Anda di halaman 1dari 4

RESUME

“TERAPI KOMPLEMENTER UNTUK LUKA”

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Komplementer yang


dibimbing oleh Bapak Zainal Abidin, S.Pd., M. Kes., CBHC., CTN

Disusun Oleh Kelompok 5 :

1. Kerin Tri Utari 162303101065


2. Iftahul Meilidia 172303101006
3. Muhammad Hanafi 172303101011
4. Yoga Jordan Marcelino 172303101013
5. Frendy Situmorang 172303101019
6. Yurita Nur Fariska 172303101031
7. Fifi Fatimatus Zahro 172303101038

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBERFAKULTAS KEPERAWATAN
PRODI D3 KEPERAWATAN
Tahun 2020
Terapi komplemeter sebagai pengembangan terapi tradisional dan ada yang
diintegrasikan dengan terapi modern yang mempengaruhi keharmonisan individu
dari aspek biologis, psikologis, dan spiritual. Hasil terapi yang telah terintegrasi
tersebut ada yang telah lulus uji klinis sehingga sudah disamakan dengan obat
modern. Kondisi ini sesuai dengan prinsip keperawatan yang memandang manusia
sebagai makhluk yang holistik (bio, psiko, sosial, dan spiritual).
Hasil penelitian terapi komplementer yang dilakukan belum banyak,
beberapa yang berhasil dibuktikan secara ilmiah salah satunya adalah untuk
mempercepat penyembuhan luka. Sejumlah studi menunjukkan bahwa tanaman
tradisional potensial sebagai agen penyembuhan luka dan sebagian besar disukai
masyarakat karena ketersediaan yang luas dan tidak ada efek samping.
Contoh terapi komplementer untuk luka:
1. Konsep Teori Terapi Komplementer (Terapi Madu untuk Ulkus
Diabetikum)
Terapi madu pada penderita diabetes dengan ulkus diabetikum adalah untuk
mengurangi kolonialisasi bakteri Staphylococcus aureus. Sifat antibakteri dari
madu membantu mengatasi infeksi pada perlukaan dan aksi anti inflamasinya
dapat mengurangi nyeri serta meningkatkan sirkulasi yang berpengaruh pada
proses penyembuhan. Madu juga merangsang tumbuhnya jaringan baru,
sehingga selain mempercepat penyembuhan juga mengurangi timbulnya parut
atau bekas luka pada kulit. Madu menyebabkan peningkatan tekanan osmosis
di atas permukaan luka. Hal tersebut akan menghambat tumbuhnya bakteri
kemudian membunuhnya
2. Daun Petai Cina (Leucaena leucocephala) sebagai Intervensi Keperawatan
Komplementer dalam Mempercepat Penyembuhan Luka Bakar
Tanaman lamtoro atau petai cina dikenal sebagai tanaman serbaguna terutama
sebagai obat herbal. Beberapa penelitian pra klinik pada hewan coba telah
dilakukan untuk membuktikan manfaat dari daun lamtoro terhadap
penyembuhan luka khususnya luka bakar. Hal ini dikarenakan pada daun
lamtoro atau petai cina mempunyai beberapa kandungan zat metabolit
sekunder yaitu Tannin, saponin serta flavonoid yang telah dibuktikan dengan
cara uji fitokimia. Kandungan metabolit sekunder tersebut diduga
mempengaruhi tahapan proses penyembuhan luka bakar.
3. Efektifitas Ekstrak Bunga Cengkeh (Syzygium aromaticum) terhadap Jumlah
Pembuluh Darah Kapiler pada Proses Penyembuhan Luka Insisi Fase
Proliferasi
Saat ini, pengobatan luka insisi menggunakan bahan-bahan herbal mulai
banyak diteliti. Salah satu bahan herbal yang digunakan untuk mengobati luka
adalah cengkeh (Syzygium aromaticum). Jika dilihat dari komposisi zat
kimianya, bunga cengkeh memiliki kandungan zat saponin, tannin, flavonoid,
dan polifenol yang mampu membantu proses penyembuhan luka. Senyawa
tersebut memiliki efek farmakologis sebagai antiinflamasi, antioksidan,
analgesik, fungisidal, dan bakterisidal yang berpotensi dalam memperpendek
proses inflamasi serta meningkatkan proses angiogenesis. Tannin membantu
proses penyembuhan luka melalui peningkatan jumlah pembentukan pembuluh
darah kapiler dan sel-sel fibroblast.6 Selain itu, flavonoid juga mampu
mengatur fungsi sel dengan cara merangsang produksi vascular endothelial
growth factor (VEGF) yang berperan dalam pembentukan pembuluh darah
baru.

DAFTAR PUSTAKA
Fatimatuzzahroh, Firani, N.K. & Kristianto, H., 2015. 3. Efektifitas Ekstrak
Bunga Cengkeh (Syzygium aromaticum) terhadap Jumlah Pembuluh Darah
Kapiler pada Proses Penyembuhan Luka Insisi Fase Proliferasi. Majalah
Kesehatan FKUB, 2.

Kurnianto, S., Abdillah, A. & Abidin, Z., 2018. 2. Daun Petai Cina (Leucaena
leucocephala) sebagai Intervensi Keperawatan Komplementer dalam
Mempercepat Penyembuhan Luka Bakar.

Riani, R. & Handayani, F., 2017. Perbandingan Efektivitas Perawatan Luka


Modern “Moist Wound Healing” Dan Terapi Komplementer “Nacl 0,9% +
Madu Asli” Terhadap Penyembuhan Luka Kaki Diabetik Derajat Ii Di Rsud
Bangkinang. Jurnal Ners, 1.

Anda mungkin juga menyukai