Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit Serta Keseimbangan Asam
Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit Serta Keseimbangan Asam
JURUSAN KEPERAWATAN
2012/2013
a. Prosentase dari total cairan tubuh bervariasi sesuai dengan individu
dan tergantung beberapa hal antara lain :
1) Umur
Fungsi Cairan
e. Pelindung
d. Ion-ion yang merupakan bagian dari senyawa atau molekul yang
disebut juga elektrolit. Seperti misalnya sodium klorida dipecah menjadi
satu ion Natrium atau sodium (Na+) dan satu ion klorida (Cl–). Ion yang
bermuatan positif disebut kation, sedangkan yang bermuatan negatif
disebut anion
Cairan tubuh berada pada dua kompartemen yaitu Cairan Intraselular
(CIS) dan Cairan Ektraselular (CES)
Cairan intrasel merupakan cairan yang berada dalam sel di seluruh tubuh.
Cairan ini berfungsi sebagai media penting dalam proses kimia.
Jumlahnya sekitar 2/3 dari jumlah cairan tubuh atau 40% dari berat
badan. Elektrolit kation terbanyak adalah K+, Mg+, sedikit Na+. Elektolit
anion terbanyak adalah HPO42-, protein-protein, sedikit HCO3–, SO42-, Cl–
Human Body:
1. Tissue (40%)
2. Fluid (60%)
Ekstraselular (20%)
Intraselular (40%) -> Interstisial (10-15%), Intravaskluler (5%),
dan Transeluler (1-3%)
Kalium adalah kation yang paling banyak pada intraseluler. Ion kalium
98% berada pada cairan intasel, hanya 2% berada pada cairan ekstrasel.
Kalium dapat diperoleh melalaui makanan seperti daging, buah-buahan
dan sayuran. Jumlah normal 3,5-5,5 mEq/Lt.
Cairan elektrolit adalah cairan saline atau cairan yang memiliki sifat
bertegangan tetap. Cairan saline terdiri atas cairan isotonik, hipotonik,
dan hipertonik. Konsentrasi isotonik disebut juga normal saline yang
banyak dipergunakan. Contohnya:
a. Cairan Ringer’s, terdiri atas: Na+, K+, Cl–, dan Ca2+
b. Cairan Ringer’s Laktat, terdiri atas: Na+, K+, Mg2+, Cl–, Ca2+, dan HCO3–
c. Cairan Buffer’s, terdiri atas: Na+, K+, Mg2+, Cl–, dan HCO3–
a. Hiponatremia
b. Hipernatremia
c. Hipokalemia
d. Hiperkalemia
Hiperkalemia merupakan suatu keadaan di mana kadar kalium dalam
darah tinggi, sering terjadi pada pasien luka bakar, penyakit ginjal,
asidosis metabolik, pembe:rian kalium yang berlebihan melalui intravena
yang ditandai dengan adanya mual, hiperaktivitas sistem pencernaan,
aritmia, kelemahan, jumlah urine sedikit sekali, diare, adanya kecemasan
dan irritable (peka rangsang), serta kadar kalium dalam plasma mencapai
lebih dari 5 mEq/L.
e. Hipokalsemia
f. Hiperkalsemia
Hiperkalsemia merupakan suatu ke;adaan kelebihan kadar kalsium dalam
darah yang dapat terjadi pada pasien yang mengalami pengangkatan
kelenjar gondok dan makan vitamin D secara berlebihan, ditandai dengan
adanya nyeri pada tulang, relaksasi otot, batu ginjal, mual-mual, koma,
dan kadar kalsium dalam plasma lebih dari 4,3 mEq/L.
g. Hipomagnesia
h. Hipermagnesia
Ilipermagnesia merupakan kondisi kelebihan kadar magnesium dalam
darah yang ditandai dengan adanya, koma, gangguan pernapasan, dan
kadar magnesium lebih dari 2,5 mEq/L.
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan
berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan.
Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan
cairan dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan
keseimbangan cairan dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung.
b. Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban
udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan
elektrolit melalui keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di
lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L per
hari.
c. Diet
d. Stress
g. Pengobatan
h. Pembedahan
Paru-Paru Ginja
CO2 + H2O ↔ H2CO3 ↔ H + HCO3
(asam karbonat)
3. Gejala
Gejala pertama berupa sakit kepala dan rasa mengantuk. Jika keadaannya
memburuk, rasa mengantuk akan berlanjut menjadi stupor (penurunan
kesadaran) dan koma. Stupor dan koma dapat terjadi dalam beberapa
saat jika pernafasan terhenti atau jika pernafasan sangat terganggu; atau
setelah berjam-jam jika pernafasan tidak terlalu terganggu. Ginjal
berusaha untuk mengkompensasi asidosis dengan menahan bikarbonat,
namun proses ini memerlukan waktu beberapa jam bahkan beberapa
hari.
4. Diagnose
5. Pengobatan
Pengobatan asidosis respiratorik bertujuan untuk meningkatkan fungsi
dari paru-paru. Obat-obatan untuk memperbaiki pernafasan bisa
diberikan kepada penderita penyakit paru-paru seperti asma dan
emfisema.
B. Asidosis Metabolik
1. Pengertian
2. Penyebab
4. Diagnosa
Misalnya kadar gula darah yang tinggi dan adanya keton dalam urin
biasanya menunjukkan suatu diabetes yang tak terkendali. Adanya bahan
toksik dalam darah menunjukkan bahwa asidosis metabolik yang terjadi
disebabkan oleh keracunan atau overdosis. Kadang-kadang dilakukan
pemeriksaan air kemih secara mikroskopis dan pengukuran pH air kemih.
5. Pengobatan
1. Pengertian
2. Penyebab
a. Rasa nyeri
b. Sirosis hati
c. Kadar oksigen darah yang rendah
d. Demam
e. Overdosis aspirin.
3. Gejala
D. Alkalosis Metabolic
1. Pengertian
2. Penyebab
Pada kasus yang jarang, alkalosis metabolik terjadi pada seseorang yang
mengkonsumsi terlalu banyak basa dari bahan-bahan seperti soda
bikarbonat.
Selain itu, alkalosis metabolik dapat terjadi bila kehilangan natrium atau
kalium dalam jumlah yang banyak mempengaruhi kemampuan ginjal
dalam mengendalikan keseimbangan asam basa darah.
3. Gejala
4. Diagnosa
5. Pengobatan
Biasanya alkalosis metabolik diatasi dengan pemberian cairan dan
elektrolit (natrium dan kalium) . Pada kasus yang berat, diberikan
amonium klorida secara intravena.
b. Pada wanita hamil kebutuhan air akan meningkat sampai 10-12
gelas per hari. atau paling tidak minum setiap 15 menit sekali.
DAFTAR PUSTAKA