Anda di halaman 1dari 33

TUMOR GANAS RONGGA MULUT

Disusun Oleh :
Lutpi Hidayat (10614110)
Diah Setyo Damayanti (10614111)
Rifana Septia (10614112)
Indah Siska Arini (10614113)
Yosi Gafrianda (10614115)
Fierayulla Sinansari (10613116)
Feny Rif’atun Nikmah (10614117)
Mifta Maulina (10614118)
Faikar Ardan A (10614119)
Mario Leonardo (10614120)
Karmelania Juliana (10614121)
Adelfina De Jesus Maia (10614123)
Andre Soares Sausong (10614124)
Dalivio Raimundo (10614125)
Emanuel Amaral (10614127)
Anggun Ulfa (10613034)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

KEDIRI

2017
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur hanya untuk Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah skenario 3 blok XXI (Kedokteran Gigi Klinik 9)
yang berjudul “Tumor Ganas Rongga Mulut”.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak lain berkat bantuan,
kerjasama, dan dukungan dari pihak-pihak tertentu yang telah ikut berpartisipasi.
Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Drg. Della Fatmasari yang telah sabar dalam membimbing,


mengarahkan dan mendidik dalam proses tutorial.
2. Pihak institusi yang menyediakan fasilitas pembelajaran.
3. Orang tua yang telah memberikan do’a dan restu.
4. Semua pihak yang membantu.

Penulis telah berupaya untuk menulis makalah ini dengan baik. Namun,
Penulis masih merasa banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu,
penulis membutuhkan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun.

Kediri, 11 Januari 2018

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A.Latar Belakang.............................................................................................. 1
B.Rumusan Masalah......................................................................................... 2
C.Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 3
A. Definisi tumor ganas rongga mulut............................................................. 3
B. etiologi tumor ganas rongga mulut.............................................................. 3
C. Gambaran klinis tumor ganas rongga mulut................................................ 5
D. Klasifikasi tumor ganas rongga mulut......................................................... 6
E. Klasifikasi Stadium tumor ganas................................................................. 24
BAB III CONCEPTUAL MAPPING................................................................ 27
A.Conceptual Mapping..................................................................................... 27
B. Hipotesa....................................................................................................... 27
BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................... 28
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 29
A.Kesimpulan................................................................................................... 29
B.Saran ....................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 30
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah kedokteran gigi dewasa ini tidak hanya membahas tentang gigi

geligi saja, tetapi telah meluas ke rongga mulut yang terdiri dari jaringan keras

maupun jaringan lunak. Penyakit-penyakit jaringan lunak rongga mulut telah

menjadi perhatian serius oleh para ahli terutama dengan meningkatnya kasus

kematian yang diakibatkan oleh kanker yang ada di rongga mulut terutama sekali

pada negara-negara yang sedang berkembang (Aman, 2010).

Tumor ganas rongga mulut adalah tumor yang tumbuhnya cepat, infiltrasi ke

jaringan sekitarnya, dan dapat menyebar ke organ-organ lain (metastasis).

Metastasis tumor ganas ke organ lainnya dapat melalui pembuluh darah

(hematogen) atau melalui kelenjar getah bening (limfogen). Berdasarkan asalnya

tumor-tumor ganas di rongga mulut dapat berasal dari jaringan epitel mukosa dan

sel jaringan ikat mesenkim (Geyforf, 1993).

Kanker rongga mulut telah dilaporkan merupakan kanker utama di india

dimana insiden rata-rata paling tinggi sekitar 20% dari seluruh kanker. Di

Amerika Serikat lebih dari 30.000 orang mengidap kanker mulut dan faring setiap

tahunnya. Lebih dari setengahnya terdapat pada usia di atas 65 tahun. Menurut

lembaga demografi FE-UI, jumlah lansia di Indonesia yang berumur 60 tahun ke

atas pada tahun 2020 mendatang akan mencapai 11,4%. Di seluruh dunia, kanker

mulut merupakan satu dari sepuluh jenis kanker yang paling sering dijumpai. Di

negara barat, kanker mulut memiliki presentase sebesar 3-5% dari semua jenis
kanker. Karsinoma sel squamosa dalam mulut dijumpai sekitar 1% terhadap

kematian yang disebabkan oleh kanker pada pria dan wanita di Australia (Karnen,

2010).

B. Rumusan masalah
Apakah pemeriksaan klinis, radiografi dan HPA dapat membantu dalam
menegakkan diagnosa dan pemeriksaan pada tumor ganas.
C. Tujuan
Untuk mengetahui pemeriksaan klinis, radiografi dan HPA dapat membantu
dalam menegakkan diagnosa dan pemeriksaan pada tumor ganas.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Tumor Ganas Rongga Mulut

Tumor ganas mempunyai ciri – ciri yaitu tidak mempunyai bentuk,


pertumbuhannya cepat dan tidak terbatas serta melewati batas anatominya,
tidak mempunyai simpai, mempunyai anak sebar (metastasis) (Karnen, 2010).

