NIM : 1712155
1. Pemberi kerja
Yaitu yang terdiri dari badan atau pribadi yang membayar gaji, tunjangan,
dan pembayaran lain sehubungan dengan pekrjaan dan jasa.
2. Bendahara dan pemegang kas pemerintah
Termasuk bendahara atau pemegang kas pada pemerintah pusat termasuk
instituis TNI/polri, PEMDA, instansi atau lembaga pemerintah, lembaga
Negara lainnya dan kedutaan besar RI diluar negeri.
3. Dana pensiun
Badan penyelenggara jamsostek, dan badan lain yang membayar uang
pension dan tabungan dihari tua.
4. Orang pribadi pembayar honorarium
Sehubungan jasa dan atau kegiatan dilakukan oleh orang pribadi dengan
status subjek pajak.
5. Penyelenggarakegiatan
Termasuk badan pemerintah, organisasi yang bersifat nasional dan
internasional, perkumpulan, orang pribad sert lembagalainnya yang
menyelenggarakan kegiatan, yang membayar honorarium, hadiah, atau
penghargaan dalam bentuk apapun kepada wajib pajak pribadi dalam
negeri kenaan dengan suatu kegiatan.
Adapun penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 terdiri dari:
1. Pegawai
Orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja baik sebagai pegawai
tetap maupun pegawai tidak tetap, tenaga kerja lepas berdasarlan
perjanjian yang tertulis maupuntidak tertulis.
2. Penerima uang pesangon, pensiun atau uang manfaat pensiun,
tunjangan hari tua, atau jaminan hari tua, termasuk ahli warisnya juga
merupakan wajib pajak PPh Pasal 21.
3. Wajib pajak PPh 21 kategori bukan pegawai yang menerima atau
memperoleh penghasilan sehubungan dengan pemberian jasa, meliputi:
Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari
pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai
dan aktuaris;
Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang
film, bintang sinetron, bintang iklan, sutradara, kru film, foto
model, peragawan/peragawati, pemain drama, penari, pemahat,
pelukis dan seniman lainnya;
Olahragawan;
Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan
moderator;
Pengarang, peneliti, dan penerjemah;
Pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik, komputer
dan sistem aplikasinya, telekomunikasi, elektronika, fotografi,
ekonomi, dan sosial serta pemberi jasa kepada suatu
kepanitiaan;
Agen iklan;
Pengawas atau pengelola proyek;
Pembawa pesanan atau menemukan langganan atau yang
menjadi perantara;
Petugas penjaja barang dagangan;
Petugas dinas luar asuransi; dan/atau
Distributor perusahaan multilevel marketing atau direct
selling dan kegiatan sejenis lainnya
4. Anggota dewan komisaris atau dewan pengawas yang tidak merangkap
sebagai Pegawai Tetap pada perusahaan yang sama juga merupakan
Wajib Pajak PPh Pasal 21. Selain itu, kategori di bawah ini juga
termasuk Wajib Pajak PPh 21:
5. Mantan pegawai; dan/atau
6. Wajib Pajak PPh Pasal 21 kategori peserta kegiatan yang menerima
atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan keikutsertaannya
dalam suatu kegiatan, antara lain:
Peserta perlombaan dalam segala bidang, antara lain
perlombaan olah raga, seni, ketangkasan, ilmu pengetahuan,
teknologi dan perlombaan lainnya;
Peserta rapat, konferensi, sidang, pertemuan, atau kunjungan
kerja;
Peserta atau anggota dalam suatu kepanitiaan sebagai
penyelenggara kegiatan tertentu;
Peserta pendidikan dan pelatihan; atau
Peserta kegiatan lainnya.
Dalam hal Anda merupakan pemberi kerja yang memotong PPh Pasal 21,
hal-hal yang harus Anda lakukan adalah:
Jika Anda adalah orang pribadi penerima penghasilan dari pemberi kerja
yang bertindak sebagai pemotong PPh Pasal 21, Anda perlu melakukan hal-hal
sebagai berikut:
2. Atas penghasilan yang diperoleh pegawai tidak tetap atau tenaga kerja
lepas berupa harian, upah mingguan, upah bulanan, upah borongan,
uang saku harian sepanjamg penghasilan tidakdibiarkab secara bulana,
tariff lapisan pertama pasal 17 UU PPh (5%) dtetgapkan adalah :
a. Jumlah penghasilan bruto seharian melebihi
Rp450.000,00 atau,
b. Jumlah penghasilan bruto dikurangi dengan PTKP
sebenarnya penhasilan satu tahun bilan kalender telah
meleibihi Rp450.000,00
3. Tariff berdasarkan pasal 17 UU PPh diterapkan dalam jumlah kumulatif
dari:
a. PKP sebesar jumlah penghasilan bruto dikurangi PTKP bersufat
berkesinambungan yang memenuhi ketentuan:
Mempunyai NPWP
Hanya peroleh penghasilan dan hubungan kerja dengan
pemotongan PPh pasal 21
Tidak memperoleh penghasilan lainnya
b. 50% dari jumlah penghasilan bruto yang diterima
Atau diperoleh tenaga ahli PPh pasal 21= (50% × penghasilan
bruto) × tariff pasal 17 UU PPh
c. Jumlah pengasilan bruto berupa honorarium atau imbalan
bersifat teratur . PPh pasal 21= penghasilan brutuo × tarif 17
UU PPh
d. Jumlah penghasilan bruto berupa jasa produksi, gratifikasi atau
imbalan lain yang berdifat tidak teratur yang diterima oleh
pegawai. PPh pasal 21= penghasilan brutuo × tarif 17 UU PPh
4. Tarif berdasarkan pasal 17 UU diterapkan atas jumlah penghasilan
bruto
5. Tarif PPh pasal 21 atas honorarium atau imbalan dengan nama apapun
yang menjadi beban APMN dan APBD adalah :
a. Sebesar 0% dari penghasilan bruto bagi PNS golongan I dan
golongan II , anggota TNI dan anggota POLRI golongan pangkat
tamtama dan Bintara dan pensiunnya.
b. Sebesar 5% dari pengasilan bruto bagi PNS golongan III, anggota
TNI dan anggota POLRI golongan pangkat perwira pertama
c. Sebesar 15% dari penghasilan bruto bagi pejabat Negara, PNS,
golongan IV< anggot TNI dan anggota POLRI pangkt menengah
dan tinggi.
Bagi yang telah memiliki NPWP dan hanya menerima pengasilan dari
pemotongan pajak yang nersangkutan PPh pasal 21 dihitung dengan
menerapkan tariff pasal 17 ayat (1) HURUF A UU PPh atas jumlah kumulatif
PKP. Besarnya PKP adalah sebesar penghasilan bruto dalsm satu periode.
Dan bagi yang tidak memiliki NPWP atau menrima penghasilan dari
selain pemotongan pajak yang bersangkutan PPh pasal 21 dibitung dengan
menerapkan trip pasal 17 ayat (1) huruf a UU PPh atas jumlah kumulatif
penghasilan laba bruto dalam satu periode.