Anda di halaman 1dari 12

REVIEW TENTANG OHSAS 18001 DAN ISO 45001

MATA KULIAH K3

DOSEN PENGAJAR
Sillak Hasiany Siregar, S.Si., M.Si.

DISUSUN OLEH
Shafira Andriyani (25117085)

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
Jalan Terusan Ryacudu, Way Hui, Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan
2020
OHSAS 18001
Mengingat banyaknya sistem manajemen K3 yang dikembangkan oleh berbagai institusi, timbul
kebutuhan untuk menstandarkan sekaligus memberikan sertifikasi atas pencapaiannya. Maka
lahirlah penilaian kinerja K3 yang disebut OHSAS (Occupational Health and Safety Assessment
Series) 18000. Sistem ini dapat disertifikasikan melalui lembaga sertifikasi, dan diakui secara
global. OHSAS 18000 terdiri dari dua bagian, yaitu OHSAS 18001 sebagai standar atau
persyaratan SMK3 dan OHSAS 18002 sebagai pedoman pengembangan dan penerapannya.
OHSAS 18001 merupakan persyaratan yang dibutuhkan oleh perusahaan, pabrik, atau organisasi
lainnya dalam mengaplikasikan manajemen yang baik dalam masalah K3 para tenaga kerja.
Spesifikasi OHSAS 18001 memberikan persyaratan bagi sistem manajemen K3 yang
memungkinkan suatu organisasi untuk mengendalikan risiko K3 dan meningkatkan
pelaksanaannya. (Ramli, 2010:49).
OHSAS 18001 menunjukkan pada pemangku kepentingan Anda bahwa Anda percaya diri atas
kecakapan perusahaan Anda memenuhi peraturan dan persyaratan kesehatan dan keselamatan.
Tidak hanya menggarisbawahi komitmen untuk penerapan, pemeliharaan, dan perbaikan
kebijakan kesehatan dan keselamatan, tetapi juga memberikan keunggulan kompetitif bagi
perusahaan Anda.

OHSAS 18001 pertama kali di publikasikan pada April 1999, yang dibentuk oleh 13 badan
sertifikasi Internasional yang ternama seperti LRQA (Llyods Register Quality Assurance), BVQI
(Bureau Veritas Quality International), DNV (Det Norske Veritas Quality Assurance), SGS
(Societe Generate de Surveillance) dan badan standarisasi dari Inggris, Irlandia, Afrika Selatan,
Jepang, Spanyol, Malaysia, Singapura, Meksiko dan badan-badan standarisasi lainnya di dunia.
Proses sertifikasi OHSAS 18001 sesuai dengan standar Internasional seperti ISO.
Perkembangannya sendiri disesuaikan dengan standar manajemen ISO 14001:1996 (lingkungan)
dan ISO 9001:2000 (mutu) dengan tujuan untuk memudahkan penggabungan dan penyesuaian dari
manajemen mutu, lingkungan serta kesehatan dan keselamaan kerja yang akan dilaksanakan oleh
organisasi-organisasi seperti perusahaan, pabrik dan lain-lain.
Sejak diperkenalkn pada tahun 1999, standar ini telah berkembang pesat dan digunakan secara
global. OHSAS 18001:1999 bersifat umum dengan pemikiran dapat digunakan dan dikembangkan
oleh berbagai organisasi sesuai dengan sifat, skala kegiatan, risiko serta lingkup kegiatan
organisasi. Kemudian pada bulan Juli 2007, OHSAS 18001:2007 secara formal dipublikasikan
sebagai pengganti OHSAS 18001:1999 dan disepakati sebagai suatu standar SMK3.
Organisasi yang mengimplementasikan OHSAS 18001 memiliki struktur manajemen yang
terorganisir dengan wewenang dan tanggung-jawab yang tegas, sasaran perbaikan yang jelas, hasil
pencapaian yang dapat diukur dan pendekatan yang terstruktur untuk penilaian resiko. Demikian
pula, pengawasan terhadap kegagalan manajemen, pelaksanaan audit kinerja dan melakukan
tinjauan ulang kebijakan dan sasaran K3.
OHSAS memiliki model SMK3 yang berbasis pada metodologi Plan-Do- Check-Act (PDCA).
Tahapan PDCA ini secara singkat dapat dideskripsikan sebagai berikut :

1. Plan (perencanaan) : menentukan tujuan dan proses yang diperlukan untuk memberikan
hasil yang sesuai dengan kebijakan K3 perusahaan.
2. Do (pelaksanaan) : mengimplementasikan proses yang telah direncanakan.

