Anda di halaman 1dari 8

Kejang Pada Otot Betis

Fransiskus Rendy

Mahasiswa fakultas kedokteran 2010


Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta

Pendahuluan

Bentuk tubuh kita sangat dipengaruhi oleh tulang-tulang yang tersusun rapi. Selama manusia masih
hidup, semua anggota tubuh diatur oleh saraf dan digerakkan oleh otot. Otot atau daging dalam bahasa
keseharian kita adalah jaringan yang terdapat dalam tubuh kita dengan kontraksi sebagai tugas utamanya.
Otot yang menempel pada tulang bernama otot lurik atau otot rangka. Salah satu kelainan pada otot
adalah kejang otot.

Otot

Otot merupakan kelompok jaringan terbesar dalam tubuh, dan membentuk sekitar separuh berat tubuh.
Otot terdiri dari 3 jenis : otot rangka, otot polos, dan otot jantung. Sekitar 40% dari berat tubuh pada pria
dan 32% pada wanita terdiri dari otot rangka, sementara sekitar 10% dari berat tubuh lainnya berupa otot
polos dan otot jantung. Otot Tugas utama dari otot adalah berkontraksi. Walaupun secara struktural dan
fungsional berbeda, ketiga jenis otot dapat diklasifikasikan dalam beberapa cara sesuai dengan
karakteristik umum mereka. Pertama, otot digolongkan sebagai seran lintang (otot rangka dan jantung)
dan polos (otot polos), bergantung pada apakah dapat ditemukan pita atau garis gelap terang berganti-
ganti saat otot dilihat di bawah mikroskop cahaya. Kedua, otot digolongkan sebagai voulnter (otot
rangka) dan involunter (otot jantung dan otot polos), bergantung pada apakah dipersarafi oleh sistem saraf
somatic dan berada di bawah pengaruh kesadaran atau oleh sistem saraf otonom dan tidak berada di
bawah control kesadaran.1,2,4 Tiga perbedaan tipe otot-otot tersebut adalah:

1. Otot rangka:
- Melekat pada tulang.
- Memberi bentuk postur dan menggerakkan tubuh.
- Berkontraksi di bawah kesadaran
2. Otot jantung:
- Kontraksi hanya pada jantung.
- Berkontraksi di luar kesadaran.
3. Otot polos:
- Berada pada pembuluh darah dan organ-organ berongga.
- Mengatur pembuluh darah.
- Bekerja di luar kesadaran.

NIM : 102010178 / D3
nc3kzzz.skellington@hotmail.com
Gambar 1. Tipe-tipe Otot.3

Otot Rangka

Sistem muskular (otot) terdiri dari sejumlah besar otot yang bertanggungjawab atas gerakan tubuh. Otot-
otot volunter yang melekat pada tulang, tulang rawan, ligamen, kulit, atau otot lain melalui fibrosa yang
disebut tendon dan aponeuris. Fungsi utama dari otot ini adalah menggerakkan tulang. Bentuknya
bermacam-macam, ada yang pipih, ada yang seperti silinder, ada yang bersirip tunggal, dan ada juga yang
bersirip banyak. Dalam menjalankan fungsinya menggerakkan tulang, ada bagian yang melekat pada
tulang yang diam (origo) dan ujung lain melekat pada tulang yang bergerak (insersio). Serabut-serabut
otot volunter, bersama selubung sarkolema, masing-masing tergabung dalam kumparan oleh endomisium
dan dibungkus oleh perimisium. Kelompok serabut tersebut (fasikulus) digabungkan oleh selubung yang
lebih padat, yang disebut epimisium dan gabungan fasikulus ini membentuk otot volunter badan
individu. Otot rangka berwarna merah karena mengandung myoglobin. Baik diperhatikan lebih teliti, ada
otot rangka yang lebih merah, yang baik untuk gerakan cepat dan kuat (seperti berlari). Ada otot rangka
yang berwarna lebih muda yang dipersiapkan untuk lebih mampu menahan beban. Semua otot memiliki
suplai darah yang baik dari arteri-arteri di dekatnya. Arteriol pada perimisium memberi cabang kapiler
yang berjalan dalam endomisium dan melintasi serabut-serabut. Pembuluh darah dan saraf memasuki otot
bersama-sama di daerah hilum.4,5,7

