Anda di halaman 1dari 50

COVER

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt, shalawat dan salam semoga selalu
tercurah keharibaan junjungan Nabi besar Muhammad saw. Beserta seluruh
keluarganya, sahabat dan para pengikutnya sampai akhir zaman.
Alhamdulillah, dengan segala rahmat dan inayah-Nya Proposal yang
berjudul “Analisa Kepemimpinan kepala desa perempuan
dalam memajukan desa Rantau bujur hilir” sebagai persyaratan
untuk memenuhi salah satu tugas Kepemimpinan. Saya sangat menyadari,
dalam penulisan proposal ini banyak sekali menerima bantuan, baik tenaga
maupun pikiran. Oleh karena itu, penulis menyampaikan penghargaan dan
ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan tersebut.
Atas bantuan dan dukungan yang tak ternilai harganya tersebut saya
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang
setinggi-tingginya teriring do’a yang tulus semoga Allah swt memberi
ganjaran yang berlipat ganda. Aaamiin.
Akhirnya kami berharap agar proposal ini bermanfaat bagi semua
dan mendapat taufik serta inayah dari Allah swt.

Amuntai, Desember 2019

Rusida
DAFTAR ISI

COVER......................................................................................................................1
KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................5
A. Latar Belakang..............................................................................................5
B. Fokus Peneletian..........................................................................................9
C. Rumusan Masalah......................................................................................10
D. TUJUAN DAN MANFAAT PENELETIAN........................................................10
BAB II LANDASAN TEORI........................................................................................13
A. Hasil Peneletian Terdahulu........................................................................13
B. Tinjauan Teoritis.........................................................................................16
a. Teori Kepemimpinan.............................................................................16
b. Kepemimpinan Perempuan....................................................................25
c. Peran Kepala Desa..................................................................................31
C. Kerangka Pemikiran...................................................................................35
BAB III METEDOLOGI PENELETIAN........................................................................36
A. Lokasi Peneletian.......................................................................................36
B. Pendekatan Peneletian..............................................................................36
C. Data Dan Sumber Data...............................................................................37
D. Desain Operasional Peneletian..................................................................38
E. Teknik Pengumpulan Data.........................................................................39
F. Teknik Analisis Data....................................................................................41
G. Uji Kredibilitas Data....................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................47
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kepemimpinan merupakan konsep mempengaruhi dalam

menentukan tujuan organisasi, motivasi perilaku pengikut untuk mencapai

tujuan, memepengaruhi untuk memperbaiki kelompok budayanya. Selain itu

juga mempengaruhi interpretasi mengenai pristiwa-pristiwa para

pengikutnya. Pengorganisasian dan aktivitas-aktivitas untuk mencapai

sasaran, memelihara hubungan kerja sesame kelompok, perolehan dukungan

dan kerja sama dari orang luar, kelompok atau organisasi.

Pemimpin adalah faktor yang paling penting dalam kemajuan suatu

bangsa. Pemimpin yang mempunyai gagasan positif bagi kemajuan bangsa

akan menjadi factor yang sangat penting melalui ucapan, gaya

pemerintahan, tindakan-tindakan dan program-program yang disusunnya.

Para pemimpin adalah “ panutan” masyarakatnya. Kita harus dapat memilih

pemimpin yang dapat dipercaya , bermoral, tidak korupsi, sejalan dengan

kata dan perbuatan, lebih mementingkan nasib bangsa dari pada

kepentingan golongan, partai, atau keluarganya sendiri, punya visi misi

tentang tentang masa depan bangsa dan seterusnya.


Dalam sebuah organisasi atau instansi, dominasi pria sebagai

pemimpin memang masih begitu kuat. Padahal kenyataan nya, wanita

mempunyai potensi yang tidak kalah dengan pria dalam hal memimpin.

Kepemimpinan, tidak mungkin bias lepas dari individu yang berperan

sebagai pemimpin itu sendiri. Banyak yang menghubungkan antara

kemampuan individu dalam memimpin dengan aspekbiologis yang melekat

pada diri sang pemimpinyaitu berdasarkan jenis kelamin laki-laki dan

perempuan. Hal tersebut kemudian mengakibatkan timbulnya istilah

ketimpangan gender yang kemudian menempatkan perempuan pada kondisi

yang tidak menguntungkan, walaupun perempuan adalah sumber daya

manusia yang bahkan di seluruh dunia jumlahnya lebih besar daripada laki-

laki.

Dalam dunia modern yang fokus pada kepada kompetensi dan

performance, gender sudah bukan merupakan factor pembeda dominan. Hal

ini terlihat dari pekerjaan dulunya di dominasi kaum pria sekarang dapat

dikerjakan oleh kaum wanita dengan sangat baik mulai, dinas ketentaraan,

sopir Taxi /bus, driver alat berat pertambangan, mandor pertambangan,

pengisian bahan bakar dan lain sebagainya. Hal tersebut membuktikan

bahwa pria dan wanita sama-sama memiliki kemampuan yang sama saat ini,

kepemimpinan masih menjadi topic yang menarik untuk dikaji dan diteliti
, karena paling sering diamati namun merupakan fenomena yang

sedikit dipahami.

Kepemimpinan dalam sebuah organisasi menjadi focus yang

menarik perhatian para peneleti dibidang perilaku kerorganisasian .

menyatakan bahwa kualitas dari pemimpin sering dianggap sebagai factor

terpenting yang menentukan keberhasilan atau kegagaglan organisasi.

Pemimpin mempunyai pengaruh besar terhadap keberhasilan organisasi.

Kepemimpian merupakan suatu unsur kunci dalam keefektifan organisasi,

karena kualitas suatu organisasi dan pemempinanya. Lazimnya, sebuah

organisasi dipimpin oleh seorang pria akan tetapi semakin berkembangnya

zaman, wanita pun mampu memimpin sebuah organisasi. Telah banyak

sosok wanita-wanita hebat yang menjadi pemimpin baik itu sebagai

presiden, direktur perusahaan, pemimpin organisasi atau komunitas dan

sebagai pemimpin lainnya. Pria dan wanita memang berbeda dilihat dari

secara fisik, namun untuk melaksanakan pekerjaan tentu tidak ada berbeda

antar keduanya, apalagi jika dikaitkan dengan perkembangan zaman yang

semakin canggih, dimana yang dibutuhkan saat ini dalam setiap pekerjaan

bukan fisik seseorang tetapi keahliannya. Hal tersebut tentunya menjadikan

alas an munculnya kaum wanita dalam aktivitas kepemimpinan.


