Anda di halaman 1dari 8

GANGGUAN PSIKOLOGIS PADA IBU POSTPARTUM;

POSTPARTUM BLUES

Machmudah

Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan


Universitas Muhammdiyah Semarang
email : machmudah@unimus.ac.id

ABSTRAK

Kelahiran seorang anak akan menyebabkan timbulnya suatu tantangan mendasar terhadap struktur
interaksi keluarga. Bagi seorang ibu, melahirkan bayi adalah suatu peristiwa yang sangat membahagiakan
sekaligus juga suatu peristiwa yang berat, penuh tantangan dan kecemasan. Hampir 70% ibu mengalami
kesedihan atau syndrome baby blues/postpartum blues, sebagian besar ibu dapat segera pulih dan
mencapai kestabilan, namun 13% diantaranya akan mengalami depresi postpartum. Ibu primipara
merupakan kelompok yang paling rentan mengalami depresi postpartum dibanding ibu multipara atau
grandemultipara. Postpartum blues dapat dipicu oleh perasaan belum siap menghadapi lahirnya bayi dan
atau timbulnya kesadaran akan meningkatnya tanggungjawab sebagai ibu. Peran perawat maternitas
diperlukan untuk membantu ibu menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik, perubahan psikologis dan
perubahan peran pada ibu postpartum, baik peran sebagai pendidik, pemberi asuhan, maupun sebagai
konselor.

Kata kunci: postpartum, postpartum blues


Daftar Pustaka : 33 (1987-2008)

PENDAHULUAN jam sampai sepuluh hari atau lebih. Namun


Kelahiran seorang anak akan pada beberapa minggu atau bulan kemudian
menyebabkan timbulnya suatu tantangan dapat berkembang menjadi keadaan yang
mendasar terhadap struktur interaksi lebih berat (Freudenthal, 1999; Olds, 1999;
keluarga. Bagi seorang ibu, melahirkan bayi Lowdermilk, Perry & Bobak, 2000).
adalah suatu peristiwa yang sangat Ibu yang mengalami depresi
membahagiakan sekaligus juga suatu postpartum, minat dan ketertarikan terhadap
peristiwa yang berat, penuh tantangan dan bayi berkurang. Ibu juga tidak mampu
kecemasan. Sehingga dapat dipahami merawat bayinya secara optimal dan tidak
bahwa mengapa hampir 70 persen ibu bersemangat menyusui, sehingga
mengalami kesedihan atau syndrome baby kebersihan, kesehatan serta tumbuh
blues setelah melahirkan (Shinaga, 2006). kembang bayi juga tidak optimal. Menurut
Sebagian besar ibu dapat segera pulih dan Elvira, 2006 bayi yang tidak mendapat ASI
mencapai kestabilan, namun 13% dan ditolak oleh orangtuanya serta adanya
diantaranya akan mengalami depresi masalah dalam proses bonding attachment
postpartum (Shinaga, 2006). biasanya dialami pada bayi dengan ibu
Postpartum blues ditandai dengan depresi (Elvira, 2006).
gejala-gejala seperti : reaksi Artikel ini akan menjelaskan
depresi/sedih/disforia, mudah menangis tentang postpartum blues berdasarkan
(tearfulness), mudah tersinggung kajian secara teori.
(irritable), cemas, nyeri kepala (headache),
labilitas perasaan, cenderung menyalahkan KONSEP POSTPARTUM
diri sendiri, merasa tidak mampu, Postpartum adalah periode setelah
gangguan tidur dan gangguan nafsu makan bayi lahir sampai organ-organ reproduksi
(appetite). Gejala-gejala ini mulai muncul kembali ke keadaan normal dengan waktu
setelah persalinan dan pada umumnya akan enam minggu (Lowdermik, Perry, Bobak,
menghilang dalam waktu antara beberapa 2005). Sedangkan Cunningham (2006)