3. Check (pemeriksaan) : memantau dan menilai pelaksanaan proses berdasarkan kebijakan


K3, tujuan, standar serta perysaratan lainnya, dan melaporkan hasilnya.
4. Act (pengambilan tindakan): mengambil tindakan untuk meningkatkan performansi K3
secara terus menerus.
Komponen utama standar OHSAS 18001 dalam penerapannya di perusahaan meliputi:
1. Adanya komitmen perusahaan tentang K3.

2. Adanya perencanaan tentang program-program K3


3. Operasi dan Implementasi K3
4. Pemeriksaan dan tindakan koreksi terhadap pelaksanaan K3 di perusahaan

5. Pengkajian manajemen perusahaan tentang kebijakan K3 untuk pelaksanaan


berkesinambungan.
Berdasarkan 5 komponen utama diatas, tahapan dalam penyusunan SMK3 menurut OHSAS 18001
melalui 7 tahapan yaitu :
 mengindentifikasi resiko dan bahaya

 mengidentifikasi ketetapan UU dan peraturan hukum yang berlaku


 menentukan target dan pelaksana program
 melancarkan program perencanaan untuk mencapai target dan objek yang telah ditentukan

 mengadakan perencanaan terhadap kejadian darurat


 peninjauan ulang terhadap target dan para pelaksana system
 penetapan kebijakan sebagai usaha untuk mencapai kemajuan yang berkesinambungan.

Tahapan penerapan ini lebih panjang jika dibandingkan dengan penerapan SMK3 menurut
permenaker tetapi dari segi isi tidak ada perbedaan yang signifikan.

Secara umum OHSAS 18001 dapat digunakan bagi setiap organisasi yang ingin :
a. Mengembangkan suatu SMK3 untuk menghilangkan atau mengurangi risiko terhadap
individu atau pihak terkait lainnya.

b. Menetapkan, memelihara atau meningkatkan SMK3 7


c. Memastikan bahwa kebijakan K3 telah terpenuhi d. Menunjukkan kesesuaian organisasi
dengan standar SMK3 dengan cara :

 Pernyataan sendiri bahwa organisasi telah memenuhi standar SMK3


 Memperoleh konfirmasi kesesuaian SMK3 oleh pihak ketiga yang memiliki
kepentingan dengan organisasi seperti pelanggan dan pemasok

 Mendapatkan konfirmasi tentang pernyataan sendiri oleh pihak eksternal organisasi


 Memperoleh sertifikasi / registrasi SMK3 oleh badan sertifikasi
OHSAS 18001:2007 adalah suatu standar internasional untuk Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja. Diterbitkan tahun 2007, menggantikan OHSAS 18001:1999, dan
dimaksudkan untuk mengelola aspek kesehatan dan keselamatan kerja (K3) daripada keamanan
produk.

