Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Penyelenggaraan pemerintahan suatu negara akan berjalan dengan baik apabila didukung oleh
lembaga-lembaga negara yang saling berhubungan satu sama lain sehingga merupakan satu
kesatuan dalam mewujudkan nilai-nilai kebangsaan dan perjuangan negara sesuai dengan
kedudukan, peran, kewenangan dan tanggung jawabnya masing-masing. Sekarang ini dengan
adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta dinamika kehidupan nasional,
regional dan internasional yang cenderung berubah sangat dinamis, aneka aspirasi kearah
perubahan meluas di berbagai negara di dunia, baik di bidang politik maupun ekonomi.
Perubahan yang diharapkan dalam hal ini perombakan terhadap format-format kelembagaan
birokrasi pemerintahan yang tujuannya untuk menerapkan prinsip efisiensi agar pelayanan
umum (public services) dapat benar-benar efektif.

Pemerintah Daerah dan DPRD adalah penyelenggara pemerintahan daerah menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Dasar 1945. Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan Perangkat
Daerahsebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerahprovinsi. Daerah provinsi itu
dibagi lagi atas daerah kabupaten dan daerahkota. Setiap daerah provinsi, daerah kabupaten,
dan daerah kota mempunyaipemerintahan daerah yang diatur dengan undang-undang.

Gubernur, Bupati dan Walikota masing-masing sebagai Kepala Pemerintah Daerah Provinsi,
Daerah Kabupaten dan Daerah Kota dipilih secara demokratis. Pemerintah daerah menjalankan
otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan
sebagai urusan Pemerintah Pusat.

1
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan masalah-masalah yang akan dibahas adalah
sebagai berikut :

a. Apa yang dimaksud pemerintah daerah?


b. Apa saja peran pemerintah daerah?
c. Bagaimana kedudukan pemerintah daerah?

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah :

a. Untuk mengetahui tentang pemerintah daerah


b. Untuk mengetahui peran yang dimiliki oleh pemerintah daerah
c. Untuk mengetahui kedudukan pemerintah daerah

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pemerintah Daerah

Perubahan ke-4 UUD 1945 menyatakan jelas mengenai bentuk dan susunan
pemerintahan daerah dalam kerangka Negara Republik Indonesia. Pasal 18 ayat (1) berbunyi :
“Negara Kesatuan Repulik Indonesia dibagi atas daerah-daerah propinsi dan daerah propinsi
itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap propisi, kabupaten dan kota itu mempunyai
pemerintahan daerah yang diatur Undang-Undang”.

Sedang Pasal 18 ayat (5) UUD 1945 menyebutkan bahwa: “Pemerintah daerah
merupakan daerah otonom yang dapat menjalankan urusan pemerintahan dengan seluas-
luasnya serta mendapat hak untuk mengatur kewenangan pemerintahan kecuali urusan
pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintahan pusat”.

Definisi Pemerintahan Daerah di dalam UU No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan


daerah pasal 1 ayat 2, adalah sebagai berikut: “Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan
urusan pemerintahan oleh pemerintahan daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan dengan prinsip otonomi yang seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip
NegaraKesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945”.

Melihat definisi pemerintahan daerah seperti yang telah dikemukakan diatas, maka
yang dimaksud pemerintahan daerah disini adalah penyelenggaraan daerah otonom oleh
pemerintah daerah dan DPRD menurut asas desentralisasi dimana unsur penyelenggara
pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati atau Walikota dan perangkat daerah.

2.2. Peran Pemerintah Daerah

Tugas pokok pemerintahan adalah pelayanan yang membuahkan kemandirian,


pembangunan, menciptakan kemakmuran. Pada suatu pemerintahan terdapat fungsi legislasi.
Fungsi legislasi secara umum adalah fungsi untuk membuat peraturan perundang-undangan
atau pembuatan kebijakan. Mengacu pada pengertian ini, kewenangan legislasi sebenarnya
tidak hanya dimiliki oleh parlemen (DPR/DPRD), tetapi juga oleh institusi-institusi lain seperti

3
eksekutif serta yudikatif. Akan tetapi kajian modul ini hanya akan berfokus pada peran Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dalam proses penyusunan Peraturan Daerah (Perda).

Sesuai dengan UU nomor 22 tahun 2003 (tentang Susunan Dan Kedudukan Majelis
Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah), DPRD merupakan sebuah lembaga perwakilan rakyat yang
berkedudukan sebagai lembaga pemerintahan daerah provinsi/kabupaten/kota. Dalam UU
nomor 32 tahun 2004 (tentang Pemerintahan Daerah) menyebutkan DPRD sebagai lembaga
perwakilan rakyat yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan di daerah.
Sebagai sebuah lembaga pemerintahan di daerah atau unsur penyelenggara pemerintahan di
daerah, DPRD mempunyai fungsi legislasi, anggaran dan pengawasan.

Untuk fungsi legislasi sendiri, terdapat beberapa peraturan perundangan yang mengatur
pelaksanaan fungsi ini, antara lain:

1. Undang-Undang nomor 10 tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-


undangan.
2. Peraturan Pemerintah nomor 25 tahun 2004 tentang Pedoman Penyusunan Tata Tertib
DPRD

Fungsi legislasi dari DPRD adalah bersama-sama dengan Kepala Daerah membuat dan
menetapkan Perda, yang berfungsi sebagai:

1. Perda sebagai arah pembangunan


Sebagai kebijakan publik tertinggi di daerah, Perda harus menjadi acuan seluruh kebijakan
publik yang dibuat termasuk didalamnya sebagai acuan daerah dalam menyusun program
pembangunan daerah. Contoh konkritnya adalah Perda tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang (RPJP) Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) atau
Rencana Strategik Daerah (RENSTRADA).
2. Perda sebagai Arah Pemerintahan di Daerah
Sesuai dengan Tap MPR Nomor XI tahun 1998 serta UU Nomor 28 tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari KKN, maka ditetapkan asas-asas
umum penyelenggaraan negara yang baik (good governance). Dalam penerapan asas
tersebut untuk penyelenggaraan pemerintahan daerah yang bersih dan bebas dari KKN,
maka asas-asas tersebut merupakan acuan dalam penyusunan Perda sebagai peraturan
pelaksanaannya di daerah.

4
Fungsi penganggaran merupakan salah satu fungsi DPRD yang diwujudkan dengan
menyusun dan menetapkan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) bersama-sama
pemerintah daerah.Dalam melaksanakan fungsi penganggaran tersebut DPRD harus terlibat
secara aktif, proaktif, bukan reaktif, dan bukan hanya sebagai lembaga legitimasi usulan APBD
yang diajukan pemerintah daerah.
Fungsi penganggaran memegang peranan yang sangat penting dalam mewujudkan
kesejahteraan rakyat, karena APBD yang dihasilkan oleh fungsi penganggaran DPRD memiliki
fungsi sebagai berikut:
1. APBD sebagai fungsi kebijakan fiscal
Sebagai cerminan kebijakan fiskal, APBD memiliki 3 (tiga) fungsi utama, yaitu:
a. Fungsi alokasi, mengandung arti bahwa APBD harus diarahkan untuk menciptakan
lapangan kerja/mengurangi pengangguran, mengurangi pemborosan sumber daya,
serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian. APBD harus
dialokasikan sesuai dengan skala prioritas yang telah ditetapkan.
b. Fungsi distribusi, mengandung arti bahwa kebijakan APBD harus memperhatikan
rasa keadilan dan kepatutan. Jika fungsi distribusi APBD berjalan dengan baik, maka
APBD dapat mengurangi ketimpangan dan kesenjangan dalam berbagai hal.
c. Fungsi stabilisasi, mengandung arti bahwa APBD merupakan alat untuk memelihara
dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian daerah.
2. APBD sebagai fungsi investasi daerah
Dalam pandangan manajemen keuangan daerah, APBD merupakan rencana investasi
daerah yang dapat meningkatkan daya saing daerah dan kesejahteraan rakyat. Oleh karena
itu, APBD harus disusun sebaik mungkin agar dapat menghasilkan efek ganda (multiplier
effect) bagi peningkatan daya saing daerah yang pada akhirnya akan meningkatkan
kesejahteraan rakyat secara berkesinambungan.
3. APBD sebagai fungsi manajemen pemerintahan daerah
Sebagai fungsi manajemen pemerintahan daerah, APBD mempunyai fungsi sebagai
pedoman kerja, alat pengendalian (control), dan alat ukur kinerja bagi pemerintah daerah.
Dengan kata lain, dipandang dari sudut fungsi manajemen pemerintah daerah, APBD
memiliki fungsi perencanaan, otorisasi, dan pengawasan. Dalam penjelasan PP Nomor
58/2005, fungsi perencanaan, otorisasi, dan pengawasan didefinisikan sebagai berikut:
a. Fungsi perencanaan mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi pedoman bagi
manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.

5
b. Fungsi otorisasi mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi dasar untuk
melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan.
c. Fungsi pengawasan mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi pedoman
untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan.

2.3. Kedudukan Pemerintah Daerah

Pemerintahan Daerah adalah pelaksanaan fungsi-fungsi pemerintahan daerah yang


dilakukan oleh lembaga pemerintahan daerah yaitu Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD). Pemilihan secara demokratis terhadap Kepala Daerah tersebut,
dengan mengingati bahwa tugas dan wewenang DPRD menurut Undang-Undang Nomor 22
Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,
menyatakan antara lain bahwa DPRD tidak memiliki tugas dan wewenang untuk memilih
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, maka pemilihan secara demokratis dalam Undang-
undang ini dilakukan oleh rakyat secara langsung. Kepala daerah dalam melaksanakan
tugasnya dibantu oleh seorang wakil kepala daerah, dan perangkat daerah.

Kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih secara langsung oleh rakyat yang
persyaratan dan tata caranya ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. Pasangan calon
kepala daerah dan wakil kepala daerah dapat dicalonkan baik oleh partai politik atau gabungan
partai politik peserta Pemilu yang memperoleh sejumlah kursi tertentu dalam DPRD dan atau
memperoleh dukungan suara dalam Pemilu Legislatif dalam jumlah tertentu.

Susunan dan kedudukan DPRD yang mencakup keanggotaan, pimpinan, fungsi, tugas,
wewenang, hak, kewajiban, penggantian antar waktu, alat kelengkapan, protokoler, keuangan,
peraturan tata tertib, larangan dan sanksi, diatur tersendiri didalam Undang-Undang mengenai
Susunan dan Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Hal-hal yang belum cukup diatur
dalam Undang-undang tersebut dan yang masih memerlukan pengaturan lebih lanjut baik yang
bersifat penegasan maupun melengkapi diatur dalam undang-undang ini.

Melalui undang-undang ini Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) provinsi,


kabupaten, dan kota diberikan kewenangan sebagai penyelenggara pemilihan kepala daerah.
KPUD yang dimaksud dalam Undang-Undang ini adalah KPUD sebagaimana dimaksud

6
Undang-Undang No. 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat. Untuk itu, tidak perlu
dibentuk dan ditetapkan KPUD dan keanggotaannya yang baru. Agar penyelengaraan
pemilihan dapat berlangsung dengan baik, maka DPRD membentuk panitia pengawas.
Kewenangan KPUD provinsi, kabupaten, dan kota dibatasi sampai dengan penetapan calon
terpilih dengan Berita Acara yang selanjutnya KPUD menyerahkan kepada DPRD untuk
diproses pengusulannya kepada Pemerintah guna mendapatkan pengesahan.

Gubernur sebagai Kepala Daerah Provinsi berfungsi pula selaku wakil Pemerintah di
daerah dalam pengertian untuk menjembatani dan memperpendek rentang kendali pelaksanaan
tugas dan fungsi Pemerintah termasuk dalam pembinaan dan pengawasan terhadap
penyelenggaraan urusan pemerintahan pada strata pemerintahan kabupaten dan kota.

Hubungan antara pemerintah daerah dan DPRD merupakan hubungan kerja yang
kedudukannya setara dan bersifat kemitraan. Kedudukan yang setara bermakna bahwa di antara
lembaga pemerintahan daerah itu memiliki kedudukan yang sama dan sejajar, artinya tidak
saling membawahi. Hal ini tercermin dalam membuat kebijakan daerah berupa Peraturan
Daerah. Hubungan kemitraan bermakna bahwa antara Pemerintah Daerah dan DPRD adalah
sama-sama mitra sekerja dalam membuat kebijakan daerah untuk melaksanakan otonomi
daerah sesuai dengan fungsi masing-masing sehingga antar kedua lembaga itu membangun
suatu hubungan kerja yang sifatnya saling mendukung bukan merupakan lawan ataupun
pesaing satu sama lain dalam melaksanakan fungsi masing-masing.

7
BAB III

PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Urusan pemerintahan kabupaten/kota yang bersifat pilihan meliputi urusan


pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan.

Dengan demikian pemerintah daerah diharapkan dapat memenuhi semua urusan yang
menjadi urusan pemerintah daerah (provinsi atau kabupaten) agar dapat meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat sehingga kesejahteraan masyarakat dapat terwujud.

Hak dan kewajiban daerah tersebut diwujudkan dalam bentuk rencana kerja
pemerintahan daerah dan dijabarkan dalam bentuk pendapatan, belanja, dan pembiayaan
daerah, yang dikelola dalam sistem pengelolaan keuangan daerah. Sesuai dengan asas-asas
yang telah dikemukakan di atas, pengelolaan keuangan dilakukan secara efisien, efisien,
transparan, bertanggungjawab, tertib, adil, patuh, dan taat pada peraturan perundang-undangan
( Rozali Abdullah, 2007 : 27-30).

Dengan demikian pemerintah daerah harus memenuhi kewajiban-kewajiban yang telah


diatur dalam Pasal 21 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana telah
diamandemen dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Pemerintahan Daerah
agar penyelenggaraan otonomi daerah dapat dilaksanakan dengan baik.

8
DAFTAR PUSTAKA
http://seraganmateri-hartokambaton.blogspot.com/2015/04/makalah-kedudukan-dan-peran-
peran.html?m=1

http://id.m.wikipedia.org/wiki/Pemerintah_daerah_di_Indonesia

http://www.dictio.id/t/apa-peran-dan-kedudukan-pemerintah-daerah/5139

http://dianchocho.blogspot.com/2013/04/pengertian-fungsi-dan-asas-pemerintahan.html

http://abdiprojo.blogspot.com/2010/04/fungsi-dan-peran-pemerintah-darah-html

Anda mungkin juga menyukai