Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Pendidikan Vokasi − 1

RELEVANSI KURIKULUM SMK


KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN
TERHADAP KEBUTUHAN DUNIA INDUSTRI
DI KABUPATEN SLEMAN
Dwi Jatmoko
Prodi PTK Pascasarjana UNY Yogyakarta
jatmoko.uny@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kompetensi yang dikembangkan di SMK Kompetensi
Keahlian Teknik Kendaraan Ringan dan relevansinya dengan kebutuhan industri servis mobil.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Teknik analisis data yang digunakan yaitu statistik
analisis deskriptif. Hasil penelitian (1) relevansi kurikulum SMK Kompetensi Keahlian Teknik
Kendaraan Ringan dengan kebutuhan industri servis mobil di Kabupaten Sleman untuk bidang
engine sebesar 100%, chasis 100%, dan kelistrikan 91,67%; (2) kompetensi yang dibutuhkan
industri servis mobil yang tidak disediakan dalam kurikulum untuk bidang engine sebesar 15%,
chasis 4%, dan kelistrikan 0%; (3) kompetensi yang tidak dibutuhkan industri servis mobil namun
dilaksanakan dalam kurikulum untuk bidang engine dan chasis 0%, dan kelistrikan 0,08%; (4)
kompetensi yang dibutuhkan industri servis mobil dan ada dalam kurikulum tapi tidak
dilaksanakan di SMK untuk bidang engine sebesar 22,88%, chasis 14,60%, dan kelistrikan
12,02%. Kesimpulan secara umum adalah bahwa kurikulum dalam kategori relevan, namun ada
beberapa kompetensi yang tidak terlaksana.
Kata kunci: relevansi, kurikulum, dan kompetensi yang dibutuhkan dunia industri.

Dwi Jatmoko
Prodi PTK Pascasarjana UNY Yogyakarta
jatmoko.uny@gmail.com
Abstract
This research aims to find out a competence which was developed in SMK of light vehicles
engineering skill competence and its relevancy by the need of car service industry. This research is
a descriptive research. The analysis technique used was descriptive analysis. The result shows that
(1) the curriculum relevancy of SMK light vehicles engineering skill competence and the need of
car service industry in Sleman in engine field is 100%, chassis 100%, and the electricity 91,67%;
(2) the competence needed in car service industry which is not provided in the curriculum in the
engine field is 15%, chassis 4%, and the electricity 0%; (3) the competence which is not needed in
car service industry but provided in the curriculum, in the engine and chassis field is 0%, and the
electricity 0,08%; (4) the competence needed in car service industry and is available in the
curriculum but is not provided in SMK, in the engine field is 22,88%, chassis 14,60%, and the
electricity 12,02%. The general conclusion is that the curriculum is in the relevant category, but
some competencies are not developed.
Keywords: relevancy, curriculum, and competence needed in industry field.

Relevansi Kurikulum SMK Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan


2 − Jurnal Pendidikan Vokasi

PENDAHULUAN atau praktik kejuruan dengan kompetensi


yang ada di industri. Pendidikan kejuruan
Salah satu masalah pendidikan kejuruan
harus mampu mengajarkan kompetensi yang
sekarang adalah bagaimana meningkatkan
memenuhi kebutuhan masa depan lulusan
kesempatan kerja untuk orang-orang muda,
dengan melihat realitas tempat kerja dan
yang mempunyai pendidikan menengah
teknologi yang berkembang. Di Daerah
kejuruan. Indonesia adalah negara ber-
Istimewa Yogyakarta jumlah pengangguran
kembang yang mempunyai populasi anak
dari tahun ke tahun semakin meningkat.
muda meningkat dengan cepat, dilihat dari
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS)
data pertumbuhan usia 15–64 (Sumber:
Yogyakarta hasil Survei Angkatan Kerja
Indonesia dalam Angka, http://kompas.com),
Nasional (Sakernas) yang dilakukan Februari
untuk itu harus dibekali keterampilan ke-
2010 diketahui jumlah pengangguran di
cakapan hidup yang memadai. Di Negara
daerah Yogyakarta meningkat menjadi 3.300
Indonesia, upaya untuk meningkatkan kualitas
orang dibandingkan tahun 2009 lalu,
Sumber Daya Manusia (SDM) telah lama
(Sakernas, 2010).
dilakukan dengan berbagai inovasi pada
Banyaknya siswa yang tidak dapat
program pendidikan maupun pelatihan. Salah
langsung bekerja atau menganggur dimung-
satunya dilakukan melalui Sekolah Menengah
kinkan disebabkan dari kurang sesuainya
Kejuruan (SMK) baik SMK Negeri maupun
kompetensi siswa SMK dengan kebutuhan
SMK Swasta. SMK merupakan lembaga
industri. Hal lain disebabkan banyak dalam
pendidikan yang berpotensi untuk memper-
pembuatan kurikulum yang dibuat pada tahun
siapkan SDM yang dapat terserap oleh dunia
sebelumnya dipakai secara terus menerus
kerja, karena materi teori dan praktik yang
tanpa konsolidasi dengan DU/DI, dan tanpa
bersifat aplikatif telah diberikan sejak pertama
mengalami perubahan kurikulum yang
masuk SMK, dengan harapan lulusan SMK
disesuaikan dengan kemajuan industri.
memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuh-
Diberitakan juga dari kepala bidang
an dunia kerja.
Disnakersos Kabupaten Sleman, bahwa
Selama dekade terakhir, sekolah mene-
kabupaten paling utara di provinsi DIY yaitu
ngah kejuruan di Indonesia telah menjadi
Kabupaten Sleman merupakan daerah yang
sasaran kritik yang substansial bagi kurangnya
tercatat mempunyai jumlah pengangguran
keterampilan yang memadai dan pengetahuan
tertinggi daripada wilayah lain di Daerah
lulusan yang tidak sesuai dengan kebutuhan
Istimewa Yogyakarta dan diperkirakan juga
industri, dan menjadikan pengusaha tidak
bahwa tahun ini angka pengangguran akan
puas dengan kualitas lulusan SMK. Sedang-
naik lima persen, (Disnakersos, 2009). Di
kan lulusan mengeluh tentang ketidak-
bawah ini juga dapat dilihat data temporer
mampuan pelatihan sekolah dalam mem-
penelusuran siswa SMK di Kabupaten Sleman
berikan pendidikan keterampilan, sehingga
yang menunjukkan pengganguran relatif
membuat sulitnya mencari pekerjaan yang
belum berubah dari tahun ke tahun (BKK
memuaskan dalam spesialisasi mereka.
SMK N1 Seyegan).
Pada Agustus tahun 2008, Tingkat
Semula diharapkan dengan pengem-
Pengangguran Terbuka atau TPT masih
bangan SMK tingkat pengangguran akan
mendominasi oleh mereka yang berpendidik-
dapat ditekan, karena pendidikan SMK di-
an setingkat SMA/SMK yaitu jumlah
dasarkan pada kurikulum yang membekali
angkatan kerja mencapai 17,26 persen, naik
lulusannya dengan keterampilan tertentu
dari Februari 2008 sebesar 14,80 persen.
untuk mengisi lapangan kerja atau membuka
Artinya satu diantara enam lulusan SMK
lapangan usaha sendiri. Selain itu, SMK juga
masuk kategori menganggur, diungkapkan
dapat diarahkan untuk mengangkat keunggul-
oleh Deputi Bidang Statistik Sosial Badan
an lokal sebagai modal daya saing bangsa.
Pusat Statistik, (Arizal Anaf, 2009). Dalam
Kurikulum SMK sangat memungkinkan untuk
realitas baru ini, sekolah menengah kejuruan
dikembangkan sesuai dengan potensi wilayah
menghadapi tantangan untuk terus meng-
dan lapangan kerja. Khusus untuk SMK acuan
evaluasi program, isi, pelaksanaan, dalam
untuk program produktif mengambil dari
memperbarui kurikulum. Sekolah menengah
SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional
kejuruan perlu mengintegrasikan materi teori
Indonesia). Dengan demikian sekolah se-