Di lain pihak organisasi yang bergerak secara global, mungkin memerlukan pula pengakuan atas
kinerja K3 organisasi. Hal ini dapat diperoleh melalui sertifikat OHSAS 18001 yang telah
disepakati sebagai standar global untuk menilai kinerja K3 organisasi. Sesuai dengan ketentuan
yang berlaku, SMK3 organisasi tersebut harus memenuhi kriteria audit SMK3 (Depnaker) yang
ditetapkan untuk organisasi kecil, sedang dan besar karena bersifat perintah (mandatory).
Selanjutnya jika organisasi menginginkan sertifikasi SMK3 yang telah dijalankan, dapat
memperolehnya melalui proses audit oleh lemabga sertifikasi, salah satu di antaranya adalah
menggunakan standar OHSAS 18001.
Dengan demikian suatu organisasi yang telah mengembangkan dan menerapkan SMK3 dengan
baik, seharusnya akan memenuhi kriteria menurut SMK3 (Depnaker) maupun SMK3 lainnya,
seperti OHSAS 18001. (Ramli, 2010:51-53).
Salah satu persyaratan OHSAS 18001 adalah integrasi SMK3 dengan sistem manajemen
perusahaan. SMK3 harus menjadi bagian integral dari manajemen organisasi dan tidak terpisah
atau berdiri sendiri. SMK3 harus sejalan dengan visi dan misi organisasi serta mampu mendukung
proses bisnis. Proses bisnis dalam organisasi terdiri dari masukan proses dan keluaran. Sebagai
masukan (input) meliputi berbagai unsur produksi seperti bahan baku, manusia, metode, modal
dan sebagainya yang selanjutnya diproses dalam organisasi menjadi keluaran (output) yang
mencakup hasil produksi, keuntungan yang diperoleh organisasi, upah yang diterima sebagai
kompensasi prestasi serta kewajiban organisasi terhadap negara berupa pajak.
Untuk Kebijakan K3 terdapat pada klausul OHSAS 18001:2007 “OH&S POLICY”. Dalam
klausul tersebut persyaratan kebijakan K3 adalah memenuhi kriteria sebagai berikut ;
Kebijakan Harus :

 Sesuai dengan sifat/lingkungan dan skala risiko OH&S perusahaan.

 Terdapat komitmen untuk mencegah injury dan ill health dan perbaikan berkelanjutan
dalam manajemen dan kinerja K3.

 Terdapat komitmen untuk mematuhi peraturan perundangan OH&S dan persyaratan lain
yang berkaitan dengan K3.

 Terdapat kerangka kerja untuk menyusun dan meninjau sasaran (target) K3.

 Didokumentasikan, diimplementasikan dan dipelihara.

 Dikomunikasikan ke semua karyawan dengan maksud agar karyawan mengetahui


tanggung jawab mereka secara individu dalam OH&S.

 Tersedia untuk pihak yang berkepentingan.

 Di-review secara periodik untuk memastikan bahwa kebijakan tetap relevan dan sesuai
untuk organisasi.
Di Indonesia, dua sistem manajemen K3 (OHSAS 18001dan SMK3 PP No 50 Tahun 2012) ini
digunakan oleh berbagai organisasi maupun perusahaan. Dua standar tersebut memiliki persamaan
dan perbedaan pada elemen/prinsip yang ada didalamnya. Berikut tabel persamaannya.
Ketika kita melihat dari perspektif Regulasi/Perundang-undangan untuk perusahaan yang
menjalankan praktik bisnisnya di wilayah Indonesia, tentu saja SMK3 PP No.50 Tahun 2012
mendapatkan prioritas. Namun ada juga, perusahaan yang terlebih dahulu mengimplementasikan
OHSAS 18001:2007 karena ini merupakan salah satu persyaratan / mandatory dari customer dan
suppliernya. Lalu bagaimana jika perusahaan sudah implementasi OHSAS terlebih dahulu, apakah
juga memiliki keharusan untuk implementasi SMK3? bila perusahaan tersebut memenuhi
persyaratan wajib SMK3, maka tentu saja kewajiban itu harus dipenuhi, apalagi dalam klausul
4.3.2 OHSAS 18001:2007 Legal & Other Requirement, meminta kita untuk mengidentifikasi PP
K3 yg berlaku termasuk di negeri indonesia. Jadi SMK3 tetap menjadi wajib untuk diterapkan di
setiap perusahaan walaupun sudah OHSAS Certified.
Ketika perusahaan harus memilih mana yang harus diterapkan terlebih dahulu, mungkinada opsi
yang harus dipikirkan terkait motif dan tujuan sertifikasi, apakah untuk:
1. Memenuhi persyaratan / proses bisnis di tingkat global, seperti ekspor impor dimana
perusahaan dituntut untuk memiliki sertifikasi yang diakui secara global ketika
berhubungan dengan customer / supplier;
2. Memenuhi persyaratan yang lebih mengikat / bersifat wajib (perundangan) dari segi
wilayah dimana perusahaan beroperasi
ISO 45001
Peningkatan perdagangan global turut menghadirkan tantangan baru terkait kesehatan dan
keselamatan kerja. Hal ini mendorong kebutuhan standar internasional pada sistem manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja, yang akan digunakan sebagai tolok ukur global dan untuk
meningkatkan standar kesehatan dan keselamatan di tempat kerja. Dipublikasikan pada tanggal 12
Maret 2018, ISO 45001 bertujuan untuk membantu organisasi mewujudkan komitmen mereka
terhadap keselamatan di tempat kerja dan meningkatkan reputasi bisnisnya di hadapan pelanggan
dan karyawan.

