Anda di halaman 1dari 23

Teori dan Konsep Penganggaran Sektor Publik

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Raina Azaria Agustini (01031381722144)

Della Resti Sapitri (01031381722156)

Ahmad Ihsan Saputra (01031381722165)

Dendy Andika Virgiawan (01031381722211)

Muhammad Faishal Arimansyah (01031381722218)

Dosen Pembimbing :

 Dr. Inten Meutia, SE, M.Acc.Ak


 Emylia Yuniartie, SE., M.Si., Ak

Mata Kuliah :

Seminar Akuntansi

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi

Universitas Sriwijaya

Palembang

Tahun Ajaran 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah Seminar
Akuntansi yang berjudul “Teori dan Konsep Penganggaran Sektor Publik” ini
tepat pada waktunya. Shalawat serta salam tidak lupa kita haturkan kepada
baginda besar Nabi Muhammad SAW yang membawa manusia dari zaman
kebodohan hingga zaman yang penuh dengan teknologi canggih saat ini.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada mata kuliah Seminar Akuntansi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang “Teori dan Konsep Penganggaran Sektor
Publik” bagi para pembaca dan juga bagi kami selaku penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Emylia selaku dosen mata
kuliah Seminar Akuntansi yang telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesiakan makalah
ini.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan pembuatan makalah berikutnya.

Palembang, 25 Februari 2020

Penulis

ii |
Daftar Isi

iii |
Teori dan Konsep Penganggaran Sektor Publik

1. Pendahuluan

a. Latar Belakang

Apa pun jenis organisasinya, swasta maupun publik, selalu terkait dengan
anggaran. Proses untuk mempersiapkan anggaran disebut dengan penganggaran
[ CITATION Mar09 \l 1057 ] . Sistem penganggaran merupakan instrumen dari
mekanisme birokrasi pada suatu organisasi yang berfungsi sebagai alat untuk
mengalokasikan sumber daya dalam bentuk barang dan jasa yang ada ke dalam
anggota organisasi. Dalam konteks negara sebagai sebuah organisasi, maka sistem
penganggaran merupakan alat untuk mengalokasikan sumber daya dalam bentuk
barang dan jasa yang ada dalam masyarakat. Sesuai dengan perkembangan sistem
administrasi publik dan tuntutan masyarakat dalam konteks sistem sosial dan
politik tertentu, berkembanglah sistem penganggaran negara [ CITATION Ind06 \l
1057 ] atau yang dapat juga disebut dengan penganggaran sektor publik.

Oleh karena anggaran sebagai instrumen mekanisme birokrasi, maka


anggaran merupakan alat akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan
pelaksanaan program-program yang dibiayai dengan uang publik. Selain itu juga,
karena sebagai alat untuk mengalokasikan sumber daya untuk setiap program
maupun aktivitas, maka penganggaran juga merupakan aktivitas yang penting.
Begitu pentingnya aktivitas penganggaran ini pada organisasi sektor publik,
banyak teori penganggaran muncul dari teori-teori dalam administrasi publik.
Peranan teori penganggaran ini sangat penting untuk memahami penganggaran
publik dan dapat memandu organisasi sektor publik menyusun anggaran yang
berkualitas. Namun demikian, (Gibran & Sekwat, 2009) berpendapat bahwa teori
penganggaran yang ada selama ini belum memuaskan dan perlu pendekatan
alternatif dalam mengembangkan teori penganggaran. Pendapat tersebut harus
menunjukkan bahwa teori-teori penganggaran yang ada dianggap belum sempurna
(heuristic) dan masih menghadapi tantangan yang cukup besar untuk

1|Akuntansi Sektor Publik


pengembangan di masa mendatang. Begitu juga dengan penganggaran sektor
publik di Indonesia.

b. Rumusan Masalah

Dari uraian di atas, ada beberapa rumusan masalah yang dapat dijadikan
pembahasan pada makalah ini, yaitu.

1). Apa itu Anggaran Sektor Publik?

2). Apa saja fungsi Anggaran Sektor Publik?

3). Jelaskan tujuan dan karakteristik anggaran sektor publik?

4). Apa saja prinsip yang terdapat pada penganggaran sektor publik?

5). Apa pendekatan penganggaran pada sektor publik?