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 3, Nomor 1, Februari 2013


Jurnal Pendidikan Vokasi − 3

harusnya boleh mengembangkan kurikulum bebasan sekolah untuk mengambil standar


(KTSP) sejauh mengambil SKKNI tersebut. kompetensi apa yang akan diajarkan kepada
Tetapi dengan adanya ketentuan spektrum siswa. Untuk ke depan maka KTSP harus
SMK dengan standar kompetensi yang harus dikembalikan kepada filosofi dan semangat
diambil maka sebenarnya menjadikan ketidak- semula tentang otonomi pendidikan.

Tabel 1. Penelusuran Alumni SMK Kabupaten Sleman Tahun 2006-2010

Jumlah Tidak bekerja/


Tahun SMK Bekerja Kuliah
Siswa Tidak Kuliah
Negeri 1385 945 127 313
2006/2007
Swasta 2093 1342 138 613
Negeri 1395 957 166 272
2007/2008
Swasta 1832 1174 172 486
Negeri 1511 1004 134 373
2008/2009
Swasta 2061 1123 260 678
Sumber: BKK SMKN 1 Seyegan

Tabel 2. Kompetensi Keahlian SMK di Kabupaten Sleman


Jumlah Jumlah
No SMK No SMK
Rombel Rombel
1. Administrasi dan Perkantoran 16 17. Teknik Otomasi Industri 1
2. Akuntansi 29 18. Geologi Pertambangan 2
3. Pemasaran 13 19. Teknik Komputer dan Jaringan 7
4. Multimedia 2 20. Desain dan Produksi Kriya 7
5. Jasa Boga 6 21. Akomodasi dan Perhotelan 7
6. Busana Butik 9 22. Agribisnis Ternak Ruminansia 1
7. Teknik Kontruksi Batu dan Beton 1 23. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian 1
8. Teknik Gambar Bangunan 4 24. Nautika Kapal Niaga 1
9. Teknik Ototronik 3 25. Teknik Kapal Niaga 1
10. Teknik Fabrikasi Logam 2 26. Busana Butik 9
11. Teknik Kendaraan Ringan 40 27. Teknik Sepeda Motor 1
12. Kimia Analisis 1 28. Elektronika Pesawat Udara 2
13. Kimia Industri 1 29. Air Frame dan Power Plant 5
14. Teknik Permesinan 4 30. Teknik Pembangkit Tenaga Listrik 1
15. Teknik Perbaikan Bodi Otomotif 2 31. Teknik Elektronika Industri 14
16. Teknik Audio Video 2 32. Rekayasa Perangkat Lunak 1
∑ 33 Kompetensi Keahlian 196 Rombongan Belajar

Sumber: Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman

Pembenahan kurikulum, merupakan (SMA). Keinginan kuat pemerintah ini harus


salah satu yang harus menjadi fokus dalam diimbangi dengan pembenahan kurikulum
rangka perbaikan lulusan SMK. Namun, SMK. Salah satu upaya dalam hal pengem-
pembenahan ini harus juga melibatkan semua bangan SMK adalah melalui pengembangan
unsur terkait sehingga hasilnya bisa signi- program keahlian yang relevan dengan ke-
fikan. Apalagi mengingat kebijakan peme- butuhan industri. Kompetensi keahlian inilah
rintah yang akan terus meningkatkan proporsi yang menjadi ujung tombak menciptakan link
pendidikan kejuruan (SMK) ini hingga 70:30 and match SMK dengan dunia kerja. Pada
dibandingkan dengan pendidikan menengah spektrum SMK 2008 terdapat 6 bidang ke-

