1572 4610 1 SM PDF
1572 4610 1 SM PDF
Dwi Jatmoko
Prodi PTK Pascasarjana UNY Yogyakarta
jatmoko.uny@gmail.com
Abstract
This research aims to find out a competence which was developed in SMK of light vehicles
engineering skill competence and its relevancy by the need of car service industry. This research is
a descriptive research. The analysis technique used was descriptive analysis. The result shows that
(1) the curriculum relevancy of SMK light vehicles engineering skill competence and the need of
car service industry in Sleman in engine field is 100%, chassis 100%, and the electricity 91,67%;
(2) the competence needed in car service industry which is not provided in the curriculum in the
engine field is 15%, chassis 4%, and the electricity 0%; (3) the competence which is not needed in
car service industry but provided in the curriculum, in the engine and chassis field is 0%, and the
electricity 0,08%; (4) the competence needed in car service industry and is available in the
curriculum but is not provided in SMK, in the engine field is 22,88%, chassis 14,60%, and the
electricity 12,02%. The general conclusion is that the curriculum is in the relevant category, but
some competencies are not developed.
Keywords: relevancy, curriculum, and competence needed in industry field.
ahlian 40 program keahlian yang dibagi lagi dengan hasil prestasi kerja dalam dunia kerja.
menjadi 121 kompetensi keahlian. Direktorat Finch & Crunkilton (1999:14) mengemukakan
Pembinaan SMK selalu melaksanakan eva- bahwa kurikulum pendidikan kejuruan ber-
luasi dan penataan kembali kompetensi ke- orientasi terhadap proses (pengalaman dan
ahlian SMK. Tujuannya adalah untuk me- aktivitas dalam lingkungan sekolah) dan hasil
ningkatkan relevansi kompetensi keahlian di (pengaruh pengalaman dan aktivitas tersebut
SMK dengan kebutuhan dunia kerja, baik pada peserta didik).
dalam hal kualitas maupun kuantitas. Ke- Pengembangan program pendidikan
bijakan ini adalah salah satu bentuk nyata dari kejuruan perlu adanya alasan atau justifikasi
perencanaan pendidikan kejuruan dengan yang jelas. Justifikasi untuk program pen-
pendekatan terhadap kebutuhan industri. Di didikan kejuruan adalah adanya kebutuhan
sisi lain keberadaan kompetensi keahlian yang nyata tenaga kerja di lapangan kerja atau di
disediakan oleh SMK di Kabupaten Sleman dunia usaha dan industri. Dasar kebenaran
harus proporsional dan sesuai dengan ke- atau justifikasi pendidikan kejuruan menurut
butuhan dunia kerja, data kompetensi keahlian Finch & Crunkilton (1999:15), meluas hingga
SMK di Kabupaten Sleman tersaji seperti lingkungan sekolah dan masyarakat. Ketika
pada Tabel 2. kurikulum berorientasi pada peserta didik,
Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa maka dukungan bagi kurikulum tersebut
SMK Kompetensi Keahlian Teknik Kendara- berasal dari peluang kerja yang tersedia bagi
an Ringan ada 40 rombongan belajar dari 18 para lulusan.
SMK (2 SMK Negeri dan 16 SMK Swasta), Kurikulum dalam pendidikan kejuruan
yang berarti rombongan belajar lebih banyak tidak terlepas pada pengembangan pengetahu-
daripada kompetensi keahlian yang lain. Pada- an mengenai suatu bidang tertentu, tetapi
hal di Kabupaten Sleman jumlah industri harus secara simultan mempersiapkan peserta
manufacture di Sleman dan DIY terbatas, hal didik yang produktif. Finch & Crunkilton
ini mungkin terjadi karena meningkatnya (1999:15) mengemukakan bahwa kurikulum
kebutuhan masyarakat Kabupaten Sleman pendidikan kejuruan berhubungan langsung
terhadap kendaraan. Namun dari keadaan di dengan membantu siswa untuk mengembang-
atas menjadikan peluang kerja di dunia kan suatu tingkat pengetahuan, keahlian,
otomotif cukup besar yaitu dalam main- sikap, dan nilai yang luas. Setiap aspek
tenance atau service kendaraan (munculnya tersebut akhirnya bertambah dalam beberapa
industri service kendaraan). kemampuan kerja lulusan.