118 Jurnal Keperawatan Maternitas . Volume 3, No. 2, November 2015; 118-125


menyebutkan bahwa pengertian postpartum mencapai 25.000-30.000. Perubahan
adalah periode setelah kelahiran, mencakup yang terjadi selanjutnya adalah
enam minggu berikutnya saat terjadi perubahan pada system kardiovaskuler
involusi uterus. Dari kedua pengertian yaitu adanya penurunan kerja jantung
diatas dapat disimpulkan bahwa postpartum dan volume plasma secara berangsur-
adalah waktu setelah melahirkan sampai angsur akan kembali normal dalam dua
enam minggu sehingga fungsi organ minggu masa postpartum. Penurunan
reproduksi kembali normal. volume plasma dan cairan ekstra sel
1. Klasifikasi postpartum akan mempengaruhi penurunan berat
Periode postpartum (puerperium) dibagi badan ibu (Lowdermik, Perry, Bobak,
menjadi tiga periode yaitu pertama 2005).
puerperium dini yaitu periode dimana Perubahan fisiologis pada ibu
ibu sudah diperbolehkan berdiri dan postpartum yang terjadi pada sistem
berjalan-jalan. Kedua puerperium perkemihan disebabkan karena otot-otot
intermedial yaitu waktu yang yang bekerja pada kandung kemih dan
dibutuhkan untuk kepulihan seluruh alat uretra tertekan oleh bagian terdepan
genetalia dengan waktu 6-8 minggu. janin pada saat persalinan. Disamping
Ketiga remote puerperium yaitu waktu itu ibu juga akan mengalami diuresis
yang diperlukan untuk pulih dan sehat pada 24 jam pertama, hal ini disebabkan
sempurna (Mochtar, 2002; Manuaba, karena pengaruh peningkatan hormone
2007). estrogen pada saat hamil yang bersifat
retensi dan akan dikeluarkan kembali
2. Adaptasi fisiologis postpartum bersama urine pada periode postpartum
Adaptasi fisiologis yang terjadi pada ibu (Pillitteri, 2003; Lowdermik, Perry,
postpartum meliputi perubahan tanda- Bobak, 2005).
tanda vital, hematologi, sistem Perubahan fisiologis pada sistem
kardiovaskuler, perkemihan, pencernaan yaitu gangguan saat defekasi
pencernaan, sistem musculoskeletal, karena penurunan hormon progesteron
sistem endokrin dan organ reproduksi. dan rasa sakit pada daerah perineum
Perubahan yang terjadi pada tanda-tanda sehingga ibu takut untuk buang air
vital adalah denyut nadi biasanya besar. Keinginan buang air besar akan
mengalami penurunan menjadi 50-70 tertunda sampai 2-3 hari postpartum
kali/menit (Lowdermik, Perry, Bobak, (Pillitteri, 2003; Lowdermik, Perry,
2005). Pengeluaran cairan yang banyak Bobak, 2005).
pada saat persalinan dan adanya fase Perubahan fisiologis yang terjadi pada
diuresis postpartum menyebabkan suhu system reproduksi antara lain perubahan
badan ibu mengalami peningkatan pada servik dan uterus. Perubahan yang
sekitar 0,50 C. Jika peningkatan suhu terjadi pada servik adalah setelah
badan melebihi 380 C menunjukkan plasenta lahir servik bentuknya
adanya infeksi pada ibu postpartum. menganga seperti corong, lunak, setelah
Sedangkan tekanan sistolik darah ibu dua jam postpartum servik dapat dilalui
akan mengalami penurunan 15-20 2-3 jari dan setelah tujuh jam hanya
mmHg saat ibu melakukan perubahan dapat dilewati oleh satu jari. Dengan
posisi dari posisi tidur ke posisi duduk demikian apabila persalinan mengalami
atau sering disebut hipotensi orthostatik permasalahan retensio plasenta dan
(Pillitteri, 2003; Lowdermik, Perry, diketahui sejak awal, maka dapat
Bobak, 2005). dilakukan pembersihan rahim secara
Perubahan fisiologis yang terjadi pada manual plasenta. Sedangkan perubahan
sistem hematologi yaitu peningkatan yang terjadi pada uterus adalah adanya
jumlah sel darah putih sampai 15.000 proses involusi uterus yaitu kembalinya
selama proses persalinan, sedangkan uterus ke keadaan semula seperti
kenaikan sel darah putih pada ibu yang sebelum hamil yang dimulai setelah
mengalami persalinan lama dapat