6). Bagaimana perkembangan teori penganggaran sektor publik?

c. Tujuan Penelitian

d. Manfaat Penelitian

2. Pembahasan

e. Pengertian Anggaran Sektor Publik

Dalam bahasa Inggris anggaran dikenal dengan kata budget, berasal dari

bahasa Perancis “bougette” yang artinya tas kecil. Menurut Halim dan Kusufi

(2014:48), pengertian atau definisi anggaran (budget) adalah sebagai berikut:

“Anggaran merupakan dokumen yang berisi estimasi kinerja, baik berupa


penerimaan dan pengeluaran, yang disajikan dalam ukuran moneter yang
akan dicapai pada periode waktu dan menyertakan data masa lalu sebagai
bentuk pengendalian dan penelitian kinerja.”

Pada sektor publik, anggaran harus diinformasikan kepada publik untuk

dikritik, didiskusikan, dan diberi masukan. Penganggaran sektor publik terkait

dengan proses penetuan jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap program dan aktivitas

2|Akuntansi Sektor Publik


dalam satuan moneter, proses penganggaran organisasi sektor publik dimulai dari

perencanaan strategis dan perencanaan oprasional (Jamiyla, Nz, & Meiria, 2016).

Dalam bentuk yang paling sederhana, anggaran publik merupakan suatu

dokumen yang menggambarkan kondisi keuangan dari suatu organisasi yang

meliputi informasi mengenai pendapatan, belanja, dan aktifitas (Sumenge, 2013).

Anggaran sektor publik merupakan instrumen akuntabilitas atas pengelolaan dana

publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai dengan uang publik

(Pangkey & Pinatik, 2015).

Menurut Jamiyla, Nz, & Meiria (2016), pengertian atau definisi anggaran

sektor publik adalah sebagai berikut:

“Anggaran sektor publik adalah suatu rencana kerja yang dibuat dan
digunakan oleh pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
yang dinyatakan dalam bentuk ukuran financial, yang memuat informasi
mengenai pendapatan, belanja, aktivitas, dan pembiayaan, dalam satuan moneter.”
Sedangkan menurut Mardiasmo (2009:62) seperti yang dikutip Bhakti,

Pituringsih, & Widiastuty (2015) mengemukakan pengertian atau definisi

anggaran sektor publik adalah sebagai berikut:

“Anggaran sektor publik merupakan suatu rencana kegiatan yang


direpresentasikan dalam bentuk rencana perolehan pendapatan dan belanja dalam
satuan moneter.”

Adapun pengertian atau definisi anggaran sektor publik menurut Indra

Bastian (2013:69) adalah sebagai berikut:

“Anggaran sektor publik adalah rencana kegiatan yang direpresentasikan


dalam bentuk rencana perolehan pendapatan dan belanja dalam satuan moneter.”

Dapat disimpulkan bahwa anggaran sektor publik adalah rencana

keuangan yang menyatakan rincian seluruh aspek kegiatan yang akan

dilaksanakan oleh organisasi sektor publik, yang direpresentasikan dalam bentuk

3|Akuntansi Sektor Publik


rencana pendapatan dan pengeluaran yang dinyatakan dalam satuan moneter dan

didanai dengan uang publik.

f. Fungsi Anggaran Sektor Publik

Anggaran dalam akuntansi berada di dalam lingkup akuntansi manajemen.

[ CITATION Mar09 \l 1057 ] mengidentifikasi beberapa fungsi anggaran dalam

manajemen sektor publik adalah sebagai berikut.

a). Anggaran sebagai Alat Perencanaan

[ CITATION Mar09 \l 1057 ] menyatakan bahwa anggaran merupakan alat untuk

mencapai tujuan organisasi sehingga organisasi akan tahu apa yang harus

dilakukan dan ke arah mana kebijakan akan dibuat. Anggaran sebagai alat

perencanaan, digunakan untuk:

1). merumuskan tujuan serta sasaran kebijakan agar sesuai dengan visi dan misi

yang ditetapkan;

2). merencanakan berbagai program dan kegiatan untuk mencapat tujuan

organisasi serta alternatif pembiayaannya;

3). mengalokasikan dana pada berbagai program dan kegiatan yang telah disusun;

dan

4). menentukan indikator kinerja dan tingkat pencapaian strategi.