Industri manufacture dan jasa juga telah betrkembang begitu cepat, tentu saja standard terkait
dengan kualitas barang dan jasa ikut berkembang, namun disisi lain dengan berkembangnya dunia
industri tersebut, dibarengi dengan angka kecelakaan kerja yang terus meningkat.

Menjawab permasalahan dalam perkembangan industri tersebut maka ISO menghadirkan satu
standard baru, yang khusus menangani permasalahan terkait dengan kesehatan dan keselamatan
karyawa.
Kegiatan organisasi dapat menimbulkan risiko cedera atau gangguan kesehatan, dan dapat
mengakibatkan gangguan serius bagi kesehatan, atau bahkan kematian. Oleh karena itu penting
bagi organisasi untuk menghilangkan atau meminimalkan resiko OH&S dengan mengambil
langkah-langkah pencegahan yang tepat. Sistem manajemen OH&S dapat menerjemahkan
mencegah insiden menjadi satu set sistematis dan berkelanjutan dari proses ( didukung oleh
penggunaan metode yang tepat dan alat-alat ) dan dapat memperkuat komitmen organisasi untuk
secara proaktif meningkatkan nya.
Hal ini logis bahwa mereka yang bekerja paling dekat dengan resiko OH&S akan memiliki
pengetahuan tentang hal itu. Dengan demikian, partisipasi pekerja dalam pembentukan,
pelaksanaan dan pemeliharaan sistem manajemen OH&S dapat memainkan peran penting dalam
memastikan bahwa risiko dikelola secara efektif. ISO 45001 menekankan perlunya partisipasi
pekerja dalam fungsi sistem pengelolaan pemerintah OH&S, serta mengharuskan organisasi
memastikan bahwa pekerja kompeten untuk melakukan tugas-tugas mereka ditugaskan aman.
Organisasi yang tersertifikasi OHSAS 18001 akan diberikan waktu selama tiga tahun untuk beralih
ke standar baru, yang akan menggunakan kerangka kerja yang dapat diterapkan di seluruh rantai
pasokan untuk menciptakan budaya yang sehat dan aman, yang akan meningkatkan kinerja
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Anda secara berkelanjutan. Standar kesehatan dan keselamatan
yang baru merupakan kesempatan bagi organisasi untuk menyelaraskan sistem manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja mereka dengan strategi bisnisnya, atau menerapkan sistem
manajemen kesehatan dan keselamatan dengan fokus pada peningkatan proses dan kinerja
Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
ISO 45001 adalah Standar Internasional yang menetapkan persyaratan untuk sistem manajemen
kesehatan dan keselamatan kerja (SMK3), dengan panduan untuk penggunaannya, untuk
memungkinkan organisasi secara proaktif meningkatkan kinerja SMK3 dalam mencegah cedera
dan kesehatan yang buruk.

ISO 45001 dikembangkan oleh ISO / PC 283, sebuah komite teknis yang terdiri dari para ahli dari
seluruh dunia. Komite ISO 45001 memastikan mereka mendapat umpan balik dari semua pihak
yang akan terpengaruh oleh ISO 45001. Mereka berusaha untuk mencapai keseimbangan antara
pemerintah, pengusaha dan pekerja, sehingga mereka meminta dan menerima rekomendasi tentang
siapa yang harus dilibatkan dalam proses pengembangan standar dari ketiga kelompok utama itu.
Delegasi dari tiga wilayah ini dinominasikan untuk mewakili kepentingan mereka dalam
pengembangan standar. Delegasi mewakili 85 negara.
Komite juga memiliki perwakilan hubungan eksternal dari : Organisasi Buruh Internasional,
Kongres Serikat Perdagangan Internasional, Organisasi Pengusaha Internasional dan lain-lain.
ISO 45001 dimaksudkan untuk diterapkan pada organisasi apa pun tanpa batasan ukuran, jenis dan
sifatnya. Semua persyaratannya dimaksudkan untuk diintegrasikan ke dalam proses manajemen
organisasi. ISO 45001 memungkinkan suatu organisasi, melalui sistem manajemen K3 nya, untuk
mengintegrasikan aspek-aspek lain dari kesehatan dan keselamatan, seperti kesehatan /
kesejahteraan pekerja; Namun, perlu dicatat bahwa sebuah organisasi diwajibkan atas persyaratan
hukum yang berlaku untuk juga menangani masalah tersebut.

