Anda di halaman 1dari 5

PERENCANAAN PROMKES TENTANG PHBS (PERILAKU HIDUP

SEHAT BERSIH) DI KECAMATAN MEDAN LABUHAN BATU

A. ANALISIS SITUASI
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai wujud operasional promosi
kesehatan adalah upaya mengajak, mendorong kemandirian masyarakat berprilaku
hidup bersih dan sehat. PHBS selaku pembentuk indicator Indonesia sehat 2010 perlu
dicermati oleh berbagai pihak. Sepuluh indicator perilaku hidup bersih dan sehat
ditatanan rumah tangga yang terdiri dari enam indicator perilaku dan empat indicator
lingkungan. Yang termasuk indicator perilaku yaitu pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan, Balita diberikan ASI, tidak merokok, melakukan aktifitas fisik
setiap hari, makan dengan gizi seimbang (makan sayur dan buah setiap hari), dan
mempunyai jaminan pemeliharaan kesehatan. Sedangkan indicator lingkungan sehat
meliputi tersedianya air bersih, tersedianya jamban, kesesuaian luas lantai dengan
denganjumlah penghuni dan lantai rumah bukan dari tanah (kedap air) Dalam standar
pelayanan minimal (SPM) Promosi Kesehatan ditetapkan empat indikator
pelayananpenyuluhan perilaku sehat yaitu; 65 % rumah tangga sehat, 80 % bayi
mendapatkan ASIekskusif, 90 % desa dengan konsumsi garam beryodium dan 40 %
posyandu purnama.Pencapaian target ini memerlukan dukungan serta kerjasama yang
terintegrasi , sinkronisasi, dan sinergis antara promosi kesehatan dengan program
kesehatan yang terkait.

1. Latar Belakang
Pembangunan kesehaatn bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagisetiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal memalui terciptanya masyarakat yang berperilaku sehat
dan hidup dalam lingkungan yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan
telah berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, namun masih lebih
rendah bila dibandingkan dengan Negara-negara tetangga. Secara umum status
kesehatan dan gizi masyarakat telah menunjukkan perbaikan seperti dilihat dari
angka kematian bayi, kematian ibu melahirkan dan prevalensi kurang gizi.
Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2003, angka
kematian bayi menurun dari 46 (1997) menjadi 35 per 1000 kelahiran hidup
(2002-2003) dan angka kematian ibu melahirkan menurun dari 334(1997) menjadi
307 per 100.000 kelahiran hidup (2002-2003). Umur harapan hidup meningkat
dari 65,8 tahun (1997) menjadi 66,2 tahun (2003). Prevalensi gizi kurang pada
balita menurun dari 34,4 persen (1999) menjadi 25,8 persen (2002). Disamping
masalah tersebut Indonesia juga masih menghadapi masalah lainnya yaitu
tingginya angka kematian akibat penyakit menular dan tidak menular. Perubahan
demografi dari masyarakat pertanian menuju masyarakat industri , dari
masyarakat pedesaan menuju masyarakat kota, dan meningkatnya arus globalisasi
dengan akses penggunaan teknologi komunikasi dan informasi dapat berdampak
pada perubahan perilaku dan gaya hidup yang tidak sehat seperti: meningkatnya
penggunaan Narkotika psikotropika dan zat aditif lainnya, penyakit hubungan
seksual dan meningkatnya penyakit degeneratif.
Uraian tersebut diatas menggambarkan kompleksnya masalah kesehatan
yang perlu ditanggulangi secara komprehensif dan multi sector. Oleh karena itu
strategi pembangunan nasional harus berorientasi pada pengurangan dampak
negative bagi kesehatan manusia, yang diformulasikan menjadi Visi Indonesia
Sehat 2010, dengan Pilar utama Perilaku sehat, lingkungan sehat dan pelayanan
kesehatan yang bermutu adil dan merata. Promosi kesehatan merupakan
pembangun pilr perilaku sehat, karena dengan perilaku sehat maka lingkungan
sehat dan pelayanan kesehatan akan berkembang menuju tercapainya derajat
kesehatan yang optimal. Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, upaya
promkes dalam mendukung Indonesia sehat 2010 harus berawal dari potensi
spesifik masing-masing daerah kabupaten/kota, sehingga memperoleh
keleluasaan untuk mengembangkan upaya promosi kesehatan.

B. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Diagnosis Masalah
a. Data Kependudukan
Kecamatan Medan Labuhan dengan Luas wilayah 36,67 Km² terdiri dari
6 kelurahan dengan jumlah penduduk 104. 829 orang yang terdiri dari 22.296
KK. Rata-rata jumlah penduduk tiap rumah tangga yaitu 4,7 dengan
kepadatan penduduk 2,859 per Km². Rasio laki-laki da perempuan 99,21%

b. Data Penyakit dan kejadian sakit Dari catan kematian, kelahiran dan kesakitan
Tahun 2006 tercatat ;
- ada 15 bayi yang meninggal dari 7.544 jumlah balita.
- 1 kasus kematian ibu hamil .
- 78 temuan kasus TB paru dengan angka kesembuhan 48 %.
- 12 kasus DBD

c. Data Lingkungan
Dari catatan tahun 2006 didapatkan
- persentase rumah sehat ± 81 %,
- persentase tempat umum dan pengelolaan makanan sehat yaitu 75,3 %
- persentase rumah tangga yang ber-PHBS yaitu 79 %
- persentase keluarga dengan kepemilikan sarana sanitasi dasar yaitu 71,1 %

d. Data Sumber Daya dan Organisasi Pelayanan kesehatan


Di kecamatan Medan Labuhan tahun 2006 tercatat
- jumlah tenaga kesehatan dengan sebaran dokter umum ; 6 , dokter gigi; 4 ,
kesehatan masyarakat ; 2 , farmasi; 6 , tenaga gizi; 2 , perawat; 26, bidan 63
- 85 posyandu dengan 31 posyandu madya dan 54 posyandu purnama.

e. Data cakupan dan pemanfaatan fasilitas kesehatan Tahun 2006 tercatat


pemanfaatan pelayanan kesehatan sebagai berikut :
- 85% pertolongan persalinan dilakukan oleh tenaga kesehatan
- 52.530 (51%) penduduk yang memanfaatkan puskesmas dan 198 (0,1%)
penduduk yang melakukan kunjungan ke rumah sakit rumah sakit.
- Rata-rata cakupan imunisasi bayi diatas 90 %
- 6,9 % bayi yang diberikan ASI eksklusif

C. PRIORITAS MASALAH
Dari data yang telah ada dan setelah dilakukannya penilain kebutuhan melalui
wawancara dan survey terhadap ibu hamil , maka kami menentukan masalah Perilaku
Hidup bersih dan Sehat tatanan rumah tangga yang berkaitan dengan Kesehatan Ibu
dan Anak (KIA) sebagai prioritas dalam perencanaan promosi kesehatan. Untuk itu
upaya promosi kesehatan diintegrasikan dengan program kesehatan Ibu dan Anak.

D. TUJUAN PROMOSI KESEHATAN


- Meningkatnya persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menjadi 90 %
- Menyadarkan masyarakat pentingnya kesehatan lingkungan

E. PERENCANAAN PROMOSI KESEHATAN


1. Advokasi
Dalam promkes ini kita melakukan kerja sama dengan pihak pemerintahan
untuk mendapat dukungan dan kemudahan untuk melakukan promkes. Dan
promkes dilakukan secara legal.
2. Bina Suasana
Dalam promkes ini kita bekerja sama dengan tokoh tokoh masyarakat seperti,
RT/RW setempat, dan kepala puskesmas dan bidan bidan setempat
3. Gerakan Masyarakat
Dalam promkes ini kami mengajak masyarakat melakukan gotong royong
untuk membersihkan lingkungan.
4. Kemitraan
Kami melakukan kerjasama terhadap PT dan perusahaan sekitar untuk
memudahkan anggaran biaya selama melakukan promkes.
PERENCANAAN PROMOSI KESEHATAN TENTANG
PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT (PHBS) DI KECAMATAN
MEDAN LABUHAN BATU

Disusun Oleh :
Rosyana (16-0100-26)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PEKANBARU MEDICAL CENTER

TAHUN 2017

Anda mungkin juga menyukai