Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN PEMAHAMAN KONSEPTUAL SISWA DENGAN

SIKAP SISWA TERHADAP BELAJAR FISIKA PADA MATERI


GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN DAN GAYA
VERTIKAL KE ATAS KELAS X SMAN DI KOTA PADANG

NUR IFANI RIZKITA

Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Padang

Email : Nurifanirizkita@gmail.com
====================================================

Abstract
The Problems that often occur in physics learning are problems of
misunderstanding and poor understanding of concepts. Misunderstandings
not only occur in students, but also occur in teachers. The low competency of
students is partly because: 1) teachers do not understand the meaning of the
scientific approach so that teachers / educators do not use learning models
that apply a scientific approach; 2) educators do not associate physics
learning with problems that exist in everyday life, even though physics is
very close to life; 3) students state that the subject matter of physics is
difficult to understand; 4) students tend to memorize formulas in physics
learning; 5) This study aims to measure students' attitudes and motivations
towards physics and learning at different stages. This study also aims to see
how the relationship between the understanding of physics concepts by
students with the attitudes of students to the ability to understand physical
concepts. With……………………………………

Key Words : Physics Educaion, Motivation, Attitude, Misconception,


Concept Of Phsics

Abstrak
Permasalahan yang sering terjadi dalam pembelajaran fisika adalah
masalah kesalahpahaman dan rendahnya pemahaman konsep.
Kesalahpahaman tidak hanya terjadi pada siswa, tetapi juga terjadi pada guru.
Rendahnya kompetensi peserta didik antara lain dikarenakan: 1) guru kurang
memahami makna pendekatan saintifik sehingga guru/pendidik tidak
menggunakan model pembelajaran yang menerapkan pendekatan saintifik;
2) pendidik tidak mengaitkan pembelajaran fisika dengan permasalahan yang
ada dalam kehidupan sehari-hari, padahal fisika sangat dekat dengan
kehidupan; 3) peserta didik menyatakan bahwa materi pelajaran fisika susah
dipahami; 4) peserta didik cenderung menghafal rumus dalam pembelajaran
fisika; 5) Penelitian ini bertujuan untuk mengukur sikap dan motivasi siswa
terhadap fisika dan pembelajarannya pada tahap yang berbeda. Penelitian ini
juga bertujuan untuk melihat bagaimana hubungan antara pemahaman konsep
fisika oleh siswa dengan sikap (attitude) siswa terhadap kemampuan
memahami konsep-konsep fisika. Dengan ………………………….