Relevansi Kurikulum SMK Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan


4 − Jurnal Pendidikan Vokasi

ahlian 40 program keahlian yang dibagi lagi dengan hasil prestasi kerja dalam dunia kerja.
menjadi 121 kompetensi keahlian. Direktorat Finch & Crunkilton (1999:14) mengemukakan
Pembinaan SMK selalu melaksanakan eva- bahwa kurikulum pendidikan kejuruan ber-
luasi dan penataan kembali kompetensi ke- orientasi terhadap proses (pengalaman dan
ahlian SMK. Tujuannya adalah untuk me- aktivitas dalam lingkungan sekolah) dan hasil
ningkatkan relevansi kompetensi keahlian di (pengaruh pengalaman dan aktivitas tersebut
SMK dengan kebutuhan dunia kerja, baik pada peserta didik).
dalam hal kualitas maupun kuantitas. Ke- Pengembangan program pendidikan
bijakan ini adalah salah satu bentuk nyata dari kejuruan perlu adanya alasan atau justifikasi
perencanaan pendidikan kejuruan dengan yang jelas. Justifikasi untuk program pen-
pendekatan terhadap kebutuhan industri. Di didikan kejuruan adalah adanya kebutuhan
sisi lain keberadaan kompetensi keahlian yang nyata tenaga kerja di lapangan kerja atau di
disediakan oleh SMK di Kabupaten Sleman dunia usaha dan industri. Dasar kebenaran
harus proporsional dan sesuai dengan ke- atau justifikasi pendidikan kejuruan menurut
butuhan dunia kerja, data kompetensi keahlian Finch & Crunkilton (1999:15), meluas hingga
SMK di Kabupaten Sleman tersaji seperti lingkungan sekolah dan masyarakat. Ketika
pada Tabel 2. kurikulum berorientasi pada peserta didik,
Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa maka dukungan bagi kurikulum tersebut
SMK Kompetensi Keahlian Teknik Kendara- berasal dari peluang kerja yang tersedia bagi
an Ringan ada 40 rombongan belajar dari 18 para lulusan.
SMK (2 SMK Negeri dan 16 SMK Swasta), Kurikulum dalam pendidikan kejuruan
yang berarti rombongan belajar lebih banyak tidak terlepas pada pengembangan pengetahu-
daripada kompetensi keahlian yang lain. Pada- an mengenai suatu bidang tertentu, tetapi
hal di Kabupaten Sleman jumlah industri harus secara simultan mempersiapkan peserta
manufacture di Sleman dan DIY terbatas, hal didik yang produktif. Finch & Crunkilton
ini mungkin terjadi karena meningkatnya (1999:15) mengemukakan bahwa kurikulum
kebutuhan masyarakat Kabupaten Sleman pendidikan kejuruan berhubungan langsung
terhadap kendaraan. Namun dari keadaan di dengan membantu siswa untuk mengembang-
atas menjadikan peluang kerja di dunia kan suatu tingkat pengetahuan, keahlian,
otomotif cukup besar yaitu dalam main- sikap, dan nilai yang luas. Setiap aspek
tenance atau service kendaraan (munculnya tersebut akhirnya bertambah dalam beberapa
industri service kendaraan). kemampuan kerja lulusan.
Keadaan yang ironis, ketika lulusan Sehingga menurut Finch & Crunkilton
sudah dididik di sekolah dengan guru yang (1999:11) kurikulum adalah sejumlah kegiat-
berkompeten, sudah mempunyai fasilitas baik, an dan pengalaman belajar yang harus
dan sudah melaksanakan praktik industri dilaksanakan peserta didik dalam arahan
namun pengangguran masih relatif belum sekolah untuk mencapai kompetensi tertentu.
berkurang. Dari uraian di atas menunjukkan Konsep kurikulum berkembang sejalan
bahwa barangkali tidak terserapnya lulusan dengan perkembangan teori dan praktik
SMK pada dunia industri disebabkan kurang pendidikan yang juga bervariasi sesuai dengan
relevannya kurikulum SMK dengan kompe- aliran atau teori pendidikan yang dianutnya.
tensi yang dibutuhkan di dunia kerja. Definisi ini ditunjang dengan pendapat Billett,
S. (2011:181) mengemukakan bahwa “the
Pengertian Kurikulum curriculum has come to be seen as a
Substansi dari pendidikan kejuruan document that has been developed in written
harus menampilkan karakteristik pendidikan form and that is used to plan and regulate the
kejuruan yang tercermin dalam aspek-aspek experiences to be organised for learners, and
yang erat dengan perencanaan kurikulum, for their learning”. Kurikulum merupakan
yaitu kurikulum pendidikan kejuruan telah sebuah dokumen yang dikembangkan dalam
berorientasi pada proses dan hasil atau bentuk tertulis dan digunakan untuk me-
lulusan. Namun keberhasilan utama kuri- rencanakan dan mengatur pengalaman yang
kulum pendidikan kejuruan tidak hanya terorganisasi bagi siswa dan untuk pem-
diukur dengan keberhasilan pendidikan belajaran siswa. Jadi dari pendapat di atas
peserta didik di sekolah saja, tetapi juga dapat disimpulkan bahwa semua pengalaman