Keadaan yang ironis, ketika lulusan Sehingga menurut Finch & Crunkilton
sudah dididik di sekolah dengan guru yang (1999:11) kurikulum adalah sejumlah kegiat-
berkompeten, sudah mempunyai fasilitas baik, an dan pengalaman belajar yang harus
dan sudah melaksanakan praktik industri dilaksanakan peserta didik dalam arahan
namun pengangguran masih relatif belum sekolah untuk mencapai kompetensi tertentu.
berkurang. Dari uraian di atas menunjukkan Konsep kurikulum berkembang sejalan
bahwa barangkali tidak terserapnya lulusan dengan perkembangan teori dan praktik
SMK pada dunia industri disebabkan kurang pendidikan yang juga bervariasi sesuai dengan
relevannya kurikulum SMK dengan kompe- aliran atau teori pendidikan yang dianutnya.
tensi yang dibutuhkan di dunia kerja. Definisi ini ditunjang dengan pendapat Billett,
S. (2011:181) mengemukakan bahwa “the
Pengertian Kurikulum curriculum has come to be seen as a
Substansi dari pendidikan kejuruan document that has been developed in written
harus menampilkan karakteristik pendidikan form and that is used to plan and regulate the
kejuruan yang tercermin dalam aspek-aspek experiences to be organised for learners, and
yang erat dengan perencanaan kurikulum, for their learning”. Kurikulum merupakan
yaitu kurikulum pendidikan kejuruan telah sebuah dokumen yang dikembangkan dalam
berorientasi pada proses dan hasil atau bentuk tertulis dan digunakan untuk me-
lulusan. Namun keberhasilan utama kuri- rencanakan dan mengatur pengalaman yang
kulum pendidikan kejuruan tidak hanya terorganisasi bagi siswa dan untuk pem-
diukur dengan keberhasilan pendidikan belajaran siswa. Jadi dari pendapat di atas
peserta didik di sekolah saja, tetapi juga dapat disimpulkan bahwa semua pengalaman
prinsip khusus yang terkandung dalam dapat meningkatkan potensi siswa secara
pengembangan kurikulum. utuh.
pelajaran kelompok DKK tidak dijumpai pada Melihat kedua definisi di atas maka
SKK, maka Standar Kompetensi (SK) dan kurikulum merupakan segala bentuk aktivitas
Kompetensi Dasar (KD) dapat dirumuskan atau kegiatan dalam dunia pendidikan yang
melalui analisis kompetensi kejuruan melalui dapat mempengaruhi peserta didik selama
langkah-langkah: berada dalam lingkungan sekolah serta hal-hal
1. Mendata standar kompetensi yang ter- yang memiliki fungsi untuk mengantarkan
dapat pada SKK. pendidikan pada tujuannya. Namun secara
2. Mengidentifikasi kompetensi yang sifat- khusus kurikulum disini merupakan serentetan
nya mendasar dan melandasi prinsip- rencana pengajaran atau materi yang disusun
prinsip keilmuan, dan kompetensi yang dalam suatu mata pelajaran tertentu yang
menjadi prasyarat untuk kompetensi ke- tentunya setiap pengadaan dari bahan atau
juruan. materi pelajaran tersebut menggunakan
3. Mengidentifikasi materi-materi pendu- pertimbangan-pertimbangan matang tentang
kung pada indikator kompetensi ke- tujuan pengajarannnya.
juruan. Berangkat dari definisi relevansi dan
Selanjutnya kompetensi-kompetensi kurikulum, maka relevansi kurikulum adalah
yang tertuang dalam DKK dan KK di- keterkaitan atau segala sesuatu yang memiliki
kelompokkan dalam standar kompetensi baru hubungan dengan segala bentuk aktivitas atau
yang menjadi nama mata pelajaran sesuai kegiatan yang ada dalam dunia pendidikan
dengan Spektrum Keahlian Pendidikan yang dapat mempengaruhi peserta didik serta
Menengah Kejuruan berdasarkan Keputusan dapat mewujudkan tujuan pendidikan.