B. Etiologi Tumor Ganas Rongga Mulut

Faktor penyebab kanker digolongkan ke dalam dua kategori, yaitu:


faktor internal dan faktor eksternal. Kedua kategori tersebut disebut bahan-
bahan karsinogen. Faktor-faktor tersebut dapat berperan secara individual
atau kombinasi dengan faktor-faktor lain dimana sebenarnya faktor tersebut
bukan penyebab kanker, tetapi mereka membantu karsinogen untuk mutasi
atau dengan menekan fungsi sel (ko-promotor) ( Robins, 2010)

1. Faktor internal
a. Genetik
Setiap orang memungkinkan berkontak dengan karsinogen di
lingkungan setiap harinya, tetapi tidak semua orang menderita kanker.
Hal ini mungkin disebabkan karena adanya faktor internal yang
memengaruhi. Salah satu faktor internal tersebut adalah kerentanan
genetik. Gen gen pencetus kanker dapat mempengaruhi prekarsinogen
menjadi bentuk karsinogen yang aktif yang dapat merusak genome cell
secara langsung.
b. Faktor pertumbuhan
Tingginya faktor pertumbuhan dapat menimbulkan permintaan
akan sel menjadi bertambah. Bertambahnya permintaan sel ini akan
berpengaruh pada proses proliferasi sel sehingga terjadi pertumbuhan
sel yang abnormal.
2. Faktor eksternal
a. Rokok dan Alkohol
Proses pembakaran rokok menghasilkan bahan-bahan oksidan
dalam jumlah yang besar, kondisi ini menyebabkan ketidakseimbangan
antara oksidan dan antioksidan yang disebut stres oksidatif. Tingginya
jumlah kandungan oksidan dan radikal bebas yang terdapat dalam
rokok dapat bereaksi dengan gugus sulfidril yang menyebabkan
perubahan struktur dan fungsi molekul, termasuk saliva yang
merupakan barier terhadap serangan senyawa-senyawa oksidan dan
radikal bebas. Penurunan sistem antioksidan dapat berakibat pada
kerusakan komponen-komponen seluler yang penting seperti membran
lipid, protein dan DNA.
Selain mengandung bahan oksidan rokok juga mengandung bahan-
bahan karsinogen. Bahan-bahan karsinogen antara lain benzopyrene dan
akrolein. Bahan-bahan karsinogen dapat berikatan dengan basa DNA
dan menyebabkan kesalahan pembacaan informasi genetik pada saat
DNA direpliksi sehingga menyebabkan terjadinya mutasi DNA dan
dapat menimbulkan kanker, termasuk kanker pada rongga mulut.
Alkohol dapat berperan secara independen dan bereaksi sinergis
dengan tembakau dalam karsinogenesis dengan cara memberikan efek
dehidrasi pada mukosa, sehingga meningkatkan permeabilitas mukosa
yang terpajan bahan karsinogen yang terkandung di dalam alkohol dan
rokok.
b. Bahan Kimia
Bahan-bahan yang dapat menimbulkan kanker di lingkungan
seperti coaltar, polycyclic aromatic hydrocarbon, aromatic amines,
nitrat, nitrit, dan nitrosamin. Bahan lain seperti aflatoxin yang berasal
dari kacang berimplikasi pada terjadinya kanker usus dan hati. Logam-
logam berat seperti kromium dan berillium dapat merangsang
munculnya kanker dengan bereaksi pada asam nukleat fosfat di DNA.
c. Mikroorganisme (Virus)
Virus masuk ke dalam sel melalui membran sel dan menyebabkan
transformasi sel. Kemampuan karsinogenesis virus bergantung pada
kemampuannya untuk mentidakaktifkan gen supresor tumor. Sel yang
mengalami transformasi akan mengalami:
1) Perubahan pola pertumbuhan sel: peningkatan kecepatan
pertumbuhan dan penurunan perlekatan sel dengan suatu substrat.
2) Perubahan pada permukaan sel: peningkatan kecepatan pemindahan
nutrisi sel, peningkatan sekresi protease atau aktivator protease,
perubahan komposisi glikoprotein dan glikolipid, kadang-kadang
terbentuk protein tersandi virus.
3) Perubahan nukleotida siklik, aktivasi atau represi gen tertentu.
4) Tumorigenisitas: contoh virus HPV berkontak dengan sel epitel
mukosa yang terinfeksi dan melakukan replikasi dalam sel epitel
sehingga terjadi proliferasi sel epitel.
d. Sistem Kekebalan Tubuh
Dilaporkan bahwa ada peningkatan insidensi kanker pada pasien
yang mendapat penekanan sistem kekebalan tubuh, seperti pada
penderita AIDS, tranplantasi, dan defisiensi kekebalan genetik.
Gangguan sistem kekebalan selain disebabkan kerusakan genetik, juga
dapat disebabkan oleh penuaan, obat-obatan, dan infeksi virus.