Negara demokrasi seperti Indonesia sudah seyogyanya perempuan

mempunyai kedudukan dan hak yang sama dalam membangun bangsa

sebagaimana yang tercantum dalam UUD 1945 pasal 27 ayat (1)

menyatakan tentang kesamaan kedudukan warga Negara dalam hokum dan

emerintahan tanpa pengecualian. Pasal ini menunjukan kepedulian terhadap

hak asasi sekaligus keseimbangan antara hak dan kewajiban dan tidak

adanya diskriminasi diantara perempuan menjadi seorang pemimpin.

Kedudakan Kepala Desa sebagai pemimpin turut ikut menentukan

keberhasilan dipelaksanaan program pembangunan dan pelayan kepada

masyarakat di desa nya. Oleh karena itu, kepala desa dituntut harus mampu

mengembangkan kepemimpinannya, mampu menggerakan desanya, untuk

mencapai keberhasilan pel;aksanaan program pembangunan dan pelayanan

kepada masyarakat di desanya.

Kedudukan perempuan sebagai pemimpin tidak dapat disampingkan,

harus diakui kemampuannya dan tidak dipandang sebelah mata. Kenyataan

yang tidak dapat dipungkiri bahwa perana perempuan dalam pembangunan

tampaknya harus mendapat porsi yang seimbang dengan kaum laki-laki.

Pandangan masyrakat yang hanya menganggap sosok perempuan” kanca

wingking” bagi laki-laki sudah mengalami perubahan. Bahwa kemampuan

sama sekali tidak terkait dengan jenis kelamin, tetapi kehidupan public
masyarakat kualifikasi kesempatan dimungkinkan, akan tetapi dalam

kenyataannya, kepemimpinan kepala desa di Desa Rantau bujur hilir masih

ada masyarakat yang meragukan kemampuannya karena perempuan.

Masyarakat didesa ini masih ada yang mendiskriminasi kepemimpinan

kepala desa perempuan dengan kepala desa laki-laki dan perempuan

berbeda serta beranggapan bahwa pola dan peran social antar laki-laki dan

perempuan berbeda serta beranggapan bahwa laki-laki yang lebih pantas

menjadi pemimpin salam setiap bidang kehidupan.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka saya terdorong untuk

melakukan peneletian denga judul “ ANALISA KEPEMIMPIAN KEPALA

DESA PEREMPUAN DALAM MEMAJUKAN DESA RANTAU BUJUR

HILIR”

B. Fokus Peneletian

Fokus penelitian yang penulis gunakan berdasarkan teori Kartini

Kartono (2008:34 ) adalah sebagai berikut :

1. Sifat

2. Kebiasaan

3. Watal

4. Temperamen
5. Kepribadiaan

C. Rumusan Masalah

Berdasaarakan latar belakang masalah yang telah di jelaskan

sebelumnya, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam peneletian ini

adalah:

1. Bagaimanakah pengaruh gaya kepemimpinan perempuan

dalam melaksanakan tugasnya untuk kemajuan Desa Rantau

Bujur Hilir, Kecamatan Sungai Tabukan, Kabupaten Hulu

Sungai Utara?

2. Apakah yang menjadi penghambat kepala desa perempuan

dalam pelaksanaa program pembangunan dan pelayanan

kepada masyaarakat di Desa Rantau Bujur Hilir Kecamatan

Sungai Tabukan Kabupaten Hulu Sungai Utara?

D. TUJUAN DAN MANFAAT PENELETIAN

1. Tujuan Peneletian
tujuan merupakn hal utama yang menyebabkan seseorang

melakukan tindakan dengan tujuan, tindakan akan terarahkan secara

focus, begitupun dalam peneletian ini memeliki tujuan tertentu.


Berdasarkan masalah yang dirumuskan yang diatas, maka

peneletian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Pengaruh gaya kepemimpinan perempuan dalam

melaksanakan tugasnya untuk kemajauan Desa Rantau Bujur

Hilir, Kecamatan Sungai tabukan, Kabupaten Hulu Sungai

Utara.

2. Apakah yang menjadi penghambat kepala desa perempuan

dalam pelaksanaan program pembangunan dan pelayanan

kepada masyarakat di Desa Rantau Bujur Hilir Kecamatan

Sungai Tabukan Kabupaten Hulu Sungai Utara.

2. Manfaat Peneletian
Manfaat peneletian ini adalah:

1. Secara Teoritis

a. Memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka

pengembangan keilmuan pada umumnya dan khususnya

bagi ilmu pemerintahan daerah dan pemikiran politik.

b. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang didapat

selama kuliah di Prodi Ilmu Administrasi Negara, STIA

Amuntai.

c. Untuk menambah wawasan keilmuan dan pengetahuan

tentang kepemimpinan Kepala Desa Perempuan.


2. Secara Praktis

Bagi pihak kepala Desa:

Peneletian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi

kepala desa dalam membangun desa lebih demokrastis, kepala desa

diharapkam juga agar lebih peka terhadap situasi dan keadaan

masyarakatnya, dalam peneletian ini juga kepala desa agar lebih

meningkatkan kualitas kerjanya untuk memperbaiki taraf hidup

masyarakatnya dalam bidang apapun dan diharapkan lebih bias

memfasilitasi masyrakatnya dalam segala kegitan yang ada di desa

Rantau Bujur Hilir.