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 3, Nomor 1, Februari 2013


Jurnal Pendidikan Vokasi − 5

belajar seorang siswa yang diberikan, di Pengembangan Kurikulum


bawah bimbingan sekolah.
Pengembangan kurikulum merupakan
Berdasarkan beberapa definisi tentang
sesuatu hal yang dapat terjadi kapan saja
kurikulum di atas maka dapat disimpulkan,
sesuai kebutuhan (Oemar Hamalik, 2007:90).
bahwa kurikulum merupakan seperangkat
Perencanaan kurikulum adalah langkah awal
rencana dan pengaturan tentang kompetensi
membangun kurikulum ketika pembuat
yang dibakukan dan cara pencapaiannya di-
kurikulum mengambil keputusan dan tindakan
sesuaikan dengan keadaan dan kemampuan
untuk menghasilkan perencanaan yang akan
masing masing sekolah.
digunakan oleh guru dan peserta didik.
Penerapan kurikulum atau biasa disebut juga
Peran dan Fungsi Kurikulum
implementasi kurikulum berusaha mentransfer
Perubahan sebuah kurikulum sering perencanaan kurikulum ke dalam tindakan
hanya terfokus pada pengubahan dokumen operasional. Evaluasi kurikulum merupakan
saja, tetapi pelaksanaan pembelajaran, pen- tahap akhir dari pengembangan kurikulum
ciptaan suasana belajar, cara evaluasi atau untuk menentukan seberapa besar hasil-hasil
asesmen pembelajaran, sering tidak berubah. pembelajaran, tingkat ketercapaian program-
Sehingga dapat dikatakan perubahan kuri- program yang telah direncanakan, dan hasil-
kulum hanya pada tataran konsep atau meng- hasil kurikulum itu sendiri.
ubah dokumen saja. Ini bisa dilihat dalam Prinsip-prinsip yang akan digunakan
sistem pendidikan yang lama dimana kuri- dalam kegiatan pengembangan kurikulum
kulum diletakan sebagai aspek input saja. pada dasarnya merupakan kaidah-kaidah yang
Dalam dirjen diknas tahun 2008, kurikulum akan menjiwai suatu kurikulum. Oleh karena
bisa berperan sebagai: (1) kebijakan mana- itu, dalam implementasi kurikulum di suatu
jemen pendidikan untuk menentukan arah lembaga pendidikan sangat mungkin terjadi
pendidikannya; (2) filosofi yang akan me- penggunaan prinsip-prinsip yang berbeda
warnai terbentuknya masyarakat dan iklim dengan kurikulum yang digunakan di lembaga
akademik; (3) pola pembelajaran; (4) atmos- pendidikan lainnya, sehingga akan ditemukan
fer atau iklim yang terbentuk dari hasil banyak sekali prinsip-prinsip yang digunakan
interaksi manajerial sekolah dalam mencapai dalam suatu pengembangan kurikulum.
tujuan pembelajarannya; (5) rujukan kualitas Dalam hal ini, Nana Syaodih Sukma-
dari proses penjaminan mutu; serta (6) ukuran dinata (2009:150) mengetengahkan prinsip-
keberhasilan sekolah dalam menghasilkan prinsip pengembangan kurikulum yang dibagi
lulusan yang bermanfaat bagi masyarakat. ke dalam dua kelompok: (1) prinsip–prinsip
Dengan uraian di atas, nampak bahwa umum: relevansi, fleksibilitas, kontinuitas,
kurikulum tidak hanya berarti sebagai suatu praktis, dan efektivitas; (2) prinsip-prinsip
dokumen saja, namun mempunyai peran yang khusus: prinsip berkenaan dengan tujuan
kompleks dalam proses pendidikan. Selanjut- pendidikan, prinsip berkenaan dengan pe-
nya menurut Mc Neil, J.D. (1990:107) isi milihan isi pendidikan, prinsip berkenaan
kurikulum memiliki empat fungsi yaitu: dengan pemilihan proses belajar mengajar,
1. Fungsi Pendidikan Umum prinsip berkenaan dengan pemilihan media
2. Suplementasi dan alat pelajaran, dan prinsip berkenaan
3. Eksplorasi dengan pemilihan kegiatan penilaian.
4. Keahlian Pemenuhan prinsip-prinsip di atas itu-
Bagi guru, kurikulum berfungsi sebagai lah yang membedakan antara penerapan satu
pedoman dalam pelaksanaan proses pem- Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan
belajaran. Bagi kepala sekolah kurikulum kurikulum sebelumnya. Karena prinsip-
berfungsi untuk menyusun perencanaan dan prinsip itu boleh dikatakan sebagai ruh atau
program sekolah. Bagi pengawas, kurikulum jiwanya kurikulum. Dalam menyikapi suatu
akan berfungsi segai panduan dan melaksana- perubahan kurikulum, banyak orang lebih
kan supervisi. Sedangkan bagi siswa itu terfokus hanya pada pemenuhan struktur
sendiri kurikulum berfungsi sebagai pedoman kurikulum sebagai jasad dari kurikulum.
belajar. Padahal jauh lebih penting adalah perubahan
kutural (perilaku) guna memenuhi prinsip-

Relevansi Kurikulum SMK Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan


6 − Jurnal Pendidikan Vokasi

prinsip khusus yang terkandung dalam dapat meningkatkan potensi siswa secara
pengembangan kurikulum. utuh.