C. Gambaran Klinis Tumor Ganas Rongga Mulut


1. Adanya pembengkakan dengan batas diffuse
2. Pada pemeriksaan ekstra oral (EO), ada keterlibatan limfonodi, ada
benjolan, palpasi terasa keras, dan immobility
3. Pada pemeriksaan intra oral (IO), kadang ditemukan adanya lesi dengan
ulserasi, kemerahan, apabila dipalpasi di tepi lesi keras dan sakit (Sudiono,
2008)
D. Klasifikasi Tumor Ganas Rongga Mulut
Tumor-tumor ganas berasal dari sel-sel epitel mukosa, sel epitel kelenjar
ludah, dan jaringan ikat mesenkim (Kumar, 2010).
1. Tumor Ganas Rongga Mulut Berasal dari Epitel Mukosa

a. Squamous Cell Carcinoma

1) Gejala Klinis

Squamous Cell Carcinoma (SCC) merupakan kanker yang sering

terjadi pada rongga mulut biasanya secara klinis terlihat sebagai plak

keratosis, ulserasi, tepi lesi yang indurasi, dan kemerahan, dimana

SCC dapat terjadi pada seluruh permukaan rongga mulut.

Pemeriksaan DNA menunjukkan mutase oncogene p53 paling umum

dijumpai hingga hampir 90% kasus (Syafriadi, 2008).

2) Gambaran HPA

Squamous Cell Carcinoma (SCC) secara histologis menunjukkan

proliferasi sel-sel skuamous. Terlihat sel-sel yang atypia disertai

dengan perubahan bentuk rete peg processus, pembentukan keratin

yang abnormal, pertambahan proliferasi basaloid sel, susunan sel

menjadi tidak teratur, dan membentuk tumor nest (anak tumor) yang
berinfiltrasi ke jaringan sekitarnya atau membentuk anak sebar ke

organ lain (metastasis).

WHO mengklasifikasikan SCC secara histologis menjadi :

a) Well differentiated (grade I): proliferasi sel-sel tumor dimana sel-

sel basaloid masih berdiferensiasi dengan baik membentuk

keratin (keratin pearl)

b) Moderate differentiated (grade II): proliferasi sel-sel tumor

dimana sebagian sel-sel basaloid masih menunjukkan diferensiasi,

membentuk keratin.

c) Poorly differentiated (grade III): proliferasi sel-sel tumor dimana

seluruh sel-sel basaloid tidak berdiferensiasi membentuk keratin,

sehingga sel sulit dikenali lagi.


3) Gambaran Radiografi

Radiolusen daerah yang terkikis kedalam tulang, berbatas tidak jelas,

erosi

4) Perawatan

Eksisi, elestrusugery, radiasi, kemoterapi (Vincent, 2015).

b. Karsinoma sel basal ( Basal Cell Carsinoma / BCC)

1) Gambaran klinis

a) Umumnya terjadi pada kulit akibat terpapar sinar matahari yang

berlebihan.

b) Terutama pada orang yang berkulit terang atau putih.

c) Lokasinya pada bibir dan berkembang dari sel-sel basal

epidermis,terutama dari benih folikel rambut atau mukosa.

d) Lesi terlihat menonjol dengan bagian tengah lesi mengalami

ulserasi (Kumar, 2010).

2) Gambaran HPA

a) Tumor berkembang dari proliferasi sel-sel basal epitel atau dermis

membentuk basophilic atypical basaloid sel yangmelekat ke

epidermis atau protrusi ke permukaan.


b) Tumor nest membentuk lobulus-lobulus dimana basaloid layer

tersusun dari sel-sel berbentuk palisade dan di tengah lobulus

terlihat kistik space yang berisi material seperti material mukus.

c) Di bagian tengah membentuk rongga kistik yang berisi material

seperti mukus, inti sel terlihat jelas, dan berwarna bashopilic.

d) Tanpa adanya diferensiasi menuju keratinisasi.

Terlihat proliferasi basaloid sel karsinoma protusi ke permukaan,


tumor nest membentuk lobul-lobul yang mempunyai basaloid
layer tersusun reguler oleh sel-sel yang berbentuk palisade (1),
dibagian tengah membentuk rongga kistik (2) yang berisi
material seperti mucus, inti sel terlihat jelas dan berwarna
bashopilic (3) tanpa adanya diferensiasi menuju keratinisasi.

3) Gambaran Radiografi

Lesi radiolusen, adanya pulau kecil, perlebaran ligamen periodontal,

hilangnya lamina dura

4) Perawatan

Tindakan operasi: eksisi (Karnen, 2010).


2. Tumor Ganas Rongga Mulut Berasal dari Epitel Kelenjar Ludah

a. Karsinoma mukoepidermoid (Mucoepidermoid carsinoma)

1) Gambaran Klinis

a) Pada umumnya melibatkan kelenjar ludah mayor, yaitu kelenjar

ludah parotis.

b) Sebagian kecil dapat timbul dari kelenjar ludah minor, dan yang

paling sering melibatkan kelenjar ludah minor di palatum.

c) Sering terjadi pada orang dewasa.

d) Penderita wanita mempunyai resiko lebih tinggi daripada laki-

laki.

e) Tumor ini tumbuh lambat.

f) Berasal dari sel epithelium duktus.

g) Berpotensi metastasis.

h) 5-10% melibatkan kelenjar ludah mayor dan paling sering adalah

kelenjar ludah parotis.

