang bula. Dapat
kelas arachnida. Badannya berbentuk oval juga terjadi lesi tersier berupa ekskoriasi,
dan gepeng; yang betina berukuran 300x eksematisasi dan pioderma. Tungau hanya
350 mikron; sedangkan yang jantan ber- terdapat pada lesi primer.
ukuran 150x200 mikron (Gambar 32). Tungau hidup di dalam terowongan
Stadium dewasa mempunyai 4 pasang di tempat predileksi, yaitu jari tangan,
kaki, 2 pasang merupakan pasangan kaki pergelangan tangan bagian ventral,
depan dan 2 pasang lainnya kaki belakang. siku bagian luar, lipatan ketiak depan,
Setelah melakukan kopulasi S.scabiei umbilikus, gluteus, ekstremitas, geni-
jantan mati, tetapi kadang-kadang dapat talia eksterna pada laki-laki dan areola
mammae pada perempuan. Pada bayi dapat
bertahan hidup beberapa hari. Tungau
menyerang telapak tangan dan telapak
betina membuat terowongan di stratum
kaki. Pada tempat predileksi dapat di-
korneum kulit. Setelah kopulasi, dua hari temukan terowongan berwarna putih
kemudian tungau betina bertelur 2-3 butirl abu-abu dengan panjang yang bervariasi,
hari dalam terowongan. Telur menetas rata-rata I mm, berbentuk lurus atau
menjadi larva dalam waktu 3-5 hari dan berkelok-kelok. Terowongan ditemukan
larva menjadi nimfa dalam waktu 3-4 bila belum terdapat infeksi sekunder. Di
hari. Nimfa berubah menjadi dewasa ujung terowongan dapat ditemukan vesikel
dalam waktu 3-5 hari. atau papul kecil. Terowongan umunnya
298 ParasitologiKedokteran

A = Tuma (Lice)

Fit,t
/ rr r
r
.

iIsi (head louse)

(body louse)

Phthirus pubis (crab louse)

B = Tungau (Mite)

%
4
{i

Leptotrombidium (Chigger) Sarcopfes


Sarcopfes sca
scabiei

Gambar 32. Tirma (lice) dan Tungau (mites)


Bab III. Entomolosi 299

ditemukan pada penderita kulit putih dan Pengobatan


sangat jarang ditemukan pada penderita
Preparat sulfur presipitatum 5-I0o/o
di Indonesia karena umunnya penderita efektif terhadap stadium larva, nimfa dan
datang pada stadium lanjut sehingga dewasa tetapi tidak dapat membunuh telur.
sudah terjadi infeksi sekunder.
Karena itu pengobatan minimal selama 3
hari agar law a yangmenetas dari telurnya
Diagnosis
dapat pula dimatikan oleh obat tersebut.
Diagnosis dapat dipastikan bila di- Gama benzen heksaklorida efektif
temukan S.scabiei yang didapatkan dengan untuk semua stadium tetapi tidak dapat
cara mencongkeUmengeluarkan tungau dari digunakan untuk anak di bawah 6 tahun
kulit, kerokan kulit atau biopsi. Diagnosis karena neurotoksik.
diferensial skabies adalah prurigo yang Permetrin dalam bentuk krim 5Yo
mempunyai predileksi yang sama. Tungau efektif untuk semua stadium dan relatif
sulit ditemukan pada pemeriksaan labora- aman untuk digunakan pada anak-anak.
torium karena tungau yang menginfestasi Obat lain yang efektif untuk semua
penderita sedikit. Penyebabnya adalah stadium adalah benzllbenzoat 20 -25Yo dan
jumlah telur yang menetas hanya llYo. krotamiton, tetapi obat ini relatif mahal
Selain itu garukan dapat mengeluarkan Agar pengobatan berhasil baik, faktor
tungau secara mekanik dan jika terjadi yang harus diperhatikan adalah jelaskan
infeksi sekunder maka pus yang terbentuk cara pemakaian obat pada pasien bahwa
dapat membunuh tungau karena pus ber- krim harus dioleskan bukan hanya pada
sifat akarisida. lesi tetapi ke seluruh tubuh mulai dari
Agar pemeriksaan laboratorium mem- leher hingga ke jari kaki selama T2 jam.
Perhatian harus diberikan pada area inter-
berikan hasil yang baik maka faktor-faktor
yang harus diperhatikan adalah: triginosa termasuk lipatan intergluteal,
1. Papul yang baik untuk dikerok adalah ibu jari kaki dan subungual. Bila krim
terhapus sebelum waktunya, maka krim
papul yang baru dibentuk
harus dioleskan lagi. Selain itu, obati oftmg
2. Pemeriksaan jangan dilakukan pada yang kontak dengan penderita dan pada
lesi ekskoriasi dan lesi dengan infeksi
sekunder
lesi dengan infeksi sekunder berikan anti-
3. Kerokan kulit harus superfisial dan biotik. Pakaian, seprei, dan sarung bantal
tidak boleh berdarah harus dicuci dan disetrika dengan baik.
Kasur, bantal, guling harus dijemur paling
4. Jangan mengerok dari satu lesi tetapi
dari beberapa lesi. Tungau paling sering sedikit 2 kali seminggu, ventilasi rumah
ditemukan pada sela jari tangan diperbaiki agar cahaya matahari dapat
sehingga perhatian terutama diberi- masuk.
kan pada daerah itu.
Epidemiologi
5. Sebelum mengerok, teteskan minyak
mineral pada skalpel dan pada lesi Skabies biasanya menghinggapi
yang akan dikerok pasien dengan hygiene yang buruk, miskin
dan hidup dalam lingkungan yang padat 3. Pedikulosis
dan kumuh
Pedikulosis adalah gangguan yang
disebabkan oleh infestasi tuma. Salah satu
2. Demodisiosis
gangguan pada kepala dapat disebabkan
Infestasi Demodex folliculorum di- oleh tuma kepala yang disebut Pediculus
sebut demodisiosis. Demodex folliculorum humanus varcapitis yang termasuk famili
termasuk famili demodicidae. Demodex pediculidae. Pedikulosis telah dikenal sejak
adalah tungau folikel rambut yang ber- jaman dahulu dan ditemukan kosmopolit.
bentuk panjang menyerupai cacing, ber-
ukuran 0,1-0,3 mm, berkaki 4pasangyang Morfologi dan Daur Hidup
letaknya berdekatan serta mempunyai Bentuk Pediculus ltumanus lonjong,
abdomen dengan garis-garis transversal. pipih dorso-venfal, berukuran 1,0-1,5 mm,
Patologi dan Gejala Klinis berwarna kelabu, kepala berbentuk segi-
tiga, segmen toraks bersafu dan abdomen
Demodex folliculorum hidup di folikel
bersegmen. Ujung setiap kaki dilengkapi
rambut dan kelenjar keringat terutama di
dengan kuku (Gambar 32). Tuma kepala
sekitar hidung dan kelopak mata sebagai
berjalan dari satu helai rambut ke rambut
parasit permanen. Kadang-kadang tungau
lain dengan menjepit rambut dengan hku-
ditemukan di bagian tubuh lain seperti
kukunya. Tuma dapat pindah ke hospes
kulit kepala. D. folliculorum dapat me-
lain. Telur (nits)berwama putih, dilekatkan
nyebabkan kelainan berupa blefaritis,
pada rambut dengan perekat l<lt;lrr (chitin-
akne rosasea dan impetigo kontagiosa
like cement).
dengan gejala klinis gatal dan dapat ter-
jadi infeksi sekunder. Tungau yang hidup Pediculus dewasa lebih menyukai
rambut di bagian belakang kepala dari-
di saluran kelenjar folikel di pinggir mata
pada rambut bagian depan kepala. Tuma
dapat mengganggu penglihatan penderita.
kepala mengisap darah sedikit demi se-
Diagnosis dikit dalam jangka waktu lama. Waktu
yang diperlukan untuk pertumbuhan sejak
Diagnosis ditegakkan dengan me-
nemukan D.dolliculorum dari folikel telur sampai menjadi dewasa rata-rata I8
rambut dan kelenjar keringat. hari, sedangkan tuma dewasa dapat hidup
27 hari.
Pengobatan
Patologi dan Gejala Klinis
Pengobatan demodisiosis dilakukan
dengan olesan salep yang mengandung Lesi pada kulit kepala disebabkan
sulfur. oleh tusukan tuma pada waktu mengisap
darah. Lesi sering ditemukan di belakang
Epidemiologi kepala atau leher. Air liur tuma yang
Infestasi D folliculorum adalah kosmo- merangsang menimbulkan papul merah
polit dan dianggap tidak berbahaya. dan gatal.
Bab III. Entomologi 301

Diagnosis jenggot, kumis, alis dan bulu mata. Tuma


memasukkan bagian mulutnya ke dalam
Diagnosis ditegakkan dengan me-
nemukan Phumanus capitis dewasa, larua,
kulit untuk jangka waktu beberapa hari
nimfa atau telur dari rambut kepala.
sambil mengisap darah. Waktu yang
diperlukan untuk pertumbuhan telur
Epidemiologi menjadi tuma dewasa lebih kurang 3 - 4
Pada infestasi berat, rambut akan minggu.
melekat satu dengan yang lain dan
Patologi dan Gejala Klinis
mengeras; dapat ditemukan banyak tuma
dewasa, telur (nits) dan eksudat nanah Rasa gatal te{adi pada tempat tusukan.
yang berasal dari luka gigitan yang me- Kadang-kadang kulit di sekitar tusukan
radang dan dapat pula ditumbuhi jamur. tampak pucat. Telur yang diletakkan pada
Keadaan itu disebutplica palonica. Infes- bulu mata dapat mengganggu penglihatan.
tasi mudah te{adi dengan kontak langsung.
Pencegahan dilakukan dengan menjaga Diagnosis
kebersihan rambut kepala. Diagnosis ftiriasis ditegakkan dengan
Pemberantasan tuma kepala dapat menemukan P.pubis dewasa, lawa, nimfa
dilakukan dengan menggunakan tangan, atau telur.
sisir serit atau dengan pemakaian insek-
tisida golongan klorin (benzen heksa Pengobatan
klorida) atau permetrin.
Pemberantasan tuma dilatalkan dengan
insektisida benzenheksaklorida, permetrin,
4. Ftiriasis atau dengan cara mencukur rambut yang
dihinggapinya.
Ftiriasis (pedikulosis pubis) adalah
gangguan pada daerah pubis yang disebab- Epidemiologi
kan oleh infestasi tuma Phthirus pubis.
Penularan P.pubis terjadi melalui
Morfologi dan Daur Hidup kontak langsung, terutama pada waktu
hubungan seksual.
P.pubis bentuknya pipih dorsoventral,
bulat menyerupai ketam dengan kuku pada 5. Miasis
ketiga pasang kakinya. Stadium dewasa Miasis adalah infestasi larva lalat ke
berukuran I,5-2 mm dan berwama abu- dalam jaringan atau alat tubuh manusia
abu (Gambar 33). Karena bentuknya atau binatang vertebrata. Lawa itu hidup
menyerupai ketam, P.pubis juga disebut dari jaringan mati danlataujaringan hidup,
crab louse. cairan badan atau makanan di dalam usus
P.pubis hidup pada rambut kemaluan, hospes. Menurut sifat larva lalat sebagai
dapat juga ditemukan pada rambut ketiak, parasit, miasis dibagi menjadi:
302 ParasitoloeiKedokteran

a. Miasis spesifik (obligat). Pada miasrs 3. Miasis intestinal. Sebagian besar ter-
ini larva hanya dapat hidup pada jadi secara kebetulan karena menelan
jaringan tubuh manusia dan binatang. makanan yang terkontaminasi telur atau
Telur diletakkan pada kulit utuh, luka, larva lalat. Telur menetas menjadi larva
jaringan sakit atau rambut hospes. di lambung dan menyebabkan rasa mual,
Contoh: lawa Callitroga macellaria, muntah, diare dan spasme abdomen.
Chrysomyia bezziana. Lawa juga dapat menimbulkan luka
pada dinding usus. Contoh: larva Musca
b. Miasis semispesifik (fakultatif). Pada domestica dan Piophila casei.
miasis ini larva lalat selain dapat hidup
4. Miasis urogenital. Beberapa spesies
pada daging busuk dan sayuran busuk,
lalat pernah ditemukan dalam vagina
dapat hidup juga pada jaringan tubuh
dan urin. Miasis ini dapat menyebabkan
manusia, misalnya: lawa Wohlfahrtia
piuria, uretritis dan sistitis. Contoh:
magnifica.
larva Musca domestica dan larva Chrv-
c. Miasis aksidental. ini telur
Pada miasis somyia bezziana.
tidak diletakkan pada jaringan tubuh
hospes, tetapi pada makanan atau 5. Miasis mata (oftalmomiasis). Lawa
minuman, yang secara kebetulan ter-
dapat mengembara di jaringan dan
telan lalu di usus tumbuh menjadi bagian lain dari, mata. Contoh:
Chrysomyia bezziana.
larva. Contoh: Iawa Musca domestica
dan Piophila casei.
Diagnosis
Secara klinis miasis dibagi menjadi: Diagnosis dibuat dengan menemukan
1. Miasis kulit/subkutis. Larva yang di- lawalalat yang dikeluarkan dari jaringan
letakkan pada kulit utuh atau luka tubuh, lubang tubuh atau tinja dilanjutkan
mampu membuat terowongan yang dengan diagnosis spesies dengan cara
berkelok-kelok sehingga terbentuk melakukan identifikasi spirakel posterior
ulkus yang luas. Contoh: lawa Iawa, Cara lain adalah dengan memelihara
Chrysomyia bezziana. larva hingga menjadi lalat dewasa lalu
2. Miasis nasofaring. Biasanya terjadi diidentifikasi.
pada anak dan bayi, khususnya mereka
yang mengeluarkan sekret dari hidung- Penatalaksanaan
nya dan yang tidur tanpa kelambu. Lawa dikeluarkan dari luka atau
Lawa mampu menembus kulit dan jaringan secara bedah dengan anestesi
membuat ulkus. Dari seorang dewasa lokal. Pada miasis usus dapat diberikan
pernah dikeluarkan 200 ekor lawalalat. obat cacing diikuti dengan cuci perut.
Contoh: lawa Chrysomyia bezziana dan Insektisida tidak dipakai karena akan
law a Hyp o derm a I in eatum. merusak sel jaringan.
Bab III. Entomologi 303

Pencegahan miasis dapat dilakukan hara hingga menjadi lalat dewasa. Iden-
dengan menghindarkan kontak dengan tifikasi spesies lalat dilakukan dengan
lalat, memusnahkan tempat perindukan membuat sediaan spirakel posterior larva
lalat atau menutup makanan dengan baik. lalat dan atau mengidentifikasi lalat dewasa
berdasarkan kunci identifikasi (Gambar 32).
6. Miasis pada Mayat Sebagai contoh, pada mayat ditemukan
lanra Chrysomyia megacephala stadium III.
Setelah meninggal dunia, tubuh
manusia akan mengalami pembusukan Stadium tersebut menunjukkan bahwa
larva lalat telah berumur 6 hari, berarti
sehingga mengeluarkan bau busuk. Bau
mayat tersebut minimal telah mati selama
busuk tersebut menarik berbagai spesies
6 hari.
serangga terutama lalat untuk hinggap
dan berkembang biak pada mayat. Bila
Daftar Pustaka
siklus hidupnya diketahui maka infestasi
serangga pada mayat dapat digunakan l. Faust, Beaver, Jung. Animal Agents and
Vectors of Human Disease. Philadelphia: Lea
unfuk memprakirakan saat kematian.
and Febiger, 1973.
Unhrk memprakirakan saat kematian, 2. Gordon, Lavopierre. Entomology for Students
telur dan larva diambil dari beberapa bagian of medicine. Oxford and Edinburgh: Blackwell
tubuh mayat,jadi tidak diambil dari satu Scientific Publications; I 972.
tempat saja. Sebagian larva diawetkan 3. Greenberg B. Forensic' entomology case
dalam asetil alkohol dan sebagian dipeli- studies. Bull Entomol 2000;45:55-8 l.
304 Parasitologi Kedokteran

Spirakel anterior Spirakel posterior

Eristalis tenax Dermatobia hominis Fannia sca/arls

d's
/tr"&#.9 @\
@m
tgfi;i',' ,@7
Musca domestica Sfomorys calcitnns Hypoderma lineatum Auchmeromyia luteola

Calliphora sp Sarcophaga sp Crysomyia sp Cochliomyia sp

Gambar 33. Struktur spirakel posterior larva lalat


BAB IV
MIKOLOGI
Bab IV Mikolosi 307

PENDAHULUAN

Definisi Sifat Umum


Jamur bersifat heterotropik yaitu
adalah mikroorganisme yang ter-
Jamur organisme yang tidak mempunyai klorofil
J masuk golongan eukariotik dan tidak
sehingga tidak dapat membuat makanan
termasuk golongan tumbuhan. Jamur ber-
sendiri melalui proses fotosintesis
bentuk sel atau benang bercabang dan seperti tanaman. Untuk hidupnya
mempunyai dinding sel yang sebagian jamur memerlukan zat organik yang
besar terdiri atas kitin dan glukan, dan berasal dari hewan, tumbuh-tumbuhan,
sebagian kecil dari selulosa atau kitosan.
serangga dan lain-lain, kemudian dengan
Gambaran tersebut yang membedakan menggunakan enzim zat organik tersebut
j amur dengan sel hewan dan sel tumbuhan.
diubah dan dicerna menjadi zat anorganik
Sel hewan tidak mempunyai dinding yang kemudian diserap oleh jamur
sel, sedangkan sel tumbuhan sebagian sebagai makanannya.t-2 Sifat inilah yang
besar adalah selulosa.r Jamur mempunyai menyebabkan kerusakan pada benda dan
protoplasma yang mengandung satu atau makanan, sehingga menimbulkan kerugian
lebih inti, tidak mempunyai klorofil dan dan diperlukan biaya yang besar untuk
berkembang biak secara aseksual, seksual, mencegah kerusakan tenebut. Dengan cara
atau keduanya. yang sama, jamur dapat masuk ke dalam
Ilmu yang mempelajari jamur disebut tubuh manusia dan hewan sehingga dapat
menimbulkan penyakit.
mikologi (dari kata Yunani mykes yang
berarti jamur dan logos yang berarti ilrnu).
Pada umumnya, jamur fumbuh
dengan baik di tempat yang lembab. Jamur
Mikologi kedokteran ialah ilmuyang mem-
juga dapat menyesuaikan diri dengan
pelajari jamur serta penyakit yang ditimbul-
lingkungannya, sehingga jamur dapat di-
kannya pada manusia. Penyakit yang temukan di semua tempat di seluruh dunia
disebabkan oleh jamur disebut mikosis. termasuk di gurun pasir yang panas.
Mikosis yang mengenai permukaan badan Di alam bebas terdapat lebih dari
yaitu kulit, rambut, dan kuku, disebut 100.000 spesies jamur dan kurang dari
mikosis superfisialis. Mikosis yang me- 500 spesies diduga dapat menyebabkan
ngenai alat dalam disebut mikosis pro- penyakit pada manusia dan hewan. Dari
funda atau mikosis sistemik. sekian banyak jamur tersebut diperkirakan
308 ParasitolosiKedokteran

100 spesies bersifat patogen pada manusia Morfologi


dan sekitar 100 spesies hidup komensal Jamur mencakup: 1) khamiq yaitu
pada manusia (bersifat saprofit), tetapi
sel-sel yang berbentuk bulat, lonjong
dapat menimbulkan kelainan pada manusia
atau memanjang yang berkembang biak
bila keadaan menguntungkan untuk per- dengan membentuk tunas dan membentuk
tumbuhan jamur tersebut. Keadaan ini koloni yang basah atau berlendir, dan
disebut faktor risiko, misalnya penderita 2) kapang yang terdiri atas sel-sel me-
immunocompromised. Perubahan sifat manjang dan bercabang yang disebut hifa.
jamur dari komensal menjadi patogen Hifa tersebut dapat bersekat sehingga
dikelompokkan sebagai jamur oportunis. 1

terbagi menjadi banyak sel, atau tidak


Jamur yang menimbulkan penyakit bersekat dan disebut hifa senositik (co-
pada manusia, biasanya hidup pada zat enocytic). Anyaman hifa, baik yang
organik atau di tanah yang mengandung multiselular atau senositik, disebut mise-
zat organlk seperti humus, tinja binatang lium. Kapang membentuk koloni yang
(unggas, kelelawar). Dalam keadaan menyerupai kapas (cottony, woolly) atart
demikian, jamur dapat hidup terus-menerus padat (velvety, powdery, granular). Bentuk
sebagai saproba tanpa melalui daur kapang atau khamir tidak mutlak karena
sebagai parasit pada manusia. Sebaliknya
terdapat jamur yang dapat membentuk
jamur juga dapat hidup didalam atau
kedua sifat tersebut dalbm keadaan yang
di permukaan larutan zat anorganik di berbeda dan disebut sebagai jamur dimorfik.
laboratorium. Selain itu jamur seperti
kandida dapat tumbuh sekaligus biofilm
Di samping itu terdapat khamir yang
membentuk tunas yang memanjang dan
di permukaan artifisial seperti ventilator/
gelang infus dan merupakan sumber bertunas lagi pada ujungnya secara terus
infeksi sistemik. menerus, sehingga terbentuk hifa dengan
Manusia selalu terpajan jamur yang penyempitan pada sekat-sekat dan disebut
tumbuh hampir di semua tempat terutama hifa semu. Anyaman hifa semu disebut
di daerah tropis. Meskipun demikian tidak miselium semu. Hifa dapat bersifat se-
semua orang terkena penyakit jamur. bagai: 1) hifa vegetatif, yaitu berfungsi
Hal itu disebabkan sistem kekebalan mengambil makanan untuk perfumbuhan,
di dalam tubuh manusia. Sistem keke- 2) bersifat sebagai hifa reproduktif,
balan bawaan melindungi masuknya jamur yaitu membentuk spora, dan c) bersifat
ke dalam tubuh manusia dan sistem sebagai hifa udara, yaitu yang berfungsi
kekebalan didapat akan diaktifkan bila mengambil oksigen. Hifa dapat berwarna
jamur masuk ke dalam jaringan tubuh. atau tidak berwarna dan jernih.
Untuk menimbulkan kelainan, jamur Spora dapat dibentuk secara aseksual
yang masuk ke dalam jaringan harus atau seksual. Spora aseksual disebut
menyesuaikan diri dengan lingkungan talospora (thallospora), yaitu spora yang
baru, mengatasi sistem kekebalan didapat langsung dibentuk dari hifa reproduktif.
dan mampu berkembangbiak. Spora yang termasuk talospora ialah:
1. Blastospora, yaitu sporayang berbentuk Spora seksual dibentuk dari fusi dua
tunas pada permukaan sel, ujung hifa sel atau hifa. Termasuk golongan spora
semu atau pada sekat (septum) hifa seksual ialah:
semu. Contoh: Candida
1. Zigospora, yaitu spora yang dibenhrk
2. Artrospor a, yaitttspora yang dibentuk dari fusi (penggabungan) dua hifa
langsung dari hifa dengan banyak yang sejenis membentuk zigot dan di
septum yang kemudian mengadakan dalam zigot terbentuk zigospora.
fragmentasi sehingga hifa tersebut 2. Oospora, yaitu spora yang dibentuk
terbagi menjadi banyak artrospora dari fusi dua hifa yang tidak sejenis
yang berdinding tebal. Contoh: Oidio- (anteridium dan oogonium)
dendron, Geotrichum
3. Askospora, yaitu spora yang di-
3. Klamidospora, yaitu spora yang di- bentuk di dalam askus sebagai hasil
bentuk pada hifa di ujung, di tengah penggabungan (fusi) dua sel atau dua
atau menonjol ke lateral, dan disebut jenis hifa.
klamidospora terminal, interkaler 4. Basidiospora, yaitu spora yang di-
dan lateral. Diameter klamidospora bentuk pada basidium sebagai hasil
tersebut lebih lebar dari hifa yang penggabungan dua jenis hifa.
berdinding tebal. Contoh: Candida
albicans, dermatofita Seperti hifa, spora dapat berwarna atau
4. Aleuriospora, yaitu spora yang di- tidak berwarna dan jernih.
bentuk pada ujung atau sisi dari hifa Berdasarkan sifat koloni, hifa dan spora
khusus yang disebut konidiofora. yang dibentuk oleh kapang atau khamir,
Aleuriospora ini uniselular dan kecil,
jamur dibagi menjadi beberapa kelas,
disebut mikrokonidia (mikro aleurio- yaitu:
spora); atau multiselular, besar atau
Actinomycetes
panj ang, disebut makrokonidia (makro
aleuriospora). Contoh: Fusarium, Actinomycetes tergolong bakteri,
Curvu I ar i a, dermatofi ta tetapi karena penyakit yang ditimbul-
kannya mirip dengan beberapa penyakit
5. Sporangiospora, yaitu spora yang
jamur, maka secara tradisional dimasuk-
dibentuk di dalam ujung hifa yang
kan dalam mikologi.
menggelembung, disebut sporangium.
Contoh: Rhizopus, Mucor: Absidia Myxomycetes
6. Konidia yaitu spora yang dibentuk di Bentuk vegetatif terdiri atas sel-sel
ujung sterigma bentuk fialid. Sterigma yang motil. Karena pada stadium lanjut
dibentuk di atas konidiofora. Konidia sel-sel tersebut bergabung dan membentuk
membentuk susunan seperti rantai. bagian-bagian yang mirip sporulasi jamur,
Contoh: Penicillium, Aspergillus maka kelas ini digolongkan dalam mikologi.
310 Parxitologi Kedokteran

Chytridiomycetes kapang dari kelas ini patogen untuk


pohon-pohon dan sejenis gandum, satu
Kapang dari kelas tersebut mem-
spesies yartu Filobasidiella neoformans
punyai hifa senositik. Salah satu spesies
(stadium seksual dan Cryptococcus neo-
adalah patogen pada manusia (Rhino-
sporidium seeberi). formans) merupakan salah satu jenis
patogen yang penting pada manusia.
Zygomycetes
Fungi Imperfecti (anamorphic fungi)
Bersama dengan oomycetes, yang
patogen untuk binatang air dan tumbuh- Jamur yang digolongkan ke dalam
tumbuhan, dahulu digolongkan dalam kelompok ini ialah semua jamur yang
phycomycetes. Kelas kapang ini juga belum dikenal stadium seksualnya. Dibagi
mempunyai hifa senositik. Genus-genus dalam 3 kelas penting yaitu hyphomycetes
dari ordo mucorales yang termasuk kelas (konidia diproduksi dari hifa): Aspergillus,
zygomycetes, yaitu Mucor Rhizopus, Cladophialophora, Fusarium, Micro-
Abs idia, Mortierella dan Cunninghamella sporum, Phialophora, Scedosporium
menyebabkan mikosis pada manusia dan dan Trichoplryton; coelomycetes (Konidia
beberapa j enis binatang. diproduksi dari hifa sferikal yang di bagran
ujungnya terbuka: pycnidia atau flat & cup-
Ascomycetes shaped: acemrli): Lasiodiplodia, Pyreno-
Kapang dari kelas ini berbentuk asko-
chaeta dan blastomycetes (thalus terdiri
atas blastosp ora atau hifa semu) : Candida.l
spora dalam askus. Meskipun sebagian
besar merupakan saprofit atau penyebab
penyakit tumbuh-tumbuhan, penyebab Daftar Pustaka
penyakit jamur sistemik pada manusia 1. Brandt ME, Warnock DW. Laboratory
juga termasuk dalam kelas ini. aspects of medical mycology. In : Dismukes
WE, Pappas PG, Sobel JD. Editors. Clinical
Mycology. New York: Oxford University
Basidiomycetes Press; 2003. p.3-5.
Kapang dari kelas ini membentuk 2. Rippon JW. Medical Mycology. 3rd eds.
basidiospora. Meskipun sebagian besar Philadelphia: WB Saunders Co. 1988.
MIKOSIS SUPERFISIAL

ikosis superfisial ialah penyakit Nlikosis Superfisial Bukan


jamur yang mengenai lapisan per- Dermatofitosis
mukaan kulit, yaitu stratum korneum,
rambut dan kuku. Mikosis superfisial
Pitiriasis Versikolor
dibagi dalam dua kelompok: 1) yang di-
sebabkan oleh jamur bukan golongan
dermatofita, yaitu pitiriasis versikolor, oto- Sejarah
mikosis, piedra hitam, piedra putih, oniko- Pitiriasis versikolor atau panu sudah
miko'sis dan tinea nigra palmnis, dan 2) lama dikenal, tetapi penyebabnya baru
yang disebabkan oleh jamur golongan pada tahun 1846 dan 1847 dibuktikan
dermatofita yaitu dermatofitosis. oleh Eichstedt dan Sluyter. Pada tahun
Kelainan yang ditimbulkan berupa 1889 Baillon memberi nama Malassezia
bercak yang wamanya berbeda dengan
frrfrr.
warna kulit, berbatas tegas dan disertai
rasa gatal atau tidak memberi gejala. Pada
penyakit yang menahun, terutama bila Penyebab
terdapat infeksi sekunder oleh kuman, batas Pitiriasis versikolor atau panu di-
dan warna mungkin tidak jelas lagi. sebabkan oleh 7 spesies Malassezia yaitu
Diagnosis dibuat dengan mengambil Malassezia furf"r Malassezia globosa
kerokan kulit dan kuku, potongan rambut (serovar.B. M. furf"r), Malassezia. obtusa,
yang diperiksa secara langsung dengan Malassezia sloffiae, Malassezia sympo-
membuat sediaan KOH dan yang dibiak dialis, Malassezia pachydermatis dan
pada agar Sabouraud dekstrosa. Malassezia restricta (serovar C. M,furfur).
Pengobatan tergantung dari penye- Jamrn ini sering ditemukan sebagai fsaprofit
babnya. pada kulit manusia.l
312 Parasitologi Kedokteran

Distribusi Geografik hamilan. Lesi dimulai dengan bercak kecil


tipis yang kemudian menjadi banyak dan
Pitiriasis versikolor didapatkan di
menyebar disertai sisik. Kelainan kulit
seluruh dunia.
pada penderita panu tampak jelas, sebab
Morfologi pada orang kulit berwarna panu menrpa-
kan bercak hipopigmentasi, sedangkan
Pada kulit penderita jamur tampak pada orang kulit putih sebagai bercak
sebagai kelompok kecil, sel ragi benhrk hiperpigmentasi. Dengan demikian warna
lonjong uniseluler atau bentuk bulat kelainan kulit ini dapat bermacam-macam
berhrnas (4-8 um) dan hifa pendek, ber- (versikolor). Kelainan kulit terutama pada
septum yang kadang bercabang (dia- tubuh bagian atas (leher, muka, lengan,
meter 2,5-4um & panjangnya bervariasi). dada, perut, dan lain-lain), berupa bercak
Bentuk ini dikenal sebagai spaghetti dan yang bulat-bulat kecil (numular), atau
meat ball. Malassezia pachydermafis ndak bahkan lebar seperti plakat pada panu
membentuk hifa. yang sudah menahun. Gejala panu berupa
Pada biakan, Malassezia membentuk rasa gatal bila berkeringat, meskipun
koloni khamr, kering dan berwama putih demikian kadang-kadang panu tidak mem-
sampai krem. 1-2 berikan gejala subjektif. Ada perasaan malu
yang beralasan kosmetik:
Patologi dan Gejala Klinis
Jamur Malassezia bersifat lipofilik Diagnosis
dimorfik yang membutuhkan lipid untuk Diagnosis panu cukup dengan pe-
pertumbuh annya, sedangkan Malas s ezia
meriksaan langsung bahan kerokan kulit
pachydermatis bersifat non-lipofilik yang
yang ada kelainan. Pada sediaan langsung
tidak membutuhkan lipid.3
dengan larutan KOH l0o/o, jamur tampak
Manusia mendapatkan infeksi bila
sebagai kelompok sel ragilspora bentuk
sel jamur Malassezia melekat pada kulit.
lonjong uniseluler atau bulat bertunas
Awal infeksi jamurtampak sebagai sel ragi
(bu ds form) dengan atat tanpa hifa pendek,
(saprofit) dan berubah menjadi patogen
berseptum dan kadang bercabang. Bentuk
setelah sel ragi menjadi miselium (hifa)
sehingga menyebabkan timbulnya lesi di ini dikenal sebagai spagetti danmeat ball.l
kulit. Terjadinya kolonisasi jamur di kulit Pemeriksaan dengan sinar ultraviolet
akibat pertumbuhan jamur meningkat.l (lampu Woodis) dapat dipakai untuk mem-
Hal ini sering dihubungkan dengan bebe- bantu diagnosis. Bila kulit panu disinari
rapa faktor tertentu, seperti kulit yang dengan sinar ultra violet, maka kulit
berminyak, prematuritas, pengobatan anti- tersebut berfluoresensi hijau kebiru-biruan
mikrobial dalam waktu lama, kortiko- dan reaksi disebut Wood's light positif.
steroid, penumpukan glikogen ekstra- Biakan tidak dianjurkan untuk diag-
seluler, infeksi kronik, keringat berlebihan, nosis, karena jamur ini sulit tumbuh dan
pemakaian pelumas kulit dan kadang ke- membutuhkan media khusus yang mengan-
Bab IV Mikotosi 313

dung lipid. Koloni pada biakan peffum- Epidemiologi


buhannya lambat Media yang dapat di- Penyakit ini ditemukan di seluruh
gunakan untuk pertumbuhan Malassezia
dunia (kosmopolit), terutama di daerah
furfu, adalah Sabouraud dekstrosa agar, beriklim panas. Di Indonesia, panu me-
chocolate agar dan trypticase soy agar
yang ditambah dengan 5Vo darah kambing rupakan mikosis superfisial yang
dan olive oll. Pertumbuhan ini optimal pada frekuensinya tinggi. Penularan panu
suhu 35"C-31'C. terjadi bila ada kontak dengan jamur pe-
Media pertenihan lainnya adalah media nyebab. Oleh karena itu, faktor kebersihan
yang berisi antibiotik dan sikloheksamid, pribadi sangat penting. Pada kenyataannya,
agar Littman yang dilapisi dengan olive ada orang yang mudah kena infeksi dan
o il steil atau agar Leeming-Notman (LNA)
adayang tidak. Rupanya selain faktor ke-
yaitu medra yang kaya lipid. Biakan bersihan pribadi, masih ada faktor lain
diinkubasi pada suhu 30"C.1
yang mempengaruhi te{adinya infeksi.

