bagaimana pendapat anda tentang peraturan KPU yang melarang terpidana
korupsi mencalonkan diri pada jabatan publik dan legislatif?
Jawab : Kami setuju karena pejabat yang mencalonkan diri dalam kontestasi politik memang seharusnya tidak terjerat dalam kasus dan / atau memiliki riwayat telah melakukan tindak pidana yang terbukti merugikan negara dan masyarakat. Korupsi itu merupakan kejahatan politik, sehingga mantan koruptor sangat tidak tepat disertakan dalam kontestasi merebutkan jabatan politik lagi baik itu jabatan kepala daerah maupun legislatif karena telah menghianati amanah rakyat. Pemimpin itu merupakan cerminan bagi masyarakatnya, baik buruk masyarakat bisa kita lihat dari baik buruk pemimpinnya. Maka sosok pemimpin yang jujur dan berintegritas lah yang diperlukan saat ini.
Soal : bagaimana masa depan kasus korupsi jika Indonesia menerapkan
“hukuman mati” bagi koruptor? Jawab : menurut kami, apabila hukuman mati diterapkan maka masa depan Indonesia akan lebih baik, hal itu akan menekan niatan para pejabat atau penguasa yang ingin melakukan tindak pidana korupsi untuk mengurungkan niatnya. Yang menjadi ironi, saat ini kita bisa melihat para koruptor masih tersenyum karena masih adanya jaminan hidup walaupun korupsi. Belum lagi ditambah dengan adanya sel mewah yang diperjualbelikan di Lapas membuat koruptor tidak merasakan jera. Bahkan para koruptor pun bisa dengan leluasanya menentukan jadwal liburan dan memasukan ‘wanita’ ke dalam selnya. Namun, dapat dipastikan akan berbeda ceritanya apabila koruptor dilenyapkan dari dunia ini.