Anda di halaman 1dari 6

A.

PENGKAJIAN

Pengkajian focus keperawatan yang perlu diperhatikan pada penderita gagal ginjal kronik
menurut Smeltzer dan Bare (2002) ada berbagai macam, meliputi :

1. Identitas Klien : seorang perempuan


2. Identitas penanggung jawab
3. Keluhan utama pasien
Klien mengeluh mual dan gatal – gatal pada bagian tubuh selama 4 bulan
4. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mengatakn cemas karena baru didiagnosa gagal ginjal dan harus menjalani
hemodialysis secara rutin.
5. Riwayat kesehatan dahulu
a) Riwayat penyakit dahulu : Hipertensi
b) kebiasaan buruk : menahan BAK, minum bersoda
6. Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat penyakit vaskuler hipertensi, penyakit metabolik, riwayat menderita penyakit gagal
ginjal kronik.
7. Pola kesehatan fungsional
a) Pemeliharaan kesehatan
Personal hygiene kurang, konsumsi toxik, konsumsi makanan tinggi kalsium, purin,
oksalat, fosfat, protein, kebiasaan minum suplemen, kontrol tekanan darah dan gula darah
tidak teratur pada penderita tekanan darah tinggi dan diabetes mellitus.
Dikasus pasien memiliki riwayat minum cola dan bersoda sejak 1 tahun terakhir
b) Pola nutrisi dan metabolic
Perlu dikaji adanya mual, muntah, anoreksia, intake cairan inadekuat, peningkatan berat
badan cepat (edema), penurunan berat badan (malnutrisi), nyeri ulu hati, rasa metalik
tidak sedap pada mulut (pernafasan amonia), penggunanan diuretic, demam karena sepsis
dan dehidrasi.
c) Pola eliminasi
Penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria (gagal tahap lanjut), abdomen kembung, diare
konstipasi, perubahan warna urin.
Dikasus : pasien terpasang kateter dengan jumlah urin 400 ml dalam 24 jam.
d) Pola aktivitas dan latihan
Kelemahan ekstrim, kelemahan, malaise, keterbatsan gerak sendi.
Dikasus : pasien mengeluh lemas hingga tidak bisa beraktivitas.
e) Pola istirahat dan tidur Gangguan tidur
(insomnia/gelisah atau somnolen)
f) Pola persepsi sensori dan kognitif
Rasa panas pada telapak kaki, perubahan tingkah laku, kedutan otot, perubahan tingkat
kesadaran, nyeri panggul, sakit kepala, kram/nyeri kaki (memburuk pada malam hari),
perilaku berhatihati/distraksi, gelisah, penglihatan kabur, kejang, sindrom “kaki gelisah”,
rasa kebas pada telapak kaki, kelemahan khusussnya ekstremitas bawah (neuropati
perifer), gangguan status mental, contoh penurunan lapang perhatian, ketidakmampuan
berkonsentrasi, kehilangan memori, kacau.
g) Persepsi diri dan konsep diri
Perasaan tidak berdaya, tak ada harapan, tak ada kekuatan, menolak, ansietas, takut,
marah, mudah terangsang, perubahan kepribadian, kesulitan menentukan kondisi, contoh
tak mampu bekerja, mempertahankan fungsi peran.
Dikasus : pasien merasa cemas karena baru didiagnosa gagal ginjal dan harus menjalani
hemodialysis secara rutin
h) Pola reproduksi dan seksual
Penurunan libido, amenorea, infertilitas, impotensi dan atropi testikuler.
8. Pengkajian Fisik
a) Keluhan umum : lemas, pasien tampak pucat.
b) Tingkat kesadaran : komposmentis
c) Pengukuran antropometri : beratbadan menurun
BB sebelum sakit : 71 kg BB sesudah hemodialysis : 67 kg
TB : 155 cm
d) Tanda vital : tekanan darah meningkat, suhu meningkat, nadi lemah, disritmia,
pernapasan kusmaul, tidak teratur.
(Dikasus tidak dijelaskan)