Pengobatan
Daftar Pustaka
Pada kelainan yang kecil, dapat di-
berikan pengobatan lokal (topikal) dengan
1. Weeks J, Moser SA, Elewski BE. Superficial
cutaneous fungal infections. In: Dismukes
preparat salisil (tinktur salisil spiritus), WE, Pappas PG, Sobel JD. Editors. Clinical
preparat derivat imidazol (salep mikonazol, Mycology. New York: Oxford Universify
isokonazol, salep klotrimazol, ekonazol), Press ; 2003.
krem terbinafin lo/o, solusio siklopiroks 2. Yazqtez JA. Rhodotorula, malassezia,
trichosporon and other yeast-like fungi. In:
0,Io/o dan tolnaftat bentuk tinktur atau Dismukes WE, Pappas PG, Sobel JD. Editors.
salep. Shampo yang mengandung anti- Clinical Mycology. New York: Oxford
mikotik juga dapat dipakai seperti selenium University Press ; 2003.
sulfid 2,5yo, ketokonazol 2o/o dan zinc 3. Gupta AI! Kohli Y, Faergemann J, Sumrnerbell
pyrithione. Shampo dioleskan pada lesi RC. Epidemiology of Malassezia yeasts
associated with pitiriasis versikolor in Ontario,
selama 5-10 menit kemudian dicuci sampai Canada. J Med & Vet Mycol 39 (2): 199-206.
bersih. Pemakaian shampo satu kali dalam
sehari selama 2 minggu dan dapat di-
ulang satu atau dua bulan kemudian. Bila
kelainan meliputi hampir seluruh tubuh
digunakan obat oral yaitu ketokona zol200
Otomikosis
mg per hari selama 5-7 hari, flukonazol
400 mg dosis tunggal dan diulang dalam Penyebab
satu minggu serta itrakonasol 200 mg per
hari selama 5-l hari memberikan hasil Otomikosis adalah penyakit jamur
baik.l Agar pengobatan berhasil baik, pada liang telinga yang disebabkan oleh
infeksi ulang harus dicegah, misalnya berbagai jamur, yang terbanyak ialah
dengan merebus baju agar semua spora Aspergillus, Penicillium, Mucor; Rhizopus
jamur mati. dan Candida.
314 Parasitologi Kedokteran

Distribusi Geografik di dalam telinga tersebut timbul karena


jamur-jamur kontaminan tumbuhnya
Otomikosis terdapat di seluruh dunia.
sangat cepat, sehingga dapat menutup liang
telinga. Kadang-kadang pendengaran dapat
Morfologi terganggu. Pada otomikosis yang sudah
Jamur penyebab otomikosis me- menahun, sisik-sisik yang mengandung
rupakan jamur kontaminan yang terdapat jamur dapat meliputi seluruh kulit di sekitar
di udara bebas. Aspergtllus dan Peni- liang telinga sebelah luar. Kadang-kadang
cillium membentuk spora aseksual yang dapat terjadi infeksi sekunder dengan rasa
tersusun seperti rantai yang disebut gatal dan nyeri.
konidia (aleuriospora). Konidia dibentuk
pada ujung hifa khusus yang disebut Diagnosis
konidiofora. Spora aseksual yang di-
Bahan yang dipakai untuk pemeriksaan
bentuk oleh Mucor dan Rhizopus, ialah
ialah serumen yang diambil dengan kapas
sporangiospora yang letaknya di dalam
usap steril, atau usap kulit liang telinga.
gelembung sporangium. Rhizopus mem-
punyai rizoid (akar semu), sedangkan Diagnosis otomikosis ialah dengan
menemukan hifa atau spora jamur pe-
Mucor tidak. Semua jamur ini membentuk
nyebab pada kotoran telinga atau kerokan
koloni filamen pada biakan. Jamur Candida
terdiri atas sel-sel ragi yang kadang- kulit liang telinga, dengan cara peme-
riksaan langsung sediaan KOH 10%.
kadang bertunas (blastospora), dan hifa
semu (yaitu hifa yang terbentuk dari Untuk identifikasi jamur penyebab,
rantai blastospora) yang memanjang dan
bahan klinis perlu dibiak pada agar
sabouraud lalu diperiksa morfologi koloni
menyempit pada sekatnya. Jamur ini
yang tumbuh pada biakan.
membentuk koloni "seperti ragl" pada
biakan.
Pengobatan
Patologi dan Gejala Klinis Pengobatan otomikosis yang ter-
utama ialah mengeluarkan kotoran liang
Otomikosis mengenai kulit liang
telinga dan dapat bersifat akut atau telinga kemudian menjaga kebersihan
liang telinga tersebut. Bila perlu dapat
menahun, biasanya unilateral, tetapi
diberikan obat lokal anti jamur ke dalam
dapat juga bilateral. Liang telinga me-
liang telinga penderita, setelah dilakukan
rupakan tempat yang baik sekali untuk
irigasi untuk membersihkan serumen dan
tumbuhnya jamur, karena suasananya
kotoran lain.
lembab. Apalagi keadaanya yang terbuka,
memudahkan jamur kontaminan di udara
Epidemiologi
.bebas masuk ke dalam liang telinga.
Keluhan penderita ialah rasa gatal dan Penyakit ini ditemukan di seluruh
rasa penuh di dalam telinga. Rasa penuh dunia (kosmopolit), terutama di daerah
Bab IV Mikologi 315

yang panas dan lembab, misalnya Indonesia. rambut yang terdapat nodul hitam bila
Kebiasaan mengorek-ngorek telinga mem- diberi larutan KOH l0o/o, jamtr tampak
permudah tet'adinya infeksi. Serumen sebagai anyaman hifa berseptum warna
telinga ada yang basah d an adayangkering, coklat yang padat, askus dan askospora.2
jamur mudah tumbuh pada serumen yang Askus terletak disekitar anyaman hifa
basah. Oleh karena itu telinga dengan coklat yang tampak berwarna lebih jemih,
serumen basah perlu mendapat perhatian. berbentuk bulat atau lonjong dan berisi 2-
8 askospora. Askospora berbenhrk lonjong
memanjang agak melengkung dengan
PIEDRA ujung meruncing.
Piedraia hortae, termasuk jamur
Kata "piedra" berarti bafu. Piedra Dematiaceae. Pada sediaan langsung dari
ialah infeksi jamur pada rambut, berupa koloni yang padat ini terlihat hifa hitam
benjolan yang melekat erat pada rambut, berseptum. Dalam koloni yang padat ter-
berwarna hitam atau putih kekuningan. sebut juga dibentuk askus yang berisi
Ada dua macam piedra yaitu piedra askospora.
hitam dan piedra putih.
Patologi dan Gejala Klinis
Piedra hitam Infeksi terjadi karena rambut kontak
dengan spora jamur penyebab dan jamur
Piedra hitam dimasukkan ke dalam akan tumbuh membentuk koloni di se-
kelompok penyakit Phaeohyphomycoses, panjang batang rambut.l Piedra adalah
karena jamur penyebabnya mempunyai penyakit yang mengenai rambut, terutama
hifa dan spora yang berwarna coklat rambut kepala. Kelainan berupa benjolan
- hitam.l yang sangat keras berwarna coklat ke-
hitaman. Benjolan piedra sulit dilepaskan,
Penyebab bila dipaksa juga, maka rambut akan
Piedra hitam ialah infeksi jamur patah.
pada rambut yang disebabkan oleh jamur Penyakit ini tidak menimbulkan
Piedraia hortae. keluhan, tetapi bila rambut disisir selain
mudah patah sering terdengar 'bunyi
Distribusi Geografik karena benjolan atau nodul yang melekat
eratpada rambut.
Penyakit ini ditemukan di daerah
tropik, termasuk Indonesia.
Diagnosis
Morfologi Diagnosis piedra hitam ialah dengan
Jamur ini tergolong kelas ascomycetes memeriksa benjolan pada rambut. Pada
dan membentuk spora seksual. Potongan pemeriksaan langsung dengan larutan
KOH 10% tampak jamur berupa anyaman Morfologi
padat dari hifa yang berwarna tengguli
Jamur penyebab piedra putih mem-
(coklat-hitam). Di dalam anyaman jamur
punyai hifa yang tidak berwarna, ter-
ini, tampak bagian-bagian yang jernih,
masuk moniliaceae. Jamur berbentuk hifa
yaitu askus-askus yang masing-masing
berukuran 24 mlkron, arhokonidia dan
mengandung 2-8 askospora.
blastokonidia.l
Berbeda dengan piedra hitam, benjolan
Pengobatan
piedra putih terlihat lebih memanjang
Pengobatan piedra ialah dengan pada rambut dan anyaman hifa tidak
memotong rambut yang terkena infeksi padat. Benjolan mudah dilepas dari rambut.
atau mencuci kepala setiap hari dengan Tidak terlihat askus dalam massa jamur.
shampo yang mengandung antimikotik
seperti shampo ketokonazol 2oA.2 Patologi dan Gejala Klinis
Pada piedra putih, kelainan rambut
Epidemiologi
tampak sebagai benjolan yang berwarna
Penyakit ini terdapat di berbagai putih kekuningan. Selain pada rambut
daerah tropik di dunia, diantaranya di kepala, dapat juga menyebabkan kelainan
Indonesia.'Penularan penyakit ini mudah pada rambut kumis dan rambut janggut.
terjadi melalui sisir dan alat-alat potong
rambut, misalnya di salon, pemangkas Diagnosis
rambut yang kurang menjaga kebersihan
alat-alat tersebut, dan kebiasaan pinjam Diagnosis piedra putih ialah dengan
meminjam sisir. memeriksa benjolan pada rambut. pada
pemeriksaan langsung dengan larutan KOH
l0 oh, tampak anyaman hifa yang padat,
Piedra Putih tidak berwarna atau berwarna putih ke-
kuningan.
Penyebab Pada biakan, koloni jamur cepat
tumbuh (l-2 hari) di media medium
Piedra putih ialah infeksi jamur pada
selektif yang berisi antibiotik pada suhu
rambut yang disebabkan oleh Tricho-
30"C.1
sporon beigelii. Piedra putih ditemukan
pada rambut ketiak dan pubis, jarang
mengenai rambut kepala. Pengobatan

Distribusi Geografik
Pengobatan penyakit ini adalah
dengan memotong rambut yang terkena
Penyakit ini jarang ditemukan, ter- infeksi atau mencuci setiap hari dengan
dapat di daerah beriklim sedang. shampo ketokonazol 2o/o.
Bab IV Mikolosi 317

Epidemiologi semu Qts eudohypha). Dermatofita adalah


jamur berkoloni filamen dengan konidianya
Penyakit ini terdapat di berbagai
daerah dingin di dunia, belum pernah yang khas untuk masing-masing spesies.
ditemukan di Indonesia. Kebersihan di- Jamur lainnya adalah jamur kontaminan
jaga untuk mencegah penularan. dengan morfologinya masing-masing.

Daftar Pustaka Patologi dan Gejala Klinis

1. Perfect HR, Schell WA, Cox GM. Phaeohy-


Jamur masuk ke dalam kuku me-
phomycoses. In: Dismukes WE, Pappas PG, lalui 4 cara yaitu melalui daerah distal
Sobel JD. Editors. Clinical Mycology. New subungual, samping lcuku, permukaan
York : Oxford University Press; 2003.271. lempeng kuku dan di bawah kuku bagian
2. Weeks J, Moser SA, Elewski BE. Superficial
cutaneous frrngal infections. In: Dismukes proksimal.t Infeksi jamur ini dapat me-
WE, Pappas PG, Sobel JD. Editors. Clinical ngenai satu kuku atau lebih. Kuku yang
Mycology. New York: Oxford University menderita onikomikosis mempunyai per-
Press;2003:367. mukaan tidak nta, tidak mengkilat. Selain
itu hlil yang terkena menjadi rapuh atau
Onikomikosis mengeras. Kelainan ini dapat dimulai dari
bagian proksimal atau dpri bagian distal
Penyebab kuku. Bila penyebabnya Candida, sering
disertai dengan paronikia (yaitu radang
Onikomikosis adalah penyakit jamur
jaringan di sekitar kuku).
pada kuku yang dapat disebabkan oleh
berbagai macam jamur, terutama Candida
dan dermatofita. Kadang-kadang dapat Diagnosis
pula disebabkan oleh Fusarium, Cephalo- Bahan yang diperiksa adalah kerokan
sporium, Scopulariopsis, Aspergrllus, dan hku. Pada pemeriksaan langsung dengan
lain-lain. Penyakit jamur pada lruhr yang larutan KOH l0o/o, tampakjamur sebagai
disebabkan oleh jamur dermatofita di- hifa atau spora. Untuk menentukan spesies
sebut tinea unguium (unguium : kuku), jamur penyebab, dilakukan biakan pada
sedangkan yang disebabkan Candida agar Sabouraud (+ antibiotik) kemudian
disebut kandidosis kuku. diperiksa koloni yang tumbuh.

Distribusi Geografik Pengobatan


Penyakit ini tersebar di seluruh dunia. Penyakit ini membutuhkan peng-
obatan yang lama, biasanya selama bebe-
Morfologi rapa bulan, karena pergantian kuku me-
merlukan waktu kurang lebih 6 bulan.
Candida adalah jamur yang mem- Pengobatan onikomikosis sebaiknya
punyai sel ragi (blastospora) dan hifa dilakukan dengan obat yang berbentuk
31 8 Parasitolosi Kedokteran

cakan, agar obat dapat masuk ke sela-sela Di Eropa dan di Asia juga pemah ditemu-
rongga kuku yang rapuh. Caranya dengan kan. tetapi di Indonesia sangatjarang.
mengoleskan tinktur anti jamur (misalnya
larutan azol) pada kuku yang sakit Morfologi
selama beberapa bulan, sampai kuku yang Jamur ini termasuk Dematiaceae yang
baru bebas jamur dan tumbuh sempurna membentuk koloni berwama coklat hitam.
seluruhnya. Untuk mempercepat pertum- Pada biakan tumbuh koloni berwarna
buhan, sebaiknya kuku yang sakit di- hitam dan padat. Sediaan langsung koloni
gunting pendek. ini menunjukkan hifa berseptum dan ber-
Pengobatan lain ialah dengan derivat warna coklat/tritam.
azolyang diberikan secara oral. Ketoko-
nazol dapat diberikan 1 x 400 mgftrari, Patologi dan Gejala Klinis
itrakonazol diberikan 1 x 400 mg dan Penyakit ini mengenai stratum kor-
flukonazol 1 x 100 mg untuk penderita neum telapak tangan atau kaki dan me-
dengan berat badan 60 kg atau lebih nimbulkan bercak-bercak yang berwarna
selama 7-10 hari berturut-turut tiap bulan tengguli hitam, kadang-kadang tampak
selama 3-4 bulan. bersisik. Keluhan penderita ialah dari segi
kosmetik, karena bercak tersebut memberi
Epidemiologi kesan "kotor" pada tangan atau kaki, dan
Penyakit ini ditemukan di seluruh kadang-kadang juga terasa gatal.
dunia, juga di Indonesia. Kadang-kadang
seorang penderita onikomikosis juga men- Diagnosis
derita mikosis di bagian lain dari tubuh- Bahan yang diperiksa ialah kerokan
nya. Bila penyebabnya jamur yang sama, kulit di tempat kelainan. Pada peme-
mungkin mikosis tersebut menjadi sumber
riksaan langsung dengan larutan KOH
infeksi bagi onikomikosisnya yang di- 1006, jamur tersebut tampak sebagai
tularkan pada kuku setelah menggaruk.
kelompok hifa dan kelompok spora yang
berwarna hitam atau hijau tua.
Tinea Nigra Palmaris/Plantaris
Pengobatan
Penyebab Karena jarang ditemukan, maka
Penyebab penyakit jamur ini adalah belum banyak pengalaman pengobatan,
Cladosporium wernecki atau Cladospofium dapat dicoba dengan itrakonazol.
marlsoni.
Epidemiologi
Distribusi Geografik Di Indonesia, penyakit ini sangat
Tinea nigra palmaris banyak di- jarang ditemukan, walaupun jamur
temukan di Amerika Selatan dan Tengah. penyebabnya ada.
Bab IV Mikotoei 319

Dermatofitosis dikelompokkan dalam 3 genus: Tri-


chophyton, Microsporum dan Epidermo-
phyton. Dari ketiga genus tersebut di-
Sinonim: tinea, ringworm, herpes sirsi- ketahui sekitar 20 spesies penyebab: se-
nata, kurap
bagian tersebar luas di dunia dan sebagian
Dermatofitosis ialah mikosis super- lagi penyebarannya dibatasi secara geo-
fisialis yang disebabkan oleh jamur go- grafik. Enam spesies penyebab utama
longan dermatofita. Jamur ini mengeluar- dermatofitosis di Indonesia ialah Tri-
kan enzim keratinase sehingga mampu chophyton rubrum, Trichophyton menta-
mencerna keratin pada kuku, rambut dan grophites, Microsporum canis, Micro-
stratum korneum pada kulit.t'2 sporum g)pseum, TTichophyton concen-
tricum dan Ep idermop hyt on flo c c o sum.
Sejarah Hifa Trubrum hab,s. Jamur ini mem-
bentuk banyak mikrokonidia. Mikrokoni-
Dermatofitosis telah dikenal sejak dianya kecil, berdinding tipis dan ber-
zarnan Yunani kuno. Orang Yunani me- bentuk lonjong. Mikrokonidia ini terletak
namakannya'oherpes" oleh karena bentuk pada konidiofora yang pendek, dan ter-
kelainan merupakan lingkaran yang makin susun secara satu persatu pada sisi hifa
lama makin besar (ring). Orang Romawi (en thyrse). Makrokonidia T.rubrum
menghubungkan kelainan ini dengan berbentuk sebagai pensii dan terdiri atas
larva cacing, dan menamakannya o'tinea". beberapa sel.
Perpaduan antara herpes (ring) dan tinea Mikrokonidia T.mentagrophytes ber-
(worm) melahirkan istilah dalam bahasa bentuk bulat dan jamur ini banyak mem-
Inggris ring worm. bentuk hifa spiral. Makrokonidia T.menta-
Sabouraud mempelajari dermato- grophytes juga berbentuk pensil.
fitosis pada tahun 1890 dan menulis buku M.canis mempunyai makrokonidia
be{udul "Les Teigne" (1910) yang memuat berbentuk kumparan yang berujung
seluruh hasil penelitiannya mengenai runcing dan terdiri atas 6 sel atau lebih.
dermatofitosis selama 20 tahun. Pada Makrokonidia ini berdinding tebal. Mikro-
tahun 1933 Emmons mengelompokkan konidia M.canis berbentuk lonjong dan
penyebab dermatofitosis dalam tiga tidak khas. Makrokonidia M.g,,psum juga
genus, yaitu Trichophyton, Microsporum berbentuk kumparan terdiri atas 4-6 sel,
dan Epidermophyton. dan dindingnya lebih tipis. Mikrokonidia
M,gypseum juga berbentuk lonjong dan
tidak khas.
Penyebab
Pada E.floccosum, bentuk hifanya
Dermatofitosis disebabkan oleh lebar. Makrokonidianya berbentuk gada,
jamur golongan dermatofita. Dermatofita berdinding tebal dan terdiri atas 2-4 sel.
merupakan golongan jamur yang mem- Beberapa malaokonidia ini tersusun pada
punyai sifat dapat mencernakan keratin. satu konidiofora. Mikrokonidia biasanya
Berdasarkan sifat morfologi, dermatofita tidak ditemukan.
320 ParasitologiKedokteran

Patologi dan Gejala Klinis pada anjing, kucing dan T.verrrucosum


pada sapi.
Jamur golongan dermatofita selain
mengeluarkan enzim keratinase yang Jamur antropofilik terutama meng-
mencerna keratin, patogenitasnya juga
hinggapi binatang dan kadang-kadang
menginfeksi manusia, misalnya M.audo-
meningkat karena produksi mannan
yaitu suatu komponen dinding sel yang uini dan T.rubrum. Jamur geofilik adalah
jamur yang hidup di tanah, misalnya
bersifat immunoinhibitory. Mannan juga
M.gypsum.
mempunyai kemampuan menghambat
eliminasi jamur oleh hospes dengan Gejala dermatofitosis terjadi karena
menekan kerja cell mediated immunity.z'3
jamur mengadakan kolonisasi pada
Patogenitas beberapa dermatofita kulit, kuku atau rambut. Gambaran
juga berkaitan dengan genetik misalnya klinis bervariasi bergantung pada lokasi
kelainan, respons imun selular penderita
tinea unguium dapat terjadi dalam suatu
terhadap penyebab, serta jenis spesies.
keluarga. Demikian pula dengan tinea
imbrikata yang biasanya mengenai ke- Spesies jamur antropofilik umunnya
menyebabkan kelainan yang tenan g tanpa
turunan tertentu dan diduga mempunyai
peradangan, menahun; sedangkan infeksi
resesiffactor.
spesies zoofilik dan geofilikpada manusia
Beberapa faktor dalam tubuh hospes
juga berperan dalam menghambat pato* memberikan gambaran lebih akut dengan
peradangan.
genitas. Progesteron dapat menghambat
Conant et al., membagi dermatofitosis
pertumbuhan jamur golongan dermato-
berdasarkan lokalisasi kelainan pada badan,
fita, karena itu insidens dermatofitosis
yaitu : tinea kapitis, tinea korporis, tinea
lebih banyak pada laki-laki. Demikian
juga dengan adanya unsaturated fatty favosa, tinea imbrikata, tinea kruris, tinea
pedis, tinea unguium, dan tinea barbae.
acid pada sebum dapat menghambat
pertumbuhan jamur sehingga produksi Alasannya ialah dermatofitosis yang
sebum pada kulit kepala orang dewasa
ditimbulkan oleh ketiga genus tersebut
menimbulkan gambaran klinis yang sama.
menurunkan insidens tinea kapitis bila
Pada umumnya dermatofitosis pada
dibandingkan dengan insidens pada anak-
anak.3
kulit mempunyai morfologi yang khas,
yaitu kelainan berbentuk lingkaran yang
Genus Tricophyton dan Microsporum
berbatas tegas oleh vesikel kecil, dengan
menimbulkan kelainan pada kulit dan
dasar kelainan berwarna kemerahan dan
kuku. Genus ini hanya mempunyai terlutup sisik. Jamurnya terdapat disisik-
satu spesies yaitu E.floccosum. Masing- sisik tersebut dan di dinding vesikel.
masing spesies jamur mempunyai pilihan Keluhan penderita ralah gatal terutama
(afinitas) terhadap hospes tertentu. bila berkeringat.
Jamur zoofiIik terutama meng- Dermatofita dan banyak jamur lain
hinggapi binatang dan kadang-kadang dapat menimbulkan reaksi alergi yahg
menginfeksi manusia, misalnya M.canis disebut reaksi-id. Dermatofita menimbul-
Bab IV Mikoloei 321

kan dermatofit yaitu kelainan pada kulit derivat azol, misalnya mikonazol, klotri-
berbentuk vesikel-vesikel yang biasanya mazol, ketokonazol, bifonazol, dan obat
timbul di telapak tangan dan kaki. Reaksi lain misalnya naftilin, terbinafin, siklo-
tersebut juga dapat di bagian tubuh lain. piroksolamin dan amorolfin.
Vesikel tidak mengandung jamur tetapi Bila penyakit menahun, batas ke-
terasa gatal. Bila kemudian terjadi infeksi lainan menjadi tidak tegas terutama bila
oleh kuman, maka vesikel berubah terdapat infeksi sekunder oleh kuman
menjadi pustul yang disertai rasa sakit. karena garukan.
Obat oral dapat diberikan bersama
Diagnosis topikal untuk mempercepat dan men-
Diagnosis laboratorium dibuat ber- jangkau seluruh jamur. Obat oral pertama
dasarkan pemeriksaan langsung kerokan ialah griseofulvin, kemudian disusul
kulit, dan kuku dengan KOH 10-20% derivat azol, misalnya ketokonazol dan
yang ditambah 5%o gliserol kemudian itrakonazol. Pengobatan dapat diberikan tiap
dipanaskan (51-54"C). KOH akan me- hari atau dengan carapulse dosing dengan
lisiskan sel kulit, kuku dan rambut se- ketokonazol I x 200 400 mg/ hari dan
-
hingga elemen jamur akan terlihat jelas. itrakonazol dengan dosis 1 x 100 - 200
Penambahan zat w ama seperti cltl or az o I e mg/hari. Pulse dosing diberikan sekali
black E atau tinta parker biru-hitam pada seminggu. Kepastian jdrak pengobatan
KOH semakin mempennudah terlihatnya masih perlu ditentukan.
elemen jamur.2,3 Pada sediaan KOH dari
kulit, kuku dan rambut, jamur tampak
Epidemiologi
sebagai hifa berseptum dan bercabang.
Hifa tersebut dapat membentuk artrospora Prognosis penyakit ini baik.
yang pada kuku dan rambut terlihat
sebagai spora yang tersusun padat.
Pembiakan dilakukan pada medium Epidemiologi
agar Sabouraud yang dibubuhi antibiotik
Dermatofitosis cukup banyak ditemu-
dan disimpan pada suhu kamar. Spesies
jamur ditentukan oleh sifat koloni, hifa dan
kan di Indonesia, baik pada laki-laki
maupun perempuan. Sumber infeksi di-
spora yang dibentuk.
duga berasal dari orang-orang di sekitar
penderita (antropofilik), tanah/debu (geo-
Pengobatan filik), dan binatang peliharaan (zoofilik).
Biasanya kelainan berbatas tegas Kebersihan lingkungan dan pribadi
sehingga dapat diobati secara topikal yaitu penting untuk mencegah infeksi. Infeksi
dengan larutan spiritus atau salep yang oleh jamur antropofilik biasanya relatif
mengandung bahan fungistatik (fungisid) tanpa peradangan, sedangkan dermato-
dan keratinolitik, misalnya sulflr dan asam fitosis geofilik dan zoofilik seringkali
salisilat. Obat topikal baru mengandung disertai peradangan.
322 ParasitolosiKedokteran

Tinea Kapitis terinfeksi tidak mengkilat lagi, mudah


rontok dan tidak nyeri bila dicabut.
Hal ini mengakibatkan terjadinya
Sinonim: ringworm of the scalp. alopesia (botak). Umumnya disebab-
kan oleh infeksi jamur zoofilik atau
Definisi: Tinea kapitis adalah dermato- geofilik. Pada rambut terdapat infeksi
fitosis yang mengenai kulit kepala dan
ektotriks, yakni jamur tampak sebagai
folikel rambut
spora di dalam dan terutama di luar
rambut.
Penyebab
Bentuk grey patch: kelainan ini juga
Penyebabnya ialah berbagai spesies disebabkan oleh infeksi ektotriks
Mi cro sp orum dan Tr i chop hy t o n. spesies lain dari Trichophyton dan
Microsporum. Pada infeksi ini ada
Distribusi Geografik rasa gatal, alopesia yang bersisik tanpa
peradangan, rambut tidak mengkilat
Penyakit ini tersebar luas baik di
daerah tropik maupun di daerah subtropik,
lagi dan patah di atas permukaan kulit.
juga ditemukan di Indonesia. Pada tinea kapitis yang disebabkan
oleh M.canis dan M.'g,,pseum, tampak
fluoresensi hijau kekuningan bila di-
Patologi dan Gejala Klinis
sinari dengan sinar ultraviolet (Wood's
Kelainan ini
mengenai kulit dan light) yang berarti reaksi positif
rambut kepala dan lebih banyak terdapat khas. M.audouini, T.schoenleini dan
pada anak. Insidens tertinggi pada anak T.tonsurans bereaksi positif tidak khas
berumur 3 -7 tahun. Infeksi Microsporum (tidak hijau kekuningan). Spesies j amur
jarangterjadi pada anak yang telah puber.
lainnya memberikan reaksi Wood's
Walaupun demikian jika terjadi infeksi light negatif.
biasanya akan sembuh spontan, hal ini a
J. Bentuk black dot: pada kulit kepala
diduga karena perubahan kimiawi sebum.
B erbeda de ngan Mi c ro sp o rum, infeksi Tr i -
tampak bintik-bintik hitam karena
rarnbut patah pada folikel. Infeksi jamw
chophyton walaupun lebih sering terjadi
pada anak, tetapi kelompok umur remaja bersifat endotriks, spora terdapat di
dan dewasa juga dapat terinfeksi dan dalam rambut dan memberikan hasil
biasanya merupakan infeksi ringan.3 negatif pada pemeriksaan dengan
Terdapat 3 bentuk klinis tinea kapitis: Wood's light. Kelainan ini disebabkan
1. Bentuk kerion: merupakan kelainan oleh T.tonsurans, T.violaceum dan
yang bersifat akut disertai peradangan T.schoenleini. Jarang ditemukan di
dan pernbentukan pustul. Rambut yang Indonesia.
Bab IV Mikolosi 323

Tinea Korporis pustul sampai bula. Semua lesi pada tinea


korporis biasanya disertai rasa gatal.
Sinonim
Dermatofitosis of the glabrous skin, Epidemiologi
-ringworm, tinea sirsinata, tinea glabrosa.
Tinea korporis adalah dermatofitosis
yang mempunyai penyebaran luas, meskip-
Definisi un demikian insidens lebih banyak di daerah
Dermatofitosis pada kulit wajah yang dengan iklim lembab dan hangat (tropis).
berminyak (kecuali jenggot), tubuh dan Tidak ada perbedaan antara umur, ras atau
tungkai (termasuk punggung tangan dan efiris. Beberapa penyakit sistemik seperti
kaki). diabetes melitus, cushing syndrome,
infeksi HIV dan immunokompromis lain
Penyebab merupakan faktor predisposisi. Faktor
risiko lain adalah orang yang sering kontak
Penyebabny a ialah spesies dan TTicho - dengan binatang, tanah atau olahragawan.
phyton, Mi cro sp o rum dan E.flo cc o s um.