ISO 45001 juga dapatt diartikan sebagai sebuah standar internasional baru untuk manajemen
kesehatan dan keselamatan kerja (K3 / OH&S), yang menjadi pengganti standar OHSAS 18001.
Lalu apa perbedaan diantara keduanya? ISO 45001 dirancang oleh Komite proyek ISO dan telah
dipublikasikan pada bulan Maret lalu ditahun 2018 ini. Beberapa perbedaan utama antara ISO
45001 dan OHSAS 18001 adalah sebagai berikut:

Perbedaan pertama berkaitan dengan struktur. ISO 45001 didasarkan pada ISO Guide 83 (“Annex
SL”) yang menetapkan struktur tingkat tinggi yang umum, teks dan istilah serta definisi
umum untuk sistem manajemen (misalnya ISO 9001 , ISO 14001, dll.). Struktur ini bertujuan
untuk memfasilitasi proses implementasi dan integrasi beberapa sistem manajemen secara
harmonis, terstruktur dan efisien.
Selain itu, dalam standar baru ada fokus yang kuat pada “konteks organisasi“. Pada ISO 45001,
organisasi seharusnya tidak hanya mempertimbangkan apa isu K3 yang secara langsung
berdampak pada mereka, akan tetapi juga melibatkan masyarakat lebih luas dan bagaimana kerja
mereka bisa juga berdampak pada komunitas di sekitarnya.

ISO 45001:2018 bertujuan untuk menurunkan angka kematian terkait pekerjaan yang diperkirakan
berjumlah 2,78 juta dan 374 juta kecelakaan kerja yang tidak fatal setiap tahunnya berdasarkan
data dari Organisasi Buruh Internasional (ILO), serta mendorong keterlibatan karyawan untuk
menghindari kecelakaan, penyakit akibat kerja, dan meningkatkan kebugaran.
Menurut perhitungan pada tahun 2017 oleh Organisasi Perburuhan Internasional (International
Labour Organization / ILO), 2,78 juta kecelakaan fatal terjadi pada pekerjaan tahunan. Ini berarti,
setiap hari, hampir 7 700 orang meninggal karena penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan
atau luka-luka. Selain itu, ada sekitar 374 juta cedera dan penyakit akibat kecelakaan kerja non-
fatal setiap tahun, banyak di antaranya mengakibatkan ketidakhadiran dalam pekerjaan. Ini
menggambarkan kondisi sederhana tentang tempat kerja modern – di mana para pekerja dapat
mengalami konsekuensi serius sebagai akibat dari “melakukan pekerjaan mereka”.
ISO 45001 berharap bisa mengubah itu semua. Standar ini menyediakan panduan yang efektif dan
bermanfaat bagi agen pemerintah, industri dan pemangku kepentingan yang terkena dampak
tersebut untuk memperbaiki keselamatan pekerja di negara-negara di seluruh dunia. Dengan
menggunakan kerangka kerja yang mudah digunakan, standar ini dapat diterapkan pada pabrik dan
fasilitas produksi yang ada dimanapun.
David Smith, ketua komite proyek ISO / PC 283 yang mengembangkan ISO 45001, percaya bahwa
Standar Internasional yang baru akan menjadi “game changer” yang sebenarnya bagi jutaan
pekerja: “Diharapkan ISO 45001 akan menghasilkan transformasi besar dalam praktik di tempat
kerja dan mengurangi korban tragis kecelakaan dan penyakit terkait pekerjaan di seluruh dunia.
“Standar baru ini akan membantu organisasi menyediakan lingkungan kerja yang aman dan sehat
bagi pekerja dan pengunjung dengan terus meningkatkan kinerja K3 mereka.
Smith menambahkan: “Penulis standar dunia telah berkumpul untuk menyediakan kerangka kerja
untuk tempat kerja yang lebih aman bagi semua, di sektor apa pun Anda bekerja dan di manapun
Anda bekerja di dunia.” Lebih dari 70 negara terlibat langsung dalam pembuatan dokumen
penting sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja ini, yang dikembangkan oleh ISO /
PC 283, dengan British Standards Institution (BSI) berfungsi sebagai sekretariat panitia.
Karena ISO 45001 dirancang untuk berintegrasi dengan standar sistem manajemen ISO lainnya,
hal ini memastikan tingkat kompatibilitas yang tinggi dengan versi baru dari ISO 9001
(manajemen mutu) dan ISO 14001 (manajemen lingkungan). Dengan demikian bisnis yang telah
menerapkan standar ISO akan menjadi lebih mudah jika mereka memutuskan untuk bekerja
menuju ISO 45001.