Sebuah sel otot rangka, yang dikenal sebagai serat otot, berukuran relatif besar, memanjang, dan
berbentuk seperti silinder dengan garis tengah berukuran dari 10 sampai 100 mikrometer (1µ =
sepersejuta meter) dan panjang sampai 750.000 µ, atau 2,5 kaki. Sebuah otot rangka terdiri dari sejumlah
serat otot yang terletak sejajar satu sama lain dan disatukan oleh jaringan ikat. Serat-serat tersebut
menjulur di seluruh panjang otot. Selama perkembangan masa mudigah, serat-serat otot rangka yang
besar dibentuk melalui fusi banyak sel kecil; dengan demikian, salah satu ciri menonjol adalah adanya
banyak nukleus di sebuah sel otot. Gambaran lain adalah banyaknya mitokondria, organel penghasil
energi, seperti yang dapat diduga karena tingginya kebutuhan energi suatu jaringan seaktif otot rangka.
Ciri struktural yang paling menonjol pada serat otot rangka adalah ada banyak myofibril. Unsure-unsur
kontraktil khusus ini, yang membentuk 80% dari volume serat otot, adalah unsure intrasel berbentuk
silindris dengan garis tengah 1µm yang terentang ke seluruh panjang serat otot. Setiap myofibril terdiri
dari susunan teratur unsur-unsur sitoskeleton yang sangat terorganisir filament tebal dan tipis. Filamen
tebal, yang bergaris tengah 12 sampai 18 nm dan panjang 1,6 µm, adalah susunan khusus dari protein
misosin, sedangkan filament tipis, yang bergaris tengah 5 sampai 8 nm dan panjang 1,0 µm, keduanya
terutama dibentuk oleh protein aktin. Protein-protein ini juga ditemukan di semua sel lain dalam tubuh
tetapi dengan susunan yang kurang terorganisasi. Tingkat-tingkat organisasi pada sebuah otot rangka
dapat diringkas sebagai berikut :

Otot Otot Miofibril Filamen tebal Miosin dan


utuh serat dan tipis aktin
(sebuah (sebuah (struktur (unsur (protein)
organ) sel) intrasel) sitoskeleton
khusus)
Kontraksi Otot

Tonus otot adalah derajat rendah tegangan otot pada setiap waktu. Tonus itu tidak menghasilkan
pemendekan otot. Dipertahankan oleh hantaran saraf neuron pada motoneuron; hanya sejumlah kecil unit
ini bekerja pada suatu waktu, unit tertentu berubah-ubah sehingga dapat mencegah kelelahan. Derajat
tonus diperlukan untuk bekerja melawan gravitasi, untuk mempertahankan posisi tegak, dan untuk
mempertahankan kepala pada bahu.

Otot rangka disebut otot seran lintang karena di bawah mikroskop memang terlihat mempunyai garis
melintang berwarna gelap dan terang yang tersusun teratur. Otot terlibat dalam setiap gerakan dengan
kerja yang melawan atau berbalikkan. Kelompok-kelompok yang terlibat adalah:

1. Penggerak utama: merupakan otot yang terutama terlibat dalam membuat gerakan.
2. Antagonis: merupakan otot dengan aksi berlawanan dengan penggerak utama. Dengan
berelaksasi secara progresif ketika penggerak utama berkontraksi, mereka membantu mengontrol
aksi dan mencegah reaksi berlebihan.
3. Otot fiksasi: dengan meningkatkan tegangan (mis. meningkatkan aksi lebih banyak motor
neuron) sendi-sendi fiksasi yang harus difiksasi bila sebuah aksi akan dilaksanakan dengan benar.

Misalnya, dalam fleksi lengan bawah

- Biseps dan brachoradialis di bagian depan lengan adalah penggerak utama.


- Triseps pada bagian belakang lengan adalah antagonis.
- Otot bagian depan dan bawah bahu adalah otot fiksasi yang memfiksasi bahu sehingga sendi
bahu tidak bergerak.

