Disusun Oleh :
Kelompok 1
Dosen Pembimbing :
Mata Kuliah :
Seminar Akuntansi
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Universitas Sriwijaya
Palembang
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah Seminar
Akuntansi yang berjudul “Teori dan Konsep Penganggaran Sektor Publik” ini
tepat pada waktunya. Shalawat serta salam tidak lupa kita haturkan kepada
baginda besar Nabi Muhammad SAW yang membawa manusia dari zaman
kebodohan hingga zaman yang penuh dengan teknologi canggih saat ini.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada mata kuliah Seminar Akuntansi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang “Teori dan Konsep Penganggaran Sektor
Publik” bagi para pembaca dan juga bagi kami selaku penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Emylia selaku dosen mata
kuliah Seminar Akuntansi yang telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesiakan makalah
ini.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan pembuatan makalah berikutnya.
Penulis
ii |
Daftar Isi
iii |
Teori dan Konsep Penganggaran Sektor Publik
1. Pendahuluan
a. Latar Belakang
Apa pun jenis organisasinya, swasta maupun publik, selalu terkait dengan
anggaran. Proses untuk mempersiapkan anggaran disebut dengan penganggaran
[ CITATION Mar09 \l 1057 ] . Sistem penganggaran merupakan instrumen dari
mekanisme birokrasi pada suatu organisasi yang berfungsi sebagai alat untuk
mengalokasikan sumber daya dalam bentuk barang dan jasa yang ada ke dalam
anggota organisasi. Dalam konteks negara sebagai sebuah organisasi, maka sistem
penganggaran merupakan alat untuk mengalokasikan sumber daya dalam bentuk
barang dan jasa yang ada dalam masyarakat. Sesuai dengan perkembangan sistem
administrasi publik dan tuntutan masyarakat dalam konteks sistem sosial dan
politik tertentu, berkembanglah sistem penganggaran negara [ CITATION Ind06 \l
1057 ] atau yang dapat juga disebut dengan penganggaran sektor publik.
b. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas, ada beberapa rumusan masalah yang dapat dijadikan
pembahasan pada makalah ini, yaitu.
4). Apa saja prinsip yang terdapat pada penganggaran sektor publik?
c. Tujuan Penelitian
d. Manfaat Penelitian
2. Pembahasan
Dalam bahasa Inggris anggaran dikenal dengan kata budget, berasal dari
bahasa Perancis “bougette” yang artinya tas kecil. Menurut Halim dan Kusufi
dengan proses penetuan jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap program dan aktivitas
perencanaan strategis dan perencanaan oprasional (Jamiyla, Nz, & Meiria, 2016).
Menurut Jamiyla, Nz, & Meiria (2016), pengertian atau definisi anggaran
“Anggaran sektor publik adalah suatu rencana kerja yang dibuat dan
digunakan oleh pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
yang dinyatakan dalam bentuk ukuran financial, yang memuat informasi
mengenai pendapatan, belanja, aktivitas, dan pembiayaan, dalam satuan moneter.”
Sedangkan menurut Mardiasmo (2009:62) seperti yang dikutip Bhakti,
mencapai tujuan organisasi sehingga organisasi akan tahu apa yang harus
dilakukan dan ke arah mana kebijakan akan dibuat. Anggaran sebagai alat
1). merumuskan tujuan serta sasaran kebijakan agar sesuai dengan visi dan misi
yang ditetapkan;
3). mengalokasikan dana pada berbagai program dan kegiatan yang telah disusun;
dan
Pengendalian anggaran sektor publik dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu:
Melalui anggaran organisasi sektor publik dapat menentukan arah atas kebijakan
sktor publik dapat diketahui arah kebijakan fiskal pemerintah, sehingga dapat
komitmen eksekutif dan kesepakatan legislatif atas penggunaan dana publik untuk
memadai oleh para manajer publik. Oleh karena itu, kegagalan dalam
pemerintah.
dilakukan dan apa yang akan dilakukan oleh bagian/unit kerja lainnya. Oleh
karena itu, anggaran dapat digunakan sebagai alat koordinasi dan komunikasi
hasil yang dicapai dikaitkan dengan anggaran yang telah ditetapkan. Anggaran
Anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk memotivasi manajer dan stafnya
agar dapat bekerja secara ekonomis, efektif, dan efisien dalam mencapai target
dan tujuan organisasi yang ditetapkan. Agar dapat memotivasi pegawai, anggaran
Maksudnya adalah target anggaran hendaknya jangan terlalu tinggi sehingga tidak
dapat dipenuhi, namun jangan terlalu rendah sehingga terlalu mudah untuk
dicapai.
