Anda di halaman 1dari 8

63

ANALISIS REGRESI PENGARUH BUBUK BUAH LADA (Piper Ningrum L)


SEBAGAI LARVASIDA NYAMUK AEDES AEGYPTI

Fitri Rachmillah Fadmi


fitri.rachmillahfadmi@gmail.com
Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKES Mandala Waluya

ABSTRAK

Nyamuk Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue
penyebab penyakit demam berdarah. Upaya yang dilakukan untuk mengendalikan penyakit
tersebut antara lain pemberantasan vector dengan insektisida kimia. Namun insektisida sering
menimbulkan masalah seperti resintensi nyamuk dan kerusakan lingkunga. Untuk itu perlu
larvasida alami yang salah satunya adalah bubuk buah lada. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh bubuk buah lada sebagai larvasida nyamuk Aedes aegypti.
Rancangan penelitian ini adalah post only control group design. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh larva nyamuk aedes aegypti yang dibiakkan dalam wadah plastik
hingga menjadi larva nyamuk Aedes aegypti. Sampel dalam penelitian ini adalah 72 ekor larva
nyamuk aedes aegypti Pada 4 unit perlakuan. Pada penelitian ini dilakukan pengulangan
sebanyak 3 kali.
Persentase bubuk buah lada sebagai larvasida nyamuk Aedes Aegypti dengan konsentrasi
8 gr/L sebesar 68%, 10 gr/L sebesar 82%, dan 12 gr/L sebesar 93%. . Hasil uji One Way
ANOVA diperoleh nilai p-value (0.000) < α (0.05), maka H0 ditolak. Artinya bahwa ada
pengaruh bubuk buah lada pada konsentrasi 8 gr/L, 10 gr/L dan 12 gr/L sebagai larvasida
nyamuk Aedes Aegypti.Hasil uji regresi linier yang mengukur derajat hubungan antara
konsentrasi larvasida dan kematian karva diperoleh nilai R2+ sebesar 0.979. Sehingga dapat
disimpulkan bubuk buah lada berpengaruh sangat kuat dalam mematikan jentik.
Perlu penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan senyawa bioaktif yang paling toksik
sebagai larvasida nabati dengan cara melakukan pemisahan zat bioaktif yang terkandung dalam
buah lada

Kata kunci : Larva, Aedes, Bubuk, Lada

PENDAHULUAN albopictusmenciptakan siklus persebaran


dengue di desa-desa dan perkotaan (Anggraeni,
Nyamuk Aedes aegypti merupakan jenis
2011).
nyamuk yang dapat membawa virus dengue
Kementrian kesehatan yang telah
penyebab penyakit demam berdarah.
mengupayakan berbagai macam strategi untuk
Penyebaran jenis ini sangat luas, meliputi
mengatasi kasus penyakit yang ditularkan oleh
hampir semua daerah tropis di seluruh dunia.
nyamuk aedes Aegypti terutama kasus wabah
Aedes aegypti merupakan pembawa utama
DBD, salah satunya dengan menggunakan
(primary vector) dan bersama Aedes