2) Gambaran HPA

Dibedakan atas low grade, intermediate grade, dan high grade.

Gambaran HPA menunjukkan campuran sel skuamous, sel kelnjar

penghasil mucus, dan sel epitel tipe intermediate. Ketiga sel ini

berasal dari sel duktus yang berpotensi mengalami metaplasia. Tipe

low grade merupakan massa yang kenyal dan yang mengandung

solid proliferasi sel tumor, pembentukan struktur seperti duktus, dan

adanya cystic space yang terdiridari epidermoid sel (sel skuamous)


dan sel intermediate, sel-sel sekresi kelenjar mucus. Tipe

intermediate ditandai dengan massa tumor yang lebih solid sebagian

besar sel epidermoid dan sel intermediate dengan sedikit produksi

kelenjar mucus. Tipe poorly differentiated ditandai dengan populasi

sel-sel pleomorfik dan tidak terlihat sel-sel berdiferensiasi (Robins,

2007).

Karsinoma Mukoepidermoid tipe well differentiated, terlihat cystic


space yang berisi sekresi mucus (1) yang dilapisi sel-sel intermediate
(sel duktus) (2) bercampur dengan proliferasi sel skuamous (3)
dengan ditandai adanya keratin dan bentukan seperti duktus (4)

3) Perawatan

Eksisi, kemoterapi ( Robins, 2007).

b. Karsinoma Adenoid Kistik (Adenod Cystic Carsinoma)

1) Gambaran Klinis

a) Tumbuhnya lambat.

b) Cenderung local invasive.

c) Kambuh setelah operasi.

d) Sepertiga angka kejadian terjadi pada kelenjar ludah mayor.


e) Dapat pula timbul pada kelenjar lakrimalis, bagian bawah salura

pernafasan, nasopharinx, rongga hidung, dan sinus paranasalis.

f) Umumnya terjadi pada penderita usia 40-60 tahun

2) Gambaran HPA

a) Gambarannya bervariasi.

b) Sel-sel tumor berukuran kecil.

c) Sitoplasma jelas.

d) Tumbuh dalam suatu massa padat, kelompok sel yang beruntai

membentuk kolumnar.

e) Sel-sel tumor saling berhubungan membentuk suatu rongga

kistik menghasilkan suatu kelompok tumor yang solid, tubulus,

atau cribriform (Karnen, 2010).

f) Sel-sel tumor menghasilkan membrane basalis ynag homogen

sehingga menunjukkan suatu gambaran yang sangat spesifik

menyerupai bentuk silindris.

g) Tumor kemungkinan berasal dari sel-sel yang berdiferensiasi ke

sel-sel duktus intercalated dan ke sel mioepithelium

Gambaran HPA karsinoma adenoid cystic. Menunjukkan


pertumbuhan cribriform di antara celah mirip cystic yang berisi
bahan basofilik (1). Cystic space merupakan pseudocyst yang
dikelilingi oleh sel-sel mioepitelium (2)
3) Perawatan

Tindakan bedah: eksisi

c) Karsinoma Sel Asinar (Acinic Cell Carsinoma)

1) Gambaran Klinis

a) Tumor ganas kelenjar ludah parotis yang jarang terjadi.

b) Umumnya pada laki-laki muda usia 20-30 tahun.

c) Tumor ini tidak berkapsul, merupakan suatu proliferasi sel-sel

yang membentuk massa bulat, dengan diameter kurang dari 3 cm.

d) Tumor ini bisa bermetastasis ke limfonodi regional.

2) Gambaran HPA

Tumor berisi sel-sel asinar yang seragam dengan nukleus kecil

berada di sentral dengan sitoplasma yang basofilik dan padat mirip

sel-sel sekretorius (asinar) dari kelenjar ludah normal.

Gambaran HPA karsinoma sel asinar (A) menunjukkan proliferasi


sel-sel asinar berinfiltrasi hingga ke bawah mukosa karena tumor ini
tidak berkapsul. Sel-sel tumor berkelompok atau soliter dalam suatu
stroma jaringan hyaline (B) struktur seperti lobus kelenjar ludah (1)
dengan inti sel asinar yang bulat, uniform, tersusun tidak teratur (2)
dengan sitoplasma yang basifilik dan bergranul (3)
3) Perawatan

Tindakan bedah,eksisi

3. Tumor Ganas Rongga Mulut dari Jaringan Ikat Mesenkim

a. Fibrosarcoma

1) Gambaran Klinis

Merupakan tumor ganas jaringan ikat fibrosa. Predileksi tempat:

dapat terjadi dimana saja dalam rongga mulut. Lebih sering pada

jaringan ikat fibrosa rahang bawah dibanding di maksila. Tumor

pada rahang biasanya berasal dari jaringan periosteum atau

endosteum. Laki-laki lebih sering dibanding wanita. Terdapat

pembengkakan yang sakit, biasanya disertai gigi goyang.