e) Kepala
 Mata: konjungtiva anemis
 Rambut: rambut mudah rontok, tipis dan kasar. (Dikasus tidak ada)
 Hidung : pernapasan cuping hidung ((Dikasus tidak ada)
 Mulut : nafas berbau ammonia, mual,muntah
f) Leher : pembesaran vena leher. (Dikasus tidak ada)
g) Dada dan toraks : penggunaan otot bantu pernafasan, pernafasan dangkal dan kusmaul
serta krekels, nafas dangkal, pneumonitis, edema pulmoner, friction rub pericardial.
Dikasus pasien menggerakan otot nafas tambahan dan bentuk dada simestris
h) Abdomen: nyeri area pinggang, asites, bising usus 4x/menit, perkusi abdomen suara
pekak
i) Genital : atropi testikuler, amenore.
j) Ekstremitas : capirally refill time > 3 detik,kuku rapuh dan kusam serta tipis,
kelemahan pada tungkai, rasa panas pada telapak kaki, foot drop, kekuatan otot.
Dikasus edema grade 3 di kedua ekstremitas bawah
k) Kulit : ecimosis, kulit kering, bersisik, warnakulit abu-abu, mengkilat atau
hiperpigmentasi, gatal (pruritas), kuku tipis dan rapuh, memar (purpura), edema.
l) Ginjal :
 Ginjal kiri jarang teraba, meskipun demikian usahakan untuk mempalpasi ginjal
untuk mengetahui ukuran dan sertsasi.
 Ketuk kantungan kiri bawah abdomen antara tulang iga dan spina iliaka. Tangan
kanan dibagian atas. Bila mengkilap dan tegang, indikasi retensi cairan atau
ascites, distensi kandung kemih, pembesaran ginjal. Bila kemerahan, ulserasi,
bengkak, atati adanya cairan indikasi infeksi. Jika terjadi pembesaran ginjal, maka
dapat mengarah ke neoplasma atau patologis renal yang serius. Pemhesaran kedua
ginjal indikasi polisistik ginjal. TendernessIembut pada palpasi ginjal maka
indikasi infeksi. gagal ginjal kronik. Ketidaksimetrisua ginjal indikasi
hidronefrosis.
 Perkusi di sudut kustavertebral (CVA), lakukan perkusi di atas telapak tangan
dengan menggunakan kepalan tangan dominan. Tendermess dan nyeri pada
perkusi merupakan indikusi glomerulonefritis atau glomerulonefrosis.
 Saat di auskultasi Gunakan stetoskop untuk mengauskultasi bagiun atas sudut
kostovertebral dan kuadran atas abdomen, Jika terdenganbanyibruit (bising) pada
aorta abdomen dan arteri renulis, maka indikasi adanya gangguan darah ke ginjal
(stenosis arteri ginjal).
m) Kandung kemih
 Palpasi jika terjadi ditensi urin. Palpusi dilakukan di daerah simplysispubis dan
umbilikus. Jika kandung kemih penuh maka akan ieraba lembut, bulat, tegas,
dan sensitif.
 Perkusi jika volume urin di atas 150 ml. Jika terjadi distensi, maka kandung
kemih dapat diperkusi sampai setinggi umbilikus.
B. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1) Pemeriksaan Laboratorium
a) Urin
 Darah : ureum, kreatinin, elektrolit, serta osmolaritas.
 Urin : ureum, kreatinin, elektrolit, osmolaritas, dan berat jenis.
 Kenaikan sisa metabolisme proteinureum kreatinin dan asam urat.
 Gangguan keseimbangan asam basa : asidosis metabolik.
 Gangguan keseimbangan elektrolit : hiperkalemia, hipernatremia atau
hiponatremia, hipokalsemia dan hiperfosfatemia.
 Volume urine biasanya kurang dari 400 ml/24 jam yang terjadi dalam 24 jam
setelah ginjal rusak.
 Warna urine : kotor, sedimen kecoklatan menunjukan adanya darah, Hb,
Mioglobin, porfirin.
 Berat jenis urine : kurang dari 1,020 menunjukan penyakit ginjal, contoh :
glomerulonefritis, piolonefritis dengan kehilangankemampuan untuk