Fungsi ini hanya berlaku pada organisasi sektor publik, karena pada organisasi
Anggaran bagi sektor publik adalah alat untuk mencapai tujuan dalam rangka
sektor publik terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap
Berdasarkan definisi di atas dan tujuan dari anggaran sektor publik, maka
4. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak berwenang yang lebih
2. Komprehensif/menyeluruh
pemerintah. Oleh karena itu, adanya dana nonbudgetair pada dasarnya menyalahi
3. Keutuhan anggaran
umum.
4. Nondiscretionary appropriation
5. Periodik
atau multitahunan.
6. Akurat
7. Jelas
tidak membingungkan.
8. Transparan
dengan perkembangan manajemen sektor publik dan tuntutan yang muncul dalam
sebagai berikut.
Pendekatan Tradisional
incrementalism;
3. cenderung sentralistis;
4. bersifat spesifikasi;
5. tahunan;
Pendekatan tradisional terdiri atas tiga proses, adalah sebagai berikut [CITATION
Ded \l 1057 ].
tidak terpenuhinya kebutuhan riil, dan juga mengakibatkan kesalahan yang terus
berlanjut. Hal ini disebabkan karena tidak diketahuinya anggaran tahun ini telah
konsep value for money. Akibatnya, setiap akhir tahun anggaran sering kali terjadi
sisa anggaran. Apabila hal tersebut tidak dilakukan maka akan berdampak pada
10 | A k u n t a n s i S e k t o r P u b l i k
tidaknya anggaran yang diajukan dan pada pertimbangan output yang dihasilkan
dikehendaki (outcome).
Ciri lain anggaran tradisional adalah struktur anggaran bersifat line-item yang
didasarkan atas dasar sifat (nature) dari penerimaan dan pengeluaran. Jenis
anggaran ini relatif dianggap paling tua dan banyak mengandung kelemahan.
untuk dilaksanakannya.
dimengerti oleh orang yang berkepentingan. Pendekatan ini cocok dengan pola
dengan trend.
11 | A k u n t a n s i S e k t o r P u b l i k
4. Sekat antar departemen yang kaku membuat tujuan nasional secara
keseluruhan sulit dicapai dan berpeluang menimbulkan konflik,
overlapping, kesenjangan, & persaingan antar departemen.
5. Proses anggaran terpisah untuk pengeluaran rutin dan pengeluaran
modal/investasi.
6. Anggaran tradisional bersifat tahunan. Anggaran tersebut tidak terlalu
pendek, terutama untuk proyek modal & mendorong praktik yang tidak
sehat (KKN).
7. Sentralisasi penyiapan anggaran, ditambah dengan informasi yang tidak
memadai menambah lemahnya perencanaan anggaran sehingga muncul
budget padding atau budgetary slack.
8. Proses anggaran terpisah untuk pengeluaran rutin dan pengeluaran
modal/investasi.
9. Anggaran tradisional bersifat tahunan. Anggaran tersebut tidak terlalu
pendek, terutama untuk proyek modal & mendorong praktik yang tidak
sehat (KKN).
10. Sentralisasi penyiapan anggaran, ditambah dengan informasi yang tidak
memadai menambah lemahnya perencanaan anggaran sehingga muncul
budget padding atau budgetary slack.
12 | A k u n t a n s i S e k t o r P u b l i k
outcome (hasil), bukan lagi sekedar pengukuran input atau output saja [ CITATION
Mah07 \l 1057 ]. Penggunaan paradigma new public management menuntut
pemerintah untuk memberikan pelayanan yang efektif dan efisien kepada
masyarakat, pemangkasan biaya (cost cutting) dan kompetisi tender. Pendekatan
new public management digunakan untuk mengatasi kelemahan anggaran
tradisional. Pendekatan new publik management dalam sistem anggaran publik
memiliki karakteristik umum sebagai berikut.