Pada saat otot memendek, bagian yang berwarna gelap akan saling mendekat. Pergeseran ini menentukan
derajat pemendekkan otot yang diinginkan dan dimungkinkan bila ada energi yang tersedia. Energi itu
diperoleh sebagai pemecahan ATP menjadi ADP dan AMP. ATP sendiri itu diperoleh dari glukosa atau
karbohidrat. Semakin banyak otot serabut yang dirangsang, semakin kuat kontraksi otot tersebut. Pada
dua orang laki-laki yang berukuran badan setara ukuran otot itu kurang lebih sama, tetapi kebiasaan
melatih otot memungkinkan salah seorang di antaranya mampu mengaktifkan lebih banyak serabut otot
sehingga mempunyai otot yang relatif lebih kuat. Kontraksi otot dapat diperiksa dengan menggunakan
elektromiografi (EMG). Karena kekuatan kontraksi otot ditentukan oleh banyaknya rangsangan yang
dapat mengaktifkan, dalam keadaan darurat yang disertai ketakutan yang sangat seseorang akan mampu
mengaktifkan saraf dan serabut otot secara maksimal. Pada situasi demikian tidak jarang orang tanpa
sadar menunjukkan kekuatan yang luar biasa. Pusat saraf penggerak otot terdapat di sumsum tulang
belakang (medulla spinalis). Untuk otot lengan pusat itu terdapat di daerah leher dan untuk tungkai di
daerah peralihan punggung-pinggang. Jika seseorang ingin menggerakan tungkainya, keinginan itu
disalurkan oleh otak ke sumsum tulang belakang, dan selanjutnya sumsum tulang belakang akan
mengatur kontraksi. Otak yang mengatur keinginan tersebut dalam mengirimkan pesan ke sumsum tulang
belakang dipengaruhi juga oleh otak kecil dan pusat-pusat lain di otak. Oleh karena itu, selain disusun
oleh sumsum tulang belakang kontraksi otot dipengaruhi juga oleh pengaturan otak kecil dan pusat lain
(basal ganglia).2, 4-6

Mekanisme umum kontraksi otot :

- Suatu potensial aksi berjalan di sepanjang sebuah saraf motorik sampai ke ujungnya pada
serabut otot.
- Di setiap ujuang, saraf menyekresi substansi neurotransmitter, yaitu asetilkolin, dalam jumlah
sedikit.
- Asetilkolin bekerja pada area setempat pada membran serabut otot untuk membuka banyak
kanal “bergerbang asetilkolin” melalui moekul-molekul protein yang terapung dalam
membran.
- Terbukanya kanal bergerbang aetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion natrium untuk
berdifusi ke bagian dalam membrane serabut otot. Peristiwa ini akan menimbulkan suatu
potensial aksi pada membran.
- Potensial aksi akan berjalan di sepanjang membran serabut otot dengan cara sama seperti
potensial aksi berjalan di sepanjang membran serabut saraf.
- Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membran otot, dan banyak aliran listrik
potensial aksi mengalir melalui pusat serabut otot. Di sini, potensial aksi menyebabkan
retikulumsarkoplasma melepaskan sejumlah besar ion Ca 2+, yang telah tersimpan dalam
retikulumsarkoplasmik ini.
- Ion-ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filamen aktin dan myosin, yang
menyebabkan kedua filamen tersebut bergeser satu sama lain (sliding), dan menghasilkan
proses kontraksi.
- Setelah kurang dari satu detik, ion kalsium dipompa kembali ke dalam retikulumsarkoplasma
oleh pompa membran Ca2+, dan ion-ion ini tetap disimpan dalam retikulum sampai potensial
aksi otot yang baru dating lagi; pengeluaran ion kalsiom dari miofibril akan menyebabkan
kontraksi otot terhenti.

Pada saat relaksasi, ujung-ujung filamen aktin yang memanjang dari dua lempeng Z yang berurutan
sedikit saling tumpang tindih satu sama lain. Sebaliknya, pada keadaan kontraksi, filamen aktin ini telah
tertarik ke dalam di antara filamen myosin, sehingga ujung-ujungnya sekarang saling tumpang tindih satu
sama lain dengan pemanjangan yang maksimal. Jadi kontraksi otot terjadi tersebut mekanisme pergeseran
filamen (sliding). Filamen-filamen aktin bergeser ke dalam filamen-filamen myosin disebabkan oleh
kekuatan yang dibentuk oleh interaksi jembatan silang dari filamen miosin dengan filament aktin. Pada
keadaan istirahat, kekuatan ini tidak aktif, tetapi bila sebuah potensial aksi berjalan di sepanjang
membrane serabut otot, hal ini akan menyebabkan retikulumsarkoplasma melepaskan ion Ca 2+ dalam
jumlah besar, yang dengan cepat mengelilingi miofibril. Ion-ion Ca 2+ ini kemudian mengaktifkan
kekuatan di antara filamen aktin miosin, dan mulai terjadi kontraksi. Tetapi energi juga diperlukan untuk
berlangsungnya proses kontraksi. Energy itu berasal dari ikatan berenergi tinggi pada molekul ATP, yang
diuraikan menjadi adenisin difosfat (ADP) untuk membebaskan energi.