b). Anggaran sebagai Alat Pengendalian

Anggaran sebagai instrumen pengendalian digunakan untuk menghindari adanya

pengeluaran terlalu besar (overspending), terlalu rendah (underspending), salah

sasaran (missappropriation), atau adanya penggunaan yang tidak semestinya

(missspending). Anggaran merupakan alat untuk mengawasi kondisi keuangan

dan pelaksanaan operasional program atau kegiatan pemerintah. Sebagai alat

4|Akuntansi Sektor Publik


pengendalian manajerial, anggaran sektor publik digunakan untuk meyakinkan

bahwa pemerintah mempunyai uang yang cukup untuk memenuhi kewajibannya.

Pengendalian anggaran sektor publik dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu:

1. membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang dianggarkan;

2. menghitung selisih anggaran (favourable dan unfavourable variances);

3. menemukan penyebab yang dapat dikendalikan (controllable) dan tidak dapat

dikendalikan (uncontrollable) atas suatu varian;

4. merevisi standar biaya atau target anggaran untuk tahun berikutnya.

c). Anggaran sebagai Alat Kebijakan Fiskal

Melalui anggaran organisasi sektor publik dapat menentukan arah atas kebijakan

tertentu. Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal pemerintah, digunakan untuk

menstabilkan ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Melalui anggaran

sktor publik dapat diketahui arah kebijakan fiskal pemerintah, sehingga dapat

dilakukan prediksi dan estimasi ekonomi.

d). Anggaran sebagai Alat Politik

Pada sektor publik, anggaran merupakan dokumen politik sebagai bentuk

komitmen eksekutif dan kesepakatan legislatif atas penggunaan dana publik untuk

kepentingan tertentu. Anggaran tidak sekadar masalah teknis, melainkan

diperlukan keterampilan berpolitik (political skill), membangun koalisi, keahlian

bernegosiasi, dan pemahaman tentang manajemen keuangan sektor publik yang

memadai oleh para manajer publik. Oleh karena itu, kegagalan dalam

melaksanakan anggaran akan dapat menjatuhkan kepemimpinan dan kredibilitas

pemerintah.

d). Anggaran sebagai Alat Koordinasi dan Komunikasi

5|Akuntansi Sektor Publik


Melalui dokumen anggaran yang komprehensif, sebuah bagian atau unit kerja atau

departemen yang merupakan sub-organisasi dapat mengetahui apa yang harus

dilakukan dan apa yang akan dilakukan oleh bagian/unit kerja lainnya. Oleh

karena itu, anggaran dapat digunakan sebagai alat koordinasi dan komunikasi

antara dan seluruh bagian dalam pemerintahan.

e). Anggaran sebagai Alat Penilaian Kinerja

Kinerja eksekutif dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran, efektivitas dan

efisiensi pelaksanaan anggaran. Kinerja manajer publik dinilai berdasarkan berapa

hasil yang dicapai dikaitkan dengan anggaran yang telah ditetapkan. Anggaran

merupakan alat yang efektif untuk pengendalian dan penilaian kinerja.

f). Anggaran sebagai Alat Motivasi

Anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk memotivasi manajer dan stafnya

agar dapat bekerja secara ekonomis, efektif, dan efisien dalam mencapai target

dan tujuan organisasi yang ditetapkan. Agar dapat memotivasi pegawai, anggaran

hendaknya bersifat challenging but attainable atau demanding but achievable.

Maksudnya adalah target anggaran hendaknya jangan terlalu tinggi sehingga tidak

dapat dipenuhi, namun jangan terlalu rendah sehingga terlalu mudah untuk

dicapai.

g). Anggaran sebagai Alat untuk Menciptakan Ruang Publik

Fungsi ini hanya berlaku pada organisasi sektor publik, karena pada organisasi

swasta anggaran merupakan dokumen rahasia yang tertutup untuk publik.