1. Komprehensif/komparatif.
2. Terintegrasi dan lintas departemen.
3. Proses pengambilan keputusan yang rasional.
4. Bersifat jangka panjang.
5. Spesifikasi tujuan dan pemeringkatan prioritas
6. Analisis total cost dan benefit (termasuk opportunity cost).
7. Berorientasi pada input, output, dan outcome, bukan sekadar input.
8. Adanya pengawasan kinerja.
1. Anggaran Kinerja
Anggaran dengan pendekatan kinerja disusun untuk mengatas berbagai
kelemahan yang terdapat dalam anggaran tradisional, khususnya kelemahan
yang disebabkan oleh tidak adanya tolak ukur yang dapat digunakan untuk
mengukur kinerja dalam pencapaian tujuan dan sasaran pelayanan publik.
Anggaran dengan pendekatan kinerja sangat menekankan pada konsep value
for money dan pengawasan atas kinerja output. Pendekatan ini juga
mengutamakan mekanisme penentuan dan pembuatan prioritas tujuan serta
pendekatan yang sistematis dan rasional dalam proses pengambilan keputusan.
[ CITATION Ded \l 1057 ] menyebutkan bahwa anggaran kinerja memiliki
beberapa karakteristik sebagai berikut.
a. Mengklasifikasikan akun-akun dalam anggaran berdasarkan fungsi dan
aktivitas serta unit organisasi dan rincian belanja.
13 | A k u n t a n s i S e k t o r P u b l i k
b. Menyelidiki dan mengukur aktivitas guna mendapatkan efisiensi
maksimum dan standar biaya.
c. Mendasarkan anggaran untuk periode yang akan datang pada biaya per
unit standar dikalikan dengan jumlah unit aktivitas yang diperkirakan
harus dilakukan pada periode tersebut.
1. Hanya sedikit dari pemerintah pusat dan daerah yang memiliki staf
anggaran atau akuntansi yang memiliki kemampuan memadai untuk
mengidentifikasi unit pengukuran dan melaksanakan analisis biaya.
2. Banyak jasa dana aktivitas pemerintah tidak dapat langsung terukur dalam
stuan unit output atau biaya per unit yang dapat dimengerti dengan mudah.
3. Akun-akun dalam pemerintahan telah secara khusus dibuat dengan dasar
anggaran yang dikeluarkan (cash basis). Hal ini membuat pengumpulan
data untuk keperluan pengukuran kinerja sangat sulit, bahkan kadang
kalah tidak memungkinkan.
4. Kadang kala, aktivitas langsung diukur biayanya secara detail dan
dilakukannya pengukuran lainnya tanpa adanya pertimbangan yang
memadai apakah aktivitas tersebut perlu atau tidak.
2. Program Budgeting
Pendekatan ini menekankan pada efektivitas penyusunan anggaran. Anggaran
disusun berdasarkan pekerjaan atau tugas yang akan dijalankan. Metode
penganggaran ini menekankan bahwa keputusan penganggaran harus
didasarkan pada tujuann-tujuan atau output-output dari aktivitas pemerintahan
daripada input untuk menghasilkan barang dan jasa pemerintah. Teknologi
14 | A k u n t a n s i S e k t o r P u b l i k
penganggaran ini tergantung pada metodologi-metodologi dari program
peramalan dan analisis sitem.
3. Zero Based Budgeting
Penyusunan anggaran dengan menggunakan pendekatan zero based budgeting
(ZBB) dapat mengatasi kelemahan pendekatan incrementalism dan line-item
karena anggaran diasumsukan mulai dari nol. Dalam penyusunan zero based
budgeting tahun ini, tidak berdasarkan pada tahun lalu, tapi berdasarkan
kebutuhan saat ini.