Gangguan Psikologis Pada Ibu Postpartum; Postpartum Blues 119


Machmudah
plasenta lahir (Pillitteri, 2003; Pada fase ini ibu memerlukan dukungan
Lowdermik, Perry, Bobak, 2005). sosial dari suami, keluarga, teman
Perubahan fisiologis pada sistem maupun tenaga kesehatan. Jika pada fase
endokrin adalah terjadinya penurunan ini ibu tidak mendapatkan dukungan,
kadar hormon progesteron dan estrogen maka periode pink ini akan menjadi
dalam jumlah besar dan mendadak yang periode blues pada fase berikutnya (fase
menggantikan pengaruh inhibisi taking hold) (Bobak, 2005).
progesterone terhadap produksi α- Fase dependen-mandiri, ibu
laktalbumin oleh reticulum endoplasma membutuhkan perawatan dan
kasar. Peningkatan α-laktalbumin penerimaan dari oranglain dan keinginan
berfungsi untuk merangsang sintesa untuk bisa melakukan segala sesuatu
laktosa dan pada akhirnya meningkatkan secara mendiri. Ibu berespon dengan
jumlah laktosa ASI. Penurunan penuh semangat untuk memperoleh
progesteron juga menyebabkan prolaktin kesempatan belajar dan berlatih tentang
bekerja tanpa hambatan dalam cara perawatan bayi. Rubin menjelaskan
merangsang produksi α-laktalbumin keadaan ini sebagai fase taking hold
(Cunningham , 2004). yang berlangsung kira-kira 10 hari
(Bobak, 2005).
3. Adaptasi psikologis postpartum Dalam enam sampai delapan minggu
Ada tiga fase penyesuaian ibu terhadap setelah melahirkan, kemampuan ibu
perannya sebagai orangtua, yaitu fase untuk menguasai tugas-tugas sebagai
dependen, fase dependen-interdependen orangtua merupakan hal yang penting.
dan fase interdependen (Bobak, 2005). Beberapa ibu sulit menyesuaikan diri
Fase dependen dimulai selama satu hari terhadap isolasi yang dialaminya karena
sampai dua hari pertama setelah ia harus merawat bayi. Ibu yang
melahirkan, ketergantungan ibu terhadap memerlukan dukungan tambahan adalah
orang lain sangat menonjol. Ibu ibu primipara yang belum mempunyai
mengharap segala kebutuhannya dapat pengalaman mengasuh bayi, ibu yang
dipenuhi oranglain, ibu memindahkan bekerja, ibu yang tidak mempunyai
energy psikologisnya kepada anaknya. cukup teman atau keluarga untuk
Rubin menyebut fase ini sebagai fase berbagi, ibu yang berusia remaja dan ibu
taking in (Bobak, 2005). Periode ini yang tidak mempunyai suami.
adalah suatu waktu yang penuh Fase interdependen yaitu ketika ibu dan
kegembiraan dan kebanyakan orangtua keluarga bergerak maju sebagai system
sangat suka mengkomunikasikannya dengan para anggota saling berinteraksi.
(periode pink). Mereka merasa perlu Fase ini merupakan fase yang penuh
menyampaikan pengalaman mereka stress bagi orangtua. Kesenangan dan
tentang kehamilan dan kelahiran dengan kebutuhan sering terbagi dalam masa
kata-kata. Kecemasan dan keasyikan ini. Ibu dan pasangan harus
terhadap peran barunya sering menyesuaikan perannya masing-masing
mempersempit lapang persepsi ibu. Oleh dalam mengasuh anak, mengatur rumah
karena itu, informasi yang diberikan dan membina karier (Bobak, 2005).
pada waktu ini mungkin perlu diulang.
pelupa dan tidak dapat tidur (Pillitteri,
KONSEP POSTPARTUM BLUES 2003). Bobak, 2005 menjelaskan bahwa
1. Pengertian yang dimaksud dengan postpartum blues
Postpartum blues , maternity blues atau adalah perubahan mood pada ibu
baby blues merupakan gangguan postpartum yang terjadi setiap waktu
mood/afek ringan sementara yang terjadi setelah ibu melahirkan tetapi seringkali
pada hari pertama sampai hari ke 10 terjadi pada hari ketiga atau keempat
setelah persalinan ditandai dengan postpartum dan memuncak antara hari
tangisan singkat, perasaan kesepian atau kelima dan ke-14 postpartum yang
ditolak, cemas, bingung, gelisah, letih, ditandai dengan tangisan singkat,