BAB II
LANDASAN TEORI

A. Hasil Peneletian Terdahulu

Sejauh pengetahuan penulis, belum ada judul karya ilmiah yang

serupa dengan skripsi ini. Akan tetapi yang mengkaji tentang

Kepemimpinan Perempuan pernah penulis temukan yaitu:

1. Karya Safitri, mahasiswi IAIN Raden Intan Lampung 2011

dengan judul Kepemimpinan Perempuan sebagai Kepala Negara

Menurut Pandangan Islam : Studi Pemikiran Fatma Mernissi,

yang memfokuskan pada fenomena mengenai diskriminasi dan

ketidakadilan gender yang menimpa kaum perempuan terutama

kepemimpinan perempuan sebagai kepala negara. Pengembangan

pemikiran Fatima Mernissi tentang perempuan dalam kontek

Islam pemikiran Mernissi sebenernya ingin menampilkan

kepribadian Islam pada kesetaraan gender. Menurutnya, Isam

secara substantive tidak melarang perempuan untuk berpolitik,

berkarir, dan memperoleh pendidikan yang tinggi bahkan menjadi

pemimpin negara, seperti yang terdapat pada Al-Qur’an mengenai

kedudukan dan tidak adanya perbedaan gender antara laki-laki

dan perempuan.
2. Karya Nana Lutfiana, mahasiswi Universitas Negeri Semarang

2013 dengan judul Kepemimpinan Kepala Desa Perempuan di

Desa Karas Kepoh Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang.

Menurutnya peran kepemimpinan kepala desa perempuan dalam

pelaksanaan program pembangunan kepada masyarakat sudah

memberikan kemajuan terhadap Desa Karas Kepoh. Kali ini dapat

dilihat bahwa kepala desa perempuan sudah berperan aktif dalam

kegiatan pembangunan berperan sebagai motivator yang

memotivasi bawahan dan masyarakat untuk dapat mengikutin

kegiatan pembangunan. Peran tersebut dibuktikan dengan

beridirinya bangunanjembatan gantung, akses jalan raya dan

bangunan pusat layanan internet lainnya. Selain itu juga kepala

desa dengan di bantu oleh perangkat desa memberikan pelayan

berupa pengurusan administrasi kependudukan. Kepala desa

Karas Kepoh memberikan pelayan dengan cepat dan dilayani

selama 24 jam, baik pelayanan pada jam kerja maupun diluar jam

kerja tentunya dengan ditunjang sarana dan prasarana yang

memadai. Tipe kepemimpinan yang diterapkan kepala desa Karas

Kepoh adalah tipe kepemimpinan yang demokratis, dengan salah

satu contoh kepala desa memberikan penjelasan kepada perangkat

desa, tokoh masyarakat dan masyarakat untuk member usulan

atau masukan bagaimana baiknya agar kegiatan pembangunan itu


dapat dilaksanakan dengan baik. Semua perjuangan kepala desa

perempuan mempunyai maksut untuk mensejahterakan

masyarakat desa Karas Kepoh agar lebih maju diberbagai sektor

terutama disektor pembangunan. Fokus kajian karya ilmiah

tersebut berbeda dengan kajian yang penulis tekuni. Penelitian

yang penulis tekuni yaitu: penelitian yang memfokuskan pada

kajian kepemimpinan perempuan dalam kemajuan Desa

Totokarto, Kecamatan Adiluwih, Kabupaten Pringsewu, dan

faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam

melaksanakan tugasnya, serta upaya apa yang dilakukan

pemimpin perempuan dalam menanggulangi hambatan-hambatan

tersebut.
E. Tinjauan Teoritis

a. Teori Kepemimpinan

1. Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan (Leadership) adalah kemampuan seseorang

(yaitu pemimpin atau leader) untuk mempengarauhi orang lain

( yaitu yang dipimpin atau pengikut-pengikutnya). Sehingga

orabg lain tersebut bertingkah-laku sebagaimana kehendaki oleh

pemimpin tersebut. Kadangkala dibedakan antara

kepemimpinan sebagai kedudukan dan kepemimpinan sebagai

suatu proses sosial. Menurut C.N. Cooley (1902), The leader is

always the nucleus of tendency, and on the other hand, all social

movement, closely examined will be  found to consist of

tendencies having such nucleus. Maksudnya, pemimpin itu selalu

merupakan titik pusat dari suatu kecenderungan, dan pada

kesempatanlain, semua geraksosial diamati secara cermat akan

ditemukan kecenderungan yang memiliki titik pusat. Bagi setiap

lembaga organisasi kepemimpinan yang efektif

adalah merupakan kunci keberhasilan. Dalam praktek organisasi

kata memimpin mengandung konotasi : “menggerakkan,

mengarahkan, membina, melindungi, memberi teladan,


memberikan dorongan, memberikan bantuan dan Dari kata

tersebut dapat dirumuskan memimpin mengandung makna yang

luas yaitu “Kemampuan untuk menggerakkan segala sumber

daya yang ada sehingga dapat didayagunakan secara maksimal

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”. Di lingkungan

masyarakat, dalam organisasi formal maupu nonformal selalu

ada seseorang yang dianggap lebih dari yang lain. Seseorang

yang memiliki kemampuan lebih tersebut kemudian diangkat

atau ditunjuk sebagai orang yang dipercayakan untuk mengatur

orang lainnya. Biasanya orang seperti itu disebut pemimpin atau

manajer. Dari kata itulah, kemudian muncul istilah

kepemimpinan setelah melalui proses yang panjang. Masalah

kepemimpinan sama tuanya dengan sejarah manusia.

Dalam kepemimpinan dibutuhkan manusia karena adanya

keterbatasan dan kelebihan tertentu pada manusia. Apakah

orang-orag dalam masyarakat atau organisasi tidak dapat

menjalankan tugas atau fungsinya tanpa adanya

seorang pemimpin? Pemimpin diperlukan, sedikitnya terdapat

empat macam alasan:

a) karena banyak orang memerlukan figur pemimpin,

b) dalam beberapa situasi seoarang pemimpin perlu tampil

mewakili kelompoknya,
c) sebagai tempat pengambilan resiko bila terjadi tekanan

terhadap kelomponya,

d) sebagai tempat untuk meletakkan kekuasaan.