2) Gambaran HPA

Gambaran fibrosarkoma biasanya sangat seluler, sehingga kadang-

kadang stroma tumor tidak dapat dibedakan lagi. Sel tumor

menyebar secara merata. Sel tumor terdiri dari sel fibroblast yang

sudah berubah menjadi sel dengan inti pleomorfik, hiperkromatik.

Mitosis sering ditemukan, Stroma terdiri dari jaringan ikat, Sel-sel

atypik umumnya membesar (Sel Bizare), Susunan sel menjadi tidak

teratur, pada beberapa tempat masih dapat di pisahkan oleh

bentukan berkas-berkas.

3) Gambaran Radiografi

Lesi tampak radiolusen, batas tidak jelas, non corticated


4) Perawatan

Pembedahan, eksisi

b. Neurosarcoma

1) Gambaran Klinis

a) Juga disebut malignant schwannoma atau fibrosarkoma dari

selubung saraf.

b) Tumor yang berkembang dari sel schwann atau dari saraf perifer

c) Biasanya lesi primer terjadi sepanjang proksimal batang saraf

utama

d) Tumor biasanya asimtomatis sampai terjadi adanya neuropraksia

e) Pemeriksaan menunjukan massa fusiform yang besar

2) Gambaran HPA

a) Pola fibrillar yang renggang

b) Menunjukkan multiple mitotic dan menunjukkan pola eosinofilik

dari jaringan neural dengan inti yang berbentuk koma

c) Ada lesi yang undifferentiated diperlukan pemeriksaan mikroskop

elektron untuk membedakannya dengan fibrosarcoma

3) Gambaran Radiografi

Adanya gambaran radiolusen, batas tidak jelas

4) Perawatan

Surgerry
c. Liposarcoma

1) Gambaran Klinis

a) Terjadi di daerah leher, pipi, bibir dan palatum lunak

b) Dapat berkembang pada setiap usia, tetapi kebanyakan kasus

terjadi pada kelompok umur setengah baya, dengan usia rata-rata

45 tahun

c) Memperbesar perlahan, tanpa rasa sakit, permukaan massa lembut

tanpa ulserasi atau perdarahan

d) Kadang kasus tumbuh dengan kecepatan yang mengkhawatirkan

e) Bermetastasis

2) Gambaran HPA

a) Lesi luas terdiri dari seprai dan berkas adipocytes admixed

b) Tampak sedikit lipoblasts

c) Dipisahkan oleh septa fibrosa yang mengandung sel-sel

gelendong dengan init hyperchromatic dan agak pleomorphic

d) Kadang tampak Signet-sel ring

e) Serat kolagen tampak longgar kadang cukup padat

3) Gambaran Radiografi

Terlihat gambaran radiolusen berbatas tidak jelas,

4) Perawatan

Terapi kuratif dan terapi paliatif , surgery dan radiasi


d. Osteosarcoma

1) Gambaran Klinis

Tumor primer jaringan mesenkim pembentuk tulang yang paling

ganas. Sering bermetastasis secara hematogen ke paru-paru.

Predileksi umur: biasanya ditemukan pada usia dekade ke 2-3, jarang

di atas 50 tahun, kecuali pada penderita penyakit paget.

Ada dua bentuk osteosarkoma, Tipe osteoblastik/sklerosing : pada

gambaran radiologis memberi gambaran sun ray. Tipe osteolitik:

lebih banyak penghancuran tulang dibanding pembentukannya.

Pembentukan tempat: Pada tulang rahang, lebih sering pada

mandibula, terutama daerah simfisis dan ramus ascendesns, Terlihat

sebagai pembengkakan yang tumbuh cepat, sakit, kesemutan pada

bibir dan dagu karena tertekannya saraf alveolaris inferior,

Terbatasnya pergerakan, Gigi goyang dan malposisi, Pada rahang

atas dapat terjadi obstruksi nasal dan tertekannya mata, Ulserasi pada

kulit dan mukosa mulut terjadi pada fase lanjut.

2) Gambaran HPA

Gambarannya bervariasi. Sel osteoblast dengan bentuk bervariasi,

berbentuk spindle atau olihedral, inti hiperkromatik dan pleomorfik.

Kadang-kadang mengandung tulang rawan. Pada tipe osteolitik,

biasanya osteosarkoma mengandung sel datia tumor dan banyak

gambaran mitosis. Sel tumor berbentuk spindel/polihedral dengan

inti pleomorfik, hiperkromati dengan jaringan osteoid.


3) Gambaran Radiografi

Gambaran tipe osteblastik/ siderosing (gambaran ro sunray ) , tipe

osteklastik (penghancuran tulang ) lesi radiolusen campuran

radiopak, cukup radiopak, penampilan tulang dengan butiran bola

kapas, perlebaran periodontal

4) Perawatan

Kombinasi pembedahan kemoterapi, dan radioterapi

e. Chondrosarcoma

1) Gambaran Klinis

Merupakan tumor ganas tulang rawan. Predileksi tempat: lebih

sering pada daerah alveolar rahang atas. Predileksi umur: usia

dekade 5-6. Laki-laki lebih sering dibanding wanita.