Pendidikan Menengah Kejuruan Kompetensi


Pengertian lebih spesifik tentang Burke, J. (2005:12) menyatakan bahwa
Pendidikan Menengah Kejuruan dijabarkan “Competency; statements describe outcomes
dalam PP. No. 17 tahun 2010 yang expected from the performance of professio-
menyatakan bahwa Pendidikan Menengah nally related functions, or those knowledges,
Kejuruan adalah pendidikan membekali skills, and attitudes thought to be essential to
peserta didik dengan kemampuan ilmu pe- the performance of those functions”. Artinya,
ngetahuan dan teknologi serta kecakapan kompetensi merupakan pernyataan kemampu-
kejuruan para profesi sesuai dengan ke- an yang menguraikan hasil yang diharapkan
butuhan masyarakat. Definisi tersebut men- dari profesi yang terkait, atau pengetahuan,
jelaskan bahwa pendidikan kejuruan adalah keterampilan, dan sikap, yang penting dalam
pendidikan yang mempersiapkan lulusannya pekerjaan tertentu. Dalam hal ini, kompetensi
untuk memasuki lapangan kerja. Orientasi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan,
semacam ini membawa konsekuensi bahwa dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang
pendidikan kejuruan harus selalu dekat yang telah menjadi bagian dari dirinya,
dengan dunia kerja. Pendidikan kejuruan sehingga dapat melakukan perilaku-perilaku
dapat dilakukan melalui pendidikan formal kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan
ataupun informal. Dalam jalur informal, sebaik-baiknya.
pendidikan kejuruan dapat dilakukan me- Finch & Crunkilton (1999:259) menge-
lalui kursus ataupun balai latihan kerja. mukakan “competencies for vocational and
Dalam sistem persekolahan di Indonesia, technical education are those tasks, skills,
pendidikan kejuruan dilakukan melalui attitudes, values, and appreciations that are
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). deemed critical to succes in life and or in
earning a living”. Artinya kompetensi untuk
Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan pendidikan teknologi kejuruan adalah tugas,
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan keterampilan, sikap, nilai-nilai, dan apresiasi
(KTSP) merupakan kurikulum yang dikem- yang penting agar berhasil dalam kehidupan
bangkan sesuai dengan satuan pendidikan, dan atau mencari nafkah untuk hidup. Hal
potensi sekolah, daerah, karakteristik sekolah tersebut di atas menunjukkan bahwa kompe-
atau daerah, sosial budaya masyarakat se- tensi mencangkup tugas, keterampilan, sikap,
tempat, karakteristik peserta didik (Mulyasa, dan apresiasi yang harus dimiliki oleh siswa
2005:8). agar dapat melaksanakan tugas-tugas yang
KTSP merupakan pengembangan KBK dipelajarinya di sekolah sesuai dengan ke-
yang bercirikan: mampuan yang diperlukan oleh dunia kerja.
1. Orientasi pencapaian hasil dan dampak. Berdasarkan beberapa definisi ahli di
2. Berbasis standar kompetensi dan kom- atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi
petensi dasar yang tertuang adalah kemampuan yang dimiliki seseorang
3. pada standar isi. yang diperoleh melalui proses pembelajaran
4. Bertolak dari standar kompetensi lulusan. dan pengalaman, yakni hasil belajar baik
5. Memperhatikan pengembangan kurikulum dalam bentuk pengetahuan, keterampilan,
berdiversifikasi. perilaku, dan nilai-nilai.
6. Mengembangkan kompetensi secara utuh
Standar Kompetensi dan Kompetensi
dan menyeluruh.
Dasar
7. Menerapkan prinsip ketuntasan belajar.
Dari uraian di atas dapat ditarik ke- Mata pelajaran kejuruan terdiri atas
simpulan bahwa kurikulum operasional yang beberapa mata pelajaran yang dikelompokkan
disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing dalam Dasar Kompetensi Kejuruan dan
satuan pendidikan yang merefleksikan penge- Kompetensi Kejuruan, dikembangkan meng-
tahuan, keterampilan, dan sikap sehingga acu pada Standar Kompetensi Kerja melalui
proses analisis. Jika standar kompetensi mata

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 3, Nomor 1, Februari 2013


Jurnal Pendidikan Vokasi − 7

pelajaran kelompok DKK tidak dijumpai pada Melihat kedua definisi di atas maka
SKK, maka Standar Kompetensi (SK) dan kurikulum merupakan segala bentuk aktivitas
Kompetensi Dasar (KD) dapat dirumuskan atau kegiatan dalam dunia pendidikan yang
melalui analisis kompetensi kejuruan melalui dapat mempengaruhi peserta didik selama
langkah-langkah: berada dalam lingkungan sekolah serta hal-hal
1. Mendata standar kompetensi yang ter- yang memiliki fungsi untuk mengantarkan
dapat pada SKK. pendidikan pada tujuannya. Namun secara
2. Mengidentifikasi kompetensi yang sifat- khusus kurikulum disini merupakan serentetan
nya mendasar dan melandasi prinsip- rencana pengajaran atau materi yang disusun
prinsip keilmuan, dan kompetensi yang dalam suatu mata pelajaran tertentu yang
menjadi prasyarat untuk kompetensi ke- tentunya setiap pengadaan dari bahan atau
juruan. materi pelajaran tersebut menggunakan
3. Mengidentifikasi materi-materi pendu- pertimbangan-pertimbangan matang tentang
kung pada indikator kompetensi ke- tujuan pengajarannnya.
juruan. Berangkat dari definisi relevansi dan
Selanjutnya kompetensi-kompetensi kurikulum, maka relevansi kurikulum adalah
yang tertuang dalam DKK dan KK di- keterkaitan atau segala sesuatu yang memiliki
kelompokkan dalam standar kompetensi baru hubungan dengan segala bentuk aktivitas atau
yang menjadi nama mata pelajaran sesuai kegiatan yang ada dalam dunia pendidikan
dengan Spektrum Keahlian Pendidikan yang dapat mempengaruhi peserta didik serta
Menengah Kejuruan berdasarkan Keputusan dapat mewujudkan tujuan pendidikan.
Dirjen Mandikdasmen nomor 251/C/KEP/MN
/2008 tanggal 22 Agustus 2008. METODE