Pengertian kepemimpinan bervariasi sebanyak orang yang

mencoba mendefinisikan konsep mempengaruhi dalam

menentukan tujuan organisasi, motivasi perilaku pengikut untuk

mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok

dan budayanya. Selain itu juga mempengaruhi interpretasi

mengenai peristiwa-peristiwa para pengikutnya,

pengorganisasian dan aktivitas-aktivitas untuk mencapai sasaran,

memelihara hubungan kerja sama kelompok, perolehan

dukungan dan kerja sama dari orang-orang luar kelompok atau

organisasi. Kepemimpinan terkadang dipahami sebagai kekuatan

untuk menggerakkan dan mempengaruhi orang. Kepemimpinan

sebagai sebuah alat, sarana atau proses untuk membujuk orang

agar bersedia melakukan sesuatau sukarela/sukacita.

2. Gaya Kepemimpinan 

Menurut Kartono (2008), gaya kepemimpinan adalah sifat,

kebiasaan, tempramen, watak dan kepribadian yang


membedakan seorang pemimpin dalam berinteraksi dengan

orang lain.

Gaya artinya sikap, gerakan, tingkah laku, sikap yang elok, gerak

gerik yang bagus, kekuatan kesanggupan untuk berbuat baik.

Sedangkan gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang

digunakan pimpinan untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran

organisasi tercapai atau dapat pula dikatakan bahwa gaya

kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi yang disukai dan

sering diterapkan oleh pemimpin. Gaya kepemimpinan adalah

pola menyeluruh dari tindakan seorang pemimpin, baik yang

tampak maupun yang tidak tampak oleh bawahannya. Gaya

kepemimpinan menggambarkan kombinasi yang konsisten dari

falsafah, keterampilan, sifat, dan sikap yang mendasari perilaku

seseorang. Gaya kepemimpinan yang menunjukkan, secara

langsung maupun tidak langsung, tentang keyakinan seorang

pemimpin terhadap kemampuan bawahannya. Artinya, gaya

kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai

hasil kombinasi dai falsafah, keterampilan, sifat, sikap, yang

sering diterapkan seorang pemimpin ketika ia mencoba

mempengaruhi kinerja bawahannya. Sehingga gaya

kepemimpinan yang paling tepat adalah suatu gaya yang

dapat memaksimumkan produktivitas, kepuasan kerja


pertumbuhan, dan mudah menyesuaikan dengan segala situasi.

Gaya kepemimpinan merupakan dasar dalam mengklasifikasikan

tipe kepemimpinan. Gaya kepemimpinan memiliki tiga pola

dasar yang mementingkan pelaksanaan tugas yang

mementingkan hubungan kerja sama, dan mementingkan hasil

yang dapat dicapai. Gaya kepemimpinan adalah cara yang

digunakan pemimpin dalam mempengaruhi paa pengikutnya.

Dalam hal ini usaha menselaraskan persepsi antara orang yang

akan memengaruhi perilaku dengan yang akan dipengaruhi

menjadi amat penting kedudukannya. Gaya kepemimpinan

merupakan suatu pola perilaku seorang pemimpin yang khas saat

memengaruhi anak buahnya, apa yang dipilih oleh pemimpin

untuk dikerjakan, cara pemimpin bertindak dalam mempengaruhi

anggota kelompok membenuk gaya kepemimpinannya. 

3. Indikator gaya kepemimpinan

Menurut Kartini Kartono ( 2008:34) menyatakan sebagai

berikut:

1. Sifat

Empat macam kelebihan-kelebihan sifat-sifat yang perlu

similiki oleh seorang pemimpin, yaitu :

a. Intelegensia ( intelligence)
b. Memiliki kecerdasaan yang lebih tinggi dari pada

bawahannya.

c. Kematangan dan keluasaan pandangan social ( social

maturiyand breadth ) Pemimpin harus lebih matang atau

lebih luas dalam hal yang berkaitan dengan

kemasyrakatan sehingga mudah mengendalikan keadaan,

kerjasama social, serta mempunyai keyakinan dan

kepercayaan pada diri sendiri.

d. Mempunyai motivasi dan keinginan berprestasi yang

dating dari dalam ( inner motivation and achievment

desires ) Pemimpin diharapkan mempunyai dorongan

yang besar untuk dapat menyelesaikan sesuatu.

2. Kebiasaan

Gaya hidup dalam kepemimpinan sangat tergantung

pada kebiasaan dalam pikiran yang menggerakan

prilakuyang menggambarkan segala tindakan yang

dilakukan sebagai pemimpin baik yang harus diamati

( seperti pikiran dan perasaan ) dengan kata lain perilaku

asalah gaya. Ada tiga gaya perilaku manusia yaitu :

Assertif (bersifat aktif, langsung dan jujur), non

assertif (bersifat pasif, tidak langsung dan tidak jujur), dan


agresif (bersifat lebih kompleks bisa aktif dan pasif,

langsung atau tidak langsung dan jujur dan tidak jujur).

3. Temperamen

Temperamen adalah gaya perilaku seseorang dan

cara khasnya dalam memberikan tanggapan. Ada 4 jenis

temperamen yaitu :

a) Sanguin, adalah orang yang bersemangat dalam

hisupnya, ia selalutamapak ceria, hangat,

bersahabtasan sangat menikmati hidupnya. Hal

ini disebabkan karena ia memiliki sifat yang

mudah menerima sehingga kesan-kesan dari luar

dapat dengan mudah masuk kedalam hatinya.

b) Koleris adalah seseorang yang memiliki kemauan

keras dalam mencapai sesuatu ia adalah

seseorang yang aktif, praktis, sekatan, mandiri

dan sangat independen. Ia cenderung bersikap

tegas dan berpendirian keras dalam mengambil

keputusan bagi dirinya sendiri dan bagi orang

lain.

c) Melankolis, dari empat jenis temperamen ini

melankolis merupakan temperamen yang paling

kaya. Ia memiliki rasa seni yang sangat tinggi,


d) kemampuan analisi yang kuat, perfeksional,

sensitive, berbakat, dan rla berkorban perasaan

sangat berpengaruh pasa pribadi seseorang

melonkolis.

e) Phlegmatis, seseorang phlegmatic memiliki sifat

alamiah pendamai, ia biasanya menghindari

kekerasan. Karana itu jugalah ia adalah orang

yang mudah diajak bergaul, ramah, dan

menyenangkan, ia adalah tipe orang yang bias

membuat sekelompok orang tertawa terbahak-

bahak oleh homur-homurnya, tetapi ia sendiri

tidak tertawa, ia adalah pribadi yang konsisten,

tenang dan jarang sekali terpengaruh dengan

lingkungannya.