Distribusi Geografik Tinea Imbrikata


Penyakit terutama terdapat di daerah
Penyebab
tropik, banyak terdapat di Indonesia.
Penyakit ini disebabkan oleh satu
Patologi dan Gejala Klinis spesies saja yaitu T.concentricum.
Penyakit ini juga dikenal sebagai tokelau
Kelainan pada tinea korporis ber- dan Dajakse schrurft.
variasi mulai dari lesi tanpa peradangan,
bentuk plakat yang bersisik sampai pe- Distribusi Geografik
radangan yang disertai pustul. Variasi ter-
sebut tergantung pada spesies penyebab.
Tinea imbrikata banyak terdapat di
Infeksi yang disebabkan spesies derma- daerah tropik dan endemis di beberapa
tofita antropofilik memberikan gambaran daerah di Indonesia (Jawa, Kalimantan,
klinik yang khas. Pada stadium akut lesi Irian Jaya, dan lain-lain).
berbentuk plakat anular dengan sisik pada
Patologi dan Gejala Klinis
bagian tepi dan bagian tengah tampak
lebih bersih. Bila telah menahun batas Kelainan dapat meliputi seluruh
sering tidak jelas dan dapat terlihat infeksi badan kecuali kepala yang berambut,
sekunder oleh kuman karena garukan. telapak tangan dan kaki. Kelainan
Lesi yang disebabkan oleh spesies derma- berupa sisik kasar yang terbentuk secara
tofita geofilik dan zoofilik seringkali di- konsentris dan sisik itu terlepas di bagian
sertai peradangan mulai dari vesikel dan dalam lingkaran sehingga terlihat seperti
324 Parasitologi Kedokteran

susunan genteng. Pada stadium lanjut Penyebab


banyak timbul pusat-pusat susunan sisik
Penyebabnya ialah spesies da/' Tri-
konsentris sehingga tidak terlihat lagi
chophyton, Microsporum dan E.floccosum.
susunan sisik konsentris, tetapi sisik kasar
yang tidak beraturan melapisi kulit.
Distribusi Geografik
Tinea Favosa Penyakit ini terdapat baik di daerah
tropik maupun di daerah dingin. Banyak
Penyebab ditemukan di Indonesia.
Penyebab utamanya T.schoenleini,
kadang-kadang T.violaceum dan M.g,pseum. Patologi dan Gejala Klinis
Kelainan mengenai kulit di daerah
Distribusi Geografik inguinal, pada bagian dalam dan peri-
Tinea favosa terutama terdapat di neum. Kelainannya seperti telah diterang-
Polandia, Rusia, Mesir, Balkan dan kan di bagian umum. Kelainan yang
negeri-negeri sekitar Laut Tengah. Jarang disebabkan Trichophyton rubrum atau
ditemukan di lndonesia. Epidermophyton fioccosum bersifat
kronik dan relatif tanpa peradangan. Lesi
hanya tampak sebagai eritema ringan
Patologi dan Gejala Klinis
dengan daerah tepi yang tampak tidak
Kelainan terdapat di kulit kepala begitu aktif. Kelainan oleh Trichophyton
namun dapat menyebarke tubuh dankuku, mentagrophytes terlihat akut dengan
menimbulkan bau yang khas, disebut peradangan, bagian tepi lesi tampak aktif
mousy odor. Kelainan berupa scutula disertai vesikel dan seringkali disertai
dibentuk oleh sisik-sisik yang tersusun rasa gatal yang hebat.
seperti kerucut. Di bagian kepala dapat
menyebabkan pitak yang menetap (alo-
pesia permanen) bila tidak cepat diobati. Epidemiologi
Tinea kruris tersebar luas terutama di
daerah beriklim tropik. Infeksi umumnya
Tinea Kruris terjadi pada laki-laki postpubertal namun
Sinonim: Eczema marginatum, gym itch, demikian perempuan juga dapat terkena.
hobie itch, jock itch, ringworm of the Penularan lebih mudah terjadi dalam
groin, tinea inguinalis. lingkungan yang padat atau pada tempat
dengan pemakaian fasilitas bersama
Definisi: Tinea kruris adalah dermato- seperti asrama dan di rumah tahanan.
fitosis yang mengenai paha atas bagian Pemakaian baju ketat, keringat, dan baju
tengah, daerah inguinal, pubis, perineum mandi yang lembab dalam waktu yang
dan daerah perianal. lama merupakan faktor predisposisi tinea
kruris. Faktor risiko lain adalah obesitas Epidemiologi
dan diabetes melitus.3 Tinea pedis adalah dermatofitosis
Tinea kruris dapat dicegah dengan me- yang paling umum. Prevalensi pada laki-
ningkatkan kebersihan diri dan lingkungan. laki lebih tinggi dibanding perempuan.
Insidens meningkat sesuai dengan me-
ningkatnya umur; dan umumnya terjadi
Tinea Pedis
pascapubertas.

Sinonim: Athlete's foot, ringworm pada


telapak kaki.
Tinea Barbae
Definisi: Tinea pedis adalah dermatofi-
Penyebab
tosis pada telapak kaki dan sela jari kaki.
Penyakit ini terutama disebabkan
Penyebab lik,
oleh berbagai spesies j arnur yang zoofi
Semua genus dermatofita terutama misalnya T.verrucosum.
Trichophyton rubrum dart Trichophyton
mentagrophytes. Distribusi Geografik
Penyakit ini belum pernah ditemukan
Distribusi Geografik di Indonesia.
Tinea pedis terdapat baik di daerah
tropik maupun daerah lainnya. Banyak Patologi dan Gejala Klinis
terdapat di Indonesia. Kelainan pada kulit disertai folikulitis
(radang pada folikel rambut) terdapat di
Patologi dan Gejala Klinis daerah dagu dan dapat menyebar. Bila
Kelainan mengenai kulit di antara disebabkan oleh jamur zoofilik, kelainan
jari-jari kaki, terutama antarajari ke 3-4 ini dapat menyebabkan semua rambut
dan ke 4-5, telapak kaki dan bagian lateral yang terinfeksi menjadi rontok. Tinea
kaki. Karena tekanan dan kelembaban barbae dapat sembuh tanpa pengobatan.
maka gambaran klinis khas dermatofitosis
tidak terlihat. Bila terjadi infeksi sekunder
Tinea Unguium
oleh kuman dapat timbul pustul dan rasa
nyeri.
Faktor predisposisi berupa kaki yang Penyebab
selalu basah, baik oleh air (tukang cuci), Kelainan ini
disebabkan oleh jamur
maupun oleh keringat (sepatu tertutup dermatofita biasanya spesies E.floccosum
dan memakai kaos kaki). Sering terjadi dan genus Trichophyt on. Pernah dilaporkan
maserasi kulit. genus Microsporun menginfeksi kuku.
MIKOSIS DALAM

ikosis dalam atau mikosis profi.rnda/ fungus disease of India, Van Dyke Carter
sistemik ialah penyakit jamur yang menulis secara rinci sejarah penyakit ini.
mengenai alat dalam. Penyakit ini dapat
terjadi karena jamur langsung masuk ke Penyebab
alat dalan (misalnya paru), melalui luka, Terdapat dua bentuk misetoma:
atau menyebar dari permukaan kulit atau
alat dalam lain.
l. Misetoma aktinomikotrk (bacterial
mycetoma) yang disebabkan oleh
jamrn golongan schizomycophyt4 yaitu
Actinomyces, Nocardia dan Strepto-
MISETOMA
myces. Jamur penyebab yang penting
adalah A c t ino ma dur a p el I e t i er i, N o c ar-
Sinonim: Madura foot, maduromikosis
dia brasiliensis dan Streptomyces
Misetoma ialah sindrom klinis yang somaliensis.
disebabkan oleh infeksi jamur, terdiri atas 2. Misetoma maduromikotik (fungal
pembengkakan setempat yang indolen dan my c et o ma atau eumy c et om a) disebab-
membentuk sinus, menyerang jaringan kan oleh jamur golongan eumyco-
kutan, subkutan, fasia dan tulang. Trias phyta, diantaranya adalah Madurella
yang khas pada kelainan ini adalah pem- mycetomatis, Scedosporium apiosper-
bengkakan disertai deformitas, sinus yang mum (P s eudo all e s cheri a b oy dii), Ma-
mengeluarkan nanah, dan nanah tersebut durella grisea, Leptosphaeria sine-
t -6
berisi butir/granula j amur penyebab. galensis.'7

Sejarah Distribusi Geografik


Madura foot dilaporkan Pertama Penyakit ini kosmopolit, ditemukan
kali oleh John Gill di Madras, India pada terutama di daerah tropik yang kering
tahun 1842. Kemudian Van Dyke Carter dan jarang hujan. Misetoma juga ditemu-
pada tahun 1860 menyebut penyakit ini kan di Indonesia, Asia Selatan, dan di
misetoma karena penyebab tumor ini Amerika di daerah tropik dan subtropik-
adalah jamur. Di dalam bukunya yang nya. Misetoma merupakan penyakit yang
diterbitkanpadatahun 1847 . trfycetoma, the sangat endemis di India, Sudan, Senegal,
328 Parasitologi Kedokteran

Somalia, Kongo, Yaman, Venezuela dapat ditemukan butir-butir jamur. Fistel


dan Meksiko, yaitu daerah dengan suhu yang mengeluarkan granula merupakan
udara tinggi (30-37"C) kering dan jarang gejala karakteristik misetoma.6 Meskipun
hujan.a-7 Di Sudan terdapat 300-400 kasus pembengkakan cukup besar, biasanya
per tahun (frekuensi tertingi di dunia). tidak menimbulkan rasa sakit. Biasanya
proses ini berlangsung menahun dan per-
Morfologi lahanlahan kelainan menyebar ke jaringan
sekitar secara perkontinuitatum. Tidak
Hifa jamur membentuk gumpalan pernah terjadi penyebaran secara hema-
yang disebut butir-butir jamur atau granula togen.6
yang merupakan koloni jamur di dalam Misetoma banyak terjadi unilateral
j aringan atau abses. Butir-butirj amur dapat
terutama pada tungkai bawah. Kaki ada-
berwarna putih, kekuning-kuningan, teng- lah lokasi yang sering terkena dan disebut
guli hitam atau berwarnalain, tergantung misetoma pedis (79,2%), umumnya akibat
pada spesies jamur penyebabnya. Bila be{alan tanpa alas kaki. Walaupun jarang,
butir jamur ini terdiri atas hifa yang kadang-kadang misetoma terjadi pada
halus (lebarnya kurang dari 1 mikron), tungkai, tangan, bahu atau bagian tubuh
maka penyakitnya disebut misetoma akti- yang lain.rr
nomikotik. Bila terdiri atas hifa yang
kasar (lebarnya lebih dari 1 mikron) maka
Diagnosis
penyakitnya disebut misetoma maduro'
mikotik. Pada agar Sabouraud biasa dan Untuk menegakkan diagnosis, bahan
pada suhu kamar, jamur tersebut mem- klinik yang diperiksa ialah nanah dan
bentuk koloni filamen.. jaringan biopsi. Nanah diambil dengan
mengeluarkannya secara langsung dari
fistel atau dari aspirasi abses. Bahan klinik
Patologi dan Gejala Klinis
ini diperiksa seciu? makroskopik dan milao-
Infeksi misetoma terjadi melalui skopik; sebaiknya segera dibiak.6 Butir-
trauma, misalnya oleh fusukan duri yang butir jamur di dalam sediaan langsung
terkontaminasi jamur (biasanya dari dengan larutan KOH 10% tampak sebagai
tanah) pada kulit atau jaringan subkutan. gumpalan hifa yang berwarna putih, ke-
Gejala baru muncul beberapa tahun kuningan atau berwarna lain tergantung
kemudian sehingga sulit menentukan pada jamur penyebabnya. Granula ini
periode inkubasi.5'6 Pada tempat tusukan, biasanya berukuran 1-2 mm. Pada sediaan
timbul kelainan. Dimulai sebagai tumorkecil langsung biasanya sudah dapat dibedakan
yang makin lama makin besar, merusak granula misetoma maduromikotik dari
jaringan atau tulang, kemudian mem- granula misetoma aktinomikotik. Wam4
bentuk abses dan fistel (sinus). Dari fistel ukuran dan bentuk granula kadang-kadang
dapat keluar nanah. Dalam nanah dan dapat membantu dalam menentukan jamur
jaringan bawah kulit yang membengkak penyebab. Misalnya Madurella myceto-
matis membentuk granul a y afig besar, hitam dalam batas mendekati normal pada penyakit
dan keras; Scedosporium apiospermum yang sudah diobati. Hal ini menunjukkan
membentuk granula yang besar, putih dan bahwa ELISA daPat digunakan untuk
lunak.6 memonitor respons pengobatan.3'6
Pada sediaan histopatologi terlihat Pemeriksaan radiologi perlu dilaku-
jaringan granulasi dengan sarang pera- kan untuk melihat keterlibatan tulang,
dangan dan abses. Dalam sarang radang perluasan penyakit dan menentukan
dan abses ditemukan granula dalam ber- prognosis.6
bagai ukuran. Unhrk memb edakan No cardia
asteroids dan Nocardia brasilienszs dari Pengobatan
penyebab lainnya, sediaan nanah dapat
Obat untuk infeksi yang disebabkan
dipulas dengan pulasan Ziehl Neelsen.
oleh A.israelii ialah penisilin dosis tinggi.
Pada pulasan Gram filamen akan tampak
Sulfa dan streptomisin dipakai pada infeksi
positip-Gram.r
N o c ardi a dan S trept omY c es .
Dalam sediaan HE biasanYa daPat
Pengobatan untuk misetoma maduro-
dilihat hifa halus atau lebar. Bila tidak ter-
mikotik adalah secara bedah, yaitu dengan
lihat struktur jamur, meskipun telah di-
melakukan ekstirpasi jaringan yang ada
periksa dengan pulasan khusus misalnya
kelainannya atau amputapi bagian tubuh.
Gomori's methenamine silver stain (pnilasan
Dianjurkan pemberian antifungal selama
GMS) maka kemungkinan granula ter-
6 bulan sebelum dilakukan pembedahan
sebut dibentuk oleh kuman. Dalam hal
karena terapi antifungal dapat memper-
demikian kelainan disebut botriomikosis
(bothriomycosis). kecil ukuran tumor. Setelah pernbedahan
Pembiakan penting untuk diagnosis diberikan lagi antiflmgal untuk mencegah
jamur penyebab. Karena sering terjadi rekurensi.6 Ketokonazol dan itrakonazol
kontaminasi oleh bakteri, sebelum dibiak dilaporkan dapat menyembuhkan beberapa
granula harus dicuci dahulu berkali-kali kasus misetoma maduromikotik yang
dengan larutan garam faal steril. Kemu- disebabkan oleh Madurella my cetomatis,
dian granula dihancurkan dan dibiak pada tapi tidak efektif untuk misetoma madu-
agar Sabouraud + kloramfenikol 0,05 romikotik yang disebabkan oleh Scedo-
mg/ml, secara aerob, Pada suhu kamar, sporium apiospermum dan Acremonium.
selama 6-8 minggu.6Bila diduga penyebab- Pengobatan S.apiospermum leblh suht
nya Actinomyces israelii, maka dilakukan karena jamur ini resisten terhadap ber-
biakan secara anaerob. bagai antifungal termasuk flukonazol
Pemeriksaan serodiagnostik Yafig dan amfoterisin B. Itrakonazol dilapor-
umum adalah ELISA, namun sering ter- kan dapat menyembuhkan misetoma madu-
jadi reaksi silang antara beberapa spesies. romikotik oleh Acremonium dan Asper-
Terdapat titer antibodi yang tinggi pada gillus spp.6
penyakit yang aktif atau yang lesinya Obat-obat baru seperti vorikonazol,
mengalami reaktivasi dan titer antibodi posakonazol dan ravukonazol dilaporkan
330 Parasitologi Kedokteran

banyak memberikan hasil baik untuk Daftar Pustaka


misetoma maduromikotik. Vorikonazol yang
pemberianny a dapat peroral dan intravena
l. Rippon JW. Mycetoma.Medical Mycology.
The Pathogenic Fungi and The Pathology
memberikan hasil baik pada misetoma Actinomycetes, edisi ketiga.Philadelphia:
maduromikotik oleh S.apiospermum dan WB Saunders Company; 1988;80-l I 8.
Aspergillus spp.6 2. Conant NF, Smith Dl Baker RD, Callaway
JL.Actinomycotic Mycetoma. Manual of
Kegagalan pengobatan misetoma Clinical Mycology, edisi ketiga. Philadelphia:
maduromikotik, mungkin disebabkan oleh WB Saunders Company; l97l:62-3.
lama dan luasnya kelainan, jamurpenyebab 3. Lupi O, Tyring SK, McGinnis MR. Tropical
resisten terhadap antifungal dan obat Dermatology:Fungal Tropical Diseases.

mungkin sulit menembus misetoma karena


Journal of the American Academy of
Dermatology 2005 ;53 (6) :939 -43.
adanya ekstra seluler semen, jaringan 4. Khatri ML, Al-Halali HM, Khalid MF,
fibrotik dan nanah di sekeliling granula.6 Saif SA, Vyas MCR. Mycetoma in Yemen:
Clinicoepidemiologic and Histopathologic
Study. International Journal of Dermatology
Prognosis 2002;41(9):586.

Prognosis misetoma aktinomikotik


5 Yahr MG, McNeil MM, Brown JM.
Actinomycosis, nocardiosis and actinomy-
lebih baik dari pada misetoma maduro- cetoma. Dalam: Freedberg IM, Eisen A2,
mikotik. Wolff K, Austen K_F, ,Goldmith LA, Katz
SI, penyunting. Fitzpatrick's Dermatology
in General Medicine, edisi ke-6. New York:
Epidemiologi McGraw-Hill; 2003.
6. Dismukes WE, Pappas GP, Sobel JD.
Penderita misetoma biasanya immuno- Eumycetoma. Clinical Mycology. New York
kompeten. Pemah dilaporkan terjadi mise- Oxford University Press Inc.; 2003:390-8.
toma pada penderita diabetes melitus dan 1. The Mycetoma Research Center at The
penderita transplantasi ginjal yang men- University of Khartoum, Sudan (h!Q1 ryu.
dapat terapi immunosupresi, tapi pada mycetoma.org/)
penderita dengan HIV belum pernah
dilaporkan.6
Penyakit ini tidak menular, juga tidak Kromomikosis
ditularkan dari hewan.2 Infeksi hanya
terjadi melalui tusukan duri atau ranting
Sinonim: Chromoblastomycosis
yang mengandung jamur penyebab. Oleh
karena itu penyakit ini banyak ditemukan Kromomikosis merupakan infeksi
pada petani dan pekerja perkebunan yang lokal yang menahun pada kulit dan
hidup di desa (daerah rural) yang mungkin jaringan subkutis orang sehat dan imuno-
sering mendapat luka tusuk oleh duri atau kompeten; yang sering te{adi pada kaki
ranting. Infeksi dapat terjadi pada semua atarr tungkai bawah, dengan kelainan
umur namun yang tersering adalah usia khas berbentuk kutil (verrucous) yang
30-50 tahun.l secara larnbat tumbuh terus. Kelainan ini
disebabkan oleh beberapa spesies Jamur Patologi dan Gejala Klinis
berwarna gelap coklat kehitaman (dema- Jamur yang terdaPat di alam bebas,
tiaceae).4 tanah, kayr busuk, duri atau tumbuh-
tumbuhan yang sudah mati, dapat masuk
Sejarah melalui luka pada kulit oleh trauma atau
Dahulu kromomikosis disebut Chro- tusukan. Kelainan biasanya rmilateral, sering
moblastomycoszs oleh Terra pada tahun di bagian tubuh yang banyak terpapar
1922. Nama ini kemudian diubah men- terutama tungkai bawah dan kaki (pada
jadi kromomikosis karena jamur tidak 50olo kasus). Biasanya asimptomatik, ada
berkembangbiak dengan blastospora' rasa gatal tapi tidak ada rasa sakit.r'2l Luka
kecil yang kadang-kadang tidak diketahui,
Penyebab dapat terinfeksi oleh jamur. Jamur berkem-
Kromomikosis disebabkan oleh bebe- bangbiak pada kulit dan jaringan di bawah
rapa spesies jamur yang tergolong Dema- kulit. Lesi tersebut menjadi hiperemis
tiaceae. Di antaranya adalah Phialophora kemudian menjadi papul kecil. Papul me-
velvucosa, Fonsecaea pedrosoi, Fonseceae luas menyerupai dermatofitosis. Tepi lesi
compacta, Cladosporium carrionii (Clado- mempunyai gambaran dengan batas tegas,
phialophora canionii) dan Rhinocladiella berwarna merah atau hitam. Setelah bebe-
aquaspersa. 1'2'a rapa waktu, mungkin sampai bertahun-
tahun, papul membesar dan bersatu, me-
Distribusi Geografik nonjol, makin lama makin tioggt, keras,
Penyakit ini terdapat di seluruh dunia, merah, atau keabu-abuan sehingga ber-
terutama di daerah tropik, subtropik. Di bentuk seperti kembang kol (cauli fiower).4
Amerika Selatan penyakit ini banyak Keluhan utama pasien ialah gatal. Bila
ditemukan di Brazll, Costa Rica dan digaruk dapat terjadi infeksi sekunder
Madagascar; tetapi kromomikosis juga oleh bakteri pada lesi yang sudah ada atau
ada di Asia, Afrika dan Australia.a dapat terjadi lesi baru di tempat lain atau
sisi lain (lesi satelit). Penyebaran terjadi
Morfologi melalui pembuluh getah bening ke bagian
yang terdekat. Mungkin terjadi penyebaran
Jamur penyebab kromomikosis ter-
secara hematogen ke berbagai organ, di
dapat di tanah, kayu dan tumbuh-flmbuhan
yang sudah busuk. Jamur ini tergolong antaranya ke otak. Dapat menyebabkan
penyumbatan pada saluran getah bening,
Dematiaceae, berwarna gel+p coklat
sampai coklat kehitaman dan mefnbentuk
sehingga terjadi edema tungkai bawah'
koloni filamen. Proses kelainan kromomikosis dari luka
Masing-masing'spesies mempunyai hingga terbentuk kembang kol memakan
jenis sporulasi yang berbeda. waktu bertahun-tahun (4- I 5 tahun).
Diagnosis Pengobatan
Lesi kromomikosis awalnya sangat Obat sistemik yang diberikan secara
menyerupai dermatofitosis, tetapi sesudah oral itrakonazol 200-400 mg/hari selama
bertahun-tahun bentuknya sangat karakte- 12 bulan dan terbinafin 500 mglhari
ristik dan mudah didiagnosis dengan pe- selama 6-12 bulan memberi hasil terbaik.
meriksaan langsung.l
Pada kasus yang berat dapat dikombinasi
Diagnosis kromomikosis dibuat dengan
bersama flusitosin. Pengobatan dengan
memeriksa kerokan kulit atau biopsi
jaringan atau bahan autopsi. Pemeriksaan flusitosin saja, hasilnya lesi cepat sembuh
sediaan langsung dilakukan dengan larutan
tapi umumnya kambuh kembali. Peng-
KOH 10-20%. Dalam kulit dan jaringan obatan dengan flukonazol jarang berhasil
subkutis, jamur tampak sebagai sclerotic dan dengan amfoterisin B juga tidak
body yaitu spora tenggulilcoklat tua ber- efektif.t'4
dinding tebal dengan atau tanpa sekat, Pada kasus tertentu atau lesi yang
satu-satu atau berkelompok. Spora ini ada kecil, dapat dilakukan tindakan bedah
yang membelah diri menjadi dua atau reseksi, cryotherapy, terapi laser, termo-
lebih. Pada pemeriksaan histopatologi terapi, dan bedah elektro plus kuretase.3
tampak hiperkeratosis dan sarang-sarang
radang serta abses pada kulit dan jaringan
subkutis. Jamur tampak di sarang radang Prognosis
tersebut, kadang-kadang dalam sel datia. Kromomikosis adalah penyakit yang
Bentuk jamur sama seperti pada peme-
biasanya tidak fatal pada orang sehat dan
riksaan langsung. Di otak dan di alat
mempunyai daya tahan tubuh yang baik.
lain, jamur di sarang radang atau abses
Infeksi berat biasanya pada penderita
tampak sebagai sel ragi atau hifa coklat
immunokompromais bila lesi sudah me-
tua yang bercabang. Karena jamur sudah
luas secara sistemik, makapengobatan men-
mempunyai warna, tidak diperlukan
pulasan khusus. jadi sulit dan sukar disembuhkan. t
Pembiakan dilakukan pada medium
agar Sabouraud pada suhu kamar. Jamur Epidemiologi
membentuk koloni filamen yang berwarna
coklat tua atau hijau kehitam-hitaman. Penyakit ini kosmopolit, terutama di
Determinasi koloni didasarkan atas macam daerah tropik dan subtropik. Biasanya
sporulasi. Ada tiga macam sporulasi pada laki-laki berumur 30-60 tahun dan
yaitu: tipe hormodendrum, akroteka dan jarang terjadi pada anak-anak. Penyakit
tipe fialofora. ini tidak menular.r,2,a Pemakaian alas kaki
Sampai saat ini belum ada tes serologi atau sepatu dapat mencegah luka tusuk
yang baik untuk diagnosis kromomikosis.a sehingga mencegah infeksi.
Daftar Pustaka Di alam bebas, S.schenckii sering terdapat
l. Dismukes WE, Pappas GP, Sobel JD. Chromo- di tanah dan tumbuh-tumbuhan yang sudah
blastomycosis. Clinical Mycology Eds. Oxford lapuk.
UnivenityPress, Inc. NewYork 2003; 399404.
2. Brooks GF, Butel JS, Morse SA. Dalam Jawetz,
Melnick, & Adelberg's Medical Microbiology. Distribusi Geografik
Edisi ke 23. International Edition. McGraw- Penyakit ini ditemukan di seluruh
Hill2004:634-5.
3. Poiniez J, Breuillard F, Francois N, Fruit J, Sendid dunia, terutama di daerah yang beriklim
B, Gross S et al. A case of chromomycosis heated tropis dan panas termasuk Indonesia.
by a combination of cryotherapy, shaving, oral 5- Kasus yang terbanyak dilaporkan dari
fluorocytosine and oral ampho B. Am J Trop
Med Hyg. 2000; 63(1,2):61 -3.
Afrika Selatan. Pada tahun 1942 sebarryak
4. Richardson MD, Warnock DW. Fungal + 3000 pekerja tambang emas terserang
Infection Diagnosis and Therapy. Edisi ke-3. sporotrikosis dalam jangka waktu dua
Blackwell Publishing Ltd. 2003: 288-91. tahun. Infeksi mudah terjadi di negara
atau daerah yang endemis seperti Afrika,
Jepang, India dan Australia. Baru-baru ini
Sporotrikosis juga dilaporkan banyak kasus di Amerika
lJtara, Tengah dan Selatan.2
Sporotrikosis ialah infeksi kronik
supuratif granulomatosa yang disebab-
Morfologi
kan oleh jamur dimorfik bergantung suhu
(thermally dimorphic) Sporotrichum Sporotrichum s chenckii adalah jatttur
schenckii. Penyakit ini biasanya hanya dimorfik bergantung suhu (thermally
menimbulkan kelainan setempat di kulit dimorphic)
dan jaringan subkutan tempat terjadinya Biakan jamur pada suhu kamar mem-
trauma, misalnya pada sporotrikosis kulit bentuk koloni filamen putih dengan hifa
dan sporotrikosis lokalisata limfatika; halus dan spora yang tersusun menyerupai
tetapi juga dapat menyerang organ tubuh bunga pada ujung konidiofora. Pada suhu
yang lain pada bentuk klinik sporotrikosis 37"C biakan membentuk koloni ragi
diseminata.r dengan blastospora yang bulat atau lonjong.