Relevansi Kurikulum Jenis penelitian ini termasuk penelitian


deskriptif kuantitatif dengan metode survei.
Kata relevansi berasal dari bahasa Dalam buku Research Methods in Education
Inggris yaitu relevant yang artinya bersangkut by Cohen, L., Manion, L., & Morrison, K.
paut. Sperber & Wilson, D. (2009:183), men- (2005:169) menyatakan:
definisikan relevansi dalam dua hal yaitu
pertama relevansi merupakan masalah derajat Typically, surveys gather data at a par-
dan kami tidak menyatakan apa pun tentang ticular point in time with the intention of
bagaimana cara menentukan derajat relevansi, describing the nature of existing condi-
kedua relevansi sebagai suatu hubungan tions, or identifying standards against
antara asumsi dan konteks. which existing conditions can be com-
Berangkat dari itu, pengertian kuri- pared, or determining the relationships
kulum dalam dunia pendidikan terus me- that exist between specific events.
ngalami perkembangan sesuai dengan per- Metode survei adalah pengumpulan
kembangan zaman sehingga bukan hanya data pada waktu tertentu dengan tujuan
menyangkut sederetan mata pelajaran me- menguraikan keadaan yang sebenarnya, atau
lainkan menyangkut sebagian besar aktivitas mengidentifikasi standar yang ada dibanding
dalam pendidikan. Perkembangan tersebut dengan kondisi yang ada, atau menentukan
melahirkan pendapat-pendapat para ahli hubungan antara peristiwa-peristiwa yang
dalam mendefinisikan kurikulum dari setiap spesifik.
sudut pandang mereka terhadap pendidikan. Dalam penelitian ini populasi penelitian
Sawyer, D.B. (2004:41) menyatakan adalah SMK Negeri atau Swasta yang
“The first is the view of curriculum as a mempunyai Kompetensi Keahlian Teknik
written plan of action, which is reflected Kendaraan Ringan dan Industri Otomotif yang
incurriculum documents that contain clearly terjun di bidang service atau maintenance
stated learning objectives”. Yang artinya automotive (Agen Tunggal Pemegang Merk)
kurikulum merupakan rencana tertulis dari di Kabupaten Sleman Yogyakarta. Teknik
kegiatan yang merupakan refleksi dari pengumpulan data dalam penelitian ini di-
dokumen kurikulum yang berisi tujuan lakukan dengan menggunakan angket.
pembelajaran yang dinyatakan secara jelas.

Relevansi Kurikulum SMK Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan


8 − Jurnal Pendidikan Vokasi

Tabel 3. Kisi-kisi Angket

Jumlah
No. Bidang Standar Kompetensi (SK) No. Butir (KD)
(KD)
Menggunakan pelumas/cairan pembersih 1 1
Melakukan overhoul sistem pendingin dan
2, 3, 4 3
komponen – komponennya
Merawat/servis sistem bahan bakar bensin 5, 6, 7 3
1. Engine
Memperbaiki sistem injeksi bahan bakar diesel 8, 9, 10 3
Merawat/servis engine dan komponen-
11, 12, 13, 14, 15 5
komponennya
Merawat Kendaraan Hitech 16,17 2
Memperbaiki unit kopling dan komponen-
1, 2, 3 3
komponen sistem pengoperasian
Chasis dan Merawat transmisi 4,5 2
Sistem Merawat unit final drive/gardan 6,7, 8 3
2. Pemindah Memperbaiki poros penggerak roda 9,10 2
Tenaga Memperbaiki roda dan ban 11,12,13,14,15,16 6
Memperbaiki sistem rem 17,18,19, 20,21 5
Memperbaiki sistem kemudi 22 1
Memperbaiki sistem suspensi 23,24 2
Merawat baterai 1, 2 2
Memperbaiki kerusakan ringan pada rangkaian/
sistem kelistrikan, pengaman, dan kelengkapan 3,4,5,6 4
tambahan
3. Kelistrikan
Memperbaiki sistem pengapian 7,8 2
Memperbaiki sistem starter dan pengisian 9,10 2
Merawat/servis sistem AC (Air Conditioner) 11 1
Merawat/servis sistem wiper dan washer 12 1
Jumlah KD atau Item 53

Sumber : KTSP SMK Kompetensi Teknik Kendaraan Ringan di Kabupaten Sleman

HASIL PENELITIAN daraan. Bidang atau indikator ini terdiri dari


enam standar kompetensi (SK) yang disebut
Data Kompetensi Dasar yang Diajarkan di sub indikator dan setiap standar kompetensi
SMK Kompetensi Keahlian Teknik terdiri dari beberapa kompetensi dasar (KD)
Kendaraan Ringan yang dalam penelitian ini disebut butir
pernyataan penilaian angket. Dari hasil survei
Bidang Engine penelitian di seluruh atau 17 SMK kompetensi
Bidang engine merupakan sekelompok keahlian teknik kendaraan ringan di Kabu-
kompetensi yang menunjang keterampilan dan paten Sleman untuk bidang engine yang
kemampuan dalam sistem kendaraan, bongkar diperoleh hasil sebagai berikut:
pasang, perawatan, dan perbaikan mesin ken-

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 3, Nomor 1, Februari 2013


Jurnal Pendidikan Vokasi − 9

Tabel 4. Kompetensi Bidang Engine yang diajarkan di SMK Kompetensi Keahlian


Teknik Kendaraan Ringan di Kabupaten Sleman

No Kompetensi Dasar Frekuensi


1 Memperbaiki sistem pelumas 15
2 Merawat atau servis sistem pendingin 16
3 Memperbaiki sistem pendingin 14
4 Melakukan overhaul sistem pendingin 12
5 Merawat komponen sistem bahan bakar bensin 17
6 Memperbaiki komponen sistem bahan bakar bensin 17
7 Overhaul sistem bahan bakar bensin 17
8 Memperbaiki komponen injeksi bahan bakar diesel 15
9 Merawat sistem injeksi bahan bakar diesel 14
10 Mengkalibrasi pompa injeksi 6
11 Merawat atau servis engine (tune up) 17
12 Melaksanaan perawatan/servis komponen engine 16
13 Membongkar/ merakit engine serta komponennya 15
14 Mengukur dan menguji komponen engine 16
15 Memperbaiki dan menyetel komponen engine 16
16 Melakukan pemeriksaan pada ECU 5
17 Merawat dan memperbaiki sistem injeksi (EFI) 5

Bidang Chasis
Tabel 5. Kompetensi Bidang Chasis yang diajarkan di SMK Kompetensi Keahlian
Teknik Kendaraan Ringan di Kabupaten Sleman