Filamen miosin terdiri dari banyak molekul miosin. Molekul miosin terdiri dari enam rantai polipeptida-
dua rantai berat dan empat rantai ringan. Dua rantai berat saling melilit satu sama lain untuk membentuk
heliks ganda, yang disebut sebagai ekor dari molekul miosin. Salah satu ujung dari masing-masing rantai
ini melipat secara bilateral ke dalam suatu struktur polupeptida globuler yang disebut kepala miosin. Jadi
terdapat dua kepala bebas pada molekul miosin heliks ganda. Empat rantai ringan juga bagian dari kepala
miosin, yaitu dua di setiap kepala. Rantai-rantai ini membantu mengatur fungsi kepala selama kontraksi
otot.

Filamen miosin dibentuk oleh 200 atau lebih molekul miosin tunggal. Bagian ekor dari molekul miosin
terikat bersama untuk membentuk bagian badan dari filament, sementara banyak kepala dari molekul
menggantung keluar pada bagian samping badan. Sebagian dari badan di setiap moekul misoin juga
menggantung ke samping bersama dengan kepala, sehingga menyediakan suatu lengan yang memanjang
kepala keluar dari badan. Bagian lengan dan kepala yang menonjol bersama-sama disebut jembatan
silang. Kepala miosin dapat berfungsi seperti enzim ATPase.

Filament aktin terdiri dari tiga komponen : aktin, tropomiosin, dan troponin. Kerangka filament aktin
adalah suatu molekul protein F-aktin untai ganda, yang dilukiskan oleh dua untai berwarna terang. Kedua
untai membelit dalam suatu heliks dengan cara yang sama seperti molekul miosin. Setiap untai heliks F-
aktin ganda terdiri atas molekul G-aktin terpolimerisasi. Pada setiap molekul G-aktin melekat pada satu
molekul ADP. Bagian aktif pada kedua untai F-aktin dari heliks ganda diatur bergantian, membentuk satu
tempat aktif di seluruh filament aktin. Molekul-molekul tropomiosin terbungkus secara spiral
mengelilingi sisi heliks F-aktin. Pada stadium istirahat, molekul tropomiosin terletak pada ujung atas
tempat yang aktif dari untai aktin, sehingga tidak dapat terjadi penarikkan antara filament aktin dan
miosin untuk menimbulkan kontraksi. Molekul troponin diduga untuk melekatkan tropomiosin pada
aktin. Afinitas troponin yang kuat terhadap ion-ion kalsium diduga mencetuskan proses kontraksi.

Bila sebuah otot berkontraksi, timbul suatu kerja dan energy diperlukan. Sejumlah besar ATP dipecah
membentuk ADP selama proses kontraksi; semakin besar jumlah kerja yang dilakukan oleh otot, semkin
besar jumlah ATP yang dipecahkan, yang disebut efek Fenn:

- Sebelum kontraksi mulai terjadi, kepala jematan silang berikatan dengan ATP. Aktivitas
ATPase dari kepala miosin segera memecah ATP tetapi menyebabkan hasil pemecahan, ADP
dan ion fosfat, terikat pada kepala. Pada keadaan ini, bentuk kepala memanjang secara tegak
lurus kea rah filament aktin tetapi masih belum melekat pada aktin.
- Bila kompleks troponin-tropomiosin berikatan dengan ion-ion Ca 2+, bagian aktif pada
filament aktin menjadi tersingkap, dan kepala miosin kemudian berikatan dengan bagian ini.
- Ikatan antara kepala jembatan silang dan bagian aktif filament aktin menyebabkan perubahan
bentuk kepala, yaitu kepala menekuk ke arah lengan jembatan silang. Kedudukan ini
memberikan power stroke untuk menarik filament aktin. Energi yang mengaktifkan power
stroke adalah energy yang disimpan, seperti senjata “terkokang” oleh perubahan bentuk
kepala bila molekul ATP telah dipecahkan sebelumnya.
- Begitu kepala jembatan saling menekuk, keadaan ini menyebabkan pelepasan ADP dan ion
fosfat yang sebelumnya melekat kepada kepala. Di tempat pelepasan ADP, terikat molekul
ATP yang baru ini kemudian menyebabkan terlepasnya kepala dari aktin.
- Setelah kepala terpisah dari aktin, molekul ATP yang baru dipecah untuk memulai siklus
baru, yang menimbulkan suatu power stroke yang baru. Artinya, energy sekali lagi
“mengokang” kepala kembalike kedudukan tegak lurusnya dan siap untuk memulai siklus
power stroke yang baru.
- Bila kepala yang terkokang (disertai dengan energy simpananya yang berasal dari pemecahan
ATP) berikatan dengan bagian aktif yang baru pada filament aktin, kepala menjadi tidak
terkokang dan sekali lagi menyediakan power stroke. 1,2,8