Kata Kunci: Pendidikan Fisika, Motivasi, Sikap, Miskonsepsi, Konsep


Fisika

 PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar
bagi pembangunan bangsa suatu Negara. Pendidikan diharapkan mampu
mewujudkan sumber daya manusia yang berkulitas baik dari segi pola pikir
maupun sikap dan tingkah laku serta keterampilan dalam dirinya. Dalam
pelaksanaannya, pendidikan diwujudkan dengan adanya interaksi belajar
mengajar atau proses pembelajaran yang melibatkan guru sebagai pendidik
dan siswa sebagai peserta didik. Dalam konteks ini, guru dituntut untuk
membentuk suatu perencanaan kegiatan pembelajaran sistematis yang
berpedoman pada kurikulum yang digunakan.
Mengingat begitu pentingnya peranan pendidikan dalam
pembangunan bangsa suatu negara, pemerintah telah banyak melakukan
upaya-upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan tersebut. Upaya
pemerintah tersebut diantaranya adalah melakukan berbagai pembaharuan
seperti melengkapi sarana dan prasarana, melakukan pelatihan, sertifikasi
bagi pendidik, dan penerapan model pembelajaran yang inovatif, penyediaan
media pembelajaran serta perubahan kurikulum dari Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2103. Semua usaha
pemerintah tersebut seharusnya semakin mendukung keberhasilan dan
ketertarikan peserta didik dalam belajar serta meningkatkan pemahaman
peserta didik terhadap konsep pembelajaran, salah satunya yaitu pada
pembelajaran fisika.
Fisika merupakan cabang ilmu yang memiliki peranan penting dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada pembelajaran fisika
diperlukan penerapan langsung antara pengetahuan yang diperoleh dengan
kejadian dalam kehidupan. Selain memberikan fakta-fakta dan prinsip-prinsip
yang ada pada fenomena alam, fisika juga memberi wawasan tentang cara-
cara memperoleh fakta dan prinsip serta sikap fisikawan dalam
melakukannya. Fisika juga memberi pelajaran yang baik tentang keberanian,
pemecahan masalah, kemampuan berpikir kritis, dan nilai-nilai sikap/spritual.
Hal ini menunjukkan bahwa fisika mempunyai peranan penting bagi
kehidupan manusia. Bertolak dari pentingnya peranan fisika dalam
kehidupan, fisika seharusnya mampu menjadi mata pelajaran yang menarik
bagi peserta didik.
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan dan
ketertarikan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran belum optimal. Tidak
sedikit siswa menganggap bahwa mata pelajaran fisika adalah mata pelajaran
yang sulit untuk dipahami. Paradigma inilah yang akhirnya membuat peserta
didik menjadi kurang serius dan bersikap acuh dalam pembelajaran fisika
sehingga tingkat kemampuan siswa dalam belajar fisika menjadi rendah.
Dalam bentuknya yang paling sederhana, sikap adalah perasaan yang umum
dan positif atau negatif tentang seseorang, objek atau masalah. Untuk
pemahaman yang lebih baik dari pelajaran fisika ini, penting untuk
memperjelas dan membedakan konsep sikap dan motivasi dengan tepat. Oleh
karena itu, definisi yang tepat untuk motivasi bisa jadi itu adalah keadaan
internal yang membangkitkan, mengarahkan dan mempertahankan perilaku
siswa. Ketika kita beralih ke diskusi tentang peran motivasi dalam belajar
sains, penting untuk mengenali bahwa sikap mempengaruhi motivasi, yang
pada gilirannya mempengaruhi pembelajaran, dan akhirnya perilaku.
Berbagai faktor dapat dipandang dapat mempengaruhi hasil
belajar/pemahaman konsep siswa. Pada proses pembelajaran, guru kurang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat dalam kegiatan
memprediksi terhadap pola-pola apa yang mungkin dapat diamati, kegiatan
pengamatan atau observasi, serta kegiatan yang dapat melatih retorika siswa
yaitu mengkomunikasikan atau menjelaskan keterkaitan antara prediksi dan
hasil observasi pada orang lain, sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih
bermakna bagi siswa. Keberhasilan dalam mempelajari fisika dipengaruhi
faktor internal siswa, karena dalam perkembangannya siswa mengalami
fenomena-fenomena yang senantiasa dapat menghambat aktivitas dan
kreativitas siswa dalam belajar. Fenomena-fenomena pada aktivitas dan
kreativitas antara lain: rendahnya keinginan setiap orang untuk mencoba hal-
hal yang baru, rendahnya rasa ingin tahu, kurangnya motivasi atau kurang
percaya diri. Keberhasilan siswa dalam memecahkan masalah akan
menumbuhkan sikap ilmiah dan sifat mandiri pada diri siswa untuk
mendukung tercapainya keberhasilan dalam mempelajari fisika. Sikap ilmiah
siswa akan terbentuk dan berkembang jika siswa terlibat aktif dalam
memperoleh pengetahuannya (Yasa, 1985). Sikap ilmiah yang ditunjukkan
siswa melalui aktivitasnya dalam perolehan melalui eksperimen di
laboratorium, mengklasifikasi, pengukuran, mendeskripsikan data,
menghipotesiskan, dan memperoleh kesimpulan. Banyak keuntungan yang
diperoleh siswa diantaranya mengembangkan hasrat ingin tahu, berinisiatif
dan merumuskan hipotesis serta dapat membentuk dan mengembangkan
sikap ilmiah (Amlen, 1979). Oleh karena itu, melalui pengajaran fisika yang
melibatkan siswa secara aktif, sikap ilmiah dapat tumbuh dengan baik pada
diri siswa dan akan berpengaruh pada keberhasilan siswa dalam belajar
fisika. DePorter, et al., (2001), menyatakan bahwa setiap peserta didik
memiliki kecendrungan secara dominan salah satu dari gaya belajar yang
dimiliki. Berdasarkan modalitas VAK, gaya belajar pada peserta didik dapat
dibagi menjadi tiga jenis, yaitu gaya belajar visual (V), gaya belajar auditori
(A), dan gaya belajar kinestetika (K). Ketiga jenis gaya belajar tersebut
mempengaruhi peserta didik dalam belajar. Pengemasan pembelajaran yang
sesuai dengan gaya belajar yang dimiliki oleh peserta didik, dapat
mengoptimalkan siswa dalam belajar. Perbedaan jenis belajar pada peserta
didik, menuntut dilakukannya pengemasan pembelajaran yang dapat
mengakomodasikan berkembangnya ketiga jenis gaya belajar tersebut secara
optimal. Berdasarkan pemaparan di atas, pembelajaran yang efektif
membantu peserta didik untuk meningkatkan kemampuan sesuai kompetensi
dasar yang harus dicapai. Berdasarkan uraian yang telah peneliti uraikan
diatas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimana Hubungan Pemahaman Konseptual Siswa Dengan Sikap Siswa
Terhadap Belajar Fisika Pada Materi Gerak Lurus Berubah Beraturan Dan
Gaya Vertikal Ke Atas Kelas X Sman Di Kota Padang ?
52

Anda mungkin juga menyukai