Anda di halaman 1dari 2

B.

Vignette (Ilustrasi kasus)

Seorang Ibu datang ke RS konsultasi anak dan mengeluhkan anaknya mengalami


ansietas akibat trauma yang terjadi pada 28 September 2018 Yaitu terjadi Gempa Bumi dan
Tsunami di Sulawesi tepatnya di kota palu. Anaknya berusia 9 tahun bernama X. Anak
tersebut mengalami trauma pasca kejadian tersebut. Jika ditanya mengenai kejadian yang
sudah berlalu ia merasa takut jika terjadi Gempa dan Tsunami susulan. Pasca kejadian, anak
tersebut mengatakan bahwa takut dengan gelombang air. Setiap dia melihat air meskipun
dalam volume sedikit dia selalu berfikir bahwa itu akan menyebabkan tsunami lagi sehingga
dia selalu menangis dan lari untuk bersembunyi. Kondisi anak saat ini mengundang
keprihatinan berbagai kalangan baik dari Pemerintah,Psikolog,Organisasi ,Pemerhati anak
hingga relawan.

Karena kejadian tersebut kemungkinan anak-anak memiliki resiko terhadap Stres


Pascatrauma (Doherty dalam Pynoos 2001). Mulyadi (2004) juga mengemukakan bahwa
bencana yang datang silih berganti dapat berisiko untuk melahirkan generasi-generasi yang
emosional, menyelesaikan masalah dengan jalan pintas serta rentan terhadap frustasi.

Salah satu metode pendekatan yang selama ini digunakan untuk memulihkan
traumatik korban gempa khususnya anak- anak adalah dengan mendongeng atau storytelling.
Sebagai media untuk pemulihan trauma,mendongeng diketahui sudah menjadi sebuah budaya
dan berpengaruh secara signifikan terhadap perkembangan kesehatan seseorang khususnya
anak-anak. Selama mendongeng, anak-anak merasa sangat rileks dan terbawa ke dalam latar
cerita yang dibawakan karena ketika mereka mendengarkan cerita, masing- masing anak
memiliki imajinasi masing-masing terhadap tokoh dan latar dari cerita yang dibawakan.

Daftar Pustaka :

Syamsuddin, S. (2019). PEMULIHAN TRAUMA ANAK-ANAK KORBAN GEMPA DI


KOTA PALU MELALUI MENDONGENG. Guru Tua: Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran, 2(2), 27-33.
STRATEGI PELAKSANAAN (SP) KOMUNIKASI

Kondisi Pasien :

Salah satu korban adalah seorang anak berusia 9 tahun bernama X. Anak tersebut
mengalami trauma pasca kejadian tersebut. Jika ditanya megenai kejadian yang sudah
berlalu ia merasa takut jika terjadi Gempa dan Tsunami susulan. Pasca kejadian, anak
tersebut mengatakan bahwa takut dengan gelombang air. Setiap dia melihat air meskipun
dalam volume sedikit dia selalu berfikir bahwa itu akan menyebabkan tsunami lagi sehingga
dia selalu menangis dan lari untuk bersembunyi.

Diagnosis Keperawatan : Ansietas b/d

Rencana Keperawatan :

Tujuan :

Anda mungkin juga menyukai