No Kompetensi Dasar Frekuensi


1 Merawat atau servis unit kopling 17
2 Memperbaiki sistem kopling dan komponennya 17
3 Mengoverhaul sistem kopling 16
4 Merawat transmisi manual 17
5 Merawat transmisi otomatis 9
6 Merawat unit final drive penggerak roda depan 15
7 Merawat unit final drive penggerak roda belakang 17
8 Merawat unit final drive penggerak empat roda 12
9 Merawat /servis poros penggerak roda 15
10 Memperbaiki poros penggerak roda 17
11 Mengganti atau bongkar pasang roda 17
12 Memasang ulang ban 16
13 Membalans roda dan ban 10
14 Melaksanakan pelurusan roda 13
15 Melakukan perbaikan Toe In/ Toe Out 14
16 Melakukan perbaikan Chamber Caster 12
17 Merawat sistem rem 17
18 Memperbaiki sistem rem 17
19 Melakukan overhaul sistem rem 17
20 Memperbaiki/mengganti komponen sistem ABS 1
21 Merawat /servis sistem ABS 1
22 Memperbaiki berbagai jenis sistem kemudi 15
23 Merawat sistem suspensi 16
24 Memperbaiki sistem suspensi 16

Relevansi Kurikulum SMK Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan


10 − Jurnal Pendidikan Vokasi

Bidang Kelistrikan

Tabel 6. Kompetensi Bidang Kelistrikan yang diajarkan di SMK Kompetensi Keahlian


Teknik Kendaraan Ringan di Kabupaten Sleman

No Kompetensi Dasar Frekuensi


1 Memperbaiki baterai 14
2 Merawat baterai 17
3 Memasang sistem pengaman kelistrikan 17
4 Memperbaiki sistem pengaman kelistrikan 16
5 Merangkai atau memasang sistem penerangan 17
6 Memperbaiki sistem penerangan 17
7 Memperbaiki sistem pengapian 17
8 Merawat/memperbaiki sistem pengapian elektronik 10
9 Memperbaiki sistem pengisian 17
10 Memperbaiki sistem starter 17
11 Merawat /servis sistem AC 13
12 Merawat /servis sistem wiper dan washer 14

Data kompetensi dasar yang dibutuhkan Dimana terdiri dari tiga bidang, yaitu: Engine,
dunia industri otomotif atau ATPM di Chasis, dan Kelistrikan.
Kabupaten Sleman dan sekitarnya
Bidang Engine
Di bawah ini akan ditampilkan des-
kripsi data kompetensi yang dibutuhkan di Data mengenai kebutuhan kompetensi
ATPM dengan menggunakan angket sebagai yang dibutuhkan di dunia industri survei
gambaran seberapa banyak kompetensi yang penelitian di seluruh ATPM di Kabupaten
dibutuhkan, data ini diambil dari sembilan Sleman dan sekitarnya untuk bidang engine
kepala bengkel ATPM di Kabupaten Sleman. yang diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 7. Kompetensi Bidang Engine yang dibutuhkan ATPM


di Kabupaten Sleman dan sekitarnya

No Kompetensi Dasar Frekuensi


1 Memperbaiki sistem pelumas 9
2 Merawat atau servis sistem pendingin 9
3 Memperbaiki sistem pendingin 9
4 Melakukan overhaul sistem pendingin 9
5 Merawat komponen sistem bahan bakar bensin 9
6 Memperbaiki komponen sistem bahan bakar bensin 9
7 Overhaul sistem bahan bakar bensin 9
8 Memperbaiki komponen injeksi bahan bakar diesel 7
9 Merawat sistem injeksi bahan bakar diesel 8
10 Mengkalibrasi pompa injeksi 6
11 Merawat atau servis engine (engine tune up) 9
12 Melaksanaan perawatan/servis komponen engine 9
13 Membongkar/ merakit engine serta komponennya 9
14 Mengukur dan menguji komponen engine 9
15 Memperbaiki dan menyetel komponen engine 9
16 Melakukan pemeriksaan pada ECU 9
17 Merawat dan memperbaiki sistem injeksi (EFI) 9
18 Diagnosis engine electrical 9
19 Pemeriksaan emisi gas buang 9
20 Memperbaiki injection pump diesel 6

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 3, Nomor 1, Februari 2013


Jurnal Pendidikan Vokasi − 11

Bidang Chasis survei penelitian di seluruh Agen Tunggal


Pemegang Merk di Kabupaten Sleman dan
Data kebutuhan kompetensi yang
sekitarnya untuk bidang chasis yang diperoleh
dibutuhkan di dunia industri otomotif bidang
hasil sebagai berikut:
chasis yang diperoleh berdasarkan metode
survei dengan menggunakan angket. Hasil

Tabel 8. Kompetensi Bidang Chasis yang dibutuhkan ATPM


di Kabupaten Sleman dan sekitarnya
No Kompetensi Dasar Frekuensi
1 Merawat atau servis unit kopling 9
2 Memperbaiki sistem kopling 9
3 Mengoverhaul sistem kopling 9
4 Merawat transmisi manual 9
5 Merawat transmisi otomatis 9
6 Merawat unit final drive penggerak roda depan 9
7 Merawat unit final drive penggerak roda belakang 8
8 Merawat unit final drive penggerak empat roda 9
9 Merawat /servis poros penggerak roda 9
10 Memperbaiki poros penggerak roda 9
11 Mengganti atau bongkar pasang roda 9
12 Memasang ulang ban 8
13 Membalans roda dan ban 9
14 Melaksanakan pelurusan roda 9
15 Melakukan perbaikan Toe In/ Toe Out 9
16 Melakukan perbaikan Chamber Caster 9
17 Merawat sistem rem 9
18 Memperbaiki sistem rem 9
19 Melakukan overhaul sistem rem 9
20 Memperbaiki/mengganti komponen sistem ABS 9
21 Merawat /servis sistem ABS 9
22 Memperbaiki berbagai jenis sistem kemudi 9
23 Merawat sistem suspensi 9
24 Memperbaiki sistem suspensi 9
25 Pemeriksaan air bag 5

Bidang Kelistrikan
Tabel 9. Kompetensi Bidang Kelistrikan yang dibutuhkan ATPM
di Kabupaten Sleman dan sekitarnya