2) Gambaran HPA

Adanya sel tulang rawan primitive yang menimbulkan kerusakan

jaringan tulang sekitarnya. Tumor mengandung jaringan mesenkim

yang malignan yang memproduksi sel tulang rawan abnormal.

Terlihat sel tumor dengan inti besar, pleomorfik, hiperkromatik,

kadang-kadang berinti dua dan ada kerusakan jaringan.

3) Gambaran Radiografi

Gambaran campuran radiopak dan radiolusen, lesitritic dengan batas

tepi yang tidak jelas, gambaran juga dapat soap buble appreance,

terdapatnya kabut didalam suatu defek tulang tidak beraturan dan

perlebaran ruang periodontal


4) Perawatan

Radical surgerry exsion

f. Angiosarcoma

1) Gambaran Klinis

a) Jarang terjadi di mulut, tumor telihat sebagai massa daging yang

terulserasi, warna merah atau keunguan.

b) Mudah terbentuk anak sebar yang luas dengan prognosa yang

sangat buruk.

c) Bentuk lesi tidak khas

2) Gambaran HPA

Tumor anaplastik dengan tipe sel yang tidak teratur tetapi dengan

pembentukan beberapa pembuluh darah.

3) Perawatan

Surgerry

g. Malignant melanoma

1) Gambaran Klinis

Melanoma intraoral biasanya berwarna coklat tua atau hitam atau

jika tidak berpigmen, berwarna merah. Dapat berbentuk makula,

papula, atau ulserasi. Melanoma superfisial jarang ditemukan pada

mukosa mulut, karena biasanya melanoma bersifat invansif, kecuali

bila ditemukan pada stadium dini, namun stadium dini sulit

dideteksi. Stadium awal bersifat asimptomatis. Tempat predileksi

dalam mulut adalah palatum keras, diikuti oleh gingiva, bibir dan
mukosa bukal. Melanoma dapat timbul akibat transformasi

neoplastik dari melanosit. Pola pigmentasi yang mengarah pada

melanoma adalah campuran warna yang bervariasi seperti coklat,

hitam, biru dan merah asimetri dengan tepi yang tidak beraturan.

Melanoma intraoral umumnya datar, eritematous atau pigmentasi,

jarang berbentuk massa yang menonjol.

2) Gambaran HPA

Berisi sel-sel ganas yang menginvansi ke jaringan yang lebih dalam.

Sel mempunyai gambaran khas berbintik-bintik atau mengandung

pigmen malanin dalam jumlah banyak pada perbatasan epitel dengan

jaringan ikat. Pada nodular melanoma, sel ganas mempunyai pola

pertumbuhan vertikal. Bentuk melanoma yang paling sering

dijumpai adalah melanoma dengan penyebaran superfisial.

h. Leukimia

1) Gambaran Klinis

Tanda yang paling sering terlihat adalah pembengkakan gusi, yang

terisi penuh dengan sel leukimia. Perdarahan dan infeksi gingiva

sering terlihat pada keadaan ini. Daerah jaringan yang luas akan

mengalami nekrose, menghasilkan daerah-daerah ulser yang besar.

Pasien akan sulit mengunyah makanan dan mulutnya berbau tidak

enak. Hampir 50% penderita akut leukimia mempunyai manifestasi

mulut. Bila terlihat pula adanya limpadenopati, maka persentase

tersebut akan menjadi lebih tinggi. Perdarahan gingiva merupakan


tanda mulut yang paling sering terlihat, yang terdapat pada

seperempat keadaan. Gejala lain yang lebih jarang terjadi adalah

ulser yang tidak khas. Hampir 5% dari penderita mengalami

pembentukan petechiae perdarahan atau daerah ekimosis yang luas.

Daya tahan jaringan mulut berkurang sehingga memungkinkan

terjadinya infeksi ia yang merusak saraf wajah. Seringkali ditemukan

lesi yang sangat tersembunyi sehingga pasien meninggal karena

penyakit-penyakit lain, tanpa disertai dengan leukimia. Pencabutan

gigi sebaiknya jangan dilakukan pada pasien dengan leukimia,

karena luka sering tidak mau menutup serta merupakan awal lesi

mulut. Herpes zoster merupakan keadaan yang sering menyertai

leukimia. Herpes simplek tipe sekunder juga sering terjadi dan

berlangsung cukup lama.

i. Myeloma

1) Gambaran Klinis

a) Myeloma jaringan lunak

Merupakan bentuk hiperplasia gingivitis dimana potongan

jaringan terisi penuh dengan sel plasma, tetapi tidak

menunjukkan pembentukan myeloma jaringan lunak karena

myelomatosis tidak terjadi pada keadaan tersebut.


b) Myeloma Soliter

Merupakan tumor yang timbul pada rahang. Membentuk

pembengkakan yang terasa sakit dan merusak tulang di

sekitarnya.

c) Myeloma Myelomatosis

Disertai rasa sakit dan pembengkakan, Merupakan penyakit

orang lanjut usia, Lebih sering pada wanita daripada pria, Dapat

di diagnosa dengan berdasar pada monoklonal

hipergammaglobulinemia.

j. Lymphoma

Limfoma merupakan tumor ganas jaringan limfoid, berbentuk

massa padat pada kelenjar. Ada dua tipe limfoma, yaitu limfoma

Hodgkin dan limfoma non-Hodgkin.