Masyarakat dan elemen masyarakat lainnya nonpemerintah, seperti LSM,

Perguruan Tinggi, Organisasi Keagamaan, dan organisasi masyarakat lainnya,

harus terlibat dalam proses penganggaran publik. Keterlibatan langsung

6|Akuntansi Sektor Publik


masyarakat dalam proses penganggaran dapat dilakukan mulai dari proses

penyusunan perencanaan pembangunan maupun rencana kerja pemerintah

(daerah), sedangkan keterlibatan secara tidak langsung dapat melalui perwakilan

mereka di lembaga legislatif (DPR/DPRD).

g. Tujuan dan Karakteristik Anggaran Sektor Publik

Anggaran bagi sektor publik adalah alat untuk mencapai tujuan dalam rangka

memberikan pelayanan kepada masyarakat/rakyat yang tujuannya adalah untuk

meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat. Penganggaran

sektor publik terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap

program dan aktivitas dalam satuan moneter.

Berdasarkan definisi di atas dan tujuan dari anggaran sektor publik, maka

anggaran sektor publik memiliki karekteristik sebagai berikut.

1. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan.

2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu tertentu, satu atau beberapa

tahun, jangka pendek, menengah atau panjang.

3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen untuk mencapai

sasaran yang ditetapkan.

4. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak berwenang yang lebih

tinggi dari penyusun anggaran.

5. Sekali disusun, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu.

h. Prinsip-prinsip dalam Penganggaran Sektor Publik

Menurut buku Mardiasmo halaman 67-68, ada beberapa prinsip dalam

penganggaran sektor publik, antara lain:

1. Otorisasi oleh legislatif

7|Akuntansi Sektor Publik


Anggaran publik harus mendapatkan otorisasi dari legislatif sebelum

eksekutif dapat menggunakan anggaran tersebut.

2. Komprehensif/menyeluruh

Anggaran harus menunjukkan semua penerimaan dan pengeluaran

pemerintah. Oleh karena itu, adanya dana nonbudgetair pada dasarnya menyalahi

prinsip anggaran yang bersifat komprehensif.

3. Keutuhan anggaran

Semua penerimaan dan pengeluaran pemerintah tercakup dalam dana

umum.

4. Nondiscretionary appropriation

Jumlah yang disetujui oleh dewan legislatif harus termanfaatkan secara

ekonomis, efisiensi, dan efektif

5. Periodik

Anggaran merupakan suatu proses yang periodik, dapat bersifat tahunan

atau multitahunan.

6. Akurat

Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan yang

tersembunyi (hidden reserve) yang dapat menyebabkan terjadinya pemborosan

dan ketidakefisienan anggaran, serta dapat mengakibatkan munculnya

underestimate pendapatan dan overestimate pengeluaran.

7. Jelas

Anggaran hendaknya sederhana, dapat dipahami oleh masyarakat, dan

tidak membingungkan.

8. Transparan

8|Akuntansi Sektor Publik


Anggaran harus diinformasikan kepada masyarakat luas.

i. Pendekatan Penganggaran pada Sektor Publik

Sistem perencanaan anggaran publik berkembang dan berubah sesuai

dengan perkembangan manajemen sektor publik dan tuntutan yang muncul dalam

masyarakat. Pada dasarnya terdapat beberapa jenis pendekatan dalam perencanaan

dan penyusunan anggaran sektor publik. Pendekatan-pendekatan tersebut adalah

sebagai berikut.

Pendekatan Tradisional

Anggaran tradisional merupakan pendekatan yang banyak digunakan di negara

berkembang. Adapun ciri-ciri anggaran dengan pendekatan tradisional yaitu

[ CITATION Mar09 \l 1057 ]:

1. cara penyusunan anggaran berdasarkan anggaran berdasarkan pendekatan

incrementalism;

2. struktur dari susunan anggara yang bersifat line-item;

3. cenderung sentralistis;

4. bersifat spesifikasi;

5. tahunan;

6. menggunakan prinsip-prinsip anggaran bruto.

Pendekatan tradisional terdiri atas tiga proses, adalah sebagai berikut [CITATION

Ded \l 1057 ].

1. Pihak lembaga yang memerlukan anggaran mengajukan permintaan anggaran

kepada kepala eksekutif dan anggaran tersebut diperinci berdasarkan jenis

pengeluaran yang hendak dibuat.