120 Jurnal Keperawatan Maternitas . Volume 3, No. 2, November 2015; 118-125


perasaan kesepian atau ditolak, cemas, energi, nafsu makan menurun
bingung, gelisah, letih, pelupa dan tidak (appetite), berat badan menurun,
dapat tidur. insomnia, selalu dalam keadaan
cemas, sulit berkonsentrasi, sakit
2. Tanda dan gejala kepala yang hebat, kehilangan minat
Ibu postpartum yang mengalami untuk melakukan hubungan seksual
postpartum blues mempunyai gejala dan ada ide bunuh diri (Beck, 2001 ;
antara lain mudah menangis Lynn & Piere, 2007).
(tearfulness), murung, sedih, cemas, Beck mengidentifikasi 13 faktor
perubahan mood, reslestness, mudah pencetus terjadinya postpartum
marah, kurang konsentrasi, pelupa depresi, antara lain: 1) Depresi
(Wong, 2002; Pillitteri, 2003). selama kehamilan. 2) stress selama
Henshaw, 2003 menjelaskan tanda dan perawatan anak. 3) Life stress ,
gejala postpartum blues antara lain misalnya perceraian, perubahan
tearfulness, labilitas emosi, perubahan status pekerjaan, krisis keuangan atau
mood, bingung, cemas dan gangguan adanya perubahan pada status
kognitif (kurang perhatian, tidak bisa kesehatan. 4) Dukungan sosial dan
konsentrasi/distractibility dan pelupa). emosional. 5) Kecemasan selama
kehamilan. 6) Kepuasan hubungan
3. Jenis gangguan psikologis ibu dengan pasangan atau terhadap
postpartum perkawinan, misal terkait dengan
Menurut Diagnostic and statistical status keuangan, perawatan anak,
Manual of Mental Disorder (American jalinan komunikasi dan kasih sayang
Psychiatric Association, 2000) tentang dengan pasangan. 7) Riwayat adanya
petunjuk resmi untuk pengkajian dan depresi sebelum kehamilan. 8)
diagnosis penyakit psikiatri, bahwa Temperamen bayi, bayi yang rewel
gangguan yang dikenali selama periode dan tidak responsive akan membuat
postpartum adalah : ibu merasa tidak berdaya. 9) Ada
a. Postpartum blues riwayat postpartum blues. 10) Harga
Terjadi pada hari pertama sampai diri, ibu yang mempunyai harga diri
sepuluh hari setelah melahirkan dan rendah menunjukkan ibu tersebut
hanya bersifat sementara dengan mempunyai mekanisme koping yang
gejala gangguan mood, rasa marah, negatif, merasa dirinya jelek/negatif
mudah menangis (tearfulness), sedih dan merasa dirinya tidak mampu. 11)
(sadness) nafsu makan menurun Status sosial ekonomi. 12) Status
(appetite), sulit tidur (Pillitteri, 2003; perkawinan. 13) Kehamilan yang
Lynn & Piere, 2007). Keadaan ini tidak diinginkan atau tidak
akan terjadi beberapa hari saja direncanakan (Beck, 2001).
setelah melahirkan dan biasanya akan c. Postpartum psikosis
berangsur-angsur menghilang dalam Mengalami depresi berat seperti
beberapa hari dan masih dianggap gangguan yang dialami penderita
sebagai suatu kondisi yang normal postpartum depresi ditambah adanya
terkait dengan adaptasi psikologis gejala proses pikir (delusion,
postpartum. Apabila memiliki faktor hallucinations and incoherence of
predisposisi dan pemicu lainnya association) yang dapat mengancam
maka dapat berlanjut menjadi depresi dan membahayakan keselamatan
postpartum (Wong, 2002). jiwa ibu dan bayinya sehingga sangat
b. Depresi postpartum memerlukan pertolongan dari tenaga
Gejala yang ditimbulkan antara lain professional, yaitu psikiater dan
kehilangan harapan (hopelessness), pemberian obat (Olds, 2000;
kesedihan, mudah menangis , Pillitteri, 2003; Lynn & Piere, 2007).
tersinggung, mudah marah,
menyalahkan diri sendiri, kehilangan