1) Limfoma Hodgkin

a) Gambaran Klinis

Predileksi tempat: kelenjar getah bening leher dan kepala.

Predilesi umur: terjadi pada usia dewasa muda ( sekitar 20 tahun)

dan usia dekade ke-5.

b) Gambaran HPA

Ciri khas limfoma Hodgkin adalah adanya sel datia Reed

Sternberg, meskipun kadang-kadang tidak dijumpai. Sel lain

yang juga merupakan ciri khas adalah sel lakunar (menyerupai

sel datia Reed Stenberg, tetapi lebih kecil) dan sel mononuclear
Hodgkin. Sel datia Reed Stenberg mempunyai gambaran khas,

tampak besar dengan dua inti yang saling berhadapan atau

disebut mirror image, karena letak kedua inti sel seperti

bayangan objek pada cermin. Kadang-kadang ditemukan sel

tumor yang dikelilingi oleh zona halo dan nucleolus yang jelas

sehingga dinamakan owl eye.

2) Limfoma non-Hodgkin (Smith, 2015).

a) Gambaran Klinis

Merupakan tumor ganas berbentuk padat dan berasal dari

jaringan limforetikuler perifer. Predileksi tempat: Jaringan

limforetikuler perifer kelenjar limfe, kelenjar limfe palatum,

gusi, pipi, dasar mulut dan tonsil.

b) Gambaran HPA

Tampak jaringan kelenjar limfe dengan arsitekstur sudah tidak

teratur, menghilang dan sebagian besar sudah diganti oleh sel

ganas yang bentuknya lebih besar dari sel limfosit. Inti sel

tampak hiperkromatik, pleomorfik dengan nucleoli nyata.

Mitosis biasanya terlihat jelas.


3) Perawatan

Terapi radiasi dan kemoterapi (Smith, 2015)

E. Klasifikasi Stadium Tumor Ganas Rongga Mulut


Untuk menentukan stage kanker mulut menggunakan TNM sistem dari

UICC ( Union Internationale Contre le Cancer) atau dari AJCC (  American

Joint Committee on Cancer). TNM sistem menurut UICC, (1980) yaitu :

T         : Tumor primer

TX       : Tumor yang  belum dapat dideteksi

T0        : Tidak adanya bukti tumor primer

TIS      : Tumor permukaan ( Carsinoma in situ )

T2        : Ukuran tumor antara  2-4 cm

T3        : Ukuran Tumor lebih dari 4 cm.

T4        : Tumor telah melibatkan struktur di sekitarnya seperti tulang

kortikal atau otot-otot lidah.

N              : Kelenjar getah bening regional.

NX           : Kelenjar getah bening regional tidak dapat diperkirakan.

N0            : Tidak ada metastasis ke kelenjar getah bening regional.

N1            : Metastasis ke kelenjar getah bening unilateral tunggal dengan

ukuran kurang dari 3 cm.

N2            : Metastasis ke kelenjar getah bening unilateral tunggal dengan

ukuran 3-6 cm atau bilateral atau melibatkan kelenjar getah bening


multipel dengan ukuran kurang dari 6 cm atau melibatkan kelenjar getah

bening kontra lateral dengan ukuran kurang dari 6 cm.

N2a          : Metastasis ke kelenjar getah bening unilateral tunggal dengan

ukuran 3-6 cm.

N2b    : Metastasis ke kelenjar getah bening multiple dengan ukuran

kurang dari 6 cm.

N2c    :  Metastasis ke kelenjar getah bening kontra lateral dengan ukuran

kurang dari 6 cm.

N3     : Metastasis ke kelenjar getah bening dengan ukuran lebih dari 6 cm.

M      : Metastasis jauh tumor primer.

MX    : Adanya metastasis jauh tidak dapat diperkirakan.

M0     : Tidak adanya metastasis jauh dari tumor primer.

M1     : Ada metastasis jauh dari tumor primer.