9|Akuntansi Sektor Publik


2. Kepala eksekutif mengumpulkan permintaan anggaran dari berbagai lembaga,

lalu anggaran ini dimodifikasi oleh kepada eksekutif (dikonsolidasikan). Dari

hasil modifikasi tersebut, kepala eksekutif kemudian mengajukan permintaan

secara keseluruhan untuk organisasi tersebut kepada lembaga legislatif dengan

menggunakan perincian yang sama dengan anggaran yang diajukan

sebelumnya oleh lembaga-lembaga dibawahnya.

3. Setelah merevisi jumlah permintaan anggaran, pihak legislatif kemudia

menuliskan jumlah anggaran yang disetujui dengan menggunakan pendekatan

tradisional. Data-data mengenai program atau kinerja mungkin dimasukkan

dalam anggaran yang diperinci dengan menggunakan pendekatan tradisional.

Ciri anggaran tradisional adalah incrementalism dan line-item. Anggaran

tradisional bersifat incrementalism, yaitu jumlah anggaran tahun tertentu dihitung

berdasarkan jumlah tahun sebelumnya dengan tingkat kenaikan tertentu tanpa

melakukan kajian yang mendalam. Pendekatan semacam ini dapat menyebabkan

tidak terpenuhinya kebutuhan riil, dan juga mengakibatkan kesalahan yang terus

berlanjut. Hal ini disebabkan karena tidak diketahuinya anggaran tahun ini telah

sesuai dengan kebutuhan yang wajar.

Masalah utama lain dalam anggaran tradisional adalah tidak diperhatikannya

konsep value for money. Akibatnya, setiap akhir tahun anggaran sering kali terjadi

kelebihan anggaran yang pengalokasiannya kemudian dipaksakan pada aktivitas-

aktivitas yang kurang penting. Aktivitas ini dimaksudkan untuk menghabiskan

sisa anggaran. Apabila hal tersebut tidak dilakukan maka akan berdampak pada

alokasi anggaran tahun berikutnya, sehingga kinerja dinilai berdasarkan habis

10 | A k u n t a n s i S e k t o r P u b l i k
tidaknya anggaran yang diajukan dan pada pertimbangan output yang dihasilkan

dari aktivitas yang dilakukan dibandingkan dengan target kinerja yang

dikehendaki (outcome).

Ciri lain anggaran tradisional adalah struktur anggaran bersifat line-item yang

didasarkan atas dasar sifat (nature) dari penerimaan dan pengeluaran. Jenis

anggaran ini relatif dianggap paling tua dan banyak mengandung kelemahan.

Metode line-item sangat populer karena penggunaannya yang dianggap mudah

untuk dilaksanakannya.

Penyusunan anggaran dengan menggunakan pendekatan tradisional memiliki

beberapa kelebihan, yaitu bentuknya sederhana dan mudah dipersiapkan serta

dimengerti oleh orang yang berkepentingan. Pendekatan ini cocok dengan pola

akuntansi pertanggungjawaban (responsibility accounting), yaitu bahwa

pendekatan ini memfasilitasi pengendalian akuntansi dalam proses pelaksanaan

anggaran dan data-data yang dapat dibandingkan bisa dikumpulkan untuk

beberapa tahun secara berurutan untuk memfasilitasi dilakukannya perbandingan

dengan trend.

Dan ada beberapa kelemahan dalam pendekatan tradisional, yaitu:

1. Tidak adanya informasi yang memadai bagi pembuat keputusan.

2. Terlalu berorientasi pada pengendalian dan kurang memperhatikan proses

perencanaan dan evaluasi.

3. Pendekatan incremental menyebabkan sejumlah besar pengeluaran tidak


pernah diteliti secara menyeluruh efektivitasnya.

11 | A k u n t a n s i S e k t o r P u b l i k
4. Sekat antar departemen yang kaku membuat tujuan nasional secara
keseluruhan sulit dicapai dan berpeluang menimbulkan konflik,
overlapping, kesenjangan, & persaingan antar departemen.
5. Proses anggaran terpisah untuk pengeluaran rutin dan pengeluaran
modal/investasi.
6. Anggaran tradisional bersifat tahunan. Anggaran tersebut tidak terlalu
pendek, terutama untuk proyek modal & mendorong praktik yang tidak
sehat (KKN).
7. Sentralisasi penyiapan anggaran, ditambah dengan informasi yang tidak
memadai menambah lemahnya perencanaan anggaran sehingga muncul
budget padding atau budgetary slack.
8. Proses anggaran terpisah untuk pengeluaran rutin dan pengeluaran
modal/investasi.
9. Anggaran tradisional bersifat tahunan. Anggaran tersebut tidak terlalu
pendek, terutama untuk proyek modal & mendorong praktik yang tidak
sehat (KKN).
10. Sentralisasi penyiapan anggaran, ditambah dengan informasi yang tidak
memadai menambah lemahnya perencanaan anggaran sehingga muncul
budget padding atau budgetary slack.