Gangguan Psikologis Pada Ibu Postpartum; Postpartum Blues 121


Machmudah
4. Penyebab dan faktor resiko cocok digunakan untuk menilai kasus
Penyebab dari postpartum blues belum depresi secara umum.
diketahui secara pasti, tapi diduga
disebabkan oleh berbagai faktor, antara PERAN PERAWAT MATERNITAS
lain perubahan biologis, stress dan Keperawatan merupakan suatu
penyebab sosial atau lingkungan. bentuk pelayanan professional yang
Perubahan kadar hormon estrogen, merupakan bagian integral dari pelayanan
progesterone, kortikotropin dan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan
endorphin serta prolaktin diduga kiat keperawatan ditujukan pada individu,
menjadi faktor pendukung terjadinya keluarga, kelompok dan masyarakat baik
postpartum blues. Faktor sosial dan sehat maupun sakit mencakup seluruh
lingkungan yang dapat menjadi faktor proses kehidupan manusia (Hidayat, 2007).
pendukung terjadinya postpartum blues Perawat maternitas sebagai tenaga
antara lain tekanan dalam hubungan profesional dibidang keperawatan
pernikahan dan hubungan keluarga, maternitas, merupakan bagian pelayanan
riwayat sindrom pramenstruasi, rasa kesehatan yang memberikan pelayanan
cemas dan takut terhadap persalinan, kepada klien pada masa kehamilan,
dan penyesuaian yang buruk terhadap persalinan dan nifas sesuai dengan
peran maternal (Lowdermilk, Perry & kebutuhannya (May&Mahlmeister, 2000).
Bobak, 2000; Henshaw, 2003; Pillitteri, Perawat maternitas
2003). mengkhususkan diri dalam bidang
perawatan ibu sepanjang siklus usia
5. Pengukuran postpartum blues dengan suburnya, antara lain dalam perawatan
Edinburgh Postpartum Depression kesejahteraan ibu dan janinya secara
Scale (EPDS) menyeluruh (Lowdermilk, Perry & Bobak,
EPDS merupakan alat ukur yang sudah 2000).
diteliti dan dikembangkan untuk Pengetahuan tentang
mendeteksi intensitas perubahan penatalaksanaan medis untuk setiap kondisi
perasaan depresi selama tujuh (7) hari sangat penting untuk menerapkan asuhan
postpartum. Ismail (2001) pernah keperawatan (Lowdermilk, Perry & Bobak,
menggunakan instrument EPDS ini 2000). Peran perawat untuk mencegah
untuk melakukan penelitian tentang terjadinya postpartum blues antara lain:
faktor-faktor resiko yang mempengaruhi 1. Peran sebagai pendidik
kejadian maternity blues atau Perawat dapat memberikan
postpartum blues di RSP Persahabatan pengetahuan kepada ibu hamil atau ibu
Jakarta. bersalin agar ibu mempunyai
Peneliti lain yang menggunakan pengetahuan, kemampuan dan
instrument EPDS ini adalah Nurbaeti, I., kepercayaan diri ibu bahwa ibu
2002, dengan judul penelitian : analisis mampu mengambil keputusan metode
hubungan antara karakteristik ibu, persalinan apa yang akan dipilih dan
kondisi bayi baru lahir, dukungan sosial ibu tetap berfokus pada keselamatan
dan kepuasan perkawinan dengan ibu dan bayi. Pendidikan yang
depresi postpartum primipara di RSAB diberikan antara lain pendidikan
Harapan Kita Jakarta. tentang adaptasi peran yang harus
Efektivitas instrument EPDS juga dilalui ibu sehubungan dengan
pernah diteliti oleh Latifah & Hartati kelahiran bayi, mengajarkan cara
(2006), yaitu dengan membandingkan menyusui dan cara merawat bayi serta
efektifitas skala EPDS dengan skala menjelaskan pentingnya dukungan
BDI (Beck Depression Inventory). suami dalam perawatan ibu dan bayi
Hasilnya instrument EPDS cukup efektif (Lowdermilk, Perry & Bobak, 2000).
digunakan untuk menilai kejadian 2. Konselor
postpartum depresi sementara BDI lebih Perawat perlu mengidentifikasi faktor-
faktor yang mempengaruhi terjadinya