ISO 45001 cocok untuk semua organisasi dari berbagai ukuran, sektor, atau lokasi. Baik Anda
telah memiliki sistem manajemen kesehatan dan keselamatan yang ingin dialihkan ke ISO 45001
atau Anda baru akan menerapkan sistem untuk pertama kalinya, kami menyadari bahwa setiap
organisasi dan sistem manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja-nya memiliki keunikan
tersendiri. Dengan pengalaman selama lebih dari 30 tahun di bidang pelatihan, analisis
kesenjangan, penilaian dan sertifikasi, kami akan bekerja sama dengan Anda untuk memastikan
Anda mendapatkan dukungan yang tepat.
Beberapa organisasi yang menggunakan OHSAS 18001 mendelegasikan tanggung jawab
kesehatan dan keselamatan kerja pada manajer K3, ketimbang mengintegrasikannya dalam sistem
operasi organisasi. ISO 45001 menuntut penggabungan dari aspek kesehatan dan keselamatan
kerja dalam keseluruhan sistem manajemen organisasi, dengan demikian mendorong top
manajemen untuk memiliki peran kepemimpinan yang kuat terhadap sistem manajemen K3.

ISO 45001 berfokus pada mengidentifikasi dan mengendalikan risiko daripada bahaya,
sebagaimana dipersyaratkan dalam OHSAS 18001. ISO 45001 mempersyaratkan organisasi untuk
memperhitungkan bagaimana pemasok dan kontraktor mengelola resikonya. Dalam ISO 45001
beberapa konsep dasar yang berubah, seperti risiko, pekerja dan tempat kerja. Ada juga
istilah definisi baru seperti: monitoring, pengukuran, efektivitas, kinerja dan proses K3.
ISO 45001 dirancang untuk memperhitungkan lebih banyak faktor daripada OHSAS 18001.
Misalnya, ISO 45001 mengenali format lain untuk pengumpulan dan penyimpanan data – seperti
format digital untuk mengurangi dokumen. Di luar daripada kesehatan dan keselamatan kerja ,
ISO 45001 sebagai alat bantu manajemen guna memperkuat keseluruhan bisnis jika mereka
mengikutinya.
Tujuan dari ISO 45001 adalah menyediakan kerangka kerja untuk mengelola & pencegahan
kematian, cedera terkait pekerjaan dan kesehatan yang buruk. Sistem manajemen ini akan
mempersyaratkan untuk memperbaiki dan menyediakan tempat kerja yang aman dan sehat bagi
para pekerja dan pihak luar yang berada di bawah kendalinya.

ISO 45001 berfokus pada penilaian berkesinambungan terhadap peluang untuk mengurangi risiko.
ISO menggunakan istilah di seluruh standar sistem manajemen lain yang familiar dengan
pengguna – misalnya, istilah “persyaratan hukum” digunakan sebagai ganti “kewajiban
kepatuhan” karena mereka ingin memperjelas bahwa beberapa negara memiliki persyaratan
hukum untuk melakukan hal-hal tertentu.
Usaha kecil (UKM) benar-benar dapat mengadopsi 45001 bahkan jika mereka saat ini tidak
menerapkan OHSAS 18001.
ISO 45001 menjelaskan bahwa semua manajemen puncak memiliki peran dalam kesehatan dan
keselamatan.