Pendekatan New Public Management

[ CITATION Mar09 \l 1057 ] menyatakan bahwa model new public management


mulai dikenal tahun 1980-an dan kembali populer tahun 1990-an yang mengalami
beberapa bentuk konsep, misalnya munculnya konsep “managerialism” (Pollit,
1993); “market-based public administration” (Lan, Zhiyong, dan Rosenbloom,
1992); “post-bureaucratic paradigm” (Barzelay, 1992); dan “entrepreneurial
government” (Osborne dan Gebler, 1992).

New public management berfokus pada manajemen sektor publik yang


berorientasi pada kinerja bukan pada kebijakan. Oleh karena itu, bagian dari
reformasi dari new public management adalah dengan kemunculannya
Manajemen Berbasis Kinerja. Fokus manajemen berbasis kinerja adalah
pengukuran kinerja organisasi sektor publik yang berorientasi pada pengukuran

12 | A k u n t a n s i S e k t o r P u b l i k
outcome (hasil), bukan lagi sekedar pengukuran input atau output saja [ CITATION
Mah07 \l 1057 ]. Penggunaan paradigma new public management menuntut
pemerintah untuk memberikan pelayanan yang efektif dan efisien kepada
masyarakat, pemangkasan biaya (cost cutting) dan kompetisi tender. Pendekatan
new public management digunakan untuk mengatasi kelemahan anggaran
tradisional. Pendekatan new publik management dalam sistem anggaran publik
memiliki karakteristik umum sebagai berikut.

1. Komprehensif/komparatif.
2. Terintegrasi dan lintas departemen.
3. Proses pengambilan keputusan yang rasional.
4. Bersifat jangka panjang.
5. Spesifikasi tujuan dan pemeringkatan prioritas
6. Analisis total cost dan benefit (termasuk opportunity cost).
7. Berorientasi pada input, output, dan outcome, bukan sekadar input.
8. Adanya pengawasan kinerja.

Paradigma new public management telah melahirkan beberapa teknik


penganggaran dalam sektor publik, adalah sebagai berikut.

1. Anggaran Kinerja
Anggaran dengan pendekatan kinerja disusun untuk mengatas berbagai
kelemahan yang terdapat dalam anggaran tradisional, khususnya kelemahan
yang disebabkan oleh tidak adanya tolak ukur yang dapat digunakan untuk
mengukur kinerja dalam pencapaian tujuan dan sasaran pelayanan publik.
Anggaran dengan pendekatan kinerja sangat menekankan pada konsep value
for money dan pengawasan atas kinerja output. Pendekatan ini juga
mengutamakan mekanisme penentuan dan pembuatan prioritas tujuan serta
pendekatan yang sistematis dan rasional dalam proses pengambilan keputusan.
[ CITATION Ded \l 1057 ] menyebutkan bahwa anggaran kinerja memiliki
beberapa karakteristik sebagai berikut.
a. Mengklasifikasikan akun-akun dalam anggaran berdasarkan fungsi dan
aktivitas serta unit organisasi dan rincian belanja.

13 | A k u n t a n s i S e k t o r P u b l i k
b. Menyelidiki dan mengukur aktivitas guna mendapatkan efisiensi
maksimum dan standar biaya.
c. Mendasarkan anggaran untuk periode yang akan datang pada biaya per
unit standar dikalikan dengan jumlah unit aktivitas yang diperkirakan
harus dilakukan pada periode tersebut.

Penggunaan anggaran dengan pendekatan kinerja memiliki beberapa


keunggulan, antara lain adanya pendelegasian wewenang dalam pengambilan
keputusan, merangsang partisipasi dan memotivasi unit kerja, pengalokasian
dana secara optimal dengan didasarkan efisiensi unit kerja, dan menghindari
pemborosan.