Dirjen Mandikdasmen nomor 251/C/KEP/MN
/2008 tanggal 22 Agustus 2008. METODE
Jumlah
No. Bidang Standar Kompetensi (SK) No. Butir (KD)
(KD)
Menggunakan pelumas/cairan pembersih 1 1
Melakukan overhoul sistem pendingin dan
2, 3, 4 3
komponen – komponennya
Merawat/servis sistem bahan bakar bensin 5, 6, 7 3
1. Engine
Memperbaiki sistem injeksi bahan bakar diesel 8, 9, 10 3
Merawat/servis engine dan komponen-
11, 12, 13, 14, 15 5
komponennya
Merawat Kendaraan Hitech 16,17 2
Memperbaiki unit kopling dan komponen-
1, 2, 3 3
komponen sistem pengoperasian
Chasis dan Merawat transmisi 4,5 2
Sistem Merawat unit final drive/gardan 6,7, 8 3
2. Pemindah Memperbaiki poros penggerak roda 9,10 2
Tenaga Memperbaiki roda dan ban 11,12,13,14,15,16 6
Memperbaiki sistem rem 17,18,19, 20,21 5
Memperbaiki sistem kemudi 22 1
Memperbaiki sistem suspensi 23,24 2
Merawat baterai 1, 2 2
Memperbaiki kerusakan ringan pada rangkaian/
sistem kelistrikan, pengaman, dan kelengkapan 3,4,5,6 4
tambahan
3. Kelistrikan
Memperbaiki sistem pengapian 7,8 2
Memperbaiki sistem starter dan pengisian 9,10 2
Merawat/servis sistem AC (Air Conditioner) 11 1
Merawat/servis sistem wiper dan washer 12 1
Jumlah KD atau Item 53
Bidang Chasis
Tabel 5. Kompetensi Bidang Chasis yang diajarkan di SMK Kompetensi Keahlian
Teknik Kendaraan Ringan di Kabupaten Sleman
Bidang Kelistrikan
Data kompetensi dasar yang dibutuhkan Dimana terdiri dari tiga bidang, yaitu: Engine,
dunia industri otomotif atau ATPM di Chasis, dan Kelistrikan.
Kabupaten Sleman dan sekitarnya
Bidang Engine
Di bawah ini akan ditampilkan des-
kripsi data kompetensi yang dibutuhkan di Data mengenai kebutuhan kompetensi
ATPM dengan menggunakan angket sebagai yang dibutuhkan di dunia industri survei
gambaran seberapa banyak kompetensi yang penelitian di seluruh ATPM di Kabupaten
dibutuhkan, data ini diambil dari sembilan Sleman dan sekitarnya untuk bidang engine
kepala bengkel ATPM di Kabupaten Sleman. yang diperoleh hasil sebagai berikut:
Bidang Kelistrikan
Tabel 9. Kompetensi Bidang Kelistrikan yang dibutuhkan ATPM
di Kabupaten Sleman dan sekitarnya
Cohen, L., Manion, L., & Morrison, K. Review and Advice on Education and
(2005). Research Methods in Educa- Training, p. 29 - 31. Diambil tanggal 8
tion. London: Taylor & Francis e- Januari 2013, dari http://www.norrag.
Library. org/de/publications/norrag-news
Finch, C.R., & Crunkilton, J.R. (1999). Mc Neil, J.D. (1990). Curriculum a
Curriculum Development in Vocatio- comprehensive introduction. London:
nal and Technical Education: Plan- Library of congress cataloging in
ning, Content, and Implementation. publicating data.
Sidney: Allyn and Bacon.
Sawyer, D.B. (2004). Fundamental Aspects of
Graduate Institute of International and Intreperter Education. Amsterdam:
Development Studies. (September Benjamins Publishing Company.
2005). Network for Policy Research,