122 Jurnal Keperawatan Maternitas . Volume 3, No. 2, November 2015; 118-125


postpartum blues. Perawat perlu untuk berkolaborasi dengan tenaga kesehatan
mengidentifikasi respon, koping dan lainnya dalam menentukan metode
adaptasi serta tindakan apa yang telah dan tindakan bantuan selama proses
dilakukan oleh ibu dan keluarga persalinan (Lowdermilk, Perry &
(Lowdermilk, Perry & Bobak, 2000). Bobak, 2000).
3. Pemberi asuhan
Pengetahuan dan ketrampilan yang SIMPULAN
dimiliki perawat tentang persalinan Postpartum blues merupakan
normal, dapat dijadikan dasar bagi gangguan afek ringan yang muncul setelah
perawat untuk memberikan asuhan persalinan dan pada umumnya akan
yang tepat dan aman yaitu dengan menghilang dalam waktu antara beberapa
memonitor dan mengidentifikasi jam sampai sepuluh hari atau lebih. Namun
adanya penyimpangan dari proses pada beberapa minggu atau bulan kemudian
yang normal dan berkolaborasi dengan dapat berkembang menjadi keadaan yang
tim kesehatan lainnya serta mampu lebih berat (Freudenthal, 1999; Olds, 1999;
memenuhi kebutuhan emosional ibu. Lowdermilk, Perry & Bobak, 2000).
Selama periode postpartum perawat Ibu yang mengalami postpartum
harus dapat memenuhi kebutuhan fisik blues, minat dan ketertarikan terhadap bayi
dan psikis ibu termasuk memfasilitasi berkurang. Ibu akan mengalami kesulitan
bonding attachment ibu dengan bayi. dalam merawat bayinya secara optimal dan
Pemberian dukungan dan konseling tidak bersemangat menyusui, sehingga
perlu diberikan kepada ibu postpartum kebersihan, kesehatan serta tumbuh
dan pasangannya untuk mencegah kembang bayi juga tidak optimal.
terjadinya postpartum blues
(Lowdermilk, Perry & Bobak, 2000). DAFTAR PUSTAKA
4. Peneliti Afiyanti., Yati. (2002). Negotiating
Perawat profesional akan memberikan Motherhood : The Difficulties and
asuhan keperawatan berdasarkan Chalenges of Rural First-time Mother
temuan-temuan riset serta terus in Parung , West Java. Makara
mengembangkan praktek berdasarkan Kesehatan, vol 6 No 2.
ilmu pengetahuan. Oleh karena itu
perawat harus dapat berperan sebagai Alfiben , Wiknjosastro, G.H., & Elvira,
peneliti , yang dapat mengidentifikasi S.D. (2000). Efektifitas peningkatan
masalah dan mengkaji literatur tentang dukungan suami dalam menurunkan
penelitian-penelitian sebelumnya yang terjadinya depresi postpartum.
mengupas masalah klien. Perawat Majalah Obstetric Gynecology
dapat mengembangkan protokol dan Indonesia (MOGI), 24 (4), 208-214.
prosedur asuhan keperawatan
berdasarkan riset yang telah Anonim, .(2008). Depresi setelah
dipublikasikan (Lowdermilk, Perry & melahirkan, bagaimana cara mencegah
Bobak, 2000). dan mengatasinya. Atmajaya Medical
5. Pembela Education on Reproductive and
Dalam memberi asuhan keperawatan, Addictive. Retrieved from
perawat maternitas harus http://www.tanyadokteranda.com/artik
mengutamakan el/2008/07/depresi-setelah-melahirkan-
keselamatan/kesejahteraan ibu dan bagaimana-cara-mencegah-dan-
janin. Perawat berperan sebagai mengatasinya. diunduh tanggal 23
pembela ibu, membantu ibu dalam Maret 2010
menentukan metode persalinan dengan
tetap mengutamakan keselamatan ibu Beck., Cheryl., Tatano. (2002). Revision of
dan janin. Pengetahuan adekuat yang the postpartum Depression Predictors
dimilki perawat dapat menjadi Inventory. JOGNN, vol 31, No.4
landasan perawat dalam membela dan