Jurnal MediLab Mandala Waluya Kendari Vol.3 No.1, Juli 2019


64

insektisida kimia. Strategi awal yang sebagai larvasida terhadap larva nyamuk yang
digunakan adalah dengan cara memberantas resisten piretroid dengan LC500,98 ppm
nyamuk dewasa melalui pengasapan, (Tawatsin et al., 2006). Kandungan piperin
kemudian startegi berikutnya diperluas dengan bersifat sebagai anti-inflamasi dan larvasida
penggunaan larvasida yang ditaburkan (Towaha dan Tjahjana, 2011). Sifat larvasida
ketempat penampungan air yang sulit piperin yang terdapat pada lada akibat efek
dibersihkan (kristina et al., dalam Alfidah, toksik terhadap larva yang mengakibatkan
2009). kematian (Park et al., 2002).
Menurut Nalim (2007), program Kandungan senyawa pada biji lada
pengendalian vektor kurang berhasil di adalah minyak atsiri mengandung felandren,
berbagai negara termasuk indonesia, karena dipenten, kariopilen, enthoksilin, limonen,
terlalu tergantung pada pengasapan (fogging). alkaloida piperina dan kavisina. yang mampu
Cara ini perlu biaya besar (5 miliar pertahun) di gunakan sebagai larvasida berdasarkan
(Baskoro et al., dalam Sayono, 2008), sifatnya yaitu flavanoid. Selain itu, penelitian
menimbulkan resistensi vektor akibat dosis tentang penggunaan isektisida nabati berupa
yang tidak tepat, dan tidak berdampak panjang biji lada belum banyak dilakukann di Indonesia
karena jantik nyamuk tidak mati (Boewono et terutama dikota Kendari.
al., dalam Sayono, 2008).
Upaya pegendalian vektor tidak METODE
selamanya menggunakan insektisida kimia
Penelitian ini merupakan eksperimen
karena masih ada metode lain yang memiliki
murni. Desain penelitian yang digunakan
dampak panjang dan tidak menimbulkan
dalam penelitian ini adalah Pos-Test Only
resistensi vektor. Penggunaan insektisida
Control Group Design. Populasi dalam
kimia berupa temefos (abate) dapat diganti
penelitian ini adalah seluruh larva nyamuk
dengan insektisida alrnatif yaitu insektisida
aedes aegypti yang dibiakkan dalam wadah
nabati salah satunya adalah buah lada.
plastik hingga menjadi larva nyamuk Aedes
Tawatsin et al., (2006) menggunakan minyak
aegypti.
atsiri dari lada sebagai repellent terhadap
Sampel dalam penelitian ini adalah 72 ekor
nyamuk Aedes aegypti, dan memberikan hasil
larva nyamuk aedes aegypti Pada 4 unit
daya penolakan 2-3 jam, dan penelitian lain
perlakuan. Pada penelitian ini dilakukan
membuktikan bahwa ekstrak lada bersifat
pengulangan sebanyak 3 kali.

Jurnal MediLab Mandala Waluya Kendari Vol.3 No.1, Juli 2019


65

Prosedur penelitian ini akan dilakukan diamati setelah 24 jam perlakuan. Adapun
dimulai dari Persiapan yang akan diteliti langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut:
meliputi persiapan Larva Nyamuk Aedes 1) Bubuk buah lada dengan konsentrasi 6gr/L,
aegypti : 1) Memasang ovitrap yang diletakkan 8 gr/L, 10 gr/L, 12 gr/Ldimasukan ke masing-
di RT 2 kelurahan Alolama, 2) Melakukan masing beker glass ukuran 1000 ml, 2) Larva
pengamatan pada ovitrap, apakah terdapat telur dipindahkan ke dalam beaker glass dengan
nyamuk Aedes aegyptipada paddle, jika ada menggunakan pipet larva dan tiap beaker glass
maka paddle dibawa ke laboratorium untuk di isi 24 ekor larva, 3) Larva diamati setelah 24
dikembang biakkan menjadi larva, 3) Telur jam perlakuan, 4) Hitung jumlah larva yang
Aedes aegypti, ditetaskan dalam wadah plastik mati pada kelompok kontrol dan kelompok
berisi air bersih ±1000cc. Larva - larva perlakuan dan lengkapi daftar isian hasil
tersebut dipelihara selama 4-6 hari. Setelah pengamatan, 5) Melakukan tabulasi data yang
menetas, larva tersebut digunakan untuk diperoleh dari hasil penelitian dan dianalisis
penelitian). menggunakan uji statistik.
Selanjutnya persiapan bubuk buah lada Analisis data hasil penelitian dilakukan
: 1) kg buah merica dicuci bersih kemudian dengan bantuan program komputer
dikeringkan dibawah sinar matahari selama 5 menggunakan Uji One Way ANOVA untuk
hari, 2) Lada di haluskan menggunakn blender melihat pengaruh perlakuan kelompok sebagai
hingga menjadi bubuk. Kemudian yang larvasida dalam mematikan larva dan regresi
terakhir adalah Pembagian kelompok linier untuk mengukuran derajat hubungan
eksperimen. Larutan yang telah dipersiapkan antara konsentrasi larvasida (X) dengan
berisi bubuklada, kemudian dipindahkan kematian larva (Y), yang dinyatakan dengan
kedalam beaker glass sebanyak 1000 ml yang nilai persentase r2 (sebagai koefisien korelasi).
telah dipersiapkan dan dibagi menjadi 3
kelompok perlakuan dan 1 kelompok kontrol
secara merata.
Uji efektifitas bubuk buah lada
dilakukan untuk mengetahui berat efektif
bubuk merica terhadap kematian larva nyamuk
Aedes aegypti pada konsentrasi 6 g/L, 8 g/L,
10 g/L, 12 g/Ldengan 3 kali replikasi yang