4. Watak

Watak seorang pemimpin dijelaskandalam teori sikap

pribadi yang mempunyai watak yang lebih subyektif, yaitu

keunggulan seorang pemimpin didalam keyakinan

(determination), ketekunan (persistence), daya tahan

(edurance), keberanian (courage).

5. Kepribadian
Sifat-sifat kepribadian yang perlu dimiliki para Pemimpin

yaitu:

a. Pendidikan umum yang luas

b. Kematangan mental

c. Sifat ingin tahu

d. Kemampuan analisi

e. Memiliki daya ingat yang kuat

f. Integratif, seorang Pemimpin harus memiliki

kepribadianterpadu tidak terpecah-pecah yang membuat

dia terombang-ambing.

g. Keterampilan komunikasi

h. Keterampilan mendidik, seorang Pemimpin harus

mampu memberiak petunjuk dan membidik para

karyawan dalam beberapa hal yang berhubungan dengan

pekerjaan.

i. Rasional dan objektif, pemikiran-pemikiran, kesimpulan

dan keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin

harus berlandaskan pada pemikran-pemikiran sehat,

rasional dan objektif, tidak pilih kasih dan emosional.


j. Pragmitisme, keputusan-keputusan seorang Pemimipin

harus dibuat sesuai kemampuan dan sumberdaya yang

tersedia.

k. Ada naluri prioritas, berhubungan terbatasnya sumber

daya yang tersedia maka seorang Pemimpin harus

mampu menetapkan skala prioritas apa yang harus

dikerjakan lebih dahulu.

l. Pandai Mengatur waktu, seorang pemimpin harus

mampu bertindak cepat dan tepat dan

mempertimbangkan waktu secara efesien.

m. Sifat keberanian

n. Kemampuan mendengar, seorang pemimpin harus

mampu menggali informasi dan mendengar ide dan

keinginan dari para karyawannya.

b. Kepemimpinan Perempuan

Istilah perempuan dapat dipandang dari beberapa konsep

misalnya seks (jenis kelamin) yang memandang perempuan

secara biologis dan konsep gender yang memandng perempuan

secara konstruksi sosial. Menurut jenis konsep konsep, jenis

kelamin adalah persifatan pembagian dua jenis kelamin


manusia yang ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis

kelamin tertentu, yakni bahwa laki-laki


adalah manusia yang memiliki atau bersifat seperti daftar

berikut: memiliki Penis, memiliki jakala (kala menjing), dan

memproduksi sperma. Sedangkan perempuan memiliki alat

reproduksi seperti rahim dan saluran untuk melahirkan,

mereproduksi telur, memiliki vagina dan alat menyusui. Alat-

alat tersebut secara biologis melekat pada manusia jenis

perempuan dan laki-laki selamanya, dalam artian tidak dapat

dipertukarkan dan sudah menjadi kodrat Tuhan. diungkapakan

beberapa tokoh, maka timbul perbedaan antara laki-laki

dan perempuan secara alami (biologis) dalam berbagai konteks

budaya seringkali mendasari deferensiasi peran (divison of labor)

yang ada. Akibatnya sering terjadi ketidakseimbangan peran

antara laki-laki dan perempuan yang dalam beberapa kasus dapat

memunculkan adanya dominasi laki-laki dan perempuan. Laki-

laki dengan ciri biologinya serta sifat-sifat senantiasa diidentikkan

dengan orientasi instrumental, yakni aktif, penonjolan diri,

pelindung, dan pemimpin. Perempuan dengan ciri-ciri biologisnya

diidentikkan dengan sifat emosional seperti pasif, berkorban

untuk feminim, yakni berkaitan dengan orientasi keperluan orang

lain, tergantung pemberi cinta, dan pengasuh. 

Di kalangan masyarakat kita, kuatya pengaruh budaya

patriarki yang membedakan anatara kekuasaan laki-laki dengan


perempuan yang didasarkan pada peran gender tradisional, masih

tetap melingkupi
berbagai aspek kehidupan yang ada. Meskipun gerakan

emansipasi telah mampu menjadi lokomotif penggerak masuknya

peran ke berbagai sektor publik (pendidikan, ekonomi,industri)

namun, kenyataan yang ada masih memperlihatkan bahwa

diantara mereka banyak yang hanya terlibat pada bidang-bidang

yang merupakan kepanjangan dari peran gender tradisional. 

Hingga saat ini ideologi patriarki yang menempatkan

kedudukan laki-laki di atas perempuan dan stereotyp (segala

sesuatu yang dimiliki perempuan) yang memberikan pelabelan

atau penandaan tertentu terhadap laki-laki dan perempuan masih

tetap mengakar dan meresap dalam berbagai aspek kehidupan

masyarakat kita. Lain pula dengan laki-laki, seorang perempuan

yang memimpin suatu organisasi juga memilki sifat atau ciri-ciri

kepribadian yang halus, lembut, dan bersifat bijaksana terhadap

bawahannya dapat memimpin dengan sukses.

Dalam kepemimpinan seperti yang disebutkan di atas, banyak

terjadi negosiasi dan penyesuaian yang tidak dapat ditoleransi

oleh banyak orang. Seringkali keputusan yang diambil

berdasarkan pada kasus/individu buka generalisasi

belaka. Kepemimpinan kepala desa perempuan diharapkan dapat

memberikan pengaruh terhadap kinerja para bawahannya dalam


melaksanakan tugas guna mencapai tujuan yang diinginkan, yaitu

meningkatkan kualitas masyarakatnya. Sebagai


pemimpin, kepala desa mempunyai tugas utama

memimpin masyarakat. Dalam kepemimpinan perempuan

menurut Carol A. O‟Cannor memiliki kelebihan dan kelemahan

dalam memimpin bawahannya yaitu sebagai berikut: 

1. Kelebihan dan Kelemahan 

a.