Sejarah Patologi dan Gejala Klinis


Pada tahun 1898 Schenck melaPor- Pada umumnya infeksi terjadi karena
kan penyakit sporotrikosis dan berhasil jamur masuk ke dalam jaringan subkutis
mengisolasi jamur penyebabnya yang ke- melalui luka pada kulit oleh duri atau
mudian disebut Sporotrichum s chenckii. kayu lapuk. Infeksi dapat juga melalui
inhalasi spora.
Penyebab Kelainan terutama mengenai kulit,
Sporotrikosis disebabkan oleh Sporo- jaringan subkutis dan saluran getah
trichum schenckii atau Sporothrix schenckii. bening, jarang mengenai selaput lendir,
334 Parasitologi Kedokteran

alat dalam atau tulang. Gambaran klims Diagnosis


sporotrikosis adalah: 1) sporotrikosis Diagnosis dibuat dengan memeriksa
kulit yang mengenai kulit dan melebar nanah, aspirasi abses, jaringanulkus, spuhrm
dengan permukaan tidak rata atau ber-
dan bahan klinis lain. Jamur sangat sukar
sisik. Kelainan ini hanya tojudi pada tempat
ditemukan dalam sediaan langsung.
trauma dan tidak terjadi penyebaran ke
Dengan pulasan Hematoksilin Eosin (HE)
pembuluh getah bening, 2) sporotrikosis jamur sulit ditemukan dalam jaringan.
limfatika lokalisata yang pada tempat Dengan pulasan Gram, Periodic Acid Schif
trauma timbul lesi primer. Lesi kecil ini
eAq) ata;.rGomori Methenamine Silver
menjadi tonjolan kecil yang keras. Tonjol-
^g/dil?
(GMS), jamur mudah dilihat. Biakan
an tersebut akhirnya menjadi abses yang
nanah atau bahan klinis lainnya pada
lunak, pecah, menembus kulit dan mem-
medium Sabouraud pada suhu kamar mem-
bentuk sporotrichotic chancre. Penyebaran
bentuk koloni filamen dengan susunan
melalui saluran getah bening, kemudian
konidia yang khas menyerupai bunga.
meradang dan teraba sebagai tali yang
keras. Kelenjar di sepanjang saluran Koloni ragi dibentuk dalam biakan pada
getah bening yang membengkak dan suhu 37"C.
meradang, dapat melunak dan akhimya Percobaan binatang dilakukan dengan
pecah menjadi ulkus, 3) sporotrikosis menyuntikkan suspensi nanah atau bahan
pulmonum, yang terjadi karena inhalasi lainnya ke dalam peritbneum tikus atau
spora yang menimbulkan ffiltrat di paru. mencit jantan. Dalam waktu 1-2 minggu
Gejala yang timbul menyerupai penyakit timbul orkitis. Dalam jaringan testis
infeksi paru oleh sebab lain,4) sporotri- binatang jamur mudah ditemukan dalam
kosis diseminata, yang dari lesi primer, jumlah besar sebagai blastospora bulat
menyebar luas ke kulit atau selaput lendir. atau lonjong seperti lisong, yang bersifat
Klinis penderita sporotrikosis diseminata Gram positif berwama ungu pada pulasan
menunjukkan sakit berat disertai suhu Gram. Untuk membantu diagnosis, dapat
badan yang tinggi. Bila te{adi penyebaran dilakukan pemeriksaan serologi.
secara hematogen, maka dipat timbul
kelainan pada alat dalam dan tulang. Ke- Pengobatan
lainan pada tulang yang disebut osteoar-
ticular sporotrichosis, adalah kelainan Sporotrikosis dapat diobati dengan
yang progresivitasnya lambat, indolen, larutan jenuh KJ per oral. Dosis lapat
menyerang sendi lutut, siku, tumit dan diberikan 3 x 10 teteslhari larutan jenuh
pergelangan tangan. Sendi tersebut men- KJ yang ditingkatkan tiap hari satu tetes
jadi bengkak dan terasa sakit. S.scftenckii hingga dosis yang masih dapat diterima.
juga sering menyebabkan tenosinovitis Dosis tertinggi ini diberikan hingga lesi
pada sendi pergelangan tangan; menyebab- sembuh. Pengobatan dengan larutan jenuh
kan bengkak dan pergelangan tangan sulit KJ sangat efektif dan murah. Pemakaiannya
digerakkan walau tidak nyeri.l dianjurkan di negara berkembang, tetapi
Bab lV Mikolosi 335

rasanya tidak nyaman dan menimbulkan terdapat di tanah dan di tumbuh-tumbuhan


efek samping mual berat pada pasien yang lapuk. Pada buruh tambang, kaki
yang sensitif. Pada saat ini obat pilihan perlu dilindungi dari trauma, karena jamur
untuk sporotrikosis kulit dan sporotrikosis Sporotrichum schenckii terdapat di tanah
limfatika lokalisata adalah itrakonazol pertambangan.t't
per oral dengan dosis 100-200 mgftran
atau 5-6 mg/kgBB/hari selama 3-6 bulan. Daftar Pustaka
Setelah lesi sembuh, pemberian itrako-
1. Pappas PG. Sporohichosis. Clinical Mycology,
nazol tetap diteruskan sampai beberapa Dismukes WE, Pappas PG, Sobel JD.Oxford
bulan. Flukonazol kurang efektif, tapi University Press, Inc. New York ;2ffi3 :346-54.
dapat diberikan untuk pasien yang tidak 2. Richardson MD, Warnock DW. Fungal
Infection Diagnosis and Therapy. Edisi ke-3.
toleran itrakonazol. Dosis flukonazol
Blackwell Publishing Ltd; 2003 :3 I l-8.
adalah 400 mgAari selama 6 bulan. Keto-
konazol oral juga dilaporkan kurang efektif
untuk pengobatan sporotrikosis kulit dan
limfatika lokalisata.t'2 Untuk penyakit
yang telah lanjut, misalnya sporotrikosis Zigomikosis
diseminata maka dapat diberikan amfo-
terisin-B secaJa infavena, atau bersama Zigomikosis (zygomycoses) ialah
pengobatan seperti di atas. mikosis yang disebabkan olehjamur kelas
Zygomycetes. Dua ordo yang penting
Prognosis dalam kelas Zygomycetes adalah ordo
Prognosis sporotrikosis lokalisata Mucorales dan ordo Entomophtorales
limfatika baik. Sporotrikosis diseminata (Gambar 1). Kedua golongan jamur
dapat menyebabkan kematian. tersebut menyebabkan penyakit yang
secara klinis berbeda. Penyakit yang
Epidemiologi disebabkan oleh ordo Mucorales disebut
mukormikosis atau zigomikosis dan me-
Penyakit ini ditemukan kosmopolit.
nyebabkan kelainan kulit dan infeksi
Di Indonesia penderita sporotrikosis pernah
sistemik, sedangkan penyakit yang di-
dilaporkan. Penyakit ini lebih sering di-
sebabkan oleh ordo Entomophthorales
temukan pada orang dewasa daripada
anak-anak.2
disebut entomoftoramikosis yang
Infeksi selalu didahului dengan trauma/ menimbulkan kelainan subkutan dan
luka pada kulit atau jaringan subkutan mukokutan. Penamaan penyakit jugu
oleh ranting tumbuhan yang lapuk. Karena diberikan berdasarkan sepseis jamur
itu pekerja di perkebunan dan petani penyebab, misalnya. entomoftoramikosis
perlu hati-hati, bila perlu memakai sarung juga disebut konidiobolomikosis dan
r'2
tangan ketika sbdang beke{a karena jamur basidiobolomikosis.
336 ParasitoloeiKedokteran

Class:

Order:

Family:
genus:.
specles:
n
Mucoraceae
Absidia
A. corymbifera
A.pophysomyces
A. elegans
Mucorales

Cunninghamellaceae
Cunninghamella
C. bertholletiae
Mortierellaceae
Mortierella
Entomophthorales

*"rrrrJ.""
Conidiobolus
C. coronatus
C. incongruus
Conidiobolus spp.
Mucor (animal pathogen) C. lamprauges
M. circinelloides Saksenaceae (animal pathogen)
M. hiemalis Saksenaea Basidiobolaceae
M. racemasus S. vasiformis Basidiobolus
M. ramosissimus Syncephalastraceae B.ranarum
M. rouxianus Syncephalastrum
Rhizomucor S. racemosum
R. pusillus Thamnidaceae
R. miehei Cokeromyces
(animal pathogen) C.recurvatus
Rhizopus
R. arrhizus
R. azygosporus
R. microsporus
Var. microsporus
Yar oligosporus
Yar. rhizopodiformis
R. schipperae
R. stolonifer

Gambar 1. Taksonomi zygomycetes (dikutip dari Ribes et a[)t

Entomoftoramikosis Conidiobolus dikenal Conidiobolus coro-


natus atav Conidiobolus incongruus
dan Conidiobolus lamprauges yang me-
Penyebab
nyebabkan konidiobolosis. Gambaran
Penyebabnya adalah Ordo Enthomo- histopatologi kelainan yang disebabkan
phthorales yang terbagi menjadi genus kedua jamur tersebut mirip tetapi secara
B as i di ob o lu s dan C oni di o b o lus (Gambar mikologi dan secara klinis berbeda. Basi-
1). Dari genus Basidiobolus dikenal diobolomikosis dan konidiobolomikosis
Basidiobolus ranarum yang menye- terutama berbentuk infeksi subkutan dan
babkan basidiobolosis dan dari genus mukokutan.r'3
Basidiobolomikosis Morfologi
Pada biakan, B. ranarun membentuk
Sejarah koloni filamen, tampak datar, melipat dan
Basidiobolomikosis, untuk pertama
berlilin, berwarna kekuningan sampai
abu-abu. Koloni satelit dpat ditemukan di
kali ditemukan di Indonesia oleh Lie
sekitar biakan utama karena pertumbuhan
Kian Joe pada tahun 1955.4 Saat itu
spora yang dilepaskan dari biakan utama.
penyakitnya disebut sebagai fikomikosis
Secara mikroskopis terlihat hifa lebar
subkutis yang disebabkan oleh B. rana-
senositik yang lama kelaman berseptum
rum. Nama fikomikosis tidak digunakan
saat produksi zigospora dimulai. Zigo'
lagi karena terjadi perubahan taksonomi
spora yang khas mempunyai tonjolan me-
sehingga kelas Phycomycetes sudah tidak
nyerupai paruh burung pada Permukaan
ada. Jamur tersebut pernah diidentifikasi
dindingnya (Gambar 2A). Selain zigo-
sebagai B. meristosporus atau B. hapto-
spora juga ditemukan konidia dan klami-
sporus, namun saat ini digunakan nama
dokonidia.t'6
B. rqnarum karena secara taksonomi
dianggap lebih tepat. t
Patologi dan gejala klinis
Distribusi geografik Basidiobolomikosis' ditularkan me-
lalui trauma di kulit dan gigitan serangga.
Jamur ini ditemukan di seluruh dunia
Infeksi B. ranarum umufirnya merupakan
namun penyakitnya hanya endemis di
daerah tertentu. Penyakitnya ditemukan di
infeksi subkutan di tubuh, lengan dan
bokong.a'6 Gambaran klinis berupa tumor
daerah tropis dan subtropis di Afrika, dan
Asia Tenggara termasuk Indonesia.
r'a'5 di bawah kulit yang makin lama makin

Gambar 2. Gambar diagramatis spora B. ranarum, zigospora dengan 'paruh' (A) dan
C. incongruos, zigospora tanpa 'paruh' (B)1
338 ParasitologiKedokteran

besar dan dapat sembuh spontan tanpa tepi tumor, digunakan untuk pemeriksaan
terapi. Tumor yang terbentuk kenyal, histopatologik dan biakan.. Pemeriksaan
berbatas jelas, tidak nyeri dan biasanya histopatolo gik menunjukkan j arin gan gra-
tanpa tanda-tanda radang. Pada perabaan, nulasi bersebuk sel eosinofil dan histiosit.
tumor ini dapat digerakkan bebas dari Tampak jamur di jaringan sebagai hifa
dasarnya.l'2 Kulit di atasnya menjadi lebar senositik, berdinding tipis, di-
tegang dan atrofi, pucat atau kehitam- kelilingi olehpalisade sel histiosit d anzone
hitaman karena hiperpigmentasi, tetapi merah yang disebut eosinophylic granulor
tidak membenhrk ulkus. Tidak menjalar necrosis, yaitu endapan reaksi imunologik
ke kelenjar limfe regional atau pembuluh yang sesuai dengan fenomena Splendore-
darah, namun saat ini dilaporkan kasus Hoeppli seperti yang ditemukan dalam hati
basidiobolomikosis pada kelenjar limfe. penderita skistosomiasis. Hal yang sama
Tumor tersebut dapat meluas ke satu arah ditemukan pada konidiobolomikosis.
atau beberapa arah dan dapat mengenai Bila bahan biopsi ditanam pada agar
daerah yang luas seperti seluruh Sabouraud, tumbuh koloni filamen dengan
punggung. Penyakit ini sering ditemukan zigospora yang khas (Gambar 2A1 .r'z'+
pada anak dengan keadaan umum baik Diagnosis basidiobolomikosis juga
dan dapat mengenai orang dewasa.8-rO dapat ditegakkan dengan bantuan peme-
Akhir-akhir ini dilaporkan bahwa B. riksaan serologi untuk deteksi antibodi
ranarumjuga dapat menyebabkan basi- dengan teknik uji imunodifusi.14'rs Peme-
diobolomikosis gastro intestinal pada orang riksaan serologi berguna untuk dalam
sehat danpenderita diabetes melitus. Lesi menegakkan diagnosis bila tidak dapat
berbentuk granuloma dan fibrosis pada dilakukan kultur dan juga untuk mengikuti
lamina propria tanpa invasi ke pembuluh perj alanan penyakit.' 3
darah. Pada penderita dapat ditemukan
demam, menggigil, nyeri abdomen, Pengobatan
diare, konstipasi dan kehilangan berat Pengobatan basidiobolomikosis
badan. Pada basidiobolomikosis jarang harus mempertimbangkan pencegahan
didapatkan faktor resiko atau kelainan meluasnya penyakit karena tindakan
dasar lain. Penyakit itu bersifat menahun, bedah. Satu-satunya tindakan bedah
tidak fatal, bahkan kadang-kadang dapat yang dianjurkan hanyalah biopsi untuk
sembuh sendiri.rl-r3 menegakkan diagnosis. Tindakan bedah
akan dapat menyebabkan meluasnya
Diagnosis penyakit. Obat yang dapat digunakan
Diagnosis basidiobolomikosis ditegak- adalah larutan KJ penuh,3,a,1O trimetoprim-
kan dengan melakukan pemeriksaan fisik, sulfametoksazol,l'r3'r8 amfoterisin B 1r
pemeriksaan histopatologi dan biakan. dan KJ jenuh dikombnasi dengan azol.le
Pemeriksaan bahan biopsi dari bagian Selain itu, derivat imidazol yang dianggap
Bab tV Mikotosi 339

efektif adalah ketokonazol.lT Efek tera- Morfologi


peutik yang paling baik didapatkan bila C. coronatus tumbuh cepat pada media
pengobatan diberikan pada stadium dini. sebagai koloni filamen, yang membentuk
lipatan dan lekukan terutama bila di-
Prognosis tumbuhkan pada suhu 37"C. Koloni yang
Prognosis basidiobolomikosis biasa- semula tampak berlilin kemudian menj adi
nya baik, bahkan dapat sembuh spontan pow dery dan berwarna putih, kekuningan
tanpa diberi obat. sampai kecoklatan. Secara mikroskopis
tampak gambaran sporangiofora pendek
Epidemiologi yang membentuk sporangiola. Spora akan
membentuk papillae yang membentuk
Jamur B. ranarum ditemukan di
spora lagi sehingga tampak gambaran
seluruh dunia, namun penyakitny a hany a
seperti corona. Zigospora mempunyai
ditemukan di daerah tropis dan subtropis,
dinding licin dan berbeda dengan zigo-
misalnya basidiobolosis endemis di
spora B. ranarum, zigospora C. coronatus
Uganda.2o B. ranarum terdapat di tanah
tidak mempu:ryai 'paruh' (Garnbar 2B1.rs
dan di alat pencernaan beberapa binatang
pemakan serangga misalnya lipas, cicak,
Patologi dan Gejala Klinik
tokek, kadal, katak dan pada daun serta
bagran tanaman yang membusuk.r8'2r Transmisi Conidiobolas terjadi me-
Keberadaanya di alam merupakan sumber lalui inhalasi spora dan trauma kulit
alamiah infeksi B. ranarum. misalnya gigitan serangga. Kebiasaan
mengorek hidung dilaporkan menjadi
tempat masuk jamur ilo.tt'zz Pada
Konidiobolomikosis penyakit ini tidak ditemukan faktor
resiko yang jelas. Umumnya penderita
Sejarah konidiobolomikosis adalah laki-laki sehat.,
Padatahun 1 96 1, EmmonsmelaPorkan meskipun ditemukan beberapa kasus pada
polip pada hidung kuda yang disebabkan individu imunokompromis. Infeksinya
Entomophtora coronata. Penyakitnya berupa sinusitis kronis, yang meluas
disebut fikomikosis entomoftora. Kasus ke daerah subkutan wajah. Ditemukan
pertama pada manusia ditemukan oleh pembengkakan pada hidung, mulut,
Bras pada tahun 1965. Karena me- jaringan perinasal yang mengakibatkan
ngenai daerah hidung, maka disebut rino- gejala sumbatan hidung, nyeri, keluarnya
fikomikosis entomoftora. Saat ini sesuai cairan dan kadang-kadang epistaksis.
dengan nama penyebabny a Conidiobolus Edema wajah yang berat mengakibatkan
coronata atau Conidiobolus incongruus kesulitan membuka mata dan terbentuknya
nama penyakit itu dirubah menjadi nodul pada alis, bibir atas dan PiPi
konidiobolomikosis. r'2 mengakibatkan pasien tampak seperti
340 ParasitologiKedokteran

kuda nil atau tapir. Infeksi pada'larings bermanfaat . Larutan KJ j emuh dilaporkan
dan farings berakibat disfagia, obstruksi berhasil dalam terapi konidiobolomikosis
larings dan limfedema, namun meskipun namun juga dilaporkan kegagalan
terjadi penjalaran yang luas, biasanya terapi.23'24 Obat lain yang bermanfaat
jarang terjadi penjalaran ke otak.r8 Hanya
adalah amfoterisin B, ko-trimoksazol,
ada beberapa kasus fatal pada individu
ketokonazol dan itrakonazol. Kombinasi
imunokompeten karena penyebaran yang
luas dan invasi ke pembuluh darak dan obat tersebut dilaporkan cukup berm anfaat
limfe. dikutip dri I meskipun dilaporkan ada kegagalan
terapi.r8
Diagnosis
Epidemiologi
Pemeriksaan fisis, pemeriksaan
histopatologi dan kultur dari bahan Jamur C. coronata tersebar
biopsi jaringan subkutis daerah yang luas di berbagai bagian dunia, namun
terinfeksi merupakan cara diagnosis prevalensinya rendah. Penyakit itu
konidiobolosist Pada jaringan yang biasanya mengenai laki-laki yang
diwarnai HE tampak potongan hifa lebar, bekerja di luar ruang di daerah hutan
senositik, berdinding tipis dikelilingi tropis yang lembab. Konidiobolomikosis
oleh sel radang akut atau kronis. Secara dilaporkan di daerah sekitar hutan tropis
keseluruhan gambarannya mirip dengan Afrika Barat, dan berbagai daerah lain di
gambaran basidiobolomikosis yaitu feno- Afrika.l8Di benua Amerika ditemukan di
mena Splendore-Hoeppli. Tidak semua Amerika Serikat25 dan BrazlL2a Penyakit
konidiobolosis memberikan gambaran ini juga ditemukan pada beberapa daerah
seperti di atas, meskipun jarang gam- di Asia diantaranya India, Thailand dan
baran histopatologi memerlihatkan invasi Malaysia.dikutip dari t Konidiobolomikosis
jaringan. Pada biakan .akan tumbuh dapat menginfeksi hewan seperti kuda,
koloni filamen yang secara makroskopis keledai dan simpanse, namun di daerah
dan mikroskopis sesuai dengan jamur endemis seperti Afrika Barat tidak
penyebab. Pemeriksaan uji imunodifusi ditemukan infeksi pada hewan.r8
menggunakan antigen poliklonal yang
dibuat dalam mediumbrain heart infusion Zigomikosis
bermanfaat untuk deteksi konidiobolo-
mikosis. Pemeriksaan tersebut digunakan
Penyebab
untuk diagnosis dan mengikuti hasil
pengobatan.r,r8
Penyebab zigomikosis atau
mukormikosis ialah jamur yang termasuk
Pengobatan
dalam ordo MUCORALES, famili
Mucoraceae yang memiliki enam famili
Sampai saat ini dilaporkan tidak ada yaitu Mucoraceae, Cunninghamelaceae,
satupun obat tunggal yang benar-benar Sal{seneacea, Thamnidiaceae,
Bab IV. Mikologi 341

Syncephalastraceae dan Mortierellaceae Faktor resiko penting zigomikosis


(Gambar 1). Genus Rhizopus, Absidia adalah ketoasidosis pada penderita
dan Rhizomucor merupakan PenYebab diabetes melitus. Imunitas yang ter-
yang paling sering ditemukan. Ketiganya ganggu pada pasien dengan tumor
adalah jamur kontaminan yang terdapat solid, leukemia dan limfoma yang me-
di alam bebas. micu kondisi imunokompromi akibat
perburukan penyakit atalu kemoterapi
Distribusi geografik yang progresif Pemberian kortikosteroid
menciptakan kondisi yang menekan
Zigomikosis adalah penyakit kosmo-
sistem kekebalan dan pada saat yang sama
polit, yang juga ditemukan di Indonesia.
menimbulkan kondisi mirip diabetes,
sehingga pasien beresiko mendapat
Morfologi
zigomikosis. Transplantasi organ baik
Mucor Rhizopus dan Absidia ter- organ solid maupun sumsum tulang
masuk jamur yafig pertumbuhannya juga merupakan faktor resiko penting
cepat. Pada agar Sabouraud membentuk zigomikosis. Pemberian antibiotik spek-
koloni filamen seperti kapas. Dalam trum luas jrrga dihubungkan dengan
sediaan langsung dari koloni, tampak timbulnya zigomikosis Faktor resiko
hifa yang lebar senositik dan sporangium lain ialah penggunaan deferoksamin/des-
dalam berbagai stadium; adayang berisi ferioksamin sebagai kelatorpadake lebihan
caitan, granula atau spora sesuai umur besi atau aluminium pada pasien gagal
sporangiumnya. ginj al kronis yang menj alani dialisis. Pada
keadaan tanpa gagal ginjal penggunaan
Patologi dan gejala klinis deferoksamin/desferioksamin juga me-
rupakan faktor resiko zigomikosis. Pada
Cara transmisi terpenting adalah inha-
keadaan meningkatnya muatan besi (iron
lasi sporajamurke paru. danmenyebabkan
overload) seperti pada hemokromatosis
kelainan di paru. Spora yang terhirup
resiko untuk mendapat zigomikosis juga
j,rga dapat menyebabkan zigomikosis
meningkat. Pada luka bakar zigomikosis
rinoserebral yang merupakan bentuk terjadi karena kondisi psedodiabetes dan
klinis yang paling banyak ditemukan. pemberian antibiotik sistemik maupun
Spora juga dapat tertelan masuk kealat topikal sehingga timbul zigomikosis
pencernaan dan menyebabkan zigo- kutis. Secara umum gambaran klinis
mikosis saluran cerna. Selain itu juga zigomikosis ditandai oleh invasi pem-
dapat terjadi zigomikosis kulit akibat buluh darah, trombosis, infark dan
trauma yang disebabkan jarum suntik.l'6 nekrosis jaringan yang terinfeksi. Zigo-
Penggunaan narkotika intra vena biasanya mikosis rinoserebral merupakan bentuk
mengundang zigomikosis katup jantung yafig sering ditemukan. Mula-mula
dan otak.z6'27 timbul gejala sinusitis yang diikuti oleh
342 ParasitologiKedokteran

penyebaran ke organ sekitar. Jaringan pulmoner merupakan bentuk yang paling


yang terkena berwarna kemerahan, sering menyebar. Jamur akan menginvasi
kemudian menjadi keunguan dan akhirnya pembuluh darah dan terjadi penyebaran
hitam karena nekrosis. Nekrosis terjadi hematogen yang cepat. Keadaan itu ber-
karena invasi jamur ke dalam pembuluh langsung cepat dengan angka kematian
darah yang mengakibatkan trombosis dan 96-100%. Zigomikosis gastrointestinal
akhirnya kematian jaringan. Penyebaran adalah bentuk yang jarang ditemukan.
ke jaringan periorbital menyebabkan Kelainan dapat berupa kolonisasi gaster
udem periorbital, propotosis, dan 'me- pada ulkus. Mortalitasnya rendah karena
nangis' (tearing). Biasanya hal itu diikuti tidakte{ adi invasipembuluhdarah. Nekrosis
oleh nyeri, pandangan kabur dan akhirnya gaster atau intestinal merupakan bentuk
hilangnya penglihatan bila nervus optikus lain zigomikosis gastrointestinal. Penyakit
terkena. Kelumpuhan saraf otak juga tersebut mortalitasnya tinggi karena teq'adi
ditemukan. Bila nervus optikus terkena, invasi ke dalam mukosa, submukosa dan
jamur akan mudah menyebar ke otak. pembuluh darah. Ruptur ulkus dapat ber-
Penyebaran juga dapat terjadi pada akibat peritoniotis. Kelainan lain yang
palatum durum dan jaringan sekitarnya. bukan merupakan infeksi adalah alergi
Bentuk klinis lain adalah zigomikosis saluran napas. Keadaan itu biasanya ter-
pulmoner. Leukemia, limfoma, dan jadi pada hospes imunokomp.lattdikutindari I
diabetes melitus merupakanpenyakit dasar
zigomikosis pulmoner. Bentuk kelainan Diagnosis
dapat berupa nodul soliter, mengenai
lobus paru, pembentukan kavitas dan lesi Diagnosis zigomikosis hampir selalu
yang menyebar Zigomikosis biasanya melibatkan biopsi jaringan. Sulit unutk
ditandai oleh hemoptisis akibat erosi menemukan elemen jamur dalam bahan
areteria pulmoner.dikutiP dari 1 klinis berupa sputum, cairan abses atau
Zigomikosis kutaneus, dapat me- dari sinus, dan traktus genito urinaria serta
rupakan lesi primer atau penyebaran spesimen ginekologi. Pada pemeriksaan
dari tempat lain Lesi primer biasanya histopatologik, jamur dalam jaringan
bersifat invasif lokal, mengenai jaringan tampak sebagai hifa lebar, senositik dan
kutan dan subkutan bahkan dapat bercabang (ribbon like hyphae), dan
mengenai jaringan lemak, otot dan fasia. kadang-kadang terlihat invasi jamur ke
Selanjutnya dapat terjadi nekrosis luas dalam pembuluh darah. Pada sediaan
yang berakibat kematian. Lesi kulit histopatologik tidak ada reaksi jaringan
yang berasal dari penyebaran, mula lesi yalg khas. Jamur banyak ditemukan
berupa indurasi kemerahan yang kerap dalam jaringan nekrotis. Bila bahan
kali berubah menjadi esckhar berwarna pemeriksaan dibiak pada medium agar
kehitaman. Zigomikosis juga dapat Sabouraud, tumbuh koloni filamen sesuai
menyebar dari lesi primer. Zigomikosis dengan spesies jamur penyebabnya. Bila
Bab IV. Mikologi 343

ada pertumbuhan biasanya jamur tumbuh Amfoterisin B merupakan obat anti-


cepat dalam beberapa hari. Kebanyakan fungal lini pertama untuk sebagian besar
j aringan biopsi yang ditanam dalam media zigomikosis terutama yang disebabkan
tidak tumbuh. Berbagai laporan tentang olehMuc orales. Amfoterisin B tidakhanya
zigomikosis baik premortem maupun membunuh jamur dengan menyebabkan
postmortem hanya berdasarkan hasil kebocoran dinding sel namun juga me-
pemeriksaan sediaan histopatologi. Hal rangsang sistim kekebalan melalui sti-
itu mungkin disebabkan oleh perlakuan mulasi makrofag dan monosit.32 Dosis
terhadap jaringan biopsi sebelum yang diperlukan lebih tinggi (maksimum
penanaman. Biakan darah sangat sering 1,5 mg/kg/BB) dari pada infeksi jamuir
negatif meskipun ada invasi jamur ke lain. Yang harus diperhatikan ialah bahwa
dlam pembuluh darah.28'2e tidak semua zigomikosis dapat diterapi
Uji serologi untuk deteksi antibodi dengan amfoterisin B, terutama bentuk
tidak digunakan dalam diagnosis zigo- diseminasi sulit untuk disembuhkan.
mikosis karena tidak spesifik dan tidak Selain itu sifatnya yang toksik berakibat
dapat membedakan spesies jamur pe- penggunaanya menjadi ternatas. Amfo-
nyebab. Deteksi antigen dengan metode terisin B liposomal atau formula lipid
fluoresens untuk identifikasi Mucorales mempunyai toksisitas lebih rendah dan
dapat diberikan dalam dosis lebih tinggi
dalam jaringan berhasil baik, namun
(5mg/kgBB). Obat lama yang dapat
deteksi eksoantigen tidak digunakan
diberikan adalah larutan KJ jenuh secara
karena angka negatif palsu yang tinggi.t'30
sistemik maupun topikal pada lesi ku1it.33
Hingga kini teknik molekular untuk Terapi hiperbarik dengan tekanan sebesar
diagnosis zigomikosis tidak dianjurkan 10 atm dianggap bermanfaat terutama
untuk diagnosis zigomikosis. Umumnya bentuk zigomikosis rinoserebral. Tekanan
teknik itu digunakan dalam penelitian oksigen yang tinggi, menghambat atau
yang meneliti tentang taksonomi dan bahkan mematikan jamur dengan me-
epidemiolo gi.z+'tt rangsang aktivitas neutrofi l.3a

Pengobatan Prognosis
Pengobatan zigomikosis ialah dengan: Prognosis zigomikosis umunnya
1) melakukan tindakan operasi bila kurang baik, apalagi bila infeksi telah
mungkin, 2) memberikan pengobatan sampai di otak atau telah menyebar ke
antifungal dan 3) tatalaksana penyakit organ lain.
dasar yang merupakan faktor resiko.
Bila ketiga tindakan di atas dilakukan Epidemiologi
bersamaan biasanya angka kesembuhan Habitat alamiah jamur penyebab
cupuk baik.1 zigomikosis ditemukan diberbagai bagian
344 Parasitologi Kedokteran

dunia. Penyebab utama zigomikosis 10. Kamalam, A., and A. S. Thambiah. 1984.
Muscleinvasionby B asidiobolus haptosporus.
Rhizopus arrhizus dapat ditemukan dari
Sabouraudia J. Med. Vet. Mycol. 22:213277.
negaratropis seperti Afrika sampai negeri 11. Bittencourt, A. L., A. T. Londero, M. D. G. S.
empat musin seperti Spanyol dan Itali. Araujo, N. Mendonca, and J. L.A. Bastos. 1 979.
Occurrence of subcutaneous zygomycosis
Penyebab lain zigomikosis yaitu R hizopus
caused by Basidiobolus haptosporus in
stolonifer ditemukan di zona tropis dan Brazil. Mycopathologia 68 : I 0 1
-l 04.
sub tropis. Jamur dapat diisolasi dari 12. deAguiar, E.,W. C. Moraes, andA. T. Londero.
I 980. Gastrointestinalentomophthoramycosis
tumbuhan yang membusuk, beras, bawang
caused by Basidiobolus haptosporus. Myco-
merah, tomat dll. Rhyzopus azygosporous pathologia 72:l0l 105.
yang digunakan dalam pembuatan tempe 13. Pasha, T. M., J. A. Leighton, J. D. Smilack,
di Indonesia sangat jarang dilaporkan J. Heppell, T. V. Colby, and Kaufman. l99l .
Basidiobolomycosis: an unusual fungal
sebagai penyebab zigomikosir.dikutip dari 1

infection mimickinginflammatory bowel


disease. Gastroenterology 112250-254.
14. Imwidthaya, P., and S. Srimuang. 1992.
Daftar Pustaka Immunodiffirsion test for diagnosing basi-
diobolomycosis. Mycopathologia I 1 8: 127-13 I
1. Ribes JA, Vanover-Sams CL, Baker DJ.
15. Kaufman, L., L.Mendoza, and P. G. Stan-
Zygomycetes in human disease. Clin Micro-
biol Rev 2000; l3: 236-301.
dard. 1990. Immunodiffusion test for
serodiagnosing subcutaneous zygomycosis.
2. Ibrahim AS, Edwards JE, Filler SG.
J. Clin. Microbiol. 28: 1887-1890
Zygomycoses. In :Dismukes WE, Pappas
A. 1994. Treatment of
16. Reshepo, hopical
PG, Sobel JD (eds). Clinical mycology. 2003.
mycoses. J. Am. Acad. Dermatol. 3 1 :S9l -S 102
New York Oxford Universify Press.
3. Spellberg, Edwards J, Ibrahim A. Novel
I 7. Drouchet, E., and B. Dupont. I 983. Laboratory
and clinical assessment of ketoconazole in
Perspectives on Mucormycosis: Pathophy-
deep-seated mycoses. Am. J. Med. 14:30-46.
siology, Presentation, and Management. Clin
18. Gugnani Ch. Entomophtoromycosis due to
Microb Rev 2005:556-9
Conidiobolus. Eur J Epidemiol 1992;8:391-6
Joe, L. K., and T. E. Njo-Imjo. 1956. 19. Bittencourt, A. L., S. M. Aruda, J. A. F.
Basidiobolus ranarum as a cause of de Andrade, and E. M. Carvalho. 1991.
subcutaneous mycosis in Indonesia. Arch.
Basidiobolomycosis: a case report. Pediatr.
Dermatol. 74:318-383. Dermatol. 8:325-328.
Brown, J. (2005). Zygomycosis:An emerging 20. Cameroon, H. M. 1990. Entomophthoro-
fungal infection. Am J Health Syst Pharm 62: mycosis, p. 186-98. InE. S. Mahgoub (ed.),
2593-2s96 Tropical mycoses. Janssen Research Council,
6. Rippon JW. Zygomycosis. In: Rippon JW Beerse, Belgium
(ed). Medical Mycology. 1988. Philadelphia. 21. Dreschler, C. 1955. A southem basidiobolus
WB Saunders.p.68l-713 forming many sporangia from globose and
t. Gugnani HC. A review of zygomycosis due from elongated adhesive conidia. J. Wash.
to Basidiobolus ranarum. Eur J Epidemiol Acad. Sci. 45:49-56.
1999;15:923-9. 22. Clark, B. M. 1968. Epidemiology of phyco-
Kamalam, A., and A. S. Thambiah. 1915. mycosis, p. 17 9-192. In G. E. W. Wolstenhome,
Basidiobolomycosis with lymph node and R. Porter (ed.), Systemic mycoses. Little,
involvement. Sabouraudia 13 :4448. Brown & Co., Boston, Mass.
9. Kamalam, A., and A. S. Thambiah. 1918. 23. Okafor, J. L., D. TeStrake, H. R. Mushinsky,
Lymph node invasion by Conidiobolus and B. G. Yango. I 984. ABas idio bo lus spp. and
coronatus and it spore formation in vivo. its association with reptiles and amphibians in
Sabouraudia 16:17 5-184. southern Florida. Sabouraudia 22:47 - 5 L
24. Towersey, L., B. Wanke, B. R. R. Eslrella,A. T. Keratomikosis
Medonca, and R. G. Neves. 1988. Conidiobolus
coronatus infection treated with ketoconazole.
Keratomikosis atau keratitis mikotik
Arch. Dermatol. 124: 1392-139 4.
25. Walsh, T. J., G. Renshaw, J. Andrews, J. ialah penyakit infeksi pada kornea yang
Kwon-Chung, R. C. Cunnion, H. I. Pass, J. disebabkan oleh jamur.
Taubenberger, W. Wilson, and P. A.Pizzo. 199 4.
Invasive zygomycosis due to Conidiobolus
Seiarah
incongruus. Clin. Infect. Dis. 19:423-30.
26. Adelman, L. S., and S. M. Aronson. 1969. The Penyakit ini pertama kali dilaporkan
neuropathologic complications of narcotics oleh Lebert pada tahun 1879 dan setelah
addiction. Bull. N. Y. Acad. Med.45:225-233'
itu dilaporkan dari banyak negara.
27. Pierce, P. F., Jr., S. L. Solomon, L. Kaufman,
V. F. Garagusi, R. H. Parker, and L. Ajello.
1982. Zygomycetes brain abscesses in Penyebab
narcotic addicts with serological diagnosis.
JAMA 248:2881-2882. Penyebab penyakit ini biasanya ber-
28. Rinaldi, M. G. 1989. Zygomycosis. Infect. bagai jamur saprofit, seperti Fusarium,
Dis. Clin. N. Am. 3:19-41. Aspergillus, Curvularia, Candida dan lain-
29. Nakamura, M., W. B. Weil, andD. B. Kaufman.
lain.r Di Jakarta, penyebab terbanyak
1989. Fatal fungal peritonitis in an adolescent
peritoneal dialysis:
keratomikosis adalah Aspergillus flavus.2
on continuous ambulatory
with deferoxamine. Pediatr. Pada korne al mata yang imunokompromis
association
Nephrol. 3:80-82. seperti mata dengan sindrom 'mata
30. Espinel-Ingroff, A., L. A. Oakley, and T. M. kering' (dry eye) dan individu dengan
Kerkering. I 987. Opporfunistic zygomycotic infeksi HIV/AIDS, kelainan lebih sering
infections :a literature review. Mycopathologia disebabkan golongan Candida.
97:33-41.
31. Walsh, T. J., A. Francesconi, M. Kasai, and S.
J. Chanock. 1995. PCR and single-stranded
Distribusi Geografik
conformational polymorphism for recognition Penyakit ini ditemukan di banYak
of medically important opportunistic fungi. J.
negara terutama di daerah tropik, termasuk
Clin. Microb iol. 33 :321 6-3220.
Indonesia.
32. Brajtburg, J. 1990. Amphotericin B: current
understanding of mechanism of action.
Antimicrob Agents Chemother. 34:183- 188. Patologi dan Gejala Klinis
33. Costa, A. R., E. Porto, M. Tayah, N. Y. S.
Infeksi terjadi bila ada trauma, se-
Valente, C. da Silva Lucaz,W. M. Maranhao,
and M. C. Rodrigues. 1990. Subcutaneous hingga spora atau bagian jamur masuk ke
mucoffnycosis caused by Mucor hiemalis dalam jaringan kornea yang rusak. Infeksi
Wehmer f. leuteus (Linnemann) Schipper. juga dapat terjadi pada penggunaan lensa
Mycoses 33:.241-246.
kontak, pemberian kortikosteroid dan
34. Ferguson, B. J., T. G. Mitchell, R. Moon, E.
M. Camporesi, and J. Farmer. 1988' Adjuvant antibiotik jangka panjang serta berbagai
hyperbaric oxygen treatment of rhinocerebral penyakit sistemik seperti diabetes melitus
mucormycosis. Rev. Infect. Dis. 10:551-559. dan HIV/AIDS.1'3
346 Parasitologi Kedokteran