Jurnal MediLab Mandala Waluya Kendari Vol.3 No.1, Juli 2019


66

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jumlah larva aedes aegypti yang mati pada pemberian bubuk buah lada berdasarkan konsentrasi
larvasida yang dapat dilihat pada tabel 1 berikut :

Jumlah kematian larva setelah


Rata-rata jumlah Persentase
Konsentrasi 24 jam pada ulangan ke
kematian kematian larva
I II III
0 gr/L 0 0 0 0 0
8 gr/L 15 18 16 16.33 68
10 gr/L 18 20 21 19.67 82
12 gr/L 21 22 24 22.33 93

Dari tabel diatas dapat diketahui pengaruh bubuk buah lada pada konsentrasi
bahwa pada konsentrasi 8 gr/L telah dapat 8 gr/L, 10 gr/L dan 12 gr/L sebagai larvasida
mematikan larva sebesar 68% dari jumlah nyamuk Aedes Aegypti.
larva, pada konsentrasi 10 gr/L telah dapat Sementara hasil uji regresi linier
mematikan larva sebesar 82% dari jumlah yang mengukur derajat hubungan antara
larva dan pada konsentrasi 10 gr/L telah konsentrasi larvasida dan kematian karva
dapat mematikan larva sebesar 93% dari diperoleh nilai R2+ sebesar 0.979. artinya
jumlah larva. bahwa persamaan yang terbentuk dari kedua
Pengujian One Way ANOVA nilai koefisien akan memilki nilai korelasi
memiliki asumsi distribusi data yang harus sebesar 97% dan layak digunakan. Sehingga
normal dan varian data homogen. Hasil uji dapat disimpulkan bubuk buah lada
normalitas menggunakan Kolmogrov berpengaruh sangat kuat dalam mematikan
somirnov diperoleh nilai p-value (0.378) dan jentik.
uji homogenitas menggunakan Levene’s Test Rumus regresi linier untuk Larvasida
diperoleh nilai p-value (0.267), masing- nyamuk Aedes Aegypti adalah :
masing lebih besar dari α (0.05). dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa asumsi Y = 4x+10.33, dimana x adalah konsentrasi
terpenuhi sehinggal uji One Way ANOVA larvasida dan Y adalah jumlah kematian
dapat digunakan. Hasil uji One Way ANOVA larva.
diperoleh nilai p-value (0.000) < α (0.05),
maka H0 ditolak. Artinya bahwa ada

Jurnal MediLab Mandala Waluya Kendari Vol.3 No.1, Juli 2019


67

30

25 y = 7.1x - 4
R² = 0.8852

20
Jumlah Kematian
larva
15

10 Linear (Jumlah
Kematian larva)
5

0
0 gr/L 8 gr/L 10 gr/L 12 gr/L

Gambar 1. Grafik Analisis Regresi Linier Jumlah Kematian Larva Aedes Aegypti dengan
menggunakan Larvasida Bubuk Buah Lada

Hasil penelitian efektifitas bubuk yang dibuat dari ember hitam kecil dan
buah lada (Piper ningrum L.) sebagai kertas saring sebagai tempat peletakan telur
larvasida terhadap larva nyamuk Aedes nyamuk. Pengamatan awal dilakukan oleh
aegypti sp. telah dilakukan dengan instruktur laboratorium entomologi Stikes
menggunakan bubuk buah lada pada Mandala Waluya Kendari untuk memastikan
konsentrasi 8 gr/L, 10 gr/L dan 12 gr/L bahwa larva yang berasal dari ovitrap adalah
dengan 3 kali pengulangan yang diamati 24 larva Aedes aegypti sp.
jam setelah perlakuan dan diperoleh jumlah Berdasarkan hasil pengamatan yang
kematian larva nyamuk Aedes aegypti sp. telah dilkukan dan mencocokkan ciri-ciri
yang berbeda-beda. pada larva tersebut dengan ciri-ciri larva
Sebelum melakukan uji efektifitas Aedes sp., maka dapat disimpulkan bahwa
terlebih dahulu dilakukan identifikasi jenis larva yang berasal dari telur nyamuk yang
larva yang akan dijadikan sebagai sampel diambil dari ovitrap adalah larva Aedes
penelitian untuk memastikan bahwa larva aegypti sp. Pengamatan berikutnya
tersebut adalah larva Aedes aegypti sp. Satu dilakukan oleh peneliti dan dipandu oleh
ekor larva diambil dari wadah tempat instruktur laboratorium Entomologi Stikes
pengembang biakkan telur nyamuk untuk Mandala Waluya Kendari untuk memastikan
sebelumnya diambil dari ovitrap standar dan mencocockkan ciri-ciri larva Aedes