Kelebihan 

Kelebihan yang dimiliki oleh seorang pemimpin perempuan

adalah sebagai berikut : 

1. Perempuan identik dengan sifat kelembutan, ketenangan,

dan kerendahan hati. Sifat yang dimilki perempuan tentu berbeda

dengan sifat yang dimiliki laki-laki, hal ini yang dapat menjadikan

ciri perempuan dalam memimpin bawahannya yakni kerendahan

hati yang dimilki akan meimbulkan kesan nyaman terhadap

bawahannya yang dipimpinnya karena pemimpin tersebut dapat

menempatkan diri di mana pun berada dan tidak merasa ada

perbedaan antara bawahan dengan atasan, ketenangan dalam

berfikir dan menyelesaikan persoalan dapat menjadi salah satu

kelebihan seorang pemimpin perempuan setiap persoalan

tidak akan pernah selesai jika tidak ditanggapi dengan ketenangan

berpikir, sifat lembut yang dimilki perempuan pada umumnya


dapat menimbulkan suasana kerja yang kondusif karena perintah-

perintah yang diberikan dan saran yang diberikan untuk

bawahannya selalu disampaikan dengan tutur kata yang halus. 

2. Memilki sifat analisis dan hati-hati 

Bersifat hati-hati dalam mengambil keputusan yang

nantinya digunakan sebagai kebijakan desa maupun untuk masa

depan desa yang dipimpinnya, menganalisis setiap persoalan yang

dihadapi bawahannya maupun masalah pribadi dalam

kehidupannya sebelum mengambil keputusan menjadi salah satu

tolok ukur kepemimpinannya. 

3. Lebih memahami dan mengerti apa yang diinginkan

bawahannya. Saran dan kritik yang diberikan bawahan pada

atasannya harus selalu diterima dengan lapang dada dan diberi

umpan balik guna memotivasi kinerja bawahan. Mengerti dan

memahami apa yang diinginkan bawahan pada saat bekerja,

misalnya seorang bawahan menginginkan atasan lebih bersikap

responsif terhadap kinerja yang dilakukan guru maka pemimpin

harus memahami hal tersebut. 

b. Kelemahan 
Adapun kelemahan yang dimiliki oleh seorang pemimpin

perempuan antara lain sebagai berikut : 

1. Kepercayaan diri yang cenderung kuran

 Dukungan dari bawahan juga sangat penting untuk kemajuan

seorang pemimpin karena bawahan lebih tahu bagaimana sifat

dan cara memimpinnya, oleh karena itu tidak jarang seorang

pemimpin kurang percaya diri dalam memimpin suatu lembaga

karena kurangnya support/dukungan dari bawahan untuk

kemajuan organisasi yang dipimpinnya tersebut dan hal ini

dapat berakibat baruk untuk perkembangan bawahan dalam

bekerja dan untuk organisasi yang dipimpin tersebut. Hal ini

ternyata menjadi salah satu kelemahan seorang perempuan

dalam memimpin sebuah lembaga pendidikan/sekolah. 

2. Kurang berani/kurang tegas dalam mengambil keputusan 

Sifat analisis dan hati-hati dalam mengambil setiap keputusan

bisa menjadi salah satu kelebihan seorang pemimpin

perempuan namun analisis yang sudah tepat dipilihnya tersebut

kurang tegas diucapkan di hadapan bawahannya, pengambilan

keputusan yang tegas dapat mencerminkan seorang pemimpin

akan kewibawaan yang dimi


3. Kadang muncul sifat otoriter

 Sifat otoriter dan mendikte kadang busa muncul dalam

sebuah organisasi kepemimpinan karena seorang bawahan

tidak semuanya bisa mengikuti jalan pikiran atasannya oleh

karena itu ada juga bawahan yang tidak patuh terhadap

perintah atasa, hal inilah yang menimbulkan sifat otoriter

seorang pemimpin kadang muncul dan mendikte tiap tugas

yang dilakukan bawahannya karena ketidakpatuhan bawahan

terhadap atasan. 

c. Peran Kepala Desa 

1. Pembangunan Desa 

Dalam PP No. 72 Tahun 2005 Pasal 88 (1), disebutkan

bahwa Pembangunan kawasan perdesaan yang dilakukan oleh

Kabupaten/Kota dan atau pihak ketiga wajib mengikutsertakan

Pemerintah Desa dan BPD, (2) disebutkan bahwa dalam

perencanaan, pelaksanaan pembangunan, pemanfaatan dan

pendayagunaan kawasan perdesaan wajib

mengikutsertakan masyarakat sebagai upaya pemberdayaan

masyarakat.Pelaksanaan pembangunan kawasan pedesaan


diatur dengan perda, dengan memperhatikan hal-hal sebagai

berikut: 

a. Kepentingan masyarakat desa. 

b. Kewenangan desa. 

c. Kelancaran pelaksanaan investasi. 

d. Kelestarian lingkungan hidup. 

e. Keserasian kepentingan antar kawasa dan kepentingan

umum. 

Pembangunan adalah suatu usaha atas rangkaian usaha

pertumbuhan dan perobahan yang berencana yang dilakukan

secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju

modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation-building) 

2. Pelayanan Publik 

Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Pasal 1

Ketentuan Umum bagian 1, menyebutkan bahwa pelayanan

publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka

pemenuhan kebutuhan dasar sesuai degnan hak-hak sipil setiap

warga dan penduduk atas suatu barang, jasa, dan

atau pelayanan administrasi yang disediakan oleh

penyelenggara pelayanan publik. Fitzsimmons (1982)

mengatakan bahwa: Customer satisfaction with with service


quality can be defined perception of received with expectation

of service desired (maksudnya rasa puas orang yang

memerlukan pelayanan bisa diartikan dengan

memperbandingkan bagaimana pandangan antara pelayanan

yang diterima dengan harapan pelayanan yang

diharapkan). Pelayanan umum menurut keputusan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara (MENPAN) Nomor 81 1993

tentang pedoman tata laksana pelayanan umum yang

dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat dan

di lingkungan Badan Usaha Milik Negara/Daerah dalam bentuk

barang dan jasa, baik dalam rangka upaya pemenuhan

kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan

ketentuan perundangundangan (Sedarmayanti, 2004:83). 