Kelainan yang timbul mula-mula jamur serta memperbaiki sirkulasi, hingga


berupa infiltrat yang melebar dan men- obat lebih mudah kontak dengan jamur.'
jadi ulkus. Kelainan ini terlihat sebagai
bercak putih. Pada stadium lebih lanjut Daftar Pustaka
terlihat hipopion, yaitu sel-sel radang 1. Thomas PA. Current Perspective on
yang mengendap di dalam kamera okuli Ophthalmic Mycoses. Clin Microbiol Rev
anterior. 2003; 16 @):730-97.
2. Wahyuningsih R, Sitompul R, Kartanegara
D, Mulyati. Jamur penyebab keratomikosis.
Diagnosis J Mikol Kedok Indon 2002; 3:20-3
Diagnosis ditegakkan dengan meng- 3. Klotz SA, Penn CC, Negvensky GJ, Butrus
SI. Fungal and Parasitic Infection ofthe Eye.
gabungkan gejala klinik yang ditemukan
Clin Microbiol Rev 2000; 3 (4):662-85
dengan hasil pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaan laboratorium dilakukan
dengan membuat sediaan langsung (KOH
I0%o) dan biakan kerokan kornea. Pada Rinosporidiosis
sediaan KOH terlihat jamur sebagai hifa
bila penyebabnya adalah kapang, atau Sejarah
sel ragi bila penyebabnya Candida atau
Penyakit ini pertama kali dilaporkan
khamir lain. Kadang-kadang diperlukan
tindakan biopsi untuk mendapatkan bahan di Argentina, India dan Srilanka.
klinik. Identifikasi spesies ditentukan ber-
dasarkan hasil biakan.l Penyebab
Penyebab penyakit ini adalah Rhino-
Pengobatan sporidium seeberi, suafu organisme dengan
sejarah taksonomi yang unik. Awalnya
Pengobatan keratomikosis tergantung dimasukkan dalam kelompok protozoa,
dari penyebab dan luas lesi. Pada lesi kemudian jamur, dan terakhir dikelompok-
superfisialis, jika pada pemeriksaan lang- kan sebagai parasit protista (Mezomyce-
sung ditemukan jamur, natamisin 5o/o dan
tozoa) berdasarkan analisis sikuens DNA
amfoterisin B 0,I5oh topikal merupakan
ribosomal 18S small-subunit. Diduga
pengobatan utama. Bila terjadi perluasan
habitat alaminya adalah air tanah @round
infeksi, antifungal dapat diberikan water), tetapi tidak ada bukti bahwa rino-
intravitreal, intra kameral atau bahkan
sporidiosis merupakan penyakit menular.
sistemik. Derivat azol seperti flukonazol
(untuk golongan khamir), itrakonazol dan Pembiakan in vitro terhadap organisme
ketokonazol dapat diberikan secara oral ini belum dapat dilakukan hingga sekarang.
pada lesi yang lebih dalam atau luas. Jika
pengobatan dengan antifungal saja gagal Distribusi Geografik
tindakan bedah keratoplasti membantu Rinosporidiosis terjadi di sekitar 70
mengurangi jaringan nekrotik dan beban negara dengan kondisi geografik b eragam,
tetapi kasus terbanyak terdapat di India 1. Auto-inokulasi; dapat timbul lesi
dan Srilanka. satelit di sekitar granuloma khusus-
nya di saluran napas atas. Penyebaran
Morfologi endospora dari polip pasca-trauma
atau tindakan bedah daPat diikuti
R.seeberi tampak sebagai sporangium
dengan auto-inokulasi pada epitel
dalam berbagai stadium di jaringan. Spo-
yang berdekatan.
rangium matang berdiameter 100-350 pm
dengan dinding setebal 3-5 pm, terdiri 2. Penyebaran hematogen; terbentuk-
atas lapisan hialin di bagian dalam dan
nya lesi granulomatosa pada jaringan
subkutan lengan atau tungkai tanpa
lapisan eosinofilik di luar. Sporangium
menembus lapisan kulit, diduga me-
berisi sejumlah endospora (sporangio-
rupakan akibat penyebaran hematogen
spora) yang tersusun dalam formasi khusus
dari fokus infeksi di saluran napas atas.
dat''zonatepi ke tengah; mulai dari bentuk
immatur (diameter 1-2 pm) di zona tepi,
3. Penyebaran limfogen; meskipun sangat
jarangterjadi, tetapi timbulnya limfa-
bentuk hampir matur dan bentuk matur denitis inguinal diduga akibat penye-
sempuma (diameter 5-10 Pm) di zona baran limfogen dari fokus infeksi di
tengah. Bentuk ini sangat khas dan men- saluran napas atas.
jadi pembeda R. seeberi dengan spesies
jamur lainnya. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan melalui peme-
Patologi dan Gejala Klinis
riksaan histopatologi terhadap jaringan
Penyakit ini diduga terjadi melalui biopsi, aspirasi, atau reseksi organ yang
trauma pada jaringan epitel (transepi- terkena. Pada sediaan langsung dengan
thelial infection) terutama pada nasofarings KOH dapat terlihat sporangium dalam
sebanyak 70o/o, pada selaput lendir mata berbagai stadium. Sediaan histopatologi
dan saluran air mata (15%), selebihnya dengan pewarnaan H&E (Haematoxylin
dapat terjadi pada kulit, bibir, larings, & Eosin) memperlihatkan berbagai stadium
trakea, vulvo-vagina, rektum, serta uretra. sporangium dalam sarang radang. Selain
Kelainan berupa polip yang bertangkai dan itu dinding sporangium dan sporangio-
mudah berdarah atau massa menyerupai spora dapat dilihat dengan pewarnaan
tumor yang tumbuh lambat. GMS, PAS atalu MaYer s mucicarmin-
Penemuan Electron Dense Bodies dalam
Lesi umumnya terlokalisir. Gejala
endospora pada pemeriksaan sitologi
klinis diantaranya epistaksis dan obstruksi
juga dapat digunakan untuk menegakkan
pada hidung, atau lakrimasi dan fotofobia
diagnosis penyakit ini.
pada mata. Pada kulit, jaringan subkutan
serta genitalia eksterna, lesi berupa gra- Penatalaksanaan
nuloma. Diduga dapat terladi penyebaran
Penatalaksanaan terbaik adalah dengan
penyakit melalui:
348 Parasitologi Kedokteran

tindakan pembedahan (eksisi) untuk Rhinosporidium seeberi's I 8S small-subunit


ribosomal DNA groups this pathogen among
mengangkat polip dan jaringan tumor di
members of protoctistan Mesomycetozoa
bawah kulit. Belum ada bukti memuas- clade. J Clin Microbiol 1999:.37 :21 50-4
kan tentang pemberian obat-obatan pada 2. Ahluwalia KB. Causative agent of rhinospo-
penyakit ini, kecuali dapson (4,4-diamino- ridiosis. J Clin Microbiol2001; 39(1):al3
diphenyl sulphone) yang memiliki efek 3. Mendoza L, Herr RA, Ajello L. Causative
agent of rhinosporidiosis. J Clin Microbiol
menghentikan pematangan sporangium 200t;39(t):414-5
dan merangsang terbentuknya fibrosis pada 4. Arseculeratne SN. Recent advances in rhino-
stroma, bila diberikan sebagai terapi sporidiosis and Rhinosporidium seeberi.
tambahan setelah pembedahan. Pem- Indian J Med Microbiol 2002;20(3): 1 1 9-3 1.
berian dapson harus sangat berhati-hati, 5. Pfaller MA, Diekema DJ. Unusual fungal and
pseudofungal infections of humans. J Clin
karena pada penderita defisiensi enzim Microbiol 200 5 ;43 (4) : | 49 5 -504.
G6PD dapat memicu timbulnya per-
darahan.
Aktimikosis
Prognosis
Prognosis umumnya baik bila dapat Sinonim: Lumpy jaw, leptotrikosis, strep-
dilakukan eksisi sempurna. Kekambuhan totrikosis. 2
dapat terjadi bila eksisi sempurna sulit Aktinomikosis adalah infeksi bakteri
dilakukan, terutama pada bagian mukosa yang subakut atau kronik, disebabkan
misalnya orofarings dan sinus paranasal. bakteri filamen, Gram positif, anaerobik
atau mikroaerofilik yang tidak tahan asam.

Epidemiologi Karakteristik penyakit ini adalah: menyebar


secara perkontinuitatum, tampak sebagai
Penyakit ini telah dilaporkan di Asia,
peradangan yang supuratif granulomatosa,
Afrika, Amerika dan Eropa, dengan9}o/o
pembentukan abses multipel dan sinus yang
kasus berasal dari India dan Srilanka. Di
.negara tersebut angka prevalensi sekitar
dapat mengeluarkan sulfur granule, dan
debris dari mikroorganisme penyebab lain.
I,4o/o. Sebagian besar penderita adalah
Secara klinis aktinomikosis dibagi menjadi
laki-laki muda berusia 20-40 tahun
dan diduga memiliki pekerjaan yang aktinomikosis servikofasialis, torakalis dan
berhubungan dengan air. abdominalis. Pada perempuan mungkin
Rinosporidiosis dilaporkan juga dapat te{ adi aktinomikosis pelvis.2
terjadi pada berbagai jenis hewan, misal-
nya kerbau, anjing, kucing, kuda, bebek, Sejarah
angsa, dan lain-lain.
Aktinomikosis pada manusia pertama
kali dilaporkan oleh Lebert pada tahun
Daftar Pustaka 1857. Tahun 1891 Wolffdari Israel berhasil
1. Herr RA, Ajello L, Taylor JW, Arseculeratne mernbiak penyebab penyakit ini secara
SN, Mendoza L. Phylogenetic analysis of anaerob yarbt Actinomyces israelii.
Bab IV Mikolosi 349

Penyebab Distribusi Geografik


Penyebabnya terutama ActinomYces Penyakit ini kosmopolit, juga terdapat
israelii (52%).3 Hasil penelitian menun- di Indonesia.
jukkan bahwa genus Actinomyces ter-
masuk bakteri, meskipun sebelumnya Morfologi
diduga suatu jamur. Actinomyces ditemu- Actinomyces israelii tumbuh sebagai
kan dalam gigi yang berlubang, pada gigi hifa halus dengan garis tengah 0,5-1 mikron
dalam pocket gingival dan kripta tonsil pada biakan anaerob.
sebagai saprofit. Sampai sekarang Actino-
myces belum berhasil diisolasi dari alam Patologi dan Gejala Klinis
bebas.
Infeksi terjadi secara endogen. Jamur
Penyebab aktinomikosis pada manusia,
tidak hanya disebabkan oleh satu spesies,
A.israelii menjadi patogen bila terdapat
faktor predisposisi misalnya trauma dan
namun oleh bermacam-macam anggota
infeksi. Beberapa spesies bakteri mempunyai
genus Actinomyces, Propioniobacterium,
peranan dalam patogenesis penyakit.
dan Bffidobacterium. Penyebab lain yang
Berdasarkan letak infeksi awal, maka
sering adalah A.gerencseriae, disamprng
aktinomikosis diklasifikasikan menjadi
4 spesies Actinomyces lainnya (A.naes-
aktinomikosis servikofasialis (50-60%),
lundi, A.viscosus, A odontolyticus dan
aktinomikosis torakalis (15%) dan aktino-
A.meyeri), Propionibacterium propio-
mikosis abdominalis (20%).2 Aktinomi-
nicum dan B ifidobacterium dentium.r'z
kosis servikofasialis terjadi per kontinui-
Pada lesi aktinomikosis yang khas
tatum dari luka primer mulut. Tampak
umunnya ditemukan 1-10 spesies bakteri, pembengkakan pada muka, terutama
selain Actinomycetes yang patogenik. rahang bawah, yang keras dan berbenjol-
Bakteri konkomitan ini, baik spesies aerob
benjol (lumpy jaw), disusul pembentukan
dan atau anaerob, timbul sebagai patogen abses dan fistel (misetoma). Kadang-
yang secara sinergis memperkuat daya kadang disertai trismus. Aktinomikosis
inv asif A c t in o my c e s, memfasilitasi infeksi torakalis yang terjadi karena aspirasi jamur
dengan membentuk lingkungan yang mikro- atau penyebaran dari leher atau abdomen,
aerofilik, dan secara khusus bertanggung menimbulkan gejala seperti penyakit paru
jawab atas gejala dini penyakit dan ke- lain yang menahun; dapat menembus
gagalan pengobatan. t 2 Penyebab tersering dinding toraks dan membenfirk fistel
adalah Actinobacillus actinomycetem- (misetoma). Aktinomikosis abdominalis
comitans, Eikenella corrodens, spesies terjadi karena jamur tertelan dan masuk
Bacteroides dan Fusobacterium.2 Karena ke dalam saluran cerna serta ke dalam
etiologinya banyak, aktinomikosis lebih dinding usus karena terdapat kerusakan
disebut sebagai sindrom inflamasi dengan mukosa atau luka. Aktinomikosis juga di-
polietiologi; bukan penyakit yang disebab- temukan di daerah pelvis, kemungkinan
kan oleh patogen tunggal.t menyebar melalui vagina dan uterus atau
350 Parasitologi Kedokteran

perforasi usus. Jamur dapat menjalar diberikan adalah penisilin G intravena


ke dinding perut dan membentuk fistel 10-20 juta unit perhari dalam dosis ter-
(misetoma). bagi untuk dewasa selama 4-6 minggu
(atau minimal 4 minggu setelah pasien
Diagnosis sembuh); dilanjutkan dengan penisilin oral
2-4 glhari selama 6-12 bulan kemudian,
Diagnosis dilakukan dengan meme- untuk mencegah kekambuhan. 1 Pengobatan
riksa bahan klinis berupa nanah, dahak, aktinomikosis servikofasialis dengan kom-
jaringan dan lain-lain. Pada pemeriksaan binasi amoksisilin dan asam klavulanat
sediaan langsung dengan larutan KOH dilaporkan memberi hasil baik dan tanpa
10%, jamur tampak sebagai granula akti- relaps. Dosisnya adalah amoksisilin-
nomikotik berwarna kuning (granula asam klal'ulanat 2,2 g setiap 8 jam
sulfur) dan dengan pulasan Gram ber- selama satu minggu, dilanjutkan dengan
warna ungu. Pada pemeriksaan histopa- amoksisilin-asam klavulanat 1,1 g setiap
tologik, jamur tampak dalam jaringan 8 jam pada minggu berikutnya. Antibiotik
sebagai granula aktinomikotik di sarang diberikan selama 3-4 minggu. Pemberian
radang atau abses. Pembiakan untuk obat disarankan secara parenteral, tidak
isolasi Actinomyces israelii dilakukan diperlukan tambahan pengobatan oral. 1

secara anaerob.
Serodiagnosis aktinomikosis dengan Prognosis
deteksi precipitating antibody tidak ber-
guna untuk diagnosis.s Prognosis menjadi lebih baik dengan
adany a berbagai antibiotik Aktinomikosis
Pemeriksaan radiologi pada aktino-
mikosis servikofasialis dan torakalis lanjut, servikofasialis mempunyai prognosis
kemungkinan tampak periostitis yang di-
paling baik.
ikuti destruksi tulang. Pada aktinomikosis
abdominalis, tampak massa, pembesaran Epidemiologi
hepar atau 1ien.2 Computed tomography Setelah banyak obat antibiotik di-
dan magnetic resonance imaging selain temukan dan dipakai, maka penderita
untuk diagnostik juga dapat digunakan aktinomikosis jarang ditemukan. Faktor
untuk memantau respons terapi.5 ini juga didukung dengan perbaikan ke-
adaan umum dan kebersihan terutama
Pengobatan rongga mulut.
Pengobatan dilakukan dengan peni-
silin sebagai obat pilihan. Bila perlu di- Daftar Pustaka
lakukan eksisi jaringan atau pembukaan 1. Yahr MG, McNeil MM, Brown JM.
fistel. Aktinomikosis memberikan respons Actinomycosis, nocardiosis and actinomy-
cetoma. Dalam: Freedberg IM,Eisen AZ,
yang baik dengan kombinasi antibiotik WolffK, Austen KF, Goldsmith LA, Katz SI,
dan debridement bedah3 Antibiotik yang penyunting. Fitzpatrick's Dermatology in
General Medicine, edisi keenam. New York: Nokardiosis Sistemik
McGraw-Hill; 2003.
2. Rippon JW. Actinomycosis. Medical Myco-
logy. The Pathogenic Fungi and the Pathogenic Penyebab
Actinomycetes, edisi ketiga.Philadephia: WB
Saunders Company; 1 98 8. Seperti Actinomyces, Nocardia juga
3. Hyland VC, Herzberg A, Jaworsky C. Cervi- termasuk bakteri, meskipun sebelumnya
cofacial actinomycosis resembling a ruptured dianggap sebagai jamur. Nocardia spesies
cyst. Journal of the American Academy of
Dermatology 1993 ;29 :308 - I I .
ditemukan di tanah sebagai saprofit.
4. Conant NF,Smith DT, Baker RD, Callaway JL. Bakteri ini bukan flora normal saluran
Actinomycosis. Manual of clinical mycology, penurpasan atau saluran pencemaan manusi4
edisi ketiga.Philadelphia: WB Saunders Di daerah beriklim panas, infeksi sering,
Company; 1971.
disebabkan oleh N.asteroides dan N.bra-
5. Polenakovik H, Polenakovik S, Lucey DR.
Actinomycosis. eMedicine . 2006:l -22 siliensis. Telah ditemukan Nocardia sp
(http://www.emedicine.comimed/topic 3 1.htrn) yang baru, diantaranya N.transvalensis,
N.africana, N.brevicateno complex, N.pouci-
vorarg dan N.veterana. I

Nokardiosis Distribusi Geografik


Nokardiosis ialah penyakit yang kos-
Nokardiosis adalah penyakit jamur
mopolit. Di Indonesia telah dilaporkan
yang disebabkan oleh infeksi Nocardia
penderita nokardiosis paru, diantaranya
sp. Nocardid spesies terdapat di alam disebabkan oleh N. b r as il i ens is .
bebas, di tanah sebagai saprofit. Penyakit
terjadi karena inhalasi jamur (terhirup).
Morfologi
Infeksi ini lebih sering terjadi pada laki-
laki daripada perempuan. Manusia jarang Seperti bakteri pada umumnya,
terinfeksi Nocardia spp, kecuali pada Nocardia berukuran diameter <l mikron,
bersifat Gram positif. N.asteroides dan
individu yang imunokompromis.l Terdapat
N.brasiliensls bersifat tahan asam se-
dua benhrk nokardiosis, yaitu nokardiosis
bagian (partially acid fast). Koloni
sistemik dan nokardiosis misetoma. N o c ardi a bersifat aerob.

Sejarah Patologi dan Gejala Klinis


Nokardiosis pada manusia pertama Infeksi terjadi dengan inhalasi jamur,
kali dilaporkan oleh Eppinger (tahun 1890). kelainan primer terdapat dalam paru dan
Pada tahun 1895 Blanchard menggolong- menyerupai penyakit paru lain. Dengan
kan penyebab penyakit ini dalam genus penyebaran hematogen, jamur dapat
Nocardia. ke alat lain terutama ke otak dan ginjal.
352 ParasitologiKedokteran

Faktor predisposisi ialah keadaan umum Prognosis


yang kurang baik termasuk gangguan
Prognosis nokardiosis paru dalam
sistem imun.
keadaan dini baik.

Diagnosis
Epidemiologi
Diagnosis dibuat berdasarkan peme-
Seperti penyakit jamur sistemik
riksaan dahak, bahan operasi atau bahan
klinis lain. Pada pemeriksaan sediaan langsung
lainnya, penyebaran penyakit ini belum
dengan pulasan Gram atau pulasan tahan diketahui. Faktor penyulit untuk menentu-
asam N.asteroides dan N.brasiliensis kan diagnosis ialah sifat Nocardia yang
tampak sebagai hifa halus I mikron, tahan asam sebagian hingga mudah
bercabang, yang tahan asam atau tahan dibuat' diagnosis sebagai kuman tuber-
asam sebagian. Pada pemeriksaan histo- kulosis. Kesalahan diagnosis ini tidak
patologik, jamur tampak sebagai hifa banyak mempengaruhi hasil pengobatan
halus bercabang di sarang peradangan. karena obat anti tuberkulosis juga
Pembiakan dilakukan dalam medium menyembuhkan nokardiosis.
tanpa antibiotik dan secara aerob. Pem-
biakan Nocardia spp agak sulit, karena
memerlukan waktu hingga 3 minggu,
sementara itu koloni jamur banyak yang Nokardiosis Misetoma
sudah tertutup oleh bakteri lain yang
tumbuh cepat.r Sinonim: Nocardia aktinomisetoma
Nokardiosis misetoma adalah infeksi pada
Pengobatan
jaringan subkutan yang disebabkan oleh
Obat pilihan untuk nokardiosis ialah bakteri atau jamur yang tergolong actino-
sulfonamid atau trimethoprim-sulfametok- mycetes aerob. Penyakit ini kronik dan
sazol. Sulfonamid diberikan 3-6 gftran pada umumnya terdapat riwayat trauma
selama 6-l2bulan. Pada nokardiosis yang
atau luka pada kulit. Mempunyai gejala
sudah menyebar ke otak, dapat diberikan
karakteristik misetoma, yaitu bengkak,
sulfonamid karena obat ini mampu me-
dan benjolan di jaringan subkutan, defor-
nembus cairan otak dan bertahan lama
mitas, sinus yang mengeluarkan pus dan
dalam konsentrasi tinggi. Pada pasien
yang alergi dengan preparat sulfa, dapat mungkin granula. Sering ditemukan di
diberikan ampisillin, klindamisin, eritro- daerah ruraV pedesaan pada orang yang
misin atau minosiklin. Minosiklin juga mempunyai kebiasaan berjalan tanpa alas
mempunyai konsentrasi tinggi di jaringan kaki, sehingga bila ada luka, luka tersebut
otak.l Obat lain yang dapat digunakan dapat terkontaminasi jamur atau bakteri
ialah kloramfenikol dan tetrasiklin. penyebab yang terdapat di tanah.'
Bab IV. Mikologi 353

Penyebab utama pada tungkai bawah. Kaki adalah


lokasi yang sering terkena, umufimya
Milroorganisme penyebab nokardiosis
akibat berjalan tanpa alas kaki.2-a Walau-
misetoma terutama N.brasiliensis, Acti-
pun jarang, nokardiosis misetoma dapat
nomadura madurae, A" pelletieri, dan
mengenai tangan, lutut, lengan, kepala,
Streptomyces somaliensis. Penyebab lain
leher belakang dan perineum.a Gejala khas
yang kurang penting diantaranya N.aste-
penyakit ini adalah bengkak (tumefaction),
roides, N. otitidiscaviarum dan N.transva-
benj olarVnodul subkut an, jaringan granu-
lensis. Nocardia sp terdapat di alam bebas,
loma, deformitas, sinus yang mengalirkan
di tanah atau di sampah yang membusuk.t
pus dan granula dalam berbagai ukuran.
Granula Nocardia biasanya berwarna
Distribusi Geografik putih atau kekuningan.'
N.brasilienszs merupakan penyebab
utama nokardiosis misetoma di Amerika Diagnosis
IJtara, Amerika Selatan, Meksiko dan
Diagnosis nokardiosis misetoma di-
Australia. Di Afrika, Saudi Arabia dan
tegakkan berdasarkan gambaran klinis
India penyebab utama adalah N.soma- yang khas (trias): misetoma, pada peme-
liensis danA.madurae.t Di Indonesia bebe-
riksaan langsung granula,(warna, ukuran),
rapa kasus nokardiosis misetoma penye- tampak filamen diameter < 1 milron, ber-
babnya adalah N.brasiliensis. sifat tahan asam sebagian pada pulasan
Ziehl Neelsen dan juga Gram positip.2
Morfologi Pada gambaran histopatologi jaringan
dengan pulasan HE tampak granula di
Nocardia sp berukuran diameter <
tengah sebukan sel radang. Diantaranya
1 mikron, bersifat Gram positip. N.brasi-
palisade sel epitel, sel datia, limfosit
liensis dan N.asteroides bersifat tahan asam
dan makrofag. Sekeliling tepi granula
sebagian Qtartially acid fast). Koloni
tampak merah karena sebukan sel eosinofil
N o cardia bersifat aerob.2'3
dan fenomena Splendore-Hoeppli. Unfrik
pemeriksaan jamur selanjutnya, sediaan
Patologi dan Gejala Klinik jaringan perlu dipulas dengan PAS atau
Nokardiosis misetoma adalah penyakit
GMS. Bila granula terdiri atas filamen
diameter <1 mikron bercabang dikotom,
pada jaringan subkutan yang berjalan
Gram positip, dan pada pulasan GMS
kronis, terlokalisir, dengan progresivitas
filamen tampak berwarna coklat tua
yang lambat dan umumny a tanpa nyeri.
kemungkinan adalah nokardiosis mise-
Penyakit ini didahului luka/trauma, toma. Diagnosis nokardiosis misetoma
dan gejala baru muncul beberapa tahun ditegakkan, bila bahan pemeriksaan
kemudian, kebanyakan dideteksi setelah yang dibiak secara aerob tumbuh koloni
2-3 tahun.2 Infeksi terjadi unilateral, ter- Nocardia sp.''t't
354 Parasitologi Kedokteran