Jurnal MediLab Mandala Waluya Kendari Vol.3 No.1, Juli 2019


68

aegypti sp. yang diamati pada mikroskop dari permukaan air dengan cepat. Setelah 24
binokuler. jam perlakuan ditemukan adanya larva yang
Jumlah larva yang digunakan dalam mati dengan tubuh kaku, mengapung dan
uji efektifitas bubuk buah lada (Piper tidak bergerak saat disentuh spatula.
ningrum L.) berhubungan dengan Perolehan jumlah larva yang mati berbeda-
keakuratan data hasil penelitian, serta beda pada setiap konsentrasi perlakuan.
dengan tingkat persaingan hidup antar larva Secara umum dapat disimpulkan bahwa
nyamuk Aedes sp. pada saat holding selama tinggi rendahnya konsentrasi yang diberikan
24 jam. Jumlah larva sampel yang terlalu akan berpengaruh terhadap jumlah larva
sedikit akan menghasilkan presentase yang mati. MenurutDe Paula et al., (2006)
kematian larva yang tinggi sehingga bahwa senyawa amida dari lada
meningkatkan resiko terjadinya bias data hitammenyebabkan mortalitas larva uji
hasil penelitian, maka jumlah larva Aedes bervariasi dari 0 hingga 95% tergantung
sp. yang digunakan dalam setiap perlakuan spesies serangga dan konsentrasi uji.
adalah 24 ekor larva. Perolehan jumlah larva yang mati
Berdasarkan pada penelitian efektifitas meningkat secara signifikan pada
bubuk buah lada pada konsentrasi 0 gr/L konsentrasi 8 gr/L, 10 gr/L,12 yang
(kontrol) tidak terjadi kematian, sehingga menyebabkan jumlah larva mati berturut-
kelompok kontrol dalam penelitian ini turut 68%, 82% hingga pada konsentrasi
diabaikan karena jumlah larva mati rata-rata maksiaml 12 gr/L jumlah larva mati rata-rata
pada kelompok kontrol kurang dari 5%. mencapai 83 %. Hal ini terjadi karena
Berbeda dengan kelompok perlakuan yang adanya senyawa kimia yang terdapat pada
didapatkan adanya larva yang mati. Hal ini lada seperti piperin yang merupakan
menunjukkan bahwa kematian larva terjadi senyawa utama pada lada yang bersifat
akibat pemberian bubuk buah lada. toksik terhadap larva sehingga menyebabkan
Pengamatan yang telah dilakukan kematian. Menurut Sutoyodan Wiriadmojo
terhadap larva Aedes aegypti sp. pada (1997), semakin tinggi konsentrasi yang
kelompok perlakuan yakni pada konsentrasi digunakanmaka jumlah racun yang
8 gr/L, 10 gr/L dan 12 gr/L terlihat mulai mengenai kulit serangga semakin banyak,
menggulung badannya dan melakukan sehingga meningkatkan efektifitas dan dapat
gerakan teleskopik, yaitu gerakan turun naik menghambat pertumbuhan dan