Pelayanan umum akan dapat terlaksana dengan baik dan

memuaskan apabila didukung oleh beberapa faktor, antara lain

kesadaran pemimpin dan pelaksana, adanya aturan yang

memadai, organisasi dengan mekanisme sistem yang dinamis,

pendapatan karyawan cukup untuk memenuhi kebutuhan


hidup minimum,kemampuan keterampilan yang sesuai dengan

tugas atau pekerjaan yang dipertanggungjawabkan, dan

tersedianya sarana pelayanan sesuai dengan jenis dan bentuk

atau pekerjaan pelayanan.


F. Kerangka Pemikiran

Kepala Desa

Laki-laki Perempuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi


atau yang menghambat Kartini Kartono ( 2008:34)
1. Sifat (kemampuan Gaya kepemimpinan
berkomunikasi)
2. Temperamen 1. Sifat
3. Kebiasaan( kejujuran) 2. Kebiasaan
4. Watak 3. Tempramen
4. Watak
(keberanian,ketekunan,dan
KEPEMIMPIAN KEPALA DESA PEREMPUAN 5. Kepribadiaan
DALAM MEMAJUKAN
keyakinan)
DESA RANTAU BUJUR HILIR
BAB III
METEDOLOGI PENELETIAN

A. Lokasi Peneletian

Dalam Peneletian ini, Penulis fokus ke desa Rantau Bujur Hilir Kecamatan

Sungai Tabukan Kabupaten Hulu Sungai Utara kode pos 71455 yang mana

desa tersebut memeliki kepala Desa perempuan.

G. Pendekatan Peneletian

Sesuai dengan maksud dan tujuan peneletian, maka peneletian ini

mempergunakan pendekatan kualitati, yaitu peneletian yang ditunjukan

untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas

social, sikap, pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Data

dihimpun dengan seksama, mencakupdeskripsi dalam konteks yang

mendetail disertai catatan hasil wawancara yang mendalam. Karena

pendekatanyang dipergunakan adalah pendekatan kualitatif, yang menjadi

instrumen atau alat peneletian adalah peneleti itu sendiri.

Dalam peneltian ini, informasi yang akan dikembangkan berasal dari

masyarakat dan aparatur desa yang terkait dalam kepemimpinan Kepala

Desa Perempuan di desa Rantau Bujur Hili


H. Data Dan Sumber Data

1. Data Primer

Yaitu keseluruhan data hasil peneletian yang diperoleh melalui

wawancara, dan observasi langsung di lapangan yang bersumber dari

seluruh aparatur terkait dan masyarakat setempat objek penelitian.

2. Data sekunder

Yaitu data yang diperoleh dari studi literatur atau perpustakaan serta

data-data resmi yang didapat terhadap objek yang di teliti yang

berasal dari Kantor Kepala desa.

3. Sumber data

Sumber data dalam peneletian ini adalah orang yang dimanfaatkan

untuk memeberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar

belakang peneletian. Informan merupakan orang yang benar-benar

mengetahui permasalahan yang akan diteliti. Subjek yang diteliti

adalah Kepala desa Rantau Bujur Hilir, staf desa dan masyarakat.

Dalam penelitian ini yang di pilih melakukan wawancara terdiri dari

8 orang informan, dengan rincian sebagai berikut :

1. Kepala Desa : 1 orang

2. Staff Desa : 2 orang

3. Masyarakat : 5 orang.
I. Desain Operasional Peneletian

Desain Operasional Penelitian adalah alat untuk fasilitas yang digunakan

oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat lengkap dan sistematis sehingga

lebih mudah. (Anggara, 2014:125).

Berkaitan dengan penelitian ini mengenai Kepemimpinan Kepala Desa

perempuan di desa Rantau Bujur Hilir kecamatan Sungai Tabukan

kabupaten Hulu Sungai Utara maka dirancanglah suatu desain operasional

penelitian untuk mengukur baik buruknya suatu konsep.

Sesuai dengan kerangka pemikiran yang sudah dituliskan sebelumnya maka

untuk memudahkan dalam penelitian ini penulis merumuskan desain

operasional penelitian sebagai berikut :

Variabel Sub Variabel Indikator

Gaya 1. Sifat a. Intelegensi


kepemimpinan b. Kematanga dan keluasaan
Teori Kartini pandangan
Kartono c. Mempunyai motivasi dan
(2008:34) keinginan berprestasi
a. non asertif (pasif, tidak langsung
2. Kebiasaan
dan tidak jujur)

1. sanguine

a. bersemangat dalam hidup dan


mendasarkan perassan dari pada
pola pemikiran (dalam mengambil
keputusan)

2. Korelis

3. Temperamen a. kemauan keras dan sangat


independen

3. Melankolis

a.rela berkorban

b. berbakat

c. Pribadi menyenangkan

a. keyakinan

4. Watak b.ketekunan

c. keberanian

a.keterampilan membidik
( memberi arahan kepada bawhan
dalam melakukan pekerjaan)
5. Kpribadian
b.rasional dan obyektif

c. paragmatis (didalam mengambil


keputusan)
J. Teknik Pengumpulan Data

Metode adalah cara yang tepat untuk melakukan sesuatu

dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan,


sedangkan penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat,

merumuskan dan menganalisa sesuatu yang diteliti sampai menyusun

laporan.