Gangguan Psikologis Pada Ibu Postpartum; Postpartum Blues 123


Machmudah
Beck., Cheryl., Tatano., & Records., http://www.ucm.es/info/psi/docs/journ
Kathie. (2006). Further Development al/VII_n2_2008/art593/pdf
of The Postpartum Depression
Predictors inventory-Revised. JOGNN, Elvira., Sylvia D. (2006). Depresi pasca
vol 35, 735-745 Persalinan. Jakarta : Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas
Beck., Cheryl., Tatano. (2006). Postpartum Indonesia
Depression, it isn’t just the blues. AJN,
vol 106, No.5, 40-50. Freudenthal., Crost., M., & Kaminski., M.
(1999). Severe post-delivery blues:
Bobak I.M., Lowdermilk, D.L., & Jensen, associated factors. Arch Womens Ment
M.D., Perry, S.E. (2005). Buku Ajar Health, No2, 37-44
Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Alih
bahasa: Maria & Peter. Jakarta: EGC Henderson & Jones. (2006). Buku Ajar
Konsep Kebidanan (Essential
Bobak. I.M., Lowdermilk. D.L., & Jensen, Midwifery). Alih bahasa Ria
M.D. (2000) Maternity Nursing. 4th ed. Anjarwati. Jakarta: EGC
St.Louis: Mosby
Henshaw., C., & Boath., E. (2001). The
Bloch., Miki., Rotenberg., Nivi., & Koren., treatment of postnatal depression: a
Dan. (2006). Risk factors for early comprehensive literature review.
postpartum depressive symptoms. Journal of Reproductive and Infant
General Hospital Psychiatry 28 , 3-8 Psychology, vol 19, No.3, 215-244