Mekanisme kontraksi otot rangka

Setiap motoneuron yang meninggalkan medulla spinalis akan mempersarafi beragam serabut otot, dan
jumlahnya bergantung pada jenis otot. Semua serabut otot yang dipersarafi oleh satu serabut saraf disebut
unit motorik. Pada umumnya, otot-otot kecil yang bereaksi dengan cepat dan yang pengaturannya harus
tepat mempunyai lebih banyak serabut saraf untuk serabut otot yang lebih sedikat jumlahnya. Sebaliknya,
otot besar yang tidak memerlukan pengaturan halus, seperti otot soleus, mungkin mempunyai beberapa
ratus serabut otot dalam satu unit motorik. Serabut-serabut otot dalam setiap unit motorik tidak
seluruhnya terkumpul bersama-sama dalam satu otot tetapi menumpang tindih unit motorik lain dalam
suatu berkas mikro yang terdiri dari 3 sampai 15 serabut. Pertautan inimenyebabkan unti motorik yang
terpisah akan berkontraksi untuk membatu unit yang lain dan bukan secara keseluruhan sebagai sekmen
tersendiri. Kontraksi otot pada kekuatan yang berbeda-beda disebut juga sumasi kekuatan. Sumasi berarti
penjumlahan setiap kontraksi kedutan otot untuk meningkatkan intensitas keseluruhan kontraksi otot.
Sumasi terjadi dalam dua cara : (1) dengan meningkatkan jumlah unit motorik yang berkontraksi secara
bersama-sama, yang disebut sumasi serabut multiple, dan (2) dengan meningkatkan frekuensi kontraksi,
yang disebut sumasi frekuensi dan dapat menimbulkan tetanisasi.

Bila sebuah otot mulai berkontraksi sesudah lama beristirahat, kekuatan kontraksi permulaanya mungkin
hanya separuh kekuatan 10 sampai 50 kedutan otot sesudahnya. Artinya kekuatan kontraksi meningkat
hingga garis mendatar (plateau), suatu fenomena yang disebut treppe. Diduga penyebab utama dari treppe
ini adalah peningkatan ion Ca2+ dalam sitosol akibat pelepasan ion yang semakin banyak dari reticulum
seroplasma pada setiap potensial aksi otot yang berurutan, dan kegagalan sarkoplasma untuk menangkap
kembali ion-ion ini dengan segera.1