Namun, anggaran kinerja juga memiliki beberapa kelemahan, adalah sebagai


berikut [ CITATION Ded \l 1057 ].

1. Hanya sedikit dari pemerintah pusat dan daerah yang memiliki staf
anggaran atau akuntansi yang memiliki kemampuan memadai untuk
mengidentifikasi unit pengukuran dan melaksanakan analisis biaya.
2. Banyak jasa dana aktivitas pemerintah tidak dapat langsung terukur dalam
stuan unit output atau biaya per unit yang dapat dimengerti dengan mudah.
3. Akun-akun dalam pemerintahan telah secara khusus dibuat dengan dasar
anggaran yang dikeluarkan (cash basis). Hal ini membuat pengumpulan
data untuk keperluan pengukuran kinerja sangat sulit, bahkan kadang
kalah tidak memungkinkan.
4. Kadang kala, aktivitas langsung diukur biayanya secara detail dan
dilakukannya pengukuran lainnya tanpa adanya pertimbangan yang
memadai apakah aktivitas tersebut perlu atau tidak.
2. Program Budgeting
Pendekatan ini menekankan pada efektivitas penyusunan anggaran. Anggaran
disusun berdasarkan pekerjaan atau tugas yang akan dijalankan. Metode
penganggaran ini menekankan bahwa keputusan penganggaran harus
didasarkan pada tujuann-tujuan atau output-output dari aktivitas pemerintahan
daripada input untuk menghasilkan barang dan jasa pemerintah. Teknologi

14 | A k u n t a n s i S e k t o r P u b l i k
penganggaran ini tergantung pada metodologi-metodologi dari program
peramalan dan analisis sitem.
3. Zero Based Budgeting
Penyusunan anggaran dengan menggunakan pendekatan zero based budgeting
(ZBB) dapat mengatasi kelemahan pendekatan incrementalism dan line-item
karena anggaran diasumsukan mulai dari nol. Dalam penyusunan zero based
budgeting tahun ini, tidak berdasarkan pada tahun lalu, tapi berdasarkan
kebutuhan saat ini.
Keunggulan penggunaan ZBB ini adalah dapat menghasilkan alokasi sumber
daya secara efisien, fokus pada value for money, dan memudahkan untuk
mengidentifikasi terjadinya inefisiensi dan ketidakefektifan biaya. Namun,
seperti pendekatan yang lainnya, ZBB juga memiliki beberapa kelemahan,
yaitu proses penyusunan anggaran memakan waktu yang lama, terlalu teoretis
dan tidak praktis, membutuhkan biaya yang besar dan menekankan manfaat
jangka pendek. Dalam mengimplementasikan ZBB kadang menimbulkan
masalah keperilakuan di dalam organisasi.
4. Planning, Programmingm and Budgeting System (PPBS)
PPBS merupakan suatu anggaran di mana pengeluaran secara primer
dikelompokkan dalam aktivitas-aktivitas yang didasarkan pada program kerja
dan secara sekunder didasarkan pada jenis atau karakter objek dan kinerja.
Konsep PPBS merupakan konsep yang memandang bahwa penyusunan
anggaran merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari proses
perencanaan dan perumusan program kegiatan suatu organisasi.
Pada PPBS, sasaran, manfaat, dan tujuan harus diterjemahkan secara eksplisit
sehingga program strategis yang berorientasi pada hasil dapat diidentifikasi,
sehingga akan menghasilkan informasi yang membantu dalam pengalokasian
sumber daya secara efektif. Untuk pengimplementasian PPBS, suatu
organisasi harus mengembangkan kemampuan analisisnya untuk memahami
secara mendalam tujuan organisasi, termasuk kemampuan mengembangkan
program serta indikator hasil untuk mencapai tujuan.
Kelebihan dari PPBS adalah memudahkan dalam pendelegasian tanggung
jawab dari atasan kepada bawahan, dalam jangka panjang dapat mengurangi