Standar mengejar gagasan bahwa setiap karyawan memiliki peran dalam berpikir tentang
kesehatan dan keselamatan kerja. Misalnya, manajer pembelian harus memikirkan risiko sebelum
mereka menempatkan setiap pesanan peralatan yang akan digunakan oleh pekerja.

Standar ISO 45001 memberikan pendekatan yang sistematis dan komprehensif mengenai
kesehatan dan keselamatan berkaitan dengan pekerjaan. Ini menjawab banyak pertanyaan spesifik
tentang bagaimana mencegah cedera dan penyakit, daripada hanya berurusan ketika masalah
tersebut muncul.
Standar OH & S yang baru ini didasarkan pada elemen umum yang terdapat dalam semua standar
sistem manajemen ISO dan menggunakan model Plan-Do-Check-Act (PDCA) sederhana, yang
menyediakan kerangka kerja bagi organisasi untuk merencanakan apa yang harus mereka
lakukan untuk meminimalkan risiko bahaya. Langkah-langkah tersebut harus memperhatikan
masalah yang dapat menyebabkan masalah kesehatan dan ketidakhadiran dari pekerjaan untuk
jangka panjang, dan juga hal-hal yang dapat menimbulkan kecelakaan.
ISO 45001 akan menggantikan OHSAS 18001, referensi terdepan di dunia sebelumnya untuk
kesehatan dan keselamatan di tempat kerja. Organisasi yang sudah mendapatkan sertifikasi
OHSAS 18001 akan memiliki waktu tiga tahun untuk mematuhi standar ISO 45001 yang baru.
Semua tingkat organisasi dibahas dalam standar ini. Tidak hanya berlaku untuk satu karyawan atau
departemen, melainkan, ISO 45001 menawarkan pedoman untuk seluruh tingkatan organisasi,
terutama para pembuat keputusan dan kepemimpinan.
Daripada menawarkan APD (alat pelindung diri) dan menggantung tanda keselamatan, standar ini
bertujuan untuk menjadi lebih “di depan” sebelum terjadi masalah.
Contoh disampaikan dalam video tentang kelebihan kebisingan. Meskipun banyak rekomendasi
mungkin hanya menawarkan APD kepada pekerja berkaitan dengan kebisingan, standar ini
mengilustrasikan cara bekerja untuk menentukan kebisingan, mengukurnya, dan cara
memitigasinya, bukan hanya memberikan perlindungan telinga.
APD bukan fondasi standar keselamatan. Standar membantu organisasi menciptakan lingkungan
yang tidak memerlukan APD sebagai yang pertama. Dengan kata lain, APD adalah pilihan
terakhir.
Ada banyak manfaat untuk mengikuti atau disertifikasi ISO 45001. Ini termasuk peningkatan
kinerja secara menyeluruh, kerjasama yang lebih baik di antara karyawan dan manajer, lebih
menghargai di antara jajaran pekerja dan manajemen, biaya asuransi berkurang, dan pergantian
pekerja yang lebih sedikit.

Di beberapa negara, standar ini membantu memastikan persyaratan hukum terpenuhi. Ini dapat
mengurangi tekanan suatu organisasi dari pengawas ketenagakerjaan atau pemerintah. Dan pada
akhirnya, memenuhi kepuasan pelanggan atau permintaan bahwa mitra mereka memiliki sistem
untuk melindungi karyawan.
Dalam mengembangkan ISO 45001, komite memastikan kompatibel dengan Lampiran SL yang
merupakan kerangka yang digunakan oleh ISO 9001, ISO 14001 dan ISO 27001. Terminologi
umum yang digunakan pada semua standar sehingga lebih mudah untuk menyelaraskan ISO 45001
dengan ISO 9001. Bagi perusahaan yang menggunakan kedua standar ini, akan menjadi
perusahaan yang lebih kuat, lebih baik, lebih tinggi dan lebih aman.

Perusahaan yang saat ini menggunakan OHSAS 18001 perlu untuk bermigrasi ke ISO 45001
dalam waktu tiga tahun. Tiga tahun adalah periode standar waktu yang digunakan ISO untuk
memberikan pemegang standar untuk meng-upgrade ke standar yang baru diterbitkan. Semua
sertifikasi atas dasar standar ISO 45001.