Betis

Betis atau tungkai bawah lutut terdapat tulang dan otot sebagai penyusunnya. Fibula adalah tulang yang
menyusun tungkai bawah bagian betis, dan tulang tersebut dilapisi oleh dua otot yaitu : M. soleum dan M.
Gastocnemeus. Gastocnemeus keluar sebagai dua tendon, satu dari tiap caput femoris. Soleum muncul
dari tibia, tidak menyilang sendi lutut, sehingga tidak mempengaruhi gerakannya. Keuda otot bersatu di
bawah untuk membentuk tendon umum yang kuat, tendo calcaneus, dimana mereka diinsersi ke dalam
calcaneum. Ketika serat berjalan ke bawah mereka bergabung dengan serat M. soleum dan kedua otot
berjalan sebagai tendo Archilles, yang berinsersi pada bagian belakang malleolus medialis memasuki
telapak kaki dan berinsersi pada os tarsal dan pada jari-jari. Gastrocnemeus dan soleum adalah fleksor
plantar yang kuat, membantu mempertahankan keseimbangan, dan merupakan kekuatan utama saat
berjalan, berlari, dan melompat. Gastrocnemeus juga fleksor dan penstabil lutut. Suatu keadaan yang
mengganggu walaupun tak membahayakan adalah cramp (kram) pada otot. Cramp adalah suatu keadaan
dimana terjadi kontraksi otot yang kuat tanpa dikehendaki. Kram otot dapat menjadi sangat sakit sekali
dan menyebabkan otot tidak dapat digerakkan untuk sementara waktu. Keadaan ini bisa terjadi pada saat
seseorang tidur, kedinginan sewaktu berenang, atau melakukan olahraga tanpa pemanasan. Kadang-
kadang gerakan ringan dapat menjado penyebab dari kram. Sebagian orang cenderung terjadi kram otot
karena penggunaan otot yang berlebihan. Meskipun penyebab dari kram otot masih belum diketahui,
beberapa peneliti mengungkapkan bahwa kurang cukup dari peregangan otot dan kelelahan otot dapat
menyebabkan mekanisme kontraksi otot yang abnormal. Factor lain yang mungkin terlibat adalah
buruknya kondisi latihan atau bekerja pada suhu yang panas sekali, dehidrasi, kekurangan garam dan
mineral-mineral (elektolit). Kekurangan dari mineral dapat menyebabkan kejang otot. Karena otot terdiri
dari serabut-serabut yang berkontraksi dan menghasilkan gerakan, sebuah program rutin dari peregangan
panjang serabut-serabut otot dapat berkontraksi dan lebih kuat pada saat melakukan aktivitas. Untuk
mencegah kram pada betis, dapat dilakukan dengan peregangan otot betis. Dalam posisis berdiri dengan
kedua kaki menghadap ke depan angkat kaki setinggi pantat, ulangi dengan kaki sebelahnya. Otot yang
kram dapat berasa sakit jika disentuh dan kram dapat berlangsung beberapa detik sampai 15 menit atau
bisa terjadi lebih dari beberapa kali. Pertolongan pertama untuk otot kram adalah:

- Berhenti melakukan aktivitas apa saja yang dapat menyebabkan kram.


- Pelan-pelan regangkan dan urut otot yang kram, tetap tahan posisi meregang sampai kram-
nya berhenti.
- Lakukan pemanasan untuk mengencangkan otot.4-6

Kesimpulan

Seluruh anggota tubuh kita digerakkan oleh otot, khususnya otot rangka. Otot terdiri dari jaringan otot
yang dikendalikan di bawah kesadaran otak kita. Fungsi otot yang paling utama adalah berkontraksi. Pada
saat kontraksi, bagian dalam struktur otot mengeluarkan banyak ion-ion, mineral, dan beberapa enzim.
Terkadang otot dapat berkontraksi diluar kendali, hal ini sering disebut sebagai kram. Kram adalah
kontraksi yang terlalu berlebih di luar kendali, sehingga terasa sangat sakit pada saat ingin digerakkan
karena otot sedang berkontraksi sangat maksimal pada saat tersebut.

Daftar Pustaka

1. Guyton A C, Hall J E. Textbook of medical Physiology. Ed 11. 2008. Singapore : Elsevier. p. 74-
86.
2. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Ed 2. 2001. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
hal 213-32, 253.
3. Shahid Moh, Nunhuck A. Physiology. 2008. Toronto : Mosby Elsevier. p. 55-70.
4. Wibowo D S. Anatomi tubuh manusia. 2001. Jakarta : Grasindo. hal. 38-41, 44.
5. Watson R. Anatomy and Physiology for nurses. Ed 2. 1995. Philladelphia : Bailliere Tindall. p.
193-8, 223-6.
6. Gibson J. Fisiologi dan Anatomi modern untuk perawat. edit : Sugiarto B. 2003. Oxford :
Blackwell Science Ltd. hal. 75-9, 91-3.
7. Murray R K, Bender D A, Botham K M, Kennely P J, Rodwell W J, Weil P A. Harper’s
illustrated biochemistry : chapter 49 muscle & the cytoskeleton. 28 th ed. US : The McGraw-Hill.
2009.
8. Barret K E, Barman S M, Boitano S, Brooks H L. Ganong’s review of medical physicology :
chapter 5 excitable tissue: muscle. 23rd ed. US : The McGraw-Hill. 2010.

Anda mungkin juga menyukai