Jurnal MediLab Mandala Waluya Kendari Vol.3 No.1, Juli 2019


69

menyebabkan kematian serangga lebih Sitophilus oryzae L. dalam waktu 72 jam


banyak. (Khani et al., 2011)
Berdasarkan hasil uji anova dengan (α Mekanisme kematian larva
= 0,05) diketahi bahwa nilai signifikansi p = berhubungan denagn fungsi dari senyawa-
0,000 (p < 0,05). Hal ini berarti terdapat senyawa yang terkandung dalam buah lada.
perbedaan yang signifikan antara Beberapa dintaranya adalah alkaloid seperi
konsentrasi bubuk buah kada (Piper piperin dan piperidin yang bersifat toksid
ningrum L.) dengan rata-rata kematian terhadap larva nyamuk dan retro fractamid
nyamuk Aedes aegypti. Hasil ini dipengaruhi yang dapat merusak sistem saraf pusat larva
oleh senyawa-senyawa kimia yang (Park et al, 2002), kandungan lain yang
terkandung di dalam lada hitam. Analisis diduga berperan seperti flavonoid yang
kimia GC dan GC-MS dari buah lada segar dapat berperan sebagai toksikterhadap larva
yang dilakukan Fan et al., (2011) (Sayono et al 2008), saponin, resin dan
menemukan 39 senyawa, di antaranya minyak atsiri juga dapat bersifat toksik
35,06% piperin (senyawa utama), 12,95% terhadap mamalia yang menyebabkan
beta-pinen (minyak atsiri), dan 9,55% kerusakan pada dinding traktus digestivus
linalool yang bersifat insektisida.Ketajaman larva (Towaha dan Thajana 2011).
bau senyawa piperin dari lada hitam dapat
KESIMPULAN
membunuh serangga lebih cepat (Mahdi dan
Rahman, 2008; Reshmi et al.,2010).Hasil Kesimpulan dalam penelitian ini
penelitian yang dilakukan Fan et al., (2011) adalah bubuk buah lada dengan konsentrasi
bahwa ekstrak heksana lada hitam 8 gr/L, 10 gr/L dan 12 gr/L berpengaruh
menyebabkan mortalitas larva S. litura pada sangat kuat dalam membunuh jentik dengan
24 jam dan tertinggi pada 48 jam setelah persentase yang semakin meningkat dari
perlakuan. Ekstrak lada hitam masing-masing konsetrasi dimulai dari 68%,
menyebabkanmortalitas 100% terhadap 82 hingga 93%.

DAFTAR PUSTAKA Limau (Citrus amplycarpa), dan Jeruk


Bali (Citrus maxima) Terhadap Larva
Adrianto, Hebert., dkk,. Efektivitas Daun Aedes aegypti., Jurnal, Fakultas
Jeruk Purut (Citrus hystrix), Jeruk

Jurnal MediLab Mandala Waluya Kendari Vol.3 No.1, Juli 2019


70

Anggraeni,tinjauan pustaka tentang nyamuk


Aedes aegypti. http://google.com.
morfologi nyamuk aedes aegypti.pdf
(Di akses pada tangggal 26 April
2016).2010
Cuppett et al., Natural Antioxidant – Are
They Reality. Dalam Foreoidoon
Sahidi:
Deepthi et al.,Fast Foods and their Impact
on Health JKIMSU, 2012
De Paula VF, Barbosa LCD, Demuner AJ,
Pilo-Veloso D, Picanco MC..
Synthesis And Insecticidal Activity Of
New Amide Derivatives Of Piperine.
Pest Management Science 56: 168–
174. 2006
Fan et al., Insecticidal Properties Of Piper
Nigrum Fruit Extracts And Essential
Oils Spodoptera Litura. Inter. J.
Agric. Biol 13:517-522. 2011
Park et al.,Insecticidal and acaricidal
activity of pipernonaline and
piperoctadecalidine derived from dried
fruitsof Piper longum L.. Crop
Protection 21.249–251, 2002
Sutoyo, Wiriatmodjo B., Uji Insektisida
Botani Daun Nimba (Azadirachta
Indica),Daun Pahitan (Eupatorium
Inulifolium) Dan Daun Kenikir
(Tagetas Spp.) TerhadapKematian
Larva S. Litura (Lepidoptera;
Noctuidae) Pada Tanaman Tembakau.
Dalam Prosiding Kongres
Perhimpunan Entomologi Indonesia V
Dan Symposium Entomologi.
Universitas Padjajaran. Bandung. 24-
26 Juni 1997.

Towaha dan Tjahjana, Peranan senyawa


Piperin Lada. Tanaman Rempah dan
Industri volume 2 no 10 ISSN 2085-
1707, 37-40. 2011

Jurnal MediLab Mandala Waluya Kendari Vol.3 No.1, Juli 2019

Anda mungkin juga menyukai