memekatkan; menetap pada 1,010menunjukan kerusakan ginjal berat.
 PH. Urine : lebih dari 7 ditemukan pada ISK., nekrosis tubular ginjal, dan gagal
ginjal kronik.
 Osmolaritas urine : kurang dari 350 mOsm/kg menunjukan kerusakan ginjal, dan
ratio urine/serum sering 1:1.
 Klierens kreatinin urine : mungkin secara bermakna menurun sebelum BUN dan
kreatinin serum menunjukan peningkatan bermakna.
 Natrium Urine : Biasanya menurun tetapi dapat lebih dari 40 mEq/L bila ginjal
tidak mampu mengabsorbsi natrium.
 Bikarbonat urine : Meningkat bila ada asidosis metabolik.
 SDM urine : mungkin ada karena infeksi, batu, trauma, tumor, atau peningkatan
GF.
 Protein : protenuria derajat tinggi (3-4+) sangat menunjukan kerusakan
glomerulus bila SDM dan warna tambahan juga ada. Proteinuria derajat rendah
(1-2+) dan SDM menunjukan infeksi atau nefritis interstisial. Pada NTA biasanya
ada proteinuria minimal.
 Warna tambahan : Biasanya tanpa penyakit ginjal ataui infeksi. Warna tambahan
selular dengan pigmen kecoklatan dan sejumlah sel epitel tubular ginjal
terdiagnostik pada NTA. Tambahan warna merah diduga nefritis glomular.
b) Darah :
 Hb. : menurun pada adanya anemia.
 Sel Darah Merah : Sering menurun mengikuti peningkatan kerapuhan/penurunan
hidup.
 PH : Asidosis metabolik (kurang dari 7,2) dapat terjadi karena penurunan
kemampuan ginjal untuk mengeksresikan hidrogen dan hasil akhir metabolisme.
 BUN/Kreatinin : biasanya meningkat pada proporsi ratio 10:1
 Osmolaritas serum : lebih beras dari 285 mOsm/kg; sering sama dengan urine.
 Kalium : meningkat sehubungan dengan retensi seiring dengan perpindahan
selular ( asidosis) atau pengeluaran jaringan (hemolisis sel darah merah).
 Natrium : Biasanya meningkat tetapi dengan bervariasi.
 Ph; kalium, dan bikarbonat menurun.
 Klorida, fosfat dan magnesium meningkat.
 Protein : penurunan pada kadar serum dapat menunjukan kehilangan protein
melalui urine, perpindahan cairan, penurunan pemasukan, dan penurunan
sintesis,karena kekurangan asam amino esensial
2) Pemeriksaan Radiologis
a) X-Ray
Foto ginjal, ureter dan kandung kemih (kidney, ureter dan bladder/KUB):
menunjukkan ukuran ginjal, ureter, kandung kemih, dan adanya obstruksi (batu).
b) Intravenous Pyelogram (IVP)
Puasa tengah malam sebelumnya, kaji riwayat alergi iodine/kontras, setelah
dilakukan prosedur harus banyak minum.
C. Pielogram ginjal
mengkaji sirkulasi ginjal dan mengidentifikasi ekstravaskuler, masa
D. CT scan
untuk mendeteksi massa retroperitoneal (seperti penyebararn tumor).
E. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
untuk mendeteksi struktur ginjal, luasnya lesi invasif ginjal
3) USG
menentukan ukuran ginjal dan adanya masa, kista, obstruksi pada saluran perkemuhan
bagian atas. 30
4) Biopsi Ginjal
Pengambilan jaringan untuk pemeriksaan mikroskopis.
5) Sistouretrogram berkemih
menunjukkan ukuran kandung kemih, refluks kedalam ureter dan retensi.
6) Elektrokardiografi (EKG)
mungkin abnormal menunjukkan ketidakseimbangan elektrolit dan asam basa.

sumber

Smeltzer S, Bare B. (2002). Buku Ajar Keperatan Medikal Bedah Brunner dan Suddath.
Jakarta : EGC Smeltzer, S.C. & Bare, B.C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah,
Volume 2, EGC, Jakarta. Syamsiah, N. 2011.

Anda mungkin juga menyukai