D9 - Manajemen Pet Animal
D9 - Manajemen Pet Animal
2019 D
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana cara perawatan kucing
2. Untuk mengetahui persiapan memelihara kucing
3. Untuk mengetahui sistem pemberian pakan
4. Untuk mengetahui aspek kesejahteraan kucing
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perawatan Rutin Kucing
Perawatan Secara Mandiri
Cara merawat Kucing Persia Dengan Baik Dan Benar :
1. Jagalah kebersihan kandang, tempat makan, minum serta pasir tempat
kotoran kucing mulai sejak anak kucing. Bersihkan tempat makan dan
minumnya setiap hari. Juga, jangan lupa mencuci pasir dengan cairan
disinfektan lalu jemurlah di terik matahari. Kemudian isi wadah lagi dengan
pasir yang bersih.
2. Madikanlah kucing paling tidak 2 minggu sekali, dan sebulan sekali
kucing dikeramas dengan shampo khusus untuk kucing. Sama seperti di atas
mulailah sejak masih anak kucing.
3. Selalu sediakan makanan dan air minum dalam kandang. Periksalah
seberapa banyak makanan yang dihabiskan.
4. Jangan pernah memberi kucing makanan berupa ikan asin, karena
dapat merontokkan bulu-bulunya. Memang dia tidak seperti kucing murah
lainnya. Makanya agak sensitif juga.
5. Berilah waktu beberapa jam bagi kucing untuk bebas bermain di luar
pagi, siang dan sore hari, tergantung cuaca.
6. Periksakan kesehatan kucing sebulan sekali ke dokter hewan. Jangan lupa
pula untuk memvaksin rabies setahun sekali. Walaupun merupakan kucing
persia murah.
7. Sisirlah bulu-bulunya dengan sisir khusus untuk kucing agar lebih rapi.
Pemeriksaan umum
Vaksinasi Tricat (Feline Panleucopenia, Rhinotracheitis,Calici) atau
Tetracat (Tricat + Chlamydia)
Pemberian Obat cacing
Umur 12-14 minggu
Pemeriksaan umum
Vaksinasi Ulangan Tricat (Feline Panleucopenia,
Rhi n ot rac he i ti s ,C al ic i ) Ata u Tet rac at (Tri ca t + Chl am yd i a)
Umur 20 minggu
Pemeriksaan umum
Vaksinasi Rabies
Khusus Untuk kucing umur lebih dari 6 bulan yang belum pernah di
vaksin sekalipun
Pemeriksaan umum
Vaksinasi Tricat (Feline Panleucopenia, Rhinotracheitis,Calici) Atau
Tetracat (Tricat + Chlamydia)
Vaksinasi Rabies
Setidaknya ada dua macam cara/metode pemberian makan pada kucing, yaitu :
makanan selalu tersedia di piring makan kucing. Jadi pada saat kucing ingin
makan, makanan telah tersedia di tempatnya. Cara ini baik untuk kucing kecil
(kitten) atau kucing yang masih dalam masa pertumbuhan. Hati-hati karena
ada kecenderungan terjadinya kegemukan/obesitas/overweight.
pemberian makanan dilakukan 2 atau 3 kali sehari. Biasanya makanan
diberikan pada pagi dan sore. Cara ini baik untuk kucing dewasa yang pola
makannya sudah teratur. Perlu diperhatikan jumlah makanan yang diberikan,
karena harus sesuai dengan kebutuhan sehari-hari.
NB: air untuk minum kucing harus selalu tersedia setiap saat.
Kebutuhan nutrisi kucing
Diet kucing bersifat unik dan berbeda dengan anjing (jangan beri makan
kucing dengan makanan untuk anjing/ dogfood). Pastikan makanan yang anda
berikan untuk kucing mengandung jumlah vitamin dan nutrisi yang cukup.
Jangan terpengaruh dengan harga yang murah, karena murah belum berarti
baik. Biasakan meneliti kandungan makanan, biasanya tercetak pada kemasan.
Berikut ini beberapa acuan nutrisi yang perlu bagi kucing :
Anak kucing dapat mulai diberi makanan pada umur 3-4 minggu. Makanan
yang diberikan biasanya direndam air hangat secukupnya, dihancurkan dan
dihaluskan. Untuk pertama kali anak kucing masih perlu diajari, disuapi dengan
pipet atau oleskan sebagian kecil makanan pada mulut, kemudian dekatkan
piring makanan untuk melihat apakah sudah mau makan sendiri. Berikan
makanan khusus untuk anak kucing (kitten) karena biasanya kandungan protein
lebih tinggi dan banyak mengandung nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan.
Sampai dengan umur 2-3 bulan jumlah/proporsi air dalam makanan bisa
dikurangi secara bertahap hingga kucing bisa makan, makanan kering
sepenuhnya.
Aspek Kesehatan
Menurut jurnal, kesejahteraan hewan dikatakan baik apabila terdapat dokter
hewan terjadwal di suatu pet shop. Keberadaan dokter hewan tersebut berfungsi
untuk merawat atau memberi pengetahuan tentang tindakan-tindakan
pencegahan penyakit. Program vaksinasi yang tepat harus sesuai dengan saran
dokter hewan. Anak kucing mendapatkan vaksin awal ketika berusia 6-8 minggu.
Namun praktik yang terbaik adalah anak kucing divaksin ketika berusia 2
minggu sebelum ditempatkan di pet shop dan mendapatkan vaksin ulang ketika
berumur 12 minggu. Kucing dan anak kucing yang divaksin harus mendapat
sertifikat vaksinasi. Pemberian vaksin berguna untuk memberi kekebalan yang
baik terhadap penyakit menular. Pemberian jenis vaksin dilakukan terhadap
penyakit-penyakit virus yaitu, feline panleukopenia (feline distemper), feline
rhinotracheitis, feline calcivirus, feline infectious peritonitis, feline leukemia
virus dan rabies.
Aspek Kenyamanan
Dari hubungan kesejahteraan hewan dengan manajemen pemeliharaan yang
terkait dengan kenyamanan kucing dalam kandang diperoleh hasil bahwa seluruh
kucing yang dipelihara dikatakan sejahtera apabila tersedianya litter tray atau
kotak pasir yang sangat penting untuk menjaga kenyamanan dan sanitasi
kandang kucing. Dengan adanya aktivitas kucing yang membuang kotoran di box
pasir tersebut membantu pemilik untuk mengamati tanda-tanda apakah kucing
yang dipelihara tersebut mengalami masalah medis atau tidak. Secara umum,
kucing yang menunjukkan perilaku-perilaku tersebut atau meninggalkan litter
tray adalah salah satu tanda bahwa ada masalah dalam perilaku, seperti perilaku
teritorial atau masalah medis.
Sanitasi Kandang
1. Harus bersih dan sehat sehingga kucing nyaman
2. Sirkulasi udara baik, tidak boleh pengap
3. Kelembapan 40-60%
4. Temperatur ideal 21-24%
3.2 Saran
Semoga semakin banyak infomasi mengenai perawatan dan cara merawat
kucing sehingga masyarakat tidak sembarangan dalam memelihara kucing. Dan
juga diharapkan infomasi mengenai perawatan kucing ini dapat bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Cacang., Nyuwan Susila Budiana. 2014. Kucing : Complete Guide Book For
Your Cat. Jakarta : Penebar Swadaya
Hartuti, Reza Sofa., Mulyadi Adam., Triya Murtina. 2014. Kajian Kesejahteraan
Kucing yang Dipelihara pada Beberapa Pet Shop di Wilayah Jawa Barat.
Jurnal Medika Veteriner Vol 8 No (1)