Bloch., Miki., Rotenberg., Nivi., & Koren., Henshaw., C. (2003). Mood disturbance in
Dan. (2005). Risk factors associated the early puerperium: a review.
with development of postpartum mood Archives of Women’s Mental Health,
disorders. Journal of Affective vol 6, No.2, 33-42
Disorders 88, 9-18
Iskandar, S. S. (2005). Depresi pasca
Chen, C., Tseng, Y. F., Chou, F. H., & kehamilan (postpartum blues),
Wang, S. Y. (2000). Effects of support http://www.mitrakeluarga.net.
group in postnatally distress woman : Diunduh tanggal 23 Maret 2010.
A Controlled studi in Taiwan. Journal
Psychosomatic Research, 49, 395-399. Iskadarwati., Hani. (2006). Depresi Pasca
Melahirkan : Bukan sebuah kutukan.
Cox. J.,L., Holden. R., Sagovsky. (1987). http://wrm-
Edinburgh Postnatal Depression Scale indonesia.org/index2.php?option=cont
(EPDS). British Journal of Pcychiatry, ent&do_pdf=1&id=814. Diunduh
150, 782-786. tanggal 12 April 2010
http://www.aap.org/practicingsafety/T
oolkit_Resources/Module2/EPDSpdf Ismail, R.I. (2002). Faktor resiko depresi
diunduh tanggal 09 Februari 2010. prabersalin dan depresi pascabersalin
: Minat khusus pada dukun dan sosial
Cunningham. (2006) Osbtetri William. dan kesesuaian hubungan suami isteri.
Edisi 21. Jakarta: EGC http://digilib.litbang.depkes.go.id.
Diunduh tanggal 23 Maret 2010.
Curry ., Alexandre., Faisal., Menezes.,
Paulo., Rossi & Tedecco., Jose., Julio. Latifah., Lutfatul., & Hartati. (2006).
(2008). Maternity “Blues” : Prevalence Efektifitas Skala Edinburgh dan Skala
and Risk Factors. The Spanish Journal Beck dalam mendeteksi resiko depresi
of Psychology, vol 11, No.2, 593-599. postpartum di RSU Prof. DR. Margono
Diunduh dari Soekarjo Purwokerto. Jurnal

124 Jurnal Keperawatan Maternitas . Volume 3, No. 2, November 2015; 118-125


Keperawatan Soedirman (The May., K.A & Mahlmeister. (2000).
Soedirman Journal of Nursing), vol 1, Comprehensive Maternity Nursing :
No.1, 15-19 Nursing Process and Child-bearing
Family 2nd edition. J.B. Lippincott :
Leigh.,Bronwyn., & Milgrom., Jeannette. Philadelphia
(2008). Risk factors for antenatal
depression, postnatal depression and Olds, S.B., London, M.L., & Ladewig,
parenting stress. BMC Psychiatry, P.A.W. (2000). Maternal – newborn
8:24. Diunduh dari nursing a family and community-
http://www.biomedcentral.com, based approach. 6th ed. New Jersey:
tanggal 22 Februari 2010 Prentice Hall Health

Lowdermilk, D.L., Perry, S.E., & Bobak, Page, L.A., Percival, P., Kitzinger, S.
I.M. (2000). Maternity women’s health (2000). The new midwifery science and
care. 7th ed. St. Louis: Mosby.Inc sensitivity in practice. Philadelphia:
Churchill Livingstone.
Lynn.,Christine.,E., & Pierre., Cathy., M.
(2007). The Taboo of Motherhood: Page., Melissa., & Wilhelm.,Mari.,S.
Postpartum Depression. International (2007). Postpartum Daily Stress,
Journal for Human Caring, vol 11, Relationship Quality, and Deressive
No.2, 22-31 Symptoms. Contemp Fam Ther,
29:237-251
Manurung, Suryani. (2008). Efektifitas
terapi musik terhadap pencegahan Pilliteri. (2003). Maternal and child Health
PPB pada ibu primipara di ruang Nursing. Care of Childbearing and
kebidanan RSUPN Cipto Childrearing Family. 3rd edition.
Mangunkusumo Jakarta pusat. Tesis. Lippincott
Depok : FIK-UI (tidak dipublikasikan)

Gangguan Psikologis Pada Ibu Postpartum; Postpartum Blues 125


Machmudah

Anda mungkin juga menyukai