Keunggulan penggunaan ZBB ini adalah dapat menghasilkan alokasi sumber
daya secara efisien, fokus pada value for money, dan memudahkan untuk
mengidentifikasi terjadinya inefisiensi dan ketidakefektifan biaya. Namun,
seperti pendekatan yang lainnya, ZBB juga memiliki beberapa kelemahan,
yaitu proses penyusunan anggaran memakan waktu yang lama, terlalu teoretis
dan tidak praktis, membutuhkan biaya yang besar dan menekankan manfaat
jangka pendek. Dalam mengimplementasikan ZBB kadang menimbulkan
masalah keperilakuan di dalam organisasi.
4. Planning, Programmingm and Budgeting System (PPBS)
PPBS merupakan suatu anggaran di mana pengeluaran secara primer
dikelompokkan dalam aktivitas-aktivitas yang didasarkan pada program kerja
dan secara sekunder didasarkan pada jenis atau karakter objek dan kinerja.
Konsep PPBS merupakan konsep yang memandang bahwa penyusunan
anggaran merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari proses
perencanaan dan perumusan program kegiatan suatu organisasi.
Pada PPBS, sasaran, manfaat, dan tujuan harus diterjemahkan secara eksplisit
sehingga program strategis yang berorientasi pada hasil dapat diidentifikasi,
sehingga akan menghasilkan informasi yang membantu dalam pengalokasian
sumber daya secara efektif. Untuk pengimplementasian PPBS, suatu
organisasi harus mengembangkan kemampuan analisisnya untuk memahami
secara mendalam tujuan organisasi, termasuk kemampuan mengembangkan
program serta indikator hasil untuk mencapai tujuan.
Kelebihan dari PPBS adalah memudahkan dalam pendelegasian tanggung
jawab dari atasan kepada bawahan, dalam jangka panjang dapat mengurangi
15 | A k u n t a n s i S e k t o r P u b l i k
beban kerja, dapat memperbaiki kualitas pelayanan melalui pendekatan
standar biaya daklam perencanaan program, dan menghilangkan program yang
overlapping.
Kelemahan PBSS adalah, dalam pengimplementasiannya membutuhkan biaya
besar, karena sistem anggaran ini membutuhkan sistem informasi yang
canggih, ketersediaan data yang lengkap, adanya sistem pengukuran dan staf
yang memiliki kapabilitas yang tinggi, sehingga ini mengakibatkan sulitnya
sistem ini untuk diimplementasikan.
16 | A k u n t a n s i S e k t o r P u b l i k
17 | A k u n t a n s i S e k t o r P u b l i k
18 | A k u n t a n s i S e k t o r P u b l i k
3. Penutup
a.
19 | A k u n t a n s i S e k t o r P u b l i k
Bibliography
Bastian, I. (2006). Akuntansi Sektor Publik. Jakarta : Salemba Empat.
Mahmudi. (2007). Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Bastian, I. (2013). Sistem Akuntansi Sektor Publik (3rd ed.). Jakarta: Salemba Empat.
Bhakti, D. C., Pituringsih, E., & Widiastuty, E. (2015). Pengaruh Partisipasi Penyusunan
Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran, dan Profesionalisme Sumber Daya
Manusia Terhadap Kinerja Manajerial. Assets, 5(1), 29–43.
Gibran, J. M., & Sekwat, A. (2009). Continuing the search for a theory of public
budgeting. Journal of Public Budgeting, Accounting & Financial Management,
21(4), 617–644. https://doi.org/10.1108/jpbafm-21-04-2009-b005
Halim, A., & Kusufi, M. S. (2014). Teori, Konsep, Dan Aplikasi : AKUNTANSI SEKTOR
PUBLIK (2nd ed.). Jakarta: Salemba Empat.
Jamiyla, Nz, B. I. P., & Meiria, E. (2016). Analisa Tingkat Efisiensi Penggunaan
Keuangan Ditinjau Dari Rasio Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Pada
Kantor Camat Kalidoni - Palembang Tahun 2012-2014, 7(01), 43–48.
Pangkey, I., & Pinatik, S. (2015). Analisis Efektifitas dan Efisiensi Anggaran Belanja
pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal EMBA,
3(4), 33–43.
20 | A k u n t a n s i S e k t o r P u b l i k