Pengobatan Epidemiologi
Untuk nokardiosis, sulfonamid atau Nokardiosis misetoma merupakan
trimetoprim-sulfametoksazol adalah obat kelainan yang jarang dijumpai, dapat ber-
pilihan diberikan dalam dosis tinggi (3- jalan tersembunyi dan kronis. Umumnya
6 glharl) selama 6-12 bulan l Kombinasi pasien pernah trauma/luka ditempat ter-
lain yang umum diberikan adalah strep* sebut, dan penyakit ini sering terjadi pada
tomisin sulfat selama 4 minggu, kemu- laki-laki yang tinggal di daerah rurall pe-
desaan akibat tidak memakai alas kaki.1
dian diberikan berselang sehari dengan
dapson (1,5 mg/kgBB 2 kali sehari). Bila
tidak terdapat respons atau terdapat efek Daftar Pustaka
samping maka dapson dapat diganti dengan l. Yahr MG, McNeil MM, Brown JM. Actino-
kotrimoksazol Qa m! KgBB 2 kali sehari) mycosis, nocardiosis, and actinomycetoma. Dalam:

atau rifampisin (15-20 mg/kgBB/ hari). Freedberg IM, Eisen AZ, Woff I!Atrsten KF,
Goldsmith L4 Katz SI, perryunting. Fikpatick's
Kotrimoksazol merupakan obat pilihan, Dermatology in General Medicine, edisi keenam.
terutama bila dikombinasi dengan dapson New Yodc McGraw-Ilill;2O03 : 1950-5.
atau streptomisin. Dilaporkan angka ke- 2. Rippon JW. Mycetoma. Medical Mycology.
The Pathogenic Fungi and The Pathology
sembuhanny a adalah 7 0-80%. Pengobatan Actinomycetes, edisi ketiga, Philadelphia:
umunnya membutuhkan waktu lebih dari WB Saunders Company, 1988:80-118
setahun karena respons penyakit terhadap 3. Conant NF, Smith Dl Baker RD, Callaway
JL. Actinomycotic mycetoma. Manual of
terapi lambat3's Clinical Mycology, edisi ketiga. Philadel-
Pengobatan harus diteruskan hingga phia: WB Saunders Company; 197 l:62-83.
sembuh, karena kekambuhan sering ter- 4. Lupi O, Tyring SK, McGinnis MR. Tropical
Dermatology: Fungal Tropical Diseases. Joumal
jadi pada pengobatan yang terputus dan hal of the American Academy of Dermatology
ini akan menyebabkan resistensi obat. 2005;53(6):939-43.
5. Lavalle P, Goncalves AP, Jardim ML, Hay
Kriteria penyembuhan utama adalah R, Canizares O, Harman R. Tropical Deep
hilangnya massa subkutan, sinus menutup Fungal Infections. Dalam: Canizares O,
Harman RRM. Clinical Tropical Dermatology,
dan kulit kembali normal. edisi kedua. Boston; Blackwell Scientific
Publications; 1992:41 -60.
Prognosis
Prognosis nokardiosis misetoma ter-
gantung pada jamur penyebabnya, lokasi Feohifomikosis
penyakit serta keterlibatan organ dalam (Pheohyphomycosis)
dan tulang. Komplikasi seperti infeksi
sekunder, malnutrisi atau penyakit lain-
Feohifomikosis ialah penyakit ja-ur
nyayang terjadi bersamaan, dapat mem- yang disebabkan oleh jamur golongan
perburuk prognosis.s
Dematiaceae, ditandai dengan ditemukan-
Bab IV Mikolosi 355

nya elemen-elemen jamur yang berwama ngenai jaringan di bawah kulit yang disebut
coklat tengguli dalam jaringan. Penyakit feohifomikosis subkutis dan yang menyebar
ini dapat mengenai kulit, jaringan bawah ke organ lain disebut feohifomikosis
kulit dan organ dalam. Penyakit ini dulu sistemik. Yang terakhir sering mengenai
dikenal sebagai kladosporiosis. Berbeda otak dan disebut feohifomikosis serebral.
dengan kromomikosis, penyakit ini dapat Kelainan pada kulit berbentuk pene-
menimbulkan bermacam-macam gejala lain, balan dengan permukaan tidak rata dan
dari benhrk kista hingga bentuk tumor. biasanya berwarna hitam. Bila mengenai
jaringan subkutis akan berbentuk kista,
Sejarah dan yang menyebar gejalanya tergantung
organ yang terkena. Satu kasus yang di-
Nama feohifomikosis diusulkan oleh
temukan oleh Lie di Indonesia disebab-
Ajello pada tahun 1974 untuk membeda-
kan penyakit ini dari kromomikosis.
kan oleh Cercospora apii. Jamur ini
kemudian diidentifikasi sebagai A,fycocentro-
spora acerina.
Penyebab
Jamur golongan Dematiaceae, misal- Diagnosis
nya Exophiala jeanselmei dan Wangiella
dermatitidis. Diagnosis kladosporiosis hanya dapat
dibuat dari bahan operasi kelainan otak.
Distribusi Geografik Pada sediaan langsung dengan larutan
KOH I0o/o, pada jaringan otak tampak
Penyakit ini ditemukan di Amerika, hifa coklat bersekat, lebarnya 1,5-3
Afrika, Eropa, Asia dan Australia.
mikron atau moniliform. Pada pemerik-
Morfologi saan histopatologik, di dalam jaringan
otak tampak hifa tengguli tersebar di
Cladosporium trichoides termasuk seluruh kelainan atau sel bulat berangkai
jartx Dematiaceae. Pada biakan medium dengan diameter 10 mikron.
agar Sabouraud pada suhu kamar atau
pada suhu 37"C tumbuh koloni filamen
berwarna kelabu atau hitam dengan leku- Pengobatan
kan di bagian tengah koloni. Permukaan Sampai sekarang belum diketahui
koloni tampak seperti beludru. Mikros- obat pilihan meskipun telah dilaporkan
kopik dapat dilihat hifa coklat dan koni-
pengobatan yang berhasil dengan itra-
diofora bersekat berwarna coklat.
konazol
Patologi dan Gejala Klinis
Penyakit ini dapat mengenai kulit Prognosis
yang disebut feohifomikosis kutan, me- Prognosis penyakit ini kurang baik.
356 ParasitologiKedokteran

Epidemiologi Di alam bebas jamur tersebut di-


temukan di tanah meskipun jarang, dan
Jamur ini terdapat di tanah, setiap orang
biasanya tefadi karena kontaminasi tinja.
dapat terkena infeksi. Pada penderita yang
Jamur juga ditemukan pada buah-buahan,
meninggal dengan kelainan di otak perlu tinja binatang terutama tinja babi, dan air.3
dilakukan autopsi untuk menentukan Candida dikenal sebagai jamur di-
diagnosis. morfik karena mampu membentuk sel ragi
dan hifa semu. Sel ragi atau blastospora/
blastokonidia merupakan sel bulat atau
Kandidosis oval dengan atautanpa tunas. Hifa semu
terbentuk dengan cara elongasi sel ragi
yang membentuk rantai yang rapuh.3
Kandidosis atau kandidiasis ialah
penyakit jamur yang menyerang kulit,
kuku, selaput lendir, dan alat dalam yang Patologi dan Gejala Klinis
disebabkan oleh berbagai spesies Candida. Pada manusia, Candida spp. sering
ditemukan dalam rongga mulut orang
Sejarah
sehat, saluran cema, saluran napas bagian
Hippocrates menegakkan diagnosis atas, mukosa vagina, dan di bawah kuku
aphtae atau oral thrush pada pasiernya, sebagai saprofit atau korhensal tanpa me-
namun hubungan antar a penyakit tersebut nyebabkan penyakit. Bila te{adi perubahan
dengan Candida sebagai penyebab baru fisiologis atau penurunan kekebalan selular
ditemukan oleh Berg pada tahun 1841 dan maupun sistem fagositosis maka Candida
Bennet pada tahun 1 844. Robin pada tahun yang saprofit akan mampu menyebabkan
1853 menemukan bahwa jamur tersebut penyakit. Faktor yang berperan dalam
juga dapat menyebabkan infeksi sistemik perubahan komensal menjadi patogen
pada pasien yang sakit berat.l,2 dikenal sebagai faktor risiko. Salah satu
faktor di atas akan menyebabkan kolo-
nisasi yang dapat berlanjut menjadi infeksi.
Penyebab
Faktor risiko tersebut ialah: 1) fisiologik:
Penyebab kandidosis ialah Candida kehamilan, umur (usia sangat muda/ sangat
yaitu khamir yang sering ditemukan tua), siklus menstruasi;2) non flsiologik:
pada manusia dan binatang sebagai trauma (kerusakan kulit karena peker-
saprofit. Spesies yang ditemukan pada jaan, maserasi kulit pada tukang cuci dan
manusia ialah Candida albicans, Candida kerusakan mukosa mulut (karena tekanan
tropicalis, Candida krusei, Candida para gigi palsu), malnutrisi (defisiensi ribo-
psilosis, Candida guiliermondii, Candida flavin), kelainan endokrin (diabetes melitus),
knfyr Candida glabrata, dan Candida keganasan (karsinoma, keganasan hema-
dubliniensis. Penyebab terbanyak kandi- tologik), pasien yang dirawat di ruang
dosis adalah Candida albicans, spesies intensif, pengobatan dengan antibiotik,
dengan patogenisitas paling tinggi. kortikosteroid, sitostatik dan imunosu*
Bab IV Mikologi 357

presan, penyakit infeksi lain atau penyakit terjadi maserasi atau infeksi sekunder
menahun dan defisiensi imun (AIDS), oleh kuman. Pada keadaan yang menahun
neutropenia, kolonisasi j amur.2'a-6 gambaran klinis sering tidak khas dan
Berdasarkan lokalisasinya kandidosis dapat menyerupai tinea versikolor.2
dibagi menjadi kandidosis superfisialis
dan kandidosis sistemik atau invasif. Kandidosis Kuku
Kandidosis superfisialis dapat mengenai Kandidosis kuku biasanya terjadi
kulit, mukosa, dan kuku, sedangkan kandi- pada orang dengan kelainan kongenital
dosis sistemik mengenai alat dalam dan seperti kandidosis mukokutaneus kronik,
kerap bermanifestasi sebagai kandidemia. orang yang sering berhubungan dengan
air dan pasien diabetes melitus. Kelainan
Kandidosis Superfi sialis yang terjadi adalah paronikia dan gejala
yang penting adalah kemerahan di daerah
Kandidosis Kulit sekitar kuku dan bawah kuku yang di-
Kelainan terutama ditemukan pada sertai rasa nyeri. Paronikia yang disebabkan
daerah yang lembab dan hangat. Disinte- Candida cenderung kronik. Kuku yang
grasi.jaringan pada tempat tersebut me- terkena dapat berubah warna, menjadi
nyebabkan turunnya imunitas lokal yang seperti susu atau wama lain, rapuh dan
akan menyebabkan kandidosis kulit. Kandi- menebal. Kadang-kadang' permukaan kuku
dosis kulit sering terjadi di sela jari kaki/ menimbul dan tidak ruta yang dapat di-
tangan, inguinal, perineum, bawah payu- sertai lepas atau hilangnya kuku. Kelainan
dara dan ketiak. Kandidosis pada sela jari ini dapat mengenai satu, beberapa atau
kaki atau tangan dikenal sebagai "penyakit
seluruh kuku tangan dan kaki.2
kutu air" atau "rangen". Biasanya hal itu
terjadi akibat pekerjaan atau kebiasaan Kandidosis Selaput Lendir
yang banyak berhubungan dengan air. Pada
bayi sering te{adi kandidosis inguinal dan Kandidosis mukosa dapat mengenai
perineum akibat perawatan yang kurang mukosa vagina, orofarings, esofagus dan
baik dan timbul lesi kemerahan di bagian kadang-kadang mukosa intestinal. Kandi-
kulit yang tertutup popok (diaper rash). dosis orofarings (KOF) banyak ditemukan
Pada orang dewasa kandidiasis inguinal padabayi, orang lanjut usia, dan individu
sering ditemukan pada perempuan dengan imunokompromis yang memiliki penyakit
kandidosis vagina yang kurang memper- utama yang serius, misalnya penderita
hatikan kebersihan. Kandidosis akut di- diabetes melitus, leukemia, neoplasia,
mulai dengan gambaran lesi vesikopustular penggunaan steroid, antibiotik, radiasi dan
yang dapat meluas. Biasanya te{adi mase- penderita HIV/AIDS.2 Pada bayi sering
rasi dan eritem, denga4 dasar merah dan ditemukan sebagai bercak putih seperti
membran berwarna putih dan sering sisa susu di bibir, lidah atau selaput
ditemukan lesi satelit di sekitarnya Gejala lendir mulut. Keadaan tersebut dapatjuga
utama ialah rasa gatal dan rasa sakit bila ditemukan pada orang dewasa.
358 ParasitologiKedokteran

Kandidosis orofarings kerap terjadi nya keganasan, pembedahan digesti,


pada penderita HIV/AIDS. Sebanyak 80- perawatan di ruang rawat intensif, luka
90% pasien kelompo\ tersebut akan meng- bakar luas, pemberian antibiotik spektrum
alami KOF pada berbagai stadia penyakit- luas, sitostatik, imunosupresan dan pe-
nya. Pada pasien HIV/AIDS dengan kadar makaian peralatan medik seperti kateter
CD4 <400sel/pl sering kali ditemukan intravena. Alat dalam yang diserang
kandidosis orofarings yang sebagian dapat adalah susunan saraf pusat, p&il, jantung
menjadi kandidosis esofagus bila kadar dan endokard, endovaskula4 mata (biasa-
CD4 makin rendah. Kandidosis orofarings nya diseminasi dari tempat lain), hati, lien
pada penderita AIDS sering berbentuk dan ginjal, dll. Gejala kandidosis sistemik
pseudo membran, eritematus dan keilitis tidak khas, tergantung organ yang terkena.
angularis.a Sumber infeksi biasanya Candida yang
Kandidosis saluran cerna merupa- semula hidup sebagai saprofit di saluran
kan keadaan yang jarang ditemukan, baik cema, saluran napas bagian atas ataumasuk
pada individu imunokompeten maupuu bersama pemakaian selang infus.2'7
imunokompromais sepertiAlDS, keganasan
hematologik maupun kondisi buruk yang Diagnosis
disebabkan oleh penyakit sistemik lain.
Gejala yang ditemukan mulai dari gejala Diagnosis kandidosis ditegakkan
ringan mirip gastritis seperti perut sering dengan menemukan eli:men jamur atau
kembung sampai diare.z Pada perempuan, isolasi jamur dari bahan klinik. Secara
Candida sering menimbulkan vaginitis umum pemeriksaan laboratorium kandi-
dengan gejala utama fluor albus/keputihan dosis dilalcukan dengan dua cara yaitu
yang sering disertai rasa gatal pada vulva. pemeriksaan langsung, dengan garam faal
Fluor yang dihasilkan bervariasi mulai dari atau KOH l}Yo yang bertujuan untuk
encer sampai kental. Gejala lain yang di- menemukan elemen jamur dalam bahan
temukan ialah nyeri, rasa panas, dispareunia, klinik yang diduga terinfeksi. Cara kedua
dan disuria. Biasanya vaginitis akibat ialah dengan isolasi jamur menggunakan
Candida tidak berbau, kalaupun ada baunya media khusus seperti agar Saboraud deks-
sangat minimal. Gejalanya biasanya ber- frosa. Kedua cara tersebut digunakan baik
tambah seminggu sebelum datang haid unhrk diagnosis kandidosis superfisialis
dan berkurang setelah haid. Terjadinya maupun sistemik. Untuk kandidosis sis-
kandidosis vagina dimungkinkan karena temik dapat ditambahkan pemeriksaan histo-
perubahan pada lingkungan mikro dan patologi j aringan.6't-e
imunitas lokal vagina. 2

Kandidosis Superfisialis
Kandidosis Sistemik
Kulit dan Kuku
Kandidosis sistemik atau kandidosis
pada alat dalam biasanya menyerang Kerokan kulit/eku diarnbil dari daerah
individu dengan faktor risiko berat, misal- yang aktif. Di buat sediaan KOH 10%
Bab IV Mikotogi 359

dengan menambahkan satu tetes larutan kan biopsi yang memberikan hasil positif.
tersebut pada sisik kerokan kulit di atas Diagnosis ditegakkan berdasarkan
kaca benda, kemudian ditutup dengan kaca gabungan informasi klinik dan hasil pe-
tutup. Setelah dilewatkan di atas api unfirk meriksaan laboratorium. Diagnosis pasti
melisiskan kulit, maka sediaan siap diperiksa. kandidosis sistemik ditegakkan bila di-
Padapemeriksaan dengan mikroskop tampak temukan Candida dalam jaringan biopsi
Candida sebagai sel ragi atau hifa semu. organ yang diduga terinfeksi, atau dari
Diagnosis juga dapat ditegakkan dengan bahan klinis yang nofinal steril seperti
mengisolasi jamur Candida, carunya bahan darah dan cairan otak. Apabila biopsi
klinik dibiak pada medium isolasi misalnya tidak dapat dilakukan maka ditegakkan
agar Sabouraud dekstrosa.8 diagnosis kandidosis sistemik probable.
Diagnosis kandidosis sistemik probable
Kandidosis Vagina dan Kandidosis ditegakkan berdasarkan: gejala klinik
Orofarings infeksi sistemik, faktor risiko yang ada
Bahan klinik untuk pemeriksaan vagi-
termasuk pemberian antibiotik yang
lama, dan isolasi jamur dari bahan klinik
nitis dan KOF, diambil dengan usapan
yang normal tidak steril misalnya sputum,
kapas lidi pada lesi yang selanjutnya di-
suspensikan dalam larutan garam faal.
tinja, urin tampung, usap tenggorok dan
Satu tetes suspensi diletakkan di atas lain-lain. Diagnosis kanilidosis sistemik
possible ditegakkan bila hanya ditemukan
kaca benda dan ditutup dengan kaca tutup,
gejala klinis infeksi sistemik, faktor risiko
selanjutnya sediaan siap diperiksa di
termasuk pemberian antibiotik yang lama.
bawah mikroskop. Untuk mempermudah
Pemeriksaan serologi dapat membantu me-
menemukan jamur, dapat ditambahkan
nentukan apakah khamir tersebut sebagai
satu tetes larutan KOH 10%. Diagnosis
penyebab.e
ditegakkan bila ditemukan elemen jamur
blastospora dan atau pseudohifa. Diag-
nosis juga dapat ditegakkan bila jamur Pemeriksaan Bahan Klinik untuk
Candida dapat diisolasi dengan biakan.8 Diagnosis Kandidosis Sistemik

Tinja Biopsi Jaringan


Pemeriksaan tinja hanya dilakukan Bahan biopsi dibuat sediaan histo-
dengan metode biakan. Pada biakan dapat patologi dan dibiak pada medium Sa-
diisolasi jamur Candida. Pemeriksaan lang- bouraud lalu dilatr<ukan pemeriksaan lang-
sung dengan KOH 10% jarang dilakukan.8 sung dengan KOH 10%. Pada pemeriksa-
an sediaan histopatologi dan pemerik-
Kandidosis Sistemik saan langsung ditemukan elemen jamur,
sementara dengan biakan dapat diisolasi
Diagnosis kandidosis sistemik tidak jamur penyebab hingga spesies Candida
mudah ditegakkan. Kecuali dapat dilaku- dapat ditentukan.
360 ParasitoloeiKedokteran

Darah intra vena. Pengobatan topikal biasanya


digunakan pada kandidosis superfisialis,
Darah ditanam dalam medium
namun pada infeksi superfisialis kadang-
Saboraud dekstrosa atau medium cair
kadang diperlukan pengobatan sistemik
(Bactec). Bila ada pertumbuhan dilakukan
yafig diberikan per oral. Pengobatan
identifikasi spesies untuk menentukan topikal dilakukan dengan pemberian: 1)
obat yang sesuai. Pemilihan obat yang
larutan gentian violet I Yo pada kulit dan
sesuai juga dapat dilakukan dengan uji
selaput lendir, 2) derivat azol: klotrimazol,
resistensi.
mikonazol, ekonazol, bifonazol, isoko-
Sputum nazol, tiokonazol, 3) Polien: nistatin,
amfoterisin-B. Untuk pengobatan sistemik
Diperiksa langsung dengan meletak-
secara oral diberikan derivat azol dalam
kan satu tetes sputum di atas kaca benda
bentuk sediaan oral seperti itrakonazol
dan ditambah satu tetes KOH IUYI, dan flukonazol.z
kemudian ditutup dengan kaca tutup. Tujuan pengobatan kandidosis sistemik
Pemanasan di atas api diperlukan untuk
adalah untuk menyelamatkan jiwa (life
melisiskan jaringan yang akan meng- saving). Pengobatan dilakukan dengan
ganggu pemeriksaan. Selanjutnya, sediaan eradikasi memakai obat antifungal dan
siap diperiksa di bawah mikroskop. Jamur penanganan faktor risiko. Pemberian
terlihat sebagai sel ragi atau hifa semu.8 amfoterisin B deoksikholat intravena
dengan dosis 0,6-0,7 mg kgBB selama
Ilrin 1-2 minggu atau sampai dosis total 2500
Sebanyak 3-5 ml urin disentrifugasi, mg untuk orang dewasa dan diteruskan
dan satu tetes endapan diletakkan di atas dengan flukonazol. Karena amfoterisin
kaca benda ditutup dengan kaca tutup. bersifat nefrotoksik maka terlebih dahulu
Sediaan dapat langsung diperiksa. Cqndida dilakukan pemeriksaan fungsi ginjal, se-
juga terlihat sebagai sel ragi atau hifa semu. lain itu juga diberikan premedikasi anti-
Urin dibiak pada agar Sabouraud deks- piretik dan antihistamin. Amfoterisin
trosa untuk menghitung beban jamur.8 deoksikholat dapat diganti dengan amfo-
Diagnosis kandidosis sistemik dengan terisin formula lipid atau amfoterisin-
metode biologi molekular polymerase liposom dengan dosis yang lebih tinggi.
chain reaction (PCR) sudah mulai di- Flukonazol 400 mg/hari dapat diberikan
lakukan di beberapa laboratorium, namun terutama pada penderita non-neutropenia
kebanyakan masih dalam tahap penelitian.e dengan kondisi hemodinamik stabil dan
spesies yang diisolasi sensitif terhadap
Pengobatan flukonazol. Flukonazol tersedia dalam
Pengobatan kandidosis terbagi men-
bentuk sediaan untuk infus dan oral.
jadi dua yaitu pengobatan topikal dengan Derivat azol larn yang dapat digunakan
larutan, salep dan krim serta pengobatan adalah vorikonazol dengan dosis induksi
sistemik yang diberikan secara oral atau 6 mg/kgBB intravena, dalam 24 jam dan
Bab lV Mrkologi 361

dilanjutkan dengan dosis 4 mglkgBB intra Daftar Pustaka


vena sampai tujuh hari diteruskan pem- 1. Rippon JW. Medical Mycology. 3rd eds.
berian oral dengan dosis yang sama.10-r2 Philadelphia: WB Saunders Co. 1988.
Lama pemberian obat antifungal sangat 2. Yazquez JA, Sobel JD. Candidiasis. In:
Dismukes WE, Pappas PG, Sobel JD. Editors.
bervariasi, umunmya paling sedikit dua Clinical Mycology. New York: Oxford
minggu setelah biakan darah yang ter- University Press ; 2003. p.143-87.
akhir negatif.l3 Pemberian derivat azol 3. Emmons CW Binford CH, Utz JP, Kwon-
Chung KJ. Medical Mycology. 3rd eds.
dalam waktu lama harus memperhatikan London: Lea & Febiger;1977.
fungsi hati. 4. de Repentigny L, Lewandowski D, Jolicoeur
P. Imunopathogenesis of oropharyngeal can-
didiasis in human immunodeficiency virus
Prognosis infection. Clin Microbiol Rev 2004; l7:720-59.
5. Donnelly JP. Systemic firngal infection and the
Prognosis kandidosis superfisialis immr.rnocompromised patient contempomry
challenges in rish assessment & diagnosis.
pada pasien imunokompeten cukup baik,
Proceeding of the 3rd intemational symposium
sedangkan pada penderita HIV/AIDS optimising management strategies for systemic
penggunaan obat antiretroviral menurun- fungal infection.
kan angka KOF secara bermakna. Untuk 6. Walsh TJ, Chanock SJ. Laboratory
diagnosis of invasive candidiasis a ratinale
kandidosis sistemik diagnosis dini dan for complementary use, of culture & non
pemberian dosis antifungal yang sesuai culture based detection system. J infect Dis
1977;(Sup D S1l-9.
memberikan prognosis cukup baik, kecuali
7. Guiot HFL, Fibbe WE, van't Wout. Risk
bila keadaan penyakit sudah lanjut.la factors for fungal infection in patients with
malignant hematologic disorders : impli-
cations for empirical therapy and prophylaxis.
Epidemiologi Clin Infect Dis 1994; 18: 525-32.
Infeksi superfisialis pada umunmya Haley LD, Callaway CS. Laboratory Methods
in Medical Mycology. Atlanta: Public Health
disebabkan oleh C. albicans, sedangkan Service; 1978.
infeksi sistemik lebih bervariasi, kurang 9. EllepolaANB. Morrison CJ. Laboratory diag-
lebih 50% disebabkan oleh Candida non nosis of invasive candidiasis. J Microbiol
2005; 43(S): 65-84.
C. albicans. Candida ditemukan sebagai
10. Spelberg BJ, Filler SG, Edwards Jr. JE.
saprofit di saluran cema dan saluran napas Current treatment strategies for disserninated
bagian atas. Keadaan itu menjadikannya candidiasis. Clin Infect Dis 2006 ;42 :2M-51.

sumber infeksi sistemik pada pasien dengan 11. Rex JH, Walsh TJ, Sobel JD, Filler SG, Pappas
PG, Dismukes WE, Edwards JE. Practice
faktor risiko. Penderita yang dirawat di guidelines for treatment of candidiasis.
rumah sakit juga mudah mendapat infeksi Infectious Disease Society of America. Clin
Infect Dis 2000; 30: 662-18
nosokomial yang jumlahnya meningkat
12. Hastings M, Wolff M. current treatment of
tajam terutama setelah inhoduksi prosedur fungal infections. In Vincent JE editor. The
kedokteran modem yang merupakan faktor management of fungal infections in the ICU.
risiko terjadinya infeksi sistemik.e'15 Year unknown. p. 55-70.
362 ParasitologiKedokteran

13. Rex JH, Bennet JE, Sugar AM, Pappas PG, ningeal namun tidak disertai dengan isolasi
van der Horst CM, Edwards JE, Washburn jamur. Pada tahun 1894, Otto Busse dan
RG, Scheld WM, Karchmer AW Dine AP,
Levenstein MJ, Webb CD. Candidemia sudy Abraham Buschke dua orang dokter Jerman
group and the National Institute of Allergy melaporkan pasien dengan kriptokokosis
Mycoses Sudy Group. N Engl J Med 1994; pada tulang tibia yang dilengkapi dengan
331:1325-3O
laporan tentang gejala klinik dan bukti
t4. Graninger W, Pesteril E, Schneeweiss B,
Teleky B, Georgopoulos A. Treatment of laboratorium. Pada tahun 1912, Rusk &
Candida albicans fungaemia with fluco- Famell melaporkan dua kasus kriptokokosis
nazole. J Infect 19931'26: 133-46
pada susunan saraf pusat.3
15. Jarvis WR. Epidemiology of nosocomial
fungal infections, with emphasis on Candida
species. Clin Infect Dis 1995; 20: L526-30. Distribusi Geografik
Penyakit tersebut telah dilaporkan
di banyak negara termasuk Indonesia.
Kriptokokosis Kriptokokosis yang disebabkan oleh Cr
neoformans var grubii dapat ditemukan
Kriptokokosis ialah mikosis siste- di berbagai penjuru dunia termasuk
Indonesia, sedangkan Cr neoformans var
mik yang disebabkan oleh Cryptococcus
ne ofo rm ans terb atas pada beberap a daer ah
neoformans dan Cryptococctts gattii. Ke-
duanya merupakan golongan khamir ber-
di Eropa dan Afrika. Kriptokokosis yang
disebabkan oleh Cr var gattii ditemukan di
simpai yang termasuk dalam kompleks
daerah seperti Australia, California, Papua
spesies Cnneoformans. Kompleks spesies
Cr neoformans, semula terdiri atas Cr. New Guinea dan terakhir dilaporkan
neoformans varietas neoformans dan Cr
sebagai wabah di Vancouver Island,
Canada.3's'6
neoformans varietas gattii. Saat ini ke-
duanya menjadi dua spesies yang berbeda
yaitu Cr neoformans dan Cr. gattii.t'z Morfologi
Berdasarkan determinan antigenik pada Cr neoformans dan Cr gattii ialah
simpainya, keduanya terbagi lagi men- khamir bersimpai yang dapat bertahan
jadi empat serotipe yaitu serotipe A, B, dalam keadaan kering. Di dalam bahan
C dan D. Serotipe A adalah Cr. Neofor- klinik khamir tersebut membentuk simpai
mans var grubii dan serotipe D adalah Cr yang tebal, sedangkan di alam khamir ber-
neoformans var neoformans. Serotipe B ukuran lebih kecil dengan simpai tipis.
dan C adalah Cr. gattii.3'a Khamir tersebut berkembangbiak dengan
tunas. Pada tahun 1975 ditemukan bentuk
seksual Cr neoformans dan dtnamai Filo-
Sejarah
basidiella neoformans, sedangkan bentuk
Zenker pada tahun 1861 melaporkan seksual Cr gattii adalah Filobasidiella
kasus dengan dugaan kriptokokosis me- bacillispora.3
Bab IV Mikologi 363