No Kompetensi Dasar Frekuensi


1 Memperbaiki baterai 0
2 Merawat baterai 9
3 Memasang sistem pengaman kelistrikan 9
4 Memperbaiki sistem pengaman kelistrikan 9
5 Merangkai atau memasang sistem penerangan 9
6 Memperbaiki sistem penerangan 9
7 Memperbaiki sistem pengapian 9
8 Merawat/ memperbaiki sistem pengapian elektronik 9
9 Memperbaiki sistem pengisian 9
10 Memperbaiki sistem starter 9
11 Merawat/ servis sistem AC 9
12 Merawat/ servis sistem wiper dan washer 9

Relevansi Kurikulum SMK Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan


12 − Jurnal Pendidikan Vokasi

SIMPULAN Kompetensi yang tidak dibutuhkan


Industri Service Mobil namun
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dalam kurikulum SMK
dilakukan dapat diambil kesimpulan mengenai Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan
relevansi kompetensi keahlian teknik ken- Ringan di Kabupaten Sleman
daraan ringan SMK di Kabupaten Sleman,
Hasil analisis dan pembahasan diper-
dan keterlaksanaan kurikulum kompetensi
oleh kompetensi yang tidak dibutuhkan
keahlian teknik kendaraan ringan SMK di
Industri Service Mobil namun dilaksanakan
Kabupaten Sleman sebagai berikut:
dalam kurikulum SMK Kompetensi Keahlian
Teknik Kendaraan Ringan di Kabupaten
Relevansi kurikulum SMK Kompetensi Sleman pada masing-masing bidang kompe-
Keahlian Teknik Kendaraan Ringan tensi sebagai berikut; (1) persentase bidang
dengan kebutuhan Dunia Industri Service engine diperoleh sebesar 0% dalam kategori
Mobil di Kabupaten Sleman rendah; (2) persentase bidang chasis diperoleh
sebesar 0% dalam kategori rendah; (3) persen-
Berdasarkan hasil analisis dan pem- tase bidang kelistrikan diperoleh sebesar
bahasan penelitian ini bahwa relevansi 0,08% dalam kategori rendah.
kompetensi keahlian teknik kendaraan ringan
SMK di Kabupaten Sleman terhadap dunia
industri servis mobil pada 3 bidang kom- Kompetensi yang dibutuhkan di Industri
petensi diperoleh hasil bahwa ketiga bidang Service Mobil dan ada dalam kurikulum
kompetensi atau kesemua bidang termasuk tapi tidak dilaksanakan di SMK
kategori relevan, jika dipersentase untuk Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan
bidang engine dan chasis 100%, untuk bidang Ringan Kabupaten Sleman
kelistrikan sebesar 91,67%. Untuk variabel
Hasil analisis dan pembahasan diper-
standar kompetensi, terdapat 20 standar
oleh kompetensi yang dibutuhkan di Industri
kompetensi yang tercakup dalam ketiga
Service Mobil dan ada dalam kurikulum tapi
bidang kompetensi tersebut, diperoleh hasil
tidak dilaksanakan di SMK Kompetensi
semua standar kompetensi secara general
Keahlian Teknik Kendaraan Ringan Kabu-
termasuk dalam kategori relevan. Namun
paten Sleman pada masing-masing bidang
setelah diperinci lagi dari 20 standar kom-
kompetensi sebagai berikut; (1) persentase
petensi, terdapat dari 52 kompetensi dasar
bidang engine diperoleh sebesar 22,88%
yang termasuk kategori relevan dan 1 kom-
dalam kategori rendah; (2) persentase bidang
petensi dasar tidak relevan yaitu memperbaiki
chasis diperoleh sebesar 14,6% dalam kate-
baterai pada bidang kelistrikan.
gori rendah; (3) persentase bidang kelistrikan
diperoleh sebesar 12,02% dalam kategori
Kompetensi yang dibutuhkan Industri rendah.
Service Mobil yang tidak disediakan dalam
Hasil penelitian ini menunjukkan
kurikulum di SMK Kompetensi Keahlian
Teknik Kendaraan Ringan di Kabupaten bahwa relevansi kurikulum SMK kompetensi
keahlian teknik kendaraan ringan terhadap
Sleman
kebutuhan dunia industri di Kabupaten
Hasil analisis dan pembahasan diper- Sleman yang meliputi bidang engine, chasis,
oleh kompetensi yang dibutuhkan Industri dan kelistrikan, umumnya sudah termasuk
Service Mobil yang tidak disediakan dalam dalam kategori relevan.
kurikulum di SMK Kompetensi Keahlian
Teknik Kendaraan Ringan di Kabupaten DAFTAR PUSTAKA
Sleman pada masing-masing bidang kompe-
Billett, S. (2011). Vocational Education. New
tensi sebagai berikut; (1) persentase bidang
York: Springer Science and Business
engine diperoleh sebesar 15% dalam kategori
Media.
rendah; (2) persentase bidang chasis diperoleh
sebesar 4% dalam kategori rendah; (3) persen- Burke, J. (2005). Competency Based Educa-
tase bidang kelistrikan diperoleh sebesar 0% tion and Training. London: Taylor and
dalam kategori rendah. Francis e-Library.

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 3, Nomor 1, Februari 2013


Jurnal Pendidikan Vokasi − 13

Cohen, L., Manion, L., & Morrison, K. Review and Advice on Education and
(2005). Research Methods in Educa- Training, p. 29 - 31. Diambil tanggal 8
tion. London: Taylor & Francis e- Januari 2013, dari http://www.norrag.
Library. org/de/publications/norrag-news
Finch, C.R., & Crunkilton, J.R. (1999). Mc Neil, J.D. (1990). Curriculum a
Curriculum Development in Vocatio- comprehensive introduction. London:
nal and Technical Education: Plan- Library of congress cataloging in
ning, Content, and Implementation. publicating data.
Sidney: Allyn and Bacon.
Sawyer, D.B. (2004). Fundamental Aspects of
Graduate Institute of International and Intreperter Education. Amsterdam:
Development Studies. (September Benjamins Publishing Company.
2005). Network for Policy Research,

Relevansi Kurikulum SMK Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan

Anda mungkin juga menyukai