15 | A k u n t a n s i S e k t o r P u b l i k
beban kerja, dapat memperbaiki kualitas pelayanan melalui pendekatan
standar biaya daklam perencanaan program, dan menghilangkan program yang
overlapping.
Kelemahan PBSS adalah, dalam pengimplementasiannya membutuhkan biaya
besar, karena sistem anggaran ini membutuhkan sistem informasi yang
canggih, ketersediaan data yang lengkap, adanya sistem pengukuran dan staf
yang memiliki kapabilitas yang tinggi, sehingga ini mengakibatkan sulitnya
sistem ini untuk diimplementasikan.

j. Perkembangan Teori Penganggaran Sektor Publik

Perkembangan teori penganggaran sektor publik baru-baru ini dijelaskan secara


detail oleh Gibran dan Sekwat (2009) dalam paper-nya yang berjudul
“Continuing the Search for a Theory of Public Budgeting”. Pada mulanya
dijelaskan tentang sejarah pemikiran teori penganggaran publik beserta kelemahan
mendasarnya, dan kemudian diakhiri dengan menjelaskan sejumlah alasan dan
argumentasi untuk menawarkan pengembangan teori penganggaran yang lebih
heuristics yang menggabungkan aspek arsional dan non-rasional dengan
mengambil dari teori sistem terbuka (open system theory).

Gibran dan Sekwat menyatakan bahwa perkembangan teori penganggaran


selama ini hanyalah proses mekanikal yang hanya untuk mengalokasikan
sejumlah uang, tanpa memperhatikan pertanyaan normatif dan nilai-nilai sosial
politik yang melingkupinya, dan hal ini sebenarnya sudah didasari sejak tujuh
puluh tahun yang lalu oleh V.O. Key (1940). Oleh karena itu, perlu dikaji ulang
teori penganggaran yang ada saat ini sehingga dirasa perlu arah alternatif baru
dalam pengembangan teori penganggaran yang akan memberikan potensi besar
terbentuknya teori penganggaran yang lebih heuristics.

Untuk mengerahkan kembali pengembangan teori penganggaran, perlu


untuk memahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan sebuah teori adalah
sebuah pernyataan tentang hubungan-hubungan dalam dunia nyata yang dibuat
dalam kerangka kepercayaan/keyakinan tentang bagaimana dunia ini bekerja.

16 | A k u n t a n s i S e k t o r P u b l i k
17 | A k u n t a n s i S e k t o r P u b l i k
18 | A k u n t a n s i S e k t o r P u b l i k
3. Penutup

a.

19 | A k u n t a n s i S e k t o r P u b l i k
Bibliography
Bastian, I. (2006). Akuntansi Sektor Publik. Jakarta : Salemba Empat.

Mahmudi. (2007). Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Mardiasmo. (2009). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Nordiawan, D. (2006). Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat.

Bastian, I. (2013). Sistem Akuntansi Sektor Publik (3rd ed.). Jakarta: Salemba Empat.

Bhakti, D. C., Pituringsih, E., & Widiastuty, E. (2015). Pengaruh Partisipasi Penyusunan
Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran, dan Profesionalisme Sumber Daya
Manusia Terhadap Kinerja Manajerial. Assets, 5(1), 29–43.

Gibran, J. M., & Sekwat, A. (2009). Continuing the search for a theory of public
budgeting. Journal of Public Budgeting, Accounting & Financial Management,
21(4), 617–644. https://doi.org/10.1108/jpbafm-21-04-2009-b005

Halim, A., & Kusufi, M. S. (2014). Teori, Konsep, Dan Aplikasi : AKUNTANSI SEKTOR
PUBLIK (2nd ed.). Jakarta: Salemba Empat.

Jamiyla, Nz, B. I. P., & Meiria, E. (2016). Analisa Tingkat Efisiensi Penggunaan
Keuangan Ditinjau Dari Rasio Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Pada
Kantor Camat Kalidoni - Palembang Tahun 2012-2014, 7(01), 43–48.

Pangkey, I., & Pinatik, S. (2015). Analisis Efektifitas dan Efisiensi Anggaran Belanja
pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal EMBA,
3(4), 33–43.

Sumenge, A. S. (2013). Analisis Efektifitas dan Efisiensi Pelaksanaan Anggaran Belanja


Badan Perenanaan Pembangunan Daerah (BAPEDA) Minahasa Selatan. Journal of
Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

20 | A k u n t a n s i S e k t o r P u b l i k

Anda mungkin juga menyukai