Patologi dan Gejala Klinis brospinal. Gejala juga ditentukan oleh


daerah otak yang terkena. Pada otak jamur
Infeksi terjadi secara inhalasi spora juga dapat menyebabkan kriptokokoma
yang diduga berasal dari bentuk seksual
meskipun agak jarung ditemukan. Kripto-
maupun bentuk aseksual. Di dalam paru,
kokosis SSP dapat disertai kelainan paru
jamur menimbulkan kelainan paru primer
dan kulit. Manifestasi pada kulit sangat
pada kelenjar limfe yang seringkali tidak
bervariasi, dapat berbentuk papul, mirip
memberi gejala. Pada individu dengan
tumor, pu{pura, lesi mirip akne sampai
imunitas terganggu misalnya AIDS dapat
ulkus. Penyakit tersebut dapat bersifat
timbul gejala paru sekunder. Hal yang menahun dengan remisi.3'a
sama juga terjadi pada individu imuno-
Kriptokokosis SSP menyebabkan
kompeten bila jamur terhirup dalam peninggian intrakranial, yang sering
jumlah besar. Kriptokokosis lebih banyak
menjadi penyulit dalam penanganan krip-
menyerang laki-laki daripada perempuan. tokokosis. Selain itu pada penderita
Agaknya hal itu terjadi karena laki-laki kriptokokosis SSP juga sering terjadi
lebih terpajan pada jamur karena pekefaan- perubahan mental dan keadaan itu me-
nya. Sementara pada perempuan, ditemu- rupakan parameter penting untuk menge-
kan bukti bahwa hormon estrogen dapat tahui perjalanan penyakit dan menilai
menghambat pertumbuhan jamur secara hasil terapi. Baik pada pasien yang ter-
invitro.3 infeksi HIV maupun phsien non AIDS,
Gejala kriptokokosis paru tidak Crypto cocczs menimbulkan gejala klinis
khas, menyerupai gejala penyakit paru yang mirip namun pada kelompok HIV/
lain. Gejala paru yang timbul biasanya AIDS lebih berat dan mortalitasnya lebih
merupakan gejala klasik pneumonitis,
tinggi.3'7
seperti batuk, demam, produksi sputum
Kriptokokosis yang disebabkan oleh
dan mungkin ditemukan efusi pleura. Cr neoformans biasanya berhubungan
Bentuk lain yang agak jarang ditemukan dengan kekebalan yang terganggu. Pen-
adalah kriptokokoma pada jaringan paru derita HIV/AIDS merupakan kelompok
dan sekitarnya. Dari paru jamur dapat pasien yang paling sering terinfeksi oleh
menyebar ke alat dalam lain, kulit, Cr neoformans, dan meningitis adalah
tulang dan terutama ke otak. Gejala yang kelainan yang paling sering didiagnosis
ditimbulkan oleh kelainan otak sering- pada kelompok pasien tersebut. Penyakit
kali merupakan gejala yartg mendorong Hodgkin, leukemia, diabetes melitus, sar-
penderita untuk berobat. Gejala tersebut koidosis, penderita dalam terapi kortiko-
berupa sakit kepala yang makin hebat steroid yang ekstensif, transplantasi organ,
dan makin sering timbul, kadang-kadang leukemia kronik juga kelompok yarrg
disertai vertigo, diplopia, strabismus dan berisiko tinggi untuk terinfeksi oleh jamur
muntah. Gejala tersebut sesuai dengan yang sama.3'7
gejala yang ditimbulkan oleh lesi intra- Kriptokokosis gattii jarang mengenai
kranial yang luas atau meningitis sere- indMdu imunokompromais dan lebih sering
364 ParasitologiKedokteran

menginfeksi individu imunokompeten,6 Dalam jaringan dengan pulasan HE,


meskipun saat ini mulai dilaporkan C. jamur terlihat sebagai sel bulat dengan
gattii serotipe C menginfeksi pasien HIV/ simpai tidak terpulas. Untuk melihat
AIDS di Afrika.8 simpai dengan jelas diperlukan pulasan
musikarmin dan simpai akan terpulas
Diagnosis merah. Dengan pulasan Gomorib methe-
Gejala klinis kriptokokosis sangat namine silver yang sering digunakan
bervariasi, sehingga sulit menegakkan untuk menemukan jamur, Cryptococcus
diagnosis hanya berdasarkan gejala klinis mudah ditemukan sebagai bangunan bulaV
saja. Diperlukan pemeriksaan laboratorium oval berwarna coklat gelap atau hitam.e
untuk menegakkan diagnosis. Diagnosis Pemeriksaan serologi dilalokan dengan
pasti ditegakkan bila ditemukan jamur uji aglutinasi lateks dan ELISA, untuk
penyebab dalam jaringan atau terisolasi mendeteksi antigen kapsular glucoroxyl-
dari bahan klinik. Bahan klinik yang di- lomannan (GXM), suatu polisakarida
perlukan ialah sputum, bilasan bronkus, penting pada simpai. Deteksi antigen
cairan serebrospinal, urin dan darah. dapat dilakukan pada bahan klinik urin,
Selanjutnya bahan klinik diperiksa secara darah, bilasan bronkus dan cairan otak.
langsung dengan membuat sediaan tinta Deteksi antigen dilakukan secara paralel
India. Pada sediaan tersebut jamur tampak dengan memeriksa serum yang tidak di-
sebagai sel ragi (dengan atattanpa tunas) encerkan dan serum yang diencerkan.
bersimpai.3,a Selain pemeriksaan langsung Hal itu dilakukan untuk menghindari hasil
bahan klinik juga ditanam pada medium negatif atau positif palsu. Pemeriksaan
yang sesuai agar jamur tersebut dapat serologi diperlukan sebagai pemeriksaan
diisolasi. Bahan klinik dibiak pada agar penunjang terutama bila jamur sulit di-
Sabouraud dekstrosa. Koloni Cryptococcus temukan dalam bahan klinik. Selain deteksi
tumbuh sebagai koloni ragilkhamir ber- antigen juga dapat dilakukan deteksi
warna kuning, dengan konsistensi lunak antibodi.3
dan terlihat seperti berlendir (mukoid)
karena pembentukan kapsul. Jamur dapat
Tatalaksana dan Pengobatan
tumbuh sebagai koloni ragi yang sulit di-
bedakan dengan koloni ragi Candida.3'e Pada kelompok non HIV/AIDS
Agar mudah dibedakan bahan klinik juga dengan kelainan pulmoner dan kelainan
ditanam pada agar niger seed. Pada medium lain diluar SSP, bila gejala klinik tidak
tersebut Cryptococczs tumbuh sebagai terlalu berat dapat diberikan flukonazol
koloni ragi berwarna coklat gelap hingga 200-400 mg selama 6- I 2 bulan tergantung
mudah dibedakan dari Candida yang pada perbaikan gejala klinik dan petanda
membentuk koloni ragi berwarna putih lain misalnya pemeriksaan radiologi.
susu.r0 Cairan otak merupakan bahan klinik Selain itu dapat diberikan amfoterisin B
yang paling sering memberikan hasil 0.5-1mg/kgBB sampai dicapai dosis total
positif dalam deteksi Cryptococcus.3 1000-2000 mg. Bila gejala klinik berat
Bab IV Mikotoei 365

atav terjadi kriptokokosis meningeal, minggu diikuti flukonazol400 mg paling


maka dilakukan terapi induksi terlebih sedikit 10 minggu. Bila tidak tersedia
dulu dengan memberikan amfoterisin B flusitosin, induksi dilakukan dengan amfo-
0,7-1 mg kglBB secara intra vena dan terisin B saja 0,7-l mglkgBB selama 6-10
flusitosin 100 mgftrari selama dua minggu minggu. Untuk terapi pemeliharaan diberi-
diikuti dengan flukonazol 400 mghai kan flukonazol 200-400mg/hari seumur
hidup. Dengan digunakannya obat anti retro
paling sedikit 10 minggu. Bila flusitosin
viral (HAART) maka terapi pemeliharaaan
tidak tersedia, dianjurkan penggunaan mungkin dapat dihentikan yaitu bila kadar
amfoterisin B 0,7-1 mg/kgBB selama 6-10
CD4 > 1 00 pl. Pada kadar tersebut dianggap
minggu sebagai terapi induksi. Formula
risiko terkena infeksi jamur ini rendah.
amfoterisin B lipid juga dapat digunakan Pada kelompok pasien ini juga perlu
dengan dosis 3-6 mglkgBB selama 6-10 dilakukan penurunan tekanan intrakranial
minggu.3'a'1r
yang meninggi.oJ
Tatalaksana kriptokokosis juga di-
tujukan untuk menurunkan tekanan intra Epidemiologi
kranial yang meninggi. Menurunkan
tekanan intrakranial sangat penting karena Cr. neoformans pertama kali di-
berpengaruh terhadap kesembuhan pende- isolasi dari tanah yang mengandung tinja
rita. Tekanan dapat diturunkan dengan burung merpati pada t4hun 1951 oleh
melakukan lumbal punksi secara berkala, Emmons dan dalam tahun 1955 Emmons
pemasangan sahr (drain) atau bila diperlu- mengisolasi khamir tersebut dari tinja
kan dipasan g shunt intraperiton eal.a'll burung merpati. Pada penelitian yang
Pada kelompok HIV/AIDS, terapi dilalarkan di Jakarta pada tahun 1965
juga dibedakan antara kriptokokosis ditemukan 9%o dari tinja burung merpati
SSP dan non SSP. Tujuan pengobatan mengandung Cr neoforunans. Sejak tahun
pada kriptokokosis non SSP adalah 1990, diketahui bahwa Cr gattil mem-
mencegah penyebaran ke otak. Bila di- punyai habitat alamiah yang berbeda
temukan kriptokokosis paru, atau organ dengan Cr neoformans. Jamur tersebut
lain di luar otak, maka diperlukan tindakan hidup sebagai komensal pada berbagai
punksi lumbal untuk memastikan apakah lapukan kayu pohon Eucalyptus camal-
terdapat infeksi SSP. Hal itu perlu di- dulensis, krminalia catappa (ketapang)
lakukan karena kadang-kadang infeksi dan berbagai golongan Ficus (karet-
diluar SSP merupakan bagian diseminasi karetan).5,12 Di Indonesia dilaporkan bahwa
jamur ke SSP.a'11 Bila telah dipastikan Cr neoformans dapat diisolasi dari tinja
bahwa tidak terdapat penyebaran ke otak burung merpati yang berasal dari daerah
I 3' I a
maka dapat diberikan flukonazol 200- J akarta dan Bekasi.
400 mglhar seumur hidup. Pada meningitis Dengan ditemukannya obat anti retro-
kriptokokal, diberikan terapi induksi dengan vtruslhighly active anti retroviral therapy
amfoterisin B 0,7-1 mg/kgBB disertai (HAART), maka insidens kriptokokosis
pemberian flusitosin 100 mg selama dua pada penderita AIDS di negara maju
menurun, namun di lndonesia kondisinya l0 Paliwal DK, Randhawa HS. Evaluation of a
simplified I Guizotia abyssinica seed medium
berbeda. Karena akses penderita AIDS
for differentiation of Cr. neoformans. J Clin
terhadap obat antiretroviral masih ter- Microbiol 1978; 7 : 346-8.
batas, maka di Indonesia kriptokokosis ll Saag MS, Graybill RJ, Larsen RA, Pappas
pada penderita AIDS masih merupakan PG, Perfect JR, Powderly WG, Sobel JD,
masalah dan bentuk yang paling sering Dismukes WEW. Practice guideline for the
management of cryptococcal disease. Clin
didiagnosis adalah meningitis disusul
Infect Dis 2000; 30: 710-8.
oleh kelainan kulit. 12. I-azera MS, Pires DA, Camillo Coura L, Nishi-
kawa MM, Bezzera CC, Trilles L, Wanke B.
Daftar Pustaka Natural hahitat of Gyptococals neoformans vat.
neoformaw in decaying wood forming hollows
l. Diaz MR, Fell JW. Use of a suspension array in living trees. J Med Vet Mycol 1996; 34 l2'l -31 .
for rapid identification of the varieties and 13. Susilo J. Isolasi Cryptococcus neoformans
genotypes of the Cr. neoformans species dari tanah di Jakarta. Maj Kedok Indon 1968;
complex. J Clin Microbiol2005; 43:3662-72. 18 (6-7): 134-5.
Kwon-Chung KJ, Boekhout I Fell JW, Diaz M' 14. Retno Wahl'uningsih, Rae Minto, Forman
Proposal to conserve the name Cryptococcus Erwin, Mulyati Cryptococcus neoformans
gattii against C. hondurianus and C. Isolated from Pigeon Dropping @reliminary
bacillisporus asidiomycota, Hymenocetes,
(B
Report) Maj Kedok Indon 2006; 56 (8):464-7.
Tremellomycetidae). Taxon 2002; 5l : 804-6
J, Casadevall A, Perfect JR. Cryptococcus
neoformans. Washington: ASM Press, 1998.
4. Badley JW, Dismukes WE. Cryptococcosis. Histoplasmosis
In Clinical Mycology. Dismukes WE, Pappas
GP, Sobel JD. Eds. New York: Oxford; 2003. Histoplasmosis ialah penyakit jamur
p.188-205.
Ellis DH, Pfeiffer TJ. Natural Habitat of
sistemik yang disebabkan oleh jar4ur
5.
Cryptococcus neoformans var. gattii. J Clin dimorfik bergantung suhu (thermally
Microbiol 1990;28(7): 1642-44. dimorphic) Histoplasma capsulatum se*
6. Kidd SE, Hagen F, Tscharke RL, HuYnh M, dangkan histoplasmosis Afrika disebab-
Bartlett KH, Fyfe M, et al. A rare genotype
kan oleh Histoplasma duboisii.l
of Cryptococcus gattii caused cryptococcosis
outbreak on Vancouver Island (British
Columbia, Canada). Proceed Nation Acad
l0l
(49):17258-63. Sejarah
Science (PNAS) 2004;
Mitchell TG, Perfect JR. Cryptococcosis in Histoplasmosis kapsulati pertama kali
the Era ofAIDS-100 Years after the discovery
of Cryptococcus informanls. Clin Microbiol
dilaporkan oleh Darlingpada tahun 1904
Rev 1995; 4: 515-48. di Panama dan histoplasmosis duboisii
8. Karstaedt AS, Crewe-Brown HH, Drommer oleh Blanchard dan Lefrou pada tahun
F. Cryptococcal meningitis caused by Crypto- 1922 diAfrika.
coccus neoformans var. gattii, serotype C, in
AIDS patients in Soweto, South Africa. Med
Mycol 2002;40:7-ll. Distribusi Geografik
9. Rippon JW. Medical Mycology. The patho-
genic fungi and the pathogenic actinomy- Histoplasmosis kapsulati ditemukan
cetes. Philadelphia: WB. Saunders Co; 1988. di seluruh dunia termasuk lndonesia,
368 ParasitologiKedokteran

disertai pembesaran nodus limfatikus Diagnosis


hilus. Pada penderita gangguan imunitas
Diagnosis histoplasmosis ditegakkan
selular seperti AIDS, meskipun dapat
berdasarkan gejala klinik dan pemerik-
ditemukan bentuk ringan sampai sedang
saan laboratorium mikologi. Pemeriksaan
sebagian besar (95%) ditemukan sebagai
bentuk diseminata dan gejalanya lebihberat
laboratorium mikologi dilakukan dengan
disertai demam berkepanj angan, keringat memeriksa secara langsung dan membiak
malam, dispnea dan hipoksemia. Keadaan spesimen klinik yang berasal dari pasien
tersebut dapat cepat berubah menjadi yang diduga terinfeksi. Selain itu dapat
respiratory distress syndrome, dan pada dilahrkan pemeriksaan serologi untuk
pemeriksaan radiologis paru ditemukan mendeteksi antigen dan antibodi yang sangat
infiltrat difus pada kedua paru.3 membantu dalam menegakkan diagnosis.
Histoplasmosis kronik biasanya ter- Bahan klinik yang diperlukan untuk
jadi pada laki-laki dewasa yang mem- pemeriksaan laboratorium mikologi ter-
gantung pada organ yang terkena. Pada
unyai kelainan paru obstuktif kronik.
histoplasmosis paru dapat dilakukan
Gejalanya berupa lesu, demam, keringat
pemeriksaan sputum baik secara langsung
malam, batuk kronik dengan produksi
dengan pulasan Giemsa maupun me-
sputum, hemoptisis, dispnea dan berat
nanam sputum pada ,agar Sabouraud
badan menurun. Pada pemeriksaan radio-
dekstrosa (ASD). Bahan klinik lain yang
logis paru terlihat kavitasi pada lobus atas
dapat digunakan pada histoplasmosis
dan fibrosis yang progresif pada bagian
paru adalah bilasan bronkus, yang cara
bawah paru.4
pemeriksaannya sama dengan cara peme-
Histoplasmosis diseminata yang dapat riksaan sputum. Pada histoplasmosis
berlangsung akut atau kronik sering ter- diseminata bahan klinik yang digunakan
jadi pada individu imunokompromis dan untuk pemeriksaan laboratorium adalah
anak-anak. Pada pasien yang terinfeksi darah, cairan otak, usap ulkus, kerokan
HIV biasanya bentuk diseminata terjadi kulit dan bahan biopsi jaringan. Perlakuan
bila hitung CD4 kurang dari 150/p1. terhadap bahan klinik di atas sama dengan
Ditemukan hepatosplenomegali, limfadeno- pemeriksaan sputum yaitu diwamai dengan
pati, dan kelainan pada kulit dan membran pulasan Giemsa dan dibiak pada medium
mukosa (ulkus). Pada pasien terinfeksi ASD. Pemeriksaan bahan biopsi juga
HIV kelainan sistemik sering bermani- dapat dilalarkan dengan membuat sediaan
festasi sebagai kelainan kulit. Penye- tekan jaringan dan memulasnya dengan
baran infeksi ke susunan saraf pusat, Giemsa atau HE. Bahan klinik yang
juga sering terjadi. Gambaran radiologis paling sering memberikan hasil positif
paru terlihat infiltrat interstitial difus baik pada pemeriksaan langsung maupun
atau bentuk retikulonodular yang dengan biakan adalah biopsi sumsum tulang.
cepat menj adj acute respiratory distress Biakan darah juga memberikan hasil
syndrome.3-s positif yang tinggi. Pemeriksaan langsung
Bab IV. Mikoloei 369

dapat dilakukan dengan mewarnai bahan akut namun juga sering ditemukan pada
klinik dengan pulasan Giemsa, atau infeksi kronik. Antigen M dapat bertahan
dengan memeriksa sediaan histopatologi selama bertahun-tahun. Antigen H jarang
yang diwamai dengan HE, atau GMS. ditemukan, biasanya ditemukan bersama
Pada pemeriksaan langsung dengan pulasan antigen M.6
Giemsa, dan pulasan HE, H. capsulatum
tampak sebagai sel ragi intraselular yang Pengobatan
dikelilingi oleh halo hialin yang tidak Pengobatan histoplasmosis dibeda-
terwarnai dan sitoplasma yang terpulas di kan antara pengobatan pada penderita
dalam sel makrofag/ monosit. Pada biakan imunokompeten non AIDS dan peng-
spesimen klinik pada ASD yang diinku- obatan pada penderita AIDS. Pada ke-
basi pada suhu kamar jamur tumbuh se- lompok non AIDS pengobatan juga
bagai koloni filamen/ kapang dan mem- dibedakan antara histoplasmosis disemi-
bentuk mikrokonidia dan makrokonidia natayang mengancam nyawa dan bentuk
yang penting sebagai petanda identifikasi. yang lebih ringan. Pada bentuk disemi-
Untuk menumbuhkan jamur dalam bentuk nata pengobatan dimulai dengan pem-
ragi, inkubasi biakan dilahrkan pada suhu berian amfoterisin B secara intravena
37 C" . Pertumbuhan jamur H. capsulatum dengan dosis 0,7-I mglhari tiap hari
pada biakan memerlukan waktu lama selama 1-2 minggu. Dosis total diberikan
karena perhrmbuhannya lambat. Biakan di- sebanyak 2500 mg untuk orang dewasa.
nyatakan negatif setelah tidak ditemukan Untuk anak disesuaikan dengan umur dan
perlumbuhan dalam waktu enam minggu. berat badan. Kemudian diteruskan dengan
Karena itu hasil pemeriksaan langsung itrakonazol 200-400 mg/hari sampai paling
menjadi sangat penting. Bila pemeriksaan sedikit 6 bulan. Pada bentuk yang lebih
langsung memberikan hasil positif maka ringan dapat diberikan itrakonazol 200-
pengobatan dapat segera dimulai.3 6 400 mg selama paling sedikit 6 bulan.
Deteksi antigen penting unhrk mem- Pada histoplasmosis paru kronik dengan
bantu menegakkan diagnosis pada histo- kavitas diperlukan pengobatan selama
plasmosis akut, terutama pada penderita lebih dari satu tahun untuk mencegah
AIDS. Bahan klinik yang yang dapat di- kemungkinan relaps.T
gunakan adalah serum, cairan otak, urin Pada penderita AIDS dengan histo-
dan bilasan bronkus. Urin merupakan bahan plasmosis ringan sampai sedang dapat
klinik yang paling sering memberikan diberikan itrakonazol 200 mg tiga kalil
hasil positif, sedangkan BAL positif hari untuk tiga hari pertama dilanjutkan
sering ditemukan pada penderita AIDS.6 dengan 2 x 200 mg selama 12 minggu.
Deteksi antibodi berperan penting Prinsip pengobatan histoplasmosis disemi-
dalam menegakkan diagnosis histoplas- nata adalah pemberian terapi induksi untuk
mosis. Dengan menggunakan teknik imuno mendapatkan perbaikan klinis diikuti
difusi, dapat dideteksi antigen M dan terapi supresif untuk mencegah relaps.
H. Antigen M dibentuk pada infeksi Terapi induksi menggunakan amfoterisin
370 Parasitologi Kedokteran

B 0.5-1 mg/kgBB/hari selama 3 hari-2 di daerah endemis histoplasmosis. Pada


minggu tergantung respons penderita. penderita AIDS manifestasi klinis terjadi
Kemudian diikuti terapi supresif dengan karena reaktivasi infeksi lama maupun
itrakonazol 400 mg/hari selama kurang infeksi baru. Di daerah non endemis
lebih 3 bulan.3,7,8 manifestasi klinis sering disebabkan oleh
reaktivasi.3'a
Prognosis
Prognosis histoplasmosis tergantung
kondisi penyakit pada saat diagnosis Histoplasmosis duboisii
ditegakkan. Diagnosis dini mempunyai
prognosis yang lebih baik, narnun diagnosis
Patologi dan Gejala Klinis
sering kali terlambat ditegakkan karena Infeksi te{adi dengan inhalasi spora.
secara klinis histoplasmosis memiliki Predileksi jamur ini adalah kulit dan
gejala yang mirip dengan penyakit lain. tulang. Osteolisis sering ditemukan ber-
Pada histoplasmosis diseminata pem- samaan dengan nodul subkutan dan
berian pengobatan yang tepat dengan ulkus. Nodul dapat menjadi ulkus. Akhir-
induksi dan terapi supresif untuk men- akhir ini juga dillaporkan kelainan paru
cegah relaps memperbaiki prognosis.3'a yang disebabkan oleh FL duboisii. Infeksi
biasanya indolen dan tidak fatal, namun
Epidemiologi ditemukan juga kasus dengan diseminasi
ke berbagai organ yang mirip dengan
Di alan, H. capsulatum hidup se- histoplasmosis kapsulatum.a
bagai saprofit di tanah yang banyak me-
ngandung nitrogen dengan konsentrasi Diagnosis
tinggi. Misalnya tanah yang tercemar
ttnja ayam atau burung. Unggas tidak Diagnosis dibuat dengan biopsi
terinfeksi namun paruh dan kakinya dapat
jaringan. Pada sediaan histopatologik
membawa jamur tersebut. Kontaminasi terlihat sel ragi berukuran 8-15 mikron
tanah oleh FL capsulatum dapat bertahan inkaselular yang kurang lebih empat kali
lama meskipun kandang ayam tersebut lebih besar dibandingkan khamir H.capsu-
telah bertahun-tahun tidak digunakan. latum. Biakan j aringan biopsi menghasilkan
Kelelawar dapat terinfeksi dan menebar- koloni filamen pada suhu kamar yang tidak
kan jamur melalui tinjanya. Di daerah dapat dibedakan dan H. capsulatum. Pada
endemis seperti lembah sungai Missisipi, suhu 37'C tumbuh koloni rag1yang terdiri
infeksi biasanya terjadi pada usia muda atas sel khamir berukuran 8-15 mikron.
dan menjadi infeksi laten yang asimpto-
matis. Manifestasi klinis muncul, bila Pengobatan
terjadi gangguan sistem kekebalan.
Hal itu dapat dilihat dengan jelas pada Pengobatan histoplasmosis duboisii
penderita yang terinfeksi HIV dan tinggal dengan amfoterisin-B I mg/kg/hari dengan
Bab IV. Mikotogi 371

dosis total paling sedikit 2 g.Dapatterjadi Aspergilosis


relaps setelah beberapa tahun yang dapat
dicegah dengan pemberian itrakonazol Aspergillus adalah kelompok kapang
100-400 mglhari paling sedikit 6 bulan. oportunis patogen yang dapat menginfeksi
Ketokonazol dapat digunakan dengan manusia. Kelainan yang ditirnbulkan berupa
dosis inisial 600-800 mg,/trari selama 3 aspergilosis yaitu infeksi yang dapat
bulan kemudian diturunkan menjadi 400 mengenai kulit, kuku dan alat dalam
mg/hari 6-12 bulan atau lebih lama.1 terutama paru. Selain infeksi, kapang
tersebut juga dapat menyebabkan alergi
Prognosis atau kolonisasi dalam paru.l

Penyakit ini sulit untuk diobati, karena


Sejarah
sering terjadi relaps.T
Tahun 1840-an Bennet, Sluiter dan
Epidemiologi Rayer secara terpisah mempelajari kasus
aspergilosis. Virchow pada tahun 1856
Sampai sekarang penyakit ini baru merupakan orang pertama yang meng-
ditemukan di Afrika. kaji kasus aspergilosis disertai bukti klinis,
autopsi dan gambaran milroskopis Asper-
Daftar Pustaka gillus. Selanjutnya tahun 1938, Deve me-
1. Rippon fW. Medical Mycology. 3'd ed. laporkan kasus aspergiloma dan tahun
Philadelphia: WB Saunders Co.; I 988 1952 Hinsoon & Moon melaporkan kasus
2. de Hoog GS, Guarro J. Histoplasma c4psu- allergic broncho pulmonary aspergillosis
latum, Darling. Atlas of clinical Fungi. 1995.
(ABPA).I-'z Sejak itu banyak kasus dilapor-
3. Wheat J. Endemic mycoses inAIDS: a clinical
review. Clin Microbiol Rev 1995; 8: 146-59. kan dari banyak negara termasuk Indonesia.
4. Kauffinan CA. Cryptococcosis. In: Dismukes
WE, Pappas GP, Sobel JD. Clinical Mycology.
Penyebab
Eds. New York: Oxford 2003.p. 1 88-205.
5. Corti ME, Cendoya CA, Soto I, Esquivel P, Aspergillus adalah saprofit yang sangat
Trione N, Villavane MF, Corbera KM, Helou
S, Negroni R. Disseminated histoplasmosis
mudah ditemukan di sekitar kehidupan
and AIDS: clinical aspect and diagnostics manusia dan terdiri atas sekelompok spesies
methods for early detection. yang berbeda. Spesies yang kerap menye-
6. Wheat LJ. Current diagnosis of histoplasmosis. babkan penyakit adalah Aspergillus fumi-
Trends Microbiol 2003; 1l : 488-94. gatus, Aspergillus flavus, Aspergillus niger;
7. Lothorlory O, Denning DW, Dupont B.
danAspergillus terreus, spesies yang paling
Endemic mycoses: a treatment update. J
Antimicrobiol Ther 1999; 43: 321-31. patogen A. fumi gatus mampu tumbuh pada
8. Wheat J, Hafner R. Wulfsohn M, Spencer suhu 37oC bahkan sampai suhu 50"C.
P, Squires K, Powderly W, et al. Prevention Spesies lain seperti Aspergillus nidulans,
of relapse of histoplasmosis with itraconazole Aspergillus oryzae, dll meskipun jarang
in patients with the Acquired Immunode-
ficiency Syndrome. Ann Internal Medicine dilaporkan j.rga dapat menyebabkan
1993; 118:610-16.
penyakit.2
372 Parasitologi Kedokteran

Patologi dan Gejala Klinis Pada gambar roentgen terlihat gumpalan


dalam sinus yang merupakan suatu asper-
Aspergillus adalah jamur saprofit giloma. Gejala yang ditimbulkan me-
yang sehari-hari konidianya sangat mudah nyerupai sinusitis oleh sebab lain. Asper-
terhirup ke dalam saluran napas tanpa gillus dapat merusak tulang dan dapat
menyebabkan kelainan. Konidia yang menembus ke rongga mata menyebab-
masuk akan dikeluarkan oleh pergerakan kan infeksi orbital dan rongga kepala
silia epitel torak atau dihancurkan oleh menyebabkan aspergilosis serebral. 1

imunitas tubuh. Diperlukan faktor resiko Aspergilosis kulit dapat terjadi primer
yang mengubah pertahanan tubuh dan me- karena inokulasi langsung pada kulit
mungkinkan jamur untuk menyebabkan misalnya luka bakar luas dan tindakan
infeksi.3a Tempat predileksi utama asper- bedah. Lesi sekunder biasanya merupakan
gilosis adalah paru akibat inhalasi konidia. penyebaran dari lesi sistemik misalnya
Kelainan yang diakibatkan oleh jamur dari aspergilosis invasif di paru.6
Aspergillus antara lain:
Allergic Broncho Pulmonary Aspergillosis
Aspergiloma (ABPA)

Aspergiloma atau fungus ball me- Aspergillus dapat bersifat sebagai


alergen dan menimbulkan reaksi alergi
rupakan kolonisasi Aspergillus dalam yang bersifat kronis yang disebut allergic
rongga yang telah ada sebelumnya akibat broncho pulmonary aspergillosis (ABPA).
penyakit lain misalnya TBC, sarkoidosis, Kelainan itu hampir selalu disebabkan
histoplasmosis, fibrosis sistik dll. Asper- oleh L fumigatus. Pada ABPA ditemukan
giloma umunnya terjadi di paru, namun hipereaktivitas saluran napas, hipersekresi
juga dapat terjadi di daerah sinus, dan mukus dan fibrosis. Gejala klinik yang di-
rahang atas. Kelainan ini biasanya tanpa temukan adalah serangan asma bronkial,
gejala namun bila telah terjadi hemop- wheezing, sesak napas, dan batuk. Pasien
tisis dapat berakibat fatal. Gambaran biasanya memproduksi sputum yang
radiologi biasanya khas dengan masa kental seperti karet dan berbercak coklat.
jamur di tengah kavitas.2-3 Di Indonesia Proses inflamasi pada ABPA di cirikan
aspergiloma banyak berhubungan dengan oleh meningkatnya sitokin tipe-2, eosino-
filia dan aktivasi CD4. Kelainan tersebut
kavitas yang disebabkan oleh TBC.5
banyak ditemukan pada penderita fibrosis
Pada organ lain dapat te{adi inoku- r-3,7,8
sistik.
lasi secara langsung misalnya pada kerato-
mikosis (lihat keratomikosis). Pada liang
Aspergilosis Invasif
telinga (lihat otomikosis), pada sinus,
kulit dan kuku (lihat onikomikosis) juga Aspergilosis invasif (AI) terjadi
dapat terjadi aspergilosis. 1
setelah konidia yang terinhalasi tidak
Infeksi pada sinus maksilaris dan sinus dapat dieradikasi karena kegagalan sistem
frontalis tedadi karena jamur dari rongga monosit atau neutrofil. Faktor resiko AI
hidung tumbuh masuk ke dalam sinus. yang menghilangkan aktivitas sistem ter-
Bab IV Mikologi 373

sebut adalah penggunaan obat sitostatik Aspergil os is Superfis ialis


dan imunosupresan pada keganasan hema-
Diagnosis aspergilosis kulit relatif
tologi dan transplantasi organ. Akibat peng-
mudah dilakukan. Bahan klinik yang
gunaan obat tersebut dapat terjadi neu-
kulit (ebih
berasal dari kerokan atau biopsi
tropenia yang berlangsung cukup lama
baik) diperiksa langsung dengan mernbuat
untuk memungkinkan terjadinya AI.a'6
sediaan KOH l0% dan dibiak pada medium
Dari paru, Aspergillus dapat menyebar ke
agar. Pada sediaan langsung ditemukan
alat dalam lain melalui darah.
Dikenal empat bentuk AI yaitu AI hifa khas Aspergillus. Perlu dibedakan
akut dan kronik pada paru, trakeobron- bentuk primer dan sekunder yang biasanya
kitis dengan obstruksi bronkus, rinosinu- merupakan bagian AI. Untuk kuku, bahan
sitis akut dan AI serebral. Gejalanya tidak diarnbil dari lesi dan diperlakukan sama
t'6
khas dan sangat bervariasi tergantung pada dengan pemeriksaan kulit.
organ yang terinfeksi.r'3'6 AI juga dapat Diagnosis sinusitis yang disebabkan
menyebar ke mata dan mengakibatkan Aspergillus ditegakkan dengan pemerik-
endoftalmitis endogen. Enfotalmitis jenis saan radiologi, histopatologi (biopsi) dan
ini biasanya terjadi pada pasien tranplan- pemeriksaan laboratorium mikologi baik
tasi organ solid dan penerima kortiko- secara langsung maupun biakan. Pemerik-
steroid. Hifa A sp ergi I I u s akan menginvasi saan serologi untuk mendeteksi antibodi
pembuluh darah retina dan khoroid yang terhadap Aspergillus sdngat membantu
menimbulkan trombosis dan berakibat dalam menegakkan diagnosis.6
nekrosis pada retina.6
Pada penderita HIV/AIDS, meski- Aspergiloma
pun jarang juga dapat menderita AI, dan Aspergiloma biasanya terdeteksi pada
biasanya terjadi bila kadar CD4 sangat pemeriksaan radiologi paru. Gambaran-
rendah (<50/mm3).1 nya khas memperlihatkan fungus ball
sebagai massa jamur yang bulat dan
Diagnosis solid dalam suatu kavitas. Pemeriksaan
serologi untuk mendeteksi antibodi anti
Sebagaimana halnya penyakit jamur
Aspergillus merupakan bukti kuat untuk
lain pemeriksaan laboratorium terhadap
menegakkan diagnosis aspergiloma.lr
aspergilosis dilakukan dengan pemerik-
saan langsung menggunakan KOH l0-
20o/o, biakan (kultur), pemeriksaan serologi
Allergic Broncho Pulmonary Aspergillosis
untuk mendeteksi antibodi terhadap asper- Ada tujuh kriteria diagnostik ABPA
gillus dan deteksi antigen galaktomannan. yaitu asma bronkial, eosinofilia, reaksi
Hasil pemeriksaan laboratorium biasanya kulit tipe 1 terhadap antigen Aspergillus,
digabungkan dengan hasil pemeriksaan precipitating antibody terhadap antigen
radiologi dan gejala klinik yang ditemukan. Aspergillus, peningkatan IgE, infiltrat
UntukAI harus diperhatikan penyakit utama transien atau menetap, dan bronkiektasis
serta faktor resiko yang ada pada pasien. sakular sentral. Bila dipenuhi enam
374 Parasitolosi Kedokteran