Data yang relavan sangat dibutuhkan, sebagai tujuan dari penelitian

yang dilaksanakan. Sedangkan untuk mendapatkan data tersebut perlu

menggunakan metode yang cocok dan dapat mengangkat data yang

dibutuhkan.Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut: 

a. Metode Observasi 

Observasi merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan

cara mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis

baik secara langsung maupun tidak langsung pada tempat yang

diamati. Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai

kepemimpinan kepala desa perempuan di Desa Rantau Bujur

Hilir Kecamatan Sungai Tabukan Kabupaten Hulu Sungai Utara. 

b. Metode Wawancara 

Wawancara, adalah pengumpulan data melalui tanya jawab

kepada dua pihak yang mempunyai kedudukan berlainan, pihak

yang satu dalam kedudukan sebagai pencari informasi dan yang

lain sebagai pemberi informasi (responden). Metode ini digunakan

untuk memperoleh informasi mengenai kepemimpinan kepala


desa perempuan di Desa Rantau Bujur Hilir Kecamatan Sungai

Tabukan  Kabupaten  Hulu Sungai Utara. 

c. Metode Dokumentasi 

Dokumentasi adalah mencari data atau informasi yang

berupabenda- benda tertulis, seperti buku, majalah, dokumen

peraturanperaturan,dan catatan harian lainnya. Metode ini

digunakan untuk memperoleh data mengenai tentang pandangan

tokoh agama terhadap persepsi masyarakat

terhadap kepemimpinan Kepala Desa perempuan di Desa Rantau

Bujur Hilir Kecamatan Sungai Tabukan Kabupaten Hulu Sungai

Utara

K. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2013:234) analisis data kualitatif adalah bersifat

induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya

dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak

berdasarkan data yang terkumpul.

Teknik analisi ini juga digunakan untuk mendapatkan suatu gambaran yang

jelas dan berkaitan dengan pokok permasalahan yang diteliti. Miloes dan

Huberman ( Sugiyono, 2013:246) mengungkapkan bahwa dalam mengolah


data kualitatif dilakukan melalui tahap reduksi, penyajian data, dan

penariakn kesimpulan.

1. Reduksi data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan

perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi

data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan.

Reduksi data berlangsung terus menerus selama penelitian

dilakukan. Selama pengumpulan data berlangsung, terjadi tahapan

reduksi selanjutnya membuat ringkasan, mengkode, menulusur tema,

membuat gugus-gugus, membuat oartisi, menulis memo. Reduksi

data/proses transformasi ini berlanjut sesudah penelitian lapangan,

sampai laporan akhir lengkap tersusun.

2. Penyajian data

Penyajian data merupakan rangkaian kalimat yang disusun

secara logis dan sistematis sehingga mudah dipahami. Kemampuan

manusia sangat terbatas dalam menghadapi catatan lapangan yang

bias, jadi mencapai ribuan jadi mencapai ribuan halaman. Oleh

karena itu diperlukan sajian data yang jelas dan sistematis dalam

membantu peneliti menyelesaikan pekerjaannya. Penyajian data


dalam hal ini adalah penyampaian faktor-faktor yang

berkaitan dengan pengawasan.  

3. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan sebagian dari satu kegiatan dari

konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan diverifikasi selama

penelitian berlangsung. Verifikassi merupakan tinjauan ulang pada

catatan-catatan lapangan dengan peninjauan kembali sebagai upaya

untuk menempatkan salinan suatu temuan dalam seperangkat data

yang lain. Singkatnya, makna-makna yang muncul dari data harus di

uji kebenaran validitasnya. 

L. Uji Kredibilitas Data

Kualitatif sebagai salah satu metode penelitian memiliki

standarisasi tersendiri dalam menentukan tingkat kepercayaan sebuah

data yang ditemukan di lapangan. Pandangan umum mengenai data

penelitian yang diperoleh dalam penelitian kualitatif yang cenderung

individualistik dan dipengaruhi oleh subjektivitas.

Data yang dihasilkan berdasarkan temuan peneliti deskripsikan

sesuai dengan pandangan subjektif peneliti mengenai apa yang diperoleh


selama melakukan penelitian. Penentuan sudut pandang dan

penafsiran peneliti terhadap temuan dilapangan sangat dipengaruhi oleh

kemapanan intelektual peneliti dalam mengelaborasi sebuah data.

Sehingga gagasan subjektivitas yang disampaikan tetap mengacu pada

konsep rasionalis yang menjadikan rasio sebagai pisau bedah dalam

mengurai data yang diperoleh. Selain itu, data yang dilaporkan oleh

peneliti harus berekuivalen dengan realitas yang ada dilapangan.

Di dalam pengujian keabsahan data, metode penelitian kualitatif

menggunakan validas interbal (credibility) pada aspek nilai kebenaran,

pada penerapannya ditimjau dari validas eksternal (transferability), dan

reabilitas (dependability) pada aspek konsistensi, serta objektivitas

(confirmability) pada aspek naturalis (Sugiyono, 2014). Pada penlitian

kualitatif, tingkat keabsahan lebih ditekankan pada datan yang diperoleh.

Melihat hal tersebut maka kepercayaan data hasil penelitian dapat

dikatakan memiliki pengaruh signifikan terhadap keberhasilan sebuah

penelitian.

Data yang valid dapat diperoleh dengan melakukan uji

kredibilitas terhadap data hasil penelitian sesuai dengan prosedur uji

kredibilitas data dalam penelitian kualitatif. Adapun macam-macam

pengujian kredibilitas menurut Sugiyono (2014) antara lain dilakukan

dengan:
1. Perpanjangan pengamatan, maksudnya adalah peneliti kembali

meneliti ke lapangan, melakukan pengamatan, dan wawancara lagi

dengan informan atau sumber data yang pernah ditemui maupun

yang baru.

2. Peningkatan ketekunan dalam penelitian, maksudnya melakukan

pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan sehingga

fenomena akan dapat direkam secara pasti, sistematis trigulasi serta

dapat memberikan deskripsi data yang akurat tentang apa yang

diamati.

3. Analisis kasus negatif, maksudnya adalah peneliti mencari atau

menemukan data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan

data yang telah ditemukan sebelumnya, maka akan hal ini akan

merubah temuan sebelumya, namun jika hal tersebut tidak

bertentangan maka data dapat dikatakan sudah terpercaya.

4. Triangulasi, maksudnya adalah mencek kembali data temuan

dilapangan dengan beberapa sumber dan dengan teknikdan waktu

yang berbeda. Triangulasi ini terdiri dari triangulasi sumber,

triangulasi teknik, dan triangulasi waktu.


5. Membercheck, maksudnya adalah proses pengecekan kembali data

yang telah diperoleh oleh peneliti kepada pemberi data tersebut, hal

ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh

sesuai atau tidak dengan apa yang diberikan oleh pemberi data, jika

sesuai maka data tersebut dapat terpercaya.


DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai