Peristiwa Rengasdengklok
Peristiwa Rengasdengklok
A. Latar Belakang
Pada dini hari sekitar pukul 03.00 terjadi seperti yang golongan muda rencanakan.
Segera kelompok yang diberi tugas mengamankan Soekarno melaksanakan tugasnya.
Singgih meminta Bung Karno ikut kelompok Pemuda malam itu juga. Bung Karno tidak
menolak keingingan para pemuda dan minta agar Fatmawati, Guntur serta Moh. Hatta
ikut serta. Menjelang subuh (sekitar 04.00) tanggal 16 Agustus 1945 mereka segera
menuju Rengasdengklok. Perjalanan ke Rengasdengklok dengan pengawalan tentara Peta
dilakukan sesudah makan sahur, sebab waktu itu bulan Puasa.
Para pemuda menyadari Soekarno dan Moh. Hatta adalah tokoh penting sehingga
keselamatannya harus dijaga. Jarak Rengasdengklok, sekitar 15 km dari Kedunggede,
Kerawang. Sesampainya di Rengasdengklok, Sukarno dan Rombongan ditempatkan di
rumah seorang keturunan Tionghoa Djiaw Kie Siong. Beliau adalah seorang petani kecil
keturunan Tionghoa yang merelakan rumahnya ditempati oleh para tokoh pergerakan
tersebut. Rumah Djiaw Kie Siong berlokasi di RT 001/09 Nomor 41 Desa
Rengasdengklok Utara, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Para pemuda berharap tanggal 16 Agustus 1945 itu Bung Karno dan Bung Hatta
bersedia menyatakan Proklamasi Kemerdekaan. Ternyata Sukarno tetap pada
pendiriannya. Soekarno tidak memenuhi ultimatum para pemuda yang menginginkan
proklamasi kemerdekaan tanggal 16 Agustus. Namun, para pemuda inipun tidak
memaksakan kehendak. Mereka mengamankan kedua tokoh itu agar bisa berdiskusi
secara lebih bebas, dan sedikit memberikan tekanan tanpa bermaksud menyakiti kedua
tokoh.