kriteria maka dapat diduga kuat pasien bila diperlukan dilakukan eksisi Untuk
menderita (most likely) ABPA, dan bila kuku pengobatan diberikan itrakonazol
tujuh kriteria dipenuhi diagnosis pasti oral atau disertai pemberian topikal misal-
dapat ditegakkan. Pada kenyataanya tidak nya dengan kuteks siklopiroks 8Yo atau
mudah menegakkan diagnosis ARPA.2'8 larutan antifungal. Pengobatan pada asper-
gilosis kulit sekunder akibat diseminasi
Aspergilosis Invasif AI, dilakukan sejalan dengan peng-
Diagnosis pasti AI ditegakkan bila obatan AI.8
ditemukan jattlr. dalam jaringan biopsi. Kasus aspergiloma dengan hemoptisis
Apabila tidak dapat dilakukan biopsi maka atau gambaran radiologi, berat (fungus
dilalarkan pemeriksaan terhadap bahan klinik ball disertai bronkiektasi) biasanya di-
lain yang dapat membantu menegakkan tangani dengan pembedahan.5 Obat anti-
diagnosis AI. Bahan klinik tersebut adalah fungal jarang diperlukan karena tidak
sputum, bilasan bronkus, dan usap hidung/ efektif. Pada kasus aspergiloma dengan
mulut. Deteksi antigen galaktomannan fungsi paru yang baik, tindakan reseksi
dalam serum mendukung diagnosis. merupakan pilihan, namun bila ada
Terhadap bahan klinik di atas dilakukan penyakit dasar yang membentuk kavitas
pemeriksaan langsung dengan KOH 10- dan kondisi paru kurang baik, tindakan
20% dAnbizkffit.1'2'e Saat ini beberapa rumah bedah tidak dianjurkan. Pada beberapa
sakit terkemuka di dunia mulai menerapkan kasus jamur akan lisis secara spontan dan
pemeriksaan berbasis molekular (PCR) tidak diperlukan terapi. Instilasi langsung
untuk diagnosis aspergilosis. o t obat anti fungal kedalam lesi dilaporkan
Diagnosis ditegakkan berdasarkan memberikan hasil yang baik.2
gabnngan gejalaklinis, faklor resiko, gam- Pada ABPA, kortikosteroid merupa-
baran radiologis/CT scan pan/ organ lain kan pengobatan utama dengan dosis 10
dan hasil pemeriksaan laboratorium. Asper- mg prednison/hari yang diturunkan se-
gilosis invasif probable bila ditemukan iring dengan perbaikan gejala klinis. Itra-
gejala infeksi, faktor resiko, gambaran konazol dapat diberikan bersamaan dengan
radiologis dan hasil pemeriksaan labora- kortikosterod. Selain itu bronkodilator
juga dapat diberikan dalam kondisi akut.
torium mikologi berhasil menemukan
jamur dalam bahan klinik. Aspergilosis Cara lain ialah menggunakan natamisin
nebulizer untu eradikasi jamur dari saluran
invasifposs ible bllahanya ditemukan gejala
napas, namun cara ini tidak banyak ber-
infeksi, faktor resiko, gambaran radiologis
dan padapemeriksaan mikologi tidak dapat
manfaat pada kelainan yang bersifat
rekmens:l'8
ditemukan j amtx Aspergillus .2'11
Untuk AI obat pilihannya ialah amfo-
Pengobatan terisin-B deoksikholat yang diberikan secara
intravena dengan dosis 1,0-1,5 mg,&gBB/
Derivat azol oral diberikan pada hari. Formula amfoterisin berbasis lipid/
pengobatan kelainan kulit primer dan amfoterisin liposomal juga dapat diguna-
Bab IV. Mikologi 375

kan dengan dosis yang lebih tinggi, Epidemiologi


karena sifat toksisitasnya lebih rendah Aspergillis adalah kapang saprofit
dibandingkan dengan amfoterisin deoksi- yang hidup di tanah, air dan tumbuhan
kholat yang dikenal nefrotoksik. Derivat serta menggunakan tumbuhan yang mem-
azol y angdapat digunakan untuk AI ialah busuk sebagai sumber karbon dan nitrogen.
itrakonazol dan vorikonazol. Itrakonazol Hampir semua bahan dapat ditumbuhi
dapat diberikan intravena atau peroral jamur tersebut, terutama di daerah tropik
setelah pemberian amfoterisin B dengan dengan kelembaban yang tinggi. Konidia
dosis 200 mglhari. Vorikonazol diberi- Aspergillus (2-3pm) akan terlepas, ter-
kan secara intravena dengan dosis 6 mg/ sebar di udara dan merupakan bentuk
kgBB dalam 24 jam pertama dilanjutkan infektif yang mudah terhirup. Lingkungan
dengan 4 mg/kgBB sampai satu minggu merupakan sumber penularan penting
dan seterusnya pemberian oral dengan karena terhirupnya spora Aspergillus ke
dosis yang sama. Golongan obat lain yang dalam saluran napas merupakan hal yang
dapat diberikan adalahkaspofungin 5 0-70 sulit dihind ari.2'3'1 3
mg/ hari.tPada saat ini sedang diteliti ke-
mungkinan penggunaan obat kombinasi Daftar Pustaka
untukALt2
1. Patterson TF. Aspergillosis. In: Dismukes
WE, Pappas PG, Sobel JD. Editors. Clinical
Prognosis Mycology. New York: Oxford University
Press; 2003. p.122-240.
Prognosis untuk kelainan superfi sialis 2. Paterson DL, Boots RJ. Aspergillus. In : Sarosi
primer pada umumnya baik, demikian GA, Davies SF, editors. Fungal Diseases of
pula aspergiloma kecuali bila terjadi the Lung. 3rd ed. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins; 2000.p.123-61.
hemoptisis masif yang tidak teratasi maka
prognosisnya menjadi buruk. Kelainan
3. Latge J-P. Aspergillus fumigatus and asper-
gillosis. Clin Microbiol Rev 1999; 12: 310-50.
kulit sekunder yang merupakan penyebaran 4. Morgan J, Wannemuehler KA, Marr KA,
AI, prognosisnya sesuai dengan AI.1'8 Hadley S, Kontoyiannis DP, Walsh TJ, et al.
Bila terapi yang diberikan adekwat Incidence of invasuve aspergillosis following
maka prognosis baik, namun diagnosis hematopoeitic stem cell and solid organ
transplantation : interim results of a prospective
ABPA tidak mudah ditegakkan. Akibatnya multicenter surveillance progftrm. Med Med
pengobatan yang diberikan tidak adekuat Mycol 2005;43 (Suppl.l): S49-S58.
hingga berakibat perburukan dengan 5. Busroh IDI. Jamur paru sebagai penyebab
fibrosis paru dan kegagalan pernapasan.3 batuk darah. J Respir Indon 2000 ; 3 : 109-14.
Aspergilosis invasif merupakan penyebab 6. Hope WW, Walsh TJ, Denning DW. The
invasive and saprophitic syndromes due to
utama kematian pada kelompok pasien Aspergillus spp. Med Med Mycol 2005; 43
dengan keganasan hematologi, sedangkan (Suppl.1): 5207-38.
pada transplantasi organ meskipun fre- 1. Hogaboam CM, Carpenter KJ, Schuh M,
kuensinya lebih rendah namun angka Buckland Y.F. Aspergillus and asthma any link?
kematianny a tinggi.3'a Med Mycol 2005; 43 (Supll. 1): SI97 -202.
376 Parasirologi Kedokteran

8. Stevens DA, Kan \lL, Judson MA, Morrison Distribusi Geografik


VA, Dummer S, Denning DW, et al. Practice
guidelines for diseases caused by Asperyillus. Daerah endemi koksidioidomikosis
Clin Infect Dis 2000; 30:696-109. terdapat di benua Amerika dan pernah di
9. McClenny N. Laboratory detection and identi- laporkan di Australia. Di Indonesia belum
fication of Aspergillus species by microscopic
pernah ditemukan.
observuition and culture: the traditional approach.
Med Mycol 2005 ; 43(Supll. l): 5125-8
10. Buchheidt D, Hummel M. Aspergillus Morfologi
plymerase chain reaction (OCR) diagnosis.
Med Mycol 2005; 43(Suppl1.l): S139-45. C. immitis adalah jamur dimorfik.
I 1. Donnelly JP. Systemic firngal infection and the Di tanah dan dalam biakan pada suhu
immunocompromised patients: contemporary kamar C.immitk membentuk koloni filamen.
challenges in risk assessment and diagnosis.
Proceeding: Optimising management strategies
Hifa jamur ini membentuk artrospora
for systemic fungal infection 1999.
dan mengalami fragmentasi. Arhospora
12. Perfect JR. Nuances of new anti-Aspergillus ringan, mudah dibawa oleh angin dan
antifungals. Med Mycol 2005;43 (Suppl.1): terhirup ke dalam paru.
s27t-6. Pada suhu 37oC, C. immitis mem-
13. Warris A, Verweij PE. Clinical implication of benhrk koloni yang terdiri atas sferul yang
environmental sources for Aspergillus. Med berisi endospora.
Mycol 2005;43 (Suppl.l): S59-565.
Patologi dan Gejala Klinis
Manusia mendapat infeksi dengan
Koksidioidomikosis '|
inhalasi spora. Penyakit ini dikenal dalam
dua bentuk yaitu koksidioidomikosis primer
Sejarah dan koksidioidomikosis progresif.
Kasus koksidioidomikosis ditemukan Koksidioidomikosis primer biasanya
pertama kali oleh Posadas dan Wernicke mengenai paru dengan gejala menyerupai
pada tahun 1892 diArgentina. infeksi paru oleh organisme lain. Sebagian
Dickson dan Giffiord (1938) meng- besar tanpa menimbulkan gejala atau
umumkan bahwa penyakit ini endemis dengan gejala ringan dan sembuh sendiri.
di daerah San Joaquin Valley dan me- Pada infeksi berikutnya dapat timbul
rupakan penyakit pernapasan yang cara eritema nodosum atau eritema multiforme.
infeksinya dengan inhalasi spora C. immitk.
Koksidioidomikosis progresif adalah
penyakit yang bila tidak diobati, ber-
Sindrom penyakihya disebut San Joaquin
langsung fatal. Hanya sebagian kecil dari
valley Fever.
koksidioidomikosis primer yang menj adi
progresif yang dapat menyebar ke otak,
Penyebab kulit atau organ lain. Penyakit primer yang
Penyebabnya ialah Coccidioides menjadi progresif lebih banyak te{adi
immitis,jamur dimorfik yang terdapat di pada orang kulit berwarna daipada orang
alam bebas kulit putih.
Bab IV. Mikotosi 377

Diagnosis eosinofil penting untuk menentukan


Untuk membuat diagnosis penyakit ini prognosis. Bila jumlah eosinofil terus
diperiksabahan dahak, cairan serebrospinal, meningkat, maka prognosis buruk.
nanah atau jaringan biopsi. Pada sediaan
langsung dengan larutan KOH 10%, jam,r Epidemiologi
tampak sebagai sferul dengan dinding jelas
dan berisi endospora. Bila sferul pecah, C.immitis terdapat di tanah. Manusia
endospora keluar dan di jaringan tumbuh mendapatkan infeksi pada musim panas
menjadi sferul baru. dan musim gugur. Di daerah endemi
Pemeriksaan histopatologik jaringan infeksi terjadi dengan menghirup debu
yang dipulas dengan HE menunjukkan yang mengandung spora.
sferul di jaringan dalam berbagai stadium, Penyakit ini tidak ditularkan dari
dalam sarang peradangan atau abses. orang ko orang lain. Pencegahan infeksi
Sferul yang matang mempunyai dinding
jelas, berukuran 20-200 mikron dan dengan menghindari daerah yang mengan-
berisi endospora berukuran 2-5 mikron. dung jamur tersebut atau dengan meng-
Dalam biakan medium agar sabouraud gunakan pelindung (masker).
pada suhu kamar tumbuh koloni filamen.
Hifa membentuk arfospora yang mudah
mengalami fragmentasi.
Bahan klinis dapat disuntikkan ke Blastomikosis
dalam rongga peritoneum binatang per-
cobaan. Pada binatang percobaan ini mudah
menjadi koksidioidomikosis progresif. Sejarah
Pemeriksaan serologi dengan reaksi Blastomikosis ditemukan dan di-
presipitin dan reaksi ikat-komplemen
laporkan pertama kali oleh Gilchrist pada
penting untuk menyokong diagnosis.
tahun 1894 di Amerika Serikat, oleh
sebab itupenyakit ini disebutjuga sebagai
Pengobatan
penyakit Gilchrist dan North American
Koksidioidomikosis primer kebanyakan Blastomycosis.
dapat sembuh sendiri.
Pada tahun 1952, Broc dan Haddad
Pada koksidioidomikosis progresif
melaporkan penyakit ini di Tunisia
pengobatan diberikan dengan amfote-
(Afrika) dan menyebut jamur ini Scopu-
risin-B secara intravena, pemberian itra-
lariosis americana, sinonim dari B.
konazol dan derivat azollain.
dermatitidis.
Prognosis
Penyebab
Prognosis koksidioidomikosis primer
baik sedangkan yang progresif buruk bila Penyebabnya ialah Blastomyces
keadaan telah lanjut. Parameter jumlah dermatitidis.
378 Parasitologi Kedokteran

Distribusi Geografik yang merupakan gejala utama. Kelainan


Penyakit ini terdapat di Amerika berupa papul, kemudian terbentuk fistel
Utara, Kanada dan Afrika. Di Indonesia dan pecah menjadi ulkus.
belum pernah ditemukan.
Diagnosis

Morfologi Bahan yang dipakai untuk diagnosis


penyakit ini berupa nanah, dahak, urin
B. dermatitidis adalahjamur dimorfik dan cairan otak serta biopsi jaringan.
dan terdapat di alam bebas. Dalam biakan
Pada pemeriksaan histopatologi dengan
pada suhu 37'C dan di jaringan manusia,
pulasan HE, jamur tampak sebagai sel
jamurtumbuh sebagai sel ragi (8-15 mikron)
ragi bertunas satu dengan dasar tunas
berdinding tebal dan berkembang biak lebar dan berdinding tebal. Sel ragi ter-
dengan membentuk tunas. Tunas ini ber-
sebut terdapat di sarang radang dan sel
hubungan dengan sel induk pada dasar datia. Dengan pewarnaan khusus misalnya
yang lebar. Biasanya hanya dibentuk satu
PAS atau GMS, jamur tampak lebih jelas
tunas. Biakan pada suhu kamar membentuk
Pada sediaan langsung dengan larutan
koloni filamen dengan mikrokonidia KOH l0%o, jamtr tampak sebagai sel
berbentuk lonjong sampai bulat. ragi (blastospora) bertunas satu dengan
dinding tebal.
Patologi dan Gejala Klinis Serologi dapat membantu diagnosis
Manusia mendapat infeksi dengan blastomikosis, misalnya tes imunodifusi
inhalasi spora jamur yang tumbuh sebagai dan tes fluoresensi zat anti tidak langsung
saprob di alam. Lesi primer terjadi di paru (indirect fluores cent antib o dy test).
dan dapat menyebar ke alat dalam lain.
Ada tiga macam gambaran klinis, Pengobatan
yaitu blastomikosis paru, blastomikosis
diseminata dan blastomikosis kulit. Pengobatan dilalcukan dengan pem-
Blastomikosis paru dimulai dengan berian amfoterisin-B secara intravena.
gambaran klinis yang ringan menyerupai
penyakit infeksi paru lain. Dari paru Prognosis
dapat menyebar ke alat-alat lain. Blasto-
Dengan pengobatan amfoterisin-B,
mikosis diseminata menyebar ke tulang,
prognosis penyakit ini menjadi lebih baik.
alat urogenital, otak dan kulit. Blasto-
mikosis kulit terjadi secara primer atau Epidemiologi
sekunder. Bentuk primer biasanya terjadi
di laboratorium, berupa chancre disertai Jamur hidup di tanah dan infeksi ter-
limfadenopati regional dan mudah di- jadi melalui inhalasi. Kasus-kasus te{adi
sembuhkan. Bentuk sekunder adalah pe- secara sporadis dan tidak ditemukan bukti
nyebaran dari paru ke kulit dan subkutis penyebaran dari orang ke orang lain.
Parakoksidioidomikosis karena penderita tidak dapat makan. Lest
di selaput lendir dapat menjalar ke kulit
atau dapat menyebar secara hematogen.
Sejarah
Kelainan pada sistem limfe terutama
Penyakit ini pertama kali dilaporkan mengenai kelenjar limfe leher yang mem-
oleh Lutz pada tahun 1908 di Brasil dan bengkak dan nyeri, kemudian melunak
disebut South American B lastomycosis. menjadi abses dan dapat pecah mem-
bentuk fistel.
Penyebab
Penyebabnya ialah Paracoccidioides Diagnosis
brasiliensis. Bahan untuk pemeriksaan ialah dahak,
nanah dan biopsi jaringan. Pada sediaan
Distribusi Geografik langsnng dengan larutan KOH l0%o, jamur
tampak sebaga sel ragi berlunas banyak.
Penyakit ini banyak ditemukan di Pada sediaan histopatologik jamur
Amerika Selatan. Belum pernah ada kasus tampak sebagai sel ragi bertunas banyak
yang dilaporkan di Indonesia. di sarang radang atau abses. Dengan
pulasan khusus GMS, jamurnya tampak
Morfologi lebih jelas.
Biakan dalam medium agar sabouraud
P brasiliensrs adalah jamur dimorfik
pada suhu kamar membentuk koloni
yarrg terdapat di alam bebas. Dalam
filamen dengan mikrokonidia, pada suhu
biakan agar sabouraud pada suhu kamar,
jamur membenhrk koloni filamen. Bila 37"C membentuk koloni ragi yang ber-
tunas banyak.
dibiakkan pada suhu 37"C jamur mem-
Pemeriksaan serologi berguna untuk
bentuk koloni ragi dengan sel ragi ber-
mengarahkan diagnosis dan mengikuti
dinding tebal dan berhrnas banyak.
perjalanan penyakit.

Patologi dan Gejala Klinis


Pengobatan
Manusia mendapat infeksi melalui Pengobatan dilakukan dengan mem-
inhalasi spora jamur. berikan amfoterisin-B secara intravena
Lesi primer terjadi di paru, biasanya atau obat lain seperti itrakonazol dan
progresif. Dari paru dapat menjalar secara ketokonazol.
hematogen atau limfogen ke organ tubuh
lain (limpa, hati, saluran cerna, tulang
Prognosis
dan otak).
Gejala berupa stomatitis ulserosa Dengan pemberian obat yang tepat
yang sangat nyeri dan disertai kakeksia seperti amfoterisin-B secara intravena
380 Parasitologi Kedokteran

atau obat-obat lain seperti itrakonazol kali tidak spesifik dan hingga saat ini
dan ketokonazol. diagnosis dini tetap sulit untuk ditegakkan.
Aspergilosis invasif merupakan infeksi
Epidemiologi yang paling banyak ditemukan, sedangkan
kandidosis, fusariosis, skedodsporiosis,
Parakoksidioidomikosis terutama zigomikosis, dan trikhosporonosis lebih
terdapat di daerah pedesaan, pada petani jarang ditemukan.l Kajian kasus pada
di Amerika Selatan. Di Brasil, penyakit-
tahun 1995-99 menemukan 42,60/o dari
nya merupakan masalah kesehatan l94l pasien keganasan hematologik
masyarakat dan sering disebut sebagai
menderita aspergilosis invasif.2
brazilian disease. Penyakit jamur ini
Transplantasi organ solid (TOS)
tidak ditularkan dari orang ke orang lain.
seperti hati, ginjal, paru dan jantung
telah membantu kehidupan pasien yang
memerlukannya, namun pemberian obat
Mikosis pada Individu yang menekan sistem imun agar tidak
Imunokompromis terjadi penolakan organ transplant temyata
mengundang berbagai infeksi sistemik/
Individu imunokompromislimmuno- invasif maupun superfisialis oleh jamur.
compromised host ialah pasien dengan Infeksi jamur sistemik' pada kelompok
sistem pertahanan imun yang terganggu tersebut merupakan infeksi berat yang
sehingga tidak dapat mengatasi infeksi. tidak memberikan gejala spesifik dan
diagnosisnya sulit. Berdasarkan wakru ter-
Individu imunokompromis antara lain
jadinya mikosis invasif pada kelompok
tergabung dalam kelompok pasien ke-
ganasan hematologik dengan neutropenia,
TOS, dapat diduga terjadinya IJS dan
transplantasi organ solid, transplantasi penyebabnya. Pada bulan pertama setelah
sumsum tulang, penderita HIV/AIDS dan transplantasi, infeksi didominasi oleh
kelompok penderita non-neutropeni yang jamur genus Candida, sedangkan sejak
dirawat di ruang rawat intensif. bulan ke-2 sampai ke-6 infeksi terbanyak
Kelompok neutropeni biasanya ada- disebabkan oleh Aspergillus spp. diikuti
lah penderita keganasan hematologik yang oleh zigomikosis dan pneumosistosis.
mendapat pengobatan sitostatik. Infeksi Setelah bulan ke-6, angka kejadiannya
jamrr sistemik (IJS) pada kelompok menurun, namun meskipun jarang masih
pasien tersebut merupakan problema dapat terjadi infeksi oleh jamur di atas dan
penting, karena diagnosisnya sulit dan penyakit jamur lain seperti kriptokokosis,
mortalitasnya tinggi. Faktor risiko paling hialohifomikosis dan feohifomikosis.
penting adalah granulositopeni, pemberian Selain itu juga dapat terjadi infeksi oleh
kortikosteroid, terapi antibiotik spekfrum jamur endemik seperti histoplasmosis.3,a
luas, penggunazn peralatan medik yang Infeksi HIV/AIDS telah mengubah
invasif, dll. Manifestasi klinisnya acap pandangan ilmu pengetahuan tentang
Bab IV Mikolosi 381

infeksi dan mengakibatkan penderitaan Transplantasi darah umbilikus dan


berkepanj angan. Penderitaan timbul karena sumsum tulang telah banyak digunakan
gangguan kekebalan. Penurunan kadar untuk pengobatan pada penderita ke-
CD4 m"ncerminkan gangguan imunitas ganasan hematologik maupun kelainan
yang mengundang berbagai infeksi opor- hematologik bukan keganasan. Pada
tunistik dan infeksi jamur merupakan kelompok tersebut aspergilosis invasif
infeksi oporhrnistik yang paling sering' (AI) merupakan infeksi jamur sistemik
Kadar CD4 yang rendah tidak daPat yang paling banyak ditemukan.a Selain
mengatasi jamur yang biasanya dikontrol itu jrrga dapat terjadi infeksi Yang
oleh kekebalan selular. Infeksi Candida disebabkan oleh Candida, Fusarium
spp. merupakan infeksi superfisialis yang dan Zygomycetes, namun dalam jumlah
paling sering dan mulai timbul ketika lebih sedikit. Faktor risiko timbul akibat
kadar CD4 masih cukuP tinggi Yaitu berbagai prosedur medik yang memang
sekitar 400 sel/mm3. Candida terutama diperlukan penderita untuk kesembuhan-
C. albicans sering menyebabkan kandi- nya misalnya penggunaan peralatan
dosis orofarings (KOF) yang meskipun medis invasif, penggunaan kortikosteroid,
tidak mematikan, sangat menurunkan antibiotik atau penyakit akibat infeksi
kualitas hidup penderita karena nyeri dan virus misalnya infeksi virus sitomegalo.ll
kesulitan makan. Dalam frekuensi lebih Selain kelomPok , Pasien imuno-
sedikit Candida non C. albicans seperti
kompromis di atas terdapat kelompok
pasien yang karena kondisi kliniknya yang
C. dubliniensis dan C. tropicalis dan C'
5'6 buruk memerlukan Perawatan di ruang
glabratajuga dapat menyebabkan KOF
rawat intensif. Misalnya penderita luka
Selain KOF, pada kelompok tersebut juga
bakar, pasca-pembedahan, dan penderita
sering terjadi infeksi paru oleh Pneu-
penyakit gastro intestinal. Pasien tersebut
mocystis carinii, infeksi sistemik biasanya
kerap memerlukan perawatan maupun
disebabkan oleh Cr Neoformans,''r H' pengobatan yang sering kali merupakan
capsulatumedan meskipun jarang juga faktor predisposisi infeksi jamur sistemik-
dapat terjadi aspergilosis yang disebabkan Pemberian antibiotik spektrum luas, nutrisi
oleh Aspergillus spp. Mikosis sistemik yang par-enteral, penggunaan selang infirs yang
paling sering didiagnosis adalah kripto- sering kali multipel dan penggunaan
kokosis meningeal.8 Sementara jamur peralatan medik lain seperti ventilator
dimorfik P.marnefei, meskipun jarang merupakan faktor risiko penting.t2 Pada
pemah diisolasi pada pasien asing yang kelompok pasien yang dirawat di ruang
diduga mendapat infeksi di Indonesia'l0 rawat intensil mikosis sistemik merupa-
Jamur larn Coccidioides immills lebih ter- kan penyebab kematian paling banyak'
batas penyebarannya yaitu di daerah en- Mikosis yang paling banyak ditemukan
demis diAmerika IJtara, Meksiko Amerika adalah kandidosis sistemik, sedangkan
Tengah dan Selatan. Hingga kint C-immitis aspergilosis invasifll ditemukan dalam
belum pernah dilaporkan di Indonesia'5 frekuensi yang lebih sedikit. C-albicans
382 ParxitologiKedokteran

dilaporkan menjadi penyebab terbanyak Rev 1995; 4:515-48.


meskipun saat ini telah terjadi pergeseran 8. Casadevall A, Perfect JR. Cryptococcus
dengan Candidanon C. albicans 9.
neoformans. Washington: ASM Press; 1 998.
Wheat J. Endemic mycoses in AIDS: a clinical
seperti C. glabrata, C. Parapsilosis dan review. Clin Microbiol Rev 1995; 8:146-59.
C. krusei yang mortalitasnya lebih tinggi. 10. Kok I, Veenstra J, Rietra PJ, Dirks-Go S,
Aspergilosis invasif meskipun lebihj arang, Blauwgeers JL, Weigel HM. Disseminated
namun merupakan infeksi yang sulit diatasi Penicillium marnefei infection as imported
disease in HIV-I infected patients. Description
karena diagnosis antemortem yang tidak oftwo cases and review ofliterature (abstrak).
mudah.13 Jamur larn Trichosporon beigelii Neth J Med 1994 ;44(l):18-22.
dan Cryptococcus. Saat ini Zygomycetes 11. Marr AM, Carter RA, Boeckh M, Martin P,
juga mulai menjadi masalah di ruang Corey L. Invasive aspergillosis in allogeneic
perawatan intensif.ta stem cell transplant recipients: changes in
epidemiology and risk factors. Blood 2002:
100:4358-66.
Daftar Pustaka 12. Mncent JL. Overview of firngal infection in the
ICU. In: Vincent JL editor. The management
1. Gea-Blanacoche J, Groll AH, Walsh TJ.
of fungal infections in the ICU.
Fungal infection in neutropenic patients. In:
Dismukes WE, Pappas PG, Sobel JD. Editors.
13. Hope WW, Walsh TJ, Denning DW. The
Clinical Mycology. New York: Oxford invasive and saprophyitic syndromes due to
University Press ; 2003. p.427-55. Aspergillus spp. Med Med Mycol 2005;43
2. Herbrecht R, Moghaddam A, Mahmal L, (Suppl.l): 5207-38.
Natarajan-Ame S, Fornecker L-M, Letscher- 14. Chayakulkeeree M, Ghannoum MA, Perfect
Bru V. Invasive aspergillosis in the hemato- JR. Zygomycosis: the re-emerging fungal
logic and immunologic patient: new findings infection. Eur J Clin Microbiol Infect Dis.
and key question in leukemia. Med Mycol 2006 Mar 28; [Epub ahead of print]. (abstrak)
2005 ; 43 (Suppll.l): 5239 -42. Diunduh dari : http://www.ncbi. nlm.nih.gov/
3. Pappas PG. Fungal infection in solid organ
entrez/ tanggal 28-4-2006.
transplants recipients. In: Dismukes WE, Pappas
PG, Sobel JD. Editors. Clinical Mycologr. New
York Oxford University Press ;2003. p.470-87 .
4. Morgan J, Wannemuehler KA, Marr KA,
Hadley S, Kontoyiannis DP, Walsh TJ, et al.
Incidence of invasif aspergillosis following Mikotoksikosis
hematopoeitic stem cell and solid organ
transplantation: interim results of a prospective
multicenter surveillance program. Med Med Mikotoksikosis ialah penyakit yang
Mycol 2005;43 (Suppl.l): S49-S58. timbul sebagai akibat mikotoksin yang
5. Dupont B, Pappas PG, Dismukes WE. ikut termakan bersama makanan, berbeda
Fungal infection among patints with AIDS.
In: Dismukes WE, Pappas PG, Sobel JD. dengan misetismus (mycetismus) yaitu
Editors. Clinical Mycology. New York: keracunan sebagai akibat makan jamur
Oxford University Press; 2003. p.488-501. (mushroom).
6. de Repentigny L, Lewandowski D, Jolicoeur
P. Imunopathogenesis of oropharyngeal candi-
diasis in human immunodeficiency virus infec- Penyebab
tion. Clin Microbiol Rev 2004; l7:720-59.
1. Mitchell TG, Perfect JR. Cryptococcosis in Penyebab mikotoksikosis ialah miko-
the Era of AIDS-100 Years after the discovery toksin, yaitu toksin yang dibentuk se-
of Cryptococcus informants. Clin Microbiol
bagai hasil metabolisme jamur dan di-
--=--

Bab IV. Mikolosi 383

ekskresikan ke dalam substrat (makanan), dapat menyebabkan kematian. Mikotok-


misalnya aflatoksin. sikosis biasanya timbul secara menahun
Penyebab misetismus (mycetismus) (misalnya oleh aflatoksin) tetapi dapat
ialah jamur yang membentuk endotoksin bersifat akut misalnya pada alimentary
termakan, misalnya Amanita phalloides toxic aleukia yang disebabkan oleh karena
yang membentuk toksin alfa amanitin. makan makanan yang dibuat dari gandum
yang telah dicemari oleh Fusarium sporo-
Distribusi Geografik trichioides.
Mikotoksin yang sering dihubung-
Mikotoksikosis ditemukan di banyak kan dengan timbulnya hepatoma ialah
negara tetutama daerah tropik dan miko- aflatoksin, terutama aflatoksin-Bl. Ke-
toksin ditemukan di makanan yang lainan yang ditimbulkan mula-mula mirip
banyak tercemar jamur. Aflatoksin sering dengan kelainan pada Turkey X disease
ditemukan dalam kacang, kedelai dan se- dengan gejala berat badan turun disusul
bagarnya dan sering dalam jumlah yang dengan ataksia. Komulsi dan kematian
melampaui batas aman yang ditentukan pada ayam kalkun dan sering menimbul-
oleh WHO. Di samping aflatoksin juga kan gejala ikterus. Di samping aflatoksin-
dibentuk mikotoksin lain, misalnya okra- B1, aflatoksin-Ml juga penting karena
toksin A (ochratoxin A) yang dibentuk ditemukan dalam air susu.
oleh Penicillium viridicatum, zearlenon Pada pemeriksaan patologi anatomik
oleh Fusarium, patulin oleh Aspergillus. ditemukan nekrosis hepar, fibrosis dan
clavatus, Penicillium concentricum dan kelainan neoplastik.
lain-lain.
Daftar Pustaka
Patologi dan Gejala Klinis 1. Emmons CW, Binford CM, Utz JP, Kwon
Gejala yang ditimbulkan dapat akut Chung KJ. Medical Mycology. Third edition,
1918.Lea & Febiger, Philadelphia.
atau menahun tergantung dari jenis dan 2. Rippon JW. Medical Mycology. Third edition,
jumlah mikotoksin yang ikut termakan. 1988. WB Saunders Co. Philadelphia, London,
Pada misetismus gejala dapat akut dan Toronto, Montreal, Sydney, Tokyo.

Anda mungkin juga menyukai