Dari TNM sistem di atas, maka derajat tumor dapat di

kalsifikasikan sebagai berikut :

Stage 1     : T1 N0 M0

Stage 2     : T2 N0 M0

Stage 3     : T3 N0 M0

                   T1 N1 M0

                   T2 N1 M0

                   T3 N1 M0

Stage 4     : T4 N0 M0

                   T1, T2, atau T3 dengan N2 atau N3 dan M0


                   T1, T2, atau T3 N2 atau N3 dan M1 (Sudiono, 2008)
BAB III

KONSEP MAPPING

A. Konsep Mapping

Tumor Ganas Rongga Mulut

Etiologi Gejala Klasifikasi Pemeriksaan

Patofisiolog Histolog Gambaran Gambaran Gambaran


Klinis Radiograf Histopatolog

Diagnos Diagnosa Banding

Penatalaksanaan

Operasi Kemoterapi Radioterapi Terapi -Eksisi


Pengangkata Biologis -Insisi
-Brush
-Aspirasi
B. Hipotesa

Pemeriksaan klinis, radiografi dan HPA dapat membantu dalam


menegakkan diagnosa dan pemeriksaan pada tumor ganas.
BAB IV

PEMBAHASAN

Anak laki-laki usia 9 th, mencabut gigi nya yang goyang, dokter gigi

memeriksa menemukan adanya benjolan merah kebiru-biruan pada palatum

perbatasan antara palatum mole dan palatum durum, benjolan luas kurang 3 cm,

permukaan datar batas jelas bentuk tidak teratur lunak permukaan halus tidak

sakit, pasien sudah mengetahui sejak kecil, kelainan bertambah besar/ lebar dan

warna menjadi lebih gelap seiring bertambahnya usia, dari pemeriksaan SOAP,

etiologi, gambaran klinis,gambaran histopatologi, diagnosa pasien tersebut adalah

tumor ganas.

Tumor Ganas merupakan suatu pertumbuhan dari jaringan yang tidak

terkontrol tidak seperti tumor jinak yang lebih bersifat lokal invasif, tumor ganas

mempunyai kemampuan untuk bermentasis secara regional ke Lymph Nodes atau

kebagian-bagian jauh. Tumor ganas yang timbul dari jaringan asalnya disebut

dengan tumor primer sedangkan yang berasal dari penyebaran tumor primer

disebut tumor sekunder metastatik tumor. Tumor Ganas biasanya disebabkan oleh

karena virus, paparan radiasi, kelainan genetik dan paparan bahan carsinogenik,

seperti penggunaan tembakau atau perokok sering kali dihubungkan dengan

carsinoma rongga mulut. Dilakukan penatalaksanaan tumor ganas yaitu: operasi

pengangkatan, kemoterapi, radioterapi, terapi biologi, eksisi, insisi, brush, aspirasi


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tumor Ganas merupakan suatu pertumbuhan dari jaringan yang tidak

terkontrol tidak seperti tumor jinak yang lebih bersifat lokal invasif, tumor ganas

mempunyai kemampuan untuk bermentasis secara regional ke Lymph Nodes atau

kebagian-bagian jauh. Tumor Ganas biasanya disebabkan oleh karena virus,

paparan radiasi, kelainan genetik dan paparan bahan carsinogenik, seperti

penggunaan tembakau atau perokok sering kali dihubungkan dengan carsinoma

rongga mulut.

Macam-macam Tumor ganas yaitu : tumor ganas rongga mulut yang

berasal dari epitel mukosa (carsinoma) : karsinoma sel skuomous, karsinoma sel

basal, karsinoma adenoid kistik, karsinoma sel asinar, Tumor ganas rongga mulut

dari jaringan ikat : fibrosarcoma, neurosarcoma, liposarcoma, osteosarcoma,

lympoma. Perawatan tumor ganas bisa dilakukan dengan cara: operasi

pengangkatan, kemoterapi, radioterapi, terapi biologi, eksisi, insisi, brush,

aspirasi.

B. Saran

Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan mengetahui rencana

perawatan atau terapi pada tumor ganas sesuai dengan kasus agar dapat

melakukan perawatan sesuai dengan kebutuhan.


DAFTAR PUSTAKA

Aman, Renindra Ananda. 2010. Basic Science of Oncology / Ilmu Onkologi


Dasar Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Gayford, J.J. & Haskell. 1993. Penyakit Mulut (Clinical Oral Medicine). Alih
Bahasa: drg. Lilian Yuwono. Jakarta: EGC.

Karnen Garna dan Iris Rengganis. 2010. Imunlogi Dasar Ed 10. Jakarta: Badan
Penerbit FK UI

Kumar V, Abbas AK, Fausto N, et al. Pathologic Basis of Disease 8th ed.
Philadelphia: Elsevier Inc; 2010. p. 259-330.
Robbins, dkk. 2007. Buku Ajar Patologi Ed 7. Jakarta: EGC
Smith CM, Marks AD, Lieberman 2015. Basic Medical Biochemistry 2nd ed.
Williams & Wilkins:p. 317 – 366.
Sudiono, Janti, drg. 2008. Pemeriksaan Patologi untuk Diagnosis Neoplasma
Mulut. Jakarta: EGC
Syafriadi, Mei, drg. 2008. Patologi Mulut, Tumor Neoplastik & Non Neoplastik
Rongga Mulut. Yogyakarta

Vincent Y Ng, MD Fellow 2015, Musculoskeletal Tumor Surgery, University of


Washington Medical Center.

Anda mungkin juga menyukai