Meskipun terdapat beberapa perubahan, tujuan keseluruhan ISO 45001 tetap sama seperti OHSAS
18001, yaitu untuk mengurangi risiko yang tidak dapat diterima dan memastikan keselamatan dan
kesejahteraan semua orang yang terlibat dalam kegiatan organisasi.

Manfaat dari penerapan iso 45001 bagi perusahaan adalah :


 perusahaan dapat membangun proses yang sistematis untuk mengurangi angka kecelakaan
kerja dan dapat memperhitungkan risiko dan bahaya, serta persyaratan hukum dan lainnya
terkait dengan sistem manajemen K3.
 menentukan bahaya dan risiko yangberhubungan dengan kegiatannya dan berusaha untuk
menghilangkan risiko dan bahaya tersebut.

 membangun pengendalian operasional untuk mengelola risiko dan bahaya, dan aspek
hukum dan peraturan terkait dengan smk3
 meningkatkan kesadaran mengenai risiko dan bahaya dalam lingkungan perusahaan.

 mengevaluasi kinerja Sistem Manajemen K3 dan berusaha untuk memperbaikinya secara


terus-menerus.
 pekerja memastikan mengambil peran aktif dalam hal SMK3 Dalam kombinasi langkah-
langkah yang akan memastikan bahwa reputasi organisasi sebagai tempat yang aman untuk
 kerja akan dipromosikan.

Dengan menerapkan ISO 45001 organisasi anda akan dapat :


 Meminimalkan terjadinya cedera, sakit dan kematian yang berhubungan dengan pekerjaan
 Menghilangkan atau meminimalkan risiko K3
 Meningkatkan kinerja dan efektivitas K3
 Melindungi dan meningkatkan reputasi organisasi
 Meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundangan saat ini
Daftar Pustaka :
 https://www.researchgate.net/publication/334248894_Strategi_Penerapan_Sistem_Manaj
emen_Kesehatan_dan_Keselamatan_Kerja
 http://eprints.uny.ac.id/44253/1/Eko%20Wibowo%20saputro%2015.pdf
 OHSAS 18001 : 2007, Sistem Managemen Dan Keselamatan Kerja (Occupational Health
And Safety Management System) diterjemahkan oleh Jack Matatula
https://nuruddinmh.files.wordpress.com/2013/08/ohsas-18001-2007-dual-language.pdf
 Suardi, Rudi. 2007. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : PPM
Suharto, Imam. 1997. Manajemen Proyek dari Konseptual Sampai Oprasional. Erlangga
 http://103.10.105.67/index.php/jpsl/article/view/23553
 http://ojs.akamigasbalongan.ac.id/index.php/jurnal-migasian/article/view/27
 https://www.researchgate.net/publication/326462768_9_PENERAPAN_SISTEM_MANAJEMEN_
KESELAMATAN_DAN_KESEHATAN_KERJA_OHSAS_18001_2007_Jurnal_Teknik_Industri_HEURIS
TIC_Vol_12_No_1_Surabaya_April_2015_ISSN_1693-8232
 https://isoindonesiacenter.com/antara-ohsas-dan-smk3/
 https://www.kaskus.co.id/thread/57c52d7bddd7706b2d8b4569/pengertian-dari-ohsas-18001/
 https://www.academia.edu/7506633/Sekilas_Tentang_OHSAS_18001
 https://medium.com/@biayakonsultaniso26/apa-komponen-standar-ohsas-18001-mengapa-
ohsas-18001-sangat-penting-untuk-organisasi-da3a6bed038f
 https://pamasertifikasi.co.id/home/2018/02/08/apa-pengertian-dari-ohsas-18001/
 http://dewihardiningtyas.lecture.ub.ac.id/files/2012/09/P5-K3-OHSAS.pdf
 https://isoindonesiacenter.com/iso-45001-semua-yang-perlu-anda-ketahui/
 https://sertifikat-iso.com/manfaat-penerapan-iso-45001-bagi-perusahaan
 http://icsm.co.id/2017/07/28/perbedaan-iso-45001-dan-ohsas-18001/

Anda mungkin juga menyukai